Tumgik
satriyaherlambang · 8 years
Quote
Teman, kamu terlalu rumit dan aku tak sadar mengikutimu. Ku sudahi saja.
1 note · View note
satriyaherlambang · 8 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Typographic Bicycles.
1K notes · View notes
satriyaherlambang · 8 years
Quote
Tak usah lelah-lelah membenci seseorang kalau tidak beralasan, apalagi membenci karena ikut-ikutan.
0 notes
satriyaherlambang · 8 years
Photo
Tumblr media
Bersepeda untuk mencari alur cerita, menulis kata menjadi kalimat sejak awal kayuhan. Memecah konflik diantara terjal jalan, mencari jalan keluar di setengah tanjakan yang begitu menguras tenaga dalam raga. Sehingga dapat mensyukuri kenikmatan angin ketika puncak memberikan hadiahnya. Alur begitu campur aduk sampai sadar bahwa ada turunan setelah menanjak, Konflik lagi. Ya begitulah, cari jalan untuk pulang penuh konflik ini itu.
0 notes
satriyaherlambang · 8 years
Quote
Playlist lagu pun kadang menjadi mesin waktu.
0 notes
satriyaherlambang · 8 years
Quote
Repotnya itu ketika menyoroti permasalah kecil dan segera menyudahi permasalahan besar. Baiknya bisa memahami hal-hal perlakuan kecil yang begitu berarti, ruginya hal-hal besar kadang lupa tak dipahami.
Ada (orang) perlakuan sepele yang berpengaruh untuk saya.
0 notes
satriyaherlambang · 8 years
Quote
Begitupun ketertarikkan muncul jika ada keunikan nama seseorang.
Mungkin ini kebaikan dari sebuah nama.
0 notes
satriyaherlambang · 8 years
Photo
Tumblr media
capybara, you so silly. 
11K notes · View notes
satriyaherlambang · 8 years
Quote
Sekarang lebih menghargai lelah dan kesibukan sekecil apapun setelah rutinitas itu di tuntut menghilang dari kita.
Perkuliahan sudah usai, rutinitas baru belum tergapai. 😅
0 notes
satriyaherlambang · 8 years
Text
Ucapkan Ini pada Kenangan
Terjebak masa lalu seperti terjebak dalam sebuah jeruji penjara yang tak terkunci. Yah, bukan sunyi, bukan sepi, bukan kondisi, dan bukan kekasih mati yang membuatmu tak bisa beranjak pergi. Tapi perasaanmu sendiri yang terlalu takut untuk meninggalkan sesuatu yang dulunya terlalu nyaman untukmu, tanpa mau menyadarkan diri; bahwa tempat megah yang dulu kau bangun bersama dengan si dia, sekarang tidak lebih dari sebuah penjara tanpa penjaga yang membuatmu terlihat seperti anak tapir bodoh yang tak mengerti cara keluar untuk hidup bebas.
Coba kau tanya rumput yang bergoyang di samping padi. Sesulit apa dia bersanding dengan padi yang baru, ketika takdir harus mencabut posisi dia dari sebelah padi yang telah lama bersamanya.
Coba kau tanya awan yang selalu cerah di langit biru. Sesulit apa dia naik ke atas bersanding dengan belahan langit yang berbeda, ketika takdir harus membuatnya meleleh, turun, dan meninggalkan bagian langit yang dulu bersamanya.
Tapi jangan bertanya pada buaya tentang cara cepat move on. Meski ia berparas keras, ganas, liar, dan bahkan dikenal sebagai hidung belang. Tapi kesetiaannya membuat ia menghabiskan seluruh hidupnya untuk menggalaukan kekasih yang telah mati, tanpa bisa mencari kekasih lain lagi.
Maka sadarilah; yang kau lihat itu bukan gelap gulita. Tapi kau yang sedang menutup mata. Yang kau rasakan itu bukan sunyi, dan sepi. Tapi kau yang sedang menutup hati.
Sekarang, beranikan diri lambaikan tangan dan ucapkan pada kenangan, “Sampai jumpa”. Oh iya, salam hangatku untuk si kenangan sialan itu.😊
100 notes · View notes
satriyaherlambang · 8 years
Quote
Jika ada sesuatu yang harus diakhiri, maka akhirilah dengan seringkas kesimpulan, bukan dengan sepanjang kata pengantar.
(via miftahulfikri)
165 notes · View notes
satriyaherlambang · 8 years
Quote
Perihal mengisi waktu luang, cukup usaha memberikan hal positif terhadap diri.
0 notes
satriyaherlambang · 8 years
Quote
Mungkin terlalu banyak perbincangan mengenai kopi, tapi entah malam ini (sebelum kami menikmati esok dengan cara kita masing-masing) kami mengiringi malam terakhir dengan seduhan kopi.
Perkumpulan laki-laki yang mencoba mengekspresikan perpisahan.
0 notes
satriyaherlambang · 8 years
Quote
Mungkin yang terhebat itu bisa menutupi haru sebelum saling berpisah, merasa tegar dengan kenyataan entah kapan bisa bersua lagi. Meredam dendam masa lalu demi kebersamaan.
Perkumpulan laki-laki menikmat seduhan kopi
1 note · View note
satriyaherlambang · 8 years
Text
Resensi Pilihan: Di Tanah Lada - Ziggy
Ditulis oleh Nurina Sumarmanto di http://kendengpanali.blogspot.co.id/2016/08/resensi-di-tanah-lada-ziggy.html?m=0 untuk program #ResensiPilihan di twitter @Gramedia.
Tumblr media
Namanya Salva. Panggilannya Ava. Namun papanya memanggil dia Saliva atau ludah karena menganggapnya tidak berguna. Ava sekeluarga pindah ke Rusun Nero setelah Kakek Kia meninggal.
Kakek Kia, ayahnya Papa, pernah memberi Ava kamus sebagai hadiah ulang tahun yang ketiga. Sejak itu Ava menjadi anak yang pintar berbahasa Indonesia.
Sayangnya, kebanyakan orang dewasa lebih menganggap penting anak yang pintar berbahasa Inggris. Setelah pindah ke Rusun Nero, Ava bertemu dengan anak laki-laki bernama P. Iya, namanya hanya terdiri dari satu huruf P. Dari pertemuan itulah, petualangan Ava dan P bermula hingga sampai pada akhir yang mengejutkan.
Ditulis dengan alur yang penuh kejutan dan gaya bercerita yang unik, sudah selayaknya para juri sayembara memilih novel Di Tanah Lada sebagai salah satu juaranya.
RESENSI
Ketika Kakek Kia meninggal, dan mewariskan banyak uang kepada Papa, kehidupan Ava, si gadis cilik berusia enam tahun, mulai bergerak menuju perubahan. Bukan perubahan yang baik, sayangnya. Papa justru malah memaksa Mama dan Ava pindah ke rumah susun yang kotor, kumuh dan bau. Papa juga berniat menjual rumah mereka. Hanya agar Papa bisa berjudi di rumah judi yang terletak di dekat rumah susun tersebut.
Di rumah susun itulah, Ava kemudian bertemu dengan seorang anak lelaki berusia sepuluh tahun yang selalu membawa gitar kecil. Mereka langsung akrab, walau P, nama anak lelaki itu, menganggap Ava anak yang aneh karena selalu bicara dengan bahasa yang baik dan benar. Merasa senasib karena memiliki Papa yang jahat dan suka membentak serta memukul, mereka menjadi sering bertemu.
Puncaknya ketika Papa Ava melakukan kekerasan, Mama pun pergi meninggalkan Papa bersama Ava. Mama berniat membawa Ava ke rumah adiknya dan bercerai. Tapi, Ava justru tidak mau. Pergi berarti meninggalkan rumah susun, padahal di rumah susun itu ada P. Siapa yang akan menemani P, jika Ava pergi? Maka Ava pun kembali ke rumah susun, dan merencanakan pergi berdua dengan P. Pergi ke rumah nenek yang tenang. Pergi ke tanah lada.
******
Akhirnya terjawab sudah rasa penasaran saya terhadap novel yang menjadi salah satu pemenang sayembara novel yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta tahun 2014 ini. Sejak nama Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang unik mulai bersliweran di temlen goodreads, saya sudah bertekad untuk membaca novel ini.
Di Tanah Lada merupakan kisah tentang seorang anak perempuan berusia enam tahun yang kehidupannya cukup kelam. Papanya kejam dan jahat, sementara mamanya nggak terlalu berani melawan. Pertemuannya dengan P, seorang anak lelaki di sebuah rumah susun merubah arah hidupnya.
Novel ini cukup unik karena diceritakan dengan POV orang pertama, yaitu sudut pandang Ava. Gaya bertuturnya dibuat khas gaya bertutur anak-anak, yang kadang nggak runut dan hampir seperti meracau. Tapi bukan berarti mbleber kemana-mana, karena Ziggy selalu punya rem yang timingnya pas untuk memberhentikan ceracauan Ava. Kesan lugu kanak-kanak Ava tampak natural meski saya dibuat heran juga dengan jalan pikiran Ava.
Saat membaca novel ini saya sampai mengamati polah tingkah dan cara bercerita anak sulung saya. Yap, beberapa pembaca blog saya pasti tahu kalau putra sulung saya pun berusia enam tahun, sama seperti Ava. Dan ini yang membuat saya merasa betapa malang nasib Ava. Sebagai anak gadis yang pintar dalam hal bicara dan mengoleksi kata yang rumit, kemandirian Ava justru nol. Ava belum bisa makan ayam sendiri, belum bisa memisahkan tulang ikan sendiri, juga masih kesulitan mandi sendiri. Hmm…
Tapi saya akui kalau Ava memang sangat cerdas. Bayangkan seusia itu sudah membaca novel Agatha Christie dan ke mana-mana bawa kamus Bahasa Indonesia. Jika saya bandingkan dengan putra saya, yang terbilang kemampuan membacanya sudah di atas rata-rata dibanding teman sekelasnya, putra saya ini masih cukup kesulitan membaca kalimat panjang, tapi si Ava nggak ada hambatan sama sekali membaca kata-kata yang panjang dan sulit. Wow.
Saya merasa takjub juga terhadap mama Ava jadinya. Anak seusia itu lho, dijejeli novel Agatha Christie. Gyaaah… Berat sekali hidupmu, nak. Sementara P tadinya saya anggap cukup dewasa karena jalan hidupnya pun tak kalah mengenaskan. Tapi rupanya usia sepuluh tahun tetaplah usia kanak-kanak yang polos dan penuh ketidakmengertian akan hal rumit. 
Di tengah membaca novel ini, seorang teman memperingatkan saya tentang ending novel ini. Cukup sederhana sih peringatannya: beware. Duh. Saya sudah sempat menangkap sinyal-sinyal atau tanda-tandanya sih sejak konsep tentang reinkarnasi mengemuka. Tapi… Itu tetap nggak mencegah saya untuk syok dengan endingnya. Astaga. Ngetwist banget. Tapi twist yang bikin saya speachless. Dan pengin teriak juga dalam waktu bersamaan. Hahahaha…
Entah saya mau mencak-mencak atau menerima keputusan yang diambil sang penulis, yang jelas saya terpana dan cuma bisa bengong.
Novel ini memotret bagaimana kanak-kanak mudah menggeneralisir suatu kejadian. Papa Ava jahat, papa P jahat, maka semua papa di dunia ini juga jahat. Duh, saya jadi pengin banyak ngobrol dengan putra saya. Sungguh, novel ini membuat saya benar-benar ingin menyelami jalan pikiran anak-anak saya.
Overall, saya suka gaya bercerita Ziggy dan merekomendasikan Di Tanah Lada. Kisah yang sungguh menakjubkan dan menguras emosi. Cukup membuat saya memandangi kedua putra saya lamat-lamat dan menebak, sebenarnya bagaimana cara mereka memandang dunia dari sisi perspektif mereka.
Judul buku: Di Tanah Lada Penulis: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Editor: Mirna Yulistianti Ilustrasi sampul dan isi: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit: Agustus 2015 Tebal buku: 243 halaman ISBN: 978-602-03-1896-7
17 notes · View notes
satriyaherlambang · 8 years
Quote
Yang selalu dikelilingi ego, redamlah. Ukiran kenangan bersama teman mustahil bisa diulang.
Saya untuk sekelompok teman.
0 notes
satriyaherlambang · 8 years
Photo
Tumblr media
357 notes · View notes