Tumgik
#Etnis Rohingya
ceritasannah · 6 months
Text
Tumblr media
Mahasiswa Jangan Salah Melihat Akar Masalah Muslim Rohingya
[ Nur Hasannah | @ceritasannah ]
Mari kita garis bawahi,
“Sadari peran dan bersuara menyerukan kebenaran dengan substansi yang jelas kebenarannya. Karena tindakan pastilah sesuai isi pemikiran.”
Peran Mahasiswa
Mahasiswa sebagai Sosial Control tentu memerlukan kejelasan akar dan pijakan agar posisinya sebagai Mahasiswa menjadi lebih mantap dan jelas dalam mengkaji sebuah realita masalah.
Namun sayang baru-baru ini jagad media dihebohkan dengan aksi mahasiswa yang melancarkan demo pengusiran para pengungsi Muslim Rohingya di Aceh dengan tindakan nirmoral.
Padahal Mahasiswa adalah kaum intelektual yang punya andil sebagai penggerak perubahan yang memiliki moralitas tinggi. Karena tingkat intelektual yang dimiliki Mahasiswa akan sejajar dengan moralitas yang ia miliki saat menghadapi persoalan.
Siapa Muslim Rohingya
Muslim Rohingya adalah etnis minoritas dengan populasi mencapai 1,3 juta jiwa. Mereka tinggal di Rakhine, Myanmar. Dalam UU kewarganegaraan 1982 etnis Rohingya tidak diakui keberadaannya, mereka dianggap kaum ilegal di Myanmar.
Mereka tidak mendapatkan akses pelayanan dan perlindungan dari kekejaman Junta Militer Myanmar. Etnis Rohingya mengalami pemusnahan etnis alias genosida.
Muslim Rohingya diburu seperti hewan buruan, dipenjara, disiksa, kaum muslimahnya diperkosa oleh militer Myanmar. Kekejian tidak berhenti disitu, pemukiman dan masjid-masjid Muslim Rohingya dibumihanguskan oleh pasukan militer dan Budha Radikal yang dipimpin oleh Biksu Ashin Wiratu.
Pada tahun 2017 cleaning etnis terjadi, dalam waktu sebulan 6700 jiwa Muslim Rohingya terbunuh. Sedangkan yang selamat terpaksa menyeret diri mencari suaka ke Bangladesh, namun malang keadaan mereka juga tidak pulih.
Solusi Tuntas Muslim Rohingya
Ujian keimanan terhadap konflik Muslim Rohingya benar-benar menggoncang iman banyak kaum Muslim Indonesia terutama Muslim Aceh, disusul dengan berita yang terus menggiring seruan memboikot Muslim Rohingya sehingga mengalihkan fokus kita pada seruan mandat kaum Muslim yaitu “Tetaplah bersatu!”.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,
“Saudara Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Tidak boleh ia mendzalimi saudaranya itu.” (HR. Muslim)
Haram hukumnya seruan boikot, menebar kebencian, pengusiran apalagi melakukan serangan fisik secara brutal kepada Muslim Rohingya.
Fokus kepada akar persoalan terusirnya Muslim Rohingya bukan fokus kepada masalah turunan berupa minimnya pengetahuan mereka terhadap agama dan keterbatasan mereka dari sisi adab.
Dua Solusi Tuntas Persoalan Muslim Rohingya
Pertama, menghapus sekat-sekat nasionalisme yang membelenggu kaum Muslim memberikan pertolongan kepada sesama Muslim lainnya. Paham nasionalisme atau Negara-Bangsa pemicu utama munculnya fobia pada bangsa asing seperti halnya ketakutan kepada para pengungsi Muslim Rohingya.
Kedua, menciptakan perlindungan sejati bagi umat secara internasional. Terbukti bahwa tidak ada satu pun kekuasaan saat ini yang mampu mencegah dan menghentikan genosida yang dialami kaum Muslimin baik itu kaum Muslim Rohingya, Muslim Suriah, Muslim Afganistan, Muslim Sudan, Muslim Kashmir, Muslim Palestina bahkan Muslim Uyghur.
Kaum Muslim ibarat anak ayam yang kehilangan induknya, tercecer dan terancam. Tidak ada yang bisa melindungi kaum Muslim kecuali induknya yaitu Khilafah.
Dengan tegas Rasulullah SAW bersabda,
“Sungguh imam (Khilafah) adalah perisai; orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikan dia sebagai pelindung.” (HR. Muslim)
Khilafah yang akan menyatukan serta menjaga kehormatan, jiwa, harta dan darah kaum Muslim. Bukan hanya kaum Muslim bahkan Khilafah juga turut menjaga dan melindungi umat beragama lain. Sebagaimana tinta emas yang tertoreh pada sejarah gemilang Khilafah Utsmaniyah, Sultan Beyazid II memberikan suaka untuk kaum Yahudi yang terusir dari Spanyol oleh penguasa Kristen.
Muslim Rohingya bukan musuh dan bukan pula orang kafir, mereka tidak sedang membuat makar busuk seperti para pemimpin Muslim yang hidup melanggengkan sistem dzalim.
Kaum Muslim Rohingya tidak sedang mengacungkan moncong senjata pada kepala kita seperti Junta Militer Laknatullah dan mereka tidak terbukti merampas tanah milik warga Aceh.
Kaum Muslim Rohingya hanya meminta perlindungan dan pertolongan, tidakkah membuat hati kita bergetar merasa takut akan gelar yang Allah berikan kepada umat Islam yaitu,
“Ummatan Wasathan, umat yang menjadi saksi bagi manusia. Bagaimana bisa kita bersaksi jika kita bagian dari pelaku kedzaliman yang keji!”
2 notes · View notes
waspadadotid · 3 months
Text
Dua Mayat Diduga Etnis Rohingya Dievakuasi Di Perairan Aceh Jaya
CALANG (Waspada): Satgas SAR Aceh Jaya bersama BASARNAS Meulaboh melakukan evakuasi 2 mayat di perairan laut Calang Kecamatan Krueng Sabee, Sabtu (23/3/2024) Evakuasi tersebut sesudah sebelumnya mendapat informasi dari Nelayan telah menemukan tiga mayat mengapung di perairan laut Calang Kecamatan Krueng Sabee dan Rigah Kecamatan Setia Bakti Aceh Jaya. Komandan Operasi Satgas SAR Aceh Jaya,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
scienza-magia · 5 months
Text
Miliardi di dollari in profitti illeciti nel Triangolo d'Oro asiatico
Tumblr media
No man's Land, dove c’era il Triangolo d’oro ora c’è un buco nero dell’illegalità. La mafia cinese tra Laos, Cambogia, Thailandia e Myanmar, ha allestito un “hub” dell’azzardo online, di traffici di ogni genere e reati informatici che miete milioni di vittime a partire dalla Cina. Dove una volta c’era il Triangolo d’Oro, c’è oggi un buco nero che ingoia risorse, diritti, vite e dignità di migliaia e migliaia di individui e che in cambio produce veleni, inquinamento, sopraffazione e paura per molti, benessere e potere per pochi. Strategica oggi come un tempo, quella che era considerata un’area nel cuore dell’Asia esotica per ambiente, etnie e mescolanza di culture, strategica per il confronto tra i nazionalisti cinesi che qui impiantarono una guerriglia alimentata da eroina e armi di contrabbando e i comunisti di Pechino, oggi è hub internazionale di gioco d’azzardo, traffici di ogni genere e reati informatici che mietono milioni di vittime a partire dalla Repubblica popolare cinese da cui provengono i maggiori investitori e gestori di attività criminali verso le quali Pechino misura attentamente ritorsioni e distrazione in funzione dei suoi interessi e strategie che coinvolgono Laos, Cambogia, Thailandia, e soprattutto, Myanmar. Quest’ultima in particolare ha da tempo attirato l’attenzione di reti transnazionali dedite ad attività illecite, inclusa la tratta di esseri umani. A partire da quella responsabile della sorte di migliaia di Rohingya in fuga dalla violenza dei militari in buona parte rifugiati senza prospettive in Bangladesh ma non rassegnati alla vita nei campi. Per l’Alto commissariato Onu per i rifugiati su 4.500 che lo scorso anno hanno lasciato il Bangladesh o il Myanmar rischiando la traversata via mare del Golfo del Bengala sarebbero 569 i morti accertati. Il numero più alto in un solo anno dopo il 2014. Le storie dei sopravvissuti raccontano non soltanto delle tempeste e della sete ma anche dei trafficanti e delle violenze subite, soprattutto da donne e bambini che sono i due terzi dei partenti.
Tumblr media
La sfilata ad uso dei media, prima dell’udienza a Yangon, di un gruppo di trafficanti di esseri umani che trasportavano profughi Rohingya - Ansa Come per lo sfruttamento dei Rohingya, l’estensione dei profitti connessi con la produzione e il commercio di sostanze stupefacenti, ma sempre più anche di casinò illegali e frodi di ogni genere e livello sembra inarrestabile. Se le stime più attuali indicano in 60-70 miliardi all’anno il valore delle sole metanfetamine usate localmente o esportate e se qui l’oppio ha recuperato lo scorso il primato mondiale, si teme che quello dell’utilizzo fraudolento di Internet possa presto superarlo, con una serie di altre attività – a partire dagli scambi clandestini di criptovalute e sistemi finanziari paralleli – che vanno a loro volta imponendosi anche come strumenti per il riciclaggio di denaro e garantiscono enormi profitti a gruppi armati e organizzazioni criminali. In Myanmar, 55 milioni di abitanti, che dall’indipendenza è vissuto nello sbando della legalità, perlopiù sottoposto a dittature brutali e con un costante confronto tra gruppi di potere, etnie e interessi internazionali sul suo territorio, tutto questo si è evoluto in un sistema parallelo a quello statale, a sua volta minato da corruzione, repressione e violazioni dei diritti umani. Non è un caso se il valore delle sole truffe informatiche gestite alla frontiera settentrionale dello Stato Shan prossima al confine cinese è oggi calcolato in 14 miliardi di dollari. Il fatto che attività le cui dimensioni vanno svelandosi anche grazie all’avanzata sul terreno delle milizie etniche che si confrontano con i militari del regime sia gestito da quattro clan di origine cinese sotto la tutela finora delle forze armate birmane fa capire la posta in gioco, sia nel tentativo dei militari di soggiogare il Paese, sia in quello dei gruppi etnici di liberarsi da questo giogo e gestire autonomamente le risorse locali sia, infine, il ruolo della Repubblica popolare cinese nel controllare possibilità e collocamento internazionale di questo sfortunato Paese. Lo scorso anno le autorità di un regime non riconosciuto se non da alleati storici della dittatura, Cina, Russia e Corea del Nord anzitutto, hanno rimpatriato 41mila individui coinvolti spesso con coercizione nelle varie forme di criminalità informatica a cui oltreconfine ha corrisposto una repressione che ha portato all’arresto di oltre 70mila persone come parte di una campagna per liberare la Cina da questa nuova piaga. Le voci della resistenza danno però per certo il salvataggio con elicotteri militari dei capi delle gang cinesi alla caduta di Laukkai, finora l’abitato principale conquistato dai ailiziani dell’Esercito dell’Alleanza democratica nazionale e “capitale” delle frodi informatiche e dell’azzardo via Internet del Sud-Est asiatico. Uno degli obiettivi dichiarati dell’Offensiva 1027, così chiamata perché avviata il 27 ottobre, era proprio di chiudere la partita con attività che la giunta guidata dal generale Min Aung Hlain ha favorito tra le molte illegali di cui beneficia e con cui alimenta la repressione finendo però per collidere con Pechino riguardo le iniziative criminali che prendono di mira cittadini e interessi cinesi e per il timore che le attività belliche aprano a un flusso di profughi verso il territorio cinese. Una situazione che chiarisce, attualizzandola, come in Myanmar abbiano giocato finora pesi e contrappesi che hanno perpetuato instabilità e illegalità da cui molti traggono vantaggio. A sollecitare la nuova presa di potere delle forze armate il primo febbraio 2021 dopo un decennio di precaria democrazia guidata dalla Premio Nobel per la Pace Aung San Suu Kyi è stata la paura che il Parlamento uscito dalle elezioni del novembre precedente potesse avviare un processo di revisione della Costituzione che avrebbe tolto ai militari il diritto di veto su ogni iniziativa politica. Una possibilità che li avrebbe privati di ampi benefici economici nella gestione di frontiere, energia e miniere, ma che avrebbe anche aperto le porte dei tribunali e del carcere per i gestori di mezzo secolo di dittatura vissuta nella sostanziale impunità internazionale. Il golpe di tre anni fa non ha avuto alcuna condanna dai governi tradizionalmente vicini ai militari che in sede Onu hanno continuato a opporre veti a condanne e sanzioni riattivando il flusso di armi per la repressione e quello contrario di narcodollari e risorse naturali, mentre altri sono rimasti neutrali nel confitto che dal golpe è derivato. I due attori principali, militari e movimento democratico con il ruolo centrale della Lega nazionale per la democrazia di Aung San Suu Kyi, sono tuttavia solo due di quelli in scena nel Paese. Soprattutto nelle aree frontaliere che hanno subito la ridefinizione dei confini internazionali alla fine del controllo britannico nel 1948 il contrasto storico tra maggioranza birmana (di etnia bamar) e le consistenti minoranze che costituiscono nel complesso un terzo della popolazione del Myanmar è sempre stato vissuta sui piani dell’identità e del controllo di ingenti risorse: dalle acque per la produzione idroelettrica alle foreste, dalle pietre preziose all’oppio e alle droghe sintetiche. Le divisioni interne alle etnie che spesso si sono dotate di proprie milizie in funzione di autonomia dai birmani ma anche di potere tra fazioni e leader propri, sono state una costante. Così, in uno dei Paesi dell’Asia con il maggiore potenziale di crescita e progresso, coinvolto in una guerra civile al momento senza sbocchi, le previsioni segnalano per quest’anno un Pil di 65 miliardi di dollari e quasi tutti gli indicatori economici e sociali in calo. Oppio, pietre preziose e lo sfruttamento delle aree oscure di Internet continueranno a garantire enormi profitti; il controllo delle risorse ad alimentare divisione e sofferenza. Read the full article
0 notes
cinews-id · 7 months
Text
0 notes
raihan-234 · 7 months
Text
ROHINGYA
Rohinya merupakan kelompok etnis muslim yang telah berdiam di myanmar selama berabad-abad. Mereka adalah kaum minoritas, dikarenakan penduduk myanmar memeluk agama buddha. Hal itu yang membuat pemerintah myanmar menyangkal kewarnegaraann rohingya dan mengucilkan mereka dari sensus tahun 2014. Pemerintah menggangap bahwa rohingya adalah imigran ilegal dari bangladesh
Dan dikarenakan adanya perlakuan diskriminatif suku rohingya mengungsi ke negara-negara lain seperti malaysia, indonesia. Dan dengan adanya ribuan pengungsi rohingya yang merapat di sejumlah pantai provinsi aceh sejak pertengahan november, dikarenakan banyak nya pengungsi rohingya yang terus bertambah kini menuai perdebatan antara warga indonesia.Karena perlakuan mereka itu kerap membuat masalah, seperti melarikan diri saat penampungan hingga mengeluh saat menerima makanan di karenakan kurangnya nası. Setidaknya ngotak dikit lah kami masyarkat indonesia saja untuk mendapat sesuap nasi saja itu susah bahkan masih banyak masayarakat indonesia yang kelaparan di luar sana kenapa kita harus membantu mereka Sedangkan para nasib para pejuang indonesia banyak nasib mereka malang seharusnya mereka yang harusnya di berikan fasilitas yang baik karena mereka sudah memperjuangkan indonesia. Di mana letak keadilan nya, para pejuang banyak yang meminta-minta apakah ini pantas disebut keadilan.
Kenapa indonesia harus membantu rohingya apa cobak yang bisa di bantu, banyak anak-anak diperkampungan indonesia itu mereka masih kekurangan gizi. Bahkan di malaysia itu sudah jelas-jelas mereka menyesal menerima rohingya karena perlakuan mereka bahkan mereka meminta tanah untuk mereka tinggali. UNHCR apakah mata mereka ini tidak ada? sudah jelas-jelas masayarakat aceh itu sudah tidak menerima lagi masyarkat rohingya kenapa mereka masih kekeh untuk menerima nya, memang berapa kalian di kasik uang.Masyarkat indonesia sudah banyak masalah kenapa harus membantu imigran gelap sangat tidak logis.
0 notes
mellianakdewi · 7 months
Text
Gue liat-liat, orang-orang yang "merasa" Indonesia, terutama warga Aceh, nolak etnis Rohingya ini sama halnya dengan orang-orang yang "merasa" Israel layak membela negaranya karena Hamas nyerang duluan pas 7 Oktober kemarin.
Maksud gue, 2 hal itu terjadi bukan barusan, gitu.
Mereka memang ga ngerti, tapi berisik banget. Tong kosong nyaring bunyinya.
0 notes
arrahmahcom · 1 year
Text
Lebih dari 180 pengungsi Rohingya terdampar di Aceh
ACEH (Arrahmah.id) – Para pejabat Indonesia mengatakan bahwa lebih dari 180 pengungsi Rohingya telah mendarat di provinsi Aceh, Indonesia bagian barat, yang merupakan yang terbaru dari ratusan orang yang telah melarikan diri dengan perahu dari kondisi menyedihkan di Myanmar dan kamp-kamp di Bangladesh. Ribuan orang dari kelompok etnis mayoritas Muslim yang telah dianiaya secara kejam di Myanmar…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
minvacakam · 1 year
Text
Siapa Sebenarnya Etnis Rohingya? Begini Sejarahnya - detikcom
http://dlvr.it/SjZpMh
0 notes
kabardaily · 1 year
Photo
Tumblr media
Pendatang Ilegal Etnis Rohingya Kembali Mendarat di Aceh Besar
0 notes
goriaucom · 2 years
Text
Mau ke Malaysia, 13 WNA Diamankan Kemenkumham Riau
PEKANBARU – Sebanyak 12 orang Warga Negara Asing (WNA) asal Bangladesh dan 1 orang WNA asal Myanmar dari etnis Rohingya berhasil diamankan oleh Kepolisian Resort Kota Dumai pada Selasa (9/8/2022) kemarin. http://dlvr.it/SWQybf
0 notes
nisakhairunnisa · 3 years
Text
Islam bukan Teroris, Clear !!!
Ribuan, bahkan ratusan ribu jiwa muslim melayang, di perlakukan dengan sangat keji, di negeri palestina, di negeri suriah bertahun-tahun, anak-anak penuh luka bersimbah darah, lalu ada yang mengatakan bahwa itu hanya pulasan make up saja. Setiap hari disana, ada seorang anak yang menangis kehilangan orang tuanya. Ada seorang ibu yang menjerit menangis karena harus berpisah dengan buah hati nya. Namun, tak pernah ada yang mengatakan bahwa mereka yang melakukannya ialah para teroris.
Masih ingat peristiwa penembakan brutal di christchurch, Selandia baru dua tahun lalu, di tempat ibadah, di dalam masjid, menewaskan puluhan muslim yang berada di dalam nya, meninggalkan trauma mendalam bagi para korban dan keluarga nya. Jelas aksinya menghilangkan nyawa manusia dengan sengaja. Namun tak ada yang melabeli pelaku nya sebagai seorang teroris.
Etnis rohingya, uyghur diperlakukan tak selayaknya manusia, kebanyakan bungkam, tak ada yang menyebut tindakan terorisme, padahal jelas melakukan tindakan kriminal massal pada manusia. Bahkan parah nya ada yang berbicara bahwa itu hanya berita kebohongan saja.
Namun hari ini, bahkan sudah sejak lama, begitu banyak yang menyandingkan Islam dengan terorisme, begitu mudah melekatkan Islam dengan aksi teroris, begitu nyaring terdengar Islam lekat dengan radikal, menuduh-nuduh sedemikian masif nya, bahkan oleh orang-orang yang di kartu identitas nya bertuliskan agama Islam, sungguh ironi, karena begitu gencar yang menghembus-hembuskan islamofobia, di negeri dengan mayoritas muslim terbesar di dunia sekalipun.
Padahal islam adalah agama yang damai, agama yang penuh kasih sayang, yang jauh dari kekerasan, begitu banyak syariat mengatur tentang bagaimana seharusnya manusia bersikap pada manusia, bahkan pada makhluk hidup lainnya secara detail, karena islam adalah agama rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta alam. Jadi, jika ada yang melakukan kekerasan atas nama Islam, sudah dipastikan itu bukan ajaran Islam, sudah dipastikan orang tersebut tidak belajar Islam dengan benar.
Bahkan, utusan Allah, manusia yang paling mengagumkan karena keluhuran akhlak nya, yang membawa risalah Nya, saat dihina, dicaci maki, dilempari batu oleh penduduk Thaif saat itu, hingga bercucur darah dari nya, hingga malaikat menawarkan untuk menimpakan gunung kepada penduduk Thaif yang telah memperlakukan Rasul semena-mena, namun karena keluasan hati nya, Rasulullah saw tidak mengiyakan tawaran itu, Rasulullah saw dengan hati yang tulus memaafkan dan malah mendoakan kebaikan bagi mereka. Lewat peristiwa ini, lewat suri teladan kita, terlihat bagaimana akhlak seorang muslim, bagaimana ajaran Islam yang begitu indah.
Jadi, jangan pernah kaitkan Islam dengan teroris, karena Islam memang bukan agama teroris. Karena islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, karena Islam adalah agama yang mengajarkan pada kebaikan.
Islam bukan teroris. Clear !
Bandung, 01 April 2021
30 notes · View notes
yurikoprastiyo · 4 years
Photo
Tumblr media
[Manusia Perahu]
Sepotong cerita yang menyayat hati dari etnis Rohingya. Terusir dari bangsanya sendiri, lalu ditolak masuk ke negara lain. Sebagian, diperjualbelikan menjadi budak. Ada pula yang kapalnya harus karam diterjang ombak. Dan masih banyak yang terkatung-katung dilautan sampai detik ini.
Maka, hari ini kita belajar dari seorang nelayan di Aceh. Yang menyelamatkan sebagian manusia-manusia kapal itu. Tanpa terlalu banyak peduli pada aturan-aturan yang berlaku. Sebab, dari hal apapun, nyawa manusia selalu lebih berharga. Bermula dari situlah, kepekaan digerakkan.
Hati manusia, tetap manusia. Seringkali ia lebih peka dari konstitusi yang tersusun apik. Meskipun dari sekumpulan kesempatan bangsa-bangsa yang mengaku besar. Atas dasar kata “non-intervensi”. Lalu membiarkan nyawa manusia tiada lagi berarti. Jika begini, masih mau mengaku menjadi bangsa yang besar?
Dahulu, guru ngaji saya memberikan petuah yang amat sederhana. Bahwa nyawa seorang manusia lebih berharga dari seisi dunia. Selamatkan itu dulu, baru pikirkan yang lain. Tak usah takut kelaparan. Rezeki dari langit, sudah Allah hamparkan. #rohingya #illustration #kartun https://www.instagram.com/p/CExn7zFAbo5/?igshid=1nfcuas84cvav
154 notes · View notes
fauziahrahman · 4 years
Text
00.01
Di tengah riuhnya suara hujan dan gemuruh langit, suara petasan tak kalah keras dan memekakkan telinga. Hingga semenit lewat dari jam 12 malam Waktu Indonesia bagian Tengah, suara hujan dan petasan terdengar saut-sautan, saling beradu dan memburu, ditambah langit yang tak henti bergemuruh.
Sesaat perasaan takut muncul. Oh, tidak hanya sesaat ternyata, sampai menit ke-10 pun perasaan itu masih ada, bahkan cemas pun mengikuti.
Beginikah perasaan mereka, yang hampir setiap hari mendengar suara ledakan? Bahkan suara petasan sebenarnya tak ada apa-apanya dibanding apa yang mereka rasakan. Petasan tak ubahnya hanya percikan kecil api dan terkena pun kita tidak. Bahkan anak kecil mereka pun jauh lebih berani mempertaruhkan nyawanya.
Ah, lemah sekali diri ini ternyata.
"Maafkan lah saudaramu (yang mengaku seiman) ini yang bahkan mengingat kalian pun sangat jarang, yang sangat lemah imannya, yang lebih banyak mengingat dunia dibanding akhiratnya, yang penuh dengan kekurangan dan kekhilafan. Jikalau nanti kalian meminta pertanggungjawaban kami dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas sikap abai ini, apa yang akan kami jawab?"
Sempatkanlah mendoakan mereka, bantu dengan apapun yang bisa kita lakukan, bahkan jika memang hanya doa yang bisa kita panjatkan. Sebenarnya, tidak hanya untuk mereka tapi lebih untuk keselamatan diri kita sendiri. Ah, manusia memang selalu egois, menyelamatkan dirinya dahulu.
Mereka di sana sedang tidak baik-baik saja. Apakah kita masih bisa tidur nyenyak? Atau hingga kita benar-benar mengalamai hal yang sama barulah kita mengingat mereka?
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam.” (Shahih Muslim No.4685)
Saudara-saudaraku di Palestina, di Suriah, etnis Rohingya, dan di manapun kalian, sesungguhnya Allah Maha Menepati Janji.
+62411
01012020
2 notes · View notes
jarrak-pos-aceh · 4 years
Text
Rapid Test Terhadap Pengungsi Rohingya, Semuanya Non Reaktif
Rapid Test Terhadap Pengungsi Rohingya, Semuanya Non Reaktif. .
Aceh Utara, JARRAKPOSACEH --Penanganan awal terhadap pengungsi etnis Rohingya yang terdampar di wilayah Kabupaten Aceh Utara telah dilakukan oleh pemerintah daerah. Selain membantu logistik, juga telah dilakukan pemeriksaan kesehatan serta dilakukan rapid test terhadap kemungkinan terpapar virus Covid-19. Demikian antara lain terungkap dalam rapat koordinasi jajaran Forkopimda Aceh Utara…
View On WordPress
0 notes
redaksikastra-blog · 7 years
Text
Cerita Perempuan Rohingya Korban Pemerkosaan Terhadap Paus Fransiskus
Kabarnusantara.net – Kala itu, tengah malam, tentara datang tanpa pemberitahuan. Mereka membakar desa, membunuh para pria, dan memerkosa para wanita dan remaja putri.
Peristiwa itu terjadi September lalu di Kota Maungdaw, sebelah utara Rakhine State di Myanmar. Namun bagi para korban yang selamat, khususnya para wanita, kejadian itu masih segar dalam ingatan mereka.
Salah satunya Sayeda, seorang…
View On WordPress
0 notes
arrahmahcom · 1 year
Text
Guantanamo: AS Bebaskan Dua Bersaudara Setelah 20 Tahun Ditahan Tanpa Dakwaan
GUANTANAMO (Arrahmah.id) – Militer AS telah membebaskan dua bersaudara yang telah ditahan tanpa dakwaan di pusat penahanan Teluk Guantanamo selama dua dekade, dan mereka telah kembali ke Pakistan. Abdul (55) dan Ahmed Rabbani (53) dua warga negara Pakistan berlatar belakang etnis Burma Rohingya, pada Jumat (24/2/2023) tiba di Karachi, kata pengacara Ahmed kepada MEE. “Perjalanan jauh dari…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes