sastrasa
sastrasa
Sastra Rasa
2K posts
Ketika Rasa Bersatu Dengan Sastra
Don't wanna be here? Send us removal request.
sastrasa · 17 hours ago
Text
Silakan sia-siakan aku semaumu. Tenang saja. nanti akan ada waktunya kamu gak bisa menyia-nyiakan aku lagi. Dan waktu itu adalah saat kita enggak akan pernah ketemu lagi. - Sastrasa
17 notes · View notes
sastrasa · 1 day ago
Text
Aku ingin pensiun dari 'mode bertahan'. Sekali, barang semenit, aku ingin merasa aman dan dilindungi oleh seseorang. Aku ingin seseorang merasa rela melakukan apa saja demi melindungiku. Aku butuh rasa aman. Aku lelah terancam dengan hal-hal yang bahkan tidak pernah terjadi. Aku butuh dilindungi. Aku butuh perlindungan. - Sastrasa
27 notes · View notes
sastrasa · 12 days ago
Text
Mungkin, Kamu Sudah Muak Mendengarnya.
Aku menyayangimu sepaket dengan masa kini, masa lalu, masa depan, trauma, luka, cerita, tantrum, tawa, humor, aneh, absurd, semua sisi dirimu. Ketidak-sempurnaanmu yang membuatmu sempurna. Boleh ejek aku bucin -budak cinta, atau apa pun. Aku menyayangimu di luar kesanggupanku, bahkan alat ukurku enggak sanggup mendeteksinya karena terlalu besar. Naif? Mungkin itu yang disebut mencintai seseorang dengan tulus dan apa adanya.
Jika Tuhan memberikanku kesempatan untuk memilih, aku akan tetap memilih tempat ini, di sini, saat ini, dengan segala ceritanya agar aku tetap bisa bertemu denganmu.
Jika aku bisa memutar ulang waktu, aku akan tetap mengambil peran ini, menjalani cerita ini agar aku bisa bertemu denganmu.
Bersamamu adalah syukurku yang paling panjang. Bahagiaku yang paling megah. Tawaku yang paling meriah. Aku tahu, hidup denganmu enggak selamanya berisi tawa, suka dan bahagia. Kadang ada episode sedihnya, ada bagian marahnya, ada sisi menyerahnya. Hanya saja, episode apapun yang aku lewati bersamamu terasa membahagiakan. Aku selalu bersyukur untuk setiap momennya. Iya, seringkali kamu diam saja, gak melakukan apa-apa. Iya, bahkan ketika kamu tantrum dan marah dan aku ikut-ikutan. Tapi, kehadiranmu saja sudah cukup. Kamu 'ada' saja sudah cukup buatku bahagia. Sedikitpun, enggak ada ruang untuk menyesal telah membersamaimu sebab bagaimana aku bisa menyesal kalau semua ruangnya berisi bahagia dan syukur?
Bertemu denganmu di luar prediksiku, apalagi bisa selalu bertemu denganmu setiap hari, aku enggak pernah membayangkannya. Tapi ada satu prediksiku yang benar, bertemu denganmu membuatku bahagia. Dan, tentu saja itu sudah cukup.
Di sisi lain, walau berulangkali aku dikecewakan, dibuat patah hati dan sedih olehmu. Gakpapa, itukan satu paket? Aku masih mempercayaimu. Aku masih menyayangimu, bahkan lebih dari dulu.
Perasaanku adalah tanggung jawabku. Responku bagian dari pilihanku. Kamu di luar kendaliku, enggak bisa aku atur. Sebesar apapun kamu mengecewakanku dan menyakitiku, aku tetap memilihmu, aku tetap mempercayaimu, aku tetap menyayangimu. Bodoh? Iya. Anggap saja begitu. Buatku, aku enggak apa-apa bodoh terus asal bisa selalu sama kamu. Maksa? Iya, mungkin.
Naif, aku mencintaimu dengan tulus dan apa adanya tanpa berharap balasan apapun darimu. Seperti kata guruku, cinta adalah memberi tanpa berharap menerima. Bukan berarti aku gak mau kamu berubah atau memperbaiki diri. Aku mau, sangat menginginkannya. Tentu, aku juga ingin kamu bertumbuh-berkembang bersamaku. Hanya saja, bagian manapun yang kamu perbaiki, sisi manapun yang tumbuh, dan hal apa pun yang ingin kamu kembangkan adalah apa yang kamu rasa perlu dilakukan. Jadilah versi terbaik dirimu menurut dirimu sendiri. Aku di sini hanya membersamai.
Namun, ada satu hal yang menyakitiku saat ini. Paling sakit. Paling mengganjal. Kamu boleh menyakitiku dengan kata-kata pedas dan jahatmu. Sesakit apapun itu, buatku masih bisa dimaafkan. Tapi, aku paling sedih kalau kamu melakukannya untuk dirimu sendiri. Aku menyayangi diri itu dengan luar biasa tapi kamu malah menyakitinya seenaknya. Sedih tahu, rasanya seperti disakiti depan-belakang-semua sisi. Aku saja mau melakukan apapun itu kepada diri itu (kamu) pikir-pikir dulu karena aku begitu menyayanginya, rasanya kontradiksi kalau aku mengatakan aku menyayangimu tapi juga menyakitimu di saat yang sama. Tapi, kamu malah menyakiti diri itu (kamu) seenaknya. Iya, aku tahu kamu berkali-kali bilang kalau kamu gak paham apa itu mencintai diri sendiri. Belum paham. Hanya saja, maukah kamu berhenti menyakiti dirimu sendiri? Ada banyak yang sayang sama diri itu. Jika kamu enggak, aku iya. Aku menyayangi diri itu. Berhenti menyakiti diri itu. Aku menyayangimu. Berhenti menyakiti dirimu sendiri. Sudah, cukup. Mulailah menyayangi dirimu sendiri.
-Sastrasa
18 notes · View notes
sastrasa · 12 days ago
Text
Kamu boleh sedih. Boleh marah. Boleh punya trauma. Ingat satu hal, apa yang ada di luarmu enggak bisa diubah, dan hanya kamu yang bisa merubah pilihanmu untuk sedih, marah, trauma menjadi pilihan lainnya. Kamu bisa memilih bahagia, atau pilihan apa pun itu. Bebas, silakan ambil pilihanmu sendiri. Nikmatilah. - Sastrasa
56 notes · View notes
sastrasa · 12 days ago
Text
Kuakui, semenjak kehadiranmu, duniaku enggak terasa se-sepi dulu. Tapi sampai kapan ya? Bagaimana jika kehadiranmu enggak lagi membuat sepi itu menghilang? Bagaimana jika rasa sepi tetap bercokol di hati meski kamu sedang memelukku berkali-kali? Bagaimana jika aku tetap merasa sepi meskipun sudah mendekapmu di sisi? Bagaimana kalau hampa terasa meski tawamu terdengar di sana? Apa yang harus kulakukan?
- Sastrasa
10 notes · View notes
sastrasa · 13 days ago
Text
Analogi hidup tabur tuai itu lucu menurutku. Jika kita menanam yang baik, maka akan mendapat yang baik juga. Analoginya seperti; jika kita menanam semangka, maka kita akan menuai semangka. Betul sih, tapi kadang kita lupa kalau semangka juga bisa dimakan hama, gak manis, gak matang, atau busuk sebelum dituai. Tapi bukan berarti harus berhenti menanam kebaikan. Sebab, menanam kebaikan aja bisa dapat yang gak baik, gimana menanam yang gak baik? Ya, semesta kadang gak bisa ditebak.
- Sastrasa
49 notes · View notes
sastrasa · 13 days ago
Text
Kadang, hal-hal yang membuat kita masih mengerjakan hal yang sama walau telah mengeluh panjang adalah sesuatu yang sederhana. - Sastrasa
37 notes · View notes
sastrasa · 15 days ago
Text
Apakah seseorang pernah merasa aku 'cukup' untuknya?
- Sastrasa
4 notes · View notes
sastrasa · 19 days ago
Text
Adakah yang merindukanku sehebat itu? Menangis tersedu, meraung rindu. Adakah yang menyayangiku semegah itu? Mencintaiku seutuhnya. Kayaknya, enggak ada ya? Kayaknya aku memang enggak cukup layak dan pantas untuk dirindukan dan dicintai seperti itu, ya? - Sastrasa
17 notes · View notes
sastrasa · 21 days ago
Text
Sejak kecil diajari untuk; berani bermimpi setinggi langit, berani bercita-cita setinggi-tingginya. Mereka berkata akan mendukung dengan semua cara agar impian setinggi apapun itu bisa tergapai. Setelah besar memberanikan diri untuk sendirian terbang, tapi kenapa ekornya dipegang? - Sastrasa
14 notes · View notes
sastrasa · 25 days ago
Text
Tetap tenang walau dunia sedang berguncang.
-Sastrasa
7 notes · View notes
sastrasa · 27 days ago
Text
Memilih Diri Sendiri
Enggak pernah terbayang sekalipun kalau dalam hidup ini aku harus membuat pilihan antara diriku dan orangtuaku.
Dan tentu, aku memilih diriku sendiri.
Aku menyayangi orangtuaku, sangat. Tapi aku lebih menyayangi diriku sendiri.
Aku akan membuang apapun jika itu menghalangi impianku. Jika itu merenggut kebebasanku sebagai manusia yang utuh. Sekalipun itu orangtua-keluargaku sendiri.
Pahit memang, Perih, Sakit. Tapi ini adalah bayaran yang sepadan untuk meraih impian-impianku.
Aku gak tahu di masa depan akan menyesal atau enggak karena telah memilih diriku sendiri. Aku juga gak tahu aku jadi anak durhaka atau bukan. Atau sebenarnya yang jahat memang aku, makanya aku dijauhkan dari keluargaku sendiri supaya aku gak terlalu banyak jahat dan menyakiti mereka.
Satu hal yang pasti, kalau kesempatan untuk memilih diriku sendiri ini aku biarkan terlewat begitu saja, aku akan menyesalinya sampai kapanpun. Sebab bisa jadi, dalam dua-tiga dekade, bahkan seumur hidupku, kesempatan ini enggak bakal mampir lagi.
Boleh jadi adalah puncak dari mencintai diri sendiri, sebuah perjalanan yang kumulai sejak 9 tahun lalu.
Pantas saja banyak orang yang memilih untuk tidak menjalani perjalanan itu, karena taruhannya bisa jadi keluarga sendiri -sesuatu yang gak pernah bisa lepas dari ini sampai kapanpun.
Seberat ini jalannya, sepelik ini likunya, sesusah ini tanjaknya, securam ini turunnya, aku tetap akan memilih jalan ini. Sebuah perjalanan untuk mencintai diri sendiri.
-Sastrasa
15 notes · View notes
sastrasa · 1 month ago
Text
Aku ingin,
Menghormatimu karena aku mencintaimu.
Menghargaimu karena aku mencintaimu
Menurutimu karena aku mencintaimu.
Melakukan segalanya karena aku mencintaimu.
Bukan karena takut padamu.
Apakah kamu lebih memilih aku takut padamu, atau mencintaimu?
- Sastrasa
24 notes · View notes
sastrasa · 1 month ago
Text
Aku enggak minta dibikinin candi, aku hanya butuh diapresiasi dan dihargai.
- Sastrasa
27 notes · View notes
sastrasa · 1 month ago
Text
Mungkin efek sakit. Hormon. Stres. Kondisi. Situasi. Keadaan. Entah apa. Rasanya, hampa. Hambar. Dingin. Kosong. Sedih. Aku selalu kalah sama itu. Selalu. Aku gak dibutuhkan. Gak penting. Gak perlu. Aku siapa?
- Sastrasa
14 notes · View notes
sastrasa · 2 months ago
Text
Aku ingin mencintaimu semudah bernafas. Tapi kenapa sekarang rasanya sesak sekali?
- Sastrasa
74 notes · View notes
sastrasa · 2 months ago
Text
Sudah lama, lama sekali sejak kata-kata bisa berjajar rapi dalam pikiran meminta untuk dituliskan.
Sudah lama, lama sekali sejak aku bisa mengungkapkan apa-apa dengan mudah tanpa dipikirkan.
Sudah lama, lama sekali sejak aku bisa menumpahkan butir kata dalam lembar-lembaran.
-Sastrasa
15 notes · View notes