Text
14 Februari 2025
Sudah 26 tahun ternyata, ngga kebayang sebanyak apa tumpukan dosanya dan sebanyak apa aib yang telah Allah tutupi.
Sudah berapa sakit yang Allah sembuhkan, berapa jatuh yang Allah bangunkan, dan berapa putus asa yang Allah hadirkan harapan.
Nyatanya, Allah tidak pernah putus asa dengan taubat hambanya. Terus menunggu tanpa jemu.
Maafkan hamba ya Allah belum bisa menjadi seperti yang Engkau harapkan. Ihdinas sirotol mustaqim. Ambillah nyawa ini saat Engkau sudah ridho pada hidupku.
Kalo kata @terusberanjak mari habiskan cinta kita pada Allah sampai tak ada ruang untuk terluka karena manusia.
60 notes
·
View notes
Text
selamat bertumbuh hari ini, dan seterusnya zharfa ❤️
menikmati apa yang ada hari ini, merefleksi kesalahan hari2 kmrin, dan mempersiapkan energi untuk hal2 yang lebih menantang kedepan.
Menjadi Versi Terbaik Diri
Setiap hari kita mengusahakan sesuatu, kadang sesuatu itu terlihat secara fisik, kadang juga kita ga menyadari ia berupa mindset berpikir.
Setiap hari, kita pun ingin memperbaiki sesuatu, entah yang sangat drastis, atau hanya sekian persen perubahan tapi dilalui secara rutin.
Setiap hari, kita terkadang sering harap-harap cemas. Berharap sesuatu akan terjadi, tapi juga berharap sesuatu jangan terjadi.
Setiap hari pula, kita merasa bersyukur atas hal2 yang diluar dugaan, dan kita baru menyadarinya bahwa itu adalah rezeki.
Ya, setiap hari kita selalu bertumbuh.
Bertumbuh menjadi versi terbaik diri kita, menjalankan rutinitas, memperbaiki tidur, menuliskan plan di setiap jam, mencoret hal2 yang sudah dikerjakan, refleksi terhadap plan yang belum tercoret, dan sebagainya.
Setiap kita selalu bertumbuh, tapi kadang kita tidak tau ada di bagian mana titik tumbuh kita, ada di bagian kehidupan mana kita dapet hikmah dan semangat yang besar.
Dan akhirnya, kita tahu kalo itu semua pasti ada hubungannya.
Dan semoga, selama kita mau dan mampu, kita akan selalu mensyukuri titik tumbuh terbaik kita.
5 notes
·
View notes
Text
Menjadi Versi Terbaik Diri
Setiap hari kita mengusahakan sesuatu, kadang sesuatu itu terlihat secara fisik, kadang juga kita ga menyadari ia berupa mindset berpikir.
Setiap hari, kita pun ingin memperbaiki sesuatu, entah yang sangat drastis, atau hanya sekian persen perubahan tapi dilalui secara rutin.
Setiap hari, kita terkadang sering harap-harap cemas. Berharap sesuatu akan terjadi, tapi juga berharap sesuatu jangan terjadi.
Setiap hari pula, kita merasa bersyukur atas hal2 yang diluar dugaan, dan kita baru menyadarinya bahwa itu adalah rezeki.
Ya, setiap hari kita selalu bertumbuh.
Bertumbuh menjadi versi terbaik diri kita, menjalankan rutinitas, memperbaiki tidur, menuliskan plan di setiap jam, mencoret hal2 yang sudah dikerjakan, refleksi terhadap plan yang belum tercoret, dan sebagainya.
Setiap kita selalu bertumbuh, tapi kadang kita tidak tau ada di bagian mana titik tumbuh kita, ada di bagian kehidupan mana kita dapet hikmah dan semangat yang besar.
Dan akhirnya, kita tahu kalo itu semua pasti ada hubungannya.
Dan semoga, selama kita mau dan mampu, kita akan selalu mensyukuri titik tumbuh terbaik kita.
5 notes
·
View notes
Text
Seni Berekspetasi
Terkadang, kita sering ditakutkan dengan terlalu banyak ekspetasi yang kita kejar, terlalu penuh pikiran yang ada di otak kita. Terlalu banyak pikiran dan kemungkinan-kenungkinan hidup yang kita bayangkan, sehingga itu yang membuat kita selalu jenuh, selalu berharap terlalu banyak, sampai tidak mempercayai proses.
Pada dasarnya kita hanya terlalu sering overload saja.
Nyatanya, hanya sekitar sedikit persen hidup itu berjalan sesuai dengan apa yang ada di otak penuh kita. Kita hanya terlalu khawatir dan larut dalam pikiran saja. Toh, kalau dijalani terkadang hal itu terasa mudah. Justru lebih mudah dari yang kita pikirkan.
Salah satu ciri kita mudah khawatir adalah kita menjadi tidak berani melakukan banyak hal. Kita takut gagal. Kita takut hal itu sesuai dengan bayangan ketidakberhasilan itu. Padahal, justru semakin banyak kegagalan berarti kita makin banyak mencoba. Kalau satu sudah gagal, rasanya untuk memulai hal itu kembali terasa sulit.
Nabi pun sudah mencontohkan, di saat kegagalan berada di pihaknya. Kekalahan tidak membuat beliau alpa, bahkan dijadikannya hal ini momentum memperbaiki diri dengan bersedekah. Sementara ketika kemenangan diraih, Nabi tidak lantas larut berlebihan dalam suka cita. Apalagi menjadikannya sarana pelampiasan dendam semata. Jika dalam momen kegagalan ahlak mulia Nabi tetap menyala, maka dalam kemenangan, nyalanya tentu semakin cerah.
Disitulah titik iman kita diuji. Ketika menghadapi keberhasilan, ataupun menghadapi kegagalan. Rasanya tak pantas jika kita merasa tinggi jika berhasil, dan merasa terlalu bersedih ketika menghadapi kegagalan.
Dimana letak kepercayaan kita terhadap Allah?
Kalau menghadapi hidup aja kita merasa sendiri.
Justru Allah hanya ingin melihat hambaNya selalu ingin bersandar kepadaNya, mengeluarkan kejenuhan, uneg-uneg, hingga hal kecil yang kadang kita bingung menghadapinya.
Ada yang namanya istikhoroh ketika diambang kebingungan menentukan pilihan, ada yang namanya solat taubat ketika kita merasa banyak salah, ada yang namanya dzikir untuk mengingat perlakuan kita. Beristighafar ketika salah, tahmid ketika penuh kesyukuran, tasbih ketika melihat keindahanNya, basmalah dalam memulai semua agenda kehidupan.
Jadi, yang diganti itu ‘mindset’ ketaqwaan kita sama Yang Diatas. Semakin kita yakin, semakin Allah akan memudahkan semuanya. Rencanakan semua yang kita inginkan, lakukan semua yang sudah direncanakan, output hasilnya jangan berkekspetasi berlebihan yang membuat kita jenuh.
Serahkan semua, Allah yang mengatur.
9 notes
·
View notes
Text
Reminder Diri
Terkadang, hidup sempurna itu hanyalah tampak di sosial media.
Setiap orang pasti memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam hidupnya.
Menjadi manusia saja, kadang masih banyak banget perjuangannya, apalagi jadi manusia baik, manusia penuh amanah, manusia bermanfaat. Pasti ujian dan ketidaksempurnaan dalam beberapa part hidup adalah suatu hal yang wajar.
Hidup itu udah berat, berat banget.
Tapi, kalo dipikul sendiri, pasti lebih kerasa beratnya daripada ujian sesungguhnya.
Makanya, Allah nyuruh kita untuk selalu curhat.
Iya, mencurahkan setiap hal yang kita lalui kepada-Nya.
Walaupun kadang, cara Allah mendengar dan menjawab do'a kita bisa jadi lewat manusia, tapi itulah keajaiban Allah. Selalu ga terduga bagaimana caranya.
Kalau kata ustadz Adi Hidayat:
Manusia, mau sesempurna apapun dia, (kecuali Rasul-Nya) pasti pernah melakukan kesalahan, jiwa kita hanya cenderung pada dua hal; ketaqwaan atau kemaksiatan.
Tapi, bukan berarti Allah membiarkan kita terhadap hal tersebut, justru dengan itu Allah ngingetin kita kalau Allah peduli sama kita.
Gaada bersih kalau gaada perbandingan dengan kotor, gaada sehat kalau gaada perbandingan dengan sakit.
Dan itulah hati, cara Allah membandingkan hati yang bersih dan penuh ketaqwaan ya dengan memperlihatkan bagaimana hati yang pernah bermaksiat.
Disitulah Allah memberikan pengingat ke kita melalui hidayah, hidayah juga dikasi ke setiap manusia, tinggal manusia nya aja yang mau mengambil kesempatan itu atau engga.
Sama hal nya dengan kehidupan, gaada senang kalau gaada perbandingan sedih, gaada ringan kalau gaada perbandingan berat.
Dan Allah akan selalu ngingetin kita; "Allah bersama prasangka hamba-Nya"
Semua akan terlihat mudah, ringan, bisa dilalui jika selalu berkhusnudzon sama Allah. Begitu pula khusnudzon kita terhadap manusia, bisa jadi Allah menitipkan keberkahannya melalui perantara manusia lain.
Jadi, jangan merasa sendiri, zhar.
Innallaha ma'ana.
25 notes
·
View notes
Text
Another Different Eid.
Part 1
Lebaran kali ini berbeda, entah kenapa rasanya aku lebih tau banyak hal tentang keluarga. Banyak sekali perspektif lain dalam melihat hubungan keluarga itu menjadi bermakna.
Lebaran kali ini keluarga besar dari Abi memiliki banyak fluktuasi kondisi, hingga muncul perbincangan di keluargaku.
'Ayo kita ke magelang, mbah Mi (adik mbahku) sekarang sendiri, mbah Mar kan udah meninggal beberapa waktu lalu, kasihan sekarang mbah Mi sendiri, ayo kita kesana'.
Begitulah ucapan Ummiku mengawali perbincangan keluarga.
Terlebih, ada beberapa kondisi juga yang membuat perbincangan keluarga ini semakin lama semakin membuat 'harus melakukan sesuatu'.
Padahal, tahun-tahun sebelumnya kalau silaturahmi ke keluarga Abi yaudah 'seadanya, seketemunya' tapi saat ini seperti 'ayo harus ketemu, ayo harus barengan ketemu sama keluarga lain'.
Hingga pada akhirnya, bertemulah kita, keluargaku, keluarga pakdeku, keluarga om2ku, membangun sebuah komunikasi yang berbeda di tahun ini. Rasanya lebih dekat, lebih akrab, lebih seperti 'harus akrab, gamau tau' karena kondisi yang harus mulai saling membantu.
Disaat itu aku menyadari, peran keluarga kecil itu sangat-sangat mendukung hubungan dengan keluarga besar. Terlebih hal yang paling kecil adalah, dukungan Ummi terhadap Abi.
Banyak banget dorongan dari Ummi untuk bisa membuat Abi bisa yakin dalam bergerak memutuskan sesuatu, hingga memang akhirnya 'support' itu ya memang harus dari keluarga.
Banyak juga kejadian lucu yang aku sadari ternyata 'gerak bareng keluarga' tuh emang pengaruh banget, kalau sendiri justru gaakan jadi gerakan yang 'jadi'.
Disitulah, mungkin aku sedikit belajar. Yah, pernikahan yang harmonis tapi juga banyak ujian itu justru yang makin membuat pernikahan itu semakin panjang, lama.
Penerimaan, kedewasaan, inisiatif (bahkan sampai titik urusan yang jauh), yang bikin keluarga itu makin panjang dan semoga sakinah.
Wqwq aamiin.

------------------------------------
Karena bingung pengen nulis, dan untungnya masih inget punya Tumblr yang udah berdebu ini :).
5 notes
·
View notes
Text
Gimana ya, kalo ga sampai?
Siang tadi selepas aksi untuk Palestina, kami duduk sambil ngobrol-ngobrol ringan. Kami yang udah lama ngga ketemu ini, cerita apa aja sejak nostalgia lagu, memori masa kecil dari lagu-lagu yang diputer, sampe ke kotak infaq yang beredar di tengah-tengah aksi. Lalu seorang teman melempar pertanyaan, yang sebenarnya lebih berupa sekelebat pemikiran yang lewat di kepalanya.
"Dari semua kotak infaq yang beredar tadi, kalo ada yang manipulatif dan memanfaatkan kesempatan gimana ya?"
Kami semua terdiam, karena obrolan yang tadinya ringan jadi ketambahan beban.
"Yaah, itung-itung sedekah juga buat yang nerima" selorohku menanggapi obrolan dengan santai.
"Lagian kan, tadi dikabarin juga sama penyelenggara kalo infaq officialnya ada di kotak bertanda official" ucap yang lain menambahkan.
"Tapi kalo salah masukin gimana, kalo infaq kita ga sampe buat mereka?" Lanjutnya masih belum terima.
"Insyaallah dihitung sesuai niatnya, infaq buat Palestina." Jawabku, sejauh yang aku pahami.
***
Obrolan lain, saat aku dan seorang teman pergi kembali ke parkiran untuk mengambil kunci yang tertinggal.
"Menurutmu, apa yang bikin orang-orang ini mau berangkat ke sini buat aksi? Kalo dilihat-lihat, latar belakangnya beda-beda banget. Ada orang tua, anak-anak, pesantren, pekerja kantor, pengusaha, pekerja lepas, bahkan wibu. Apa yang bikin mereka mau berjuang, atau seengganya bersuara untuk Palestina ya?" tanyaku penasaran.
Soal ini, aku yakin ga semua orang tau persis apa yang sedang terjadi di Palestina, bahkan orang yang hadir dalam aksi tadi sekalipun. Beberapa mungkin juga tengah ikut-ikutan karena yang lain juga berangkat, sedang dia masih berusaha memahami dan belajar soal perjuangan Palestina. Sekelas pedangang asongan bahkan ikut menyumbangkan jualannya di tengah panasnya aksi. "Es teh ini gratis mba, ambil aja" katanya ringan.
Aku, jelas bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya sedang orang-orang ini lakukan di siang hari aksi yang panas? Aku belum paham.
Sambil berjalan, kami berdua melanjutkan obrolan. "Kalo aku sih, karena bisa apa lagi kita selain ikut hadir di sini? Selain materi dan media, walaupun mungkin juga ga seberapa dibanding perjuangan para pejuang Palestina. Cuma pengen ikut memperjuangkan, ya walaupun lagi-lagi gini doang."
Sambil menyebrang, aku menganggukkan kepala. "Iya sih, selagi bisa ya kenapa engga gitu ya" kataku sambil lalu.
***
Lain halnya saat kami berangkat. Di pinggir jalan, seorang pemulung berkata: "Ngapain sih repot-repot Palestina, Indonesia aja belum kelar"
Perkataan yang, gabisa begitu saja ditelan mentah-mentah dan dibalas saat itu juga. Karena pada faktanya, bapak tersebut mungkin belum menerima haknya di tengah kita yang memperjuangkan hak warga negara lain (walaupun ini bukan hanya soal warga negara lain, dan saat itu aku pun rasanya ga terima wkwk).
***
Cerita perjalanan hari ini dan perjuangan untuk Palestina, ternyata banyak banget pelajarannya. Sejak ilmu kenapa kita harus bergerak untuk Palestina misalnya, apa yang mendasari perjuangan untuk Palestina, dan apa yang sebenarnya sedang diperjuangkan. Apakah tanahnya, apakah perdamaiannya, atau muslimin di sana?
Karena Allah gasuka, kalo diibadahi tanpa kita punya ilmunya kan?
Terus soal niat dan Allah yang membukakan dan memperkenankannya, juga perkataan bapak pemulung.
Jangan-jangan, itu bukan bentuk ketidakpedulian. Karena bisa jadi, perkataan itu muncul, karena hak orang-orang terdekat di sekitar kita belum tertunaikan.
Semoga perjuangan buat Palestina diterima Allah, dan dikasih kemenangan. Semoga Allah jadikan kita orang-orang yang berperilaku adil.
***
Jumat, 13 Oktober 2023
Habis aksi mode ukhti, setelah sekian masa ga mode ukhti aksi 🙏
14 notes
·
View notes
Text
"Ya Allah, aku memohon kepadaMu jiwa yang merasa tenang kepadaMu, yang yakin akan bertemu denganMu, yang ridho dengan ketetapanMu, dan yang merasa cukup atas pemberianMu"
(H.R. Thabrani)
"Wahai Tuhanku, lapangkanlah bagiku dadaku, mudahkanlah bagiku urusanku, dan lancarkanlah lidahku supaya mereka mengerti perkataanku."
(Q.S. Thaha : 25-28)
Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.
3 notes
·
View notes
Text
Never Ending Busyness
(Maap klo bhs inggrisnya salah :))
Kesibukan gapernah punya waktu.
Dia terkadang datang diluar ekspetasi yang kita harapkan.
Dia terkadang datang tanpa permisi, tanpa izin, tanpa jadwal yang jelas.
"Ya Allah amanah kok dateng nya sekarang banget sih, gue belum bisa, gue belum belajar, gue belum sanggup."
"Ya Allah orang-orang nikah nya nnti dlu dong, gue belum kaya, gue belum punya pasangan, gue belum lulus"
dan "gue belum.." lainnya.
Kesibukan, kadang datang disaat kita siap ataupun ga siap terhadap situasi dan mental yg kita punya.
Bener sih kata Al Qur'an,
"Infiru khifafa wa tsiqola"
Berangkatlah kamu, dalam keadaan "berat" maupun "ringan".
Ya, bahkan dalam "keadaan berat" pun Allah nyuruh kita untuk "tetap berangkat".
Berangkat dalam agenda kebaikan,
berangkat dalam rangka menjalin silaturahmi,
berangkat dalam rangka 'hanya sekedar' menghapus tangisan orang lain,
dan berangkat lainnya yang terkadang hadir disaat momen yg menurut kita tidak tepat.
Ya Allah kadang suka berpikir untuk bilang "aku gamau ikut ah, lagi capek, aku lagi sedih, mental ku lagi gakuat"
tapi apalah arti ketidakkuatan dan ketakutan kita jika urusan itu adalah kebaikan yg membuat dampak yg baik pula?
Emang sih, pada akhirnya, yg perlu ditambah dalam setiap do'a hanyalah : "kuatkan hambaMu yg lemah ini ya Rabb"
Minta tolong untuk dikuatkan dalam berbagai macam urusan, berbagai macam hal yang hadir disaat kita sedang kuat maupun lemah.
Aamiin, Aamiin ya Rabbal Alamiin.
15 notes
·
View notes
Text
Hablum Minannas
Menariknya Kehidupan
Pernah terpikirkan, bagaimana akhirnya kita bisa mengenal seseorang, beberapa orang, dan orang yang paling kita sayangi? Bagaimana kenangan itu dibuat, bagaimana kita bisa mengenalnya, bagaimana kita bisa mengerti pengorbanannya, bagaimana kita bisa mengerti bau, rasa, pengalaman saat kita membuat momen dengan orang yang kita sayangi. Tapi, pernahkah terpikirkan, jika kenangan itu menghilang? Jika kenangan itu menyakiti? Jika kenangan itu membuat senang ataupun luka? Kita jadi merasa harus membunuh kenangan itu, kita ingin tidak ingat dengan momen memalukan atau momen menyakitkan itu. Kita seperti ingin terlahir menjadi orang yang baru, yang tidak ingin mengingatnya kembali. Tapi nyatanya, terkadang kita sering menjadi manusia seperti itu. Ingin menjadi orang baru yang tak dikenal oleh lingkungan barunya karena momen kejam di masa lalunya. Ingin menjadi orang yang berbeda tanpa perlu bertemu dengan orang-orang lamanya. Pernah gak sih terpikirkan? Bagaimana cara berdamai dengan kenangan-kenangan yang pernah terlintas di kehidupan kita? Bagaimana cara merespon orang-orang yang pernah terlibat dalam kenangan-kenangan kita? Pernah juga gak sih terpikirkan, Bagaimana cara membalas budi terbaik kepada orang-orang yang sudah membuat momen indah itu kepada kita, dan bagaimana cara mengikhlaskan orang yang telah memberikan momen buruk kepada kita? Wkwk, entahlah ya. Tapi, ya ini namanya Hubungan Manusia. Hablum minannas selalu menarik, gaada ujungnya, dan terlalu banyak plot twist yang selalu hadir. Mungkin ini yang Allah kasih, untuk menunjukkan bagaimana kita belajar menjadi manusia, berhubungan dengan manusia, hingga semakin membuat ke-menarik-an ini supaya lebih mencintai-Nya.
18 notes
·
View notes
Text
I just want to get rid of anxiety,
and be given the strength to face the world
Tuhan, semoga hati ini tetap teguh pada keyakinan-keyakinan baik yang selama ini kupercayai. Teguhkanlah hati ini ketika dihadapkan pada keragu-raguan yang membuatnya rawan putus asa. Agar semua yang sedang kuperjuangkan dan kuyakini, tak menjadi sia-sia. Meski, aku tahu betul bahwa tidak ada yang sia-sia bagiMu. Aku tahu caraMu tak sama dengan caraku. Aku hanya berdoa dengan sangat, semoga apa yang menjadi ujianku tak seberat itu, meski aku juga sangat tahu selama ini bahwa ujian itu tak pernah lebih besar dariku. Aku hanya takut, saat hatiku lemah. Aku kehilangan keyakinan dan aku memiliki perasaan sia-sia. Maka, teguhkanlah hatiku. ©kurniawangunadi Tuhan, berikan aku kekuatan, agar semua keyakinanku tak akan menjadi sia-sia.
909 notes
·
View notes
Text
Untuk segala sesuatu yang seringkali kita pertanyakan, barangkali hanya perlu dilakukan, dilakukan, dan dilakukan saja. Karena terus mempertanyakan kenapa, kenapa, dan kenapa malah membuat pikiran dan diri menjadi semakin rumit. Cukup lakukan saja, jangan bertanya, dan biarkan Allah yang memberikan kejutan baiknya untukmu di suatu hari nanti.
Caca
522 notes
·
View notes
Text
Gapapa, Gaada yang Ideal
kadang, untuk menuju garis finish,
banyak yg harus dikorbankan,
banyak yang harus direlakan,
banyak yg harus diseriuskan,
bahkan diistiqomahkan.
menjadi dewasa tuh pilihan, bukan masalah usia tanggungan.
merelakan sesuatu yg seharusnya ideal,
meng-gapapa-kan sesuatu yg tidak ideal,
bahkan harus berperang dengan permintaan lingkungan.
tapi, emang perlu saling menguatkan,
saling memberikan validasi,
bahwa apa yg saat ini sedang kita lakukan tuh *’gapapa kok’*
gapapa atas keadaaan,
gapapa atas resiko yg dihadapi,
gapapa atas penentangan demi tercapainya tujuan saat ini,
jadi, buat kita semua,
gapapa kok, kondisi gabisa selalu ideal,
tapi apa arti ideal?
kalo sebenernya ideal adalah sebuah ketidakidealan yang ada? 🤝🙏🏻
2 notes
·
View notes
Text
pernah kah kamu mendengarkan,
jeritan dalam dirimu dikala kesepian, butuh cerita, butuh menangis, butuh kekuatan untuk menghadapi dunia?
pernahkah kamu memahami,
bagaimana dirimu dan malam yang selalu terbesit bisikan untuk menangis, untuk takut, untuk kecewa?
pernahkah merasa,
bahwa terkadang realita tak dapat se ideal apa yang kita inginkan?
bahwa terkadang lingkungan butuh untuk kita lihat lebih dekat?
hai, kita yg selalu merasa lemah, selalu merasa mengikuti arus lingkungan,
kita kuat kok sebenernya.
kuat ketika kita yakin, segala hal yang ada di dunia ini bersifat netral,
nda ada yg negatif maupun positif,
tapi kita yg bisa membuat segala hal di dunia ini menjadi penerimaan untuk hidup kita?
hai, kita bisa.
kita kuat
5 notes
·
View notes
Text
Ga Sebercanda Itu
Ternyata hidup ga sebercanda itu.
Banyak hal yang kita gatau, dan banyak yang kita interpretasikan.
Apa yg selama ini kita inginkan,
justru tiba-tiba menjadi sebuah ancaman.
Apa yang selalu kita anggap baik,
Ternyata menurut Allah itu adalah hal yang tidak baik, begitupun sebaliknya.
Percayalah, Allah yang lebih tau segala apa yang kita butuhkan.
Allah lebih tau apa yang paling untuk kita.
Allah baik kok,
Ngasih tau kita kalau kita gaboleh sombong.
Ngasih tau bahwa yang Maha Besar itu ya cuma Allah.
Sedikit banget kita sombong.
Bahwa manusia itu bukan apa-apa.
Dan, sekali lagi.
Dalam kehidupan, hidup ga sebercanda itu.
Dalam banyak perjalanan menuju mencari cinta-Nya.
Kita banyak dilukiskan kisah-kisah yang sangat menantang.
Terkadang itu kisah yang menyenangkan, dan diluar dugaan.
Bahkan juga cerita menyedihkan yang justru tidak kita tau.
Dan ternyata, kuasa Allah sebesar itu.
Sampai suatu kejadian pun tak ada yang menduga akan terjadi.
Jadi, kepada aku dan siapapun yang sedang berbahagia dan terluka.
Pengharapan terakhir pada dasarnya kita kembalikan ke Allah.
Luka akan ada,
Namun tak ada luka tanpa obat.
Tak ada luka tanpa bahagia.
Tak ada luka tanpa hikmah.
Pengharapan luka dan bahagia terakhir, sampaikan aja ke Allah.
Dengan luka kita semakin kuat,
Dengan bahagia kita semakin tau kuasa Allah ada.
Bersama luka kita semakin mengerti hikmah.
Bersama bahagia kita semakin mensyukuri karunia-Nya.
Kalau kata tulus :
Luka luka hilanglah luka,
Biar tentram yang berkuasa.
Kau terlalu berharga untuk luka.
Katakan pada dirimu, semua baik-baik saja.
Pucangsawit, 8 Maret 2023
22.57
5 notes
·
View notes
Text
Sadarlah, Manusia
Hai manusia,
Manusia yang penuh dengan kesalahan,
Tapi juga penuh dengan hikmah.
Bagaimana kabar? Baik-baik saja?
Setelah semua hal ini yg dilalui,
Memulai dengan kebiasaan baik, namun sedikit demi sedikit semangat itu mulai menghilang,
Menjadikan apa yang ia bawa hanyalah nafsu dan emosi belaka,
Menjadikan impian hanya sebatas angan-angan,
Ya, terlalu banyak ekspetasi hingga akhirnya dia tidak melihat realita depan mata yang terjadi,
Halo manusia?
Bagaimana setelah itu?
Setelah melalui banyak sekali ambisi dan nikmat duniawi, mana diantara semua itu yang membuatmu puas?
Ataukah hanya sebatas kenikmatan sementara yang setelah itu akan diiringi dengan penyesalan?
Halo manusia,
Setelah nya kamu kembali sadar,
dan merasa menjadi manusia terbodoh sepanjang hidupnya,
Tapi ingat kah wahai manusia?
Allah,
Seburuk apapun kamu, Allah masih mau mendengarkan celotehanmu,
Setidak becus apapun kamu, Allah masih ingin melihatmu curhat kepada-Nya,
Sebodoh apapun kamu, Allah masih ingin melihat kamu bangkit.
Membawamu ke tempat terbaik,
Mendampingimu hingga bertemu dengan lingkungan baik,
Hingga membawamu kepada cerita-cerita penuh hikmah dari manusia lain,
Wahai manusia,
Masih pantaskah kamu untuk merasa bahwa Allah tidak memberimu rezeki?
Nikmat yang sesempurna itu yang Dia beri,
Masihkah engkau hanya merasa bahwa itu hanya kebetulan belaka?
Allah masih sayang denganmu wahai manusia,
Allah masih ingin engkau menjadi umat terbaik,
Allah masih ingin engkau melihat senyuman terlebarmu dengan kebermanfaatanmu,
Allah masih ingin engkau mendapatkan yang terbaik,
Sadarkah wahai manusia?
Engkau, iya,
Masih disayang oleh-Nya 🫶🏻
Surakarta, 9 Januari 2023
00.00
2 notes
·
View notes