Tumgik
fennimarriza · 2 years
Text
Sore itu jalur Bukittinggi-Padang Panjang padat merayap, membuat semua orang yang didesak waktu tak lagi menjaga jarak temu agar kendaraan mereka tak beradu.
Bam!
Tiba-tiba ada suara benturan dari belakang, dan benar saja sebuah sepeda motor menabrak bagian kiri mobil travel yang kami tumpangi.
"duh, bakal lama ini", keluhku dalam hati.
Durasi perjalanan Pekanbaru-Padang hari itu jauh lebih lama dari yang seharusnya. Libur semester tiba dan macet dimana-mana. Badan lengket, perut lapar, dan bosan membuat permasalahan tabrak-menabrak itu menambah resah gelisah. "Berapa lama lagi."
Tapi nyatanya keluhanku tadi tak memakan banyak waktu. Driver travel masuk mobil dan curhat sebisanya.
"Mentang-mentang saya supir travel, terus saya bisa ditekan gitu.", tuturnya agak ngedumel.
"Wong dia yang nabrak, malah dia yang minta ganti rugi.", lanjutnya.
"Sabar. Seharusnya nggak boleh begitu. Kita ini semuanya sama di hadapan Allah. Mau menteri, mau supir, mau pedagang di pasar, mau apapun jabatannya, semuanya sama di hadapan Allah. yang membedakan adalah ketaqwaannya.", jawab seorang penumpang di bagian tengah yang ternyata adalah pensiunan guru.
Nyess..
Aku yang sedari tadi duduk ngantuk di barisan kursi paling belakang langsung tersadar. MasyaAllah, barangkali itu hikmah dari tabrakan kecil tadi.
Lewat kalimat ibu itu Allah mau mengingatkan diri ini dan kita semua bahwa kita sebagai manusia nggak boleh rendah diri, nggak boleh sombong dengan apapun pencapaian, karena yang dilihat Allah adalah ketaqwaan.
Yuk sama-sama memperbaiki diri, saling mengingatkan, dan semoga kita kembali dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin ♡
Pekanbaru | 10 Dzulhijjah 1443 H | 10 Juli 2022 | 9.28 PM.
7 notes · View notes
fennimarriza · 2 years
Text
Dibiasakan
Seringkali malas hanya membuat kita teraniaya pada akhirnya.
Siang itu saat kaki hendak keluar rumah, ada rasa-rasa yang sering terasa : rasa mau buang air kecil. Tapi karena malas buka sepatu lagi, akhirnya 'nantilah'.
Alhasil sepanjang jalan kenangan tersiksa menahan kebelet. Ujung-ujungnya singgah dengan manisnya di toilet SPBU terdekat pada saat itu.
Saat kegiatan di toilet hampir selesai, dari luar terdengar suara menggemaskan dari seorang anak perempuan.
"Pa, mau pipiss."
"Iya, tunggu sebentar ya.."
"Dimana pipisnya..? Mau pipiss."
"Disini pipisnya, tunggu yaa."
Dialog lembut bapak dan anak itu berakhir saat pintu toilet terbuka.
Salut sekali dengan orang tua anak tersebut. Anak perempuan imut itu usianya kira-kira baru tiga tahun, tapi orang tuanya sudah mengajarkan buang air kecil di tempatnya.
Di luar sana barangkali masih banyak orang tua yang belum membiasakan anak-anak balitanya hal-hal yang keliatannya sepele tapi berarti sebagaimana yang diajarkan si bapak kepada anak perempuannya tadi.
Dengan dalih karena sayang, karena simple, dan beraneka ragam alasan lainnya, akhirnya si anak dibiarkan saja pakai popok sampai usianya hampir lima tahun, atau dibiarkan pipis sembarangan karena udah gak tahan.
Padahal, semuanya perlu 'mulai' diasah supaya tajam. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Lambat laun, anak-anak balita itu akan tumbuh menjadi anak-anak yang harus duduk di bangku TK, SD, dan seterusnya. Rasa sayang yang teramat tadi justru akan menyulitkan si anak pada akhirnya, dia akan butuh waktu lebih lama untuk mandiri,untuk bisa (maaf) cebok sendiri, untuk tau kapan dia harus pipis sampai gak perlu pipis di tepi jalan.
Semuanya perlu dibiasakan, untuk masa depan anak-anak yang lebih baik.
Sekian pandangan dari saya yang belum menjadi orang tua. Semoga bermanfaat.
Wallahu a'lam.
Di sebuah kota | 30 Jumadil Awal 1443 H | 3 Januari 2022 | 2.39 PM
1 note · View note
fennimarriza · 2 years
Text
Kamis itu, setelah serangkaian ceremony di bawah terik matahari pagi, anak-anak berhamburan mencari walikelas dan guru-guru kesayangan mereka. Ada banyak kartu ucapan, kado, bunga, dan bucket snack berbagai rupa.
Kado terkumpul, saatnya unboxing. Yap, isinya di luar dugaan. Saya dapat sehelai daster. Pas sekali, saat itu saya memang sedang butuh tambahan baju rumah.
Itu cerita kado, lain cerita dengan bucket snack yang ukurannya keren banget. Guru dengan empat orang anak kecil, dapat bucket snack yang super dupeer besar. Bu guru dengan dua orang anak dapat ukuran yang lumayan besar tapi gak sebesar yang anak empat, dan kita yang single dapat bucket snack yang ukurannya gak seberapa.
Dari kado-kado dan bucket snack ini kita jadi belajar gimana sempurnanya Allah subhanahu wa ta'ala merancang semuanya sesuai kebutuhan kita. MasyaAllah.
Yuk bersyukur !
Rumah | 27 Jumadil Awal 1443 H | 31 Desember 2021 | 8.31 pm
1 note · View note
fennimarriza · 2 years
Text
Tumblr media
I posted 20 times in 2021
18 posts created (90%)
2 posts reblogged (10%)
For every post I created, I reblogged 0.1 posts.
I added 67 tags in 2021
#ntms - 18 posts
#cercupen - 16 posts
#hp - 13 posts
#artikel - 5 posts
#jodoh - 4 posts
#quoteoftheday - 3 posts
#hijrah - 2 posts
#artikel introspeksi - 2 posts
#persahabatan - 2 posts
#artikelislami - 2 posts
Longest Tag: 19 characters
#artikel introspeksi
My Top Posts in 2021
#5
Bercerita tentang Apapun
"Semoga kita panjang umur, dan bisa bercerita tentang apapun."
Begitu sepintas kalimat do'a dari sahabat saya dua pekan lalu, saat kami bertemu setelah beberapa bulan memisahkan diri.
Lucu memang. Dua orang yang menyebut dirinya sahabat justru saling menyimpan satu sama lain. Saling bercerita, tapi tak usai.
Kita sama-sama tau, tapi sama-sama pura-pura tak tau. Mungkin kita sama-sama ingin membahasnya, tapi diurungkan di tengah percakapan.
Tapi ya kembali lagi. Tidak semua hal bisa diceritakan. Bahkan ada hal yang harus dikubur dalam-dalam dan tak perlu diungkit jika hanya menyakitkan.
Karena tidak semua hal harus dibagikan. Ada yang harus disimpan dan cukup Allah jadi tempat pengaduan.
Dan, karena semuanya hanya Allah yang bisa menyelesaikan.
Pekanbaru, 8 Sha'ban 1442 H | 21 Maret 2021 | 3.23 PM
1 notes • Posted 2021-03-21 08:25:32 GMT
#4
Kebaikan Pengantar
Kita sering tak sadar, bahwa apa yang kita alami di masa ini adalah imbas dari apa yang sudah kita lalui di waktu sebelumnya : entah itu kemarin, sebulan yang lalu, atau bahkan bertahun-tahun lalu.
Siang itu aku berbincang-bincang dengan seorang ibu yang profesinya kini adalah profesi yang diidam-idamkan banyak orang : pegawai pemerintahan.
Beliau adalah pekerja keras. Sebelum sampai di saat ini beliau sudah melalui berbagai macam kesibukan yang barangkali apa yang ia terima hari ini adalah akibat dari salah satu kesibukannya.
Beberapa tahun lalu, ia mengisi waktunya dengan berjualan kue dan ayam goreng. Kue-kue itu tak hanya ia buat sendiri, tapi juga dititipkan oleh para pedagang-pedagang kecil.
Sayangnya, tak selalu untung yang didulang. Kue-kue titipan itu tak seterusnya habis. Kala kue-kue titipan itu bersisa, maka ia berinisiatif untuk memberikan kue-kue itu ke anak-anak tetangga yang berlalu lalang di depan ruko, atau bahkan mengonsumsinya sendiri demi penuhnya ia membayar uang kue ke para pedagang.
Mungkin kebaikan-kebaikannya itu adalah pengantar kebaikan-kebaikan yang ia terima hari ini.
Kebaikan, segerakan. Bukan untuk dapat balasan dari sesama ciptaan, tapi untuk mendapat ridho dari Yang Menciptakan.
Semoga Allah selalu membimbing kita menjadi hamba yang dirindukan Surga. Aamiin.
Bukan Pekanbaru | 25 Jumadil Awwal 1442 H| 9 Januari 2021 | 8.34 AM
1 notes • Posted 2021-01-09 01:36:07 GMT
#3
Daripada badan yang nyemplung, lebih baik kaki yang dicemplungkan. Sometimes kita harus berkorban untuk menyelamatkan sesuatu yang lebih besar. Biarlah menangis sebentar sekarang, daripada menangis panjang nanti.
Tumblr media
Pagi ini, sesudah hujan panjang malam tadi.
2 notes • Posted 2021-07-12 04:30:46 GMT
#2
Butuh Waktu
Dulu, waktu lagi seliweran di jalan raya dan ngeliat travel bermerk-kan 'Rajendra', aku bertanya :
"ini travel track nya kemana ya? Belakangnya cuma bertuliskan 'travel bandara', gak ada keterangan kota asal dan tujuan. Ah, ya sudahlah. Gak penting juga untuk aku tau.", batinku.
Itu pertanyaan nyaris tiga tahun lalu. Dan sekarang : hampir setiap dua pekan aku jadi penumpangnya.
Dulu, waktu masih tinggal di jalan sebelah..aku bertanya,
"Gimana ya bentuk sekolah Al-Kautsar itu. Jadi penasaran. Tapi kalau mau masuk ke areanya, segan..ngapain juga masuk ke sekolah orang tanpa ada kepentingan."
Dan sekarang? Aku tinggal pas sekali di belakang gerbang sekolah ini, hampir setiap hari motong jalan dari sana.
Mungkin kita hanya butuh waktu untuk menunggu jawaban. Finally semua akan dijawab Allah pada waktu terbaik menurut-Nya. InsyaAllah.
Sabar.. sabar itu akan mendatangkan kejutan, bahkan untuk pertanyaan-pertanyaan yang sudah kita lupakan.
Wallahu a'lam
bukan di Pekanbaru | 25 Dzulhijjah 1442 H | 4 Agustus 2021 | 9.51 PM
4 notes • Posted 2021-08-04 14:51:30 GMT
#1
"Ma..Nni rasanya capek. Nni nggak mau berdo'a minta itu lagi."
"Nggak boleh gitu. Cuma orang-orang kafir yang berputus asa dari rahmat Allah."
Pekanbaru, 3 Zulqaidah 1442 H | 13 Juni 2021 | 6.30 PM.
6 notes • Posted 2021-06-13 11:31:01 GMT
Get your Tumblr 2021 Year in Review →
0 notes
fennimarriza · 3 years
Text
Wak Sentot.
Sore itu, saat beberapa orang guru tengah sibuk dengan keyboardnya di kantor majelis guru. Tiba-tiba seorang anak datang ke depan pintu kantor untuk menanyakan perkara kelas online-nya. Lalu, setelah selesai dengan masalah kelas online, terjadilah percakapan berikut ini.
"Rumah kamu dimana, nak?"
"Itu Bu, di KUD."
"KUD panjang loh nak."
"Itu Bu yang di dekat mesjid."
"Mesjid yang mana?".
"Itu Buu, yang di dekat rumah Wak Sentot."
Tepat setelah anak itu beranjak pergi, kami semua langsung liat-liatan dan tertawa geli atas ketidaktahuan kami dan kepolosan anak itu.
Karena kami yang notabene nya pendatang tidak kenal sama sekali nama wawak-wawak yang tinggal di sekitaran sekolah.
Dari cerita Wak Sentot ini saya belajar..
Kita seringkali merasa saling mengenal, saling memahami, dan saling-saling lainnya. Padahal bisajadi itu hanya berlangsung sepihak.
Sama halnya dengan cerita wak Sentot ini. Anak itu dengan polosnya menganggap kami kenal dengan lingkungannya, padahal kami blank sama sekali dengan nama orang-orang di sekitaran sana walaupun seling berangguk sapa.
Bisa jadi kamu merasa dia mengenalmu, memahamimu, padahal dia tak tau sama sekali tentang dirimu.
Kesimpulannya? monggo disimpulkan sendiri :)
Bukan di Pekanbaru | 6 Muharram 1443 H | 14 Agustus 2021 | 8.16 PM.
1 note · View note
fennimarriza · 3 years
Text
Butuh Waktu
Dulu, waktu lagi seliweran di jalan raya dan ngeliat travel bermerk-kan 'Rajendra', aku bertanya :
"ini travel track nya kemana ya? Belakangnya cuma bertuliskan 'travel bandara', gak ada keterangan kota asal dan tujuan. Ah, ya sudahlah. Gak penting juga untuk aku tau.", batinku.
Itu pertanyaan nyaris tiga tahun lalu. Dan sekarang : hampir setiap dua pekan aku jadi penumpangnya.
Dulu, waktu masih tinggal di jalan sebelah..aku bertanya,
"Gimana ya bentuk sekolah Al-Kautsar itu. Jadi penasaran. Tapi kalau mau masuk ke areanya, segan..ngapain juga masuk ke sekolah orang tanpa ada kepentingan."
Dan sekarang? Aku tinggal pas sekali di belakang gerbang sekolah ini, hampir setiap hari motong jalan dari sana.
Mungkin kita hanya butuh waktu untuk menunggu jawaban. Finally semua akan dijawab Allah pada waktu terbaik menurut-Nya. InsyaAllah.
Sabar.. sabar itu akan mendatangkan kejutan, bahkan untuk pertanyaan-pertanyaan yang sudah kita lupakan.
Wallahu a'lam
bukan di Pekanbaru | 25 Dzulhijjah 1442 H | 4 Agustus 2021 | 9.51 PM
4 notes · View notes
fennimarriza · 3 years
Text
Daripada badan yang nyemplung, lebih baik kaki yang dicemplungkan. Sometimes kita harus berkorban untuk menyelamatkan sesuatu yang lebih besar. Biarlah menangis sebentar sekarang, daripada menangis panjang nanti.
Tumblr media
Pagi ini, sesudah hujan panjang malam tadi.
2 notes · View notes
fennimarriza · 3 years
Text
Once you stop looking for what you want, you find what you need. 
Anonim
0 notes
fennimarriza · 3 years
Text
“Lelaki dan perempuan bisa jadi sahabat. Tetapi di satu titik, mereka akan jatuh cinta pada satu sama lain. Mungkin sementara, mungkin di waktu yang tidak tepat, mungkin terlambat, atau mungkin selamanya” . — Dave Matthews Band
Reblog : @fiersabesari
Barangkali semut-semut ini, bertemu, berteman, bersahabat, dan saling jatuh cinta.
1 note · View note
fennimarriza · 3 years
Text
Karena Packaging
Sore itu ada yang terburu-buru berbelanja di swalayan, mencari facial wash yang seringkali out of stock.
"Yes, akhirnya facial wash nya ada.", senangnya, dalam hati.
"eh tapi yang ini packagingnya kurang bersih.", lanjutnya, lantas memilih yang packaging nya mulus.
Setelah ketemu yang packagingnya aduhai, langsung bayar ke kasir. Pas mau dipake di rumah,
"what? Ternyata yang keambil facial scrub, bukan facial wash.". Tepok jidat.
Kita seringkali begitu, karena sibuk milih packaging yang bagus, akhirnya lupa ngeliat isinya.
Ada banyak yang jatuh cinta pada pandangan pertama melihat packaging, tapi ada juga yang jatuh cinta pada pandangan ke sekian ratus kali karena mengenal karakter.
Pasangan-pasangan di luar sana mengajarkan kita banyak hal. Sepintas mata memandang, ada banyak yang look nya keren berpasangan dengan dia yang look nya biasa aja.
Tau kenapa?
Karena yang mereka cintai adalah jiwa, bukan hanya fisik pasangannya. Karena, mencintai jiwa itu menutupi kekurangan-kekurangan fisik yang ada.
Fisik bisa keriput pada waktunya, tapi jiwa bisa semakin indah jika ditata.
Walau tak ada laku yang sempurna. Tapi pilihlah ia yang utama akhlaknya, karena buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Paham maksudnya?
Wallahu a'lam.
Fenni Marriza | depan TV | 12 Dzulqaidah 1442 H | 22 Juni 2021 | 9.37 PM.
1 note · View note
fennimarriza · 3 years
Text
"Ma..Nni rasanya capek. Nni nggak mau berdo'a minta itu lagi."
"Nggak boleh gitu. Cuma orang-orang kafir yang berputus asa dari rahmat Allah."
Pekanbaru, 3 Zulqaidah 1442 H | 13 Juni 2021 | 6.30 PM.
6 notes · View notes
fennimarriza · 3 years
Text
Dari Jemuran.
Kami adalah penghuni salah satu rumah petak dua. Rumah petak dua yang dibalut pagar yang sama dan berbagi jemuran di tali yang sama.
Ya, jemuran. Dari jemuran di belakang rumah saya belajar banyak hal. Empat baris tali jemuran itu mengajarkan saya tentang mengalah, menghargai, dan menyayangi.
Sepaket tali jemuran untuk dua buah rumah seharusnya dibagi dua. Tapi yang namanya perempuan udah nyuci, kainnya banyak tiada tara. Dari sini saya belajar tentang mengalah.
Kami hampir selalu menguasai 2/3 bagian jemuran. Sedangkan tetangga kami yang isinya beberapa orang laki-laki (ada bapak-bapak dan single man agaknya) hanya dapat sisanya. Saya sering ekspansi ke jemuran sebelah karena beliau-beliau jarang mencuci.
Alhasil. Saat ternyata sama-sama mencuci dan jemuran penuh, tetangga kami mengalah dan menjemur sebagian baju di pagar depan rumah. Mereka tak ada pergerakan sedikitpun untuk menggeser-geser jemuran kami.
Dari jemuran saya juga belajar menghargai waktu. Tetangga kami adalah orang-orang yang rajin (ini cerita tentang tetangga apa jemuran ya). Mau pulang semalam apapun, mereka usahakan mencuci baju. Karena itu saya jadi termotivasi untuk tidak menumpuk cucian.
Last but not least. Dari jemuran tetangga saya belajar tentang menyayangi. Mereka adalah family man. Bapak-bapak di sebelah sering terdengar video call dengan anak-anaknya. Bahkan ada yg membawa handuk anaknya ke sini.
Laki-laki single di sebelah pun tak kalah penyayangnya. Belum lagi beliau pulang dengan baju proyeknya yang berdebukan tanah kuning itu, kucing-kucing liar sudah ngantri depan rumah. Ya, dia (sepertinya) sayang dengan kucing.
Walaupun kami super duper jarang berinteraksi dengan tetangga sebelah, tapi melihat animo kucing-kucing yang luar biasa, saya jadi tau akan hal itu. Bahkan, jam 12 malam pun saat kucing ngeong-ngeong depan rumah, dia buka pintu dan keluar hanya untuk ngasih makan kucing. Melihat hal ini, saya juga termotivasi jadi idola kucing-kucing sekitar. (hihi).
Jangan tanya kenapa saya bisa tau semua. Karena saya sering duduk di ruang tamu dan sering tak sengaja melihat atau mendengar kejadian tetangga sebelah.
See, gimana besarnya pengaruh hal-hal yang diperlihatkan tetangga sebelah.
Ternyata, sadar ataupun nggak sadar..apa yang kita lakukan justru mempengaruhi dan memotivasi orang-orang sekitar.
Jadi, lakukanlah yang baik-baik agar memberikan tauladan yang baik :)
Wallahu a'lam.
0 notes
fennimarriza · 3 years
Text
Kita dan Ketidakpastian
Dosen saya pernah bilang, perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan sebuah konsep Fisika Modern yang mengatakan bahwa hidup ini penuh dengan ketidakpastian.
That's true. Kita gak tau pasti apa yang terjadi sedetik ke depan, gak tau pasti rencana kita terealisasi atau gak, gak tau pasti besok masih hidup apa gak. Dan gak tau-gak tau lainnya.
Hari ini saya belajar dari kegagalan sebuah planning, even sudah ditunggu dan dipersiapkan : masak mi rebus.
Planning itu mungkin keliatan gak penting. Tapi bagi saya, menepati kata-kata yang sudah diucapkan adalah penting.
Hari ini tamu yang ditunggu, tak hadir tanpa kabar. Tidak pasti apa yang terjadi. Mungkin beliau sakit, mungkin sibuk, atau mungkin lupa. Ada banyak kemungkinan-kemungkinan yang tidak pasti. Daripada menduga-duga lebih baik bertanya :)
Kita boleh berjanji untuk bertemu, tapi Allah paling tau apakah pertemuan itu baik atau tidak. Semua yang terjadi pasti ada hikmahnya, semua yang gagal pasti Allah ganti dengan yang lebih baik setelahnya. InsyaAllah.
Dunia ini penuh dengan ketidakpastian. Jika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan lantas kita bisa apa? Belajar ikhlas jawabannya.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata,
“Saya meminta sesuatu kepada Allah. Jika Allah mengabulkannya untuk saya maka saya gembira SEKALI saja. Namun, jika Allah tidak memberikannya kepada saya maka saya gembira SEPULUH kali lipat. Sebab, yang pertama itu pilihan saya. Sedangkan yang kedua itu pilihan Allah SWT.”
Wallahu a'lam
Untukmu yang hari ini tak datang, kamu kemana?
30 Mei 2021
0 notes
fennimarriza · 3 years
Text
Sahabat Ekspektasi
Dulu adek pernah bilang, "persahabatan itu mitos."
Mungkin pendapat itu benar. Karena nyatanya, beda circle, beda lagi sahabatnya.
Persahabatan 'kita' mungkin gak selamanya sama. Mau dulu selengket apapun, kemana-mana nemplok, kalau udah jarak dan waktu yang bermain, bisajadi jauh.
Mau sering komunikasi, pergi bareng, kalau ada yang lebih asik & menarik, ya bisa renggang juga.
Saya pernah bilang sama sahabat saya, " Kamu jangan berekspektasi lebih sama saya. Saya orangnya cuek, gak peka. Sedangkan kamu mengharapkan sahabat yang perhatian. Saya mungkin perhatian, tapi dalam bentuk lain."
Ya, ekspektasi. Kita seringkali berekspektasi lebih dengan orang-orang di sekeliling. Berharap mereka begini dan begitu, berharap mereka terus dekat, dan lain-lain.
Tapi, itu hidup mereka : kita nggak bisa kontrol.
Nikmati semua sekenanya, gak usah terlalu banyak menuntut. Karena lambat laun bersahabat dengan manusia tentu ada kecewa.
Kamu harus tau, ada sahabat yang gak akan bikin kecewa tapi sering kita abaikan. Padahal dia tak hanya menemani kita di dunia, tapi juga memberi syafa'at di akhirat, insyaAllah.
Kamu tau kan yang saya maksud? Ya, Al-Qur'an.
Al-Qur'an, dia memberi ketenangan, jadi obat, jadi petunjuk. Semua ada padanya. Dia sempurna.
“Bacalah Al Qur’an karena Al Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi yang membacanya. .." (HR. Muslim)
Semoga kita tak hanya sibuk bersahabat dengan manusia, tapi juga dengan dia yang sempuarna : Al-Huda :)
Fenni Marriza | 1 Syawal 1442 H| 12 Mei 2021 | 10.26 PM
0 notes
fennimarriza · 3 years
Text
Tak Pernah Lepas
Aristoteles menyebut kita sebagai zoon politicon yang pada dasarnya selalu ingin bergaul, singkat kata beliau bilang kita adalah makhluk sosial.
Kita makhluk sosial, kita saling membutuhkan.
Aku pernah mencoba melepaskan diri dari 'membutuhkan' manusia lain. Karena jelas, butuh di sini akan merepotkan yang di sana.
Kala itu aku berusaha untuk tidak mau lagi meminta bantuan pada sahabatku yang rumahnya di ujung sana. Karena kurasa dia perlu istirahat mengantarkan diriku yang rempong ini kemana-mana.
Aku pergi ke swalayan dekat rumah, aplikasi oj-ol ku tiba-tiba minta update dan memory hp ku penuh. Jelas aku bingung gimana caranya pulang. Alhasil, ku buka wa group dan, 'kakak-kakak guys, tolong pesenin ojol dong.'
Group itu berisi kami berlima, yang tiga di Duri, satu di Dumai, dan aku sendiri di Pekanbaru.
"Apa nama tempatnya?"
"Planet swalayan."
"Gak ketemu."
"yang ini bukan?", sambil ngirimin skrinsyut pilihan di aplikasi ojol.
"iya itu."
Selang seling chat sambil telpon. Satu kampung rusuh mencarikan ojol demi manusia ini bisa pulang.
"Abangnya udah nyampe belum?"
"Udah nyampe rumah?"
"Alhamdulillah."
Apakah kamu juga bisa merasakannya? Aku merasakannya. Mereka mau repot-repot di tengah kerepotan mereka saat itu karena rasa cinta yang mereka miliki. Mereka (mungkin) mencintai aku yang riweuh ini.
Rasulullah sholallahu 'alaihi wa salam pernah bersabda,
"Tidak sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari & Muslim)
Mereka mencintai aku, dan aku mencintai mereka.
Kita tak pernah lepas dari situasi saling membutuhkan, itu berarti kita juga tak pernah lepas dari rasa saling mencintai.
Ada banyak sekali cinta di sekeliling kita, hingga rasanya tak perlulah melakukan hal-hal konyol hanya untuk meraih cinta makhluk dunia.
Syukuri & cintai semua karena Allah, penduduk langit dan bumi pun akan cinta. InsyaAllah.
*entah kemana-mana lari tulisannya 🤦‍♀️
27 Ramadhan 1442 H | 9.50 PM
0 notes
fennimarriza · 3 years
Text
Nyatanya
Pagi itu, di pelabuhan roro Pakning ada puluhan sepeda motor berbaris menanti giliran masuk kapal.
Menunggu giliran nyebrang itu bukanlah hal yang bisa diprediksi, bisa sebentar, bisajadi lama.
Waktu itu hampir setengah jam kami menunggu, tapi seorang pengendara motor di antrean depan tak kunjung mematikan kendaraannya, bau asapnya agak mengganggu.
Lama kelamaan akhirnya motor pengendara itu mati juga, dan saat hendak masuk ke roro ia kesusahan menyalakan motornya.
Do you get the point?
Ada banyak sekali kejadian di muka bumi ini yang tidak sesuai prasangka kita.
Ada orang yang keliatan gak sopan karena nanya alamat cuma dari atas motor, padahal motornya susah nyala lagi walau dimatiin sesaat.
Ada orang yang keliatan pergi liburan ke luar kota, padahal nyatanya dia melakukan perjalanan untuk mengunjungi orang tuanya yang sakit.
Ada banyak keliatannya-keliatannya dan nyatanya-nyatanya di dunia ini.
Tetaplah berprasangka baik, agar hidup kita juga baik. InsyaAllah :)
23 Ramadhan 1442 H | 4 Mei 2021 | 8.37 PM
1 note · View note
fennimarriza · 3 years
Text
Kamu juga Penting
Di dunia ini ada banyak hal penting yang harus diselesaikan. Menguras tenaga, waktu, pikiran, bahkan semuanya. Tapi hei, itu cuma dunia.
Kita seringkali kebablasan kerja di depan latpop sampai lupa bahwa mata juga perlu istirahat. Sibuk seliweran sana sini demi mengejar deadline sampai lupa makan, lupa minum.
Bela-belain nahan pipis demi nggak memotong cerita sahabat yang tentunya adalah orang penting. Bahkan yang parahnya, rela nunda sholat demi eksis sama teman-teman.
Semua hal-hal itu memang penting, tapi kamu juga harus tau semua yang ada diri kamu juga penting.
Kesehatanmu itu penting, harus kamu jaga. Agar kamu tak hanya menebar manfaat dimasa ini, tapi juga sampai nanti-nanti.
Sholatmu juga penting, harus kamu jaga. Karena yang memberimu hidup bukan dia-dia yang sering bikin kecewa, tapi Dia Yang Maha Kuasa.
Kamu adalah penting. Jangan sampai tanggung jawabmu akan hal-hal penting itu membuatmu abai dengan tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Kamu, jangan lupa sholat, makan, minum, dan semuanya. Perhatikan juga dirimu sebelum sibuk dengan yang lain :)
Wallahu a'lam.
22 Ramadhan 1442 H | 3 Mei 2021 | 8.08 PM
1 note · View note