Tumgik
astridprima-blog · 7 years
Text
Hujan Dan Rindu
Pernah ga sih ngerasain kangen sama suami sendiri padahal tinggal serumah?
Balada hujan hujan dingin kalo sendirian bawaannya jadi galau. #berasaABEGE nungguin kabar gebetan , hehe
Punya suami yg super sibuk, yaa at least sangat bersyukur karena masih punya pekerjaan/pendidikan, tapi kalo ditinggal tinggal terus kan kangeeeen. #huekbanget wkwkwk
Ceritanya saya lagi ambil kelas tahfidz buat pengembangan diri, tapi ternyata oh ternyata ngafalin Quran diusia segini kerasa banget beratnya dibanding pas masih bocah dulu. Terus makin galau karna ga hafal-hafal. Jadi deh pikiran melayang-layang kemana-mana sambil lihat hujan dan makan bihun rebus.
Ada ga sih istri muda (eeh istri masih muda maksudnya) yg ngalamin gini juga? Kesepian dan rindu . Share dong :)
15 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Text
Relationship!
Anak-anakku, “syukur” berarti menggunakan segala daya untuk memfungsikan semua nimat Allah yang dilimpahkannya sesuai dengan tujuan penganugrahannya.
“Segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu menyadari kebesaran Allah.”
Salah seorang teman pernah memberi nasihat: “Jangan tanya akal anda tentang wanita yang hendak Anda jadikan pendamping. Pastilah akal akan menunjukan kekurangannya, dan ketika itu Anda dapat mengurungkan rencana. Tapi tanyailah hati. Jika ia menjawab positif, walau tak bulat, maka tugas akal mencari pembenarannya.”
---
“Karena cinta dan demi cinta, langit dan bumi diciptakan, dan atas dasarnya makhluk diwujudkan, demi cinta seluruh planet beredar dengannya pula semua gerak mencapai tujuannya serta bersambung awal dan akhirnya. Dengan cinta semua jiwa meraih harapannya dan mendapatkan idamannya serta terbebas dari segala yang meresahkannya.” Demikian pandangan Ibn Qayyi al-Jauziyah (w.1350M)
Cinta awalnya permainan dan akhirnya kesungguhan. Ia tidak dapat dilukiskan, tetapi harus dialami dan diketahui. Agama tidak menolaknya dan syariat apapun tidak melarangnya, karena hati di tangan Tuhan, Dia yang membolak-baliknya.
---
Banyak sekali definisi cinta atau pandangan bahkan ungkapan tentang cinta yang tidak jelas bahkan justru sangat keliru. Memang, boleh jadi ia puitis, indah terdengar, tetapi sulit kita tangkap maknanya sehingga tidak pula mudah untuk diupayakan kehadirannya. Namun agaknya tidak jatuh dari kebenaran pandangan yang menyatakan bahwa cinta adalah “dialog pertemuan antara dua ‘aku’ serta hubungan timbal balik yang melahirkan tanggung jawab kedua ‘aku’ itu”.
Untuk menghindari redupnya cinta, maka cinta menciptakan sesuatu yang dinamai cemburu guna mengingatkan masing-masing pasangan tentang ‘aku’nya, sehingga keduanya kembali sadar bahwa mereka adalah dua ‘aku’ yang berdialog dan bertemu untuk satu tujuan, bukannya dua ‘aku’ yang dilebur menjadi satu.
---
Nasihat seorang ibu kepada anaknya, “Perhatikanlah tempat-tempat di mana mata suamimu dapat tertuju dan hidungnya dapat menghirup! Jangan sampai matanya tertuju pada sesuatu yang buruk pada dirimu. Dan jangan pula hidungnya mencium kecuali harum semerbak darimu”.
---
Keyakinan bahwa kebahagiannya bersama suami akan lebih besar dibanding dengan kebahagiannya bersama ibu bapak, dan pembelaan suami terhadapnya tidak akan lebih sedikit dari pembelaan saudara-saudara sekadungnya. Keyakinan inilah yang dituangkan seorang istri kepada suaminya dan itulah yang dinamai Al-Quran “mistaqan ghaliza” (perjanjian yang amat kukuh) QS.An-Nisa (4). Perjanjian antara suami-istri sedemikian kukuh sehingga bila mereka dipisahkan di dunia oleh kematian, maka mereka masih digabungkan oleh Allah di akhirat setelah kebangkitan.
Ya Allah, jadikanlah dari hasil hubungan ini anak keturunan yang berkualitas- jika Engkau menetapkan itu lahir dariku.
---
Sakinah tidak datang begitu saja, tetapi ada syarat bagi kehadirannya. Kalbu harus disiapkan kesabaran dan ketakwaan, karena ‘sakinah’ diturunkan Allah ke dalam kalbu. Sakinah baru diperoleh setelah melalui beberapa fase, bermula dari mengosongkan kalbu dari segala sifat tercela dan buruk, dengan jalan menyadari dosa dan kesalahan yang telah diperbuat, “memutuskan hubungan” dengan masa lalu yang kelam, disusul dengan mujahadah/perjuangan melawan sifat tercela dan mengganti dengan sifat terpuji, seperti kekikiran dengan kedermawanan, kecerobohan dengan keberanian, egoisme dengan pengorbanan, sambil memohon kepada Allah dengan berdzikir dan mengingat-Nya, yang kesemua itu dapat disimpulkan dengan upaya menghiasi diri dengan ketabahan dan takwa.
---
Jangan duga mawaddah hadir begitu terlaksananya perkawinan. Kelirulah yang beranggapan demikian karena jika demikian pastilah kita tidak akan menemukan perkawinan yang gagal. Yang benar adalah dengan perkawinan Allah menganugrahi pasangan suami istri potensi untuk meraih mawaddah, selanjutnya mereka harus berjuang bersama untuk meraihnya.
to be continued ♥
sumber:  Pengantin Al-Quran, Kalung Permata Buat Anak-Anakku
Tumblr media
2 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Text
Menurunkan sakit hati
---
Bismillah,
Mendengar kisah hidup sesorang, "pas masih muda saya diginiin, diginiin, alhasil saya sakit hati, makanya saya dulu melakukan ini itu dll"
Tapi lebih miris ketika melihat beliau-beliau tetap melakukan itu (ke 'bawahnya') dengan dalih , "saya dulu ngasain sakitnya digituin, maka anda/dia juga harus merasakan apa yang pernah saya rasakan"
* 'bawahan' yang saya maksud disini dapat berarti orang tua ke anak, mertua ke menantu, bos ke pegawai, senior ke junior, dan lain sebagainya.
Sebenernya bagaimana sih cara kita menyikapi hidup?
Kita memang ga bisa pilih mau dilahirkan dari keluarga seperti apa, keluarga yang memperlakukan-mendidik-mengasihi dengan cara yang bagaimana, serta dalam lingkungan seperti apa kita tumbuh dan berkembang.
Keluarga sedehana penuh cinta? Keluarga kaya raya bergelimang harta? Atau mungkin keluarga dengan permasalahan ekonomi rumah tangga?
Dipilihkan mengenyam pendidikan di pesantren dengan siraman agama? Sekolah negeri milik pemerintah? Sekolah swasta dengan keunggulan?
Dididik penuh sopan santun dan kemandirian? Atau didikan penuh fasilitas hingga mendekati kemanjaan? Atau bahkan dididik dalam kekerasan?
Oke, mungkin itulah jalan hidup yang sudah seharusnya kita lalui di masa kecil atau masa muda.. Pernah kecewa, sedih, sakit hati, gagal, atau merasa berbangga diri tiada henti. Namun, apakah dengan pengalaman yang pernah ada sebenarnya Allah sedang mendidik kita untuk berbuat jahat? Untuk membalas semua perasaan negatif di masa lalu agar bisa 'diturunkan'?
Huhf *brb narik napas panjang*
Saya percaya, pengalaman-pengalaman yang Allah berikan bertujuan memberi Kita kesempatan untuk beramal, bukan untuk membuat dosa. Iya gak sih?
Masa iya udah dikasih pengalaman 'sakit hati' eeh terus malah dengan sadar sengaja membuat orang sakit hati? Boleh ga sih?
Seseorang yang pernah dirampas haknya oleh orang yang lebih tua, lalu di masa depan ia merampas hak orang yang lebih muda. Kemudian si anak muda mengulangi lagi ketika dia sudah tua. Maka, tumbuh lah suatu rantai kejahatan turun temurun. Rantai sakit hati turun temurun. Kalau udah gini siapa yang seneng? Allah? Ya bukanlah, setan yang seneng! Iya ga sih?
Saya pernah berpikir, semakin lama orang berkarir maka semakin dewasalah ia dalam bersikap, karena katanya dunia kerja itu keras. Atau semakin tinggi hafalan Quran atau ilmu agama seseorang, semakin baik ia dalam bersikap, karena katanya agama mengajarkan kedamaian.
Nyatanya, semuanya belum tentu benar. Rantai 'kejahatan' bisa terus berkembang baik di kalangan pekerja sukses, priyayi, atau bahkan ulama. Seseorang bisa dengan sadar dan percaya diri menurunkan rasa sakit hati dalam sanubari mereka.
Lalu, ketika sudah sukses menyakiti hati 'bawahannya' apakah muncul suatu ketentraman batin atau keberkahan hidup? Saya rasa tidak, karena bukan Allah yang sedang membersamai hati anda dalam perbuatan tersebut :)
Jika sudah 'dewasa' kita seharusnya sudah bisa memilih dan menentukan, mau menghadirkan kebaikan ataukan kejahatan? Mau sama Allah ataukah sama setan? Mau menurunkan kesakitan ataukah kebahagiaan? Mau hidup dalam kebencian ataukah kedamaian? :)
#stopmenurunkansakithati
#stoprantaikejahatan
#stopmenyakitituruntemurun
#selfreminder
Tumblr media
2 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Text
Belajar Tahsin di Jogja!
Bismillah.
Ketika ada yang bilang, “kok jarang ngepost lagi, aku suka banget baca tulisanmu, walaupun ringan tapi sukses menginspirasi dan bikin mewek”, yaampuun disitu saya terharu berat, saya pikir selama ini yang saya tulis hanya untaian curhat ga mutu ala ABEGE beranjak dewasa plus ga ada yang baca. :D
Cerita nih yaaa, (masih seputar pernikahan, yaa karena memang hidup yang saya hadapi saat ini adalah adaptasi dengan pernikahan, bukan lagi tentang karir dan belum ngebahas tips MPASI T.T).
Menikah ituuu.....
Jadi ibu rumah tangga ituuu.....
*brb menarik nafas panjang dan menghembuskan kembali*
Intinya, terus berusaha bangkit dari semua perjuangan yang ada. Mengkamuflasekan sabar menjadi senyum, menyumbat isak menjadi ikhlas, dan membaurkan kecewa menjadi kirana...
Tumblr media
Salah satu langkah yang saya ambil adalah belajar Tahsin Alquran. Kenapa? Karena saya percaya Al-Quran bisa menjadi penyejuk hati dan memberi syafaat dunia akhirat. Atas ridho Allah, saya bisa melangkahkan kaki ke tempat ini.
Tumblr media
Oke mulai review...
Sistem Pembelajaran
Tumblr media Tumblr media
Quran yang dipakai adalah quran madinah atau mereka menyebutnya dengan quran Utsmani. Cara penulisannya sedikit berbeda dengan Al-Quran yang ada di Indonesia (DepAg), jadi untuk yang belum familiar, kita diajari dan diperkenalkan dari dasar. Buku yang dipakai adalah buku MUTQIN, kalo ga salah saya hanya cukup merogoh kocek 85 ribu untuk membeli buku MUTQIN dan tempat keluar huruf).
Untuk saya yang cuma lulusan TPA di deket rumah jaman SD, saya merasa disini enaak banget ngajarinnya, bener-bener diajarin setiap makraj sampai bisa. Misal yang huruf tenggorokan bibirnya ga boleh gerak, posisi-posisi lidah, bentuk bibir, dan setiap huruf harus pas keluarnya, gitu deh oke banget.
Tumblr media
Di level satu ini ada 7 BAB yang dipelajari, nanti lanjut ke level dua , setelah itu Talaqi , setelah itu Tahfidz! Woow keren! (dalam hati : belajar mahraj aja udah girang apalagi sampe tahfidz!)
Pengajar / Guru
Pengajar akan dipilihkan sesuai kecocokan jam dan sesuai gender (laki-laki dengan ustad, perempuan dengan ustazah). Disini saya berjodoh dengan MAHASANTRI (mahasiswa & santri tahfidz) berasal dari Medan. Segala puji bagi Allah, beliau baiiiik bangeeeet. Rela ngeluarin lebih banyak waktu dan tenaga untuk ngajarin peserta didiknya. Di awal masuk kami memang ditanya, motivasinya belajar apa, dan mungkin dari sekian banyak motivasi belajar kami itulah yang memotivasi beliau untuk semangat dan sabar mengajar. Salut sih, perempuan umur segini udah disibukan dengan berbagi ilmu buat banyak orang, saya pas umur segitu maah cuma sibuk mikirin diri sendiri (ngerjain tugas kuliah) yaaa paling banter berbagi rasa dengan sesama melalui pacaran :p ! wkwkwk ga mutu banget! jangan ditiru!
Lokasi & Jam Belajar
Kami belajar di lingkungan Pesantren Tahfidz Quran ‘SahabatQu’, tepatnya di  Masjid Nurul Ashri, Deresan, Sleman, Yogyakarta. Masjidnya bersih, cukup luas, dan sejuk. Jika datang lebih pagi, disini ada beberapa santri yang sedang menghafal Quran atau sedang setoran hafalan. Kalau lagi gondok abis dinyinyirin mertua, dateng kesini hati langsung ayem banget lho, beneran :D
Selain tahsin quran, ada banyak kegiatan keislaman atau kegiatan sosial yang diadakan oleh tim masjid ini. Mayan buka jalan kebaikan buat mak-mak galau macem eke ~
Umumnya seminggu dilaksanakan 2x pertemuan, satu kali pertemuan berdurasi 1,5 jam. Tapi MasyaAllah, guru kami rela memberikan waktu turah-turah supaya kami bener-bener paham :)
Permata 
Awalnya saya berpikir, saya akan belajar bareng saya dedek-dedek gemes mahasiswa S1, akan jadi yang paling tua, yang udah jadi ibu rumah tangga sendiri, tapi yaudahlaah yaa, siapa takut! Belajar ga kenal usia kan? :) Sebelum fix kesini, saya berada dalam hati yang risau dengan segala hal dan saya berdoa agar dibukakan jalan meraih rejeki, ilmu, pengalaman, ketulusan, dan yang bagus-bagus laah.
Pertama kali duduk di lingkaran mulia ini, kami saling melempar senyum dan mulai dipandu untuk berkenalan. Disini, saya bertemu beberapa orang luar biasa.
Murid 1 : usia sekitar 37 tahun,  pelajar S3 UGM. 
Katanya: Saya malu kalo pendidikan tinggi tapi baca Al-Qurannya belum bagus, malu juga kan sama anak-anak, harusnya saya bisa ngajarin
Murid 2 : usia sekitar 21 tahun, pelajar S1 teknik UGM.
cantik, modis, salut karena nyempetin belajar tahsin di sela ke hore-horean masa mudanya
Murid 3 : usia sekitar 45 tahun, mantan direksi di bank BUMN.
Katanya: saya baru resign dari pekerjaan saya, seharusnya saya masih bisa berkarir lagi, tapi saya pada akhirnya memilih untuk kembali pada anak-anak, keluarga, dan Allah. Ibu ini walaupun udah tua tapi masih cantik kinclong (keliatan banget dah bedanya wanita karir sama ibu rumahan) tapi bener-bener ga sombong
Murid 4 dan 5 : Usia sekitar 26 tahun, pelajar S2.
belajar Quran salah satunya untuk memperbaiki diri, mudah-mudahan dapet jodoh yang baik #eaa
Murid 6 : usia sekitar 46 tahun, kepala sekolah Paud di kalimantan.
rela off kerja dulu demi belajar quran. Katanya punya nazar sebelum meninggal udah sempet belajar Quran. Si ibu ini memang udah keliatan tua dan bingung, tapi salut sama semangatnya yang luar biasa, ga malu sama sekali belajar bareng yang muda-muda, dari Kalimantan ke Jogja untuk belajar Quran :’)
Murid 7 : usia sekitar 30 tahun, ibu rumah tangga
saya pernah sedikit bercakap, beliau bertanya, udah berapa lama nikahnya, saya jawab hampir setahun tapi saya masih berdua aja (re:belum punya momongan), terus beliau jawab, yang sabar yaa, saya udah 7 tahun menikah juga belum punya momongan. Seketika saya berasa disamber petir karena kebanyakan ngeluh dan uring-uringan. T.T 
Murid 8 : usia sekitar 33 tahun. ibu rumah tangga dari luar jogja
Ibu muda, sudah dipercaya untuk punya momongan, daaan spesial. Ya putranya seorang tuna rungu, salah satu motivasinya belajar quran disini agar beliau benar-benar paham tahsin dan bisa mengajari anaknya juga. Beliau bolak-balik dari kotanya ke jogja untuk mengantar anaknya sekolah di SLB karena di kotanya belum ada SLB jenjang TK. Ibu tangguh :)
Murid 9 : usia sekitar 26 tahun. saya sendiri :D
Huhf, mungkin diajak Allah berinteraksi bareng mereka semua supaya bisa terus ngerti arti perjuangan, kesabaran , dan keikhlasan. Karena-kadang kita hanya terus-menerus melihat keatas, menatap keindahan milik orang lain, merasa iri, dan kecil hati. Tapi pada dasarnya sekeren apapun kehidupan kita, disanalah perjuangan dimulai, seciut apapun kita merasa, akan selalu ada bahagia dari Allah, yaa tentunya dengan niat dan usaha kita menciptakan kebahagiaan..
Tumblr media
Kesimpulan
Kesimpulannya, belajar tahsin disini mudah dipahami, diajari sampai bisa, dan cukup murah. Emm, mungkin saran saya sih ada kelas-kelas lain selain tahsin kali yaa, biar cucok buat mak mak macem kite.
Buat anak Jogja yang pas kecil ga sempet nyantren, bisa banget kesini, yaa walaupun ilmunya masih jauh kali yaa dibanding pesantren, tapi inshaAllah nambah ilmu laah dikit-dikit. :)
Buat yang punya keluarga, udah tua, muda, kece, atau biasa aja, boleh banget diajak kesini untuk ngisi waktu luangnya supaya positif.
Btw, saya baru sekitar 1,5 bulan belajar , udah bisa ngebedain makhraj dikit-dikit alhamdulillah.
--
Hmm, dalam kondisi sudah dewasa gini, kita diberikan kesempatan untuk berinterasi dengan banyak orang dari berbagai kalangan. Mungkin Allah lagi menyampaikan banyak hal lewat orang-orang tersebut supaya kita bisa paham sesuatu  mengenai kehidupan. Mereka bahkan tidak pernah menggurui atau menegur apapun, namun dari perjalanan hidup dan auranya sudah ada sesuatu yang bisa kita ambil untuk bersyukur. Pertanyaannya, aura di diri kita sudah bisa ‘menyampaikan’ apa ya untuk orang lain? Positif atau Negatif? :)
note:
*gambar diambil via google
2 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Text
Ini berat, tapi ini mimpi orang yang saya cinta
#Menjadi Istri Seorang Residen
Tumblr media
Sebagai wanita dengan background teknik yang pernah bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta, saya sering melihat teman atau atasan yang “betah” banget menghabiskan waktu di kantor, saat itu saya hanya berpikir, ‘yaampuuun, apa yaa rasanya jadi istri/suaminya mereka, berangkat subuh-subuh, pulang tengah malem buta, kalo saya sih enak masih single, paling mentok diomelin ortu atau di tanyain pacar kenapa kok lembur terus’. Tapi yaa ini realitanya, kadang kita ga bisa sepenuhnya mengendalikan pekerjaan, namun tubuh dan pikiran terbawa arus untuk terus bekerja.
Suatu ketika saya seolah merasa dapet ‘rejeki nomplok’ dengan hadirnya seorang pria di hidup saya dan akan akan menjadi imam sepenuhnya di hidup saya ;’) beliau berkata “saya ada rencana lanjut kuliah spesialis”, tanpa pengetahuan lebih dan tanpa pikir panjang, saya sepenuhnya mendukung rencana mulia itu, sambil dalam hati mikir, yaaa alhamdulillah ga jadi istrinya pegawai di jakarta yang lembur terus, saya pikir mah kayak kuliah pada umunya gitu kan, terus kerja jadi dokter.
Segala puji bagi Allah, beliau pun diterima di PPDS UGM! Wooow selamaat! Dan kamipun masih proses persiapan pernikahan. Kami menikah di akhir semester satu pendidikannya, waktu itu hanya dikasih cuti untuk akad dan resepsi dua hari, jadi yaaa boro-boro honeymoon, jalan-jalan paling banter aja ke museum ullen sentalu, kaliurang. Wkwkwk.
---
“Suami kemana?” / Jaga
“Suami kemana?” / Jaga
“Suami kemana?” / Jaga  
“kok jaga terus, emang setiap hari jaganya?��� ga setiap hari sih, cuma dua hari sekali
“Kalo ga jaga, dirumah kan?” / yaa engga, dirumah sakit tetep, kan ada tugas stase, dll.
“Ke undangan naik apa? kok sendirian?” / iya suami ga bisa temenin, nitip salam aja tadi
“Kita minggu depan double date yaa, lo ajak suami please” / bukannya ga mau ajak suami, tapi doi super duper sibuk, beneran. Kita bertiga aja yaa, gue jadi obat nyamuk gapapa deh -,-”
“Liburan jalan-jalan kemana?” / dirumah aja, suami lagi sepedaan sampe klaten, abis itu ke rumah sakit lagi
“Ini kemaren siapa yang benerin?” / benerin sendiri, kalo nungguin suami nanti kelamaan
“Kok matanya sembab? Eh demam juga ya?” / iya abis lembur bantuin suami ngerjain tugas
“Ini emasnya bagus tauu, beli yuuk, cuma 8 juta” / kagaaaa, gue ga kepikiran beli gituan
“Udah isi belom?” / *dalem ati* plis jangan nanya gini, ketemu untuk bisa sekedar kasih salam dan bilang sayang aja udah alhamdulillah *kalo lagi khilaf bawaanya pengen marah-marah taauk ditanyain melulu*
Tumblr media
Ekspetasi sebelum menikah:
Tinggal satu rumah bersama, saling bahu membahu membangun rumah tangga, suami menjalani perannya sebagi kepala keluarga, istri menjalani perannya sebagai pendukung suami. Happily ever after bagaikan cerita putri dan pangeran :p
Realita setelah menikah:
Ketemu jarang bangeet, setiap ketemu HP harus terus dipantau karena berkaitan dengan kondisi pasien dan tugas-tugas, tiap mau pergi deg-degan karena sering ada panggilan mendadak, ga pernah rekreasi keluar kota, rencana mau keluar sering keundur walaupun kebutuhan penting kayak belanja bulanan, istri kudu standby untuk semuuuuaa kebutuhan sekecil apapun karena suami pasti pulang dalam keadaan lelah ga akan kepikiran untuk mengurus diri sendiri apalagi ngurus rumah.
---
Saya bener-bener harus ngurus segalanya sendiri, ngurus setiap detail kebutuhan sendiri, masak sendiri-makan sendiri, makan di warung mie ayam sendiri, ganti lampu sendiri, menjaga kemanan rumah sendiri, pergi kemana-mana sendiri, bahkan lagi sakitpun pergi naik motor sendiri, ct scan sendiri, nahan sakit saat terapipun sendiri :(
Saya harus tegar menjalani setiap detik perjalanan ini, ga jarang juga sih nangis sendirian dirumah, hidup satu rumah namun berasa LDM, ga bisa lagi ngebedain mana tanggal merah, yang kerasa setiap hari ditinggal sibuk. Apalagi keluarga dan lingkungan sekitar ga familiar dengan kehidupan residen. Saya merasa dititik jenuh hingga pernah nangis di depan suami sampe bilang “residen kan juga punya keluarga, punya istri, punya rumah!” Huuhf, lagi khilaf banget dan mood ga karuan. Astagfirullah..
Disaat kayak gini cuma selalu berdoa, supaya banyak malaikat-malaikat Allah yang dikirim untuk menjaga kesabaran, supaya banyak senyum-senyum indah yang menularkan auranya, supaya banyak peluang kebaikan yang mengisi hari-hari, supaya banyak angin keberkahan yang memenuhi sanubari.
---
Tumblr media
Kalo lagi waras, suka kerasa gini : hmm mungkin bersyukurnya yang masih kurang, ikhlasnya yang masih jarang. Coba deh pikir-pikir lagi, emang mau dikasih pasangan yang males-malesan dan ga ga mau kerja? Diluar sana pun masih banyak orang yang pengen banget sekolah spesialis tapi belum keterima, mungkin sampai rela menukarkan apapun yang dia punya untuk bisa sekolah spesialis. Sekarang yang udah dikasih masa ga mau berjuang? Jadi apapun profesinya, kuat-kuatin berjuang untuk bisa mewujudkan mimpi pasanganmu yaaa guys, orang yang kita cintai..! Terus mimpi kita sendiri gimana? Jangan takut, ada Allah yang bantu perjuangin! Bismillah :)
Mungkin ini yang disebut, mencintai karena Allah, ga boleh berharap pada orang lain dulu (termasuk suami sendiri), jangan berharap kalau dia akan memberi atau membalas kebaikan dan setiap titik peluh kita.... Ikhlas aja, lakuin semuanya semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Nanti Allah yang akan balas, bisa dengan menerangi hati mahluknya untuk bisa jadi perantara kebaikan buat kita, mempertemukan kita dengan tapak keberkahan, bahkan memberikan kita rejeki yang tidak terduga. (ini katanya lhooo yaa, saya juga masih belajar :p)
Mudah-mudahan kalau impian suami sudah tercapai, ilmu, keterampilan, dan tenaga beliau jadi berkah dan ibadah, pahalanya bisa ngalir ke kita juga.. Daaan, kita bisa sama-sama masuk syurga, Aamiin :)
Salam,
Istri Residen Baru Semester Tiga
note:
*) Gambar diunduh dari google search
*) Ditulis sebagai pengingat dan penyemangat diri sendiri, para istri residen, atau para istri yang masih membantu pasangannya berjuang. (Terinsipirasi dari beberapa blog sebelumnya tentang perjuangan istri).
*) Kalu ada yang ada mau membantu mengembangkan jari-jari keterampilan saya , mengajak saya menaburkan permata keberkahan, atau sekedarkan memberi amunisi untuk menjaga senyum saya tetap melebar, jangan ragu untuk kontak-kontak yaaaa.
15 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Text
Berbuat Baik Yang Menenangkan
Barangkali menyenangkan menjadi seseorang yang senantiasa bisa berlaku baik pada siapa saja tanpa mengukur apakah kita kenal dia atau tidak, dia dekat dengan kita atau tidak, dia terlihat baik atau tidak.
Barangkali menyenangkan menjadi seseorang yang masih bisa tulus berbuat baik bahkan pada seseorang yang memandang kita sebelah mata, yang di belakang kita menggunjing kita, yang punya prinsip hidup berbeda dengan kita, yang punya pola pandang bertentangan dengan kita. 
Barangkali menyenangkan jika kita bisa hidup dalam naungan rasa tenang sebab perbuatan baik kita bukan formalitas semata, bukan tersebab dalam hati kecil ada harapan bahwa ia akan melakukan hal serupa suatu ketika, bukan pula sebab orang lain juga berbuat baik padanya.
Berangkali menyenangkan bisa senantiasa berbuat baik pada siapapun karena satu alasan “membuat orang lain bahagia adalah kebahagiaan” tanpa tapi. Barangkali menyenangkan bisa membuat siapa saja yang di dekat kita merasa nyaman, sebab kita senantiasa berupaya berbuat baik, bahkan sejak dalam pikiran.
Sudahkah kamu bisa hidup seperti itu? Bila sudah, tolong ajari aku.
355 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Text
Ajari aku memberi, ajari aku bersyukur
Bismillah, Mau sekedar berbagi cerita tentang pengalaman baru-baru ini. Jadi saya ada agenda mempromokan suatu produk. Naaah, setelah terbersit banyak hal, saya memutuskan mencoba suatu metode, yakni metode memberi dengan harapan ada sedikit feedback dari user (feedback lain mungkin langsung dari Allah). Sebagai anak muda yang sudah cukup dicekoki dengan berbagai karya tulisan tentang 'the power of giving', akhirnya saya percaya dan mencoba menerapkan seutuhnya di promosi ini. Jadi biasanya kalo program giveaway, si user disuruh 'bekerja' dulu, baru nanti dapet 'hadiah', itupun kalo beruntung.. Saya hanya mencoba menerapkan metode 'the power of giving' disini. Jadi saya kasih hadiahnya, dan meminta user dengan ikhlas melakukan pekerjaannya. (Read : Mempromokan di akun social media masing-masing, super duper gampang) Saya awalnya percaya 100% kalo semua akan berjalan lancar, lha wong kalo dipikir yg belum tentu dapet hadiah aja mau usaha kok, apalagi kalo hadiahnya udah dikasih, pasti dong mau sedikit bekerja minimal sebagai tanda terima kasih. Logis kan? Daaan ternyata oh ternyata.. Setelah saya memastikan bahwa penerima benar-benar membutuhkan, mengirim semua barang, membagikan nomor resi, dan melakukan konfirmasi satu persatu. Apa yang saya dapat? Hanya 10% yang memberi feedback sesuai harapan. Lainnya? Pergi begitu saja. Bahkan beberapa saya ketahui berbohong mengenai penerima barang dan ada juga yang menggunakan nama lain padahal orang sama. Sumpah jahat-jahat banget, subhanallah.. Saya merasa kecewa, padahal saya merasa sudah sebaik mungkin memberi tapi tak ada feedback yang didapat, walaupun hanya sekedar konfirmasi kalau barang sudah diterima. Dari kejadian ini, saya jadi berpikir. Betapa Allah telah memberi manusia banyak hal tapi manusia sangat sedikit bersyukur, bahkan sekedar 'konfirmasi' bahwa kita sudah meraskan nikmat aja engga (say alhamduliilah). Saya jadi mikir, saya aja sedih dan kecewa karena di tinggalin gitu aja padahal saya udah kasih barang, mungkin Allah juga kecewa karena udah ngasih banyak rejeki tapi di tinggalin gitu aja sama manusianya (termasuk saya). MasyaAllah.. :( Mungkin dari kejadian ini, saya lagi diingetin untuk banyak bersyukur, banyak berterimakasih, dan selalu mengkonfirmasi betapa indahnya nikmat yang sudah Allah berikan. Beneran deh rasanya kecewa banget, jadi jangan sampe bikin Allah kecewa terus-terusan yaaa? Sadarin semua yang kita rasakan, kita punya, kita dapet itu semua Allah yang kasih, gratis, cuma-cuma! Dari Allah! Kita mah kaga punya apa-apa! Banyak-banyak berterimakasih dengan bilang alhamdulillah, minimal sebagai konfirmasi atas sudah diterimanya rejeki dari Allah. Syukur-syukur bisa kasih feedback dengan rajin ibadah dan banyak beramal serta sedekah. Kurang-kurangin sombongnya, ini semua kan punya Allah. Jangan sampai bikin Allah murka karena udah dikasih terus-terusan tapi ga ada rasa terimakasihnya.. masyaAllah :') #selfreminder --- Ada juga nih pengalaman, si A ngasih sesuatu ke si B, padahal si A aja udah berusaha memberikan yang terbaik dari apa yang dia punya, ngeluarin uangnya yang bagi dia udah abis-abisan udah dibagus-bagusin laaah hadiahnya. Tujuannya supaya si B seneng. Eeh ternyata ada orang lain (si C) yang bisa ngasih lebih bagus, lebih kece, lebih mahal, lebih mewah, yaa emang kebetulan si C ini lebih mampu secara materi. Terus dong si B ngebanding-bandingin pemberian dari si A dan si C yang ngebuat si A sakit hati. Padahal si A udah usaha maksimal ngeluarin segenap rejekinya. Ya Tuhaaaaan. Apa harus begitu? Semua rejeki kan datangnya dari Allah, makhluk hanya sebagai perantara aja. Kalo nyakitin hati makhluknya sama aja kayak nyakitin Allah doong??? Mungkin lagi diingetin lagi sama Allah supaya selalu bersyukur dan berterimakasih sekecil apapun rejeki dari Allah. Karena ternyata sakit hati juga kalo udah berusaha ngasih maksimal tapi malah dibanding-bandingin sama yg lebih besar. Misal, dikasih sepeda yaaa syukuri aja, jangan malah ngebandingin sama yang dikasih motor. Dikasih motor yaa syukuri aja jangan ngeluh karena pengen mobil. InsyaAllah semua sudah diatur Allah seadil mungkin. #selfreminder Saya jadi inget, salah satu quotes favorit: "Gimana mau dapet rejeki lebih kalo yang sedikit aja ga bersyukur?" Ya Allah, Tolong ajari aku memberi.. Tolong ajari aku bersyukur.. Maha suci Allah, #astridprima
2 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Text
Tak Apa, Kawan
Tak apa jika kau tak mau mengakui seseorang yang saleh sebagai kekasih Tuhan, pengakuanmu tak akan mengubah status orang tersebut di mata Allah. Emas tak akan tertukar dari loyang dan lumpur tak akan tertukar dengan susu.
Tak apa jika kau menghina habis-habisan seorang hamba yang berjuang di jalan Tuhan, penghinaanmu tak akan membuat kemuliaannya surut di mata Allah. Waktu akan memberimu ruang untuk melihat batu mulia menjadi semakin berharga justru karena ia terus dipukul dan gosok, seperti besi yang bisa berubah jadi pedang atau belati karena ditempa dan dibakar.
Tak apa jika kau merasa senang orang-orang baik disalahkan, dihujat, atau dikriminalisasi. Tak apa jika kau merasa menang saat orang saleh tersingkap dosanya di muka umum. Toh kita manusia yang tak mau berlumur dosa dan bersalah sendirian di muka Tuhan, bukan? Rasa bersalah kita sedikit terobati jika orang-orang baik juga berbuat dosa dan kesalahan.
Namun, tak usah berlebihan, kawan. Jika Tuhan murka, tersingkaplah semua dosa dan aibmu hingga yang paling telanjang… Maka seluruh hidupmu tak akan cukup lagi menampung segala amis dan bau bangkainya!
FAHD PAHDEPIE
172 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Text
Bermuhasahabah tentang Amal
Segala puji bagi Allah, masih bisa merasakan kesegaran hembusan angin pagi melalui nafas, merasakan damainya bulan ramadhan, dan menikmati sinar dhuha yang penuh kehangatan.. :)
Tumblr media
Berikut ada kutipan sebuah artikel dari kompasiana (saya beberapa kali membaca tulisan dengan kandungan yang kurang lebih sama, intinya begini) :
“Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan saum?” tanya Rasulullah kepada para sahabat. “Tentu saja,” jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahim.” (HR. Bukhari Muslim).
Ternyata Rasulullah menyebutkan amalan “silaturahim” yang dapat dilakukan sehari-hari dengan tanpa pengorbanan yang besar selain dengan niat dan ikhlas yang baik dan dengan ketaatan seorang hamba kepada Rabbnya. Silaturahim menyambung kembali tali persaudaraan yang pernah terputus, menyantuni kerabat, tetangga dan orang miskin. Amalan yang sangat Allah cintai ini tak kenal waktu. Walau terdengar ringan, silaturahim memiliki manfaat besar bagi yang melaksanakannya, baik di dunia maupun di akhirat. Membuka pintu rizki yang luas, menyehatkan dan memanjangkan umur. Silaturahim adalah ibadah muamallah demi sesama, tanpa sekat agama dan status sosial.
Puasa, shalat, dan juga haji, bagaimanapun lebih banyak disanjung dan diramai-ramaikan, adalah ibadah yang hanya untuk membangun diri sendiri tetapi tidak dapat membangun peradaban. Manusianyalah yang membangun peradaban yakni dengan perbuatan dan kerja nyata, mengorbankan diri dan menafkahkan harta. Silaturahim adalah satu di antaranya bersama amal kebajikan sehari-hari.
Kita sama sekali tidak layak berbangga diri karena shalat, puasa, atau pun haji. Bahkan hal itu sering menghanyutkan kita ke perbuatan zalim, keji dan mungkar. Seperti mempercayai bahwa dengan shalat maka dosa-dosa kita akan diampuni lalu kita menjadi sombong dan lupa diri.
(Kompasiana, Amal yang Lebih Mulia daripada Shalat dan Puasa)
Seringkali baca tulisan kalau shalat itu yaa buat diri sendiri, kita yang butuh, Allah mah ga butuh, sekali lagi, kita yang butuh.. Selain itu saya seriiing banget baca kisah-kisah orang yang sholatnya luar biasa bagus tapi sia-sia karena mereka kikir.. Astagfirullah.. Jadi mikir, mereka aja yang sholatnya bagus bisa jadi sia-sia apalagi saya yang sholatnya biasa-biasa aja.. :(
Hidup di keluarga besar dan lingkungan yang pro beramal itu menjadikan saya sangat terinspirasi tapi kadang juga minder..
Sekarang bayangin aja, kalo beliau-beliau udah mampu ngasih makan ratusan anak yatim setiap hari, saya untuk makan aja kudu muterin rumus matematika biar pas itungannya buat sebulan.
Kalo beliau-beliau udah mampu ngewakafin tanah dan masjid, saya mah ada tempat tinggal untuk numpang berteduh aja udah syukur alhamdulillah.
Kalo beliau-beliau udah mampu ngasih beasiswa pendidikan buat anak kurang mampu, saya mau lanjut kuliah aja mikir seribu kali karena alasan biaya.
Kalo beliau-beliau udah ngebangun homestay supaya keluarga nyaman ketika silaturahmi bersama, saya mau pergi silaturahmi aja bolak-balik buka traveloka nungguin sampai harga tiket turun.
Kalo beliau-beliau mengedukasi banyak orang lewat jamuan makanan enak dan produk variarif, saya bahkan sedikit-sedikit punya pengetahuan karena dijamu oleh beliau.
Kalo beliau-beliau setiap qurban bisa ngasih beberapa ekor sapi bahkan sampe bingung mau dikasih nama siapa lagi, aaah saya mah bisa ada kesempatan qurban sendiri udah sujud syukur.
Kalo beliau-beliau udah ngehajiin dan umrohin orang berkali-kali, kalo saya mau pergi umroh aja masih dalam rayuan doa sampai sekarang..
Ngerasa banget butiran debu~
Tumblr media
Hmm, beliau-beliau nya udah tua kali? Kalo kamu kan masih muda.. Eeetss, jangan salah, beberapa inspirator saya ini bahkan ada yang seumuran saya (25 tahunan), bahkan ada yang lebih muda. Masya Allah..
Ngiri banget rasanya sama beliau-beliau yang udah dimampukan Allah untuk berbuat kebaikan, lagi dan lagi.. Ngiri dalam hal kebaikan itu malah bagus kan? (^,^)
Ohya, kalau sholatnya maah inshaallah bagus (bagus atau engganya sholat kan Allah yang tau yaa, pokoknya yang saya tau beliau-beliau rajin sholat, minimal 5 waktu laah)
Di bulan ramadhan tahun ini saya udah punya status baru (sudah berkeluarga) , malah banyak bermuhasabah dan merasa kecil karena ga bisa memberi ‘apa-apa’ jika dibandingkan dengan 'beliau-beliau’ yang berstatus sama..
Kalo dulu mah jaman masih single yaa amal seadanya gapapa, karena ngerasa masih beda status sama beliau-beliau. Kalo sekarang kan udah berstatus sama. Gimanaaa doong!!? Huhuhu :(
Istighfar , istighfar, istighfar..
Mengingat kata salah satu murabbiah jaman dulu, “kalo sekarang mampunya beramal 10, gapapa lakuin aja, siapa tau besok-besok meningkat jadi 100, 1000 , 10.000 atau lebih banyak lagi”
Ya Allah…
Tumblr media
Semoga Allah memampukan saya, kami dengan keluarga baru kami, bahkan kita semua untuk bisa menjaga sholat , puasa, serta amal-amal bermanfaat penuh ketulusan tiada henti..
Semoga suatu saat ketika saya membaca kembali tulisan ini, sudah ada amalan baru yang terwujud..
Semoga suatu saat, semakin banyak masyarakat yang dimampukan Allah untuk terus beramal dan menjadikan negara ini lebih makmur..
Semoga Allah mendekatkan kami pada hal-hal positif, mempertemukan kami dengan orang-orang inspiratif, menghantarkan langkah kami ke kebaikan aktif.
Semoga Allah terus menyemai semangat kita untuk berjuang dijalan kebaikan :’)
Ramadhanwishes2017 💗
1 note · View note
astridprima-blog · 7 years
Text
Sisi positif ART
Mengambil keputusan untuk menggunakan asisten rumah tangga (ART) masih menjadi pro kontra di masyarakat hingga saat ini.. Ketika kuliah, saya banyak di doktrin hanya 'perempuan manja' yang akan menggunakan jasa asisten rumah tangga, hanya perempuan yang tidak bisa apa-apa sendiri yang menggunakan asisten rumah tangga. Sebelum menikah, sayapun sudah mempersiapkan mental untuk menjadi istri, dengan ataupun tanpa ART. Jadi saya sih it's ok mau berumahtangga pakai ART atau tidak, karena saya yakin segala sesuatu itu pasti bisa dipelajari (dan ternyata belajar masak itu tidak sesulit pertama kali belajar SAP kok, hehehe) Awal menikah kami hanya menggunakan jasa semacam tukang kebun untuk buang sampah, cuci mobil/motor, ngangkatin sepeda , gas , dan aqua galon.. Untuk urusan cuci setrika, kami disarankan mertua untuk mengirim ke laundry. Untungnya, harga laundry di jogja cukup murah kok dan menjaga kehigienisan rumah kami agar kuman dari rumah sakit tidak menyebar di rumah. Kalo urusan masak memasak saya memutuskan untuk bisa mahir melakukan semuanya sendiri. Dimulai dari yg paling mudah sampai menapaki tingkat yg lebih sulit. #tsaaah. Jadi kalo uruaan tumis-menumis dan bikin sayur bening bayem aja maah sambil merem juga bisa #duilee sombong amaat :p . Mulai belajar bikin sop buntut, iga bakar, sop iga, somay, tongseng, dan masakan masakan lain yg sudah cukup rumit perbumbuan dan prosesnya.. Tapi beneran deh, belajar masak itu lebih mudah dari belajar fisika jaman SMA! Jadi buat para gadis yg mau nikah maah jangan mau ditakut-takutin kalo masak itu susah. Selama kita ikhlas dan mau berproses, apa aja pasti bisa kok :) Finally kami disarankan untuk memakai asisten rumah tangga, dengan harapan supaya banyak hal positif lain yg bisa kami kembangkan dalam rumah tangga. Alhamdulillah kami dipertemukan dengan ART paruh waktu dengan pekerjaan sapu, pel, cuci , dan setrika. Untuk masak memasak, saya masih mengerjakan sendiri.. Pertama kali mbak ART dateng saya dikira anak bocah baru lulus SMA yg nikah muda, si mbaknya yg tadinya manggil saya bu astrid via telpon akhirnya berganti menjadi manggil mbak astrid aja karena katanya saya masih imut-imut.wkwkwk :D Belum sebulan sih ART ini hadir dirumah saya, tapi saya jadi merasa punya keluarga baru. Saya merasa saya punya tanggung jawab terhadap keluarganya juga. Hidup dengan orang yg (maaf) belum seberuntung kita itu ternyata mengasah kita untuk lebih peka, loyal, dan berempati. Kami sering bertukar informasi dan berbagi edukasi. Walaupun hanya berupa hal-hal kecil dalam kehidupan, tapi sudah membuka mata saya sedikit lebih lebar tentang makna bersyukur.. Malah saya berpikir, orang yang memilih menggunakan ART berati adalah orang yang 'mau berbagi lebih', 'mau berempati lebih', serta 'mau berkeluarga dengan siapa saja'. Tak jarang saya sengaja memasak banyak supaya si mbak dan keluarganya bisa mencicipi makanan yang belum atau jarang mereka makan. Bahkan saya sampai terharu ketika saya membagi masakan rendang ramadhan dari rumah kami, si mbak begitu berterimakasih :') (maklum pertama kali ramadhan sama suami, lebay kan, persiapan rendang 2,5 kilo kali tuuuh, ujung2nya masih banyak ga abis-abis sampe bosen) :p Si mbak bahkan merasa 'kok jadi mbak astrid yg masakin saya, bukannya saya yg masakin mbak astrid', tapi bagi saya jika hal semudah itu bisa membahagiakan orang lain, apa salahnya untuk dilakukan? Hidup bersama ART, bagi saya adalah hidup saling berbagi, saling memperhatikan, saling mengedukasi, dan pastinya saling bantu dalam bidang apapun. Berbagi itu selalu memancarkan efek kebahagiaan, itu yang saya rasakan! :) Bahkan bukannya jadi perempuan yang lebih manja, tapi melatih kita jadi perempuan yang lebih bertanggung jawab. Bertanggung jawab atas hak-hak orang orang lain yang mungkin disampaikan Allah melalui rejeki kita.. Segala puji bagi Allah, Happy fasting!
4 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ramadhan Day 01
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..
Mampukah jilbab mempertajam otak, mempercantik akhlak, dan menjadi peredam watak? . . Lebarnya untaian jilbab seorang wanita belum tentu menjadi simbol dalamnya ilmu dan tingginya kecerdasan… . Simetris maupun lekuk dinamis jilbab seorang wanita juga belum tentu menjadi simbol kebersahajaan… . Begitu pula warna-warni atau gelap terangnya jilbab seorang wanitapun belum tentu menjadi simbol ketulusan… . Karena sesungguhnya seorang muslimah harus sigap dan tangguh dalam beribadah, menuntut ilmu, membagi keberkahan, dan memperbaiki keikhlasan hati setiap saat secara menerus tanpa kenal lelah. . Maka fokus bergeraklah secara aktif dalam setiap aspek kebaikan mulai dari sekarang! :) . Lalu, bagaimana dengan jilbabnya? . Tidak perlu khawatir, karena cremona hadir untuk mendukung setiap jerihmu dalam balutan jilbab yang nyaman, modis, dan inshaAllah bersinergi dengan niat baik kita :) . Segala Puji Bagi Allah, Cremona
Ig: cremona.id Email: [email protected]
0 notes
astridprima-blog · 7 years
Text
Menulis untuk bersyukur
tulisan yang dapat sampai di hati pembaca adalah tulisan yang penuh dengan kejujuran, sedangkan tulisan yang dapat sampai ke lubuknya hati adalah tulisan yang penuh dengan kebersyukuran.
pertama, jujurlah dalam tulisanmu. kedua, bersyukurlah melalui tulisanmu. (via
prawitamutia)
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Ngomong-ngomong bersyukur kayanya gampang diucap dan gampang banget diketik, tapi kenyataannya, perlu ikhtiar luar biasa supaya hati bisa bener-bener ikhlas bersyukur.. #curhatmodeon
Saya memang masih anak piyik yang merangkak untuk bisa ‘berucap’ syukur, lagi, lagi dan lagi..
Butuh banyak buku inspiratif yang silih berganti dibaca (untung gramed deket dan untung ada motor di Jogja), ngaji, istighfar yang tiada henti, daaaan berdoa sebanyak-banyaknya..
Umur udah 25, tapi masih mudah banget runtuh pertahanan syukurnya. Udah sekuat tenaga membangun tower syukur, tapi kadang runtuh gitu aja sama sikap suami/keluarga. Udah dengerin ceramah youtube tiap hari tapi seketika ambyar cuma karena denger cuapan sahabat sendiri yang isinya mengeluh. Udah berusaha nerapin ceramah-ceramah tapi seketika sakit hati karena ternyata balasan orang lain ga selalu sama dengan yang dibayangkan..
Saya pikir pengalaman di dunia kerja bisa membuat saya lebih kuat ngadepin hidup kedepannya, realistis dengan semua feedback orang lain yang ga selamanya baik, strong dengan gembar-gembor kesombongan orang, atau menghargai setiap kebaikan kecil orang lain walau hanya berupa senyuman.. Ternyata, melatih hati untuk bersyukur itu harus di charge terus dan terus.. #JanganKasihKendorUntukBersyukur
Hanya untuk sekedar bilang “Terimakasih Tuhan”, tanpa memikirkan sikap orang lain yang kurang berkenan di hati, tanpa memikirkan target-target yang belum sepenuhnya terealisasi, daaan tanpa berjimanasi mengenai kesulitan apa yang akan dihadapi.. :)
Katanya syukur itu bisa menghantarkan kita kepada kebaikan, ketulusan hati, kesuksesan, dan keberkahan dunia akhirat ♥
Yuk, semangat untuk terus belajar bersyukur. Sebagai blogger pemula yang banyak terinpirasi dengan tulisan positif atau review bermanfaat dari peblogger lain, maka sayapun akan mencoba tantangan #30daysramadhanwriting.
Tumblr media
(Gambar diambil via internet)
“niatkanlah bahwa kamu memang ingin menulis dalam rangka menghidupkan hari-hari di Ramadhanmu dengan kebaikan dan tentunya juga untuk mencari perhatian Allah agar Allah meridhoi apa yang kamu tuliskan” ,  @novieocktavia
Segala Puji Bagi Allah ;)
1 note · View note
astridprima-blog · 7 years
Quote
tulisan yang dapat sampai di hati pembaca adalah tulisan yang penuh dengan kejujuran, sedangkan tulisan yang dapat sampai ke lubuknya hati adalah tulisan yang penuh dengan kebersyukuran.
pertama, jujurlah dalam tulisanmu. kedua, bersyukurlah melalui tulisanmu. (via prawitamutia)
367 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Text
Karunia dibalik setiap pekerjaan..
Maha Suci Allah, Dengan segala kuasaNya, Allah mengirim saya berada disini... Kehidupan residen yang berotasi di setiap stase (divisi) akhirnya mengantarkannya di tahap ini. Kami harus bangun lebih pagi dari biasanya dan (beliau) pulang lebih larut dari biasanya.. Menjadi seorang dokter bangsal untuk beberapa waktu kedepan.. Beliau harus tiba di rumah sakit sebelum adzan subuh, maka kami berdua harus bangun jauh sebelum adzan subuh berkumandang.. Hikmahnya? Kami diberi sarana dan kemudahan untuk sholat tahajud.. Mungkin kami akan lebih malas untuk bangun tahajud jika beliau tidak ada di posisi ini. Ya kan? Masya Allah.. Hadits riwayat Ahmad: “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi bagi mereka yang bangun di waktu fajar untuk mencari nafkah.” Begitu juga kewajiban menjaga pasien-pasien di unit gawat darurat 24 jam setiap dua hari sekali, hmm mungkin bisa menjadikan saya wanita yg lebih ikhlas dan mandiri.. Ditambah dengan tugas ilmiah yang selalu datang silih berganti demi (membantu) perkembangan kebaikan pasien, membuat saya harus mengalah dengan semua ego pribadi.. “Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim). Waktu bergulir hingga datanglah kegelapan malam, yang terlihat hanya peluh lelah.. Teringat dulu motivasi rutin ketika masih menjadi wanita karir, "kalo kamu gak lelah, berati kamu sedang tidak memperjuangkan apapun di hidupmu" Dan beberapa kegiatan ekstra, yang butuh ekstra tenaga, ekstra fokus, serta ekstra kesabaran.. “Sesungguhnya Allah mencintai seorang diantara kalian yang jika bekerja, maka ia bekerja dengan baik.” (HR Baihaqi, dinilai shahih oleh Al Albani dalam “Silsilah As Shahihah”) Jika saat ini perjuangan harus lebih keras dari biasanya, semoga Allah senantiasa mengirimkan niat yang tulus, ilmu yang tepat, dan adab yang benar.. “Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu tergantung niat. Dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari Muslim) Bersyukur terus untuk setiap kondisi yang Allah berikan, semoga sedikit demi sedikit digantikan dengan berita positif, kejadian positif, serta keberkahan dunia akhirat. Apapun pekerjaannya 💗 ---- Segala Puji Bagi Allah.. Ditulis selepas ibadah subuh, sebagai pengingat untuk terus bersyukur.. *Kutipan hadist diambil via internet, belum ada kajian pribadi mendalam lebih lanjut, mohon maaf untuk setiap kekurangannya*
2 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Quote
Sejak melihat senyummu yang merekah karenaku, cita-citaku padamu mengerucut menjadi satu; tidak ingin membuatmu menyesal memilih aku.
(via aksarannyta)
248 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Text
Membandingkan Kadar Perjuangan Seseorang
Tidak melakukan apa-apa itu juga merupakan perjuangan. Kamu nggak tahu jika seseorang sudah frustrasi ia bisa saja memilih untuk tidak melakukan apa-apa. Perjuangan orang tidak bisa kamu bandingkan dengan perjuanganmu. Medan perangnya beda coy! Kamu di lingkunganmu sedangkan orang lain yang kamu bandingkan dengan dirimu itu berada di lingkungan yang berbeda. Kamu belum tentu mampu bertahan di lingkungannya. Dan dia yang kamu pikir tidak “separah perjuanganmu dan katamu tidak melakukan hal yang berarti” belum tentu kalah berjuang di lingkunganmu.
Kamu tahu tingkat stres setiap manusia tidak bisa dipukul rata sama dengan tingkat stresmu. Kamu bisa saja lihat kecoa sudah stres tapi orang lain mungkin lihat kecoa nyantai aja sambil lesehan. Kamu mungkin bisa panik sampai jungkir balik karena nggak sengaja patahin kuku cantikmu. Dan orang lain bahkan punya jerawat di muka segudang pun dia tetap bakal nyantai aja dan ngomong di cermin kalo dia paling tamvan.
Iya, kamu nggak bisa seenak jidat merasa lebih jungkir balik sudah lelah berjuang mencapai sesuatu daripada orang itu. Kamu tahu manusia sangat pandai menipu. Bisa saja orang itu tampak santai-santai kayak di pantai ketawa-ketiwi dan leyeh-leyeh. Padahal pikirannya lagi kalut.
Bagusnya kamu simpan dan diam saja. Tak usah sok paling terpuruk paling menyedihkan. Di dunia ini di antara yang paling masih ada yang paling lainnya. Jangan mengeluh apalagi mengeluh sambil nyakitin perasaan orang lain.
Belajarlah tegar. Dan coba pikirin, apa benar yang kamu kira perjuangan yang heroik itu, udah betul namanya “perjuangan yang sudah heroik” dibanding orang lain. Kamu mungkin nggak sadar, di mata orang lain, jangan-jangan mereka pikir kamu hanya sedang bermain-main saja.
Mei 07 2017
91 notes · View notes
astridprima-blog · 7 years
Quote
Hijab is not for angels. Hijab is for flawed, beautiful humans, who are saying everyday that they are trying. And there is so much beauty in that struggle. God sees it. Never belittle any act of love and worship. It could be this act of obedience that God accepts. And it could be because of it, that God forgives your other flaws.
Yasmin Mogahed (via islamicrays)
827 notes · View notes