Tumgik
#pertiga
viejospellejos · 2 months
Text
¿Qué deporte es este?
56 notes · View notes
arumpuspa29 · 3 months
Text
Berjarak.
Sudah sekian waktu aku melepaskan harapan itu. Pada asa dan rasa yang pernah sedemikian rupanya tumbuh dan mengakar. Pada enggan dan segan yang berakhir jadi sungkan meski nala bersikeras ingin tahu segala keadaan.
Aku hanya manusia. Betapa serakah jika aku tetap ingin memaksa karsa. Wahai, kalaulah Puan boleh dan hendak memilih, maka bukankah begitu pula sang Tuan?
Satuan waktu kian terulur seiring jarak bertambah angka bentangannya. Juga aku yang masih tak mampu mengukur rindu meski telah kuhitung-hitung berapa jumpa yang sudah lewat masa tak kujamah.
Pada semua tanyaku yang tak pernah sampai alamat, masih pantaskah ia tetap kusimpan atas namamu? Adakah kecil kemungkinan terlintas sedikit 'aku' pada ramainya lalu-lalang kelindan di benakmu? Kalau-kalau suratan-Nya ternyata mengantarkanku menyampaikan semua tanya itu, akankah kamu seseorang yang membawa segala jawabnya?
Lagi, aku terjebak pusaran penasaran yang masih belum jelas dimana ujungnya itu.
Pada segala jarak yang tak bisa kudekap raga, aku merengkuhmu dalam doa. Dalam sunyi dua pertiga malam yang berusaha meredam rindu-rinduku yang teramat berisik, aku mencoba untuk tak banyak berisak.
Barangkali kita memang masih berjarak. Atau barangkali kita sedang berjarak saja. Atau barangkali pula, kita memang sudah berjarak. Entah kata mana yang lebih tepat kusandingkan jikalau menyoal jarak yang terhampar di antara kita.
Padamu, aku tak ingin meninggalkan apapun lagi. Karena akan merepotkan untukku menjemput apa-apa yang tertinggal di rumah lama. Rumah? Iya, bagiku sempat. Entahlah bagimu yang seringkali hilang kabar ditelan kesibukan itu.
Tapi karenamu, aku belajar berjalan membelakangi arah dari segala yang tengah menuju selesai. Ya, mungkin kamu salah satu pemberhentian sebelum aku melanjutkan perjalanan. Sebelum akhirnya, kita sekali lagi jadi dua orang asing di gerbong kereta, dan kembali merentangkan sebuah dimensi yang kita sebut sebagai jarak.
(Rumah, 18 Juni 2024. 18:25. Postingan dari draft bulan April lalu. Sisa-sisa lebaran Adha yang membuatku ingin berdiam diri lebih lama lagi di nyamannya rumah di Sukoharjo.)
7 notes · View notes
separuhkopi · 8 months
Text
Terimaksih pertiga malam
Denganmu siang menjadi tiang-tiang kokoh,
Menjadi senyum terbaik
Ikhlas...
Utuh...
10 notes · View notes
sabaryangindah · 1 year
Text
6 FAWAID HADIST Bersyukur Dengan Semakin Taat Kepada Allaah Ta’ala
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ، فَقُلْتُ لَهُ، لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُوْلَ اللهِ، وقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ قَالَ: « أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ عَبْدًا شَكُوْرًا ؟ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Nabi (ﷺ) biasa melakukan shalat malam sampai kedua kakinya pecah-pecah, maka aku berkata kepadanya, ‘Kenapa engkau melakukan seperti ini, wahai Rasulullah?
Padahal dosa-dosamu yang telah lalu dan akan datang telah diampuni.’ Rasulullah (ﷺ) menjawab, ‘Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur.’”
(Muttafaqun ‘alaihi, HR. Bukhari, no. 4837 dan Muslim, no. 2820).
Faedah Hadist Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya;
1. Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, salah seorang istri Rasulullah (ﷺ) yang paling mengetahui kondisi Rasulullah (ﷺ) dalam rumahnya, begitu pula para istrinya yang lain, mereka itulah orang paling mengetahui apa yang diperbuat oleh Rasulullah (ﷺ) dalam rumahnya.
Karena itu generasi awal para sahabat mengutus istri mereka untuk menanyakan kepada istri baginda Rasul tentang ibadah apa yang Rasul lakukan di dalam rumah, di antaranya adalah selalu menunaikan ibadah shalat tahajud.
2. Kesungguhan Rasulullah (ﷺ) dalam beribadah. Terkadang shalat hampir sepanjang malam, setengah malam, atau sepertiga malam, karena Rasul memberikan hak istirahat untuk dirinya juga dengan tetap maksimal beribadah kepada Allaah ‘Azza wa Jalla.
Rasulullah (ﷺ) memulai shalat antara dua pertiga malam dan pertengahannya, terkadang pertengahan atau sepertiganya sesuai dengan kondisi beliau, Rasul berdiri shalat malam hingga kakinya bengkak dan pecah-pecah telapak kakinya karena lamanya berdiri.
3. Petunjuk berharga bahwa bersyukur itu dengan menunaikan ketaatan kepada Allaah Ta’ala. Setiap kali seseorang bertambah ketaatannya kepada Allaah maka bertambah pula syukurnya kepada-Nya.
Makna hakikat syukur itu bukanlah seseorang yang lidahnya basah dengan ucapan syukur Alhamdulillah saja, ini tidaklah cukup, akan tetapi yang menjadi fokus kita di sini adalah syukur dalam bentuk amalan yaitu dengan menunaikan ketaatan sekuat tenaga.
4. Dalil dan hujjah yang sangat nyata bahwa semua dosa Nabi (ﷺ) itu telah diampuni oleh Allaah Yang Mahapengampun, baik dosa-dosanya yang lampau maupun yang akan datang, maka baginda Rasul ketika meninggalkan dunia fana ini telah bersih dari segala noda dosa.
5. Hadits ini menunjukkan keutamaan dan kemuliaan amalan shalat malam.
6. Shalat tahajud itu tanda hamba itu bersyukur atas nikmat yang selama ini diperolehnya.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Referensi:
Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.
6 notes · View notes
lacikata · 2 years
Text
Warisan.
Beberapa waktu lalu sempat memantau pembahasan seputar waris oleh Mamazi hafidzahullah hasil dari seminar yang beliau ikuti sebelumnya bersama Ust. Nizar Saad Jabal hafidzahullah.
Allah Subhanahu Wata’ala sudah menerangkan di Alquran pembagiannya, tetapi untuk praktik di lapangan tydac semudah itu, ya bagaimana pun kita perlu aktif belajar tentang hal ini; apabila tidak mengerti bisa berkonsultasi dengan ahli faraid atau mengikuti seminar waris akan lebih baik.
Diharapkan dengan kita belajar tentang waris akan terhindar dari mengambil hak orang lain, kecewa atau kesal tidak pada tempatnya (yang banyak terjadi hingga menyebabkan pembunuhan atau penganiayaan), menjalankan hukum-hukum waris sesuai syariat dari Allah Subhanahu Wata’ala.
Harta waris ibarat pedang bermata dua yaitu harta yang paling berkah sekaligus harta yang paling banyak mudaratnya.
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisa’: 10)
Diselesaikan lebih cepat lebih baik untuk meminimalisasi kerumitan dan keributan di kemudian hari sebab banyak pula kasus di mana ahli waris meninggal pun belum menerima haknya, yang rumit dan ribut kemudian cucu-cucunya.
Sebagaimana pembagiannya pun sudah Allah Subhanahu Wata’ala terangkan di Alquran maka seyogianya seorang Muslim harus menggunakan hukum waris yang sesuai dengan Alquran dan sunah yang sahih; bukan yang lain (yang menyelisihi agama) sehingga bukan tentang ‘semua rida’ melainkan apakah telah dijalankan pembagiannya sesuai syariat?
Harta waris memang hak ahli waris namun pembagiannya adalah hak Allah Subhanahu Wata’ala. Perkara ahli waris A akan menghibahkan bagiannya ke ahli waris B itu sah-sah saja, namun yang terpenting adalah masing-masing ahli waris sudah lebih dulu menerima haknya sesuai pembagian-pembagian yang disyariatkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala berdasarkan statusnya dengan si jenazah yaitu apakah orang tuanya? (ayah, ibu), suami/istrinya?, anak kandungnya? (laki-laki, perempuan) sekalipun orang tua mereka sudah bercerai, dsb agar syariat tetap berjalan dan kita tidak menganggap enteng atau meremehkan hukum yang sudah Allah Subhanahu Wata’ala tetapkan.
Ibarat mau membeli emas baru (emas lama + uang = emas baru/tukar tambah), jual beli yang sudah lumrah terjadi, namun hakikatnya tidak sesuai dengan hukum Islam sebab objeknya adalah emas di mana termasuk barang ribawi dan praktik jual beli yang demikian tidak dibenarkan oleh syariat.
Adapun yang diperbolehkan adalah si pemilik toko harus terlebih dahulu menyerahkan hasil penjualan emas lama, setelah itu kamu membayarkan kembali uang hasil penjualannya dengan tambahan uang lainnya sebagai pembayaran emas baru yang akan kamu beli. Hal demikian bertujuan agar kamu terhindar dari riba yang diharamkan. (konsultasisyariah.com)
Sekalipun tujuannya sama namun ada syariat yang memang sudah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Apabila sudah Allah Subhanahu Wata’ala firmankan dalam Alquran atau Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sudah bersabda atas suatu perkara, your opinion doesn’t matter, dear. Dahlah ojo ngeyel \(,”)
Dan semua anggota keluarga harus paham hukumnya sehingga tidak merasa terzalimi, “Loh kok aku dapatnya segini?” atau “Anak laki-laki benar-benar ga mau tau atau ga mau bantu orang tua. Jadi yang selama ini ngurus orang tua ya anak-anak perempuan. Kan agak ga adil rasanya anak laki-laki tetap dapat yang lebih besar.”
 “Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu. Yaitu bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Dan untuk kedua orang tua, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh kedua orang tuanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar utang-utangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya dengan tidak memberi mudarat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun).” (QS. An-Nisa’: 11-12)
Hukum yang sudah Allah Subhanahu Wata’ala syariatkan jangan dilawan oleh akal dan nafsu sebab yang mensyariatkan hukum tersebut adalah Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Siapa kita? Hanyalah seorang hamba yang pengetahuannya terbatas.
Harta waris berupa emas, uang, aset seperti properti, motor, mobil atau barang berharga lainnya, piutang dan utang. Apabila si jenazah meninggalkan utang dan hartanya tidak bisa menutup utangnya maka ahli warisnya yang akan membayar sesuai dengan bagian warisnya. Hikmah anak laki-laki mendapat bagian lebih besar sebab tanggung jawabnya pun lebih besar.
Apabila yang ditinggalkan adalah utang maka mereka pula yang membayarkan utangnya paling besar sehingga bagian tidak adilnya di sebelah mana? Pun apabila mereka tidak membayarkan sesuai yang disyariatkan, semua akan dihisab dan kelak yang menghisab adalah hakim yang seadil-adilnya, Allah Subhanahu Wata’ala.
“Dulu sempat kesal banget sama ceceuku Mamazi karena dia selalu buat mamaku sedih, terbebani dan kesusahan karena ulahnya. Sampai abangku bilang, aku harus sabar karena bisa jadi mamaku dapat pahala sabar yang banyak justru dari ceceuku dibanding dari aku atau anak lainnya. Dari situ aku coba yakini diriku sendiri karena aku emang ga tau siapa di antara anak-anak mama yang bisa bawa ke surga kalau aku cuma liat dari kacamata sendiri dan merasa si paling berbakti :’( ternyata emang udah dikasih peringatan di QS. An-Nisa’: 11.”
Banyak cerita serupa dari DM Mamazi di mana tidak terima apabila orang yang mendapat bagian paling banyak nanti justru orang yang tidak peduli dengan orang tuanya, yang paling menyusahkan, yang paling tidak amanah, yang paling tidak bisa mengelola harta, padahal mungkin pahala ibumu paling besar itu tersebab bersabar dengan ujian yang datang dari anaknya. Lagi pula:
Itu adalah haknya, titik.
Itu bukan kamu, titik.
Apa pengaruhnya dengan hidupmu? Apabila dia mendapat bagian harta waris, hidupmu selama ini tidak pakai uang warisan tetap bisa hidup.
Apa pengaruhnya dengan hidupmu? Apabila dia bisa/tidak bisa mengelola harta sebab hartanya adalah urusannya.
Apabila kamu pintar mengelola harta dan dia tidak, sekalipun kamu hanya mendapat 500.000 dan dia mendapat 1M, uangnya bisa langsung habis dan uangmu bisa terus bertambah.
Hidup jangan mengandalkan warisan.
“Kasihan hasil jerih payah ibu bapak bertahun-tahun bisa-bisa dihabis-habisin gitu aja.”  
Apabila memang sudah waktunya habis pasti akan habis dan berarti memang bukan bagianmu untuk menikmatinya.
Nikmati saja apa yang Allah Subhanahu Wata’ala tentukan menjadi bagianmu, jangan memusingkan bagian orang lain.
“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar.
Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. An-Nisa’: 13-14)
Dengan demikian, bermain-main dengan harta waris tydac sebercanda itu, “Terserah mau pake hukum yang mana yang penting semua menyetujui.” , “Repot amat kan sama aja saya tau bagian saya sekian yauda saya ikhlasin ke ahli waris yang lain daripada bolak-balik.”
Bhaiqla, bukankah pedoman hidup seorang Muslim adalah Alquran dan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam? Apabila kita mau semau-maunya (mengubah atau tidak mengamalkannya) ya silakan saja bersiap menanggung risikonya.
Hukum yang sudah Allah Subhanahu Wata’ala tetapkan merupakan syariat-Nya yang membuktikan bahwa ia datang dari sisi Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana yang dengannya Allah Subhanahu Wata’ala sudah mewasiatkan wasiat yang berguna, Allah yang Maha Mengetahui apa yang bermanfaat bagi makhluk-Nya lagi Maha Bijaksana dalam syariat yang ditetapkan oleh-Nya.
Demikian ibrah yang bisa diambil dari pembahasan beliau, serta ada beberapa tambahan dari saya. Tulisan ini hanya ibarat kulit arinya saja, sebagaimana beragama harus atas dasar ilmu, tidak ikut-ikutan atau taklid buta maka paling tidak, apabila tidak mengetahuinya, bertanyalah pada ahli ilmu.
Dalam hal ini, apabila tidak mengerti seputar waris, berkonsultasilah dengan ahli faraid atau mengikuti seminar tentangnya akan lebih baik.
28 notes · View notes
dmas-adr · 2 years
Text
Tumblr media
Barokah dari sifat "materialistis" seorang wanita dalam penurunan Syariat Islam.
Sebagai makhluk Allah yang sangat terkenal kelembutan hati serta ke-sensitifan perasaannya, Wanita juga sangat terkenal dengan sifat yang (lumrahnya) ”materialistik". Yang menurut pandangan penulis secara umum, sebagian dari beberapa orang (terkhusus laki-laki) mungkin merasa tidak menyukainya. Walaupun hakikatnya tidak mentiadakan kelebihan dan berbagai kebaikan serta keluhuran pribadinya pula. Namun dibalik sifat itu, terdapat barokah, hikmah serta peran besar dari ke-Materialistikan seorang wanita dalam penurunan syari'at Islam.
Sebagaimana diketahui, terkadang syariat diturunkan dikarenakan untuk menjawab pertanyaan, solusi dari suatu permasalahan, atau sebab dari suatu perkara. Bahkan terkadang atau bisa dibilang sering, ayat Al-Qur'an turun secara Musta'nif (secara dhahiriyahnya turun tanpa ada sebab). Namun, berdasarkan problematika serta persoalan para wanita, Mereka mempunyai pengaruh serta peran dalam turunnya pensyariatan serta berbagai hukum Islam dengan meminta pertolongan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dalam naungan ajaran Islam dengan harapan mengetahui solusi serta jawaban atas problematika dan persoalan dalam kehidupan mereka sebagai seorang muslimah.
Dalam Al-Qur'an sendiri, cukup banyak ayat yang membuktikan kevalidan mengenai hal ini. Terutama dalam ayat yang membahas beberapa hak wanita secara khusus. Seperti dalam hukum warisan serta pembagiannya terhadap ahli waris.
Pada masa Jahiliyah sebelum era islam, warisan hanya diperuntukan untuk laki-laki yang bisa berperang, menunggang kuda serta menyelesaikan masalah yang membahayakan keluarga, kehormatan, dan hartanya. Dan memang pada masa itu, wanita sangat dipandang rendah karena tidak bisa melakukan hal itu. Hanya saja pada masa itu mereka berhak memberikan warisan, namun tidak berhak untuk menerima warisan. disebabkan secara fisik, wanita memang lebih lemah dari laki-laki, begitu pula secara tabiatnya itu semua bukan bidang mereka.
Akan tetapi, mereka tidak tinggal diam dengan ketidak adilan serta kedhaliman yang dibudayakan bangsa Jahili ini. Sebagaimana ajaran islam yang membawa kebenaran dan keadilan, mereka lalu meminta keadilan untuk diri mereka serta generasi para muslimah setelah mereka tentang permasalahan ini. Dan Akhirnya, hal ini menjadi salah satu Asbab An-Nuzul dari turunnya surat An-Nisa' ayat 11 tentang pembagian Mawarist yang berbunyi:
يُوصِيكُمُ ٱللَّهُ فِىٓ أَوْلَٰدِكُمْ ۖ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ ٱلْأُنثَيَيْنِ ۚ فَإِن كُنَّ نِسَآءً فَوْقَ ٱثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۖ وَإِن كَانَتْ وَٰحِدَةً فَلَهَا ٱلنِّصْفُ ۚ وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَٰحِدٍ مِّنْهُمَا ٱلسُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِن كَانَ لَهُۥ وَلَدٌ ۚ فَإِن لَّمْ يَكُن لَّهُۥ وَلَدٌ وَوَرِثَهُۥٓ أَبَوَاهُ فَلِأُمِّهِ ٱلثُّلُثُ ۚ فَإِن كَانَ لَهُۥٓ إِخْوَةٌ فَلِأُمِّهِ ٱلسُّدُسُ ۚ مِنۢ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِى بِهَآ أَوْ دَيْنٍ ۗ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ لَا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا ۚ فَرِيضَةً مِّنَ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
Artinya: “Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Dan jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Dan untuk kedua ibu-bapak, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”
Mengenai ayat diatas, Syaikh Fakhruddin Ar-Razi dalam At-Tafsir Al-Kabir menyebutkan:
رَوَى عطاء قال: «استُشهد سعد بن الربيع وترك ابنتين وامرأة وأخًا، فأخذ الأخ المال كله، فأتت المرأة وقالت: يا رسول الله هاتان ابنتا سعد، وإنَّ سعدًا قُتل، وإنَّ عمهما أخذ مالهما، فقال عليه الصلاة والسلام: (ارجعي فلعلَّ الله سيقضي فيه)، ثم إنها عادت بعد مدة وبكت، فنزلت هذه الآية، فدعا رسول الله ﷺ عمهما وقال: (أعط ابنتي سعد الثلثين، وأمَّهما الثمن وما بَقِيَ فهو لك)، فهذا أول ميراث قسم في الإسلام
Artinya: "Diriwayatkan dari 'Atha, dia berkata: Sa'ad bin Ar-Rabi' telah wafat (dalam keadaan) Syahid. Dan dia meninggalkan istri dan kedua putrinya. Namun seluruh hartanya telah diambil saudaranya. Kemudian istrinya mengadu kepada Rasulullah SAW dan berkata: "Wahai Rasulullah, Ini adalah kedua putri Sa'ad. Dan sesungguhnya Sa'ad telah meninggal. Namun paman mereka telah mengambil seluruh harta mereka berdua". Lalu Rasulullah SAW pun menjawab: "Pulanglah, semoga Allah memutuskan masalah ini". Setelah beberapa saat, Ia pulang dan menangis. Lalu akhirnya turunlah ayat ini. Kemudian Rasulullah SAW memanggil paman mereka berdua dan berkata: "Berikan ⅔ (warisan) kepada kedua putri Sa'ad, dan ⅓ untuk istrinya. Dan sisanya untukmu". Dan ini adalah awal pertama kali pembagian harta warisan dalam Islam." (Fakhruddin Ar-Razi/At-Tafsir Al-Kabir/Cet. Dar Al-Turast Al-Arabi, Bairut/Jilid -9/Hl.509).
Tidak hanya itu, pada surat An-Nisa' ayat 12, yang berbunyi:
وَلَكُمْ نِصْفُ مَا تَرَكَ أَزْوَاجُكُمْ إِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُنَّ وَلَدٌ، فَإِنْ كَانَ لَهُنَّ وَلَدٌ فَلَكُمُ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكْنَ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِينَ بِهَا أَوْ دَيْنٍ، وَلَهُنَّ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكْتُمْ إِنْ لَمْ يَكُنْ لَكُمْ وَلَدٌ، فَإِنْ كَانَ لَكُمْ وَلَدٌ فَلَهُنَّ الثُّمُنُ مِمَّا تَرَكْتُمْ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ تُوصُونَ بِهَا أَوْ دَيْنٍ، وَإِنْ كَانَ رَجُلٌ يُورَثُ كَلَالَةً أَوِ امْرَأَةٌ وَلَهُ أَخٌ أَوْ أُخْتٌ فَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ، فَإِنْ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ فَهُمْ شُرَكَاءُ فِي الثُّلُثِ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصَى بِهَا أَوْ دَيْنٍ غَيْرَ مُضَارٍّ، وَصِيَّةً مِنَ اللهِ، وَاللهُ عَلِيمٌ حَلِيمٌ
Artinya: "Bagi kalian para suami adalah separo dari harta yang ditinggalkan oleh para istri kalian bila mereka tidak mempunyai anak; bila mereka mempunyai anak, maka bagi kalian mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya; setelah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) setelah dibayar hutangnya. Dan bagi para istri mendapat seperempat harta yang kalian tinggalkan jika kalian tidak mempunyai anak; bila kalian mempunyai anak, maka mereka mendapatkan seperdelapan dari harta yang kalian tinggalkan; setelah dipenuhi wasiat yang kalian buat atau (dan) setelah dibayar hutang kalian. Bila seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai satu orang saudara laki-laki (seibu) atau satu orang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta; tetapi bila saudara-saudara seibu itu lebih dari satu orang, maka mereka bersama-sama mempunyai hak bagian sepertiga; setelah dipenuhi wasiat yang dibuatnya atau (dan) setelah dibayar hutangnya dengan tidak merugikan. Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun."
Dalam menanggapi ayat diatas, Ust. Dr. Ilham Muhammad Syahin dalam salah satu artikel beliau di Majalah Al-Azhar edisi Sya'ban 1444 H, mengatakan Asbab An-Nuzul dari ayat di atas adalah pengaduhan wanita mengenai harta waris mereka pula. disebutkan Imam Ibnu Hajar Al-Astqalani dalam karangan Al-Ishabah beliau:
مات عبد الرحمن أخو حسّان الشاعر، وترك امرأةً يُقال لها: أم كجة، وترك خمس أخوات، فجاء الورثة يأخذون ماله، فشكت أم كجّة ذلك إلى النبي ﷺ، فقالت: يا رسول الله، مات زوجي وتركني ، فلم نورث فقال عمُّ ولدها لا تركب فرسا ولا تحمل كلا، ولا تنكا" عدوا، فأنزل الله -تبارك وتعالى - هذه الآية.
Artinya: "Abdurrahman saudara Hassan Asy-Sya'ir meninggal. Dia meninggalkan seorang istri yang biasa disebut 'Ummu Kujjah' serta 5 orang saudara. Lalu ahli warisnya datang dan mengambil hartanya. Kemudian Ummu Kujjah mengadukan hal ini kepada Nabi Muhammad SAW dan berkata: "Wahai Rasulullah, Suamiku wafat dan meninggalkanku. Lalu aku belum mendapatkan warisan". Tiba-tiba paman dari anaknya berkata: "Kau sama sekali tak pernah menaiki kuda ataupun berperang". Hingga kemudian Allah SWT menurunkan ayat ini (An-Nisa': 12)." (Ibnu Hajar Al-Astqalani/Al-Ishabah fi Tamyiz Ash-Shahabah/Maktabah Syamilah/Jilid -8/Hl. 457)
Begitulah Allah SWT menampakan hikmah dibalik sifat 'Materialistik' yang dimiliki seorang wanita. Yang mungkin pada dasarnya sifat tersebut adalah bentuk dari keadilan yang harus mereka utarakan untuk mendapatkan hak mereka sebagai hamba yang Allah ciptakan lebih lemah dari pada pada laki-laki. Bahkan ketika sudah berkeluarga, bisa kita saksikan sebagai seorang suami, besarnya pengorbanan mereka untuk kita. Seperti pesan yang disampaikan Syaikh Mutawalli Asy-Sya'rawi kepada para suami:
"Ingat nak, gadis itu telah meninggalkan ayahnya, ibunya, saudara-saudaranya, dan keluarga besarnya hanya untuk tinggal dan hidup bersamamu. Maka jadilah engkau pengganti mereka baginya (berbaiklah kepadanya melebihi siapapun)".
Dan dari sini pula kita bisa simpulkan, bagaimana Allah memberikan kita contoh dari besarnya dan agungnya nikmat yang Allah berikan melalui contoh yang biasa kita anggap remeh atau bahkan kita (laki-laki) anggap tidak baik. salah satunya ditampakan melalui sifat materialistik seorang wanita. Yang dari Barokah ke-Materialistikan mereka, kita bisa memetik manisnya buah dari keindahan serta keadilan syariat Islam melalui hukum pembagian warisan. Wallahu 'Alam Bisshawab.
Kairo, 2 Maret 2023
2 notes · View notes
srinandaisrawati · 2 years
Text
Pagi satu Februari menjadi hari paling liris dalam hidup mereka. Saat ijab terkabul. Saat tangan mereka tergenggam dalam secangkir diksi pernikahan.
Mereka menjadi serupa puisi; indah, tenang, nyaman, dan manis.
Namun, selayaknya semua cerita pernikahan yang tertulis dalam hiruk pikuk kehidupan ini. Perjalanan mereka pun berjalan di atas jalan yang tidak sepenuhnya mulus. Mereka juga dihampiri hal yang sama; jatuh berkali-kali, saling mendiamkan berulang-ulang.
Seperti hari ini. Di sudut rumah. Mereka terduduk lunglai di atas bangku. Bersama air hujan yang jatuh bertempias memenuhi beranda. Mereka dikepung gelisah dalam tanya, "Kenapa begini? Bukankah cinta hanya tentang hal-hal baik saja?" Seharusnya tak ada kecewa di sana. Seharusnya tak ada tangis di ruang ini.
Tetapi, sebagaimana kisah-kisah yang dipersatukan dengan cara-cara yang santun, awal mula yang baik, maka, keberkahan itu tidak meninggalkan mereka.
Allah memenangkan mereka atas segala gemuruh seteru yang pernah ada. Sebab, cinta dalam pernikahan, adalah serambi untuk menekuri damai perihal surga.
Hingga pada bagian aku menuliskan kisah ini di pelataran kata-kata. Sakinah itu, masih terus mereka upayakan untuk selalu dimenangkan. Dalam doa pagi-pagi. Dalam hening pekat pertiga malam.
Srinanda Israwati
3 notes · View notes
ameliazahara · 18 days
Text
Satu hal yang bikin marah adalah ketika ‘seseorang diperlakukan secara tidak layak’ atas apapun kondisi dan pilihan hidupnya yang mungkin bagi standar yang lainnya tidak sebaik kelihatannya.
Gue dosen, saat ini cpns. Memulai karir dari nol banget. Dari dosen honorer di kampus swasta, yang dibayar per enam bulan sekalin. Kemudian dibayar pertiga bulan sekali, yang hitungan sebulannya ga sampe 200ribu. Gue pernah dibayar 20ribu sebulan. Gue tidak marah, tidak menyerah, dan tidak pernah mengeluhkan berapapun bayarannya, karena orang tua mendukung dan mereka selalu bilang, ‘utamakan pengalamannya’. Pengalaman yang penting.
Tapi, ketika semua mulai tidak waras, orang tua gue juga minta gue untuk berhenti. Secara tak langsung mereka mengajarkan gue untuk berani mengambil keputusan ketika semua sudah tidak terasa adil dan tidak lagi sehat untuk diri.
Bayangkan, sebagai perantau dengan bayaran yang tidak layak—dengan ukuran seorang dosen lulusan magister, tapi masih dizalimi di tempat kerja, dizalimi oleh sistem dan lingkungan yang sama sekali tidak sehat untuk kesehatan mental. Hanya karena gue bukan alumni, hanya karena gue lulusan kampus terkemuka di Aceh dan kampus swasta ini diisi oleh dosen yang juga alumninya. Terkenal sulit bagi orang asing (yang bukan alumni) untuk bisa keterima kerja di sana.
Akhirnya gue berhenti. Dengan tegas. Tentu mereka meminta gue untuk kembali. Karena memang prodi tersebut masih membutuhkan gue sesuai latar belakang pendidikan yang ditempuh demi kepentingan institusi juga. Gue dengan tegas menolak.
Sungguh, setahun di sana adalah perjalanan yang sulit. Beruntungnya, di tempat yang sulit seringnya ditemukan teman yang baik. Sampai akhirnya seorang teman berkata, ‘jangan melawan mereka yang memang sudah kalah dalam pikiran’.
Gue pernah mengalami ketidak-adilan. Rasanya begitu menyakitkan. Sejak itu gue berusaha untuk semakin menjadi baik dan berusaha untuk tetap baik. Gue tidak mau zalim seperti mereka.
1 note · View note
Que son las 4 am, iros todas todos a partir la pertiga, a doblar la pertiga, a romper la pertiga a los funcionarios que cobran por ser responsables, a los funcionarios que cobran por ser responsables de todo.... Y den todas las ayudas que se han pedido....
https://youtu.be/udYthuBvX8Y?si=aNZxpRwdCfCWJoYs
0 notes
la-ci-me-ja · 3 months
Text
Tumblr media
Dibungkus kain jarik berkalung melati, selembar kertas menguning yang menguar besi, bertulis:
---------
"Di purnama dua pertiga malam, saat lenting ombak mengecup nyiur, temui aku.
1. Datang! Berhiaslah kamu dengan air mata nyai di pipi, ketidakrelaannya adalah manisku. Goreskan merah darah patin di bibir itu agar tidak kalah cantik oleh putih gigimu.
2. Satu helai sirih, dua buah bola mata burung dara, seribu satu butir beras ketan
3. Letakkan di atas piring tipis yang kamu ukir dari napas anak laki-laki yang urinnya belum dianggap najis
4. Hirup asinnya udara, simpan di paru-paru, dan teriakkan mantra,
"BAJINGAAAAAN, BAJINGAN SEMPAK KANCIL! HADIR DI HADAPANKU KALAU BERANI!"
PEJAMKAN MATA
JANGAN DIBUKA
5. Abaikan bunyi tiga pasang sepatu kuda yang berjalan melingkar--pasir yang terpental akan membakar tulang keringmu, renyah.
6. Setelah tiga kali bunyi buangan ingus kasar, buka mata untuk pastikan warna lendir hijau bercampur hitam pekat.
7. Bakar dupa
8. Rentangkan tangan dan senyum lebar
9. Senandungkan kidung lembut, dansa cha cha dengan angin
10. Dari horison jauh, aku berjalan. Siapkan dua buah kelapa, potong dengan tangan kosong.
11. Ikatkan selendang bertanah di dekat tali pusar, berloncat sambil menepuk kedua mata kaki. Kumur-kumur dengan air sumur milik kepala desa sampai aku mendekat. Telan tanpa mengedip.
1x
13. Selamat menikmati."
-------------
Sungguh kamu tidak tahu betapa aku rindukan kamu, 10 jari panjang di atas kulitku...lembutnya daging lutut di antara taringku.
Kamu makan aku, aku makan kamu.
Makan, makan, makan.
Kamu berhenti makan.
Aku makan sukmamu sampai aku kenyang.
----------
-Inspired by
Spirit Cooking (1996) by Marina Abramovic
A line from Tiga dalam Kayu (2023) by Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
0 notes
catatanakhirzaman · 3 months
Text
Tumblr media
Tiga tahun sebelum munculnya Dajjal, waktu yang sangat sulit, manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah akan memerintahkan kepada langit pada tahun pertama untuk menahan sepertiga dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan sepertiga dari tanaman-tanamannya.
Tahun kedua Allah akan memerintahkan kepada langit untuk menahan dua pertiga dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan duapertiga dari tumbuh-tumbuhannya.
Tahun ketiga, Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, maka ia tidak meneteskan setetes air pun dan Allah memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanaman-tanamannya, maka setelah itu tidak dijumpai satu tanaman hijau yang tumbuh.
[Hadis Sunan Ibnu Majah]
0 notes
Text
Kita menyangka Isr4el hanya ingin mendapatkan tanah Palestin sahaja, rupa-rupanya telahan kita salah. Pelestin hanyalah permulaan untuk mereka merampas “tanah” yang lebih besar. Mereka mahukan Jordan keseluruhannya, mereka mahukan Lubnan, dua pertiga Syria, tiga perempat Iraq. Mereka juga bercita-cita ingin menguasai Jazirah Arab hingga ke Khaibar dan Madinah. Tak cukup dari itu mereka ingin merampas wilayah Sinai dan sebahagian dari negara Mesir dengan menggunakan slogan “ Tanahmu wahai Bani Isr4el dari Furat hingga Nill”.)
The Empire Of Student
0 notes
ujjinatd · 5 months
Photo
Tumblr media
Todas las principales marcas de sierras de pértiga clasificadas de peor a mejor Milwaukee... https://ujjina.com/todas-las-principales-marcas-de-sierras-de-pertiga-clasificadas-de-peor-a-mejor/?feed_id=593345&_unique_id=661d59f01e97e
0 notes
kalibrasirasakafs · 6 months
Text
Tuangan Perasaan Tulisan Kyai Kelima, "Semoga Tak Ada Kesepian, Karena..."
Kumpulan masyarakat dengan hati yang jujur untuk Allah. Kumpulan masyarakat yang disentuh dengan ilmu yang bersumber dari mata air ilmu (guru) yang jujur juga pada Allah.
Mereka menampilkan pemandangan yang (harusnya) mengoyak-ngoyak hati saya.
Dua pertiga yang penuh musibah.
Lancang tetap lalai di bulan mulia.
Tersisa segenggam detik-detik berharga.
Robb...
Hanya kepadaMu kami memohon.
Tolong kami.
Agar kami bisa melepas Ramadhan dengan segala persembahan penghambaan termurni kami.
Jangan sampai kami merasa sepi kehilangan. Tanpa tahu, apakah diri bisa mendekapmu lagi.
Robb... Tolong kami...
Yang masih berjuang keluar dari kubangan
~Hilman
0 notes
youthoftheworld · 6 months
Text
Perlakuan Sama dalam Mendapatkan Pekerjaan
Tumblr media
Oleh Shofwan Karim
Truro, adalah kota kecil dengan penduduk 12 ribu orang. Mayoritas mereka kaum kulit putih. Mereka adalah keturunan Eropa 93 % dari total warga Truro yang dulu asalnya imigran spontan ke sini sejak lebih 3 abad lalu. Selebihnya mereka dari kulit berwarna. Baik keturunan Asia, Cina, Afrika dan Latin Amerika. Kota ini terlalu besar untuk penduduk sejumlah itu dan terlalu lengkap fasilitasnya di bandingkan kota-kota kita di Tanah Air dengan penduduk 1 Juta jiwa.
Salah satu tempat kerja relawan dengan pasangan dari Indonesia-Canada World Youth ini namanya Colchester Community Workshops. Adalah sebuah pusat penampung 70 orang warga berusia 18 sampai di atas 60 tahun bahkan 70 tahun. Mereka merupakan warga yang berkemampuan khusus alias tidak sama dengan warga lain atau bahasa di sini disebut disability people. Ada yang bermasalah secara intelektual dan mental atau tidak normal. Ada yang secara fisik sejak lahir atau tiba-tiba karena suatu sebab menjadi buta, pekak dan bisu atau yang kita sebut tuna wicara dan tuna rungu.
Mereka yang beginilah yang dipekerjakan pada pusat ini. Mereka yang potensial dilatih melakukan sesuatu. Mulai dari membuat pernik-pernik dan kerja tangan yang sederhana, membersihkan pakaian dan furniture, tas, sepatu atau apa saja yang didonasi oleh penduduk kota.
Semua jenis barang tadi disortir. Mana yang layak jual dipajang di lantai dasar . Selebihnya diperbaiki, direkonstruksi, dimodifikasi atau diolah lagi menjadi produk baru. Yang tidak bisa diolah, dijual lagi kepada pihak lain yang punya teknologi untuk itu. Semuanya dikerjakan oleh mereka yang berkemampuan khusus tadi. Inilah yang mungkin sekarang disebutkan perlakuan inklusif bagi semua warga Negara. Tanpa mengabaikan mereka yang tidak sama kemampuan lahiriah, batiniah dan intelektualitasnya.
Susan McCallum, Manajer Operasi workshops mengatakan bahwa mereka yang cacat fisik, pikiran dan mental dapat diarahkan dan diasuh untuk bekerja disini. Mereka sebenarnya menerima tunjangan sosial dari Pemerintah Federal dan Lokal. Akan tetapi mereka lebih senang bekerja. Dan workshop ini memberikan gaji harian yang sesuai dengan standart . Mungkin secara fisik, non-fisik, mental dan intelektual mereka tidak normal. Tetapi mereka butuh semangat hidup dan memiliki kreatifitas serta inisiatif seperti warga normal lainnya.
Secara filosofis, mereka benar-benar menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia. Dan dalam hal ini, inisiatif warga sivil atau civil society iniciative sangat signifikan. Tidak hanya menuntut pemerintah, meski pemerintah tidak berlepas tangan. Di sini kelihatan, bahwa tingkat yang tinggi dalam pertumbuhan ekonomi, industri dan teknologi pada Negara maju seperti Kanada, juga mampu memberikan kesadaran warga yang tinggi pula serta kepedulian kepada sesama yang cukup bermakna.
Tumblr media
Sepengetahuan saya di Indonesia hanya satu atau dua lembaga masyarakat yang melaksanakan program seperti ini, di Yogya dan Jakarta. Panti asuhan yatim, panti jompo dan pusat rehabilitasi bermasalah khusus, perlu dikelola lebih serius. Para relawan Indonesia di Truro kami minta untuk belajar banyak dari lembaga ini, bukan hanya bekerja sebagai relawan biasa tetapi meresapi makna paling dalam dari inisiatif ini serta mempelajari manajemen dan operasional pengelolaannya.
Ketika delegasi Indonesia mengajak mereka bercakap-cakap, mereka amat antusias. Tentu saja dengan cara mereka yang khsus tadi. Mata yang tidak bisa menatap wajah kami. Ucapan yang aneh, tetapi kami mengerti. Dan isyarat-isyarat yang terpaksa kami tanyakan ke beberapa staf pendamping.
Selain di Truro, terdapat 28 tempat yang tersebar di berbagai kota dan kampung atau komunitas Provinsi Nova Scotia. Work Shops ini hanya ditangani oleh Manager dan Staf beberapa orang dan diarahkan oleh beberapa direksi. Sepertiga dari dana yang diperlukan untuk menjalankan program ini datang dari Pemerintah Lokal dan Provinsi. Dua pertiga lagi anggaran diperoleh dari usaha seperti yang diutarakan tadi. Kata Susan, “we make money and give hope” (kami tidak hanya mencetak uang tetapi juga memberikan harapan.*** (Bersambung) http://flip.it/XecSDB
0 notes
yochiolo · 7 months
Text
Marhaban, yaa!
sirup marjan terhidang di atas meja
merah, kuning, hijau
di langit yang kian membiru
pamflet bertebaran
jokes disiapkan
microphone dibersihkan
masjid,
lantai dansa,
mall,
pasar
semua ramai seketika
doa doa berseliweran
riuh jalan berdesakan
dering telpon terus bergetar
“kring…”
sekali, dua kali, lima kali, seterusnya;
menyapa orang tua/sanak saudara/teman/kerabat/pacar/kolega
bukber dimana? sahur pake apa? kapan reuni? beli pakaian apa?
semua menggantung
di benak kepala.
satu persatu
dua pertiga
empat
lima
sampai matahari tenggelam pun
kalimat itu terus menggaung
permohonan maaf jadi perayaan belaka
kalimat manis pengisi laman utama,
berharap ada senyum
beralih jadi dusta
“aku ingin jadi apa?”
“aku harus gimana?”
hanya lintasan maya
yang tertimbun
layar kaca
1 note · View note