seorang muslimah biasa yang berusaha taat pada Rabbnya
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Seringkali orang sibuk menghakimi tentang makna berbakti tanpa mengetahui sudut pandang seseorang tentang bakti itu sendiri. Padahal bisa jadi ada yang berusaha mati-matian menggapai impiannya agar bakti pada orangtua ini mencapai skala yg lebih luas lagi. Yang merasakan manfaatnya bukan hanya keluarga, akan tetapi bisa jadi masyarakat banyak.
Memang sedemikian perlunya menutup telinga dari ucapan yg tidak perlu, memilah mana yg patut dipertimbangkan mana yg sepatutnya diabaikan. Membahagiakan semua orang adalah suatu hal yg mustahil, akan selalu ada komentar negatif atas apapun yg kita jalani. Fokus kita hanya mencari ridha-Nya saja.
0 notes
Text
Membaca salah satu status seorang kawan membuat saya tergelitik utk menulis ttg Poverty Trap atau acap disebut jerat kemiskinan struktural
Dalam penelitian tsb dinyatakan bahwa seseorang yg tumbuh dalam kemiskinan akan lebih sulit utk sukses dibanding dg orang yg tumbuh berkecukupan.
Seseorang yg ber-privilege telah mencuri start awal bahkan sejak dalam kandungan krn kebutuhan gizinya terpenuhi dg baik, pun ketika bersekolah mendapatkan akses pendidikan dg fasilitas yg lebih baik. Sehingga kalaupun suatu saat org ini mengalami kegagalan dlm hidupnya, ia memiliki akses yg lebih baik dalam hal networking, mempunyai 'modal' yg cukup utk kembali lg menuju jalan kesuksesan.
Sementara seseorang yg tumbuh dlm kemiskinan, butuh usaha ekstra utk keluar dari lingkaran setan kemiskinan itu sendiri. Bagaimana tidak bahkan sejak di dalam kandungan pun sudah menderita stunting, pendidikan bisa jadi terputus krn ketiadaan biaya, apalagi networking. Alih-alih memenuhi kebutuhan yang sifatnya sekunder, bertahan
James Chen mendefinisikan poverty trap sebagai a mechanism that makes it very difficult to escape poverty, created when an economic system requires a significant amount of capital in order to earn enough to escape poverty. When individuals lack this capital, they may also find it difficult to acquire it, creating self-reinforcing cycle of poverty.
Lantas apakah teori tsb berlaku absolut? Tentu tidak, akan selalu ada hal yg tidak terduga dalam kehidupan dan dalam statistika hal tsb dinamakan outlier.
Terkait Poverty Trap ini bisa dibaca dlm thread yg dibuat oleh SMERU Institute, link tertera di bawah :
https://x.com/SMERUInstitute/status/1336246254141992960?t=Vi0YwfxB6SfMVF3-6hSFJA&s=19
0 notes
Text
Semuanya hanya ingin kamu diam
Tak boleh melawan
Memang seperti itu orangnya, sudah terima saja
Jangan berteriak, apalagi memukul
Kamu hanyalah anak, ia orangtua harus selalu dituruti segala pintanya
Tak boleh membangkang
Durhaka jikalau kau berani berkata tidak
0 notes
Text
Sebuah Pengingat
Sudah 6 bulan pengobatan saya baik dalam bentuk terapi bicara maupun terapi menggunakan psikofarmaka berjalan. Banyak perubahan positif yang telah saya maupun di sekitar saya rasakan. Bahkan salah satu teman dekat mengatakan bahwa saya seperti terlahir kembali karena perubahan saya beberapa bulan belakangan ini. Dokter yang menangani saya pun ikut bahagia dengan perkembangan saya yang cukup signifikan, padahal dalam salah satu sesi konsultasi beliau mengatakan periode interfensi obat yang beliau tangani paling cepat terjadi selama 1 tahun. Alhamdulillah berkat do’a, support dan bantuan begitu banyak orang, dalam waktu yang relatif singkat ‘penyakit’ saya ini berangsur membaik. Kalau saja boleh melihat beberapa bulan lalu, bagaimana saya benar-benar berada dalam kegamangan akan hidup layaknya zombie, hidup segan mati pun tak mau. Entahlah, jika saja saat itu saya tidak ‘memaksa’ diri saya untuk mendapatkan pertolongan, mungkin saat ini saya sudah tiada. Naudzubillah. Masih teringat jelas dalam benak saya, bagaimana saat itu saya berjuang mati-matian dalam menahan untuk tidak menyakiti diri sendiri. Juga bagaimana gelapnya pikiran saya hingga memikirkan dan merencanakan bagaimana cara terbaik mengakhiri kehidupan. Alhamdulillah Allah masih berbaik hati menyelamatkan saya. Selang beberapa waktu tepatnya pada tanggal 26 Mei 2022 publik dikejutkan dengan berita hilangnya putra Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz saat ia sedang berenang di Sungai Aare. Selama 2 minggu dilakukan pencarian terhadap tubuhnya, hingga pada 8 Juni 2022 ditemukan jasadnya mengambang di sekitar Bendungan Engelhade. Menurut kesaksian ayahandanya, jasadnya dalam keadaan utuh, wajah menoleh ke kanan serta mengeluarkan wangi serupa aroma daun ‘eucalyptus’. Innalillahi, kejadian ini sungguh menampar saya. Eril, demikian ia biasa disapa, wafat dalam keadaan yang mulia di usianya yang masih muda. Entah amalan tersembunyi apa yang telah ia lakukan sehingga kepergiannya dido’akan begitu banyak orang. Begitu banyak orang yang merasa kehilangan. Ah Eril, sungguh saya begitu iri. Meskipun kita tak pernah saling kenal apalagi berjumpa, terima kasih ya sudah menjadi pengingat bahwa hidup yang masih saya punya ini merupakan kesempatan untuk memperbanyak ladang amal. Banyak hal-hal baik yang perlu saya lakukan. Semoga kelak akhir hidupku sepertimu ya Ril, diwafatkan dalam keadaan terbaik. “Pada akhirnya dibutuhkan keberanian yang lebih besar untuk hidup dibandingkan untuk bunuh diri.” ( Albert Camus - A Happy Death)
0 notes
Text
Ujung Tanduk
Novia Widya Sari, seorang mahasiswi Pendidikan dan Sastra Inggris Universitas Brawijaya yang memilih untuk mengakhiri hidupnya di atas pusara almarhum ayahnya ditemani dengan segelas minuman red velvet bercampur sianida. Sungguh malang nasibnya, diperkosa oleh pacar sendiri, hamil kemudian meminta pertanggung jawaban lelakinya. Namun alih-alih dinikahi justru sang lelaki beserta calon ibu mertua memaksanya menenggak pil aborsi yang mana kejadian ini tak berlangsung hanya sekali. Novia mengadu pada keluarga, bukannya dirangkul justru ia semakin dihakimi bahkan disuruh untuk mati. Tak lama setelahnya, ayahanda Novia berpulang ke dekapan Ilahi. Hilang sudah tempat Novia untuk mengadu. Satu-satunya tempat untuknya mengadu hanyalah laman Quora, menuliskan ratapan-ratapan sendu berharap masih ada orang baik yang peduli. Na’as, netizen justru mem-’bully’, mengatakan bahwa Novia hanya cari sensasi. Konseling dengan psikolog, pertemuan dengan psikiater bahkan semangkuk rawon buatan ibunda sambil merintih penuh harap,”Bertahan hidup ya nak, demi ibu.” Tak jua membangkitkan semangat hidupnya. Ah malang nian nasibnya. Setelah berita kepergiannya tersebar, netizen, yang dulu mem-’bully’ justru berbalik mendo’akan semoga kematiannya khusnul khotimah. Tidak, Novia tidak bunuh diri, orang-orang di sekitarnyalah yang justru membunuhnya atau mungkin juga kita. Astaghfirullah hal’adzim. Aku yang tadinya berada di ujung kegundahan, ingin mengakhiri hidup karena berpikir bahwa tak ada orang yang mencintaiku di dunia ini. Seketika tersentak. Lihatlah, di tengah begitu banyaknya cacian toh masih banyak orang yang baik hatinya, menyampaikan belasungkawa untuk adinda Novia, mengatakan bahwa kematiannya tidaklah sia-sia. Qodarullah, pria yang dulu menyuruhnya aborsi, kini mendekam di bui. Sungguh Allah tidak tidur, semoga bisa diambil pelajaran. Beralih dari kisah Novia, siang tadi aku melihat insta story seorang ‘influencer’. Ia bercerita soal anaknya yang terjatuh dari sepeda. Tak jauh dari tempat anaknya terjatuh, seorang pemilik toko batu alam menyodorkan ‘betadine’ dan segelas air minum, Rupanya kemanusiaan belum mati. Masih banyak orang baik di dunia ini, jikalau memang sudah tidak ada orang baik di dunia maka jadilah satu-satunya orang baik yang tersisa. Ditulis pada 10.01.2022
1 note
·
View note
Text

Jakarta bukan saja tempat merenda cerita, tetapi juga saksi bisu beragam peristiwa
0 notes
Text
“Jangan menunggu; tidak akan pernah ada waktu yang tepat. Mulailah di mana pun Anda berada, dan bekerja dengan alat apa pun yang Anda miliki. Peralatan yang lebih baik akan ditemukan ketika Anda melangkah.” – Napoleon Hill
2 notes
·
View notes
Text
Kamu ga akan bisa memberikan kebahagiaan untuk orang lain kalau diri kamu sendiri ga bahagia. Ngasih kebahagiaan ke orang lain, sementara kamu sendiri ga bahagia ibarat kamu ngasih cek kosong ke mereka
Kapan Kawin?, 2015
0 notes
Text
Saat kamu kehilangan tujuan, lihat kembali jalan yang sudah kamu lalui sejauh ini
(Unknown)
0 notes
Photo

Kebahagiaan terbesar adalah ketika satu persatu target dalam hidup berhasil dicapai. Setelah satu target terlampaui, maka bergegaslah mencapai target lainnya. Pun di dalam Al Qur'an terdapat sebuah ayat yang menegaskan akan hal ini. "Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”. (QS. Al Insyirah: 7) The achievement of one goal should be the starting point of another (Alexander Graham Bell) Semangat ya Dep 🤗
0 notes
Text
Ikhlas
tawakkal dg apapun ketetapanNya
.
.
.
tentu mengimani qadha dan qadarNya merupakan salah satu cabang iman, bukan?
.
.
But they plan and Allah plans. And Allah is the best of planners (Qur'an 3:54)
0 notes
Text
kata bang rhoma,"yang sedang-sedang saja...."
Semua orang, siapapun itu—termasuk yang menulis tulisan ini, pasti ada sisi buruknya. Dan kita yang jadi objek dibikin kecewa, kecewa bukan cuma karena keburukan mereka. Tapi juga persepsi dan ekspektasi kita yang terlalu tinggi. Kebanyakan kita hanya mau menyukai bagian baiknya, tapi tak siap untuk menerima bagian buruknya. Suka boleh, fanatik jangan. Kagum boleh, tergila-gila jangan. Jika harus suka, sukalah sewajarnya, dan jika harus kecewa, kecewalah sewajarnya.
— Taufik Aulia
642 notes
·
View notes
Text
Jangan kau tangisi seperti perempuan apa yg tak bisa kau pertahankan sebagai laki-laki (ibunda Abu Abdillah kepada anaknya, Sultan terakhir di Granada)
0 notes
Text
kagumilah seseorang seperlunya, karena bisa jadi suatu kali saat dirimu menemukan keburukannya atau kelak saat ia berbeda pendapat dengan apa yg selama ini kamu yakini itu benar, maka kamu akan kecewa dan membenci sejadi-jadinya
Devina, 2018
0 notes
Text
Bisakah kau hidup tanpa teduhnya wanita?
Yang di setiap sujudnya terbisik namamu
Ia cerminan sisi terbaikmu
Lindungi hatinya
Sekalipun di dalam amarah
Raisa - Teduhnya Wanita
0 notes
Quote
Kamu tau apa yang paling aku suka dari kata menjaga? Kelak jika memang sudah tiba waktunya, akan ada rasa manis saat kita saling bercerita, bertukar kata tentang apa yang selama ini ada dalam benak kita, tentang cita-cita dan apa yang selama ini kita sematkan dalam doa. Seperti halnya buah yang tumbuh dari pohon yang baik, begitu juga dengan semua yang tumbuh dari hati yang dijaga dengan baik. Kamu percaya aku kan? Jadi mari saling menjaga dalam ketaatan.
©Quraners (via quraners)
971 notes
·
View notes
Text
Percayalah, hanya Allah sebaik2 perencana
Tersenyumlah
Kamu tidak pernah tahu apa rencana besar dibalik segala keputusan-Nya. Hanya karena sesuatu tidak berjalan sebagaimana yang kita anggap baik, bukan berarti itu buruk.
Tetaplah berbaik sangka kepada-Nya, Yang Maha Baik. Dan… Tersenyumlah! :)
319 notes
·
View notes