24/7 Dreamer... Finding pleasure with painting. This is all of my random thoughts.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Life after a Life

Kehidupan selalu bisa berubah 180 derajat dalam waktu seketika. Dan ada banyak hal yang akan diakibatkan. Dan bertahan tanpa pegangan yang erat sangat sulit bahkan nyaris mustahil. Bahkan mempertahankan kewarasan dengan tetap menjalani hidup yang baik-baik saja terasa menyakitkan.
Putus dengan pacar yang selalu diandalkan selama 1 tahun setengah dengan cara yang agak membingungkan ini seperti menghancurkan puzzle yang sudah terbentuk dan memulai dari menyusun dari awal lagi untuk membentuk bangunan yang beda. Membingungkan, tanpa arah, tapi memahami bahwa ada banyak hikmah dibaliknya.
Ada banyak hal yang saya sesalkan, salah satunya adalah rasa kecewa dan sadar yang baru muncul setelah diputuskan beberapa bulan setelahnya. Agak menyedihkan memang. Memiliki hubungan dengannya yang saya pikir adalah kehidupan baru setelah semua kesedihan akan ditinggal ayah saya. Ternyata memang salah.
Bermula dari cara dia meminta untuk kembali bersama & untuk melunasi hutang saya. Cara dia menghubungi ibu dan kakak pertama saya. Sedangkan dia memahami bahwa hubungan saya & kakak pertama agak rumit dan kurang baik. Banyak hal yang dilibatkan oleh dia hingga saya mengetahui bahwa masih ada kakak yang perduli dengan saya hingga menolong saya.
Malam-malam penuh gelisah karena harus chat bos untuk kasbon, kesedihan harus menjual laptop pembelian ibu dan ayah saya. Kemudian dengan fakta bahwa mantan yang "meminta balikan tidak lama ini" sudah memilik pacar baru. Dia yang mengatakan cinta itu bukan berarti bisa mudah berganti orang dalam waktu singkat, yang ternyata bulshit.
Akhirnya saya belajar untuk melepaskan semuanya termasuk kehidupan dengan dia. Kini pun saya tidak lagi mencari dia. Atau mencari sosia medianya, postingannya, atau apapun mengenai dia. Saya tidak lagi menyanyangkan putusnya hubungan ini saat saya sedang sedih atau kesulitan.
Saya menikmati kesendirian dan kesedihan sembari mengenang ayah saya. Berandai-andai. Andai saya kuat. Menikmati pertemanan dengan teman-teman saya di tempat kerja. Dan saat ini belajar untuk mengikhlaskan hidup ditangan-Nya.
0 notes
Text
Kisah Hidup Orang Lain
Sudah lama tidak bercerita di Tumblr dan kali ini saya ingin menceritakan hidup saya yang terlalu dahsyat perubahannya... Mendengarkan kisah hidup orang tidak selalu menjadi motivasi tetapi terkadang menjadi burnout terberat dalam hidup. Sekalipun hanya menjadi pengamat ternyata tidak semudah itu.
Awalnya Saya bekerja di PJTKI, saya banyak merasa mellow melihat berbagai perjuangan TKI menyebrangi ratusan hingga ribuan mil dengan harapan bisa merubah hidup dengan perbedaan gaji yang mencengangkan. Melihat perpisahan satu sama lain dan pertanyaan lainnya tentang "kapan saya bisa dapat majikan dan terbang seperti mereka?".
Mendekati 4 bulan saya bekerja disini saya mendengarkan banyak alasan mereka untuk pergi ke negara yang mereka pun kurang memahami bahasanya. Tetapi satu hal yang saya yakini detik ini
Tidak ada seorang pun memilih untuk pergi menempuh ribuan mil tanpa alasan besar yang menekan orang ini untuk berani. Entah dengan tujuan uang, menjauh dari orang yang memberikan luka, ataupun mengubah hidup.
Ada banyak kisah yang sudah terdengar oleh telinga ini. Hingga saya merasa sulit untuk memiliki ruang kosong untuk menyendiri dan menikmai hidup. Pergi bekerja dengan segenap tuntutan seorang pekerjaan hingga pulang letih lunglai tidak sanggup menjalani sisa waktu.
Ada kisah seorang TKW saya yang menikah dengan seseorang yang tidak bisa menghargai dia dan keluarganya. Menyalahkan dia tentang hutang akibat biaya hidup yang tidak bisa dipenuhi oleh sang suami. KDRT hingga ditinggal menikah lagi. Dan dia yang tetap setia dengan suaminya.
Atau kisah P yang mengalami kekerasan fisik dengan tunangannya sendiri hingga dia menyerah dan memutuskan untuk pergi dari tunangannya.
Ada banyak kisah yang membuat kita terenyuh. Itulah kisan jalan hidup manusia tapi ada yang pula yang menjalani proses ini dengan santainya atau bahkan menyepelekan. Sedangkan hidup di negara orang bukan hal yang bisa disepelekan.
......
Lagi saya tersadar bahwa saya harus memiliki space untuk sendiri menata hati beristirahat dari hiruk pikuk dunia ini. Saya terlalu lelah dengan semua kisah hidup orang. Termasuk kisah hidup saya sendiri
2 notes
·
View notes
Text
Reason to stay Strong #3
Remember, there's many beautifull place in movie & Korean drama that i need to visit
0 notes
Text
Apakah kamu tahu bagaimana cara menjadi wanita yang mulia?
Kemuliaan itu adalah di saat kamu tidak membuka hatimu kecuali untuk seorang laki-laki yang Allaah halalkan bagimu saja. Cinta tahu kemana harus pulang, jodoh tahu kemana harus memupuk keshalihan. Menjadi baik adalah tugas kita, mencari jodoh yang baik adalah upaya kita.
297 notes
·
View notes
Text
Wkwkwkwkwkwk
Hal yang paling membingungkan buat saya adalah respon 'wkwkwk'. Apakah itu sebuah kata atau kata lain dari tawa. Atau malah hanya sebuah sindiran.
Seringkali saya mendapati itu sebagai ungkapan miris dari lawan bicara saya. Atau bahkan sarkas ya. Terlalu sering mendapatkan ungkapan sarkas 'wkwkwk' akhirnya saya mengartikan itu sebagai sindiran dan itu adalah kata-kata dengan notasi negatif. Dan saat ini pun saya menggunakan kata 'wkwkwkw' sebagai ungkapan miris.
Di otak saya pun terpatri ungkapan 'wkwkwk' setiap kali merasa miris. Sudah seperti ada tulisan 'wkwkwk' di jidat saya wkwkwk...
Saya rasa masih ada banyak kata yang bisa digunakan untuk ungkapan tawa, sedih, kesal, jengkel atau apapun selain wkwkwk atau ckckck yang sangat ambigu itu
Ketika saya mendengar cerita ibu bahwa mantan chat ibu untuk menjelaskan kondisi hubungan saat ini dan permasalahan hutang. Yang terpatri di otak saya pertama kali adalah "wkwkwkwk"
Mengesalkan rasanya saat sudah terpatri "wkwkwk" di otak ini
Btw, ini saya tulis saat mendengar kisah percintaan ibu saya
0 notes
Text
Another Breakup
Hai.. I back with my breakup story again. I feel so hard to keep up my mind so I will make some writing about it as always…
Rasanya sulit untuk putus kembali dengan orang yang bukan hanya pacar tetapi juga sahabat baik. Dan partner in crime.... Proses melupakannya panjang dan sulit. Berungkali ingin menghubungi dia tetapi rasa takut itu lebih mengusai, teringat alasan perpisahan.
Satu hal saat ini bisa diterima hanyalah "mungkin semesta sudah tidak mendukung".... Rasa asing dan sendiri begitu kuat mengakar di pikiran. Tidak ada teman berbincang ataupun sambat lagi. Tidak ada yanng setiap kali akan saya WA untuk memberi kabar atau bercerita. Yang biasanya ada banyak selfie di galeri saat ini kosong, hanya terisini berbagai foto terkait pekerjaan.
Kondisi yang serba tidak enak ini membuat saya keluar dari zona nyaman. Yang sebelumnya selalu ada dia yang diandalkan. Ada dia yang bisa diajak tukar pikiran bahkan membantu menyelesaikan permasalahan. Ada dia yang bisa menjadi sandaran saya saat sulit. Ketiadaan ini ternyata mendewasakan saya....
Saya jadi lebih berhati-hati dalam bertindak untuk meminimalisir kemungkinan ada masalah yang mungkin tidak akan bisa saya selesaikan. Saya meraasa harus emosi saya harus terkontrol agar tidak menyusahkan saya dikemudian hari. Menahan tangisan setia kali kesal atau kesulitan....
Lelah sehabis bekerja yang tidak bisa saya bagikan kesiapapun lagi...
Minggu pertama yang saya lalui ini terasa menyedihkan dan sulit tetapi ini jalan yang harus saya terima... Ingin mengingkarinya tapi yah saya tidak bisa meminta dia untuk menerima saya dan kondisi saya lagi. Saya anggap ini jalan saya untuk menjadi lebih dewasa dan menerima kondisi tanpa banyak mengeluh...
Putus dari orang yang pasangan bukan hal yang kita perkirakan sejak awal kami menjalin hubungan tapi ada banyak hal yang akhirnya kita sadari bahwa ada hal yang harus diperbaiki dalam diri kita...
0 notes
Text
Ada beberapa hal yang agak membuat tercengang.... Saat perempuan lain cenderung mengekang bahkan menahan ATM pacarnya. Saya adalah sosok yang sangat percaya terhadap dia. Apapun yang dia katakan pasti saya percaya....
Saya tidak pernah mempermasalahkan apapun aspek dalam hidup dia. Dan sebaliknya, dia adalah sosok yang kurang cocok dengan beberapa aspek dalam hidup saya...
Dari semua ungkapan itu ternyata ada hal fatal yang saya lakukan... Ini bermula dari reels yang saya temukan. "Hubungan tidak akan jalan dengan baik apabila kita menolak perasaan dari pasangan dan cenderung memperdebatkannya"...
Saya menyadari kesalahan fatal saya. Seringkali saat dia mengeluh mengenai diri saya, hal utama yang akan saya lakukan adalah mendebat dengan memberikan bukti bahwa saya tidak seperti yang dia katakan. Saya lupa, apa yang pas bagi saya belum tentu pas bagi dia. Seperti referensi makanan setiap orang yang berbeda-beda....
Ini titik dimana saya menyadari kesalahan saya. Dan saya minta maaf akan hal ini. Saya berusaha mengikhlaskan dia dengan hidupnya... Untuk mencapai versi terbaik dari dia dan mendapatkan pasangan yang jauh lebih baik dari saya... Pasangan yang bisa memberikan apa yang tidak bisa saya dan hubungan ini berikan untuk dia.
Bahagia selalu ya kamu!!
0 notes
Text
6 Bulan
Haiii... Ini adalah cerita mengenai keadaan yang harus saya hadapi saat ini dan di kemudian hari....
Saya adalah seorang anak yang menutup hari dengan telepon dari ibu dan ayahnya. Setiap malam saya akan menelepon atau menerima telepon dari orang tua saya untuk membicarakan apapun itu. Baik apa yang saya alami seharian itu atau cerita lainnya.... Hal ter-random pun akan saya ceritakan kepada meraka.
Hingga ayah saya meninggal di awal Maret 2023, tepatnya minggu pertama saya magang disalah satu Bank BUMN. Ternyata subuh itu adalah detik terakhir beliau mengantarkan kepergian saya ke kota tempat saya belajar dan bekerja. Kesempatan terakhir saya untuk merasa diantarkan oleh ayah saya....
Awal kepergian beliau yang saya rasakan adalah kosong. Apapun yang saya lakukan itu hanyalah rutinitas yang harsu saya lakukan. Saya tidak lagi merasa hidup. Dengan masa depan yang masih abu-abu, permasalahan di keluarga yang hadir satu-persatu, hingga tempat saya magang yang kurang membuat saya merasa nyaman.
Saya tidak lagi merasa sedih tetepi hanya hampa yang ada dalam hidup saya. Tidak terasa saya sering menarik diri dari lingkungan sekitar. Mengurangi interaksi berlebih dengan orang lain, lebih memilih memendam apa yang saya rasakan. Saya merasa lelah setiap waktu.
Tidak terhitung berapa banyak saya menangis tanpa sadar diatas motor saya dan ditengah hiruk pikuk kemacetan kota. Bukan karena sedih atau kelelahan, tetapi karena sepi yang saya rasakan. Kosan yang sebelumnya saya huni bertiga dengan teman, tertinggal saya sendiri.
Telepon setiap malam dari ibu dan ayah saya yang selalu jadi rutinitas itupun menghilang. Hingga tiba di masa akhir kotrak magang saya, ternyata sudah 6 bulan saya hidup tanpa telepon dari orang tua saya. Sudah 6 bulan saya tidak mendengar pertanyaan dari ayah saya terkait pekerjaan saya dikantor. 6 bulan berlalu tanpa da pertanyaan dari ayah apakah saya sudah makan.
Ibu saya pun jarang menelpon, mungkin belaiu takut untuk selalu teringat ayah saya.
Saya berada dititik yang rindu akan rumah dengan keberadaan ayah saya. Tidak adalagi sosok yang menanti kepulangan saya dengan berbagai lauk makan malam...
Sesuatu yang hilang dan tidak akan pernah saya dapatkan lagi dari sosok ayah saya.
Kehilangan tidak pernah mudah untuk dilalui. Tetapi saya teringat ada satu keinginan ayah saya yang tidak bisa di ayah saya dapatkan. Ayah saya adalah orang yang sangat ingin mengantarkan saya hingga wisuda, yang sayangnya tidak pernah bisa beliau lakukan dikarenakan harus menghadap Sang Malik tepat 19 hari stelah ujian komprehensif saya...
Saya yakin kehilangan demi kehilangan yang saya alami di tahun ini akan menguatkan pundak kita...
1 note
·
View note
Text
My Hope for Future
Its not about my entire future life but especially for my romantic life. I and my ex decide together (again) wkwkwkw. So he want me to write some hope for future.
Setelah saya renungkan ternyata kehidupan saya satu tahun bersama mantan adalah salah satu moment yang membahagiakan dan ada banyak hal yang belum tentu bisa saya jalani apabila bersama orang lain, karena tidak semua orang mau untuk menjalani hal yang baru dan diluar dari kebiasaannya. Dan tidak semua orang ingin berkompromi.
Ada beberapa hal yang saya harapkan untuk kedepannya.
Menjadi sosok yang lebih dewasa terutama saat menghadapi permasalahan. Dibanding memilih putus, kami lebih memilih untuk mengambil waktu untuk mendinginkan kepala dan berbincang dengan hari yang lapang setelahnya
Selalu berprogress. Sebagai sesama pencinta belajar, saya terus mengharapkan bahwa kami akan terus berprogress tidak hanya terlena dengan apa yang ada saat ini.
Bisa terus menjalani hari-hari dengan baik seperti sebelumnya. Dan menjalani aktivitas seperti yang sudah-sudah. Seperti sharing mengenai apapun, bertukar pikiran, dan membahas lebih banyak buku.
Camping/naik gunung
Bisa travelling ke seluruh tempat yang kami inginkan
Bersama-sama terus hingga waktu yang tidak ditentukan
Sangat simpel bukan? Tetapi untuk merealisasikannya tentu saja tidak mudah dan butuh keinginan serta usaha dari kami. Stay tuned for our next sweet story
4 notes
·
View notes
Text
My First Ex (Boyfriend)
Ini hanya kicauan untuk menenangkan hati dan pikiran saya aja. Boleh dibaca jika penasaran dan skip jika cukup mengganggu.
Saya pernah beberapa kali dekat dengan teman pria bahkan ada teman dekat saya yang dekat sejak SD hingga SMA (yeps puberty life). Ada juga beberapa teman dekat pria yang saya miliki karena penasaran, lingkungan teman kuliah saya banyak yang pacaran dan akhirnya penasaran. Masa galau tidak kunjung memiliki pacar hingga akhirnya memahami value diri saya salah satunya mengenai pasangan yang cocok dengan kepribadian saya.
Saya sudah melalui fase tidak percaya diri, overthinking, hingga menjadi sosok yang percaya bahwa saya berhak untuk merasa dicintai. Pasangan hanya masalah waktu. Di titik itu saya berbincang lagi dengan Dia.
Dia adalah teman kuliah saya yang sangat sering berbincang hingga kami tidak sadar bahwa waktu sudah menunjukkan tengah malam. Apapun kami bahas, baik buku yang kami baca, politik, perekonomian, hingga trending topik di twitter.
Saya ingin menceritakan mengenai hal-hal yang sudah kami jalani hingga hampir 1 tahun bersama karena menurut saya ini adalah hal-hal tidak saya duga akan saya jalani bersama dia. Apalagi mengingat kepribadian dia yang serius itu.
Thesis Date Sebagai sesama mahasiswa akhir, kami hampir setiap hari mengerjakan skripsi bersama. Lebih tepatnya, Dia yang membantu saya mengolah data, mengecek revisian, mengurus syarat seminar, hingga menemani saya menunggu dosen pembimbing seharian. Kami belajar diberbagai tempat yang mendukung, dari perpustakaan hingga coffe shop. Hingga begadang sampai tengah malam.
Ikut Lomba Bareng Ini pengalaman yang membuat masa perkuliahan saya yang lebih dari 4 tahun itu menorehkan prestasi di masa terakhir. Saat itu saya magang disalah satu BUMN dan kebetulan perusahaan pusat mengadakan lomba yang mana setiap cabang diminta untuk mencari 1 peserta. Akhirnya saya yang ditunjuk. Dia dengan enjoynya bilang, "Tenang aja kita tunjukin ke kacab lu". Akhirnya dia yang buat paper-nya full dan kami lolos hingga 10 besar. Dan presentasi ke Jakarta dihadapan direktur utama perusahaan tersebut.
Book Date Sebagai sesama pencinta buku dan banyak menghabiskan baca buku kami sering berbagi insight tentang buku yang kami baca. Ohiya, Dia juga pernah menemani saya pergi ke BBW (saat kami lomba di Jakarta) untuk memenuhi hasrat belanja buku saya. Atau pergi ke gramed untuk melihat-lihat dan membeli buku bersama. Pergi ke perpus atau coffee shop untuk menghabiskan waktu membaca buku.
Hunting Sunset Kami pergi ke pantai untuk melihat sunset sayangnya hujan dan tidak ada sunset. Tapi kami enjoy saat itu. Hingga pergi ke salah satu tempat wisata perbukitan, deep talk, dan akhirnya liat sunset bareng sambil makan nasi goreng.
Belanja ke pasar tradisional hingga supermarket Ada saat saya ingin masak jadi Dia menemani saya untuk berbelanja bahan masakan. Terkadang di supermarket langganan saya, tetapi tidak jarang juga di pasar tradisional.
Jogging Untuk meningkatkan hasrat hidup sehat terkadang kami pergi jogging bareng. Baik ke tempat yang sedang hype hingga dia ikut saya berjalan kaki hingga 7 km lebih wkwkwkwk
Naik angkutan umum Saat kami lomba ke jakarta, untuk ke BBW kami memutuskan untuk naik KRL hingga jalan kaki. Rasanya sangat excited, ke tempat asing dengan seseorang yang berharga.
Painting date Seringkali kami mencari hal baru untuk dilakukan, dikarenakan saya suka melukis dan memiliki beberapa alat untuk melukis akhirnya kami mencoba untuk painting date ala-alaa. Duduk dibawah pohon, melukis sambil ngemil bareng.
Tetapi ada beberapa hal yang ingin kami lakukan hingga kini tapi ternyata tidak bisa terealisasi…
Ngecamp atau naik gunung Selain karena kami memiliki keterbatasan waktu, terkadang kami juga keterbatasan uang wkwkwkwk. Padahal saya sudah beli sendal gunung.
Travelling keliling provinsi
Berkunjung kerumahnya
Saya tidak menyesali pernah menjalani waktu bersama dia nyaris 1 tahun, tetapi saya juga menyadari bahwa kami membutuhkan kedewasaan yang lebih untuk menjalani hubungan yang lebih dalam.
0 notes
Text
Seberapa penting keluarga? Pertanyaan yang masih jadi pertanyaan. Jawabannya masih saya cari hingga detik ini.
Menghadapi kenyataan bahwa keluarga saya bukan keluarga yang baik dan bisa memberi rumah untuk setiap anggotanya, saya agak meragukan prioritas saudara-saudara saya akan ikatan keluarga dihadapan mereka. Setiap orang yang hanya memikirkan prinsip mereka dan mementingkan ego dan nafsu amarahnya masing-masing.
Saya masih bingung, kenapa laki-laki begitu emosi selalu mementingkan adu otot? Hanya untuk menunjukkan kekuatannya kah? Saya adalah orang yang memiliki pendapat bahwa, apapun alasannya "main pukul" haram hukumnya. Apapun kebenaran yang ingin disampaikan tapi jika berujung main pukul itu tidak bisa saya benarkan.
Saya di titik ingin menyerah menghadapi permasalahan dirumah. Tapi berujung tidak tau lagi gimana caranya menyerah. Kabur pun tidak bisa, saya belum memiliki pekerjaan bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup saya pun saya kesulitan apalagi untuk pindah ke suatu kota.
Untuk bercerita saja saya sudah bingung harus menceritakan apa dan mulai darimana. Untuk pulang kerumah pun saya bingung bagaimana menghadapinya. Enggan untuk menghadapi kondisi yang ada. Saya hanya ingin menjadi debu yang ditiiup angin lalu hilang.
Hal terjahat yang terpikirkan oleh saya adalah menyalahkan ayah saya. Kenapa beliau pergi meninggalkan semua kekacauan ini? Kenapa beliau gagal mendidik anaknya untuk menahan emosi? Kenapa beliau selalu main pukul saat emosi yang akhirnya menjadi contoh untuk anak-anaknya.
Ada yang menyatakan bahwa darah lebih kental dibandingkan air. Dan saya hanya bisa mengiyakan, walaupun ikatan persaudaraan itu lebih tipis daripada tisu sekalipun. Tetapi seberapa kuat kamu tutup mata dan tutup telinga, kamu akan tetap terpengaruh dengan perilaku keluargamu
1 note
·
View note
Text
Sayang juga tidak Cukup
Pernah dengar kata-kata seperti ini, "yang sebenarnya butuh itu bukan kucing tapi manusia". Saya membenarkan kata-kata itu... Yang butuh ditemani untuk menghilangkan sesaknya rasa sepi itu manusia....
Saya baru saja kehilangan 3 makhluk manis di bawah ini... Penyebab pastinya saya kurang tahu dikarenakan telat penanganan. Semenjak ayah meninggal dan ibu sibuk kerja menggantikan sosok ayah, trio OEO jarang dimanja. Hanya dikasih makan tepat waktu dan main sama adek atau ibu di malam hari. Beberapa hari sebelum Idul Fitri 1444 H, entis (oranye) berburu tikus dan di berniat di makan bareng berdua sama Ola (abu putih). Tapi ketahuan dan si tikus pun di buang. Kondisi pada saat itu si Oliv (calico) sedang sakit. Oliv selalu sakit setiap kali ibu sakit.
4 hari kemudian, si entis sakit. Badannya panas dan tidak mau makan. Kemudian diikuti Ola. Mereka berdua ini pun sering muntah-muntah. Kami berusaha mencari dokter hewan di beberapa klinik, sayangnya belum ada yang buka. Kami memang tinggal di kota kecil sehingga dokter hewan yang kami temui pun sedang mudik. Dokter hewan yang buka baru ada tanggal 27 April. Sedangkan saat itu kondisi entis dan ola sudah sangat parah (23 April). Kami berusaha tetap memberikan mereka makan, susu, dan vitamin kucing walaupun harus dipaksa. Hingga malam itu saya berkeliling mencari entis tapi dia tidak tau bersembunyi dimana, paginya kami menemukan entis meninggal (24 April). Kami langsung memisahkan Oliv dan Ola.
Hari itu Ola setelah ditinggal entis selalu muntah. Kami coba berikan air kelapa. Yang hanya diminum sedikit dan dimuntahkan lagi. Saat saya mengatakan pada Ola dan Oliv bahwa kami menyanyangi mereka dan berharap mereka masih bisa menemani kami hingga waktu yang tidak ditentukan, Ola hanya memandangi wajah saya dangan tubuh lemasnya. Tatapannya masih saya ingat hingga sekarang. Mungkin dia mengungkapkan rasa sayangnya karena sudah di adopt dan sering dimandiin (mungkin ya wkwkwk). Beberapa jam kemudian, Ola menyusul entis.
Keesokan harinya saya harus pergi ke kota lain untuk bekerja. Kondisi oliv sudah sangat lemas dan tidak mau makan minum. Saat saya pamiti dia terlihat sangat kesal. Mungkin dia sedih karena saudaranya sudah tidak ada dan dia saya tinggal bersama adik-adik saya. Tetapi kondisinya sangat tidak memungkinkan unttul membawa dia perjalanan jauh. Di tanggal 27 April itu saya mengkonfirmasi kehadiran dokternya di klinik. Dan sebelum klinik buka, Oliv menghembuskan napas terakhirnya....
Saya merasakan ada penyesalan mendalam dikarenakan merasa bahwa kurang maksimal dalam mengobati mereka walaupun keadaannya kami kesulitan akses untuk menemui dokter hewan. Tetapi rasanya sayang saya ke mereka saja tidak membuat mereka bisa bertahan.
Ketika kucing pacar saya sakit dan terlihat lemas saya merasa de javu. Kami baru mengantarkan boby di hari kedua saat dia lemas dan sudah mengeluarkan air liur dan darah. Kami mengantarkan dia berobat selepas saya magang itupun nyasar 8 KM. Saya hanya ingin memberikan sebaik yang bisa kami beri kepada boby
3 notes
·
View notes
Text
Pesan untuk Ayah
Hai ayah, apa kabar? Ayah udah sehat ya disana....
Ayah, terima kasih ya udah membesarkan anakmu ini dengan baik dan alhamdulillah berkecukupan walaupun engga mewah. Dan maaf, mba belum bisa membanggakan ayah dan mengangkat derajatmu yah... Tapi doakan saja apapun langkah yang mba tapaki semoga itu mengandung kebaikan buat ibu dan ayah.
Ditinggal ayah, ternyata sesakit ini. Awalnya mba berpikir kalo saat pemakaman ayah, semua badan ini terasa sakit itu udah titik paling sakit. Ternyata salah. Saat paling menyakitkan itu, saat mba mulai nyerah untuk bertahan hidup...
Ternyata untuk nulis tentang ayah harus berhenti sampai 40 hari dan ga sanggup mba lanjutin lagi. Nanti kita lanjutin di lain waktu ya yahh
0 notes
Text
Apa yang kita sarankan kepada orang lain belum tentu bermanfaat dan justru malah menyakitkan orang lain
1 note
·
View note
Text
New Soul
Let's read my story about my life nowadays....
Many things happen. I know new things about my life. Like lack of my life, bad habbit, or good things of me. Let me tell you yah!
Efek dari magang sebelumnya adalah membuat diri terbiasa dengan penghasilan sendiri. Yang apa-apa udah biasa bayar sendiri dan canggung untuk minta ke orang tua. Rasanya untuk tidak memiliki penghasilan itu cukup berat yah. Tapi mengingat lagi harus menyelesaikan kuliah, aku pikir it's okay...
Sembari fokus menyelesaikan kuliah, aku juga mulai mengeksplor kesempatan pekerjaan untuk mengetahui mana yang sesuai dengan diri saya personal.
Saya berpikir untuk menekuni hobi menulis saya tetapi oh ternyata, bayaran sebuah freelance content writer ternyata tidak cukup bagi saya sekedar membeli kuota tidak sebanding dengan tekanan yang diberikan pada saat itu. Untuk mendapatkan gaji content writer yang layak harus diimbangi dengan skill yang memadai dan kepiawaian untuk menarik traffic. Sesuatu yang masih harus saya asah dan pelajari lebih dalam lagi.
Saya mengetahui banyak hal nyata setelah mendalami content writer. Uang akan membungkam kebenaran. Banyak insiden terjadi dalam satu harinya. Bumbu kata-kata gosip alias click bait akan lebih menarik perhatian. Menjadi berkelas di suatu ranah pekerjaan itu sebanding dengan skill dan usaha yang dikerahkan selama ini wkwkwk....
Saya juga mendaftar menjadi salah satau freelance brand advisor sebuah produk kecantikan pesohor negeri. Saya tercengang melihat dunia kerja secara dekat. Banyak staff-nya yang merasa melakukan pekerjaan dengan job desc dan jam kerja seperti itu sesuai dengan insentif yang mereka dapatkan. Yang mana menurut saya, kurang sesuai. Tetapi banyak diantara kita yang tidak memiliki pilihan untuk memilih suatu pekerjaan bukan dikarenakan latar belakang pendidikan dan kondisi perut yang selalu menuntut untuk diisi.
Menjadi brand advisor tidak semudah yang dipikir orang-orang awam seperti saya. Kepercayaan diri untuk berbincang dengan orang asing. Memahami orang lain sepintas mata. Menarik perhatian dan meng-influence seseorang untuk membeli product kita. Bahkan beradaptasi dengan lingkungan toko, pekerja toko yang lain, dan tetap sabar wkwkwkwk.... Ini bukan hal mudah loh.
Aku pernah tugas disalah satu toko yang PJ tokonya sangat strict. Bahkan setiap hal yang aku lakukan itu selalu dikomentari dia. Contoh nih, "kalo ada customer gausah gupek", "diambilin loh mba barangnya gausah suruh pelanggannya ke samping", "Kamu itu orang ****** bukansih mba ?", "jangan tarok barang diatas meja cukup kasih yang dia mau aja"...
Aku yang awalnya merasa bahwa magang sebelumnya sudah cukup menjadi bekal untuk memasuki dunia kerja ternyata salah besar. Haha Xd. Adaptif itu tidak mudah ya ternyata. Pelajarannya adalah kita harus bisa memahami lingkungan kerja kita dengan cepat dan jangan cepat puas dengan kinerja kita. Mudah ngomongnya sekarang, padahal sebelumnya aku sampai maag kerja disitu. wkwkwkwk
Sembari menjalani kehidupan saat ini dan berusaha untuk selalu bertumbuh, aku juga lagi membangun passive income dengan beberapa hal. Seperti take photo untuk dijual di beberapa platform jualan foto, belajar menggunakan beberapa aplikasi design untuk menjual template, dan aku meyakini hal ini akan bisa membentuk aku menjadi pribadi yang lebih baik.
Saat ujian komprehensif pun aku mengakui bahwa persiapan aku untuk belajar materi perkuliahan itu kurang maksimal dan kurang fokus. Pada saat aku menjawab pertanyaan dosenku pun berujung ragu-ragu hingga akhirnya banyak diberi pertanyaan menjebak. Dan mereka memberi beberapa pesan. Pertama, jangan pernah menjadi sombong. Kedua, harus selalu siap menghadapi ujian hidup. Ketiga, selalu belajar...
Sudah fitrahnya kita sebagai manusia untuk selalu belajar. Kejadian buruk bukan berarti bahwa kita boleh mengumpat keadaan atau penyebab masalah. Yang harusnya menjadi fokus kita adalah problem solving permasalahannya dan value yang bisa kita dapatkan. Setiap permasalahan, akan ada minimal satu value yang kita peroleh, atau evaluasi diri dari apa yang sudah ada dalam diri kita. Hal ini yang akan selalu memperbarui jiwa kita...
Kehidupan yang nyaman itu perspektif. Mampu membayar uang kos dan uang makan, itu nyaman. Memiliki pekerjaan dan mendapat gaji setiap bulannya, itu nyaman. Masih diberi kesempatan bersama orang tersayang, itu nyaman. Untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan nyaman, terkadang kita hanya perlu membuat perspektif kita menjadi sederhana.
1 note
·
View note
Text
Bye 2022... Welcome January!
Hi, everyone? How are you? I hope God always bless you...
We passed 2022, finally after struggled with all conditions that make us down. And here we are, another day to fight again!!
Kita selalu memiliki goals baik jangka panjang atau goals jangka pendek untuk mempermudah kita memperoleh goals jangka panjang itu kan. Akhir tahun kita akan selalu merefleksi apa saja goals yang sudah tercapai atau mungkin achievement yang tiba-tiba kita peroleh. Dan dilanjutkan dengan berbagai goals untuk tahun selanjutnya.
Saya teringat salah satu idol Chinese yang mengatakan awal tahun selalu dimulai dengan optimisme memperoleh berbagai goals dan semangat yang menggebu-gebu. Lalu dipertengahan hingga akhir, kita akan merasa kelelahan dan ingin cepat tahun ini berlalu. Hal ini akan selalu berulang. Haha xd. Rasanya apa yang diucapkan idol ini benar.... Tapi kita harus selalu mengawali tahun dengan semangat baru.
Setiap hari akan selalu ada rintangan yang harus kita hadapi. Tetapi semangat untuk terus melakukannya tidak boleh pudar....
Lelah? Melewati hari-hari selama 2022 berat ya?
Istirahat sebentar boleh. Tidur yang cukup dan minum air putih yang cukup. Tarik napas dalam-dalam. Atur langkah ulang dan hadapi hari kedepannya.
Semua orang berhak merasa lelah. Tapi bukan untuk menyerah. Reka ulang kejadian apa saya yang sudah kamu lewati di tahun kemarin. Rintangan-rintangan apa saja yang sudah kamu lewati. Itu juga sebuat pencapaian loh...
Dear myself
Tahun 2022 kamu sudah banyak melewati hal yang berat dan juga melelahkan. Melewati hambatan demi hambatan dalam dunia perskripsian. Revisi, dosen yang tersinggung, data penelitian yang rumit dalam pencariannya, hingga olah data yang tidak kunjung berhasil. Drama dunia magang. Pressure atasan. Pekerjaan yang tiada henti. Hingga mencoba berusaha lagi dalam dunia skripsi. Kesulitan menghadapi dosen. Jadwal seminar yang mundur. Hingga mengejar waktu untuk menghadapi ujian kompre sebelum membayar UKT lagi...... Lelah ya? It's okay. Itu normal.
Ada banyak ilmu baru yang kamu juga peroleh. Menggunakan eviews, memahami laporan keuangan, menulis sesuai dengan SEO, penyusunan berkas santunan, menghadapi orang dengan berbagai latar belakang sekalipun itu kepala cabang, mengelola emosi tetap stabil di berbagai kondisi, tetap fokus dalam kondisi apapun. Kamu hebat kan?!
Ada banyak pencapaian yang berhasil kamu peroleh di tahun 2022. Menemukan orang yang tepat menjadi partner kamu. Mendapatkan kesempatan untuk magang dan menyelesaikannya dengan baik. Mengikuti perlombaan hingga tingkat nasional dan diakhiri dengan berbagai pengalaman baru. Mendapatkan pekerjaan sebagai content writer di media online... Banyak kan? Ayo syukuri..
Tidak ada salahnya mengambil hari libur satu hari dengan tenang kok untuk re-charge energi kembali...
0 notes
Text
Ability or Privilige ?
Apa yang saya miliki saat ini sebagian besar adalah hal yang diberikan oleh orang tua saya. Tetapi bukan berarti tidak ada peran saya di dalam itu, termasuk pencapaian saya saat ini. Termasuk dengan hobi saya saat ini lakukan. Banyak hal yang terlihat baik-baik saja disampulnya. Tetapi banyak hal yang tidak terlihat dan tidak orang lain. Cerita di backstage tidak pernah sesederhana dengan apa yang diceritakan masa sekarang. Ada hari-hari yang serasa tidak memiliki akhir, dan tanpa sinar matahari.
Dari hal sepele, seperti nilai rapor. Mempertahankan nilai tanpa turun selama bertahun-tahun itu membutuhkan kerja keras berhari-hari dan keseriusan. Hingga drama izin kuliah yang nyaris tidak keluar. Kondisi keuangan terpuruk dan permasalahan diantara orang tua. Bahkan ketika kesehatan yang memburuk, ada ketakutan bahwa saya tidak bisa melihat ayah saya sehat kembali.
Ada air mata dan keluh kesah bertahun-tahun yang jika sekarang diceritakan hanya membutuhkan 1 menit untuk menyelesaikannya. Setiap orang memiliki kendalanya masing-masing. Kadar kesulitannya hanya yang mengalami yang tahu.
Memilih jurusan kuliah pun tidak pernah mudah. Selain kurang memahami jurusan yang tepat tapi juga saran orang-orang disekitar. Mengenai pekerjaan yang sangat dibutuhkan dan lain seterusnya.
Setelahnya juga tidak mudah untuk dilewati bagi saya. Bermula hidup sendiri, di lingkungan pertemanan yang kurang suportif, teman-teman dekat yang memiliki kesibukan masing-masing. Belajar memahami langkah ke depannya. Hingga berusaha melawan kekurangan sendiri. It's never be easy.
Mungkin orang lain berpikir bahwa saya mendramatisir atau meromantisasi keadaan saya. Dan permasalahansaya bukan masalah krusial "perut saya harus diisi apa", tetapi itulah kesulitan yang saya alami. Sekali pun, kita bertukar nasib pun belum tentu Anda mampu melewati permasalahan saya dengan baik. Begitu pun saya, semuanya punya porsinya masing-masing. Keadilan selalu memiliki makna yang luas bukan ?!
Ada banyak kesulitan yang tidak terucap bukan berarti itu bukan hal yang menyulitkan tapi ada banyak kesulitan-kesulitan lain yang saya alami.
Termasuk menjalani hobi yang saya sukai saat ini. Bukan berarti tanpa pengorbanan. Orang tua saya tidak pernah melarang tapi bukan pula mendukung. Cenderung membiarkan.
Hobi yang saya jalani saat ini ibarat oase ditengah gurun. Tempat yang teduh dan menenangkan. Yang awalnya sebagai bentuk pelarian hingga menjadi hal yang saya bisa. Saya tidak bisa melakukan banyak hal. Hard skill saya tidak banyak dan cenderung biasa-biasa saja. Kemampuan saya saat ini ya berkaitan dengan hobi saya.
Ingin rasanya menjadikan hobi sebagai salah satu pekerjaan saya kedepannya. Tetapi rasanya itu perjalanan yang panjang karena saya membutuhkan banyak persiapan, seperti keuangan yang sudah mapan dan lain sebagainya. Tetapi saya yakin saya bisa mencapai titik itu karena ada beberapa hal yang awalnya saya mengira bahwa itu batasan tetapi ternyata saya bisa melakukannya dengan baik.
Mungkin akan ada yang mengatakan saya utopis, atau terlalu mendambakan kesempurnaan atau apapun itu. Tetapi ini lah cara saya hidup dan berbahagia dengan hidup saya. Mencoba mencapai impian saya (yang terdengar terlalu indah itu), satu persatu. Persentase keberhasilannya kecil tapi saya menikmati prosesnya dan di titik inilah saya merasa hidup.
Setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam menjalani hidup. Tidak perlu kita menyamakan kacamata untuk melihat kehidupan satu sama lain bukan.
0 notes