dheeone
dheeone
Untitled
2 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
dheeone · 15 days ago
Text
MAKNA
Ini tentang sebuah makna. Ya benar makna. Terkadang aku memaknai sebuah kehadiran terlalu dalam. Tak jarang juga aku melihatnya terlalu luas jadi banyak hal yang datang padaku akan tersimpan dengan rapi dan membekas untuk selalu aku kenang. Aku tak tahu apakah ini berlebihan atau ini hanya sebuah efek samping. Sejak kecil aku sudah berteman dengan kehilangan, mungkin itu yang membuatku selalu "berlebihan" memaknai sebuah kehadiran. Namun, bukankah itu baik? Tapi kenapa tak jarang pula aku merasa sakit? Ah, lagi-lagi apa karena aku terlalu banyak kehilangan dalam hidupku? Apakah itu yang membuatku selalu ingin menjadi sebuah makna bagi seseorang setidaknya? Memang, perjalanan hidup ini begitu dinamis dan sejauh aku melewatinya sudah berapa banyak kehilangan yang aku alami. Ini bukan hanya tentang kehilangan sebuah kehadiran saja. Lebih dalam dari itu ku rasa. Semakin banyak hal yang terlewati di perjalanan ini, sejujurnya aku tidak cukup berani untuk merasakan kehilangan lebih banyak lagi. Terkadang, keraguan akan kemampuanku menjadi bayangan. Seringkali pula, pertanyaan akan sebuah "kelayakan" diri ini seperti jiwa keduaku. Walaupun banyak "kehadiran" yang datang dan memberiku banyak sekali lilin agar nyalaku tak padam, lagi-lagi bayangan itu tetap datang. Bolehkah jika aku ingin mengasingkan diri?
0 notes
dheeone · 3 months ago
Text
Sudut Ruang
Sejenak napasku terhenti dalam sebuah lamunan Teringat selintas kenangan yang masih terasa pahit Ah bukan, bukan pahit, mungkin hampa entah kosong(?) Duniaku benar-benar tak lagi sama secara perlahan Satu persatu silih berganti dan perlahan mulai pergi Entah siapa lagi yang akan kembali berpulang Ah, jika diingat kembali, sepertinya bulan yang katanya penuh berkah menjadi bulan pilihan anggota keluargaku pulang ke rumah Rumah yang sesungguhnya tentunya Tahun lalu, sosok yang menemani perjalanan masa kecilku yang begitu melekat berpulang dengan penuh harap Tak lama, yang kata orang selalu disebut "cinta pertama si anak perempuan" walopun tak berlaku untukku juga berpulang 4 tahun lalu, si nenek yang menjadikan "rumah" kami tempat berkumpul juga berpulang tepat 7 hari sebelum raya Disusul sang keponakan 3 bulan setelahnya 2 tahun lalu pula, adik si nenek dijemput tepat 5 hari sebelum perayaan lebaran Jika orang lain menyambut bulan suci nan berkah ini dengan suka cita Maka tidak sepenuhnya begitu untukku Senang masih diberi kesempatan bertemu bulan suci ya Tapi euforiaku tak seheboh itu Ketakukanku pun mengiringi Bukan aku mengutuk, hatiku selalu bertanya entah siapa lagi gilirannya Kepergian orang itu yang katanya "ayah" sedikitnya membuatku merasa kecil Walaupun sebelumnya juga tak jauh berbeda Namun, entah mengapa, ada satu sudut kosong yang belum terdefinisikan hingga saat ini Perayaan yang sebelumnya aku nantikan justru menjadi ruang hampa yang penuh cemas Tidakkah semua sudah digariskan? Tapi mengapa sudut kosong dan hampa ini tak kunjung memudar(?)
1 note · View note