Tumgik
#Berita Kabupaten Tangerang
beritatangerang · 1 year
Text
Nelayan di Mauk Tangerang Ditemukan Tewas Mengambang saat Jaring Rajungan
Kliktangerang.com – Pendi, 60, seorang nelayan warga Kampung Pecinan, RT06/02, Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, ditemukan meninggal dunia, pada Senin 8 Mei 2023, pagi. Ketua Nelayan Kecamatan Mauk, Rian mengatakan korban diketahui pergi memasang jaring rajungan di laut. Namun ia ditemukan sudah mengambang dan menyangkut di bantaran laut, dua hari kemudian. “Posisinya korban…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kabartangsel · 2 years
Text
Menkes Budi Gunadi Sadikin Buka Pameran Inovasi Teknologi Kesehatan di ICE BSD Tangerang
Menkes Budi Gunadi Sadikin Buka Pameran Inovasi Teknologi Kesehatan di ICE BSD Tangerang
Pameran inovasi Teknologi kesehatan resmi dibuka oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Kamis (3/11) di ICE BSD, Tangerang. Pameran akan berlangsung selama 3 hari hingga tanggal 5 November mendatang. Pameran ini menampilkan 469 booth yang mencerminkan inovasi dan teknologi kesehatan karya anak bangsa. Diikuti oleh 118 industri alat kesehatan dan 24 industri perbekalan kesehatan rumah…
View On WordPress
0 notes
maulia89 · 3 months
Text
Status Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Lahan RSUD Tigaraksa Ditingkatkan ke Penyidikan
BERTUAHPOS.COM – Tim penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Tangerang telah meningkatkan status kasus dugaan korupsi pengadaan lahan RSUD Tigaraksa dari tahap penyelidikan ke penyidikan. Peningkatan status ini dilakukan setelah penyidik menemukan bukti-bukti adanya dugaan penyalahgunaan anggaran dalam proyek tersebut. “Sudah berproses, penyidik lagi melakukan penyidikan atas pengadaan lahan RSUD Tigaraksa,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Intel […] Berita Ini telah terbit di BertuahPos. http://dlvr.it/T8ZVVD
0 notes
baliportalnews · 1 year
Text
Bupati Tabanan Raih Penghargaan Apresiasi Daerah Peduli Pelayanan Publik 2023
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, TABANAN – Tak hentinya menorehkan prestasi, Kabupaten Tabanan kali ini berhasil dinobatkan sebagai Daerah Peduli Pelayanan Publik berskala Nasional, oleh Kompas TV yang diterima langsung oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., dalam puncak acara Ulang Tahun Kompas TV ke-12, di Golden Ballroom, The Sultan Hotel Residence Jakarta, Senin (11/9/2023) malam. Tema yang diusung oleh Televisi Berita Nasional Berjaringan, KompasTV dalam ulang tahunnya yang ke 12 yakni ‘Indonesia 12aya’ melalui rangkaian program spesial dan ragam penghargaan. Hal ini sebagai bentuk apresiasi kepada daerah-daerah unggul di Indonesia, yang bekerja keras dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Acara bergengsi ini dihadiri oleh para undangan penting, diantaranya yakni Wakil Presiden Prof. KH. Ma’ruf Amin, Ketua MPR RI, Presiden ke-5 RI, Prof. Megawati Sukarnoputri, Wakil Presiden ke-10 dan 12, Dr. Jusuf Kalla, Wakil Presiden ke-11, Prof. Boediono, Jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, Ketua KPU, Ketua Bawaslu, DKPP, beberapa perwakilan Duta Besar Negara-negara sahabat, Panglima TNI dan Kapolri, Para Pejabat, Gubernur serta Kepala Daerah di seluruh Indonesia. Penghargaan Apresiasi Daerah Peduli Pelayanan Publik diterima oleh Bupati Sanjaya, dan diserahkan langsung oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas, bersama dengan 6 kepala daerah lainnya yang dinobatkan, termasuk dari Kab. Bangka Selatan, Kab. Indragiri Hilir, Kab. Morowali utara, Kab. Puncak Papua Tengah, Kab. Situbondo, dan Kota Tangerang Selatan. Kategori Apresiasi Daerah Pelayanan Publik diberikan kepada 6 daerah karena dinilai telah memberikan perhatian lebih terhadap pelayanan publik di wilayahnya, sehingga menciptakan lingkungan yang nyaman demi kepuasan masyarakat. Dengan harapan, mampu menjadi motivasi bagi daerah lain di Indonesia, sebab peran daerah sangatlah penting dalam menghimpun kekuatan Indonesia menghadapi berbagai tantangan kedepannya, terutama dalam era transformasi digital. Seperti halnya yang dikatakan oleh Wapres Ma’ruf, yakni keterbukaan dalam mendapatkan informasi mencirikan proses demokrasi dan kemajuan pembangunan. “Negara ini telah membuka saluran informasi yang sangat luas, bahkan kini kita memasuki era transformasi digital, layanan informasi publik dan kebijakan semua sektor seperti pemerintah pusat, daerah dan badan publik lainnya semakin bisa diakses oleh siapa saja melalui platform mana saja. menandakan kemajuan, namun menjadi tantangan bagi negara demokrasi” paparnya dalam sambutan malam itu. Apresiasi Daerah Peduli Pelayanan Publik, tentunya saling berkesinambungan dengan program unggulan Bupati Tabanan yakni Bupati Ngantor di Desa, atau yang dikenal dengan 'Bungan Desa'. Di mana melalui program tersebut, Bupati Sanjaya secara rutin membawa serta pelayanan publk melalui para OPD di lingkungan Pemkab, menjawab dan mengatasi langsung permasalahan masyarakat di Desa yang dikunjungi. Manfaatnya selain selain dapat mendekatkan diri dengan masyarakat melalui diskusi langsung, melihat dan mengembangkan potensi unggulan masing-masing desa, serta memantau pelayanan publik langsung dan memberikan solusi bagi kendala-kendala yang dialami desa dalam pembangunan di Tabanan. Melalui penghargaan yang diberikan, diharapkan Bupati Sanjaya sebagai pemacu untuk lebih meningkatkan pelayanan publik Tabanan semakin baik ke depan. Capaian tersebut, baginya merupakan penanda bahwa pemerintah daerah selaku pelayan masyarakat senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, demi mewujudkan Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM). “Hari ini saya merasa berbahagia, khususnya buat Pemerintah Kabupaten Tabanan dan Masyarakat Tabanan, karena hari ini kita mendapatkan penghargaan yang sangat luar biasa dari KompasTV tepat di hari ulang tahunnya yang ke-12. Di mana penghargaan tentang pelayanan publik menandakan Pemerintah Kabupaten Tabanan bersama-sama masyarakat, mampu memberikan pelayanan yang terbaik. Mudah-mudahan penghargaan ini menjadi penyemangat buat kita, untuk melayani publik, sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat bisa kita laksanakan dengan baik. Selamat hari ulang tahun KompasTV ke-12 semoga selalu menjadi media terpercaya, independen dan dicintai Indonesia, selamat dan sukses. Jaya, jaya, jaya,” papar Sanjaya usai acara. (bpn) Read the full article
0 notes
Text
Masyarakat Antusias Hadiri MTQ Ke-XX Tingkat Provinsi Banten di Kabupaten Tangerang
KAB. TANGERANG – Menjelang penutupan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)  XX Provinsi Banten masyarakat Banten terutama masyarakat Kabupaten Tangerang terlihat antusias menghadiri acara tersebut. Hal ini terpantau hingga berita ini ditulis kedatangan masyarakat terus mengalir. Terdapat berbagai macam booth UMKM dengan berbagai produk yang menarik perhatian masyarakat, pada Sabtu (29/07/2023) di…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mediaban · 1 year
Link
Ketua Komisi IV DPRD Kabupten Tangerang, M Ali mendesask Pemkab Tangerang menindak tegas developer nakal yang belum serahkan lahan PSU.
0 notes
brendasusanti · 4 years
Link
0 notes
radarbanten · 5 years
Photo
Tumblr media
Reformasi Birokrasi Desa Cangkudu Terbaik Nasional TANGERANG - Desa Cangkadu, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang pernah menjadi desa terbaik nasional dalam pengelolaan pemerintahan desa.
0 notes
mediacenterpmj · 3 years
Photo
Tumblr media
Bersama Satgas Polisi Tangerang Awasi Prokes Objek Wisata Religi Makam Keramat Tidak mau kecolongan polisi getol awasi objek objek wisata dalam penerapan Protokol Kesehatan. Anggota Polisi Polsek Cisoka Polresta Tangerang Bersama Satgas PPKM Mikro Desa Solear Awasi Prokes di Objek Wisata Religi Makam Keramat Berdasarkan Berita dan Informasi saat ini Jajaran Polsek Cisoka Polresta Tangerang bersama Satuan Tugas (Satgas) Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro Desa Solear, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan di objek wisata religi Makam Keramat Solear, Sabtu (15/5/2021). Objek wisata religi yang berada di hutan lindung itu kerap dipadati pengunjung terutama pada libur Hari Raya Idul Fitri. Guna mencegah terjadinya kerumunan, petugas dari Polsek Cisoka bekerja sama dengan Satgas PPKM Mikro Desa Solear menerapkan skema pembatasan. "Maksimal pengunjung hanya 50 persen yang diperbolehkan agar tidak ada kerumunan dan bisa menerapkan jaga jarak," kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro. Wahyu menerangkan, Kapolsek Cisoka AKP Nur Rokhman bersama anggota Bhabinkamtibmas turun langsung memonitor penerapan protokol kesehatan di objek wisata itu. Kepada pengunjung, kata Wahyu, terus disampaikan imbauan agar disiplin melaksanakan protokol kesehatan. "Pengunjung wajib menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta sesering mungkin mencuci tangan," ujar Wahyu. Wahyu berharap, masyarakat yang hendak berkunjung ke objek wisata menyadari pentingnya melaksanakan protokol kesehatan. Pembatasan jumlah pengunjung, terang Wahyu, dilakukan agar tidak ada kerumunan yang berpotensi menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. "Jadi penerapan protokol kesehatan untuk kebaikan bersama," tandasnya. #CovidNews https://bacasaja.co.id/2021/05/15/bersama-satgas-polisi-tangerang-awasi-prokes-objek-wisata-religi-makam-keramat/?feed_id=17041&_unique_id=609fc54cdf404 Kunjungi Website Kami di https://halodunia.co.id https://halodunia.net https://bacasaja.co.id https://bacasaja.today https://halodunia.network https://pakarseo.info http://bacasaja.info http://bacasaja.net
1 note · View note
beritatangerang · 1 year
Text
Heboh! Butiran Amunisi Ditemukan di Pot Tanaman Warga Rajeg Tangerang
Heboh! Butiran Amunisi Ditemukan di Pot Tanaman Warga Rajeg Tangerang
Kliktangerang.com-Butiran amunisi atau peluru dan serbuk kristal ditemukan di salah satu pot tanaman milik warga di Perumahan Veteran, Desa Sukamanah, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, Minggu 7 Mei 2023, pagi. Penemuan itu pun menghebohkan warga setempat. Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kompol Arief Nazarudin Yusuf menjelaskan awal penemuan amunisi tersebut. Awalnya, seorang warga hendak…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kabartangsel · 2 years
Text
Sekda Kabupaten Tangerang Minta Pengelolaan Dana Desa untuk Kepentingan Masyarakat
Sekda Kabupaten Tangerang Minta Pengelolaan Dana Desa untuk Kepentingan Masyarakat
Pemkab Tangerang meminta kepada perangkat desa, khususnya kepala desa untuk menggunakan dana desa sesuai kepentingan masyarakat. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch. Maesyal Rasyid saat membuka Workshop Evaluasi Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Desa di Kabupaten Tangerang. Acara tersebut digelar di Gedung Serba Guna Tigaraksa Puspemkab Tangerang pada Senin,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
qurrotaa-yunilf · 6 years
Text
Namanya Sumur
Saat itu, marak berita yang mengabarkan bahwa wilayah terdampak Carita sudah kepenuhan dengan logistik bantuan. Berbeda dengan di wilayah Sumur. Sampai-sampai, logistik bantuan di Carita banyak pula yang disalurkan ke Sumur sana.
Seperti yang udah gue tuliskan sebelumnya, jarak dari Tanjung Lesung ke Sumur ini sebetulnya gak terlalu jauh. Hanya akses jalannya aja yang rumit saat mulai dari Tanjung Lesung. Saat di perjalanan pertama menuju Sumur (yang aman), gue perhatikan sekeliling dengan perasaan biasa aja. Karena rasa sakit, gue hanya berharap segera sampai lokasi tujuan dengan sehat wal afiat. Di perjalanan kedua (yang jauh dan kondisi yang seram) yang bikin gue mulai merasa gue harus banyak-banyak dzikir. Relawan yang gue dkk tumpangi mobilnya saat itu ngobrol dan kata-katanya agak serampangan. Sempat terlintas di pikiran gue saat itu, kalau ni orang-orang obrolannya gak diridhoi, gue gak tau harus gimana misal kejadian lagi bencana susulan. Cuma bisa berharap dikasih kesempatan hidup buat tobat.
Yah, bukan hanya di gunung, di manapun apalagi yang bukan daerah kita yang mungkin adatnya masih kental, memang sebaiknya gak usah terlalu ‘meramaikan diri’ apalagi sampai ngomong yang sembarangan.
Anyway, untuk mencapai posko organisasi gue, butuh 2x perjalanan alias 1x ‘transit’.
Jalan tanah bebatuan, jauh dari pemukiman, kanan laut, kiri kadang tebing kadang tanah kosong dan rawa(?),ombak yang masih gak tenang dan ditambah hujan; sesekali menemani perjalanan dari Tanjung Lesung menuju Sumur.
Oke, Sumur adalah sebuah nama Kecamatan di Kabupaten Pandeglang. Termasuk wilayah potensi wisata juga. Namun sayang, akses untuk kesini parah banget. Sedihnya, gue gak tau ini bener atau enggak, ada penyintas yang bilang kalau Bupati sana mengunjungi wilayah terdampak tersebut dengan melalui jalur laut. Kalau emang bener, gue gak tau alasan beliau itu karena akses transportasi darat yang asyik atau takut dengan adanya gelombang susulan, makanya lebih memilih jalur laut yang mungkin agak aman plus lebih cepat. Sampai tulisan ini ditulis, sorry, gue belum cari tau lagi. Kalau misal karena alasan pertama, ya mohon diperbaiki aja sih akses transportasi daratnya. Potensi wisata lho itu. Tapi ya memungkinkan juga potensi bencana sih, khususnya yang berhubungan dengan air laut seperti kemarin.
Dari Tanjung Lesung menuju Sumur ini melalui beberapa pemukiman, lalu sepi pemukiman, lalu pemukiman lagi, begitu terus sampai entah berapa kali.
Ketika sampai di sebuah pemukiman yang aman dari bencana, terpampanglah tulisan Sumur ala kadarnya di sebuah pertigaan/perempatan yang tertuju kearah kanan jalan.
Nuansa rumah-rumah terdampak pun terasa. Disitu, gue tercengang. Betul apa yang adik tingkat gue ceritakan saat udah duluan ke sana. Di perjalanan, ada beberapa anak kecil yang menengadahkan tangannya ke setiap kendaraan yang lewat. You know lah apa tujuan mereka. Entah mereka anak-anak terdampak dan inisiatif melakukan itu, atau disuruh orang tuanya, gue gak tau. Yg pasti, itu pemandangan yang cukup menyedihkan. Segitu terisolirnya kah daerah ini? Dengan kondisi jalan yang luar biasa ini, gue gak heran.
Oh ya, gue ke Sumur H+12 pasca kejadian. Pemandangan lain selain yang sebelumnya adalah, banyaknya pakaian-pakaian sumbangan yang menumpuk atau tergeletak begitu aja. Udah macam tumpukan sampah. Asli.
Pas nyampe lokasi pertama, udah banyak banget juga relawan dari berbagai macam lembaga. Pantes sih waktu adik tingkat gue cerita (lagi) kalau saat dia kesana, dengan akses rusak begitu, jalannya macet kendaraan (yang bawa bantuan). Hahaha
Lokasi yang gue maksud sebelumnya bukan lokasi posko organisasi gue, ya. Masih jauh lagi. Kalau supir dan mobilnya berani, satu jam perjalanan cukup.
Sebelum tiba di posko, kami melewati Kampung Paniis. Salah satu kampung wisata di Sumur. Keadaannya parah. Hampir merata dengan tanah. Gak heran lagi sih, jarak pemukimannya mungkin hanya sepuluh sampai dua puluh meter dari bibir
Posko organisasi gue, jauh dari pantai. Lagi nulis ini,  ingatan-ingatan saat ke sana bikin gue mesem-mesem sendiri. Hehe. Yah.. pokonya poskonya di rumah paling ujung di sebuah bukit yang belakangnya itu adalah Gunung Honje. Tinggal di bukit atau kaki gunung ya disebutnya?
Itu ada di Kp. Cimenteng, Desa Taman Jaya, Kec. Sumur. Banyak penyintas dari kampung nelayan di pinggir pantai yang terdampak mengungsi ke sana. Hebatnya orang Indonesia, bisa kita lihat saat-saat begini lho. Tepatnya mereka yang rumahnya bersedia dijadikan persinggahan para penyintas.
Jadi inget tulisan seorang kawan http://liensu.tumblr.com/post/183079147580/disaster di akhir-akhir kalimat.
Banyak cerita menarik saat melakukan psikososial (padahal mah nyari sinyal ke beda kampung, hehe). Yang paling menarik adalah cerita salah seorang Bapak dari kampung nelayan (yang mayoritas orang Makassar atau Manado gitu). Beliau dan keluarga adalah satu keluarga yang tersisa sebagai penyintas di sebuah gedung TPA di kampung yg diungsikan. Masih trauma katanya.
Beliau cerita, saat kejadian, malam hari ada beberapa warga lokal Kp. Paniis yang duduk-duduk santai di pinggir pantai tengah asik menikmati deru ombak malam hari. Ditambah, pemandangan bintang di sana tuh luar biasa cantik banget. Macam lagi di atas lembah atau savana di gunung. <3
Sorry, dua kalimat terakhir itu bukan cerita, cuma ingatan indah gue pribadi di sana. He he
Ya, salah satu dari beberapa warga itu, ada yang melihat buaya berdiri di pinggir pantai, dan melambai-lambaikan kaki depannya dengan gerakan maju-mundur.
Pasti bingung ya ko ada buaya di pinggir pantai? Percaya gak percaya, ya itu buaya. Heheee. Jumlahnya ada tiga di beberapa titik pantai di sana. Tapi buaya-buaya ini gak mengganggu ko selama gak diusik. Katanya.
Di tengah buaya tersebut melambai-lambai, banyak warga yang di rumah langsung keluar rumah dan ramai melihat ‘aksi’ tersebut. Heboh udah pasti. Bahkan itu menjadi tontonan menarik bagi warga yang saat itu tengah malam mingguan.
Lalu, gue lupa, beberapa atau salah seorang warga gitu, melihat ke arah… barat laut. Iya. Di kejauhan terlihat ombak tinggi kearah mereka. Kehebohan pun jadi buyar dan bubar, warga akhirnya berusaha menyelamatkan keluarganya dan berbondong-bondong lari ke kampung yang jauh di belakang kampung mereka. Selamat? Tentu. Hampir semua warga lokal selamat. Tapi sayang, ada seorang Ibu yang sedang tidur di rumah gak tau ada kejadian. Ada korban selain Ibu tersebut? Tentu juga. Tp bukan warga lokal melainkan wisatawan.
Memang, menurut cerita, di kejadian tsunami Selat Sunda ini lebih banyak wisatawan yang menjadi korban jiwa.
 Benar-benar hening.
Iya, ini memilukan banget setelah sebelumnya ada gempa Lombok dan tsunami Palu.
Tsunami Selat Sunda ini hening. Terjadi bukan karena tanda-tanda atau gejala alam seperti yang gue baca di buku-buku kebencanaan. Benar-benar di luar dugaan.
Gue jadi inget pernah ngisi materi kebencanaan dan temanya ‘Kesiapsiagaan Menghadapi Tsunami’ di sebuah kampung di Kabupaten Tangerang yang gak jauh dari pantai utara Jawa. Tapi ga ngebahas penyebab tsunami dari aktifitas vulkanik yang ternyata contohnya kayak bencana kemarin. Karena emang gak ada. Gue yakin banget gak ada dari referensi yang gue baca.
Semoga aja gue gak dihujat sama warga yang pernah hadir di acara itu karena ketidaklengkapan penyampaian yg gue sendiri juga baru tau setelah bencana kemarin itu. Hehe -_-
*satu paragraph sebelum kalimat di atas adalah promosi terselubung hahaha
 Beralih keluar dari bencana.
Posko yang berada di Kp. Cimenteng ini gak mendukung sinyal selular. Di kampung sebelumnya yang masih mendukung sinyal. Indosat. Itu pun harus cari posisi yang pas untuk dapat sinyalnya. Oiya kampung sebelumnya ini namanya Kampung Cibanua.
Saat mencari sinyal internet di sebuah warung di Cibanua, gue dan adik tingkat jajan sambil ngobrol-ngobrol sama gadis-gadis lokal di sana yang masih duduk di bangku warung sekolah.
Edan, dua puluh dua tahun gue hidup enak-enak, baru kali ini gue berhadapan langsung dengan anak-anak (remaja) yang kalau mau berangkat sekolah harus dari pagi-pagi banget. Pukul dua pagi. Serius. Itu pengakuan mereka. Karena seingat gue, sekolah setingkat mereka (SMP dan SMA/Sederajat), adanya hanya di sana, di Cibaliung.
Tapi bukan jalan kaki ko. Naik angkutan umum semacam elf. Ongkosnya sekali jalan lima ribu rupiah. Hm
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ   “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman)
Btw, sebetulnya saat turun ke bencana ini untuk menjadi relawan, sedang ada sesuatu yang gue kejar. Atau gue lagi kejar target. Kalian yang sekadar tau gue pasti tau. Hehe
Namun saat kembali dari tempat-tempat ini, gue mendapat sesuatu yang ‘membayar’ target yang udah gue relakan demi kesini. Gue terharu sih. Gue jadi makin cinta sama Ibnu Batuttah dan Rasulullah SAW, panutan gue setiap melakukan sebuah perjalanan.
 Baiklah, tulisan gue kali ini gue tutup dengan,
1. Berani untuk berlatih dan terlatih
2. Tetap berbuat baik dan menebar manfaat
3. Tidak putus asa, orang baik selalu ada
4. Bersyukur
5.Tidak asal dalam memberikan bantuan (khususnya untuk penyintas kebencanaan) meskipun dengan niat baik dan sangat ikhlas
6. سافر تجد عوضا عمن تفارقه  (Bersafarlah maka engkau akan mendapat ganti dari apa yang kau tinggalkan) – Imam Syafi’i
 Syair di atas tidak untuk disalah artikan, ya. Harus bisa ikhlas.
Februari 2019
With love,
QAF
2 notes · View notes
redaksi · 2 years
Text
Apa Kata Ujang Kosasih, SH Terkait Pemberitaan GM Corporate Communications PT. Summarecon Agung, Tbk
Tangerang Selatan ||• redaksijateng 81 Miris menyaksikan beredarnya berita versi PT. Summarecon Agung,Tbk dibeberapa media online yang merilies bantahan dari pihak GM Corporate Communications atas tudingan pengeroyokan warga yang dilakukan keamanan di kawasan Gading Serpong, Kabupaten Tangerang. Dalam pemberitaan yang telah beredar, disebut Summarecon Serpong mengusir dan menyandera pemilik rumah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kanwilbpnbengkulu · 2 years
Photo
Tumblr media
#Repost @kementerian.atrbpn • • • • • • Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabek-Punjur), terdapat 308 situ, danau, embung, dan waduk (SDEW) yang berfungsi sebagai pengendali banjir serta penyedia sumber air. Sebanyak 218 di antaranya merupakan situ yang terbentuk relatif secara alami. Objek-objek SDEW, khususnya situ, rawan mengalami okupasi dan alih fungsi karena ukurannya yang relatif kecil dan relatif tersebar di tengah-tengah kawasan permukiman. Sebagai upaya memulai percepatan penyelamatan dan pengamanan SDEW, khususnya situ, yang rentan mengalami pengurangan kapasitas tampungan, menyusut atau bahkan menghilang, maka dikeluarkan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) selaku Ketua Tim Koordinasi Penataan Ruang (TKPR) Jabodetabek-Punjur Nomor 7/SE- TR.01/IV/2022 tentang Penyelamatan dan Pengamanan Situ, Danau, Embung, dan Waduk di Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur. Surat edaran tersebut ditujukan kepada seluruh Kepala Kantor Wilayah BPN dan Kepala Kantor Pertanahan kabupaten/kota di wilayah Jabodetabek-Punjur untuk melakukan inventarisasi atas bidang-bidang tanah terdaftar (khususnya yang telah memiliki Hak atas Tanah) yang bersinggungan sebagian atau seluruhnya dengan badan air SDEW, khususnya situ. Selain itu, surat edaran tersebut berisikan arahan untuk membatasi proses pendaftaran tanah dan penetapan Hak atas Tanah (HAT) pada bidang-bidang tanah yang bersinggungan dengan badan air SDEW. Berita selengkapnya kunjungi www.atrbpn.go.id #KementerianATRBPN #MelayaniProfesionalTerpercaya #MajuDanModern #MenujuPelayananKelasDunia https://www.instagram.com/p/Ccm_Js3p2NH/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
bannanmufida · 2 years
Text
Kehamilan Pertama
Setiap proses kehamilan memiliki ceritanya masing-masing, maka aku akan mengabadikan setiap prosesnya dalam tulisan-tulisanku. Untuk ku kenang nanti, untuk anakku jika ia telah mengerti nanti. Proses yang selalu terasa berharga saat dikenang.
Usia pernikahan kami menginjak empat bulan, saat alat tes kehamilan menunjukkan tanda positif. Akhirnya setelah menjalani menjalani kehidupan LDM yang melelahkan, kami tinggal bersama, merantau. Sebuah rumah petak kecil di daerah Cisauk, Kabupaten Tangerang menjadi tempat tinggal kami pertama kali. Tinggal di kota besar dengan penghasilan yang bahkan belum memenuhi UMR kota itu membuat kami harus pintar-pintar dalam mengatur keuangan, termasuk berbagai kebutuhan yang ada selama proses kehamilan. 
Thanks to BPJS yang mensupport segala pemeriksaan selama kehamilanku yang pertama, paling hanya menambah susu ibu hamil dan vitamin yang tidak di cover, masih cukup terjangkau. Biaya pemeriksaan dokter, USG, dan laboratorium rutin semua di cover. Alhamdulillah. 
Setelah mengetahui positif hamil, kondisi badan mulai menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Morning sickness sampai usia kehamilan hampir 5 bulan, mual muntah, sensitif sekali sama bau-bauan, sama-sama nggak suka bau busuk atau wangi, sangat mengganggu. Pernah suatu ketika, pak suami ngajakin keluar, tapi aku bilang aku nggak suka sama bau badannya, bikin mual. Pakailah dia minyak wangi biar nggak dibilang  bau, eh malah lebih parah bikin mualnya. Akhirnya pas di mall jalannya jauh-jauhan. hehe.
Aku ngerasain banget susah makan pas awal kehamilan sampai pertengahan trimester ke dua, parah. Nggak bisa makan makanan dingin. Jadi, hampir tiap malem langganan bakso malang beli 5 ribu rupiah demi bisa makan dengan enak. Menu andalan lainnya adalah tempe tahu sambel korek dengan nasi panas. Meski menu sederhana, itu sangat membantu.
Momen paling diingat pas aku harus tes SIMAK UI bulan April 2019. Waktu itu usia kehamilan sekitar 4 bulan, mual muntahnya masih belum hilang. Galau bener mau ke Depok naik apa, naik motor rawan sekali jalanannya. Naik KRL dari Tangerang ke Depok, yah harus siap berjubel dari St. Tanah Abang sampai St. Depok. Akhirnya kami memutuskan naik KRL, 2,5 jam perjalanan yan rasanya lama sekali, bener harus nahan mual pusing, belum lagi aroma-aroma di perjalanan yang amat luar biasa. Tapi akhirnya bisa terlewati juga.
Malamnya aku stay di kosan temen yang udah lebih dulu kuliah S2 di UI, jadi bisa istirahat dan bersiap untuk tes esok harinya. Tesnya ada 2 sesi, sesi pertama berjalan cukup lancar tapi udah mulai kerasa kepala pening. Pas masuk sesi ke dua, tes bahasa inggris, buat baca soalnya aja aku kliyengan apalagi buat mikir. Sampai salah satu penjaga menanyakan kondisiku, aku jawab aja kalo lagi mual karena hamil. Aku cuman bisa pasrah, semoga aku beruntung. 
Pas pulang, aku sama pak suami janjian di St. UI. Eh tapi susah banget dapet gojeknya, karena pas itu rame banget dan UI macet. hampir 2 jam nunggu. Baterai HP sudah sekarat, mau jalan ke St. UI dari FEB kok ya takut pingsan di jalan. wkwk parah lah waktu itu. Perjalanan pulang naik KRL hampir sama lah kondisinya. Alhamdulillah perjuangannya terbalas dengan berita kelulusan.
Karena lulus SIMAK waktu itu, aku harus mulai kuliah bulan September 2012, sedangkan HPL adalah awal Oktober. Sempat galau parah mau lanjut atau enggak, karena kondisinya LPDP nggak bisa ngajuin tunda kuliah dengan alasan hamil, dan di UI juga nggak boleh ambil cuti untuk mahasiswa semester 1. Sempat coba ngomong sama kaprodi siapa tau ada keringanan buat ibu hamil ini semisal ada kondisi urgent nantinya, eh keluar mala basah air mata, tidak membantu dan tak ada solusi.Yap mungkin itu memang konsekuensinya. Aku dikuatkan oleh pak suami, kita jalani dan usahakan dengan maksimal. Aku selalu berdoa untuk kelancaran persalinan dan semoga bisa melahirkan secara normal. Kalo secara peraturan aku cuman punya waktu pemulihan sekitar 2 minggu, memanfaatkan 20% jatah ketidakhadiran. Aku juga sounding ke si bayi biar lahiran pas weekend biar lebih panjang waktu untuk pemulihannya. 
Karena harus memulai kuliah, aku dan pak suami akhirnya pindah ke Depok akhir bulan Juli. Udah nggak peduli sama mitos kalo orang hamil nggak boleh pindah rumah. Alhamdulillah proses pindahannya lancar. Bersyukur sekali dapat tempat kontrakan yang luas, nyaman, dan lingkungannya luar biasa hangat. Pemilik kontrakan juga nggak kalah baiknya, kami diberikan banyak kemudahan. Alhamdulillah.
Perkuliahan dimulai tidak terlalu berat. Fisikku sudah cukup kuat, bahkan aku rajin jalan dari Farmasi ke Stasiun Pondok Cina, sekalian nemenin temen dan olah raga buat nyiapin kelahiran. Banyak usaha aku lakukan supaya bisa lahiran normal, yoga hamil, rutin konsumsi kurma (katanya biar kuat nanti ngeden pas melahirkan. hehe), makan manis-manis (karena sampai usia memasuki 34 minggu berat janinnya masih kurang). Semua usaha dimaksimalkan demi melahirkan normal. Nggak ngebayangin kalo harus sesar, butuh waktu pemulihan lebih lama, dan otomatis kuliah nggak bisa dilanjut. Selain itu ngeliat biaya lahiran sesar di Depok, mahal! meskipun mungkin bisa di cover BPJS. 
Sempat ada pemikiran apakah aku terlalu egois dan memaksakan diri. Tapi secepatnya pikiran itu harus ku buang jauh-jauh. Kesibukan kuliah membuat waktu berlalu cepat. Sampai akhirnya tak terasa pembukaan pertama.
(Bersambung…)
1 note · View note
rakyatbicaranews · 2 years
Text
PEMBANGUNAN GEDUNG DI SMKN 4 KOTA TANGERANG DIDUGA ASAL JADI
PEMBANGUNAN GEDUNG DI SMKN 4 KOTA TANGERANG DIDUGA ASAL JADI
Rakyatbicara.id – Tangerang, -Kantor Berita RBN – Dalam rangka Peningkatan persaingan pendidikan  di provinsi Banten yg berkualitas,khususnya ditingkat SMA/ SMK Negeri, pemerintah provinsi banten berupaya mengambil langkah untuk membangun gedung sekolah  yang baik dan nyaman untuk digunakan di setiap sekolah SMA/ SMK N dikota dan di kabupaten, provinsi Banten. Seperti halnya yang dilakukan untuk…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes