Tumgik
eurasianskylark · 4 months
Text
Meet People, Talk to Them
Aku suka bertemu dengan orang lain dan berbincang dengan mereka, meski setelahnya aku butuh waktu cukup banyak untuk beristirahat. Aku senang belajar dari mereka, mendengarkan cerita-cerita mereka yang menarik dan sebagiannya belum pernah kualami, kemudian mendapatkan insight baru yang berharga.
---
Beberapa hari lalu, aku ikut suami untuk bertemu dengan temannya dari Jogja yang sedang ada kegiatan di kota ini.
Beliau berdua berbincang dengan topik ke sana kemari seputar kesehatan dan pendidikan (thanks to the news about meds and health care so that I got what they were talking about). Ternyata, dengan izin Allah, aku mendapatkan cukup banyak poin menarik dari menyimak beliau berdua. Di antaranya adalah tentang istri beliau yang sekarang sedang menempuh pendidikan S2 di UCL sehingga mereka menjalani LDM. Mereka berniat untuk lanjut sampai S3, dan yang aku dapati menarik adalah perkataan beliau seputar pendidikan tersebut:
"Aku bilang ke istriku, lanjut saja sampai S3. Tapi kalau memang mau lanjutnya di luar negri, berarti kami cepat-cepatan saja. Jadi seperti kompetisi sehat gitu, lah ya, hehe. Siapa yang lebih cepat dapat LoA dan scholarship, yang satunya lagi berarti yang ikut dulu ke sana, supaya kami ga LDM."
Masyaallah.
Menarik sekali, melihat dan mendengarkan kisah tentang sepasang suami istri yang sama-sama mengejar pendidikan setinggi-tingginya, sebaik-baiknya. Striving for excellence. Maka benarlah bahwa seharusnya pernikahan itu tidak menghalangi satu sama lain dari menuntut ilmu, namun keduanya justru saling mendukung untuk terus berkembang, belajar, aplikasikan ilmu dan berusaha meluaskan kebermanfaatan (and I thank you, husband, jazaakallah khairan!) Meski memang dalam hal ini, semua tetap harus disesuaikan dengan keadaan keluarga masing-masing.
---
Pertemuanku dengan beberapa orang akhir-akhir ini membuatku teringat dengan materi yang dibawakan oleh salah seorang guru hafizhahullah (semoga Allah menjaga beliau), mengenai bagaimana hidup bersosial sebagai seorang muslim, yang dibagi menjadi tiga keadaan sosial:
1. Saat berjumpa dengan senior yang lebih tinggi dari sisi usia, ilmu, dan derajatnya.
Momen ini bagaikan ghonimah (hari panen) untuk kita, sebagaimana yang disampaikan oleh Abu Hazim rahimahullah.
Dari para senior kita bisa mendapatkan banyak insight, cerita penuh hikmah, dan masih banyak lagi!
Pancinglah senior kita berbagi pengalaman, berbagi cerita, insight, tips dan trik melakukan sesuatu yang sudah mereka lalui sebelumnya. Kita masih lebih muda, maka merapatlah kepada mereka!
Apabila di luar sana ada orang-orang yang mengeluarkan uang milyaran demi bisa duduk makan siang sambil diskusi dengan top tier businessmen, maka bagaimanalah dengan ilmu akhirat?
Apakah kita sudah cukup berjuang...?
2. Saat kita berjumpa dengan orang-orang yang selevel mereka dari sisi usia dan ilmunya.
Momen ini adalah kesempatan untuk berdiskusi, saling mengingatkan, muzakarah (tukar pikiran tentang suatu masalah) dan murajaah (mengulang pelajaran yang didapat atau dipelajari), juga saling berbagi pengalaman.
Momen berjumpa dengan teman "sepantaran" ini bukan ajang untuk pamer ilmu, siapa yang lebih hebat keilmuannya! Ini adalah momen berbagi... momen saling mengingatkan dan menguatkan.
3. Saat berjumpa dengan orang-orang yang lebih junior dari mereka, baik dari sisi usia maupun ilmunya.
Dalam momen ini, tidak sepantasnya merendahkan mereka dan menyombongkan diri atas mereka. Tidak pula ujub dengan diri kita sendiri hanya karena kita merasa ada di atas mereka. Hendaknya kita menyayangi mereka, tidak bersikap arogan, tidak merendahkan dan meremehkan.
---
Luar biasa.
Bagiku, ilmu ini sangatlah berharga! Sungguh ini merupakan ilmu kehidupan yang bisa diterapkan di mana saja. Betapa momen perjumpaan kita dengan orang-orang lain merupakan momen yang, seharusnya, tidak kita jadikan berlalu begitu saja, tapi kita jadikan sebagai momen yang bisa menambahkan hal-hal bermanfaat dalam hidup kita.
Seiring dengan aku menuliskan ini, aku jadi teringat dengan seorang teman hafizhahallah yang kusadari sudah menerapkan ini sejak lama. Dia lebih muda usianya dariku beberapa tahun. Aku dan dia jarang berjumpa secara tatap muka karena kesibukan kami satu sama lain, tapi bila Allah memberi kami kesempatan untuk berbincang via chat, dia kerap bertanya setelah memberi salam,
"Adakah cerita, pengalaman, atau insight yang bisa Kakak Digna bagikan ke aku?"
Baarakallahu fiiha! Semoga Allah senantiasa berkahi ia dan ilmunya.
Jadi...
Go out.
Meet people.
Talk to them.
Learn from them!
You may learn some new things from them that you won't find at school.
23-05-2024
18.28 WIB
Tumblr media
0 notes
eurasianskylark · 4 months
Text
Some Random Thoughts
I've been quite "swamped" with things in life—if I let myself say so—that I didn't realize how time flies so fast until I read a message from one year ago. I sometimes feel like I was trapped in 2023, and 2024 is not yet to come.
I was a little bit surprised this morning when I got a besek (a box of food) from an acquaintance because she just delivered her lovely baby, and I was happy for her, but the time she sent me a box of food from her wedding party always feels like it was just yesterday.
I sometimes forget how old I am. It always feels like I am in my very early 20s, and the time just stops that way.
I don't know how to describe this kind of feeling exactly. I'm confused. Puzzled, sort of.
 
I asked myself again, and again, and again.
Am I really doing something?
 
Alas, I still don't really know how to answer my own question.
 
Another question popped up in my head.
Does this all matter?
 
I sometimes end up sitting in front of my laptop, doing some self-talk—like I always do—and asking such questions and answering them like I don't care.
On some other occasions, before going to bed, the nights become so silent, and all I can hear is the sound of the air conditioner and my own voice that resounds in my head.
Nights may be so frightening for the coming of some uninvited deep thoughts that come without knocking on my door. I think a lot of people will join me in this club and say they agree. I don't really need their validation. I see what I see, and I feel what I feel. And this is it.
Do you know what an office that doesn't have a single off-day looks like? I think I saw them lately. Nope, I felt it—I lived there.
I mean, It's my head, if you're curious.
Do you really know how to flee from that kind of unfriendly office?
I don't know.
What I know is:
Allah helped me.
And He does.
And I hope, He always will.
00.35
0 notes
eurasianskylark · 4 months
Text
Just read a short convo that hit me hard.
X : I didn't realize you were so unhappy (doing things I asked you to)!
Y : Because you never bothered to ask!
I think I learned something today.
0 notes
eurasianskylark · 4 months
Text
"Bersyukurlah Na, kalau kita dibuat tidak terkenal," katanya tiba-tiba sebelum kami beranjak ke motor, "berarti Allah jaga kita dari hal tersebut. Berapa banyak orang hancur karena keterkenalannya, kan?"
"Dan, semakin terkenal... bisa semakin tergerus privasi kita." Ia melanjutkan.
He was right.
Bukan hanya tentang privasi yang tergerus,
tapi juga tentang hati ini yang harus dijaga.
Semoga Allah jaga kita dari segala keburukan, dalam segala keadaan ✨
0 notes
eurasianskylark · 5 months
Text
The Hidden Culprit
I like to talk to myself about anything when I am alone.
Waktu itu, aku sedang bersiap untuk melakukan sesuatu sambil melakukan kebiasaan tersebut. Aku, tanpa sadar, mengatakan kepada diriku sendiri,
"Habis lakuin A, baru kita lakuin B, yaa... Pokoknya preparation-nya harus kelar dulu."
Beberapa detik kemudian, aku—juga masih tanpa sadar—mengomentari kata-kataku sendiri,
Cielah, preparation... gaya banget, Na (pakai Inggris segala).
Lima detik kemudian, aku jadi berpikir...
Ah, jangan-jangan sikapku inilah salah satu hidden culprit yang tidak kusadari selama ini... Aku punya rasa ragu dan malu untuk berbicara dalam Bahasa Inggris, bagaimana pun orang mendorongku untuk melakukannya. Kalaupun kulakukan, aku melakukannya dengan sangat terpaksa. Meski begitu, aku suka melihat teman-temanku berbicara dengan Bahasa Inggris, apalagi kalau mereka melakukannya dengan kepercayaan diri yang tinggi. Aku mau jadi seperti mereka. Aku tahu bahwa ada keinginan kuat dalam diriku untuk bisa berbicara dalam Bahasa Inggris seperti itu, tapi aku selalu merasa ada tembok besar yang menghalanginya.
Aku seringkali membuat alasan,
ah, takut ditertawakan
ah, takut dikritisi
ah, takut dikatain
ah, takut sama grammar-nazi
Ironinya, meski orang-orang terdekatku tidak pernah menertawakanku (bcs they were kind, not bcs I was that good), ternyata akulah yang menertawakan diriku sendiri ketika berusaha praktek walau sedikit saja...
Ternyata akulah yang 'ngatain' diriku sendiri hanya karena praktek SATU KATA SAJA dengan Bahasa Inggris...
Ternyata akulah yang mengkritisi diriku karena MAU mempraktekkan apa yang sudah kupelajari...
Ternyata akulah tembok besar itu... yang selama ini kurasa jadi penghalangku untuk maju...
Aku jadi teringat sebuah ungkapan Afrika kuno yang pernah kulihat dalam sebuah video:
"When there's no enemy within, the enemy outside can do us no harm."
That time, I started to realize that
I, had been that enemy.
The enemy stayed within me.
I had been 'harming' myself, and I made outsiders' harm become even worse.
Ini benar-benar jadi pelajaran bagiku.
Terkadang, kukira pusat masalahnya ada di luar, sedangkan faktanya sumbernya datang dari dalam.
Pelan-pelan, Na,
tarik napas,
lihatlah lebih dekat.
01-05-2024.
20.40 WIB.
0 notes
eurasianskylark · 5 months
Text
'Udara Sejuk' yang Berhembus
Sejuk.
Ketika mendengar kata tersebut, sebuah pemandangan puncak bukit atau gunung dengan angin berhembus langsung muncul di kepalaku. Suasana yang adem. Tidak panas. Menenangkan. Udaranya begitu bersih—kita bisa mendapati banyak lichen pada pohonnya. Hijau daun tersebar sejauh mata dapat memandang. Aku sampai berpikir bahwa di scene seperti itu, gerakan tubuh yang cocok untuk dilakukan adalah berdiri, merenggangkan kedua lengan kanan dan kiri, lalu memejamkan mata seraya menghirup udara bersih itu dalam-dalam.
Pertanyaannya... Apakah udara sejuk hanya dapat ditemui di tempat-tempat seperti itu?
Pernahkah kalian merasakannya di tempat lain?
Ya... Aku pernah.
Aku merasakan 'udara sejuk' yang berhembus dalam hatiku tadi malam, di sebuah tempat yang tidak ada pohonnya sama sekali.
'Tempat dengan udara sejuk' tersebut adalah kegiatan briefing untuk sebuah acara beberapa pekan mendatang melalui zoom meeting yang diikuti oleh suamiku. Aku hanya menyimak bagian pembukaan dan penutupan, namun tanpa diduga, dengan izin Allah ternyata cukup banyak faidah yang aku dapatkan! Aku merangkumnya dalam beberapa poin sebagai berikut:
Dokter moderator membuka rapat dengan ayat 69 dari Surat Al-Ankabut:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (69)
"Dan orang-orang yang berjuang di jalan Kami, Kami akan tunjukkan pada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang berbuat baik."
Kemudian beliau menyampaikan penjelasan dari guru kami hafizhahullah mengenai ayat tersebut, yaitu:
apabila kita sedang berjuang, bersungguh-sungguh melakukan sesuatu, untuk dan karena Allah, maka Allah akan bukakan jalan-jalan-Nya untuk kita, dan Allah akan mudahkan segala proses dan urusan yang terkait dengannya...
Kemudian dokter ini mengingatkan para kawan sejawatnya agar senantiasa berjuang semaksimal mungkin, juga agar terus berdoa memohon pertolongan Allah untuk kelancaran kegiatan mereka ini.
Aku tertegun mendengarnya.
Sungguh pembukaan yang indah sekali untuk sebuah rapat briefing kegiatan, pikirku.
Ah, tapi, meski 'cuma' rapat briefing, bukankah memang sejatinya kita ini diciptakan untuk beribadah, Na...?
Bukankah mengingat Allah juga ibadah?
Bukankah mengingatkan saudara sesama muslim kita pun juga ibadah?
Bukankah...
Lisannya basah dengan doa.
Selama rapat berlangsung, ada beberapa kalimat yang ku-notice berkali-kali mereka ulangi. Kalimat-kalimat tersebut adalah:
"Semoga Allah mudahkan."
"Semoga Allah beri taufiq."
Dua doa ini sangat sering aku dengar mereka ulang-ulang di dalam dan di luar rapat rapat briefing tadi malam.
Doa yang senantiasa jadi harapan kami agar bukan hanya menjadi pelengkap kata-kata saja, tapi betul-betul agar bisa terus memohon kepada Allah supaya semua kegiatan nanti dimudahkan dan dilancarkan, serta diberi taufiq untuk lakukan hal yang tepat.
Doa meminta kemudahan dari Allah serta taufiq-Nya yang senantiasa dilisankan... adalah salah satu bentuk kesadaran bahwa manusia memang lemah dan Allah lah yang Mahakuat, kan...?
Seorang dokter senior menutup rapat juga dengan nasihat.
Di antaranya yang kudengar:
"Di sini ga ada yang jauh lebih berjasa daripada yang lainnya. Kita semata hanya berusaha."
"Kita hanya perantara, ilmu yang kita miliki ini pun hanya perantara."
"Sejatinya Allah lah yang menyembuhkan."
"Tidak ada yang mudah kecuali yang Allah mudahkan."
Berkali-kali mereka saling mengingatkan bahwa jika mereka sanggup melakukan sesuatu dan memberi tindakan yang tepat, maka itu sejatinya adalah pertolongan dan karunia Allah untuk mereka, bukan karena kehebatan mereka (yang datangnya juga dari Allah)...
Masyaallah....
Walaupun aku tidak simak bagian isi rapatnya, tapi dengan izin Allah, aku merasa bahwa rapat ini betul-betul menghembuskan udara sejuk dalam hatiku. Rasanya adem sekali. Ada ketenangan yang jelas aku rasakan, tidak kalah dengan gambaran pemandangan sejuk yang ada di kepalaku sebagaimana yang kuceritakan di awal.
Aku bersyukur sekali karena Allah mengingatkanku melalui lisan para dokter tersebut. Semoga Allah memberkahi mereka dan ilmu yang Allah karuniakan untuk mereka. Semoga Allah juga rizqikan mereka keistiqomahan dalam kebaikan, serta Allah kuatkan langkahnya untuk menjadi delegasi-delegasi muslim dalam dunia medis.
Semoga Allah mudahkan segalanya untuk mereka,
Aamiin yaa Rabb...
From my archive,
29-04-2024.
22.52 WIB
0 notes
eurasianskylark · 5 months
Text
What Actually Matters
"Stressors itu pasti ada, Na. Ada di hidup semua orang. Ada di hidup saya. Ada di hidup Digna. Ga mungkin ada orang yang bebas dari itu. Nah, karena stressors ada di hidup semua orang, makanya yang membedakan adalah responnya; yaitu gimana sikap seseorang ketika ada stressor yang datang.
It is the response that matters, Na. Makanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kan tersenyum sebelum bersabda,
عَجِبْتُ لأمرِ المؤمنِ ، إنَّ أمرَهُ كُلَّهُ خيرٌ ، إن أصابَهُ ما يحبُّ حمدَ اللَّهَ وَكانَ لَهُ خيرٌ ، وإن أصابَهُ ما يَكْرَهُ فصبرَ كانَ لَهُ خيرٌ ، وليسَ كلُّ أحدٍ أمرُهُ كلُّهُ خيرٌ إلَّا المؤمنُ
"Sungguh menakjubkan perkara orang mu'min; seluruh urusannya adalah kebaikan. Jika ia mendapatkan hal yang ia sukai, ia memuji Allah, dan itu menjadi kebaikan baginya. Dan jika ia ditimpa musibah, maka ia bersabar, dan itu menjadi kebaikan pula baginya. Dan tidaklah ada seorang pun yang seluruh urusannya adalah kebaikan melainkan seorang mu'min."
Kalau misalnya kejadian kemarin dibalik, ternyata Na yang menang... tapi kemudian Na ga bersyukur atas kemenangan itu. Itu juga bukan respon yang tepat, kan?
Gitu ya, Na... Yang paling penting itu respon kita...
Dan satu lagi, Na...
Dunia itu berputar, hal-hal dipergilirkan,
kita ga akan selamanya menang terus..."
.
.
-Nasihat malam
اللهم بارك فيه واحفظه من كل سوء
Malam ini, aku diingatkan lagi dengan hadits tersebut... Sedih rasanya karena seperti baru pertama kali mendengarnya. Ya Allah, tolonglah kami dalam mengamalkan apa yang kami ketahui.
Kemudian ketika beliau mengatakan bahwa dunia ini "berputar", hal-hal dipergilirkan, aku jadi diingatkan juga dengan potongan ayat dalam Surat Ali Imran ayat 140,
وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ
"...dan hari-hari itu Kami pergilirkan di antara manusia..."
Ayat tersebut pernah aku dan teman segrupku jadikan tema mading untuk perlombaan antarmahasiswi S1 di kampus dulu. Tema yang diusulkan oleh salah seorang di antara mereka, hafizhahallah, yang kukenang sebagai orang yang sangat pintar dan rajin, nahsabuha kadzalik wallahu hasibuha, wala nuzakki 'alallahi ahadan. Isi madingnya adalah hal-hal yang bertentangan satu sama lain, atau mudahnya, kebahagiaan di sisi kanan, dan kesedihan di sisi kiri. Ayat tersebut mulai mendapatkan perhatian lebih dariku sejak temanku memilihnya menjadi tema mading kami. Semoga Allah menjaga temanku dari segala keburukan di manapun dia berada sekarang.
Teringat pula dengan postingan instagram sebuah akun milik seseorang yang -seingatku- menetap di Madinah. Beliau bercerita bahwa alkisah ada seorang raja yang mengadakan sayembara. Ada hadiah yang disiapkan bagi seseorang yang bisa membuat sebuah kalimat yang diukirkan pada cincin, di mana kalimat tersebut bisa berlaku pada keadaan senang maupun sedih. Apabila yang membaca dalam keadaan senang maka tidak akan senang berlebihan, dan apabila ia dalam keadaan sedih maka ia tidak akan terlarut dalam kesedihannya. Hingga akhirnya terpilihlah sebuah kata-kata yang diukir pada cincin sebagaimana berikut,
"هذا لا يدوم"
Yang maknanya secara letterlijk,
"This (either happiness or sadness) won't stay forever."
atau dalam ungkapan lain yang serupa maknanya,
"This too shall pass."
"Hal ini (kesenangan maupun kesedihan) tidak akan bertahan selamanya."
:")
Betul sekali...
Tidak ada yang kekal, selama kita masih di dunia.
Kebahagiaan itu tidak abadi... ada kalanya kita mendapatkan kesusahan dan kesulitan.
Kesedihan pun tidak abadi... ada masanya kita mendapatkan kesenangan dan kegembiraan.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang bersyukur atas segala nikmat yang Engkau berikan dan bisa bersabar (don't stop there, tambahkan kata-kata "saat musibah menimpa kami").
Aamiin yaa Rabb...
Jum'at, 26-04-2024.
Tumblr media Tumblr media
0 notes
eurasianskylark · 5 months
Text
Kayuh Sepedamu
Tumblr media
"Na, tolong ambilkan segelas air hangat. Ini papah lagi undang satu santrinya Pak X datang, ngajinya bagus banget, jadi papah mau simak ngajinya dan belajar tilawah Surat Maryam. Nanti kalau air minumnya udah siap, ketok aja ya pintu kayu ini," kata papah tiba-tiba malam itu.
Setelah air hangat kuantarkan ke depan pintu kayu, tidak lama terdengar suara mengaji santri tadi dengan penerapan ilmu tajwid yang tepat dan bagus sekali. Masyaallah... merinding aku dibuatnya. Semoga Allah berkahi.
Menyimak bacaannya dari luar pintu kayu membuatku terdiam dan merenung. Perasaanku bercampur antara haru dan bahagia. Tiba-tiba aku teringat sebuah kutipan tentang berdoa yang dulu pernah kubaca:
"Doa itu seperti mengayuh sepeda. Semakin sering dipanjatkan, maka semakin dekat dengan tujuan."
Semua ini sejatinya atas karunia Allah dan rahmat-Nya pada hamba-Nya. Betapa baiknya Allah... Sang Pengabul permohonan.
Aku sadar sekali bahwa diri ini masih sangat kurang adabnya dalam berdoa. Masih teringat juga bagaimana dulu pikiranku berkecamuk dan kerap bertanya-bertanya,
apa iya doaku benar-benar akan Allah kabulkan?
apa iya akan persis seperti yang aku pinta?
bagaimana caranya supaya aku bisa benar-benar yakin bahwa doaku akan dikabulkan??
Hingga akhirnya Allah memberikan taufiq dan jalan keluar atas pertanyaanku tersebut, bahwa:
untuk bisa yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa kita, kita pun butuh berdoa kepada Allah, memohon keyakinan tersebut...
Semakin menamparku dan mengingatkan bahwa kita ini memang hanyalah hamba, Naa. Lemah. Sungguh lemah. Ya Allah, ampuni hamba dan taqshiir (kelalaian, kealpaan, kelengahan) hamba dalam berdoa dan beribadah kepada-Mu.
Sejak itu, aku bersama teman-temanku berusaha mengumpulkan penggalan ayat dan kutipan dari hadits maupun atsar tentang doa, yang kujadikan pengingat bagi diriku sendiri kemudian aku bagikan juga kepada teman-teman yang lain.
Di antara yang kami kumpulkan:
• BERDOA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
"Ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai."
• BERDOA DENGAN YAKIN
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
اُدْعُوْ اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ
"Berdoalah kalian kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan dikabulkan!"
Umar radhiyallahu 'anhu punya keinginan kuat untuk wafat di Madinah. Saat dikatakan kepada beliau bahwa itu impian yang sangat sulit untuk didapatkan, beliau berkata:
يَأْتِيْ بِهِ اللهُ إِذَا شَاءَ
"Allah akan mengabulkannya jika Ia menghendakinya."
• PENGABULAN DOA MENYERTAI DOA YANG DIPANJATKAN
Syaikh Abdurrazzaq hafizhahullah menyampaikan dari Ibnul Qayyim rahimahullah, bahwa beliau berkata:
مَنْ أَلْهَمَ بِالدُّعَاءِ فَقَدْ أُرِيْدَ بِهِ الْإِجَابَة
Barangsiapa Allah ilhami untuk berdoa, maka pengabulan doanya itu menyertai doanya.
• BERDOA ITU SENDIRI ADALAH PERINTAH ALLAH
Allah Ta'ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
"Dan Rabb kalian berkata: Berdoalah kepada-Ku; niscaya akan Kuperkenankan bagimu..." (Ghafir ayat 60)
وَاِذَا سَاَلَـكَ عِبَادِىۡ عَنِّىۡ فَاِنِّىۡ قَرِيۡبٌؕ اُجِيۡبُ دَعۡوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ…
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya padamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku itu dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku..." (Al-Baqarah ayat 186)
• JUJUR DALAM BERDOA
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam kisah seorang badui yang wafat dalam keadaan syahid di medan perang sebagaimana impiannya:
إِنْ تَصْدُقِ اللهَ يَصْدُقْكَ
Kalau engkau jujur kepada Allah (mengenai keinginan dan cita-citamu), maka Allah akan kabulkan keinginanmu tersebut.
Kemudian jangan lupa sertakan doa sebagaimana yang disebutkan dalam Surat Al-Isra ayat 80:
رَبِّ أَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِيْ مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا
“Ya Tuhanku, masukkan aku (ke tempat dan keadaan apa saja) dengan cara yang benar, keluarkan (pula) aku dengan cara yang benar, dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku).
supaya seluruh usaha, ikhtiar yang kita kerahkan untuk mewujudkan semua harapan kita itu jujur dari awal hingga akhirnya ❤️
Selamat berdoa, semoga Allah mudahkan kita untuk berdoa!
From my archive,
06-04-2024
22.04 WIB
0 notes
eurasianskylark · 5 months
Text
Gara-Gara Story
Semalam, secara sekilas aku lihat di ig story milik seorang influencer yang pernah dapat beasiswa kuliah di Amerika, bahwa dia sedang ada di Jakarta dan akan mengadakan semacam talkshow di salah satu mal di Jakarta Utara. Aku lihat sejenak ke pojok kiri atas story,
6 mins ago.
Oh, baru saja di-post, ternyata.
Join ga ya. Join ga ya. Join ga ya...
Aku terus berpikir sampai akhirnya dengan cepat memutuskan untuk tidak join. Aku merasa bahwa aku belum setertarik itu untuk datang ke talkshow tersebut.
Menit berlalu... hingga akhirnya aku tergerak lagi untuk melihat kembali story tersebut. Ternyata topik yang akan ia bahas adalah seputar education, networking, dan beberapa ahal menarik lainnya. Hatiku mulai tergerak untuk ikut, ketika aku lihat di pojok kiri atas,
28 mins ago.
Walau ragu akan dapat seat yang terbatas itu atau tidak, akhirnya aku chat nomor wa yang disertakan untuk mendaftar dengan bismillah.
Okay. Ganti hari.
Sekarang sudah pukul 21.16, satu hari setelah aku berusaha mendaftar untuk ikut talkshow. Terpantau hingga kini belum ada respon sama sekali dari nomor yang kemarin aku hubungi.
Aku pribadi sepertinya tidak masalah jika tidak dapat seat sehingga tidak bisa hadir. Tapi jujur, hal "sederhana" ini menyadarkanku tentang hakikat rizki, bahwa:
• segala sesuatu sudah Allah tuliskan di Lauh Mahfuzh
• bagian kita takkan luput dari kita, seberapa keras pun kita lari menghindar darinya
• yang bukan bagian kita takkan datang pada kita, seberapa keras pun usaha kita mengejarnya
Betapa sebetulnya di pandangan manusia, mungkin aku berpotensi dapat seat ketika lihat story tersebut di 6 menit pertama. Tapi begitulah, hatiku tidak dibuat condong pada acara tersebut, hingga kesempatan itu lewat begitu saja. Seat yang awalnya "bisa" menjadi milikku, sejatinya adalah milik orang lain, yang sudah Allah tuliskan untuknya sejak 50.000 sebelum penciptaan langit dan bumi.
واعلم أنّ ما أخطأك لم يكن ليصيبك
وما أصابك لم يكن ليخطئك
Begitulah bunyi potongan hadits arbain yang kuingat di kepalaku.
"Ketahuilah, bahwa apapun yang tidak ditakdirkan untukmu, maka ia tidak akan jadi milikmu... dan apapun yang menjadi takdirmu, maka takkan luput darimu."
Demikian kira-kira terjemahnya secara bebas.
Ya Allah,
jadikanlah takdir kami baik seluruhnya ❤️
Sabtu, 20-04-2024
21.31 WIB
1 note · View note
eurasianskylark · 5 months
Text
Aku Punya Allah, dan Allah Mahakaya
Barusan sekali, aku duduk bersama mamah mendengarkan berbagai cerita dari masa kecil beliau, hingga akhirnya sampailah beliau bercerita tentang pakdenya (kakak laki-laki mbahku yang kupanggil mbah juga) yang dulu merupakan seorang dokter spesialis anak, rahimahullah. Untuk mempermudah, kita sebut beliau di sini sebagai mbah dokter.
Mbah buyutku rahimahullah, ayahnya mbah dokter, bukan orang yang berkecukupan. Bagi orang-orang di sekitarnya, keinginan beliau untuk menyekolahkan anaknya di kedokteran merupakan sesuatu yang tidak masuk akal, terlebih pada zaman itu. Hingga ada di antara mereka yang berkata:
"Kamu seperti Pungguk merindukan bulan!"
Jawaban mbah buyut sebagaimana diceritakan oleh mamah ternyata luar biasa...
"Aku punya Allah, dan Allah Mahakaya! Allah pasti tahu bagaimana kerasnya aku berusaha."
...
Masyaallah...
Jawaban yang luar biasa.
Beliau berjuang; beliau berusaha.
Dan beliau sangat tahu bahwa Allah Mahakaya.
Beliau yakin bahwa Allah yang akan mencukupkan segalanya, walau dengan cara yang tidak pernah terbayang dalam benaknya.
Dan... segalanya menjadi nyata!
Okay, let me tell you the whole story.
--
Kala itu mbah dokter diterima di FK UGM, sehingga otomatis beliau harus pindah ke Jogja untuk menjalani pendidikannya. Di masa perkuliahan inilah, keyakinan ayah beliau (mbah buyut) Allah jadikan nyata.
Mbah dokter tinggal di sebuah kos-kosan milik seorang ibu kaya-raya, Ibu G, rahimahallah. Mbah dokter merupakan seorang pekerja keras, rajin, baik hati, pintar, dan masih banyak sifat lainnya yang beliau miliki—dan aku tidak menyucikan siapapun di hadapan Allah—hingga sang ibu kos pun amat sayang kepada beliau. Ibu G inilah yang Allah jadikan sebagai wasilah suksesnya keberlangsungan pendidikan beliau di samping semua usaha yang dikerahkan mbah buyut. Entah berapa banyak bantuan yang ibu G berikan untuk mbah dokter, yang semuanya diberikan dengan tulus dan sepenuh hati.
Alhamdulillah Ya Rabb...
Segala puji bagi Engkau dalam seluruh keadaan.
Aku sangat suka mendengarkan jawaban dari mbah buyut rahimahullah ketika orang meragukan usahanya. Aku suka sekali dan kagum dengan keyakinan beliau bahwa Allah Mahakaya. Al-Ghoniyy. Betapa yakinnya beliau bahwa Allah lah yang akan mencukupkan hamba-hamba-Nya.
Sebagaimana yang Allah Ta'ala telah firmankan dalam penggalan ayat pada Surat Az-Zumar,
أَلَيْسَ اللهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
"Bukankah Allah yang mencukupi hamba-Nya?"
Jawaban beliau kala itu sungguh jadi pengingat yang menyentil bagi yang menulis ini secara pribadi. Si penulis, yang katanya sudah pernah belajar ayat dan hadits tentang tauhid bahwa segala sesuatu sudah dituliskan termasuk rizki, bahwa Allah sudah menetapkan bagian semua makhluk-Nya, bahwa takkan ada yang kurang atau kelebihan karena semua sesuai porsinya, bahwa Allah lah yang mencukupkan hamba-Nya... tapi masih sangattt terseok dalam menjalankannya..
Semoga Allah mengampuni penulis dan kita semua.
Benarlah apabila dikatakan bahwa teori itu berbeda dengan praktek. Orang yang memahami teori sesuatu belum tentu baik dalam prakteknya secara langsung. Semuanya sangat membutuhkan taufiq Allah, Na... Semuanya sangat membutuhkan pertolongan Allah.
Kalaulah bukan karena Allah,
betapa sulitnya kita bisa meraih ilmu naafi' (ilmu yang menambah keimanan kita, mengubah kita jadi lebih baik, membuahkan amal)...
Kalaulah bukan karena Allah,
betapa sulitnya kita mengamalkan ilmu yang sudah kita pelajari betapa pun dalamnya pemahaman kita terhadap ilmu tersebut...
Kalaulah bukan karena Allah,
betapa sulitnya hati kita bisa meyakini bahwa masa depan ada di tangan Allah, hingga hati kita bisa tetap tenang sambil terus memaksimalkan usaha yang bisa dilakukan...
Kalaulah bukan karena Allah,
betapa sulitnya kita bisa meyakini bahwa Allah Mahaadil dengan pembagian-Nya...
Ya Allah... berilah kami taufiq, agar kami bisa meyakini semua itu...
Berilah kami taufiq, agar kami bisa tawakkal sepenuhnya kepada-Mu...
Berilah kami taufiq, agar kami bisa memaksimalkan usaha kami...
Segala puji bagi Allah atas segala karunia-Nya kepada kita semua. Nikmat yang takkan pernah bisa kita hitung jumlahnya. Nikmat yang senantiasa mengalir, yang bahkan terkadang kita lupa akan keberadaannya—seperti oksigen yang kita hirup setiap detiknya.
Aku bersyukur sekali malam ini, karena Allah sudah karuniakan aku kesempatan untuk belajar pengamalan tauhid dari perkataan dan keyakinan serta keimanan mbah buyutku, rahimahullah. Mbah buyut yang belum pernah aku temui dalam hidup. Semoga Allah merahmati beliau dalam kuburnya, juga semua saudara seiman yang sudah mendahului kita.
Aku juga jadi diingatkan tentang pentingnya berusaha meraih ilmu naafi'. Sebagaimana kusebutkan di atas, ilmu naafi' adalah ilmu yang menambah keimanan kita, mengubah kita jadi lebih baik, serta membuahkan amal. Ilmu naafi' bukan sekadar teori... ia bukan sekadar idrakul ma'lumat (memperoleh teori semata). Ia adalah ilmu yang bisa diraih di antaranya dengan beradab saat menuntutnya, juga dengan bersihnya hati. Aku teringat guruku hafizhahullah berkata:
"Betapa pentingnya menata hati ketika belajar, karena kualitas ilmu naafi' kita tergantung thoharotul qolb (bersihnya hati dari segala keburukan yang mengotorinya). Ketika hati kita bersih, maka kesiapan menerima ilmu semakin besar."
Ya Allah.. mudahkanlah dan bersihkanlah hati kami ❤️
.
.
FUNFACT! 🎉
Beberapa waktu sebelum virus COVID-19 merebak di sekeliling kita, mamahku menghadiri sebuah acara milik keluarga besar mbah dokter. Tanpa disangka, mamah bertemu dengan teman mengajinya di sana, sebut saja Ibu N. Setelah mengobrol dan bertanya, turned out bahwa Ibu N adalah putri dari Ibu G rahimahallah... ibu kos mbah dokter dulu. Tentunya mamah dan temannya sama-sama kaget, dan di momen inilah mamah banyak dapat cerita dari Ibu N tentang kebaikan-kebaikan mbah dokter dahulu selama ngekos di kosan keluarganya. Beliau yang rajin. Beliau yang baik hati. Beliau yang pekerja keras. Beliau yang pintar dan dengan senang hati mengajari Ibu N dan saudara-saudaranya tentang pelajaran di sekolah.
Surprising! ✨
And there is something that is more surprising than that one...
Ternyata Ibu N ini adalah ibu dari teman SD-ku, yaitu F.
Teman-teman,
sometimes the way you meet people is way too interesting.
Rasanya dunia seperti sempit yaa, hehe. Padahal dunia, bumi kita, itu luas. Sebagaimana firman Allah dalam penggalan ayat Surat Az-Zumar:
وَأَرْضُ اللهِ وَاسِعَةٌ
"...dan bumi Allah itu luas..."
.
Teman-teman yang membaca, mbah dokterku sudah wafat karena sakit yang menyerang beliau beberapa tahun silam. Ketika mbah dokter wafat, Ibu G yang saat itu masih hidup begitu terpukul dan sedih atas wafatnya beliau... Ibu G juga kerap memanggil-manggil nama mbah dokter. Sekarang, Ibu G pun juga sudah wafat, menyusul beliau.
Rahimahumallah, semoga Allah merahmati keduanya.
Aku akan sangat senang kalau teman-teman mau menyertakan doa baik kalian untuk beliau semuanya ❤️
Semoga tulisan ini bermanfaat 💕
19-04-2024.
23.47 WIB
2 notes · View notes
eurasianskylark · 5 months
Text
Writing this as my answer to a question box I found on my mutual's ig story: "What Makes a Woman Beautiful?"
---
WHAT MAKES A WOMAN BEAUTIFUL
When we hear the word ‘beautiful’, I think the common definition that comes to mind will be anything related to physical beauty. It’s acceptable since we will always find that def in dictionaries. However, we know there are two types of beauty:
physical beauty; good physical appearance.
inner beauty: good things that we can find inside of someone, like a strong eeman, good characters, trustworthiness, responsibility, etc.
Having both types of beauty is great and is such a privilege (amirighttt) for the one who is blessed with it, but the remaining question is: how many people are qualified to be considered beautiful in both ways?
Okay, since we are Muslims, let’s talk about beauty from an Islamic perspective. According to the sharia, the actual beauty of a woman (or someone) is the second one—the inner beauty, as this type of beauty tends to stay till the end of their life as long as nothing changes (by Allah’s permission and taufeeq). Meanwhile, physical beauty, such as perfect bodies and perfect faces, will fade away and vanish after decades (proven, no doubt).
There is a hadith narrated by Imam Muslim that the Messenger of Allah (peace be upon him) said:
“Allah doesn’t look at your figures, nor at your attire, but He looks at your hearts and accomplishments.”
[translation by sunnah.com]
And as Muslims, obviously we should pay more attention to what our deen pays attention to: "the inner beauty".
--
--
Back to the main question:
"What Makes a Woman Beautiful?"
Based on a general perspective (that we can’t deny anyway), good physical appearances will make a woman beautiful; however it depends on the relative opinions of people in her country. That could be a small face, dark skin, or wide eyes.
Based on the Islamic perspective, a good heart and good accomplishments will make a woman considered beautiful.
Then, if she:
- has a strongly-nurtured eeman in her heart,
- has good characters like trustworthiness, honesty, and a pure heart,
- can control her jealousy towards someone else,
- always tries to do good deeds in the best way possible,
- always tries to bring the most benefit to others,
- has other good qualities inside of her...
she will be considered beautiful, although she is not physically attractive enough in the eyes of people!
Hence...
My conclusion is that all those things mentioned above are things that make a woman beautiful ❤️
19-04-2024
03.33 WIB
Can't sleep, again. Sleep-deprived.
Tumblr media
1 note · View note
eurasianskylark · 5 months
Text
Irrelevant
Sebuah postingan dengan iklan bersponsor muncul di timeline instagram-ku. Karena isinya bukan hal yang biasa aku nikmati sehari-hari, aku segera klik tanda titik tiga di ujung post, lalu memilih hide ad.
Instagram menanyakan alasanku ingin menyembunyikan postingan tersebut. Tanpa ragu, aku memilih:
It's irrelevant.
...
Sejenak aku terdiam dan berpikir.
Ah.. ternyata memang begitulah hidup ya, Na. Ketika sesuatu tidak relevan dengan kehidupan yang kita jalani, our recent lives, kita cenderung menjauhkan sesuatu itu dari hidup kita. Kita tanpa sadar akan mengabaikannya begitu saja. Ketika sudah sampai tahap mengganggu, barulah kita secara sadar akan membuang sesuatu itu dari pandangan kita, bagaimanapun dulu ia sangat relevan dengan kehidupan kita.
Nah, Na.
Manusia juga sama.
Ketika kita sudah dianggap tidak relevan dengan kehidupan yang saat ini sedang mereka jalani, mereka bisa jadi tanpa sadar akan mengabaikan kita. Mereka mungkin akan datang sekali-dua kali, tapi mungkin itu terjadi ketika mereka sedang butuh sesuatu saja dari kita.
It's okay, Na.
Not everyone is meant to be in your life to the end.
If they want to leave, let them leave.
If they want to stay, let them stay.
Yang penting... tetaplah berusaha hargai orang lain, Na, semampumu. Jaga yang bisa kamu jaga. Menjaga sesuatu begitu berat tapi melepasnya begitu mudah.
Semoga Allah kelilingi kita dengan orang-orang baik! ❤️
.
.
18-04-2024.
06.19 WIB
0 notes
eurasianskylark · 5 months
Text
وَلَمۡ أَكُنۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِیِّا
”And never have i been disappointed in my du’a’s to You.”
[19:4]
784 notes · View notes
eurasianskylark · 5 months
Text
Akan Kembali
Hari ini kita memasuki 1 Syawal, setelah kita berjuang selama sebulan di Ramadan untuk menahan makan dan minum dan hal-hal lain yang biasa kita lakukan di luar Ramadan. Sebagian melakukannya terpaksa, sebagian melakukannya karena keimanan. Maka ketahuilah,
كل عمل بني آدم له إلا صيام فإنه لي وأنا أجزي به
"Semua amal anak Adam itu untuknya, kecuali shiyam, sesungguhnya shiyam itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya."
Balasan dari Allah atas amal anak Adam bisa sampai 700x lipat. How generous Allah is!
Konsekuensi kita sebagai seorang muslim (aslama-yuslimu-islaman yaitu berserah diri kepada Allah), adalah ketika ada seruan untuk kembali kepada Allah, maka kita patuh dan taat kepada-Nya. Sami'naa wa atho'naa.
Salah satu bukti iman adalah ketaatan. Berilah perhatian kepada orang terdekat kita. Selama ada iman di dada mereka maka mereka adalah saudara kita. Jangan lupa doakan saudara-saudara kita di Palestina 🇵🇸. Betapa mereka masih begitu menderita di sana, meskipun ini hari lebaran di mana seharusnya kita bisa bersukacita. Simaklah hadits berikut:
لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
"Tidak beriman seseorang hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri."
Ada shohabiyyah yang pakaiannya tersingkap lalu diganggu orang Yahudi (yang berasal dari Bani Qainuqa'), maka Bani Qainuqa' seluruhnya diusir dari Madinah oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Begitulah kehormatan seorang muslim; dijaga oleh muslim-muslim lainnya.
Amalan yang dilakukan sebagai beban maka akan memberatkan; namun kalau dikerjakan dengan keimanan maka Allah akan ringankan. Seperti shaum ini. Allah karuniakan dua kebahagiaan untuk orang yang berpuasa dengan imannya:
للصائم فرحتان: فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه.
"Orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka; dan kebahagiaan saat bertemu dengan Rabbnya."
وما تدري نفس ماذا تكسب غدا وما تدري نفس بأي أرض تموت
Tidak ada yang tahu kapan ajalnya akan datang... namun ia adalah keniscayaan. Maka berdoalah supaya Allah karuniakan husnul khotimah.
Allah sandingkan kata "kebahagiaan" dengan orang yang berpuasa, tapi itu bukan berarti orang yang sekadar menahan makan dan minum saja; melainkan orang yang berpuasa dalam keadaan beriman. Sebagaimana dalam surat Al-Baqarah:
يآيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas ummat-ummat sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Lihatlah saat Ramadan, betapa banyak orang berpuasa, lalu berinfak, lalu tilawah, memaksimalkan malamnya, mengerjakan sholat tarawih... bukankah itu semua digerakkan dengan keimanan? Ghiiroh yang muncul itu asalnya dari keimanan.
Kalau kita dapati perbedaan besar ketika Ramadan dan setelahnya, berarti ada problem dalam diri kita... Mintalah pertolongan kepada Allah untuk memperbaikinya...
Semoga Allah tanamkan keimanan kuat dalam hati kita. Perbaiki amalan kita. Beri kita taufiq untuk melakukannya... Aamiin Yaa Rabb.
Kita ini sejatinya akan kembali kepada Allah...
إن إلينا إيابهم ثم إن علينا حسابهم
Setiap manusia akan kembali kepada Allah.. yang adil maupun zholim, yang sholih maupun tholih... namun yang PERLU DIPERHATIKAN adalah,
apakah kita akan kembali kepada Allah dengan disertai rahmat-Nya atau murka-Nya...?
Sudahkah kita siapkan bekal untuk akhirat kita?
Apakah harta kita sudah digunakan untuk ketaatan kepada Allah?
Sudahkah anak-anak kita, keluarga kita, dididik dengan dasar agama?
Sudahkah muncul di hati kita rasa rindu untuk beribadah kepada Allah?
إنما المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت قلوبهم
Bukankah tanda orang beriman adalah hatinya bergetar ketika disebut nama Allah? Dan apabila disebutkan ayat-ayat Allah maka bertambah keimanannya? Maka semoga Allah kokohkan keimanan dalam hati kita...
Semoga kita termasuk orang-orang yang berbahagia di sisi Allah... semoga Allah pertemukan kita dengan-Nya dalam keadaan berbahagia, farihiin, su'adaa, mabsuuthiin*, sebagaimana dalam hadits di atas,
فرحة عند لقاء ربه
Kita pasti akan kembali kepada Allah, namun belum tentu kita akan kembali kepada Ramadan... Apabila Ramadan datang lagi tahun depan, kita belum tentu bisa menjumpainya lagi...
Ajal kita pasti akan datang, entah besok, entah lusa, entah tahun depan...
وما أدراك ما يوم الدين
ثم ما أدراك ما يوم الدين
يوم لا تملك نفس لنفس شيئا والأمر يومئذ لله
Hari kiamat kelak akan datang... hari pembalasan itu akan datang. Hari di mana tidak ada seorang pun yang bisa menolong saudaranya yang lain, orang tuanya yang ia cintai, atau siapapun... dan semua urusan pada hari itu ada di tangan Allah.
Maka, berdoalah...
اللهم سلّم سلّم..
Ya Allah, selamatkan kami...
--
Rabu, 10 April 2024.
1 Syawal ✨
06.56 WIB
Lapangan Tenis Perumahan
--
🌳 DID YOU KNOW?
*mabsuuthiin: orang-orang yang senang, bergembira, berbahagia.
Kosa kata baru yang kudapat dari temanku asal Madinah, hafizhahallah. Menurutnya kata ini termasuk kata 'ammiyah atau bahasa harian (tidak baku), namun ia menjelaskan bahwa banyak kata tidak baku ternyata berasal atau berakar dari kata baku, oleh karena itu kita tetap bisa dapatkan makna kata ini jika kita cari di kamus bahasa Arab.
Tumblr media Tumblr media
0 notes
eurasianskylark · 5 months
Text
❤️
Tumblr media
Aku sedang membuka hp ketika tiba-tiba ada sebuah pesan masuk dari seorang teman -semoga Allah menjaganya dan memberkahinya- di aplikasi instagram.
"Assalamu' alaikum warahmatullah wabarakatuh, Kakak Digna hafizhakillah. Izin share nasehat Ustadz hafizhahullah, semoga bermanfaatt"
la mengirimkan catatan pribadinya dari nasihat yang ia simak mengenai bagaimana seharusnya kita menyikapi malam yang kemungkinan akan menjadi malam terakhir di Bulan Ramadan. Nasihat yang tidak terlalu panjang, namun sangat padat makna dan menyentuh sekaligus menyentil diri ini.
Aku bersyukur sekalii dapat kesempatan untuk membacanya dan aku pun mengucapkan terima kasih.
"Jazaakillah khairan yaa, terima kasih sudah ingat aku!"
Tanpa kusangka, jawaban yang dia kirimkan sungguh di luar dugaanku. Jawabannya bukan sekadar "wajazaakillah khairan", atau "sama-sama", atau "dengan senang hati." Bukan. Bukan sekadar itu. la mengatakan,
"Sejatinya Allah yang ingat kita ya kak ketika Allah gerakkan orang mengingat kita."
Deg!
Allah. Yang. Ingat. Kita.
Jujur aku merinding membacanya.
Setelah itu ia menambahkan potongan sebuah ayat dari Surat Al-Ankabut ayat 45:
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
"And the remembrance of Allah is greater."
Di mana disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir dari Ibnu Abbas, bahwa di antara tafsir ayat ini adalah:
"Allah lebih mengingat hamba-hamba-Nya ketimbang hamba-hamba-Nya mengingat-Nya ketika mereka berdzikir kepada-Nya."
Betapa luar biasanya kenikmatan ini!
Betapa dermawannya Allah jika Allah mengingat kita, walau sekali saja...
(sebagaimana bagian ini dikutip dari website Alukah.)
Ah, ternyata, kalau mau menelisik ke belakang, betapa seriiiingg sekali sebetulnya Allah sudah mengingatkan kita! Allah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim, mengingatkan kita dengan cara-Nya yang penuh kelembutan dan kasih sayang. Allah, Raja seluruh alam, memanggil kita yang dosanya tidak terhitung ini untuk kembali... mengingatkan kita untuk stay on track.
Kadang, bentuknya berupa postingan seseorang yang lewat tanpa sengaja di hadapan mata kita. Adakalanya, bentuknya lewat ayat yang kita baca saat tilawah. Di kesempatan lain, bisa jadi bentuknya berupa kata-kata yang diucapkan teman, atau nasihat yang ia kirimkan, seperti momen kali ini.
Lalu...
Apa yang seharusnya kita lakukan setelah sadar dengan panggilan-panggilan dari Allah ini? Mari simak penggalan Surat Adz-Dzāriyāt ayat 50 ini:
فَفِرُّوْا إِلَى اللهِ
"So, flee to Allāh..."
"Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allāh..."
Tafsir ayat tersebut sebagaimana dilihat dalam Tafsir Al-Mukhtashor halaman 522:
"Maka larilah kalian dari bukuman Allah menuju pahala-Nya dengan cara menaati-Nya dan tidak melakukan kemaksiatan terhadap-Nya."
Ya Allah...
اللّهمّ سلّم سلّم...
Ya Allah... selamatkan kami.
Betapa indahnya jika Allah mengingat kita... Hamba Allah sangatlah banyakkk, namun kita hanya punya Ia, Allah yang Maha Esa.
Dosa kita sangatlah banyak, namun apabila kita bertaubat darinya dengan taubat yang sebenar-benarnya, Allah tidak akan menyia-nyiakannya dan tidak meninggalkan kita...
Betapa menenangkannya firman Allah dalam Surat Adh-Dhuha ayat 3:
ما ودّعك ربّك وما قلى
"Tuhanmu tidak meninggalkanmu, dan tidak pula membencimu."
Maka hendaklah kita memperbanyak doa berikut, yang juga jangan sampai kita tinggalkan untuk dibaca sebelum salam dalam sholat,
اَللّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.
O Allah, help me remember You, to be grateful to You, and to worship You in an excellent manner 🍃
"Ya Allah, tolonglah aku dalam berdzikir, bersyukur, dan beribadah dengan baik kepada-Mu."
"Semoga Allah karuniakan kita taufiq-Nya untuk senantiasa mengingat-Nya di setiap episode kehidupan kita," kata temanku.
Allahumastajib Ya Mujibas-sailin..
Tak lupa, di penghujung Ramadan ini marilah kita juga berdoa agar Allah menerima segala amal ibadah kita...
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا...
Ya Allah, terimalah amal ibadah kami...
--
--
Penutupan.
جزاها الله خيرا وبارك فيها 💕
Semoga Allah balas kebaikan temanku yang mengirimkan nasihat tersebut untukku dengan kebaikan 🍃
Semoga teman-teman yang membaca berkenan mendoakan kebaikan untuk beliauu ❤️
Selasa, 09-04-2024.
Penghujung 29 Ramadan 💔
15.30 WIB
Tumblr media Tumblr media
0 notes
eurasianskylark · 5 months
Text
Tentang Penghargaan
Sambil menunggu waktu berbuka, kami duduk di pelataran Masjid PJKA yang mulai dipadati orang, menyimak ustadz hafizhahullah yang sedang menjelaskan sebuah hadits tentang enam hak muslim atas muslim lainnya. Kami duduk di atas terpal yang di atasnya sudah disediakan sajian berbuka untuk tiap orang: setengah gelas berisi teh manis; tiga buah kurma; satu buah risol; dan satu wadah styrofoam tertutup yang disusulkan setelahnya.
Saat waktu berbuka tiba, aku menyantap sajian berbuka sambil mengintip wadah styrofoam untuk mengetahui apa isinya. Oh, ternyata yang ini makanan berat, nasi dengan ikan tepung, pikirku. Karena setelah sholat maghrib kami akan makan malam di warung sate langganan, aku sempat berpikir, apa kuberikan saja ya makanan yang diberikan ini kepada orang lain?
"Na, ketimbang diberikan kepada orang lain, nanti nasi dan ikan tepung ini kita bawa pulang saja," kata suami, "insyaallah kita makan pas jam sahur ya."
Baiklah, aku menurut dan membawanya pulang, mengurungkan niat untuk memberikannya kepada orang lain di luar masjid.
Saat jam sahur tiba, aku menghangatkan nasi dan ikan tepung tadi, lalu meletakkannya di piring untuk kusantap bersama beliau. Penasaran dengan apa yang menjadi pertimbangan beliau, sambil makan, aku bertanya kenapa beliau lebih memilih menyantapnya sendiri ketimbang memberikannya kepada orang lain.
"Sebetulnya kalau tadi kita berikan makanan ini ke orang lain, niat baik muhsinin-nya sudah tersampaikan. Pahala yang Allah udah siapkan untuknya ga akan berkurang karena apa yang kita lakukan. Ini bentuk penghargaan pribadi saya saja untuk muhsinin tersebut... Beliau menyiapkan makanan ini untuk orang-orang yang berbuka, lalu saya tadi di sana, ini diberikan untuk saya, ya sudah saya makan saja, selama tidak ada mudhorot-nya untuk saya (seperti masalah kesehatan). Karena tadi kita mau makan sate, jadi saya bawa pulang saja, kita makan saat sahur."
Wah.
Ko ga kepikiran yaa, Na?
Benar juga. Apa yang beliau lakukan ini menjadi penghargaan untuk muhsinin tersebut dari beliau pribadi. Penghargaan yang tersembunyi, karena tidak diberikan di hadapannya secara langsung.
Beliau melanjutkan,
"Saya juga berusaha semampu saya, supaya ga memberikan hadiah ke orang lain di mana hadiah tersebut merupakan hadiah orang lain untuk saya sebelumnya. Ini tentang penghargaan, Na. Saya berusaha menghargai orang-orang yang sudah berusaha memberi hadiah buat saya. Saya usahakan untuk pakai, supaya mereka dapat kebaikan dari hadiah yang mereka berikan."
--
Okay, Na. Another lesson learned!
Selasa, 09-04-2024.
Hari 29 Ramadan 💔
02.35 WIB -- can't sleep; thanks to Allah and then my coffee
Tumblr media
0 notes
eurasianskylark · 6 months
Text
Semoga Allah mampukan kami dan beri taufiq ❤️
A START
Bismillahirrahmanirrahim;
in the name of Allah, The Most Gracious, The Most Merciful.
Bermula dari status-status wa seputar dunia medis dan diagnosis yang dituliskan spontan tanpa diarsipkan dalam file khusus, maka, dengan memohon taufiq dan pertolongan Allah, hari ini kami membuka satu akun khusus untuk mengumpulkan tulisan-tulisan tersebut.
Semoga dengan ini bisa memperluas kebermanfaatan yang didapat dari tulisan-tulisan yang kami kumpulkan.
Semoga Allah berkahi.
Semoga Allah meridhoi.
Semoga Allah tolong.
ربنا تقبل منا
Wahai Rabb kami, terimalah amal ibadah kami.
Ahad, 07 April 2024.
23.36 WIB
dr. Achmad Irfan Hanifudin
1 note · View note