Tumgik
#nonton film romance
filmepik · 1 year
Text
Kumpulan Nonton Film Romance Subtitle Indonesia Streaming Movie Online, Nonton Movie Bioskop indoxxi, Cinema21, LK21,Bioskop Keren Streaming Film Terlengkap dan Download Film HD terbaru Gratis.
0 notes
strzqn · 6 months
Text
Jatuh Cinta Seperti di...
Dulu aku nonton film "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film" sendiri yaa kan wkwk.
Tanpa tau spoiler apa pun bahkan trailer.
Kepo aja dr judulnya, pas itu jg lg pgn nonton krn udh berbulan² jg gak nonton. Ratenya jg bagus.
Baru² ini random merenung, baru ngeh makna tersembunyinya coba🤣
!Spoiler Alert!
Jd ini tu kan film romance yaa yg kisahnya ttg jatuh cinta di usia dewasa. Tp tau gak kalo mostly di film ini isinya bagus sm hana "ngobrol".
Gak ada hal spesial/seromantis itu yg terjadi.
Satu²nya hal romantis yg bagus lakuin ke hana adalah waktu dia nurunin egonya dan coba ngertiin dr sudut pandangnya hana, lalu dia datengin rumahnya buat minta maaf & ngajak "ngobrol".
Yap, lagi² "ngobrol".
Aku baru ngeh maksud film ini knp filmnya tu kesannya ngebosenin krn mostly isinya yaa 2 orang itu ngobrol.
Ngobrol di pasar bunga waktu bagus pgn tau kesukaan hana, ngobrol di kafe waktu hana pgn tau kehidupan kerjanya bagus, ngobrol di rumah, ngobrol waktu ada konflik, ngobrol di warung pinggir jalan, dll.
youtube
Dr film ini kita bakal ngerti kalo bentuk cinta itu gak mesti kyk di film² dgn adegan² romantisnya.
Gak hrs dgn bawain bunga, hujan²an, ngasih kejutan, dll nya itu🤣
Ternyata.. jd temen keseharian, nemenin pergi kemana, ngobrolin apa pun, jd tenang dewasa & nurunin ego, coba ngerti satu sm lain, ngajak ngobrol kalo ada masalah & berusaha memperbaiki brg, itu jg bentuk cinta lho.
Dan itu jg romantis.
Cinta yg kisahnya tercipta pelan², sederhana, apa adanya gak hrs begini begitu, tp saling memutuskan untuk menerima & menetap lama.
Drpd jatuh cinta spt di film², mending jatuh cinta spt di kisah² nabi😅
Yg saling mencintai Allah, lalu Allah tumbuhkan cinta keduanya untuk saling mencintai krn Allah dan mjd teman memperjuangkan kebaikan.
Yg muaranya sama² menuju Allah.
Sederhana, bukan ttg 2 org. Melainkan ttg 3.
Aku, km, dan Allah.
7 notes · View notes
pharama · 5 months
Text
Review Drama - Marry My Husband
Tumblr media
Marry My Husband mungkin adalah salah satu drama yang dinantikan banyak orang di awal tahun 2024 ini, termasuk aku.
Terlepas dari semua desas-desus yang ada, aku tetap memilih untuk menonton drama ini, bahkan secara on-going dan merelakan diri ini untuk penasaran setiap minggunya.
Benar-bener drama yang jangan sampek di skip kalau kamu juga pecinta drama genre fantasy-romance. Apalagi kalau kamu juga penggemar Na Inwoo, kayak aku hehe.
Pada saat review ini ditulis, drama ini sudah tayang sebanyak 6 dari 16 episode yang direncakan untuk tayang.
Sejauh 6 episode ini, aku cukup bisa menikmati alur yang ada dan selalu merasa tidak sabar untuk menonton episode berikutnya. Derita nonton on-going, penasaran mingguan tiada akhir, bahkan sampek tergoda 'apa gue baca komiknya juga aja ya biar gak penasaran-penasan banget'. Tapi berujung gak jadi hehe.
Selain kekagumanku sama alur cerita, akting nya Park Minyoung yang gak pernah gagal bikin aku ikut nangis, dan Na Inwoo yang wah aura mahalnya bisa kelihatan juga ya ternyata haha, ada satu episode yang sering ku skip, yaitu episode satu, dimana Kang Jiwon mengalami semua kesialannya dari mulai penyakit, perselingkuhan, hingga part dimana dia bersimbah d*r*h dilantai rumahnya. Jujur aku gak tega. Siapa yang tega yaa lihat kisah orang lain yang sudah jatuh malah tertimpa tangga, terlebih karena orang-orang terdekatnya.
Mungkin itu juga yang membuatku jadi benci dengan si pick me (Jung Sumin) dan suami tidak tahu diri (Park Minhwan). Karakter mereka berdua di dalam film itu benar-benar jenis dua manusia yang paling ku benci, apalagi si Park Minhwan, yang B aja tapi banyak tingkah. Duh kalian bisa nonton sendiri dan rasakan sensasi pengen nampar dia deh pokoknya haha.
Sejak awal nonton, tanpa membaca sinopsis, komik, dan lain sebagainya, aku sudah menebak bahwa Na Inwoo, atau dalam drama itu bernama Yoo Jihyuk, cinta mati ke Kang Jiwoon. Bagi pecinta drakor, lihat dari poster pasti juga sudah bisa nebak sih ya akan seperti apa dia di dalam drama. Tapi di episode 4 ke 5 ada sesuatu mengejutkan dan membuat ku merasa kayak... "ah, plot twist satu ada disini ternyata." dan ini membuatku mulai bisa menebak bagaimana kira-kira akhir dari drama ini akan dibawa.
Tentu seperti harapan dari semua penonton jika drama ini akan berakhir 'bahagia'. Tapi semoga kita tidak lupa dengan ada yang namanya 'open ending' dimana kebanyakan drama fantasi selalu memilih untuk mengakhiri ceritanya dengan seperti itu. Tapi mari kita berdoa yang baik-baik saja, semoga drama ini berakhir bahagia seperti yang penonton inginkan. Jebal author-nim🙏🏻
Selain karakter yang bagiku nyebelin, ada juga karakter yang menurutku keren dan aku suka banget, Yoo Heeyeon yang diperankan oleh Cha Gyuri. Karakternya yang ceria, talkative, dan pemakan segala adalah karakter yang selalu menjadi favoritku, bahkan disemua cerita yang pernah ku baca.
Sekarang hari Sabtu, dan aku sangat tidak sabar untuk menyambut hari ini, sesuatu yang tidak biasa dilakukan manusia.
Tapi baiknya begitu bukan?
Bertahan hiduplah, setidaknya untuk lanjutan episode drama yang sedang kamu tonton.
Bersemangatlah menjalani hari, setidaknya untuk menyambut episode baru drama favoritmu yang akan tayang pada hari itu.
Sekian.
Terima kasih yang sudah membaca tulisan asbun ku sampek bawah dan sampai jumpa di review drama yang ku tonton lainnya <3
5 notes · View notes
lebensmoode · 1 year
Text
Mau sedikit cerita ttg yg terjadi hari ini....
Nonton Suzume yg udah dinanti-nanti sejak tahun lalu, yg pasti bukan oleh gw 🙂 Yaaah pada dasarnya hamba bukan orang yg suka nonton anime karna sefiksi-fiksinya drakor wujudnya masih manusia, masih lebih mendingan buat ditonton. Bukan 2D yg buat aing merasa kaya lagi nonton kartun ✌🏻
Tapi karena si partner mantan wibu wkwk dan tontonan animenya udah mayan banyak, trus juga gw udah sempet nonton beberapa yg beliau rekomendasiin termasuk Kimi No Nawa, gw ya jadinya hayuk aja diajakin nonton si Suzume ini.
Hmmm Rubby awalnya antusias banget pas film baru diputar, sampe duduknya maju gak senderan wkwkw. Etapi di tengah film, ntah kenapa he looked bored?? Bahkan sempet ngantuk??? Bagaimana mungkin???
[Spoiler Alert]
Akhirnya dibahas lah di perjalanan pulang. Menurut doi, karya si Makoto kali ini terlalu banyak plot holes, jadi bikin bingung. Compared to Kimi No Nawa. Yg gw rasain sendiri, memang iya sih. Masa di akhir muncul satu kucing hitam gede yg gatau dari mana asalnya dan helped them out tanpa dijelasin dia itu siapa. Trus monmaaf, I don't think the romance made sense??? Lyke ngapa cewenya gampang bgt bucin????
Idk abt anime genre romance lain ya karna emang minim nonton, apa emang biasanya begitu ato gak. Buuut I don't feel that the bond between Suzume and the guy was so strong that she ngebet bgt si cowonya mesti idup lagi????
Belum lagi pintu dari masa kecil Suzume yg kok bisa tiba2 masuk ke cerita, I mean who was Suzume herself??? Dia bukan the Closer, bukan Keystone, but she could help him and even lock the gate???
Asumsi gw ya mungkin itu kaitannya ke masa lalunya Suzume yg inner child(?) nya masih blum nerima kepergian ibunya. But still, I need more explanation atulah.
Atau adakah dari para tetangga yg sudah nonton punya interpretasi lain?? Monggo dishare :)
Hamba bukan wibu dan hitungan nonton anime masih less than 10 movies. Jadi gw gamau sotoy dengan menyambat banyak hal. But jujurly itu yg gw rasain. Di Kimi No Nawa, gw merasa both main characters itu dibangun dengan kuat, lewat keseharian mereka yg bertukar rules dan notes via dimensi masing2. But this, I didn't see that. Makanya agak aneh sama Suzume yg bucin.
But, I did laugh at the humor. KURSI NGEJER KUCING DI TENGAH JALAN SAMPE VIRAL DI MEDSOS TUUUU 🤣🤣🤣🤣
Waaah I never knew I would be into peranimean setelah selama bertahun-tahun kecemplung nya di lautan drakor. Gw akui emg minat gw nonton drakor udah berkurang parah sejak tahun lalu. So I guess this is something worth ✨ exploring ✨
7 notes · View notes
cocotangaje · 11 months
Text
4 July 2023
Meskipun udah telat dan agak lama banget, gue mau drop thoughts gue soal Elemental Forces of Nature
Tumblr media
Gue nonton sengaja sendirian karena waktu itu terkecamuk emosi. Gue lagi demotivation dan butuh hiburan baru yang bisa balikkin gue. Karena tau ini film kolaborasi antara disney sama pixar, akhirnya nyobalah nonton.
Dan nangis. wkwk.
Mana cukup sesenggukan pula. Waktu itu satu bioskop lebih banyak bocilnya, bahkan bangku di sebelah gue aja didudukin sama bocah SD yang nengok waktu gue lagi ngelap air mata. Mungkin doi bingung ini ada mbak-mbak kok malah nangis nonton film kartun.
Gue bukan nangisin soal plot romance beda unsur yang saling jatuh cintanya, tapi sama kisah Ember dan bapaknya.
Tumblr media
It feels so me.
Bokap gue juga punya bisnis dan gue hidup dari bisnisnya. Sebelum lulus kuliah, gue gak berniat sama sekali sama bisnis ini. Tapi cukup familiar, cuma gak diseriusin aja. Sejak lulus, setelah periode magang juga selesai, gue akhirnya mencoba untuk kerja di papa dengan segala kontrak serius dan hal-hal apa aja yang mau dicapainya.
Gue merasa sangat paham dengan kekhawatiran Ember, tanggung jawabnya, anxietynya, tapi excitednya. Bedanya, Ember ternyata nggak mementingkan dirinya sendiri dulu. Kalo gue sebaliknya. Gue udah berusaha pursue mimpi gue sendiri, berkali-kali. Tapi selalu gak berhasil dan disadarkan buat balik. Dan akhirnya memilih untuk memaksimalkan apa yang gue punya daripada mengejar sesuatu yang semakin gue kejar dia malah makin jauh.
Sisa alurnya sih so-so aja. Tapi visualnya emang jangan diraguin lagi. Seluruh detailnya keren banget, mata lo manja dah tuh betah liat setiap scene yang wallpaper-able.
Nonton gih.
2 notes · View notes
amelyaseptiana · 1 year
Text
Ruangaksara #126
Review Film - Hati Suhita
Aku mau nge-review film yang kutonton seminggu yg lalu, HATI SUHITA, dari kmren² pen ngereview ga sempat terus wkwk. Biasanya aku kurang suka nonton film² berbau romance sih, tapi aku cukup tertarik karena film ini mengangkat background pesantren, dan (mungkin) aku bisa dapet banyak perspektif yg berbeda (?)
Aku hanya akan mereview berdasarkan lesson-learned yg bisa kuambil setelah menonton filmnya (intinya review ini gak akan kayak review film pada umumnya, tapi based on "suka-suka aku aja" haha)
Tumblr media
✅ Ratna Rengganis: dia tu being bold banget, the real gambaran seseorang yg punya prinsip dalam hidup, seseorang yg mengikuti kata hati tapi tetap taking her brain also, dia bisa memisahkan mana sesuatu yang harus ia perjuangkan secara totalitas dan mana sesuatu yang memang harus dilepaskan.
✅ Alina Suhita: karakter khas santri banget sih ini, tapi terlepas santri atau bukan, sebagai perempuan memang kita harus punya kelemahlembutan yang berbalut ketegasan, memiliki karakter yg mencerminkan perempuan cerdas dan elegan. Aku belajar bahwa sbg perempuan, being independent dan bisa making decision is a must, terlepas dari apapun background pendidikan kita dan berasal dari keluarga pesantren atau bukan. Btw, selama nonton aku lebih banyak fokus ke model² gamis yang dia pake sih haha lucuuuuk.
✅ Gus Birru.. sumpah nih orang kok pas udah mau ending jadi keren banget haha. Tapi, ada scene yg menurutku plot hole (aku ga tau apakah di novelnya persis kek gitu juga atau enggak). Saat Gus Birru tiba² ngajak Alina makan dan langsung being romantic dan udah kek orang jatuh cinta gitu, padahal sebelumnya dia menunjukkan sikap sangat tidak suka terhadap istrinya. Switchnya gak smooth, jadi menimbulkan pertanyaan, laaah kok gini? Laaah kok bisa? Wkwk
🚫 Trus yg agak mengganjal bagiku ialah pertemuan dan sesi curhat antara Kang Darma dan Alina Suhita, harusnya si Kang Darma bisa jaga batasan sih, karena kan mau gimanapun si Alina itu sudah jadi istri orang haha
🚫 Oke next.... terkait ending, aku agak kecoaaa sih haha karena ekspektasiku endingnya bisa jauh lebih seru dan menantang dengan adanya plot twist di akhir. Wkwk monmaap ini subjektif sekali yaaa karena aku emang lebih suka film genre film yang menantang hehe
✅ Overall, filmnya cukup bagus, meski aku belum spesifik baca novelnya. Banyak banget pelajaran yg bisa kupetik, selain yg udah kusebutin tadi, menurutku ada satu hal yang sangat penting sebelum menuju ke pernikahan: ialah RESTU ORANGTUA dan CARA kita mengKOMUNIKASIkan keinginan masing-masing, lalu mencari titik tengah, bukan memaksakan keinginan salah satu pihak hehe
6 notes · View notes
little-ature · 1 year
Text
random talks: books
Gue baru sadar bahwa faktor terbesar gue kesulitan menulis akhir-akhir ini adalah karena gue semakin jarang baca buku atau baca bacaan yang cukup lengthy. I've been too comfortable with watching (short) videos which require less and lesser of my attention. Baca buku sekarang membutuhkan kesabaran lebih buat gue.. something I didn't know I would feel towards books.
As an attempt for me to practice writing, I will babble about books this time!
The Pageturner
I must say, I miss the excitement of trying to read pages after pages slowly, mindfully, because the book is too entertaining! The last time I felt that way was when I read Kevin Kwan's Crazy Rich Asians trilogy. I swear, the movie didn't do justice (at all) to how hilarious the book is! Kevin Kwan is such a genius writer, I'm certain nobody would dare say otherwise. There is something the way he writes that just makes the whole plot was much more enthralling. Baca Crazy Rich Asian mengingatkan gue pada novel-novel seri Hanafiahnya Sitta Karina, circa 2010-ish. She also captured the setting (and the specific product/series of the brands! lol) in detail, making the story more lively and easy to imagine. I remember her novels made my sisters and I went crazy about the characters (and the whole Hanafiah clan). Another pageturner book for me is The Help by Kathryn Stockett. Gue nonton filmnya duluan sih, dan gue cinta banget filmnya. It is undoubtledly one of my comfort movies. Gue selalu tertarik dengan premis yang berkaitan historical issue/era seperti racial segregation di US yang diangkat di film ini dan liberation from sex discrimination di film On the Basis of Sex. I bought the book in secondhand condition from e-commerce, in a perfect condition. By perfect, I mean the pages already turned yellow and has the particular dusty scent on it! I'm glad the book was well-loved by its previous owner. The plot in the book was more complicated than in the film (pastinya), dan jauh lebih bagus. Despite the controversies of Stockett's being bashed because writing a (so-called_ white-savior books, I think the book was brilliant. Gue gak melihat plotnya mendiskreditkan perjuangan people in color seperti yang dibilang sebagian orang. It's just a fiction afterall, and people can write anything they want. Speaking of pageturning books, gue juga baru inget kalau Seven Husband of Evelyn Hugo tuh BAGUS BANGET. SEBAGUS ITU, gue sampe sempet ngoceh panjang lebar di instagram story betapa gue bersyukur hidup di era ini karena sempet baca bukunya di hidup gue! Romance novel yang gak shallow at all. I swear if you haven't read it, you are missing a masterpiece in your life.
The First English Book
My first english fiction was Eleanor & Park. Oh boy how the novel changed my world and my youth! As someone who just turn into her adolescent phase, reading a romance novel with a relatable setting like Eleanor & Park offered me a beautiful experience. I felt the butterflies in my stomach as Rowell captured the small acts Park did to Eleanor in the bus and vice versa. I felt my cheek blushed and embarassed as I read the lonely-time-in-the-car scene. I felt hurt by the ending, the same feeling I got when I felt heartbroken in high school. I felt that love offers both comfort and hurt through reading this book while also experiencing it in real life occurs at the same time; and I will never forget that in my life.
The Ones I Don't Like
Gue baru sadar kalau gue gak enjoy baca self-help books. Some read fiction book to be inspired or to be guided. I read them for fun, and forgot about what it taught me quickly. I tried reading 101 Essays That Will Change the Way You Think and felt mesmerized on the first few chapters, but I found it kind of repetitive and boring afterwards. I read the tiktok & instagram famous Conversations of Love, but I don't find it enjoyabl or inspiring. I was captivated by The Intelligents Trap's review and synopsys, and I couldn't even finish the second chapter up until now. Kalo gue inget-inget, kayaknya non-fiction book yang gue pernah baca dan gue inget gue enjoy cuma The Personal MBA yang gue beli waktu punya slight ambition untuk switch career options (wakakaka) pasca lulus kuliah. For a business book, bukunya sangat mudah dimengerti dan easy to read. Why Men Love Bitches juga cukup seru. Tapi ya lagi lagi itu, gue baca bukunya for entertainment purposes only. So far ga ada non-fiction atau self-help books yang life-changing bagi gue atau yang bener-bener gue take notes untuk diimplementasikan di hidup gue.
The Edgy Reads
I saw Breast & Eggs everywhere and the premise seems quite groundbreaking. The cover was majestic and the first few pages were promising. I somehow got the impression that this is the book which cool & edgy people nowadays read, hence I bought it. The plot was quite 'everywhere' to me and very slow-paced. I had a hard time finishing it.. hehe. Untung covernya keren buat jadi pajangan di meja. Another edgy reads of mine are edgy magazines. I collect a few of old Architectural Digests which I found very inspiring and aesthetically pleasing to look at (but don't read), a few The Monocle(s), design anthology, and F magazine i just recently purchased from Kinokuniya in Takashimaya (by the way, it was the biggest Kinokuniya I've ever gone to!). Simple aja, gue suka banget liat foto-foto dan layout majalahnya. I don't exactly read them, but I'd like to keep them forever and keep collecting them.
The Ones I Like, but Not Really (for some reason)
Normal People by Sally Rooney was achingly beautiful! The story was captivating, it caught me hooked from the beginning to end. It brought the class issues, self worth, pure connection between two persons, it felt intimate and raw. It was beautiful and aching at the same time. However, what's the most aching to me is not Marianne's struggles or the ending, but how Rooney purposely write with no speech marks (!!!). I prefer the movie to the book itself. Indah... banget. The whole sequence was picturesque and dreamy, paired with beautiful scoring from Stephen Rennicks. The movie destroyed me. The chemistry between Daisy-Edgar Jones & Paul Mescal was so real, gue suka lupa kalau Marianne dan Connel di filmnya hanyalah build-up characters.. I even forgot that the movie was fictional!
The Push by Ashley Audrain. Everything I Never Told You by Celeste Ng. A Little Life by Hanya Yanagihara. Don't get me wrong, both are well-written dan bagus banget.. I just can't handle that much sadness and depressing vibes in a book. Still recommend you to read them though.
What else?
3 notes · View notes
infinityhuman · 2 years
Text
Pengen punya tempat buat curhat tentang hari ini, pengen bisa nikmatin musik genre romantis yang relate sama aku, pengen nonton film romance yang relate juga pengen rasanya di sayang sama orang yang kita suka, pengen ungkapin rasa sayang ku sama orang yang tepat se simple itu
5 notes · View notes
lamyaasfaraini · 1 year
Text
Day 7, favorite movie
30 days writing challenge
Favourite movie.. Bingung juga nih milihnya. Waktu SD sih suka banget sama Toys Story 1 & 2. Rewatch juga udah brp kali, dibeliin vcd bajakan gitu dulu hahaha. Saking ngefans nya pengen beli boneka woody beneran, tapi gatau nyari dimana dan kalopun ada yg ori pasti mahal banget :')
Beranjak remaja, karena wkt SMP ngikutin bgt buku Harry Potter sampe lengkap koleksi buku ku 1-7. Filmnya pun kutungguin, inipun rewatch brp kali apalagi Harry Potter ke 2 the Chamber of Secret. Berhubung baca buku duluan baru film muncul suka ada rasa ketidakpuasan, karena kalo baca buku detail bgt dan panjang tapi kalo film di singkat gitu kan banyak part yang dihilangkan karena gamungkin diceritain semua dong nanti 2 jam ngga cukup. Terkadang aku lebih memilih membaca bukunya karena lebih berimajinasi dan terasa dekat. Tapi sampe ending nya pun filmnya tetep aku tungguin, harus bgt nonton di bioskop!
Beberapa tahun ini karena berlangganan Netflix makin beragam tuh tontonannya termasuk buat anak. Entah kenapa waktu milihin film buat anak wkt umur 2,5 thn dia jarang bgt anteng nonton berlama lama kan karena masih kecil bnyk distraksi. Kupilih lah film dr Studio Ghibli, My Neighbour Totoro.. Surprisingly anteng bgt selama nonton, trus suka bgt dia sampe diulang 2423537289373829x alias sering bgt. Lanjut Ponyo.. Suka jg. Daaaan aku jadi keterusan nonton film Studio Ghibli lainnya, dari sekian banyak baru 10 film, 2 film belom selesei.. Filmnya bagus-bagus, genre nya beda2nya.. Ada fantasi, slice of life, romance. Ngga ada yang gagal selalu berkesan dan heartwarming.. Kalo anakku baru 2 aja nih favouritnya Totoro dan Ponyo, ibunya udah lebih dari 10 hahaha. Sukaaa bgt nanti lanjut lagi ah per-Ghibli-an nya..
Tumblr media
Kira-kira baru segini yang udah aku tonton hihi ❤️
5 notes · View notes
mslmhngereview · 2 years
Text
Review “20th Century Girl”
Manusia itu, tidak bisa diandalkan dan tidak pernah bisa memberikan kepastian. Jadi salah besar bila kita menaruh harapan padanya.
Kalau biasanya aku review buku. Mungkin ini review pertamaku dari sebuah film.
Paragraf berbahaya yang mengandung spoiler, tapi nggak banyak-banyak kok. Film ini berlatar belakang tahun 90'an. Nah, ini yang jadi salah satu pendukung utama untuk mentransferkan pesan cerita ke penonton. Gimana suasana di masa itu bisa membuat penonton terbawa perasaan dengan alur cerita yang disuguhkan. Menurutku setting tahun 90'an itu paling cocok untuk genre cerita seperti ini. Karena masa 90'an dipenuhi orang-orang yang polos jadi kesan apa adanya, nggak dibuat-buat, memang menghanyutkan perasaan penonton. Tapi satu pesanku, untuk yang menonton film berlatar belakang tahun 90'an, jangan pernah berharap kisahnya akan berakhir dengan baik-baik saja. Anda, salah! Kalau nggak ngegantung, ya sad ending.
Awal kisah yang menyenangkan, remaja penuh dengan keceriaan, kesetiakawanan, dan cinta pertama yang membingungkan dan berakhir tragis. Menit-menit pertengahan mulai mengatur ritme napas, berharap genangan air di pelupuk mata bisa dikendalikan. Ternyata, pertahananku runtuh juga.
Buat kalian yang suka genre drama, romance, friendship, schoolife, bisalah iseng-iseng nonton. Di review kali ini, aku nggak mau menyoroti kisah cintanya, ya. Tapi lebih ke pelajaran yang bisa kita ambil dari film ini.
1. Coba tidak membohongi diri sendiri
Menghindari rasa nggak enakan emang sulit bagi sebagian manusia, apalagi orang itu dekat dengan kita. Padahal kita hanya merasa, kita hanya menerka-nerka. Berpikir jika kita berbohong demi kebahagiaan orang terdekat kita, maka mereka akan bahagia. Kita nggak pernah tau isi hati seseorang kalau nggak dicoba untuk membicarakannya baik-baik. Dari film ini, kita belajar cara berteman yang baik. Gimana seharusnya kita berteman dengan rasa keterbukaan, memilah rasa mana yang harus diungkapkan dan mana yang harus dipendam. Jangan sampai ada salah paham, sampai-sampai satu di antaranya justru mengendap rasa bersalah yang mendalam. 
2. Jangan pernah bergantung kepada manusia.
Aku pernah baca, ada pepatah, "Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia". Seperti yang aku sampaikan di awal tulisan ini. Manusia itu lemah, percuma jika kita bergantung atau berharap sebuah kepastian dari manusia. Berasa sia-sia dan sakit banget, kalau apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Tapi semisal harapan kita berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, nggak usah GR. Karena itu hanya berjalan sebagaimana mestinya. Itu takdir namanya.
3. Berprasangka baiklah pada orang lain.
Karena kita juga seorang manusia yang nggak bisa memberikan kepastian, tentu kita juga nggak bisa memastikan apa yang terjadi ke depannya. Yang ada pada diri kita saja, kita nggak pernah tau, rezeki, jodoh, bahkan maut pun, kita nggak tau pasti kapan datangnya. Apalagi takdir orang lain, suatu hal yang berada di luar kendali dan  jangkauan kita.
Karakter yang paling bikin aku gereget, adalah...
Poong Woon Ho. Karakter yang pembawaanya cukup tenang. Tapi sayang, ujung-ujungnya menghilang.
Dia bisa dibilang berkarisma tapi yang nggak slengekan gitu. Terlihat tenang, damai, cool, karena dia nggak maksa sesuatu harus terjadi sesuai dengan kemauannya. Dari cara dia merespon hal yang dia suka sampai yang nggak dia suka, dia tuh adem-adem aja. Entah dari respon perkataan maupun tindakannya. Sikap yang bikin aku sebagai penonton bergumam, are there really people like this in the world? Good vibes bangetlah pokoknya.
Sekian reviewnya, semoga bisa jadi pembelajaran kita :)
Tumblr media
*poster yang paling aku suka, dari 2 poster lainnya.
3 notes · View notes
hujanbintang · 2 years
Text
#RandomThoughts: Fase
Dulu waktu kecil nyanyi lagu-lagu tentang mengejar mimpi sebatas tereak-tereak aja ngikutin tempo. Sekarang berasa banget sama apa yang ada dilirik lagunya. Bikin bergumam, "hmmm bener banget ".
Atau kayak dilagu percintaan baik ketika jatuh cintanya atau lagi patah hatinya. Dulu mah nyanyi-nyanyi aja sebatas hafal, sekarang jadi paham makna lagunya. Kwkwk.
Dari sini aku dapet insights baru bahwa kenapa kita baru bisa relate sekarang sama lagu-lagu ya simpel karena fasenya sedang sama.
Pas kecil dulu, beban apa sih yang paling berat? Paling-paling takut sama pelajaran MTK, takut setoran hafalan pas TPA atau takut kena marah karna main seharian. Akhirnya pas ngedengerin lagu-lagu ya sebatas nyanyi aja.
Ketika besarnya, pas dengerin lagi lagu-lagu itu malah bikin merenung, memaklumi, merasa relate, vibesnya dapet banget. Fase yang dirasakan sama vibes lagunya bertemu maka dapetlah kegalauan, wkwk.
Makanya kalau mau liat-liat romansa yang picisan itu rasanya iyuhh banget. Cinta-cintaan ala ABG an udah bukan lagi masanya. Tontonan juga gak suka genre romance, romqnce tipis-tipis its okay sii tapi kalo cuma sekedar cerita percintaan yg ngemis-ngemis cinta gitu, skip aja dah. Relationship sesama pun udah males banget kalo drama. Kalo ada masalah ayo ngomong, cari solusi, lo gak kooperatif ya bye, gitu aja siih. Jadi suka sama genre slice of life atau dokumenter film, yang real-real aja dan logis.
Aku juga banyak mencermati dari nonton drakor siih, khususon series Hosplay yang bagiku bagus banget. Ku kira masa gamon aku dari drakor terlama itu ketika Replay 88 tapi pas nonton Hosplay malah berminggu-minggu gamonnya. Pas aku cermati, ternyata ketika nonton Replay aku cuma merasa relate aja karena banyak hal disana yang juga terjadi di aku. Tapi fasenya udah lewat karena aku lagi gak di masa sekolah atau kuliah. Sama-sama menjadi anak, tapi ya feelnya di aku hanya sebatas relate di cerita aja. Beda kalo di Hosplay, disini karena di fase sama-sama kerja, meski umur mereka di drama 40an dan aku masih 20an menuju 30 wkwk tapi tetep berasa aku kayak punya temen seperjuangan. Kayak aku tuh bagian dari 99s squad ini loh. Dari situ aku belajar buat build good relationship sama orang-orang kayak yang dilakukan Ikjun and the genk. Gimana jadi pribadi kompeten dan profesional di kerjaan, terus belajar, gak denial sama kelemahan-rasa sakit-kecewa, tetep profesional meski ada masalah personal yg belum ketemu solusinya.
Dari situ aku dapet gambaran bahwa menjadi dewasa itu ya ternyata sederhana aja dalam menjalaninya. Meski kita gak bisa nyenengin semua orang. Lo cukup jadi orang genuine dan tulus aja. Gak usah yang harus gimana-gimana. Cukuplah untuk diri lo sendiri dulu. Kalo diri lo sendiri udah cukup, niscaya lo tu siap buat berbagi kasih sayang ke orang-orang di sekitar karna lo gak butuh validasi orang lain lagi karna diri lo sendiri udah merasa cukup.
Panjang juga ni random thoughts wkwk..
3 notes · View notes
galeritumbang · 1 month
Text
Besok pulang dari sekolah rencana mau nonton film Indonesia di bioskop, insyaa Allah sendirian. Haha tapi deg-degannya udah dari malem ini, dan udah izin juga ke ibuk. Meskipun waktu ibuk tau kalo aku mau nonton sendirian responnya kaget, ga nyangka dan mungkin sedih juga ngeliat anaknya kayak kesepian bgt.
Wkwk padahal iya emang kesepian bgt buk, orang ga deket sama siapa². Tapi hal ini jadi salah satu wishlist yg udah lama aku nantikan, nonton film romance sendirian di bioskop. Bismillah semoga terealisasi dan lancar🤲🏻😂
Jogja, 7 Mei 2024 | 21.57
0 notes
cityforpeople · 2 months
Text
Perjalanan belajar Bahasa Inggris
Perjalananku belajar Bahasa Inggris lumayan panjang. Sama seperti kebanyakan orang yang memulainya saat pelajaran bahasa di bangku sekolah dasar. Dulu kayanya sih tidak ada ketertarikan sama sekali untuk belajar bahasa asing. Tapi di tingkat akhir SMP,  aku mulai sering nonton film barat karena lokasi sekolah yang berada di sebrang toko DVD Vert*x hahaha. Inget banget kayanya tiap hari jumat selalu beli film baru. Awal-awal nonton masih pake subtitle Indonesia tapi ntah kenapa suatu hari mulai ganti pake sub Inggris meskipun sempet gak ngerti sama sekali. Nah biasanya setiap kata yang gak dimengerti bakalan ditulis dan nanti setelah selesai nonton akan dicari tuh arti kata-kata tadi di kamus.  Jadinya film yang harusnya cuman 2 jam bisa jadi 3 jam karena keseringan di-pause.
Selain karena nonton film, masa SMP tuh masa di mana aku suka banget baca buku fiksi. Tapi karena waktu itu beli buku fisik terasa mahal, akhirnya sering baca cerita di wattpad yang mana waktu itu cerita-cerita yang seru tuh pake Bahasa Inggris semua. Mau gak mau akhirnya membiasakan baca Bahasa Inggris, meskipun berawal dari cuman baca genre romance doang karena cenderung ringan dan kosa katanya juga banyak yang dipahami. Kalau ada yang gak paham aku highlight dan cari di kamus tapi karena males biasanya aku terobos lanjut baca aja meskipun ada yang gak ngerti. Karena ternyata gak harus tau arti setiap kata untuk bisa paham konteks suatu kalimat. Tapi lagi lagi itu karena bacaan yang dibaca cenderung ringan, kalau bacaan yang lebih advanced sih gak bisa disamakan.
Memasuki dunia kuliah, aku jadi student buddy di international office yang tugasnya kurang lebih ngebantuin kehidupan sehari-hari mahasiswa internasional. Di situ mulai deh mengasah speaking in real life karena biasanya cuman ngomong depan cermin doang. Inget banget dulu bener-bener takut dan gak pede ngomong Bahasa Inggris. Takut di judge, takut salah pronounce, takut salah grammar, takut deh pokoknya. Tapi untungnya lingkunganku saat itu sangat amat positif dan semua orang di sana tuh sama-sama belajar juga. Jadinya gak perlu risau berlebih.
Selain karena jadi student buddy, speaking aku berkembang karena main game atau sekedar ngobrol ngalor ngidul sama stranger WNA di Discord. Nah karena di sini anonymous, jadinya bisa lebih bebas untuk ngomong tanpa harus takut ada yang salah. Topik pembicaraanya juga bisa lebih variatif dan bisa ketemu banyak orang dengan level bahasa yang berbeda beda. Bener-bener ngebantu boost confident banget deh pokoknya.
Dipikir-pikir perjalanan aku belajar Bahasa Inggris tuh cenderung lewat cara “fun” yang gak terstruktur. Kalau ditanya tentang tenses, mungkin aku bakalan kesusahan jawab karena konsep materi yang formalnya tuh gak terlalu aku pelajari. Bahkan kadang aku ngerti konteks suatu kalimat nih tapi kalau disuruh translate kata per kata masih terasa sulit. Ini sih PR selanjutnya, belajar Bahasa Inggris dengan lebih terstruktur dan terkonsep.
Sedangkan untuk mempelajari Bahasa Inggris yang sedikit lebih "berat" kayanya baru dimulai dua taun belakangan. Tentu yang pertama karena harus baca artikel ilmiah, yang kedua karena jadi suka baca buku non fiksi, dan yang ketiga karena jadi MC-Moderator forum akademik. Kapan-kapan bakalan bikin tulisan tentang public speaking deh karena itu momen-momen yang lumayan berkesan.
Anyway, bisa Bahasa Inggris itu penting. Sangat terasa informasi jadi lebih mudah dijangkau karena banyak sumber gratis di internet yang pake Bahasa Inggris. Hal ini membuka peluang lebih besar untuk melihat dunia dari berbagai sudut pandang. Jadi, buat kalian (dan aku) yang sedang belajar Bahasa Inggris, tetap semangat ya. It’s gonna be worth it!
27/04/2024
0 notes
pangpingpong · 3 months
Text
Refleksi 0403
Semalam kebangun karena emang sengaja tidur dengan kondisi lampu kamar masih nyala. Niatnya mau baikin proposal penelitian, bikin soal UTS dan lainnya. Dan...tentu saja tidak terrealisasi.
Sejak gue mematrikan bahwa weekend is for doing nothing day, amat sangat jarang gue menemukan diri gue kerja. Hal yang patut diapresiasi adalah gue sekarang mulai rutin olahraga (uhuk, aerobik berbekal kuota kos-kosan wkwkwk). Belum rutin naik sepeda, sejak beli dari mbaNa baru kepakai sekali, dan yoga mat juga jarang banget dipakai. Jadi kalau mau barbel tuh masih agak sadar diri, karena emang guenya masih bolong - bolong workoutnya.
Kebangun dan berujung nonton film jepang yang judulnya Our Secret Diary. Sejenis sama Kimi Ni Todoke yang romance-romance gitu, ceweknya pendiam tapi sebenarnya punya keahlian di bidang lain. ML nya suka sama ceweknya karena mereka balas-balasan komen di meja moving class. Typical tapi entah kenapa pas gue lagi dry kering dan butuh yang unyu - unyu, film yang udah ketahuan endingnya ini selalu menyenangkan. Entah sekedar cuma buat liat cinematographynya aja, atau biar berasa muda liat manusia berseragam SMA.
Dipikir-pikir sebenarnya jepang kalau bikin film atau drakor (yang selama ini gue tonton) cenderung ketebak. Dan emang belum nemu yang beneran aneh poll. Paling kalau gue nekad nonton modelannya netplikse, doramanya cenderung dark banget kalau ga MLnya hamil (anti - mainstream dan mendobrak nilai plus norma).
0 notes
asy-ah · 4 months
Text
Movies night! 🍿
Tumblr media
1. Any horror movies, tapi buat sekarang kayaknya bakal pilih The Conjuring, karena aku suka banget sama film horror soalnya lebih menegangkan, kurang suka sama cerita romance gitu :(
2. Agak Laen Kau. Aku sendiri kan kurang suka romance jadi kayaknya safe option kalo pacarku gak suka film horror mau nonton ini aja yang comedy.
3. Upin & Ipin. Kalo masih takut nonton itu 2 film emang udah saatnya kita stay nonton kartun aja.
0 notes
cocotangaje · 2 years
Text
22 September 2022
Hal paling kontras keliatan banget bedanya setelah gue punya pacar adalah gue mulai memperhatikan kondisi fisik gue. Bukan karena gue insecure, tapi gue pengen ngerasa dia beruntung banget dapetin gue sebagaimana gue beruntung punya pacar kayak dia.
Pacar guetuh suka banget nonton romance. Segala film dan series romance ditonton. Mau barat, indo, nyampe drakor. Sepanjang pdkt, jalan, dan akhirnya jadianpun act of servicenya juara. Dia juga peka banget sama sekecil apapun respon gue ke dia. Mau itu nada bicara, tatapan mata, senyum gue, bahkan gue pura-pura aja dia tau. Dia pinter banget baca situasi dan bahasa tubuh. Bahkan udah jadi refleksnya karena dia sendiri gak sadar ngelakuin itu setelah gue appreciate dia soal hal itu.
Gue merasa beruntung banget punya pacar kayak dia. Dia juga ceritain gue ke temen² sama kakak²nya. Karena lingkungan sekitar gue dipenuhi cowok² toxic yang gak peka, gatau diri, jelek pula, jadinyatuh pacar gue sekarang bener² menonjol banget di pandangan gue rasanya. Gue nggak yang menggebu-gebu, justru gue baru ngerasain perasaan bangga ginituh sore tadi setelah dia bucinnya dari kemaren dan guenya b aja. Itu juga karena gue udah ngambek karena tersinggung sama omongannya dan dia tau banget cara ngadepin gue gimana. Bukan sabar yang pasrah gatau harus apa, tapi ya dia sabar iya, cuma dia juga gak sepenuhnya menjadikan gue ngerasa dicuekin atau dia terlalu ngemis perasaan ke gue yang bikin gue punya rasa harus menghargai perasaannya juga.
Terus barusan gue abis pake cream malem dari dokter kan. Gue baru ngeh mata gue gelap dan kantung mata gue gede banget. Terus langsung pengen beli eye cream sama serum bulu mata. Belom lagi muncul keinginan olahraga sama gym juga. KEK KEREN BGT GASI WEY WKWKSJBSJSBSJSB emang nihya 2022 menuju bucin.
Keinginan menikah gue masih belum ada. Tapi gue punya bayangan buat bertahan lama sama dia. Semoga yang terbaik aja lah ya.
7 notes · View notes