Tumgik
#melayat
realitajayasaktigroup · 2 months
Text
Berbelasungkawa, Bupati dan Wabup Melayat ke Rumah Duka Almarhumah Heny Bakari
Rekonfunews.com, Pohuwato – Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, dan Wakil Bupati, Suharsi Igirisa, turut menghadiri sekaligus melepas jenazah almarhumah, Heny Mani Bakari, SKM, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Dinas Kesehatan, Kabupaten Pohuwato sebagai Kepala Bidang (Kabid) Kesmas. Upacara pelepasan jenazah berlangsung khidmat di rumah duka yang berada di Kelurahan Siduan,…
0 notes
syspro1 · 2 years
Photo
Tumblr media
Mourning . Southeast Aceh, 27-29 May 2021 . Pagi ini ku terima kabar duka dari sahabat ku, Dr. M. Duka yang membawa kesedihan karena ibu (tiri) dari sahabat ku meninggal karena sakit. Ibu Ida Sofiana, seseorang yang belum lama ku kenal namun sangat berkesan dan terasa dekat . Setiap kali aku datang untuk menemui sahabat ku atau ayahnya, Kamandeski, ibu sangat ramah menyambut ku di teras rumahnya. Biasanya ibu lah yang selalu menemani ku berbincang sambil bermain bersama cucunya. Aku masih ingat sehari sebelum hari raya, ibu meminta ku datang ke rumah untuk merayakan lebaran bersama: " Terserah Nak Sulis mau datang kapan, hari pertama atau kedua juga boleh. Nanti ibu siapkan ketupat khas Jawa. Jangan ga datang loh, nanti ibu tunggu" . Sedihnya, aku memutuskan tidak datang karena perasaan malu. Mereka keluarga besar yang berada dan sangat dikenal di kota ini, sementara aku hanyalah pendatang dari negeri nun jauh di seberang. Ibu sebenarnya juga asli Jateng, makanya tidak canggung sesama suku. Namun aku sudah mengabari ibu dan meminta maaf tidak bisa datang di hari dan libur lebaran. Ibu pun memaklumi dan meminta ku untuk datang ke rumah kapan pun senggang dan mengabarinya. Ibu akan menyiapkan masakan khas Jawa untuk ku makan bersama di rumahnya. Sayangnya, ibu sudah pergi lebih dulu . Di hari kepergiannya, aku bergegas ijin meninggalkan kantor untuk takziah, mengantarnya ke liang kubur, hingga tuntas prosesi pemakaman. Dalam 3 hari takziah, aku datang 2 kali dan menikmati hidangan yang disajikan keluarganya untuk sedekah ibu. Aku memakan semuanya dengan lahap seolah-olah ini masakan yang ibu janjikan untuk ku, dengan setetes air mata mengingat semua perhatian dan kebaikan ibu kepada ku . #southeastaceh #agara #aceh #mourning #berkabung #dukacita #melayat #takziah https://www.instagram.com/p/CmRoicWS4DD/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
tvpapua-blog · 9 months
Text
Kapolresta : Truck untuk Antar Rombongan yang Pulang Melayat Tergelincir dan Terbakar, Bukan Dibakar
Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol. Dr. Victor D. Mackbon, S.H., S.IK., M.H., M.Si/ Istimewa tvpapua.com, Jayapura, 29/12 Jayapura – Salah satu truck yang digunakan untuk memfasilitasi rombongan pengantar jenazah Mantan Gubernur Papua Almarhum Bapak Lukas Enembe balik ke rumah masing-masing tergelincir dan terbakar karena adanya gesekan bertempat di jalan masuk kediaman Almarhum Koya Tengah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
gooselacom · 2 years
Text
Pengurus PWPSU Melayat ke Rumah Duka Sampaikan Ucapan Turut Berdukacita
Pengurus PWPSU Melayat ke Rumah Duka Sampaikan Ucapan Turut Berdukacita
Medan, Goosela.com – Ketua Persatuan Wartawan Polda Sumatera utara (PWPSU) Burju Simatupang ST, bersama pengurus PWPSU melayat Almarhum Hj.SAMIATUN Binti SAJI Ibu Mertua AKBP Dr Irwansyah, SH. M.Si. di rumah duka, Jalan Sari, Gang Teratai, Marindal, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (17/11/2022). Dalam kunjungan ke rumah duka tersebut, turut hadir mendampingi Ketua PWPSU, Sekretaris Ali Tiopan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
milaalkhansah · 7 days
Text
Pagi ini gue buka Instagram dan yang pertama kali muncul di timeline gue adalah informasi bahwa salah satu following gue meninggal dunia, setelah berapa lama berjuang dengan cancer. Postingan itu diunggah oleh suaminya. Sedangkan beberapa hari yang lalu bapak seorang kenalan gue juga meninggal setelah berapa waktu dirawat karena sakit.
Suami following gue itu aktif membagikan kisah perjuangan istrinya selama mengidap cancer juga membagikan perasaan betapa dia sangat mencintai istrinya itu. Hal yang berbeda tampak di rumah duka kenalan gue. Waktu itu gue pergi melayat, cuman ada keluarga dan juga beberapa tetangga, mungkin karena gua datang masih agak pagian. Gak ada suara tangis sama sekali, yang bikin gue terheran-heran. Beberapa orang sedang nampak asik bercerita sambil ketawa dan juga bermain handphone. Bahkan saat gue datang pertama kali dan langsung masuk ke dapur buat temuin kenalan gue itu mereka lagi makan rame-rame dan sempat nawarin gue buat ikut makan. Gue menolak lalu keluar dan duduk di depan mayat yang sudah ditutupi kain. Gue termenung lama, ngebayangin diri gue yang terbaring di situ sambil berpikir, "apa nanti kalau gue meninggal juga, orang-orang akan seenggak peduli ini?"
Gue nggak tahu mereka begitu karena saking tegarnya, emang sudah benar-benar ikhlas ngelepasin si mayit karena setelah dua tahun dirawat karena sakit dan gak ada peningkatan yang signifikan mereka agaknya sudah paham bahwa akhirnya memang akan seperti itu dan umur bapak itu emang udah lumayan sepuh. Atau memang sesederhana gak banyak memori baik yang bisa mereka kenang dan membuat mereka meneteskan air mata? Entahlah...
Tiga bulan terakhir ini gue jalani dengan pikiran yang bekerja seperti mesin rongsokan. Setiap hari gue cuman berpikir mati, mati, dan mati. Otak gue cuman diisi:
"gue kayaknya lebih baik mati deh,"
"ya Allah gue udah gak punya alasan pengen hidup lebih lama lagi"
"kalau gue mati sepertinya gue gak perlu semenderita ini"
Dan berbagai pikiran lain yang intinya kurang lebih sama: gue gak lagi menganggap kehidupan gue seberharga itu untuk dijalani lebih lama.
Hal itu diperparah karena gua tiap hari semakin kesulitan untuk tidur. Sehari gue cuman bisa tidur yang benar-benar tidur tuh 1-2 jam. Selebihnya gue cuman bolak-balik badan dengan pikiran yang bising. Gue capek. Bener-bener capek. Gue masih menahan diri untuk gak mengonsumsi obat tidur karena takut jadi ketergantungan dan takut sama pikiran gue yang malah menjadikan obat tidur itu untuk keperluan lain.
Gue kemarin sempat deactivate IG sebulan lebih. Sebenarnya pengennya sampai tiga bulan. Tapi gue kangen banget chattan sama teman-teman gue. Akhirnya gue reactivate dan gue emang sebahagia itu melihat kabar mereka, bertukar pesan dan saling melemparkan candaan. Gue sempat berpikir, "gue gak mau hiatus terus," "gue juga pengen ketemu orang, pengen ngobrol". Tapi gimana yaa, susah dijelasin sih gue sebenernya maunya apa. Seperti yang gue bilang di awal, pikiran gue akhir-akhir ini tuh udah kek mesin rongsokan, kadang masih bisa dipake tapi selebihnya emang sering eror.
Terus tuh hari Sabtu lalu, setelah menolak bertemu dan mengisolasi diri, gue akhirnya memutuskan buat keluar. Ketemu orang-orang dan ngobrol banyak. Kebetulan kemarin ada pertemuan klub buku gitu, dan beberapa orang yang sering datang gue kenal baik dan cukup nyaman bertemu dengan mereka.
Gue datang cukup awal. Disambut ramah dan cukup hangat sama Kak Amaya. Kami berbagi pelukan dan bertukar kabar masing-masing. Kak Amaya ini pendiri klub buku itu. Salah satu orang yang membuat gue merasa nyaman bicara dengan beliau dan juga sosok idola gue secara diam-diam xixi. Kak Amaya masih semenakjubkan yang terakhir gue ingat. Dengan sikap tenang, tutur kata yang jelas, dan juga binar mata yang mampu membuat orang merasa nyaman. Namun salah satu hal yang gue notice beliau makin kurus.
Kami lalu duduk bersebelahan. Gue memutuskan buat diam karena gak tau mau ngomong apa lagi dan memilih mengedarkan pandangan. Cukup banyak 'wajah baru' yang gue lihat hari itu. Kak Amaya membuka obrolan dengan seorang perempuan di sebelah kiri beliau. Obrolan yang membuat gue cukup tertegun.
🧕: Kak Amaya
🧑‍🦰: perempuan yang diajak ngobrol
🧕: "Kamu ke dokter mana?"
🧑‍🦰: "Aku pertama sempat ke dok Hardi Kak, tapi karena gak cocok aku cari dokter lain."
🧕: "loh, aku malah ke dokter Hardi sekarang karena ngerasa cocok. Gak cocok gimana maksudnya?"
🧑‍🦰: "iya tuh dulu aku dikasih obat gitu buat penenang dan obat tidur gitu. Sedangkan masalahnya tuh aku bukan gak bisa tidur tapi jadi keseringan tidur,"
🧕: "emang sih pada cocok-cocokkan gitu. Eh btw case-mu sama loh kayak aku, terus diagnosisnya apa?"
🧑‍🦰: "kata dokternya aku bipolar. Tapi masih diagnosis sementara sih..."
Mendengar itu gue mulai nggeh sama apa yang sedang mereka bicarain. Gue memperhatikan Kak Amaya dan jadi termenung sendiri, "apa sosok yang menginspirasi itu selalu datang dari orang-orang dengan hidup yang tak mudah seperti ini?"
Melihat Kak Amaya gue jadi merasa malu sama diri gue sendiri. Di satu sisi gue cukup kaget melihat mereka berbicara di depan banyak orang tentang topik yang lumayan sensitif. Dan kalau gua jadi mereka, jujur gue belum bisa seterbuka itu untuk berbagi tanpa ada pemikiran orang-orang akan menganggap gue caper atau terlalu lebay aja.
Tahun 2024 tinggal 4 bulan lagi. Kadang ya gue merasa waktu berjalan selambat dan secepat itu di saat yang bersamaan. Tahun demi tahun gak pernah ada yang mudah buat gue jalani. Beberapa masalah dari tahun-tahun sebelumnya masih gue bawa hingga di tahun ini.
Orang pernah bilang bahwa itu tanda gue masih belum lulus ujian. Ujiannya masih sama dan masih di situ-situ aja berarti emang masih perlu diuji lagi. Sampe lulus. Sampe dapat skor yang sempurna. Sampe gak perlu remedial lagi. Tapi kalau kita mau merhatiin lebih jauh, ujian yang sama yang terus menerus kita jalani membuat kita banyak berubah. Hal yang kita hadapi mungkin selalu sama. Tapi diri kita dari satu ujian ke ujian yang lain pasti sudah banyak berubah. Meskipun belum benar-benar lulus, kita jadi lebih tahu mana yang harus kita perbaiki, tingkatkan dan benahi lagi. Ibarat sedang ujian semester, setiap orang diuji dengan pengetahuannya masing-masing. Dengan 'kelasnya' masing-masing. Orang yang gak tahu sama sekali sudah tentu gagal dan disuruh mengulang, sedangkan orang yangsudah lebih paham akan disuruh untuk memperbaiki agar mendapatkan nilai yang lebih baik lagi.
Nanti kalau ujiannya udah ganti, gak di situ lagi, dan malah jadi lebih berat, berarti kita udah lulus dari ujian sebelumnya. Tingkat/kelas kita naik, jadi ujiannya udah mulai beda lagi.
Gitu terus pokoknya sampai mati.
Jadi kalau misal tiba-tiba kepikiran "kok ujiannya ini-ini mulu?" Jangan langsung nyalahin Tuhan kok kayak gak punya ujian yang lain aja. Tapi coba tanya ke diri sendiri, "apa yang masih salah dan butuh diperbaiki dari diriku saat ini yang membuat ujian ini bisa segera kuselesaikan?"
Terbentur terbentur terbentuk
Gitu kan kata orang-orang bijak?
Lagian, ujian yang seberat itu untuk kita jalani, nggak mungkin hadiahnya cuman kipas angin/magic com. Kan?
10 notes · View notes
makarimanaily · 1 year
Text
alhamdulillah akhirnya aku pulang juga ke rumah sendiri, pak. jadi bisa lebih leluasa kalau kadang suka mendadak nangis nggak kekontrol rindu bapak. malu kan, pak. kalau dekat ibuk, mbak atau adik musti nangis-nangis. nanti malah nambah-nambah mereka sedih.
dan benar saja, pak. rinduku ini emang enggak tahu diri bgt. suka mendadak datang tanpa aba-aba. jadi ya, suka enggak sadar kalau air mata suka ngalir mendadak gitu aja. ya gimana ya, pak. aku tuh sudah berusaha keras menahan, tapi malah tercekat dan akhirnya nangis lagi, nangis lagi.
tahu enggak sih, pak. tiga minggu nemenin ibuk di rumah setelah kepergian bapak, sampai aku tinggal pulang pun, aku masih sering mendapati ibuk diam-diam sesenggukan kalau habis salat. nangisin bapak. bapak memang sangat berarti untuk ibuk.
tapi bapak tahu, kan. kalau ibuk itu wanita kuat, perkasa dan mandiri sejak dulu? kalau untuk sekarang, ibuk hanya butuh disembuhkan oleh waktu. ibuk hanya masih terguncang saja kehilangan bapak semendadak ini. lagian, siapa sih yang hatinya enggak berantakan ditinggalkan kekasih hidup selamanya, pak?
yang tadinya kemana-mana berdua, tiba-tiba enggak ada. tiba-tiba sekarang sendiri. itu pasti sakit banget!
tapi memang ibuk itu orangnya suka sok kuat dari dulu. di depan anaknya aja kayak enggak pernah menangis. tapi suka sering kepergok nangisin bapak. padahal kalau pengen nangis di depan anak-anaknya juga enggak apa-apa. nangis mah nangis aja. supaya lega. lagian, nangis itu bukan tanda lemah kok. tapi tanda seseorang kuat. karena air mata itu, tanda kekuatan. iya kan, pak.
kadang masih belum percaya bapak pergi secepat dan semendadak itu. aku seringkali memaksa diri sendiri untuk percaya kalau bapak cuma pergi ke luar kota. tapi kok ya ndak pulang-pulang. ternyata bapak sudah pulang ke Allah.
btw salamin Allah ya pak. bilangin. aku jadi saksinya, kalau bapak itu bapak yang sangat sayaaaaaaanggggggggg kepada anak-anaknya. bapak rela mengorbankan apapun demi anak-anaknya. bapak bahkan sampai mengorbankan harga diri demi menempati garda terdepan untuk melindungi anak-anaknya. sampai bahkan detik bapak menghembuskan nafas terakhir. jadiiii yaaa, bapak pantas bgt mendapatkan kenikmatan-kenikmatan di alam kubur sana.
maaf ya pak, selama hidup, aku banyak sekali salahnya ke bapak. rasanya hatiku seperti dicabik pisau, menyadari bahwa aku menjadi satu-satunya anak yang enggak bisa mendampingi bapak di detik-detik kepergian bapak. rasanya seperti luka segar yang disirami perasan jeruk purut. perih tak terkira.
niatnya pulang ke blora supaya bapak semangat untuk bertahan, tapi waktu aku masih di jalan, bapak sudah enggak ada. aku pun baru tahu kalau bapak sudah enggak ada itu ya pas sampai rumah. tubuhku rasanya mendadak melayang saat itu.
sekali lagi, bapak orang baik. baiiiiikkkkk banget. Allah sendiri kan yang ngasih tanda. karena pertama, bapak meninggal di hari jumat. kedua, bapak meninggal di bulan muharrom, bulan yang mulia. ketiga, ternyata banyak sekali yang melayat untuk bapak. sampai bahkan saudara-saudara saja heran karena yang datang untuk bapak membludak. alias, buanyakkkkkkk sekali yang sayang kepada bapak. aku bersyukur sekali punya bapak seperti bapak❤️❤️❤️❤️❤️
we love you, God bless you, pak. semoga rumah bapak yang sekarang, menjadi taman syurga yang selalu terang. bahagia di sana, pak.
*bapak jangan heran kalau besok-besok aku suka cerita-cerita panjang gini ya, pak. hehehehehehe.
49 notes · View notes
sabaryangindah · 1 year
Text
Ketika melayat atau menjenguk orang sakit, ucapkanlah perkataan yang baik-baik
Dari Ummu Salamah radhiallahu'anha, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
إذا حَضَرْتُمُ المَرِيضَ، أوِ المَيِّتَ، فَقُولوا خَيْرًا، فإنَّ المَلائِكَةَ يُؤَمِّنُونَ علَى ما تَقُولونَ، قالَتْ: فَلَمَّا ماتَ أبو سَلَمَةَ أتَيْتُ النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ، فَقُلتُ: يا رَسولَ اللهِ، إنَّ أبا سَلَمَةَ قدْ ماتَ، قالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لي ولَهُ، وأَعْقِبْنِي منه عُقْبَى حَسَنَةً، قالَتْ: فَقُلتُ، فأعْقَبَنِي اللَّهُ مَن هو خَيْرٌ لي منه مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ
"Jika kalian menjenguk orang sakit atau melayat orang meninggal, maka ucapkanlah perkataan yang baik-baik. Karena Malaikat mengamini ucapan-ucapan yang kalian katakan (ketika itu)".
Ummu Salamah mengatakan: ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam, dan aku katakan: "wahai Rasulullah, Abu Salamah telah wafat".
Maka beliau mengatakan: "Hendaknya engkau mengatakan: Ya Allaah ampunilah dosaku dan dosanya (Abu Salamah), dan berilah ganti kepadaku dengan yang lebih baik".
Maka aku (Ummu Salamah) pun ucapkan doa tersebut. Dan ternyata Allaah memberikanku ganti (berupa suami) yang lebih baik (dari Abu Salamah) yaitu Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam.
HR. Muslim no. 919
8 notes · View notes
lamyaasfaraini · 11 months
Text
D-day Manasik Haji!
Hari sabtu jadwal manasik haji. Baru bangun tidur, dapet kabar uwa aku meninggal dunia (kaka ipar bapak, suaminya kaka ke 2). Rasanya campur aduk sedih bgt tp aku gabisa ke tasik, bapak ibu udah duluan kesana karena emg niatnya mau nengok sakit taunya ngga keburu. Ya Allah, Pa Jaja.. Allahumagfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu. Tenang disana ya pa, semoga ditempatkan disurganya Allah. Terakhir ktemu berarti di cibubur wkt famgath. Memang bapak paling sepuh usianya udah diatas 80an, 86thn kalogsalah. Blio kesayangan cucu2nya, suka melucu bikin cucu2nya pgn deket terus. Maafin kita belom sempat melayat kesana :(
Pergi dari rumah mertua mesti spare wkt lebih pagi krn ngga sedeket dari rumah. Set8 udah pergi eeh taunya cpt jg nyampe sekolah dan masih sepi haha. Skrg ditemenin suami dong, kapan lg ada kegiatan anak dibarengi ayahnya. Alhamdulillah.. Tadi jg papa2nya beberapa pada mendampingi, ada yg nunggu aja di depan gerbang, ada yg jd fotografer, ada yg liatin aja dr jauh.
Emak2 dadakan nyiapin bingkisan cemilan buat anak2, 2 motor 4 emak2 termasuk aku haha. Belanja weh ke grosiran langganan di ciroyom dkt stasiun andir, satset cepet bgt, dibungkus jg bala bantuan bnyk termasuk bapak2nya, alhamdulillah slesei skejap mata bila bekerja sama wkwk. Sisanya yaa ngikutin aja anak2 seru bgt. Nemo jg baru tau apa itu ka'bah, air zamzam, lempar jumroh dll. Alhamdulillah paaji buaji mabrur! Mudah2an nanti mah kita betulan ke mekkah sana yaa sama2 sekeluarga aamiin yarabbalalamiinn.
Foto2 selama manasik..
Sebelum mulai. Finished.
Tumblr media Tumblr media
Tim hore yg kurang lengkap foto2 dulu, disuruh pake kerudung biru katanya. Biar sama kaya sendal anak2 kelas A1 warna biru. She up~
Tumblr media
Dlm 1 kelas ini, mama zen kaka kelas SMA ku setahun diatasku, mama kinaan temen SMA ku satu angkatan. Bdg sempet selebar daun kelor memang haha. Zen anak ke 2 dari 3 bersaudara. Nemo dan kinaan msh jadi anak tunggal hehehe.
Alhamdulillah ada ayah mendampingi, sampe on frame jg. 1 lg itu papa cheryl si selalu hadir anter jemput cheryl krn mamanya kerja, papanya lebih fleksibel kerjanya katanya selalu siang. Ngeblend bgt sama emak2 A1, pernah ikut rapat jg haha.
Tumblr media
Alhamdulillah beres dibagi2 makanan, ayam richeese yg kejunya nemo suka.. Bingkisan snack jg dibagiin
Tumblr media
Fiuh rebes jg..
Kegiatan apalagi next, lelah sbg ortu tiap ada kegiatan tp anak2 happy hehehe
3 notes · View notes
segudangpikiran · 1 year
Text
Aku merasa lelah saja dari penghujung Agustus sampai penghujung September di tahun ini karena energi dalam jiwaku cukup banyak terkuras. Diriku telah tiga kali pergi melayat selama 1 bulan ini. Sebuah bulan yang diawali musim gugur dan banyak sekali daun-daun jatuh berguguran sampai menyayat hati. Yang paling menyakitkan adalah kepergian sahabatku di dunia kerja yang membuat hari itu aku melayat ke rumahnya hingga sampai mengikuti proses pemakamannya. Selain itu, bokap tetanggaku juga telah pergi dan omanya temanku juga sudah pergi.
Ini bukan berarti aku mengeluh. Sama sekali tidak, ini bukan tentang persoalan itu. Banyak energi yang bercampur aduk ketika berada di rumah duka bahkan di tempat pemakaman. Energi-energi itulah yang berbenturan dengan diriku. Awalnya aku dalam kondisi baik, pada akhirnya membuat diriku merasa lelah dan butuh istirahat. Itulah mengapa aku kadang-kadang saja membuat sebuah tulisan dan butuh healing bahkan refreshing. Semoga di bulan-bulan berikutnya selalu diberkahi dengan kesehatan, kekuatan, kedamaian dan kebahagiaan.
6 notes · View notes
terasenjas-blog · 1 year
Text
Selamat dan maaf denganku perayaan lahir Mu tak pernah layak,
dan semoga selamat tanpa iming-iming kesempatan yang bersepakat,
tanpa iming-iming berbagi letak tahi lalat,
tanpa iming-iming melayat hikayat hingga kalimat jari tengah berubah menjadi kosa kata paling nikmat.
Selamat semoga kau dan dia memang bertemu di belikat.
3 notes · View notes
nulasnulis · 2 years
Text
Yang Hilang Tak Tergantikan
: Kepada Syeikh Qardhawi
Via Ajeng
Hujan pun jatuh siang ini
Matahari sendu, pepohonan sendu
Jalan pulang bagi penerangan yang hilang
Menyisakan detik yang duka di dada semesta
Angin gawat bagi bumi melayat kepergianmu
Menuliskan dingin pada daun, pada umat yang resah
Mengalirkan pedih pada tanah basah
Yang resah, umat yang kehilangan arah
Kehilangan pengarah
Gerimis tak habis-habis, berduyun-duyun turun di pemakaman
Memandangimu menuntaskan hayat
Membayangkan zaman yang asing
Peradaban yang bising
Di tengah hikayat tentangmu
Betapa ngeri berjalan tanpa penerangan
Rintik pun usai, menyudahi sedih
Sejenak ia pun pamit setelah mengantarmu pulang
Menyegerakan temu yang panjang
Melunaskan rindu yang dendam
Di penghujung ini, kematian serupa jembatan
Penghubung kekasih dengan pecinta
Maka kurasakan detik makin tergesa
Seolah mengerti tentang perjumpaan,
Menepi dari dunia yang pengap dan fana
Di hari-hari depan, angin resah masih akan datang
Gerimis akan berulang,
Sementara kemarau adalah kelalaian
Musim yang menjadikan semangat sekarat
Dalam resah yang teramat, hati kita mengingat sungguh
Di tanah yang basah, tunas baru haruslah tumbuh
Meski akarnya tak serupa semula
Meski buahnya masih selalu semoga
Mautul alim, mautul alam
Kematian seorang alim adalah kematian semesta alam
~tahun kedukaan
4 notes · View notes
jalan-setapak · 16 days
Text
Menjadi Orang Dewasa
Dulu sekali waktu ibuku meninggal, banyak sekali orang orang datang kerumahku. Termasuk guru guru dari sekolahku dan wali kelasku. Mereka yang datang menangis tersedu sedu sambil memeluki kami, aku dan 2 saudaraku yang lain. Termasuk para tetangga, dan rekan kerja ibuku yang sebagian tidak ku kenal. Sampai beberapa tahun yang lalu aku masih sering bertanya tanya jika memutar kembali kejadian itu. “Mengapa mereka menangis seperti itu? Terlihat sedih sekali, mengapa wajah mereka terlihat lebih sedih daripada aku dan saudaraku?”
Kami bahkan masih bisa bermain dan tersenyum senyum jika ada yang berusaha menghibur kami disamping almarhum ibu kami yang belum dimakamkan. Pada saat itu memang lebih besar suasana duka karena memang kami sekeluarga sedang berduka. Tapi beberapa orang yang datang berusaha sebisa mungkin untuk ajak kami bermain. Yang tersimpan di ingatanku hari itu adalah dimana kami menangis, bermain, tersenyum senyum, tidur, kemudian menangis lagi setiap ada orang melayat sambil tersedu sedu. Besok besoknya saudara saudaraku mengajak kami jalan-jalan. Aku dan saudaraku yang sekolah di satu tempat yang sama, libur untuk waktu yang lumayan lama.
Saat ini umurku hampir kepala 3, aku masih mengingat kejadian itu dengan jelas. Pertanyaan pertanyaan itu akhirnya sudah mulai terjawab. Ternyata orang dewasa itu dibentuk dari kumpulan kumpulan kejadian yang terjadi dalam hidup mereka. Kenapa mereka yang datang saat ibuku meninggal menangis tersedu sedu? padahal seingatku mereka juga tidak dekat dengan ibuku. Tidak setiap hari ditemuinya. Barangkali setelah beberapa bulan lagi mereka juga lupa ibuku pernah ada. Sedikit sekali pengalaman hidup anak kecil ini dulu, bahkan tak pernah terpikirkannya bahwa orang- orang yang menangis bukan hanya berarti mereka semuanya peduli atau tidak peduli, sayang atau tidak sayang. Tapi karena momen berduka itu lah yang membuat mereka sedih. Bisajadi ada yang memang peduli dan sayang dengan kami, seperti wali kelas kakakku yang setelah ibuku meninggal beliau masih menjalin hubungan yang dekat dengan bapakku sampai akhirnya beberapa tahun setelahnya kami harus pindah keluar pulau. Bisajadi mereka menangis karena mereka juga pernah kehilangan orang terdekat mereka, dan kehilangan orang terkasih jelas akan dibarengi dengan kesedihan yang luar biasa. Bisajadi juga teringat anak anak mereka sendiri, dan membayangkan di posisi yang sama. Bisajadi mereka juga mengasihani kami karena ternyata pilunya kehilangan bertahan lama sekali.
Menjalani hidup 1 tahun saja banyak sekali hal yang terlewati. Kalau di beberapa buku yang ku baca 40 hari saja sudah cukup untuk merubah kebiasaan seseorang. Bayangkan orang dewasa yang sudah hidup lebih dari 3 dekade. Emosi mereka mungkin banyak sekali bentuknya. Kompleks. Kalau kata orang orang aku yang sudah hampir kepala 3 ini bisajadi disebut sudah tua, karena sekitarku hampir semuanya masih di awal kepala 2. Aku bahkan masih kelimpungan menghadapi diri sendiri atau mencerna kejadian demi kejadian yang terjadi di dalam hidupku. Kadang kadang aku masih merengek-rengek mengapa sesusah ini jadi orang dewasa. Padahal jika ku ingat ingat hidupku juga susah dari dulu. Memanglah berat sekali jika melihat dari sisi susah susahnya saja.
Tapi satu hal yang kupelajari, umurku beberapa bulan lagi 30 dan caraku bertahan menghadapi setiap kejadian demi kejadian dalam hidupku adalah dengan menganggap semua nya adalah caraku belajar. Walaupun di banyak kejadian waktu belajarku bisajadi lama sekali. Bahkan kata orang orang aku tertinggal. Tapi bahkan dari situ aku juga belajar. Bahwa setiap orang punya jalan sendiri sendiri. Menjadi dewasa tidak lagi menghakimi tapi dengan empati. Jika butuh bicara aku akan belajar bicara. Jika butuh mengelola emosi dengan waktu yang lebih lama maka aku akan berusaha berlapang dada menerima setiap prosesnya.
Siapa tahu suatu saat pikiranku berubah bahwa menjadi dewasa tidak lagi sesusah itu, tapi semenyenangkan itu karena proses belajar yang akan mempertemukanku dengan banyak hal. Tapi sebenarnya kedua hal ini bergantian mengisi kepala ku sampai saat ini. Tapi setidaknya aku tidak lagi memilih menyerah dan berikrar akan jadi dewasa dengan baik, kita akan pulang ketika Allah bilang waktunya pulang. Kita akan terus belajar. Biar Allah yang kuatkan.
1 note · View note
lidikcyber · 29 days
Text
Wakapolda Sumut Melayat ke Rumah Duka Almarhum Ustadz Samin Pane
  Lidikcyber.com. Medan – Wakapolda Sumut Brigjen Pol Rony Samtana, S.IK., M.T.C.P. didampingi Dirbinmas Kombes Pol Yus Nurjaman, S.I.K., M.Si. dan Dirkrimsus Polda Sumut Kombes Pol Andry Setiawan, S.I.K. melayat ke rumah duka Tokoh Agama Almarhum Ustadz Samin Pane yang berlokasi di jalan Pendidikan Pulo Brayan, Senin (26/08/2024). Dalam kunjungan tersebut, Wakapolda Sumut menyampaikan…
0 notes
lampung7com · 2 months
Text
Walikota Eva Dwiana Melayat dan Salurkan Santunan Uang Duka Korban Kecelakaan Kerja
Bandar Lampung – Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana takziah ke rumah duka almarhum Dermawan wibisono (54), warga gedong air Tanjung Karang Barat yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di flyover Kali Balok, Kelurahan Kalibalau Kencana, Kecamatan Kedamaian, Kota Bandar Lampung, Senin 29 juli 2024. Bunda Eva menyampaikan rasa belangsungkawa kepada keluarga korban kecelakaan kerja. “Atas nama…
0 notes
bonigaby · 2 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sabtu Minggu bersama Suyungku dan Bundaku ❤️❤️❤️
Kegiatan aku dan Suyung:
Sabtu: Ke rumah amangboru namboru jemput suyung dan ngobrol2 bentar sembari dikasih makan mie goreng, Pendaftaran Kanonik, Melayat, Makan bareng Bunda di Duck King, ditutup dengan merawat Bunda sakit karena keracunan makanan dan bikin CV bersama dan beli matcha~ ea ea ea
Minggu: Gereja Katolik bareng Bunda, Makan di Pandanwangi, pulang ke rumah buat ngobrol trus ngedit video, dan ditutup dengan Lovely Runner sampai eps 3~ happy! Seriesnya bagus.. nggak sabar buat ngelanjutin…
Puji Tuhan ❤️❤️❤️
0 notes
lintasbatasindonesia · 2 months
Text
Wujud empati Bhabinkamtibmas desa Bongan melayat ke rumah duka orang tua dari Perbekel desa Bongan
Tabanan – Senin 22 Juli 2024, Sebagai wujud empati, Bhabinkamtibmas Desa Bongan Polsek Tabanan Aiptu I Gede Sudarsana bersama Bendesa Adat Bongan Puseh I Gst Pt Sukarata dan prajuru Desa Adat Bongan puseh, Staf Desa Bongan dan Babinsa melayat ke rumah duka warga Banjar Bongan Jawa Kecamatan Tabanan, kabupaten Tabanan, Minggu (21/7/2024) pukul 19.00 wita  “Almarhum Jero Mangku I Nengah Geret…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes