binarrn

[binarrn]

manusia memang bukan Tuhan yang bisa dengan mudah untuk memaafkan, manusia perlu berlajar untuk tulus dan ridho dalam memaafkan. kiranya semua hal baik akan barbalik, mungkin ini yang sedang kuusahakan. memaafkan.

[binarrn]

ketika hari - hari hanya untuk menanti penyembuhan akan semua luka yang sudah terlanjur mengaga. mereka tidak akan sembuh dengan sendirinya. mereka harus dirawat. mereka harus dijaga. pula mereka harus bisa memaafkannya, tanpa harus orang lain mengutarakan maaf padanya. luka itu disemai, ternyata..

[binarrn]

aku tau, bagaimana beratnya menyembuhkan luka terhadap perlakuan orang yang hingga kini masih susah termaafkan. aku tau dia masih selalu menyirami lukamu itu. barangkali tingkat tertinggi dari membalaskan semua perilakunya adalah dengan cara memaafkan dan menyerahkan kepada Tuhan. dengan senang hati akan kulakukan.

[binarrn]

ternyata binar pula lah yang menemani hari - hari sebelum matahari terbenam

[binarrn]

perlahan mulai meminta maaf pada diri sendiri, berterima kasih pada diri sendiri lalu mengapresiasi diri sendiri. sejauh ini, diri ini masih berdiri. berterima kasih sudah sampai pada titik ini, menguatkan, memaafkan dan menerima. perlahan tenang akan datang. meski tidak pernah terucap permintaan maaf dari siapapun yang pernah melukai diri, aku memaafkannya. sekali lagi aku memaafkannya. terimakasih diri sendiri.

[binarrn]

pada malam

ketika benar - benar tiba malam, banyak yang semakin jelas. semua keragu - raguan yang pada siang memudar ia memperjelas hadirnya saat malam. buih kekecewaan yang tadinya tak terasa, kian runcing menembus raga saat malam. ketiadaan yang tak pernah ditunggu akhirnya memuncak, hingga hilang semua harap.

-binarrn

[binarrn]

benarkah masih ada sisa - sisa langit jingga untukku nanti sore?

binarrn

[binarrn]

saat - saat dimana malam begitu menyesakkan. lalu diseret pada banyak kenangan - kenangan untuk kembali. tak lagi mendamba langit jingga sore - sore, ia tak mampu. tak mampu untuk mengucapkan selamat malam. berpamitan, lalu kembali sesak oleh pekatnya malam.

[binarrn]

aku kala itu menderu, berlari pada salah satu sudut dimana senja terlihat sangat menawan. ketika tiba, senja hilang. temaram mampir sebelum akhirnya langit petang memulai tugasnya. lalu diam, aku merelakan diriku didekap lagi oleh langit petang. menghabiskan semalaman dengan sayu - sayu desiran angin yang selalu hadir, terkadang beberapa bintang terlihat jelas. bulan malam ini malu - malu, ditutupi awan yang tak kunjung menjauhi dirinya dari singgasana bulan. kadang malam sangat kunikmati, tapi beberapa hari sebelum hari ini tak sama. bagiku mencekam, aku didekap terlalu erat. sedikit sesak, lebih cepat kurahapkan pagi. teriknya menyengat, namun aku aman. tak perlu merasa sesak sendirian, tak perlu dibungkam oleh sunyi berlarut - larut.

aku kini tak pernah lagi lari menuju langit senja. aku diam.

langit petang terlalu arogan menyeretku dari menawannya jingga senja. aku tak mau terlalu lama didekap petang. namun tetap, aku rindu langit jingga

[binarrn]

meramu rindu. membagi jingga, lalu kembali bersama

[binarrn]

ada yang terhalang sunyi malam, padahal mentari sedang terik - teriknya. mencoba berhenti padahal hilir masih jauh dari jangkauan. ternyata ia sadar, ia lebih baik diam. tanpa harus berburu hilir.

tepat di awal juli

[binarrn]

sayu, abu - abu. matahari pagi tak mengusir dingin malam, temaram tak nampak. sunyi yang memutuskan untuk menetap lebih lama

[binarrn]

tergambar bahagia di ufuk timur pagi itu, saat matahari pagi mulai menegaskan keberadaannya. aku terdiam. menawan. ia terlalu menawan. membelah deruan kabut, menyelipkan hangatnya sinar yang perlahan - lahan mengusir dingin sisa malam. ia dekat dari jangkauan mataku, namun tidak untuk dimiliki. kali ini aku benar - benar takut menyambut temaram di langit jingga, mereka menyeret malam datang. lalu dipaksa berpisah. aku mengalah. beberapa hari sebelum juni berakhir

[binarrn]

ada yang menambahkan beberapa helai luka pada setiap rindu yang terpaksa dilupa. iya, dilupa tegasnya. tak mampu mengutarakan juga tak mampu memendam. ia sekarang tau, rindu juga menyakitkan.

[binarrn]

adalah luka, yang tiap malam ia sembunyikan pada desiran rindu. temaram menjadi sapaan selamat datang, pada beberapa kesakitan yang ia ciptakan sendiri.

sisa - sisa bulan april

[binarrn]

sebenar - benarnya memang aku tidak mampu membuat temaram bertahan sedikit lama dari biasanya. semua akan pulang, kembali pada peraduan. pada rumahnya. begitupun aku. kamu. kembali pada rumah masing - masing. bukan bersama

diawal april

[binarrn]

sesulit membendung murung langit mendung, di halang pun akan turun derasnya. dijaga pun pasti hilang bila bukan untuknya

binarrn