zsaindah
125 posts
Someone who love writing to express her feeling.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Keinginan dari Lubuk Hati
jika disuruh mejamin mata, maka inilah yang akan kubayangkan
'Kalau kalian diberi uang 1 Milyar, maka apa yang akan kalian lakukan?" begitulah kira-kira pertanyaan-pertanyaan yang sering aku dengar. Walaupun hanya sekedar membayangkan, tapi rasanya lumayan membahagiakan.
Lalu, ketenangan seperti apa yang kudambakan?
Ingin rasanya motoran bersama teman di daerah yang sejuk sembari memandangi pemandangan. di sepanjang jalan yang indahnya MasyaAllah luar biasa. Tak luput untuk bercerita dan tertawa bersamanya, seakan menyiratkan bahwa ini adalah hari tanpa beban yang sungguh membahagiakan
Ingin rasanya tinggal di tempat yang disampingnya mengalir sungai kecil nan jernih lagi bersih. Sesekali terdengar kicau burung dan gemericik sungai tadi.
Ingin rasanya setiap hari dan tiap 5 waktu bisa menitikkan air mata sembari berkontemplasi di sebuah Mesjid besar di sebelah rumah, tanpa harus memikirkan agenda apa yang akan dilakukan nanti setelahnya.
Ingin rasanya bersantai di sebuah cafe yang minimalis, menikmati minuman coklat blanded beserta dessert yang manis. Terdengar alunan musik pengantar yang diputar pelan membuat kesan yang romantis, dan aku pun sibuk menata kata sambil sesekali menuangkannya ke dalam tulisan, seperti tulisan ini.
0 notes
Text
Jam ke-25.00
Pernah mendengar jam ke-25.00?
Sehari semalam, 24 jam menjadi jatah waktu untuk semua makhluk didunia. Lalu jam ke-25 itu miliknya siapa?
Mungkin beberapa dari kita pernah atau barangkali sering mendengar pencapaian targetan para manusia-manusia sibuk yang juga bisa tetap terlaksana.
"Gubernur A tu, sehari semalam menargetkan tilawah al-quran minimal 3 juz perhari, dan biasanya beliau bisa mencapai 5 juz dalam sehari semalam ditengah padat kesibukannya."
"Kak B dengan aktivitas nya dakwahnya yang segudang selalu bisa menamatkan buku seminggu sekali atau dua kali."
Heran tidak sih, bagaimana waktu bisa tersedia untuk mereka ditengah kesibukan yang bertumpuk-tumpuk juga saling berlomba berdatangan.
Jam ke-25.
Dari sekian banyak aktivitas yang susul-menyusul itu, pasti ada saat-saat yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan utamanya.
Nah, waktu itu memang singkat, tapi jumlahnya banyak. Waktu-waktu itu biasanya berada di antara dua pekerjaan besar, yang seringnya waktu-waktu itu terbuang dengan sangat percuma.
Contoh, jadwal antara kelas pertama dengan kelas selanjutnya tersedia 10 menit untuk pergantiannya, maka 10 menit itulah jam ke-25! Perjalanan dari tempat kerja ke rumah memakan waktu 15 menit, maka 15 menit itu juga jam ke-25! Menunggu kereta sampai, sepanjang perjalanan di angkutan umum, menunggu giliran antrean mandi, bahkan sampai menunggu pesanan nasi goreng kita selesai di masak pun adalah jam ke-25!
Nah di jam ke-25 itu lah bisa kita manfaatkan untuk membaca buku, mendengarkan murotal untuk membantu mengulang hafalan, tilawah, dan berbagai kegiatan bermanfaat lainnya. Sedikit sekali ya tampaknya, tapi coba koreksi kembali seberapa sering kita membiarkan jam ke-25 kita tanpa melakukan apa-apa atau menggunakannya untuk hal yang melenakan lagi tidak berguna dalam jangka waktu yang berkepanjangan.
Orang-orang sukses biasanya sangat lihai dalam menkonversi jam ke-25 dalam hidupnya dengan memanfaatkannya menjadi waktu yang produktif.
Kalau kita sampai membiarkan jam ke-25 kita terlewat begitu saja tanpa melakukan apa-apa, bersiaplah untuk menanti sebuah bencana.
Selama ini, jam ke-25 yang kita lewati, kita pakai untuk apa?
"....Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami." (QS. Al-Anbiya : 90)
20.09.2022
—semoga ada manfaat yang Allah hadirkan untuk diambil
63 notes
·
View notes
Text
Penjelasan yang Baik: Menyederhanakan Ide Besar, Bukan Merumitkan Wacana Kecil
Penjelasan yang baik adalah yang mampu menyederhanakan ide besar ke kalimat sederhana, bukan membahas ide kecil dengan kalimat yang sulit.
Tapi untuk menyederhanakan penjelasan ide besar ke orang lain, kita sangat butuh latihan.
Baginda Rasulullah ﷺ sangat cocok dijadikan inspirasi. Ada banyak gaya Rasul ﷺ dalam menjelaskan sesuatu pada sahabat-sahabatnya, hingga ia dipahami oleh orang yang paling pintar sampai yang paling awam.
Pertama, Rasulullah ﷺ suka menggunakan perumpamaan. Misalnya, ketika menjelaskan tentang shalat 5 waktu, Baginda ﷺ membuat sebuah umpama, "bagaimana menurut kalian jika ada sungai jernih di depan rumah kalian, dan kalian mandi 5 kali sehari, apakah badan kalian masih tetap kotor?"
Sahabat menjawab, "tidak akan ada bekas kotornya wahai Nabi." Lalu Nabi menjelaskan, "seperti itulah umpama shalat 5 waktu."
Kedua, Rasulullah ﷺ juga suka menyampaikan kalimat sederhana, dan beliau ulang tiga kali supaya sahabat "notice" bahwa itu penjelasan yang penting. Contohnya dalam sebuah hadits ketika Rasulullah ﷺ bersabda, "taqwa itu di sini", tiga kali sembari menunjuk jari mulia beliau ke dadanya.
Ketiga, Rasulullah ﷺ menjawab pertanyaan sesuai dengan kadar akal yang bertanya. Maka, kadang ada pertanyaan yang sama, namun karena sahabat yang bertanya beda orang, jawaban Rasulullah ﷺ pun beda.
Masih banyak lagi. Dulu pas belajar di Al Azhar sampai ada 34 metode Nabi dalam mendidik sahabatnya. Kapan-kapan kita sharing selanjutnya 😁
205 notes
·
View notes
Text
4 - Main Kutu (16/8/2021)
Lucu euy...
Awalnya ditawarin gini, "Za, main kutu yok za!"
Main Kutu in Indonesia ternyata 'Arisan'!
Hahaha
0 notes
Text
3 - Menerima (13/8/21)
Sudah 3 bulan dia memasuki gerbang perkuliahannya, terhitung sejak Mei 2021 lalu. Luar biasa kisah perjalanannya, untuk itu mari kutuliskan agar bisa kembali dibaca suatu saat.
Al-Azhar Mesir sudah menjadi tujuannya dari awal, yap! diawal sekali ketika jurusannya Keagamaan, jauh sebelum dia mengenal dunia luar. Seketika ku ingat bahwa nenek (allahu yarhamuha) pernah punya keinginan agar ada cucunya yang kuliah ke Mesir.
Ternyata tidak semulus itu untuk melanjutkan study ke daerah Timur Tengah sana, dia dihadapi oleh banyak 'ketidakpastian'. Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk harus gap year selama 2 tahun, hanya bermodalkan 'yakin pasti berangkat'.
Keresahan orang tua dan banyak informasi lain yang diserapnya, impian kuliah ke Mesir pun dikuburnya dalam-dalam. Sudah mempersiapkan hati, dia pun 'move on' ke tempat yang membuatnya yakin 100% bahwa itulah tempat yang ditujunya.
Sebelum sempat tes di tempat barunya, tiba-tiba Al Azhar Mesir memanggilnya. Marah, sedih, kecewa, campur aduk perasaannya.
Singkat cerita, sekarang sudah mulai kulihat raut 'penerimaan' dari wajahnya. Ku amati setiap cerita yang keluar dari mulutnya, agar bisa kupastikan tak ada keterpaksaan dan beban dihidupnya.
Bahagia, ku terharu ketika dia sudah mulai enjoy dengan lingkungannya. Mulai menata kembali niatnya dan mengontrol mindsetnya.
Dua bulan awal kedatangan masih ada suara yang ditahannya, ku yakin masing-masing orang punya masa sulitnya, dan dia sedang di masa itu.
Ku pastikan keadannya, teman-temannya, kesehariannya, kesusahannya dan segala halnya. Ntah kenapa ku merasa memang itu tugas seorang 'Kakak'.
0 notes
Text
2 - Ied Adha yang Sendu (20/7/21)
Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar Laa Ilaaha Illallaahu Allahu Akbar Allaahu Akbar Walillahil Hamd~
Gema takbir dari tadi malam disetel disebuah kamar asrama, tak ada takbir yang bergema diluar sana, entah memang karena lockdown, atau memang seperti ini perayaannya. Ntah lah, aku pun tak tahu~
Pagi ini baru terjaga, langsung ku raih handphone dan memastikan mesjid mana yang menyelenggarakan sholat Ied Adha. Ku scroll semua grup di whatsapp, tidak ada pengumuman apa apa. Akhirnya aku chat salah satu kakak yang tinggal di blok yang sama, agar lebih memuaskan.
Lucu, tapi begitulah realitanya. Baru sekali ini merayakan ied tanpa lontong ataupun rendang. Biasanya 2 hal itu tersedia, klo bukan dirumah, minimal beli di kantin sekitaran.
Tidak ada sholat ied bersama, tidak ada lontong yg berkuah, tidak ada kumpul bersama. Tapi bersyukur masih Allah karuniakan sehat, diantara hiruk pikuk broadcasting donor konsevalen dan berita duka lainnya.
Semoga Allah jaga kita :)
0 notes
Text
Sok Kuat
Harus kuat!
Aku setuju dengan kalimat “It is Okay not to be okay”, tapi aku tidak cukup berani untuk menerapkannya. Dikaruniakan nikmat hidup sampai sekarang tentu merupakan sebuah syukur yang teramat besar, saking besarnya aku merasa sudah saatnya pula berdampak untuk sekitar.
Tiba-tiba chat dari adik pertama muncul, ‘Kak, uangku habis kak’.
Ntah kenapa, tak ingin ku memberikan pernyataan yang sama untuknya. Ku sambut ia bak pahlawan, seakan keuanganku sedang baik-baik saja.
Entah kenapa kalimat “It is Okay not to be okay” itu justru membuatku berada di titik paling bawah.
1 note
·
View note
Text
Pernahkah?
Pernahkan kamu mencoba untuk tidak bergantung pada orang?
Mencoba melakukan apapun sendirian?
Rasanya ingin ku ulang bagian ini sendiri
Iya, sendiri. Tidak berdua apalagi bertiga
Karena ku yakin, toh bukan aku saja yg sendiri
Nanti pasti juga akan bertemu dengan orang yg larut dengan kesendiriannya, entah itu di jalan, atau di tempat makan
Memulai kegiatan berdua, membuatmu terbiasa untuk memutuskan segala sesuatu berdua juga. Ada saatnya kau ragu mengutarakan pendapatmu, hanya karena kau takut memberatkannya.
Ada yang merasa bahwa sendiri membuatnya lebih produktif, tidak terkekang oleh langkah yang lainnya.
Apakah kau pernah berteman dengan orang introvert sebelumnya? Semoga kau lebih paham.
0 notes
Text
Tawaran dan Transporter
Kata orang, "semakin merasa bersyukur, semakin kita merasa berkecukupan".
Fajar sudah menampakkan dirinya, Fadhila pun mulai mengatur agenda dan memastikan tidak ada yang terlewat untuk hari ini.
Pagi ini, Fadhila ada janji temu dengan supervisor tempat ia dulu magang, tepatnya di Setapak Central, lantai dasar, spot paling ujung sebelah kanan dekat lobby, Dr. Cafe Coffee namanya. Siapa sangka, kontrak magang yang sudah diemban selama enam bulan dan selesai sebulan yang lalu, justru memberikan trust mengenai komitmen bekerja.
Do your best to everyone you meet and everywhere you go
Ekspektasi tetap harus dijaga, apapun yang orang tawarkan, ia berusaha untuk tidak mematok sebuah pengharapan. "Kapok saya berekspektasi dengan manusia" ujar Fadhila sembari tertawa.
Waktu pertemuan yang seharusnya 11am postponed ke jam 11.30am. Penundaan itu tidak mengusik kesiap-siagaannya, ia harus mengontrol mentalnya mulai dari jam 9am. Bagi sebagian kelompok, perkara mudah baginya bertemu dengan orang (baik itu baru dikenal, sudah dikenal maupun sudah akrab). Berbeda dengan Fadhila, apapun statusnya, ketika janji temu itu ditentukan ia akan merasakan gejala panas dingin, mules berkepanjangan serta dentuman jantung yang tidak kalah cepatnya.
"Padahal sudah sering ketemu, tapi kenapa harus kek gini sih", ujarnya sambil geleng-geleng kepala. Dulu ketika magang di bulan September 2020, Fadhila selalu hadir ke kantor di daerah Maxim Citylight dari jam 10am - 5pm setiap harinya. Percakapan serta pertemuan tatap muka pun sudah sering dilaksanakan. "Kenapa sindrom gugup ini masih ada ya? keknya mesti ke psikolog" begitu akhirnya ia menyimpulkan.
----------
Waktu sudah menunjukkan pukul 11.15am, Grab yang sudah di order berkali-kali pun menunjukkan keengganannya untuk menjemput wanita ini. Lebih dari tiga kali percobaan pemesanan, hasilnya pun tetap sama.
"Fadhila, kalo butuh jasa transportasi dalam kampus, ada students yg bikin channel transporter di telegram, klo urgent bisa tuh cobain jasa mereka", terlintas dibenaknya perkataan seorang teman seasramanya.
"Nah iya, transporter aja deh", tanpa pikir panjang langsung lah ia beralih ke telegram dan mencoba peruntungan. 'IIUM - Setapak central - 1 person - now' begitulah pesan singkat ia lontarkan ke grup. Kurang dari 1 menit, direct message pun berdatangan. "rm11", "rm13" pesan pun berdatangan, para trasnporter menawarkan harga dan pemesan pun bebas memilih transporter sesuai budget.
"Okay, lets go!" tanpa ba bi bu, direct message pertama langsung diiyakannya. "Okay, I'll be there" jawab sang transporter.
Mudah, singkat dan sangat murah. Ia bandingkan dengan harga Grab yang tadi dipesannya, tarif rm20 vs transporter rm12, "Murah bangeet, hiks", ujar Fadhila sambil terus bersyukur.
----------
Setibanya di Dr. Cafe Coffee, kulihat pembimbingku duduk diujung sebelah meja yang menyediakan papan catur. "How are you Fadhila?" beliau pun melemparkan pertanyaaan, "Alhamdullah sir, finally I can go outside" ujar Fadhila sambil tertawa. Tertawa untuk menepis kekakuan.
Beliau menawarkan minuman, saking gugupnya Fadhila pun memilih secara random. Alhasil, minuman pahit yang ternyata ia pesan. "Hahaha dodol banget sih" ujarnya dalam hati.
Percakapan pun berlanjut dengan santai, tak ada kecemasan yang ditakutkannya itu terjadi. Diskusi mendalam pun tercipta, membahas pekerjaan, cryptocurrencies, trading, blockchain, etc. Tanpa sadar ia menikmati diskusinya.
Sebelum berpisah, Bapak pembimbing pun mengganti uang transportasinya, "how much the transportation cost from UIA ?" beliau lontarkan pertanyaan yang membuat Fadhila sumringah.
Pasti kalian tau kan apa yang dirasakan si Fadhila? haha
----------
Value yang selalu terngiang semenjak mengikut Career Class.
Create your own legacy. Do the best things before you leave/quit, then people will remind the good ones.
💓 Sabtu, 3/4/2021 - Malaysia
Blog edition = https://www.zsaindah.com/2021/04/journal-fadhila-1-tawaran-dan.html
0 notes
Text
Yap, begitu juga yang saya rasakan :D
So meaningful
Menyesal masuk CC
Memang begitu adanya, saya menyesal-
Kurang lebih sudah 8 bulan saya di gembleng di CC. Waktu yang ideal menurut saya untuk seseorang paham apakah ini tempatnya atau bukan. Banyak orang baru yang saya kenal, perspektif saya diluaskan seluas-luasnya, secara spontan saya dipaksa untuk memahami keadaan dari beberapa sudut pandang.
Dan itu bukan saya yang dulu-
Saya sekarang sangat berambisi dengan kesempatan-kesempatan yang baru, belum pernah saya seserius ini mencoba mendalami ilmu desain melalui illustrator sebelumnya, tidak pernah saya membayangkan dapat sharing didepan umum 3x di beberapa kegiatan sejak masuk dalam lingkaran CC ini. Tidak pernah membayangkan dapat berbagi mengenai apa yang saya dapat di CC ke teman terdekat dan keluarga saya, se simple edukasi mengenai investasi, maupun side hustler.
Sesenang itu bisa bermanfaat buat orang banyak melalui ketakutan dan apa yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya.
Saya bersyukur masuk CC, dan menyesal tidak mengetahui CC jauh sebelum ini.
Thanks to initiators, Kak Gun, Kak Al dan Tim
Love, si Zet
3 notes
·
View notes
Text
Childhood Moments
Memang begitu ya hukum alam bekerja ~
Kenapa masa kanak-kanak terasa begitu menyenangkan ketika sudah dewasa? Momen bekejar-kejaran kesana kemari menggunakan singlet tanpa alas kaki. Momen dimarahi karena masih tertidur pulas, padahal sudah waktunya untuk ikut didikan subuh pada Minggu pagi.
Drrrr (bunyi getar tanda ada pesan masuk di Whatsapp)
Ternyata ada pesan berupa video dari abak (ayah), “Telah selesai membersihkan rumah di Padang, sudah terasa lelah, semuanya sudah diangkat...... (merekam sambil mengitari rumah)”
Saya menangkap perasaan rindu di diri beliau
Sudah lama sekali kami tidak berkumpul dengan formasi lengkap. Selalu saja ada yang kurang sejak idul fitri 3 tahun yang lalu, entah itu ada yang masih di asrama, entah ada yang masih bekerja, dsb.
Ketika rindu sudah memuncak, biasanya hanya tangisan yang bisa membayarnya, sambil tetap mengadu sama yang Maha Kuasa agar minta diatur pertemuan-pertemuan terbaik menurut-Nya.
Sekarang, berkumpul menjadi momen yang sangat langka.
5 notes
·
View notes
Text
Ada yang kembali- Entah ingin mengacau atas apa yang sudah kita tata kembali dengan rapi, memberikan harapan (lagi) atau malah iseng mencari tahu sudahkah kita dapat pengganti. (?)
Yuk jalani apa yang ada didepan kaki.
0 notes
Text
IV (Menimang Kebermanfaatan)
Terimakasih pada CC 2020 yang memberikan kesempatan untuk berbagi walau ga jelas apa yang saya sampaikan. hehe
Memang pribadi ini harus selalu dilatih untuk banyak berbagi, baik berupa materi maupun non-materi. Berdampak sebesar-besarnya dan berdaya seluas-luasnya. Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah (dia) meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.”
Setiap ada peluang berbagi, ambiil !!! Setiap ada tawaran kebaikan, sikaaat !!!
Karena kita tidak tau amalan mana yang lolos seleksi-Nya :D
0 notes
Text
Anam (Hancurkan Harapan)
Karakter yang mudah suka sama orang, apalagi si empunya (lawan jenis) seperti memberikan harapan. Argh !
Sebahagian orang mungkin membenci situasi itu, kadang akal sehat sudah tidak bisa lagi diajak bekerjasama. Setan pun semakin menguatkan. Dasar ! Ada masa dimana kita harus paham bahwa dia (si empunya) sudah tidak lagi menggubris alias mengindahkan kita. Tidak usah terlalu berusaha, ada izzah/muru’ah (harga diri) yang harus tetap dijaga.
Walau diawal dia terkesan memberikan harapan, tak apa, dan tak usah marah. Kadang ujian juga selalu menjadi sepaket dalam lika-liku kehidupan manusia. Cepatlah sadar, jangan buang energi dan tenaga untuk sesuatu yang kita belum tahu apakah itu benar ditakdirkan untuk kita atau bukan. Mesti sekeras apapun dia mendekat, jangan sampai terbuai dengan mulut manisnya.
Jika sudah merasa keluar batas, saya akan mencoba berbagi tips untuk menghancurkan kehaluan/harapan yang belum seharusnya ada. Pertama-tama, ambil kertas atau buku, kemudian list semua kekurangan yang membuat kalian tidak akan sepadan dengannya (min. 10), ambil point yang memang bawaan, bukan yang bersifat fisik maupun sejenisnya (misal: bukan dari religius family, bukan anak ulama besar, dsb). Bukan kekurangan yang mengecilkan hati (seperti: cebol, tidak cantik semampai, dsb) tapi point yang akan menghancurkan harapan, semakin banyak point yang dituliskan, semakin optimal hasil yang didapatkan. Usahakan kalian membacanya setiap hari atau sebelum tidur, yakinlah rasa putus asa akan senantiasa menghampiri dan harapan itu akan hancur seiring berjalannya waktu dan pada akhirnya lupa siapa ‘dia’ itu.
Jangan pernah bukakan pintu untuknya, terlalu jahat membiarkan hati ini terluka kembali. Jika dia datang, mungkin akan lebih bisa mempertimbangkan, bahwa yang baik tak akan sebegitu menyakitkan. Yakinlah, sebenarnya dia tak akan datang walaupun ada janji janji penantian yang ditawarkan, karena jika memang sudah jadi prioritas, maka dia pasti memperjuangkan bukan malah mencampakkan ataupun diam dan pergi begitu saja. Se-simple itu~
0 notes
Text
Limo (Brother’s Pain)
11.01 WIB ada pesan dari abang ‘dik, apa yang salah sama diriku dik?”
tengah malam sangat bagus untuk menyelami diri, dan mungkin itu yang sedang dilakukannya.
Saya yang sudah sangat mengantuk terpaksa harus membuka mata, memberikan rangkulan hangat secara virtual kepada abang. Tidak mungkin kan ditinggal pergi? nanti justru beliau mencari pelampiasan lain hanya untuk sekedar mencari simpati.
Curhatan hangat mengalir pada malam itu, saya hanya bisa mendengarkan dan membuang segala asumsi. Jika ada asumsi yang saya pertahankan, pastinya dia akan berada diposisi yang tersalahkan, padahal tidak etis rasanya untuk membandingkan kapasitas kita kedalam diri orang lain, karena ada banyak tempaan dan kisah-kisah sendu yang punya alurnya sendiri.
Dalam benak saya, laki-laki sangat gengsi untuk berbagi keluh kesahnya kepada orang lain. Jika sanggup ditahan, maka akan ditahan dan diselesaikannya seorang diri. Itu hanya pemikiran singkat saya mengenai laki-laki.
Jika dia perempuan, kupastikan dia sedang menangis malam itu.
1 note
·
View note
Text
terimakasih banyak telah menginspirasi ka :D
Langkah Pertama :)
Hai teman teman semua, senang rasa akhirnya saya berkesempatan menulis di tumblr career class. Selama ini saya hanya menjadi pembaca atas cerita cerita kalian, cerita cerita yang sungguh mewarnai hari hari saya. Setiap hari saya buka, membaca cerita cerita yang baru (berharap ada yang menulis secara konsisten). Dari sini saya belajar untuk lebih memahami teman teman, apa yang kalian tengah rasakan, saya menjadi tau materi materi baru apa yang kalian butuhkan kedepannya.
Kalian harus tau, saya belajar banyak dari sesi demi sesi. Bukan hanya kalian yang belajar. Kalian juga harus tau, kalian membuat saya belajar banyak hal, sangat banyak. Terima kasih sudah memperkaya perspektif saya tentang kehidupan.
Well, saya akan menulis satu kali dalam satu minggu, semoga bisa beneran terlaksana resolusi sederhana ini.
Di bahasan kali ini, saya akan bercerita tentang Langkah Pertama perubahan besar dalam hidup saya. Yang membawa kalian bisa mengenal Mbak Alia versi hari ini.
Saat kecil semua orang baik sama saya dan keluarga karena kami dari keluarga yang cukup terpandang dengan latar belakang pendidikan yang baik. Kehidupan kami lebih dari cukup. Saya dapat previlege menjadi anak ibu dan bapak. Siapa yang tidak mengenal beliau berdua di lingkup masyarakat lokal. Bapak saya sangat baik, semua orang dibantunya. Ibu saya sangat cerdas, beliau guru tergalak di sekolahnya.
Tapi, semua itu berubah semenjak orangtua saya bercerai. Sikap orang berubah DRASTIS. Hal yang membuat saya merasa, “Oh jadi selama ini orang ga tulus berbuat baik”
Itu juga yang membuat saya berjanji, untuk jadi orang baik dan mau berbuat baik pada siapapun tidak memandang harta dan latar belakang keluarga, kaya dan miskin yang akhirnya sering menjadi label kelas pertemanan.
Saya ditolak, teman teman tidak boleh bermain bersama saya. Anak seperti saya ga pantas berteman. Saya dikucilkan.
Dan negara api semakin menyerang, saya menjadi pembantu kecil di rumah saudara sendiri. Baju baju saya ditaruh di dapur saudara saya, berteman tikus dan kecoa. Ketika yang lain makan daging, saya dikasih nasi, kerupuk, dan beberapa kali saya makan hanya dengan garam, untung kalau lagi ada kecap dan tempe. Yang suka geli liat saya makan tempe banyak banget (sedoyan itu) wakakkaka, soalnya itu makanan termewah saya dalam beberapa tahun setelah orangtua bercerai dan saya dititip ke saudara.
Tetangga, teman, keluarga… semua berubah.
Tapi saya sadar diri, saya ga bisa diam. GA BOLEH DIAM. Saya bertekad one day, saya bisa sekolah tinggi. Saya mau bisa mampu secara finansial. Saya mau bisa kasih makan banyak orang bahkan yang saya ga kenal. Saya ga mau jadi manusia yang membedakan. Saya mau lihat orang orang terbatas (seperti saya) bisa juga hebat. Saya mau melihat dunia berubah lebih ramah kepada kaum tak berpunya seperti saya.
Career Class bentuk ikhtiar, untuk bisa mengubah dunia menjadi lebih ramah. Bahwa semua orang bisa berhasil, bisa maju. Semua bisa :) Jangan takut takut, ada Kak Alia, Masgun, dan saudara saudara kalian di Career Class. Tunjukkan diri, mampukan diri. Kamu bisa, bersama sama kita melangkah kedepan. Langkah pertama selalu berat, setelahnya kita akan menuai banyak kebermanfaatan :)
Sayang kalian semua,
Kak Alia
24 notes
·
View notes