harusbangkit

[harusbangkit]

Yaa Rabb, detik ini, sembari aku mendengarkan alma'tsurat, deru kendaraan di luar, toko yang masih ditutup padahal sudah waktunya buka.

Aku bersimpuh menghadap mu, melakukan hal yang berbeda diantara berbagai kesalahanku dalam memilih hal yang buruk dan menyia-nyiakan kesempatan.

Aku menyadari kelemahanku di hadapanmu, kebebasanku hanya akan datang ketika aku memilih mu dalam setiap kondisi kritis. Namun, seringnya aku menghadap dan berharap pada selain mu. Aku ini selalu ingin menghamba padamu, tapi yang kulakukan tidak seperti itu.

Hari ini aku berbicara jujur dari hatiku yang paling dalam, cukup sudah aku melakukan kesalahan dengan memilih maksiat dibandingkan dirimu. Cukup sudah!

Ya Allah cukupkan aku dengan takwa kepadamu, hadirkan takwa itu pada diriku. Hadirkan kedisiplinan takwa itu padaku.

Kini aku memaksa diriku bangkit, memilih untuk terus percaya bahwa aku adalah orang merdeka. Ketika aku berbicara padamu dengan jujur, aku percaya kau selalu mendengar dan berkehendak untuk kebaikanku.

Aku percaya bahwa engkau Rabbku.

[harusbangkit]

🌿 Hari Pertamaku Menjaga Toko Sayur: Sebuah Awal Kecil yang Penuh Harap

Alhamdulillah... hari ini aku resmi mulai menjaga toko sayur. Sederhana, tapi rasanya deg-degan kaya lagi mulai petualangan baru. Tempatnya belum ramai, tapi hatiku... penuh. Penuh semangat, penuh doa, penuh niat baik. Aku pengen toko ini hidup, ramai, berkah. Bukan cuma buat uang, tapi buat menjemput ridho Allah lewat kerja keras dan kejujuran.

Aku tahu, ini bukan titik akhir. Ini batu loncatan.

Batu loncatan untuk mimpi-mimpi besarku yang diam-diam terus aku semogakan.

Desain, dakwah, karya, pemberdayaan, semua itu dimulai dari sini—dari kios kecil yang Allah percayakan padaku untuk dijaga 🤲

Di sela sepinya pelanggan, aku belajar. Photoshop. Digital imaging.

Mikirin branding. Visual. Warna.

Biar nanti kalau aku jadi freelancer desain dan ngerjain proyek dakwah, aku udah siap. Karena kerja bukan sekadar cari duit. Tapi cara menyiapkan diriku untuk mimpi seumur hidup.

Tapi jujur...

Capek juga.

Dari Batununggal ke Ujungberung, dari rumah ke toko, dari mengatur rak sampai menata ulang harapan. Mobilitas tinggi bikin badan berat, tapi semangat belum surut.

Karena kupikir, "Mungkin ini latihan. Latihan buat jadi pribadi yang kuat. Yang tahan banting. Yang tetap bisa tersenyum meskipun kaki pegal dan pundak berat." 😊

Aku cuma bisa minta satu hal dari Allah hari ini:

Berilah aku kekuatan untuk terus ikhlas.

Berilah aku kesehatan agar tetap bisa bergerak.

Dan berilah aku jalan agar pekerjaanku ini jadi jembatan menuju tujuan yang lebih tinggi dan hakiki...

[harusbangkit]

And they look at my veil and covering, and praise me saying "What a pious woman!" and I shrivel up inside because I know my sins, in the dark, in the quiet. I know what I've done. But I do not dare to tell them, for Allah Ta'ala has concealed my faults, and so who am I to reveal them? So, I smile and whisper a polite denial, when all I want is to shout at them that I am nothing but a sinner. If they knew what I was, then their gazes of admiration would be looks of contempt. And my heart is sore because I repent to my Lord, yet I am weak, and I ask of Him more, to give me strength, to give me resilience. To change me from the hypocrite I am to a woman worthy of His Guidance.

[harusbangkit]

Hari 5: Siapa dan apa yang menginspirasimu untuk tetap bertahan dalam perlawanan?

Kadangkala kekalahan, kegagalan dan blunder yang terus berulang membuatku ingin menyerah saja. "Apakah aku lebih baik hidup sebagai orang yang buruk saja? Menjadi pecandu sampai mati?" Gumam negatif hasil godaan setan itu selalu ada. Pikiran positif di kepalaku selalu bertarung habis-habisan melawan godaan untuk menyerah tanpa perlawanan.

Namun aku selalu ingat, keberanian untuk bermimpi adalah anugerah, tidak semua orang tetap dapat bermimpi besar dalam keterpurukannya, aku adalah orang berani itu. Yang dengan tidak tahu malunya tetap bermimpi besar dan tidak realistis padahal masih terperosok dalam kebiasaan buruk yang merusak. Namun tetap, aku yakin mimpi gila itu tertanam dalam diriku bukan tanpa sebab. Pasti aku dipersiapkan untuk hal yang besar.

Mimpi 'gila' itu tetap membuatku bertahan dan bangkit meskipun terperosok berkali-kali. Aku yakin Allah tidak akan jenuh kudatangi berkali-kali setelah jauh darinya, selama aku tidak jenuh juga menghampirinya. Aku yakin Allah menciptakan ujian hebat ini untukku bukan tanpa sebab, Dia mempersiapkan sesuatu yang menakjubkan.

Cita-cita agung itu membuatku bertahan, bersikukuh, bersikeras, dan bersiteguh sampai akhirnya aku yang menang melawan kegilaan ini. Aku yakin sejatinya Allah-lah yang menetapkan cita-cita jauh di lubuk hatiku.

Ada juga ibuku, yang dengan tidak masuk akalnya tetap bertahan merawatku, dengan keadaan hidupnya yang sengsara sebagai single parents. Anak yang banyak dan kemiskinan menggerogoti. Ibuku tetap bertahan dalam ikhtiarnya mencari penghasilan, menjaga ibadah wajib bahkan sunnah, menangis tiap malam, berdo'a untuk aku anaknya yang terlanjur beban. Meskipun tak pernah terucap pada dirinya bahwa aku ini membebani hidupnya. Sesekali mungkin ia marah tapi tidak bertahan lama, aku anaknya selalu menjadi prioritas dan top of her mind and heart. Ibuku memang tidak dikaruniai mimpi besar sepertiku tapi sikap grit-nya adalah teladan bagiku. Aku berjanji akan memberitahu padanya tentang apa yang ku alami setelah pulih total. Aku yakin ia akan bangga. Aku pun ingin berbakti, menolongnya dan memakaikan mahkota pada dirinya di surga kelak.

Allah, Ibu, dan tujuan agung.

[harusbangkit]

Hari 4: Kesalahan berulang yang dilakukan

Dalam proses pemulihan grafiknya tidak linear, mari kita akui itu. Tapi kadangkala rasa kesal datang ketika aku malah berkali-kali melakukan kesalahan yang sama. Berulang kali masuk lubang yang sama.

Sebenarnya selalu ada pikiran negatif, bahwa memang aku adalah orang yang bodoh, keledai yang bahkan tak mau melihat keadaan. Tapi pikiran buruk itu selalu kulawan, karena proses pulih dari PMO yang merusak otak dan persepsinya. Menjadi lebih sulit untuk disembuhkan. Bukan berarti dibenarkan bila mengulangi kesalahan, tetap harus ada penyesalan, niat tidak mengulangi, upaya untuk berhenti dan penebusannya.

Beberapa kesalahan umum yang sering kulakukan berulang, sehingga membuka pintu untuk perbuatan maksiat adalah:

1. Mengurung diri bersama akses internet tanpa batas.

2. Tidak memblokir situs internet yang memicu PMO.

3. Coping stress yang keliru, tidak sesuai rencana konkret.

4. Bermain game yang memicu PMO.

5. Berlama-lama di toilet.

6. Memancing-mancing nafsu dengan sengaja menghampiri sosial media yang rate-nya 18 keatas.

7. Tidak disiplin dalam waktu istirahat.

8. Menyia-nyiakan waktu = gabut, tanpa kegiatan.

9. Tidak menjaga pandangan di kehidupan nyata atau di internet.

10. Bernafas tanpa mengingat Allah.

Semoga list kesalahan umum ini tidak terus bertambah dan akan berhenti sejak aku menuliskannya disini.

[harusbangkit]

Hari 3: Apa langkah konkritmu untuk menghadapi tantangan hidupmu itu?

Sudah diputuskan bahwa mulai sekarang, kita akan fokus pada upaya dan proses, dengan tetap menggantungkan hasilnya kepada Allah, mengharap hasil yang terbaik. Sudah banyak upaya kulakukan, yang berarti banyak pula upaya yang belum berhasil dan belum mengantarkanku pada hasil yang memuaskan.

Tujuannya adalah terbebas dari PMO dan menjadi pribadi yang produktif.

Dengan menilai upayaku saat ini berikut adalah usaha yang kulakukan dalam usaha menggapai tujuanku:

1. Tidak ada pornografi: Larangan melihat, mengunduh, atau mengonsumsi konten pornografi dalam bentuk apa pun (gambar, video, suara dan tulisan). Progres saat ini aku hanya berhasil sampai streak 4 hari masih jauh dari target streak 90 hari.

2. Tidak ada masturbasi: Larangan melakukan masturbasi atau merangsang diri sendiri untuk mencapai orgasme. Progresnya hanya sampai streak 7 hari dari target streak 90 hari.

3. Tidak ada orgasme: Larangan mencapai orgasme melalui aktivitas seksual apa pun, termasuk hubungan intim dengan pasangan, kecuali mimpi basah. Adalah keuntungan tersendiri karena aku tidak memiliki pacar ataupun istri saat ini

4. Batasi paparan terhadap rangsangan: Hindari situasi atau lingkungan yang mungkin memicu keinginan untuk menggunakan pornografi atau masturbasi. Setiap aku merasa terpicu, aku akan berlatih pernafasan, dzikir, mengalihkan pikiran, minum air dan berlatih mindfulness.

5. Batasi akses internet: Batasi waktu yang dihabiskan di internet dan blokir akses ke situs-situs yang berpotensi memicu penggunaan pornografi. Progresnya adalah memblokir kata kunci, url, iklan yang berpotensi jadi pemicu rangsangan dengan appblocker. Aku juga meminimalisir penggunaan internet harian.

6. Latihan fisik: Rutin melakukan latihan fisik untuk mengalihkan energi dan menjaga kesehatan fisik dan mental. Aku berlatih kalistenik 4 kali seminggu, meditasi 2 kali seminggu dan kendo 1 kali seminggu.

7. Jaga keseimbangan emosional: Mengelola stress dan emosi negatif dengan cara berdzikir, sholat, tafakkur, menulis, latihan pernafasan dan meditasi.

8. Jurnal: Mencatat perasaan, pengalaman, dan kemajuan Anda dalam sebuah jurnal untuk memantau perkembangan dan mengevaluasi strategi Anda. Ini masih perlu pembiasaan, pasalnya aku seringkali lupa dan belum konsisten, akan kuupayakan agar di pagi hari atau malam hari memaksa diriku untuk terbiasa mencatat jurnal harian, oleh karena itu blog ini hadir.

9. Temukan hobi baru: Karena internet harian dibatasi, aku mulai membiasakan diri untuk punya hobi membaca, dan bermain catur, meskipun dengan bot.

10. Dukungan sosial: Berbincang dengan ibu dan saudaraku meskipun mereka tidak tahu apa yang kuhadapi cukup memberiku semangat dalam perjuangan panjang ini.

11. Jam malam: Aku menghindari semaksimal mungkin untuk tetap bangun pada malam hari dari jam 22.00-04.00 dini hari.

12. Tempat potensial untuk maksiat: Aku menghindari berlama-lama di toilet dan saat waktu sendiri dalam selimut. Aku tidak memperkenankan diriku untuk membawa gawai kemana pun.

13. Mendekatkan diri pada Allah: Memperbanyak ibadah sunnah, dengan tetap menjaga ibadah wajib, membiasakan diri mengingat Allah banyak-banyak.

14. Menjadi pribadi yang berakhlak baik: Menjunjung tinggi keikhlasan, kebaikan dan kebenaran.

[harusbangkit]

Hari 2: Apa tantangan yang kuhadapi dalam pemulihan?

Hari ke-2, seharusnya sudah 5 pertanyaan kujawab dan menjadi postingan dalam blog ini, segera kau mendapatkan jawaban dari pertanyaan di atas bahwa tantangannya adalah konsistensi.

Yup, memang benar bahwa berhenti dari PMO adalah tantangan juga. Tapi itu adalah cerita lain, maksudku adalah berhenti PMO sebenarnya mudah-mudah saja, faktanya beberapa hari bisa dilewati tanpa PMO. Tapi aku tak pernah bisa melewati puluhan hari atau bahkan ratusan hari tanpa PMO dan dilakukan dengan penuh. Artinya aku melewati hari dengan cara yang paling produktif.

Aku berekspektasi sangat tinggi terhadap diriku sendiri, ada harapan bahwa program No PMO ini kulewati dengan cara paling produktif, kecanduan PMO ini menjadi momentum pribadiku untuk menjadi sosok ideal yang kuinginkan ada pada diriku secara ekstrim.

Pemahaman tersebutlah yang membuatku stuck dalam progresku yang itu-itu saja. Aku selalu mengejar idealisme sedangkan realitasnya aku belum sampai kesana, perfeksionis secara tidak langsung merasuk pada jiwaku.

Semua itu memang dapat diraih dan digapai, tapi tidak dalam waktu dekat dan singkat. Semua ada proses dan waktunya. Tidak bisa dipercepat atau dipersingkat.

Aku harus bersabar dan bersyukur terhadap pencapaian kecilku saat ini. Semuanya sudah Allah suratkan dalam buku takdirku, tinggal aku, seberapa mau aku mendapatkan hal itu. Seberapa tinggi upayaku dalam menggapainya.

Singkatnya tantangan yang kuhadapi tidak hanya tentang PMO tapi diriku sendiri-lah tantangannya.

[harusbangkit]

Hari 1: Bagaimana semua penderitaan ini dimulai

Jurnal ini konsepnya akan berdasarkan prompt yang sudah kusiapkan, aku harus menjawab secara jujur dan terbuka dengan tetap menjaga identitas diri.

Tujuannya, merefleksikan kembali masa lalu, menerima dan memaafkan semuanya. Semuanya adalah takdir yang sudah terjadi, semuanya kehendak Allah meskipun Allah tidak ridho. Semoga aku dapat mengambil pelajaran.

Pertanyaan adalah:

Bagaimana pertemuanmu dengan PMO bisa terjadi?

Jika aku dibebaskan untuk menyalahkan suatu kejadian tanpa mendapatkan perasaan aku yang paling benar, maka aku ingin menyalahkan 3 orang ini di hidupku. Ayah temanku, temanku dan ayahku sendiri.

Temanku-lah yang pertamakali mengenalkan pornografi, meskipun begitu karena saat SD kelas 3, pornografi diakses dari DVD milik ayahnya dengan berbagai macam gambar tidak senonoh yang sudah jelas membuat perasaan tidka enak anak kecil yang masih polos. 2 kali aku melihatnya, pertama kali dilakukan dengan malu dan masih tutup mata, meskipun sesekali mengintip penasaran. Kedua kalinya, kami menonton ramai-ramai bahkan dengan teman perempuan kami, ingatanku yang samar bahkan masih ingat kalau salah satu teman laki-lakiku yang lain menunjukkan alat kelaminya pada teman perempuan yang kami ajak. Aku marah, tapi karena tergolong anak yang biasa saja, aku tidak berani melawan.

Entah kenapa pada hari itu tiba-tiba ibuku menjemputku ke rumah temanku itu, mungkin ibuku punya firasat, bahwa anaknya sedang dinodai tontonan tidak pantas.

Meskipun tidak kutonton secara penuh film dewasa itu, ada 3 adegan yang bahkan masih kuingat sampai sekarang, meskipun samar-samar. Itu jelas merupakan trauma yang mempengaruhi hidupku. Berbulan-bulan hati dan tubuhku terasa panas karena film menganggu itu. Saat itu aku belum tahu bahwa menonton pornografi itu salah. Allah menyelamatkan aku dengan keterbatasan akses terhadap dvd dan internet. Karena keluargaku memang tergolong miskin.

Hingga timbul pertanyaan di hatiku, padahal aku saat itu masih sangat kecil.

Ayah temanku yang sudah punya istri kenapa masih menonton pornografi?

Kenapa anaknya bisa tahu ayahnya punya koleksi film tidak pantas itu?

Apakah punya istri tidak cukup memuaskan untuk ayah temanku?

Lalu berikutnya adalah ayahku sendiri, dibalik senyum ramah, kebijaksanaan, tempatku bertanya dan ketegasannya ternyata punya koleksi video pornografi di hpnya. Saat aku duduk di kelas 2 SMP aku cukup cerdas untuk membobol aplikasi applock di hp ayahku.

Karena aku tidak punya hp biasanya aku meminjam hp ayahku untuk bermain game, tapi diam-diam aku sembunyi dan menonton koleksi video ayahku yang seringkali diperbarui. Ayahku mungkin tahu aku sudha bisa membobol aplikasi Applock miliknya karena aku membobolnya dengan cara uninstall, sampai aku tahu passwordnya.

Aku ingin menyalahkan mereka semua yang memantik rasa penasaranku terhadap pornografi. Aku ingin marah pada mereka. Tapi fakta berikutnya, aku sendiri lah yang memenuhi rasa penasaranku sendiri, ketika punya akses internet dan device. Aku sama saja dengan mereka. Aku benci diriku.

Aku takut ketika nanti menjadi ayah atau suami seseorang, aku jadi contoh yang buruk dan menyebabkan mereka trauma. Aku tidak tahu cara memperbaiki masa laluku yang telah terjadi.

Menurutmu bagaimana caranya?

[harusbangkit]

Perkenalan

Bismillah. Hai semua!

Panggil saja aku Grit, bukan nama sesungguhnya. Nama itu adalah doa dan simbolisasi sikap yang harus kumiliki, selama perjuangan ini.

Aku adalah seorang pria, laki-laki biasa yang mungkin berada disekitar kalian. Menyembunyikan dosa-dosa yang telah ia perbuat karena takut dihakimi masyarakat dan tentunya masih punya malu dihadapan Allah untuk tidak terang-terangan berbuat dosa dan bangga.

Anggap saja munafik, yang tidak sesuai antara perkataan dan perbuatannya. Aku sedang berpura-pura menjadi orang baik jika bertemu kalian. Semoga saja suatu saat aku memang menjadi orang baik.

Meskipun keadaan saat ini adalah keadaan yang tidak ideal dan buruk, aku masih punya mimpi dan ambisi. Untuk menciptakan dunia tanpa diskriminasi dan kesenjangan sosial yang berkurang. Aku ingin menjadi pemimpin, menjadi orang yang berilmu dan tidka pelit ilmu, menjadi pengusaha yang dermawan dan penulis yang inspiratif dan menggerakkan.

Aku ingin menjadi manusia istimewa sisi Allah. Bagaimana pun pandangan manusia terhadapku jadi tidak penting jika Allah ridho.

Apa yang kuhadapi?

PMO (Pornografi, Masturbasi dan Orgasme), sudah sampai kecanduan, indikasinya ada pada kebutuhannya yang semakin meningkat dan rasa sakau ketika aku tidak terpapar PMO. Tentunya tidak hanya itu, PMO berdampak pada intensitasku dalam bekerja dan belajar yang semakin berkurang, attention span yang berkurang, daya ingat rendah, tingginya stress, kurang disiplin, suka menunda tugas penting, rendahnya kepercayaan diri, kurangnya dekat diriku dengan Allah, mengisolasi diri sendiri, enggan bekerja keras dan masih banyak lagi kekuranganku yang akan kamu ketahui dipostingan berikutnya.

Sekarang aku memang masih kuliah, tapi keadaanku sangat buruk dengan menunda tugas akhir dan tanpa uang. Aku dikelilingi keluargaku yang mungkin saja tahu dosa-dosa ku namun berpura-pura tidak tahu agar aku tidak malu. Aku jadi sungkan untuk memberi tahu mereka tentang kecanduan yang kuhadapi.

Sudah hampir 10 tahun aku mengalami kecanduan ini, detailnya akan kusampaikan nanti. Yang jelas targetnya, dalam 2 tahun ini aku harus berhenti dari kebiasaan buruk itu dan beralih ke kebiasaan yang lebih baik. Yang jelas PMO sangat berpengaruh buruk terhadap hidupku, merenggut setengah umur yang telah kujalani.

Jika PMO ini diteruskan, aku takut mati dalam keadaan yang buruk, menjadi orang mesum yang tertangkap di tv memperkosa orang lain atau mengintip, melecehkan orang lain dan kelainan seksual. Mereka adalah pelajaran bagi kita agar segera berhenti dari perbuatan yang buruk ini.

Aku masih muda namun bisa saja aku mati kapan pun Allah mau. Namun aku tidak ingin mendahului takdir yang ia tetapkan padaku. Aku ingin mati dalam keadaan berusaha menjadi istimewa di sisi Allah.

Aku ingin berubah. Aku ingin menjadi lebih baik. Aku ingin benar-benar menjadi orang baik dan orang benar tanpa berpura-pura lagi. Yang sesuai antara pikiran, hati, perkataan dan perbuatannya. Aku harus bangkit dari keterpurukan ini!

Menjadi istimewa di hadapan Allah, berarti harus melakukan hal yang istimewa pula di hadapan Allah.

Ini adalah perjalanan panjang yang harus kulalui apapun yang terjadi.

Tujuan

Pada blog ini aku ingin punya tempat untuk melampiaskan perasaan terdalamku yang tidak diketahui orang lain, pasalnya aku melawan PMO tanpa meminta bantuan orang lain. Aku juga ingin ceritaku ini memberi inspirasi dan dorongan yang menggerakkan bagi orang lain untuk mau bangkit dari keterpurukan dan mau membantu orang yang sedang terpuruk. Blog ini akan membantu diriku agar tetap waras.

Ini adalah langkah berani yang pernah tertunda, namun sekarang telah kuputuskan untuk dilakukan segera.

Semoga dengan hadirnya blog ini, akan ada yang terbantu untuk tetap berjuang dan sadar akan ancaman narkoba lewat mata yang bahayanya ada di pelupuk mata kita semua.

Komitmen

Sudah banyak hal konkret yang kulakukan namun masih belum berhasil, indikator keberhasilannya adalah ketika aku sudah 90 hari berturut-turut tidak melakukan PMO.

Harus banyak yang dievaluasi, dan mesti diperbaiki.

Yang kulakukan sekarang adalah metode No Fap/No PMO dari komunitas internasional (akan kujelaskan bagaimana metodenya nanti), dengan pendekatan Islam dan Mindfulness.

Blog ini akan ku tulis setiap hari dalam setiap malam, laporan tentang bagaimana hidupku, insight, tips, pemikiran, perasaan, kemenangan dan kegagalan yang ku alami setiap hari.

Blog ini juga jadi salah satu latihanku dalam menjaga kedisiplinan dalam mengerjakan proyek ku. Semoga ketika nanti aku berhenti dan merdeka dari nafsuku, blog ini bisa tetap lanjut dengan tema pengembangan diri, pasalnya ada banyak buku, manga, manhwa, hobi yang inginku kerjakan dan dunia yang ingin ku telusuri. Ada cita-cita jangka panjang juga yang inginku gapai.

Catatan akhir

Aku mendorongmu untuk berkomentar dan sama-sama berjuang dalam keterpurukan dan kasusmu sendiri, tidak perlu ragu untuk menulis komentar, akan kuusahakan untuk menanggapinya.

Jika ada saran, sangat kuanjurkan untuk berkomentar sekarang juga disini.

Pasalnya menulis ini menghabiskan waktu 1 jam, karena kelemahan fokusku dan rasa malas yang diakibatkan kebiasaan burukku. Tapi aku sampai disini dan berhasil. Alhamdulillah.