illusion-project
illusion-project
~•◇•~
8 posts
3 14 13 19 24 14 20 11 14 21 4 12 4
Don't wanna be here? Send us removal request.
illusion-project · 2 months ago
Text
Tumblr media
🖤Newest Headcanon/Fic Here🤍
Ao3: Millennialwriter
Wattpad: Millennialwriter
Profile pic credit to @axoxtxhxh
Mom's Anon Squad 💅🏼
🎆 1,000 FOLLOWER EVENT 🎆
Search "live action headcannons 🤣" for short hc snippets 🥰
*if I forget a warning, please let me know! I'd rather have all the warnings that make someone uncomfortable while reading my work.
MY HERO ACADEMIA
NARUTO
ATTACK ON TITAN
Misc Headcannons
(Naruto, My Hero Academia, Attack on Titan and Hunter X Hunter)
Haikyu!
Haikyu! Headcannons (completed)
Haikyu! Headcannons 2
(In progress)
Haikyu! Headcannons 3
Haikyu! Texts
Haikyu! Group Chats
822 notes · View notes
illusion-project · 2 years ago
Text
<NEBULA CHRONICLE: THE BEGINNING OF THE END>
Bab-2
Penulis: Nurul Azizah
Tumblr media
Aku berjalan melewati lorong lorong perpustakaan, sekilas rambut berwarna putih keabuan terlihat. "Siapa di sana?" Sahutku ke arah rambut putih keabuan itu. "Kenapa ra?" Sahut Riya dari sebrang perpustakaan tidak jauh dari posisiku sekarang. Riya muncul dari salah satu deret perpustakaan. "Ah.. ngak ada apa apa, tadi cuma ngeliat rambut putih keabu abuan, kan gak ada murid yang rambutnya putih di sekolah kita, cuma ngerasa aneh aja, kayaknya cuma perasaan aku aja" jelaskan ke pertanyaan Riya. "Eh, ada kok murid yang rambutnya putih di sekolah ini" sambung Riya ke penjelasanku. "Ehh!? Siapa? kayaknya aku gak pernah ngeliat?" Kataku tersentak kaget. "Murid baru sih kayaknya, aku ngeliat pas dateng rambutnya coklat tapi poninya putih terus ada strip hitamnya" lanjut penjelasan Riya.
"Ohh... dia kelas berapa?" Tanyaku ke penjelasan Riya, "kelas 3 seingetku" jawab Riya. "Kamu sudah dapat buku yang menarik?" Tanyaku ke Riya, "ini 'konsep sihir dan segalanya' saat masuk ke deret itu mataku langsung tertuju ke buku ini" jawab Riya "kamu mengambil buku yang mana Ra?" Lanjut Riya. "Oh, ini 'Elemental dan cara kerjanya' dan 'apa itu mana?'" Responku. *kriiiinnnnnggggggggg*
Suara bell masuk berdering, "Ayo pergi" kata Riya bergegas untuk pergi. Aku mengikuti Riya berjalan keluar perpustakaan, 'perasaan tidak enak apa ini?'' Aku bertanya dalam benaku. Kami berlari keluar perpustakaan dengan Riya menggenggam tanganku menyeret diriku keluar. Aku menoleh ke belakang sejenak, sekilas seorang laki-laki berambut putih keabuan menatap ke arahku, aku berkedip, lelaki itu hilang dalam sejenak.
POV :????
"Hah.... kenapa kita harus menjalankan misi ini?" Keluh seorang laki-laki berambut putih keabuan, "Kitab Chóro hilang Carmillion, kak Azura mempercayai kita untuk menemukan Kitab Chóro di sini!" Suara seorang perempuan terdengar bergema di perpustakaan. Keduanya mulai bertengkar dengan menggunakan perkataan mereka. Bahkan setelah beberapa menit pertikaian kedua orang itu masih terdengar jelas. "Aku masih tak percaya Kitab Chóro hilang.." Bisikku masih tersentak kaget dari pengumuman beberapa hari yang lalu.
FLASHBACK
"Sebenarnya sepenting apa pengumuman itu sampai memotong jam pelajaran?" Tanyaku sambil berlari menuju aula sekolah, "pastinya sangat penting" Suara seorang perempuan terdengar menyusul langkah kakiku,"kak kayyisah!" Sahutku tersentak kaget dengan keberadaan perempuan berhijab di hadapanku. "Bukankah kakak diutus para osis untuk pergi ke selatan?" Pertanyaan milikku membuat dirinya tertawa, "Galang dan biyan lah yang diutus, aku punya tugas lain" jawabnya dengan tersenyum ramah. "Lebih baik kita tutup mulut dan bergegas pergi ke aula" lanjut kayyisah sambil menambah kecepatan lari miliknya, "tunggu!" Teriakku memanggil sang kakak kelas yang jauh di depan diriku.
Setelah berlari cukup lama aku sampai di aula sekolah, aula itu dipenuhi lautan orang, dua orang terlihat familiar bagiku, "Vivianne! Lloyd!" Teriakku memanggil ke dua orang itu, " seorang perempuan berambut merah marun gradasi pirang dan seorang laki-laki berambut coklat menoleh ke arahku. "Louei!" Teriak keduanya sambil terlihat mencoba meraih diriku yang memang lumayan jauh dari mereka. "Kau dari mana saja?" Tanya Lloyd sambil menggenggam pergelangan tanganku, "anu.. tadi habis pergi ke cafeteria sebentar" Jawabku sambil mengikuti langkah kedua orang di hadapanku. Sihir pengeras suara bisa terasa di sekitar ruangan. "Sudah mau mulai ya?" Kata Vivianne tersentak menoleh ke arah sumber sihir di ruangan, "perasaanku tidak enak" kata Lloyd dengan tatapan khawatir, aku hanya bisa berharap pengumuman ini tidak terlalu buruk.
"Maaf untuk memotong jam pelajaran kalian tapi ada berita buruk yang kami harus sampaikan" Suara seorang laki-laki bisa terdengar menggema di aula, rambut panjang hitam pekat seperti malam tanpa rembulan, matanya tidak terlihat jelas tapi aku tau warna mata miliknya adalah merah seperti darah segar. "Dia adalah kepala akademi kita kan? jarang jarang dia muncul di depan kita seperti ini, pasti berita buruknya lebih buruk daripada yang kita pikirkan" Keluh Vivianne, bukan hanya aku tapi seluruh mahasiswa yang berada di sini juga berfikir seperti itu. "Akademi kita adalah akademi unggulan, dan tentu saja memiliki banyak sejarah, kita juga menyimpan kitab Chrónos dan Chóro, berita buruknya adalah, kitab Chóro hilang, saya dan para osis masih mencoba mencari kitab Chóro, jadi tolong harap tenang, hanya itu yang saya akan sampaikan sekarang" kata pak kepala akademi.
Suara perbincangan tentang kitab Chóro yang hilang bisa terdengar dimanapun kami berada, aku, Vivianne dan Lloyd mencoba keluar dari kerumunan orang orang yang panik. "Kak kayyisah! Kak rahma!" Aku memanggil kedua perempuan berhijab di hadapanku.
FLASHBACK END'S
Aku masih memikirkan tentang kejadian di perpustakaan, sebenarnya siapa pria itu..., "Ra!" Teriak Riya ke arah ku, aku tersentak kaget dengan keberadaan dirinya, "ah! Ya apa?" Kataku sambil melihat ke arah Riya yang sedang khawatir. "Dari tadi kamu aku panggil tapi gak jawab, lagi mikirin apa sih? Kayaknya fokus banget" kata Riya dengan wajah khawatir atau mengejek, aku tak tahu yang mana. "Enggak ada apa apa kok. Cuma mikirin bentar lagi kak ravi pulang" jawabku dengan senyuman. "Eh!? Kapan? Udah lama banget gak ketemu kak ravi!" Sentak Riya dengan bahagia. Kami bertiga memang sudah mengenal satu sama lain dari kecil, kami bertiga sangatlah akrab. "Besok, kalo gak besok ya hari kamis" jawabku dengan singkat. "Yah... aku ada les piano besok sama kamis..." Keluh Riya sambil menundukan kepalanya. "Gak apa apa kok Riya, bisa ketemu kapan kapan lagi" Kataku sambil menepuk nepuk punggung Riya dengan halus dan pelan. "Udah.. jangan sedih ya?" Ejekku ke gadis berambut hitam pirang panjang dihadapanku. "Ah! Gak seru! Zara mah ngejek mulu!" Kata Riya dengan ekspresi cemberut.
Tak lama kemudian, bel pulang berdering, dan murid murid mulai mengemasi barang mereka masing masing. Sama halnya dengan aku dan Riya. "Besok lagi ya ra! Dadah!" Sahut Riya sambil berlari ke mobil jemputannya, aku hanya bisa melambaikan tangan sambil tersenyum ke arah gadis itu. Setelah itu akupun berjalan ke mobil jemputanku dan pergi pulang.
Sesampainya di rumah, ayah hanya mengatakan ada urusan penting hari ini dan kemungkinan akan pulang malam. Aku hanya diam tak berkutik dan mengangguk sambil mengambil kunci rumah dari tangan ayahku. Aku pergi ke dalam rumah dan pergi ge dapur untuk memasak mie instan yang ada di laci. Setelah makan, aku menjalankan hari seperti biasanya.
Aku terbangun di ruangan putih yang terlihat kosong dan tak mempunyai batas. 'Apakah aku sudah mati?' Hanya pertanyaan itu yang terpikirkan di benaku saat ini. "Tak lama lagi..." sepasang suara perempuan terdengar menggema di belakangku, aku menoleh dan melihat dua perempuan dengan rambut violet, keduanya menggunakan dress yang tak menutupi lutut mereka, aku bisa melihat mereka menggunakan banyak aksesori bertema mawar putih, wajahnya tak terlalu jelas hampir tak bisa terlihat, keduanya sangatlah mirip... mungkin mereka kembar, "Hanya sedikit lagi..... kita bisa bertemu..." Suara keduanya masih bergema jelas di telingaku, mereka mendekat dan aku bisa melihat sekilas mata lilac yang indah milik keduanya....
Aku terbangun dari tidurku. 'Apa yang tadi itu?' Banyak pertanyaan yang tak terjawab mengema di kepalaku... "sudahlah... itu tidak penting" aku keluar dari kasur dan bersiap siap untuk menjemput kakakku di bandara.
11 notes · View notes
illusion-project · 2 years ago
Text
Umm... I think we all know that lilia is loosing his magic and possibly leaving NRC right? Well if we actually gonna have chapter 8 and grim actually overblot, I mean he's a retired soldier if I'm not wrong, and he's trusted by malleus grandma meaning that he's not an ordinary fae so.... if lilia ACTUALLY loses his magic and leave NRC will he come back and helps us beating grim in chapter 8?
18 notes · View notes
illusion-project · 2 years ago
Text
SHALWA RIYA PREMESWARI MOODBOARD
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
2 notes · View notes
illusion-project · 2 years ago
Text
I've seen twisted wonderland chapter 7 trailer and now I'm absolutely simping for malleus
10 notes · View notes
illusion-project · 2 years ago
Text
ZARA MOODBOARD
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
2 notes · View notes
illusion-project · 2 years ago
Text
<NEBULA CHRONICLE: THE BEGINNING OF THE END>
Penulis : Nurul Azizah
Tumblr media
BAB 1-SESUATU YANG GANJIL?
Tanggal 7/4/2021
Jam 04:58 matahari mulai naik menerangi apapun di sekitarny. Burung mulai berciut, dan suara orang orang pun terdengar, suara teriakan ibu terdengar, "Zara! Bangun nak! Sudah siang!" Aku terbangun dari tempat tidurku. "Iya mah! Zara sudah bangun!" Seruku yang baru bangun dari tempat tidur, aku bergegas mandi dan pergi ke dapur untuk memakan sarapan, "Hari sarapan apa mah?" Tanya ku sambil menuruni tangga, "seperti biasa roti bakar" jawab mamah. setelah memakan, sarapan aku langsung bergegas untuk pergi ke depan untuk menunggu mobil jemputan. "Riya! Sudah lama kita tidak bertemu!" Sapa ku ke Riya.
Namanya Shalwa Riya Premeswari. Dia sahabat ku. Ia adalah anak yang pintar, cantik, dan juga populer. Kedua orang tuanya adalah seorang pengusaha. Kami berdua telah bersahabat selama 6 tahun. Ia unggul di mapel fisika dan matematika. Saat aku menaiki mobil jemputan itu. Aku melihat akhirnya melihat Riya dengan jelas. Rambut panjangnya yang menyentuh pinggang itu diikat dengan rapih. Matanya yang indah itu menatap ku dengan lembut. "Iya sudah lama sekali Zara, terakhir kita bertemu adalah bulan lalu" sapa balik riya kepada ku
Tahun ini aku akan naik kelas ke kelas 10, lebih tepatnya 1 SMA di sekolah swasta cendrawasih. Walaupun mahal aku dibantu dengan beasiswa. Dan ini pertamakalinya aku satu sekolah dengan Riya. Kami bertemu di tempat kursus matematika saat kelas 3 SD. "Bagaimana perasaanmu Ra?" Tanya Riya. "Hanya gugup..." balas ku dengan ragu-ragu. "Kau akan baik-baik saja, percayalah kepadaku!" Cobaan Riya untuk menyemangati diriku. Mobil jemputan yang kami naikki mulai berangkat menuju SMA Swasta cendrawasih, perasaanku tidak enak...
Sesampainya di sekolah, kita semua dikumpulkan di lapangan untuk upacara bendera dan upacara penyambutan murid baru. Sesudah semua murid dibubarkan, kita bebas mengelilingi sekolah. Aku dan Riya bersama beberapa murid baru pergi mencari kelas kami. Sesudah ketemunya kelas kami, kami berdua berkeliling di dalam area sekolah. Dalam perjalanan aku dan Riya melewati pintu mewah yang ukurannya lebih besar dari pada pintu biasanya, keberadaannya cukup aneh. Ditempatkan di lantai 3, pojok paling kiri. Kami berbicara sebentar untuk memutuskan apakah kami akan bertanya atau langsung memasuki ruangan aneh itu. Kebetulan 2 orang yang menggunakan blazer OSIS lewat, kami memutuskan untuk bertanya kepada keduanya.
"Permisi kak.. ini sebenarnya ruangan apa ya?" Tanya ku kepada kedua anggota OSIS itu, "itu perpustakaan yang tak digunakan lagi" jawab anggota osis yang lebih riang. Kedua anggota osis itu kembar yang satunya lebih riang, dan satunya terlihat tegas. "Mau apa kalian?" Tanya osis yang lebih tegas, "hanya penasaran kak, apakah ruangan-nya masih boleh dimasuki?" Tanya Riya. "Masih, tapi kuncinya di pengan oleh osis lain, kalian bisa menemuinya di ruangan osis di sekitar jam 08:36 sampai jam 13:18" jawab osis yang lebih tegas itu. "Oh..ya... terima kasih kak" balas Riya. Setelah kedua osis itu pergi, kami berbincang. "Besok mau diambil kuncinya?" Tanyaku untuk memastikan, "ya, mau ikut?" Jawab balik Riya. "Apapun yang kamu mau princess" lanjut diriku yang bercanda, "ih apaan sih"jawab Riya sambil memukul ringan punggung ku
Sepulang sekolah, mobil jemputan membawa ku pulang, dan akhirnya bertemu mamah setelah sekolah yang berat. "Mah, aku pulang" Sapa ku sambil merapikan sepatu. Aku masuk ke rumah disambut oleh bau masakan mamah yang nikmat. "Iya, Zara? Ra? Dek?" Panggil ibu dari dapur, "apa mah?" Tanyaku, "telfon kakakmu gih, tanya kapan dia pulang teh... sudah 1 bulan gak ada kabar..." jawab mamah. "Oke mah Zara coba.." balasku ke mamah, setelah masuk kamar dan mengganti bajuku. Aku mengambil handphoneku dan membuka kontak dan mengetuk kontak bernama 'Kak ravi:')', berdering terbaca di handphoneku. "Ya ini kakak ravi kenapa ra?" Suara di handphone terdengar jelas. "Ngak ada, mamah khawatir lho, kakak ngak beri kabar selama 1 bulan katanya" balas ku sambil turun ke dapur. "Ohh.. iyaa kakak banyak tugas, skripsi kakak belum selesai, 2 hari lagi kakak ke sana, mumpung ada libur, mana mamah? Kakak mau ngomong sebentar" balas kak ravi. Aku memberi handphoneku ke mamah yang mengobrol sebentar selagi aku membantu menyiapkan meja makan.
Suara mobil ayah terdengar, mamah pergi menyambut ayah, setelah itu kami semua duduk di kursi sambil berbincang bincang. "Gimana hari pertamanya?" Tanya ayah, "normal normal saja, aku dan Riya menemukan perpustakaan yang tidak digunakan lagi, besok kami akan meminta kuncinya" jawabku dengan mulut penuh makanan. "2 hari lagi ravi akan berkunjung" balas ibu yang mengganti topik pembicaraan. "Wah itu kabar baik!" Balas ayah dengan senyum. Yah itu tak asing bagiku untuk mereka membiarkan kakakku ravi andriani, aku selalu mengejeknya karna nama belakang miliknya yang mirip seperti nama perempuan. Tapi selain kedatangan kakakku yang ku pikirkan.. perpustakaan yang aku dan Riya baru temukan tadi masih terpikirkan olehku... rasanya ada yang aneh tentang perpustakaan itu....
Setelah makan malam usai. Aku pergi ke kamarku dan mulai mengunci pintu, jendela, dan ventilasi. Kalian mungkin bertanya 'untuk apa kau mengunci kamarmu?' Sebenarnya aku memiliki rahasia. Aku mengulurkan tanganku ke segelas air yang ada di meja. Air itu mulai bergerak sesuai gerakan tangan ku aku mencoba menambah tekanan air yang ku kontrol. Tetapi karna kekurangangan konsentrasi airnya tumpah. "Kenapa Ra?" Tanya ibu, "Ngak bu, cuma bengong aja, jadinya tumpah" jawabku sambil merapikan sisa air yang tumpah. "Oh ya jangan sering-sering bengongnya" lanjut mamah. "Oke mah" jawabku dengan lega, aku membuka kunci pintu, jendela dan ventilasi. Aku pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil dan mencuci wajah. Setelah itu aku tertidur nyenyak.
Besok harinya setelah sampai di sekolah, aku pergi ke air mancur sekolah untuk menunggu Riya. Keadaan di sana sepi tidak ada orang sama sekali. Aku duduk di dinding air mancur, aku mencoba melatih kekuatan airku di sini. mencoba membuat aliran air yang menunju puncak air mancur itu. Aku sadar bahwa aku bisa mengendalikan air dengan santai tidak seperti semalam. Aku bermain sebentar dengan air yang ku kendalikan. "Ra! Kamu sudah menunggu lama?" Teriak Riya dari gerbang sekolah. "Tidak kok, aku baru sampai" jawab ku sambil bersiap siap pergi. "Ayo, sebelum bel masuk" ajakku kepada Riya. "Gasss!" Canda Riya.
"Permisii..?" Aku mengetuk pintu ke ruang osis. "Masuk" Suara pelan dari seorang perempuan terdengar dari balik pintu. "Yaa...Permisi" aku membuka pelan pintu untuk mengintip ke dalam. Seorang perempuan dengan rambut panjang duduk di pojok, dekat dengan jendela ruangan osis. "Mau menanyakan kunci bukan? Ambillah kuncinya di loker deret ke-3 dari kanan, baris ke-2, lokernya tidak di kunci kok" Kata si perempuan yang duduk di dekat jendela itu. "Iyaa kak..... makasih..." jawabku sambil menuju loker yang disebut itu. Setelah mengambil kunci kami berdua berpamitan kepada perempuan itu, kami berjalan ke pintu untuk keluar. Perempuan itu berkata "waspada terhadap apa yang tak terlihat. Mereka menunggumu, jika kau masuk terlalu dalam, kau tak akan bisa keluar, walaupun kau sudah menunggu sampai esok..." ia mengatakan itu sambil tersenyum dan menoleh sedikit ke arah kami.
"Tadi itu apa?" Tanya Riya. "Aku tak tau" jawabku sambil menggelengkan kepalaku dengan singkat. Kejadian tadi sangatlah aneh, tapi kami berdua memutuskan untung tidak menghiraukannya. Bel masuk berdering, kami bergegas untuk masuk kelas sebelum guru datang. Pelajaran berlangsung lancar, walaupun kejadian di ruang osis masih terpikirkan di benaku. Setelah pelajaran kami berdua pergi ke perpustakaan terbengkalai itu. Aku membuka pintunya dan di balik ruangan itu sangatlah megah. Banyak debu di sini karna jarang dibersihkan. Tapi ada banyak sekali buku, mungkin lebih banyak dari pada yang ada di perpustakaan sekarang. Kami berlarian mencari buku yang kami minati. tapi Buku buku di sini sangatlah aneh, 'pengertian magis', 'apa itu mana?', 'monster dan dimana mencari mereka'. Apa apaan buku ini?, "buku macam apa ini!?" Teriak Riya dari sebrang ruangan. Aku pergi ke deret ke-6, membaca tanda yang berada di rak buku 'dunia bawah'. Pantas Riya berteriak, dari tulisannya saja sudah menjelaskan apa yang terjadi di sini. Aku melihat Riya yang ketakutan. "Buku apa yang kau ambil dari deret ini?" Tanyaku, melihat ke buku yang jatuh 'tipe tipe iblis'. Pantas, judulnya saja sudah menyeramkan. "Kau pergi ke deret lain saja Riya" aku yang mencoba menenangkan Riya yang tremor itu.
"Baiklah..." jawab riya dengan suara yang lemah. Riya pergi berjalan untuk mencari deret lain yang menarik. Aku mengambil buku yang jatuh tadi, dan mulai membacanya.
Iblis saŕka adalah tipe iblis yang melekat ke darah daging. Mereka bisa muncul saat di panggil atau saat experimen. Kemunculan mereka saat experimen bisanya karna pemanggil di suntikan darah iblis saŕka. Saat pemanggil di suntik tergantung di mana darah mengalir paling deras saat itu. Ketika sudah di tentukan oleh iblis saŕka yang dipanggil, maka tandanya adalah. Gumpalan hitam besar muncul di tubuh, sampai gumpalan hitam itu membentuk sebuah bentuk menyerupai makhluk hidup. Biasanya bentuknya mirip manusia.
Lucifer adalah salah satu contoh iblis saŕka. Ia memiliki nama lain yaitu iblis yang melekat ke darah daging. Selain itu ia adalah ayah dari seluruh iblis.
Aku menutup buku itu. Dan langsung mencoba untuk menenangkan diri. Informasi yang diberikan buku ini sangatlah bisa dipercaya. Tapia siapa yang menulis buku ini?, Apakah iblis nyata?, Iblis saŕka?. Semua informasi ini terlalu banyak untuk diserap oleh otakku. Aku menaruh buku itu ke tempat semula, dan mulai pergi mencari buku yang menarik. Aku melewati rak buku yang menarik perhatianku, di papan rak buku itu tertulis 'Semua tentang sihir!'. Akhirnya aku memasuki deret itu, mataku tertuju ke dua buku. 'Apa itu mana?' 'Elemental dan cara kerjanya'. Aku mengambil ke-2 buku itu dan langsung pergi mencari Riya.
BERLANJUT KE BAB-2
0 notes
illusion-project · 2 years ago
Text
SIPNOSIS NOVEL NEBULA CHRONICLE: THE BEGINNING OF THE END
Tumblr media
Namaku Zara yulaina biasa di panggil Zara. Aku kelas 10, aku hanyalah gadis biasa seperti kalian semua. Aku memiliki sahabat namanya riya, aku suka makan, tidur, aku tak terlalu hebat dalam bidang matematika dan aku unggul dalam bidang bahasa dan bahasa Inggris, aku tak terlalu suka keluar, keluargaku normal² saja, ibu sering memasak di pagi hari dan ayah selalu pergi kerja, tapi... suatu hari hal yang tak terduga terjadi..
Sebuah buku di perpustakaan sekolahku membawaku dan teman-temanku ke dunia lain yang tak ku kenal.. sihir, tongkat ajaib, orang orang dengan telinga hewan, sekolah sihir semuanya tidak masuk akal. dan aku memiliki rahasia.... aku bisa mengendalikan air.
1 note · View note