re-views
re-views
re(sensi)
7 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
re-views Ā· 5 years ago
Text
OlĆ”
Jumpa lagi~~Ā 
It’s been years. I’m doing fine. 😊
But, there’s still coronavirus outbreak here in my country and almost around the world now. We’ve been cautious about this disease since the death toll was predicted to yet reach its peak.
Well, due to this outbreak, we are suggested to stay in our homes. Maka dari itu, sepertinya ini waktu yang tepat untuk memulai kembali menulis blog ini hahahaĀ 
Sebenernya during these years, I watched, listened, and read a lot of movies, songs, and books. But, I never have the chance to carefully pick it to post on this blog.Ā 
Berhubung bulan ini adalah #BULANMUSIKNASIONAL, I’ve saved several albums from musicians that I really in to in these past years karena waktu itu sempat mau post di platform sosial media lain, tapi belum kesampaian untuk direview.Ā 
The genre will be varied, because I listened to many albums during the time, but of course, mostly pop deh kayaknya hahaha sorry to hurt your edginess, dear my die-hard indie fans. But, I’m just trying to share here, OK? Cool! Hahaha
Since today is the Day of Silence here, -well, I don’t celebrate it, that’s why I post this today āœŒļø- I’d like to pick several albums that will be posted soon.Ā 
Thank you for your kindess by reading this hahaha hope you like my other posts ya! Stay healthy, everyone!
0 notes
re-views Ā· 8 years ago
Text
Go! Go! Power Rangers!!
Berawal dari postingan di sosial media seorang teman yang kepingin banget untuk nonton Power Ranger, saya ngebatin dalam hati ā€œNgapain nonton acara jadul gituā€. And then, saya baru ngeh kalau yang dimaksud temen saya itu film Power Ranger yang baru itu lho...
Tumblr media
Awal mau nonton film ini sih sebenarnya gak ada ekspektasi apa-apa, pure memang karena ingin tau aja seperti apa film yang di re-makeĀ dari serial favorit anak-anak di tahun-tahun 90an ini. Saya sendiri bukan fans beratnya Power Rangers sih, tapi ya suka nonton aja jaman dulu sama temen-temen sambil kita semua pada khayalin jadi Power Ranger hahaha... Pppssssttt! Dulu saya Ranger Pink lhoo haha
Oke, selesai nostalgia, balik ke filmnya. Sebelum nonton juga saya belum liat trailer, poster atau apa pun tentang film ini sih, jadi gak ada prepareĀ apa-apa tentang film ini.Ā 
Dari plotnya saya sebagai penonton setia jaman dulu sih gak begitu suka, karena yang saya mikirnya pasti akan banyak adegan actionnya. Ternyata, kayanya saya salah karena di awal-awal justru kebanyakan introductionĀ dari Power Rangers sama karakter-karakternya. Tapi wajar memang, karena penonton sekarang sama dulu bisa beda. Banyak anak-anak yang mau nonton film ini tapi belum tahu seperti apa cerita di serialnya.
Kalau karakternya saya rasa nggak banyak yang berubah sih. Nama masih sama, warna kostum masih sama, yang beda hanyaĀ ā€œupgradeā€ kostumnya yang saya rasa lebih futuristik. Saya sendiri juga gak nyangka sih kostumnya jadi se futuristik itu. Buat saya, kostumnya menarik, tapi kalau dilihat tanpa ada warna penanda Power Rangers nya, saya mungkin nggak akan tahu kalau itu kostum Power Rangers.
Film ini secara penyajian menurut saya pas, karena dibuatnya di relate sama kehidupan yang sekarang. Terutama, tentang drama-drama kehidupan remaja kekinian yang diangkat. Overall dari pesannya saya suka sih. Film ini lebih menekankan soal persahabatan dan menerima diri kita apa adanya. Thumbs up!
Kalau dari segi CGI nya sebenarnya gak terlalu banyak efek-efek yang bisa kita lihat di film ini karena memang scene action yang terbilang minim.Ā 
Dari keseluruhan, saya punya nilai 7 untuk film yang cukup mengobati rasa kangen sama serial ciamik semasa kecil ini.
2 notes Ā· View notes
re-views Ā· 8 years ago
Text
[REVIEW] GARNIER Pure Active Matcha Deep Clean
Jadi ceritanya kali ini saya mau share pengalaman saya memakai Garnier Pure Active Matcha Deep Clean. Yuppp, ini facial wash seri teh hijaunya Garnier. Produknya actually udah launched beberapa bulan yang lalu.
Waktu pertama kali lihat produk ini di salah satu supermarket dan awalnya bingung karena gak pernah liat varian matcha dari Garnier. Setelah itu, beberapa hari kemudian saya iseng-iseng buka Youtube dan ternyata ada beauty vlogger Indonesia gitu yang pake produknya juga. Akhirnya kepo dan beli deh karena ada embel-embel ā€œdirt & oil-controlā€ LOL iya emang muka saya super duper berminyak.
PACKAGING
Dari packagingnya yang kelihatan ya seperti produk facial wash pada umumnya. Karena ini varian matcha atau teh hijau, jadi serba hijau gitu deh desainnya.
Tumblr media
Bentuknya tube gitu dan dia punya berbagai size. Saya pernah punya yang 50ml dan 100ml.
PRODUCT
Kalau dari segi isinya, waktu dikeluarin gitu warnanya hijau. Awal-awal saya beli dulu, which is berapa bulan yang lalu itu tekstur pastanya masih agak kental. Kalau yang saya punya sekarang udah lebih cair. Tapi ya ngga kelewat cair banget sih masih oke-oke aja kalau dipakai.
Tumblr media
Baunya si matcha deep clean ini juga enak. Seperti claimnya dia punya wangi teh hijau yang enak sih menurut saya. Wanginya juga nggak terlalu nyengat, jadi masih oke kayanya untuk yang ngga terlalu suka sama fragrance tertentu.
CLAIM
Di depan tube nya dikasih keterangann bahwa produk ini bisa mengurangi minyak berlebih dan membersihkan polusi sampai 96%. Selain itu, dia juga claim mengandung AntiOxidant Matcha Tea + Salicylic Acid.
Sepemahaman saya baca tentang khasiat teh hijau emang bagus banget buat kulit ya, apalagi kalau dipakainya teratur. Salicylic Acid juga setahu saya memang ampuh untuk mengurangi minyak yang ada di wajah.
Nah setelah saya lihat bagian depan, tangan saya gatel banget mau lihat bagian ingredients. Bahan utama atau yang ditulis paling utama di produknya adalah Aqua/Water. Lalu saya penasaran di bagian mana si salicylic acid dan matcha tea. Tenyata mereka ada di bagian tengah. Ada salicylic acid dulu baru disusul Camelia Sinensis Leaf Extract.
Tumblr media
Saya penasaran banget sama si ekstrak ini. Karena katanya dia pakai Green Tea, kok malah pake camelia sinensis bla bla itu. Akhirnya saya browse lah dia di internet. Begitu keluar informasinya, sebagian besar ngejelasin, bahwa itu adalah nama lainnya daun teh hijau. Yaa... emang dasarnya gak tahu, jadi harus dicari tahu huehe
OVERALL
Sekitar hampir 6 bulan pemakaian rutin (pagi dan sore +/ malam) di kulit saya yang super duper oily ini, produknya cukup nahan minyak setelah dipakai. Selama 6 bulan itu, saya sempat traveling ke beberapa tempat yang berbeda cuaca, suhu, dan polusinya.
Yang saya rasa, produk ini akan kelihatan banget hasilnya kalau kita pakainya di tempat yang polusinya lumayan tinggi. Lho... kok gitu? Iya, soalnya ketika saya pakai di kota yang tingkat polusinya lebih rendah, produk ini malah kerasa biasa aja. Sedangkan pemakaian di tempat yang polusinya tinggi malah bisa bikin lebih kerasa bersih dan komedo gak begitu sering nempel padahal keluar naik ojek without any mask hampir setiap hari. Heran kan? Sama, saya juga.
Dan juga produk ini di saya gak begitu kering setelah pemakaian sih, mungkin karena gak mengandung SLS. Tapi juga mungkin apa karena muka saya jenisnya berminyak jadi gak terlalu kerasa hehehe
Overall, produk ini saya kasih 8 out of 10. ✮ ✮ ✮ ✮ ✮ ✮ ✮ ✮
0 notes
re-views Ā· 8 years ago
Text
Buat SKCK di Polsek Makasar
Jadi ceritanya saya kemarin ngurus SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) di Polsek Makasar, Pinang Ranti. Kenapa pilih di Polsek? Karena katanya kalau di Polsek bisa lebih cepet karena yang antre gak sebanyak di Polres. Fyi, Polsek itu akronim dari Kepolisian Sektor, lebih sedikit cakupannya dibanding Polres (Kepolisian Resor).
Setiap Polsek itu setahu saya sih membawahi beberapa Subpolsek. Kebetulan (atau bukan(?)), wilayah alamat di KTP saya ada di bawah pengawasannya Polsek Makasar di daerah Pinang Ranti.
Awalnya agak bingung waktu saya mau urus SKCK ini di Polsek yang sebelah mana, soalnya di webnya Polri pun gak ada list setiap Polsek itu membawahi area mana aja. Opsi terakhir ya harus gak mager tanya-tanya di Pos Polisi deket rumah hehehe. Untungnya ada satu situs yang ngasih daftar dari Polres sampe Pos Polisi mana-mana aja yang ada di Jakarta, jadi saya bisa langsung ke Polsek yang dituju.
Akhirnya, berangkat lah saya ke Polsek Makasar. Tapi karena udah kesiangan, sekitar jam setengah 12 dan waktu itu hari Jumat, jadi pelayanan di Polsek udah masuk waktu istirahat. Ya udah lah nunggu saya sambil lihat-lihat persyaratan apa saja yang harus dibawa buat urus SKCK.
Sebelumnya, saya pernah baca beberapa artikel blog yang ngasih tau kalau kita juga harus nyertain Surat Keterangan dari tingkat RT sampai Kelurahan. Bukannya malas silaturahmi, tapi jaman sekarang udah agak susah nyari pejabat-pejabat yang berwenang tersebut. Belum lagi kalo prosesnya berbelit karena kita gak kenal orangnya.... (ya, saya masih se-skeptis ini sih sama perbaikan pelayanan publik di tingkat bawah seperti itu, walaupun saya juga tahu sendiri gak semua daerah pelayanannya buruk).
Tapi ada beberapa teman yang juga pernah urus SKCK di tingkat Polsek, mereka kekeuh banget bilang kalau urusnya gak butuh Surat Keterangan sampe Kelurahan. Tanpa banyak ā€œbabibuā€, saya nekat aja dateng tanpa Surat Keterangan yang dimaksud.Ā  Dan ternyata waktu saya lihat-lihat di Polsek, saya lihat sebuah papan besar terpampang depan ruangan pengurusan SKCK itu.
Tumblr media
Yeay! Beneran gak butuh Surat Keterangan. Tapi katanya sih ini berbeda setiap daerah, bisa aja Polsek atau Polres yang lain masih pakai Surat Keterangan sampai tingkat Kelurahan itu untuk urus SKCK.
Sembari menunggu jam buka Polsek setelah istirahat, saya cari makan dulu dekat situ dan fotokopi beberapa berkas yang dibutuhkan. Waktu saya balik lagi ke Polsek, sudah ada dua orang yang daftar. Lalu, saya cepet-cepet aja minta formulirnya. Ada dua formulir yang harus diisi dan satu formulir kecil buat kita cetak sidik jari. Pertanyaannya hampir sama, intinya tentang diri kita sih. Ohiya, waktu ambil formulir, kita juga harus bayar pajak pembuatan SKCK sebesar 30.000.
Tumblr media
Setelah selesai isi formulirnya, kita disuruh langsung cap sidik jari di ruang khusus. Nanti akan ada petugas yang akan bantu kita buat bikin cap sidik jarinya. Kita harus tunggu beberapa saat aja kok buat nunggu form kecil tadi ditandatangani sama petugasnya. Setelah itu nama kita dipanggil untuk nyerahin semua berkas lengkap dengan cap sidik jarinya ke ruangan awal kita urus SKCK.
Proses di sini tergantung sama antrean yang ada pas kita nyerahin berkasnya. Kalau agak banyak yang sudah antre ya nama kita akan dipanggil agak lama juga. Tapi karena di depan saya waktu itu tinggal seorang aja (karena yang satu sebelumnya sudah selesai) jadi lumayan cepat prosesnya kira-kira 5 menit setelahnya nama saya akhirnya dipanggil dan SKCK saya pun udah jadi!
Karena beberapa tips di blog-blog yang saya baca nyaranin buat legalisir SKCK juga, saya langsung bergegas ke fotokopian depan Polsek buat fotokopi SKCK nya dan balik lagi minta legalisir.
Oh ya, saya sempat tanya juga sama petugasnya, kita bisa perpanjang SKCK yang kita punya di Polsek atau Polres yang masih berada di wilayah yang mebawahi area yang ada di alamat KTP saja. Biayanya kurang lebih sama saja dengan buat SKCK baru.
Dan, ya.... segampang itu kok buat SKCK ternyata hehehe
1 note Ā· View note
re-views Ā· 8 years ago
Text
Terjebak di Ruang Nostalgia
Pagi ini saya sarapan seperti biasa. Tapi pemandangan yang saya lihat tidak biasa. Di dinding tepat di seberang meja makan rumah ini tergantung dengan apik kalender baru yang ibu kalungkan di sana beberapa minggu yang lalu setelah tahun baru.
Kalendernya biasa, tanggalnya pun sama dengan yang ada di rumah kalian. Namun, gundah ini yang tidak biasanya datang tiba2 menyeruak begitu saja begitu melihatnya.
ā€œBeberapa hari lagi akan ngerantau lagiā€, batinku.
Rumah ini bagaikan surga, yang kata orang hidup segan mati pun tak mau. Saya banyak punya love-hate relationship dengan rumah dan seisinya. Ya, rumah ini bukan rumah masa kecil yang bisa saya ingat kenang-kenangan di dalamnya. Tapi di sini saya kasih sayang ibu saya tetap sama seperti dulu.
Ah, dulu…
Jadi ingat beberapa tahun silam saat harus kembali nimba ilmu di kota orang. Perjalanannya memakan waktu semalaman di dalam kereta. Di dalam gerbong yang menuju timur saat itu, saya asyik ber- Dialog Dini Hari. Lagu favorit saya mungkin sama dengan kalian, Tentang Rumahku. Memang ngehits banget di kalangan pencintanya. Dan memang setelah mendengarkan dengan seksama saya jadi tambah kangen ibu dan rumah. Apalagi rumah sewaktu saya masih anak-anak itu.
Selain banyak memorinya, di sana juga saya bisa lebih eksresif dan punya ruang sendiri untuk sekedar membuang uneg-uneg lebih dari di atas kertas. Waktu itu mimpi lebih banyak, soalnya bisa digantung di mana aja. Waktu itu, tidur masih jadi hal yang menyebalkan, tapi segampang itu bisa tidur. Waktu itu masih ada sayembara buat bikin saya ketawa. Waktu itu ada baju seragam tartan warna marun yang jadi kesayangan kalo sekolah ga boleh kotor. Waktu itu juga masih ada nasi uduk tiap pagi sama tempe mendoan yang masih panas2 itu.
Hmmm yaa dan masih banyak ā€œwaktu ituā€ yang lain.
Sangking asyiknya membangkitkan memori sampai lupa kuah sotonya sudah dingin.
Padahal hari ini maunya dimasakin ayam goreng kremes plus sambel trasi sama sayur asem. Eh, si ibu malah belanja ikan patin…. Yawda hahaha
0 notes
re-views Ā· 9 years ago
Text
Allied: Belajar Bahasa Perancis
Tumblr media
Film karya Robert Zemckis ini dari trailernya langsung pengen nonton. Ya, diluar faktor kuat ada om Brad Pitt yang berperan sebagai Max Vatan, tema yang diusung juga menarik buat saya untuk nonton film ini.
Saya lumayan suka dengan latar temanya, yakni sekitar tahun 40an saat Perang Dunia II. Lumayan kegambar gimana suasana perangnya di tahun-tahun itu, yang untungnya gak kita rasain sekarang ini. Saya suka detail propertinya yang ngedukung latar film ini supaya lebih dapet.
Temanya juga lumayan menarik buat saya di awal saya nonton trailernya, yang saya duga bakal jadi fim romance-spy gitu. Big frame nya sih memang kurang lebih kaya gitu ya, tapi begitu di tengah-tengah filmnya agak ketebak gitu gimana endingnya yang ngebuat film ini ga kerasa plot twist nya buat saya.
Ada juga beberapa scene yang saya agak keganggu karena CGI yang nyata banget itu CGI. Jadi yang kerasa malah seperti kurang nyata aja karena agak-agak impossible gitu.
Tapi yang saya suka dari film ini adalah pada saat pemainnya membuat percakapan dalam Bahasa Perancis. Karena saya lagi mendalami bahasa tersebut, jadi agak-agak excited gitu waktu tau mereka ngomong Bahasa Perancis yang lumayan banyak hehe
Selain itu saya juga suka gimana Marion Cotillard di sini lumayan sukses meranin Marianne Beausejour. Image beauty and misterious womannya kelihatan banget.Belum lagi chemistry nya dengan Brad Pitt yang nambah nilai plus di film ini.
Overall, dari skala sepuluh, saya rasa poin 7.5 cukup untuk fim ini.
0 notes
re-views Ā· 9 years ago
Text
will kom men
Allo~~
Tumblr media
0 notes