Tumgik
#mengikhlaskan
prettywallflwer · 1 year
Text
Pada Akhirnya Aku Memilih untuk Mengikhlaskan
Aku pikir luka dalam hati akan sembuh begitu saja dituntun oleh waktu. Sudah hari keberapa ini? Sudah cukup lama kukira, sudah terasa banyak perubahan yang terjadi pada masing-masing diri. Saat aku menuliskan ini, aku tersadarkan bahwa hatiku belum sepenuhnya sembuh seperti yang aku duga. Entahlah, bagian mana yang membuatku masih di sini menggenggam luka yang seharusnya aku lepas sejak lama.
Sesekali momen-momen yang aku benci bermunculan dalam kepala, seperti sedang mengingatkan kembali itu semua, yang lucunya ketika aku mengingatnya ternyata masih ada perasaan nyeri dalam hati sambil merutuki kesalahan diri.
Kemudian aku tersadar bahwa tak semestinya aku terus menetap di sini. Di tempat yang pernah aku tetapkan sebagai zona nyaman. Saat itu, aku berpikir tidak masalah jika aku sering kemari karena aku suka, aku tak ingin meninggalkannya. Tapi, sekarang aku berubah pikiran. Aku ingin beranjak, berpindah, bahkan meniadakan tempat ini. Tak ada lagi keantusiasan, tak ada lagi harapan, tak ada lagi hal yang bisa dijadikan alasan. Semuanya pelan-pelan sudah terkubur oleh kenyataan.
Mungkin kemarin-kemarin aku lupa bahwa manusia ialah makhluk fluktuatif yang akan selalu bertemu perubahan. Hal yang kukira bisa bertahan lama, nyatanya tak ada yang benar-benar bertahan selain pelajaran dan kenangan.
Aku hanya ingin melanjutkan kehidupan ini dengan perasaan yang lebih arif layaknya manusia lain yang sekarang lakukan. Aku hanya ingin tak lagi terbayang-bayang hal yang masih menimbulkan kesakitan. Aku hanya ingin kembali pada keharusan-keharusan seperti sebelumnya. Lalu, aku tersadarkan jika hal pertama yang harus aku lakukan ialah mengikhlaskan semuanya.
Aku sudah dapat menerima kenyataan ini, tapi sepertinya mengikhlaskan masih perkara yang terlewatkan.
Lantas, dimana aku harus membeli rasa ikhlas itu?
Sebuah pertanyaan yang sebenarnya sudah kutau jawabannya. Tak ada yang menyediakan keikhlasan selain meluaskan lagi kelapangan hati dan mendewasakan pemahaman diri.
Pada akhirnya aku memilih untuk mengikhlaskan dan memaafkan semuanya, supaya perlahan aku mampu kembali memaknai serta melanjutkan kehidupan tanpa ada luka yang tersisa.
Dan kini tempat itu sudah bukan lagi yang akan aku jadikan tempat kembali. Aku rapikan dan kunci rapat-rapat pintunya sebelum beranjak pergi.
14 notes · View notes
dewrghtrdfvbddw · 1 year
Text
Sakitilah aku, sampai aku benar-benar membencimu dan mengikhlaskan segalanya, termasuk harapan terkecilku agar kamu berubah.
8 notes · View notes
kidungkidung · 1 year
Text
Jika memang pergiku adalah bahagiamu maka atas nama cinta yang menjadi luka aku melepasmu.,
2 notes · View notes
hysaaa · 2 months
Text
People come and go
Beberapa dari mereka memang diciptakan untuk hadir kedalam hidup kita sebagai pemberi pesan. Mereka akan pergi ketika sudah selesai dalam tugasnya memberi pesan. Begitulah kehidupan silih berganti, baik musim maupun manusia yang hadir dalam hidup kita.
Memang tentu setiap dari mereka memiliki kesan yang tersisa dalam hati. Terkadang rindu dengan hadirnya, tapi semesta tidak memberi ruang itu lagi. Karena tugas sudah selesai.
Akhirnya, yang tersisa hanya satu kata. Ikhlas. Mengikhlaskan seseorang yang hadir dalam hidup kita, yang telah memberi kesan dan pesan dengan sangat indah memang sulit sekali untuk diikhlaskan. Namun, beginilah kehidupan.
Mungkin yang terakhir, selipkan doa untuknya. Semoga kebaikan selalu bersamanya.
0 notes
menepih-sejenak · 3 months
Text
Tahan tahan tahan dan bersabarlah.
Walaupun bagai tercabik-cabik rasanya hati dan perasaan mu, anggap saja itu semua adalah sebuah ujian yang Allaah berikan pada kamu.
Kamu diberikan ujian sesakit ini agar kembali menggantungkan seluruh harap mu pada Allaah saja tidak dengan yang lain
Sebab terlalu berharap dan menyimpan banyak harapan pada makhluk hanya akan membuat hatimu semakin sakit. Iya sakit.
Sesakit yang kamu rasakan saat ini. Mulai sekarang cobalah untuk belajar melepaskan semua tapi harap mu pada manusia agar tak ada lagi rasa sakit yang berkepanjangan.
Aku tau itu tak mudah bagimu sekarang tapi jika kamu menjalaninya sedikit demi sedikit pasti akan ada hasil.
Hasilnya adalah kamu bisa segera mungkin untuk sembuh dari luka mu yang robek itu. Air matamu pun tak terbuang sia-sia hanya untuk meratapi apa yang bukan takdir mu.
Pun perasaan mu tak lagi terpaut akan angan-angan yang tinggi lalu terhempas jauh dan jatuh di padang pasir yang panas, akan sakit kan rasanya?
Segeralah pulih, dan kembali seperti yang baik. Waktu mu berharga. Bukan hanya untuk memikirkan mereka yang sempat menyakitimu.
Belajarlah untuk bisa memaafkan, ikhlas dan ridho akan ketetapan-Nya. Hatimu tenang sebab tidak terpaut dengan apapun kecuali dengan sang Pencipta tidak lain tidak bukan adalah Allaah.
-Keheningan malam 26 0224
0 notes
nurulbeysha · 6 months
Text
Sesingkat itu pertemuan, sesakit itu perpisahan dan sesulit itukah mengikhlaskan?
0 notes
meutiacitraa · 11 months
Text
[Kali ini perihal rasa]
Ya, perihal melepas apa yang mesti dilepas, pun mengikhlaskan apa yang mesti diikhlaskan.
Karena, bukankah apa yang menjadi milik kita tak akan ke mana, dan yang menjadi jalan kita, pasti kan sampai jua?
1 note · View note
andromedanisa · 14 days
Text
yang selalu diupayakan hingga akhir..
aku sudah baik-baik saja. aku sudah tak lagi menangis, aku sudah lapang menerima segala kepahitan. karena memang ada hal-hal yang tidak akan bisa ku pahami sekeras apapun aku mencoba untuk mengerti. dan semakin keras aku mencoba untuk memahami hal itu tidak akan membuat semuanya baik-baik saja. maka jalan terbaik adalah dengan mengikhlaskan semuanya dan menerima bahwasanya ketetapan Allaah adalah yang terbaik. pengetahuanku saja yang terbatas.
aku sudah tak lagi menangis ya Allaah, aku sudah belajar untuk menerima segalanya. hatiku sudah jauh lebih lapang, bukan karena aku mendewasa, bukan. tapi mungkin barangkali karena doa-doa yang ku mintakan kepadaMu. meminta untuk diberi hati yang tenang dan kelapangan hati yang meluas.
aku sudah tak lagi kecewa ya Allaah. segala luka yang terjadi menjadi prosesi untuk diriku bertumbuh dan memaknai kehidupan. bahwa ini hanyalah dunia, tak boleh aku terlalu larut dan hilang arah hanya untuk mengejar sesuatu yang semu.
aku sudah baik-baik saja ya Allaah. meski setiap hari aku terus meminta kepadaMu u tuk selalu dikuatkan setiap waktu. karena memang kalau bukan atas pertolonganMu, diriku sudah kalah dan hancur sedari awal. aku memahami diriku yang begitu lemah dan tak memiliki daya sedikitpun.
aku sudah bisa tersenyum kembali ya Allaah. sesuatu yang begitu aku tangis pada akhirnya sangat ku syukuri. sebab keterbatasan pengetahuanku yang tak menjangkau hikmah atas kebaikan yang telah Engkau takdirkan kepada diriku.
segala puji hanya bagi Engkau ya Allaah. aku memujimu meski dilain waktu aku terjatuh dan hatiku goyah untuk mengeluh atas hal yang terjadi kepadaku.
jika nanti aku kembali terjatuh dan merasa begitu terluka, tolong aku untuk kembali ya Allaah. berilah aku kepahamaman bahwasanya rahmatMu begitu luas untukku, kasih sayangMu tak terkira untukku, dan ampunanMu selalu ada untuk diriku yang selalu berdosa ini. tolong aku untuk kembali meski dengan tertatih-tatih aku memulainya kembali.
151 notes · View notes
yunusaziz · 5 months
Text
Tumblr media
Untukmu Yang Masih Berjuang Mengikhlaskan
Nggak ada yang bilang mudah kok perihal mengikhlaskan itu. Ia tidak peduli mau kamu dalam keadaan lapang, atau sempit, mau itu besar atau kecil. Ia sungguh tidak peduli akan hal itu, jika itu memang bukan buatmu, maka ya tidak akan pernah sampai kepadamu.
Selalu ada liku yang pasti bertemu. Ketika Tuhan mengujimu perihal ikhlas, kadang Dia akan meminta semua yang kamu punya, sampai akhirnya benar-benar yang tersisa di dirimu, hanya kata 'percaya', percaya yang tak sedikitpun ternoda oleh keraguan.
Baru setelah itu Dia gantikan sesuatu yang lebih baik, lebih sempurna dari harap yang selama ini salah kamu alamatkan. Memang berat, itulah seringkali berbicara ikhlas kita juga berbicara sabar. Ini hanya soal proses, yang mau tidak mau harus dilalui. (:
253 notes · View notes
mbeeer · 8 months
Text
Jikapun pada akhirnya kami tidak bisa bersama, Tuhan, tolong berikan aku kemampuan untuk mengikhlaskan..
211 notes · View notes
prettywallflwer · 10 months
Text
Menjadi dewasa mengajariku supaya dapat mensyukuri momen ketika berada di fase kestabilan mental yang bikin segalanya jadi terasa mudah untuk dijalani. Aku tau hal tersebut sifatnya sementara (if you know you know), maka kestabilan ini perlu benar-benar dinikmati atau mungkin dirayakan—secukupnya. Salah satunya dengan menulis ini karena nanti disaat kestabilan itu menurun, aku bisa membacanya lagi untuk sekadar mengingatkan bahwa perasaan buruk yang sedang dialami itu akan terlewati juga dan digantikan dengan perasaan baik seperti ketika sedang menulis tulisan ini.
-P
1 note · View note
isnahidayatifauziah · 9 months
Text
"Ya Allah, bantu hamba untuk mengikhlaskan apa yang telah Engkau ambil kembali, juga mengikhlaskan apa yang tidak akan pernah Engkau takdirkan untuk kumiliki."
192 notes · View notes
careerclass · 6 months
Text
Anak Kedua
Mungkin menjadi harapan, mungkin juga tidak diharapkan. Menjadi yang tidak terlalu dinanti seperti yang pertama. "Sebelumnya emang susah, tapi yang kedua pasti mudah." Bukan menjadi cucu yang diberi warisan atau bukan menjadi anak kesayangan. Menjadi yang kadang lupa dijemput, menjadi yang kurang diprioritaskan. Sampai lahir lagi anak ketiga, keempat. Anak kedua merawat, bermain, dan menjaga.
Jika ada anak pertama yang sangat dinanti, atau anak ketiga yang sangat dimanja, anak kedua menjadi yang terlupa. Sehingga ia menjadi anak yang hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. Menangis sendiri, terluka dan mengobati dirinya sendiri. Merayakan ultang tahun di tempat rantau sendiri. Menahan keinginan diri, mendapat yang sudah usang dari kakaknya, dan memberi yang dimiliki untuk adiknya.
Pada akhirnya anak kedua hanya berharap, hadirnya dinanti dan dirindu. Pada akhirnya anak kedua hanya berharap, untuk sesekali dipeluk. Pada akhirnya anak kedua hanya berharap, mendapat kasih, mendapat perhatian. Pada akhirnya anak kedua hanya berharap, mendapat yang kakak atau adiknya dapatkan.
Kepadamu anak kedua,
Jika semuanya terlalu berat sekarang, semoga kamu bisa menyandarkan pundakmu sejenak. Memaafkan dan mengikhlaskan. Jika semuanya terlalu berat sekarang, yakinlah bahwa Pelaut ulung tidak lahir dari laut yang tenang. Bersabarlah, Anak Kedua.
17 Nov 23
77 notes · View notes
milaalkhansah · 6 months
Text
Tumblr media
Jika kelak tiba nanti kita akan merasa terbiasa dengan jarak yang ada, dengan sapaan yang tak lagi terdengar, serta perihal kabar yang ditahu kini hanya dari berita yang beredar. Ketahuilah, bahwa tidak ada yang pernah benar-benar mengikhlaskan sebuah perpisahan dan tidak pernah ada yang menyukai suatu keadaan yang tak lagi sama. Dan ketahuilah bahwa dulu aku pernah begitu menginginkan kebaikan untuk kita berdua. Namun, mungkin kebaikan Allah atas jalan yang telah Dia tetapkan untuk masing-masing kita itulah yang terbaik. Dan aku di sini, masih dengan kebaikan yang tetap kuusahakan untukmu. Dengan harapan serta doa yang mengartikan bahwa aku tak pernah melupakanmu. Berbahagialah selalu, sebab itulah tujuanku menyayangimu.
• November bercerita hari kedua belas
79 notes · View notes
kilasjejak · 2 months
Quote
Ketika kita bisa mengikhlaskan seorang yang pernah silaturahim di hati kita, insya Allah bisa jadi percepatan jodoh dari Allah
37 notes · View notes
duniapetualangkata · 1 month
Text
Dengan mengikhlaskan, bukan hanya beban ragamu yang tenang tapi juga hatimu karena tidak semua hal pantas kau jadikan bebanmu.
25 notes · View notes