Tumgik
daxisy · 2 years
Text
Aku pernah mengejarmu sampai terlihat begitu bodoh di depan semua orang. Mematikan harga diri ku sendiri sampai aku lupa, bagaimana caranya untuk melepaskan ikatan yang membawa, bukan membersamai. Tapi sekarang, aku menyerah. Dan akan aku pastikan, aku akan menjadi rindu paling menyakitkan untuk kamu.
8 notes · View notes
daxisy · 2 years
Text
Dear Daisy...
Aku ingat sekali momen dimana ketika aku menatap punggung nya lekat-lekat dari tempat aku berdiri. Melihat nya bergerak menjauh dan perlahan menghilang di balik kerumunan. Aku juga ingat bagaimana mata nya menatap ku, mata sayu yang selalu aku perhatikan ketika dia sedang berbicara. Bibirnya yang tipis terkadang membuat ku sulit fokus dengan apa yang sedang dia ucapkan. Hidung nya yang sedikit mancung serta warna kulit nya yang cenderung putih, memerah saat terkena sinar matahari.
Saat pertama kali aku mengetahui namanya, aku tertawa mengejek. Bagaimana bisa seorang lelaki seperti dia mempunyai nama yang menurut ku sangat konyol, tetapi diwaktu yang bersamaan, nama itu juga lah yang membuat ku teringat dirinya ketika menyebut kan nya. Namanya terdapat di setiap hari yang aku jalani, semua orang menyebutnya bahkan menanyai nya ketika mereka lupa. Kalian tidak perlu tahu siapa namanya.
Jujur saja, terkadang aku merindukan dirinya. Dibalik kesunyian, perlahan ingatan akan dirinya muncul. Disetiap celah otak, memori tentang nya semakin kuat dan timbul ke permukaan. Sementara diatas permukaan itu, semua yang dulu aku bangun untuknya sudah gersang, hanya terdapat pasir-pasir kebencian, serta penyesalan yang terikat erat dan menguntai sepanjang piramida.
Aku tidak tahu apa yang dia rasakan sekarang, apakah sama dengan ku yang sedikit saja, terbesit di pikiran nya dan memikirkan aku walau barang sedetik. Dia seperti racun yang menyembuhkan luka, namun disaat yang bersamaan membunuh perlahan.
Andai saja, waktu itu dia tidak berbicara seperti itu, mungkin aku masih sudi untuk sekali lagi memenangkan hatinya. Meskipun aku tahu, di hatinya sudah ada dia, wanita yang selalu ia pandang di depan ku, wanita yang tangan nya selalu ia kejar untuk sekedar di genggam, tangan yang pernah dengan hati-hati ia perhatikan ketika sedang terluka, serta kerusakan yang dia terima dengan sepenuh hati.
Aku, aku cukup bodoh menampung semua cerita konyol tentang wanitanya. Terlalu percaya diri ketika aku tahu, ternyata bukan aku yang dia mau. Hingga akhirnya, aku lelah dan memilih menyudahi walaupun sebenarnya, egoku masih menggebu untuk bisa memiliki nya dan meyakinkan nya, kalau aku juga bisa bersaing dengan wanita yang dia mau.
Itu semua sudah berlalu. Cerita cinta konyol yang aku alami ketika aku duduk di bangku SMK. Empat tahun berlalu, dan aku tidak tahu bagaimana kabarnya. Semoga dia mempunyai banyak kabar baik, untuk dirinya sendiri.
0 notes
daxisy · 2 years
Text
Dear Daisy...
Inget tgl 3 Oktober ya. Besok aku balik lagi buat cerita. Sekarang aku ngantuk.
0 notes
daxisy · 2 years
Text
Dear Daisy...
Dia manis sekali. Mengirimkan pesan text dipagi hari yang membuat aku tersenyum dan merasa diperhatikan. Kau ingin tahu isinya? Tunggu sebentar...
Tumblr media
Iya aku tahu, lebay dan menggelikan, apalagi emoji seperti itu, haha aku ingin tertawa juga.
0 notes
daxisy · 2 years
Text
Dear Daisy...
Hari ini, ada banyak pelanggan, mereka anak kuliahan. Kamu pasti tahu apa yang aku pikirkan. Ugh tapi ada yang lebih menyebalkan, Peko terus saja menyalahkan aku harus berbuat ini dan berbuat itu. Padahal biasanya aku juga sering membereskan, aku juga kaget ada begitu banyak pelanggan yang datang. Dari kemarin aku mencoba mengerti, tapi sekarang rasanya kesal sekali.
Aku merasa semua ini bukan seratus persen kesalahan aku, ini juga karena ketidamkonsistenan mereka dan ketidakjelasan nya. Ugh aku susah menjelaskan secara tersirat. Ya pokoknya mereka juga melakukan hal yang sama, aku meniru karena ku pikir benar, kenapa? Ya menurut ku terlihat benar karena mereka pemilik toko dan melakukan secara berulang. Tapi setiap kali aku yang melakukan itu, entah kenapa jadi salah. Aku menuruti apa yang mereka katakan, dan tetap saja salah lagi. Daisy, sungguh aku bingung harus bagaimana.
Apa menurut mu aku bisa bertahan sampai akhir tahun? Maksud ku, disini saudara ku, dan aku sangat amat menghindari tinggal maupun bekerja dengan saudara, tetapi ini lah kenyataan nya.
Ya tuhan, menyebalkan. Aku jadi lupa kesedihan yang aku rasakan dengan para anak kuliahan itu! Daisy, kau pasti tahu aku sedih karena tidak bisa kuliah, kan? Ketika melihat anak seumuran ku berkuliah, aku tidak bisa, dan itu sakit sekali rasanya. Sakit sekali.
- Daisy
0 notes
daxisy · 2 years
Text
Dear Daisy...
Kemarin, merupakan hari tersibuk menurut ku di tempat kerja. Banyak pelanggan datang, tidak seperti biasanya. Beberapa kali mood ku berantakan tapi aku mencoba untuk tetap tersenyum dan ramah, karena itulah yang dibutuhkan oleh seorang kostumer dari penjual.
Aku terkejut karena ada bapak ku datang, aku bertegur sapa beberapa kali karena lelah juga setelah berjalan kesana kemari membersihkan meja makan. Daisy, awalnya aku tak ingin berbicara banyak dengan nya, aku... Jujur saja aku ingin membuat batasan yang tinggi diantara kita berdua, tetapi rasanya itu sulit sekali ketika sudah bertemu dengan nya. Aku kecewa, sebagai anak ada beberapa hal yang tidak bisa aku maklumi dari perlakuan orangtua ku.
Bapak, beberapa kali menghancurkan kepercayaan ku dan membuat aku sangat amat kecewa dengan nya, dulu aku akan sangat bangga menyebut nya sebagai ayah terbaik sedunia, namun sekarang, rasanya aku sedikit enggan menyebut nya demikian.
Daisy aku tahu ini terlihat jahat, tapi dari lubuk hatiku yang terdalam, aku ingin memberi tahu bapak kalau dia sudah gagal menjadi seorang ayah, dalam hal apapun. Mendidik, memberikan kenyamanan, perlindungan dan segi materi. Terkadang jika emosiku sedang memuncak kepada nya, aku ingin bersikap seolah dia harus tahu sampai mana dia gagal menjadi seorang ayah, iya aku tahu ini jahat sekali Daisy. Tetapi yang aku lakukan hanya diam dan memendam semuanya sendiri, aku rasa itulah yang menyebabkan aku sedikit jengkel dan ketus ketika berbicara dengan nya, karena banyak emosi yang aku pendam kepada dirinya.
Mungkin, ketika aku ingin berkata jujur dan mengungkapkan semuanya kepada bapak, aku bisa lebih tenang dan tidak memendam amarah. Tetapi tidak semudah itu Daisy, dia selalu punya pembenaran atas segala yang aku katakan, padahal yang aku butuhkan darinya hanya dengarkan dan pahami apa yang aku maksud, bukan pembenaran atas perlakuan dan semua yang membuat keluarga ku menjadi seperti ini.
Tentu saja, sebagai seorang anak aku juga menyayangi nya, sangat amat menyayangi nya, bahkan rela menggantikan nyawa ku untuk kedua orang tuaku, hanya saja mungkin benar kata psikologku dulu, aku harus melepas belenggu yang ada di diriku.
Ada banyak emosi yang tidak aku keluarkan, ada ribuan kata - kata yang seharusnya mereka dengar tapi tidak pernah tersampaikan, itu menumpuk menjadi suatu bumbungan api yang siap membakar aku kapan saja ketika berinteraksi dengan mereka.
Dan ya, rasanya lebih sensitif dan emosional ketika aku menghabiskan banyak waktu dengan mereka, melelahkan rasanya Daisy. Aku tahu, ini tidak baik untuk kesehatan mental ku, iya aku tahu. Doakan saja, semoga suatu hari aku bisa mengungkapkan nya di waktu yang tepat.
-Daisy
0 notes
daxisy · 2 years
Text
Dear Daisy...
Aku baru saja menyelesaikan buku karya Coolen Hover, It Ends with us. Setelah selesai membaca, aku termenung sejenak. Masih mencerna apa yang baru saja aku baca. Ini buku pertama yang aku baca sampai membuat merinding sekujur tubuh, juga buku pertama yang aku mendapatkan banyak pelajaran didalam nya.
Lucu nya, kau tahu darimana aku terinspirasi menciptakan ini? Iya, dari buku itu. Aku berniat menjadikan Tumblr ku sebagai Ellen nya Lilly. Anonim dan tidak ada yang tahu dibalik sosok akun ini. Mungkin, jika suatu saat ada seseorang yang tahu, aku tidak keberatan untuk mempersilahkan nya mengomentari laman menulis ku. Toh, ini hanya sebuah tulisan, yang tidak terlalu personl untukku. Seperti kata Lily, aku butuh pelampiasan, aku butuh hiburan, untuk menjaga diriku dari stress. Dan menulis adalah solusinya. Aku bisa bebas mengungkapkan apapun yang ingin aku ungkapkan disini. Iya meskipun tidak sebebas itu. Hanya yang menurut ku pantas untuk ada di laman ini.
Sepanjang aku membaca cerita mereka, aku tidak terlalu bersemangat saat part Ryle muncul, aku selalu tidak sabar ketika Lily menceritakan kisah nya dengan Atlas. Ada begitu besar perbedaan ketika aku membaca Lily bersama Atlas dan ketika Lily bersama Ryle. Saat bagian Ryle muncul, aku lebih banyak tersenyum dan baper, aku salting sendiri membaca kisah mereka berdua di awal cerita. Tetapi, saat bertemu dengan bab yang menceritakan Atlas, ada kesedihan bersama dengan kegembiraan yang sulit untuk diutarakan, aku seolah merasakan apa yang Lily rasakan, setiap apa - apa yang keluar dari sisi Atlas, begitu terasa menyedihkan. Apalagi setelah aku rasa memiliki beberapa kesamaan cerita dengan nya, rasanya aku begitu paham apa yang Atlas rasakan. Ya Daisy aku tau, ini terdengar lebay.
Paragraf berikutnya mengandung spoiler dari buku itu.
Baiklah Daisy, kau tahu apa yang membuat ku termenung begitu selesai membaca buku itu? Sosok Ryle yang baru aku sukai di akhir cerita. Justru, aku menyukai tokoh Ryle setelah Coolen, selesai menuliskan Epilog pada buku itu. Lucu bukan? Aku merasa iba dan menyayangkan akhir dari tokoh Ryle, begitu pula Lily. Jujur saja, aku memang tim Atlas garis keras sejak awal, tetapi tetap ada sedikit rasa dukungan ku untuk Ryle juga dalam kisah cinta mereka di buku itu.
Aku menyayangkan sekaligus senang dengan akhir cerita dari buku itu. Baru pertama kali ini aku membaca cerita dengan tidak mendukung sang tokoh utama bersatu. Alih - alih menginginkan hubungan seperti mereka, aku justru mulai berpikir hubungan apa yang aku inginkan. Batasan apa yang harus aku pasang dan pasangan ku harus menghargai itu sampai kapan pun. Rumah tangga seperti apa yang ingin aku bangun, kriteria pasangan bagaimana yang aku butuhkan, serta bagaimana aku bisa menerima kekurangan diriku serta pasangan ku nanti.
Daisy...
Buku ini begitu banyak mengajarkan aku bagaimana sudut pandang lain dari sebuah hubungan yang romantis tetapi berakhir tragis. Mengingat kan aku pada luka masa lalu yang sekarang aku masih berjuang untuk terus sembuh dari itu. Rasanya seperti aku tenang namun didera ombak secara bersamaan.
Tentu saja aku senang ketika akhirnya Atlas bersama dengan Lily, ugh Atlas... Aku juga ikut jatuh cinta kepadanya. Sungguh, aku kira Atlas tidak akan mendapatkan akhir yang bahagia. Aku sungguh menangis ketika membaca bagian "Pada masa depan, jika ada keajaiban yang membuat mu berada pada posisi untuk jatuh cinta lagi... Jatuh cintalah kepada ku." Lagi, "Kau masih orang yang paling kusuka Lily. Akan selalu begitu." Daisy, jika ada seseorang dari masa lalu yang sangat membekas seperti Atlas berucap begitu, aku akan menangis sekencang - kencang nya, tersungkur, terjatuh dan terkulai lemah di dasar jurang paling dalam di bumi. Jangan tertawa, aku tahu ini berlebihan, tapi Daisy, andai kau bisa membaca buku itu juga, sedih sekali kau tahu. Tapi semua terbayarkan di akhir cerita, aku senang.
- Daisy
0 notes
daxisy · 2 years
Text
Expectations can be hit u so hard.
0 notes
daxisy · 2 years
Note
🤍
Halo kak Kia, pertama aku mau bilang tulisan kakak bagus bagus banget dan bikin aku semangat lagi buat mulai nulis, kedua, menurut kakak gimana cara menyikapi ekspektasi diri sendiri karena belum bisa menuhin keinginan sendiri di umur 20 ini? Jujur aku merasa tertinggal dan merasa gak bisa ngejar mimpi aku. Semuanya kaya terasa blur dan sulit diraih.
Tumblr media
Maaf yaaa jaringanku lagi tidak bersahabat, jadi capt nya aja aku post karena ngetik lagi ku tak kuasa wkwk
32 notes · View notes
daxisy · 2 years
Text
Tumblr media
— Sylvia Plath, The Unabridged Journals Of Sylvia Plath
[text ID: And so it seems I must always write you letters that I can never send.]
27K notes · View notes
daxisy · 2 years
Text
There are so many things I love bout u, but there's a thing that I like the most : ur name how it starts with Z, and ur voice, ur voice feels like mellifluous and gimme butterfly who plays in my stomach.
I was thinking that i never ever can love you, but here I am. Love everything bout u, every flaws that might hurt me some day but I choose it. I choose ur flaws rather everyone's else.
Maybe you're not perfect as a fictional man book, and me either, but u already won my heart. And I hope u won it until last.
Warm hugs,
For mr. Z
0 notes
daxisy · 2 years
Text
Things I wish I’d known before 20s
1. Enjoy your Junior & Senior high school as u enjoy when weekend finally comes.
Yup, ternyata masa - masa sekolah emang masa paling indah dibandingkan dengan kehidupan setelah lulus sekolah. Kalo banyak yang bilang lebih enak kerja, mungkin bagi beberapa orang masa sekolah memang begitu adanya. Tapi menurut aku, masa sekolah tuh emang seseru itu. Kita cuma dibebankan dengan tugas yang mulai numpuk dari hari ke hari, ulangan harian dadakan, guru killer khususnya mata pelajaran Matematika, atau liat crush kita jadian sama orang lain. Intinya masalah yang kita hadapin cuma berputar disekitar itu aja.
Banyak hal yang aku sesalin dan aku harap aku lakuin sewaktu di sekolah, satu hal yang paling aku sesalin adalah cepet puas dan gak ada planning ke depan nya setelah dapet nilai di atas rata - rata. Waktu SMP, aku masuk kedalam tiga besar setiap semester. Karena merasa puas, dan nerusin ke SMK, aku memutuskan buat fokus ke mata pelajaran jurusan, karena aku mikir, toh nanti lulus langsung nyari kerja, gak ada niat kuliah. Dan itu salah besar. Setelah lulus, aku nyesel senyesel nyesel nya karena gak mau ngejar nilai atleast masuk lima besar.
Aku terlalu santai dan menyepelekan nilai, karena yang aku tahu, yang dibutuhin di dunia kerja tuh skill dan attitude. Gak pernah terpikirkan kalo aku bakalan melipir dari planning dan pengen kuliah. Jadi konsekuensi yang aku hadapin adalah ikut UTBK atau masuk UT. Juga, nilai aku yg melorot jadi masuk 10 besar, bahkan sampai ke 15 besar.
Lulus secara gak 'lazim' juga terkadang buat aku iri sama anak - anak sekolah. Aku angkatan tahun '21, dimana corona lagi marak - marak nya waktu itu. Pkl pun gak sesuai dengan SOP, perpisahan gak sesuai dengan angan - angan temen ku. Pokoknya 1,5 tahun sisanya tuh gak seru banget. Stuck dirumah dan ke sekolah beberapa kali aja.
2. Jangan terlalu membanggakan circle.
Kadang, karena merasa satu frekuensi sama beberapa temen, kita jadi lebih sering menghabiskan waktu sama mereka, merasa mereka tuh bestie forever yang gak akan pernah ninggalin kita atau lebih parah, nuduh kita yang enggak enggak. Tetep berbaur sama yg lain, jangan merasa karena kakian lebih nyaman sama mereka, kalian mau nya sama mereka aja.
Aku tipe orang yang pengen punya banyak temen, dan dikenal dimana - mana, ketika aku lebih sering berorganisasi beberapa temen ku merasa aku terlalu sibuk sama kegiatan ku, padahal aku selalu menempatkan diri aku sesuai dengan porsi yang udah aku takar. Harus gimana aku bersikap ketika dengan circle ini atau yang itu. Tapi mungkin, memang pada dasarnya pikiran manusia gak bisa selalu sejalan dan karena itu, hubungan ku di circle ini sedikit merenggang.
Ketika aku anggap circle ku yang ini gak akan bertahan lama, karena aku merasa udah gak dihargai dan gak ada lagi kepercayaan di dalem nya, aku mulai menarik diri pelan - pelan dan berinteraksi sama mereka secukupnya aja.
Circle yang aku anggap akan last forever ternyata ada saatnya renggang juga karena mengejar goals masing - masing. Jadi, satu circle hancur karena kurangnya rasa percaya dan yang satu lagi karena jarang berkabar.
Intinya, jangan terlalu mengelukan satu atau dua circle yang kalian pikir akan selalu berada di samping kalian. Cukup lihat dan perhatiin temen yang bener - bener tulus.
3. Perbanyak temen & relasi.
INI PENTING BANGET! Ketika kalian punya kesempatan yang dimana akan menguntungkan untuk waktu jangka panjang, jangan lewatin itu. Caranya dengan memperbanyak relasi dan temen kalian, dari kelas maupun sekolah yang berbeda.
Selain untuk menambah pengalaman dan melatih mental, kalian juga akan mengenal berbagai macam tipe sifat manusia and how u deal with it. Tapi inget ya, harus tetep tau mana yang baik untuk diri kalian dan yang enggak, harus pinter - pinter membatasi diri.
4. Gak papa jadi ALAY.
It's okey to be yourself.
Semua orang pasti melalui fase alay ini. Kalo aku, dulu ketika SMP kelas 7-8, adalah jaman teralay dan lebay menurut ku. Semua yang aku lakuin, dan aku foto aku upload ke sosial media. Dan aku merasa fase ini adalah fase paling menyenangkan karena aku gak peduli dengan omongan orang dan melakukan apa yang aku sukai tanpa takut di judge. Aku punya banyak temen yang seru, baik dan kita sama - sama sharing apapun yang kita mau. Foto dengan gaya pis, melet, B612, dan lain sebagainya.
Setelah sadar, aku merasa malu dan cringe sendiri. Berakhir dengan aku hapus semua kiriman yang udah aku upload. Karena aku merasa fase itu udah berakhir. Percaya deh, semua punya fase nya masing - masing, dari yang alay sampe ke fase pengen aesthetic kaya selebgram favorit kalian.
5. Jangan takut buat mencoba hal baru & keluar dari zona nyaman.
Usia belasan menuju dua puluh adalah usia yang banyak orang anggap masih usia main - main, maka dari itu jangan sia - siain label itu untuk mencoba berbagai hal baru yang tentunya kegiatan positif ya. Karena ketika gagal, yang kita hadapin masih realita usia belasan, bukan lagi realita kehidupan orang dengan usia yang udah menyentuh dua puluh lebih. Kalopun gagal, kita masih punya backup 'usia belasan & main - main'.
Puas - puasin main & belajar, karena ketika masuk dunia kerja, dunia kalian gak akan seindah waktu sekolah lagi. Gak ada waktu buat main karena sibuk kerja dan ngejar ekspektasi yang semakin hari semakin gila.
0 notes
daxisy · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media
from Autopsy by Donte Collins
51K notes · View notes
daxisy · 2 years
Text
“All endings are also beginnings. We just don’t know it at the time.”
— Mitch Albom
30K notes · View notes
daxisy · 2 years
Text
Dear Z,
It's funny how that works. See? At the end of the day, we're back again. You came to me, with ur silly humour and talk about Moon Knight. I love it, even it's just a small talk.
0 notes
daxisy · 2 years
Text
“People often ask me questions that I cannot very well answer in words, and it makes me sad to think they are unable to hear the voice of my silence.”
— Hazrat Inayat Khan
124 notes · View notes
daxisy · 2 years
Text
“Be the kind of person who leaves a mark, not a scar.”
— Unknown
287 notes · View notes