Tumgik
#Donk-ee
pc7ooo · 2 months
Photo
Tumblr media
Donk о Razer Huntsman V3 со Snap Tap и её аналогах: «Кажется, эта клавиатура/алиасы подходят для людей, которые двигаются распиками и микрострейфами»
Профессиональный игрок в CS2 Данил donk Крышковец высказался о технологииконтр-стрейфа Snap Tap и её аналогах. Мыслями райфлер Team Spiritподели...
Подробнее на https://7ooo.ru/group/2024/07/28/389-donk-o-razer-huntsman-v3-so-snap-tap-i-ee-analogah-kazhetsya-eta-klaviatura-aliasy-podhodyat-dlya-lyudey-kotorye-dvigayutsya-raspikami-i-mikrostreyfami-grss-328069980.html
0 notes
derheikocom · 6 years
Text
Donk-EE - Leihlastenrad, Roller und Fahrrad verkauft, warten auf das E-Bike
Letzes Wochenende hatte ich die Gelegenheit meinen Roller und auch mein altes Fahrrad zu verkaufen. Zwar habe ich mein E-Bike noch nicht, aber die Gelegenheit wollte ich mir vor Session ende nicht entgehen lassen. Ein wenig trauere ich meinem Roller schon nach. Damit war ich echt schnell in Köln an allen Orten und er hat mir sehr treue Dienste geleistet. Aber ich brauche mir Bewegung und wahrscheinlich ist es ganz gut so, dass er schnell weg ist. Und so bin ich dann die Woche über mit den Leihfahrrädern gependelt. Bin ich froh wenn mein E-Bike kommt! So ein Leihbike ist ja für zwischendrin ganz nett, aber sie haben null Komfort und sind ziemlich ausgelutscht. Bei einem Spaziergang mit meiner Tochter habe ich heute noch was tolles entdeckt. Ein Leih-Lastenbike.
Tumblr media
Im Gegenzug zum Leihbike haben diese einen festen Platz wo man sie abholt und wieder zurück bringt. Dafür haben wir aber eine Station fast vor der Haustüre. Und es ist ein E-Lastenbike.
Tumblr media
Finde ich cool und habe mich gleich mal registriert. Wir haben zwar einen Croozer, aber so für zwischen durch eine nette Alternative. Ich hoffe ja, das mein Bike was früher kommt als angekündigt. Bis Ende Oktober ist echt noch lang ;) Lesen Sie den ganzen Artikel
0 notes
kerudunghitam · 6 years
Text
Teknik Agar Anak Tidak Kapok Curhat
Kisah anak yang lama-lama kapok curhat ke orangtuanya:
Kid: “Aku gak suka sama bu guru! Dia teriakin aku di depan semua orang”
Mom: ”Emang kamu ngapain sampe diteriakin sama bu guru?”
Kid: ”Aku tadi ngobrol tapi temenku lagi curhat penting”.
Mom:”Ya pantes aja nak”
ATAU
Mom: “Ee jangan bilang gitu” .
Kisah orangtua yang membuat anak makin percaya bahwa orangtua tempat curhat TERBAIQQ👍👍! .
Kid: “Aku gak suka sama bu guru! Dia teriakin aku di depan semua orang”
Mom: ”WAAA.. Pasti malu sih kalau digituin.”(teknik acknowledge Feeling anak)
Kid: ”Iya aku sebel banget, padahal aku cuman dengerin temen aku curhat”
Mom: ”Mmm iya pasti sebel sih ya, lagi dengerin temen malah dimarahin.”
Kid: ”Iya.. dst..dst (biarkan ia cerita kita cukup hmmm....hmmmm..gituu..Sampai akhirnya dia selesai cerita)
Mom: “Jadi gimana donk ya biar kamu gk diteriakin guru lagi di kelas (biarkan solusi datang dari anak)
Rasanya pasti gemes pengen cepat-cepat nasehatin bahwa dia memang salah. Tapi kesampingkan perasaan itu sebentar. This isn’t not about you, right now, dan kecemasan kita tidak akan membantu di situasi seperti ini. Yang penting saat ini adalah membantu anak melewati perasaan negatif dan membantu anak muncul ide solusi sendiri. Masih banyak waktu lain untuk menasehati tentang santun terhadap guru. Tapi saat seperti ini, ia sedang butuh seseorang untuk mendengarkannya.
Meng-acknowledge perasaan anak bukan berarti kita setuju dengan hal itu. Kita hanya menunjukkan bahwa kita mengerti apa yang sedang ia rasakan. Itu saja. Ketika anak sudah merasa perasaannya dimengerti, maka perasaan negatif itu menjadi hipang dan membuat lega. Tidak menumpuk dipendam di dalam hatinya dan menjadi dendam yang sewaktu-waktu bisa keluar dalam bentuk “ledakan” emosi berlebihan karena sudah terlalu banyak yang dipendam dan jarang di-acknowledge.
Sumber: Buku PeacefulParentHappyKids
22 notes · View notes
popbee · 6 years
Text
Celine、Givenchy 竟一直都讀錯?惡補 75 個名牌發音就不再尷尬!
Tumblr media
讀錯品牌或設計師的名字,的確是頗難堪的事。無論你準備投身時尚行業,或者只是以購物為嗜好,能讀準拗口生僻的名稱,總會令人另眼相看。但別以為看起來很長的才有難度,平日我們常見的 Dolce & Gabbana、Celine、Louis Vuitton……以英語來發音其實也不太準確。雖說在這國際社會下這不是大問題,但學會它正宗的讀法,除了可以用來展示你對時尚的熱情,也是對品牌的一份尊重呢!以下是 《i-D》整理的 75 個品牌的正確讀法拼音,還附上教學影片,從今開始學起來吧!
A
Ahluwalia Studio: Ah-Loo-Wah-Lee-Ah Stu-Dee-Oh Alyx: Ah-Leeks Ann Demeulemeester: Ann De-Mule-Eh-Meester ASAI: A-sigh Azzedine Alaïa: Ah-Zeh-Deen Ah-Lie-Ah
B
Balenciaga: Bah-Len-See-Ah-Gah Balmain: Bahl-Mah Bottega Veneta: Bow-Tay-Guh Vah-Netta
C
Celine: Sell-Een Chalayan: Cha-lie-on Christian Louboutin: Christian Loo-Boo-Tan Comme des Garçons: Com dey Gah-sohn Courrèges: Koor-Ahj Cottweiler: Cot-Why-Lah CMMN SWDN: Com-on Swe-den
D
Dior: Dee-Or Dolce & Gabbana: Dol-Chey and Gab-ana Doublet: Doob-lay Dries Van Noten: Drees van Know-Ten
E
Eckhaus Latta: Eck-house La-Ta Erdem: Ur-dem
F
Fiorucci: Fee-Oh-Roo-Chi
G
Gareth Pugh: Gareth Pew GmbH: Ge-Em-Be-Ha Givenchy: Gee-Von-Shee
H
Haider Ackermann: Ay-Der Ak-Er-Man Hermès: Er-Mez Hyein Seo: Hyeah Suh
I
Issey Miyake: Iz-zah Mee-Yah-Key
J
Jacquemus: Jack-e-moo Jean Paul Gaultier: Jon Paul Go-Tee-Ay Junya Watanabe: Joon-Yah Wat-An-Ah-Bey
K
Koché: Kosh-Eh
L
Lanvin: Lahn-Vahn Loewe: Loo-Eh-Vey Louis Vuitton: Loo-Ee Vee-Ton Ludovic de Saint Sernin: Loo-da-vic De San Ser-nan
M
Maje: Mahj Maison Martin Margiela: May-Sohn Mart-in Mar-Jhell-Ah Marques’Almeida: Mar-Kes Al-May-Da Marine Serre: Ma-Reen Ser Marta Jakubowski: Mar-ta Yuk-Ow-Bofski Miu Miu: Mew-Mew Moschino: Mos-Key-No Mowalola: Moh-Wah-Lo-Lah
N
Noir Kei Ninomiya: No-wah Kay Nee-Nom-Ee-Yah Nike: Nai-Kee
O
Ottolinger: Otto-Ling-Er
P
Paria Farzaneh: Pah-Re-Ah Far-Zen-Eh Pihakapi: Pee-Ya-Kap-Ee Prada: Pra-Da Proenza Schouler: Pro-En-Zuh Skool-Er Pyer Moss: Pee-air Moss
R
Ralph Lauren: Ralf Lor-En Rochas: Row-Shahs Rokh: Rock Rodarte: Row-Dar-Tay Roksanda Ilincic: Rok-sanda Ill-In-Chik
S
Sacai: Suh-Kai Saint Laurent: San-Loh-Ron Salvatore Ferragamo: Sal-Vah-Tor-Re Fer-Ra-Gah-Moh Sies Marjan: See Mar-Jahn Simone Rocha: See-Mone Ro-Sha Sonia Rykiel: Sewn-Yah Ree-Key-El Stüssy: Stoo-See Sunnei: Sun-ee Supriya Lele: Soo-Pree-Ya Lay-Lay
T
Thierry Mugler: Tea-Eh-Ree Moo-Gler
V
Vetements: Vet-Mohn Versace: Versa-chay Vionnet: Vee-Oh-Nay
W
Walter Van Beirendonck: Wal-Tur Van Bai-Ren-Donk
X
Xander Zhou: San-der Zoo
Y
Yohji Yamamoto: Yo-Gee Yam-Ah-Mo-Toe
Z
Zegna: Zen-Ya
youtube
延伸閱讀:
Kendall 膺本年最高收入模特,吸金力比前輩 Karlie Kloss 還高兩倍! Google 2018 年度深圳玩樂排行榜出爐,這個聖誕假期就跟著玩! 年度時尚之最出爐:Google 搜尋榜的 2018 流行關鍵詞頭 4 位! 2018 年寫下歷史的 8 場時裝秀:你可以少看任何一場,就是不能錯過這些!
Follow us on Facebook: fb.com/POPBEE Follow us on Instagram: Instagram.com/POPBEE
2 notes · View notes
Note
"Eet ees me, Doogal Donk"
Tumblr media
"Do I know ya from somewhere?
0 notes
liputanbecek · 4 years
Text
Pengalaman Lesbian Pertamaku Menjilat
Tumblr media
Pengalaman Lesbian Pertamaku Menjilat - Liputan Becek.
Tumblr media
Pengalaman Lesbian Pertamaku Menjilat Sebelumnya perlu diketahui sebenarnya aku agak malu menuliskan cerita dewasa lesbian ini, tapi berhubung sudah banyak yang menggunakan situs ini untuk menuliskan cerita-cerita tentang seks walaupun saya sendiri tidak yakin apakah cerita dewasa itu semuanya fakta atau fiksi belaka. Tapi saya beranikan juga menulis cerita dewasa ini di situs liputanbecek.com ini, memang cerita lesbian yang saya tulis ini cukup memalukan dan merupakan pengalaman seks pertama kali dalam hidupku. Awal mula dari cerita lesbian dewasa ini adalah ketika saya baru saja tinggal di sebuah daerah perumahan yang relatif baru di daerah pinggiran kota xxx, nama daerah tersebut tidak saya sebutkan mengingat untuk menjaga nama baik dan harga diri keluarga terutama suami dan kedua anak saya. Saya tinggal di situ baru sekitar 6 bulanan. Karena daerah perumahan tersebut masih baru maka jumlah keluarga yang menempati rumah di situ masih relatif sedikit tetapi khusus untuk blok daerah rumah saya sudah lumayan banyak dan ramai. Rata-rata keluarga kecil seperti keluarga saya juga yaitu yang sudah masuk generasi Keluarga Berencana, rata-rata hanya mempunyai dua anak tetapi ada juga yang hanya satu anak saja. Sudah seperti biasanya bila kita menempati daerah perumahan baru, saya dengan sengaja berusaha untuk banyak bergaul dengan para tetangga bahkan juga dengan tetangga-tetangga di blok yang lain. Dari hasil bergaul tersebut timbul kesepakatan di antara ibu-ibu di blok daerah rumahku untuk mengadakan arisan sekali dalam sebulan dan diadakan bergiliran di setiap rumah pesertanya. Pengalaman Lesbian Pertamaku Menjilat - Liputan Becek. Suatu ketika sedang berlangsung acara arisan tersebut di sebuah rumah yang berada di deretan depan rumahku, pemilik rumah tersebut biasa dipanggil Bu Soni (bukan nama sebenarnya) dan sudah lebih dulu satu tahun tinggal di daerah perumahan ini daripada saya. Bu Soni bisa dibilang ramah, banyak ngomongnya dan senang bercanda dan sampai saat tulisan ini aku buat dia baru mempunyai satu anak, perempuan, berusia 8 tahun walaupun usia rumah tangganya sudah 10 tahun sedangkan aku sudah 30 tahun. Aku menikah ketika masih berusia 22 tahun. Suaminya bekerja di sebuah perusahaan swasta dan kehidupannya juga bisa dibilang berkecukupan. Setelah acara arisan selesai saya masih tetap asyik ngobrol dengan Bu Soni karena tertarik dengan keramahan dan banyak omongnya itu sekalipun ibu-ibu yang lain sudah pulang semua. Dia kemudian bertanya tentang keluargaku, “Jeng Mar. Putra-putranya itu sudah umur berapa, sih, kok sudah dewasa-dewasa, ya?” (Jeng Mar adalah nama panggilanku tetapi bukan sebenarnya) tanya Bu Soni kepadaku. “Kalau yang pertama 18 tahun dan yang paling ragil itu 14 tahun. Cuma yaitu Bu, nakalnya wah, wah, waa.. Aah benar-benar, deh. Saya, tuh, suka capek marahinnya.” “Lho, ya, namanya juga anak laki-laki. Ya, biasalah, Jeng.” “Lebih nikmat situ, ya. Anak cuma satu dan perempuan lagi. Nggak bengal.” “Ah, siapa bilang Jeng Mar. Sama kok. Cuma yaitu, saya dari dulu, ya, cuma satu saja. Sebetulnya saya ingin punya satu lagi, deh. Ya, seperti situ.” “Lho, mbok ya bilang saja sama suaminya. Ee.. siapa tahu ada rejeki, si putri tunggalnya itu bisa punya adik. Situ juga sama suaminya kan masih sama-sama muda.” “Ya, itulah Jeng. Papanya itu lho, suka susah. Dulu, ya, waktu kami mau mulai berumah tangga sepakat untuk punya dua saja. Ya, itung-itung mengikuti program pemerintah, toh, Jeng. Tapi nggak tahu lah papanya tuh. Kayaknya sekarang malah tambah asik saja sama kerjaannya. Terlalu sering capek.” “O, itu toh. Ya, mbok diberi tahu saja kalau sewaktu-waktu punya perhatian sama keluarga. ‘Kan yang namanya kerja itu juga butuh istirahat. Mbok dirayu lah gitu.” Pengalaman Lesbian Pertamaku Menjilat - Liputan Becek. “Wah, sudah dari dulu Jeng. Tapi, ya, tetap susah saja, tuh. Sebenernya ini, lho, Jeng Mar. Eh, maaf, ya, Jeng kalo’ saya omongin. Tapi Jeng Mar tentunya juga tau dong masalah suami-istri ‘kan.” “Ya, memang. Ya, orang-orang yang sudah seperti kita ini masalahnya sudah macem-macem, toh, Bu. Sebenarnya Bu Soni ini ada masalah apa, toh?” “Ya, begini Jeng, suami saya itu kalo’ bergaul sama saya suka cepet-cepet mau rampung saja, lho. Padahal yang namanya istri seperti kita-kita ini ‘kan juga ingin membutuhkan kenikmatan yang lebih lama, toh, Jeng.” “O, itu, toh. Mungkin situ kurang lama merayunya. Mungkin suaminya butuh variasi atau model yang agak macem-macem, gitu.” “Ya, seperti apa ya, Jeng. Dia itu kalo’ lagi mau, yang langsung saja. Saya seringnya nggak dirangsang apa-apa. Kalo’ Jeng Mar, gimana, toh? Eh, maaf lho, Jeng.” “Kalo’ saya dan suami saya itu saling rayu-merayu dulu. Kalo’ suami saya yang mulai duluan, ya, dia biasanya ngajak bercanda dulu dan akhirnya menjurus yang ke porno-porno gitulah. Sama seperti saya juga kalau misalnya saya yang mau duluan.” ”Terus apa cuma gitu saja, Jeng.” “O, ya tidak. Kalo’ saya yang merayu, biasanya punya suami saya itu saya pegang-pegang. Ukurannya besar dan panjang, lho. Terus untuk lebih menggairahkannya, ya, punyanya itu saya enyot dengan mulut saya. Saya isep-isep.” “Iii.. Iih. Jeng Mar, ih. Apa nggak jijik, tuh? Saya saja membayangkannya juga sudah geli. Hii..” “Ya, dulu waktu pertama kali, ya, jijik juga, sih. Tetapi suami saya itu selalu rajin, kok, membersihkan gituannya, jadi ya lama-lama buat saya nikmat juga. Soalnya ukurannya itu, sih, yang lumayan besar. Saya sendiri suka gampang terangsang kalo’ lagi ngeliat. Mungkin situ juga kalo’ ngeliat, wah pasti kepengen, deh.” “Ih, saya belon pernah, tuh, Jeng. Lalu kalo’ suaminya duluan yang mulai begimana?” “Saya ditelanjangi sampai polos sama sekali. Dia paling suka merema-remas payudara saya dan juga menjilati putingnya dan kadang lagaknya seperti bayi yang sedang mengenyot susu.”, kataku sambil ketawa dan tampak Bu Soni juga tertawa. “Habis itu badan saya dijilati dan dia juga paling suka menjilati kepunyaan saya. Rasanya buat saya, ya, nikmat juga dan biasanya saya semakin terangsang untuk begituan. Dia juga pernah bilang sama saya kalo’ punya saya itu semakin nikmat dan saya disuruh melihara baik-baik.” “Ah, tapi untuk yang begituan itu saya dan suami saya sama sekali belum pernah, lho, Jeng. Tapi mungkin ada baiknya untuk dicoba juga, ya, Jeng. Tapi tadi itu masalah yang situ dijilatin punyanya. Rasa enaknya seperti apa, sih, Jeng.” “Wah, Bu Soni ini, kok, seperti kurang pergaulan saja, toh.” “Lho, terus terang Jeng. Memang saya belon pernah, kok.” “Ya, geli-geli begitulah. Susah juga untuk dijelasin kalo’ belum pernah merasakan sendiri.” Lalu kami berdua tertawa. Pengalaman Lesbian Pertamaku Menjilat - Liputan Becek. Setelah berhenti tertawa, aku bertanya, “Bu Soni mau tau rasanya kalau gituannya dijilati?” “Yah, nanti saya rayu, deh, suami saya. Mungkin nikmat juga ya.” Ucapnya sambil tersenyum. “Apa perlu saya dulu yang coba?”, tanyaku sambil bercanda dan tersenyum. “Hush!! Jeng Mar ini ada-ada saja, ah,” sambil tertawa. “Ya, biar tidak kaget ketika dengan suaminya nanti. Kita ‘kan juga sama-sama wanita.” “Wah, kayak lesbian saja. Nanti saya jadi ketagihan, lho. Malah takutnya lebih senang sama situ daripada sama suami saya sendiri. Ih! Malu’ akh,” sambil tertawa. “Atau kalo’ nggak mau gitu, nanti saya kasih tau gimana membuat penampilan bulu gituannya biar suaminya situ tertarik. Kadang-kadang bentuk dan penataannya juga mempengaruhi rangsangan suami, lho, Bu Soni.” “Ah, Jeng ini.” “Ee! Betul, lho. Mungkin bentuk bulu-bulu gituannya Bu Soni penampilannya kurang merangsang. Kalo’ boleh saya lihat sebentar gimana?” “Wah, ya, gimana ya. Tapii.. ya boleh, deh. Eh, tapi saya juga boleh liat donk punyanya situ. Sama-sama donk, ‘kan kata Jeng tadi kita ini sama-sama wanita.” ”Ya, ‘kan saya cuma mau bantu situ supaya bisa usaha untuk punya anak lagi.” ”Kalo’ gitu kita ke kamar saja, deh. Suami saya juga biasanya pulang malam. Yuk, Jeng.” Langsung kami berdua ke kamar Bu Soni. Kamarnya cukup tertata rapi, tempat tidurnya cukup besar dan dengan kasur busa. Di dindingnya ada tergantung beberapa foto Bu Soni dan suaminya dan ada juga foto sekeluarga dengan anaknya yang masih semata wayang. Saya kemudian keluar sebentar untuk telepon ke rumah kalau pulangnya agak telat karena ada urusan dengan perkumpulan ibu-ibu dan kebetulan yang menerima suamiku sendiri dan ternyata dia setuju saja. Pengalaman Lesbian Pertamaku Menjilat - Liputan Becek. Setelah kami berdua di kamar, Bu Soni bertanya kepadaku, “Bagaimana Jeng? Kira-kira siap?” “Ayolah. Apa sebaiknya kita langsung telanjang bulat saja?” “OK, deh,” jawab Bu Soni dengan agak tersenyum malu. Akhirnya kami berdua mulai melepas pakaian satu-persatu dan akhirnya polos lah semua. Bulu kemaluan Bu Soni cukup lebat juga hanya bentuknya keriting dan menyebar, tidak seperti milikku yang lurus dan tertata dengan bentuk segitiga ke arah bawah. Lalu aku menyentuh payudaranya yang agak bulat tetapi tidak terlalu besar. “Lumayan juga, lho, Bu.” Lalu Bu Soni pun langsung memegang payudaraku juga sambil berkata, “Sama juga seperti punya Jeng.” Aku pun minta ijin untuk mengulum kedua payudaranya dan dia langsung menyanggupi. Kujilati kedua putingnya yang berwarna agak kecoklat-coklatan tetapi lumayan nikmat juga. Lalu kujilati secara keseluruhan payudaranya. Bu Soni nampak terangsang dan nafasnya mulai memburu. “Enak juga, ya, Jeng. Boleh punya Jeng saya coba juga?” ”Silakan saja.”, ijinku. Lalu Bu Soni pun melakukannya dan tampak sekali kalau dia masih sangat kaku dalam soal seks, jilatan dan kulumannya masih terasa kaku dan kurang begitu merangsang. Tetapi lumayanlah, dengan cara seperti ini aku secara tidak langsung sudah menolong dia untuk bisa mendapatkan anak lagi. Pengalaman Lesbian Pertamaku Menjilat - Liputan Becek. Setelah selesai saling menjilati payudara, kami berdua duduk-duduk di atas tempat tidur berkasur busa yang cukup empuk. Aku kemudian memohon Bu Soni untuk melihat liang kewanitaannya lebih jelas. “Bu Soni. Boleh nggak saya liat gituannya? Kok bulu-bulunya agak keriting. Tidak seperti milik saya, lurus-lurus dan lembut.” Dengan agak malu Bu Soni membolehkan, “Yaa.. silakan saja, deh, Jeng.” Aku menyuruh dia, “Rebahin saja badannya terus tolong kangkangin kakinya yang lebar.” Begitu dia lakukan semuanya, terlihatlah daging kemaluannya yang memerah segar dengan bibirnya yang sudah agak keluar dikelilingi oleh bulu yang cukup lebat dan keriting. Mmm.. Cukup merangsang juga penampilannya. Kudekatkan wajahku ke liang kewanitaannya lalu kukatakan kepada Bu Soni bahwa bentuk kemaluannya sudah cukup merangsang hanya saja akan lebih indah pemandangannya bila bulunya sering disisir agar semakin lurus dan rapi seperti milikku. Lalu kusentuh-sentuh daging kemaluannya dengan tanganku, empuk dan tampak cukup terpelihara baik, bersih dan tidak ada bau apa-apa. Nampak dia agak kegelian ketika sentuhan tanganku mendarat di permukaan alat kelaminnya dan dia mengeluh lirih, “Aduh, geli, lho, Jeng.” “Apa lagi kalo’ dijilat, Bu Soni. Nikmat, deh. Boleh saya coba?” “Aduh, gimana, ya, Jeng. Saya masih jijik, sih.” “Makanya dicoba,” kataku sambil kuelus salah satu pahanya. “Mmm.. Ya, silakan, deh, Jeng. Tapi saya tutup mata saja, ah.” Lalu kucium bibir kemaluannya sekali, chuph!! “Aa.. Aah.”, Bu Soni mengerang dan agak mengangkat badannya. Lalu kutanya, “Kenapa? Sakit, ya?” Dia menjawab, “Geli sekali.” “Saya teruskan, ya?” Bu Soni pun hanya mengangguk sambil tersenyum. Kuciumi lagi bibir kemaluannya berkali-kali dan rasa geli yang dia rasakan membuat kedua kakinya bergerak-gerak tetapi kupegangi kedua pangkal pahanya erat-erat. Badannya bergerinjal-gerinjal, pantatnya naik turun. Uh! Pemandangan yang lucu sekali, aku pun sempat ketawa melihatnya. Saya keluarkan lidah dan saya sentuhkan ujungnya ke bibir kemaluannya berkali-kali. Oh! Aku semakin terbawa nafsu. Kujilati keseluruhan permukaan memeknya, gerakanku semakin cepat dan ganas. Oh, Bu Soni, memekmu nikmaa..aat sekali. Aku sudah tak ingat apa-apa lagi. Semua terkonsentrasi pada pekerjaan menjilati liang kewanitaan Bu Soni. Emm.., Enak sekali. Terus kujilati dengan penuh nafsu. Pinggir ke tengah dan gerakan melingkar. Kumasukan lidahku ke dalam celah bibir kemaluannya yang sudah mulai membuka. Ouw! Hangat sekali dan cairannya mulai keluar dan terasa agak asin dan baunya yang khas mulai menyengat ke dalam lubang hidungku. Tapi aku tak peduli, yang penting rasa kemaluan Bu Soni semakin lezat apalagi dibumbui dengan cairan yang keluar semakin banyak. Kuoleskan ke seluruh permukaan kemaluannya dengan lidahku. Jilatanku semakin licin dan seolah-olah semua makanan yang ku makan pada saat acara arisan tadi rasanya tidak ada apa-apanya. Badan Bu Soni bergerinjal semakin hebat begitu juga pantatnya naik-turun dengan drastis. Dia mengerang lirih, “Aa.. Ah, ee.. Eekh, ee.. Eekh, Jee.. Eeng, auw, oo.. Ooh. Emm.. Mmh. Hah, hah, hah,.. Hah.” Dan saat mencapai klimaks dia merintih, “aa.., aa.., aa.., aa.., aah.” Cairan kewanitaannya keluar agak banyak dan deras. OK, nampaknya Bu Soni sudah mencapai titik puncaknya. Tampak Bu Soni telentang lemas dan aku tanya, “Bagaimana? Enak? Ada rasa puas?” “Lumayan nikmat, Jeng. Situ nggak jijik, ya.” “Kan sudah biasa juga sama suami.” Kemudian aku bertanya sembari bercanda, “Situ mau coba punya saya juga?” “Ah, Jeng ini. Jijik ‘kan,” sembari ketawa. “Yaa.. Mungkin belon dicoba. Punya saya selalu bersih, kok. ‘Kan suami saya selalu mengingatkan saya untuk memeliharanya.” Kemudian Bu Soni agak berpikir, mungkin ragu-ragu antara mau atau tidak. Lalu, “Boleh, deh, Jeng. Tapi saya pelan-pelan saja, ah. Nggak berani lama-lama.” “Ya, ndak apa-apa. ‘Kan katanya situ belum biasa. Betul? Mau coba?” tantangku sembari senyum. Lalu dia cuma mengangguk. Kemudian aku menelentangkan badanku dan langsung kukangkangkan kedua kakiku agar terlihat liang kewanitaanku yang masih indah bentuknya. Tampak Bu Soni mulai mendekatkan wajahnya ke liang kewanitaanku lalu berkata, “Wah, Jeng bulu-bulunya lurus, lemas dan teratur. Pantes suaminya selalu bergairah.” Aku hanya tertawa. Tak lama kemudian aku rasakan sesuatu yang agak basah menyentuh kemaluanku. Kepalaku aku angkat dan terlihat Bu Soni mulai berani menyentuh-nyentuhkan ujung lidahnya ke liang kewanitaanku. Kuberi dia semangat, “Terus, terus, Bu. Saya merasa nikmat, kok.” Dia hanya memandangku dan tersenyum. Kurebahkan lagi seluruh tubuhku dan kurasakan semakin luas penampang lidah Bu Soni menjilati liang kewanitaan saya. Oh! Aku mulai terangsang. Emm.. Mmh. Bu Soni sudah mulai berani. Oo.. Ooh nikmat sekali. Sedaa.. Aap. Terasa semakin lincah gerakan lidahnya, aku angkat kepalaku dan kulihat Bu Soni sudah mulai tenggelam dalam kenikmatan, rupanya rasa jijik sudah mulai sirna. Gerakan lidahnya masih terasa kaku, tetapi ini sudah merupakan perkembangan. Syukurlah. Mudah-mudahan dia bisa bercumbu lebih hebat dengan suaminya nanti. Lama-kelamaan semakin nikmat. Aku merintih nikmat, “Emm.. Mmh. Ouw. aa.. Aah, aa.. Aah. uu.. uuh. te.. te.. Rus teruu..uus.” Bibir kemaluanku terasa dikulum oleh bibir mulut Bu Soni. Terasa dia menciumi kemaluanku dengan bernafsu. Emm.. Mmh, enaknya. Untuk lebih nikmat Bu Soni kusuruh, “Pegang dan elus-elus paha saya. Enak sekali Bu.” Dengan spontan kedua tangannya langsung mengayunkan elusannya di pahaku. Dia mainkan sampai pangkal paha. Bukan main! Sudah sama layaknya aku main dengan suamiku sendiri. Terlihat Bu Soni sudah betul-betul asyik dan sibuk menjilati liang kewanitaanku. Gerakan ke atas ke bawah melingkar ke seluruh liang kewanitaanku. Seolah-olah dia sudah mulai terlatih. Kemudian aku suruh dia untuk menyisipkan lidahnya ke dalam liang kewanitaanku. Dahinya agak berkerut tetapi dicobanya juga dengan menekan lidahnya ke lubang di antara bibir kemaluan saya. “Aaa.. Aakh! Nikmat sekali. Aku mulai naik untuk mencapai klimaks. Kedua tangannya terus mengelus kedua pahaku tanpa henti. Aku mulai naik dan terasa lubang kemaluanku semakin hangat, mungkin lendir kemaluanku sudah banyak yang keluar. Akhirnya aku pun mencapai klimaks dan aku merintih, “Aa.. Aah, uuh.” Agen Poker Online - Agen Domino99 Online - Agen Capsa Susun Online - Agen Ceme Online - Agen Bandar Ceme Online - Agen Bandar Capsa Online - Agen Super10 Online - Agen Omaha Online - Agen Bola SBOBET - Agen Bola IBCBET - Agen Casino 338a - Agen Joker - Agen Slot Games Sialan Bu Soni tampaknya masih asyik menjilati sedangkan badanku sudah mulai lemas dan lelah. Bu Soni pun bertanya karena gerak kaki dan badanku berhenti, “Gimana, Jeng?” Aku berkata lirih sambil senyum kepadanya, “Jempolan. Sekarang Bu Soni sudah mulai pinter.” Dia hanya tersenyum. Aku tanya kembali, “Bagaimana? Situ masih jijik nggak?” “Sedikit, kok,” jawabnya sembari tertawa, dan akupun ikut tertawa geli. “Begitulah Bu Soni. Mudah-mudahan bisa dilanjutkan lebih mesra lagi dengan suaminya, tetapi jangan bilang, lho, dari saya.” “Oo.., ya, ndak, toh, Jeng. Saya ‘kan juga malu. Nanti semua orang tahu bagaimana?” ”Sekarang yang penting berusaha agar putrinya bisa punya adik. Kasihan, lho, mungkin sejak dulu dia mengharapkan seorang adik.” “Ya, mudah-mudahan lah, Jeng. Rejeki akan segera datang. Eh! Ngomong-ngomong, Jeng mau nggak kalo’ kapan-kapan kita bersama kayak tadi lagi?” Judi Poker - Judi Domino99 - Judi Capsa Susun - Judi Ceme - Judi Bandar Ceme - Judi Bandar Capsa - Judi Super10 - Judi Omaha - Judi Bola SBOBET - Judi Bola IBCBET - Judi Casino 338a - Judi Joker - Judi Slot Games “Naa.., ya, sudah mulai ketagihan, deh. Yaa, itu terserah situ saja. Tapi saya nggak tanggung jawab, lho, kalo’ situ lantas bisa jadi lesbian juga. Saya ‘kan cuma kasih contoh saja,” jawabku sembari mengangkat bahu dan Bu Soni hanya tersenyum. onoPoker Agen Ceme Bola Casino Joker Deposit Pulsa OVO GoPay Kemudian aku cepat-cepat berpakaian karena ingin segera sampai di rumah, khawatir suamiku curiga dan berprasangka yang tidak-tidak. Waktu aku pamit, Bu Soni masih dalam keadaan telanjang bulat berdiri di depan kaca menyisir rambut. Untung kejadian ini tak pernah sampai terbuka sampai aku tulis cerita yang aneh dan lucu ini. Soal bagaimana kemesraan Bu Soni dan suaminya selanjutnya, itu bukan urusan saya tetapi yang penting kelezatan liang kewanitaan Bu Soni sudah pernah aku rasakan.
Tumblr media
Read the full article
1 note · View note
mrnerdteacher · 7 years
Text
The 7 Most Heinous Name Crimes in the Mario Universe
Tumblr media
What’s in a name? That which we call a Fire Flower by any other name would burn with heat.
As the first exploration-style Mario game in over 15 years, many are heralding Super Mario Odyssey as a glorious return to form for the Italian plumber. However, that’s not to say the franchise hasn’t made a few missteps: most notably in the titling department. Submitted for your disapproval, here are the seven worst names in the expanded Goomba-verse.
#7) “Hero Sight” from Mario + Rabbids: Kingdom Battle
Tumblr media
This first one comes straight from the pages of Game Informer; specifically Jeff Marchiafava’s review of Kingdom Battle. One of Mario’s special powers in this game is the ability to stand guard over a specific area of the battlefield and automatically snipe any enemy that makes a move in his field of vision. It’s called “Hero Sight”, which is staggeringly unimaginative in a game bristling with creativity. As Marchiafava points out “Marioverwatch” is so obviously better in everyway. Can we get this fixed in a patch?
#6) “Dry Bones/Dry Bowser” from Super Mario 3 / New Super Mario Bros
Tumblr media
This one gets more upsetting the more you think about it. An undead Koopa is called “Dry Bones”, which certainly sounds cool, but then an undead Bowser is called “Dry Bowser?” Then shouldn’t reanimated Koopas be called “Dry Koopas?” The lack of consistency is the problem, not to mention that this implies the series’ regular antagonist could be referred to as “Wet Bowser.” *shudder*
#5) “Pink Gold Peach” from Mario Kart 8
Tumblr media
This one makes the list for just ignoring the English language all together. The word is Rose Gold, not Pink Gold! Plus Rose Gold Peach even sounds better (and more appetizing for that matter).
#4) “New Donk City” from Super Mario Odyssey
Tumblr media
Okay. Look. I get it. Donk and York sound similar. Sorta. But this implies there was at one point a land called Donk, and that settlers named this new metropolis New Donk City after the beloved Duke of Donk. Where is the ridiculous place located? It would stand to reason the answer is Donkey Kong Country, but once you start to imagine a city called Donk in a land called Donkey Kong Country, your brain starts to catch on fire.
#3) “Waluigi” from Mario Tennis
Tumblr media
This name bugged me even way back when I was a kid. To elaborate, Mario’s evil doppleganger is named Wario, which I always thought was clever in the way that it inverts the first letter, sound sinister, and even contains the word WAR. Slow clap to whoever thought of that, for sure. But then, to give Luigi an evil twin, they call him… Waluigi? As a few pointed out on Reddit, Warui is a Japanese adjective for bad, so I guess Waluigi isn't that much of a stretch, but to American audiences it just doesn't work.
#2) “Super Mario Advance 4: Super Mario Bros 3” for Gameboy Advance
Tumblr media
By re-releasing Mario 2 for the Gameboy Advance and simply calling it Super Mario advance, they royally cocked up the number system, which ultimately culminated in this stygian nightmare of a name. Just try saying out-loud without tasting pennies in your mouth. Someone, somewhere, should have stopped this from happening.
#1) “Mario Mario” from “Super Mario Bros (The Movie)”
Speaking of things that should have never happened, the universally regrettable 1993 American film is responsible for the atrocity of Mario’s last name being… Mario. According to a 2012 Game Informer interview, series creator Shigeru Miyamoto said that the film contained a scene which needed the plumbers to be identified by last name (they really couldn’t find a way around this?), so the writers went with Mario… because otherwise why would the pair be referred to as the Mario Brothers? But then to make matters somehow worse, they changed the pronunciation of the last name to Mare-ee-oh, making the pronunciation of the most iconic gaming character in the world… Mario Mare-ee-oh. It physically hurts to say it, write it, or even think it. At least we know things could never get any worse...
4 notes · View notes
Text
BALI (9 MAY - 14 MAY 2018)
There you gooo!!!
So, i decided untuk menulis (lagi) karena sudah vakum selama berbulan - bulan. Ini sih karena lagi bosen aza n gak liburan kemana-mana turns out mengurung diri di kamar (padahal udah masuk kerja HE HE HE).
Kemarin setelah banyak wacana sanasini, aku dan temen-temen seperkampungan-ku ke bali sekitar 6 hari an gitu tapi cuma nongkrong dan menimati sunset serta dunia gemerlap malamnya WQ WQ. Awalnya aku (jujur) enggak terlalu tertarik dengan bali karena ya pasti hanya pantai, nongkrong, denger musik beachclub ala-ala ternyata..... it was amazing apalagi abis stres-stresnya MAGANG!! OMG! rasanya pengen nyerah tapi belum waktunya. Ada pepatah mengatakan jangan menyerah sebelum waktunya yes.... We had a lot of fun. So here it is!
Hari pertama aku, Kak Irene, Ricky udah sampai di Bali coz just three of us yang ke Bali duluan karena muak dengan kota Jakarta dan yang lainnya masih otw Bali. Besokannya kita ke Kilo untuk brunch ala-ala. Sesampainya di Kilo aku langsung mesen “Squid Ink Rice” makanan yang paling viral di Bali, katanya kalau ke Bali harus mesen ini. So aku ikutin omongan temen aku. Dan RASANYAAA.... ENAKKK SEKALIII. Awalnya aku enggak terlalu suka cumi tapi ternyata SUPERB DELICIOUSOOOO harganya? jangan tanya, it’s too pricy tapi worth it gitu loh taste nya.So here’s the pic
Tumblr media
Abis dari Kilo, kita balik ke hotel tapi macet ee puolll rek di Legian jadi kita ngestuck hampir 2 jam di jalanan yang dimana aku menyamuk karena aku in the middle of the couple yang lagi fall in love sooo yauda lah ya.
SOOOO, singkat cerita kita ke hotel untuk jumpain temen-temen yang dari Surabaya karena mereka sudah sampai waktu aku dan temen aku masih nge stuck di Legian for a while bcoz of TRAFFIC.
TERUSSS kita ke Mrs.sippy dan menurut aku sesuai ekspetasi PARAH karena seru aja gitu bisa berenang pake beanbag gitu, abis itu bisa loncat yang dari tinggi gitu (tapi aku enggak sih, gaada nyali  HE HE CUPS)
Tumblr media Tumblr media
Hari Kedua, kita ke FINNS dan menurutku biasa aja. Enak sih tapi (mungkin) kalau ada event tapi kita kemarin enggak ada event and tutupnya cepet! jam 7 udah pada sepi donk... sedih banget. Tapi overall aku menyukainya and vibes nya tetep dapet dongggg hehehe yang penting di Bali.
Tumblr media Tumblr media
Hari Ketiga, kita ke Ku De Ta. Jujur, cuaca dan mataharinya lagi on point parah sih di sini gengs...
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
And malemnya kita habiskan waktu di Lafavela... You knooo lah disana ngapain aza HWEHWE. Nih ada photo sebelum negara api menyerang. Eng..Ing..Eng..
Tumblr media
Hari Keempat dan Kelima nya enggak ada apa-apa sih karena banyak yang sudah pulang dan yang tersisa hanya aku dan Kak Irene. Di hari kelima nya kita pulankkkk
WHAT HAPPENS IN BALI, STAYS IN BALI
Btw ini sweet escape dari kantor tercintah lohh wqwqw
0 notes
bukbot · 7 years
Text
Art Style is just the scar tissue.
EE aka Americana x D'Uccle, the other two chickens, indoors air-conditioned in a broth with fresh garlic, chilli, fermented chilli juice, cayenne pepper, sauerkraut liquid, and buttloads of chopped fresh wormwood. Art #earth #doodle #donk #skeeyoop #drawdrawdraw #animals #animalart #cartooning #toons #inkart at Brooklyn, New York. WATER’S GETTING WARM SO YOU MIGHT AS WELL SWIM MY WORLD’S ON FIRE HOW ABOUT YOURS THAT’S THE WAY TO UNDERSTANDING THE GREAT EGG IS HATCHING.
0 notes
ntvvid · 7 years
Link
0 notes
Text
Reblog to pass it on
Orthadontist is now pronounced Orthonkydonkist (or-thonk-ee-donk-ist)
0 notes
miayamsolo · 8 years
Text
Kepikiran...
Ada yg ngajakin, “ besok minggu ke sini yuk….cari ini…. ”. “ insyaallah ya”. Hari minggu datang, cucian segunung, setrikaan juga segunung. Alamak. “ maaf ak ndak bisa . Repot.”
Ada yg bilang bilang sendiri “ insyaallah, besuk ak mau maen kerumahmu lo ”. Ee ndak taunya besok malesnya kumat. Ndak jadi ya.
Atau ada yg disuruh janji janji. Iya insyallah.
Jadi beberapa hari belakangan ini kepikiran kata insyaallah. Insyallah dimasa lalu.
Masag iya? Kan ragu ragu jadi boleh donk pake insyaallah. Kan Allah yg menentukan. Juga ndak tau kedepannya apa yg terjadi, bisa donk pake insyallah. Kan Allah Yang Maha Tau. (ratih beberapa tahun yang lalu). Bener gag ya ? Udah tu kayak nyanyian sehari hari didalam hati.
Sampe dimana hari, Nyanyian itu sudah g ngehitz. Sudah menemukn jawabannya. Umi boleh ndak jajnji pake insyaallah? “Boleh ndak hayo?” Kok gantian nanya. “Insyaallah itu kita udah sanggup udah bisa. Kandungannya terdiri dari 99% kesanggupan kita, kebisaan kita, dan 1% nya tergantung Allah. ”
Kebalik deh, kebalik. Gag malu apa pake baju kebalik. Dududuuuhhh…….
Lanjut “misal, udah bilang insyaallah bisa hadir di acara ini.pas udah berangkat, ditengah jalan , kecelakaan. ” udah kita niatin, sanggupin, berangkat, taunya kehendak allah lain. Itu ndak pa. “
Jadi bun, Insyaallah itu bukan untuk membungkus keraguan, ketidaktahuan atau apalah. Aku mau Ganti dah, dengan kata misal, ” liat liat besok ya “ “Kayake ak repot hari itu” “Nanti ak kabarin lagi” “Ak masih belum tau bisa atau ndak” “Maf ya ak ndak bisa”. Dah langsung aja.
Dikira cuek, galak, bodo amat. Asal jangan mudah lagi bilang insyaallah…
(ratih sekarang)
0 notes
anantafitri-blog · 8 years
Text
Pertama kalinya naik pesawat
“Terbangnya gimana ....“nanti rasanya kayak gimana...“Duh....takut banget rasanya....“Tar kalau gimana-gimana, gimana donk ? Sebenarnya....aku belum pernah naik pesawat yang beneran terbang. Lha emangnya ada pesawat duduk gitu ya ? Duduk sih ngga ada, adanya pesawat parkir. #Jiaaaahhhhhh....Kalau lagi pergi keluar kota, biasanya naik kereta atau bis. Tapi lebih suka naik kereta. Soalnya enak, lagian naik kereta sekarang ini ngga kayak dulu, yang harus desek-desekan dan banyak orang berseliweran jualan mondar-mandir di dalam kereta. Tapi ribetnya naik kereta itu, ngga bisa langsung dapet, harus pesen jauh-jauh hari sebelumnya. Paling ngga 1-3 bulan sebelum jadwal keberangkatan. Tapi enakan naik kereta sih, soalnya udah sering banget naik kereta. Ontime juga sih.            Well...kali ini aku mau cerita soal naik pesawat. Harus banget di tulis ya Ta....Iyaaa...soalnya ini naik pesawat pertama kali. Mungkin beberapa orang kaget, udah berumur 20 tahun lebih tapi belum pernah naik pesawat. Ya...gimnana ya...mungkin agak takut. Ngeliat film final destination yang pas adegan di pesawat emang bikin imajinasi kemana-mana. Dan saking parahnya sampai mikir yang aneh-aneh. Imajinasi emang suka berlebihan yaa.....Pada suatu ketika, ada yang mengharuskan aku pergi naik pesawat. Iya, ngga nyangka banget bakalan naik pesawat. Awalnya berpikir kalau bakalan naik kereta. Ee....ngga taunya naik pesawat. Ini bukan rencana perjalanan wisata atau bersenang-senang, tapi anggap aja wisata gratis dan naik pesawat. Bagiku, rasanya emang ngga karuan sih. Sempat mikir yang enaggak-enggak, tapi ahhh....sudahlah. Mau ngga mau harus naik pesawat.Sampai akhirnya, hari di mana aku harus naik pesawat pun tiba. Tanggal 12 september 2016, penerbangan jam 06.00 pagi dari Adi sucipto menuju Halim perdana kusuma. Ternyata naik pesawat emang agak ribet. Kita harus dateng minimal 2 jam sebelumnya buat check in dan ini itu. Beda kalau naik kereta, selama tiket udah di tangan, dateng 15 menit sebelum jadwal keberangkatan pun masih bisa. Nah..kalau pesawat, walaupun tiket udah di genggam, minimal 2 jam udah ada di bandara. Masuknya juga ketat banget, yang pakai jam tangan di lepas di letakkan kedalam wadah, handphone dan dompet juga di letakkan kedalam wadah buat di periksa. Setelah semuanya aman, baru deh kita boleh masuk ke ruang tunggu buat nungguin masuk ke pesawat. Selama di ruang tunggu rasanya udah lemes. Hahahaha....memang sedikit lebay sih, tapi emang gitu rasanya. Secara aku baru hari itu ngrasain terbang.Waktu lebih cepat berlalu sat kita merasa cemas, kami antri untuk masuk menuju pesawat yang akan di tumpangi. Hmmm.....penasaran sekaligus lemes kaki pun semakin terasa. Tak lupa poto-poto dulu sebelum naik ke pesawatnya. Harus diabadikan banget ya. Iyaaa harus. Kemudian mulai masuk menuju kursi yang tertera di tiket. Nyampai dalem ternyata mirip mau nyari kursi di kereta. Hihihi...aku anak kereta, susah move on dari kereta. Dikit-dikit dibandingin sama kereta. #AmpuuunDeh...Duduk dengan santai, sebelumnya temenku nawarin tempat duduk yang deket jendela, tapi aku ngga mau, aku duduk di pinggir sembari menuju pesawatnya terbang. Setelah menunggu akhirnya ada aba-aba dari pramugari, pertanda bahwa pesawat akan segera terbang. Dan aku mulai mengencangkan sabuk yang ada di kursi. Ngencanginnya keneceng banget sampai sakit perutnya. Padahal sih ngga perlu kenceng-kenceng banget. Lah...namanya juga baru pertama, masih norak. Ahahahaha. Sebelum terbang, aku sempat komat-kamit baca doa. Soalnya masih takut terbang, maklum baru pertama kali. Awalnya, aku mikir kalau pesawat itu langsung terbang. Ternyata enggak, pakai muter-muter dulu, mundur, kemudian muter, sampai akhirnya terbang. Pas landing ternyata yang bikin jantung mau copot, pokoknya rasanya seerrrrrrr di hati. #Cieileh.tapi setelah sampai atas, udah biasa lagi, seperti  jalan di darat gitu. Bagus benget, bisa ngeliat awan yang cakep-cakep, ngeliat kota jogja dari atas. Dan saat itulah aku nyesel banget, kenapa aku ngga mau duduk di deket jendela. Sumpah deh...bagus banget, aku aja speechless banget. Bisa ngeliat gunung dari atas, awan yang berjajar. Subhanalloh.....cantik banget ternyata semesta ini. Nyesel banget ngga duduk di deket jendela. Setelah kurang lebih 1 jam, kamu sampai di Bandara Halim perdana kusuma. Cepet banget ternyata, kalau naik kereta mah bisa 5-6 jam. Terbang Cuma butuh waktu se-jam buat sampai di Jakarta. Ditambah pemandangan dari atas yang cantik banget. Setelah memasuki detik-detik pendaratan, aku mulai agak panik, hahaha....ternyata kayak mau jatuh rasanya, daaan...sampailah di di darat. Walaupun nggronjal-nggronjal, tapi kami selamat dalam pendaratan. Ternyata asyik juga yaaa....walaupun awalnya sempet mikir yang enggak-enggak. Hmm....kalau kayak gini, mau banget deh next time naik pesawat lagi. Ceritanya udah ketagihan naik pesawat nih.....#Duh...Gawat....
0 notes