Tumgik
#Akidah muslim
allahuakbar01-blog · 4 months
Text
BOLEHKAH MEMAKAN KELAMIN HEWAN YANG HALAL DIMAKAN?
السَّلاَم علیکم ْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكـَـاتُهْبِسْــــــــــــــــــــــم اللّهِ🍂”BOLEHKAH MEMAKAN KELAMIN HEWAN YANG HALAL DIMAKAN???Mitos atau fakta,  makan kelamin hewan katanya dongkrak stamina??? Simak penjelasan para ulama.. Tidak dipungkiri, bahwa di beberapa daerah di Indonesia memakan alat kelamin hewan yang halal dimakan. Hal ini tentunya menjadi sebuah tanda tanya di benak seorang…
View On WordPress
0 notes
gaulislam · 11 months
Text
DNA Mujahid
gaulislam edisi 837/tahun ke-17 (22 Rabiul Akhir 1445 H/ 6 November 2023)   Sebulan terakhir ini, kita disuguhi berbagai macam informasi seputar Palestina, baik teks maupun video di media sosial dan juga media massa. Tersebar dari satu grup WA ke grup WA lainnya, begitu pun di aplikasi Telegram. Instagram dan Facebook juga nggak ketinggalan. Di aplikasi X (dulunya Twitter), juga rame sebagaimana…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
mamadkhalik · 2 months
Text
Uang
Apa yang kamu pikirkan tentang uang? dan bagaimana korelasinya dengan dakwah?
Ust. Anis Matta dalam buku Integrasi Politik dan Dakwah sedikit memantik diri ini tentang 2 pertanyaan diatas.
Beliau menjelaskan tentang capaian dakwah dalam satu masa yang hanya sampai 50%, karena sisanya terkendala karena tidak ada biaya.
Melihat kebelakang berdasar pengalaman pribadi, memang kosakata uang tidak terlalu dominan. Apa yang ditanamkan selama ini kurang lebih "Sunduquna Juyubuna" dengan pendekatan akidah minim tataran teknis.
Lagi-lagi ini kembali kepada mindset.
Bukan berarti kita hendak menjadi burjois dan menjadikan dakwah sebagai batu pijakan materi. Tapi dengan adanya uang menjadikan kita lebih kuat dan potensi amal kita semakin melejit.
Disini peran tarbiyah sebagai pembentuk mindset agar kita tidak terjerumus ke lubang-lubang syubhat dan maksiat karena uang.
Kalau kita ingat bagaimana negeri ini berjalan, semua kembali kepada uang dan kekayaan. Sederhananya uang yang ada ditangan orang maksiat muaranya ke arah maksiat juga. Kalau uang ada di tangan orang soleh, pasti untuk beramal, mendukung agenda dakwah, sedekah, dan lain sebagainya.
Kita lihat bagaimana Kaum Quraisy menjadi terpandang. Kita lihat Qatar, UEA, Arab Saudi, dan negara teluk lainya dipandang dunia. Kita lihat bagaimana Erdogan melanggeng menjadi PM Turki saat itu dengan sokongan Oligarki Soleh yang peduli dengan dakwah.
Dan hari ini, untuk kita yang mengaku sebagai seorang Muslim Negarawan, pengelolaan seperti apa yang ingin dilakukan kalau kita tidak memahami, menguasai, dan menempatkan uang kepada porsi kebermanfaatann besar.
Di mulai dari mindset, eksekusi, amal jamai, dan Ustadziyatul Alam. Karena itu kita tujuan kita mengikuti tarbiyah.
Sumber, 18 Juli 2024
27 notes · View notes
sabaryangindah · 11 months
Text
AGAR ENGKAU BERHASIL MENUNTUT ILMU
Ibadah adalah pekerjaan seumur hidup. Termasuk dalam ibadah adalah menuntut ilmu syar’i sebagai bekal tegaknya ibadah yang lain. Oleh karena itu, seorang hamba yang perhatian dengan ibadah, akan perhatian pula dengan ilmu sebagai tonggaknya. Selain itu, menuntut ilmu memiliki banyak keutamaan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka akan Allaah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim No. 2699
Saudariku … tidak diragukan lagi bahwa sebab terbesar keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu adalah tawakal kepada Allaah kemudian ia meluruskan niatnya. Seorang penuntut ilmu juga harus memperhatikan adab-adab menuntut ilmu. Selain itu, ada beberapa faktor yang hendaknya menjadi perhatian bagi seorang penuntut ilmu sehingga menjadi sebab keberhasilan dalam proses belajarnya.
Pertama, memulai dengan pelajaran yang ringan sebelum yang berat. Banyak penuntut ilmu yang tidak paham apa yang mereka pelajari karena terburu-buru mengkaji kitab yang yang luas sebelum mempelajari kitab-kitab yang ringkas. Selayaknya para penutut ilmu memulai belajar dari kitab yang lebih mudah baru beranjak ke kitab yang lebih sulit dan luas pembahasannya. Tentu akselerasi dalam belajar adalah keinginan setiap penuntut ilmu, tetapi apa gunanya bila tak paham?
Kedua, memulai dari kitab dengan metode yang lebih mudah sehingga lebih mudah pula memahami dan menyerap isinya dengan baik. Untuk mengetahuinya, kita bisa bertanya kepada pengajar yang sudah mempelajari banyak kitab dalam satu cabang ilmu untuk memberikan rekomendasi. Juga termasuk memilih metode belajar yang digunakan, kadang antara ilmu yang satu dengan yang lainnya akan lebih mudah dipahami dengan metode belajar yang berbeda.
Ketiga, banyak membaca, menelaah, dan menyimak pelajaran yang masih terkait dengan ilmu yang sedang dipelajari sehingga akan membantu meningkatkan pemahaman. Kita juga dapat menyiapkan buku-buku pendamping belajar, misalnya kamus-kamus, atau dalam ilmu hadits dan Alqur`an ada buku-buku yang memuat penjelasan kata-kata asing yang sulit dipahami.
Keempat, mengulang-ulang bacaan dengan bacaan yang lebih teliti dan berhenti di setiap faidah. Hal ini sangat penting, tujuannya agar lebih paham dan juga menghafalnya karena menghafal akan menguatkan ilmu. Selain itu, suatu saat kita dapat merujuk kembali pada kitab yang sudah dibaca apabila dibutuhkan.
Kelima, hendaknya seorang pelajar bersemangat dalam menghafal ringkasan-ringkasan setiap cabang ilmu. Hafalan ini akan membantunya dalam proses belajar. Juga sepatutnya seorang penuntut ilmu tetap menyiapkan waktu khusus untuk menghafalkan Alqur`an dan kumpulan hadits-hadits dari yang paling ringkas seperti hadits-hadits al-Arba’in an– Nawawiyah.
Keenam, membaca dan memahami. Apabila membaca namun tidak paham, sebaiknya kita mengulang bacaan sampai paham. Ketidakpahaman tidak hanya disebabkan teks bacaan yang sulit, bisa jadi karena kecapaian atau pikiran yang lelah sehingga perlu mengulang bacaannya di waktu yang lain.
Ketujuh, mengulang pelajaran dengan menggabungkan berbagai metode.
Mengulang bersama teman-teman sesama penuntut ilmu (tanya jawab, recall, atau membuat ringkasan bersama).
Mengajarkan apa yang dibaca kepada orang yang keilmuannya di bawah atau setara dengannya. Hendaknya para guru memotivasi dan membiasakan muridnya untuk mengajarkan apa yang mereka dapatkan dengan pendampingan sehingga tidak keburu ge-er dengan sebutan yang mereka dapat.
Membaca atau murajaah pelajaran di depan guru untuk mengoreksi pemahaman.
Menulis pembahasan ilmiah yang berhubungan dengan pelajaran yang diikuti. Hasil tulisan dapat disetorkan kepada seseorang yang setara keilmuannya, lebih ‘alim, atau kepada gurunya untuk dikoreksi dan diberi pengarahan sehingga tulisannya menjadi lebih baik.
Kedelapan, mengamalkan ilmu yang telah di dapat. Jika ilmunya berkaitan dengan akidah maka hati kita meyakini dan beriman dengan akidah yang dipelajari. Jika berupa ibadah maka kita mengerjakan ibadah tersebut. Jika kita mengetahui sebuah dosa maka kita memperingatkan yang lain dari dosa itu. Jika kita mengetahui tentang bid’ah, selayaknya kita memperingatkan orang lain dari kebid’ahan tersebut dengan hikmah. Tips kedepalan bisa jadi tips yang terakhir, tetapi mengamalkan ilmu sejatinya adalah tujuan utama kita untuk bersungguh-sungguh dalam belajar. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Apabila kita ibaratkan ilmu seperti pohon yang rindang maka amal adalah buahnya. Ilmu yang kokoh dan shahih akan menghilangkan keraguan dalam beramal shalih karena ia dibangun di atas dalil ilmiah.
Semoga tips-tips di atas bermanfaat untuk penulis kemudian pembaca dan orang-orang yang mengamalkannya.
Referensi: Lentera Penuntut Ilmu (Terjemahan kitab Barnaamaju ‘Ilmiyyi Muqtarahin Liman Sammats Himmatuhu fii Thalabil ‘Ilmi), Penerbit Muslim Kreatif, Cet. Pertama 2015.
Penulis: Titi Komalasari
17 notes · View notes
theartismi · 8 months
Text
Alasan orang rohingya memilih Indonesia, tak lain karena banyak umat muslim.
Theartimi, Januari 2024
Mereka tau jika kita diikat oleh ikatan aqidah islam, sebagai saudara. Hingga pelabuhan mereka ada pada negara ini. Aku sangat amaze dengan semua alur Allah Swt, bagaimana saat sejak 7 Oktober Genosida Gaza terus gencar, hingga isu rohingya ini mencuat. Mereka umat muslim menunjukkan sikap yang berbeda kepada Rohingya, bahkan mahasiswa yang katanya intelektual pun turut serta mengusir mereka. Ternyata ada zionis didalam negaraku, merekalah yang menyebar hoax, yang provakatif, yang sampai mengusir. Iya Allah Swt menunjukkan zionis model lain di dalam waktu yang sama.
Lalu, saat share konten rohingya ada beberapa yang reply "mereka gk pantes dibela, karena adab, sedangkan palestina mereka sangatlah beradab" Sebenernya ini pernah dibahas oleh banyak aktivis ttg hal ini, pada intinya palestina masih diberi akses untuk mendapatkan pendidikan, sistem sosial masih berjalan. Lalu Rohingya tak sama sekali, semua dirampas mereka tak paham apapun. Bukankah kita mewajarkan jika ada degradasi moral saat ada penyebabnya? Lantas kenapa mereka tak dianggap seperti itu. Sungguh bagi umat muslim ini ladang dakwah yang tinggi untuk memahamkan mereka ttg islam, ttg adab, banyak sekali. Kita hanya terlalu fokus pada pemberian bantuan, camp dan banyak lainnya yanh ternyata itupun hoax. Lagi2 kan materi dunia, tak lagi akhirat yang kita pikirkan. Mereka kesinin tak membawa senjata, mereka tak untuk menyerang, mereka kehilangan kewarganegaraan yang dirampas habis oleh junta myanmar. Kawan kalian adalah mahasiswa, yang mana diajarkan untuk melihat akar masalah bukan hanya akibat, kenapa ilmu itu tidak engkau pakai? Buat apa prestasi menjuntai namun melihat saudara sendiri tak pernah kau suarakan, pedih hati ini melihat banyak umat muslim diam seribu bahasa melihat rohingya. Mereka saudara kita, diikat dengan ikatan akidah islam, mereka wajib untuk ditolong.
5 notes · View notes
merangkulmakna · 10 months
Text
JALAN KEMENANGAN Bag. 1
Oleh: Syaikh Abu Hamzah al-Muhajir (Taqobbalahullah)
Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan
yang terkutuk.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
{Sungguh Allah telah menolong kalian dalam peperangan Badar, padahal kalian adalah orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kalian dapat bersyukur pada-Nya. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: “Apakah tidak cukup bagi kalian Allah membantu kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?” Ya (cukup), jika kalian bersabar dan bertakwa, dan mereka datang menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya Allah
menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikan bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) kalian, dan agar tenteram hati kalian karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana}
[QS. Ali Imran: 123-126].
Segala puji bagi Allah Sang Pemilik Kemuliaan dan Rabb semesta alam, Penjamin kemenangan Dien ini, tiada yang berhak disembah kecuali Dia, yang memenangkan kebenaran sekalipun setelah beberapa waktu. Shalawat dan salam atas penghulu para rasul, semoga Allah meridhainya dan para sahabatnya kaum muhajirin dan ansar.
Amma Ba’du,
Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman: {Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kaf i r tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai} [QS. at-Taubah: 32-33]. Maka hendaknya setiap muslim yakin bahwa kesempurnaan kemenangan pasti datang, bahwa Allah pasti memuliakan Dien ini, bahwa masa depan adalah untuk Dien ini walaupun seluruh umat mengeroyok kita, dan bahwa kita pasti akan menguasai bumi dengan kehendak Allah Yang Mahakuat lagi Maha perkasa. Siapa yang meragukan hal itu, dia termasuk golongan para penyebar berita dusta lagi kaf i r.
Allah Raja Yang Maha benar lagi Jelas berfirman: {Sungguh telah kami tuliskan di dalam Zabur setelah (kami tulis) di Lauh Mahfuzh, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih. Sesungguhnya dalam (apa yang Kami tulis) ini benar-benar menjadi peringatan bagi orang-orang yang beribadah (pada Allah)}
[QS. al-Anbiyā: 105-106]. Rasul yang jujur
lagi dipercaya Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Perkara ini benar-benar sampai pada tempat yang dijangkau malam dan siang. Allah tidak membiarkan satu rumah di perkotaan dan di gurun, kecuali Allah masukkan Dien ini ke dalamnya dengan kemuliaan orang yang mulia atau dengan kerendahan orang yang hina. Kemuliaan yang dengannya Allah memuliakan Islam dan kehinaan yang dengannya Allah menghinakan orang-orang kaf i r.”
Tamim ad-Dari radhiyallahu 'anhu berkata sebagaimana dalam al-Musnad: “Hal itu terjadi pada keluargaku, yang masuk islam mendapat kebaikan, kemuliaan dan kejayaan, sedangkan yang kaf i r mendapat kehinaan, kerendahan, dan jizyah.”
Oleh karena itu, hendaknya seorang muwahid mengetahui bahwa akidah yang dibela hingga darah yang suci tertumpah, yang para syuhada berperang hidup mati untuk membelanya, pasti akan menang. Panahnya akan melesat menembus leher setiap kaf i r dan menerangi hati setiap muwahid. Namun hendaknya kita semua mengetahui bahwa kemenangan itu tergantung pada sejauh mana kita mengikuti Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, terlepas dari sebab-sebab materi, sebagaimana dikatakan oleh ahli ilmu. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Kemenangan dan dukungan yang sempurna hanya untuk orang yang memiliki iman yang sempurna. Allah Ta'ala berfirman: {Sungguh kami akan menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman di dalam kehidupan dunia dan juga di hari berdirinya para saksi (hari kiamat)} [QS. Ghafir: 51].
Juga kalam-Nya: {Maka kami tolong orang-orang yang beriman dalam melawan musuh mereka sehingga mereka menjadi menang} [QS. as-Shaff: 14]. Maka siapa yang imannya berkurang, jatah kemenangan dan pertolongan juga berkurang”. Demikian perkataan beliau rahimahullah.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menunjukkan pada kita dengan sempurna sebab-sebab dan penghalang datangnya pertolongan. Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah rahimahullah berkata: “Demikianlah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengenalkan pada mereka tipu daya perang, bagaimana berhadapan dengan musuh, dan jalan meraih kemenangan serta keberuntungan, yang jika mereka mengetahui, memahami, dan menjaganya dengan sebenar-benarnya, musuh tidak akan lagi sanggup melawan mereka selama-lamanya”.
Diantara sebab pertolongan Allah adalah:
Pertama: TAUHID
Allah Ta'ala berfirman: {Mereka senantiasa
memerangi kalian hingga mereka dapat
mengeluarkan kalian dari Dien kalian jika mereka sanggup} [QS. al-Baqarah: 217]. Juga kalam-Nya: {Mereka tidak menyiksa orang-orang beriman itu kecuali karena mereka beriman pada Allah Yang Mahaperkasa lagi Terpuji} [QS. al-Burūj: 8]. Inilah hakikat yang seharusnya dipahami oleh mujahidin.
Sesungguhnya peperangan antara para
muwahid dan orang-orang kaf i r pada dasarnya dan pada akhirnya adalah pertempuran karena akidah. Allah juga telah mempersempit dan membatasi permusuhan ini lantaran karena Dien saja. Maka orang
kaf i r, baik dia seorang sekuleris, komunis, Yahudi, maupun Nashrani, tidak memusuhi para muwahid kecuali lantaran keimanan mereka yang bersih dari kotoran. Slogan apapun selain slogan Dien yang diusung pada pertempuran apapun yang berlangsung
antara kita dan mereka adalah murni dusta. Permusuhan orang kaf i r asli atau murtad atas mujahid muwahid selamanya tidaklah bermotif politik atau ekonomi, pertempuran yang terjadi adalah antara kekafiran dan keimanan, pertempuran akidah dan persoalan agama.
Kita tidak memerangi Salibis penjajah atau Arab murtad hanya demi sejengkal tanah, pertempuran kita ini adalah demi meninggikan kalimat Allah di bumi. Mereka juga tidak memerangi kita karena perselisihan dalam urusan materi. Jika urusannya seperti itu, tentu amat mudah baginya dan bagi kita untuk mencari titik temu yang mungkin bisa dikompromikan. Namun, sungai susu yang mengaliri hati dan urat nadi kami tidak akan mungkin kita kotori dengan lautan dan tetek bengek kotoran najis akidah mereka.
Dahulu, kolonialisme adalah wajah asli salibis, seperti juga saat ini menjadi wajah asli Yahudi dan Nasrani. Berkali-kali sang Kaisar Romawi Bush mengumumkan hal itu dengan kata-katanya: “Sesungguhnya ini adalah Perang Salib”. Lalu, ada apa mereka berdusta, dan mendustakan?
Jika engkau mengetahui hal ini wahai mujahid, maka wajib bagimu agar tidak terkacaukan dengan bermacam-macam panji, atau tertipu dengan bermacam-macam nama mentereng, sebagaimana juga wajib engkau bersihkan hati dan barisanmu dari segala macam kotoran. Jangan sampai ada syirik atau orang musyrik di hati atau barisanmu. Engkau harus tahu bahwa adanya kesyirikan dalam barisan dan hati kita adalah penghalang kemenangan terbesar dan pembawa kekalahan tercepat. Allah Ta'ala berfirman: {Orang-orang zalim tidaklah memiliki pelindung dan penolong}
[QS. as-Syūrā: 8]. Allah juga berfirman: {Orang-orang zalim tidaklah memiliki penolong} [QS. al-Baqarah: 270]. Tafsirnya adalah dalam firman Allah Ta'ala: {Wahai anakku, janganlah kalian menyekutukan Allah. Sungguh syirik adalah kezaliman yang besar} [QS. Luqmān: 13].
Kemudian, sesungguhnya memurnikan niat hanya pada Allah adalah faktor kemenangan dan tamkin yang paling penting. Allah Ta'ala berfirman: {Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)} [QS al-Fath: 18], maksudnya, Allah mengetahui kejujuran, loyalitas, dan
kemurnian niat mereka karena Allah dalam baiat ini. Ayat ini menunjukkan bahwa ikhlas adalah salah satu syarat tamkin yang jika terpenuhi maka Allah akan memberi balasan berupa futuh, kemenangan, dan kekuasaan. Allah Ta'ala berfirman: {Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabbnya}
[QS. al-Kahf: 110]. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya apa yang
paling aku takuti pada kalian adalah syirik kecil”.
Oleh karena itu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sang pemimpin adalah manusia yang paling bersungguh-sungguh menyucikan hati para sahabatnya dari bencana ini, khususnya dalam berjihad, sabdanya: “Sungguh demi Allah kami tidak akan memberikan pekerjaan ini pada orang yang memintanya, tidak pula pada orang yang sangat menginginkannya”.
Dari Abu Sa’īd Abdurrahman bin Samurah
berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah meminta jabatan. Karena jika engkau dibebani jabatan itu tanpa meminta, maka engkau akan dibantu. Sedangkan jika engkau dibebani jabatan itu karena permintaanmu, maka jabatan itu akan dipikulkan padamu”.
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata:
“Para ulama berkata, ‘Hikmah tidak diberikannya kekuasaan bagi yang memintanya adalah kekuasaan itu dipikulkan padanya tanpa mendapat pertolongan dalam menjalankannya,
sebagaimana yang telah jelas dalam hadits Abdurrahman bin Samurah tersebut. Jika tidak mendapat pertolongan, orang itu tidak akan memiliki kapabilitas, sedangkan orang yang tidak memiliki kapabilitas tidaklah diberi kekuasaan”.
Terkadang seseorang telah lebih dahulu
berjalan menuju Allah dan berjihad Fisabilillah, dan dia juga memiliki banyak kebaikan yang diketahui oleh Allah. Akan tetapi bisa jadi ia tidak layak memikul kepemimpinan sekalipun dia menyangka dirinya mampu memikulnya. Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu: Saya berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menugasiku? Maka Rasulullah menepuk kedua pundakku seraya bersabda: “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau adalah orang lemah, sedangkan ini adalah amanat, yang merupakan kehinaan dan penyesalan di hari kiamat”. Tapi terkadang kekuasaan itu menjadi Fardhu ‘Ain bagi orang yang kapabel ketika melihat darah ditumpahkan dan harta dicuri sedangkan dia mampu untuk mencegahnya, orang mulia putra
orang mulia berkata: {Berikanlah perbendaharaan bumi padaku, sungguh aku terpercaya dan memiliki ilmu} [QS. Yusuf: 55].
Kedua: PERSATUAN
Allah Ta'ala berfirman: {Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara}
[QS. Āli ‘Imrān: 103].
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata: “Wahai manusia, wajib bagi kalian
untuk taat dan berjamaah karena keduanya adalah ketentuan yang Allah perintahkan. Apa yang kalian benci dalam berjamaah dan ketaatan adalah lebih baik dari apa yang kalian sukai dalam perpecahan”.
Bagaimana tidak, sungguh telah tetap dari
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana tercantum dalam al-Musnad, sabdanya: “Tiga hal yang hati seorang muslim tidak terkena dengki karenanya; ikhlas beramal karena Allah dan menasihati para pemimpin”. Dalam riwayat lain disebutkan: “…taat kepada para pemegang urusan dan komitmen pada jamaah, karena doa mereka meliputi siapa saja yang berada dalam tanggung jawab mereka”. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Siapa yang mengikhlaskan seluruh amal perbuatannya untuk Allah, melakukan amalnya secara totalitas dan penuh integritas, komitmen terhadap jama’ah dengan bersatu dan tidak berselisih, hatinya akan menjadi bersih suci dan ia menjadi wali Allah. Namun, siapa yang menyelisihi hal ini, hatinya akan dipenuhi keburukan yang membinasakan”.
Pada dasarnya, kaum muslimin wajib untuk berjamaah bukan berpecah belah, dan berpegang pada tali Allah bukan menyempal serta saling berselisih. Hidup berjamaah itu di dunia berbuah kemuliaan, kemenangan, dan tamkin, dan di akhirat mewariskan wajah yang bercahaya serta derajat yang tinggi, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma dalam tafsir kalam Allah Ta'ala: {Pada hari beberapa wajah menjadi putih dan beberapa wajah (lainnya) menjadi hitam} [QS. Āli ‘Imrān: 106], katanya: “Wajah ahlus sunnah wal jamaah menjadi putih, dan wajah ahli bid’ah dan perpecahan menjadi hitam”.
Dalam perpecahan tidak ada kemuliaan
dan kemenangan sama sekali, meskipun amir kita adalah sebaik-baik dan seberani-beraninya makhluk Allah di muka bumi. Inilah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, ketika menjabat sebagai khalifah tidak ada yang lebih baik daripadanya. Meskipun demikian, ketika umat menyelisihi nya, sekelompok orang memberontak padanya, dan kemudian muncul Khawarij, beliau sama sekali tidak bisa menyiapkan satu pasukan pun untuk memerangi orang-orang kaf i r.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam pembicaraannya mengenai dua belas imam menurut Rafidhah: “Tidak ada seorangpun dari mereka yang mempunyai kekuatan selain Ali bin Abi Thalib. Sekalipun demikian, selama masa khilafahnya beliau tidak mampu menggempur orang kaf i r, atau menaklukkan kota, atau bahkan membunuh satu orang kaf i r. Sebaliknya, kaum muslimin malah sibuk saling memerangi, sampai-sampai orang-orang kaf i r di Timur dan di Syam baik kaum musyrikin maupun Ahli Kitab mendapat kesempatan menyerang mereka, sampai dikatakan berhasil merebut beberapa negeri kaum muslimin”.
Perang Jamal adalah contoh paling menyakitkan akibat perpecahan barisan dan menyelisihi persatuan. Sebaliknya, ketika umat bersatu dibawah kepemimpinan Mu’awiyah dalam ‘Ām al-Jamā’ah (Tahun Persatuan), beliau bisa mempersiapkan dan mengirim pasukan demi pasukan, menaklukkan berbagai negeri, mengumpulkan zakat, dan menggelontorkan harta.
Tidak ada seorang pun yang menentang bahwa Ali itu lebih takwa, lebih berani, lebih adil, dan lebih bijak daripada Mu’awiyah radhiyallahu 'anhu, akan tetapi semua perselisihan adalah buruk. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda sebagaimana dalam Shahih Muslim: ”Siapa yang keluar dari ketaatan dan meninggalkan jamaah lalu mati, maka matinya jahiliyah, dan siapa yang berperang di bawah panji fanatisme, marah karena fanatisme kelompok atau menyeru pada kelompok lalu terbunuh, maka matinya jahiliyah”. Begitu juga sabdanya: “Siapa yang melihat suatu hal yang dia benci pada pemimpinnya, maka hendaknya bersabar, karena siapapun yang memisahkan diri dari jamaah kemudian ia mati, matinya Jahiliyah”.
Sesungguhnya kami, dengan pertolongan
Allah, selama hati kita bersatu dalam satu
pimpinan yang kita berbaik sangka dan menepis segala tuduhan serta keraguan yang ditudingkan padanya, maka Demi Allah, sekalipun Amerika datang dengan seluruh kekuatannya, dengan seluruh laki-laki dan wanitanya untuk memerangi kita, niscaya kita tetap akan menang. Maka, wahai tentara-tentara Allah, halangilah setiap orang yang hendak memecah belah barisan kalian.
#Sumber : Rumiyah2
Barokallohu fiikum
3 notes · View notes
risalahmuslim · 1 year
Photo
Tumblr media
▶️ Perhatikanlah Hatimu ◀️ ㅤㅤ Hati seharusnya menjadi perhatian utama daripada lahiriyah. Karena baiknya hati, baik pula amalan lainnya. Karena hati yang bersih, amalan yang lain bisa diterima. Beda halnya jika memiliki hati yang rusak, terutama hati yang tercampur noda syirik. ㅤㅤ ㅤㅤ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ ㅤㅤ ㅤㅤ Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, 📗 “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564). ㅤㅤ ㅤㅤ 💡 Beberapa faedah dari hadits di atas: ㅤㅤ 1️⃣ Amalan yang dibalas oleh Allah adalah amalan yang disertai niat yang ikhlas dan benar. ㅤㅤ 2️⃣ Kita harus lebih memperhatikan keadaan hati dari berbagai sifat tercela. ㅤㅤ 3️⃣ Memperbaiki hati lebih didahulukan daripada memperhatikan amalan lahiriyah. Yang utama, hati diperbaiki dengan memperhatikan akidah. ㅤㅤ 4️⃣ Amalan seseorang bisa jadi nampak baik secara lahiriyah, namun hatinya rusak. Oleh karena itu, tetap kita berinteraksi dengan orang semacam ini dengan memperhatikan lahiriyahnya. Sedangkan hatinya yang rusak adalah urusannya dengan Allah. ㅤㅤ Semoga Allah menjadikan hati kita hati yang bersih dan menjadikannya hati-hati yang ikhlas. Hanya Allah yang memberi taufik. ㅤㅤ 👤 Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal حفظه الله تعالى ㅤㅤ https://instagr.am/p/CqMiWT_OG1T/
9 notes · View notes
suara-muslim · 2 years
Text
Tumblr media
Risalah Akhir Tahun
"Peduli Generasi Pemimpin Umat"
"Ketika akidah dan ad-din umat Islam kuat sekalipun mereka dalam kemunduran, mereka berhasil menundukkan dua kekuatan dunia saat itu, yaitu Romawi dan Persia. Tetapi apabila akidah dan ad-din umat Islam lemah, sekalipun mereka sedang berada di puncak kemajuan dunia, Baghdad dihancurkan oleh tentara Tartar yang asalnya datang dari kemah-kemah kecil lagi mundur kehidupan mereka di gurun rumput Mongolia." Fastaghfiruu IlaLlah (Aktivis Muslim)
#PahamilslamKafah #SelamatkanGenerasidenganIslam
5 notes · View notes
allahuakbar01-blog · 5 months
Text
TANDA-TANDA TUKANG SIHIR
✋🏻⚠🔖‼️ TANDA-TANDA TUKANG SIHIR✍🏻 Syaikh Doktor Khalid bin Dhahwi Azh-Zhafiri hafizhahullahبسم الله الرحمن الرحيم .الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه؛ أما بعد.❶ – ﺃﻥ ﻳﺘﻤﺘﻢ ﺑﻜﻠﻤﺎﺕ ﻻ ﺗُﻔﻬﻢ، ﺗﺴﻤﻌﻪ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﻛﻼﻡ ﻃﻼﺳﻢ، ﻻ ﺗﻌﺮﻑ ﻣﺎﺫﺍ ﻳﻘﻮﻝ، ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﻫﺬﺍ ﺳﺎﺣﺮ، ﻭﺃﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﺳﺘﻐﺎﺛﺎﺕ ﺑﺎﻟﺠﻦ ﻭﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ1. Dia komat-kamit membaca kata-kata yang tidak bisa dipahami. Engkau mendengar dia…
View On WordPress
0 notes
gaulislam · 11 months
Text
Jangan Akhiri Hidupmu!
gaulislam edisi 835/tahun ke-17 (8 Rabiul Akhir 1445 H/ 23 Oktober 2023) Sebenarnya udah sering sih kejadian bunuh diri di kalangan remaja, termasuk yang mahasiswa. Di buletin ini juga udah beberapa kali membahas. Saya pernah kebagian giliran nulis di tahun 2011, bulan Oktober juga. Tahun 2017 juga nulis, waktu itu ada kasus bunuh diri dengan cara siaran live di Facebook. Kru redaksi lain pernah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sabaryangindah · 1 year
Text
Umur Udah 45 Tapi Belum Bisa Bedakan ض & ظ? Terus Tingkatkan Tahsinnya
Keutamaan belajar dan mengajarkan Al-Qur’an
_وَعَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ )) رَوَاهُ البُخَارِيُّ ._
Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari, no. 5027)
1. Hadits ini memotivasi untuk mempelajari dan mentadaburi Al-Qur’an, juga mengenal hukum-hukum yang ada dalam Al-Qur’an, akidah, perilaku umat sebelum Islam, perintah Allaah, larangan-Nya. Itulah yang menyebabkan datangnya keberuntungan di dunia dan akhirat.
2. Sudah sepatutnya bagi seorang yang berilmu menyebarkan ilmu setelah mempelajarinya. Belajar dan mengajarkannya itu sama-sama mendapatkan ganjaran. Dengan mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya pada yang lain datanglah sempurnanya pahala.
3. Dengan mempelajari Al-Qur’an akan meninggikan derajat seorang muslim.
4. Orang yang membaca Al-Qur’an tanpa panduan guru tentu tidak akan benar dalam tajwid dan hukum-hukum bacaannya. Oleh karena itu, dituntut bagi seorang muslim untuk mencari seorang guru untuk membenarkan bacaannya.
7 notes · View notes
penuntutilmudotnet · 5 days
Photo
Tumblr media
🤔pilihan antara membeli barang al arqam global ihwan atau barang non muslim?🤔#2020 #S_DR._MAZA "Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata bahawa orang marah apabila disebut namanya. Dia menyebut dalam *Minhaj al-Sunnah al-Nabawiyyah* mengenai muktazilah berbanding dengan golongan lain. Walaupun muktazilah mempunyai beberapa kesalahan dalam pegangan akidah mereka, mereka masih lebih baik daripada golongan musyrikin atau orang kafir. Sebagai manusia, mereka mungkin tersesat dalam beberapa pegangan, tetapi mereka lebih baik daripada orang kafir. Namun, jika kita lihat keadaan lebih mendalam, ada situasi di mana seorang Muslim yang kaya mungkin akan menyebarkan kesesatan dalam masyarakat jika diberi duit. Sebaliknya, orang bukan Muslim yang kaya hanya akan menggunakan duit tersebut untuk mengembangkan harta peribadi mereka sahaja. Jika ini terbukti benar, keadaan tersebut adalah lebih bahaya. Namun, secara umum, seseorang yang mengucap dua kalimah syahadah walaupun mempunyai masalah dalam akidahnya tetap lebih baik daripada mereka yang tidak mengucapkannya...." https://penuntutilmu.net/soal-jawab-pt/pilihan-antara-membeli-barang-al-arqam-global-ihwan-atau-barang-non-muslim/?feed_id=1063&_unique_id=66e973d1936c5 Facebook Page: https://www.facebook.com/penuntutilmu.net/ Telegram Channel: https://t.me/PenuntutIlmuDotNet Thread: https://www.threads.net/@penuntutilmudotnet
0 notes
Text
* Peganglah Prinsip Agamamu*بسم الله الرحمن الرحيمSaudara-saudariku, Islam menga...
* Peganglah Prinsip Agamamu* بسم الله الرحمن الرحيم Saudara-saudariku, Islam mengajarkan satu prinsip yang mesti kita kenal. Inilah yang jadi akidah setiap muslim. Kita boleh saja bermuamalah dengan non muslim, namun dalam hal yang sangkut paut dengan ritual keagamaan mereka, kita tidak boleh membantunya. Tidak boleh sama sekali menyokongnya. Islam mengajarkan prinsip “lakum diinukum wa…
0 notes
catatanakhirzaman · 3 months
Text
Menghindari Ayatisasi dan Penafsiran Keliru
Bagi umat Muslim, urusan aqidah sangatlah ketat. Membahas tentang energi, aura, atau hukum Law of Attraction saja perlu hati-hati. Bahkan, membicarakan ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan sains harus dilakukan dengan cermat agar tidak terjebak dalam penafsiran yang keliru. ⚠️
Lebih baik berkonsultasi dengan ustaz yang mendalami akidah dan fikih, karena mereka memiliki pemahaman yang komprehensif tentang pandangan dunia Islam. 🕌
Hindari berkonsultasi dengan motivator yang hanya menggunakan "potongan ayat atau hadis" untuk mendukung bisnis atau produk mereka. 🚫
0 notes
risalahmuslim · 1 year
Photo
Tumblr media
▶️ Perhatikanlah Hatimu ◀️ ㅤㅤ Hati seharusnya menjadi perhatian utama daripada lahiriyah. Karena baiknya hati, baik pula amalan lainnya. Karena hati yang bersih, amalan yang lain bisa diterima. Beda halnya jika memiliki hati yang rusak, terutama hati yang tercampur noda syirik. ㅤㅤ ㅤㅤ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ ㅤㅤ ㅤㅤ Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, 📗 “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564). ㅤㅤ ㅤㅤ 💡 Beberapa faedah dari hadits di atas: ㅤㅤ 1️⃣ Amalan yang dibalas oleh Allah adalah amalan yang disertai niat yang ikhlas dan benar. ㅤㅤ 2️⃣ Kita harus lebih memperhatikan keadaan hati dari berbagai sifat tercela. ㅤㅤ 3️⃣ Memperbaiki hati lebih didahulukan daripada memperhatikan amalan lahiriyah. Yang utama, hati diperbaiki dengan memperhatikan akidah. ㅤㅤ 4️⃣ Amalan seseorang bisa jadi nampak baik secara lahiriyah, namun hatinya rusak. Oleh karena itu, tetap kita berinteraksi dengan orang semacam ini dengan memperhatikan lahiriyahnya. Sedangkan hatinya yang rusak adalah urusannya dengan Allah. ㅤㅤ Semoga Allah menjadikan hati kita hati yang bersih dan menjadikannya hati-hati yang ikhlas. Hanya Allah yang memberi taufik. ㅤㅤ 👤 Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal حفظه الله تعالى ㅤㅤ https://instagr.am/p/CqURplkpp6q/
3 notes · View notes
Text
Fatwa Haram Salam Lintas Agama, Anwar Abbas: Untuk Jaga Akidah
Waketum MUI Anwar Abbas
Anwar Abbas. Foto: mui.or.id
Jakarta -
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan haram hukumnya mengucapkan salam lintas agama. Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menilai hal tersebut dilakukan untuk menjaga akidah umat Islam.
"Jika kita bicara tentang Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang terkait dengan masalah salam lintas agama, itu konteksnya sudah jelas untuk menjaga akidah dan agama dari umat Islam sendiri agar mereka tidak terseret kepada hal-hal yang tidak disukai oleh Allah SWT," kata Anwar dalam keterangannya, Kamis (13/6/2024).
Anwar menjelaskan, salam dalam Islam yang berupa "assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" merupakan ibadah. Oleh karena itu, kata dia, Islam memerintahkan pemeluknya untuk mengucapkan salam dengan bunyi tersebut kepada sesama muslim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, untuk salam yang ditujukan kepada nonmuslim perlu dilakukan ijtihad, karena kata Anwar, tidak ada tuntunan yang jelas dalam Islam tentang hal ini. Anwar menegaskan dalam ijtihad tidak boleh merusak akidah.
"Dalam berijtihad tersebut yang harus menjadi pedoman bagi kita bagaimana caranya supaya kita dalam menyampaikan salam tersebut jangan sampai merusak akidah dan keyakinan kita sendiri," jelasnya.
"Untuk itu salah satu hal yang harus kita jaga dalam menyampaikan salam tersebut bagaimana caranya supaya ketika kita menyampaikan salam tersebut kita tidak mempersekutukan Allah SWT karena Dia sangat marah dan murka kepada orang-orang yang mempersekutukan-Nya," sambungnya.
Wakil Ketua MUI ini kemudian menjelaskan bentuk salam kepada saudara nonmuslim bisa dengan ucapan yang bukan berupa ibadah dan bukan tradisi dari pemeluk agama lain.
"Contohnya adalah salam-salam yang juga sudah biasa diucapkan oleh warga bangsa di negeri ini seperti selamat pagi, selamat siang dan selamat malam dan atau salam sejahtera untuk kita semua. Meskipun di dalamnya tetap terkandung doa tetapi secara syar'i orang yang mengucapkannya sudah terhindar dari mempersekutukan Allah SWT," paparnya.
Pengamat sosial ekonomi dan keagamaan ini menganggap hal tersebut perlu diperjelas agar pengucapan salam lintas agama tidak dilakukan dengan dalih menegakkan Pancasila dan toleransi. Ia menegaskan pentingnya memahami sila pertama Pancasila dan amanat dalam pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD 1945.
"Dari pasal 29 ayat 1 dan 2 ini sudah jelas bahwa sebagai warga bangsa kita tidak boleh mengabaikan ketentuan dari ajaran agama dan juga setiap penduduk dan warga negara di negeri ini juga dijamin kebebasannya untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu." paparnya.
Seperti diketahui, Ijtima' Ulama Komisi Fatwa MUI se-Indonesia yang digelar di Bangka Belitung pada 28-31 Mei 2024 menghasilkan sejumlah putusan, salah satunya larangan mengucapkan salam lintas agama.
Dalam fatwa bertajuk Fikih Salam Lintas Agama dikatakan pengucapan salam dengan cara menyertakan salam berbagai agama bukan merupakan implementasi dari toleransi dan/atau moderasi beragama yang dibenarkan.
Fatwa tersebut juga menetapkan pengucapan salam yang berdimensi doa khusus agama lain oleh umat Islam hukumnya haram.
Simak Video "Respons Ketum PBNU Terkait Salam Lintas Agama"
(kri/lus)
0 notes