Wajib bagi orang yang berilmu untuk semangat dan jangan sampai ahli batil lebih semangat daripada mereka. Bahkan wajib bagi mereka untuk lebih semangat dari ahli batil di dalam menampakkan kebenaran, berdakwah kepadanya dimana pun mereka berada. (Majmu' Fatawa Ibnu Baaz 9/223).
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
3 notes
·
View notes
Text
Kepakaran Syaikh Al-Albâni dalam Ilmu Hadits
Beliau adalah Muhammad Nâshiruddin Al-Albâni, ulama besar yang berdarah Eropa. Beliau berasal dari Albania sehingga lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Al-Albâni.
Nama beliau tidak asing lagi di kalangan para ulama dan penuntut ilmu terutama bagi yang menggeluti ilmu hadits.
Karya-karya beliau dalam bidang hadits sangat banyak dan berjilid besar. Analisis beliau terhadap hadits baik secara sanad maupun matan dikenal sangat jeli dan mendalam.
Hal itu diakui kawan maupun lawan. Padahal beliau hidup di era belum mengenal software hadits dan para perowi seperti zaman sekarang.
Cukuplah karya Syaikh Al-Albâni yang menunjukkan kepakaran beliau dalam ilmu hadits yaitu kitab yang berjudul "Silsilah Al-Ahâdîts Ash-Shohîhah" yang disertai fiqh haditsnya berjumlah 7 jilid besar dan "Silsilah Al-Ahâdîts Adh-Dho'îfah Wal Maudhû'ah" berjumlah 14 jilid besar.
Sungguh umat ini benar-benar telah berutang budi kepada Syaikh Al-Albani. Beliau sangat berjasa dalam memurnikan ajaran Islam dari hadits-hadits lemah dan palsu di samping menghimpun hadits-hadits yang shohih.
Sehingga para ulama menjuluki beliau sebagai mujaddid abad modern dan tidak ada yang ma'shum (selamat dari kesalahan) selain Rosulullah ﷺ.
Syaikh Al-'Allâmah Muqbil bin Hâdi Al-Wâdi'i, ahli hadits dari negeri Yaman, sampai mengatakan,
لا يقدح في الشيخ ناصر الدين وفي علمه إلا مبتدع من ذوي الأهواء
"Orang yang mencemarkan nama baik Syaikh Nâshiruddin Al-Albâni dan mencela keilmuannya tiada lain dia adalah ahli bid'ah pengekor hawa nafsu.” (Iqômatul Burhân hlm. 6)
Berikut kami ketengahkan catatan Syaikh Al-Albâni dalam menganalisa sebuah hadits agar para pembaca mengerti bagaimana sebetulnya metode beliau dalam menyimpulkan keabsahan suatu hadits.
Catatan ini kami kutip dari kitab beliau "Silsilah Al-Ahâdits Adh-Dho'îfah" yaitu hadits pertama yang berbunyi,
الدين هو العقل من لا دين له لا عقل له
"Agama ini hakikatnya akal, siapa yang tidak punya agama maka dia tidak punya akal."
Syaikh Al-Albâni berkata, "Ad-Daulâbi dalam "Al-Kuna wal Asmâ'" 2/104 meriwayatkan dari Al-Imâm An-Nasâ'i dengan sanadnya dari Abu Mâlik Bisyr bin Ghôlib bin Bisyr bin Ghôlib, dari Az-Zuhri, dari Mujammi' bin Jâriyah, dari pamannya secara marfu' tanpa redaksi, "Agama itu hakikatnya akal."
Al-Imâm An-Nasâ'i mengatakan, "Status hadits ini batil munkar."
Rowi yang bernama Bisyr statusnya majhul (misterius) sebagaimana yang ditegaskan oleh Al-Azdi.
Hal itu juga ditegaskan oleh Al-Imâm Adz-Dzahabi dalam "Lisânul Mîzân Fi Naqdir Rijâl", begitu juga Al-Hâfidzh Ibnu Hajar Al-Asqolâni dalam "Lisânul Mîzân".
Al-Hârits bin Abi Usâmah dalam Musnadnya merilis riwayat dari Dâwud Al-Muhabbir sebanyak 33 hadits lebih tentang keutamaan akal.
Namun, Al-Hâfidzh Ibnu Hajar Al-Asqolâni mengomentarinya dengan mengatakan, "Semua hadits-hadits tersebut palsu."
Demikian pula dengan Al-Imâm As-Suyûthi dalam "Dzailul La'ali Mashnû'ah Fil Ahâdits Al-Maudhû'ah" hlm. 4-10.
Al-'Allâmah Thôhir Al-Fatani Al-Hindi juga mengutip dari Al-Imâm As-Suyûthi dalam "Tadzkirotul Maudhû'ât" hlm. 29-30.
Para ulama mengkritik dengan keras Dâwud Al-Muhabbir yang menunjukkan tidak pantas meriwayatkan hadits darinya. Para ulama tersebut adalah Al-Imâm Ahmad, Al-Imâm Adz-Dzahabi, Abu Hâtim, Ad-Dâruquthni, rohimahumullah.
Al-'Allamah Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah dalam kitab "Al-Manâr" hlm. 25 menegaskan, "Hadits-hadits yang berkenaan dengan akal semuanya dusta."
Kemudian Syaikh Al-Albâni menyimpulkan, "Perlu dicamkan bahwa seluruh hadits yang menerangkan tentang keutamaan akal adalah hadits-hadits yang tidak shohih berkisar antara dho'îf (lemah) dan maudhû' (palsu).
Dan aku telah meneliti hadits-hadits yang dirilis oleh Abu Bakr bin Abid Dunya dalam kitab beliau, "Al-'Aqlu wa Fadhluhu", maka aku dapati seperti yang telah ku sampaikan yaitu tidak ada yang shohih sama sekali." (Selesai)
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa Syaikh Al-Albâni tidak "bersendirian" dalam menghukumi keabsahan hadits.
Tetapi beliau merujuk kepada keterangan para ulama ahli hadits dan mengindahkan rambu-rambu yang tertuang dalam kaidah ilmu hadits.
Sehingga tuduhan kepada beliau menghukumi hadits dari kantongnya sendiri adalah tuduhan yang zalim dan mengada-ada. Sungguh daging ulama itu beracun siapa yang memakannya tidak akan merugikan kecuali dirinya sendiri.
Semoga Allah merahmati Syaikh Al-Albâni, menerangi kuburnya, dan memasukkan beliau ke dalam surga.
Manhajul Haq
#salaf#manhajsalaf#salafi#salafiyyah#dakwahsunnah#salafushalih#dakwahtauhid#islamdaily#tauhid#islam#muslimah#muslim
0 notes
Text
Qiro'at Dan Akidah Salaf : Allah Di Atas Langit
Diriwayatkan oleh Imam Abu Ishaq Ahmad Ats-Tsa'labi, ia berkata :
وأخبرنا ابن فنجويه، قال: حدثنا ابن حبش، قال: حدثنا ابن مجاهد، قال: حدثنا إبراهيم بن هاشم البغوي، قال: حدثنا ابن بزة، قال: حدثنا حسن بن محمد بن عبيد الله بن أبي يزيد، عن شبل ابن عباد، عن ابن محيصن أنه قرأ: (وفي السماء رازقكم) بالألف يعني الله عز وجل، وكذا قرأ حميد ومجاهد
Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Fanjawaih, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Ibnu Habsy, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Ibnu Mujahid, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Ibahim bin Hasyim Al-Bagawi, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Ibnu Bazzah, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Hasan bin Muhammad bin ‘Ubaidullah bin Abu Yazid, dari Ibnu Muhaishin, bahwasanya ia membaca:
وَفِي السَّمَآءِ رَازِقُكُمْ
“Dan di atas langit terdapat Sang Pemberi Rezeki”, dengan sisipan huruf alif, maksudnya adalah : Allah ‘azza wa jalla, demikian juga Qira'atnya Humaid dan Mujahid.”
Dari atsar diatas, surah Adz-Dzariyat ayat 22, menurut Qira'at Imam Ibnu Muhaishin Al-Makki (w. 123 H), Imam Abul-Hajjaj Mujahid Al-Makki (w. 104 H), dan Imam Humaid bin ‘Abdurrahman bin ‘Auf (w. 95 H), dibaca:
وَفِي السَّمَآءِ رَازِقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
“Dan di atas langit terdapat Sang Pemberi Rezekimu (Allah) dan apa yang dijanjikan kepadamu”.
Disamping ketiga ulama tabiin agung di atas, Qira'at yang sama juga dibaca oleh Imam Abu Yasar Ibnu Abi Najih Ats-Tsaqafi (w. 131 H), sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ats-Tsa'labi, ia berkata :
أخبرنا ابن فنجويه قال: حدّثنا ابن خميس قال: حدّثنا ابن مجاهد قال: حدّثنا إبراهيم بن هاشم البغوي قال: حدّثنا ابن أبي بزّة، قال: حدّثنا حسن بن محمد بن عبيد الله بن أبي يزيد عن شبل بن عبّاد عن ابن أبي نجيح أنّه قرأ (وفي السماء رازقكم وما توعدون) بالألف يعني الله
Namun begitu, Qiraat (وفي السماء رازقكم) ini dinilai Syadz oleh para ulama ahli Qira'at, yang mutawatir adalah :
وَفِي السَّمَآءِ رِزقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
"Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu".
Akan tetapi, meskipun tidak sampai derajat mutawatir, pemahaman keempat ulama Salaf Ahlussunah tersebut (berdasarkan Qira'atnya) tentang keberadaan Allah itu sahih dan benar, dan sangat berbeda dengan pemahaman Jahmiyyah, Mu'tazilah dan kaum Asya'iroh Muta-akhirin bahwa Allah tidak ada diatas langit.
Semoga Allah memberikan taufiq kepada jalan yang haq. Aamiin.
Muhammad Farhan Jaelani
#manhajsalaf#salafi#salafiyyah#dakwahsunnah#salafushalih#dakwahtauhid#islamdaily#tauhid#islam#muslimah
0 notes
Text
Iman Itu Bertambah Dan Berkurang
Kalau baterai handphone sudah lowbatt, maka perlu di cas segera. Kalau lambat, maka handphone akan hang dan mati.
Begitu pula iman, iman ini kadang meningkat naik dan kadang menurun, untuk itu perlu terus di cas agar iman stabil dan bertambah naik.
Berkata Imam Syafi'i rahimahullah,
الإِيْمِانُ قَوْل وَ عَمَلٌ يَزِيْدُ وَ يَنْقُصُ
“Iman itu adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang.” (Diriwayatkan Abu Nu’aim dalam al-Hilyah 10/115).
Berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah,
الصحابة وجمهور السلف على أن الإيمان يزيد وينقص
“Para sahabat dan jumhur salaf berada di atas pendapat, bahwasanya iman itu bertambah dan berkurang ” (Jami’ al-Masa’il). Sumber :
https://www.islamweb.net/ar/fatwa/432355/
Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Semakin banyak ketaatan yang diamalkan, iman semakin bertambah dan sebaliknya jika banyak maksiat yang dilakukan, iman akan menurun.
Berkata Al Baghowi rahimahullah ,
إن الإيمان قول وعمل وعقيدة ، يزيد بالطاعة ، وينقص بالمعصية
“Sesungguhnya iman itu adalah perkataan, perbuatan dan keyakinan (Aqidah). Bertambah dengan keta’atan dan berkurang dengan kemaksiatan. (Syarhus Sunnah).
Salah satu amalan ketaatan untuk meningkatkan iman adalah menghadiri majlis ilmu (majlis dzikir) yang didalamnya dibacakan ayat-ayat Allah dan sunnah-sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam, niscaya iman akan bertambah.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Surah al-Anfal : 2).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
كقوله : ( وإذا ما أنزلت سورة فمنهم من يقول أيكم زادته هذه إيمانا فأما الذين آمنوا فزادتهم إيمانا وهم يستبشرون ) [ التوبة : 124 ] .
Seperti firman-Nya, (Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, "Siapakah di antara kalian yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya sedang mereka merasa gembira (At-Taubah: 124)).
وقد استدل البخاري وغيره من الأئمة بهذه الآية وأشباهها على زيادة الإيمان وتفاضله في القلوب ، كما هو مذهب جمهور الأمة ، بل قد حكى الإجماع على ذلك غير واحد من الأئمة ، كالشافعي ، وأحمد بن حنبل ، وأبي عبيد ، كما بينا ذلك مستقصى في أول الشرح البخاري ، ولله الحمد والمنة .
Imam Bukhari dan lain-lainnya dari kalangan para imam mengambil kesimpulan dalil dari ayat ini dan ayat-ayat lainnya yang semakna, bahwa iman itu dapat bertambah (dan dapat berkurang), serta iman itu dalam hati mempunyai grafik naik turunnya. Demikianlah menurut mazhab jumhur ulama, bahkan ada yang mengatakan bahwa hal ini telah disepakati, seperti apa yang dikatakan oleh Imam Syafii, Imam Ahmad ibnu Hambal, dan Abu Ubaid. Hal ini telah kami terangkan dengan penjelasan yang terinci dalam permulaan kitab Syarah Bukhari. (Tafsir Ibnu Katsir).
Berkata Umar radhiyallahu ‘anhu kepada sahabat-sahabatnya,
هلموا نزدد إيمانًا، فيذكرون الله عز وجل
“Mari kita menambah iman dengan berzikir kepada Allah.” Sumber : https://www.islamweb.net/ar/fatwa/432355/
Disamping itu pula, perbanyak berdoa kepada Allah Ta'ala, agar menambahkan keimanan, keyakinan dan pemahaman.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berdoa,
اللهم زدنا إيمانًا، ويقينًا، وفقهًا
“Ya Allah tambahkan kepada kami keimanan, keyakinan, dan kefahaman.” Sumber : https://www.islamweb.net/ar/fatwa/432355/
AFM
Copas dari berbagai sumber
#manhajsalaf#salafi#salafiyyah#dakwahsunnah#salafushalih#dakwahtauhid#islamdaily#tauhid#islam#muslimah
2 notes
·
View notes
Text
Akibat Banyak Menolak Pinangan Laki-laki Yang Sholeh
Kisah Wanita Mustafidah Di Darul Hadits Fiyuys, Yaman
Bukti Kebenaran Sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
Beberapa tahun lalu ada seorang wanita mustafidah (pengajar ilmu agama) di darul hadits Fiyuys, wanita ini sangat masyhuroh (terkenal) di markiz akhwat di kalangan para pelajar wanita dan ibu-ibu di markiz
Terkenal karena ilmu yang dimiliki dan tingginya himmah (perhatian) yang dia miliki terhadap ilmu agama, rajinnya dia dalam belajar dan mengajar
Bahkan diceritakan bahwa dia sangat sibuk dengan ilmu, sibuk dengan kitab, kadang akhwat-akhwat lain lagi asik ngobrol atau belum ke masjid. Dia sibuk di masjid dengan kitabnya membaca atau menulis
Banyak dari kitab-kitab dan ceramah-ceramah Syaikh Abdurrahman al 'Adeni rahimahullah (Pendiri markiz Darul Hadits Fiyuys) di tafrigh (dipindahkan faedah-faedahnya) di tulis sendiri olehnya dengan rapi dikitabnya
Kitab-kitab yang telah dia tafrigh membuat para santri dan pengajar di markiz takjub. Betapa Indah dan rapinya tulisan yang penuh faedah itu, masyaallah
Karena karakter-karakternya yang terpuji itu. Membuat para pelajar laki-laki penasaran dan tertarik dengannya, diceritakan banyak dari thullaabul ilmi dan mustafiidiin (para pelajar dan pengajar ilmu agama) yang datang kerumah nya, untuk melamar nya
Tapi semua nya ditolak oleh wanita itu
Bahkan setingkat Syaikh, diceritakan ada beberapa syaikh datang melamarnya, tapi tak satupun yang diterima, semuanya di tolak olehnya
Disebutkan salah satu alasan penolakan nya adalah, "masih ingin sibuk dengan ilmu". Alasan itu terlihat manis!
Akhirnya Allah taqdirkan dia nikah di umur sekitar 24 tahun, sedangkan adat orang-orang di markiz, anak-anak perempuan di nikahkan di umur 15-17 tahun dan paling lambat biasanya 18 tahun.
Dan juga dia menjadi pembukti benarnya sabda nabi shallallahu alaihi wa sallam di dalam hadits. Dari sahabat abu hurairah radhiallahu'anhu yg di riwayat kan oleh Imam ibnu majah kata nabi shallallahu alaihi wasallam :
إذا أتاكم من ترضون خلقه ودينه فزوجوه، إلا تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد عريض.
Apabila ada seorang lelaki yang kalian ridhoi akhlaq dan agamanya datang melamar Putri kalian Maka nikahkanlah, jika tidak kalian lakukan, maka akan terjadi bencana di muka bumi dan kerusakan yang luas.
Akhirnya apakah yang terjadi selanjutnya? Allah taqdirkan dia nikah dengan orang awam yang bukan penuntut ilmu, setelah menikah dia jauh dari ilmu, bahkan sudah tidak nampak sosoknya di markiz lagi
Lihatlah, bagaimana wanita yang menolak banyak penuntut ilmu, lelaki yang diridhoi akhlaq dan agamanya yang datang melamar nya, dengan alasan "masih ingin sibuk dengan ilmu" akhirnya malah jauh dri ilmu , jauh dari lingkungan ilmu dari majelis ilmu
Maka wahai para akhwaat muslimaat, berpikirlah 1000 kali jika ingin menolak lamaran seorang yang sudah diridhoi akhlaq dan agamanya. Apalagi seorang penuntut ilmu, Al-imam Muqbil rahimahullah berkata : Nikahkanlah Putri-putri kalian dengan penuntut ilmu karena itu lebih baik dari dunia dan seisinya.
Jangan mudah pake alasan "saya masih terlalu muda untuk menikah" atau alasan-alasan yang tidak syar'i lainnya, jangan sampai apa yang dialami oleh wanita yang ada dikisah ini terjadi padamu juga, karena kisah ini hanyalah 1 dari banyaknya kisah yang membuktikan sabda nabi di atas.
Semoga bermanfaat barakallahufiikum.
Sufyan Abu 'Abdilfattaah
Markiz Darul hadits Fiyuys, Yaman
0 notes
Text
BEDONG BAYI

Berkata Al-Imâm Ibnul Qayyim Rahimahullah:
وَيَنْبَغِي أَنْ لَا يُهْمِلَ أَمْرَ قِمَاطِهِ وَرِبَاطِهِ وَلَو شَقَّ عَلَيْهِ إِلَى أَن يَصْلُبَ بَدَنَهُ وَتَقَوَّى أَعْضَاؤُهُ وَيَجْلِسَ عَلَى الأَرْضِ فَحِينَئِذٍ يُمَرِّنُ وَيُدَرِّبُ عَلَى الْحَرَكَةِ وَالْقِيَامِ قَلِيلًا قَلِيلًا إِلَى أَنْ يَصِيرَ لَهُ مَلَكَةً وَقُوَّةً يَفْعَلُ ذٰلِكَ بِنَفسِهِ
“Hendaklah seseorang tidak meremehkan perkara membedong bayi dan melilitkan kain padanya, walaupun itu tidak disenangi bayi. Sampai bayi kokoh fisiknya, dan menguat organ-organ tubuhnya, hingga dia mampu duduk di atas tanah. Ketika sudah duduk itu, hendaklah dia mulai dibimbing dan dilatih untuk bergerak sedikit demi sedikit, sampai dia memiliki kemampuan untuk melakukannya sendiri.” (Tuhfatul Maudûd, hal. 232).
0 notes
Text
ISTRI YANG MEMBANGKANG SUAMI, SALATNYA TIDAK DITERIMA
Wahai para wanita, janganlah membangkang suamimu.
Karena istri yang membangkang suami, salatnya tidak diterima.
Ath-Thobaroni meriwayatkan,
المعجم الأوسط (4/ 67)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اثْنَانِ لَا تُجَاوِزُ صَلَاتُهُمَا رُءُوسَهُمَا: عَبْدٌ أَبَقَ مِنْ مَوَالِيهِ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْهِمْ، وَامْرَأَةٌ عَصَتْ زَوْجَهَا حَتَّى تَرْجِعَ»
“Dari Ibnu Umar, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada dua orang yang salatnya tidak melewati kepala mereka; Budak yang melarikan diri dari majikan mereka sampai kembali dan istri yang membangkang suaminya sampai kembali” (H.R.Ath-Thobaroni dalam Al-Mu’jam Al-Ausath dan Al-Mu’jam Ash-Shoghir)
Hadis ini disahihkan Al-Albani. Al-Haitsami berkata perawi-perawainya tsiqat. Al-Mundziri mengatakan sanadnya jayyid.
#salaf#manhajsalaf#salafi#salafiyyah#dakwahsunnah#salafushalih#dakwahtauhid#islamdaily#tauhid#islam#muslim#muslimah
0 notes
Text
Dalam bahtera rumah-tangga saudara kandung bisa menjadi penghancur, maka ketika engkau telah diserahkan oleh walimu kepada sang suami, segera untuk meng-azzam-kan dalam hati agar menyandarkan segala keluh kesah hanya Kepada Allah azza wa jalla.
Jangan sekali-kali menceritakan kondisi dirimu dalam rumah tangga pada saudara kandung, walau mereka menampakkan rasa peduli yang tinggi, namun hal tersebut akan menjadi awal dari karamnya kapal Kehidupan, bahkan tidak semua orang tua dapat menjadi penasihat bagi putrinya yang telah menjadi istri orang lain.
Dalam rumah tangga yakinlah ada pertolongan Allah setelah kita ikhlas dan bersabar ..
Ustadz Muhammad Abu Isma'il
#salaf#manhajsalaf#salafi#salafiyyah#dakwahsunnah#salafushalih#dakwahtauhid#islamdaily#tauhid#islam#muslim#muslimah#islam quotes
1 note
·
View note
Text
ISTRI YANG SUKSES
Diantara bentuk kesuksesan istri dalam menjalankan perannya sebagai istri adalah ketika sang istri meninggal lebih dulu dari suami, suami merasa sangat kehilangan dan bersedih.
Bersedih bukan sebab kehilangan kecantikannya, ini bisa dicari lagi.
Bukan pula sebab harta atau garis keturunannya, sebab wanita yang lain pun memiliki.
Tapi suami bersedih karena kehilangan sosok istri sholehah yang memiliki akhlak yang baik, serta ta'at kepada suaminya, dan tidak sedikipun membantah dan meninggikan suara saat suaminya memberi arahan yang baik.
Ini istri langka di akhir zaman, barang berharga yang sangat sulit dicari gantinya. Barangsiapa siapa yang memilikinya hendaknya bersyukur kepada Allah, sebab kehilangannya merupakan kesedihan panjang yang belum tentu bisa digantikan dengan wanita lainnya.
قال الامام أحمد: تزوجت أم صالح، فأقامت معي ثلاثين سنة، فما اختلفت أنا وهي في كلمة واحدة.
مناقب الامام أحمد بن حنبل لابن الجوزي ص 403.
Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah pernah bercerita : "Aku menikahi Ummu Sholih dan ia hidup bersamaku selama 30 tahun lamanya, dan ia tidak pernah berselisih denganku walau hanya dalam satu kalimat". (Manaqib Imam Ahmad, hal. 403)
Berlian bin Muksin Az-Ziyan
#manhajsalaf#salafi#salafiyyah#dakwahsunnah#salafushalih#islamdaily#tauhid#dakwahtauhid#muslim#muslimah
0 notes
Text
ANAK-ANAK ASY-SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB YANG MENJADI ULAMA
Salah satu faedah mempelajari biografi ulama adalah dapat menjadi inspirasi yang positif dalam mendidik anak. Kita akan merasa senang dan termotivasi tatkala melihat para ulama berhasil mendidik anak-anaknya sehingga menjadi ulama Islam juga, padahal anak-anak para ulama lahir sebagaimana anak lainnya lahir yakni dalam keadaan bodoh. sebuah syi'ir yang dinisbatkan kepada al-Imam Syafi'i rahimahullah, berbunyi :
تعلم فليسَ المرءُ يولدُ عالماً
"Belajarlah, karena tidak ada seorang pun yang dilahirkan dalam kondisi sebagai seorang alim."
Diantara contoh ayah yang sukses mendidik anak-anaknya adalah Imam besar al-Mujadid pada zamannya yaitu Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah. Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab memiliki 6 anak laki-laki yaitu :
1. Ali
2. Husain
3. Abdullah
4. Ibrahim
5. Hasan
6. Abdul Aziz
Dua nama terakhir wafat saat al-Imam masih hidup. Anak keturunan al-Imam kemudian dinasabkan dibelakang namanya dengan "آل الشيخ" (Alu asy-Syaikh) yang dimaksud adalah keluarga dari al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab.
Berikut adalah biografi ringkas anak laki-laki al-Imam yang menjadi ulama besar juga sepeninggal beliau, sebagai berikut :
✓ Asy-Syaikh Ali Alu Syaikh (w. 1245 H) rahimahullah.
Asy-Syaikh Abdur Rahman bin Abdul Latif Alu Syaikh menyebutkan biografinya, diantara yang beliau sebutkan bahwa Ali bin Muhammad bin Abdul Wahab adalah "الشيخ الجليل" (ulama besar), beliau belajar kepada ayahnya dan beliau sempat menolak untuk menjabat hakim pada waktu itu.
Asy-Syaikh Utsman bin Abdullah bin Bisyr menyebut Ali Alu Syaikh sebagai alim besar yang wara' dan sangat takut kepada Allah, beliau pakar dalam bidang fiqih dan tafsir. Ali Alu Syaikh sempat tinggal di Mesir sampai wafat disana pada tahun 1245 H.
✓ asy-Syaikh Husain Alu Syaikh (w. 1224 H) rahimahullah.
Asy-Syaikh Abdur Rahman bin Abdul Latif Alu Syaikh menyebutkan biografinya, diantara yang beliau sebutkan bahwa Husain bin Muhammad bin Abdul Wahab adalah "الشيخ العالم الجليل" (asy-Syaikh yang merupakan alim besar), beliau belajar kepada ayahnya dan beliau menjabat hakim di kota Dir'iyyah pada zaman al-Imam Abdul Aziz bin Muhammad bin Su'ud rahimahullah. Beliau adalah Imam tetap sholat Jum'at Masjid Jami' Dir'iyyah dan Imam rawatib lima waktu di masjid al-Bujairiy.
Beliau wafat pada bulan Rabi'ul akhir tahun 1224 akibat wabah penyakit yang melanda kota Dir'iyyah pada waktu itu.
✓ asy-Syaikh Abdullah Alu Syaikh (1165 - 1245 H) rahimahullah.
Beliau adalah diantara anak al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab yang keilmuannya lebih menonjol. Asy-Syaikh Abdur Rahman bin Abdul Latif Alu Syaikh mensifatinya sebagai seorang Imam yang menggantikan kedudukan bapaknya dalam ilmu dan dakwah juga posisi bapaknya didalam menyertai Amir / pengusanya pada waktu itu.
Asy-Syaikh Abdullah Alu Syaikh pakar dalam berbagai disipilin ilmu yaitu : ushuluddin, fiqih, hadits, nahwu shorof dan selainnya. Beliau kedudukan hampir seperti mufti 'Aam yang diformalkan dalam struktur kerajaan Saudi Arabia, karena beliau adalah rujukan hakim agung dan juga Amir Su'ud pada waktu itu.
Beliau menghasilkan beberapa karya tulis dalam bidang akidah, sirah, fatwa-fatwa dan selainnya yang telah dicetak berulang kali.
✓ asy-Syaikh Ibrahim Alu Syaikh (w. 1251 H) rahimahullah.
Asy-Syaikh Abdur Rahman bin Muhammad bin Qasim mensifati Ibrahim bin Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab "الثقة العابد الورع" (orang yang terpercaya, ahli ibadah dan wara').
Asy-Syaikh Ibnu Bisyr rahimahullah menyaksikan bahwa asy-Syaikh Ibrahim Alu Syaikh memiliki majelis ilmu dan beliau menolak untuk menjadi hakim.
Asy-Syaikh Ibrahim Alu Syaikh wafat pada tahun 1251 H di Mesir.
Adapun anak perempuan al-Imam rahimahullah berjumlah 9 orang yaitu :
1. Fathimah
2. Saarah
3. Quwait
4. Syaayi'ah
5. Hayaa
6. Lathiifah
7. Muniirah
8. Al-Jauharah
9. Maudhiy
Diantara anak perempuan al-Imam yang menonjol adalah Fathimah bintu Muhammad bin Abdul Wahab, beliau adalah ulama wanita yang belajar dibawah ayahndanya tercinta. Beliau sempat menyaksikan jatuhnya kerajaan saudi generasi pertama, yang membuatnya harus hijrah sampai ke negeri Oman. Setelah kerajaan saudi kedua berdiri melalui tangan al-Imam Turkiy bin Abdullah rahimahullah pada tahun 1240 H, maka beliau kembali ke saudi. Beliau kembali kepada aktifitasnya mengajar Aqidah, Fiqih dan hadits. Diceritakan bahwa beliau wafat dalam kondisi belum sempat menikah karena sibuk dengan ilmu, padahal banyak berdatangan lamaran dari keluarga Alu Su'ud dan selainnya.
Semoga Allah merahmati kita semua dan anak keturunan al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab dan kita berdoa agar anak keturunan kita menjadi anak yang sholih dan sholihah sebagai penyejuk pandangan mata.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa". (QS. Al Furqon: 74).
Mengambil rujukan dari ulasan asy-Syaikh Abu Mu'awiyyah Maazin bin Abdur Rahman, asy-Syaikh Abdul Muhsin bin Abdul Aziz bin Abdur Rahman Alu Syaikh Hafizhahumaallah dan sumber lainnya.
Abu Sa'id Neno Triyono
0 notes
Text
WANITA YANG BAIK AGAMANYA ITU SEPERTI APA?
Masih pembahasan tentang pernikahan. Dalam artikel yang lalu telah dibahas bahwa wanita yang baik akhlak dan agamanya, itu yang akan mengantarkan kepada kehidupan yang bahagia.
Nah wanita seperti apa yang dikatakan wanita yang baik agamanya yang mesti menjadi prioritas utama dalam memilih istri?
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لاِرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung. (HR. Bukhari).
Berkata Syaikh Soleh al-Fawzan hafizhahullah,
“فذات الدين هي التي يحرص عليها المسلم دون النظر إلى جمالها أو حسبها أو مالها وإنما ينظر لٕلى دينها لأنها يريدها لتنجب له ذرية طيبة وهذا هو المطلوب، أما الجمال وأما المال وأما الحسب فإنها أمور تذهب ولا يبقى لها أثر بخلاف الدين فإنها تبقى أثاره وتستمر.” (من خطبة جمعة بعنوان: حقوق الأبناء).
“Wanita yang beragama dialah yang pantas dicari oleh setiap muslim bukan kerana kecantikannya, keturunannya atau hartanya, namun seorang muslim selalu melihat agamanya kerana yang dia inginkan adalah agar melahirkan baginya keturunan yang baik dan itulah tujuan yang dicari. Adapun harta, kecantikan dan keturunan semua itu pasti hilang dan tidak akan kekal adapun agama itulah yang akan kekal hasilnya dan akan langgeng (kekal abadi).” (Khutbah Jum’at Beliau).
Syeikh Utsaimin rahimahullah menjelaskan tentang wanita yang baik agamanya itu seperti apa?
Syekh mengatakan,
فالمرأة ذات الدين قائم بأمر الله حافظة لحقوق زوجها وفراشه وأولاده وماله، معينة له على طاعة الله تعالى، إن ذكرته و أن تثاقل نشطته و أن غضب أرضته. الزواج » ص (۲۰)
Wanita yang memiliki Agama adalah Yang tegak melakukan perintah-perintah Allah.
Menjaga hak-hak suaminya dan tempat tidurnya dan anak-anaknya dan hartanya
Bila suaminya lalai, maka ia ingatkan
Dan bila suaminya malas maka dia
memberikan semangat .
Dan bila suaminya marah maka dia membuatnya ridho." (Az Zawaaj Hal. 20).
Perkataan Syekh Utsaimin rahimahullahu, sesuai dengan yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam sampaikan dalam sabdanya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
أَلاَ أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ.
“Maukah kamu aku kabarkan dengan sesuatu yang paling berharga dari apa yang disimpan oleh seseorang? Yakni Wanita shalihah, jika dipandang maka dia menyenangkan, jika diperintahkan maka dia taat, dan jika suaminya tidak ada maka dia menjaga diri dan harta suaminya”. (HR. Abu Dawud. Berkata Syeikh Al Albani : Hadist Hasan).
AFM
#salaf#manhajsalaf#salafi#salafiyyah#dakwahsunnah#salafushalih#islamdaily#tauhid#dakwahtauhid#muslim#muslimah
0 notes
Text
قال سفيان بن عيينة رحمه الله:
يُستحَب للرجل إذا دعا أن يقول في دعائه : {اللهم استرنا بسترك الجميل}
قال سفيان : ومعنى السِّتر الجميل : أن يستُر على عبده في الدنيا ثم يستر عليه في الآخرة مِن غير أن يُوبِّخه عليه .
المجالسة وجواهر العلم (٢٨٦/١)
Sufyān bin 'Uyainah rahimahullāh berkata:
"Dimustahabkan bagi seseorang jika ia berdo'a ia mengucapkan dalam do'anya:
"Allāhummasturnā bisitrikal jamīl."
Artinya: "Ya Allāh tutuplah aibku dengan sitrikal jamīl (tabīr-Mu yang indah)."
Sufyān berkata: "makna as-sitrul jamīl (Dia menutupi aib hamba-Nya di dunia, kemudian menutupi aibnya di akhirat tanpa mencelanya."
[Al-Mujālasah Wa Jawāhirul 'Ilm 1/286]
0 notes
Text
قال شيخ الإسلام ابن تيمية :
قال ابن عباس :
كان بين آدم ونوح عشرة قرون كلهم على الإسلام، ثم ظهر الشرك بسبب تعظيم قبور الصالحين
التوسل والوسيلة
Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh berkata:
Ibnu 'Abbās berkata:
"Jarak antara Ādam dan Nūh ada 10 kurun, semua mereka berada di atas Islām, kemudian muncul kesyirikan dengan sebab mengagungkan kuburan orang-orang shōlih."
At-Tawassul Wal Wasīlah
0 notes
Text
Aku sempat bertanya-tanya kenapa nabiyullah Ya’qub alaihissalam diam saja terhadap kejahatan anak-anaknya saat mereka pulang ke rumah menemui beliau dengan membawa baju Yusuf yang disertai darah palsu/buatan. Terlebih beliau tidak percaya ketika melihat baju tersebut utuh tanpa robekan.
Kenapa beliau tidak pergi ke tempat terjadinya kasus percobaan pembunuhan Yusuf untuk mencari Yusuf, seperti yang dilakukan ayah mana pun jika menghadapi kasus yang sama?
Kenapa beliau tidak memaksa anak-anaknya itu untuk mengakui kesalahan dan kejahatan yang mereka lakukan terhadap saudara mereka Yusuf?
Kenapa beliau justru memilih hal tersulit yang dilakukan oleh hati?
Ya’qub berkata:
بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ
"Sebenarnya diri kalian sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku).. Dan Allah sajalah tempat meminta pertolongan terhadap apa yang kalian ceritakan. “ (QS Yusuf: 18)
Aku begitu terpana dengan jawaban Ya’qub yang berulang bertahun-tahun kemudian yaitu saat anak-anaknya kembali dari Mesir menemui beliau.
Ya’qub kembali berucap dengan nada yang sama:
قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ
"Sebenarnya diri kalian sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). (QS Yusuf: 83)
Jelaslah bagiku bahwa beliau begitu yakin dengan buah kesabarannya, yaitu ayah dan anak-anaknya itu berkumpul dalam kebaikan.
Ya’qub menyebutkan harapan tulusnya:
عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
“Aku berharap Allah mendatangan mereka semua untukku, Dialah yang Maha Mengetahui lagi Bijaksana.” (QS Yusuf: 83)
Di hadapan anak-anaknya, Ya’qub tidak menyingkap segala perasaan, keluhan dan kesedihan yang berkecamuk di dadanya, sebagai bentuk tawakkal kepada Allah. “Dialah yang Maha Mengetahui lagi Bijaksana.” (QS Yusuf: 83), ungkapnya.
Aku terkagum-kagum dengan Ya’qub karena ketegasannya dalam menyimpan pilu, derita dan kecewa di hatinya tanpa menuntut anak-anaknya untuk mengatakan apapun.
Allah menyebutkan:
وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَٰٓأَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَٱبْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ ٱلْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
“Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).” (QS Yusuf: 84)
Anak-anaknya begitu terheran-heran dengan kesabaran sang ayah hingga mereka bertanya-tanya.
تَٱللَّهِ تَفْتَؤُا۟ تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّىٰ تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ مِنَ ٱلْهَٰلِكِينَ
"Demi Allah, senantiasa anda mengingati Yusuf, sehingga anda mengidap penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa". (QS Yusuf: 85)
Ya’qub pun berujar:
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada mengetahuinya". (QS Yusuf: 86)
Dari penggalan kalimat Ya’qub tersebut, nampaklah bagiku bahwa Ya’qub telah diwahyukan oleh Allah. Allah memerintahkan Ya’qub untuk diam semenjak awalnya. Ya’qub pun menyimpan sedih dan kegudahan terbesarnya di hati bertahun-tahun lamanya hingga matanya buta akibat kesedihan. Dan ini, tanpa ia adukan kepada manusia walau sepatah kata pun.
Nampaklah olehku pula bahwa anaknya, Yusuf alaihissalam, telah diwahyukan oleh Allah sejak mereka, saudara-saudaranya, membawanya ke dalam hutan dan menjerumuskannya ke dalam sumur.
Yusuf alaihissalam mengetahui bahwa di balik semua makar yang diarahkan kepadanya terdapat hikmah ilahiyyah bahwa kelak akan tiba hari-hari yang Allah janjikan:
لَتُنَبِّئَنَّهُمْ بِأَمْرِهِمْ هَذَا وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ
“Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedang mereka tidak menyadari.” (QS Yusuf: 15)
Yusuf bersabar sepertinya ayahnya bersabar. Ia mampu memikul kesulitan, keterasingan dan penjara bertahun-tahun.
Ya’qub pun tidak keluar untuk mencari Yusuf. Al-Qur’an tidak menyebutkan bahwa Ya’qub meminta kepada Allah untuk memberi petunjuk tentang keberadaan anaknya.
Setelah dewasa, Yusuf alaihissalam tidak kembali menemui keluarganya. Al-Qur’an tidak menyebutkan bahwa Yusuf meminta kepada Allah agar memberi petunjuk kepada keluarganya untuk menemui beliau.
Yusuf dan Ya’qub menunggu dan menyimpan rapi semuanya. Keduanya sama-sama melaksanakan perintah Allah dan fokus menjalankan tugas kenabian yaitu menyampaikan petunjuk dan risalah kepada manusia.
Saat hari terungkap dan tersingkapnya alur kehidupan, penghilatan Ya’qub kembali normal, keluarga Yusuf kembali menemuinya, dan para saudaranya itu meminta maaf dan ampunan.
Yusuf berkata:
وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا
"Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan.” (QS Yusuf: 100)
Yusuf pun menyebutkan nikmat-nikmat Allah yang tercurahkan untuknya, bukan menyebutkan dendam-dendam.
وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ
“Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir. .” (QS Yusuf: 100)
Setelah duduk di singgasana dan saudara-saudaranya bersujud kepadanya, Yusuf pula tidak menyinggung-nyinggung seorang pun di antara mereka atas kejahatan yang pernah mereka lakukan.
Bahkan Yusuf menyandarkan dan menisbatkan bahwa apa yang terjadi semuanya berasal dari syaithan (yang mengobarkan kejahatan di bumi).
Yusuf berkata:
مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي
“ . .setelah syaitan merusakkan (hubungan) antara aku dan saudara-saudaraku.” (QS Yusuf: 100)
Yusuf tak sepatah katapun menyebutkan bahwa beliau dan ayahnya amat menderita bertahun-tahun. Beliau hanya berujar:
إنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
“Sejatinya Rabbku Maha Lembut terhadap siapa yang Dia kehendaki.” (QS Yusuf: 100)
Yusuf menyandarkan segala sesuatu kepada Allah dengan mengatakan: “Dialah sejatinya Maha Mengetahui lagi Bijaksana.”
Yusuf menyebutkan segala kenikmatan dan anugerah Allah kepadanya tanpa menolehkan pandangan terhadap ujian-ujian kehidupan yang telah berlalu:
“Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. .” (Ayat: 101)
Dengan penuh ketawadhuan jiwa, ia berujar:
“(Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh.” (Ayat: 101)
Aku semakin meyakini bahwa para nabi adalah manusia terberat ujiannya. Akan selalu ada pihak-pihak pendukung kesesatan dan hasad hendak melaksanakan makar kepada mereka. Ujian-ujian yang terkadang bersumber dari anak, saudara dan kerabat lainnya akan mengantarkan orang shaleh mencapai derajat mulia.
Aku semakin meyakini dan memahami bahwa jalan keluar tak akan datang kecuali setelah mengerahkan sabar hingga episode telah usai.
“Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan kaumnya) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada mereka (para rasul) itu pertolongan Kami. . .” (Ayat: 110)
_____
Diringkas dan diterjemahkan dari akun Lailiy Fahd as-Syamiriy
Alih bahasa: Yani Fahriansyah
(Asrama, Ahad pagi, 25/12/2016)
0 notes
Text
"Anak kita adalah bongkahan batu permata sayangnya kita seorang pandai besi"
قال المناوي رحمه الله تعالى: لأن يؤدب الرجل ولده عندما يبلغ من السن والعقل مبلغاً يحتمل ذلك بأن ينشئه على أخلاق صلحاء المؤمنين ويصونه عن مخالطة المفسدين ويعلمه القرآن والأدب ولسان العرب ويسمعه السنن وأقاويل السلف ويعلمه من أحكام الدين ما لا غنى عنه ويهدده ثم يضربه على نحو الصلاة وغير ذلك : خير له من أن يتصدق بصاع ؛ لأنه إذا أدبه صارت أفعاله من صدقاته الجارية ، وصدقة الصاع ينقطع ثوابها ، وهذا يدوم بدوام الولد والأدب غذاء النفوس وتربيتها للآخرة
{قوا أنفسكم وأهليكم ناراً} [التحريم:6]
Al-Munawiy -Rahimahullahu- pernah mengatakan,
"Ketika seorang laki-laki memberikan pelajaran adab kepada anaknya disaat sudah mencapai usia aqil baligh dengan cara mengumpulkannya bersama orang-orang sholih, menjaganya dari bergaul dengan orang-orang yang rusak, mengajarkannya Al Qur'an, sastra dan bahasa Arab, memperdengarkan hadist-hadits serta perkataan-perkataan salaf, mengajarinya hukum-hukum agama yang dia butuhkan, kemudian memperingatkan serta memukul dengan pukulan yang sama seperti ketika ia enggan melaksanakan Sholat (pukulan yang tidak melukai dan menyakiti, menghindari daerah wajah dst) semua itu lebih baik daripada bersedekah sebanyak satu sha', karena sedekah satu sha' akan terhenti pahalanya adapun dengan hal tadi pahala akan terus mengalir selama anak masih hidup. Pendidikan adab adalah vitamin yang dibutuhkan jiwa dan pendidikan adab adalah dengan mempersiapkannya untuk negeri akhirat"
"Peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari siksa api neraka" (faidhul Qodir 5/257)
Beliau juga menjelaskan macam-macam bentuk pendidikan adab,
"فمن الأدب الموعظة والوعيد والتهديد والضرب والحبس والعطية والنوال والبر"
"Diantara bentuk pendidikan adab adalah dengan nasehat (mauidzoh), peringatan, ancaman, memukul, mengurung, memberikan hadiah, reward, dan sikap yang baik" (faidhul Qodir 5/257)
Syaikh Sholeh Fauzan -Hafidzohullah- juga mengatakan,
" الضّرب وسيلة من وسائل التربية ، فللمعلِّم أن يضرب ، وللمؤدِّب أن يضرب ، ولولّي الأمر أن يضرب تأديباً وتعزيراً ، وللزوج أن يضرب زوجته على النشور . لكن يكون بحدود ، لا يكون ضرباً مبرحاً يشقّ الجلْد أو يكسرُ العظم ، وإنّما يكون بقدر الحاجة " انتهى ملخصا .
"إغاثة المستفيد بشرح كتاب التوحيد" (282- 284)
"Pukulan adalah salah satu wasilah diantara banyak wasilah dalam dunia tarbiyah, boleh bagi guru untuk memukul, pendidik (adab) juga boleh memukul, bagi waliyul Amr juga boleh memukul pukulan sebagai bentuk pengajaran atau hukuman (ta'zir), bagi suami juga boleh memukul istri yang nusyuz (arti nusyuz : tidak menunaikan hak suami, bermaksiat kepada suami, mempergauli suami dgn buruk), akan tetapi pukulan-pukulan tsb memiliki batasan-batasan diantaranya bukan pukulan yang melukai, sampai menjadikan kulit terkelupas atau mematahkan tulang, pukulan yang seperlunya saja" (Ighosatul Mustafid 282-284)
Bongkahan berlian agar semakin bernilai harus "dipukul" dan dipisahkan dari unsur-unsur lain yang tidak bernilai tapi jangan sampai diberikan kepada tukang pandai besi ya!
24 notes
·
View notes
Text
Hakikat Istri Sholihah
"Di dunia ini, hanya ada dua Khadijah saja. Pertama, Khadijah istri Rasulullah -Shallallahu`alaihiwasallam-. Kedua, Khadijah istriku".
"Awalnya saya kira istriku itu cuma bunga biasa. Tapi rupanya beliau adalah bunga langka yang susah dicari".
"Kalau boleh jujur, andai istriku ditakdirkan masih hidup, aku akan rela menjadi budaknya".
"Setelah beliau wafat, kerjaku hanya mondar-mandir mengitari bukit, mencarinya dengan linangan air mata".
Itulah yang terucap lisan dan terpatri dalam hati bapak tua ini, mengingat dan memuji istrinya yang sudah wafat. Beliau begitu kehilangan, terpukul bahkan hampir gila, atas kematian sang istri.
Apa yang menyebabkan bapak ini sedemikian cinta kepada sang istri? Apakah karena istrinya cantik, pintar, hapal Quran, paham ilmu agama, kaya atau bangsawan? Ternyata bukan karena itu.
Kalau soal fisik, justru bapak ini mengaku awalnya tidak tertarik dan tidak akan mau menikahinya, karena calon istri berkulit hitam, berbadan lemah dan kurus. Bahkan saat awal-awal melihatnya, bapak ini berkata dalam hati, siapa yang bakalan mau menikahi gadis itu. Setelah melakukan salat Istikharah, barulah beliau mantap untuk menikahinya. Lalu apa yang membuat air mata cintanya berlinang membasahi pipi?
"Selama 51 tahun kami hidup bersama, istriku tidak pernah samasekali menentang dan melawanku".
"Dia melayaniku dengan setia selama 51 tahun, tanpa pernah merasa bosan. Sementara di saat yang sama, beliau juga mengurus pekerjaan rumah".
Ya, patuh dan melayani suami, itulah sebabnya. Bukan cantik, pintar, alim ilmu agama, atau kaya. Karena dua hal inilah air mata lelaki akan jatuh berderai, saat terpisah oleh kematian. Cantik masih bisa dicari. Kaya masih ada yang menanti. Alim ilmu agama pun masih diganti. Tapi kalau kepatuhan dan pelayanan? Itu satu-satunya permata istri yang tidak akan pernah bisa terganti.
Benar petuah Nabi kita. Kesalehan istri itu dilihat dari tiga hal, dan salah satunya adalah kepatuhan.
وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ
"Dan bila engkau suruh, dia patuh".
Wallahua`lam
Status Syekh Yusuf Al Kalisatiy
1 note
·
View note
Text
Ibadah Di Zaman Fitnah
IBADAH DIMASA FITNAH
Seorang ustadz mengatakan, "Seseorang susah bertaqwa kalau di depan HANDPHONE, sekalipun seorang ustadz."
Perkataan ini memang benar adanya. Fitnah di zaman sekarang ini sungguh sangat luar biasa. Orang yang bisa bertahan di zaman seperti ini dengan terus beribadah dan beramal ketaatan serta menjauhi maksiat, ini sangat luar biasa dan super sekali. Orang seperti ini berhak mendapatkan keutamaannya hijrah bersama Rasulullah.
Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ
“Beribadah waktu terjadi fitnah seperti hijrah kepadaku.” (Riwayat Muslim).
Berkata Imam Nawawi rahimahulah :
المراد بالهرج هنا الفتنة واختلاط أمور الناس ، وسبب كثرة فضل العبادة فيه أن الناس يغفلون عنها ، ويشتغلون عنها ، ولا يتفرغ لها إلا أفراد "
"Maksud dari kata ‘Al-Harj’ disini adalah fitnah dan simpang siurnya urusan. Sebab banyaknya keutamaan beribadah di dalamnya. Karena orang-orang lalai dan tersibukkan sehingga tidak ada yang fokus (beribadah) melainkan sedikit sekali.” (Syarah Muslim). Sumber : Al Islam Sual Wa Jawab No 113220.
Berkata Syekh Muhammad Sholeh Al Munajjed hafizhahullah :
فالفضل حاصل لمن يحافظ على السنة والطاعة والعبادة في أيام الفتنة والغفلة كما يحافظ عليها في أزمان الصلاح والتقوى ، فهو عامل عابد على كل حال .هذا هو الذي جاءت الأحاديث في مدحه والثناء عليه .
Keutamaan didapatkan bagi orang yang menjaga Sunah, melaksanakan ketaatan dan ibadah pada waktu fitnah dan lalai. Sebagaimana dia menjaganya pada saat orang-orang berbuat baik dan ketakwaan. Maka dia adalah seorang yang suka beramal dan ahli ibadah dalam semua kondisi. Seperti inilah yang disebuatkan dalam hadits dengan sanjungan dan pujian.
أما ما قد يفهمه بعض الناس ، أن يترقب أحدهم أيام انتشار المعاصي والمنكرات ، ليبادر إلى تخصيص ذلك اليوم بصيام أو قيام ، ولا يكون ذلك من هديه وعادته في غالب أيامه وأحواله ، فليس هذا من الفهم الصحيح للحديث ، وليس مقصودا للشارع الحكيم ، وإنما المقصود الحث على التمسك الدائم بالسنة ، والقيام الكامل بأوامر الله تعالى ، ليبقى المسلم منارة في الأرض في أزمنة الظلام ، ويلقى الله تعالى وما استقال من بيعته التي بايع عليها حين أعلن استسلامه إليه عز وجل .
Adapun apa yang dipahami oleh sebagian orang, ada di antara mereka menunggu hari-hari kemaksiatan dan kemungkaran merebak lalu bersegera mengkhususkan pada hari itu dengan berpuasa atau qiyamullail, padahal hal itu bukan gaya dan kebiasaan yang selalu dilakukan pada keseharian dan kondisi normal. Ini bukan pemahaman hadits yang benar. Bukan juga termasuk yang diinginkan oleh pembuat syariat yang bijaksana. Akan tetapi maksudnya adalah anjuran untuk senantiasa berpegang teguh dengan Sunnah. Melaksanakan secara sempurna perintah Allah Ta’ala. Agar seorang muslim tetap menjadi cahaya di atas bumi pada waktu gelap. Dan ketika bertemu dengan Allah dia tidak menyalahi janji setia yang telah dia nyatakan ketika menyerahkan diriya secara penuh kepada Allah Azza Wa Jalla. Sumber : Al Islam Sual Wa Jawab No 113220.
AFM
Copas dan banyak mengambil faidah dari sumber Al Islam Sual Wa Jawab No 113220.
0 notes