Kapolres Gianyar Letakan Batu Pertama Pembangunan Pagar Polres Gianyar
Gianyar. Kapolres Gianyar AKBP Ketut Widiada, S.I.K. melaksanakan kegiatan peletakan batu pertama dalam rangka pembangunan pagar di Mako Polres Gianyar. Sabtu (6/7/2024).
Turut hadir dalam acara tersebut Sekda Kabupaten Gianyar I Dewa Alit Mudiarta, Inspektorat Kabupaten Gianyar, Kadis PUPR Kabupaten Gianyar, Waka Polres Gianyar Kompol Yusak Agustinus Sooai, S.I.K. serta pejabat utama Polres…
Wali Kota Jaya Negara Akomodir Usulan Pelaku Usaha, Pajak Hiburan di Kota Denpasar Ditetapkan 15 Persen
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menyetujui dan sekaligus menetapkan Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) atau yang dikenal dengan Pajak Hiburan sebesar 15 persen. Keputusan tersebut diambil setelah melaksanakan dengar pendapat bersama para pelaku usaha wajib pajak terkait penerapan pajak hiburan berdasarkan UU No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah di Graha Sewakadharma Kota Denpasar, Rabu (24/1/2024).
Hadir dalam kesempatan tersebut Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Asisten Administrasi Umum Setda Kota Denpasar, I Dewa Nyoman Semadi, Kepala Bapenda Kota Denpasar, I.G.N Eddy Mulya, Pimpinan OPD terkait, serta pelaku usaha yang merupakan wajib pajak di wilayah Kota Denpasar.
Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Kepala Bapenda Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Eddy Mulya menjelaskan, pertemuan sekaligus dengar pendapat ini dilaksanakan sesuai SE Menteri Dalam Negeri No. 900.1.13.1/403-SJ tentang Petunjuk Pelaksanaan Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) atas Jasa Kesenian dan Hiburan Tertentu.
Dimana, lanjut Jaya Negara, tarif PBJT atas jasa hiburan pada diskotik, karaoke, club malam, bar, dan mandi uap atau spa sesuai UU No. 1 Tahun 2022 ditetapkan paling rendah sebesar 40 persen dan paling tinggi sebesar 75 persen. Hal inilah yang menuai keberatan dari para pelaku usaha di wilayah Kota Denpasar.
"Dari pelaksanaan rapat sebelumnya bersama Mendagri dan Menteri Kuangan melalui Daring dijelaskan, bahwa Wali Kota atau kepala daerah berwenang memberikan insentif fiskal dalam menjaga keseimbangan perekonomiam daerah," ujarnya.
Dalam rapat dengar pendapat yang mengundang 49 pelaku usaha wajib pajak di wilayah Kota Denpasar ini kompak mengusulkan agar kenaikan Pajak PBJT atau Hiburan ditetapkan 15 persen. Hal tersebut mengingat situasi yang berada pada masa pemulihan pasca pandemi.
"Berdasarkan pertimbangan tersebut kita menyetujui usulan pelaku usaha, bahwa Pajak PBJT atau Pajak Hiburan di Kota Denpasar ditetapkan sebesar 15 persen. Dan kebijakan tersebut juga sekaligus menjadi insentif fiskal bagi pelaku usaha yang termasuk dalam wajib pajak hiburan," kata Jaya Negara.
Pihaknya juga telah merancang Peraturan Wali Kota untuk diusulkan ke Pemerintah Pusat sebagai landasan penerapan kebijakan tersebut.
"Tentu kami berharap dengan disetujuinya penerapan pajak hiburan sebesar 15 persen ini dapat mendukung pertumbuhan investasi di bidang hiburan, selain meningkatkan PAD juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja Kota Denpasar dengan optimal," ujar Jaya Negara.
Salah seorang pelaku usaha, Cokorda Gede dari Glow Spa memberikan apresiasi atas disepakatinya penetapan pajak hiburan sebesar 15 persen. Hal ini tak lepas dari kepedulian Pemkot Denpasar dalam menerima keluh kesah pelaku usaha. Sehingga penerapan pajak hiburan sebesar 40 persen tidak diterapkan.
"Tentu saya tidak panjang kata lagi, dan tentu sangat berterimakasih atas kepedulian Pemkot Denpasar terhadap pelaku usaha, sehingga pajak hiburan yang semula dirancang 40 persen, kini turun menjadi 15 persen sebagai bentuk insentif fiskal," ujarnya.(bpn)
Read the full article
Dewa Alit: ‘Likad’
“Chasing the Phantom”; Dewa Alit and Gamelan Salukat (Black Truffle)
This Balinese composer combines two different gamelan scales in his latest project. Just as you start to grasp the harmonic implications, his ensemble begins navigating virtuoso rhythm changes. Recommended if you like innovative tunings, torrid riffing, blooming transitions of percussive color, or hip-hop…
Dewa Alit: ‘Likad’
“Chasing the Phantom”; Dewa Alit and Gamelan Salukat (Black Truffle)
This Balinese composer combines two different gamelan scales in his latest project. Just as you start to grasp the harmonic implications, his ensemble begins navigating virtuoso rhythm changes. Recommended if you like innovative tunings, torrid riffing, blooming transitions of percussive color, or hip-hop…
Hadiri Karya Padudusan Alit Bendesa Manik Mas Bualu, Wayan Suyasa Mapunia Rp10 Juta
Hadiri Karya Padudusan Alit Bendesa Manik Mas Bualu, Wayan Suyasa Mapunia Rp10 Juta
Bualu, baliwakenews.com
Wakil Ketua DPRD Badung, I Wayan Suyasa kembali menunjukkan konsistensinya senantiasa hadir dan membantu masyarakat. Jumat 7 Oktober 2022, Ketua DPD Partai Golkar Badung ini menghadiri upacara Ngenteg Linggih, Padudusan Alit di Merajan Dewa Hyang Bendesa Manik Mas Banjar Peken Desa Adat Bualu Kuta Selatan. Dalam kesempatan tersebut, selain berkesempatan melakukan…
Dewa Alit & Gamelan Salukat - Chasing the Phantom - bringing modern compositional techniques to traditional Gamelan ensemble
Dewa Alit, Bali’s master of contemporary Gamelan composition, returns to Black Truffle with Chasing the Phantom, presenting two recent works played by the composer’s Gamelan Salukat, a large ensemble that performs on instruments specially built to his designs, using a unique tuning system that combines notes from two traditional Balinese Gamelan scales. Alit explains that the ensemble’s name suggests “a place to fuse creative ideas to generate new, innovative works” and both compositions demonstrate the composer’s ability to wring stunning new possibilities from variations on the traditional Gamelan ensemble. While using familiar elements of Balinese Gamelan music, such as unison scalar melodies and stop-start dynamics, Alit’s music is overflowing with harmonic, rhythmic, and timbral inventions, the latter often facilitated by unorthodox playing techniques.
This week Kali Malone rekindles the Portraits GRM series, stalking the ground between early modern music, American minimalism, and musique concrète with compositions for trombone, bass clarinet, boîte à bourdon, and ARP 2500. Buh Records shares fresh perspectives on Afro-Peruvian music, as Los Hermanos Ballumbrosio embody festejo rhythms while Perkutao draw from Cuban and Caribbean forms for a sprightly and evocative blend of free-flowing percussion. Sarah Davachi sets a piece for four trombones, performed by Mattie Barbier in the bestiary of the Museum of Jurassic Technology in the Palms, and tracks by Madeleine Cocolas, Killer Mike, Dewa Alit, Placid Angles, and Caterina Barbieri complete the roundup of new music.
I made this mix by Asian artist songs , Asian sounds , Asian labels music ,
Because I’m Asian . I saw many sad asian hate crime news recently …
Asian needs to be unite more . Its not protest. Just we need to like ( Love ) each other more more.
Its not dispute. Just want to understand each other. Same race , other race , all of people.
I believe Music Bonds Us Together.
The tittle from Toru Takemitsu’s essay
Malaysia (Track 1), Vietnam (Track 2) ,Philippines (Track 3&4),
Nepal (Track 5&6 ), India , Pakistan (Track 6)
South Korea (Track 2&7), Indonesia (Track 8)
Japan (Track 9) ,Thailand (Track 10) ,Taiwan (Track 11)
Cambodia (Track 12)
This time I use these country of relevant music.
But I’m still looking for another country ambient/electronic/acoustic music too
Including China , Mongolia , North Korea , Singapore , Myanmar , Laos , Bhutan , Bangladesh , Hong Kong , Sri Lanka etc…
for my next mix. Please let me know if you have reccomendation. Also I welcome if another DJ want to joining this project.
-
quietstilldead.bandcamp.com/album/qsd00…-strings-12
Malaysia record lebel Swedish Hardcore band
-
chooyu.bandcamp.com/album/c-y-thanh-ni-n
Vietnamese artist “Lửa”
Born and grown up in the City of Spring he has developed his own style influenced by his nature and urban surroundings.
This is ambient music from (VIetnam) .
Lửa is represented by CHOOYU records ( Seoul , South Korea )
-
anaroxanne.bandcamp.com/album/because…of-a-flower-2
Ana Roxanne is an intersex Southeast Asian musician based in Los Angeles. Born & raised in the Bay Area to immigrant parents, Ana’s love for singing began through her mother’s CD collection of 80’s/90’s R&B divas.
-
saamleng.bandcamp.com/album/himalaya…ains-1971-2003
Bogdan Jankowski (1938–2019) took part in many Polish historical mountaineering expeditions led by Andrzej Zawada. Initially, This part of the archive consists of field recordings of local music, prayers and sounds of the surroundings. „Himalaya and Karakoram. Voices from the Mountains” is a selection of Bogdan Jankowski’s most interesting recordings.
- Nanga Parbat (Winter 1996/97, track: 24) ( Nepal )
-
consolidate.bandcamp.com/album/cinema
Rajan Shrestha is a Kathmandu based artist, primarily known as the bass guitarist of post-rock act Jindabaad. He is also one half of Anaasir, a collaborative project with Pakistani electronic musician Alien Panda Jury.
Phatcowlee is Rajan Shrestha’s solo electronic project where he infuses samples and LA beat sensibilities with deeply personal lyricism to create songs that veer into the ethereal. Cinem
Most of the songs in Cinema begin with samples from classic Nepali films (Mayalu and Chino). Consolidate Music Label ( Bengaluru, India )
( Nepal )
-
parkjiha.bandcamp.com/album/philos
Park Jiha ( South Korea )
-
dewaalit.bandcamp.com/album/siklus
composed by: Dewa Alit ( Bali , Indonesia )
played by: Gamelan Salukat
-
kawabata-makoto.bandcamp.com/album/hot-…ttlesnakes
Kawabata Makoto & The Mothers of Invasion ( Osaka , Japan )
-
katecarr.bandcamp.com/album/overheard-in-doi-saket
“For a collection of field recordings”
recordings made on a trip to Thailand
Naked voyeurism. Belfast-via-Australia sound artist Kate Carr
( Thailand )
-
5/28 Julio Gutierrez / Cuban Jam Session volume1 clp8000 等更新しました。
おはようございます。更新完了しました。https://bamboo-music.net
Shelly Manne / 234 as20
Phineas Newborn jr / Newborn Touch S7615
Stan Getz / the Steamer mgv8294
Stan Getz / Interpretations Mgn1000
Barry Harris / Vicissitudes 2022682-4
Joe Pass / st 855681
Ray Bryant / Hot Turkey 33089
Chico Hamilton / Further Adventures of El Chico as9114
Milt Jackson / That's the Way it is as9189
Paul Bley / Open to Love 1023
T Bone Walker / Classics In Jazz H370
Cloud7 / Keep on Tryin otlp0369
Julio Gutierrez / Cuban Jam Session volume1 clp8000
Herbie Hancock / Thrust pc32965
Modulations / It's Rough Out Here bds5638
Eleh / Harmonic Twins [New/LP]
Gigi Masin / Calypso [New LP]
Beliz / Memories [New LP]
Dewa Alit & Gamelan Salukat / Genetic [New Lp]
Gianyar-Kapolres Gianyar AKBP Ketut Widiada, S.I.K. menerima audiensi Pejabat Bupati Gianyar I Dewa Tagel Wirasa, S.E. A.K., M.Si. bertempat di Ruang tamu Kapolres Gianyar. Selasa (26/9/2023).
Kedatangan Pj. Bupati Gianyar didampingi oleh Sekda Kabupaten Gianyar I Dewa Gede Alit Mudiarta, S.E. dan Kabag Umum Pemda Kabupaten Gianyar Anak Agung Gde Semara Putra.
Kapolres Gianyar menyampaikan…
92. Dewa Alit & Gamelan Salukat | Chasing the Phantom
🇮🇩 Indonésie | Black Truffle Records | 30 minutes | 2 morceaux
La plasticité exceptionnelle du gamelan, forme ancestrale de la musique indonésienne, est spectaculairement démontrée sur les deux compositions du maitre balinais Dewa Alit rassemblées ici. Chasing the Phantom puise ainsi dans une tradition musicale d’une richesse et d’une profondeur exceptionnelles tout en s’inscrivant le plus naturellement du monde dans la philosophie d’un label défricheur tel que le Black Truffle d’Oren Ambarchi.
Sekda Alit Wiradana Serahkan Penghargaan Pemenang Lomba Kearsipan Antar OPD di Kota Denpasar
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana menyerahkan secara resmi Penghargaan Pemenang Lomba Kearsipan Antar OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2023 yang digelar di Graha Sewakadarma Kota Denpasar, Selasa (23/1/2024). Penghargaan tersebut diberikan kepada OPD dengan tata kelola kearsipan terbaik.
Dimana, dari hasil monitoring dan evaluasi pengelolaan kearsipan yang diikuti oleh 37 OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar, ditetapkan lima OPD yang meraih nilai tertinggi dalam monitoring dan evaluasi pengelolaan kearsipan. Kelimanya yakni Peringkat pertama diraih oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Denpasar peringkat kedua diraih Dinas Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar dan peringkat ketiga diraih oleh RSUD Wangaya. Sedangkan peringkat keempat dan kelima masing-masing diraih oleh Dinas Pariwisata Kota Denpasar serta Inspektorat Kota Denpasar.
Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana mengatakan, bahwa manajemen kearsipan yang baik akan mencerminkan kualitas dan kompetensi dari setiap instansi atau organisasi perangkat daerah (OPD). Sehingga diharapkan semua instansi di lingkungan Kota Denpasar menata dan mengelola kearsipan dengan baik.
"Kegiatan monev kearsipan ini sebagai sebuah langkah inovasi dalam kegiatan pengarsipan di lingkungan instansi Kota Denpasar," ujarnya.
Alit Wiradana meyakini pengelolaan arsip merupakan hal penting yang harus diterapkan di semua instansi. Hal ini lantaran berkaitan dengan data dan catatan administrasi pemerintahan. Sehingga mampu menjadi basis data dalam merumuskan kebijakan yang berkelanjutan.
"Kami berharap kepada instansi pemenang untuk dapat mempertahankan prestasi ini, bahkan jika memungkinkan dilakukan peningkatan. Ini juga sebagai upaya menaikkan indeks kearsipan di lingkungan Pemkot Denpasar," ujarnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Denpasar, I Dewa Nyoman Sudarsana menyampaikan, dalam lomba ini terdapat lima unsur penilaian dalam proses dan tahapan penilaian monev kearsipan ini.
Unsur yang dinilai antara lain yakni penciptaan arsip, penggunaan arsip, pemeliharaan arsip, penyusutan arsip dan sumber daya kearsipan.
Selama penilaian berlangsung, kata Dewa Sudarsana, pembinaan dilakukan oleh tim kearsipan yang terdiri dari empat orang arsiparis dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Bali. Dikatakannya, pelaksanaan monitoring dan evaluasi kearsipan ini bertujuan untuk memotivasi perangkat daerah agar lebih memperhatikan kearsipan.
"Gerakan sadar arsip nasional kini sedang digalakkan, maka monev kearsipan ini kami harapkan bisa menjadi dasar penyelenggaraan sistem kearsipan yang lebih baik lagi," kata Sudarsana.(bpn)
Read the full article
TURISIAN.com – Lombok merupakan pulau terbesar di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menyimpan kekayaan budaya masa lalu yang masih lestari hingga kini. Salah satunya Pura Meru Cakranegara, tempat peribadatan umat Hindu di Lombok yang mayoritas penduduknya memeluk Islam. Tempat ini pun menjadi salah satu simbol kerukunan umat beragama di sana.
Pura Meru Lombok sudah terdaftar sebagai bangunan cagar budaya nasional sejak 26 Februari 2007. Merupakan peninggalan masa kejayaan Kerajaan Karangasem Bali yang pernah menguasai Lombok. Pembangunannya pada 1720 oleh I Gusti Anglurah Made Karangasem, wakil Kerajaan Karangasem Bali di Lombok.
Nama Meru dari pura ini sebagai singkatan dari Semeru, gunung tertinggi di Jawa Timur dan dianggap suci oleh Kerajaan Singosari yang menjadi leluhur I Gusti Anglurah Made Karangasem. Bangunan pura juga didedikasikan untuk tiga dewa utama umat Hindu, Brahma, Siwa, dan Wisnu dalam bentuk tiga meru atau menara bersusun.
Pembuatan pura ini bertujuan sebagai tempat persembahyangan masyarakat Hindu dari kerajaan-kerajaan kecil di seputar Mataram yang berhasil ditaklukkan oleh Kerajaan Karangasem. Dalam Babad Lombok disebutkan, Agama Hindu masuk ke Lombok pada 1691 ketika seluruh penduduknya yang merupakan suku Sasak, masih menganut Islam.
Bangunan Pura Meru Lombok
Kompleks peribadatan Pura Meru ini berukuran panjang 174 m dan lebar 51 m atau seluas 8.874 m2 dan menjadi pura terbesar di Pulau Seribu Masjid tersebut. Gerbang masuk utama pura ini bernama Kori Agung dengan tinggi 8 meter terbuat dari bata merah.
Baca juga: 5 Tempat Yoga di Lombok Buat Tenangkan Jiwa dan Pikiranmu!
Tiga meru atau menara bersusun pada pura ini, berbentuk limas. Dengan atap tumpang atau bersusun dan akan semakin mengecil di bagian puncaknya. Model atapnya merupakan simbolisasi tingkatan lapisan alam dari bawah ke atas. Yaitu Bhuana Agung (alam besar atau makrokosmos) dan Bhuana Alit (alam kecil atau mikrokosmos).
Kerukunan umat beragama di sini pun tercermin dengan adanya Masjid Nurul Falah di luar pura. Masjid yang berdiri pada masa raja terakhir Kerajaan Karangasem Mataram, Anak Agung Anglurah Gede Ngurah Karangasem, yang terkenal toleran dan menjaga keberagaman.
Lokasi Pura Meru Lombok
Kini, selain sebagai tempat peribadatan, kompleks pura ini juga menjadi salah satu objek wisata religi Lombok. Lokasinya berada di Mataram, ibu kota NTB. Tepatnya di Jalan Selaparang, Kelurahan Cakranegara Timur, Kecamatan Cakranegara, Kabupaten Lombok Barat.
Jaraknya sekitar 200 meter di seberang Taman Mayura. Sebuah tempat wisata kolam raksasa seluas hampir tiga hektare yang juga peninggalan Kerajaan Karangasem Mataram.
Baca juga: Keindahan Terasering Sawah Desa Mareje Lombok, Seperti di Ubud Bali
Untuk menuju ke sana, Sobat Turisian dapat menempuhnya selama 40 menit berkendara dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Praya. Atau sekitar satu jam dari destinasi pariwisata superprioritas Mandalika di Lombok Tengah.*
Sumber: indonesia.go.id