Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
today’s mood:
do nothing, hide behind my blanket, listening to sad song, eat delicious food, watching movies, sleeping, and chill next to you listening to Cigarettes After Sex’s songs
0 notes
Text
end of 2017
it’s 22.30
and i’m going to take my sleep pill, so i’ll pass the new year celebration
in 1 hour 30 minute, 2017 will end
thankyou for all the memories, lessons, love, happiness, sadness, and every single things that i can’t even remember again
every moments that i spent with my family, friends, even someone that i won’t mention still ingering on my mind
hope 2018 will be greater than this year!
H A P P Y N E W Y E A R ! ! !
0 notes
Text
well,
i’m not happy than i look.
i’m not happy than i laugh.
i’m just not happy.
-
sedang sedikit kurang enak badan untuk melakukan segala jenis pekerjaan
bahkan untuk tidur punggung dan pundakku terasa sakit
mungkin inilah salah satu cara Allah mengingatkanku untuk lebih bersyukur pada-Nya.
akhir-akhir ini banyak kejadian aneh dan membuatku bahagia
tapi......
kebahagiaan yang kurasakan seolah semu
aku tidak benar-benar merasakan kebahagiaan itu
kebahagiaan yang jelas hanya bersifat duniawi, sementara, dan kosong
aku ingin menangis sekencang mungkin agar perasaan yang menyiksa ini menghilang
tapi, segala hal sudah kucoba
aku tetap tidak bisa menangis
:(
0 notes
Text
the truth is... (end)
selama 4 tahun berpacaran, dan akhirnya menikah selama 2 tahun, aku sering berdoa agar saat tua nanti aku meninggal lebih dulu, agar aku tidak merasakan bagaimana rasanya ditinggal ia.
-
kepalaku sakit.
aku tidak tahu harus menangisi apalagi, tubuhku, pikiranku, dadaku, semuanya terasa sakit.
dengan tangan bergetar dan basah, aku menelfon ibuku bahwa suamiku telah mengakui bahwa ia berselingkuh dengan wanita lain.
kudengar ibuku langsung beristighfar dan menangis. ibuku jarang memperlihatkan beliau menangis atau bersedih, dengan ia menangis seperti ini, hatiku semakin hancur dan sakit.
ya Tuhan.
biarlah aku yang paling bersedih atas kejadian ini, jangan sampai ibuku merasakan hal yang lebih menyakitkan dari ini.
sebenarnya orang tuaku dan adikku akan datang ke Bandung dua hari lagi, tapi tahu keadaanku yang seperti ini, mereka akan datang besok menggunakan kereta paling pagi.
mertuaku, atau orang tua dari suamiku juga akan datang ke Bandung besok.
kami akan mengadakan pertemuan keluarga “besar”, karena ini bukan masalah kecil. karena faktanya bukan hanya sebatas perselingkuhan biasa.
wanita yang suamiku “pacari” itu, sedang hamil 3 bulan.
3 bulan.
ini gila.
sudah berapa lama suamiku berselingkuh? atau apakah hanya satu selingkuhannya?
aku tidak tahu harus melewati malam ini seperti apa.
pertemuan keluarga besar tadi malam menghasilkan suatu keputusan.
aku dan suamiku memutuskan untuk bercerai
aku tidak ingin dipoligami karena selingkuhannya hamil.
secintanya aku dengan suamiku, aku ikhlas apabila kelak ia akan berpoligami. tapi tidak seperti ini alasannya.
kedua belah pihak keluarga telah menyetujui dan menghargai keputusan kami berdua. orang tua suamiku menangis sejadinya dan meminta maaf kepadaku dan orang tuaku. karena memang mereka sudah tau sejak awal suamiku berselingkuh dan selingkuhannya hamil.
dan hari itu juga, aku meminta suamiku untuk pulang saja. aku tidak ingin ia datang ke hari wisudaku. aku cukup didampingi keluargaku saja.
bukan apa-apa, aku tidak mau hari yang seharusnya bahagia buatku, menjadi ternodai karena nya.
“ibu bapak, maafin Nanda ya. ibu dan bapak pasti kecewa sama Nanda.”
“nggak, Nanda. ibu sama bapak paham sama kondisimu. memang suamimu itu kurang ajar dan bersalah, hanya karena LDR dia sudah bisa selingkuh. siapa yang tega lihat anak kesayangan ibu disakiti seperti ini? ibu menghargai keputusan ini, ibu dan bapak insyaAllah ikhlas.”
aku memeluk kedua orangtuaku erat. aku merasakan air mataku mengalir lagi.
pada hari wisuda, aku terlihat kusut dan lemas.
aku banyak mengaplikasikan concealer pada bawah mataku, agar kantung mata hasil menangisku beberapa hari ini sedikit tertutupi.
dan aku sudah mempersiapkan diriku apabila teman-temanku bertanya dimana suamiku.
aku harap mereka tidak kecewa nantinya.
2 minggu setelah hari wisudaku, aku kembali ke Yogyakarta. dimana tempat tinggal aku dan suamiku berada.
aku datang dengan kereta hari itu, suamiku menjemputku di Stasiun Tugu dan langsung menuju rumah kami.
rumah kami masih terlihat sama seperti 3 bulan lalu aku mengunjunginya.
cat nya masih berwarna putih, di depannya masih asri dengan beberapa jenis bunga yang dipilihkan ibuku saat pertama kali aku dan suamiku pindah kesini.
aku menelusuri ruang tamu, dapur, ruang keluarga, dan kamar kami berdua. masih terpajang foto pernikahan kami di dinding. foto polaroid liburan kami di Lombok, hari ulang tahun suamiku, dan hari kepindahan kami ke rumah ini.
aku akan merindukan semua peralatan dapur ini.
aku akan merindukan selimut yang sering kupakai bersama suamiku.
aku akan merindukan rutinitas minum kopi pagi hari berdua pada hari minggu.
aku akan merindukan semua aktivitas yang kami lakukan berdua.
dan dalam beberapa hari ini, aku akan meninggalkan ini semua dan semua memori baik akan aku dan suamiku.
FIN
Maafkan telat update, ga nyangka bisa juga mager nulis di tumblr. Btw my friend is happy now :)
2 notes
·
View notes
Quote
You were unsure which pain is worse – the shock of what happened or the ache for what never will.
Simon Van Booy
2 notes
·
View notes
Text
the truth is...
“can you explain what is THIS?”
“it’s....a bruises”
“it’s a love bite for sure, i know. it’s not mine. and you just came back from Jakarta yesterday.”
“......”
#1
kami sudah menikah selama dua tahun.
dia melamarku pada akhir tahun 2014, dan kami menikah pada bulan april 2015. kami belum mempunyai momongan, karena aku harus menyelesaikan master degree ku terlebih dahulu. apalagi kami menjalani long distance relationship Bandung-Yogyakarta. tapi akhirnya kami akan melepas masa LDR kami, karena aku akan wisuda bulan Oktober, dan pindah ke Yogyakarta bersama suamiku.
tepat dua minggu sebelum hari wisuda, suamiku datang mengunjungiku di Bandung. aku sangat senang, karena akhirnya aku bisa kembali melihat senyum manisnya langsung, bukan dari layar handphone lagi.
pada hari ke 5 ia di Bandung, ia pergi untuk mengikuti workshop di Jakarta. aku sedikit kecewa karena baru sebentar bertemu dengannya, tapi ia akan kembali lagi dalam 4 hari. kenapa ia masih mengikuti workshop, padahal ia sudah mengambil cuti demi menemaniku sampai wisuda nanti.
sekembalinya ia dari Jakarta, ia membawa cukup banyak pakaian kotor. tapi bau parfum pada bajunya masih menempel dan membuatku tergoda ingin mengenakan pakaian kotornya. terdengar menjijikan, tapi aku benar-benar rindu pada suamiku.
setelah memilah baju-bajunya, aku menemukan keganjilan.
kalau ia betul-betul mengikuti workshop, kenapa lebih banyak kaos kotornya ketimbang kemeja kerjanya?
aku juga menemukan bau parfum yang sangat manis dan asing pada salah satu kemejanya. apakah dia mengganti parfumnya? kalau ia mengganti parfumnya, kenapa harus dengan bau yang semanis ini?
aku membuang pikiran-pikiran aneh yang muncul dikepalaku.
suamiku tidak mungkin berbuat aneh-aneh. mungkin aku harus mengurangi intensitas menonton sinetronku. aku terlalu terdoktrin jalan cerita sinetron sepertinya.
besoknya, aku dah suamiku berencana untuk makan siang di luar. ia mengenakan kaos berwarna putih, trucker jacket berwarna coklat, dan jeans warna hitam.
aku betul-betul bahagia karena masa LDR kami akan berakhir, dan tinggal satu atap kembali. membangunkannya pada pagi hari, sholat subuh berjamaah dengannya, menyiapkan sarapan untuknya, mengantarkannya sampai depan pintu rumah sebelum ia berangkat kerja, menyambutnya di rumah saat ia pulang kerja, menyiapkan makan malam bersama, dan aktivitas bersama lainnya yang belum banyak kami lakukan sebelum LDR itu memisahkan kami berdua. dan mungkin rencana memiliki momongan itu akan ada setelah LDR ini berakhir. aku agak tersipu memikirkannya.
sebelum kami berangakat pergi, aku sedikit bercanda dengannya dan memeluknya.
tapi....
aku langsung terdiam. dadaku langsung sakit melihat suatu bekas memar di dekat leher suamiku.
dia yang tadinya masih tertawa karena candaanku, langsung menyadari perubahan ekspresiku.
“loh kok diem? kenapa?”
“gapapa, Mas. ayo pergi yuk, udah laper banget nih.”
aku berusaha menutupi bahwa aku sangatlah merasa hancur. ini adalah salah satu keping “puzzle” yang menjadi petunjuk atas segala kecurigaanku. tapi aku tidak mau merusak momen ini, aku memilih bungkam mulut dan akan membicarakan ini nanti.
malam harinya, aku memberanikan diri untuk membicarakan apa yang kulihat tadi siang, dan apa yang kutemukan selama ini.
“Mas, aku mau ngomong serius deh sama kamu”
“mau ngomongin apa, sayang? sini duduk sebelah aku, aku lama ga ngusel-ngusel rambut kamu”
“......”
akhirnya semua yang aku pendam aku katakan malam itu. aku sebenarnya tidak mau merusak momen-momen terakhirku di Bandung sebelum aku wisuda. tapi aku rasa ini sudah cukup dan keterlaluan.
air mataku sudah mengalir deras. aku tidak peduli sejelek apa wajahku di depannya saat ini.
i’ve found my husband cheating.
ia diam dan menunduk lama. dia tidak merespon semua kata-kataku. entah itu adalah bukti ia mengakui kesalahannya, malu, atau sama sekali tidak mendengarkanku.
“udah, Mas. itu yang mau aku omongin sama kamu selama ini. aku sama Ibu juga pernah ngomongin ini, kami berdua juga berusaha nyangkal kalo hal itu ga bakal kamu lakuin ke aku.”
ia masih diam, tanpa merubah posisinya sama sekali.
“aku ga keberatan Mas, seandainya kamu udah bosen dan mau pisah dari aku. tapi ga seperti ini caranya. waktu itu Ibu yang nemu banyak tiket kereta Jogja-Jakarta PP di rumah kita waktu lebaran kemarin. aku pikir juga itu karena kamu banyak kerjaan kantor di Jakarta. tapi aku tanya temen kamu Satrio, dia bilang kalian cuma pernah tugas keluar kota dua kali, itu pun ke Surabaya, Mas. ga mungkin kamu iseng ke Jakarta kalo ga ada kerjaan, kamu bukan tipe orang yang suka keluar kota kalo ga ada keperluan kantor atau kalo bukan sama keluarga.”
“.......”
“Mas, mau sampe kapan kamu diem?”
ia masih diam dan menunduk. aku melihat auranya menggelap. raut wajahnya tidak sebahagia tadi, saat ini wajahnya pucat dan tatapan matanya kosong.
“Nanda...”
akhirnya ia buka suara.
“maaf Nanda sayang. maafin suamimu. aku udah ngehianatin kamu, teman-temanmu, keluargamu, kedua orangtumu. bahkan diriku sendiri....”
ia menjelaskan semuanya malam itu. aku langsung terduduk lemas di lantai kamar kosanku yang dingin. dadaku sesak. perutku sakit. mual. kepalaku sakit. mataku sangat perih. air mataku sudah terlalu banyak keluar sedaritadi.
ya Tuhan.
selama 4 tahun berpacaran, dan akhirnya menikah selama 2 tahun, aku sering berdoa agar saat tua nanti aku meninggal lebih dulu, agar aku tidak merasakan bagaimana rasanya ditinggal ia.
aku belum tua saat ini, umurku masih 24 tahun. mungkinkah aku akan segera mati?
aku rasanya ingin pergi dari tempat ini, ingin lari sekencangnya dan sejauhnya dari tempat ini.
malam itu adalah malam terburuk yang pernah aku alami. bahkan sakitnya seribu kali lebih sakit yang kualami diatas meja operasi Desember tahun lalu.
this story is not based on my true story. it’s my friend’s story. and i add a lil additional storyline to make the story is better and ‘alive’.
sorry for any mistakes. goin to upload the part 2 soon.
2 notes
·
View notes
Text
what is the most words that make you flutter?
“aku udah di depan”
“aku mau ngomong sesuatu”
“mau nanya dong”
“aku tadi liat kamu loh”
“kamu apa kabar?”
“hei, aku kangen”
etc
masih banyak hal yang bikin kita tau-tau langsung ngerasa deg-degan. ga perlu janji manis palsu yang bikin diabetes, atau gombal-gombal super cringe yang mostly isinya dusta. tapi beberapa kata kaya diatas udah cukup bikin deg-degan, dan percayalah itu bikin senyum-senyum.
05/12/2017
2 notes
·
View notes
Text
last date.
“And now that's it's over, I'll never be sober I couldn't believe, but now I'm so high”
#5
Setelah menjalani drama 3 bulan lamanya, aku menyerah. Aku rasa ini harus kusudahi, karena bagaimanapun, aku tidak akan lagi ia perjuangkan. Apalagi memiliki hubungan tanpa status seperti ini, dan aku sudah gerah dan merasa cukup melihat ia sudah memiliki gandengan baru.
Kalau aku pendendam, bisa saja aku beberkan semua rahasia yang selama ini disimpan Rama pada wanita barunya. Tapi aku masih punya otak, aku tidak memiliki keuntungan apapun juga bila aku melakukan itu. Lebih baik aku bungkam mulut dan diam, menunggu agar Tuhan yang menjalankan segala rencana baiknya.
Pertengahan bulan Mei 2017, aku mengajak Rama untuk “date“ yang terakhir kalinya. Date sebagai seorang pasangan, bukan teman. Karena aku benar-benar ingin mengakhiri penderitaan dan sakit hati yang aku rasakan. Ia menjemputku seperti biasa, tapi hatiku langsung mencelos saat ia mengenakan setelan pakaian yang sama persis saat first date kami.
Bolehkah aku menangis sekarang?
Tidak, aku tidak boleh menghancurkan momen terakhir ini. Karena aku yakin ini benar-benar terakhir dan harus menjadi terakhir. Aku tidak menginginkan dia lagi, dia pun begitu.
Kami menuju cafe di Jalan Palagan, cafe itu cukup sepi, hanya ada dua orang pengunjung di dalam. Aku memesan ice cappucino untuk mendinginkan kepalaku. Dan mulai mengutarakan niatku.
“Ra, kayanya ini last date kita ya.“
“Iya, last date. Tapi kan nanti masih bisa jalan lagi.“
“Ngga, ini bener-bener terakhir.“
Rama sempat terdiam lama, ia menatap wajahku dengan ekspresi terkejut, tapi... sedikit berpikir?
“Loh, kok gitu?“
Akhirnya ia buka suara.
“Iya, lagian kamu kan udah ada yang baru. Aku juga ga sanggup lanjut kaya gini terus. Emang kamu ga inget sama dua orang yang di Jabodetabek sana? Aku juga capek diteror terus sama keluarganya. Lagian aku juga takut ortuku gabisa nerima status kamu yang kaya gini. Bahkan kamu belum menyelesaikan masalahmu.“
Ia terdiam. Yes. Aku berhasil membuatnya skak mat.
“Dia bukan siapa-siapa, cuma teman. Yang di Jabodetabek gausah kamu pikirin, itu urusan aku.“
“Lagi-lagi, teman. Memang aku selama ini bukan teman mu?”
Ia menghindari tatapan mataku, dan menggumam tidak jelas.
Kalau membunuh tidaklah bersalah dan berdosa, mungkin sudah kucongkel matanya pakai sendok daritadi. Ia cukup membuatku kesal malam itu. Semua kalimat yang diucapkan hanya berputar-putar, tidak menjelaskan apa-apa, baiklah jika ia ingin berpisah dengan cara ini. Aku siap.
Sebelum pulang, ia menatapku cukup lama. Tapi apabila kubalas melihat, katanya ia tidak sanggup. Entah apa maksudnya, aku juga tidak paham.
Setelah mengantarku pulang, aku memeluknya untuk terkahir kalinya. Ia tidak membalasnya. Akupun tidak peduli, hanya ini caraku mengucapkan salam perpisahan dan terimakasih padanya. Aku menangis dipelukannya, mengucapkan maaf dan terima kasih.
Ia menunggu sampai tangisku berhenti. Lalu ia pamit dan mulai melaju motornya perlahan menjauh dan menghilang dari pandanganku.
Terimakasih Rama, sudah merubahku menjadi pribadi yang baru yang jauh lebih baik, dan mendapat pelajaran hidup berharga lainnya. Dan pada akhirnya, kesan terakhirmu tetap brengsek di mataku, hehe :)
FIN.
P.s harusnya sih lo baca ini, kan lo masih hobi stalking pake akun lain. Oh iya cewe lo juga seneng stalking gw btw. Heran deh sama kalian berdua. Langgeng ya, semoga the truth is revealed soon! :)
1 note
·
View note
Text
the truth is revealed.
#4
hari itu hari Jum'at, di bulan Februari hari baik kata orang-orang
mulai mengantuk tetapi masih fokus akan pembahasan mengenai pencemaran oleh logam berat di Teluk Jakarta tiba-tiba notifikasi dari hp ku muncul
dm instagram.
sebuah dm yang berisi beberapa kalimat tetapi cukup membuat kehilangan fokus dan berakhir dengan aku yang asyik memikirkan balasan apa yang harus ku ketik agar aku terlihat tenang dengan dm yang kuterima
pukul 11:07 kelas Forensik Lingkungan berakhir
aku sudah membalas dm itu sejak 10 menit yang lalu aku mulai gelisah dengan kenyataan akan isi dm tersebut dan respon apa yang akan kuterima
pukul 11.21 notifikasi dari hp ku berbunyi tanda balasan dm instagram
tanganku sudah basah akan keringat tapi, kenapa aku tidak langsung bertanya pada orang yang bersangkutan secara langsung?
ternyata ego-ku masih mencoba menolak isi dm instagram itu.
pukul 12.43 aku sangat sangat gelisah. aku mencoba menghubungi orang yang berkaitan secara langsung, hasilnya?
read
semua telfon lewat line atau nomornya di tolaknya
pukul 13.26 dia mengangkat telfonku selama 13 detik, pembicaraan itu berakhir
katanya, "saya sedang di perjalanan, nanti saya jelaskan semua"
pukul 15.30 notifikasi line yang paling kutunggu berbunyi tapi, isinya kenyataan yang terlalu pahit lebih pahit dan asam dari kopi yang pernah kuminum
kudapati sebuah kepingan puzzle yang hilang dan tak pernah aku cari atau aku tanya dimana keberadaannya
dengan kepingan itu, puzzle yang kumiliki lengkap. tersusun rapih seperti apa yang seharusnya.
perlahan, semua kejadian janggal yang tidak pernah aku pertanyakan terlihat dari puzzle yang tersusun rapih itu
dan semuanya menjadi terasa panas, telinga dan wajahku memanas sejadinya mencoba menahan apapun yang akan keluar dari mata
aku sempat terdiam hampir 2 jam mencerna kembali isi pesan yang kuterima sambil mengingat kembali akan beberapa bulan yang kami alami bersama
aku tidak membalas pesannya.
aku menangis sejadinya sore itu diselimuti langit yang mulai berwarna jingga keunguan diiringi suara adzan maghrib
setelah kejadian hari itu, ada perasaan trauma yang sulit hilang
terutama pada saat
sore di hari Jum'at.
1 note
·
View note
Text
mem·oir /ˈmemˌwär/
Ternyata runtutan kejadian tahun lalu masih membekas sampai hari ini. Bahkan semua detail kecil, baju yang kami pakai, jalanan yang kami lewati, bahkan percakapan yang terjadi malam itu.
#3
Jumat, 14 Oktober 2017.
Ia mengenakan kemeja flannel dengan motif garis-garis hitam dan abu2, dengan setelan jeans, dan sepatu Converse favoritnya. Aku tidak begitu paham akan jenis sepatunya, yang kutahu itu kolaborasi antara converse dan Stüssy. Maaf.
Kami memutuskan untuk pergi ke cafe favoritnya, yang ternyata cafe yang sudah lama ingin aku kunjungi sebelumnya. Suasana Blanco Coffee malam itu cukup ramai, tersisa dua kursi di pinggir jendela. Dia menyuruhku untuk duduk terlebih dahulu. Setelah ia memesankan pesanan kami, dia duduk didepanku dengan senyum terkembang. Aku bahkan tidak bisa menafsirkan apa maksud dibalik senyum itu.
Pesanan kami datang, aku sedikit kaget saat pesananku yang datang adalah secangkir mochaccino latte dengan latte art bertuliskan “HBD” dengan gambar hati di sekitarnya. Aku speechless. Ternyata ini surprise yang dia rencanakan semenjak first date, tapi gagal karena aku malah memesan americano.

Aku sangat senang mendapatkan surprise kecil darinya, padahal ulang tahunku hampir lewat satu bulan. Terima kasih, Rama :)
Masih banyak memori berharga dan bahagia yang terjadi diantara kami.... Tapi... Ternyata kebahagiaan itu tidak bertahan lama, sampai.......
1 note
·
View note
Text
first date?
#2
Selasa, 11 Oktober 2016.
Badanku terasa remuk akibat kecelakaan kemarin. Bahkan luka disikutku masih belum berhenti.
Aku merasa tidak sanggup untuk mengikuti kuliah Toksikologi Lingkungan pukul 8.40, kepalaku terasa berat, pergerakan tubuhku terbatas.
Hari itu aku dan Rama melaksanakan puasa sunah, dan kami memutuskan untuk buka puasa bersama. Setelah itu Rama menemaniku mengerjakan tugas di Drana Coffee.
Kami duduk di kursi tinggi dekat jendela, aku memesan Americano dan ia Cappucino. Aku senang duduk disampingnya. Ia lebih banyak mendengarkanku berbicara, dan tersenyum.
Aku mengungkapkan bahwa awalnya aku takut aku tidak sesuai dengan yang dia harapkan, apalagi kondisiku yang sedang buruk akibat kecelakaan kemarin. Tapi dia tetap memujiku, dia menyukai mataku dan nama lengkapku. Dan tanpa terasa, dua cangkir kopi itu habis.
Pukul 23.14 kami pulang, ia menawariku untuk mengunjungi kontrakan tempat ia tinggal. Ia menunjukan kamarnya dibagian belakang yang menghadap ke pekarangan dengan rumput liar yang tinggi dan tak karuan. Suasana kamarnya bernuansa coklat-krem-putih dengan meja belajar, lemari loker, kasur, dan rak buku. Cukup rapih untuk ukuran kamar seorang laki-laki, dan terjejer juga koleksi sepatu-sepatu mahalnya, bahkan aku sendiri akan berpikir puluhan kali untuk membeli sepatu dengan harga segitu.
Setelah asyik mengobrol, ia mengantarku pulang pada pukul 1.20. Kami memutuskan bahwa malam itu adalah first date kami.
1 note
·
View note
Text
awal dari semuanya.
#1
Belum lama Line mengeluarkan fitur terbarunya yaitu People Nearby. Sebuah fitur yang cukup menarik karena kamu dapat menemukan orang disekitarmu yang mengaktifkan fitur tersebut hingga jarak 9 km, yang kamu butuhkan hanya mengirimkan ‘send friend request’ dan tring! Orang yang kamu kirimi akan mendapatkan notifikasi dan kamu menunggu untuk di approve. Hmm... Menarik. Tapi sampai saat ini aku belum pernah mengirimkan ‘send friend request’ meskipun, banyak laki-laki yang memasang foto terbaiknya.
Hari itu hari Kamis tanggal 29 September 2016, tiba-tiba notifikasi Line-ku berbunyi. Kulihat notifikasi ‘Rama add you by your ID’ (bukan nama sebenarnya, dan akan dipanggil seperti ini terus). Hah? Oke sebentar. Aku tidak pernah menyebarkan id line-ku di sosial media apapun, tapi aku sunguh mudah dicari, karena username semua sosmed sama dengan id line ku. Aku akui aku cukup bodoh akan ini. Lanjut. Tiba-tiba dia memulai percakapan dengan mengucapkan salam. Aku yang sedikit risih dengan orang asing tiba-tiba mengajak kenalan lewat sosmed, alhasil aku menjawabnya dengan seadanya dan cukup ‘dingin’. Ia mengaku menemukan diriku di people nearby, tapi aku tak kunjung merespon. Dan ia iseng memasukkan nama depanku untuk mencari id lineku, dan ternyata berhasil.
Ternyata dia satu jurusan dengan teman satu kos ku, tapi berbeda angkatan. Menurut teman kosku, Rama berperawakan tinggi, putih, dan kurus. Dari foto profilnya kulihat dia sekilas mirip dengan Kemal Palevi versi sedikit lebih ramahnya. Setelah cukup intens berkomunikasi, aku merasa nyaman dan dia mengajak ku untuk bertemu pertama kalinya, tapi setelah ia kembali lagi ke Jogja.
Senin, 10 Oktober 2016 pukul 17.05, aku mengalami kecelakaan di jalan Ringroad Utara. Rama sedang dalam perjalanan menuju Jogja panik mendengar kabar bahwa aku mengalami kecelakaan, dan ia tidak dapat berbuat banyak karena ia baru akan sampai Jogja pukul 9 malam. Dia sedikit memaksa untuk menjengukku, tapi kutolak karena aku benar-benar tidak dalam keadaan baik.
1 note
·
View note
Text
sekarang.
#intro
Beberapa hari ini kepalaku terasa amat sakit di bagian kiri, bahkan minum obat dan tidur tidak dapat meredakannya. Perubahan emosi yang terlalu cepat adalah pemicunya. Aku tidak boleh terlalu bahagia, terlalu terpuruk dalam kesedihan, bahkan terlalu banyak tertawa membuat sakit kepala itu langsung meroket hebat.
Sakit kepala ini tiba-tiba mengingatkanku akan kerjadian beberapa bulan yang lalu. Aku pernah mengalami sakit kepala hebat, disertai maag, dan muntah-muntah sebanyak 5 kali sehari yang menguras habis isi perutku, bahkan berdiripun hari itu amat teramat sulit. Oke lanjut, mengingatkanku akan mantan pacar? Bukan, bahkan dia tidak pernah menganggapku pernah menjadi pacarnya. Tapi bodohnya, aku tidak pernah keberatan dia tak pernah menganggapku sebagai pacarnya selama kurang lebih 7 bulan. Aku terlalu menikmati waktu berduaan dengannya hingga lupa bahwa kami memiliki ‘hubungan tanpa status’ garis miring ‘teman’.
1 note
·
View note
Text
Kepikiran untuk bikin potongan - potongan random thoughts untuk mengisi kegabutan semester 7 untuk selingan tugas besar AMDAL, laporan KP, dan judul tugas akhir. Ide dari pengalaman pribadi, fiksional, terinspirasi dari keadaan sekitar, cerita orang lain, dll.
0 notes
Photo

Patbingsoo (팥빙수) adalah salah satu dessert khas dari Korea Selatan. Patbingsoo sendiri memiliki arti Pat; kacang merah, dan bingsoo; es serut. Jadi patbingsoo berarti es serut dengan kacang merah (sayangnya saat pengambilan foto patbingsoo nya tidak jadi highlight, karena meja yang kecil dan piring untuk snack yang terlalu besar). Sekarang patbingsoo memiliki banyak variannya, yang teman saya dan saya pesan sendiri ada patbingsoo dengan ovomaltine + pisang, dan patbingsoo dengan mangga. Untung per porsi sendiri seharga 35.000 rupiah. Meski terbilang cukup mahal, tapi rasanya tentu sebanding dengan harganya ^^ Selain patbingsoo, saya dan teman saya mencicipi snack khas Korea Selatan juga yaitu tteokbokki (sebelah kanan) dan chicken popcorn (sebelah kiri). Tteokbokki adalah kue beras khas Korea yang dimasak dengan saus pedas khas Korea dan dimasak bersama dengan fish cake, daun bawang, kubis. Tteokbokki yang saya pesan rasanya lumayan pedas, dan harga seporsi sekitar 40.000 rupiah. Untuk teman - teman yang suka dessert dan snack khas Korea, ga ada salahnya untuk datang ke Patbingsoo di Ambarukmo Plaza Yogyakarta ^^
5 notes
·
View notes
Photo

Kim Wonkyung by Ahn Jiseop for Luxury Dec 2013
52 notes
·
View notes
Photo

Kim Wonkyung by Ahn Jiseop for Luxury Dec 2013
40 notes
·
View notes