Tumgik
#namaadalahdoa
benhamnah · 2 years
Text
Kisah dibalik nama
Part 2
Kali ini nama yang paling aneh bagiku kala itu,mungkin dari kalian yang baru kenal juga aneh dengernya bahkan nyebutinnya juga susah.Umi abi aja manggil aku cuma dengan kata mbak atau sha.Kalau manggil hamnah susah manggil rumaisha kepanjangan:v ngga paham lagi padahal yang ngasih nama hmm.Temen-temen rumah tetep manggil aku hamnah sih tp awal masuk pondok kata umi ntar dipanggil isha aja biar ngga susah.Jadi pas SMP doang aku dipanggil isha,SMA balik lagi dipanggil hamnah:D tapi kalau dikalangan ustadzah aku dipanggil rumaisha.Langsung aja ya ke intinya terserah kalian mau manggil aku apa yang penting masih ada unsur namaku masih okee lah.Kali ini ada kisah dibalik nama Hamnah niih...
Hamnah binti Jahsy (Berani dan Tegar di Jalan Islam)
Mungkin kita sangat familiar dengan kisah masyhur seorang sahabat Nabi Saw. yang gugur di Perang Uhud, yaitu Mush’ab bin Umair. Syahidnya Mush’ab menjadi pelajaran berharga bahwa tidak ada yang lebih berarti dari kehidupan ini selain menjadi pembela dan pejuang Islam tepercaya. Mush’ab bin Umair, sang duta Islam sangat berjasa dalam mengembangkan dakwah di Madinah. Perannya dalam Islam terukir secara gemilang sepanjang sejarah. Di balik prestasinya sebagai pejuang Islam, ada sosok pendamping yang tak kalah tangguh. Ya, dialah Hamnah binti Jahsy, istri sekaligus sosok pemberani yang membersamai suaminya, Mush’ab bin Umair di perang Uhud. Jika Mush’ab bertugas di garis depan mengangkat senjata, maka Hamnah berada di barisan belakang sebagai perawat prajurit perang Uhud. Tugasnya antara lain untuk memberi minum dan mengobati tentara muslimin yang terluka. Dari Ashim bin Ubaidillah berkata, “Saya mendengar Muawiyah bin Abdullah bin Ahmad Radhiyallahu Ta’ala Anhu berkata, ‘Saya melihat Hamnah pada perang Uhud memberi minum orang-orang yang haus dan mengobati orang-orang yang terluka.”
Bernama lengkap Hamnah binti Jahsy bin Ri’ab bin Ya’mur bin Shabrah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad Al-Asadiyah, ia berasal dari Bani Asad bin Khuzaimah. Hamnah bersaudara dengan Zainab binti Jahsy, istri Rasulullah Saw. Hamnah juga memiliki hubungan saudara dengan Ummu Habibah, istri Abdurrahman bin ‘Auf, salah seorang sahabat yang tergolong assabiqunal awwalun. Dengan Rasulullah Saw., Hamnah memiliki ikatan saudara, yakni sepupu. Ibunda Hamnah, Umaimah binti Abdul Muthalib, adalah bibi dari Rasulullah Muhammad Saw. Memiliki nasab yang dekat dengan Rasulullah Saw. membuat Hamnah termasuk satu perempuan yang berbaiat kepada Rasulullah Saw. Hamnah menikah dengan Mush’ab bin Umair, pemuda cerdas dan pemberani. Dari hasil pernikahan ini, ia dikaruniai seorang putri.
Tepat tanggal 7 Syawal tahun ke3 Hijriah, kaum muslimin mengikuti peperangan di Bukit Uhud. Tampil dalam peperangan itu sepasang suami istri, yaitu Mush’ab bin Umair dan istrinya, Hamnah binti Jahsy. Keduanya boleh jadi memiliki tugas berbeda. Namun, keduanya sama-sama menjadi pembela Islam yang berani dan tangguh. Bersama 13 perempuan lainnya, Hamnah bertugas di belakang pasukan Islam. Yaitu, memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka dari pertempuran lalu mengobati luka tersebut. Selain Hamnah, dari 14 perempuan tersebut di antaranya ialah putri Rasulullah SAW, Fatimah, istri Ali bin Abi Thalib. Dalam pasukan kaum muslim, tampak pula saudara laki-laki Hamnah, Abdullah bin Jahsy, dan pamannya, Hamzah bin Abdul Muththalib. Ketika perang mulai berkecamuk, korban luka pun mulai berjatuhan dari kedua belah pihak. Hamnah binti Jahsy bersama relawan perempuan sibuk melakukan tugasnya.
Perang Uhud yang terjadi pada 7 Syawal tahun ke3 Hijriah itu meninggalkan duka yang mendalam bagi kaum muslimin. Rasulullah Saw. terluka parah dan sejumlah sahabat gugur dalam peperangan tersebut. Disebutkan dalam Tarikh At-Thabari bahwa sewaktu Rasulullah pulang dari perang, beliau ditanya oleh istri para sahabat yang suaminya ikut dalam peperangan. Salah satunya Hamnah binti Jahsy. Saat itu Hamnah mendapat kabar duka bahwa suaminya mush'ab bin umair,saudaranya Abdullah bin Jahsy,dan pamannya Hamzah bin Abdul Muththalib ikut gugur dalam peperangan. Tahun penuh duka bagi Hamnah karena saudara, paman, dan suaminya meninggal dalam waktu bersamaan. Hamnah pun bersabar dan rida menerima semua ketetapan yang Allah gariskan untuknya. Hamnah akhirnya hidup bersama putri satu-satunya. Hingga suatu saat salah satu sahabat, Thalhah bin ‘Ubaidillah, meminangnya. Hamnah pun akhirnya menikah dengan Thalhah dan dikaruniai dua orang putra, Muhammad dan Imran.
Islam tak pernah kehabisan sosok inspiratif sepanjang masa. Keberanian Hamnah meneguhkan kedudukannya di hadapan Allah SWT. Kesabaran dan ketegarannya menghadapi cobaan patut menjadi pelajaran berharga bagi muslimah masa kini. Di balik ketangguhan suami, ada istri yang mendukung penuh perjuangannya. Bahkan keduanya terlibat aktif dalam memperjuangkan Islam. Sungguh potret keluarga yang dilingkupi keimanan dan ketakwaan tinggi. Suami istri pejuang, berjalan beriringan demi menegakkan Islam. Kehilangan orang tercinta justru membuatnya mulia karena kesabaran dan keikhlasan menerima ketetapan Allah. Semoga kita bisa mengambil butiran hikmah dari sosok Hamnah binti Jahsy.
TAMAAT...
Menurutku ini nama paling langka..hihi seumur-umur aku belum pernah nemuin nama ini selain aku dan kisah itu.
2 notes · View notes
annisamalahayy11 · 8 years
Text
Ketika membaca nama sendiri di sebuah akun medsos, id, di kertas, absen, atau di mana pun, seringkali berulang-ulang membaca tanpa sadar penuh, terkadang saya mencoba kembali membaca dengan penuh penghayatan, perlahan, dan penekanan disetiap huruf membuat saya merasa “berhutang”, diwaktu yang sama saya ingat orangtua, yaa beliau yang memberi saya nama, pernah bercerita begini dan begitu mengenai makna nama ini, masyaAllah..
Jika tidak salah dosen saya pun pernah berkata bahwa “dinama kita seperti ada ruh yang orangtua kita tiupkan, sebuah pengharapan, sebuah do’a pastinya”, kurang lebih begitu (tanpa mengurangi rasa hormat kpd beliau), bahwa dinama saya yang telah orangtua berikan ada sebuah do’a, pengharapan luar biasa atas diri ini, bermakna yang mungkin belum terwujud pada diri saya hari ini..
Perasaan “berhutang” pun semakin besar, perasaan bahwa nama ini begitu “besar”, maka mampukah saya?, mampukah saya membayar “hutang” ini?, mampukah saya sebagai arti dalam nama ini? Semoga dan semoga Semoga Allah selalu menuntun kita kepada-Nya..
0 notes
wulaidaz · 8 years
Photo
Tumblr media
Perempuan bahagia bak batu permata yang selalu diinginkan dan yang selalu duluqisy syamay (nyata terangnya) untuk meraih harapan. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن #NamaAdalahDoa #Nama (at Hürzeler/Zuhr)
0 notes
benhamnah · 2 years
Text
Kisah dibalik nama
Part 1
Nama yang kala itu tak aku sukai,kini menjadi sesuatu yang istimewa dan menjadi doa dengan harapan tertanam sifat-sifat yang baik dalam diriku.Entah kenapa dulu aku selalu iri,merasa kalau namaku paling pendek,bahkan aneh daripada saudara-saudaraku.Kayak bukan nama pada umumnya yang sering aku dengar.Sering kali kutanyakan arti nama kakak dan adekku kudapatkan makna yang bagus nan indah didalamnya,tetapi entah kenapa ketika kutanyakan arti namaku:|, "Itu ada kisahnya, dulu umi pernah baca buku terus nemu nama itu,dalam hati umi bilang ntar kalau punya anak aku kasih nama ini aja", Itu jawaban yang selalu kudapatkan.Karena waktu itu aku masih kecil jadi pengennya langsung dapat jawaban yang tepat gitu.Seiring berjalannya waktu saatnya aku masuk pondok.Aku mulai bodo amat dengan hal itu.3 tahun berlalu.Saat itu lagi libur kelulusan kurang lebih 4 bulan dirumah.Tapi sebelum libur aku memutuskan daftar dipondok tahfidz untuk ngelanjutin hafalan qur'anku dan belajar ilmu agama.Pas disana salah satu ustadzah nanya namaku siapa,ku jawablah dan ternyata dibelakangku ada kating,mereka bilang, "Ih namanya bagus ya", dalam hatiku, "ngomongin aku ya".Disitulah aku mulai kepo lagi sama kisah tentang namaku.Saking gabutnya dirumah,aku coba deh cari buku tentang shahabiyah yang ada dirumah.Tak lama mencari akhirnya aku nemuin buku itu,aku bukalah liat-liat daftar isinya dan seketika itu mataku langsung tertuju pada kisah Ummu Sulaim atau Rumaisha binti Milhan.Aku saat itu seneng bangett yang selama ini aku kepoin akhirnya terjawab juga.Padahal itu buku bertahun-tahun dirumah tapi aku ngga pernah baca tau aja ngga..hihi,mungkin karena aku dulu masih kecil ya jadi minat bacanya masih minim juga.Aku juga mikir, "Apa dulu umi ngga ngasih tau aku,biar aku ada rasa ingin tahu lebih gitu ya?"
Dan ini kisah tentang beliau...
Rumaisha binti Milhan (seorang wanita yang maharnya adalah islam)
"Seorang wanita mulia yang mampu menolak tatkala dunia menari-nari dihadapannya berupa harta,kedudukan,dan laki-laki muda.Beliau merasa bahwa keterikatan hatinya dengan islam lebih kuat dari seluruh kenikmatan dunia."
Rumaisha binti milhan.Beliau seorang wanita keturunan bangsawan dari kabilah anshar suku Khazraj yang memiliki sifat keibuan dan berwajah manis menawan,memiliki perangai pintar,penuh kehati-hatian dalam bersikap dewasa.Beliau juga dikenal sebagai muslimah yang berani,tegar,sabar,dan selalu bersyukur atas ketetapan Allah SWT.tak ada satu keluhan pun yang keluar dari lisannya walau dalam keadaan paling sulit.
Beliau menikah dengan Malik Annaddhar dan dikaruniai anak bernama Anas bin Malik.Setelah beliau masuk islam,suaminya orang pertama yang menghadang keimanannya.Beliau juga mengajarkan 2 kalimat syahadat kepada putranya.Disitulah kemarahan suaminya semakin menjadi-jadi. "Engkau telah merusak kepercayaan anakku",ucap Malik,dengan tangkas dan tegas Rumaisha menjawab "Aku tidak merusak kepercayaannya,bahkan aku membimbingnya ke jalan yang lurus.Aku berharap kelak ia tumbuh besar dalam bimbingan hidayah dan iman".Akhirnya suaminya terpojokkan dengan jawaban istrinya yang tegas dan mantap.Malik pun pergi meninggalkan Rumaisha ke Syam dan ia wafat disana.
Setelah suaminya meninggal beliau menikah dengan Abu Thalhah.Diriwayatkan oleh Tsabit Al-Banni dari Anas beliau berkata, "Ketika Abu Thalhah melamar Ummu Sulaim,maka Ummu Sulaim berkata,"Demi Allah tidak ada laki-laki seperti kamu yang patut ditolak wahai Abu Thalhah.Tetapi kamu laki-laki kafir dan saya wanita muslimah yang tidak halal menikah denganmu.Maka apabila kamu masuk islam,keislamanmu itulah maharku dan saya tidak meminta yang lain darimu."
Sungguh pernikahan Ummu Sulaim ini menunjukkan adanya kekuatan iman dan harga diri seorang wanita yang tak mudah ditundukkan oleh harta,kepopuleran,dan ketokohan seorang laki-laki.
Satu kisah terkenal tentang sikap terbaik Ummu Sulaim adalah saat Abu Thalhah harus pergi sementara anak mereka sakit keras. Karena sebuah urusan penting, Abu Thalhah harus merelakan meninggalkan anaknya dengan Ummu Sulaim.
Saat Abu Thalhah pergi, kesehatan sang anak semakin menurun dan akhirnya meninggal dunia. Saat Abu Thalhah kembali ke rumah, Ummu Sulaim tak ingin membuat hati Abu Thalhah sedih. Maka Ummu Sulaim memasak makanan kesukaan Abu Thalhah, ia pun bersolek dan memakai pakaian terbaiknya untuk menyambut sang suami. Saat Abu Thalhah menanyakan kondisi anak mereka, Ummu Sulaim menjawab, "Sekarang ia sudah lebih tenang."
Maka Ummu Sulaim menjamu Abu Thalhah dengan masakannya. Setelah merasa kenyang, Abu Thalhah pun diajak beristirahat. Setelah berkumpul dan Abu Thalhah merasa tenang, Ummu Sulaim memulai percakapan. "Wahai suamiku, apa pendapatmu jika suatu kaum menitipkan barang ke kita, lantas ia kembali untuk mengambil barangnya, apakah kita pantas menolaknya?" "Tentunya tidak boleh wahai istriku," jawab Abu Thalhah. "Bagaimana jika kita keberatan tatkala barangnya diambil?" tanya Ummu Sulaim lagi. "Itu sangat tidak adil," jawab Abu Thalhah. "Sesungguhnya anakmu titipan Allah dan Allah telah mengambilnya dari kita. Maka tabahkanlah hatimu dengan merelakan anakmu." Ummu Sulaim menceritakan hal yang sebenarnya.
Abu Thalhah marah karena tidak diberi tahu secara langsung kabar tersebut. Keesokan harinya ia menghadap Rasulullah SAW dan mengadukan permasalahannya. Rasulullah SAW justru menjawab, "Semoga Allah merahmati malam kalian." (HR Muslim). Ummu Sulaim pun hamil dan setelah melahirkan, Rasulullah SAW memberikannya nama Abdullah.
Kesabaran yang luar biasa ditunjukkan oleh Ummu Sulaim. Sikapnya yang tegar karena ditinggal anaknya lebih kuat sehingga bisa menghibur hari suaminya. Ia pula yang menyerahkan anaknya, Anas bin Malik, sebagai pelayan rumah Rasulullah. Ummu Sulaim merasa malu tidak bisa memberikan apa-apa untuk dakwah. Ia pun menyerahkan Anas sebagai pemuda yang terus ikut bersama Rasulullah bahkan banyak meriwayatkan hadis dari Beliau SAW.
TAMAT..
Ditambah seneng lagi semenjak aku masuk pondok yang baru ustadzah ku bilang kalau namaku bagus kayak namanya orang turki..hihi:D.Versi turkinya Rümeysa.
Disitu aku berpikir bersyukur juga "apa memang aku sudah ditakdirin buat sekolah di Turki ya?, aamiin ucapku".
Daan akhirya Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah,,bersyukur tak henti-henti:)
Makasih umi atas doanya yang tersimpan dalam secuil nama.
5 notes · View notes