kumpulan cerita hidup rasa nano nano
Last active 2 hours ago
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Hari Esok dan Perasaan yang Tak Biasa
Satu ruangan di hari itu penuh riuh setelah melihat satu layar terpampang yang berisikan nama-nama mereka. Ada yang berteriak kaget, ada yang termenung bahkan, ada juga yang senang bukan main.
Aku? Sedikit terkejut dan senang. Sedetik kemudian bayangan satu tahun ke depan mewarnai kepalaku. Perasaan yang tak biasa di tahun kedua ini mulai menyeruak dalam hati.
Ya betul ini tahun keduaku. Tahun yang diawali dengan kejutan. Aku tau ini memang saatnya aku “maju”, setidaknya satu langkah dari sebelumnya, tapi aku baru tersadar kalau ternyata begini rasa mengulang ketakutan untuk memulai langkah pertamaku (lagi).
Hari esok aku akan melihat wajah-wajah polos yang akan menemani hariku selama setahun ke depan. Cerita tentang mereka telah lama kudengar dari banyak mulut. Campur aduk pikiranku. Apakah aku harus senang? khawatir? takut? bahagia? Entahlah. Untung saja aku bersama teman seperjuangan di kelas ini. Kami banyak mengobrol dan mengutarakan kekhawatiran kami berdua. Sedikit lebih lega, karena aku tidak sendiri.
Malam ini aku bersiap untuk menyambut mereka esok hari. Sejenak membuka gawai untuk melihat sosial media. Kemudian kutemukan tulisan yang pas sekali muncul di hadapanku malam ini, “kamu bukan sekedar mengajar tapi juga memberi arti dalam hidup seseorang.”
Ah, rasanya menenangkan sekali. Selama ini aku hanya berkutat pada kekhawatiranku. Meskipun orang di sekitarku berusaha memberikan kalimat yang juga menenangkan, tapi entah kenapa yang satu itu berbeda. Seperti didengar dan diberi nasihat secara langsung.
Maka, setelah panjangnya hari hari kemarin berlalu, izinkan aku malam ini mengafirmasi diriku kembali lewat tulisan yang esok, pekan depan, atau bulan depan akan kubaca lagi. Aku ingin bilang bahwa semua pasti akan menemukan jalannya. Aku bukan yang pertama kali merasakan ini dan aku pun tidak sendiri. Bergantunglah pada Dia yang memberikan jalan, sebab aku tak ada daya tanpaNya. Aku bisa selama bersamaNya.
Terima kasih sudah membaca. Doa terbaik untuk kita. Selamat malam🤍
0 notes
Text
Jikalau boleh jujur, perasaan kecewa dan sedih itu kerap kali menyapa. Sebetulnya, bisa saja aku mencoba untuk melangkah lebih jauh. Bahkan aku bisa saja melompati pagar yang selama ini menghalangi. Namun jika itu kulakukan, jaminan apa yang kudapat agar bahagia yang jadi akhir ceritanya?
Jikalau boleh jujur, penjagaan yang selama ini kuusahakan seringkali hampir runtuh. Angin menerpa kencang dari segala arah. Kadang berhembus lembut membuatku ingin segera terlelap dalam khayal.
Ah, jikalau saja aku sendirian yang berupaya, pasti sudah lama aku terjatuh ke dalam lubang yang sama, mungkin berkali kali pula. Untungnya yang selama ini bekerja bukan semata diriku. Untungnya selama ini Allah mengulurkan kasih sayangnya untukku. Dan untungnya aku pun disanggupkam untuk menggapainya.
Jikalau boleh jujur, perjalanan yang tidak singkat ini ingin kurangkum dalam sebuah memoar penuh warna. Sebab yang kuupayakan selama ini ternyata adalah ridhoNya. Maka, kesusahan yang kurasa kemarin, berharap Allah catat sebagai perjuanganku dalam menjaga diri. Meski terdiri dari salah dan khilaf, semoga proses ini menjadi pengalaman penuh hikmah. Terima kasih memoar empat tahunku. Oh, lima maksudnya. Semoga Allah ridhoi langkah langkah kita.
0 notes
Text

Kota Serang hari ini mengingatkanku pada berbagai kesempatan baik yang seringkali terlewatkan. Kesempatan yang mungkin tak datang dua kali dan tidak juga datang pada orang lain. Di awal semangat itu masih membara. Ketika mulai bertemu pada pahitnya realita, bara api menjadi kian redup. Lama kelamaan menjadi dingin diterpa angin. Apa yang datang kemudian? Betul, penyesalan namanya.
Maka, hari ini tekad itu kembali kumunculkan. Semoga perjalanan ini menjadi suntikan energi tanpa batas. Karena waktu tak akan menunggu. Dengan atau tanpaku, perjuangan akan terus berjalan. Jangan sampai menyisakan aku yang menyesal kemudian.
*Salah nulis tahun adalah tanda bahwa ada yg belum bisa move on😀
2 notes
·
View notes
Text
Aku berusaha menutup mulutku, dari bicara yang tak perlu, dari keluh yang melulu, dan dari apapun itu yang tak nyaman diucapkan. Tak nyaman untukku dan untuk orang lain. Memang sulit keadaannya dan tak jarang ia terlontar tanpa ada rem yang menghentikannya. Sadar lalu menyesal. Begitulah siklusnya.
Aku berusaha menahan mata dan hatiku. Menahan mata dari berdosa atas sesuatu yang tak pantas dilihat. Menahan hati dari ternodainya dengan rasa memiliki rezeki padahal ia hanya disinggahi. Meski berkali-kali aku jatuh pada kesalahan yang sama, berkali-kali itu juga aku menyesal dan mengharap ampunanMu.
Lagi-lagi aku dan seluruh nikmat yang Engkau titipkan sedang mencoba untuk menjaga keikhlasan dalam beramal. Meskipun di kanan kiri banyak sekali godaan untuk berhenti. Begitu sulitnya hingga aku terkadang menghindar. Namun, seketika aku teringat bahwa tak ada yang bisa menjamin bekalku tercukupi untuk pulang nanti.
Apakah mungkin karena niatku yang tak lagi lurus yaa Rabb? Sehingga begitu sulit aku menjaganya? Atau karena aku yang menyepelekan dosa-dosa kecilku sehingga ia bertumpuk dan menghalangiku dari cahayaMu?
Maka di momentum pergantian tahun ini, izinkan aku mengucapkan syukur serta merefleksikan perjalananku bertahun tahun ke belakang. Meski banyak menyesal dan menyesal, izinkan aku untuk kembali menguatkan doa agar penjagaan dan keridhoanMu senantiasa menghiasi hariku. Sebab sebagai hamba yang tanpa daya, usahaku takkan bisa mengubah apapun kecuali dengan kehendakMu. Hindarkan aku dari pengabaianMu dan teguhkan aku agar senantiasa berada di jalanMu, yaa Rabb.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ.
2 notes
·
View notes
Text
Jika esok Kau izinkan aku untuk temukan jawabannya, tuntunlah aku pada setiap langkahku, yaa Rabb. Dekatkanlah yang menjadi takdirku, karena sesungguhnya apa yang telah ditetapkan olehMu tidak akan pernah terlewatkan olehku.
0 notes
Text
"Kita beramal dalam jutaan episode, karenanya belum bisa kita nilai dalam satu atau dua episode bahwa kita gagal. Memang dalam satu atau dua episode seringkali ada hal-hal yang menjengkelkan. Tapi itu adalah ujian kesabaran, bila kita sabar akan ditepati pahalanya. Jadi jangan sampai terjebak dengan episode-episode tertentu dimana kemungkinan langkah kita memang lemah atau agak meleset sedikit. Ingat bahwa kita adalah suatu gerakan syamilah mutakamilah yang episodenya sangat banyak. Walaupun demikian, setiap ada yang terasa meleset sedikit dan terasa kurang, harus dijadikan bahan evaluasi terus menerus agar dapat melangkah lebih ihsan lagi."
(Ust. Hilmi Aminuddin rahimahullah)
0 notes
Text
"Sesuatu yang disampaikan dengan hati akan sampai pula ke dalam hati."
Memang begitu seharusnya. Lisan kita seringkali mengucap, tetapi hati belum tentu selalu hadir di setiap kata yang terucap. Ratusan bahkan ribuan pesan yang disampaikan belum tentu benar kita amalkan. Namun, kabar bahagianya, kita tak perlu menjadi sempurna untuk menyampaikan pesan kebaikan. Setidaknya, sesuatu yang lisan kita bagikan ini menjadi pengingat ulung untuk hati dan perbuatan diri.
Tenang.. Luruskan saja niat kita, kawan. Jika pesan yang disampaikan adalah untuk mengingatkan kepada kebaikan, maka jangan ragu untuk percaya bahwa Allah akan gerakkan hati dan niat kita kepada hal yang baik pula.
Berdoa saja. Semoga lisan kita selalu mengeluarkan perkataan yang Allah sukai. Semoga hati kita selalu hadir dalam setiap pesan yang terucap, sehingga akan sampai pula pada hati orang yang Allah kehendaki.
0 notes
Text
Aku pernah berharap kepada manusia. Bukan bahagia di akhirnya, justru timbul luka yang menganga. Aku pernah berharap kepada usaha. Bukan rasa syukur yang ada, justru kecewa yang menyapa. Kemudian aku mencoba mengikis harap pada makhluk ciptaanNya. Menggantungkan sepenuhnya pada yang menulis takdir alam semesta. Tiada nikmat yang lebih indah selain akhir yang bahagia. Meski berbeda ekspektasi dan realita, hati manusia tetap lapang menerima.
Aku pernah berharap pada manusia. Dan takkan lagi kuulang jatuh sakitnya.
1 note
·
View note
Text
Fakta atau Persepsi Belaka?
Sudah pekan kedua aku beradaptasi di lingkungan pendidikan yang baru. Masa adaptasi ini diisi dengan berkenalan dengan para guru yang sebagian sudah kukenal sebelumnya. Selain itu, kegiatan baruku yang terbilang seru adalah menjadi pengamat. Kegiatan wajar yang dilakukan oleh seseorang dalam masa adaptasinya. Di mana pun itu. Namun, kegiatan mengamati-ku ini lebih menarik dari yang sudah-sudah. Kenapa begitu?
Biasanya pukul 06.30 para guru sudah berdatangan. Beberapa siswa ada juga yang sudah datang. Terhitung sangat pagi memang. Seperti biasa, aku duduk di kursi yang terbuat dari semen yang ada di depan kelas. Di depanku tepat pemandangan taman pasir dengan dua ayunan dalamnya. Kuperhatikan satu anak yang sudah datang sebelumku. Terlihat wajah anak ini sangat ceria. Ia menyapaku dan bercerita tentang botol minum baru yang dibawanya. Kemudian ia berlari menuju ayunan yang sebelumnya ia tinggal untuk bersalaman denganku, khawatir ayunannya dipakai orang lain.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.50. Anak-anak lainnya mulai berdatangan. Taman pasir itu mulai ramai. Seiring dengan ramainya tempat itu, raut wajah si anak mulai berubah gelisah. Mulai mondar mandir sana sini dengan diikuti sang adik yang berusaha mengajak kakaknya bermain. Aku mulai mendekat dan duduk di kursi batang kayu di ujung taman pasir. Kupanggil sekali untuk kuajak main ayunan. Namun, ia hanya menggeleng lemas dan kembali berjalan mengelilingi taman tanpa tujuan. Air matanya mulai menetes. Segera ia lap matanya yang basah dengan ujung kerah bajunya. Mungkin niat hati menutupi tangisan dari siapa pun, tapi sayangnya aku melihatmu, Nak.
Bel berbunyi. Si anak berpisah dengan adiknya karena ia harus masuk kelas, sedangkan si adik berlari semangat menuju gedung TK. Kegiatan pembuka pun dimulai. Air matanya semakin mantap menetes dan semakin kuat juga ia menyekanya dengan baju. Akhirnya anak itu diminta untuk memisahkan diri di luar barisan. "Kalau sudah siap bergabung, bicara ya." Tidak lama setelah itu, mungkin sekitar 3 menit, ia bicara kalau ia siap untuk bergabung bersama teman-temannya. Kemudian kegiatan pembelajaran berlanjut hingga siang. Rupanya setelah diberi waktu dan diajak bicara, si anak kembali tertawa dan tersenyum, bahkan sudah mulai berteriak dan bercanda bersama teman-temannya.
Kembali ke awal ceritaku. Dua paragraf di atas tercipta dari adanya kegiatan mengamati terhadap salah satu anak di kelasku. Usut punya usut, latar belakang dia bersedih adalah kekhawatirannya terhadap suatu masalah di rumah. Tersebab sehari sebelumnya ia juga bersedih dan menangis, bunda guru di kelasku pun menanyakan terkait hal itu kepada orang tuanya. Akhirnya ditemukanlah akar masalah penyebab kesedihannya dua hari ini.
Benang kusut dalam otakku mulai terurai dengan sendirinya setelah aku mengetahui fakta tentang si anak. Sebelum aku mengetahui hal tersebut, banyak sekali persepsi yang muncul. Bisa jadi si anak menangis karena kesal selalu diikuti adiknya. Bisa jadi si anak menangis karena ayunannya dipakai orang lain. Bisa jadi si anak menangis karena.. Ah, banyak hal. Dugaan demi dugaan muncul sebelum ada fakta yang diketahui.
Begitulah seringnya orang dewasa bersikap kepada anak. Seakan selalu tau isi hati dan pikirannya. Akhirnya kita bertindak sesuai kehendak. Padahal anak punya alasan atas setiap perbuatannya. Dan seringnya kita tidak mengetahui bahwa ia memang sedang berada di tahapan anak seusianya, sehingga kita merespon tidak sesuai dengan kondisi anak. Cukuplah kita mendahulukan persepsi di atas fakta. Lebih baik lelah sedikit untuk bicara dan mencari fakta daripada dengan sengaja kita menghalangi proses berkembang mereka.
Begitulah cerita pertama tentang anak-anak kelasku yang bisa kubagikan. Ngomon-ngomong, tulisan di atas juga hasil yang kudapat dari mengamati para guru hebat yang lebih dulu belajar dan paham tentang hal ini. Aku semakin menantikan hari-hari ke depan. Kira-kira kegiatan mengamati ini akan menghasilkan ide tulisan apa lagi?
"Cek fakta sebelum percaya pada persepsi belaka."
Tangerang, 25 Juli 2024
2 notes
·
View notes
Text
“Nothing changes until something moves.”
— Albert Einstein
557 notes
·
View notes
Text

Don't get used to the scene!
Don't forget !
free palestine!
45 notes
·
View notes
Text
Katanya, kalau sudah muncul flu dan kawan-kawannya, tandanya aku sedang beradaptasi di tempat baru dan ritme yang baru juga. Begitu kata guru senior yang ada di sini. Baiklah.. Kita nikmati masa adaptasi ini, alhamdulillah sekaligus ujian dan pengingat untuk selalu bersyukur atas nikmat sehat.
Anyway, happy weekend pembaca ghaib. Sehat selalu buat kamu kamu di sana.
0 notes
Text
Dear teman-teman perempuanku
Tetap pakai logika meski sedang jatuh cinta.
Karena seringkali jatuh cinta ini membuat kita sebagai perempuan benar-benar jatuh.
Carilah pendamping hidup yang mau berjuang bersama, membangun hidup dengan bahagia.
Source: Instagram alia.aryo
Selasa, 14 Syawal 1445 H.
151 notes
·
View notes
Text
Di hari-hari terakhir Ramadan ini, aku mengingat kembali pesan hikmah yang diberikan guruku di awal bulan lalu.
"Ketika Ramadan nanti ada yang diuji dengan sakit, bersyukurlah karena Allah menjawab doa kita untuk diampuni dosa dosanya lewat ujian sakit itu."
Alhamdulillah, justru ketika akhirnya sakit itu mampir di 10 malam terakhir ini, aku bersyukur. Semoga ini jawaban kontan atas doaku dan doa orang terdekatku.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau mencintai maaf, maka maafkanlah aku.”
1 note
·
View note
Text
"Masa Ini Akan Berlalu..."
Edgar Hamas | @ceritaedgar
Pernah dengar kisah seorang raja yang memiliki cincin bertulis "masa ini akan berlalu?"
Ia kisah singkat, tentang seorang raja bijak yang selalu diingatkan dengan kalimat "masa ini akan berlalu" setiap kali ia mendengar sebuah laporan dari menteri-menterinya.
Ketika ada laporan tentang hal buruk dan itu sampai ke telinga sang raja, ia pun sempat gelisah dan khawatir berlebih. Namun ia melihat cincinnya dan membaca "masa ini akan berlalu."
Gelisahnya hilang. Ia tahu masa buruk tak akan selamanya. Maka ia fokus membenahi masalahnya.
Pun ketika ada kabar gembira yang membuat semua orang bersorak-sorai, sang raja pun kembali menoleh melihat cincinnya, "masa ini akan berlalu."
Tadinya ia senang berlebihan. Namun setelah diingatkan oleh tulisan itu, ia kembali tenang. Ia senang, namun tak terlena dan bereuforia.
Siklus, itu adalah kuncinya. Sang raja jadi bijak karena tahu masa buruk tak akan selamanya. Masa senang pun tak akan berlama-lama. Sebab ia mengerti bahwa hidup berputar.
"Masa ini akan berlalu", kini coba kau renungkan. Jika kau sedang sedih, ketahuilah ia tak akan selamanya.
Pun bagi siapapun yang berbuat zalim. Kau mengira mereka akan di atas selamanya? Mengira bahwa mereka tak terkalahkan?
"Masa ini akan berlalu", yang zalim akan hilang. Yang di bawah akan naik. Yang tenggelam akan timbul. Yang dizalimi akan menang.
Termasuk di Gaza, Palestina.
Semua ada masanya. Semua ada waktunya. Yang sedang naik daun akan ada saatnya hilang. Yang terkenal akan redup. Yang berkuasa akan usai.
Semua yang di bumi itu fana. Akan usai. "...tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal..." (Ar Rahman 27)
276 notes
·
View notes
Text
Ibunda Kota Makkah
"Allah akan memberikan keturunan yang memiliki ketabahan luar biasa kepada Nabi Ibrahim". Ternyata ketabahan tersebut tidak lain adalah buah tarbiyah dari sang ibunda. Siapa yang kuat ditinggalkan di tengah padang pasir dengan seorang bayi yang masih merah tanpa sedikit pun perbekalan? Siapa juga yang kuat berlari-lari dari bukit satu ke bukit lainnya selama 7 kali? Siti Hajar menunjukkan keseriusannya kepada Allah, sehingga pertolongan ditampakkan begitu dekat dan dahsyat. Hingga Allah mengabadikan "proses" ikhtiar Siti Hajar dalam rukun ibadah haji. Betapa Allah ingin menunjukkan kepada kita, bahwa yang dinilai olehNya adalah proses, sebab Allah-lah yang menentukan hasil akhirnya.

dari series Kisah-kisah Perempuan Peradaban oleh Ustadz Salim A. Fillah
2 notes
·
View notes