Tumgik
sersanmerica · 8 years
Text
Batu Kali
Dengan dibantu Random Words Generator untuk ngasih 3 kata secara random, gw membuat fiksi ini.
Siang tadi, Random Words Generator mengeluarkan tiga kata: Mayor, eerie, dan holding.
Dari tiga kata tersebut, sore ini gw menyelesaikan cerita tentang Juki dan Junet yang berusaha mendapatkan kembali HP milik Bang Jono dan golok pusaka keluarga mereka dari seorang pencopet yang bersembunyi di sebuah rumah tua berhantu.
Silakan dinikmati.
Tumblr media
“Hey kamu, yang berdiri di pojok. Kalau kamu masih hidup, hadapi aku. Golok di tanganku ini cukup kuat untuk menebas lehermu dalam sekali ayun. Kalau kamu memang sudah mati…”
Video berdurasi empat menit kurang empat detik itu berhenti dan memainkan video lain yang memaksa Juki memiringkan kepalanya untuk menonton. Junet beranjak dari jongkoknya, melihat Juki cengar cengir menatap layar telepon selular yang baru saja mereka temukan di dapur sebuah rumah tua.
Junet melihat di sekelilingnya. Bermodal cahaya matahari yang masuk lewat sela-sela jendela dipalang kayu, tak banyak yang bisa dia lihat jelas. Selain muka penuh jerawatnya Juki (sepupunya, yang memang dibantu oleh pencahayaan layar telepon selular) dan tungku dengan kuali besar di atasnya yang terletak tepat di jatuhnya cahaya matahari. Asumsi Junet, sisanya mungkin hanyalah meja reot, kursi reot, rak reot, dan segala peralatan yang lazim kita temui di dapur dengan ditambahi kata sifat “reot”.
Juki berpindah posisi duduk. Dari jongkok, dia mengistirahatkan bokongnya dengan beralaskan lantai berdebu. Celana futsalnya diturunkan seperlunya hingga dia bisa mengeluarkan burung yang baru disunat bulan kemarin untuk “dimainkan” sembari menonton video yang bisa bikin leher pegel itu.
”Jangan buang manimu di sini, Juk. Konon bau amisnya bisa mengundang yang mati ke sini.” Kata Junet sambil memunggungi Juki.
Juki menyelesaikan hajatnya tepat di detik terakhir video miring itu selesai. Menuruti kata Junet, dia membuangnya di layar telepon selular dan membiarkannya melekat di sana.
Juki mencabut kabel power bank dari telepon selular itu dan memasukkan keduanya ke dalam kresek putih. Dia berdiri dan membetulkan letak celana futsalnya.
“Yang penting hapenya Bang Jono ketemu.” kata Juki cengar cengir sambil menggulung kresek putih itu hingga pas dimasukkan ke dalam saku celana futsalnya.
“Tinggal goloknya, Juk. Itu yang paling penting. Golok itu milik keluarga besar kita dan gobloknya kamu tukar golok itu ke orang yang nyopet hapenya Bang Jono demi pamer ke gebetanmu.”
Juki terdiam. Dia mengeluarkan telepon selular dari saku yang lain dan mengaktifkan fitur senternya. Disorotkannya cahaya putih ke kuali besar.
-----------------------------------------------------------
Kuali itu sebesar Batu Kali yang kokoh berdiri di tengah sungai kampungnya. Batu Kali itu adalah Dewa Pelindung kampung mereka sebelum Republik ini dipimpin oleh seorang Jenderal. Neneknya pernah meminta perlindungan kepada Batu Kali setelah mendapat kabar dari ibukota bahwa suaminya digelandang tentara karena berteman baik dengan seorang letkol tertuduh makar. Batu Kali menjawabnya dengan golok sepanjang lengan orang dewasa yang tergeletak di dasar bantaran sungai. Hari itu menjadi kali terakhir Batu Kali menjawab permintaan manusia.
Lusanya, seorang tentara paruh baya berparas totok berpangkat Mayor bertamu ke rumah Neneknya Junet dan Juki. Mayor itu mengaku kepada Nenek sebagai kawan baik suaminya. Mayor menawarkan perlindungan kepada Nenek dan sekeluarganya asalkan Nenek mau menikah dengannya. Nenek menjawabnya dengan menebas dada Mayor dengan golok pemberian Batu Kali, hingga darah segar membasahi setengah dari ruang tamunya.
Sialnya, sebutir peluru seketika bersarang di antara mata Nenek. Dia terpelanting ke belakang, bersamaan dengan Mayor yang tertatih-tatih berlari keluar rumah dengan tangan kiri menutupi dadanya yang ditebas golok dan pistol berasap di tangan lainnya. Darah Mayor berceceran membentuk jejak yang memberitahukan bahwa dia lari menuju rumah kosong bekas janda jago masak di ujung kampung. Rumah tetap kosong dari semenjak itu sampai Junet dan Juki menemukan telepon selular milik Bang Jono.
Cerita tentang bagaimana Neneknya mati, diceritakan turun temurun hingga ke telinga Juki. Juki pun selalu mengingatnya dan menceritakannya berulang-ulang kepada kawan-kawan SMPnya. Tak heran dia sangat terkenal di kalangan anak seumurannya, walau hanya dikenal sebagai tukang bual.
Hingga seorang mahasiswi dari ibukota yang sedang melakukan pengabdian masyarakat di kampung itu, terkagum atas cerita Juki. Juki melihat kekaguman itu sebagai sinyal kalau si Mahasiswi suka kepadanya. Juki menceritakan terus menerus cerita itu di telinga si Mahasiswi hingga akhirnya…
“Juk, kamu lebih membosankan daripada sinyal internet di kampung ini. Cerita tentang Nenekmu itu, sekarang sudah dimiliki oleh semua orang di kampung ini. Mending kamu tukar saja golok keluargamu dengan hape. Setidaknya kamu akan jadi anak SMP pertama di kampung ini yang memiliki hape.” kata Mahasiswi itu di suatu sore.
Kata itu diucap bersamaan dengan telepon selular keluaran terbaru milik Bang Jono, kakaknya, yang dicopet orang ketika sedang mengamen di terminal dekat kampungnya.
Esok harinya, Juki mengambil golok dari batu kali yang dipasang di atas ranjang Bang Jono. Tuan atas ranjang itu sedang keluar, melacak keberadaan si pencopet telepon selularnya. Seharian Juki petantang petenteng membawa golok pemberian Batu Kali yang diselimuti sajadah milik Bang Jono, mencari orang yang rela menukar telepon selularnya dengan golok.
“Aku sedang dikejar oleh seseorang yang pernah aku copet hapenya, dan aku lihat sepertinya ada golok dibalik gulungan sajadah yang kamu bawa. Apa yang bisa aku berikan kepadamu untuk mendapatkannya?” kata seorang pria pendek kekar kepada Juki di suatu Maghrib.
Di lengan pria itu terpatri tato bergambar seorang wanita tua yang sedang memasak menggunakan kuali hampir sebesar tubuhnya. Di bawah gambar wanita tua, tertera tulisan “Cinta matiku”
“Aku ingin hape yang kamu copet.” jawab Juki
“Aku tidak bisa memberikan hape yang aku copet kepadamu. Kamu terlalu kecil untuk memakai hape canggih seperti ini. Bagaimana kalau hape kecil ini. Cocok dengan posturmu yang kecil dan hape ini ada senternya. Cocok dengan kampungmu yang sering mati lampu.” tawar si Pria itu sambil menyerahkan telepon genggam berukuran setengah telapak tangan pria dewasa kepada Juki.
Juki meletakkan golok berbalut sajadah itu ke lantai dan menyambar telepon genggam dari tangan si Pria. Juki berlari kegirangan karena akhirnya dia menjadi anak pertama di kampungnya yang memiliki telepon selular.
Juki terbangun dari tidurnya setelah Bang Jono melempar sajadah bungkus golok tepat ke mukanya.
“Aku tahu dari Mak Suni. Dia melihat kamu melempar golok pusaka keluarga kita di depan pria yang mencopet hapeku. Aku gak mau tahu, pokoknya ambil golok dan hapeku dari pria itu. Sekarang juga.”
“Tapi aku gak tahu Bang, dia pergi kemana…”
“Kamu mulai cari dia dari rumah kosong di ujung kampung. Dia tidak mungkin bermalam di rumah yang sudah berpenghuni.”
“Rumah itu dihuni oleh hantu si Mayor, Bang”
“Aku muak dengan bualanmu. Ajak Junet kalau kamu tidak punya nyali.”
-----------------------------------------------------------
Kilas balik memenuhi kepala Juki saat dia menyenteri kuali besar. Dia masih bertanya-tanya, untuk apa kuali sebesar itu dibuat. Memasak kerbau utuh?
“Juk, kamu tahu nggak. Kata orang-orang tua, Janda Jago Masak yang dulu menempati rumah ini suka merebus orang-orang Belanda yang terjerat pesonanya pakai kuali ini. Konon daging rebusan orang Belanda itu bisa bikin awet muda.”
Juki mulai merinding. Satu cerita pendek dari mulut Junet membuat dia berpikir, cerita tentang bagaimana neneknya mati yang acap kali keluar dari mulutnya pasti membuat teman-temannya mengalami apa yang dia alami sekarang.
Junet memegang bawah kuali besar itu. Hangat dan meninggalkan bekas hitam arang di tangannya. Dia melihat perapian tungku itu. Kayu bakarnya layaknya baru dibakar kemarin malam. Junet mengambil dingklik reot untuk membantunya meraih pinggir tutup kuali yang terbuat dari tanah liat. Dia mencoba membukanya, tapi terlalu berat untuk remaja tanggung sekurus dia.
“Juk, bantuin buka tutup kuali ini dong. Aku penasaran ama isinya. Sepertinya habis ada orang yang memasak menggunakan kuali ini.”
Junet dan Juki bebarengan mendorong tutup kuali. Tutup kuali jatuh di lantai menimbulkan suara yang cukup mengagetkan orang yang tertidur di ruang depan. Itupun seumpama rumah tua itu ada penghuninya.
Asap keluar dari dalam kuali besar. Bau busuk memenuhi dapur. Walaupun belum sarapan, Juki segera mengeluarkan isi perutnya sebisa dia bisa. Junet menutupi hidungnya dengan tangan kiri, mencoba melihat apa yang ada di dalam kuali. Dibantu dengan gagang sapu reot, dia mengaduk-aduk kuah dalam kuali. Asap semakin tipis dan Junet melihat jelas apa isi dalam kuah. Juki masih melanjutkan menguras isi perutnya lewat mulut.
Sebuah tubuh manusia tak berkepala dengan luka bakar hampir di sekujur tubuhnya muncul mengambang. Tak lama kemudian sebuah kepala muncul ke permukaan. Wajahnya melepuh tak berbentuk. Mungkin kepala itu milik si empunya tubuh. Junet membolak-balik lagi tubuh itu dengan ganggang sapu reot hingga dia melihat bagian dada yang masih belum begitu banyak melepuh. Di dadanya terlihat jelas bekas luka seperti sabetan golok. Junet berpikir sejenak.... “tak mungkin ini luka golok dari neneknya, seperti yang diceritakan orang tuanya dan Juki”... sebelum dia terlunglai jatuh ke belakang.
Junet ternyata tidak seberani yang Bang Jono bilang. Dia pingsan setelah melihat isi dalam kuali. Atau jangan-jangan dia pingsan karena dia berhasil menyambung-nyambungkan dongeng dengan kenyataan? Yang jelas, Juki masih berusaha mengeluarkan apa yang bisa dikeluarkan dari dalam perutnya. Bau busuk di ruangan sekarang menjadi bagian dari ingatannya.
Terdengar suara berbisik di telinganya. Suara yang sepertinya pernah didengar oleh Juki sebelumnya. Suara yang sama dengan suara orang yang menjadikannya sebagai anak SMP pertama di kampungnya yang memiliki telepon selular sendiri.
“Konon dulu dia seorang Mayor. Kutebas lehernya dengan golok darimu. Kekasihku sekarat, dia butuh daging seorang Belanda dan kudengar ada seorang berdarah Belanda yang bersembunyi di rumah kekasihku. Bilang kepada kakakmu, kalau aku tidak salah dengar…. berarti dendam keluarga kalian sudah terbalaskan.”
Di waktu yang sama, Mak Suni bercerita kepada seisi kampung kalau kemarin malam dia melihat sosok wanita mirip Neneknya Juki, sedang berdoa di Batu Kali.
3 notes · View notes
sersanmerica · 8 years
Photo
Tumblr media
That blue thing outside always give me a little shock... I thought it was a clear sky at beach, but it turns to be just a blue wall... Damn, a false hope
1 note · View note
sersanmerica · 8 years
Text
Ayat si eneng Monroe
This life is what you make it. No matter what, you're going to mess up sometimes, it's a universal truth. But the good part is you get to decide how you're going to mess it up. Girls will be your friends - they'll act like it anyway. But just remember, some come, some go. The ones that stay with you through everything - they're your true best friends. Don't let go of them. Also remember, sisters make the best friends in the world. As for lovers, well, they'll come and go too. And baby, I hate to say it, most of them - actually pretty much all of them are going to break your heart, but you can't give up because if you give up, you'll never find your soulmate. You'll never find that half who makes you whole and that goes for everything. Just because you fail once, doesn't mean you're gonna fail at everything. Keep trying, hold on, and always, always, always believe in yourself, because if you don't, then who will, sweetie? So keep your head high, keep your chin up, and most importantly, keep smiling, because life's a beautiful thing and there's so much to smile about.
2 notes · View notes
sersanmerica · 9 years
Text
sometimes i take a Shower with the lights off. but before i even finish showering, i turn the lights back On, because i remember how afraid of the dark i am.
sometimes i go to the Airport and just sit in there for a few hours. because i like watching people Reunite.
sometimes i cut my Fingernails way too short. like, down to the quicks. because it’s an odd feeling, the way my fingertips Hurt every time i touch something.
sometimes i go out in public without my Shoes, because i like feeling the Real ground, not just the inside of my shoes.
sometimes i re-arrange my Bedroom, but then i change it right back because everyone knows that there isn’t a single person in the world that isn’t afraid of Change.
sometimes i try reading books Upside-down because i think thats what it would be like if i couldn’t Read at all.
sometimes i just sit and watch the Grass grow, because we’re lucky that it even grows in the First place.
sometimes i do things. sometimes i don’t.
0 notes
sersanmerica · 9 years
Text
AVE MARANTIKA!!! (it’s personal, it’s ambitious, and it’s over)
Tumblr media
Dimulai dengan sentimen personal di tahun 2011, disuntik dengan ambisi ketika tahun 2013, dan berakhir dengan mengangkat tangan di tahun 2014.
Marantika, sebuah proyek film “mandiri dan eksperimental” Gue tentang dendam, delusi, dan zombie dengan karakter tanpa nama. Awal ketika terbesit ide tersebut, Gue langsung bilang di kepala gue... 
DAMN, I’M GENIUS
Proyek film ini sudah berhenti semenjak tahun kemarin dengan hasil yang nihil. Penyebabnya karena kayaknya gue melanggar apa yang sudah gue tulis di sini sebelum proses produksi dimulai. 
Classic Irwan.
Untuk merayakan kegagalan gue sekali lagi, jadi pengen nge-share gimmick-gimmick ketika film ini pra-produksi. Tapi tidak menutup kemungkinan, Gue bikin lagi MARANTIKA ketika Tuhan mengizinkan.
Tumblr media
Bungkus rokok Marantika, yang menjadi “candu” karakter utamanya
Tumblr media
Petikan skrip “sok tahu” tentang konspirasi kretek dan filter
Tumblr media
Wallpaper motivasi di laptop yang bagaikan angin lalu
Tumblr media
Dari ngomongkan rokok hingga ke zombie
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Gue salut dengan kawan-kawan kru yang jago banget make up untuk tahap amatir dan mahasiswa sekolah kedinasan
Tumblr media
Mungkin gue lagi mabuk cungyang ketika menulis part percakapan Presiden Zombie dengan tokoh utamanya
Tumblr media
Jadi ceritanya ini lagi romantis
Tumblr media
Poster “dadakan” Marantika yang gue bikin bareng DoP Marantika, Alif Indra Ramadhan karena gerah dengan desain kampanye “Smoke Kills” di kampus.
Tumblr media
Minggu pertama produksi Marantika
Dan bagi yang MAU buat ngintip skripnya, bisa didownload di SINI (awas, bukan spam)
0 notes
sersanmerica · 10 years
Quote
Sometimes, you just can't deny your anger. You just can't hold it back. Your hand is trembling, looking something to punch. Your eyes is red, holding back some tears. Your mouth is shut, waiting for the best damnation words to shout. Your brain is heating up, replaying the cause of your anger. Your chest is teeming, looking for some fresh air. Your heart is burning, till your empathy become ashes.
0 notes
sersanmerica · 10 years
Text
A Short Biography of Richard Jenkins : The First Man Who Reach the Outer Rim of the Universe (Part 1 + 2)
Tumblr media
“Dulu, seorang pria awal 30-an duduk di kursi ini. Dia layaknya pria Kaukasian pada umumnya. Tinggi 180-an, berambut coklat, bermata coklat, memiliki rahang yang berkarakter… Maksudku rahangnya menunjukkan kalau dia adalah pejuang keras. Karena rahangnya, wajahnya berbentuk seperti berlian. Hidungnya mancung. Ketika kamu melihatnya Nak, kamu tidak akan mengira kalau dia adalah orang yang paling kesepian yang pernah Ayah temui…”
“Siapa namanya, Yah?”
“Richard Jenkins.”
“Astronaut itu?”
“Waktu itu ayah masih menjadi operator di pangkalan. Dia datang melamar sebagai Astronaut. (senyum kecil). Ayah bahkan masih bisa melihat dia duduk di kursi ini dan kami berbicara tentang krisis di Timur Tengah….”
“Berarti dia tidak kesepian Yah?”
“Ayah yang pertama kali membuka pembicaraan dengan dia. Dan memang awalnya Ayah mengira dia hanya seperti pria normal biasa. Tapi kesepian manusia itu sebenarnya bukan di lisan atau di telinga, Nak… Tapi di sini. Di isi kepala.”
“Iya Yah… Aku tahu. Tapi bukankah sekarang semua orang sekarang mengenal Jenkins sebagai astronout pertama yang melakukan perjalanan keluar dari sistem Tata Surya ini?”
“Nak, sekarang kamu duduk di kursi itu. Kursi yang dulu pernah diduduki oleh Richard Jenkins. Ayah ingin menceritakan sesuatu kepadamu.”
………………….
Nama saya Richard Jenkins. Saya lahir di Kansas, 31 tahun yang lalu. Sebelum menjadi seorang Astronaut, saya hanyalah pekerja konstruksi di Kansas. Keseharian saya hanya di tempat kerja dan rumah. Tiap akhir minggu saya pergi ke Downtown Bar hanya untuk meminum beberapa gelas bir dan mendengarkan musik dari Jukebox. Ketika saya sudah mulai sedikit “tipsy”, saya memutuskan untuk pulang dan tidur.
Hidup saya hanyalah sebuah rutinitas. Saya tidak mempermasalahkan kehidupan seperti ini hingga saya duduk satu booth dengan seorang agen asuransi di Downtown Bar.
Dia seperti pria paruh baya yang tidak menikah. Umur mungkin pertengahan 40-an, kurus dan tinggi seperti Ronald Reagan, berambut hitam klimis disisir rapi ke belakang. Ada cekungan kecil di samping bibirnya. Sepertinya dia banyak tersenyum ala salesman.
“Richard Jenkins?”
“Apa saya mengenal Anda?”
“No, nama saya Taylor Curtis. Saya agen asuransi.”
“Saya tidak perlu asuransi, Tuan Curtis…”
“Hahaha, saya berbicara di sini, Jenkins, bukan sebagai agen asuransi. Tapi sebagai teman.”
“Kita baru kenal, Tuan Curtis.”
“Jadi mari kita mengenal lebih jauh, Jenkins. Oke, bagaimana enaknya mengawali ini…. Bagaimana dengan segelas champagne?”
“Saya tidak ingat kalau di sini menjual champagne…”
“No, no, no Jenkins. Ini Almondage Flavored Champagne. Saya membelinya minggu kemarin di California. Best bargain buat agen asuransi seperti saya. Minum segelas, maka rasa almond di kue ulang tahun ibumu tidak akan sama. This champagne bring a new standard of almond taste.”
Curtis menuangkan champagne itu ke gelas plastik yang dia bawa. Dari cara dia memuji champagne-nya terlihat jelas kalau dia adalah agen asuransi yang payah.
“Bagaimana Jenkins? Satu gelas lagi?”
“Oke. Sekarang apa maumu, Tuan Curtis?”
“Wo, wo… Take it easy Sonny…. Apakah kamu merasa ada sedikit rasa aneh di champagne ini? Mungkin terlalu lama tersimpan di dalam tas saya. Habiskan dulu sebotol ini, baru kita ngobrol. Oke?”
“Kamu berusaha membuat saya mabuk?”
“Oh, apakah kamu selemah itu Jenkins?”
“Saya capek, Tuan Curtis.”
“Jenkins oh Jenkins. Saya hanya berusaha menjadi teman baru yang baik buat kamu. Kamu tahu Randall yang merokok di samping Jukebox?”
“Ya…”
“Saya bertaruh dengan Randall 300 $ kalau kita bisa menghabiskan champagne ini.”
“Kenapa Anda tidak meminum semuanya saja dan membiarkan saya pulang”
“Kita, Jenkins. Bukan saya.”
Saya berdiri mengambil jaket saya, mengambil lembaran dolar dari saku, dan…
“Jenkins, it’s my treat. Why don’t you sit down and respect me as your new friend.”
Saya menaruh lagi jaket saya dan duduk menemani Curtis.
“Nah, itu baru seorang teman. Jadi, kita menghabiskan champagne ini?”
“Apa yang saya dapatkan kalau Anda menang taruhan dengan Randall?”
“Setengah dari champagne ini dan saran dari teman barumu.”
“Konyol…”
“Dengan Jenkins, kamu lihat Dodge Challenger di depan? Coba kamu pegang jas saya. Lihat jam tangan saya. Orang-orang di California rela memberikan apa saja demi saran dari saya.”
“Dan Anda harus melakukan taruhan konyol demi 300 $? Ironis.”
“Sepertinya kamu belum pernah bertaruh selama seumur hidupmu, Jenkins…”
Saya mengambil botol champagne itu dan meminumnya habis. Langsung dari botolnya.
“Well move, Jenkins. Tunggu di sini, saya mau mengambil 300$ dari Randall.”
Benar kata Curtis. Ada yang aneh dengan champagne ini. Mungkin karena lama di tas.
“Oke, Jenkins. Ambil 300$ ini. Kamu layak mendapatkannya.”
“Thanks.”
Saya mulai “tipsy”. Pandangan mulai berkunang-kunang. Susah payah saya berdiri.
“Jenkins, Hey Jenkins. Mau kemana kamu? Bagian terbaik dari taruhan ini belum keluar…”
Saya kembali duduk.
“Minum air putih ini. Membantu kamu tetap fokus sementara saya akan memberimu “a new friend advice.””
Saya setengah sadar ketika Curtis berbicara. Saya hanya mengingat beberapa kata kunci seperti “Resiko”, “Kehidupan Baru”, “Tantangan”, “Cita-cita”, “dan “Astronaut.” Tak lama kemudian saya tidak bisa mengingat apa-apa lagi. Blackout.
——————————
Saya terbangun di kamar saya. Kepala saya masih pusing. Sudah jam 12 siang. Saya akan menelpon supervisor untuk tidak masuk kerja, tapi saya tidak bisa menemukan HP saya. Semua saku dan laci saya periksa. Nihil. Hanya ada satu telepon kabel berwarna kuning dan tanpa tombol nomor. Cuma gagang telepon dan tempatnya. Telepon itu berbunyi.
“Selamat Siang Tuan Richard Jenkins. Kapan Anda bisa datang ke Focus Future Tower?”
“Dengan siapa saya berbicara?”
“Saya Ellen Harris, Sekretaris di Celestial Enterprise. Kapan Anda bisa datang ke Focus Future Tower?”
“Maaf Nona…”
“Nyonya, Tuan Jenkins.”
“Ya… Nyonya Harris. Ada urusan apa saya harus ke sana?”
“Anda terpilih menjadi astronout di proyek kami.”
“Astronout?”
“Kapan Anda bisa datang ke Focus Future Tower?”
——————————
Malamnya saya menyewa taksi untuk pergi ke Focus Future Tower. Sebuah bangunan baru di Kansas. Saya penasaran, semenjak kapan bangunan ini dibangun? Biasanya berita terkait pembangunan gedung baru menyebar pesat di kalangan pekerja konstruksi, tapi saya tidak pernah ingat ada berita pembangunan Focus Future Tower.
Dari luar Focus Future Tower mirip dengan Empire State Building, kecuali lebih banyak kaca. Ketika saya masuk ke dalam, interior gedungnya seperti kebanyakan gedung modern di Kansas. Didominasi kaca dan warna biru dan putih abu-abu. Saya disambut oleh seorang pria berkulit hitam dengan jas hitam, kemeja abu-abu, dan berkacamata frame tebal. Dia tersenyum seakan-akan saya adalah teman lamanya.
“Selamat datang Tuan Jenkins. Saya Mark Chapman, personalia dari Celestial Enterprise. Silakan ikut saya. Tuan Yull Morris sudah menunggu Anda.”
“Boleh saya bertanya, Tuan Chapman?”
“No, Mr Jenkins. It’s our job to asking some questions. Not you. Shall we?”
Chapman mempersilahkan saya memasuki lift duluan.
“Jadi, Tuan Jenkins. Bagaimana kabar Anda?”
“Sedikit pusing.”
Chapman mengambil sebotol kecil berisi pil dari saku jas-nya. Tertera tulisan “T.C. Medicine”
“Aspirin, Tuan Jenkins?”
“Tidak, terima kasih.”
“Oke, Anda tahu harus ke mana ketika Anda butuh aspirin.”
“Ke apotik, Tuan Chapman.”
Dia melihat ke saya.
“Hahahaha, saya tidak mengira kalau Anda memiliki selera humor yang bagus. Oke, kita sudah sampai. Silakan Tuan Jenkins.”
Lift berhenti di lantai 69. Pintu lift terbuka dan saya melihat ruangan berbentuk lingkaran seluas lapangan baseball. Semuanya di-cat dengan warna biru langit. Di tengah-tengahnya ada dua kursi saling berhadapan terpisah oleh meja. Seorang kakek duduk menghadap ke arah lift. Dia gundul. Kantung matanya menunjukkan bahwa dia tidak membutuhkan tidur. Kumis tipis tanpa jenggot. Dari perawakannya, dia tidak serenta pria seusianya.
“Silakan duduk, Tuan Jenkins. Perkenalkan, beliau adalah Yull Morris. Beliau adalah pemilik dari Celestial Enterprise. Saya ada di dekat lift kalau Anda membutuhkan saya.”
Sekarang saya duduk di hadapan Yull Morris. Ekspresinya yang seakan-akan menggerutu memberikan sedikit tekanan kepada saya.
“Selamat malam, Tuan Jenkins.”
“Selamat malam, Tuan Morris.”
“Bagaimana kabar kakakmu di Latvia?”
“Baik-baik saja, Tuan Morris.”
“Kapan terakhir kamu mendengar kabar dari dia?”
“Ketika kami di pemakaman Ibu. Apa maksudnya ini, Tuan Morris?”
“Mr Jenkins, that’s not your job to asking a question.”
“Maaf Tuan Morris, bukan bermaksud…”
“Stop asking and answer my next question. Bagaimana perasaanmu setelah ibumu dimakamkan?”
“Saya tidak mau menjawabnya, Tuan Morris, sebelum anda menjawab pertanyaan saya.”
“Quid pro Quo, Tuan Jenkins…”
“Apa itu?”
“Anda menjawab pertanyaan saya maka saya akan menjawab pertanyaan anda, Tuan Jenkins.”
“Oke, apa maksud semua ini, Tuan Morris?”
“Pertanyaan dari Anda tadi bernilai semua pertanyaan yang akan saya ajukan kepada Anda, Tuan Jenkins. Saya akan menjawab pertanyaan Anda setelah Anda menjawab semua pertanyaan dari saya.”
“Permainan macam apa ini, Tuan Morris?”
“Permainan yang adil, Tuan Jenkins. Quid pro Quo. Apa yang Anda rasakan setelah pemakaman ibu Anda?”
“Tuan Morris, Anda belum menjawab pertanyaan saya. Quid pro Quo.”
“Anda tidak menyadarinya… “Permainan yang adil” adalah jawaban dari pertanyaan “Permainan macam apa ini?”. Quid pro Quo, Tuan Jenkins.”
Yull Morris ini sosiopath. Saya terpaksa mengikuti permainan dia.
“Saya merasa kehilangan, Tuan Morris.”
“Bagaimana hubungan Anda dengan kakak Anda, Tuan Jenkins?”
“Kami sudah lama tidak berkirim kabar semenjak pemakaman Ibu, Tuan Morris.”
“Kenapa, Tuan Jenkins?”
“Maaf sebelumnya Tuan Morris. Kenapa saya harus menjawab semua pertanyaan dari Anda? Anda seakan-akan ingin tahu urusan pribadi saya.”
Yull Morris mengambil map dari laci. Dia mengeluarkan beberapa dokumen dari sana.
“Tuan Jenkins, ini adalah informasi pribadi tentang Anda.”
Yull Morris melempar dokumen itu ke depan saya.
“Tuan Jenkins, informasi ini hanya fakta yang ada. Saya ingin mengetahui apa yang anda rasakan.”
Saya membaca dokumen itu. Semuanya benar. Mulai dari Ayah saya yang meninggal karena kecelakaan mobil ketika saya berumur 17 tahun, Ibu saya yang meninggal 3 tahun kemudian karena terjatuh di kamar mandi, Kakak perempuan saya pergi ke Latvia ikut suaminya, Anjing saya yang saya suntik mati karena menderita penyakit di perutnya. Pilihan saya untuk tidak menikah…
“Kakak Anda rutin mengirimkan surat ke rumah Anda…”
Yull Morris mengambil tumpukan amplop yang diikat dari laci. Mungkin ada 40-an lebih amplop. Semua amplop tersebut bertuliskan alamat saya di depan.
“… dan suratnya masih tersegel rapi di dalam amplopnya, Tuan Jenkins.”
“Tuan Morris, Anda menggeledah rumah saya?”
“Ya, Tuan Jenkins. Quid pro quo. Kenapa Anda tidak berkirim kabar dengan kakak Anda setelah pemakaman?”
Saya diam. Yull Morris menatap saya dengan tajam. Entah kenapa, saya tidak berani melihat matanya.
“Quid pro quo, Tuan Jenkins…”
“Setelah ayah meninggal, saya mengubur keinginan saya untuk masuk ke tentara. Saya bekerja serabutan selepas lulus sekolah demi menghidupi ibu saya dan kakak saya….”
Saya mengambil nafas panjang…
“Hingga suatu hari kakak saya bertemu dengan seorang yang saya kenal. Seorang yang saya dan ibu saya benci. Mereka bukan cuma bertemu, kakak saya mengandung anak dari si keparat itu.”
“Dan ibu anda terjatuh di kamar mandi karena didorong oleh kakak Anda ketika mereka beradu argumen… Apakah mereka beradu argumen tentang si pria yang anda sebut keparat itu?”
Saya hanya mengangguk.
“Cukup menjelaskan hubungan Anda dengan kakak Anda, Tuan Jenkins… Bagaimana dengan anjing Anda? Siberian Huskey hitam dan abu-abu. Anda menyuntik mati dia…”
“Namanya Mustofa.”
“Anda memberinya nama Arab… Hahahahahahahaha!!!!!”
Setelah lama memasang wajah masamnya, akhirnya Mustofa-lah yang membuat dia tertawa lepas. Saya pikir lebih baik dia tetap menggerutu saja. Melihat dia tertawa malah membuat perut saya mual.
“Oke, Mustofa… Ah… Hahaha.. Ah. Selera humor Anda bagus juga, Tuan Jenkins. Mustofa. Anda menyuntik mati Mustofa dua bulan setelah Ibu anda dimakamkan dan Kakak anda pergi ke Latvia. Kenapa, Tuan Jenkins? Padahal saya dengar Anda sangat sayang dengan Mustofa.”
“Anda sudah membacanya di dokumen yang ada di depan Anda, Tuan Morris. Apa saya harus membacanya lagi untuk Anda?”
“Please, Mr Jenkins.”
Saya mengambil dokumen tentang data pribadi saya dan membacanya di depan Yull Morris.
“Karena penyakit perut, Tuan Jenkins?”
“Ya, dan karena itu umurnya tidak akan lebih dari sebulan. Saya tidak tega melihat Mustofa harus menderita seperti itu, Tuan Morris.”
“Saya tidak pernah memelihara seekor anjing seumur hidup saya, Tuan Jenkins… Anggap saja saya percaya dengan cerita tragis Mustofa.”
“Anda menganggap saya berbohong, Tuan Morris?”
“Tidak, Tuan Jenkins. Shall we continue?”
Saya mengangguk.
“Anda tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan wanita. Kenapa, Tuan Jenkins?”
“Saya tidak ingin terikat komitmen setelah Ibu saya meninggal, Tuan Morris.”
“Dan karena Anda juga mandul, Tuan Jenkins.”
“Maaf Tuan Morris?”
“Ya, karena Anda mandul. Anda pasti sudah tahu itu, Tuan Jenkins.”
“Jika Anda, Tuan Morris, sudah tahu kalau saya belum menikah adalah karena saya mandul, kenapa Anda harus bertanya?”
“Tuan Jenkins. Pertama, saya bertanya kenapa anda tidak memiliki hubungan spesial dengan wanita. Bukan kenapa anda belum menikah. Kedua, hubungan spesial dengan wanita tidak harus terikat dengan komitmen. Ketiga, Anda masih malu dengan kondisi Anda yang mandul.”
Saya terdiam.
“Tuan Jenkins, kapan Anda tahu kalau Anda mandul?”
“8 Tahun yang lalu, Tuan Morris.”
“Tuan Jenkins, Anda sudah hidup soliter semenjak kematian Ibu Anda, dan saya yakin Anda sudah sangat terbiasa dengan kesoliteran itu. Bahkan Tuhan memantapkannya dengan menganugerahi Anda kemandulan. Anda adalah orang yang benar-benar saya cari.”
“Saya sudah tidak percaya Tuhan semenjak Ayah Saya meninggal, Tuan Morris.”
“Oh, jangan hipokrit Tuan Jenkins. Tuhan itu ada, dan saya yakin Tuhan dari seorang soliter seperti Anda adalah diri Anda sendiri. Anyway, ini adalah gambar-gambar yang Anda buat ketika SD.”
Yull Morris mengeluarkan tumpukan kertas dari lacinya. Ada yang bergambar bumi, bulan, dan saturnus, bergambar pesawat ulang alik yang lepas landas, astronot yang berdansa dengan alien di orbit Mars, dan astronot yang melepas helmnya dan berpose memberikan jempol. Ada tulisan Richard di atas astronot itu.
Yull Morris berdiri dan menyalami saya.
“Kenapa anda di sini Tuan Jenkins? Karena Celestial Enterprise selalu berusaha yang terbaik untuk mewujudkan mimpi mereka yang sudah melupakan mimpinya.”
Saya masih menatap kosong. Heran.
“Selamat bergabung di Celestial Enterprise, Tuan Richard Jenkins. Sang Astronot.”
Yull Morris berjalan menuju elevator. Dia berhenti sebentar di depan Mark Chapman. Mereka berbisik sesuatu.
——————————
“Bagaimana menurut Anda, Tuan Morris?”
“Jawabannya banyak yang dusta. Siapkan segalanya untuk Jenkins. Saya ingin lusa dia sudah siap untuk dilatih sebagai Astronot.”
“Siap Tuan Morris. Oh, tadi istri Anda menelepon. Anjing anda sudah pulang ke rumah.”
“Syukurlah. Terima kasih Tuan Chapman.”
Mark Chapman membungkuk ketika Yull Morris berjalan masuk ke elevator.
-Bersambung-
Tolitoli, 15 Maret 2015
0 notes
sersanmerica · 10 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
This is my rough blueprint for branding a little city in Celebes, Tolitoli (2)
2 notes · View notes
sersanmerica · 10 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
This is my rough blueprint for branding a little city in Celebes, Tolitoli (1)
2 notes · View notes
sersanmerica · 10 years
Conversation
Ketika Harvey Dent Dipanggil Tole
Tole : Cung, nyahopo sampeyan pesen kopi ireng loro langsung?
Kacung : Tombo ngantuk Le... Bengi iki arep caturan karo Pak RT
Tole : Lha awakmu kan iso pesen gentian. Nek langsung loro opo salah sijiné gak adem sek?
Kacung : (ngombe kopi, terus disemprotne nang raine Tole)
Tole : Asu kowe... Nyahopo mbok semprotke aku?
Kacung : Panas Le...
Tole : Lha ngerti beluk e isih kemebul ngono mbok ombe??
Kacung : Aku lagi sadar pas mbok omongi mau Le, iki mengko mesthi salah sijiné adem. Dadi tak ombe saiki njen kopi sithok e gak terlalu adem pas tak ombe. Tapi ternyata panas nemen e...
Tole : (ngukur pipi kiwo e terus narik sesuatu. Di dhelok kok yo koyok kulit campur daging. Di ambu koyok daging bakar)
Kacung : Waduh Le, sepurane. Kethok e setengah raimu keno luka bakar goro tak semprot kopi panas.
Tole : Son of a *****
That's life. Full of opportunities. If we're not ready to take them all, we'll be spit that opportunities into someone face. Good night.
From Tolis with Love
February 26th 2015
0 notes
sersanmerica · 10 years
Link
Sudut pandang menarik tentang bisnis kuno yang evergreen
0 notes
sersanmerica · 10 years
Text
Imlek Bersama Tukang Obat dan Sihir yang Antiklimaks
Tumblr media
Selamat ber-Imlek ria bagi saudara jauh saya.
Kalau rencana saya, Imlek tahun ini saya habiskan di rumah dan bertandang ke nikahan kawan sejawat waktu SMA dan kuliah di ITS dulu. Apa daya, akhir Januari kemarin saya dianugerahi hak spesial untuk berdinas selama seminggu di Jawa sehingga ada perasaan tidak enak untuk kembali ke Jawa lagi dalam rentang waktu cuma dua minggu.
Sudah jadi “sinonim” kalau Imlek itu adalah hujan. Orang di kantor tahu hal itu, sehingga di libur kali ini tidak ada rencana untuk pergi ke pantai seperti biasa. Saya memutuskan untuk mencari agenda sendiri dengan mencari gambar di klenteng, berharap bisa mengabadikan momen para minoritas tapi penguasa Tolitoli dari balik layar, Etnis Tionghoa, dengan tradisi Imlek-nya.
Sekali lagi, apa daya ternyata Tionghoa di sini “not into Chinese New Year celebration”. Mereka lebih suka berdoa sendiri di klenteng yang mereka buat di atas rumah mereka. Klenteng besar di Tolitoli sepi. Hanya diramekan beberapa polisi yang masih ragu dengan toleransi tinggi antar umat beragama yang dimiliki warga Tolitoli.
Sore hari, saya menyisir pantai Tolitoli berharap menemukan sesuatu untuk diabadikan. Saya berasa seperti Lou di Nightcrawler. Bedanya kalau Lou untuk uang, saya untuk personal muse apabila foto-foto saya diapresiasi di dunia maya (saya diwasiatkan oleh seseorang untuk “find another muse”). Saya melihat ada kerumunan massa di taman samping pasar Susumbolan (pasar dengan fasilitas panggung yang terletak di pesisir Tolitoli).
Saya parkir motor atasan saya. Saya datangi kerumunan itu dan saya melihat sosok, mungkin anak belum baligh, yang dikafani dengan kain ungu. Ada pria paruh baya yang berpakaian seperti Sunan Maulana Malik Ibrahim. Saya bisa melihat tato di lengan kirinya ketika dia menyingsingkan lengan baju.
Tumblr media
Pria paruh baya yang mengaku berasal dari Gorontalo ini melakukan “demo” yang dia sebut "ILMU". Dia meng-klaim orang dibalik kafan ungu bukan perempuan, bukan mati (dia bilang “Kalau anak ini mati, dia masuk kubur dan saya masuk penjara”), bukan pula hidup. Orang dibalik kafan hanyalah setengah mati dengan mata ditutup kain (supaya tidak bisa melihat), leher diikat dengan tali (supaya susah bicara), dan kaki tangannya juga diikat (supaya tidak bisa bergerak bebas). Kyai bertato itu “nggedabrush” kalau lewat “ILMU” yang dia punya, dia bisa membuat orang dibalik kafan bergerak, berbicara, bahkan menghitung jumlah penonton yang melihat pertunjukan itu.
Tumblr media
Berbekal batu-batu yang lagi “hype” semacam Ikan Lohan waktu saya SMA, dia “menyemprot” mic bertutup sobekan kain sarung yang dia bawa. Komat-kamit dengan meminjam nama Gusti Allah, orang dibalik kafan ungu itu menggelinjang, berdiri, dan lompat lompat menghampiri para penonton. Seperti teror pocong Nigga hipster di sore bolong. Atau boleh saya bilang, eksploitasi manusia dengan Sami’na wa Ato’na kepada orang yang meminjam nama Gusti Allah.
Tumblr media
“ILMU” (yang menurut perspektif saya adalah Sihir murahan) semakin dibawa ke puncak oleh narasi kyai bertato itu. Dia berdakwah betapa pentingnya Ilmu dan betapa tak bergunanya orang tak berilmu.
Tumblr media
“Ilmu itu bisa Anda dapatkan dari Al Quran bagi yang muslim, dan Alkitab bagi yang Kristen”
Terlepas dari praktik“ILMU”yang dia lakukan, saya tertarik dengan kyai bertato ini.“Dabrush” annya entertaining layaknya MC sirkus keliling. Nada dan tempo bicaranya semakin tinggi ketika menuju klimaks pertunjukannya. Dia mengaku bisa merubah orang dibalik kafan menjadi perempuan dengan mata dan telinga keluar darah.
Tumblr media
Ya, dia menjanjikan “Grotesque” dan “Transgender” di satu pertunjukan.
“Para penonton silakan mendekat, tapi jangan offside dan jangan lari. Kalau penonton lari terbirit-birit, saya juga ikut lari.”
Tumblr media
Kata-kata yang keluar dari kyai bertato ini membuat saya semakin excited untuk mengambil momen ketika pertunjukan rating R ini terjadi. Saya mencari spot bagus agar bisa menangkap perubahan orang dibalik kafan secara dramatis. Agak susah sebenarnya, karena penonton pada merapat ke arah orang berkafan ungu. Beberapa penonton (kebanyakan ibu-ibu) ada yang pulang karena mungkin tidak tega membayangkan seorang anak yang belum mimpi basah harus menjadi wanita dengan darah keluar dari semua lubang.
Tumblr media
Saya masih muter-muter di kerumunan mencari spot, kyai bertato itu sudah menyuruh dua asistennya yang mungkin juga belum mimpi basah, untuk menutup orang berkafan ungu dengan tutup yang sekilas mirip keranda, kecuali tutup itu berbentuk segitiga. Ketika ditutup, keranda segitiga itu bergoyang seperti rumput belukar di pinggiran kenjeran tiap malam minggu. Saya mendengar suara orang dibalik kafan ungu itu bersuara. Suaranya seperti suara orang tercekik. Mungkin dia berusaha mengucapkan “Last Will” atau mungkin “Bajinguk pak Kyai iki, aku durung tahu kelon kok wes dijak sakratul maut”.
Tumblr media
Saya semakin excited. Saya membayangkan ketika keranda dibuka, orang itu sudah bebas dari belenggu kafan dan tali. Orang itu sudah menjadi wanita berambut panjang berekspresi datar, mata melotot bak mau keluar dari wajah pucatnya, darah keluar dari mata, mulut, hidung, dan telinganya. Tapi kalau memang benar begitu, tulisan ini tidaklah berjudul Sihir yang Antiklimaks.
Tumblr media
Keranda dibuka, masih ada kafan ungu dengan orang dibaliknya. Keranda ditutup lagi. Kyai itu kembali lagi “ndabrush” tentang ILMU. Kali ini ditambahi materi batu akik. Dia bilang kalau akik yang dia pakai membuat dia kebal senjata. Dia mengambil golok dan mulai melakukan pertunjukan debus.
Tumblr media
“Bro, mana Prestige-nya?” ujar saya dalam hati.
Tapi saya ingat, mungkin kyai bertato dan asisten-asistennya belum pernah nonton the Prestige. Saya bersabar saja.
Kyai bertato itu memanggil penonton untuk memegang batu akik yang dia bawa. Banyak yang ragu-ragu untuk menjadi sukarelawan. Majulah seorang pria mungkin berumur 20-an. Pria itu dari Gorontalo. Konspirasikah? Hanya Tuhan dan sesama orang Gorontalo yang tahu.
Pria itu memegang batu akik pemberian kyai bertato. Kyai bertato menyabet-nyabet pria itu dengan parang dan secara terduga tidak ada lecet di kulit pria itu. Apakah karena batu akik itu?
Tumblr media
“Jangan percaya dengan tenung dan kekuatan batu akik. Ini karena ILMU!!!”
Dengan munafiknya kyai bertato itu mengatakan sebab musababnya pria Gorontalo itu selamat dari bacokan parangnya. Saya katakan munafik karena saya sudah jenuh menunggu atraksi ala horor buatan Eli Roth yang dijanjikan pak Kyai.
Tumblr media
“Ndabrush”-annya semakin nggak jelas bagi saya, tapi jelas bagi penonton yang lain. Kyai bertato itu mulai berbicara medis 101. Asam urat, diabetes, impoten, dsb. Dia mulai membagi-bagikan obat yang dari jauh seperti promag. Dia meng-klaim lagi bahwa obatnya bisa mengobati bla-bla-bla-bla-bla-bla-bla…..
Tumblr media
Twist banget Kyai yang satu ini. Demi obat yang harganya seikhlasnya dia sampai mem-build pertunjukan seperti ini. Menaikkan simpati dan keingintahuan massa dengan nasib orang dibalik kafan ungu kemudian diputar menjadi kebutuhan orang untuk sehat dengan harga yang seikhlasnya. Saya tidak tahu apakah orang yang membeli obat semacam promag itu mendapatkan kesehatan yang seikhlasnya atau tidak, tapi yang jelas saya kecewa dengan Sihir yang Antiklimaks  punya pak kyai bertato dan dua asistennya yang berumur tanggung. Saya juga masih penasaran dengan nasib orang dibalik kafan ungu. Ketika saya datang, dia sudah dikafani dan ketika sudah bubar, dia masih teronggok berselimut kafan. Saya mau telepon Ghostbuster tapi kok ya di lagunya nggak pernah nyebutin nomor telepon yang bisa dihubungi…
Tumblr media
Ada quote yang saya sukai dari kyai bertato itu.
“Untuk kesembuhan Anda, minum obat ini dengan membaca (dia melantunkan kalimat-kalimat berbahasa arab) bagi yang muslim, membaca (mungkin petikan ayat di Alkitab) bagi yang kristen, membaca (mungkin juga doa bagi umat Hindu) bagi yang Hindu, kemudian minum air untuk mendorong obatnya. Dan bagi yang tidak beragama…. Minum obat ini, jangan membaca apa-apa, tapi jangan didorong pakai air. Dorong pakai linggis. Karena saya tidak tahu doa orang yang tidak beragama.”
Tumblr media
PS : Foto-foto yang ada di sini saya ambil menggunakan Olympus OM-D EM 10 saya dengan lensa 40-150mm 1:4-5.6 R dan 14-42mm 1:3.5-5.6 EZ.
Sore di Imlek tahun 2015 Tolitoli, 19 Februari
1 note · View note
sersanmerica · 10 years
Text
Nuovo Cinema di Miniera
Tumblr media
Saya masih ingat, dulu hampir tiap malam saya dicekoki ayah saya film-film martial arts dan action dari yang berkelas (Die Hard dan Losmen Naga) hingga kelas B (semua film Cynthia Rothrock). Kebiasaan itu yang membuat saya dulu punya pandangan, kalau nggak main pukul dan banyak bacot, itu bukan film. Pandangan itu bertahan hingga saya membaca majalah Movie Monthly punya teman waktu SMA.
Berawal dari artikel preview film Ocean 12, penulis menyebutkan bahwa film ini adalah Ensemble Cast para artis kaliber Oscar. Iseng saya membuka-buka buku pintar Iwan Gayo untuk melihat daftar pemenang Oscar dari tahun ke tahun. Timbul pertanyaan di benak saya, kalau Oscar adalah apresiasi untuk film yang terbaik tiap tahunnya, kenapa film-filmnya Van Damme dan Steven Seagal yang bagus banget tidak pernah dilirik Oscar? 
Seperti apa sih definisi film bagus menurut Oscar?
Pertanyaan itu menuntun saya ke film Forrest Gump. 
"Film ini Gila!!!" batin saya. 
Tapi Forrest Gump hanyalah kunci buat mendedikasikan waktu luang saya untuk film. Shawshank Redemption-lah yang benar-benar membuka mata saya bahwa Oscar bukan mutlak jaminan mutu untuk film yang "worth your time". Di sanalah saya mengenal IMDb. 
IMDb (terlepas sistem rating-nya yang nggak tepat sasaran) adalah akar dari saya mengenal 15 film berikut ini. Film yang secara saya pribadi adalah terbaik yang pernah saya tonton. Daftar ini saya urutkan berdasarkan seberapa besar "ngena" nya di ingatan saya. 
Silakan dibaca, mungkin dicari filmnya di situs torrent, terus diunduh, dan kalau nggak mau repot, bisa minta ke saya. Chequi....
15. The Rocky Horror Picture Show (1975, Sutradara : Jim Sharman)
Tumblr media
Banyak teman saya pernah bertanya, "apa maksud tulisan Cult di folder filmmu, Wan?"
Kalau dulu saya bingung bagaimana mendeskripsikan kata Cult di film, tapi sekarang sudah ada film The Rocky Horror Picture Show sebagai deskripsi dari Cult. (kalau perlu saya ada Nekromantik, Salo, atau Ichi the Killer untuk deskripsi Cult yang lebih cadas)
Cult bagi saya adalah film yang "nggak jelas ini film tentang apa" dan Rocky Horror adalah tipikal "ini film apa sih?", tapi lagu, koreo, set, dan karakternya bak ekstasi bagi saya... Nagih untuk dikonsumsi.
Vampire metro-nympho-biseksual nan flamboyan yang terobsesi membuat makhluk untuk pendamping hidupnya. Disertai joget sana-sini dengan lagu rock yang catchy dan penari latar yang sepertinya amatiran, but dude... That's gold. 
Perpaduan material yang semacam murah nan stensil malah membuat film ini sebagai film musikal paling terpatri di ingatan saya. Apalagi scene entrance-nya Dr. Frank-N-Furter (Tim Curry) yang membuat saya aware "This queer will be an awesome faggot."
14. Pan's Labyrinth (2006, Sutradara : Guillermo Del Toro)
Tumblr media
Jika Harry Potter punya novel, franchise raksasa, dan Emma Watson.... Pan's Labyrinth hanya punya cerita. 
Dan ceritanya kalau saya boleh bilang adalah yang terbaik di antara film-film fantasi dan dongeng yang melibatkan anak di bawah umur (Seri-seri awal Harry Potter, Golden Compass, Narnia, dan Home Alone). Guillermo del Toro mungkin lagi kesambet arwah Brother Grimm ketika menulis El Labirinto del Fauno. Graphic violence dengan aroma fasis dan dongeng sebelum tidur? Hombre, you must be kidding.
Scene stealer di film ini menurut saya adalah Om Vidal. Dia adalah villain with style. Leluhur Joker dan Sepupu Hitler. Seorang Fasis yang punya motif yang kuat untuk menjadi antagonis di film ini. 
Jujur, film ini menjadi inspirasi bagi saya untuk menulis cerita beraroma supernatural dan fantasi dari sudut pandang yang lain.
13. George Harrison : Living in the Material World (2011, Sutradara : Martin Scorsese)
Tumblr media
Saya suka banget dengan George Harrison dan film ini adalah tentang George Harrison yang dibuat oleh Martin Scorsese berdurasi selama 3.5 jam!!! 
Banyak sekali footage the Beatles yang sepertinya baru terpublish secara umum lewat film ini (Foto header tumblr saya berasal dari hasil capture film ini). Bercerita kronologis dari George lahir hingga meninggal dengan sisipan testimoni dari Dhani Harrison, Ray Cooper, Terry Gilliam, Ringo Starr, Paul McCartney, Eric Idle, dan Eric Clapton. 
Saya tidak bisa berkata banyak tentang film ini. Murni hanya subjek dari dokumenter yang membuat film ini favorit bagi saya. George Harrison, orang hebat yang nggak macem-macem tapi karyanya sudah macem-macem.
"Life goes within you and without you." -George Harrison-
12. The Killing Fields (1984, Sutradara : Roland Joffe)
Tumblr media
Film ini rilis ketika hype perang vietnam di dunia perfilman lagi tinggi. Pada jamannya penonton bioskop terpesona oleh pesona Rambo yang memenangkan perang vietnam atau mimpi buruk perang vietnam ala Apocalypse Now. Hampir semua film perang vietnam yang beredar di akhir 70-an dan awal 80-an mengambil sudut pandang pemegang senapan.
The Killing Fields. Film Inggris yang mengambil tema perang dari sudut pandang pemegang kamera. Film ini juga bukan tentang perang vietnam, tapi dampak perang vietnam terhadap negara tetangganya, Kamboja. 
Memang Oscar ada di tangan Haing S. Ngor yang berperan sebagai Dith Pran, wartawan lokal Kamboja, tapi karakter Sydney Schamberg yang diperankan oleh Sam Waterston yang memberikan kesan bagi saya. Seorang jurnalis New York Times yang berdedikasi penuh kepada berita yang dia buru. Saya masih ingat opening monolog dari Sydney 
"Cambodia. To many westerners it seemed a paradise. Another world, a secret world. But the war in neighboring Vietnam burst its borders, and the fighting soon spread to neutral Cambodia. In 1973 I went to cover this side-show struggle as a foreign correspondent of the New York Times. It was there, in the war-torn country side amidst the fighting between government troops and the Khmer Rouge guerrillas, that I met my guide and interpreter, Dith Pran, a man who was to change my life in a country I grew to love and pity."
Sinematografi dan set-nya epic dan detail. Chaos sebuah negara yang disebabkan oleh perang saudara divisualkan begitu nyata oleh Roland Joffe. Kebrutalan Khmer Merah, lagak Amerika sebagai polisi dunia, dan kehidupan keras para jurnalis perang.... Just great.
11. Monty Python and The Holy Grail (1975, Sutradara : Terry Gilliam dan Terry Jones)
Tumblr media
Salah satu aset berharga yang pernah dimiliki Inggris adalah Monty Python. Grup lawak nggak jelas yang beranggotakan Terry Gilliam, Terry Jones, Eric Idle, John Cleese, Michael Palin, dan Graham Chapman ini telah mengubah wajah sketsa komedi di dunia. Guyonan mereka pada nggak jelas tapi surprisingly hilarious. Cek aja film bioskop pertama mereka yang bercerita tentang Raja Arthur cs yang berpetualang mencari cawan suci. 
Diawali dengan debat tentang bagaimana bisa ada kelapa di dataran Inggris hingga Raja Arthur yang ditangkap oleh polisi Inggris. I wonder, what kind of drugs they consume when they write this movie?
Banyak percakapan berbau satir di film ini (jelas sekali personil Monty Python nggak mau pendidikan tinggi yang mereka emban sia-sia), mulai dari tentang Tuhan, hierarki pemerintahan, narsisme, dan sebagainya. 
Pertama saya menonton film ini, langsung saya tonton 3 kali selama 3 hari berturut-turut. Joke-nya yang.... ah susah mendeskripsikannya... itu benar-benar bisa membuat saya ketawa walaupun diulang-ulang. Quote di film ini juga banya disadur oleh beberapa game seperti "Black knight will triumph" dan "It's only a flesh wound". 
Konon film ini yang menginspirasi Peter Jackson membuat trilogi Lord of the Ring. 
10. Seven Samurai (1954, Sutradara : Akira Kurosawa)
Tumblr media
Siapa sih yang nggak terkesan setelah nonton film Seven Samurai? 
Epos karangan seorang pelukis yang bernama Akira Kurosawa ini membawa samurai ke literatur pop modern. Bahkan sutradara legendaris Hollywood, John Sturges, me-remake film ini dengan judul The Magnificent Seven (konon katanya Akira Kurosawa nggak merestui film ini).
Saya selalu excited dengan tema seorang alpha male bertualang mencari kawanan yang lain untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Konsep seperti itu biasanya selalu berkutat di aksi dan komedi, tapi tidak dengan Seven Samurai. Akira Kurosawa memasukkan persepsi dia tentang kondisi Jepang saat itu di film ini. Mulai dari kemiskinan, kapitalisme, dan modernisasi Jepang. 
Lha menurut sampeyan kondisi apa yang membuat orang desa mencari ronin? Terus dengan apa ronin itu dibayar? Dan benda apa yang membuat keempat lakonnya mati?
9. Whiplash (2014, Sutradara : Damien Chazelle)
Tumblr media
Ini yang gress di daftar... Whiplash. 
Kemarin malam saya baru saja menonton Whiplash, setelah dikecewakan oleh Nightcrawler. Awal saya mengira ini adalah film tentang drummer band rock, ternyata tidak. (bahkan poster di kamar Andrew menegaskannya, "If you don't have ability, you wind up playing in a rock band"). Ini tentang Andrew, drummer dan pelajar sebuah sekolah musik yang berusaha mengaktualisasikan diri dengan bergabung ke band milik Fletcher (J.K. Simmons). 
Kalau digarap sama Raam Punjabi mungkin cerita tersebut bisa menjadi film semacam Bukan Bintang Biasa-nya Raffi Ahmad, tapi cerita yang klise nan so sweet potential banget ini bisa dibuat "WAOW" oleh Damien Chazelle. Berawal dari film pendek yang dia buat di tahun 2013 dengan judul yang sama, Damien dibantu oleh Ivan Reitman dkk untuk membesarkan dan memanjangkan Whiplash menjadi film yang sekarang menjadi nominator Oscar 2015. 
Memang ini adalah film dengan dua karakter, Andrew dan Fletcher. Tapi cukup dengan dua karakter itu untuk mengisi penuh film ini. Sorotan penonton jelas ke Fletcher-nya J.K. Simmons. Seperti renkarnasi Drill Sergeant di Full Metal Jacket.
Hal di luar film ini yang membuat saya amaze adalah betapa mudanya sutradara film ini. Ketika umur 35-an masuk kategori sutradara berbakat dan umur 40-an adalah kategori sutradara muda, bagaimana dengan Damien Chazelle? Dia baru umur 29 tahun lho....
8. The Apartment (1960, Sutradara : Billy Wilder)
Tumblr media
Ada (500) Days of Summer untuk Rom-Com favorit... Itu sebelum When Harry Met Sally. Ada When Harry Met Sally sebelum saya menonton The Apartment. Sesudah The Apartment? Mungkin susah.
Film Rom-Com besutan sutradara favorit saya, Billy Wilder, ini bener-bener manis. Bahkan kalau menurut saya, film ini masih tidak berkesan kuno untuk ditonton sekarang. 
The Apartment adalah When Bud Met Frank dengan relationship nggak jauh beda dari Tom dan Summer. Bud, the Nice Guy like Tom Hansen, adalah pekerja asuransi dan Frank, the One for the Nice Guy but not b*tch as Summer, adalah operator lift di tempat Bud bekerja. Bud cinta dengan Frank, Frank suka dengan Bud. Simple as that, cliche as that...
Tapi tidak jika dipoles oleh Billy Wilder. Berpengalaman dengan film-film noir yang berkualitas, Billy menambahkan konflik di antara mereka, yang di mana konfliknya sendiri sebenarnya cukup kejam. Ditambah dengan dialog-dialog cerdas dan mengalir spesialisasi Billy Wilder, jadilah The Apartment menjadi Rom-Com (plus Black Comedy) yang sangat berkesan bagi saya. Lebih dari (500) Days of Summer dan When Harry Met Sally.
7. Brazil (1985, Sutradara : Terry Gilliam)
Tumblr media
Saya menonton ini dan bingung mengklasifikasikan film ini ke genre apa... 
Film ini bener-bener sempurna dari segi teknik dan cerita. Film terbaik yang pernah dibuat oleh Terry Gilliam. Satir, gelap, konyol, mind-blowing, imajinatif, surreal, dan underrated. 
Saya adalah PNS dan ini film tentang PNS + SciFi + Fantasi + Action + Filosofis. Seorang pelaksana (mungkin golongan III/A) di seksi arsip harus menjalani hidup dengan rutinitas yang nggak jauh beda dengan apa yang saya jalani. Semenjak dia bermimpi tentang seorang bidadari (mungkin semacam mimpi basah), Sam menemukan apa yang harus dia lakukan. Mencari bidadari itu.
Tapi hidup di dalam sistem birokrasi membuat Sam mempunyai banyak hambatan untuk mencapai mimpinya. Ada ibunya yang rewel nan narsis yang memaksa Sam untuk pindah ke seksi yang lebih bonafit, temannya yang sudah memiliki posisi berpengaruh di sebuah sistem birokrasi, lingkungan yang terikat kaku dengan aturan, dan tuntutan pekerjaan yang sebenarnya tidak diinginkan oleh Sam. 
Film ini menyindir dan menyinyir konsep utopia yang ada di pikiran mayoritas manusia. Kesejahteraan yang ternyata harus dibayar dengan ketakutan untuk tidak sejahtera. Kesempurnaan yang harus dicapai ternyata dibayangi dengan ketakutan untuk tidak sempurna. 
Untuk ending film ini? Bagi saya tidak ada twist. Hanya ironi.
6. Stand By Me (1986, Sutradara : Rob Reiner)
Tumblr media
Terakhir saya menonton film ini adalah ketika saya berhadapan dengan fakta bahwa saya akan berpisah dengan teman-teman baik saya karena SK (Surat Keputusan) Penempatan sudah keluar. Saya menonton ini malam selepas saya pulang dari kantor. Di ending, saya cuma bisa tersenyum. I never had any friends later on like the ones I had when I was in internship. God, does anyone?
Sama seperti The Killing Fields, opening monolog dari tokoh utama sudah memberikan kesan yang melekat di pikiran saya.
"I was 12 going on 13 the first time I saw a dead human being. It happened in the summer of 1959-a long time ago, but only if you measure in terms of years. I was living in a small town in Oregon called Castle Rock. There were only twelve hundred and eighty-one people. But to me, it was the whole world."
Film ini sangat sederhana, mulai dari cerita, karakter, dan konflik. Cuma tentang 4 anak yang bersahabat yang berpetualang keluar kampungnya untuk menemukan mayat anak yang tertabrak kereta. Ada Gordie yang introvert semenjak ditinggal mati kakaknya (dan representasi Stephen King sendiri), Chris yang berani tapi pesimis dengan masa depannya, Teddy yang nekat dan sangat Republikan, dan Vern yang penakut dan bully-able. Petualangan mereka dibentrokkan dengan rombongan geng liar beranggotakan pemuda tanggung yang juga mencari mayat anak itu.
Tapi jangan tanya dengan lantunan plot dan dialog dari film ini... Rob Reiner mengolahnya menjadi melodrama persahabatan yang susah dilampaui oleh film bertema sejenis. Saran, tonton film ini ketika akan melepas sahabatmu dan rasakan sensasinya....
5. My Neighbor Totoro (1988, Sutradara : Hayao Miyazaki)
Tumblr media
Oke, harus saya akui bahwa film Studio Ghibli yang selalu membuat saya menangis adalah Totoro. Weird but that's a fact. 
Hotaru no Haka hanya membuat saya menangis di tontonan pertama. Kedua dan seterusnya biasa saja. Spirited Away bikin senyum-senyum saja. Apalagi Porco Rosso... Tapi Totoro lain.
Miyazaki bener-bener detil memvisualkan kehidupan anak kecil di pedesaan. Saya yang menghabiskan masa kecil saya di desa merasa bahwa film ini membangkitkan kenangan tempo dulu. Selalu gatel kalau lihat ranting kayu. Pengen banget dijadiin pedang dan disabet-sabet ke ilalang. Selalu bertanya-tanya apa yang bersembunyi di lebatnya daun pohon beringin. Miyazaki menangkap atmosfir masa kanak-kanak dengan sempurna lewat Totoro.
Semua karakter yang ada di Totoro ibarat Mickey Mouse di Walt Disney. Menjadi simbol dari Studio Ghibli. Ikon budaya pop Jepang berskala Internasional. Bahkan Totoro sendiri sempat menjadi cameo di Toy Story 3. 
Don't you know that Totoro is one of God of Death in Japan? 
4. Taxi Driver (1976, Sutradara : Martin Scorsese)
Tumblr media
Lou di Nightcrawler? Driver di Driver? Leon di Leon the Professional? Rorschah di Watchmen? 
Bagi saya mereka adalah pewaris tahta Travis Bickle, kelelawar berkedok sopir taxi introvert yang memandang dunia hitam dan putih. Paul Schrader dan Martin Scorsese benar-benar berhasil menciptakan karakter yang luar biasa. 
Banyak dari teman saya tidak menemukan hal yang menarik dari film ini, terutama endingnya.  Saya tidak bisa menikmati film ini jika saya paksakan mencerna cerita runtut dari awal cerita hingga akhir seperti membaca novel atau cerpen. Saya menikmati film ini denga mencerna dari adegan per adegan secara terpisah, seperti jurnal. 
Iya, Taxi Driver lebih seperti ke jurnal pribadi Travis Bickle. Saya masuk ke persepsi dia. Melihat "sampah" yang berserakan di jalanan dan berpikir seperti Travis. Seakan-akan saya memaklumi semua yang dilakukan Travis. Padahal saya dan mungkin kamu tidak tahu latar belakang Travis. Dia tiba-tiba muncul di awal film tanpa penjelasan dan flashback sepanjang film. Dan saya menyukainya.
Ada yang bilang film ini plagiat dari film India (saya lupa namanya) yang juga menceritakan tentang kehidupan supir taksi di Delhi. But do I look care? 
3. Nuovo Cinema Paradiso (1988, Sutradara : Giuseppe Tornatore)
Tumblr media
Adalah nama External Hard Drive yang saya khususkan untuk koleksi pribadi film saya dan juga nama sebuah film tentang cinema.
Ada beberapa hal yang membuat film ini spesial. 
Pertama adalah ceritanya. Seberapa banyak kita melihat film tentang romantisme bioskop? Setahu saya hanya film ini dan Janji Joni. Sialnya Janji Joni rilis jauh telat setelah film ini rilis. Nuovo Cinema Paradiso bercerita tentang kecintaan Toto terhadap bioskop yang bernama Cinema Paradiso. Bersama proyeksionis yang bernama Alfredo, Toto menjalani banyak cerita di bioskop itu. Mulai dari cinta dan kehilangan. Tapi ingat, romantisme Italia itu tidak sebasi romantisme western...
Kedua adalah setingnya. Film-film Italia terkenal dengan gayanya yang memasukkan seting sebagai storyteller. Begitu pula dengan film ini. Bangunan tua di film ini bercerita perubahan kultur penduduk setempat dari masa ke masa. Keseharian penduduk sekitar ikut menghidupkan suasana di film ini. 
Ketiga adalah musiknya. Come on man... Ennio Morricone? Beliau adalah jaminan mutu semutu-mutunya atas scoring yang menawan.
Keempat adalah endingnya. Romantisme film ini berada di klimaksnya....
2. It's Wonderful Life (1946, Sutradara : Frank Capra)
Tumblr media
Beberapa orang mengajarkan bahwa kita harus mensyukuri apa yang sudah Tuhan beri kepada kita, karena masih ada orang yang lebih kurang beruntung daripada kita....
It's a Bullsh*t....
Bagaimana kita bisa menghakimi orang lain kurang beruntung dari kita hanya karena kita punya pekerjaan dan mereka tidak? Kita punya rumah dan mereka tidak? Kita lulusan perguruan tinggi dan mereka hanya lulusan SD? Bagi saya bersyukur seperti itu hanyalah pembenaran atas keterbatasan kita.
Terus apa hubungannya dengan film ini?
Lewat film ini saya belajar untuk bersyukur dengan cara yang tepat menurut saya, yaitu merenungkan apa yang telah kita berikan kepada sekitar kita kemudian bersyukur telah diberikan kesempatan sampai sejauh ini.
George Bailey sempat berpikiran untuk mengakhiri hidupnya karena uang untuk melunasi hutang usaha keluarganya hilang. Malaikat datang dan menawarkan bantuan. George Bailey ingin dia tidak pernah hidup di dunia ini. Malaikat mengabulkannya. Lingkungan sekitar George Bailey langsung berubah drastis.
Bagaimana kalau saya tidak pernah melakukan hal kepada sekitar?
Bullsh*t
1. Almost Famous (2000, Sutradara : Cameron Crowe)
Tumblr media
Everything in this movie, is awesome...
Soundtrack, cerita, akting, wardrobe, setting, dan karakter, terutama Miss Penny Lane. 
I don't need to describe this movie because you can't describe your love. Pokoknya tonton saja versi Extendednya (plus 40-an menit) dan rasakan keajaiban rock n roll dan tahun 70-an. 
Daftar di atas memang tidak ada Godfather Trilogy, LOTR saga, Star Wars Saga, Shawshank Redemption, atau Casablanca. Film-film seperti itu bagus, tapi secara generally, dan saking generally-nya jadi kurang spesial. 
15 film di atas memang memenangkan award yang tidak sebanyak film lain yang di luar daftar. Mungkin juga rating-nya tidak bagus-bagus amat. Tapi ada beberapa hal di 15 film tersebut yang mengena secara personal. Itulah yang membuat 15 film di atas adalah 15 terbaik yang pernah saya tonton. 
Bagaimana dengan anda?
1 note · View note
sersanmerica · 10 years
Text
Schablone
Tumblr media
Disclaimer:
Kisah ini hanyalah fiksi. Jika ada kesamaan tokoh, harap maklum. Tokoh di sini dan sampeyan sama-sama punya nafsu. Hindari Free Sex karena di dunia ini nggak ada yang namanya Free Lunch. 
Sabtu, 7 Februari 2015
Ini adalah diary pertama gue. Hahaha, nggak nyangka kalau gue melakukan hal sekonyol ini. Damn you Indra!!! If I turned to be queer, you’ll be the first man who taste my ass. Hahaha.
Gue nggak tahu harus nulis apa di diary ini. Biasanya sih resume kegiatan hari ini.
If that shall be write, then I just write three words. I TEACH DUMBASS.
Minggu, 8 Februari 2015
Jika gue masih di Jakarta, hari ini pasti gue udah jogging di Senayan, lanjut futsal di Menteng bareng Toni, Anta, Seno, Obet, Levi, Murbi, pokoknya anak-anak CGG lah, terus nongkrong siang di rumah Anta, dan malamnya nonton bioskop bareng ……*sigh…… Ranti.
Anyway, Minggu di sini kalau kata orang Amrik “SHIT HAPPENS”. Cuma ongkang-ongkang di kontrakan, re-watch serial-serial lama. Internet juga semacam Danilla waktu nyanyi Ada Di Sana live, seloooow…. Aaargh, andai aja gue gamer berat kayak Surya.
Senin, 9 Februari 2015
Oke, saatnya kerja sosial lagi. (and meet that pathetic dumbass in a mass) Sama seperti weekdays yang dulu-dulu. Mengajar Matematika anak-anak baru tahu peradaban yang mungkin mereka aslinya pintar tapi masih kelihatan bodoh. Mungkin gue yang salah ngajar atau bisa juga “ketampak bodohan” mereka sudah nggak ketulungan….
Masa’ 6 X 4 = 16?? Emang situ Tifatul Sembiring???
Selasa, 10 Februari 2015
Surya pulang ke Bandung. Kembarannya wisuda. Dan gue harus nge-back up kerjaan dia. Ngajar IPA kelas 6. Fakkk!!! Materinya tentang perkembangbiakan makhluk hidup lagi… Dammit.
Awalnya gue bingung ngejelasin materi ini. Bagaimana nggak bingung, ngejelasin hal yang gue tahu cuma dari film bokep tapi dengan kemasan yang pas buat anak SD. Gobloknya lagi gue ngejelasin terlalu jauh keluar dari materi. Mereka bertanya bagaimana bisa ada bayi di perut ibu dan gue menjawab ada foreplay, ada ereksi, ada penetrasi, ada orgasme, tanpa ada kontrasepsi. 
Shite….I’ve gone too far.
Konyolnya waktu gue ngajar, tiba-tiba seorang siswi menstruasi dan nggak make pembalut. Gue panik dan lari ke ruang guru. It’s too sudden but, man, you should see her and everybody face when they see a blood coming from her Her. It’s priceless. Hahahaha
Rabu, 11 Februari 2015
Gue itu sebenarnya suka banget ama matematika. Gue kuliah ambil jurusan matematika, gue juga sering jadi mentor temen-temen gue waktu mau ujian kalkulus (temen-temen yang gue mentorin sekarang pada kerja di perusahaan tambang dan gue stuck ngajar dumbass donkey di somewhere only God knows where) , dan gue sempat keterima S2 Matematika ITB (mungkin kalau nggak ada Ranti gue sekarang lagi duduk di bangku kuliah denger dosen ngejelasin tentang Matematika Diskrit) tapi ketika di sini gue jadi semacam kehilangan minat dengan matematika.
Sehari-hari Cuma ngomongin jumlah kurang bagi kali dengan pemecahan sederhana, dan pendengarnya sendiri adalah mereka yang tahu penjumlahan dari pantun. Tsch…
Tadi di sekolah, Imran mendatangi gue dan ngajak gue berkelahi. Alasannya bodoh seperti tampangnya dan anaknya, Imran ngerasa anaknya tidak pantas dapet nilai 40 di pelajaran matematika gue. Lha mau gimana lagi, dia Cuma benar 4 dari 10 pertanyaan. Tapi si Imran bersikukuh kalau anaknya lagi sakit waktu mengerjakan soal. Bodoh kan….
Si kepsek muncul dengan solusi sok bijak, nyuruh anaknya Imran tes ulang. Wadefak!!! Gue iyain aja daripada debat nggak berujung ama doofus-doofus yang mungkin akan nyopot sandal mereka waktu masuk ITC.
Darn, Gue ngerasa gue bisa lebih dari sekedar begini-begini aja. Gue harus keluar dari kerjaan yang nggak jelas ini.
Kamis, 12 Februari 2015
God forbid.
Siang ketika jam istirahat, nyokap nelpon gue. Nyokap dan bokap bilang kalau mereka bangga banget sama gue yang mau mengajar di pelosok nusantara. Gue bilang ke mereka bahwa gue nggak suka hidup di sini. Gue seharusnya bisa lanjut S2 di ITB. Tapi mereka malah bilang gue harus sabar setidaknya kontrak gue habis di tahun depan. Mereka juga bilang umur gue masih terlalu muda buat jadi Magister. Ah, gue udah nggak ngerti lagi ama jalan pikiran mereka. Mungkin aja mereka nggak ngerti gue pas-nya jadi apa. Dan sekali lagi, kenapa nyokap harus membahas putusnya gue ama Ranti??? Itu udah 3 bulan lalu. Percuma aja. Nyokap sok nenangin gue kalau gue bisa dapet lebih baik dari Ranti dan ujung-ujungnya ….
“Riz, mama Cuma berpesan kamu sering beribadah di sana. Deket sama tetangga-tetanggamu di sana. Tapi ingat, mama dan papa nggak mau kamu pacaran sama orang sana.”
Ya iyalah… Mendingan homo ama Surya daripada pacaran ama orang sini.
Jumat, 13 Februari 2015
Yeay Jum’at, just another day.
Setelah nyokap nelpon kemaren, gue berusaha enjoy di sini sampai kontrak gue kelar  tahun depan. Yah, mungkin bisa diawali dengan event bareng warga sekitar.
Ada event desa di lapangan bola depan SD tempat gue ngajar. Jadi pagi-pagi warga desa berkumpul di lapangan melakukan senam bareng dan diikuti kerja bakti bersih-bersih desa. SD gue diliburkan. Di sana gue berkenalan dengan Samsiar, ibu dari siswa yang gue ajar di kelas. Surprisingly dia sedikit berwawasan daripada warga sekitar sana. Mungkin karena dia pernah kuliah di Jogja.
Awalnya dia nyamperin gue. Dia Tanya bagimana Rio, anaknya, di sekolah. Gue akuin sih, Rio juga termasuk pintar di kelasnya. Dan kami pun mengobrol cukup lama. Samsiar bercerita tentang dia pernah bekerja dua tahun di Jogja sebagai akuntan, tapi harus kembali ke sini karena orang tuanya sakit-sakitan. Dia membuka toko kebutuhan sehari-hari (which is tokonya paling besar di desa ini) dan  menikah dengan orang sini tapi harus bercerai karena suaminya kabur dengan wanita lain ketika bekerja di kapal pesiar. Jadilah dia sendirian mengurusi Rio.
Barusan tadi, si Indra nelpon gue dan klise… nanyain kabar gue.
Indra (I) : “Gimana kabarnya Bang?”
Gue (G) : “Begini-begini aja Tong….”
I : “Udah mulai nulis buku harian?? Hahahaha”
G : “Tai lu.”
I : “Lhah, Lu sendiri kan yang nanya ke gue gimana caranya move on dari Ranti tanpa bantuan internet….”
G : “Iye ye… Udah hari ketujuh gue nulis buku harian. Tiga hari lagi mungkin gue udah jadi cowok termelankolis yang pernah lu jumpai. Puas…”
I : “Emang Lu nulis apaan di buku harian Bang?”
G : “Just daily boring stuff dude.”
I : “Hahahaha, emang gimana di sana?”
G : “Entah, kok gue jadi sumpek di sini. Tapi ya gimana lagi, sabar sampai tahun depan.”
I : “Hahaha, Lu kapok jadi pengajar muda ya Bang?”
G : “Gue ambil kerjaan gini kan gara-gara dipaksa Ranti…”
I : “Oh…”
G : “Lhah setelah gue ama Ranti diterima pengajar muda, dia kemana gue kemana…LDR, putus deh…”
I : “Eh bang, katanya Ranti ditarik ke Jakarta lho buat ngurusin administrasinya pengajar muda…”
G : “Masa bodoh.”
I : “Hahahaha, kali aja Lu pengen ngerti Bang. Yaudah, gw ciao dulu. Semangat Bang!!!”
G : “Yo”
Sabtu, 14 Februari 2015
Sigh, It’s Valentine’s Day
Karena gue Jomblo, lagi nggak ada jam ngajar, dan listrik mati, seharian gue Cuma tidur sampai bosen. HP gue bunyi. Ada telepon dari Ranti.
Klise juga. Dia bertanya kabar gue. Dia bertanya bagaimana kondisi di sana. Dia bertanya hidup gue yang dimana kalau boleh jujur gue masih ngerasa fecked up setelah dia putus. Yeah, gue sepertinya sudah mulai melankolis. Tapi hey… Hidup Ranti tampak luar biasa. Dia bercerita kalau dia sekarang kerja di Jakarta tapi bukan di administrasi pengajar muda. Dia bekerja sebagai sekretaris pribadi seorang pejabat DPR. Dia tinggal mandiri di sebuah apartemen di Bintaro. Dia baru saja membeli sebuah Honda Civic. Dia… Aaaargh!!!!
Gue tutup aja telponnya.
Minggu, 15 Februari 2015
Nothing to do here, only read the same book, listen the same music, watch the same movie and serial, see the same people, eat the same food. Just left me here alone with my mind.
Gue kangen nge-bokep.
Jujur semenjak gue pacaran ama Ranti, gue udah ngebuang semua koleksi bokep gue. Hey, there was a real girl in front of me. Ranti…..
Dia manis. Rambut sebahu. Kulit sawo matang. Berkaca-mata. Gue harus membungkuk dan dia harus jinjit ketika kita berciuman. Setelah berciuman dia biasanya tersenyum. Dan kalau beruntung, kita *ehem* bercinta di kosan dia. I still hard to remember the details when we make love. Bukan karena ingatan gue lemah atau bagaimana, tapi… ah. Gue males buat melankolis.
Terkadang gue ngerasa bersalah bercinta sebelum nikah, tapi gue juga ngerasa harus bertanggung jawab dengan itu semua. Kelak ketika gue ngerasa sudah waktunya, gue akan nikahin Ranti. Eh nggak tahunya jadi seperti ini…
Besok subuh Surya baru balik. Dia barusan nelpon gue. Spontan aja gue minta koleksi bokep dia ketika dia sampai di kontrakan. Gengsi sih, karena gue selalu nertawain dia ketika gue nge-gep dia mainin ding dong-nya. Untungnya dia nggak mempertanyakan spontanitas gue.
“Jaman modern gini masih pakai cara tradisional??!!!”
My best punch line for Surya whenever he playing with his ding dong.
Surya…. Lulusan terbaik di Kampus entah namanya di Malaysia. SMP dan SMA aksel dan lulus 3.5 tahun di jurusan Biologi. He is a really really smart-ass. Setahu gue kerjaan dia kalau di kontrakan cuma masuk kamar, baca buku, nge-game di super komputernya, dan damn… he seems don’t give a feck dengan status “tahanan kota” yang dia ama gue sandang.
Lucunya gue bener-bener mengharapkan bokep dari dia lebih dari mengharapkan air dari PDAM yang mati semenjak kemarin malam.
Senin, 16 Februari 2015
Akhirnya yang dinanti datang juga. Gue ngopi bokep dari Surya ketika gue lagi ada kelas. Gue kasih ulangan mendadak ke anak-anak, gue colokin harddisk Surya ke laptop, sembari nunggu 248 GB gue baca stensilan koleksi Surya. Damn, this son-of-a- has a lot of quality stuff.
Mulai dari kisah science-fiction di mana seorang astronot Nigga bernama Nailed AndStrong (plesetan yang murahan banget) terdampar di planet yang cuma dihuni satu pramugari cantik dari pesawat luar angkasanya Virgin Enterprise, kisah plumber yang memperbaiki toilet harem tersembunyi milik Silvio Berlusconi yang dihuni oleh puluhan MILF dan “Cougar”, dan yang paling cult adalah kisah cinta dan nafsu terlarang antara Freddy S dengan beberapa istri dari pejabat teras era Orde Baru.
Gue bahkan nggak bisa ngitung berapa kali gue pergi ke toilet karena membaca stensilan koleksi Surya.
Malemnya boro boro mau cek 248 GB yang baru gue copy, lutut udah pada lemes.
Tidur deh….
Selasa, 17 Februari 2015
Ternyata cewek yang menstruasi waktu gue ngajar IPA itu bernama Ranti. 
Orang tuanya tadi pagi datang ke sekolah. Kemarin Ranti bertanya ke orang tuanya apa itu foreplay, ereksi, penetrasi, orgasme, kontrasepsi, dan mengapa dia mengeluarkan darah dari “itu”nya.
Perkara “Mengeluarkan darah” lah yang mungkin memicu orang tua Ranti khawatir. Bagaimana tidak? Orang tuanya sendiri nggak “aware” dengan masa puber anaknya. Apalagi orang tuanya tahu kalau ada banyak saksi ke-puber-an Ranti dan jadi bahan ketawaan pula.
Dan oleh sebab itulah mereka sekarang ada di depan gue. Bertanya tentang kronologis “Ranti situation”.
“Saya lagi menjelaskan tentang bagaimana ada bayi di perut ibu, tiba-tiba Tantri, teman sebangku Ranti, menjerit melihat darah keluar dari “ehem”…”
Mereka sih angguk-angguk aja. Orang tua Ranti untungnya bukan seperti Imran si Janitor yang semacam perkawinan silang Yahudi dengan Viking. Mereka kalem.
Mereka juga bertanya apa itu Foreplay, Ereksi, Penetrasi, Orgasme, dan Kontrasepsi.
“Itu cuma nama latin dari beberapa hewan yang mengandung” jawab gue.
Ternyata benar. Orang-orang sini nggak ngerti istilah-istilah beradab seputar sex.
Gue samperin Ranti yang duduk sendirian. Gue kasih dia cokelat. Gue tanya kabar dan ternyata memang dia sekarang sering jadi target bully temen-temennya semenjak kejadian itu. Period, gue nyemangatin dia dan gue tinggalin dia sendiri. Yah, gue cuma penasaran doang ama nasib dia dan sekarang rasa penasaran gue ilang.
Di kontrakan, gue bersiap melepas “hajat” dengan 248 GB dan tisu murah yang paling mahal di desa ini. Gue tutup pintu kamar, gue browsing-browsing “oleh-oleh” dari Surya, mulai dari judul yang ala-ala softcore seperti Whispers in the Wind hingga yang lugas dan hardcore semacam All Holes Filled With Hard Cock. Gue pilih satu yang sepertinya masih dalam tahap medium core sebagai “trigger”.
Video dengan judul “My Pipes Need Cleaning”
……………………………………….
Selasa, 24 Februari 2015
Udah seminggu ini gue absen ngisi diary.
Semenjak dapat stok dari Surya, all I have to do just whack and whack and whack….
Dan hari ini gue jenuh. I don’t suppose to playing solo… Tapi dengan siapa?
Dan gue akhirnya whack my boner lagi dengan “trigger” video legendaris Ariel-Cut Tari. Na’asnya kamar gue nggak dikunci dan Surya masuk minjem harddisk gue di momen yang hampir klimaks.
With my dingdong free roaming around between my legs, he said:
“Ternyata Lu masih pakai cara tradisional ya…”
Gue nyerah kepergok hampir basah. Setelah mengambil harddisk gue, dia langsung masuk kamar.
Rabu, 25 Februari 2015
Pagi ini Samsiar ke sekolah. Dia membawakan gue brownies bikinan dia. 
Katanya sebagai rasa terima kasih sudah membantu anaknya belajar matematika. I don’t think it’s necessary, tapi yaudah sih. Lagian brownies-nya juga lumayan enak.
Samsiar memakai batik dan rok span yang membentuk badannya yang jujur, sintal untuk perempuan berumur 36. Gue bertanya, apakah dia ada keturunan Arab, tapi ternyata nggak. Wajahnya emang kelihatan kaya’ keturunan Arab. Bermata besar dan berhidung mancung.
Sore dia datang ke sekolah lagi. Karena emang gue juga bingun mau ngapain, gue nemenin dia pulang bareng anaknya. Di rumahnya gue ngobrol dengan dia. Entah kenapa, dia bercerita banyak banget tentang kehidupan pribadinya. 
Lebih banyak dari yang pertama kami bertemu (padahal gue ngerasa kemaren dia sudah bercerita terlampau banyak). Gue sendiri nggak memperhatikan apa yang dia omongkan. Gue hanya tertarik apa yang ada di balik dasternya.
Oh, damn…
Kamis, 26 Februari 2015
Whacking after wake up, done.
Samsiar main lagi ke sekolah dan gue menemani sorenya lagi. Sama seperti kemarin. Dia juga bercerita personalnya dan gue lebih tertarik apa yang ada di balik dasternya. Rio juga sama seperti kemarin. Masuk ke kamar, menyalakan TV, dan main PS2.
Firasat gue kalau Samsiar suka ama gue semakin besar.
Oh, damn…
Jumat, 27 Februari 2015
Bokap nelpon gue pagi-pagi. Biasa, nanya kabar anaknya dan ngingetin buat nanti sholat jum’at.
Iya, sholat jum’at.
Udah berminggu-minggu ini gue nggak pernah sholat Jum’at. Gue sekalian flashback apa-apa yang gue lakuin selama ini. Ah, it’s just a misery.
Yaudah, siang bolong gue berangkat jum’atan. Niat gue sebagai awal gue memperbaiki hubungan ama Tuhan. Bisa aja ketidakjelasan hidup gue semenjak di sini karena jarang beribadah which is amanat bokap nyokap juga. Surya sampai kaget lihat gue pulang dari masjid. Gue bilang aja ke dia
“kali aja bisa jadi hobi baru…”
Dan malemnya bukan malah sholat Isya, tapi whacking.
Sabtu, 28 Februari 2015
Hari terakhir di bulan Februari.
Gue sadar kalo whacking sudah jadi kebiasaan yang menjenuhkan. Kata orang sih dengan olahraga bisa menahan hasrat untuk whacking. Jadi karena Gue nggak ada jam ngajar, gue coba untuk melakukan olahraga lama gue di sini, joging.
Ketika melewati rumah Samsiar, gue sempatin mampir. Ternyata dia ada masalah dengan pipa di wastafelnya. Dia keluar nemuin gue dengan memakai kaos putih yang basah kena semprot air.
Rio ada di sekolah dan gue semakin penasaran. Bukan apa yang di balik kaos, tapi apa yang di balik daleman ungunya.
What I’m thinking!!!
Gue bantuin dia sebentar menutup lubang di pipa wastafelnya dengan selotip pipa dan gue langsung pulang. Di perjalanan pulang ke kontrakan gue kepikiran terus ama tubuh basah Samsiar.
Kontrakan kosong. Surya lagi ada jam mengajar. Gue langsung aja nyalain laptop dan siap-siap whacking. Tiba-tiba pintu diketuk. Gue buka ternyata Samsiar.
I’ve got boner.
Dia datang memakai kaos hitam dan celana jeans ketat. Masih menonjolkan bodi sintalnya, tapi yang membuat gue boner itu adalah memori tubuh basah Samsiar ketika melihat dia. Gue persilakan dia masuk.
Dia ingin berterima kasih karena gue membantu dia memperbaiki wastafelnya. Oke, tapi untuk datang ke sini sepertinya berlebihan. Lagian gue malu, boner gue kelihatan banget gara-gara gue makai celana pendek futsal dengan daleman longgar. Sering gue pergokin matanya ngelihat ke dingdong gue. Ngomong apapaun ke dia, gue yakin fokusnya Samsiar sudah ke tempat lain.
Tiba-tiba dia nawarin mau ngebersihin kontrakan sebagai ucapan rasa terima kasih. Oke, it’s too much. Gue menolaknya. Dia masih insist. HP yang gue charge di kamar bunyi. Gue berdiri dari sofa. Dan sialnya celana pendek gue bagian bawah nyangkut ke paku yang menonjol keluar dari sudut sofa. Bret, whuss… Kayak di film-filmnya Warkop DKI, celana pendek gue melorot ketahan paku dan diikuti oleh daleman longgar gue yang otomatis turun ketarik celana pendek. Voila. My erect dingdong armorlessly aimed right through Samsiar face.
Gue kira Samsiar langsung lari dan teriak tapi syukurlah tidak seperti itu. Dia spontan berdiri dan mencium gue. Dia sepertinya tidak perlu modus bersih-bersih kontrakan untuk membalas budi gue yang membantu dia membetulkan wastafel rumahnya.
Setelah puas foreplay di ruang tamu, gue membawa Samsiar ke kamar gue. 
Gue nggak akan lupa detail kami bercinta dan emang susah buat dideskripsikan kata-kata. Yang jelas siang hari kami habiskan hanya di ranjang gue. Mencoba berbagai macam gaya, gue nggak ingat sudah berapa kali kami orgasme, hingga akhirnya kami berdua tertidur kelelahan bercinta.
Maghrib kami baru bangun. Dia khawatir karena belum sempat mengurusi Rio. Dia pengen langsung pulang. Surya ada di dalam kamar dan pintunya tertutup. Gue langsung suruh Samsiar berpakaian dan langsung pulang. Dia mencium bibir gue dan bilang terima kasih. Spontan gue bilang ke dia.
“Besok di tempat Ibu aja…”
Dia mengangguk dan tersenyum. Pintu kontrakan gue tutup.
Surya menepuk pundak gue. Gue speechless. Gue coba berkelit tapi Surya sudah tahu semuanya. Surya masih sempat melihat gue ama Samsiar bercinta dengan gaya Minak Djinggo di kamar gue yang pintunya cuma tertutup setengah.
“Jadi Lu yang nutup pintu gue, Sur?”
Akhirnya baru kali ini gue cerita personal ke Surya. Gue bercerita betapa membosankannya hidup di sini yang bahkan gue ambil pilihan ini karena Ranti. Ranti yang dengan enteng pergi begitu saja dan meninggalkan gue hidup setahun di pilihan busuk ini. Gue bilang ke Surya, kalo gue sebenarnya butuh Muse baru setelah Ranti, dan Samsiar ini bisa jadi bukan Muse yang gue cari. Gue bilang ke Surya kalau gue dan orang tua gue sepakat nggak akan serius mencari pasangan orang asli sini.
Surya kemudian menanggapi dengan gaya-gaya filosofis dicampur psikologi dan biologi. Duh, kayaknya gue salah curhat dengan Surya….
Tapi ada omongan Surya yang jadi bener-bener gue simak.
“Hariz, kalau dari apa yang Lu omongin tentang Ranti, pilihan hidup mengajar di sini, Samsiar, dan Lu yang nggak mau sama cewek sini, saran gue begini… Oke, Samsiar bukan cewek, dia wanita. Adult. Cewek di kategori bokep itu biasanya Teens, tapi dia MILF atau Adult. Hahahaha… Terus masalah Ranti, dari cerita Lu yang setelah ditinggal Ranti, Lu berkesan bahwa Lu dalam tahap pengen memiliki Ranti, bukan mencintai. Lu ngerasa nganggur banget kalau nggak ada Ranti. Oh koreksi, kalau nggak ada tubuh Ranti. Padahal dalam persepsi Lu dan apa yang Lu bilang tiap kali gue onani “Tradisional thing” dan “gue nggak mau ama cewek sini” tapi Lu buktinya ngebokep dan bercinta dengan Samsiar. Jangan membantah, gimana perasaan Lu setelah bercinta dengan Samsiar?”
“Jujur, sebelum lu nepuk punggung gue dan berbicara tentang ini sekarang, Sur, gue seneng banget”
“Fix, masalah Lu itu cuma Lu pengen nge-sex tapi terbentur gengsi. Lu secara nggak sadar nurunin standar gengsi Lu setelah Lu lihat ada kesempatan dengan Samsiar. Mungkin gengsi Lu yang dulu semacam Ranti, tapi mungkin sekarang apa? Kalau mau dibandingin, Samsiar jauh di bawah Ranti. Mungkin yang penting mau ya Riz?”
“Damn Sur….”
“Hahahaha. Waktu Lu masih sama Ranti, sering gue nge-gep Lu phone sex dengan Ranti. The real phone sex sambil Lu whackin-whacking dengerin Ranti yang mungkin melakukan hal yang sama kaya’ Lu. Normal itu Sur… Emang kalo masalah sex solusinya cuma sex. Oke, gue tidur dulu. Sukses buat besok bercinta di rumah Samsiar. Jangan sampai ada threesome dengan anaknya. Hahahaha…”
Surya is really really sick bastard. But in some point, he is right.
……………………………………….
Minggu, 16 Maret 2015
Diary just for boring day…
Itu adalah aturan baru di hidup gue.
Lama kelamaan bercinta dengan Samsiar membosankan. Kami sudah mencoba berbagai gaya, bahkan kami mereka-ulang beberapa adegan di film kategori BDSM. Still, I need a new muse. Gue bilang ke Samsiar untuk break tanpa sex selama 6 minggu. Awalnya dia berat untuk mengiyakan, tapi dengan alasan gue masih kepikiran nenek gue yang sakit, dia setuju.
Tapi yang namanya tante-tante kena sodok brondong, dia sering tiba-tiba nelpon gue minta jatah. Yaudah, tiap kali dia begitu, gue taruh mentimun di depan rumahnya dengan penggalan surat cinta yang selalu berakhir
“Anggap saja mentimun ini aku…”
Surya sempat bertanya, apa gue merasa bersalah bercinta dengan seorang wali murid?
Gue menggeleng. Gue main aman dengan menggunakan kondom yang Samsiar jual di toko kelontongnya tiap kali bercinta. Lagian gue nggak menganggap hubungan dengan Samsiar serius. Hanya pemuas saja.
“Riz, Lu emang bener-bener the real sick bastard”
Senin, 17 Maret 2015
Keinginan gue untuk mencari “pemuas” baru selain Samsiar semakin tinggi.
Hari ini pertemuan wali murid kelas 6. Mata gue berkeliaran mencari siapa yang kira-kira bisa, ternyata nihil. Tidak ada yang setidaknya berkualitas sama seperti Samsiar.
Gue lihat Ranti duduk sendirian di depan kelasnya. Orang tuanya masih di dalam aula mendengarkan kepsek ngomong bullshit tentang masa depan anak-anak SD ini yang cerah dan kelak jadi pemimpin Indonesia.
Ranti yang hari ini memotong pendek rambutnya sebahu. Ranti yang lama kelamaan seperti Ranti yang mutusin gue minus kacamata dan umur.
Gue samperin dan bertanya apakah dia masih sering diejek-ejek temannya.
“Sudah jarang Pak.”
“Syukurlah kalau begitu. Eh, jangan panggil saya Pak. Mas aja.”
“Oh, sudah jarang Mas.”
“Eh, Ranti sudah siap untuk UNAS?”
“Masih belum Pak… Eh, Mas.”
“Belum siapnya di apa?”
“Saya masih kesulitan di Matematika, Mas…”
“Yaudah, Ranti tiap Maghrib ke kontrakan Mas aja. Entar Mas ajarin Ranti Matematika buat UNAS.”
“Nggak usah Mas. Nanti bapak ibu harus bayar mahal.”
“Lhoh, nggak usah bayar… Gratis kok. Gimana?”
“Saya tanya bapak ibu dulu…”
“Nggak usah. Biar saya aja yang ngomong. Ranti duduk-duduk di sini aja. Mau coklat?”
Ranti mengangguk.
Gue masuk ke dalam aula, bicara dengan orang tua Ranti. Mereka senang dengan proposal gue. Tiap jam 6 sore Ranti akan belajar Matematika di kontrakan gue.
Akhirnya gue menemukan “pemuas” baru selain Samsiar.
Tolitoli, 15 Februari 2015
0 notes
sersanmerica · 10 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Saya cuma bosan dengan signature yang plain berupa serigala putih bertanduk rusa. Dengan sedikit pengaruh dari serial Supernatural, saya merancang ulang signature. Masih memakai serigala (tapi kali ini mengambil grey wolf) dan menghilangkan tanduk rusanya. Bermain dengan geometri dan setidaknya tiga hal yang sering saya rasakan akhir-akhir ini ; marah, bijaksana, dan ketenangan. 
0 notes
sersanmerica · 10 years
Text
Bandung, Akhir Januari
Tumblr media
Jum’at terakhir di Januari 2015. Saya duduk berteman musik lounge dari seluler, laptop yang dinyalakan tanpa sebab berarti, rokok yang masih disegel, dan cemilan yang hanya saya pesan demi wi-fi gratis; di pojok smoking area sebuah kafe pom bensin daerah Dago. Saya menunggu matahari bersembunyi di barat Bandung. Layaknya para penunggu yang rentan dirasuki bosan, saya mulai mencari kegiatan.
Saya selalu tergoda untuk menulis tentang pertemuan dan perpisahan ketika saya berhadapan dengan fakta bahwa saya harus kembali ke tempat kerja saya, Tolitoli, dalam hitungan jam. Saya selalu merasa ada unfinished business ketika sesama kawan bertemu dan berpisah, unfinished business yang hanya selesai perkara ketika maut berbicara. 
Unfinished business, karena bagi saya perpisahan itu adalah hutang yang hanya bisa dibayar dengan pertemuan. Jadi semacam gali lobang tutup lobang. Saya bertemu dengan kamu, kita berpisah, dan kita saling berhutang satu pertemuan. Itu berputar terus menerus sampai yang seperti saya bilang… Terbayar lunas oleh maut. Karena anggapan saya yang seperti itu, saya merasa tidak perlu mengkhawatirkan permasalahan "tidak bertemu dengan kamu atau siapapun juga". Pertemuan terakhir kita sudah pasti di pemakaman. Atau kalau yang percaya kehidupan setelah mati, ya berarti di alam sana. Perkara apakah kita saling mengenal ketika ada di alam sana, itu mungkin masalah amal ibadah kita. (jadi kawan, mari bersama-sama berbuat kebaikan di muka bumi ini)
Anyway bagi saya the big deal dari pertemuan dan perpisahan itu adalah memori yang sudah terbentuk dan tersepakati. 
Tadi pagi, saya harus melepas dua kawan baik saya yang dibetulkan untuk satu kamar hotel selama 5 hari. Satu harus kembali menemani istrinya untuk menghabiskan waktu di Bandung sebelum berangkat ke Tahuna, satunya lagi harus kembali ke Jakarta untuk kumpul keluarga. Sebelumnya saya hanya menyangka hari-hari bersama dua kawan saya tidak ada bedanya dengan dulu ketika kami masih di Jakarta.
Tuhan tidak setuju dengan saya. 
Satu kawan sudah tidak lagi lajang, kawan yang satunya lagi semakin bijaksana selama survive dari “Mamuju Condition”. Pertemuan kali ini minim pembahasan menye-menye macam topik yang berhubungan dengan sejengkal di bawah pusar.  Kalau boleh berlebihan, topiknya tentang “What’s next…”
Saya tidak tertarik untuk berbicara tentang pembicaraan kami di papan pengumuman usang semacam Tumblr, karena memang bukan itu inti tulisan ini. Memori yang tertinggal saat kami bertemu itu yang menjadi semacam batu ginjal yang membuat susah untuk buang air kecil. Memori obrolan itu terasa berbeda daripada memori obrolan yang dulu-dulu ketika kami masih bau keringat Jakarta. Pola pikir kami bergeser seiring kondisi yang kami hadapi ketika tidak bersama. Permasalahan “What’s next…” yang mungkin dulu sering terlontar di meja warkop jadi terasa berbeda karena pergeseran perspektif kami. 
Saya melihat bagaimana saya berubah dari bagaimana saya menanggapi perubahan perspektif dua kawan saya atas permasalahan yang dulu pernah dibahas. Saya tersenyum. Bagi saya, pertemanan seperti inilah yang tidak membosankan. 
Tapi tetap, “batu ginjal” itu sudah terbentuk ketika mereka berdua mengangkat koper. Memori obrolan kami yang tidak bisa dibukukan dalam bentuk utang, piutang, atau akun apapun. Tidak bisa dipertemukan kembali. Hanya bisa kita biarkan lewat. 
Setelah mereka pergi, saya memandangi kamar hotel yang acak-acakan karena keseruan pembicaraan kami. Kami bercinta? Ya, tapi tidak secara fisik. 
Sekarang kami menjalani hidup kami seperti sebelum kami bertemu di Bandung, Januari 2015, tapi dengan rasa berbeda. Sekarang saya masih usaha sia-sia untuk menangkap memori itu. Salah satu usahanya ya tulisan ini. 
Tapi ada satu hal yang pasti, hutang pertemuan itulah yang akan berperan besar membuat saya move on dari memori yang sudah terbentuk. Masih ingat Play Station kan? Memori game di memory card pasti akan hilang kalau kita overwrite. Pilihannya ada di kita, mau kita overwrite dengan memori game yang berbeda, memori game yang sama tapi progress-nya sudah lebih jauh dari memori yang ada, atau memori game yang sama tapi progress-nya malah di belakang memori yang sudah ada? 
0 notes
sersanmerica · 10 years
Photo
Tumblr media
A ship just arrived #tolitoli #afternoon #harbor #ship #sunset
0 notes