trkmlsr
trkmlsr
menjadi bermanfaat
3 posts
fake it till you make it :)
Don't wanna be here? Send us removal request.
trkmlsr · 6 years ago
Text
Miris.
Belakangan ini membuka sosial media membuatku bergidik. Miris, tepatnya.
Bulan lalu, di insta story seseorang tampak ia mengabadikan momen ia dan teman-temannya mengolok-ngolok penyaji makanan yang tidak bisa bahasa inggris dengan baik.
Emangnya pantas? Kalau berilmu, mari saling sharing dengan cara yang baik.
Minggu lalu, di youtube kuamati seorang yang menyebut dirinya influencer berpura-pura menjadi pemulung demi likes dan subscribes.
Emangnya lucu? Bayangkan kalau orang yang berprofesi pemulung beneran atau anak dan keluarganya lihat atau nonton. Mari berperasaan.
Kemarin, ada anak baru gede men-judge orang-orang yang susah-susah cari duit dengan kalimat yang sangat ignorant.
Emangnya adek udah kerjain PR? Daripada komen tentang hidup orang lain, gimana kalau adek les bahasa, les masak, les musik, atau bikin kerajinan tangan?
Tadi pagi, mbak-mbak di twitter merasa tersulut dan mengejek ibu-ibu yang minta mbaknya mengalah dalam antrian supaya ibu itu bisa duluan saat beli makanan.
Emangnya mbaknya laper banget? Mungkin bisa dibayangkan mbak kalau yang minta tolong itu ibunya mbak. Yang mungkin sedang sakit maag. Mari berbaik sangka.
Miris. Jangan sampai anak cucu saudara kita hidup dalam society yang sangat memalukan. Yang melupakan tata krama. Yang tidak menghargai sesama. Yang santun aja gak bisa, apalagi berwibawa.
Akhlak lebih utama dari ilmu, adab lebih utama dari akal. Tak akan dihargai seseorang yang tak mampu menghargai orang lainnya.
Semoga kita semua terhindar dari sikap kurang berakhlak dan kurang beradab. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. 🌺
4 notes · View notes
trkmlsr · 6 years ago
Text
💕
karena aku sangat mudah untukmu
karena aku sangat mudah untukmu.
kamu tidak perlu lelah-lelah berjuang, sebab aku tidak mungkin sampai hati membiarkan orang yang ingin memperjuangkanku berjuang sendirian.
kamu tidak perlu repot-repot membuat dirimu diterima, sebab aku selalu bersedia mengambil tanggung jawab untuk lebih dari menerima–yaitu memaafkan, melupakan, bahkan melepaskan.
kamu tidak perlu pusing-pusing memikirkanku, sebab aku sungguh selesai dengan diriku sendiri. sebab masa depanku adalah rangkaian rencana yang bisa diganti. sebab ambisiku selalu (hanya) sekeras tangan yang menggenggam pasir, secukupnya mencukupkanku.
kamu tidak perlu khawatir tentang apapun, sebab aku bisa mengikutimu ke mana pun. aku bisa diajak berjalan, berlari, merangkak. aku bisa bertahan pada segala musim dan cuaca, bisa berteman dengan segala rasa dan nuansa.
karena aku sangat mudah untukmu, semoga kamu merasakannya: bahwa yang mudah didapatkan, belum tentu tak berharga.
semoga aku sangat berarti untukmu.
5K notes · View notes
trkmlsr · 6 years ago
Text
Ia yang memikirkanmu
Hingga hari akhir kelak,
Di hari kebangkitan hingga hari perhitungan, semua orang menjadi sibuk. Sibuk dengan dirinya sendiri. Khawatir akan keselamatan masing-masing di hadapan penghakiman sang Maha Adil.
Sibuk memeriksa apakah amalan sudah cukup untuk berat ke kanan. Gentar karena panas matahari menusuk kepala dan badan. Resah menelisik apakah kan terlewati semua ujian.
Orang tua lupa pada anaknya, anak lupa pada orang tuanya
Suami lupa akan nasib istrinya, istri tak peduli kondisi suaminya
Bahkan jika dikuburkan dalam satu liang pun, nasib dan penghakiman memisahkan.
Akan tetapi ada satu yang tak demikian. Ada seorang manusia mulia yang sibuk bukan kepalang, alih-alih memikirkan diri, ia gelisah memeriksa sana sini.
Ia adalah nabi Muhammad SAW.
Dalam kondisi morat marit kelak, ia lari kesana kemari menelusuri keadaan umatnya. Ia menanyakan satu demi satu,
Apakah kamu umat Muhammad?
Jika iya, maka ia akan mengumpulkan umatnya, menjaganya, memohonkan ampun pada Allah dalam sujud panjangnya. Meminta dengan sangat agar Allah mengizinkan agar umatnya tak kepanasan. Memohon dengan air mata agar umatnya selamat melalui shirath. Bahkan menjemput umatnya di neraka dan menyelamatkan mereka selagi mereka masih ada iman di hati.
Ia yang memikirkanmu.
Saat yang lain tidak.
Ia yang mendoakanmu dalam pedih sakaratul mautnya. Pintanya, semoga kamu tidak mengalami sakit dan seramnya masa itu. Ia yang sangat mencintaimu meski tidak pernah tatap dan temu. Rela berpayah gelimang peluh dan darah agar hidayah sampai padamu.
Sudahkah, kita memikirkan beliau?
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)
Referensi : 
https://rumaysho.com/14784-satu-shalawat-dibalas-sepuluh.html
https://youtu.be/J2H4w_tB5Xo
3 notes · View notes