Text
ada gila-gilanya
ijinkan aku rebah di celah jeda sejumlah otot rindu tengah menegang sendi imaji seribu kali terasa nyeri biar lelap dulu di sudut lelah; di pelukmu mustahil bisa
kubebaskan kau dari jerat metafora tentangmu banyak terjaga di dalam prosa malam lalu ‘kau’ hidup jadi bintang jatuh esok lainnya perihal senyummu paling teduh istirahatlah.
episode mengagumimu bukan disudahi —sementara lebih sunyi
nanti tiba di masa paling pulih bolehkan perempuan gila ini kembali dengan sedikit gaduh, sedikit nyali berkunjung di semestamu sapa sederhana tentu tidak membunuh
kabar baik jika percakapan berlanjut —bertaut
#tulisan#sajak#catatan#prosa#puisi#quotes#quoteoftheday#puisipendek#sajak puisi#puisiindonesia#sajak cinta#sajak patah#sajak rindu#puisi pendek#puisi cinta#puisi rindu#kumpulan puisi
7 notes
·
View notes
Text
Tabiat Penerimaan
Dan, aku merasa tak lagi semangat menulis sejak pandai menerima. Tapi, bukankah memang begitu tabiatnya penerimaan? Ia menutup sumur luka yang dulu jadi mata air kata-kata. Dulu, setiap kecewa, setiap ngilu di perut, setiap gerimis yang tak kau bagi, semua kau pungut, kau peras, kau jadikan bait. Tapi kini, hatimu tak rewel lagi. Kau biarkan yang pergi, pergi. Yang tinggal, tinggal. Kau buka pintu, kau tutup lagi. Tanpa drama, tanpa “kenapa”.
Dan pena yang dulu bergetar oleh dendam sunyi, kini kering. Karena apa yang mau kau ratapi jika kau sudah bisa menepuk bahumu sendiri? Apa yang mau kau selipkan di antara jeda kalimat kalau tidak ada lagi yang kau tolak, tak ada lagi yang kau tunggu?
28 notes
·
View notes
Text
yang (tidak) diharapkan kembali
aku berharap yang hidup kembali adalah ibu hadir menjadi inti hangat dan teduh sekali lagi di dalam rumah yang gigilnya gagal tanggal
sayangnya, yang dilahirkan lagi adalah pembunuhnya bernyali sekali tampil dengan sengaja ia lupa harus berhadapan dengan pembencinya sisi diri yang dikubur-pendam mati-matian
sisi diri itu, mungkin juga akan kembali bangun sepenuhnya bangkit dari lelap yang dipaksa dia yang dingin beraroma dendam dan nestapa
#tulisan#sajak#catatan#prosa#puisi#quotes#quoteoftheday#puisipendek#sajak puisi#puisiindonesia#sajak patah
3 notes
·
View notes
Text
Wa'alaikumsalam
Satu kata sederhana, yang diam-diam memuat segalanya.
Untuk keselamatanmu, di tempat yang sunyi maupun ramai, di saat terang maupun ketika gelap menutup segalanya. Bila badai datang tanpa isyarat, semoga dirimu berada di tempat yang kokoh dan hangat.
Semoga kamu terhindar dari luka yang tak bisa dijelaskan, dari beban yang tak sanggup dibagi, dari hal-hal yang membuatmu kecil di mata sendiri, atau hal-hal yang membuatmu besar dengan mengecilkan yang lain.
Semoga hatimu tak perlu lelah menghadapi hal yang seharusnya mudah. Dan damai yang kamu bangun tak runtuh sebelum berdiri, oleh tangan yang tak kamu undang. Semoga kamu bebas dari urusan yang bukan tanggung jawabmu, dan dari orang-orang yang tak tahu cara memikul miliknya sendiri.
Semoga yang sedang kau jemput tidak lari sebelum sempat mendekat. Semoga arah yang sedang kau tempuh tidak memutar terlalu jauh hanya untuk mengajarkan bahwa yang kau cari sedang mengarah kepadamu juga. Semoga benih yang kau jaga tahu caranya hidup walau langit kadang pelit cahaya.
Semoga rezekimu mencukupi, sebelum kebutuhan mengetuk dengan suara gelegar, agar satu-satunya tempat tanganmu menjulur adalah Yang Maha Besar bukan pada mereka yang sama-sama gemetar.
Semoga malam-malammu dilalui tanpa perlu menghitung apa yang harus dilunasi esok hari. Semoga tak perlu ada tanya yang kau jawab dengan janji tertunda.
Biarlah hidupmu cukup tertutup bagi yang ingin tahu bukan untuk peduli. Dan kebahagiaanmu tak dibangun di atas kesedihan orang lain.
Semoga gemerlap tak menutupi cahaya yang sejati. Semoga indahnya dunia tak memalingkanmu dari yang memberi keindahan itu sendiri. Semoga tak ada kesenangan yang membuatmu lupa untuk menjadi cukup.
Semoga lingkar yang paling dekat denganmu tak pernah menjadi hal yang paling ingin kau jauhi. Semoga engkau tak perlu berpura-pura baik-baik saja di tempat yang seharusnya paling tahu kapan hatimu sedang tidak baik. Semoga kamu tak lagi harus menjelaskan mengapa rumah bisa terasa seperti tempat asing. Semoga cinta tak jadi barang langka di tempat yang seharusnya mengajarkan cara mengucapkannya.
Semoga perasaanmu tak harus menunggu di luar pintu yang tak pernah dibuka. Semoga aspirasimu tak tinggal selamanya di ruang yang tak boleh disebut. Semoga kasihmu menemukan jalan yang halal untuk tumbuh. Semoga kamu tak berbagi atap dengan jiwa yang enggan mengenalmu. Semoga namamu disebut dengan hangat, bukan sekadar dalam daftar tanggung jawab.
Semoga dijauhkan kamu, dari cinta tanpa pernikahan, pernikahan tanpa cinta.
Semoga keselamatan atasmu, dan semoga, semoga yang sama juga kembali padaku, dengan cara yang paling lembut dan penuh rahmat.
— Giza, mendalami arti nama belakangnya. Ditemani lagu-lagu Panji Sakti.
157 notes
·
View notes
Text
selalu ada maksud Tuhan dari segala hal yang terjadi, bukan?
apa kiranya yang bisa dipelajari oleh perempuan rumit itu dari dihadapkannya berkali-kali dengan kecewa serupa dipertemukan dengan para manusia yang sulit menghargai ia lupa diri: tangki upaya terbaiknya terlanjur habis dikosongi bodohnya ia selalu lalai dan pola yang sama akan terulang kembali
dia terlalu perasa; kata mereka tidak— bagiku dia terlalu banyak memahami dan ia berakhir tidak dihargai sayangnya ia akan sadar setelah jauh dari diri sendiri
setelah ini, dia harus mencari rumus legawa yang seperti apa lagi?
4 notes
·
View notes
Text
Sudut Damai
di sudut damai mana lagi aku harus bernegosiasi? rasanya seperti kehilangan indra pemaknaan berulang kali kalah oleh iblis di dalam diri kemana tulus bersembunyi? ataukah ia memilih pergi?
‘lelah’ tidak berhenti dengan jerat rengkuhnya ia terjaga saat petang, sebab harapan tumbuh meliar seharian kacaukan ruang kendali—meriam kekecewaan ditembakkan ke dalam ya, wadah kecewa tak pernah mampu selaut
begitulah hidup, bukan? kadang riang, kadang perlu ditata ulang harus membunuh sisi diri mana lagi? berapa kali lagi? untuk menjadi tenang yang nyatanya tak cukup dengan satu versi
#sajak#tulisan#prosa#catatan#puisi#quotes#quoteoftheday#puisipendek#sajak puisi#puisiindonesia#sajak galau#sajak patah#puisi pendek#kumpulan puisi#selfreminder#pengingatdiri
13 notes
·
View notes
Text
Lekas Kembali Rekah
aku ingin menyeduh mentari sebab gigil menguasai ruang imaji seolah pagiku enggan terbit kalah oleh kabar kau jatuh sakit
sebuah semesta penuh bayangmu kucipta megah oleh rasa kagum dan sayang hidup dengan senyap pada setiap apa-apa namun kini dayanya padam
Bolehkan aku menjadi mustahil! melarangmu layu, menjagamu utuh nyalamu harus terus terjaga lebih baiknya kau jatuh cinta tak harus aku, butuhku kabarmu bahagia
aku pantang menggila dilumat resah-gundah meraja segera kulamar rasa tenang di sudut semoga pulihlah segera, rindu imaji melukis senyummu rekah
#sajak#tulisan#prosa#catatan#puisi#quotes#quoteoftheday#puisipendek#sajak puisi#puisiindonesia#sajak cinta#sajak patah#sajak rindu#sastra#rindu#puisi pendek#puisi cinta#kumpulan puisi#puisi rindu
31 notes
·
View notes
Text
Abadi dalam "Duniamu"
Aku ingin hidup abadi dalam puisi-puisimu. Disanjung dengan kalimat bunga yang selalu beraroma rindu itu. Aku suka membayangkan jari-jarimu berdansa dengan pena di atas hamparan putih, sembari meramu tentangku dengan seribu kata ambigu yang hanya aku dan kamu pahami.
Aku ingin, Seperti seseorang istimewa itu Yang kini telah merajahi hatimu Yang selamanya akan mengisi kitab penuh majas dan rima Tempat favoritmu—memulangkan segala rasa
Aku ingin bertanya padanya, bagaimana rasanya abadi di dalamnya? Sebab singgah sesaat saja rasa bahagia itu bercampur dengan teduh dan candu.
#sajak#tulisan#prosa#catatan#puisi#quotes#quoteoftheday#puisipendek#sajak puisi#puisiindonesia#sajak cinta#sajak patah#sajak rindu#rindu#kumpulan puisi#puisi cinta#puisi rindu#puisi pendek#poetry#poetic#poets on tumblr#writers and poets#poems#poems on tumblr
32 notes
·
View notes
Text
dan seseorang bersenandung rayu, "kan ku belai egomu yang meracunimu" lalu seseorang lainnya bersenandung haru, "ku ingin yang satu ini berlangsung lama"
6 notes
·
View notes
Text
Hanya Lupa
nyatanya— peluknya tak seluas samudra, tak kuasa merengkuh semua atma yang berharga bahunya tak sekuat batu karang, tak mampu menopang harapan yang terlanjur jamak
nyatanya dia lupa— bahwa dia tidak bisa membuat semua orang bahagia bahwa dia tidak dituntut melindungi banyak orang
ia ditipu, oleh sisi dirinya bernama ambisi sibuk mengisi kekosongan orang-orangnya ia memilih melupa, telah sebanyak apa rongga dalam jiwanya
#sajak#tulisan#prosa#catatan#puisi#quotes#quoteoftheday#puisipendek#puisiindonesia#sajak puisi#puisi pendek#kumpulan puisi#sajak patah
78 notes
·
View notes
Text
ada kalanya suatu hal yang jauh darimu terlihat tetap indah jika kau tahu itu adalah jarak terbaikmu 'menikmatinya'. dan mungkin menjadi lebih dekat tidak akan pernah membuatnya semakin menakjubkan.
19 notes
·
View notes
Text
ternyata masih mampu menyerap rasa senang lirih menyusup melalui sepasang netra meloka namamu pada tabir maya dalam genggam bahwa kau ‘menyukai’ kabar yang kusebar seyakinnnya aku, kau tak sedikitpun tahu kubuat tersirat, tentangmu yang lebur dalam rinduku
lucu ya, sesederhana itu, namun harapan tumbuh meliar
#sajak#tulisan#prosa#catatan#puisi#quotes#quoteoftheday#puisipendek#puisiindonesia#puisi cinta#puisi rindu#sajak puisi#puisi pendek#sajak rindu#sajak cinta
9 notes
·
View notes
Text
Anatomi Sebuah Usai
semalaman aku duduk dalam tubuhku sendiri seperti tamu tak diundang. dada—bukan lagi laci tempat menyimpan rahasia—tapi ruang tunggu tanpa ventilasi, di mana napas antre panjang, tapi tak kunjung dipanggil.
kutuliskan sebuah pesan. bukan dengan tangan, tapi dengan denyut—bergetar dan ragu, dengan luka yang disetrika sampai rapi, lalu dikirim sebagai kalimat baik-baik, yang kalau dibedah, mengandung pil pahit dan air mata yang ditunda. kami berbicara. dengan bahasa yang tidak ditinggikan nada, dengan makna yang tak dipelintir— perihal seratus hari, yang aku bahkan belum bisa membalasnya dengan sepuluh menit tenang di dalam kepalaku sendiri. bukan karena dia salah mengetuk, tapi karena pintuku masih trauma dengan derit engselnya sendiri.
dia membalas, dengan tawa kecil dan tamparan halus berlapis sarkasme manis, yang dikulum justru seasin garam—aku kunyah juga.
dan setelah semuanya selesai, barulah tubuhku mengizinkan air mata menyapa pipi, seolah-olah berkata: “terima kasih sudah menunggu giliran kami.”
takut, aku memang takut, tapi bukan padanya. aku takut pada diriku sendiri—yang bisa sewaktu-waktu mematikan lampu, saat ia baru mulai menggantungkan lukisan. aku tak ingin ia menjadi korban dari taman yang belum siap ditanami ulang. atau mungkin, kami hanya tiba di perempatan yang tak punya lampu hijau bersamaan.
sepertinya, yang paling menyakitkan bukan ditinggal atau ditolak, tapi menyadari bahwa seseorang yang baik harus dilepaskan karena salah satunya butuh bertumbuh dulu sendirian.
dan di antara semua hal yang pernah aku pelajari dari hidup, hari ini aku tahu satu lagi: kadang, menghargainya lebih tepat dilakukan dengan cara menjauh.
46 notes
·
View notes
Text
Terkadang aku menjadi seseorang yang terlalu peka lalu sakit sendiri, terlalu pintar untuk memposisikan diri. Tapi aku menutupi nya dengan menjadi wanita yang menyebalkan.
25 notes
·
View notes
Text
Rapuh adalah hasil dari mengenali radar mana, frekuensi mana yang mampu kita pertahankan. Karena patah, kita jadi tau sampai dimana batas toleransi kita.
32 notes
·
View notes
Text
The Untold
Ternyata aku butuh lebih lama berjeda. Karena aku tak menduga sebegitunya terluka. Hari-hari setelah pertemuan Itu, cukup sulit bagiku. Banyak ledakan yang matian-matian kuredam. Kecamuk di dalam diri seperti badai-badai yang sedang berseteru. Dan aku harus menjadi juri penentu atas kompetisi antara ego, perasaan, dan logika. Semua berebut untuk dimenangkan.
Aku tak sampai hati menghilangkanmu sepenuhnya, meski akan ku langkakan diriku berada di garis edarmu. Karena kau bukan orang jahatnya. Ekspektasiku saja yang lalai tertakar. Meski pada akhirnya aku lebih banyak menyelamatkan diriku. Tapi kurasa ini putusan paling bijak yang bisa kuupayakan. Jika kau tetap merasa aku tak adil di matamu, tak apa, yang satu itu telah tertakar.
Semoga perubahan sikapku kali ini tidak terlalu menyakitimu. Maaf tidak menjelaskan. Kau tak akan pernah paham “siapa” saja yang harus kukalahkan kala itu agar aku tidak menjadikan kita sepasang asing.
Singkatnya, aku kecewa bukan karena kamu jahat. Hanya saja tidak semua ikatan bisa dipaksakan tetap bertaut dengan simpul yang sama. Karena setelah hal-hal tertentu terjadi, perasaan seseorang tak lagi sama. Begitupun aku.
Di penghujung aku merangkai damai—untuk memaknai kita sekali lagi—aku menutupnya dengan kalimat sederhana, “Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya”. Aku tidak hilang tapi kusudahi tugasku. Ijinkan aku mengakhiri jarak yang pernah sedekat nadi.
5 notes
·
View notes