Tumgik
relienpus · 3 years
Photo
Tumblr media
#laut #suroboyo #aesthetic https://www.instagram.com/p/CEebIYEpYwpQM0x-dBrYkQj6mLgeq6ro0M6daI0/?utm_medium=tumblr
3 notes · View notes
relienpus · 3 years
Photo
Tumblr media
the other world at 5:53 is beautiful https://www.instagram.com/p/CCX9In-pnFTzJqIAlR0kXLz_CT5EgjvSszUzls0/?utm_medium=tumblr
1 note · View note
relienpus · 3 years
Photo
Tumblr media
shining through the city with a little funk and soul 💫🌉✨ https://www.instagram.com/p/CEa4BbxJnV0qWzO5L0-P0-eV0zB-Vl3GEatyQ40/?utm_medium=tumblr
0 notes
relienpus · 3 years
Text
curcol bebas: Haikyuu Season 1
Disclaimer: Tulisan ini berupa pendapat pribadi.
mau curcol bebas tentang anime tema olahraga ini. awalnya ga ekspektasi apapun sama anime ini, serius. dan kupikir bakal boring karena jujur aja aku nggak terlalu into sama anime yang mengusung storyline olahraga. apalagi pas tau ternyata ada 4 season, dan katanya masih bakal ada season 5(?) pas belum nonton mikir “ih, aku bakal berhenti nonton di eps 5 kayanya,”
dan tau nggak apa yang terjadi?
kemakan omongan sendiri:)
secara garis besar di season pertama ini haikyuu sukses besar membuat penonton terkagum-kagum sama plot ceritanya. sepanjang aku nonton ini aku nggak henti-hentinya berdebar saking excitednya. 
di haikyuu season 1 ini juga mengingatkanku sama ungkapan yang aku dapet dari drama korea start-up.
“kalo gabisa jadi musuhnya, maka jadilah sekutunya”
ini beneran terjadi di haikyuu season 1 ketika hinata kegocek kalo kageyama satu sma sama dia, dan gabung tim voli karasuno. niat awal ingin ngalahin kageyama..eh malah satu tim?!
tapi, walaupun kagok sama itu, pada akhirnya kageyama-hinata jadi salah satu senjata kuatnya tim karasuno. see? hal yang awalnya keliatan ga berpeluang, jelek, dan ga meyakinkan, bakal keliatan bagusnya kalo mau ada yang berjuang dan saling mengerti. 
yah, walaupun tetep kalah sih sama aoba jousai pas mendekati ending, cuman emang seharusnya begitu nggak sih? kekalahan karasuno di season 1 ini aku yakin jadi hint buat adanya season 2 waktu haikyuu masih anget-angetnya. dan juga, storyline olahraga emang harusnya punya 2 atau lebih 3 season kan? 
agar cerita makin menjanjikan dengan step by step tokoh dalam cerita dan makinlah penonton ikut gregetan karena pertumbuhan step pemain. dan yang jelas, fix mah, aku lanjut nonton season 2 nya. apakah season 2 akan membawaku gregetan sampe pengen nonton season 3? tunggu aku sampai kuselesaikan haikyuu season 2:)
1 note · View note
relienpus · 3 years
Text
2 notes · View notes
relienpus · 3 years
Text
Beomgyu: Magic
0 notes
relienpus · 3 years
Text
Curcol-Lien
Apakah ini aneh bagi remaja 18 tahun? Maka untuk mengetahuinya, aku akan tuliskan apa hal yang kusebut "aneh" ini.
Di suatu pagi aku terbangun dengan perasaan tak tentu. Semalam aku marathon nonton youtube tentang simple life, minimal life, countryside living, dan lain sebagainya.
Hidup jauh dari perkotaan ramai yang kutonton membuatku berfikir lagi mengenai "hidup apa yang aku inginkan" atau "gaya hidup yang bagaimana yang kumau". Selama ini, aku nggak benar-benar menentukan, mengekspektasikan ingin hidup yang bagaimana?
Tapi, tidak serta merta 'nyel' mengabaikan apa yang kumau. Beberapa hari berfikir, aku tau satu hal pasti yang kumau. Dan kupikir semua orang tau apa itu;uang.
Tentu saja aku ingin uang. Tidak perlu banyak, asal cukup buatku agar nggak bergantung pada orang tua. Aku jadi makin mengerti sekarang, mengapa uang selalu jadi hal yang selalu diingin banyak orang.
In my case, aku ingin uang karena merasa sudah banyak membebani orangtua. Tiap akan krs, uts, uas, aku selalu dilanda dilema tak enak karena harus mengutarakan,
"Ma, aku harus bayar sekian buat ujian."
Serius demi apapun. Kalimat tersebut adalah kalimat ter-nggak-nyamanku selama 18 tahun ini. Dulu waktu sd dan smp aku nggak pernah terlibat pusing berkata: "Aku disuruh bayar baju kelas buat class meeting, Ma." atau "Aku ada tunggakan iuran kelas sekian, Yah." atau "Aku disuruh bayar segini buat bukber sekolah, Ma." dan masih banyak kata "bayar" lainnya.
Kalau kuingat kembali, dulu waktu sd smp itu aku hanya tau "cari uang itu susah." sudah sebatas itu saja, dan tanpa tau 'susah' seperti apa yang dimaksud.
Sekarang ini aku kembali memikirkan 'susah' apa yang harus dihadapi untuk dapat uang.
Bisa jadi susah karena yang mau mencari orang yang nggak percaya diri, bisa jadi susah karena nggak sesuai kualifikasi, bisa jadi susah karena banyak perdebatan dengan dirinya yang masih nggak yakin.
Itu semua kualami. Aku nggak percaya diri karena di kualifikasi pertama menyebutkan kata 'good looking'.
Nggak sesuai kulifikasi karena aku nggak bisa beberapa program software selain ibis paint x, sedangkan yang dicari yang mumpuni adobe illustrator.
Perdebatan dengan diri sendiri selalu terjadi karena aku masih ragu tentang diriku sendiri yang kuanggap nggak bakal becus menjalaninya.
Heum aku tau, aku terlihat pesimis.
Maka dari itu, aku selalu mencari sesuatu yang baru untuk kuketahui. Mencoba mencari hal yang 'agaknya membuatku yakin dan percaya diri'. Yah, walaupun masih belum ketemu.
Kerap kali aku berfikir tentang bagaimana kalau aku hanya punya uang di bawah satu juta tiap bulannya. Apakah aku mampu? Apakah aku cukup? Apakah aku bisa memberi orangtuaku?
Tuh kan, belum punya uang saja aku sudah banyak berfikir yang tidak relatable.
----------------------------------------------
Kalau sudah pusing begitu, aku selalu mencari sesuatu yang menenangkan. Entah nonton youtube, dengarkan instrumen musik, atau melamun berkhayal tentang banyak hal yang terlalu fairy tale.
Aku kerap kali berfikir, kenapa aku bisa secemas ini tentang masa depan? Kenapa semuanya berlarian dalam kepalaku? Kenapa pikiranku macet pada satu titik? Kenapa ramai sekali kepalaku ini, astaga!
Apakah aku tinggal di perkotaan yang ramai?
Apakah karena aku hanya bisa di rumah, dan nggak bisa bersama kawananku(teman-teman sejurusanku)?
Apakah aku terlalu serakah dan naif?
Wah, benar-benar.
Rasanya, aku ingin pindah kota saja ke dekat dataran tinggi. Menanam tomat, kubis, kentang, dan beberapa lainnya.
Rasanya ingin punya rumah kayu yang kecil di dekat perairan dataran tinggi.
Rasanya ingin menatap pemandangan dari balik jendela yang terbuka sedikit, yang mana selalu ada embun dingin yang menempel di kacanya.
Rasanya ingin menatap langit yang putih keabuan dan menikmati semilir angin dingin pagi.
Tidak ada instagram, tidak ada twitter, hanya ada aku dan tumblr, ibis paint x, soundcloud, dan wattpad.
Tidak ada cekikikan gemas melihat beomgyu yang makin hari tambah tampan, membuatku geli sekaligus sedih karena berharap bisa datang ke konsernya atau bertemu.
Tidak ada yeonjun yang selalu memenuhu pikuranku sebagai, "Gimana ya kalau aku jadi adiknya?"
Dan tidak ada lagi bias-bias lainnya yang aku eluh-eluhkan.
Iya, rasanya aku ingin fokus dengan diriku, sendiri.
0 notes
relienpus · 3 years
Text
Cerita Rabu, 7 April 2021 di pagi yang mendung.
Tumblr media
Entah sudah hari ke berapa sejak aku dan temanku rutin lari pagi di lapangan area utara kotaku. Namun, pagi ini tak biasanya kami ditemani langit putih keabuan tanpa adanya guratan kuning mentari. Angin pagi menerpa, membuat temanku mendesis kecil sembari memboncengku, "Adem sss." Aku lupa ia berucap apa, yang jelas ia bilang dingin. Aku suka dingin daripada panas, dingin itu sejuk dan segar.
Motornya mulai masuk area lapangan yang kami tuju, ia berujar sesuatu sebelum belokan, tapi karena nggak terdengar aku memajukan kepala, hendak bertanya.
Tapi, belum sempat kutanyakan, motor bergoyang.
"Ai ai ai ai,"
"Qis qis qis qis."
Aku lupa bagaimana aku bisa dengan sempurna tidak jatuh ke tanah melainkan berdiri dengan kedua kaki terbuka lebar. Di bawahku motor itu sukses berbaring di jalanan aspal, temanku juga. Kedua tangaanya bertemu dengan aspal, kukira akan ada luka darah, untungnya tidak ada. Katanya rasanya perih, padahal terlihat mulus-mulus saja.
Ia bangkit, memutar kunci motornya agar mesinnya mati. Aku memegang stang motornya, hendak mendirikan motor yang tumbang itu karena lumpur licin belokan ini.
Tak lama kami tertawa ngikik. Nggak ngakak, karena tawa kami tertarik-tarik ke dalam leher.
Moment jatuh dari motor pagi mendung ini adalah kali ketiga dalam 18 tahunku. Dan kali pertama bagi temanku dalam 18 belas tahunnya.
Wah, nggak disangka. Temanku ini bisa juga jatuh karena lumpur dari motornya.
"Tapi beruntung kan? Nggak sampe berdarah, keseleo." ujarku setelah lari beberapa putaran lalu memutuskan duduk di dekat temanku.
Balasannya membuatku geli, "Dosenku pernah bilang, cuma orang Indonesia yang dapet musibah bilang 'untung nggak luka' 'untung nggak terpentuk' 'untung nggak pa-pa motornya'. Bukan malah kapok, bilang untung."
Astaga, hahahaha! Betul juga!
1 note · View note
relienpus · 3 years
Text
MIMPI;INGIN
Hidup dalam angan itu menyenangkan.
Aku nggak pusing-pusing memikirkan tentang tekanan luar dalam.
Aku nggak galau perkara masa depan.
Dan paling penting nggak berkutat di malam yang banyak pikiran dan pagi yang mencoba menenangkan diri.
Sejak kecil, kata 'mimpi' selalu diucap banyak orang dewasa.
Katanya, "Mimpi itu penting. Kamu harus punya mimpi."
Tak sedikit pula mereka yang berkata, "Ah! Harusnya aku ikuti mimpiku!"
Aku bocah kecil waktu itu.
Nggak tau menau apa sih mimpi yang mereka maksut.
Kupikir mimpi yang terjadi waktu tidur.
Kupikir mimpi tidur siang yang berujung ngompol.
Ternyata bukan ya?
Hahah.
Mimpi dan keinginan bagiku nggak jauh berbeda.
Aku galau soal mimpiku, keinginanku.
Apa sih yang kumau?
Apa sih yang aku impikan, inginkan?
Satu setengah tahun lagi umurku 20.
Tapi, sampai sekarang nggak tau mau apa.
Eh bukan!
Lebih tepatnya bingung mau yang mana.
Rasanya banyak sekali hal yang kuingin.
Tapi raga ini masih berjalan di tempat yang sama.
Pikiran ke sana.
Raga ke sini.
Tangan ke situ.
Kaki ke mana-mana.
Distraksi, multitasking bukanlah hal yang mudah.
Aku tipe serius dan fokus.
Tapi mauku banyak sekali.
Ujungnya aku dilema mau mulai yang mana.
Hah, helaku setelah menarik napas sekali lagi.
Memang nggak mudah ya, hahah.
0 notes
relienpus · 3 years
Text
Aku kembali lagi ke toko ini. Mungkin sudah ke tiga kalinya dalam bulan ini. Yang kucari, kubutuhkan, dan kubeli adalah barang yang sama seperti kunjunganku yang pertama dan ke dua.
Ponselku berbunyi, kurogoh saku dan melihat nama penelpon di layar. "Ada apa?" ujarku setelah mengangkat telfonnya.
"Di mana? Aku ke rumahmu, tapi ibumu bilang kau pergi ke suatu tempat."
Mataku menelisik rak-rak di depanku, "Aku sedang di toko elektronik."
"Untuk apa? Di mana tokonya, aku ingin menyusul."
"Earphoneku rusak. Aku butuh membelinya sekarang." jeda sejenak. "Kau tidak perlu kemari."
"Heish, cepat kirim lokasimu ya. Aku tunggu."
Panggilan berakhir. Selalu begini.
Setengah jam kemudian dia datang.
"Sudah selesai?"
"Sudah."
"Mana coba kulihat."
Aku mengulurkan earphone pilihanku tadi.
Dia mengambilnya lalu menelitinya. Dua puluh detik kemudian menggeleng, "Pilih lainnya. Ini sama seperti earphone lamamu."
Bukan tanpa sebab aku memilih earphone yang sama;ini paling murah.
Aku mengabaikannya lalu meraih earphone di tangannya dan mulai berlalu ke kasir.
"Hey tunggu! Kau yakin ingin beli yang itu."
Aku mengangguk, "Iya, sudahlah aku akan bayar ini dulu."
"Tunggu!" serunya kali ini sambil meraih pergelangan tanganku.
"Ini saja. Kupastikan yang ini yang terakhir dan yang paling awet. Aku akan membayarnya untukmu, oke." cerocosnya sembari memarkan earphone yang sudah pasti lebih mahal dari pilihanku.
Aku ingin protes sebelum, "Anggap saja ini hadiah dariku, oke. Kau harus mau ya."
Aku mengembuskan napas. Astaga. Terjadi lagi. Oke aku kalah, dia pemenangnya, cowok itu berlalu dariku menuju kasir.
=+=
0 notes
relienpus · 4 years
Text
Selalu ada cinta yang kutemui ketika kuputuskan untuk pindah. Dan selalu ada cinta yang kutinggal ketika harus pergi. Aku masih mencintanya untuk saat ini, entah kalau hari esok. Apakah akan ada cinta baru atau tidak. Padahal beberapa jam lalu aku ingin berjanji yang ujungnya tak kulakukan karena sadar diri hati masih gampang goyah. Hah, kasih, andai kau dan aku bisa bersama, aku ingin mengikat segala tentangmu dan aku. Hah, kasih, andai kita saling mengenal, kuharap kita bisa bertukar pesan untuk saling mengenal.
Geli sekali, mengingat aku jarang bicara soal cinta kini malah menulisnya secara gamblang tentang perasaanku padamu tuan cinta.
Picisan sekali, melihatku menuliskan tentang rasaku padamu tuan yang jauh.
Tunggu aku, kupastikan suatu saat aku akan bertemu denganmu.
1 note · View note
relienpus · 4 years
Text
TEDDY BEAR
Baru beberapa menit lalu.
Kupikir aku akan menyibukkan diri.
Aslinya? Tidak juga.
Gapapa, wajar, baru percobaan pertama.
Isi kepalaku tak langsung serta merta berhenti memikirkanmu.
Mereka berganti menjadi keresahan rindu sesaat yang menggebu.
Aku teringat sesuatu tentangmu, Teddy bear.
Random, aku jadi ingin beli satu boneka beruang.
Aku ingin memeluknya ketika aku tidur malam.
Aku ingin memandanginya, walaupun kutau itu akan menambah ingatanku padamu.
Aku ingin satu, boneka beruang.
Kutanya pada ibu, ia hanya tertawa menanggapi permintaan kekanakanku.
Aku benar-benar ingin boneka beruang.
0 notes
relienpus · 4 years
Text
Kupikir ini waktu yang tepat untuk mengurangi segala hal yang berhubungan tentang dirimu. Tepat jarum jam menunjuk angka dua belas malam, 13 berganti 14, aku putuskan dengan ragu untuk sejenak berhenti. Aku harap hari di mana umurmu bertambah kemarin adalah hari bahagiamu, hari titik balikku agar masa depan yang kuperjuangkan segera kuterima. Aku ingin berjanji, tapi takut sekali mengingkari. Aku ingin percaya bahwa selanjutnya tak akan ada yang lain selain dirimu, tapi lagi-lagi aku cemas perasaanku akan berubah seiring bergantinya hari. Untukmu yang sedang aku cinta, meskipun kutau kau takntau aku ada, kuharap kita bisa bertemu suatu saat di masa depan. Tolong, tunggu aku sampai hari itu tiba. Aku akan berusaha semampuku agar bisa cepat bertemu denganmu.
Tertanda,
Relienpus.
0 notes
relienpus · 4 years
Text
Berdamai Dengan Kegagalan
Dari ributnya manusia berdebat tentang luka, berlomba-lomba tentang sayatan dan goresan.
Satu orang justru dengan bodoh menikmatinya, tak mau pusing siapa yang paling dan siapa yang mending.
Tak mau tau tentang apa kelanjutan dari duri dan lara, ia dengan acuh menerima dan mengikhlaskan.
Tak mau kalah dari satu kegagalan, ia justru menantang langit dan hujan, bersitegang dengan petir dan badai, berdebat dengan alam dan Tuhan.
Dari samarnya suara angin;
"Jangan dulu ambil nyawaku, lihat, aku masih tersenyum menikmati hadiahMu, terima kasih, masih sudi memperhatikan" .
@badutcerdas — 3 Maret, 2021
235 notes · View notes
relienpus · 4 years
Text
Moa +x+ = family.
Tumblr media
0 notes
relienpus · 4 years
Text
Summer Vibes
Tau kok di Indonesia belum masuk musim kemarau ; panas, tapi nggak ada salahnya aku mau share beberapa lagu kipop yang cocok buat summer, ciyelah summer wkwkwk, biar keren eheq.
0 notes
relienpus · 4 years
Text
Hi, i'm new deobi:)
This song is such a bop! Watermark my word oke! Reveal show the werewolf vibe. But the lyric tell about down to deep love. It's not relatable with my condition, but i like this!
Salty. After listen this song, some of part like "im sorry" "sweet" "got gata" running in my head, lol! But seriously this song soooooo nice!
0 notes