Tumgik
#melebel
tanganusil · 11 months
Text
Aku yang akan selalu goblok dimata papa. Kenapa harus dengan kata sekasar itu papa melebel i aku. Untuk siapa sebenarnya aku bertahan disini? Tidak kah cukup pengorbanan ku saat ini pa? Mengubur cita-citaku sedalam mungkin demi menemani masa tua mu? Tidak kah pernah papa berfikir sesakit apa rasanya? Tidak kah paham perkataan papa adalah doa yang akan terwujud? Inisiatif ku selalu salah di mata Papa kan? Kenapa tidak bole aku pergi dengan suamiku?
Jika suamiku ada, bagaimana perasaannya melihat istrinya dimaki-maki seperti itu?
0 notes
adaodelimajr · 5 years
Photo
Tumblr media
Mel e Bel 29 de Outubro Homenagem aos 60 anos de Asterix "Asterix é uma série de histórias em quadrinhos criada na França por Albert Uderzo e René Goscinny no ano de 1959..." saiba mais no blog da Mel e Bel. Toda a terça-feira tem tirinha nova no Blog: melebel blogspot com Instagram: @Mel__e__Bel Facebook: Mel e Bel (melebelHQ) Adão de Lima Jr Artes #asterix #tira #tirinha #webtira #webtiras #gibi #hq #quadrinhos #historiaemquadrinhos #melebel https://www.instagram.com/p/B4NbiVEDlAk/?igshid=1aqnrmxxmu6h
1 note · View note
aksarajingga77-blog · 4 years
Text
Aku yang telah melebel diri sebercanda ini. Namun harus menerima sikap seserius itu darimu. 😩
2 notes · View notes
nittei-blog1 · 5 years
Text
Kina
Aku jatuh cinta, dengan Kina, seorang anak magang di tempatku bekerja, di sebuah toko buku bernama, ya katakanlah, GM. Ini cukup langka, mengingat aku sangat jarang jatuh cinta.
Hatiku luluh, sejak pertama kali kami saling menatap. Kulihat pantulan diriku salah tingkah, ketika kutatap bola matanya. Ia sempurna. Kecantikan wajahnya, mengalihkanku dari dunia. Bagaimana wajahnya tanpa riasan, tanpa bedak, hanya bibir mungilnya yang sewarna mawar.
Tumblr media
Selalu saja, jantungku berdegup cepat, sampai-sampai keringat mengucur di pelipis mata, setiap ia memukulku ketika tertawa terbahak-bahak, sampai mengeluarkan air mata. Wajahnya berubah merah, seperti hendak menangis.
Aku juga selalu gagal fokus ketika ia membantuku di gudang. Bagaimana aku yang suka curi-curi pandang, menunduk dan menoleh perlahan, saat ia duduk bersila di sebelah kiriku, menempeli lebel harga ke tiap-tiap buku. Aku ingin selamanya terus begini, cukup memandangi wajahnya. Tangan mungil Kina terus melebel, satu per satu, dan tak terasa, ia berkata, "Selesai! Yaaay! Cepet kan Kina sekarang ngelebelnya?"
Aku sadar kami berbeda kasta, dan sekuat apa pun aku berusaha, mustahil kami bisa bersama. Meski hanya untuk satu malam. Ia adalah bintang kecil yang paling terang di langit malam, semua manusia rela melakukan apa pun demi dia, karena ia berharga.
Meski demikian, aku dan Kina akhirnya bisa juga berteman. Kami suka bercanda, dan ngobrol sewaktu jam kerja. Aku ingat, topik obrolan pertama kami.
"Kakak tau darimana Kina suka nge-cosplay? Ayo jawab," kata Kina, sewaktu aku membahas serial manga dan cosplay. Asal tebak, cuman modal yakin perempuan cantik dan lucu seperti dia, biasanya hobi ikut kontes cosplayer.
"Nebak aja." Aku menatap wajahnya yang memerah.
"Di sekolah itu, tau nggak, cuman Kina aja loh yang suka Jepang-Jepang gitu," katanya.
Aku tersenyum. Ini menarik. Kami terus mengobrol dan mengobrol, sampai lupa waktu. Ia mendominasi obrolan dan amat antusias, aku cuma mendengarkan. Obrolan kami lebih banyak soal jejepangan. Mulai ia hobi jadi cosplayer, sampai memberitahu deretan anime favoritnya, yang nyaris semuanya tidak aku ketahui. Seleranya horor atau tokoh utamanya kawaii, beda denganku yang suka romantis.
Di ujung topik obrolan, aku berucap, "Kita ke Jfest bareng nanti kuy." (Jfest: Japan Festival).
"Boleh, boleh," ia sumringah. "Kapan?"
"Di mana aja, nanti kamu cari acaranya, aku ngikut kamu aja," kataku, yang ia iyakan.
Dari obrolan siang itu, malamnya kami lanjut chatting, bercerita banyak hal, dan masih didominasi olehnya. "Maaf ya, Kak. Kina lama balesnya, soalnya sambil main PUBG."
Begitulah Kina. Ia bisa begadang sampai jam tiga pagi cuma untuk main game. Kalau sudah begini, keesokan paginya aku akan menemuinya dalam keadaan muka lusuh dengan mata merah, lengkap dibundari lingkaran hitam.
"Ngopi dulu, itu ada kopi di tasku," kataku. "Kurangin begadang lah, jangan sampe jam tiga pagi juga baru tidur."
Kina cuma cengengesan.
Perlahan, obrolan kami mulai berubah. Kina mulai bercerita soal keluarga, dan mantan. Bagaimana cinta terakhirnya yang berujung pilu. "Mantan Kina tuh kemaren ngajakin ngesex ke hotel, tapi Kina gak mau. Terus ia malah ngesex sama orang lain," katanya, lalu menatapku tajam. "Tau nggak sama siapa ia ngesex?"
Aku menggeleng. Kina melanjutkan, "Sama temen Kina sendiri! Coba deh Kakak rasain gimana rasanya. Sakit banget. Abis itu, yang mutusin malah dia juga."
Kina bercerita, patah hati membuatnya melukai dirinya sendiri. Satu malam, ia mengiris lengannya menggunakan pisau. Berkali-kali, hingga darah keluar membasahi lengannya, bercampur tetes air mata yang jatuh dari pipinya.
Yang paling parah, ia pernah sampai harus dilarikan ke rumah sakit, karena mencoba bunuh diri dengan melukai pergelangan tangannya.
Aku lalu berkomentar lewat pesan.
Semua orang punya cara sendiri-sendiri untuk menenangkan dirinya sendiri, walaupun terlihat aneh bagi sebagian orang yang gak mengerti.
"Astagaaaa bener banget," responsnya.
Hari berlalu sejak hari pertama Kina magang. Kami semakin dekat. Kami mulai makan siang di luar. Kami makan bersebelahan, dan tradisi kami selesai makan, kami akan browsing seputar anime. "Coba deh cari Another, Kina suka banget sama karakter utamanya, kawaii," kata Kina, menyenderkan kepala ke pundak kiriku.
Tanganku gemetar.
Dan saat selesai makan dan kembali ke kantor, pasti ada teman kerja yang berceletuk setiap berpapasan, bunyinya hampir selalu sama: "Cieee makan berdua terus. Kasihan Adi, Kina. Nanti baper."
Kami hanya merespons dengan tawa kecil.
Aku menikmati sekali tahap demi tahap pendekatan ini. Mulai dari kirim-kiriman pesan, makan bareng, ngobrol sewaktu jam kerja, hingga mengantarnya pulang. Hingga tanpa terasa, kami sudah berada di pengujung Maret. Kami ada janji ke Jepang Festival tanggal 31 Maret, yang diadakan di sebuah universitas. Dan, aku berencana, akan nembak dia. Diterima atau ditolak, aku tidak tahu, yang penting ia tahu dulu perasaanku.
"Kuncinya, bikin dia nyaman dan ketawa terus. Dan, gue liat, lo berhasil ngelakuin itu," kata seorang teman kerja, sewaktu aku bercerita soal hubungan kami. Ini yang membuatku sedikit yakin.
Dan sekarang, di sinilah aku dan Kina. Duduk berdua di bawah dekapan malam, angin dingin sesekali menggoyangkan rambut panjangnya. Berbeda saat magang, kali ini ia dandan. Ia memakai lensa kontak, membuat matanya hitam pekat. Wajahnya glowing, dengan aroma parfum yang masih bisa kuingat sampai sekarang. Hampir aku tidak mengenalinya.
Kami duduk di bamper mobil van klasik yang parkir di samping lapangan. Banyak tenda stan makanan Jepang di depan kami, dan suara bising pembawa acara di atas panggung di ujung sana. Acaranya sepi, mungkin karena habis diguyur hujan.
Aku menusuk satu takoyaki yang sudah dingin. "Mau?"
Kina memandangi tanganku, tidak menyahut, hanya memajukan badannya, dan membuka mulutnya. Untuk pertama kalinya aku menyuapi makan seorang perempuan. Dengan pacar pun aku belum pernah.
"Hmmmmpp," ia mengunyah, "pedas."
Aku bangkit berdiri. "Bentar, aku belikan minum."
Kami tidak terlalu menikmati acara tersebut. Acaranya sangat garing. Tidak ada cosplayer, live musik. Hanya dance-dance boyband yang tidak terlalu kami suka. Kami malah banyak menghabiskan waktu dengan menonton video-videk kucing lucu di Instagram, di ponsel Kina
"Ihhh, lucunya," katanya, gemas. "Mirip Kina. Hehehe."
Aku tidak merespons candaannya. Pelan, aku menatapnya. Mataku kosong, aku berpikir, bagaimana cara aku nembak dia, tanpa membuatnya canggung?
Angin semakin kencang bertiup, menggugurkan beberapa daun kering dari batang pohon di belakang kami. "Kayaknya mau hujan," aku mendongak menatap langit, bintang sudah pergi.
"Pulang sekarang?" tanya Kina, yang aku iyakan.
Apa Kina sadar bahwa aku menyukainya, dalam satu bulan ini? Mungkin tidak, bisa juga sadar tapi ia diam dan pura-pura tidak tahu. Di jalan pulang, tidak seperti biasa, kami banyak diam. Aku terlalu sibuk dengan diriku sendiri.
"Makasih ya, Kak," kata Kina, saat kami sampai di depan pagar rumahnya. Ia turun, lalu melanjutkan, "Hati-hati."
Aku mengangguk.
Aku terlalu pengecut untuk menyatakan perasaan di hadapan Kina. Terlalu takut dengan jawaban Kina nanti. Terlalu takut harus memberikan respons seperti apa. Namun, aku juga tidak ingin hubungan ini dengan ketidakjelasan.
Jadi, aku mengetik di pesan.
Di Jfest tadi aku mau bilang, aku tu suka sama Kina. Cuma aku yakin, kamu bakal canggung. Mau bilang di telepon, tapi hujan, takut kamu ga denger. Jadi, aku bilang di sini aja.
Jujur, aku suka dengan kamu, ga nutup-nutupin. Dan.. aku tau, aku pasti ditolak, karena aku sadar diri aja. Dan aku sadar besok kita pasti canggung pas ketemu. Tapi setidaknya, aku udah jujur.
Kamu ga salah nolak aku, aku yang salah udah naksir orang yang levelnya di atas aku. Jadi ya, aku cuma pengen kamu tau aja, kalau aku suka. Udah, itu aja. Selamat malam :)
Aku mengirim pesan itu, dan tidak lama, Kina membalas.
Kenapa kakak jadi suka ama Kina? Apa yang bikin Kakak suka? Dan aku yakin, besok ga bakal canggung. Aku ga nolak sih, cuma kakak tau sendiri kan, posisi Kina baru udahan sama yang dulu-dulu gitu. Bukan apa sih kak, cuma butuh waktu mengatasi semua yang Kina rasain.
Sesuai prediksi, aku ditolak. Ternyata benar, nyaman belum tentu cinta. Kami terus chatting sampai larut malam. Lebih banyak berisi kenapa Kina menolak aku. Ia bilang, "Aku tu sebenernya suka dengan Kakak, nyaman gitu," dan hampir aku memercayainya, setelah aku sadar, ia hanya mencoba menenangkanku agar aku tidak terpuruk.
Dan penolakan ini, awal dari sumber masalah.
***
Keesokannya, Kina izin tidak masuk. Ia tidak memberi alasan. Dan seperti di film-film, ketika cinta kita ditolak, pasti muncul masalah lain. Itu yang aku rasakan. Aku sudah sadar ada yang tidak beres, ketika seorang teman masuk ke gudang, dan bilang, "Lo dipanggil Mas Indra tuh."
Mas Indra adalah supervisor SDM.
Raut muka Mas Indra tampak serius, saat aku masuk ke ruangannya, lalu duduk berhadapan. Ia membuka obrolan dengan nanya-nanya hal yang tidak penting soal off libur aku kemarin. Lalu, tanpa melihatku, sibuk mengurus berkas di meja, ia bersuara, "Begini, sebenernya aku mau ngasih tau ini kemarin, tapi kamu off."
Aku membenarkan posisi duduk. "Iya, terus, Mas?"
"Kemarin itu, hari terakhir kamu kerja...." Mas Indra terus bicara, tapi aku sudah tidak mampu mendengarkan. Aku menunduk, menatap kakiku dengan tatapan kosong. Sesekali aku mengerjapkan mata.
"Bukan apa-apa, tapi ini emang udah keputusan dari pusat," kata Mas Indra menjelaskan.
Di toko buku GM, kebanyakan teman kerjaku diberi kontrak kerja dua tahun, setelah setahun kerjanya bagus. Tapi, aku? Aku baru satu tahun, dan tidak diperpanjang. Memang ada kasus serupa dulu, yang mana temanku juga kontraknya cuman satu tahun, tapi diberi penjelasan kenapa ia tidak lanjut kontrak kedua. Biasanya karena kerjaannya memang buruk. Tapi, aku? Aku merasa sudah maksimal, dan bagus-bagus saja.
Aku ingin menangis, bukan karena diberhentikan kerja mendadak begini, atau kenangannya selama satu tahun. Tapi, karena Kina. Jika aku berhenti kerja, otomatis aku tidak akan bisa bertemu Kina lagi setiap hari. Kalaupun bisa, paling jarang.
Dari ruang Mas Indra, aku langsung pulang. Pikiranku penuh oleh Kina, saat aku duduk di depan mal, sambil mengisap rokok. Tanpa sadar, sakit hati begini, aku bisa menghabiskan delapan batang rokok, tak peduli tenggorokan yang mulai perih, tak peduli dengan batuk yang menyiksa, hanya ini yang bisa kulakukan.
Aku membuka ponsel, menelepon Kina. Kuceritakan soal aku yang diberhentikan kerja, dan respons pertamanya, "Kok gitu sih?" Aku bercerita dengan suara yang tampak tegar. "Wah, kita bakal kepisah nih, gak bakal bisa ketemu lagi," kataku.
"Gak boleh gitu!" seru Kina.
Tiba-tiba aku berkata, "Maaf ya."
"Maaf buat?" tanya Kina.
"Suka dengan Kina," kataku, dan Kina membalas, yang hampir membuatku setengah mati tidak percaya apa yang ia bilang.
"Aku juga suka Kakak."
***
Semenjak hari itu, semuanya berubah. Aku hampir tidak mengenal Kina yang dulu lagi. Ia yang dulunya fast respons membalas pesan, berubah lambat, padahal online. Dan itu pun responsnya cuma, "Enggak lah, Kak," atau, "Iya, Kak." Dan karena sikapnya itu, aku mulai malas mengiriminya pesan. Mulanya cuma jarang, perlahan menjadi tidak pernah lagi. Hingga akhirnya, tidak ada lagi sesi curhat malam kami.
Beberapa minggu di rumah, aku stres. Kerjaanku cuma mengisap rokok dan menyuruput kopi saat bangun tidur, sambil buka-tutup ponsel melihat last seen Kina. Dan tidur adalah pelarianku, tak peduli siang-malam. Memejamkan mata dengan kuping tersumbat earphone, mendengarkan lagu-lagu mellow yang biasa Kina putar saat kami di gudang dulu.
Hari terus berganti, dan hidup pun berlalu. Aku dan Kina setengah lost contact. Kami sudah sibuk dengan dunia sendiri-sendiri, mulai saling melupakan. Ia sibuk magang, aku sibuk menulis surat lamaran kerja.
"Di Miniso lagi nyari karyawan," kata Obob lewat pesan. Ia adalah rekan kerjaku dulu di toko buku, dan hubungan kami sangat dekat. Kami diberhentikan kerja hampir bersamaan, tapi dengan kasus berbeda.
Banyak yang kami bahas, mulai dari mengenang kerja bareng dulu, lamaran kerja, sampai urusan yang tidak terlalu penting. Misalnya, urusan cinta.
"Jadi, gimana hubungan lo sama anak magang kemaren?" tanya dia. "Udah lo tembak kan?"
"Udah, tapi ditolak."
"Dia bilang apa?"
Kuceritakan proses bagaimana aku ditolak. Mulai kami yang jalan ke Jepang festival, Kina yang butuh waktu sendiri, aku yang nembak lewat pesan singkat, sampai Kina yang ngomong kalau ia nyaman, juga suka denganku.
"Nah! Ini kan udah setengah bulan," kata Obob. "Telepon gih, kali aja dia udah move on dari mantannya. Lagian, dia juga bilang suka kan ama lo?"
Jujur, aku ingin move on dari Kina. Hatiku sudah terlalu lelah, sakit begitu dahsyat. Susah untuk melupakannya, terus terang saja. Namun, Obob ngotot ingin aku nembak Kina sekali lagi.
"Gak yakin gue bakal berhasil," kataku.
"Coba aja dulu."
Mencoba mengikuti sarannya, aku menelepon Kina. Napasku mulai tidak santai. Tanganku gemetar saat memegang ponsel di kuping kiri.
Terdengar dua nada sambung, lalu di-reject.
"Kenapa, Kak?" tanya Kina, lewat pesan.
"Teleponan kuy," jawabku. "Ada yang mau aku omongin."
"Bentar, ya, Kak, aku lagi maen PUBG."
Aku pun menunggu. Satu jam berlalu, lalu lebih. Aku masih menunggu. Mataku lelah, mengantuk. Aku melirik jam dinding, sudah lewat tengah malam. Aku masih sibuk buka-tutup ponsel, takut kalau-kalau ada pesan masuk dari Kina. Namun, tidak ada apa pun.
Pukul tiga pagi, aku terbangun. Aku membuka ponsel, tidak ada apa pun.
Aku mengirim pesan. "Ini entah aku yang setia, atau akunya yang bego, sampai ketiduran nungguin kamu begini."
Kina is typing....
Kakak bobo aja :(
2 notes · View notes
nulisyok-blog1 · 5 years
Text
Aku jadi 'setengah waras' 😅 lalu lahir ide untuk nge-challenge in 7 days, supaya jadi 'waras' kembali. Sngaja kutulis, biar jadi cambuk untuk diri sendiri. Seban mengenal dia yang hadir tanpa diundang, tanpa diharapkan, berujung dengan harap-harap semu. Ehya, aku sebenernya bukanlah tipe yang mudah jatuh hati dengan orang yang baru kukenal, ya seperti dia. Hingga aku sendiri tertanya-tanya, apa istimewanya dia? Yah, Setengah waras, sampai kusebut begitu untuk melebel diri aku sendiri. Ah, ntahlah..yang kutau bahwa rasa ini adalah anugerah Allah, untuk mengajarkan kita kemana arah 'rasa' ini agar bertabur pahala. Muaranya. Itu yang terpenting.
Tumblr media
20 Sep 2019
TBK
0 notes
beritasumbarcom · 5 years
Text
ASATI Dorong Explorasi Geopark Metarmof Pulau Bangka Sebagai Destinasi Masa Depan
BeritaSumbar.com -
JAKARTA | Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiaai Sales Travel Indonesia (ASATI) telah berlangsung di Sahid hotel Bangka provinsi Bangka Belitung yang dibuka langsung oleh Kadisparbud Provinsi Bangka-Belitung, ” akan memberikan nilai plus bagi Bangka.
karena dengan adanya Rakernas ASATI ini secara tidak langsung akan mengeksplorasi tempat-tempat wisata yang ada di Bangka,” ungkap Drs. Rivai. Dilanjutkan sambutan ketua DPD GIPI Babel, ”Dengan tema explorasi destinasi lokal, maka peran SDM lokal perlu ditingkatkan agar wisatawan yang berkunjung dapat menikmati potensi wisata unggulan suatu daerah terutama kepulauan Bangka dan Belitung.” ungkap Djohan Riduan Hasan.
Rakernas berlangsung 16-17 Juli 2019 dihadiri 12 perwakilan DPD dan Chairman International Halal Indonesia (Global Halal) juga Country Representative dari Muslim Friendly Halal Excellence (MFHE), bapak Eddy Iskandar, PhD yang beranggotakan 7 negara (Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong, Thiongkok, Malaysia dan Indonesia). Rakernas dilajut dengan Familinization trip dengan mengunjungi object-object wisata ungulan sepert pantai Tanjung Pesona, Pantai Tongaci ‘De Locomotief’, Puri Tri Agung (merupakan tempat ibadah bagi umat dari tiga agama yaitu Budha, Kong Hu Cu dan Taoisme). Dan Parai Beach Resort & Spa. Kami hadir untuk melihat langsung keindahan pulau Bangka, kemudian membuat produk dan akan dijual secara offline (antara anggota) dan online (Digital Market Place dan platform) yang telah kami sediakan dengan harapan wisatawan dapat hadir ke Pulau Bangka. Dengan begitu akan mendatangkan devisa serta penghasilan bagi masyarakat disini,” jelas ketua umum ASATI, M. Syukri Machmud kepada awak media kamis, 08/09/2019 di Jakarta.
Malamnya ada jamuan dalam acara ramah tamah dirumah kediaman Wakil Bupati Kabupaten Bangka. “Bangka merupakan salah satu tujuan wisata yang teraman didunia. Karena Bangka tidak termasuk dalam lintasan lempengan yang berpotensi terjadi gempa dan untuk segi keamanan masih bagus dibandingkan dengan daerah lainnya.” Ungkap Syahbudin dalam kata sambutannya.
Banyak sekali pariwisata di Bangka yang dapat dipromosikan, seperti wisata religi, wisata bahari dan wisata kuliner. “Dan satu lagi tempat wisata yang saat ini masih belum tereksplorasi adalah taman batu metarmof yang ada di Desa Pejem.
Menurut peneliti dari UGM usia batu tersebut kurang lebih 247 juta tahun yang lalu, ini nantinya akan kami kembangkan menjadi wisata geopark,” lanjut Wakil Bupati kabupaten Bangka, Syahbudin.
Dengan kedatangan rombongan ASATI ke Bangka, bertujuan membantu mewujudkan Gerbang Kota yang telah menjadi salah satu visi misi Bangka, “Setara”. “Selain itu Pulau Bangka mempunyai potensi wisata yang lengkap, baik dari segi wisata laut, alam, budaya, kuliner maupun religi”. Ungkap Yuna Ekowati Lukman, Ketua DPD ASATI Babel disela makan malam tersebut. “Geopark metarmof yang ada di Desa Pejem, adalah tugas kami yang akan bekerja sama dengan Pemkab Bangka untuk mengemas, melebel dan mempromosikan ke dalam maupun luar negeri”. Tuntas Yuna serius.(IMO)
Baca berita selengkapnya di sini.. from Berita Sumbar via BeritaSumbar.com
0 notes
atikahsnrd · 7 years
Text
Mengikis Prasangka
Ada yang tak saya pahami dari tingkah salah satu murid saya beberapa hari lalu. Biasanya ia memang iseng, namu jarang sekali hingga melakukan kontak fisik (seperti memukul dan menendang). Namun hari ini terlihat berbeda. Intensitas keiseingannya jauh dari biasanya. Hampir setiap waktu. Dan sudah beberapa temannya menjadi korban dan menangis.
Gemas rasanya. “Anak ini iseng sekali!”, prasangka ku dalam hati.
Perlahan saya coba beri peringatan. Di kelas, saya mencoba menerapkan warning saat peringatan peringatan kecil tak lagi efektif. Tiga warning maksimal untuk anak-anak, jika sudah lebih dari tiga akan ada konsekuensi yang kami sepakati bersama, kali ini kesepakatannya More than 3 warnings, means learn in kinder B.
Pada akhirnya anak ini pun mendapat tiga warning karna sudah lebih dari tiga kali menggangu temannya bahkan membuat menangis. Konsekuensinya dia harus ke kelas kinder B selama 10 menit untuk belajar sesuatu disana.
“Let’s go K”, ucapku.
“Why i have to go there?”
“You know it really well”
“Ok i know, i got 3 warning. I mean, why it should be Kinder class?”, protesnya yang saat itu ia adalah anak primary.
“Because we will learn something there, even they still kinder, but they behave well”
“should i go now? it’s only take 10 minutes right?”
“Of course, i promise”
Dengan sangat berat hati ia pun pergi bersama saya tentunya. Karena ia amat tahu tak ada cara apapun yang ampuh untuk melobi gurunya itu, rules tetaplah rules, apalagi ini adalah kesepakatan bersama.
Ia pun masuk. Kami meminta izin untuk duduk mengamati anak-anak yang sedang antusias belajar. Saat ia masuk, tak ada satu pun yang tertawa apalagi mengejek, padahal sebelumnya ia sempat ragu untuk masuk karena hal itu.
“They are very nice ms”
“yes, No one laughing at you as you thought before”.
“Yup, it’s good”
“is there anyone disturb his friends?”
“No, they are really nice. i like it, i want to be like them”.
“Really? that’s good, thank you“.  
Sepuluh menit pun berlalu. Kamipun berpamitan untuk kembali ke kelas kami.
...
Tak lama setelah itu, ia kembali lagi melakukan kesalahannya. Dan kembali mendapatkan 3 warning.
Tentu rasanya semakin gemas. “Ada apa dengan anak ini, susah sekali mengontrol tangannya untuk tidak iseeeng”, gerutu saya dalam hati.
“Masha Allah K, what should i do now?”, tanyaku heran, kali ini dengan nada yang lebih “gemas” dari sebelumnya.
“I’m sorry ms, i just forget it”.
“why you did it again? you got 3 warning again..”
“Sorry..”
“You know the consequence right?”
“Yes, should i go to kinder A for this time?”
“.....”, saya tak tahu harus bicara apalagi. sepertinya cara ini sudah tak ampuh.
“Miss, can i have another choice?”, tanyanya memelas.
Karena saya pikir ini sudah tak ampuh lagi, maka saya mencoba cara lain. Ini sudah di luar kontrol dirinya. Biasanya tidak sampai 3 warning pun sudah berhenti. Kali ini pasti ada yang tak bisa ia kendalikan dari dirinya.
“ok, i have two choices. First you go to kg a or second just talk to me at library”, tegasku.
“I choose the second”.
“Ok then”.
...
Pembicaraan itu dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana namun tidak memojokan. Hal tersulit saat itu adalah mengontrol kata-kata yang keluar dari label-label untuk anak. Terlebih saat emosi sudah menguasai. Biasanya, saya cenderung menyukai cara simpel untuk bertanya saat emosi, namun sarat label dan judgment pada anak. “Tuh kaan kaya gitu lagi, kenapa sih ga bisa jaga tangan kakinya”, atau “Ya Allah K, iseng banget sih sama temennya, udah ga usah deket deket sama temen yang lain ya..” dan pernyataan pernyataan penuh tuduhan lainnya. Padahal kita belum tahu apa yang sebenernya terjadi. Alhamdulilllah, saat itu saya diberi kekuatan sama Allah untuk belajar dan mengontrol tiap kata yang keluar meski sedang dalam keadaan emosi. Jadi pelan-pelan saya gali informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi.
“Hari ini sudah berapa kali K buat teman menagis?” tanyaku.
“tujuh eh delapan ding”
“Kenapa ?”
“Aku ada secret ms, tapi jangan bilang-bilang ya. ini alasannya secret”.
“Ok, did i ever break my promise?”
“Oke miss, i just really mad”
“Mad? with who? did your friends make you mad?”
“No”
“so? with who?”
“I just mad because i don’t have family”, jelasnya.
Saat itu air mata saya hampir jatuh. Saya tahu persis apa yang terjadi pada keluarganya. Masalah yang tak mudah untuk dialami anak seusianya. Disitulah saya mencoba mengerti apa yang ia rasakan, begitu sedih rasanya saat ingat bahwa saya sudah berprasangka banyak pada anak ini.
“Okay, i know how you feel. I feel your pain, and it’s ok”, saya mencoba untuk memahami.
“But is it fair if you mad to your family but you throw away your madness to your friends like today?”, lanjutku.
“No, of course not, but i’m so angry so i just do it”
“Okay, i have a tip for you”
“what?”
“when i was child i also mad with my mom and dad, and i disturb my friends because i feel that i’m so angry. you know,i disturbed all of my friends. Until no one wants to play with me. But my teacher told me to throw away my madness on my drawing book”
“how miss?”
“You just draw everything to throw it away” 
“Who is your teacher’s name? you still remember?”
“Yup, she is Ms R... and Ms M....”
“Woow, cool. Okay i will try it”.
“Really? good job. Okay now, every time you feel that you angry you may take your drawing book and you may draw everything there. Just throw away your madness on your book, deal?”
“Ok, deal”
“Let’s back to the class then”
“Let’s go”, ucapnya bersemangat.
...
Lagi - lagi saya diajak belajar menjadi manusia yang lebih baik melalui anak-anak ini. Untuk lebih mengedepankan konfirmasi atau tabayyun sebelum menuduh yang tidak tidak. Sebelum melebel dan menjudge tingkah mereka yang tak biasa. Untuk lebih meredam kata-kata kurang baik yang rasanya ingin keluar saat kita dibuat kesal.
Tak ada anak nakal. Tak ada anak usil dan jail. Tak ada anak bodoh.
Yang ada, terjadi ketidakseimbangan dalam diri sang anak, entah itu apa. Tugas kitalah yang mencari tahu. Membimbing kepada solusi yang solutif untuk kebaikan mereka.
...
Seperti kemarahan yang tak pernah dipahami anak ini. Kemarahan yang dia sendiri tidak tahu persis mengapa, kepada siapa, dan harus bagaimana.
Yang ia tahu, ia hanyalah sangat marah.
2 notes · View notes
ududdaud · 7 years
Text
Memanusiakan Diri
mengenai setapak jalan yang saya pilih
beribu pertanyaan memojokan kalian. mungkin tak sesekali ku mendengar bisikan kotor dari mulut kalian tentang jalan ini. entah itu hanya sekedar pertanyaan didalam benak.
namun seperti itulah kalian, manusia yang tak memiliki kemampuan seutuhnya, dimana manusia lemah yang hanya dapat melihat sesuatu secara dzohir saja.
ya, tiap manusia adalah individual yang memilih jalan mereka sendiri dalam mengarungi kehidupan mereka masing masing. ketika sesosok insan berjalan bersamaan, mereka terlihat layaknya sesosok pasukan yang tak terkalahkan, mereka dapat melakukan hal apapun itu, “penguasa” namun sejatinya manusia tetaplah individu. individu yang kelak mendapatkan pertanggungjawaban atas diri mereka masing masing.
kekuasaan adalah racun bagi mereka yang rapuh. saat kesombongan mulai menghitamkan warna merah mu. hilanglah sudah dirimu.
hey!, apa kah kalian sebodoh itu! mengatas dasarkan nama naluri sebagai tongggak utama kehidupan. hewan pun akan berjalan bersamaan ketika mereka memiliki tujuan yang sama. hewan, mungkin tanpa disengaja seekor diantaranya tergelincir, lalu tersesat, lalu mencari jalan kembali atas dasar nama naluri “lagi”. ya’ mereka kadang terlalu bodoh untuk belajar dari pengalaman orang lain karena naluri adalah kekuatannya. namun, ingatlah kau manusia, sebuah anugrah diberikan atasmu akal untuk mengingat, berfikir, menganalisis, dan berbagai hal kebaikan atas mu. sekeras itukah hati mu untuk menerima kenyataan yakni menjadikan dirimu sesosok manusia sesungguhnya!
buka fikiran mu, mulailah “memanusiakan” diri ! terimalah kenyataan, lihat lah mereka yang lebih dari mu, kurang dari mu, bahkan berbeda dari mu. tiada salahnya menimba ilmu dari seekor hewan selama itulah kebaikan bagimu.
kepercayaan adalah anugrah.. tapi apalah daya ketika kepercayaan itu musnah dan hanya tertinggal rasa iba. itulah aku, seseorang yang telah kehilangan anugrah di dalam benak kalian. yang harusnya kalian pun tahu bukanlah hal mudah perihal mendapatkan sepercik anugrah. ibarat hidayah sang pencipta kepada hambanya yang telah berusaha keras tanpa tahu kapan dan dimana hidayah itu turun.
pendewasaan diri berjalan sama lurus seiring bertambahnya umur. kini bodoh kelak mungkin dapat dipastikan dirimu layaknya Muhammad alFatih ketika menaklukan konstatinopel.
“ku sadar” kuakui jiwa Apatis sempat merasuk dan merusak ku. bernak pinak, serta membuang ampasnya dengan angkuh. menimbulkan bala pada kalian. “maaf!” bukan karena lemah, sejati nya didalam benak ku yang terdalam terdapat diri ku yang memang sungkan melihat orang lain tersiksa oleh karena ku.
“alasan?” masih butuhkah alasan atas diriku ini?. jika memang berkenan dengarkanlah..
bukan!!.. bukan ingin ku ini semua terjadi. aku yang lalu hanyalah sesosok manusia yang mencari jatidiri. apalagi membicarakan tentang konsisten ku yang seumuran jagung. HAHAHA. jangan kau tahan, ketawai sajalalah kebodohan ku. hal konyol itu yang sedikit demi sedikit menempa ku. dikala gundah, pergi adalah pilihan ku satu satunya. yang saat ini pun ku juga tak mengerti betapa bodoh nya aku memilih untuk pergi. dan melebel kan atas diri ku jiwa seorang apatis. ini semua adalah kesalahan.
sekarang kulihat dimata kalian pandangan atas nama ku. bahwa aku seorang apatis.
:) :) :) — jika saat nya tiba, semua akan kembali normal setelah hal hal bodoh ini terbayarkan..
terimakasih karena semua ini banyak memberikan makna..
1 note · View note
justulisan · 7 years
Text
Trouble sifat/culture/habit. Kenapa? Buat apa?
Assertive's character- dalam beberapa kasus selain kalau tidak mager pasti aku akan tekanin ke point point yang memang harus aku tekanin. Aku jengah? Iya. Banyak yang berfikir aku egois karena sifat aku yang seperti ini. Bukan, aku bukan egois. Aku hanya tegas. Aku cuman tidak ingin dianggap sebagai pilihan, bagian belaka, tidak penting, diinjak or whatever it is kamu bilangnya apa. Mungkin untuk beberapa orang sesuatu yang dinamakan tegas itu tidak begitu penting, tidak untuk aku. Sayang. Ya, aku memang suka menggerutu dengan orang yang sok mengatas namakan mematuhi rules tapi mereka dalam jalan yang benar. Sedang aku tidak tapi toh aku akan mengikuti rules yang berdampak baik untuk aku dan tidak merugikan orang sekitar. Kasus terakhir, "aku memesan sebuah pesanan tapi tidak sesuai dengan pesananku dan aku complain. Salahkah?", aku tahu posisi yang sedang aku kejar deadline memang sedang sibuk tetapi sebelumnya toh aku lumayan sering mengingatkan. Tanggal jatuh temponya terlalu jauh, aku memang berkata "iya selow aja" but thats mean bukan aku membebaskan kamu untuk kapan saja untuk memenuhi pesanan ku atau siapapun itu. Jangan terlalu jauh. Dari akhir februari dan baru terpenuhi di awal april dengan hasil yang tidak maksimal. Padahal sebelum sebelumnya dapat maksimal hanya dalam hitungan hari, "it does not make sense hah". Pada awalnya aku mengatakan, iya gapapa. Ya, aku hanya berusaha menenangkan pikiran. Tidak ingin marah marah karena aku yang sedang berkabung, ditambah lagi aku kedatangan tamu dari kota hujan yang katanya ia kesini memakan waktu sampai 32 jam. "Jadi aku beritahu, yang aku pesan adalah sebuah/sesuatu yang dapat aku buat sendiri tanpa aku mengeluarkan uang. Hasilnya memang tidak sebagus yang dipesan tetapi hasilnya pasti sesuai apa yang aku inginkan. Aku memesan karena aku ingin hasil yang terbaik, makanya aku mengeluarkan sejumlah uang yang menurutku jumlahnya tidak sedikit untuk sesuatu yang dapat aku lakukan" Atau kasus yang tiba tiba aku malah tidak mencantumkan nama teman dekat didalam kelompok karena ia tidak bekerja. Mari berfikir, adakah seseorang yang tega apabila kamu berkontribusi tetapi kamu sebenarnya terjun didalamnya? Contoh kecil, printing. Kalau memang tugasmu printing, ya kamu hanya aku cantumkan sebagai printing. Tidak untuk yang lain. Kalaupun aku bukan ketua kelompok, hanya sebagai anggota biasa tetapi ketua dalam suatu kelompok tidak dapat menegaskan apa saja yang harus dikerjakan maka akan aku bagi juga toh pada akhirnya. Berkata dengan alasan "kamukan cepet ma kalo lagi ngerjain tugas" or "kamu kan gaikutan organisasi banyak" atau semacamnya. No, that isnt reason. Semua orang punya waktu yang sama, sama sama diberi 24 jam. Bagaimana orang tersebut dapat memanfaatkan sebaik mungkin atau tidak. Kalau dapat dilaksanankan berarti kamu memang memprioritaskan. Kalau tidak... (Mari dipikir ulang) Setiap dari kamu, yang sudah membaca atau memang tahu sifat yang jenisnya seperti aku atau malah kalian tidak tahu siapa lawan kerja kalian. Jangan pernah anggap enteng, jangan terlalu banyak buat alasan karena alasan alasan tersebut toh pada akhirnya tidak akan membawa kamu kemana mana. Aku memang orang biasa tetapi bukan berarti karna aku yang berkata seperti ini atau bertindak seperti ini tidak pantas. Aku bisa melebel aku seorang yang terlalu ambisius/sombong/ngesok/atau apapun itu dan kamu tetap berargumen dengan semua alasanmu (Mari dipikir ulang)
3 notes · View notes
shinta27 · 7 years
Text
DARI HELLENISME HINGGA TERBITLAH TERANG
(Oleh ; Shinta Lestari) Saat saya berkunjung kerumah teman yang rumahnya tak jauh dari pondok pesantren darul ahkam sukabumi ada salah seorang tetangganya berkata dengan ucapan sunda yang khas "enggal geura nyusul nikah, tong sakola anu luhur2 teuing percuma geulis, da ngkin ge jadi istri mah di dapur , sumur kasur deui "-ucapnya Sejujurnya saya muak dengan kalimat seperti itu. Betapa tidak kalimat kolot yang dapat mengiris2 hati saya bahkan anda wanita yang membaca tulisan saya ini merasa tersinggung. Kata "percuma" seolah2 menjadi hal yang tak ada gunanya dilakukan perempuan terutama hal2 yg berkaitan dengan pendidikan. Kebudayaan pada zaman dulu umumnya menikah itu identik dengan usia yang dibawah 18 tahun. ketika ada seorang gadis yang usianya diatas 20 bahkan 25 keatas masyarakatpun melebel perempuan (lebbeling teory) dengan sebutan perawan tua, mereka pasti tak asing dengan pertanyaan "kapan nikah?". Kebudayaan dan zaman yang terus berkembang menjadikan pola pikir masyarakat terus berubah2. Saat kebudayaan yang dibeda2kan melebur. Saya teringat dengan kata "HELLENISME" Satu kaum yang dimasa peradaban yunani dan romawi klasik dianggap sebagai mahluk kelas dua yaitu perempuan. Kendati sejak zaman yunani dan romawi klasik perempuan dipandang memegang peranan penting bahkan pemimpin yang di-empu-kan ini dipandang tak lebih sebagai istri dan ibu; sebagai pemrodukasi dan memelihara anak. Konon, dijaman itu perempuan tdk diizinkan keluar rumah tanpa chaperone (pendamping) pendeknya perempuan hanya punya tempat dapur, sumur, kasur Jangankan berpikir soal2 hak2 politik dan hukum. Barulah pada zaman hellenisasi ini berubah. Leburnya batas2 agama dan budaya dan mobilitas masyarakat. Sebuah leluasan sekaligus menjadi lompatan yang luar biasa menurut saya. Lompatan posisi perempuan dimasa hellenisme barangkali adalah apa yang diimpikan kartini pada masa jauh setelahnya. Emansipasi. Terlepas dari soal peran yang keberadaan yang mendunia atau tidak. Putri bupati jepara yang berasal dari keluarga yang berwawasan terbuka ini memimpikan pemikiran2 perempuan bumi putri yang melampaui batas antar bangsa. Prasayarat paling mendasar untuk mewujudkan mimpi adalah kesempatan memperoleh pendidikan yang setara dan merata bagi perempuan. Dalam hal ini tidak ada perkara yang menyatakan bahwa wanita menginginkan kesamaan hak keseluruhan dari pria, karena pada hakikatnya pria dan wanita memliki kelebihannya masing- masing. Lantas sekarang, emansipasi dijadikan kedok "kebebasan" para wanita. Maaf,saya sangat miris bila pengertian emansipasi wanita ini lantas di anggap sebagai pemberontakan wanita dari kodrat kewanitaannya. Dimana wanita melupakan "kewanitaannya’' dan lebih menunjukkan keperkasaannya secara fisik, yang notabene bukan 'lahannya" namun memaksakan agar "diaku". Saat wanita lupa bahwa selain cerdas di luar sana juga harus cerdas didalam rumahnya karna perempuan adalah penentu keputusan dan nyaris semua aspek kehidupan keluarga. Lalu, siapa yang menentukan merk susu yang cocok untuk buah hati, minyak goreng apa yang aman mengurangi resiko kolestrol, sampai jenis pendidikan macam apa yang paling sophisticated dan layak dienyam oleh putri-putrinya. Kalau bukan seorang ibu? Kalau bukan seorang perempuan? siapa lagi? Apalagi untuk jaman globalisasi masyarakat secara halus dipaksa menjadi bagian dari dunia kapitalis yang sejatinya perempuan harus menjadi wanita yang cerdas. Sementara, seperti kata antony Giddebs dalam runaway world, globalisasi tidak hanya "menarik keatas" tetapi juga "menekan kebawah" dan menciptakan tekanan baru bagi otonomi lokal. saya hanya ingin mengingatkan ini bukan lagi zaman "gelap" seperti kata kartini , saya merasa kata "cantik" saja tak cukup. Karna betapapun klise terbaca kecerdasan dan kekayaan ilmu akan selalu jadi yang pertama untuk seorang perempuan tak lupa dengan akhlaknya yg baik.
0 notes
adaodelimajr · 5 years
Photo
Tumblr media
Mel e Bel 29 de Outubro Homenagem aos 60 anos de Asterix "Asterix é uma série de histórias em quadrinhos criada na França por Albert Uderzo e René Goscinny no ano de 1959... saiba mais no Blog da Mel e Bel. Toda a terça-feira tem tirinha nova no Blog: melebel blogspot com Instagram: @Mel__e__Bel Facebook: Mel e Bel (@melebelHQ) Adão de Lima Jr Artes #asterix #tira #tirinha #webtira #webtiras #gibi #hq #quadrinhos #historiaemquadrinhos #melebel https://www.instagram.com/p/B4NZdBsAUp1/?igshid=1b5z9qpbxz5m2
1 note · View note
adaodelimajr · 3 years
Photo
Tumblr media
Se liga nesse recadinho da Mel e Bel LEMBRE SEMPRE OS ADULTOS sobre isso: - FIQUE EM CASA, se possível. - USE MÁSCARA. - LAVE BEM AS MÃOS. - USE ÁLCOOL EM GEL NAS MÃOS. - NÃO FAÇA AGLOMERAÇÃO. - LAVE BEM OS ALIMENTOS E AS EMBALAGENS. - SE CUIDA, TÁ!? Blog: melebel blogspot com Instagram: @Mel__e__Bel @AdaoDeLimajr Facebook: Mel e Bel (melebelHQ) Adão de Lima Jr Artes Youtube: deLimaJr (Adão de Lima Jr) #fiqueemcasa #ficaemcasa #tira #tirinha #webtira #webtiras #gibi #hq #quadrinhos #historiaemquadrinhos #melebel #desenho #draw #covid19 #coronavirus #covid #gentileza #pandemia #melebel #melebelhq #adaodelimajr #mel__e__bel https://www.instagram.com/p/CMFwoFELB-r/?igshid=1oy8pvu4pz848
0 notes
adaodelimajr · 4 years
Photo
Tumblr media
Homenagem da Mel e Bel ao Star Wars Day. Dia 04 de maio ocorre o Star wars Day. Blog: melebel blogspot com Instagram: @Mel__e__Bel Facebook: Mel e Bel (melebelHQ) @Adão de Lima Jr Artes Youtube: deLimaJr (Adão de Lima Jr) #starwarsday #starwarsday2020 #fiqueemcasa #ficaemcasa #tira #tirinha #webtira #webtiras #gibi #hq #quadrinhos #historiaemquadrinhos #melebel #desenho #draw https://www.instagram.com/p/B_0nHGxABMY/?igshid=1uc0ro744kvc3
0 notes
adaodelimajr · 4 years
Photo
Tumblr media
Se liga nesse recadinho da Mel e Bel: "FIQUE EM CASA, mas sem bagunça!" :) Blog: melebel blogspot com Instagram: @Mel__e__Bel @AdaoDeLimajr Facebook: Mel e Bel (melebelHQ) Adão de Lima Jr Artes Youtube: deLimaJr (Adão de Lima Jr) #fiqueemcasa #ficaemcasa #tira #tirinha #webtira #webtiras #gibi #hq #quadrinhos #historiaemquadrinhos #melebel #desenho #draw https://www.instagram.com/p/B_L5H0DjZ5p/?igshid=ff7cac0qtk06
0 notes
adaodelimajr · 4 years
Photo
Tumblr media
Mel e Bel 015 Toda semana tem postagem nova no Blog: melebel blogspot com Instagram: @Mel__e__Bel Facebook: Mel e Bel (melebelHQ) Adão de Lima Jr Artes Youtube: deLimaJr #tira #tirinha #webtira #webtiras #gibi #hq #quadrinhos #historiaemquadrinhos #melebel #desenho #draw #pai #father https://www.instagram.com/p/B92jFTKjP2u/?igshid=12dgvxl22ve19
0 notes
adaodelimajr · 4 years
Photo
Tumblr media
Mel e Bel 014 confere lá... #webtira #tirinha #hq #comics #strepcomic #comics #melebel #quadrinhos #historiasemquadrinhos #ursopolar #pelucia #ursinha https://www.instagram.com/p/B9SUrCDjWy2/?igshid=swpjv2ayak6m
0 notes