Tumgik
kiranaarfiani-blog · 5 years
Text
Bincang Perpisahan
Pagar usang yang menyimpan banyak kenang, dedaunan lesu yang menjadi saksi bisu, juga pohon cemara yang mencipta banyak cerita. Reka ulang adegan yang seakan terus berputar di kepalaku terus mengacak memori memori yang sudah tersimpan rapi, Meminta agar cerita nya di putar sekali lagi.
Sore itu setelah kami selesai dengan urusan masing-masing, seperti biasa aku mengajak sahabatku untuk sejenak melepas penat dengan bersantai di bangku taman yang sudah lama menjadi basecamp kami ketika ingin mencurahkan segala keluh kesah. Kusesap matchalatte favoritku sembari memulai cerita, tentu saja ceritaku dari hari ke hari tak jauh berbeda. Apalagi kalau bukan tentang lelaki yang selalu membuat hariku berwarna, meski belum ada kepastian antara kami berdua namun bagiku bisa seperti ini dengannya adalah satu hal yang sangat bermakna.
"Aku tau betul bagaimana tulusmu kepadanya, semoga ia bisa selalu membuatmu bahagia ya" ujar sahabatku yang ku aamiini dengan senyuman.
Begitupun sahabatku yang selalu menceritakan kisahnya dengan sang kekasih kepadaku, namun akhir akhir ini ia selalu bercerita dengan raut sendu, ia lebih banyak menangis di banding sebelumnya. Ia bercerita tentang sang kekasih yang sudah menghianatinya, diam diam ada wanita lain yang juga menjalin hubungan dengan kekasihnya.
Aku berusaha menenangkan dan mengatakan semua akan baik baik saja dan aku akan selalu ada untuknya. Ia pun sedikit tenang, begitulah cara kami saling menguatkan.
Beberapa saat kemudian lelaki yang sering ku ceritakan itu tiba di hadapan kami, menawarkan tumpangan karena sebentar lagi larut malam. Namun kulihat sahabatku, sepertinya dia yang lebih membutuhkan tumpangan saat ini jadi aku mengalah dan memilih menaiki transportasi umum.
Semenjak kejadian sore itu kami bertiga sering kali jalan bersama, bahkan basecamp ini pun kini menjadi ramai karena bertambah personil. Namun semenjak itu juga, aku merasa kedekatanku dengan lelaki itu sudah berbeda. Aku merasa perhatiannya sudah terbagi, bahkan lebih besar kepada sahabatku. Tak jarang pula tawaran ku untuk sekedar menonton atau makan berdua bersama nya ia tolak, ia lebih memilih agar sahabatku juga di ajak. Perlahan perhatian yang dulu ia berikan hilang, semuanya berubah. Sikapnya yang berubah dingin kepadaku namun begitu humble dengan sahabatku.
Apa ini ? Mengapa begini ? Apa aku sedang di khianati? Pertanyaan pertanyan semacam itu terus berputar di kepalaku. Hingga aku tersadar apa maksud dan tujuanmu melakukan itu.
Aku tersadar dari lamunan ketika mendengar derap langkah yang sedang menjauh dari arahku, langsung aku membalikan badan dan Ku tatap punggungmu yang kini sedang berjalan beriringan dengan nya. Aku tersenyum, kecut kelihatannya namun jujur itu senyum tertulusku.
Belum hilang dari pandang kau berbalik menatapku, kemudian menghampiriku begitupun ia. Bahagia sekali kalian kelihatannya.
"Terimakasih" katamu
"Untuk?"
"Semuanya" kau meliriknya sekilas
"Sama sama"
"Terimakasih karna tidak mengorbankan persahabatan kita, terimakasih karena kebesaran hatimu" kata ia.
Aku hanya bisa tersenyum tak bisa mengucapkan sepatah kata karena menahan derai air mata.
"Boleh aku berbicara dengannya? Sebelum perpisahan" katamu kepadanya.
Ia mengangguk dan meninggalkan kau dan aku.
"Ada apa?" Aku mulai membuka suara
"Kuharap kau tidak akan pernah membenciku"
"Rasa & luka yg kau berikan sebanding.Tidak menutup kemungkinan aku tidak membencimu.Tapi tenanglah selagi kau tak menyakitinya aku akan berusaha menghilangkan kebencian ini"
Kau menatapku nanar, lalu segera memelukku erat.
"Aku tidak tau mengapa ego ku begitu besar, sampai aku mengorbankan kau dalam hal ini"
Aku diam tak membalas pelukanmu
"Bukankah ini yg kau mau?Menyakitiku secara perlahan. dinginnya sikapmu, acuhnya responmu, Kau terbangkan aku setinggi angkasa dan menjatuhkanku seketika, dan terahir kau menjadikanku batu loncatan agar kau mendapatkan sahabatku!"
aku tersenyum miris dan melepaskan pelukanmu, sekuat mungkin aku menjaga agar air mata ini tak terurai.
"Aku harus pergi, terimakasih perbincangan terahir ini. Semoga kalian berbahagia selalu"
1 note · View note