th3ndsjourney
th3ndsjourney
Vellichor
55 posts
Beginner
Don't wanna be here? Send us removal request.
th3ndsjourney · 3 days ago
Text
Semua luka berhak untuk sembuh.
Kira-kira begitulah satu kalimat yang mewakili banyak kejadian belakangan ini.
Sebuah postingan mengenai 77 pertanyaan yang ditanyakan sebelum seorang manusia lahir. Beberapa hal membuat terenyuh,
Bersediakah mencintai orang yang mungkin melukaimu? Bersediakah kembali pulang tanpa membawa dendam?
Juga tentang mengapa diutus untuk dilahirkan, katanya ada luka yang hanya bisa disembuhkan olehmu. Ada kebaikan yang hanya bisa lahir darimu. Walaupun dalam hal ini sesungguhnya hanya perantara, sedikit banyak rasanya seperti dipeluk dan dibilang "kamu berarti, kamu gak sia-sia."
Ditambah kalimat pamungkas,
"Jangan lupa, bukan dunia yang memilihmu, tapi Aku."
Aku di sini tentunya merujuk kepada Sang Pencipta. Rasanya kaya didekap dan dibisikan "Aku ada bersamamu, jangan risau, jangan takut. Sebab setiap langkahmu sudah Ku prediksi. Setiap masalahmu sudah Kusiapkan solusi. Setiap butuhmu sudah Ku persiapkan untuk sampai padamu. Setiap sedihmu sudah Ku siapkan penghiburan terbaik. Kamu hanya perlu terus melangkahkan sesuai takwamu, maka akan Aku atur sisanya."
Maka itu, Nd. That's ok, that's fine. You've done enough. Ease your heart, sebab semua hal terpantau oleh Allah. Allah tau setiap sedihmu, lukamu, pengorbananmu bahkan harapan terkecil di dalam senyapnya hati yang mungkin gak pernah disinggahi ke otak sedikitpun. Allah tau karena Allah Maha Tau. Dan karena Allah Maha Tau, maka semua ini juga hal hal yang harus dilalui.
Ease your heart. Maafkan, maafkan. Maafkan dirimu sendiri. Maafkan mereka. Maafkan dunia. Jika tidak maka terlalu menyedihkan untuk dibayangkan. Jangan menjadi orang yang seakan membenci jalan takdir yang Allah siapkan. Apapun itu. Maafkan, maafkan. Relakan, relakan. Semua luka berhak sembuh agar tidak ada lagi duri penghalang bagimu untuk merasakan betapa besar kasih sayang Allah.
1 note · View note
th3ndsjourney · 3 months ago
Text
YaAllah Yang Maha Penyayang
Ternyata gak harus ke Masjidil Haram untuk bisa kembali merasakan dipeluk sepenuhnya sama Allah.
Aku ingat sebuah statement seorang kakak di rantau ketika dia bertanya, apa yang kudapat setelah umroh. Saat itu aku berkata, "kalo gak umroh, aku mungkin gak tau bahwa kasih sayang Allah tu sangat besar. Mungkin aku gak bisa merasakan 'pelukan' hangat dari Allah. Dan ketenangan jiwa yang selama ini tidak ku rasakan."
Kemudian kakak itu berkata, "Nggak harus umroh untuk bisa merasakan pelukan hangat dan kasih sayang Allah."
Ternyata, benar.
Bukan berarti rasa rindu untuk kembali "pulang" sudah hilang. Tapi fakta bahwa Allah itu sangat dekat. Bahkan lebih dekat dari nadi hambaNya. Itu benar.
Bukan berarti fakta bahwa aku mendapatkan banyak hikmah dan bukti kasih sayang Allah ketika umroh dulu itu ilusi. Itu juga benar.
Namun untuk bisa merasakan kembali kasih sayang Allah, pelukan hangat maupun ketenangan hati itu tidak harus berangkat ke Masjidil Haram. Juga bisa dengan menghadirkan Allah.
Kadang kala, manusia suka memperumit jalan yang mungkin sebenarnya bisa ditempuh dalam jarak dekat. Fakta bahwa Allah dekat. Allah Maha mendengar. Allah tidak akan meninggalkan hambaNya yang beriman dan menggantungkan dirinya kepada Allah. Semua ini juga benar.
Sebagai manusia yang sering khilaf, perlu untuk rajin-rajin mengingatkan diri sendiri untuk selalu menghadirkan Allah dalam hati dan menyertakan Allah dalam setiap langkah kehidupan.
Bukankah hanya dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang? Begitu kan?
Di Ramadhan yang ke-23 ini. Semoga Allah selalu menjaga setiap langkah dalam hidup setelahnya dan akhirat kita nanti. Sebab apalah daya seorang manusia tanpa kehendak Allah.
Sekian.
0 notes
th3ndsjourney · 3 months ago
Text
Unusually usual
Pada akhirnya, kemanapun manusia pergi, tempat pulangnya hanya menuju Allah. Kira-kira begitu kan real journey seorang muslim/ah?
Sebulan ini "disibukkan" dengan beradaptasi dengan segala hal. Bener-bener segala hal. Dari kesibukannya, waktu istirahat, makanan, dan a life with no me time.
Dan dalam sebulan ini, surprisingly meriang-agak sehat-meriang-agak sehat-aslam-agak sehat-aslam. Ketidaknyamanan yang sudah menjadi "kebiasaan" dalam sebulan. Orang rumah sibuk mengomel dengan meminta mengusahakan diri menjadi lebih sehat, kokoh dan tahan banting. Well, siapa yang ogah punya badan yang begitu. Aku juga mau!
Konon, salah satu cara dari cara mendapatkan ridho dan kasih sayang Allah tu lewat bersyukur. Dan salah satu cara bersyukur soal badan adalah dengan merawatnya dengan baik. Tapi kalo dipikir-pikir ya sedih juga ya. Paling bisanya cuma, "YaAllah, bukan gak sayang badan. Bukan gak mau bersyukur, hambaMu ini berusaha kok."
Contoh kecil, tapi sering gak sih kita ini takut Allah salah paham sama maksud kita. Wah, parah gak sih, Allah salah paham? Yang bener aja. Allah itu Maha Tau. Bahkan isi hati tersembunyi hambaNya pun Allah tau. Ko bisa meragukan pengetahuan Allah.
Tapi mungkin ada sedikit hikmah di sini. Maksudnya, mari berhati-hati dan sampaikan dengan tulus ke Allah. Gak harus terang-terangan seperti ketika kita memberi tahu manusia, karena Allah punya kemampuan yang jauh melampaui kemampuan pemahaman manusia.
Bukan bersikap acuh tanpa berusaha "berkomunikasi" dengan Allah. Tapi mari lebih berprasangka baik kepada Allah. Bukankah Allah itu sesuai prasangka hambaNya?
Well, apapun yang harus dihadapi dan dijalani dalam hidup, semoga Allah selalu mudahkan dan mampukan. Dan mungkin setelah ini doanya kudu diganti, bukan hanya mencoba curhat bahwa sudah berusaha. Tapi juga minta, minta disehatkan, minta dimampukan dan minta dimudahkan.
Yasudah, begitu aja.
Sekian.
0 notes
th3ndsjourney · 4 months ago
Text
"Nd, kenapa kamu ingin menikah?"
Sebuah pertanyaan yang tiba-tiba datang ini bikin mikir, oh pantesan Allah belum ngasih jalan dari dulu, ya karena dulu belum punya jawaban untuk pertanyaan seperti ini. Tapi sekarang, dengan keadaan yang masih belum menikah, apakah sudah punya jawaban yang tepat?
Ntahlah, soal tepat atau ngga, biar Allah yang menilai. Tapi setiap manusia pasti punya alasan masing-masing untuk "ingin menikah". Sama seperti jawabanku untuk pertanyaan itu di obrolan, "banyak sih". Yang kemudian ku tanya dengan, "kenapa emang?".
"Gapapa, kalo suatu hari setelah menikah kerasa berat, inget aja alasannya." Sebuah petuah dari seorang teman yang sudah menikah. Betul juga ya. Itulah mengapa alasan pernikahan harus kuat, kan?
Aku pernah bertanya-tanya saat melihat beberapa pasangan yang tidak dalam kondisi yang baik hubungannya, "ko bisa ya? Apa ya yang membuat mereka pada akhirnya memutuskan menikah dulu?"
Tapi ntahlah, sepertinya, bukan kapasitasku juga untuk cuap-cuap soal cara yang baik dalam menjalani hubungan ataupun alasan apa yang bisa menjadi baseline orang bisa masuk ke dalam kelompok orang yang "ingin menikah".
Tapi sebagai manusia beriman yang mengakui satu agama dan Tuhan yang benar, yaitu Islam dan Allah, menikah adalah salah satu ibadah terpanjang. Panjaaaang sekali. Sepanjang sisa hidup sejak akad. Isi ibadahnya juga variatif banget dan ringan-ringan berat. Wkwkwk. Asli deh. Tapi, itu katanya sih. Kata seorang guru dalam kelas seris yang dia adakan dengan tema "Me & My Half Dien". Romantis kan judulnya? Wkwkwk
Ntah gimana, seorang manusia kehilangan arah ini tiba-tiba tergerak untuk ikut. Ajaib. Tapi, hidup memang sangat ajaib setelah lebih meyakini dan mempercayai Allah dalam hidup.
Tapi bukan itu yang saat ini sedang kita bahas.
Well, ada banyak sekali alasan baik dari sebuah keputusan untuk pernikahaan, InsyaAllah. Gak perlu pilih satu. Bawa aja semuanya biar kuat alasan untuk melangkah dan alasan untuk bertahannya.
Ntahlah. Apapun jalan hidup di depan yang sudah Allah siapkan, ntah itu pernikahan atau kematian. Semoga setiap langkah yang dijalani berisikan alasan karena Allah. Ntah itu tentang karena Allah masih memberi waktu dan rejeki untuk hidup. Ntah itu tentang karena Allah suka melihat hambanya yang menjalani hal tertentu. Ataupun tentang karena Allah gak suka melihat hambanya melakukan hal tertentu sehingga harus dihindari.
Semoga senantiasa dimampukan.
Sekian.
1 note · View note
th3ndsjourney · 7 months ago
Text
Kasih Sayang Allah
Beberapa waktu ini mulai menyadari bahwa oh ternyata sedikit banyak, insiden itu memberikan goresan kecil rasa takut di diri ini.
Ada satu statement yang dipegang sejak 2016 lalu. Bahwa apapun yang terjadi, semua ini atas izin Allah. Sudah di bawah pengetahuan Allah. Allah tau. Allah izinkan. Insiden itu juga. Allah tau, Allah izinkan.
Setahun lalu, aku mulai menerima insiden itu sebagai pembelajaran sekaligus teguran dari Allah. Bahwa Allah gak suka apa yang aku lakukan. Pilihan yang ku buat. Maupun caraku menjalani pilihan tersebut.
Fakta bahwa memang banyak sekali hal yang tidak seharusnya dilakukan adalah sesuatu yang cukup menyedihkan. Hal yang membuatku merasa betapa bodohnya aku. Instead of menyalahkan pihak lain, aku terlalu fokus menyalahkan kebodohan diri sendiri. Karena pada akhirnya, hal hal tersebut tidak akan pernah terjadi, apabila aku lebih aware pada diri sendiri. Lebih eling. Lebih mengingat Allah. Sayangnya, tidak.
Menyedihkan
Setelah kepulangan dari perjalanan terjauh sepanjang 26 tahun hidup, kemarin, aku menyadari. Bahwa "kejatuhan" perasaan yang aku lalui sebelumnya mungkin adalah bentuk kasih sayang Allah. Allah tau itu yang terbaik untukku. Allah tau jika tidak begitu, hatiku tidak akan begini. Allah tau bahwa jalannya memang harus begitu. Itu jalan yang harus ku tempuh atas segala konsekuensi pilihan yang telah ku buat sebelumnya.
Kemudian secara perlahan aku menyadari sedikit demi sedikit hikmah yang Allah limpahkan atas kejadian itu. Valid bahwa Allah lebih tau. Dan karena Allah tau. Alhamdulillah.
Tahun ini, aku menyadari serpihan lain, bahwa ternyata aku cukup trauma. Bukan trauma besar. Tapi aku cukup takut dan berhati-hati dalam melangkah dalam konteks ini. Hal yang paling aneh adalah tentang aku memaksakan diri untuk "curiga" dan tidak langsung percaya.
Mungkin, insiden sebelumnya Allah kirimkan agar aku menjadi orang yang berhati-hati dan lebih aware pada kemungkinan niat buruk orang. Bukan untuk bersuudzon. Tapi untuk menjadi lebih tabayyun dan mencari tahu. Memastikan dan memvalidasi. Apakah benar...
Terlepas dari sedikit trauma yang datang ini, ada hal yang lebih penting daripada itu. Allah sedang menjagaku. Allah sedang membimbingku. Allah sedang memberi tahu, bahwa memang benar tidak semua orang buruk. Tapi tidak semua orang baik.
Tidak ada orang yang buruk secara mutlak, maupun baik secara mutlak.
Allah itu sayang sama aku. Makanya, Allah memberikan jalan yang begitu dan begini. Bukankah seharusnya aku bersyukur? Alhamdulillah.
Semoga Allah selalu menyertai di setiap langkah kita. Menuntun kebutaan kita. Dan memautkan hati kita hanya kepadaNya.
[10.12.24]
0 notes
th3ndsjourney · 7 months ago
Text
Allah itu Pencemburu.
0 notes
th3ndsjourney · 8 months ago
Text
Ada terlalu banyak hal yang perlu disyukuri daripada sekedar sibuk merasakan sedih atas apa yang belum "sampai".
Alhamdulillah.
0 notes
th3ndsjourney · 8 months ago
Text
Lakukan Lalu Lupakan
Road To The Art of Life [Episode 1] - Resume
Dalam Surat Al-Baqarah 264
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Meski hidup saling tolong menolong dan saling membutuhkan telah mengakar di masyarakat, penting untuk mengingat dan menanamkan bahwa menolong dilakukan karena Allah. Sebab hati manusia sangatlah lemah dan lembut, sedikit saja niat menolong terlepas dari karena Allah, akan muncul titik-titik harapan akan kembalinya balasan bagi orang yang ditolongnya.
Jangan biarkan kebaikan yang kamu lakukan membuatmu menaruh harapan kepada sesama manusia. Sebab harapan inilah yang menjadi awal dari adanya kekecewaan yang mungkin muncul.
Kesempatan untuk berbuat kebaikan tidak datang pada setiap orang. Pun jika datang, maka itu telah menjadi kehendak Allah. Tentunya, bagi mereka orang-orang yang telah dipilih oleh Allah sebagai fasilitator. Perantara rejeki yang Allah berikan kepada orang lain. Oleh karena itu, ketika berbuat kebaikan, bukan berarti ia lebih tinggi dari yang dibantu.
Setiap dari perbuatan pada dasarnya kembali kepada aktivitas hati. Sebab segala yang kita lakukan juga adalah pergerakan dari Allah, namun bagaimanakah aktivitas hatimu ketika melakukan kebaikan itu.
Segala amalan akan dinilai tergantung kepada niat dan aktivitas hati setiap mereka yang berbuat. Kebaikan yang dilakukan tidak diiringi dengan niat baik ataupun didasarkan pada "karena Allah" maka balasannya pun bukan hal yang baik.
Kebaikan yang tulus dan ikhlas adalah kebaikan yang kemudian dilupakan. Hanya sebuah kebaikan karena mengharapkan ridho dari Allah. Lakukan lalu Lupakan. seperti goresan pada pasir di pinggir pantai yang akan disapu oleh gelombang.
Zuhud! adalah orang yang melakukan kebaikan dan hanya berharap balasan di akhirat, orang yang ridho dalam sebuah musibah yang diterima dan hanya berharap balasan di akhirat.
Karena itu, jika seseorang yang sudah kamu perlakukan dengan baik tidak memberikan perilaku yang baik padamu juga, tidak perlu sakit hati, tidak perlu diungkit, bukankah kebaikan yang kamu lakukan karena mengharapkan ridho Allah.
17.10.2024
0 notes
th3ndsjourney · 9 months ago
Text
Tumblr media
Ar-Rahman
Manusia adalah makhluk yang lemah. Hatinya lemah, mudah terombang-ambing. Maka sudah sepatutnya seorang manusia untuk bersandar pada yang Maha Kuat. Maha Kuasa. Maha Perkasa. Yang juga Maha Penyayang.
Masa hidup manusia tidak bisa dikatakan panjang ataupun pendek. Sebab jika dikatakan panjang maka sesungguhnya kehidupan akhirat lah yang kekal, yang artinya jauh lebih panjang hingga tak hingga. Namun jika dikatakan pendek, maka sesungguhnya manusia pun sering kali kedapatan kelelahaan dalam menjalankan masa hidup yang besar kemungkinan tidak akan lebih dari 100 tahun.
Unik, bukan?
Bukankah 100 tahun adalah waktu yang panjang tapi juga pendek? Terlalu panjang untuk disia-siakan dan terlalu pendek untuk mengejar bekal di akhirat nanti. Apa iya, bekal kita akan cukup?
Pertanyaan menarik tapi ternyata cukup membuat bergidik. Bayangkan suatu waktu nanti mendapatkan pertanyaan, "Wahai fulanah, untuk apakah masa hidupmu kau habiskan?"
Apa jawabanmu? Mengeluh? Mengejar dunia? Menunggu ajal?
Cukup untuk dapat dikategorikan menyedihkan.
Memang menyedihkan, tapi jangan putus asa. Bukankah tidak pernah ada kata terlambat untuk semua hamba Allah yang ingin kembali "pulang"? Bukankah dalam Al-Qur'an juga Allah sudah mengingatkan kita untuk tidak berputus asa dari Rahmat Allah (QS. Yusuf : 87). Bukankah dalam sebuah hadist Allah berfirman, jika seorang hamba mendekat sejengkal, maka Allah akan mendekat kearahnya sehasta. Jika ia mendekat sehasta, maka Allah akan mendekat sedepa. Jika ia mendekat berjalan, maka Allah akan mendekat berlari. (HR Bukhari dan Muslim)
Pengingat yang indah, bukan? Bukankah kasih sayang Allah luar biasa besar untuk para hambaNya? Bukankah seharusnya kita malu jika kita masih enggan mendekat kepada Allah ketika Allah bahkan akan berlari saat kita berjalan?
Teringat untuk kembali menata fokus hidup agar lebih mendekat kepada Allah juga adalah bentuk kasih sayang Allah. Bukankah ini semacam kesempatan yang lagi-lagi-lagi dan lagi Allah berikan dengan murah hati kepada para hamba-hamba-Nya? Bukankah ini juga bukti bahwa Allah belum meninggalkan kita?
Semoga kita semua tidak menyia-nyiakan kesempatan yang lagi lagi diberikan kepada Allah untuk kembali mendekatkan diri.
13.10.2024
0 notes
th3ndsjourney · 10 months ago
Text
Merayakan September
Rasanya sudah banyak sekali waktu berlalu sejak terakhir kali mensyukuri kelahiran diri sendiri. Tentunya, tahun lalu adalah pengecualian. "Perayaan September" 2023 masih menjadi "perayaan" terbaik. Karena rasanya seperti Allah langsung yang ngasih "hadiah". Sayangnya, sepertinya diri ini masih terlalu lemah dan mudah berputus asa. Tapi Alhamdulillahnya, mungkin Allah masih berbaik hati mau memberikan kesempatan lagi, lagi dan lagi untuk seorang hamba yang rasanya masih terlalu banyak kurangnya.
Mungkin hidup memang gak selalu lurus, seorang guru berkata, tidak ada hidup yang tidak diuji. Sebab ujian berakhir jika kehidupan di dunia ini sudah berakhir pula. Begitu, kan? Setelah beberapa waktu sulit fokus lagi, kuputuskan untuk melakukan beberapa perenungan. Iya, perayaan september tahun ini diisi dengan perenungan.
Rupanya, ada terlalu banyak hal yang patut disyukuri. Lagi-lagi, tiba-tiba menyadari bahwa aku sudah cukup sembuh dari beberapa keresahan yang di masa lalu selalu mengganggu. Yang lagi-lagi kalau ditanya, "gimana cara kamu sembuh?" Akan kujawab lagi dengan, "gatau, tiba-tiba aja. Kaya Allah yang melepas belenggunya." Lagi-lagi seperti magic. Sama seperti salah satu "hadiah" dari Allah tahun lalu, tiba-tiba semua kebencian di hati ilang. Tahun ini juga, tiba-tiba ketakutan berlebihan itu hilang.
Rasanya terlalu tidak tahu diri kalau masih tidak mensyukuri dilahirkan ke dunia dengan segala nikmat yang ada. Ko bisa kamu masih gak menjalani dunia dengan sebaik-baiknya dengan segala "hadiah" Allah setiap waktunya.
Ini cukup melegakan dan harus disyukuri, bisa menyadari ini. Iya kan, old me? Aku cukup ingat perkataanmu, "Aku pasti maafin, tapi nanti, tunggu dulu. Aku lagi usaha." "Aku pasti sembuh nanti, tunggu dulu. Aku lagi usaha."
Well done. Bangun. Jangan kecemplung lumpur lagi dan lagi. Bukankah kamu sudah menemukan banyak tujuan baru? Not too late untuk memiliki keinginan di menjelang akhir 20, kan?
11.09.24
Nb: postingan validasi diri.
0 notes
th3ndsjourney · 1 year ago
Text
Unstableness of Heart
It's been a while since my last post. I found myself have a difficulty to get my own focus in many things. Too much "accident" to be called accident that caused by this sooooo called "difficult to get focus" on doing things.
I'm not gonna say I'm tired on life, but this life I live these days feels a bit empty.
This morning, I don't know why, wanna open my tumblr, and found a reblog notif in it. Wondering what kind of post that got that reblog, I open it up. I read it up. And almost cry by my own old post.
At that time, I found myself too messy to be imagined. I never imagined I'll back to my old state of this kinda feeling. Found the reason of the emptiness, is just simply but not that simple, because of my own self already tooooo far from the one and only Allah that I can depends myself on. It's sad to find that me, my self, my iman, this unstable.
[12.07.24]
0 notes
th3ndsjourney · 1 year ago
Text
Semoga kita selalu dimampukan untuk bersyukur dalam setiap keadaan tanpa harus menunggu hal luar biasa terjadi terlebih dahulu.
0 notes
th3ndsjourney · 1 year ago
Text
Alhamdulillah, Allah Maha baik.
Bismillah. Ini sebuah curhat yang semoga tidak menjadi riya'
Rasanya setiap langkah kehidupan sekarang, insyaAllah selalu mensyukuri kesempatan untuk diizinkan umroh sama Allah tahun lalu. Sebab rasanya hati lebih tenang setelahnya. Seperti magic aja. Ada banyak keajaiban-keajaiban yang terjadi di hidup setelahnya.
Perasaan sulit memaafkan yang sudah bertahun-tahun gak bisa hilang, tiba-tiba Allah izinkan untuk pergi. Yang selama ini ku sebut sebagai, "Allah yang membuatku memaafkan mereka."
Perasaan tidak sabar yang datang, bisa hilang hanya dengan meminta bantuan ke Allah. Ada hari dimana rasa kecewa, sedih, dan tidak sabar datang. Apalah daya hati manusia bahkan bukan milik manusia itu sendiri.
"YaAllah, aku sedih, tapi aku gak mau sedih. Aku kecewa, tapi aku gak mau kecewa. Aku tidak sabar, tapi aku mau sabar YaAllah gimana."
Allah memang Maha membolak-balik hati manusia. Sesaat kemudian, tiba-tiba hati menjadi tenang. Seketika itu aku mengerti maksud dari, "Hanya dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang."
Isi Al Qur'an memang selalu benar. Allah mejamin itu, dan Allah tidak akan ingkar. Seorang guru berkata, Allah itu pemalu. Allah malu kalo seorang hamba datang namun tidak diberikan apa apa olehNya. Maka ketika seorang hamba berdoa kepadaNya dengan tulus, tidaklah mungkin Allah mengabaikan dia.
Peristiwa peristiwa setelah umroh selalu membuatku merasa, kasih sayang Allah sangaaaaaat besar. Tiada tandingan. Bahkan aku pernah merasa Allah satu-satunya yang menyayangiku dengan tulus. Allah satu-satunya yang bisa memelukku dalam segala jenis keadaan. Allah satu-satunya yang bisa menegur dan menyadarkanku. Allah satu-satunya yang bisa ngasih jalan setiap masalah.
Seorang guru berkata, jika Allah yang kamu kejar, maka segala hal lain di dunia akan terasa cukup cukup saja. Semoga kita semua tidak lagi lalai dalam menjalankan peran sebagai hambaNya. Semoga kita semua selalu diberi kesempatan bertaubat dan dimampukan mengambil kesempatan tersebut. Semoga kita semua selalu diizinkan merasakan kasih sayang Allah yang tak terhingga. Semoga kita semua diizinkan untuk data ke baitullah untuk menunaikan ibadah haji.
[21.04.2024]
2 notes · View notes
th3ndsjourney · 1 year ago
Text
Ramadhan: Muhasabah Diri
7 April 2024, 27 Ramadhan 1445 H.
Terasa ataupun tidak terasa ramadhan akan segera berlalu. Sadar ataupun tidak sadar ada banyak kesempatan baik yang Allah berikan untuk seluruh umat Islam di bulan Ramadhan. Sedih ataupun tidak sedih, tidak semua hambaNya, memanfaatkan dengan baik.
Di h-3 ramadhan yang akan segera berakhir, rasanya kecewa sama diri sendiri. Ada begitu banyak kesempatan yang sayangnya dinikmati dengan begitu banyak kelalaian. Padahal waktu hidup manusia hanya Allah dan yang ia kehendaki yang mengetahui, namun naasnya, manusia seringkali lupa, bahwa dunia ini hanya senda gurau.
Sepatutnya dunia yang hanya senda gurau ini tidaklah untuk dijadikan fokus utama. Sebab terlalu fokus dalam bersenda-gurau, maka kenyataan akan semakin tersisihkan dari "penglihatannya". Kita gak pernah tau, apakah kita akan sampai pada ramadhan berikutnya untuk menyusul ketertinggalan?
Tertinggal.
Aku teringat sebuah kisah yang disampaikan oleh ustadzah Halimah tentang malam Lailatul Qadar. Beliau bercerita, bahwa malam Lailatul Qadar ini ada karena Allah gak mau melihat Rasulullah bersedih. Dikisahkan bahwa Rasul diberitahu oleh malaikat Jibril tentang umat umat nabi terdahulu. Bahwa umat Nabi Musa a.s waktu sujudnya saja seribu bulan, ada pula dikatakan umat Nabi terdahulu yang masa jihadnya seribu bulan. Kemudian Rasul sedih, lantas gimana nasib umatnya? Usianya saja hanya 60-70 tahun. Kemudian Allah memberikan malam al-Qadar. Yang ketika seorang hamba beribadah, maka nilainya lebih daripada 1000 bulan.
Dari kisah ini rasanya ada beberapa hal penting yang membuat teringat kembali, yaitu
Tentang betapa Rasul sangat peduli dan menyayangi umatnya. Rasul sedih membayangkan umatnya jauh tertinggal di barisan belakang di akhirat kelak.
Tentang kasih sayang Allah SWT ke Rasul dan umatnya
Tentang kesempatan besar untuk bisa mendapatkan bonus++++++ dalam mencapai amalan.
Sisanya tinggal tentang manusianya, memanfaatkan dengan baik, ataukah menyia-nyiakan.
Bagiku, di umur yang menjelang 27 tahun, di tahun ini, ada banyak keajaiban dan kebesaran Allah yang semakin terasa semakin kita meminta dan menggantungkan diri ke Allah. Makin sadar betapa kasih sayang dan pengampunan Allah sangat luas. Betapa sia-sia masa masa lalu yang terlalu sibuk dengan kesedihan kesedihan serta kebencian masa lalu.
Di umur 26 ini, aku menyadari, ada cara untuk mengisi kekosongan hati. Ada cara menyembuhkan kebencian tanpa menunggu pelakunya meminta maaf. Ada cara menyembuhkan kesedihan dan luka hati tanpa menghindari penyebabnya. Ada cara untuk merasa sangat disayangi tanpa mencari. Sebab Allah selalu ada di sini, di dekatmu. Lebih dekat dari nadimu sendiri. Aku menyadari, tidak ada kasih sayang yang mampu melebihi kasih sayang Rasul pada umatnya dan kasih sayang Allah kepada hambaNya.
Semoga kita semua selalu terpaut hatinya dengan Allah dan RasulNya. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk selalu mengingat dan merasakan kasih sayang dan pengampunan Allah yang luas. Semoga kita semua dilindungi dari kelalaian dalam bertakwa.
Semoga semoga semoga, hidup kita di dunia ini tidaklah menjadi kehidupan yang hanyalah kesia-siaan.
[07.04.2024]
0 notes
th3ndsjourney · 1 year ago
Text
Mulai dari Nol ; Titik Balik
Having a "mix feeling" these last few weeks. Rasanya perlu kembali menata hati lagi tentang segala hal. Terutama hubungan vertikal, antara diri sendiri dengan Sang Pencipta, Allah,
Satu-satunya dzat yang gak akan pernah meninggalkanmu sekalipun seluruh dunia dan seisinya meninggalkanmu.
Hati manusia memang rumit, kadang tidak perlu banyak hal rumit untuk membuat perasaan menjadi rumit. Sehingga perlu selalu menata hati secara berkala. Inilah mengapa, shalat wajib sehari sebanyak 5 kali. Dan dzikir pagi dan petang diperlukan.
Perihal ibadah ini memang bukan tentang kebutuhan Allah, melainkan kebutuhan para hambanya. Allah sama sekali gak merasa rugi ketika hamba-hamba-Nya lalai. Sama sekali ngga. Justru hambaNya itulah yang terugikan, merugikan diri sendiri. Sebab pada dasarnya ibadah itu juga tentang menata hati. Salah seorang guru pernah berkata, setiap jenis ibadah yang ada tidak ditentukan tanpa alasan. Pada dasanya sudah cocok dengan kebutuhan jiwa kita, manusia, untuk mengisi kembali energi hati. Itulah mengapa, ketika seorang hamba lalai dalam ketaatannya, hamba tersebutlah yang akan merasakan sendiri dampaknya. Perlahan, berkurang ketenangan hati. Hingga tiba di titik nol.
Menyedihkan.
Seorang guru berkata, ketika manusia lalai dalam ketaatan, maka perlahan terbentuk jarak antara dirinya dan Allah. Perlahan-lahan hingga suatu hari ketika jarak sudah terlalu jauh, hilang pula ketenangan jiwa.
Menyedihkan.
Belum terlambat untuk pulang, kembali meminta pelukan kepada Sang Pencipta, Allah, satu-satunya dzat yang akan selalu menerimamu selama kamu tulus. Satu-satunya dzat yang bisa memahami ketulusanmu tanpa kamu merasa terkhianati.
Begitu, kan, ya Allah?
Semoga kita semua selalu mendapatkan "titik balik" untuk kembali pada ketaatan ketika kelalaian mulai datang menjauhkan jarak antara diri kita, seorang hamba, dengan Allah, satu-satunya Tuhan yang patut disembah.
Semoga Allah selalu memberikan kesempatan untuk kita kembali dan bertaubat.
[04.03.2024]
0 notes
th3ndsjourney · 1 year ago
Text
Being a Mother
Menyenangkan sekali mendengar dan melihat kabar gembira kawan-kawan sudah mendapatkan amanah besar menjadi seorang ibu. Bagiku, menjadi seorang ibu adalah sebuah kehormatan. Sebuah hadiah sekaligus amanah besar. Menyenagkan melihat orang-orang berinteraksi dengan anak-anak mereka. Dulu, aku berpikir "Aku juga mau." Tapi seiring banyak pelajaran hidup yang Allah berikan, pemikiranku berubah menjadi "Apakah aku akan mendapat kesempatan juga?"
Bagiku tidak semua orang bisa menjadi ibu. Baik itu tentang tidak semua orang mendapat kesempatan tersebut, atau tentang tidak semua orang mampu. Tapi hal yang pasti adalah setiap perempuan yang Allah titipkan kepadanya seorang anak pasti memiliki alasan dan misi tertentu. Ntah itu untuk sang perempuan beruntung tersebut, atau untuk anak tersebut.
Jika dilihat dari sisi pandang seorang perempuan, aku semakin menyadari ada banyak misi yang kemudian akan diemban bagi mereka yang beruntung mendapat kesempatan menjadi seorang Ibu. Dalam islam, ibu adalah madrasah pertamanya seorang anak. Gak cuma itu, ibu juga memiliki misi untuk menjadi penyejuk hati anaknya. Dari dua misi besar ini bukankah perlu banyak bekal? Mungkin inilah sebabnya, seperti yang dikatakan Ust. Oemar, bahwa perempuan itu spesial. Perempuan itu sangan disayang dan dimuliakan oleh Allah.
Jika kuingat dengan benar, dalam salah satu kajian beliau, dikatakan bahwa tidak tanpa alasan tempat seorang ibu mengandung anaknya dikatakan sebagai rahim. Karena didasari oleh salah satu sifat Allah yang luar biasa, yaitu Ar-Rahman. Yang maha penyayang. Itulah mengapa seorang ibu bisa menyayangi anaknya bahkan sebelum melihat anak tersebut lahir ke dunia. Seorang ibu bisa mencintai dan menyayangi anaknya tanpa syarat.
Keren.
Sebab menjadi ibu adalah sebuah kehormatan yang Allah berikan kepada perempuan, rasanya persiapannya gak bisa main-main. Yhaaa, ini mengingatkanku bahwa memang manusia itu diperintahkan untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Ternyata, memang banyaaaaaak sekali pengetahuan yang masih perlu dibedah. Padahal ini baru sekedar pengetahuan dalam basis lingkupnya manusia. Lingkup ini aja sudah sebanyak ini, apalagi pengetahuan Allah ya. Memang... pada akhirnya manusia hanya bisa bersandar kepada Allah aja.
Jadi, mari terus belajar. Semoga kita semua gak pernah lelah untuk mengurangi kebodohan diri, memperbanyak pengetahuan dan melembutkan hati.
*nb: walaupun kita emang gak pernah tau, akan bertemu dengan jodoh atau maut. Dan/atau akan bertemu dengan anak atau maut. Tapi pada akhirnya kita baru akan tau ketika mengalaminya sendiri, dan akan terlalu terlambat untuk mempersiapkan segalanya hanya untuk sekedar "menunggu tau dulu". Allahummaghfirli Warhamni Watub Alayya.
[13.02.2024]
0 notes
th3ndsjourney · 1 year ago
Text
Choose Your Difficuties Choose Your Comforts
Pada dasarnya hidup memang tentang memilih. Pilihan-pilihan biasanya didasari dengan pertimbangan beberapa cost and loss. Hal yang gak akan jauh-jauh dari perasaan dan pemikiran.
Banyak orang bilang, hidup itu sulit mau bagaimanapun, maka itu, choose your difficulties. Tapi, apa benar?
Dulu, ketika SMA, seorang guru pernah berkata, jangan memikirkan hal negatif saja. Sebab dalam sesuatu akan selalu ada rasa positif yang beriringan dengan rasa negatif. Ketika mengajar matematika, beliau berkata, jangan katakan matematika itu asyik tapi sulit. Tapi katakan matematika itu sulit tapi asyik. Jadi jangan memfokuskan pada rasa yang negatif. Tapi lihat positifnya.
Tahun 2024 menjadi tahun dimana rasanya udah gak bisa melarikan diri lagi. Semua harus dihadapi, sehingga sebuah keputusan besar harus dibuat. Gak bisa lagi beralasan kepada "ikutin arus kehidupan". Ada banyak tanggung jawab yang pada akhirnya perlu dilanjutkan pikulannya secara langsung, bukan lagi menggunakan stuntman.
Ini bukan keputusan sulit, melainkan sangat mudah. Sebab kecondongan hati sudah sangat jelas sejak dulu. Hanya saja, konsekuensi, cost dan lossnya terasa sedikit mencekik untuk dibayangkan. Tapi di sisi lain, tanggung jawab jelas harus diambil untuk melegakan bagian lain yang terasa juga tercekik. Seperti maju mundur nyemplung. Walaupun pada akhirnya tetap nyemplung, tapi mungkin perlu memilih aroma air yang lebih menenangkan walau dinginnya mungkin merasuk tulang, ketimbang air yang hangat namun aromanya terlalu menusuk.
Tapi, mungkin seperti yang dikatakan pak Bejo, guru matematika kami zaman SMA dulu, pada akhirnya semua ini tentang cara kita berpikir dan memandang sesuatu. Walau airnya dingin menusuk tulang, tapi aromanya menenangkan. Begitu, kan?
Ini menyesakkan untuk terus menghirup aroma yang menusuk walau airnya hangat. Ku harap, segera bisa berpindah ke kolam yang aromanya nyaman, tak apa jika itu dingin menusuk tulang.
Ini bukan tentang memilih resiko dingin menusuk tulang atau aroma tajam menusuk hidung. Tapi ini tentang memilih antara aroma menenangkan atau kehangatan yang nyaman. Pada akhirnya keduanya nyaman. Tapi kenyamanan mana yang lebih kamu perlukan? Kenyamanan mana yang membawa manfaat bagimu dan bagi orang lain? Kenyamanan mana yang akan menunaikan baktimu sebagai makhluk Allah yang memiliki peran di tidak hanya satu tempat. Bukan hanya sebagai manusia, bukan hanya sebagai pekerja, bukan hanya sebagai warga sipil, bukan hanya sebagai anak, bukan hanya sebagai kakak. Tapi secara menyeluruh, sebagai makhluk Allah yang Allah titipkan amanah.
Gapapa, insyaAllah seluruh hal yang akan menjadi takdirmu adalah takdir terbaik dari sekian banyak opsi yang ada. Sebab pengetahuan Allah itu tak terbatas. Hanya kamu, manusia, yang tidak hanya pengetahuan terbatas, juga fakir dalam menjadi hakim untuk mengambil keputusan sendiri.
Semoga Allah selalu menuntun kita agar selalu menjadi makhluk Allah yang sesuai kodratnya seperti firmanNya di Al-Qur'an. 🤍
[11.02.2024]
0 notes