Tumgik
#Jam Tangan Wanita Lucu
komatahari · 1 year
Text
Kenapa ya hidupku lucu sekali
Apakah masih ingat dengan cerita menentukan kursi di krl?
Yap, barusan banget entah kenapa hati ini tiba² bilang "tengok deh ke kebelakang" disaat sudah berdiri di depan mbak² si orang linglung (buka IG, buka tiktok, buka wa, buka hp satunya gitu terus) sambil clingak clinguk
(anyway, si embak sekilas wajahnya mirip happy asmara, tapi pas maskernya di buka beda jauh, dia pake make up, pake kacamata item, baju dengan jahitan engga full body, tas kecil kek orang mau maen ke mall yang jelas bukan tampilan wanita angker ataupun pegawai yang dah jam pulang sore lusuh kek cucian seminggu) termasuk saya :))
Pas tengok ke belakang "woh, sepertinya menarik ya berdiri di situ, ada magnet yang melambai-lambai" tapi dengan tegas dijawab, "engga deh, berdiri depan mba mba linglung aja, keknya dia bentar lagi mo turun deh"
Eeettt, gataunyaa kursi di belakang kosong 1, yap... ada yang turun wkwk
Okeylah, tetep berdiri depan mba mba linglung. Masih dengan buka IG, buka tiktok, buka wa, buka chat, tengok kanan kiri. Tapi ternyata ada benang merah, dia fokus nonton Wiro Sableng (?) di IG. Dimana sinyalnya ternyata ngga lancar, sehingga dia buka tiktok 2 detik tutup, buka wa 2 detik cek chat tutup, balik ke IG dengan video Wiro Sableng.
Pas, udah ngga buffering. Dia tempelin speaker hp di telinganya, sambil ketawa-tawa.
Pas loading lagi. Dia kembali ke prosedur buka ini itu masing-masing sekitar 2 detik, abis itu clingak clinguk, liat jendela, liat pintu.
Hingga akhirnya seorang ibu di samping kiri si embak turun, dan tergantikanlah olehku.
NGGA BERENTI DI EMBAK² YANG DUDUK DISEBELAH KANAN. Ada simbah² di sebelah kiri diri ini.
Tentu, engga ada masalah besar dengan si simbah ini. Hanya sahajaaaa......
Simbah ini suka bergerak ke sana kemari, kemudian memasukkan tangannya ke perut lalu garuk² (otomatis sikunya menatap tubuh mungil diri ini). Lalu, pindah posisi badan ke sana pindah kemari, hingga pada akhirnya diri ini terpepet dengan posisi tas di atas dada, tangan di atas tas, lengan ke atas :(
Waktu bersamaan, si embak dan si simbah turun di stasiun yang sama. Aahhh luaassss~~
Tiba² ada ibu² dari ujung kursi bilang sembari melambai lambaikan tangan "bau pesing yaa, bau pesing" lalu berdiri.
Aku? Aku nengok ke bawah, bawah kursi simbah itu penuh air dan basah. Konfirmasi dengan melihat si simbah yang tengah antri depan pintu untuk turun, "oh engga basah kok celananya"
Sejenak dalam hati "hemm, emang agak pesing sih dari tadi, tapi ku abaikan"
Berusaha penuh tidak berpikir negatif. Alih alih memastikan, tapi juga menghindari bau, maka pindahlah ke kursi seberang. Yaps! Air mengalir banyak.
Tapi..... sepertinya itu air hujan yang masuk dari pintu akibat berenti di tiap tiap stasiun.
Oke, cukup sekian cerita tidak penting ini.
:)
2 notes · View notes
moisoleil · 29 days
Text
#1
Derap langkah terdengar samar-samar dari seluruh sudut pondok yang berada di tepi danau, cermin yang menggantung di pintu bagian belakang pondok tersebut memantulkan bayangan seorang pria berambut coklat dengan matanya yang mengarah kesana kemari. Memalingkan pandangan kanan dan kiri, mencari sesuatu.
Seperdetik kemudian matanya menatap ke arah luar pondok, mengernyitkan dahi. Ia menemukan sesuatu yang ia cari sedari tadi. Isabelle, sosok gadis yang membuat pria dengan tinggi 6 kaki tersebut kebingungan. Sambil tertawa kecil, ia menghampiri Isabelle. Bersiap-siap mengambil ancang-ancang untuk mengagetinya. Gadis tersebut tetiba mengangkat kepalanya yang tertunduk ke bawah, melihat ke arah permukaan danau.
“Aku tahu itu kamu, Ethan” ucap gadis itu lembut dan menoleh kearah belakang, menengadah tepatnya.
Ethan yang sudah siap dengan pose mengendap-endap tersebut langsung berdiri tegak, menghembuskan nafas sedikit kesal. Ia terduduk disamping gadis tersebut. Menyilangkan tangannya akibat suhu dingin yang menerjangnya sedari tadi.
“Sejak kapan Isa yang benci sendirian itu memutuskan untuk menyendiri seperti ini?”
Ledekan pria tersebut membuat Isa tersenyum dan tertawa kecil, ia tahu betul Ethan dan segala caranya untuk membuatnya tertawa. Tangan Isa memainkan kelopak bunga teratai yang sudah dipegangnya sejak berjam-jam. Isa hanya terdiam.
Melihat teman kecilnya terdiam, Ethan yang seakan-akan paham dengan wanita ini mulai berbicara, penasaran.
“Isa, ternyata langit itu tidak selalu cerah loh. Kadang kala dia bisa terihat buruk di mata kita semua.”
“Ada cerita apa kali ini?” sambung Ethan. Isa awalnya terdiam, pandangan mata indahnya tampak kosong. Ethan yang melihat hal tersebut perlahan memegang telapak tangannya. Menyadari Ethan yang memegang tangannya, Isa perlahan kembali tertunduk.
“Ethan, apakah aku yang sekarang ini, masih tidak cukup?” ucap Isa lirih. Mengusap perlahan tangan Ethan, nyaman. Ethan mulai paham apa yang mengganggu pikiran Isa, sebelah tangannya kini merangkul pundak gadis tersebut, mengusapnya perlahan seolah-olah ia mencoba untuk menghapus beban yang sedang berada di pundaknya. Dengan suara datarnya, Ethan mulai bertanya pelan, sedikit takut.
“Leon, ya?”
Isa mengangguk ragu. Ethan menatap danau yang berada tepat didepannya, tidak memaksa Isa untuk menatap matanya karena jelas, Isa akan menolak dengan wajah yang penuh dengan raut sedihnya.
“Isa, aku tidak akan pernah membiarkan tanganku berada diatas piringmu. Tapi kamu bisa selalu beri tahu aku kapankun jika diatas piringmu itu ada sesuatu.”
“Jika kamu butuh pendengar, seseorang yang memegang erat tanganmu, ataupun kamu sedang didalam keadaan yang berat. Aku selalu disini, untuk kamu.”
“Apakah Ethan yang baik hati dan tampan ini pernah melewatkan satu cerita dalam langkah kecilmu selama ada di dunia ini? Hehehe” Berusaha mencairkan suasana dengan mengatakan hal lucu yang mungkin akan membuat Isa tertawa. Isa mengusap air mata yang sedari tadi menetes perlahan, kemudian tertawa dan tersenyum tipis menanggapi apa yang baru saja Ethan katakan kepadanya.
Sebetulnya Isa tahu semua yang Ethan katakan tidak sepenuhnya datang dengan perasaan tulus dari dalam libuk hatinya. Isa tahu Ethan terluka, Isa tahu Ethan menderita, Isa benar-benar tahu rasa perih yang Ethan bawa dengan harus selalu mengatakan hal manis kepadanya dengan keadaan hati yang tidak dalam perasaan tenang dan gundah yang selalu menghantuinya.
“Ethan, apakah kamu akan terus seperti ini ? kepadaku ?”
Pertanyaan Isa tersebut membuat wajah Ethan memanas seketika. Berusaha menguatkan hati dan pikirannya Ethan mencoba menenangkan hati dan menelan ludahnya, sulit sekali. “Kenapa ? kamu mulai memikirkan apa yang aku sampaikan malam itu, ya ? hahaha” tanyanya pelan sambil berusaha terlihat tenang, padahal yang sebetulnya terjadi, Ethan tidak benar-benar siap dengan pertanyaan yang baru saja Isa ucapkan. Dia tahu pertanyaan semacam itu akan muncul di masa depan tetapi, ini seperti sesuatu yang tidak pernah Ethan harapkan. Apalagi di momen-momen seperti ini.
“Aku tahu bagaimana dan apa yang kamu rasakan”
“Aku pun tahu apa yang kamu rasakan tersebut tidak seberapa dengan perasaanku saat ini.”
Isa mencoba menatap kedua bola mata Ethan, tetapi pria itu tidak berani menatapnya. Sungguh bukan hal yang biasa pria itu lakukan ketika sedang berdua dengan Isa. Mengeerti apa yang Ethan rasakan, Isa pun tidak melanjutkan kata-katanya. Justru Ia kini berdiri dari tempat mereka berdua terduduk. Ethan menatapnya, isi pikirannya saat ini hanya tertuju bagaimana cara membuat Isa berbicara dan tertawa lepas seperti biasanya karena Ethan tahu. Ethan selalu tahu kapan Isa baik-baik saja dan tidak.
—-
0 notes
kataseekormanusia · 2 months
Text
Di Sudut Ruang
Tumblr media
Pada suatu Senin sore, Aruna, memilih untuk bekerja dari sebuah kafe di Jakarta Selatan, menikmati kebebasan Work From Anywhere (WFA). Wanita berambut panjang tersebut duduk di meja sudut ruangan dekat jendela, agar dapat mengamati kerumunan di luar sambil menyeruput kopi kesukaannya.
Pandangannya tertuju pada orang-orang yang berlalu-lalang, membayangkan kehidupan mereka yang penuh misteri dan beragam cerita, berbeda dari kehidupannya sendiri.
Setelah beberapa jam tenggelam dalam pekerjaannya, Aruna merasa puas dengan hasil yang dicapainya. Ia mulai merapikan meja dan laptopnya, menyimpan laptop dan buku catatannya ke dalam tas. Ketika ia berdiri untuk meninggalkan kafe, sebuah suara familiar tiba-tiba memanggil namanya.
“Aruna!” seru seseorang.
Aruna menengok, mencari sumber suara. Dari antara kerumunan pengunjung kafe, muncul seorang laki-laki berkemeja abu-abu dengan senyum lebar dan penuh semangat. Itu adalah Adit, teman kuliahnya yang sudah lama tidak bertemu.
“Adit!” sahut Aruna, agak terkejut namun senang. “Hai, sudah lama enggak ketemu. Lagi apa di sini?”
Aruna meraih tangan Adit, bersalaman dengan hangat. Kemudian, ia kembali duduk dan mempersilakan Adit untuk duduk di kursinya.
“Lagi hangout aja, abis dari kantor, Na. Biasalah. Gue sama teman kantor ke sini. Itu, anaknya masih pesen kopi.” Adit menjelaskan sambil menunjuk ke arah barista yang sibuk membuat kopi. Adit adalah teman kuliah Aruna yang sekarang bekerja sebagai programmer di sebuah perusahaan swasta di Jakarta.
“Oh iya? Sama teman atau teman?” Aruna bertanya dengan nada menggoda.
“Teman beneran, Na. Cowok, kok.” Adit menjawab dengan santai, lalu berdiri dan melambaikan tangan ke arah seorang pria yang sedang berdiri di antrian kasir.
“Wait, gue panggil dulu anaknya.”
Adit berjalan menghampiri temannya. Sementara itu, Aruna mengecek ponselnya untuk memastikan tidak ada pesan penting yang terlewat.
Tak lama kemudian, Adit kembali bersama seorang pria yang tampak familier bagi Aruna. Pria itu membawa secangkir kopi di tangan kanannya, dengan langkah yang mantap menuju meja mereka.
“Aruna, ini temen gue, namanya Ravi. Programmer juga, kita satu divisi.”
Aruna menoleh dan sedikit terkejut. Ternyata pria yang bersama Adit adalah Ravi, teman sekelasnya saat SMA. Wajahnya masih sama seperti yang Aruna ingat, dengan senyum yang manis yang khas dan mata lebarnya yang selalu tampak ramah.
“Hai, Aruna. Gue Ravi. Inget gue enggak?” Ravi menyapanya dengan senyum hangat sembari mengulurkan tangan untuk berjabat. Aruna meraih tangan Ravi sambil membalas pertanyaan Ravi dengan anggukan pelan.
Adit menatap kedua temannya dengan bingung. Melihat raut wajah Adit, Aruna kembali tertawa, sementara Ravi menyengir lucu, menampilkan gigi putih rapihnya.
Adit, yang masih belum menyadari, bertanya, “Kalian saling kenal?”
Aruna tersenyum dan mengangguk. “Iya, Dit. Dulu kita pernah satu kelas di SMA.”
“Wah, kenal deket berarti ya?” Adit berkomentar sambil tertawa.
Aruna kembali tersenyum dan melirik Ravi. “Enggak juga, gue cuma sebentar di SMA itu, cuma 6 bulan. Tapi kita sempat DM-DM-an ya, Rav, setelah lulus SMA? Tapi terus lost contact, soalnya IG gue sempet ke-suspend pas itu.”
Ravi mengangguk. “Oalah, IG lo suspended? Kirain emang deactive akun karena enggak mau contact sama gue lagi, Na.” Ravi berkata sambil tertawa kecil, merasa sedikit lega mengetahui alasan sebenarnya.
Mereka bertiga akhirnya bergabung dalam satu meja untuk berbincang-bincang, membicarakan hal-hal ringan sembari menikmati suasana kafe yang semakin ramai.
***
Setelah pertemuan itu, Ravi sering menghubungi Aruna. Mereka mulai bertukar pesan lebih sering, berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing.
Suatu hari, Ravi mengajak Aruna untuk bertemu lagi dengan dalih “WFA bareng” di sebuah kafe yang tidak jauh dari tempat mereka pertama kali bertemu kembali.
Mereka duduk di sudut ruangan, dengan laptop dan secangkir kopi di meja untuk masing-masing. Awalnya, mereka berbicara tentang pekerjaan mereka. Namun, obrolan segera meluas ke topik lain yang lebih ringan, seperti musik yang mereka sukai. Kembali mengingat obrolan mereka sebelum lost contact.
“Na, masih suka Nirvana? Seinget gue, lo dulu suka banget sama Nirvana, MCR, apa lagi ya itu?” tanya Ravi sambil menyeruput kopinya. Ia teringat betapa bersemangatnya Aruna ketika berbicara tentang band-band favoritnya saat masih remaja.
Aruna tertawa kecil, mengingat masa lalu mereka. “Masih, kok. Sekarang selera musik gue tambah K-pop juga, sih.”
Ravi ikut tertawa. “Ternyata emang ya, semua akan Korea pada waktunya. Gue juga kok, Na. Selain musik-musik keras kayak dulu yang sering gue kasih ke elo, gue sekarang juga banyak nikmatin lagu Korea. Anyway, gue agak lupa, deh. Gue pernah tanya ke elo enggak sih, kenapa lo bisa suka lagu alternative-rock sampai pop-punk begitu, Na?”
Aruna merenung sejenak, mengingat masa-masa ketika ia mulai tertarik pada musik-musik tersebut. “Hm, kenapa ya? Gue lupa juga sih.” Aruna menyeruput kopi dengan pelan sembari membuang wajah sebagai upaya dalam menutupi kebohongan kecilnya.
Ravi menduga, “Gue tebak, karena pernah punya pacar dengan selera musik begitu ya?”
Aruna tertawa, pandangannya semakin mendalam, mengingat masa-masa remajanya. “Hahaha, kurang lebih begitu sih, Rav.”
“Gue sering nemu sih, kalo cewek kebanyakan memang begitu. Karena pernah punya mantan dengan selera musik begitu jadi kebawa.”
Aruna menggeleng, sambil tersenyum tipis. “Kalau gue lebih tepatnya karena pernah naksir sama cowok dengan selera musik yang begitu, Rav. Gue cari tahu selera musiknya, cari tahu di YouTube, eh ternyata gue suka juga musik yang alt-rock, pop-punk, metal, begitu-gitulah.”
Ravi tersenyum menggoda, menatap Aruna dengan mata memicing bermaksud meledek Aruna. “Oh ya? Teman kuliah lo ya, Na?”
Aruna menggeleng sambil tertawa pelan, “Hahahaha, kita putus aja obrolan yang itu, takut orangnya tahu.”
“Lah, kan kita berdua aja ini,” Ravi membalas dengan sedikit bingung.
Mendengar ucapan Ravi, Aruna menatap Ravi sambil tersenyum. Di balik percakapan ringan ini, ada sesuatu yang lebih dalam yang mulai terungkap.
“Loh, Na.” Ucapan Ravi terjeda. Ia sedikit mengangkat alis kanannya, sembari menatap dalam retina Aruna.
“Na, yang lo maksud itu… gue ya?” Ravi akhirnya menyadari maksud ucapan Aruna. Raut wajahnya berubah, ekspresinya menyatakan keterkejutan dan senang menjadi satu hingga mimik wajahnya menjadi aneh.
Aruna tertawa sambil menepuk-nepuk pahanya sendiri. “Rav, muka lo lucu banget. Iya, dulu gue naksir lo sih. Thanks ya, berkat lo, selera musik gue jadi keren banget gini.” Aruna sedikit menepuk tangan Ravi, mengungkapkan terima kasihnya melalui tepukan tersebut.
Ravi menggeleng-gelengkan kepala, menyadarkan diri dari rasa terkejut sekaligus senangnya mendengar pengakuan Aruna. “Na, kenapa enggak bilang sih? Dulu waktu jaman DM-DM-an itu, gue belum berani confess, Na. Lo tau sendiri, posisi gue belum kerja, gue saat itu juga belum kuliah, sedangkan lo udah kuliah.”
Aruna tersenyum lembut, mengingat masa-masa lalu mereka yang terasa jauh namun juga dekat. “Yah, yaudahlah Rav, udah lama juga. Santai aja kalau sekarang.”
Ravi penasaran, “Kalau boleh tahu, dari kapan lo naksir gue, Na?”
Aruna mengetuk-ketukkan jarinya di dagu, tanda berpikir mendalam. Ia mencoba mengingat kembali saat-saat mereka di sekolah, walau hanya sebentar.
“Kayaknya dari jaman lo jelasin soal asimtot di depan kelas deh, Rav.” Aruna akhirnya mengungkapkan dengan nada penuh nostalgia.
Ravi memperlihatkan senyum lebarnya, matanya mengerjap cepat, membuat bulu matanya ikut bergerak. Aruna selalu iri dengan bulu mata dan alis tebal Ravi. Bagi Aruna, kombinasi keindahan wajah Ravi dan segala ekspresi yang dibuat Ravi selalu tampak lucu.
“Astaga, Aruna, itu jaman gue masih kacau banget.” Ravi mengatakan dengan suara rendah, merasakan kembali ketidakpastian yang ia rasakan saat itu. Saat itu, Ravi hanyalah siswa SMA biasa yang bahkan tidak bisa menjelaskan apa itu ‘garis asimtot’. Buat Ravi, saat itu merupakan kejadian memalukan yang seharusnya tidak diingat oleh orang lain.
Aruna tertawa kecil, mengenang kembali momen-momen itu. “Lo lucu waktu jelasin asimtot. Penjelasan lo bener, tapi lo enggak percaya diri buat jelasin, dan itu lucu banget.”
Ravi terdiam sejenak, lalu tertawa bersama Aruna. Tawa mereka mengalir ringan dan bebas, menandakan betapa berartinya kenangan-kenangan lama itu. Ravi merasa sedikit lega dan lebih nyaman saat mendengar bahwa kenangan yang mungkin dianggapnya memalukan ternyata diingat dengan senyuman.
“Kalau sekarang, gue masih lucu, Na?” Ravi bertanya, menatap Aruna dengan tatapan penuh harap. Ia penasaran apakah kesannya saat ini sama seperti dulu.
Aruna terdiam sejenak, menatap Ravi dengan senyum yang tidak hilang dari wajahnya. Mereka berdua saling bertukar pandang, merasakan suasana yang lebih akrab dan hangat di antara mereka. Dalam keheningan sejenak itu, mereka seperti menyadari kedekatan yang baru terjalin, sebuah koneksi yang terasa lebih dalam dan lebih berarti daripada sebelumnya.
Mata Aruna menyoroti setiap detail ekspresi Ravi, merasakan kehangatan dari kejujuran dan keterbukaan yang baru saja terungkap. Sementara itu, Ravi merasa seperti dia baru saja menemukan kembali bagian dari dirinya yang selama ini hilang. Ada sesuatu yang sangat spesial dari momen ini — sebuah perasaan bahwa mereka berdua benar-benar saling memahami, tidak hanya sebagai teman lama tetapi sebagai individu yang telah berkembang dan berubah.
Suasana di kafe yang semakin malam membuat percakapan mereka terasa semakin intim. Keramaian di sekeliling mereka seperti menghilang, dan hanya ada mereka berdua yang merasa terhubung dengan cara yang sangat pribadi. Setiap tawa, setiap senyuman, dan setiap kata terasa lebih berharga, seolah mereka baru saja menemukan kembali bagian dari diri mereka yang telah lama hilang.
“Gue rasa, lo masih lucu, Rav. Bahkan lebih dari dulu. Ekspresi lo, gaya bicara lo, cara senyum lo, hm… kayaknya hampir semuanya lucu.” Aruna akhirnya menjawab dengan penuh kehangatan.
“Tapi yang sekarang lebih gue suka adalah sikap percaya diri lo. Lo juga sekarang lebih mature dan itu bikin lo jadi lebih menarik, Rav.”
Ravi tersenyum lembut, Aruna membalas senyuman Ravi juga tidak kalah hangat. Momen-momen kecil seperti ini, yang mungkin tampak sepele bagi orang lain, ternyata sangat berarti bagi mereka. Ini adalah kesempatan untuk mengeksplorasi kembali hubungan yang lama terputus dan membangun sesuatu yang baru dari dasar yang telah ada.
0 notes
yassstrophile · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
ㅤㅤㅤㅤ𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟎𝟐 : 𝐎𝐧𝐞 𝐃𝐚𝐲 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐨𝐮.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Hari ini entah kenapa menurut Yasfa sangat berat, dari yang jadwal kelas nya hingga sore bahkan harus mengerjakan beberapa projek untuk acara komunitas nanti. Dia sungguh malas untuk memulai hari ini, di pikean nya hanya ingin santai namun itu mustahil sekali.
" Lu kenapa? Kok kaya loyo banget yapaa mukanya? Ada yang gangguin anak cantik ini kah?"
Zulfan memulai obrolan dengan Yasfa teman nya yang sedari tadi duduk di taman sendiri dengan wajah yang sangat kusut. Entah angin dari mana Zulfan ingin sekali mengobrol banyak dengan wanita ini hingga akhirnya dia mendaratkan duduk nya untuk memulai percakapan.
" Gak ada, cuman lagi males aja ngapa-ngapain pengen nya diem aja di apart tapi hari ini lo tau sendiri kita banyak kegiatan komunitas jadi ya gitu lesu bawaan nya "
Yasfa menjawab dengan sangat kesal sembari mengacak rambutnya hingga berantakan lalu menatap Zulfan dengan penuh antusias dan bertanya sembari memandangi nya gemas.
" Kok lu tumben ngajak gue ngobrol, biasanya nyapa nyapa doang tuh "
" Ya emang gaboleh nyapa temen satu komunitas musik? Lu tuh ya aneh banget lagian, orang pengen akrab malah di kira tumben"
" Lo kok disini sih? Gak makan siang apa, sanah pergi ah ke kantin lo jangan ganggu gua disini "
" Enggak, gue males ke kantin penuh lagian gue udah bawa kopi sama rokok jadi disini aja dah nongkrong sebentar "
" Gausah rokok deket gue ya, gue mau makan karena gue selalu bawa bekal dan lu gaboleh minta "
" Cih, iya Yas lu makan aja jangan ngomel terus "
Yasfa memberi jarak agar posisi duduk nya lebih jauh dari Zulfan yang sedang asik merokok dan memainkan ponselnya. Saat dia makan, tidak ada hentinya dia mencuri pandang terhadap lelaki itu, karena Yasfa sudah mengagumi lelaki itu sedari dia memasuki komunitas musik.
Bukan tanpa alasan dia masuk kesana, selain dia sangat menyukai musik dan bisa bermain gitar namun ada alasan lain yaitu, Zulfan Abhiseva. Sesosok pria yang banyak di kagumi oleh wanita di fakultasnya, Pria yang sangat Humble kepada semua orang dan terkenal dengan ramah terhadap semua kaum. Yasfa sangat mengagumi pria itu dari segala sudut dia sangat menyukainya.
Tanpa wanita itu sadari, pihak lain ada yang sama sepertinya mencuri pandang dan bahkan sering menatapnya lama dengan ekspresi gemasnya melihat sosok wanita yang sedang menyunyah bekal nya dengan lucu. Zulfan memandangi Yasfa sangat intens dia menikmati apa yang ada di depan pandangan nya.
Bekal nya telah habis.
" Gue udah kelar, mau ke kelas lagian mau masuk juga apa lu gak bakal masuk kelas apa? "
Yasfa menatap Zulfan yang masih menghisap batang nikotin itu dengan sangat buru - buru.
" Enggak, gue udah kelar juga ayok fakultas lu sama gue kan se arah jadi kita jalan bareng aja "
Tanpa sengaja Zulfan memegang tangan Yasfa yang otomatis membuat Yasfa kaget bukan main dan menatap tangan nya itu.
" Eh sorry Yas, reflek banget gua "
Zulfan berbicara sambil memberikan senyum dimple nya itu kepada Yasfa yang saat ini wajahnya berubah menjadi merah padam.
" I-iya gue paham kok santai "
Yasfa dan Zulfan berjalan berdampingan sehingga membuat satu koridor begitu berisik karena heran tidak biasanya Zulfan mau berjalan dengan wanita namun kali ini, dia benar benar berjalan berdampingan bersama Yasfa sembari bercanda kecil hingga sampai di fakuktas masing - masing.
Jam kuliah telah selesai.
Yasfa Keluar kelas dengan wajah yang sangat lelah lalu dia menggerutu terus menerus tanpa dia sadari ada seseorang yang mendengarkan grutuan nya itu.
" Cih, males banget harus nyari bahan tugas males deh, mending gue balik ke kost aja dari pada cari bahan. Lagian tugas nya bisa entaran gue cape banget " grutunya dengan pelan.
" Gue temenin ayok, sekalian gue juga mau cari bahan buat tugas besok "
Yasfa menengok mendapati Zulfan yang sedang berdiri di belakang nya sembari menaikan kedua halisnya. " Gimana Yas ? "
" Apa gak ngerepotin lo? Apart gue lagian jauh lu kan tinggal deket sini Zul, jadi lain kali aja gue mau balik "
" Gapapa, gue suka jalan - jalan kok jadi ga masalah mau apart lu sejauh apapun gue jabanin deh " Zulfan menjawab dengan senyum kotak ciri khas nya.
" Okey okey, tapi ini mendung elah "
" Gapapa, kalaupun hujan kita hujanan aja biar kaya dilan milea "
" Cih , males banget nanti gue di cengcengin sama cewe lu lagi males "
" Hahaha, iya lu kan calon cewe gue Yas "
Zulfan mengatakan itu sambil berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya, sedangkan Yasfa masih mencerna apa yang Zulfan katakan. Apa dia tidak salah dengar? ' Calon katanya ' Yasfa menggelengkan kepalanya hingga tersadar, lalu menghampiri Zulfan yang sedari tadi sudah jauh berjalan di depan nya menuju motornya.
Sesampainya di parkiran, keduanya langsung pergi ke tempat yang akan mereka tuju guna membeli keperluan untuk tugas masing masing. Setelah selesai membeli keperluan, Zulfan mengantarkan Yasfa pulang hingga sampai apartement nya, tidak lama dari itu hujan pun turun dan otomatis Zulfan tidak bisa pulang karena dia tidak membawa jas hujan.
" Lu masuk dulu ke apart gue deh yuk, disini dingin tapi sorry berantakan "
Ajak Yasfa yang sedari tadi melihat Zulfan yang masih menatap ke langit dengan sangat kesal.
" Memang gapapa? Lu ga takut gue apain gitu Yas? "
" Memang lu mau apain gue? Perkosa gue hah? "
" Kalo ngomong tuh ya dih "
" Ya emang lo berani gitu? kan enggak "
" Oke gue masuk "
Setelah selsai menawarkan Zulfan untuk masuk terlebih dahulu, Yasfa menawarkan 2 cola yang di bawanya dari dapur.
" Gue adanya ini, sorry ya kalo ga seberapa gak ada kopi juga tapi kalo mau rokok gapapa santai aja. "
" Gapapa, gue tau lu gasuka rokok Yas, jadi gue gak ngerokok biar kost lu gak bau asap rokok gue. Cuman..... "
" Cuman apaan? "
" Ganti sama ini yah? "
Zulfan mendekatkan dirinya kepada Yasfa yang sedari tadi duduk di hadapan nya, lalu ibu jari nya mengusap belah bibir Yasfa dengan sangat lembut. Tidak lama dari itu, Zulfan mencuri sebuah kecupan dari bibir Yasfa yang membuat Yasfa kaget dan tidak memberikan respon apapun hingga dirinya tersadar dengan sendirinya.
" First kiss gue Zulfaaaaaaaaaann Bajingan "
" Wkwkwkwk, gausah bengong gitu juga muka nya, lu tuh gemes banget tau gak si? Kayanya gua naksir deh ini "
" DIEM LU DIEM YA ZULFAN "
" Hahahaha, panik banget mukanya. Udahlah kayanya hujan reda juga gue mau balik aja ya. See you tomorrow cantik "
Zulfan beranjak dari tempat semula, lalu bergerak mengusak rambut wanita itu dengan sangat lembut membuat wajahnya berganti warna menjadi merah padam.
Yasfa tidak tau apa yang di maksud Zulfan dengan mengatakan hal hal manis kepadanya. Namun, jika bisa memilih ia ingin sekali hari ini tidak akan berakhir, karena menghabiskan hari bersama Zulfan adalah salah satu hal favorit nya mulai saat ini.
1 note · View note
sereindust · 2 years
Text
style that i like_
jujur saja, style aku sangatlah random. jadi mesti mikir lama dulu untuk bisa menjelaskannya. aku buat secara pointed list gitu aja kali ya? hal apa saja yang jadi ciri gayaku, btw aku ngerasa tidak punya style khusus, jadi kalau di jalan papasan, orang tidak akan terlalu notis dengan cara berpakaianku, karena 'biasa aja'. kadang heran sama diri sendiri, milih topik sendiri, akhirnya nyusahin diri sendiri. aneh
simple atau sederhana, minim aksesoris, minim motif Aku rasa ini yang bisa aku gambarin soal cara berpakaianku. Aku suka fashion, tapi di satu sisi juga tidak peduli. Alhasil cara berpakaianku bisa dibilang seadanya. Apa yang aku pakai kadang tergantung mood ku saat itu. Terkadang tuh pengen terlihat modis, tapi kadang gak percaya diri kalau terlalu on point pakaiannya. Serba salah ya, random banget aku tuh. Yang jelas aku lebih suka pakaian yang gak banyak detail, apalagi banyak motif. Semisal bermotif sukanya yang motif kecil. Di satu sisi juga aku kepikiran cara berpakaian wanita muslimah itu bagusnya bagaimana, yang jelas menutup aurat, terus tidak ketat, terus juga pernah dengar pakaian yang baik bagi muslimah itu yang tidak membuat laki-laki tertarik. Yang terakhir ini agak gimana ya? kayak subjektif banget gitu. Mungkin maksudnya bukan yang mencolok kali ya, mikirku gitu. Alhamdulillahnya aku bukan orang yang suka pakaian mencolok sih. Aksesoris yang sering aku pakai ya jam tangan, jika jam tangan bisa disebut aksesoris. Punya cincin tapi super jarang dipakainya. Jangan nanya gelang, karena gak punya, kalung apalagi. Baru-baru ini lagi kepikiran untuk ngoleksi topi, tapi dengan kepalaku yang lingkarnya besar cant relate sih. Alhamdulillah, karena jadi gak beli-beli yang gak terlalu perlu. Walaupun ada beberapa item topi yang sudah di keranjang e-commerce hehe. Soal aku bilang suka fashion, ini lebih kalau lihat orang-orang yang fashionnya kece, apalagi nyeleneh tapi terlihat bagus dipakai mereka. Kata orang hal itu bisa terjadi kalau kita makainya dengan percaya diri, apapun yang kita pakai pasti terlihat bagus. Pernyataan barusan kadang setuju kadang enggak sih. Ada beberapa orang yang punya "gift" terlihat keren memakai "apa saja", tapi menurutku mereka ini memang punya sense yang bagus soal fashion. Sense fashion ini bisa dipelajari, karena ada ilmunya, ya kan sekarang banyak jurusan tata busana, terlebih lagi sekarang ada pekerjaan stylist, khusus memberi saran terkait fashion. Jaket menurutku hanya kita pakai ketika kedinginan saja haha. Aku tahu jaket bisa punya fungsi lain, akan tetapi diriku yang tidak suka gerah dan keringat harus bilang tidak dengan jaket. Padahal pengen bisa modis pake jaket, karena menurutku jaket bisa dijadikan aksesoris tambahan yang menunjang penampilan. Sweater juga banyak banget yang lucu-lucu, pengen punya tapi jakarta panas, hahaha
black hampir 90 persen rok/bawahan aku warnanya hitam. gampang banget dipadu-padain sama atasan apapun. Dress hitam juga punya 2. Kadang suka bosan, kok hitam semua, tapi memang hitam lebih sering terpilih sih. Enaknya pakaian hitam tuh tidak cepat kotor, bagi kaum mageran ini penting banget, karena gak sering-sering nyuci hehe. Dan satu lagi, hitam tuh gak mencolok. Semisal ada dua model yang sama, yang satu warna hitam satu lagi warna coklat. Vide dari keduanya bakal beda banget, warna hitam akan terlihat kalem, tidak mencolok, berbeda dengan warna coklat. Cuttingnya akan jelas terlihat warna coklat. Itu baru warna coklat yang warna netral, bayangin kalau itu warna merah atau kuning atau hijau atau biru. Bakal lebih ngejrengnya.
brown scheme i think this is my color. aku ngerasa warna coklat cocok di aku. ditambah lagi, warna ini mempunyai kesan nyaman yet elegan. Antara yang disuka dengan yang dipunya berlawanan nih, soalnya aku gak punya banyak pakaian warna coklat. Sudah kepikiran untuk mengganti baju-bajuku yang sekarang dengan style yang aku pengenin, contohnya memperbanyak baju dengan gradasi warna coklat. Tapi pakaianku yang lain masih sayang didonasikan. Secara bertahap saja, pelan-pelan.
tunik Model tunik, atau kadang disebut midi dress adalah penemuan style yang akhir-akhir ini aku cetuskan. Bilang kepada diri sendiri, kalau beli baju lagi, beli yang model tunik atau midi dress. Tunik terlihat modest, dia menutup pantat, dan kalau dipadu padankan dengan rok, jatuhnya seperti bikin layer gitu, dimataku terkesan cantik.
seperti cukup sekian pembahasan mengenai gaya pakaian ya. dah
0 notes
writaria · 2 years
Text
Thanks, Onkar
Saturday, 18 September 2021. Ayara’s POV
Onkar, Onkar. Pria keras kepala dan (sangat) protektif itu sebenarnya hanyalah bocah lugu yang haus akan pengakuan. Si bungsu yang selalu dimanjakan, itulah Onkar. Berbeda denganku yang dimanjakan hanya karena pekerjaanku—ya, Bang Tara itulah bentuk ‘kasih sayang’ dari Papa. Katanya, “Supaya kamu selalu ada yang jagain.”
Usai aku dan Bang Tara berselisih pendapat mengenai tempat parkir, aku memutuskan untuk turun dari mobil dan mencari Onkar sendiri. Tentu, Bang Tara tidak semudah itu melepaskanku. Seolah aku ini anaknya yang berusia lima tahun. Hingga aku berteriak perihal usia dan kewarasanku, barulah ia mengalah. Yah, sedikit merasa bersalah. Aku janji besok akan mencoba untuk menjadi lebih baik.
“Ya, naik!” pekik Onkar dengan motor vespa kesayangannya. Wajahnya tampak bulat karena helm usang yang katanya sudah ia miliki sejak SMP. Aku mengikuti kemauannya dengan sedikit terburu-buru. Onkar menjadi penyebab kemacetan selama kurang lebih tiga puluh detik karena aku.
“Gua cari parkir dulu ya, Ya. Lu jangan turun dulu, nanti ilang malah gua yang digrebek Bang Tara. Pokoknya lu harus deket gua terus di sini ya, Ya.”
“Emang pasar malem selalu serame ini ya?”
“Is this your first time?”
Aku mengangguk, tapi aku yakin Onkar tidak bisa melihatnya.
“Gusti, Aya..”
“Itu yang nyala, odong-odong? Kok boleh dinaiki orang gede?”
“Iya, Ya, ada odong-odong buat orang gede,” suaranya sedikit menyemut sebab kuasanya sibuk dengan karcis yang keluar dari mesin otomatis. “Aduh, Ya. Gua hari ini jadi tour guide lu deh di sini. Berasa bawa wisatawan.”
Kalau aku boleh meromantisasi pertemanan, kalau boleh aku menyalakan lagu cinta menjadi backsound adegan kami berboncengan di vespa, mungkin hatiku sudah benar-benar jatuh kepada Onkar. Awal jumpa kami adalah tempat fotocopy depan kampus dan sejak saat itu, aku sudah bisa merasakan dijaga oleh Onkar meski dulu alasan dia mengusir para bedebah yang menggangguku adalah, “Lu besok ada festival, kan? Ga boleh ada bekas nangis ketakutan.”
Lucu sekali kalau diingat. Sekarang Onkar adalah satu-satunya pria penyusup di antara kelompok belajarku yang merambah menjadi geng sampai detik ini. Kelompok belajarku seharusnya wanita semua: aku, Audrey, Aubrey, dan Liyn. Namun karena saat itu Onkar telat masuk kelas, Pak Rian langsung melempar Onkar ke kelompok kami. Dan aku sampai detik ini tidak bisa berhenti berterima kasih kepada Pak Rian.
Semriwing angin malam Jakarta sedikitnya buat aku bergidik dan refleks mengusap-usap lengan atasku dengan telapak tangan. Namun sesekali aku merasa panas hingga bisa merasakan keringat di punggungku lantaran terlalu dekat dengan kompor. Onkar adalah orang yang teliti, sudah beberapa kali aku perhatikan ia mengulurkan tangan ke dekat kompor supaya—setidaknya—bajuku tidak terbakar api. Sudah beberapa kali juga, tangan itu membantuku memiliki space lebih besar diantara ratusan orang-orang yang berjalan, mengantri makanan, atau berdiri mematung mencari kerabat yang terpisah.
“Lu pernah makan kerak telor kan, Ya?”
“Pernah lah!” Aku sedikit tersinggung, seperti diremehkan karena dikira tidak pernah mencicipi makanan khas tersebut.
“Yuk sini. Ini kerak telor paling enak di sini. Mau?”
Aku mengangguk. Dan aku terus mengangguk untuk setiap apapun yang ditawarkan Onkar. Mulai dari kerak telor, cimol, telur gulung, odeng korea, corn dog mozarella, ayam korea, sushi seharga 10 ribu, dan terakhir adalah teh upet. Oh, aku tidak lupa membeli air mineral.
Kedua tangan kami sudah penuh dengan gembolan makanan yang masing-masing sudah kami ikat janji untuk saling berbagi. Mustahil bagi kami untuk memesan masing-masing satu porsi meski perut Onkar memang bisa disandingkan dengan karung. Ia lalu perlahan mengarahkanku keluar dari jejeran stand makanan dan keramaian yang akan semakin membludak beberapa jam kedepan. Kami duduk lesehan pada bentangan rumput hijau dengan pencahayaan remang-remang. Tidak jauh dari titik kami duduk, banyak segerombolan anak kecil yang saling melempar tawa dan mainan kecil menyala ke langit-langit. Entah kenapa, hatiku menjadi tenang melihatnya.
“Sini aja ya, gelap. Artis kayak lu harus dilindungin.”
“Satwa kali harus dilindungin.”
Ia hanya tertawa tipis sembari membuka satu per satu jajanan yang sudah kami jajah. Sekarang, hanya tinggal mengeksekusinya ditengah gusarnya aku karena takut tiba-tiba hujan.
“Ya, gua bakal digebuk Bang Tara ga ngajak lu ke sini malam gini padahal lu besok ada konser?”
“Engga, paling gua yang dimarahin.”
“Eh?” Mulutnya penuh dengan corn dog mozarella, tapi matanya membelalak melihatku.
“Haha! Engga, Kar! Aman kok. Asal ga lewat dari jam 10.”
Onkar melirik arlojinya, “Oh, masih jam 8.”
“Lu besok bisa dateng, Kar? I mean, you're always busy on Sunday, kan?”
“Emang cuma lu ya yang bisa bagi waktu di tengah padatnya schedule?”
Haha, betul juga. Dia Onkar. Aktivis kampus yang masih bisa mendapat IPK diatas 3.7 dan jadi panutan kami semua. Meskipun saat skripsi ini, dia terlihat agak kewalahan.
“Aya, lu ga capek kuliah sambil kerja kayak gini?”
“I’m fine kok, enjoy banget malahan.” Semoga Onkar tidak mendeteksi kebohonganku. “Gua suka nyanyi dan ternyata bisa acting. Gua bisa dapet duit sendiri dari apa yang gua suka dan bisa, itu udah lebih dari cukup.”
“Tapi lu ga suka spotlight.”
Fuck you, Onkar.
“Dimata gua, rasa capek lu lebih dominan daripada rasa seneng lu karena nyanyi dan acting.”
“You’re right,” tuturku usai mengunyah sushi. “Mungkin gua lebih ga suka karena kehidupan pribadi gua udah diorek-orek sama banyak orang kali, ya? Gua jadi ga punya privacy. Ga jarang setiap gua dapetin spotlight, gua jadi kepikiran.. kira-kira privacy gua mana lagi yang bakal diintip orang lain?”
“That’s exactly what my mother said.”
Menjadi anak dari seorang diva ternama dan pemain sinetron terkemuka tidaklah mudah bagi Onkar. Jika kedua kakaknya menyukai sanjungan-sanjungan yang diberikan dan privilege yang didapatkan, Onkar justru lebih suka menyembunyikan identitas aslinya dan berkelana sesuka hati. Jika tidak ku habiskan waktu bersamanya hampir selama tiga tahun ini, aku tidak akan tahu kalau aku pernah bekerja dengan ayahnya.
“Jadi abis lulus ini, apa lu bakal ngikutin jejak gua, Kar? Kerjanya melenceng dari jurusan kuliah.”
Onkar tertawa terbahak-bahak, tapi sejujurnya aku tidak paham kenapa dia tertawa. Namun biar saja, sudah lama aku tidak melihatnya tertawa puas dengan melepaskan semua beban skripsinya.
“Kayaknya iya. Gua kepikiran mau jadi produser.”
Dia pria yang suka berkelana. Sepanjang hidupnya yang aku tahu, dia tidak pernah memiliki tujuan pasti. Bahkan saat dia menjebloskan dirinya ke jurusan teknik kimia ini, dia bilang itu adalah kuasa tangannya yang bergerak sendiri tanpa disuruh. Dia banyak mengikuti kegiatan kampus karena penasaran, alasan yang sama juga berlaku untuk dia yang selalu gonta-ganti pasangan (setidaknya dia menggunakan privilege gen terbaik kedua orang tuanya untuk memikat wanita). Karena itu saat ia mengatakan ingin menjadi produser, aku seperti melihat sosok adik yang sudah tumbuh dewasa dan sudah memantapkan tujuan hidup.
Kami menghabiskan sisa 90 menit dengan berbincang banyak hal. Mulai dari masalah kuliah, keluarga, hingga gossip di kalangan artis. Ah, lebih tepatnya dia ingin memvalidasi kebenaran gossip itu dariku karena katanya akulah yang dekat dengan mereka. Hingga arloji Onkar menunjukkan pukul 9.30, kami segera bergegas membuang sampah dan menuju parkiran karena Bang Tara. Memang annoying sekali orang satu itu.
Aku sempat kelimpungan sendiri memikirkan helm—ya, aku lupa bawa. Aku tidak tahu Onkar akan membawa motor, bukan mobil. Namun aku juga lupa kalau Onkar adalah pria yang selalu siap siaga. Ia membawa helm tambahan, lalu menyisirkan rambut depanku ke belakang dengan jari-jarinya sebelum memasangkan helm itu dikepalaku. Setelahnya, baru ia melajukan kendaraan roda duanya dengan hati-hati.
“Aya..”
“Onkar..”
“Kerja boleh, sibuk boleh, tapi makan-makanan enak aja ga cukup buat badan lu. Lu juga harus sering healing, Ya.”
Terima kasih, Onkar.
0 notes
ohdaisysworld · 2 years
Text
033 — SWEET CREATURE
Tumblr media
Kayana berakhir duduk dengan orang yang tidak sengaja ia tabrak tadi—di Starbucks. Sebenarnya ini juga sebagai permintaan maafnya sudah menumpahkan kopi yang pria itu bawa. Lagipula, pria di hadapannya ini tak mau jika ia mengganti kemejanya. Jadilah Kayana mencari alternatif lain untuk menebus kesalahannya yang.
"Maaf, ya, Mas. Gara-gara Kayana kopinya tumpah terus kemejanya jadi kotor juga,” ujar Kayana tak enak hati saat mereka kini duduk berhadapan. Tangannya sibuk memilin kemeja yang ia pakai dengan pandangan menunduk.
Pria itu terkekeh, gemas sebenarnya dengan Kayana yang tak berhenti mengucapkan kata maaf sedari tadi. "Gak apa-apa. Saya udah maafin, tapi jangan panggil saya Mas lagi. Panggil Kak Kevin aja. Oke?"
Kayana mendongak seraya memiringkan kepalanya, "Kak Kevin?” lalu berkedip lucu.
Pria itu mengangguk, "Nah, gitu, dong. Nama kamu siapa?"
"Kayana. Kak Kevin bisa panggil Adek—eh, maaf, Kayana aja."
Huh, nyaris saja Kayana keceplosan dengan panggilan rumahnya. Soalnya keseringan dipanggil adek buat Kayana jadi kebiasaan.
Ya ampun. Kevin jadi gemas sendiri. Pengen uyel pipi Kayana yang berada di hadapannya itu. Aduh, tolong kuatkan iman Kevin, ya tuhan, semoga dia gak khilaf terus nyulik bocah gemas ini. "Oke, Kayana, biar gak terlalu formal pake gue - lo aja ya?”
Kayana mengangguk setuju.
“Lo bolos sekolah, ya? Kok jam segini udah keliaran di Mall?" tanya Kevin bingung.
Pertanyaan itu seketika membuat Kayana yang awalnya duduk anteng kini merengut lucu. Tangannya bersedekap dengan mata yang menukik gemas. Tak ketinggalan bibirnya ikut merengut maju. "Ih, Kayana udah kuliah! Bukan anak sekolah lagi, tau!"
Double sial. Kevin bisa mati menggelepar kalau terus dihujami dengan makhluk seimut Kayana ini. “Oh, sorry, abisnya lo mungil banget, kirain masih anak SMA. Mau jadi adek Kak Kevin aja, gak? Lo ngegemesin parah."
Pertanyaan Kevin membuat Kayana sadar akan keberadaan sang abang, Kafin, yang sampai saat ini belum mencari keberadaannya. "Kayana udah punya lima abang. Tadi Kayana kesini sama abang Kayana, kok. Tapi tadi kejebak kerumunan jadi Kayana jalan sendiri."
Kevin jadi bingung sendiri mendengarnya, "Kerumunan? Ada demo, ya?"
"Bukaaan..." Kayana menggeleng lucu, membuat rambutnya berayun seiring gelengan yang ia lakukan. "Kejebak kerumunan cewek-cewek histeris yang minta foto sama tanda tangan. Abang Kayana punya banyak fans soalnya.”
"Abang Kayana emangnya siapa?" Kevin jadi penasaran. Memang se-terkenal itu sampe dikerumuni dan dimintain foto dan tanda tangan?
"Kafin Barra Bhalendra—abang Kayana yang kelima,” ujar Kayana lengkap dengan senyum kotaknya. Berbanding terbalik dengan ekspresi Kevin yang terkejut begitu mengetahui jika bocah seimut Kayana memiliki abang yang begitu menyebalkan seperti Kafin.
Hal ini tentu saja membuat Kevin kembali mengingat pada kejadian masa lampau dimana terjadi sebuah tragedi perebutan seorang gadis antara Kafin dan sahabatnya, Mada. Walau jika diingat-ingat kembali, kejadian itu merupakan kenangan yang cukup memalukan.
Kevin jadi gugup sendiri—walau ia tidak terlibat langsung dalam perseteruan antara Kafin dan Mada, tapi tetap saja, ia memihak pada sahabat sekaligus atasannya itu. "Oh, Kafin Barra, ya?"
"Kak Kevin kenal sama Abang Kafin?"
"E—eh, engg—iya. Cuma tahu aja, sih. Kan ab—abang lo selebgram. Jadi pernah liat sekilas di explore instagram." Duh, kenapa Kevin mendadak gagap gini. Kan malu.
Kayana mengangguk. Gak salah, sih, memang. Abangnya yang satu itu memang memiliki pengikut yang banyak sekali di instagram dan twitter. "Kak Kevin sendiri ngapain ke Mall siang-siang begini? Emangnya gak kerja?"
"Oh, ini lagi nganterin—"
Perkataan Kevin terpotong saat dering telponnya berbunyi. "Ya, tante? Sudah selesai? Kevin lagi di starbucks."
Kevin berdiri, melongokkan kepalanya untuk mencari seseorang lalu melambaikan tangan saat pandangan matanya menemui sosok yang ia kenal.
Wanita paruh baya yang tadi melambaikan tangannya saat melihat Kevin segera berjalan ke arah mereka. "Maaf, ya, Tante jadi ngerepotin Nak Kevin.”
Kevin tersenyum, menenangkan wanita di hadapannya jika itu bukanlah hal yang besar. "Gak apa-apa, Tante."
"Tante punya anak gak bisa diandelin. Pasti Mada kan yang nyuruh kamu buat nganterin tante?" Wanita paruh baya itu mengambil tempat duduk di sebelah kiri Kevin.
"Engga, kok, Tante. Tadi memang Mada lagi ada meeting,” jawab Kevin jujur.
Wanita paruh baya yang awalnya tak menyadari kehadiran Kayana kini terbelalak kaget saat ada bocah imut yang duduk di hadapannya bersama dengan Kevin. "Eh, ya ampuuuuun..."
Kayana yang melihat reaksi wanita itu jelas berkedip bingung, “Eh?”
“Kamu Kayana, kan?” tanya wanita itu untuk kemudian bangkit dan mendekati tubuh Kayana yang kini mendadak kaku. “Ya ampun, Nana...” tambah wanita itu lagi sembari merengkuh tubuh mungil Kayana untuk di dekap dengan erat.
"Mama kangen banget sama Kayana.”
"Mama?" Kayana berkedip bingung, sementara wanita paruh baya yang menyebut dirinya sebagai mama itu sudah berpindah duduk di sebelahnya. Menangkup wajah Kayana dengan mata berbinar. Bahkan Kevin yang turut menyaksikan juga bingung. Sejak kapan ibu dari sahabat sekaligus atasannya itu mengenal Kayana?
"Iya. Eh, Nana udah lupa, ya, sama Mama?" Wanita paruh baya itu kini tersenyum sendu. "Dulu Nana masih kecil banget, jadi lupa deh sama Mama."
Kayana yang awalnya bingung berubah jadi penasaran, "Memangnya kenapa, M—ma?"
"Mama itu sahabat baiknya Bunda kamu. Dulu waktu kamu masih kecil, kita sering kumpul keluarga." Wanita itu menghela napas, kemudian memiringkan kepalanya seraya tersenyum. Mengingat masa-masa dulu, saat sahabatnya, Bunda dari Kayana, masih ada. "Kalau Mama gak salah setiap dua bulan atau tiga bulan sekali pasti kita adalah acara kumpul keluarga. Tapi Mama lost contact sama Bunda kamu pas Mama pindah ke Australia. Mama dapat contact Bunda kamu pas gak sengaja ketemu Ayah kamu yang lagi dinas di Australia. Bunda kamu sering kirim foto Nana pas SD sama SMP."
"Jadi Mama ini sahabatnya Bunda?" tanya Kayana setelah mendengar penjelasan wanita paruh baya itu.
"Sebenarnya Mama itu adik tingkat Bunda kamu waktu kuliah dulu. Bunda kamu juga yang jodohin Mama sama suami Mama. Gara-gara itu kami jadi sahabat. Pokoknya Bunda kamu itu baik banget sama Mama. Makanya Mama gak bisa ngelupain budi baik Bunda kamu."
Kayana mengangguk paham, “Oh...”
"Ya ampun. Mama masih gak nyangka ketemu Kayana di sini." Wanita itu kembali memeluk Kayana, begitu erat seolah ia memiliki rindu yang teramat sangat. "Dulu, waktu Nana masih kecil, kamu deket banget sama Mama. Sampe gak mau pulang kalau lagi di rumah Mama."
Uh? Taehyung yang sudah lepas dari pelukan wanita itu kini membolakan matanya, "Kayana dulu begitu?"
Wanita yang melihat ekspresi Taehyung itu langsung terkekeh. Gemas juga sebenarnya. Anak ini dari dulu memang selalu menggemaskan dengan segala ekspresi yang ia tunjukkan. "Iya, dulu Nana doyan nginep di rumah Mama. Soalnya dulu Nana suka banget ngekorin anak Mama satu-satunya—sampe abang-abang Nana yang lain cemburu soalnya Nana lebih suka main sama anak Mama."
"Anak Mama?" Kayana kembali membeo. Ternyata kenangan masa kecilnya benar-benar tak tersisa dalam benak Kayana. Ia benar-benar sudah lupa.
"Iya, si Mada." Wanita itu terkekeh saat kembali mengingat masa kecil anaknya dulu. Saat dimana Mada dan Kayana bagai magnet yang susah sekali dilepas.
"Mada?" Itu Kevin. Yang sedari tadi memperhatikan obrolan dua orang berbeda usia itu. Ia pribadi cukup terkejut jika sahabatnya itu ternyata sudah mengenal Kayana lebih dulu. Tapi jika begitu—seharusnya Mada dan Kafin saling mengenal, kan?
Wanita itu mengelus lengan atas Kayana, terharu sebenarnya dengan fakta jika Kayana sudah sebesar ini. Ia dulu masih mengingat—bagaimana gembilnya Kayana yang berumur tiga tahun, yang suka sekali berlari di halaman rumahnya. Langkah kecilnya masih tertatih, sesekali akan terjatuh.
Mada, anaknya yang selalu mengawasi dan menjaga Kayana di setiap kesempatan. Tak jarang anaknya akan bertengkar dengan Kafin—memperebutkan perhatian Kayana dulu. Ah, wanita itu jadi penasaran, jika sudah sebesar ini, apa Kafin dan Mada masih tidak akur, ya?
5 notes · View notes
malamkontemplasi · 3 years
Text
Ketika Hujan Mengulitimu
Tumblr media
@miakamiya 
Kugenggam sepotong cinta yang telah lama kurawat selama belasan tahun, yang ingin kuberikan hanya kepadamu dengan senyuman dan suara merdu saat menyapamu. Warna cinta yang masih merah bersinar ini  pastinya ‘kan membuat rona pipimu. Mungkin saat itu terjadi, aku menjadi salah tingkah, kikuk, malu dan berdebar-debar jadi satu. Melihatmu adalah alasan bagiku untuk menikmati hidup, untuk semua itu, aku berucap beribu syukur kepada Yang Kuasa.
Sejauh yang kuingat, kita hanya bocah ingusan kala itu. Tidak mengetahui rasa apa itu. Kita hanya kerap bermain bersama. Terkadang tanpa alas kaki, menginjaki rerumputan sembari berpegangan tangan. Kita menari-nari di bawah sinar matahari hingga langit merambat berwarna jingga. Wajahmu yang seakan-akan merona diterpa warna senja—kuning  kemerah-merahan, merah kekuning-kuningan.  
Entah berapa banyak festival kuhadiri bersamamu, demi melihat senyummu merekah. Caramu memanggil namaku yang kerap menggema di dinding hatiku. Saat kita memandang langit malam hari dan kulihat bayanganmu dengan jelas di sana, dan berpikir seperti orang bodoh, apakah kau juga melihat bayanganku sama halnya denganku?
Masih ingatkah kamu, sewaktu duduk di sekolah dasar, kelas 6 tepatnya, kauterjatuh dan aku menggendongmu di punggungku, entah kepada siapa kumemohon, untuk tidak membiarkanmu lepas dari punggungku, dan berdoa sedikit lagi, tolong, biarkan kami tetap seperti ini, sedikit lebih lama lagi.
Tak dapat kutemukan kata yang pas, perasaan apa itu.
Sayangnya, aku mulai menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar itu. That blooming feeling, I must know what it is. Itulah yang kupikirkan, demi mengetahui, kenapa perempuan yang hanya memakai baju tidur saat menonton pertunjukan wayang malam itu, begitu... sempurna.
Aku harus mengurai perasaan apa ini, kenapa jantungku tiba-tiba berdegup kencang saat bersamanya, kenapa aku merasa bahagia saat dia terus berada di dekatku. Kenapa aku ingin keadaan ini terus berlangsung selamanya.
Uke, di mataku kau tak memiliki cela. Mungkin Tuhan telah bermurah hati menutupi aib-aibmu di hadapanku sehingga kukira, kaudikirim oleh-Nya, sebagai malaikat berwujud manusia yang kian membuat indah imajiku terhadapmu. Hal itu pula yang membuat manusia-manusia itu iri kepadamu dan menyebarkan berita tak benar tentangmu. Itu hanya persepsi mereka. Tak jadi soal bagiku.
Ingatlah Uke, ketika kauingin menyerah, saat langit tak lagi bersahabat, saat orang-orang yang kausebut teman, pergi entah kemana. Aku adalah laki-laki yang akan selalu berdiri di sampingmu: seperti tempat berteduh yang kausebut rumah; atau seperti payung yang melindungimu saat hujan.
“Jangan menangis, karena aku ada di sini melindungimu.”
Menurutku, kau adalah Uke, seorang wanita luar biasa yang dicintai oleh laki-laki biasa sepertiku. Aku pun akan tetap mencintaimu, jatuh cinta kepadamu, meskipun kauberwujud kucing, capung, atau kupu-kupu sekalipun. Dan aku akan tetap menyukaimu bahkan hingga di kehidupan-kehidupanmu selanjutnya.
Terima kasih telah lahir ke bumi dan membuat indah hujan rinai ini, bersama warna hijau daun; warna-warni bunga; menambah lengkap latar belakang dirimu berdiri saat ini.
Uke, garis hidup manusia memang gampang-gampang susah ditebak. Tuhan hanya mengizinkanku untuk sekadar bisa takjub memandangimu dari jendela kelasku. Tuhan hanya mengizinkanku untuk sekadar merasakan keheranan saat kau meminjam penggarisku saat ujian semester saat masa sekolah dulu. Dan karena kejadian kecil itu, aku bisa melihat dengan jelas wajahmu yang putih dan bercak cokelat di sekitar hidungmu yang kecil dan mancung itu. Itulah saat kali pertama kumenyadari perasaan apa itu.
Tuhan hanya mengizinkanku untuk sekadar tertawa bersamamu saat kaumulai bertingkah konyol dan lucu. Tuhan hanya mengizinkanku untuk sekadar bertemu denganmu dalam setiap mimpi-mimpiku yang selalu membuatku tertawa dan merasa nyaman, sekaligus juga merasa berbunga-bunga ketika berada di dekatmu. Di mimpiku, kaumilikku seorang, tanpa ada yang mengintervensi, kecuali mimpi terakhirku bersamamu yang membuatku harus cemas ketika terbangun. Kau pergi bersama teman SMA-mu, lebih tepatnya... dia adalah pacar pertamamu.
Mencintaimu, Uke, membuatku menyadari bahwa terkadang hidup itu berat sebelah, hidup itu tidak adil, hidup itu semu, hidup itu... mengecewakan. Membuatku menyadari bahwa cinta itu hanya untuk dongeng-dongeng sebelum beranjak tidur.
Uke, cinta ini telah membumbung tinggi dan dalam seketika tergelincir ke bumi, menjadikanku manusia yang tidak menginginkan lagi mencari cinta, segan bermimpi, dan berangan kosong. Aku pun sempat kuberpikir bahwa perkawinan itu sia-sia untuk orang sepertiku. Pernikahan itu hanya menjadi sebuah kewajiban tanpa esensi bagi manusia dan tidak ada kata tawar-menawar.
Kata “pernikahan” membuatku tergagap, bergidik ngeri, apakah nantinya dapat mempertahankan sebuah perjanjian besar yang menurut orang-orang itu suci. Ya, pernikahan itu suci dan menyempurnakan manusia. Namun, hal yang paling krusialnya adalah, apakah aku dapat mencintai orang lain selainmu, Uke?
Sekarang, tidak ada lagi bidadari dalam mimpiku yang berambut panjang, dengan senyum khasnya, memakai kemeja flanel warna merah dan jeans biru navy, yang membisiki kata-kata lucu dan menyebarkan gelak tawa di seluruh awang-gemawang.
Uke, aku rindu. Biarlah segala kesunyian ini menjadi milikku seorang. Biarlah foto kita yang berukuran 4R saat studi ekskursi ini yang menjadi pelipur laraku. Biarlah siluet punggungmu yang kulihat dari jauh, cukup memenuhi rasa kangenku padamu. Biarlah lagu favorit kita berdua menjadi pengantar tidurku dalam menikmati reminisensi bersamamu.
Tuhan hanya mengizinkanku untuk sekadar bercanda dan bermain di taman bermain bersamamu, menghabiskan malam setelah jam pulang kantor. Tuhan hanya mengizinkanku untuk sekadar mengagumimu, mencintaimu, mensyukuri kehadiranmu sebatas sepihak. Cinta yang sedari tadi kugenggam, kini membeku. Takdir telah menuntunku untuk melihat sesosok pemuda yang berjalan ke arahmu dan memakai cincin bermotif senada denganmu.
Takdir jugalah yang membuka mataku bahwa kautelah memilih pria lain. Dalam balutan kebaya berwarna cokelat emas, kautampak semringah bersanding dengannya. Ah, Uke, kenapa harus dengannya? Dia tidak pantas berdampingan denganmu. Kenapa bukan aku? Apa yang menarik darinya? Apa bagusnya dia? Apakah kautidak menyadari, dia tidak dapat mencintaimu, seperti aku mencintaimu?
Tidak dapatkah kaumerasakan setiap perhatianku padamu? Apakah semua cinta yang kuberikan tidak cukup menemukan siapa pria yang tepat untukmu?
Seperti orang idiot, aku menunggumu di tempat yang sama; memandang jendela kamarmu yang masih gelap; sepeda merah yang biasa kaunaiki saat pergi ke sekolah dulu; minimarket tempat kita belanja kudapan saat mengikuti grup belajar dulu; saat-saat aku pernah membohongi diriku sendiri dan berakting seperti teman biasa di depanmu; semua itu ingatanku padamu.
Semua kenangan bahagia itu menyakitkan. Sesakit usahaku untuk meyakinimu ketika menyampaikan rasa sukaku padamu. Waktu kini semakin larut, kini aku menderita insomnia. Aku tahu cinta adalah rasa sakit. Akan tetapi, haruskah aku ‘dihukum’ sekejam ini karena mencintaimu?
Janji yang dulu kita ikrarkan, masih kujaga hingga sekarang. Hangat tanganmu saat kita sama-sama memegang payung ketika hujan turun. sedetik pun tidak akan pernah melupakannya. Jejak aroma parfummu yang tak bisa hilang, masih tersisa pada barang-barang pemberianmu. Takdir kita memang sudah terputuskan, namun hatiku masih sama, mengharapkanmu.
Musim berganti. Kukatakan kepada diriku sendiri, “sudah cukup”. Kini, surat cinta yang pernah kutulis untukmu telah usang. Sia-sia kuselipkan di kotak suratmu. Surat yang berisi pernyataan cintaku yang tulus, di sini, aku berulang-ulang menyatakan cintaku seorang diri di malam yang menyedihkan ini. Berulang-ulang menyatakan, aku menyukaimu lebih darinya, walaupun mungkin hanya sebuah April Mop untukmu.
Meski kutetap bermimpi tentangmu, seperti deja vu, kuterus memanggil namamu lagi dan lagi. Kini semua terasa getir. Selamat tinggal, Uke. cinta pertamaku, perempuan yang telah memberikan warna-warni bagi kedua mataku.
Kutatap kursi kosong di taman tempat kita biasa bermain, tenggelam bersama raut wajahmu yang masih tersenyum manis dalam memoriku. Selamat tinggal, Uke. Wanita yang pernah datang dan pergi membawa sebagian hidupku.
Kau telah memilih.
I softly whisper, wishing your happiness.
Seketika rinai ini menjadi bumerang bagiku. Melunturkan warna merah cinta yang sedari tadi kupegang hati-hati. Rinai itu berubah menjadi hujan deras bersama butiran-butiran air jernih dari sudut mataku. Meninggalkan cinta yang merah pudar dan tak berpendar ini bak diorama satu warna, hitam dan putih, tanpa jejak-jejak kehidupan di situ.
Depok, 2017
16 notes · View notes
dongeng-luka · 4 years
Text
Kepadamu yang Raganya sedang Lelah dan Jiwanya sedang Gundah Karena Cintanya Telah Punah, Mendekatlah!
Manusia adalah pencipta luka untuk mahluk lain maupun bagi dirinya sendiri. Bumi berputar dengan aturan alam, sejalan dengan kehidupan manusia yang dihiasi dengan dua sisi sifat yang berlawanan. Pernah menyakiti, sekaligus disakiti. Semua berjalan dalam satu genggaman, dan memberikan dampak sesuai porsinya.
Kita pernah sama-sama mengemban tugas sebagai penjaga hati, namun pernah pula menjadi pengkhianat bagi titipan hati orang lain. Hidup ini memang seperti mata uang logam yang memiliki dua sisi. Tak selamanya hati kita menjadi orang baik, suatu ketika ada saja suatu kesempatan yang membuat kita menjadi orang jahat. Bahkan orang terjahat di dunia.
Saat takdir buruk lebih banyak menghampiri diri, mungkin saja itu adalah bentuk perhatian yang Maha kuasa kepada diri sendiri. Tuhan memiliki banyak cara untuk menegur dan mendidik hambanya. Ada yang diuji melalui jatuh cinta, namun ada pula yang diberikan ujian dengan cara patah hati. Patah hati itu adalah absolute, setiap manusia pasti pernah merasakannya.
Dunia memang terkadang begitu kejam dalam menampar hati. Dia bilang usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Namun buktinya, masih ada banyak hasil yang mengkhianati usaha dan kerja keras. Hidup memang tidak seindah cerita dongeng, yang sekarang menderita kemudian esok paginya bahagia selama-lamanya. Saat kita berjuang setengah mati, kemudian hanya terbalas dengan separuh hati, karana di sana diam-diam telah ada pengganti.
Ibarat mendayung kapal. Adakala ombaknya tenang, namun suatu ketika ada pula hantaman ombak yang begitu besar tak terkira. Hidup pun sama, gelombang kehidupan tak selamanya berjalan datar. Kecewa dan patah hati memang sengaja diciptakan Tuhan agar manusia tetap belajar dari kehidupan. Pada hakikatnya, alam adalah sekolah terbaik bagi manusia.
Tak semua mimpi langsung menjelma menjadi nyata. Tak semua doa segera dikabulkan. Bahkan ada yang telah lama berjuang dalam doa, namun semua berakhir penantian yang tak berujung. Hingga akhirnya, ada pula yang sudah menyerah dengan doa. Namun percayalah, Tuhan memiliki cara dan waktu terbaik untuk mengambulkan doa. Bisa jadi, doa yang tidak dikabulkan pun adalah sebuah jawaban dari yang maha kuasa.
Kita hanya perlu bersabar menghadapi sebuah takdir. Pada akhirnya nanti, yang jatuh akan berdiri, yang gagal akan bangkit untuk sukses, yang menyakiti akan diserang balik dengan disakiti, yang sendiri akan lekas menemukan pengganti, serta yang pernah terluka akan segera bertemu bahagia. Tuhan selalu membayar secara kontan semua kesabaran hambanya.
Ada banyak cinta yang pernah membuat luka. Ada banyak yang telah berjuang keras mempertahankan, namun berakhir dengan sebuah kegagalan. Ada yang menangis hingga larut, ada pula yang lekas bangkit untuk memulai hidup yang baru. Namun percayalah, rasa yang sakit adalah sebuah anugerah penguatan diri dari yang maha kuasa.
Saat ini tidak apa-apa untuk memakan kecewa. Terkadang sebuah kekecewaan bukan untuk kita permasalahkan, melainkan untuk dibiasakan. Karena pada hakikatnya, setiap orang yang hadir dalam hidup membawa porsi kekecewaan sesuai dengan kadarnya masing-masing.  
Di belahan bumi sana, ada juga yang tengah berjuang menjalin cinta dengan perbedaan iman. Rasa cinta yang besar membuat dinding tertinggi berupa agama itu menjadi terlampaui. Namun pada akhirnya, mereka harus menelan pil pahit menerima sebuah kenyataan yang tidak sesuai dengan doa dan cita-cita mereka. Tuhan yang berbeda adalah jurang cinta jarak jauh yang paling jauh dari sebuah kata jauh.
Mereka berjuang keras pacaran beda agama. Padahal itu adalah cinta yang paling lucu. Sudah paham jika tidak akan bisa memiliki selamanya, namun kita malah tetap berusaha menjadi orang yang paling sayang, walau pun nantinya akan berpisah juga. Takdir memang sepedas itu dalam membuat hati menjadi tertindas.
Cinta memang rumit, serumit menghitung pasir pada lapangan gurun. Yang berjuang mati malah tertinggali, yang berjuang keras malah tertindas, serta yang memilih setia sepenuh hati malah terkhianati. Skenario cinta memang tidak dapat ditebak. Karena ada banyak prediksi yang meleset dari semua harapan yang tertanam.
Kita pernah disakiti, pernah menangis begitu menjadi, bahkan pernah hilang kendali saat cinta sudah menjadi tumpuan hidup pergi menjauh memilih pergi. Namun sejatinya, kepergian selalu memberikan banyak kepingan kisah yang membuat kita menjadi lebih tegar dalam menatap langit yang tak selamnya terang. Paling tidak, setelah bangkit dari rasa patah itu, kita akan mampu menjadi obor penerang untuk hidup sendiri.
Aku pun pernah berada pada posisi tragis dalam cinta. Saat dulu aku mengajari dan membantumu untuk berdiri dari luka, namun orang lain yang malah kau ajak berjalan. Memang benar pada akhirnya selalu ada penyesalan dibalik perkenalan yang melibatkan perasaan. Selalu ada kata pisah sebelum kita membuat kisah.
Setiap mencintai dan dicintai memiliki risiko dan konsekuensinya masing-masing. Ada hadiah berupa kebahagiaan saat dia selalu setia berada di sisi. Namun ada hukuman telak saat dia memilih untuk pergi karena sudah merasa tak sehati. Manusia memang sering berubah, itulah sebabnya semesta melarang untuk mengandalkan hidup kepada manusia. Sejatinya, semua manusia adalah sumber dari seluruh kekecewaan.
Cinta yang telah lama menempel pada pelukan pun terkadang bisa terlepas di tengah jalan, saat ada pemeran baru yang muncul dalam skenario cinta. Saat cinta berdua berubah menjadi cinta bertiga, maka di sanalah letak suatu luka dan duka yang menganga lebar. Hingga akhirnya, melepaskannya adalah jalan cinta yang terbaik untuk kehidupan berdua.
Dan mungkin benar kata orang tua zaman dulu. Akan tiba dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang, namun bukan karena kamu tidak lagi mencintainya. Melainkan karena kamu mengerti bahwasanya dia akan lebih bahagia jika kamu melepaskannya. Cinta itu memang rumit, sesulit menjawab pertanyaan; pukul berapa kira-kira waktu saat jam pertama kali diciptakan. Cinta akan semakin panjang, selayaknya kelas sejarah yang akan bertambah panjang dan susah seiring berjalannya waktu.
Dunia itu kompleks, tidak berjalan hanya melalui depan dan belakang. Ada kiri dan kanan, ada posisi tengah dan sudut yang memiliki makna dan pelajaran masing-masing. Apa yang kita anggap baik saat ini, bisa saja menjadi senjata mematikan di masa depan. Lantas begitu pula sebaliknya. Apa yang kita anggap buruk saat ini, bisa jadi menjadi cinta pada kemudian hari.
Hidup sudah diatur sesuai dengan alurnya. Semua dibagi rata sesuai dengan kaidahnya. Ada yang cantik rupawan, namun ternyata hidupnya kurang bahagia. Ada yang kaya raya, namun keluarganya berantakan. Ada pula yang pintar, namun hidupnya menyendiri. Ada yang populer dengan ribuan pengikut sosial media, namun semuanya hanyalah teman palsu. Itu semua hanya tampak pada depan panggung, padahal belakang layar tampak berbeda. Hingga akhirnya, tidak ada yang benar-benar sempurna.
Suatu kali mungkin kita pernah menyesal karena pernah melepaskan. Namun begitulah cara takdir memberikan pelajaran dalam hidup. Sering ada sedih yang membuntuti saat senang telah dinikmati melewati batas. Saat bahagia terlalu nikmat, kata syukur terkadang lupa untuk dipanjatkan. Hingga akhirnya, Tuhan mengirimkan sebuah sesal atas keputusan yang pernah diambil.
Kita juga pernah sama-sama yang namanya merasakan penyesalan. Namun ada yang lebih sakit daripada sebuah patah hati, yaitu mencintai namun tetap bertahan untuk tidak mengungkapkan. Jauh dari yang paling jauh untuk sebuah perasaan adalah saat raga telah dekat, namun diri sendiri tidak berani untuk mendekat. Pernah merasa kehilangan padahal tidak pernah memiliki adalah konsep konspirasi terlucu dari skenario Tuhan.
Saat dia memilih pergi dengan orang lain. Saat dia sendiri memilih untuk meninggalkan. Terkadang hati merasa ikhlas, namun ada dendam yang tak terkira yang menempel pada dinding dada. Yang tertinggalkan memang akan selalu menjadi yang tersakiti.
Hingga akhirnya takdir hanya ingin mengatakan kepadamu bahwa aku yang pergi karena kau lepaskan, tidak akan pernah setara dengan seratus manusia pengganti yang datang kepadamu. Mungkin saja saat ini kau belum sadar, namun suatu saat nanti waktulah yang akan menampar dirimu dengan cara yang setimpal dan setara.
Mendekatlah, sudah saatnya untuk bergandengan tangan. Kamu yang pernah remuk hatinya, pernah memar batinnya karena kecewa, pernah dicampakkan dengan pengkhianatan, kini sudah saatnya untuk bangkit dari semua duka. Sudah saatnya ada lembaran baru untuk hidup bahagia.
Kesimpulan hidup mungkin sesederhana ini. Pria beralih cinta karena mata, sedangkan wanita beralih rasa karena hati. Banyak pria memilih untuk kembali, namun wanita lebih memilih pergi. Semesta memang selalu berhasil membuat hati untuk tertawa pada setiap humor lucunya tentang perjalanan sebuah cinta.
Luka dan duka memang menampar dada, namun Tuhan tidak pernah tertidur dalam memantau hambanya. Percayalah bahwa setiap luka dan duka yang menimpa hati, selalu ada bingkisan hadiah dibalik itu semua. Tuhan memang terkadang sering terlalu jail dalam memberikan sebuah kejutan indah untuk hambanya.
Kamu hanya perlu sabar dan menurut pada takdir. Akan selalu ada pelangi setelah hujan. Akan selalu ada senyum setelah tangis. Selama bumi masih berputar, jantung masih berdetak, serta napas masih sanggup untuk menghirup, itu tandanya bahwa kita masih ada kesempatan untuk bahagia. Magelang, 03 Desember 2020
13 notes · View notes
reseller-evermos · 3 years
Text
Keuntungan Bisnis Online Reseller
Ketahui Arti Reseller dan Keuntungannya Serta Cara Daftar Jadi Reseller Evermos
Reseller merupakan ide bisnis yang menjanjikan saat ini. Apakah anda berminat untuk memulai usaha ini? Mari kita simak ulasan di bawah ini tentang apa itu reseller dan keuntungannya serta ada rekomendasi aplikasi reseller berikut cara daftarnya secara gratis!
Arti Reseller
Reseller berasal dari Bahasa inggris Re yang berarti Kembali dan seller yang berarti penjual. Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia berarti “menjual kembali”.
Dari kata tersebut dapat kita artikan bahwa reseller adalah seorang individu atau kelompok yang membeli barang dan menjualnya Kembali.
Bukan untuk digunakan sendiri, namun dijual untuk memperoleh keuntungan.
Menjadi reseller merupakan peluang bisnis menguntungkan. Karena Perkembangan teknologi yang pesat yang menyebabkan kebiasaan masyarakat berubah.
Saat ini masyarakat lebih gemar berbelanja online. Di tengah peluang pasar yang meningkat tersebut peran usaha ini semakin menjanjikan.
Untuk Anda yang ingin memiliki bisnis namun belum memiliki cukup modal, menjadi reseller adalah pilihan yang bagus. Mengapa? Karena Anda tidak perlu untuk memproduksi barangnya sendiri.
Seorang reseller dapat membeli barang dari mana saja, seperti pihak produsen, supplier, distributor dengan harga murah.
Anda akan menyimpan stock barang tersebut kemudian menjualnya dengan naik harga di toko online miliknya.
Keuntungan Menjadi Reseller
1.   Hemat Waktu
Keuntungan reseller yang pertama adalah hemat waktu. Ketika Anda memulai bisnis reseller, maka bisnis Anda dapat berjalan dengan waktu yang cepat.
Anda dapat mulai mempromosikan produk bahkan sebelum produknya sampai ke tangan Anda.
Jadi, dengan menjadi reseller, waktu yang Anda butuhkan untuk memulai bisnis menjadi sangat singkat.
2.   Lebih Menguntungkan
Jika Anda yang sudah memulai bisnis dropship, maka menjadi reseller adalah tahap berikutnya.
Dengan menjadi reseller, bisnis Anda akan meningkat dan Anda pun akan belajar hal baru berupa manajemen produk dan stok.
Satu hal yang pasti jika Anda menjadi reseller, tentu margin keuntungan yang Anda dapatkan lebih besar daripada sekedar menjadi dropshipper.
3.   Tidak Perlu Mengeluarkan Modal Besar
Inilah salah satu alasan yang membuat banyak orang tertarik untuk menjadi reseller.
Berbeda dengan menjadi produsen yang harus memproduksi barang sendiri, reseller hanya bertugas untuk menjualkan barang yang sudah ada.
Jadi, Anda tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk memproduksi produk.
Modal yang dibutuhkan hanyalah biaya untuk membeli barang dari produsen atau supplier yang besarnya bisa diatur sendiri sesuai kemampuan finansial Anda.
Anda hanya perlu menawarkan barang dan mencari seorang pembeli.
4.   Risiko Kecil
Karena tidak harus memproduksi barang sendiri, risiko yang dihadapi reseller pun relatif kecil.
Seorang produsen bisa saja mengalami kerugian yang cukup banyak jika produk yang dibuatnya ternyata kurang laku di pasaran karena dibuat dalam jumlah banyak.
Namun, tidak demikian dengan reseller. Anda bisa menyetok barang secukupnya dan memilih item yang paling banyak dicari konsumen.
Jika tidak laku, Anda bisa mengembalikannya kepada produsen/supplier karena biasanya mereka memiliki kebijakan tentang retur.
5.   Waktu Fleksibel
Menjadi reseller online juga memberikan keleluasaan kepada Anda untuk mengelola waktu dengan fleksibel.
Tak seperti pekerja kantoran yang harus berangkat dan pulang bekerja di jam-jam yang sudah ditentukan, seorang reseller bisa menentukan waktu dengan lebih fleksibel.
6.   Potensi Menguntungkan Menarik
Besarnya keuntungan yang didapat seorang reseller sangat tergantung pada kebijakan produsen/supplier. Ada supplier yang memberikan margin keuntungan cukup besar, ada juga yang sebaliknya.
Meskipun margin keuntungan per produknya kecil, jika produk yang dijual ternyata laku keras, total profit yang didapatkan cukup besar.
7.   Pasar Tak Terbatas
Pada bisnis offline, Anda hanya dapat mempromosikan dan menjual produk pada target pasar yang sangat terbatas, yaitu orang-orang yang ada di sekitar lokasi toko offline saja.
Sebaliknya, dengan menjadi reseller online dan memanfaatkan media sosial, Anda bisa mempromosikan produk yang dijual ke seluruh dunia.
Tak perlu waktu lama, produk Anda bisa segera dikenal dan pada akhirnya menarik orang untuk membelinya.
8.   Membangun Relasi
Sebagai reseller, Anda pasti harus berhadapan dengan banyak orang, baik para supplier maupun konsumen. Anda bisa memanfaatkan hal ini untuk menjalin kerja sama dalam berbagai hal.
Apa Itu Reseller Evermos?
Perlu Anda ketahui bahwa Evermos merupakan platform social commerce Indonesia, agar reseller dapat berjualan produk lokal terutama produk-produk muslim yang sekarang memiliki lebih dari 70.000 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.
Reseller Evermos sendiri merupakan seseorang yang menjual produk atau brand yang tersedia di Evermos.
Nantinya, seorang reseller ini akan mendapatkan komisi dari setiap penjualan produknya.
Reseller dapat menjual berbagai produk yang ada di Evermos menyesuaikan dengan target pasar/konsumennya. 
Keuntungan Jadi Reseller Evermos
1.   Jaminan Logistik
Dengan menjadi reseller, Anda tidak perlu mengeluarkan modal yang besar. Anda hanya membutuhkan modal yang relatif minim dengan sistem tidak perlu stok.
Bagi Anda reseller pemula pun tidak perlu repot dan pusing memikirkan produksi dan pengiriman. Untuk urusan hal tersebut, semua ditangani oleh Evermos.
Yang terpenting Anda bisa promosi ke teman atau kerabat Anda, baik secara langsung atau pun melalui sosial media.
2.   Mudah Digunakan
Keuntungan selanjutnya yang Anda dapatkan dengan menjadi reseller Evermos yaitu mudah digunakan.
Dengan adanya aplikasi handphone Evermos sangat memudahkan reseller untuk berjualan online. Terutama melalui Whatsapp, sehingga Anda tidak perlu khawatir atau pun takut jualan akan sepi.
3.   Produk Terlengkap
Di Evermos menyediakan berbagai macam produk terlengkap. Sudah ada 600+ produk yang siap jual.
Anda akan diberikan akses langsung dengan aplikasi reseller Evermos, di mana sudah banyak brand produk primer hingga tersier, yang sudah tergabung di dalamnya.
Produk tersebut seperti pakaian, aksesoris, qur’an digital, buku muslim dan lain sebagainya.
4.   Mendapat Komisi
Dengan adanya sistem komisi, Anda akan mendapatkan sampai dengan 30% setiap produk yang Anda jual.
Komisi akan didapatkan dalam bentu kredit di akun reseller untuk setiap produk yang terjual sukses di dalam situs pribadi.
Selain itu, keuntungan menjadi reseller Evermos adalah tidak ada limit pesanan. Artinya semakin banyak pesanan, maka semakin banyak komisi.
5.   Mendapat Reward
Selain Anda mendapat komisi yang bisa mencapai 30%, Anda juga bisa mendapatkan reward dengan mengumpulkan poin.
Jika Anda sudah mengumpulkan poin, nanti sewaktu-waktu poin tersebut bisa ditukarkan. Dapatkan juga peluang untuk mendapatkan hadiah dari hasil penukaran poin tersebut.
Bahkan Anda memiliki kesempatan untuk mendapatkan reward perjalanan ke suatu tempat.
6.   Mensejahterakan Ekonomi Umat
Evermos merupakan platform reseller Indonesia yang sudah terbukti memiliki potensi tinggi dalam mendukung kesejahteraan ekonomi umat.
Komitmen kami yaitu ikut mensejahterakan ekonomi umat dengan membuka bisnis bersama kami dan bergabung menjadi reseller Indonesia di Evermos.
7.   Mendapat Materi Edukasi
Reseller akan mendapat dukungan penuh langsung dari tim Evermos. Mulai dari panduan untuk jualan, leadership, marketing dan cara closing.
Dengan begitu akan meningkatkan kualitas hidup sehingga Anda bisa membantu orang lain juga.
Selain itu, reseller juga berhak mendapatkan materi berupa deskripsi lengkap produk, foto produk dan informasi lainnya untuk digunakan beriklan serta materi pembelajaran.
Itulah beberapa keuntungan dengan menjadi reseller Evermos. Sudahkah Anda merasakan keuntungan-keuntungan tersebut?
Sudah lebih dari 100.000 orang total reseller Evermos dan siap memasarkan produk-produk kebutuhan primer hingga tersier yang berkualitas dengan harga yang kompetitif.
Contoh Produk yang Bisa Dijual Reseller Evermos
1.   Fashion
Di Evermos menyediakan berbagai macam produk fashion dewasa untuk pria maupun wanita serta fashion untuk anak.
Fashion wanita terdiri dari dress, gamis, hijab segiempat, pashmina, hijab syar’i, hingga hijab instant sekalipun.
Tak hanya berupa pakaian, tersedia pula produk fashion wanita lainnya seperti sepatu, sandal, dan masih banyak lagi.
Sedangkan fashion pria terdiri dari baju kemeja, baju koko, baju kaos, celana panjang maupun pendek dan lain sebagainya.
Tidak hanya untuk dewasa aja, di Evermos pun menyediakan fashion untuk anak. Terdapat beragam pilihan baju anak seperti baju kurta, kimono jumper, pocket shirt, kaos anak dan masih banyak lagi.
Penampilan anak juga tidak kalah penting. Dengan menggunakan fashion anak yang menarik akan membuat si anak jadi lebih lucu dan menggemaskan.
2.   Makanan dan Minuman
Di Evermos terdapat beraneka ragam makanan dan minuman yang kekinian. Sudah pasti banyak peminatnya juga. Untuk makanan contohnya makaroni pedas, dorokdok, sambal, keripik pisang, cireng dan lain-lain. Sedangkan untuk minuman seperti madu, gula aren semut, gula aren cair dan masih banyak lagi.
Harus Anda ketahui juga bahwa makanan dan minuman yang dijual di Evermos merupakan produk halal. Jadi, tidak usah diragukan lagi ya kehalalannya.
Sama dengan kategori produk lainnya, Anda bisa menemukan produk lengkap dari makanan dan minuman pada katalog di aplikasi Evermos.
3.   Peralatan Ibadah
Ibadah merupakan ritual yang wajib dilakukan oleh manusia, termasuk yang beragama Islam. Sudah pasti ketika hendak melakukan ibadah akan memerlukan peralatan ibadah yang akan menambahkan kekhusyuan saat melaksanakan ibadah.
Evermos mengerti akan hal demikian dan menghadirkan berbagai macam peralatan ibadah seperti mukena, sajadah, sarung, peci, tasbih dan sebagainya.
Anda bisa menemukan produk peralatan ibadah terlengkap pada katalog di aplikasi.
Nah, selain contoh produk di atas, masih banyak berbagai kategori pilihan produk lainnya yang bisa Anda dapatkan di Evermos seperti produk elektronik, peralatan rumah tangga, kecantikan, berbagai macam buku seperti keislaman, dan masih banyak lagi.
Cara Daftar Menjadi Reseller Evermos
Bagi Anda yang ingin memulai usaha, tapi terkendala dengan modal, tenang saja Evermos punya solusinya!
Persoalan modal sebenarnya bisa teratasi. Banyak orang yang sulit memulai untuk berbisnis karena terkendala dengan hal modal.
Apakah Anda salah satunya? Seringkali pusing sendiri mencari modal dan akhirnya bingung bagaimana cara untuk memulai usaha?
Tenang, bagi Anda yang ingin memiliki bisnis, namun belum memiliki cukup modal, menjadi seorang reseller Evermos merupakan pilihan yang tepat.
Banyak kemudahan dan keuntungan yang akan Anda dapatkan dengan menjadi reseller Evermos seperti yang telah dibahas di atas.
Bagaimana? Menarik bukan? Mari raih potensi untuk mendapatkan penghasilan sesuai keinginan dengan menjadi reseller Evermos.
Yuk, segera daftarkan diri Anda dengan menjadi reseller hebat di Evermos. Dengan cara klik di bawah ini!
Demikianlah informasi mengenai reseller dan keuntungannya serta cara mendaftar menjadi reseller Evermos.
Semoga infomasi ini dapat bermanfaat bagi Anda, boleh share artikel ini agar yang lain mendapat kebermanfaatan juga.
Untuk membaca artikel menarik lainnya, silahkan untuk mengunjungi situs blog Evermos. 
>> Daftar Reseller Gratis
3 notes · View notes
mahaf89 · 4 years
Text
Diary story (Part 1)
“Malam ku tak lagi sunyi, hariku tak lagi sendiri. Dia di sini, cahayaku kembali.”
Begitulah kira kira gambaran hati sang Diary. Hari hari yang biasaya ia lalui dengan penuh kesendirian, malam yang ia lewati dengan penuh kesunyian, serta getirnya kerinduan yang harus ia rasakan, kini berubah menjadi dingin sedingin embun nan membasahi hati yang pernah tersakiti.
Tiga puluh hari menjadi hari terberat yang dirasakan. 720 jam yang penuh dengagn perjuangan, pengorbanan, penghianatan, serta penderitaan. Lalu 43.200 detik yang diisi dengan ketidak-percayaan diri, rasa pesimis, dan menutup bagian dengan kesedihan. Problematika hidup menghimpit raga dan nuraninya, di saat yang bersamaan, cinta yang dibanggakan berhianat dan tak lagi memberikan perlindungan. Rasa kasih dan sayang pun menenggelamkannya dalam keterpurukan.
Mahaf Putra Faisal, rasanya, enggan untuk dirinya mengingat cerita, sukar bagi dirinya merangkai untai peristiwa. Tak sudi, tak sudi ingatannya kembali tak rela kenangannya menyapa. Ia tak mau lagi menggenal rasa. Ingin ia kubur selamanya, mengubur dirinya, mengubur cintanya agar kelak, ia lupa akan semuanya. Baginya, cinta datang secara tiba-tiba, lalu pergi tanpa berkata.
Malam itu hujan turun dengan sangat lebatnya. Hembusan angin yang hebat menerpa batang - batang pohon di luaran sana. Mahaf berdiri di samping jendela ruang kerja, matanya menatap rintik hujan yang turun membasahi kaca jendela. Perlahan, tangan kanannya di angkat, mengusap jendela yang tak lagi jelas tertimbun embun di depan mukanya. Jari telunjuknya mengarah ke satu titik hujan yang menempel di jendela. Ia pandangi begitu lama. Hatinya tak begitu menentu padahal suasana terbilang syahdu. Matanya berbinar dan hampir menjatuhkan air kesedihannya. Rupanya, sosok ayahnya datang mengingat peristiwa yang pernah ia saksikan.
Kala itu Mahaf dan teman - temannya sedang bersiap melakukan sebuah pertunjukkan Teater untuk merayakan hari kelulusannya dari sekolah dasar. Banyak pengunjung yang hadir kala itu. tentu saja, kebanyakan mereka adalah orang tua dari semua murid di sekolahan itu. Penampilan mereka begitu rapih dan apik dipandang mata. yang laki - laki memakai batik, sedangkan para wanita memakai kebaya dengan selendang halus bak kain sutera. berbeda dengan mereka, ibuku datang dengan memakai daster bermotif bunga dengan kerudung “ninja” berwarna jingga. Ia duduk di bangku tengah tanpa ditemani pasangannya.
“Mana si bapak?” hati Mahaf bertanya.
Sang ibu tersenyum melambaikan tangannya sembari berkata “Adek bisa..!!” Keresek plastik berwarna merah yang ia bawa, diletakkannya di kursi sebelah. ia sengaja sebagai pertanda bahwa tempat duduk itu sudah ada yang punya.
Pertunjukkan pun dimulai. Ceritanya sederhana namun penuh makna. Yakni, peperangan Indonesia dalam meraih kata merdeka. Berbeda dengan tema dan cerita. Bagi Mahaf, ini pertunjukan yang tiada guna. Ia malu, meski tak semua mata tertuju padanya. iyah, Mahaf hanya berperan sebagai pohon yang bergoyang sebagai saksi bisu pertempuran ‘45
Dari kejauhan, pintu aula tiba - tiba terbuka.
“Rupanya itu si bapak” kata Mahaf.
Dengan kaki yang berjinjit, ayah Mahaf melangkah ke barisan kursi tengah dengan berhati - hati. Ia tak mau langkah dan tubuhnya menyenggol peonton lainnya. Tak lama si ayah duduk di kursi samping ibu. Kursi yang sedari tadi ibu gunakan sebagi tempat untuk menaruh plastik keresek berwarna merah. Dengan nafas yang sedikit terengah - engah, si ayah pun tersenyu sembari melambaikan tangan kanannya.
Rupanya, si Ayah bergegas datang walau waktu kerjanya belum kunjung usai. Ayah Mahaf hanya seorang supir. Makanya, Mahaf sangat maklum jika ia terlambat untuk hadir di pertunjukkan. Jangankan telat, tak hadir pun Mahaf tak apa. Mahaf mengerti jika pekerjaan ayahnya yang berhadapan langsung dengan kepentingan pelanggan, akan terasa sulit jika harus dihentikan ditenggah jalan.
Pertunjukkan pun selesai. Tepuk tangan riuh bergema di aula desa. sorak dan suitan orang saling bersahutan. Bangga akan anaknya, bangga akan putra putrinya. Di perjalanan pulang, Mahaf digendong bapak. mereka berdua berjalan menapakki jalanan desa, sedangkan Mahaf, Wajahnya kusut. Bibirnya ditekuk cemberut.
“Adek hebat..!!” kata si ayah. “TIdak semua orang loh, yang mampu dan bisa menjadi saksi, apalagi saksi kemerdekaan. Iya kan bu?” lanjut si ayah sembari meminta persetujuan sang ibu.
Si ibu hanya tersenyum melihat raut muka si Mahaf. Buatnya, lebih terlihat lucu dibanding terlihat sangar saat Mahaf kesal.
“Apaan?” Jawab Mahaf. “Adek malu, yah. Temen - temen adek pada jadi pendekar, jadi kesatria, yang jadi penjajah juga bagus bagus bajunya. Masa adek cuma beringin. Adek gak mau ikut lagi. Nggak mau ikutan drama lagi.” Jelas Mahaf.
Keduanya tertawa. Benar - benar bahagia menyadari anak bungsunya sudah semakin beranjak dewasa.
“Dek...”, ucap si ayah. “Dalam hidup, kita tidak bisa memilih akan menjadi seperti apa dan siapa kita nanti. Saat doa tak terjadi seperti yang kita pinta, dan dunia yang tak seperti kita kira, jangan pernah sekali pun menutup mata, jangan sekali pun menyerah walau bergeser mundur satu langkah. Hadapi..!! Lihat..! Bukan cuma bahagia yang membentuk adek sekarang. Bukan pula suka cita yang menjelma. Melainkan kecewa dan putus asa dengan apa yang kita pinta pada dunia. Semua terjadi tidak sesuai dengan lantunan doa. Lalu adek hadapi dan lewati hingga membentuk diri atas usaha yang dilewati.”
“Mikirnya sulit yah?” tanya ibu ke Mahaf sembari membuka isi keresek berwarna merah yang sedari tadi ia bawa “Udah, maem dulu nih.” sembari tangannya menyuapi kue donat ke mulut Mahaf.
Kembali di ruang kerjanya, Mahaf kembali tersenyum. 
Ia memang tak begitu mengerti apa yang bapak maksudkan kala itu, usianya yang baru beranjak 12 tahun tak akan mampu mencerna pemahaman orang tua. Namun tatkala beranjak dewasa, Mahaf paham akan suatu hal. Jika gembira bisa berubah duka, begitu pun dengan kecewa, ia pasti akan menjadi bahagia.
Mahaf beranjak ke meja kerjanya. Membuka kembali catatan di laptopnya. Memulihkan kembali sampah yang dibuangnya...
Inilah Mahaf. Mahaf yang kembali melangkahkan kaki setelah 30 hari mati suri akan cinta yang sempat ia kagumi...
5 notes · View notes
armydiah · 4 years
Text
Berlian Tetap Berlian Tidak Akan Berubah Menjadi Tembaga
Selamat datang sinar emas dari datangnya senja. Isyarat bahwa terang akan menjelma menjadi petang. Menyerukan pada burung-burung untuk segera kembali ke sarangnya. Hening akan tiba, dan tinggal menghitung jam saja bola-bola mata itu akan terpejam di bawah temaram cahaya lampu dan selimut tebal. Angin sore berhembus menerbangkan helai rambut gadis cantik dari desa pemburu. Dia gadis yang sederhana, anak yang penurut, ramah, sopan dan baik tingkah lakunya. Kulit sawo matang, bibir merah muda, hidung tidak terlalu mancung, bulu mata lentik, alis tebal dan mempunyai sorot mata yang tajam. Senyum manisnya selalu membuat hati seseorang bersorak gembira. Mbak Bunga orang-orang memanggilnya. Dari orang tua, remaja hingga balita. Dia bukan keturunan tokoh masyarakat atau keturunan keluarga yang kaya. Orang tuapun memanggilnya mbak. Ya ternyata, dia adalah gadis satu-satunya yang memiliki pemikiran maju diantara teman-temannya di desa pelosok itu. Ketika teman sebayanya sudah menimang bayi dia masih bersekolah dengan beasiswa daerah. Bunga gadis periang, selalu menjadi dirinya sendiri dan punya ciri khas pendirian yang tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan. Orang tua bunga tak pernah memaksa anak-anaknya dalam memutuskan masa depan. Memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk mendalami kemampuan sesuai minat dan bakatnya. Orang tua bunga sehari-hari hanya berjualan es dawet dan tambal ban.
Bunga adalah siswa kebanggaan di sekolahnya, sejak SMP dia sudah aktif dalam berorganisasi. Dibangku SMA bunga juga terpilih sebagai Ketua OSIS periode 2010-2011. Menjadi Duta Wisata Kabupaten ditambah lagi terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Tingkat Kabupaten.
Menginjak usia remaja bunga mulai mempunyai rasa ketertarikan pada teman lawan jenis. Bunga mengagumi kakak kelasnya yang bernama Satria. Laki-laki yang tampan dan dikenal sebagai idola di sekolah. Siapa sangka ternyata satria juga mengagumi bunga. Mulailah pendekatan dengan modus belajar bersama hinga berlanjut antar jemput saat ke sekolah. Semakin hari tampak kedekatan menjadi erat. Kelulusan telah menyambut satria. Dengan bahagia disampaikannya kepada bunga kemana dia akan melanjutkan masa depannya. Bunga hanya tertunduk antara sedih dan bahagia.
🧒: Dek, belajar yang rajin ya. Kakak setelah ini akan lanjutkan masa depan dengan mendaftar menjadi tentara.
🧕: iya kak, semoga tercacai cita-cita kakak
🧒 : adek bisa kan menunggu mas sukses? Nanti kita bisa baren lagi. Pasti.!
🧕 : maaf kak, bunga tidak berjanji bisa menunggu. Tapi bunga akan berusaha bersabar menunggu.
🧒 : baiklah, kakak percaya adek bisa. Do'akan kakak lolos ya.
Tepat satu tahun kemudian bunga lulus dari bangku SMA, dia melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri surabaya mengambil jurusan pendidikan psikologi. Bunga masih tetap menunggu kabar satria, setiap hari memantau kabar dari sosial media. Tanggal 11 November adalah hari ulang tahun satria. Sambil meneteskan air mata, berharap ada kabar dari satria. Dengan gemetar bunga mengetikkan pesan di inbox facebook "selamat malam kak satria, bagaimana kabar kakak? Bunga sekarang melanjutkan pendidikan di universitas negeri surabaya dengan jurusan pendidikan psikologi, satu tahun sudah kakak tak memberi kabar. Bunga masih berusaha menunggu kabar kakak, hanya kabar bahwa kakak sudah berhasil memperoleh cita-citanya. Selamat ulang tahun kak satria, panjang umur dan sehat selalu. Bunga.."
Hingga berganti tahun berikutnya bunga masih melihat pesan yang dikirimnya satu tahun lalu kepada satria. Betapa bahagianya saat bunga melihat sebuah balasan dari satria. "Hai dek bunga, terima kasih telah bersabar dan bersedia membuktikan usahamu menunggu saya. Alhamdulillah saya sudah menjadi prajurit TNI AD dan saya di tugaskan di NTT. Maaf baru sempat memberi kabar karena memang baru bisa diberikan kesempatan berkomunikasi, sekarang kamu bisa mengakhiri penantianmu, maaf kakak tidak bisa menepati janji yang kakak ucapkan waktu itu. Kakak yang salah dan bunga berhak mendapatkan yang lebih baik dari kakak. Disini kakak sudah punya pacar. Assalamu'alaikum bunga".
Tak terasa air mata dikelopak mata bunga memecah bendungannya. Sambil menguatkan hati jemari mengusap air matanya. Dia berusaha untuk tetap baik-baik saja. Dia kembali menatap buku dan layar laptop melanjutkan belajarnya karena esok harus menempuh ujian semester. Nafsu makan hilang seketika. Bunga mampu melalui hari-harinya dengan semangat. Tak lama kemudian ponselnya terus berbunyi. Dengan tatapan kosong dia mendapat kabar satria mengalami kecelakaan berat 2hari setelah cuti dirumah. Kecelakaan itu disebabkan mobil yang melaju kencang kehilangan keseimbangan dan akhirnya menabrak satria dari belakang.
Bunga segera berlari dan menemui satria. Tangisan ibu, kakak dan adik satria menambah suasana hati bunga semakin tak karuan. Tiga hari satria belum juga tersadar. Rahang satria pecah dan tangan kanan mengalami patah tulang. Wajah penuh luka dan lebam. Bunga menemani satria dengan sabar. Tiba-tiba air mata satria menetes. Jemari tangannya mulai bergerak. Bunga sambil tersenyum mengusap air mata satria. Satu jam kemudian datanglah seorang wanita dengan penampilan ala metropolitan dan membawa sekeranjang buah. Segera bunga meninggalkan mereka berdua. Wanita itu bernama melody. Bunga sudah paham bahwa itu adalah wanita yg dibicarakan satria saat di telepon malam itu. Bunga menarik nafas dalam-dalam kemudian pamit kepada keluarga satria untuk pulang dan kembali melanjutkan kegiatan di kampusnya.
Sesampai rumah bunga menangis seambil memeluk ibunya, bercerita tentang satria. Ada segenap kecewa yang dirasakan ibunya. Yaa, satria menempuh cita-citanya juga karena dibantu oleh saudara bunga. Keluarga bunga bahkan menganggap satria seperti anak kandungnya. Sang ibu menghapus air mata anak gadisnya, sambil memeluk tak mengucap satu katapun. Dan ayah bunga hanya diam dengan pandangan ke luar halaman rumah. Esok hari bunga kembali ke kampusnya untuk mencetak kartu hasil studynya. Namun beberapa hari akhir-akhir ini bunga mengalami malam yg tidak tenang. Hatinya gelisah, makan selalu tersedak dan berkali-kali tersandung hingga jari kakinya terluka. Dan akhirnya terjawab atas kegelisahan bunga, ibu sedang sakit. Hanya saja keluarga merahasiakannya dan ingin bunga fokus ke studinya. Pagi telah tiba bunga segera bergegas menuju kampus mengambil kartu hasil studinya. Luar biasa Indeks Prestasi yang di dapat adalah 4,00 dan seluruh nilai mata kuliah A. Hp bunga berbunyi, diseberang sana suara kakak mengabarkan bahwa ibu sakitnya bertambah parah dan berpesan segera pulang. Tanpa kembali ke kosan bunga langsung menempuh perjalanan pulang. Sambil berharap membawa kesembuhan ketika ibu tau hasil ujiannya anaknya memuaskan. Di dalam angkutan sudah tersenyum membayangkan menunjukan hasil belajarnya, mendapatkan pelukan dari ayah ibu dan pasti mendapatkan hadiah makan bersama di bakso langganan keluarga.
Hp bunga berbunyi lagi, masuk sebuah pesan dan tampil dilayar ponsel. Spupuku mengirim pesan "dek yang sabar ya, sampean segera pulang, ibu meninggal dunia". Bunga hanya nyengir sambil tertawa, dalam hatinya berkata "dasar ngawur, bercanda gak lucu sama sekali. Cara ngerjainnya gak ampuh bos". Telah tiba di gang pemberhentian angkutan, seperti biasa bunga menelpon ayah untuk menjemputnya. Sungguh menyebalkan, orang serumah tidak ada yang mengangkat telpon. Akhirnya bunga memutuskan untuk berjalan kaki. Sampai di dekat rumahnya bunga melihat kerumunan orang, banyak pekarangan bunga ucapan bela sungkawa. Masuk kerumah penuh tangisan saudara, dan disana bunga melihat ayah juga pingsan. Bunga mencari ibu disetiap sudut rumat tapi tak dia temukan. Bunga baru sadar pesan tadi siang yang masuk ponselnya. Bunga membanting tas dan berteriak memanggil ibunya. Seperti orang kesurupan dia membuat seisi rumah berantakan. Bunga kecewa mengapa semua tidak memberikan kabar sejak ibunya sakit. Bunga tidak bisa menjumpai wajah ibunya yang tetakhir kali. Bahkan saat bunga sampai dirumah sang ibu sudah di makamkan.
Selama satu minggu bunga mengalami penurunan berat badan 10kilo, tak makan apapun dan hanya minum saja. Bunga sangat disayangi oleh teman-temanya, perlahan bunga mencoba ikhlas. Kembali melanjutkan masa depannya. Bunga sadar, satu cara untuk membahagiakan ibunya adalah tetap melanjutkan kuliahnya hingga selesai dan kelak menjadi anak yg sukses. Bersama sang ayah bunga kembali membaik, bunga masih merasakan syukur. Karena ada keadaan yang membuka pandangannya, bahwa ada yg sejak usia bayi telah ditinggalkan bapak ibunya.
Bunga kembali ceria, hingga akhirnya dia kembali mengenal seorang laki-laki bernama aldi. Dia anak bangkalan dan kebetulan seorang TNI AD yang berdinas di daerah jawa timur. Bunga dipertemukan saat ada event lari 10K yang diadakan oleh semen gresik tahun 2015. Melakukan pendekatan hingga akhirnya cocok. Mereka memutuskan bertunangan setelah bunga wisuda. Namun kembali bunga di uji dalam sebuah hubungan. Hubungan yang dijalani mulai tidak sehat. Aldi berubah menjadi sosok yg kasar. Akhirnya bunga juga membalas kasar. Aldi mulai menuduh bunga yang bukan-bukan, hingga akhirnya bunga menyerah dan meminta pisah. Karena bunga pada akhirnya mendapatkan informasi dari temannya aldi sendiri bahwa aldi mempunyai wanita lain. Bunga merasa hancur untuk yg kedua kali. Sementara bunga bekerja di perusahaan dari pagi hingga petang mengumpulkan tabungan agar bisa segera hidup bersama aldi. Bunga paham karena aldi adalah anak dari keluarga yg kurang mampu, dari 8 bersaudara tidak ada yang bekerja. Aldi menjadi tulang punggung keluarga, hingga gaji habis tak bersisa untuk membayar hutang. Aldi juga sering berbohong dalam urusan izin. Sering kali pergi ke suatu tempat izin ke senior ke tempat A, bilang ke letting ke tempat b, dan bilang ke junior ke tempat c. Ketika apel malam dadakan semua bujangan dikumpulkan, 1 personil tidak ada dan dia adalah aldi. Saat ditanya aldi kemana, jawaban tidak serempak dan berbeda2. Salah satu temannya menelpon bunga menanyakan posisi aldi. Ya benar saja aldi sedang dirumah bunga tp izin ke orang2 entah kemana. Entah berapa kali bunga dipermainkan. Bunga akhirnya mulai berubah, tak lagi menjadi wanita yg lemah lembut, melainkan menjadi wanita yg lebih cuek, sibuk dengan dunianya sendiri dan terkesan tak peduli. Aldi menyadari itu, akhirnya minta kesempatan pada bunga untuk memperbaiki sikapnya. Bunga akhirnya memberi kesempatan itu lagi untuk aldi. Bunga berpamitan pada aldi bahwa dia kan dikirim dinas luar ke bandung selama 1 minggu. Aldi langsung dengan sigap menelpon bunga, menanyakan keberangkatan. Meminta foto surat tugas bunga dan tiket pesawat untuk meminta izin pada wakil komandannya agar bisa mengantar calonnya ke bandara. Karena saat itu dia sedang menjalani sanksi entah karen pelanggaran apa. Dia menjadi ajudan rumah wakil komandan.
Hari jum'at subuh aldi sudah ada di rumah bunga. Dia tertidur sejenak di ruang tamu. Jam 7 pagi bunga berangkat menuju bandara. Namun hari itu seperti ada getaran pada hati bunga. Yang sebelumnya tak ingin tau isi hp aldi tiba ingin sekali mengetahui. Yaa, lagi-lagi kecewa yang bunga rasakan. Ada pesan masuk dari seorang wanita dengan foto profil berambut panjang dan sudah janjian dengan aldi untuk bertemu setelah mengantar saya dari bandara. Rasanya saya sudah tak ingin memberinya kesempatan lagi. Ingin saya sudahi semuanya namun akhirnya aldi memohon kepada ayah bunga dan bersimpuh dikaki ayah bunga. Tapi ayah bunga sepertinya juga sudah lelah, melihat putrinya menangis berulangkali dengan kesalahan yang sama.. Aldi tetap membujuk bunga dengan mengirim pesan mengingatkan perjalanan saat hubungan terasa bahagia dan baik2 saja. Namun satu minggu kemudian ayah mengalami stroke dan tidak sadarkan diri hingga meninggal. Bunga mengabarkan itu pada keluarga beserta aldi. Namun tidak ada respon baik dari mereka hingga 40 harinyapun tak ada yg berkunjung kerumah. Saat itu bunga benar-benar menganggap sudah berpisah dengan aldi.
Penyesalan begitu membekas dalam diri bunga. Banyak sekali hal sia-sia tak berguna. Bunga selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga aldi, menyayangi mereka layaknya keluarga sendiri. Ada malam yang sunyi bunga merasakan kerinduan yang mendalam pada aldi, dan bunga yakin aldi merasakannya. Kenyataan pahit yang harus diterima karena tidak melibatkan Allah dalam memilih. Sebelum dengan aldi sesungguhnya bunga sangat dicintai oleh seorang anak prajurit hanya saja bunga meninggalkannya karena tempat tugasnya di bali, lagi2 bunga memikirkan bagaimana dengan ayahnya. Saat terjadi guncangan pertama kali bunga juga diajak menikah dengan seorang pria bernama yasin namun dia menolak karena alasan ingin tetap setia pada pasangannya saat ini apapun itu meskipun perlakuannya mulai tidak baik. Kemudian teringat pula dengan awal menjalani hubungan dengan aldi. Ada seorang wanita mengaku pasangan aldi, dan hubungan itu rusak karena kehadiran bunga. Wanita itu bernama dwi, dia cantik dan baik sekali menurut bunga. Tiba-tiba dwi menceritakan semua keburukan tentang aldi mulai dari yang suka membicarakan uang uang dan uang hingga suka mempermainkan wanita. Entah berapa wanita telah menjadi korban. Jelas saja bunga tidak percaya, pikirnya saat itu ya pakai logika. Namanya mantan ya pasti kalau tidak terima akan bongkar semua yang tidak baik bahkan bisa ditambah bumbu-bumbu lainnya. Ternyata saat itu bunga baru sadar bahwa wanita selalu berbicara dengan hati, karena hati dia peduli. Namun apa dikata nasi sudah menjadi buburpun tak bisa di olah menjadi kerupuk.
Pengalaman itu membuat bunga menjadi trauma, rasanya tidak ada lagi minat menjalin hubungan dengan pria. Terutama seorang tentara. Memang tidak semua sama tp bunga saat itu membiarkan luka biar terobati dengan sendirinya. Bunga muali menyibukkan diri dengan hal-hal positif. Mulai sibuk menjalankan usaha dan mulai berinteraksi kembali dengan dunia sosial media. Setelah banyak yang tau bunga jomblo.. haha masuklah dm dr teman2 yang pernah dekat untuk menyambung komunikasi dengan bunga. Ada juga orang-orang baru yang berusaha mengenal bunga bahkan dengan niat-niat yang baik. Satriapun kembali mencari bunga. Namun itulah bunga, dia berpikir berulang kali jika akan pergi. Namun saat bunga mengambil keputusan pergi maka tak ada harapan untuk kembali. Bagi bunga, sekalipun mantan sudah berubah menjadi baik, jika untuk mengulang hunumbungan kembali rasanya tidak akan sama dan tidak akan nyaman. Jika orang lain memilih mempertahankan yang sudah di kenal baik buruknya walaupun tidak sehat hubungannya, maka bunga memilih lebih baik mengenal orang baru dan belajar dari pengalaman yang sudah terjadi. Kita tidak akan mendapat hubungan yang berkualitas jika hanya mengandalkan ketakutan sebelum mencoba.
Sungguh menyebalkan, saat bunga sudah mulai move on aldi selalu kembali menghubungi. Mengatakan bunga wanita yang mudah mencari pengganti. Mengatakan bahwa bisa dilihat siapa sebenarnya yang tidak setia. Bunga santai menanggapi kicauan dari mulut aldi. Bunga mengatakan sejujurnya siapa orang-orang yang kini dekat dengannya. Bunga sudah terbiasa menghadapi aldi. Sudah tidak lagi terbawa perasaan. Bunga mulai mengajak bercanda aldi. "Bunga kan udah cerita nih sekarang dekat sama siapa, sekarang bunga tanya dong mas aldi deket sama siapa?" Grrrrrrrrr jawaban bijak keluar dari si aldi "saya ini gak punya sosmed, saya gak dekat sama siapapun bunga. Saya bukan laki2 yang mudah jatuh cinta, sekalipun dekat dengan siapapun tdk ada yang bs saya rasakan saat nyaman sama kamu. Saya saat ini tidak fokus cari penggantimu, saya fokus karir dan keluarga saya saja". Bunga hanya mengangguk2an kepala saja. Sambil mengingat kembali masa pacaran tidak peenah menuntut apapun dari aldi. Makan ditempat murah, kepanasan, kehujanan, kehabisan bensin, motor gak punya juga pinjam. Yaaa seringkali aldi berteriak di muka bunga sambil bilang dia yg menemani bunga dari 0 sampai saat ini, tanpa dia mengingat bahwa bunga tetap menemaninya meskipun tak punya apa-apa. Mungkin aldi lupa saat bunga pengangguran diabaikan, saat bunga masuk kedinasan aldi memohon kembali.
Tak lama ada DM masuk memberitahukan bahwa ada akun bernama aldi meminta kenalan teman saya. Dan gak lama juga ada wanita yang sebenarnya adalah ceweknya aldi tp tak diakui. Karena setiap ditanya aldi jawabnya tidak punya pasangan 😂. Ya bunga kembali tertawa terbahak-bahak bertanya ada permainan apa lagi ini. Pernah merasakan malu luar biasa, saat aldi membahagiakan bunga dengan kebohongan. Aldi bilang ke bunga kalo dia dapat nilai nembak terbaik. Yaa bunga bangga, akhirnya bunga membanggakan aldi di status sosial media menyatakan kebanggaanya terhadap aldi yg memperoleh nilai terbaik saat menembak. Ternyata itu berujung memalukan. 😭 Status bunga di komen dengan anak yang namanya vira. Dia adalah pacar juniornya aldi yg bernama panji. Vira mengirim kertas nilai kepada bunga dan ternyata nilai tembak terbaik adalah panji dan si aldi nilainya paling rendah. Tolong lah, tak perlu membahagiakan pasangan dengan kebohongan. Sesungguhnya seorang wanita lebih bahagia bersama pasangan yang apa adanya dari pada mengada ada.
Tidak ada insan yang tak lepas dari kesalahan. Berlian akan tetap menjadi berlian tak akan bisa berubah menjadi tembaga. Tak perlu membalaskan dengan dendam atas kecewa-kecewa yang terlewat. Sangat tidak benar bagi saya jika ada yang menyatakan bahwa orang jahat adalah orang baik yang tersakiti. Faktanya orang baik akan tetap baik. Seperti apapun kejahatan yang menghampirinya, jika dia orang baik maka akan mengahdapi semuanya dengan cara serta sikap terbaik. Teruntuk wanita yang pernah mengalami patah hati dan kenyataan pahit, tetap jadikan diri kalian berarti. Layak dicintai, harus dihargai dan bisa menguasai peranan hati. Bangun kecantikan-kecantikan aecara maksimal dari hati nurani, bukan dari mata dan kaki.
6 notes · View notes
shltrfrmthstrm · 4 years
Text
Cerita Pernikahan Mar & Peb
6 Januari 2021.
Aku ajak kalian kembali ke satu hari yang awalnya biasa saja. Sama seperti hari lainnya. Tapi berubah menjadi hari yang sangat penting dalam hidup aku dan Marcella. Hari yang menjadi penanda awal cerita.
Hari itu sudah menuju sore. Aku dan Mar sedang ngobrol santai entah tentang apa. Lalu tiba-tiba Mar bilang;
“yaudah deh hayu.”
Aku tanpa tanya terlebih dahulu menjawab, “oke, hayu.”
Lalu setelah jeda beberapa saat, aku tanya lagi, “hayu apa ini? Kita mikirin hal yang sama enggak, ya?”
Ternyata iya. Itu adalah ‘hayu’ untuk hal yang telah kami bicarakan sejak pertengahan Desember. Sebuah jawaban atas pertanyaan yang pernah aku ajukan hampir sebulan sebelumnya. Atau mungkin kurang.
“Mau kapan, atuh?”
“Dua minggu lagi aja, yuk?”
“Oke, tapi aku ingin Ucup yang jadi saksi”
“Iya.”
Iya. Kami hendak menikah! Betul, menikah! Kami segera menyusun jadwal secara detil apa saja yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pernikahan dalam waktu 2 minggu, 16 hari kalender atau lebih tepatnya 12 hari kerja. Seperti tidak mungkin, ya. Tapi dicoba saja dulu.
Besoknya, aku menghubungi Ucup. Memberi kabar yang entah bagaimana membuat dia sangat terkejut sekaligus senang, aku sampai bilang ke Mar, “kayanya Ucup lebih seneng daripada kita, deh” dan sekaligus meminta dia untuk menjadi saksi pernikahan aku. Untung saja Ucup bisa, meskipun pakai nangis-nangis dulu sebelumnya sampai harus ditenangkan oleh Zet, istrinya.
Hari Jumat sore, 8 Januari 2021.
Aku sudah sampai Bandung. Kebetulan sekali Ibu dan Bapak Puji sedang duduk di ruang keluarga sedang mengobrol lalu terkejut melihat aku sudah pulang padahal hari masih sore.
“Jam berapa dari sana?”
“Setelah Jumatan.”
Padahal Jumatan baru 2 jam yang lalu, untung percaya saja. Aku lalu duduk dan melepas sepatu. Menarik nafas panjang lalu bilang,
“Pebri mau nikah, Bu, Pak”
Mereka lumayan terkejut,
“sama siapa?”
“Marcella, Bu”
Untuk itu mereka tidak terlalu terkejut,
“kapan?”
“Inginnya sih 22 Januari, 2 minggu lagi”
“Serius?”
Mendengar tanggalnya baru mereka sangat terkejut.
Aku lalu menceritakan bagaimana pernikahan yang kami inginkan dan telah kami rencanakan sejauh ini. Syukurlah, tanpa ada penolakan dan perdebatan berarti Ibu dan Bapak Puji menyetujui. Mereka hanya mempersyaratkan dua hal, meskipun sederhana harus tetap ada pengajian yang mengundang tetangga dekat, “agar berkah” begitu katanya dan acara silaturahmi antar dua keluarga karena, “Ibu juga ingin kenal keluarganya Marcella, atuh.”
Aku menyanggupi dengan syarat, “tapi Pebri gak mau dipajang dan salaman dengan orang yang tidak dikenal, ya”
Aku memastikan sekali lagi, “Ibu malu tidak anaknya nikah hanya di KUA?”
Mereka sepakat tidak. Malah nampak senang. Bahkan, langsung menghubungi pak RW via WA untuk ke rumah nanti malam untuk bantu mengurus administrasi.
“Tapi orangtuanya Marcella udah tau?”
“Belum.”
“Hah?”
“Tenang.”
Aku menyalami mereka berterimakasih, sebelum lebih banyak lagi mendapat wejangan, izin ke kamar, meninggalkan mereka dengan beragam tanya di kepala.
Sabtu, 9 Januari 2021.
Jadwalnya hari ini adalah meminta izin dari Ibu-nya Mar dan membuat pas foto. Meskipun kami yakin Ibu Mar akan memberi izin, tapi tetap saja aku berangkat dengan perasaan sangat deg-degan. Seperti mau sidang tugas akhir. Menyetir perlahan sambil mendengarkan lagu-lagu favorit di perjalanan. Ingin cepat selesai tapi tidak mau cepat sampai. Nervous.
Aku telah berdua bersama Ibu nya Marcella di ruang tamu. Ibu Mar yang sudah diberikan pendahuluan terlebih dahulu oleh Mar masih menanyakan maksud kedatangan aku ke rumahnya. Pura-pura tidak tahu. Lalu aku jelaskan saja seperti sebelumnya telah aku jelaskan pada Ibu dan Bapak Puji. Ditambahi hal lain untuk meyakinkan beliau. Sepertinya hanya 20 menit kami berbincang. Yang lebih banyak berisi wejangan dari beliau. Yang penting izin sudah didapat. Tidak apa-apa. Lega.
Setelah itu, kami membuat pas foto dan mempersiapkan persyaratan administrasi lainnya.
Minggu, 10 Januari 2021.
Dalam rangkaian jadwal permohonan izin, sepertinya hari ini yang paling menegangkan bagi kami berdua. Karena kami sempat ragu melihat ekspresi Ayah Marcella yang sangat sangat sangat tidak mood. Aku kasih tiga ‘sangat’ untuk menggambarkan betapa menegangkannya hari itu.
“Nanti aja gimana? Aku takut ditonjok.”
“Gak bisa, gak ada waktu lagi.”
Mar benar, karena satu dan lain hal. Baru hari ini dan sepertinya hanya hari ini lah waktu yang tepat untuk meminta izin ke ayahnya bila kami ingin menikah sesuai jadwal. Tidak besok, apalagi lusa.
“Tapi aku yang ingin ngomong langsung ke Ayah kamu.”
“Iya, tapi aku duluan ya yang bilang.”
Meskipun Mar juga ragu, dia maju duluan. Aku melihat dari kejauhan.
Sepertinya sudah lebih dari 15 menit aku melihat Mar mencoba menjelaskan pada ayahnya dan selama itu pula raut muka ayah Mar tidak berubah. Akhirnya aku berdiri dan mencoba memberanikan diri menghampiri mereka.
“Beneran lu mau nikah?” tanpa basa-basi ketika aku baru hendak salam.
“Iya, Om, boleh ya?” aku jawab berusaha santai sambil menatap matanya dengan yakin.
Setelah itu beragam pertanyaan sulit satu persatu mengalir dari Ayah Mar, seperti sudah dipersiapkan oleh seorang ayah yang anaknya hendak dilamar. Aku pun tidak sadar bagaimana bisa aku menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan dengan cepat. Padahal tidak mempersiapkan apa-apa. Yang ada dalam kepalaku hanya, bagaimanapun hari ini harus dimenangkan. Tidak bisa tidak.
Setelah 30 menit lebih sesi tanya jawab dan sesi pemberian wejangan akhirnya Ayah Mar melunak sedikit demi sedikit. Setelah dia memberi izin aku jabat tangannya.
“Ini salaman paling penting abad ini nih, Om. Om yakin kan? Saya yakin sama Marcella, Marcella yakin sama saya, tinggal saya minta Om yakin sama saya, ya.”
Beliau mengiyakan. Izin sudah di tangan. Malamnya aku kembali ke Depok dengan hati cukup tenang. Dan senang, tentu saja.
Senin – Selasa, 11-12 Januari 2021.
Hari ini sesuai jadwal adalah hari pengurusan administrasi. Dengan bantuan Pak RW dan kesaktian pak Puji sebagai tokoh masyarakat, urusan administrasi di RT/RW, di Kelurahan dan di KUA untuk meminta surat pengantar aku yang akan menikah di KUA kecamatannya Mar sudah selesai. Memang hanya itu bagi calon pengantin pria. Setelah itu seluruh berkas diantarkan ke calon pengantin wanita, untuk disatukan dengan berkas Mar yang sebelumnya sudah berhasil diurus mulai dari RT lalu RW dan ke kelurahan. Pokoknya, sudah siap semua disampaikan ke KUA.
Tapi ternyata tidak semudah itu. Ada beberapa perbedaan di berkas milik Marcella. Dan kurang lengkapnya berkas dari aku. Sehingga Mar harus bolak balik ke kecamatan, ke tempat ngeprint, ke photocopy, dan lain-lain. Pokoknya ribet sekali, hari itu tidak selesai.
Rabu, 13 Januari 2021
Aku sudah ada di Bandung lagi hari itu. Dan kami telah berada di KUA dengan dokumen lengkap sesuai yang dipersyaratkan. Harusnya sih sudah tidak ada kesalahan lagi. Semoga.
Dokumen dicek satu persatu dan sepertinya sudah sesuai. Bapak pengurus administrasi merapikan dokumen kami dan menghela nafas agak panjang sebelum mulai bicara. Kami membicarakan beberapa hal teknis terkait pendaftaran dan pelaksanaan akad nikah di KUA. Aku hanya lebih banyak mendengarkan. Begitu juga Mar. Tidak lama seluruh urusan administrasi KUA telah selesai. Kami berpamitan dengan beliau.
Hari itu dilanjutkan dengan membeli mas kawin dan mencari cincin pernikahan.
***
Karena kami telah mendapatkan tanggal pasti, kami memutuskan menghubungi teman-teman untuk memberi kabar pernikahan kami. Dan aku tidak menyangka itu menjadi hal paling seru. Orang pertama yang kami hubungi lewat telepon adalah Elva. Dia terkejut sampai tidak bisa berkata-kata dan sesak nafas. Kami hanya tertawa saja. Setelah Elva, selanjutnya kami mengabari teman lainnya melalui video call. Karena ingin melihat ekspresi mereka.
Meskipun ekspresi dan cara responnya berbeda-beda, tapi semuanya sama; terkejut dan tak percaya. Lucu banget. Saking tidak percayanya, beberapa dari teman kami setelah menutup telepon beberapa menit kemudian mengkonfirmasi ulang melalui pesan ke whatsapp;
“ini teh serius Pe? Urang gemetar banget dengernya. Emang ya, kalau maneh mah gak akan normal cara nikahnya.”
“Pe aku mimpi gak ya tadi ditelepon kamu?”
“Mana coba lihat bukti udah daftar ke KUA nya.”
Dan pesan lain yang se-nada. Aneh memang teman-temanku, masa begitu aja kaget. Dan malah aku yang dianggap aneh. Aneh. Sempat aku bertanya pada Age dan Elva kenapa orang-orang pada terkejut, malah dimarahi.
“Ya pikir aja sama maneh gimana orang-orang gak kaget! Ada gak orang yang ngasih tau nikahan tujuh hari sebelum hari nikahannya. Lewat video call lagi! Aneh dasar!” begitu kata Age.
“Aku masih gak habis pikir, kenapa ya di hidup ini aku punya temen kaya kamu, Pe!” itu kata Elva.
Selain memberitahu pernikahan kami akan diselenggarakan di KUA, kami juga mengabarkan akan mengadakan acara makan-makan sederhana bagi teman-teman terdekat saja di villa yang akan kami sewa. Baru akan, belum ditentukan tempatnya. Masih dicari. Yah, namanya juga mendadak. Tapi, kepada beberapa teman aku langsung membagikan tugas; Age dan Elva konsumsi, Julio logistik, Obos seksi acara dan Galih kami minta menjadi fotografer kami. Untung saja mereka tidak menolak. Atau mau menolak tapi tidak enak. Entahlah.
Hari itu selesai dengan menyenangkan.
Kamis, 14 Januari 2021
Ke Pasar Baru membuat jas dan lalu membuat grup whatsapp bagi para panitia acara pernikahan aku dan Mar serta membagi tugas masing-masing. Tanpa konfirmasi tapi juga tanpa penolakan lagi.
Jum’at, 15 Januari 2021
Hanya mengantarkan Mar ke beberapa tempat dan survey ke villa yang akan kami sewa untuk acara. Akhirnya sudah ditentukan juga.
Sabtu, 16 Januari 2021
Hari lamaran resmi. Aku ajak Ibu dan Bapak Puji juga kakak pertamaku ke rumah Marcella. Diterima oleh Ayah, Ibu dan kakak Marcella. Acara kekeluargaan, ngobrol ngalor dan ngidul, ini dan itu yang tidak ada hubungannya dengan maksud dan tujuan kami sebelum sampai kepada inti acara; Pak Puji ‘melamarkan’ Marcella untukku dan diterima oleh ayahnya Marcella. Diikuti dengan beberapa kesepakatan teknis acara dan banyak sekali wejangan dari berbagai sisi keluarga. Cukup serius untuk bagian itu. Setelah cair, lalu ngobrol lagi, ketawa-ketawa formalitas. Beramah tamah. Lalu selesai.
Minggu, 17 Januari 2021
Nongkrong dengan beberapa panitia inti seperti Age, Julio, Ele, Galih dan Obos di kedai kopi favorit. Untung saja semua antusias. Mencatat apa saja yang perlu dipersiapkan. Seperti tidak sedang merencanakan acara besar. Ini acara nikahan atau ulang tahun, sih?
Senin – Selasa, 18 – 19 Januari 2021
Aku telah berada di Depok. Seluruh koordinasi dilakukan dari jarak jauh. Konsumsi dengan Age, logistik dengan Ele dan Julio juga dekorasi dengan Zaly dan Dickyn. Semuanya kami yang pilih, mereka yang mempersiapkan. Senang sekali punya teman yang mau direpotkan.
Hari Senin, aku meminta izin dan memberi tahu teman-teman kantor. Sama terkejut juga dengan banyak asumsi di kepala. Tapi yasudah lah yang penting diizinkan cuti. Selasa malam sudah di jalan lagi menuju ke Bandung.
Rabu, 20 Januari 2021
Tidak ada agenda apa-apa sesungguhnya hari ini. Tinggal memastikan semua selesai dipersiapkan. Tapi oh tapi, baju Marcella gagal! Tidak sesuai ekspektasi dan contoh yang diberikan pada penjahit. Gagal pokoknya! Sudah H-2 padahal, astaga!
Kami memutar otak mencari alternatif terbaik yang bisa dilakukan. Setelah mengeliminasi beberapa pilihan yang tidak mungkin. Akhirnya kami mengirim pesan ke teteh penjahit jas. Bertanya, bisakah dia menjahitkan baju sesuai dengan desain yang diinginkan Marcella dalam waktu hanya satu hari. Bisa katanya. Kami hampir tidak percaya, tapi hanya si teteh lah satu-satunya pilihan kami yang tersedia.
Kami langsung meluncur mencari kain yang diinginkan dan lalu ke pasar baru lagi.
“Teh bener ini bisa jadi dalam waktu sehari? Kalau enggak mah enggak apa-apa Teh enggak usah” aku memastikan lagi.
“Bisa tenang ya diusahain pisan.”
“Bener ya, kalau enggak jadi saya bisa batal nikah nih, Teh.”
Setelah mengukur badan dan mencatat semua rikues Marcella, Teteh menenangkan kami dan kami pulang dengan pura-pura tenang.
Kamis, 21 Januari 2021
H-1 diisi dengan pengajian di rumah. Mengundang aku dan Marcella untuk diberi wejangan oleh bapak ustadz guru ngaji Ibu dan aku waktu dulu aku masih suka ngaji. Lalu pengajian seperti biasa. Doa-doa dilantunkan. Dan diakhiri dengan makan-makan seadanya. Padahal tidak terlalu lama tapi terasa melelahkan, kaki sampai kesemutan mendengar wejangan dan lumayan pegal menyalami para tetangga dan saudara yang datang hari itu.
Kami, terutama Marcella tidak tenang. Bukan hanya karena harus berada di antara keluargaku. Tapi tidak tenang menunggu hasil akhir dari baju yang sedang dijahit. Bila gagal lagi sudah tidak tahu harus bagaimana. Kami berjudi dengan waktu.
Sore hari yang gerimis kami meluncur ke pasar baru. Menunggu dengan cemas baju yang sedang dikirimkan oleh pegawai teteh dari tempat jahit ke kios. Setelah bajunya tiba dan dicoba oleh Marcella. Untunglah, hanya ada kekurangan sedikit, tapi secara keseluruhan memuaskan. Lega sekali. Kami sempat berpikir akan menikah pakai kaus dan jeans saja bila baju ini gagal lagi. Tapi hanya kurang dari 24 jam Teteh dan tim berhasil mewujudkan baju sesuai yang diinginkan. Edan.
“Teteh ini pakai jin ya kaya bikin Tangkuban Perahu?”
Si Teteh hanya tertawa bangga. Dan kami pulang dengan benar-benar tenang. Terimakasih banyak, Teh.
Jum’at, 22 Januari 2021
Ini hari nya!
Jam empat pagi aku sudah mandi. Sebuah fenomena yang begitu langka. Mandi pagi saja sudah langka, apalagi jam empat pagi. Efek dari semalaman tidak bisa tidur sama sekali. Dan mencari aktivitas agar tidak deg-degan. Entah karena akan menghadapi hari ini, hari yang sudah lama ditunggu dan dipersiapkan. Atau hari-hari setelahnya.
Selesai aku mandi. Marcella sudah di depan gang rumahku. Menjemputku untuk mengantar dia ke tempat make up lalu pulang dan siap-siap. Jam tujuh kurang sedikit aku sudah di jalan lagi hendak menjemput Mar untuk bersama pergi ke KUA. Pagi itu aku rasa aku mengendarai mobil perlahan sekali sambil mengulang-ulang lagu ‘Timur’ dan ‘Hanya Kau’ dari The Adams yang memberikan aku ketenangan.
Iya, kami pergi ke KUA berdua saja. Orangtua kami menunggu di sana.
Pagi terasa begitu cepat dan tiba-tiba saja aku dan Marcella telah berada di pojok sebuah ruangan kecil yang berada di kantor KUA. Duduk di kursi yang telah disediakan, bersebelahan, menghadap penghulu dan kedua orang saksi yang bisa bicara. Bukan saksi bisu.
Disaksikan oleh beberapa anggota keluarga dan kerabat yang paling dekat. Entah perasaanku saja, atau memang sesaat sebelum dimulai tiba-tiba ruangan begitu senyap. Menegangkan.
Tumblr media
Empat puluh detik.
Hanya empat puluh detik.
Bahkan masih kurang dua puluh detik untuk genap satu menit. Empat puluh detik waktu yang dibutuhkan untuk sebuah proses sakral yang menentukan masa depan kami berdua. Empat puluh detik untuk mengucapkan sebuah kalimat yang sudah aku ulang-ulang beberapa hari terakhir dalam gumaman saat menyetir, saat bekerja atau aktivitas lainnya dan bahkan terucap di dalam mimpi.
Empat puluh detik saja lalu kami berdua bisa tersenyum lega. Begitu juga keluarga dan kerabat yang menyaksikan ikut lega. Dan tentu berbahagia.
Kami keluar ruangan KUA sudah sebagai pasangan yang sah. Menurut agama dan negara. Kami telah menikah. Menikah! Sulit dipercaya tapi telah terlaksana.
Tumblr media
Ketika keluar rasanya sudah seperti artis baru selesai pentas, disalami dan dimintai foto bersama oleh banyak orang. Sampai mati gaya. Tapi aku bahagia sekali. Tidak tergambarkan perasaannya. Belum pernah sepertinya merasakan perasaan ini sebelumnya. Ucapan selamat dan doa-doa baik berhamburan menyerbu kami. Dari sanak famili yang hadir, dari kerabat dekat yang menyempatkan datang dan semoga juga dari alam semesta beserta seluruh isinya.
Tumblr media
Siang itu seluruh prosesi selesai sudah. Kami pulang ke rumah.
***
Sorenya, masih di hari yang sama. Aku meluncur lagi bersama Mar menuju daerah Bandung Utara yang sudah mulai macet dan mendung. Seperti akan hujan. Tapi semoga tidak. Sebenarnya kami sudah dipesani oleh Age untuk hadir ketika mereka sudah mengijinkan. Hendak memberi kejutan sepertinya. Tapi, kami tidak tahu mau kemana lagi, jadi langsung saja ke lokasi. Ketika sampai, benar saja, kami belum boleh masuk karena persiapannya belum selesai.
Setelah persiapan selesai maka acara pun dimulai. Dilakukan penyambutan bagi kami; dikalungi bunga lalu teman-teman berbaris menyalami kami satu per satu dan memberikan sebatang bunga bagi kami berdua. Ditambah gelembung balon yang ditiupkan ke udara mengapung-ngapung di antara kami dan confetti yang dengan agak sulit akhirnya dapat ditembakkan juga untuk meramaikan suasana.
Lalu aku dan Marcella dipersilakan untuk sedikit melakukan speech. Aku secara tulus meminta doa mereka atas kami dan berterimakasih sekali bagi yang sudah mau-maunya terlibat dalam persiapan acara ini juga yang telah menyempatkan hadir di sela-sela kesibukan mereka. Setelah acara selesai kami kembali foto-foto. Sebelum langit semakin gelap dan menumpahkan basah ke bumi.
Tumblr media
Acara bergeser ke tempat makan dimana telah tersedia beberapa makanan dan minuman. Beberapa teman ada juga yang baru sempat datang ketika sudah malam. Untung saja hari itu hujan tidak jadi datang. Sore sampai malam diisi dengan makan dan minum, bercengkerama dan menjawab banyak pertanyaan dari teman-teman yang masih saja penasaran.
Pukul sembilan malam lebih sedikit beberapa teman yang memang tidak berniat menginap sudah pulang. Sedang teman-teman yang akan menginap lalu berpindah ke ruang keluarga di dalam villa. Di luar sudah terlalu dingin. Ternyata, bukan hanya dekorasi di meja makan yang dibuat oleh Zaly, di dalam villa Zaly sudah menyiapkan semacam pelaminan bagi kami, lengkap dengan backdrop dan inisial kami tertempel di sana. Di tangga pun sudah dipasang dekorasi buatan tangan dia. Lumayan terharu, jadi berasa resepsi di gedung. Sayang, kami tidak sempat mengabadikan momen di ‘pelaminan’ tersebut.
Tumblr media
Acara selanjutnya yang telah dipersiapkan untuk kami adalah menonton film pendek yang telah dibuat mendadak oleh Ucup dan juga teman-teman lainnya yang lumayan membuat terharu. Juga bermain kuis. Hari itu aku dan Mar harus bersaing melawan Ucup dan Zet dalam kuis yang bertajuk, seberapa mengenal kami satu sama lain. Sebelum mulai pun sudah dapat dipastika siapa yang akan menang. Tapi aku lumayan senang karena tanpa terduga aku dan Mar hanya salah sedikit dari beberapa pertanyaan. Sebuah pencapaian bagi kami.
Setelah itu dilanjutkan dengan sharing session. Aku dan Marcella diminta bercerita dari awal semua ini terjadi hingga sampai kami berujung pada pernikahan yang mengejutkan banyak orang. Dilengkapi sesi tanya jawab. Pokoknya, kami jelaskan semua. Bagaimanapun, mereka berhak tahu.
Malam itu hangat sekali di Bandung yang dingin. Hangat dari dalam. Dari hati yang dipenuhi kebahagiaan dan kekeluargaan. Malam itu diisi dengan obrolan, canda tawa dan makanan hingga malam jatuh dan kami menyerah pada kantuk.
Sabtu, 23 Januari 2021
Pagi hari sudah tidak ada rangkaian acara. Bebas saja. Beberapa teman berenang.
Pukul 10 pagi aku dan Mar pamit undur diri duluan. Dan tiba-tiba saja gelombang tangisan terjadi. Dimulai dari aku yang tidak kuasa menahan tangis bahagia dan haru ketika memeluk Elva. Lalu Mar yang berpamitan pada Age, mereka berdua juga menangis. Diikuti Ucup dan Zet. Jarang sekali aku lihat Zet menangis. Lalu beberapa teman lainnya juga ikut meneteskan air mata. Pagi itu ditutup dengan adegan berpelukan erat bersama-sama. Beruntung sekali aku memiliki mereka sebagai keluarga. Membahagiakan.
***
Aku dan Mar lalu menuju sebuah rumah makan di wilayah Lengkong. Masih di Bandung juga. Acaranya; makan-makan keluarga inti. Ajang silaturahmi keluargaku dan keluarga Marcella. Tidak banyak, sepertinya total hanya sekitar 50 atau 60 orang. Lupa.
Acaranya begitu saja. Dipersiapkan kebanyakan oleh kakakku. Dia dan kakaknya Mar bertugas sebagai MC yang memandu jalannya acara sekaligus memperkenalkan nama-nama dari anggota keluarga beserta profil singkatnya yang kemungkinan tidak akan diingat ketika pulang dari sini. Aku dan Mar hanya duduk bersebelahan, bisik-bisik bergosip. Untung pakai masker.
Setelah itu makan-makan dan ramah tamah. Aku berbincang-bincang dengan saudaraku dan saudara Mar. begitu juga sebaliknya. Beberapa meminta foto bersama kami. Beberapa bersalaman untuk memberi selamat, doa dan pamit. Melelahkan sekali padahal ini bukan resepsi. Dan ngantuk sekali.
“Ini acara kita, tapi kayanya kita berdua yang paling gak ingin ada di sini” aku bilang gitu ke Mar dan dia mengamini sambil tertawa.
Hanya ada satu hal dalam benak kami saat itu; tidur. Mempersiapkan diri dan energi untuk perjalanan tengah malam nanti menuju bandara untuk terbang ke sebuah pulau nun jauh di sana. Tidak lama acaranya selesai lalu kami pulang. Lelah sekali, tapi juga senang sekali.
Selesai.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Begitulah. Cerita dari rangkaian persiapan hingga pelaksanaan hari pernikahan kami. Acara pernikahan yang banyak orang bilang jauh dari standar pernikahan pada umumnya. Tidak biasa. Tapi ya memang begitu, bahkan jauh sebelum kami memutuskan menikah, kami telah sama-sama memimpikan sebuah acara pernikahan se-sederhana tapi se-intim mungkin. Hanya dihadiri oleh kerabat terdekat saja. Tanpa keramaian berlebihan. Khidmat dan hangat.
Cerita ini ditulis terutama bagi diri kami sendiri. Sebagai catatan yang suatu saat dapat selalu dibaca kembali. Ketika ingin merasakan kembali segala perasaan bahagia dan perasaan lainnya yang tak tergambarkan hari itu. Atau, saat ingin mengenang betapa beruntungnya kami karena semesta telah mengijinkan kami saling menemukan dan mewujudkan salah satu mimpi di antara banyak mimpi kami bersama. Dan, saat ingin mengingat-ingat sebuah hari yang meskipun dipersiapkan begitu singkat tapi berhasil kami perjuangkan dan menjadi marka awal perjalanan panjang yang dijalani bersama mulai hari itu yang kami rencanakan akan berlangsung selamanya.
Cerita hari pernikahan ini telah sampai akhir. Dan kami berdua, kini sedang memulai menuliskan cerita-cerita baru lainnya. Aku ingin menutup cerita kali ini dengan penggalan lagu ‘Timur’ dari The Adams:
“masa depan kadang menakutkan, penuh dengan ketidakpastian, lebih mudah jika tak dipikirkan. Kita bisa membuat rencana, untuk sekian tahun ke depan, tapi percuma jika selesai di tengah jalan. Namun tiap ku dengar namamu, makin terbayang masa depanku, semakin jelas tujuan dan yang ku harus lakukan. Saat aku dan kamu bicara, tentang harapan dan cita-cita, semua yang kita damba, akan terasa seperti amat nyata…..”
Tumblr media
Mar&Peb
22 Januari 2021
2 notes · View notes
Bagaimana  Movie 21 Lk21 Indoxxi Online Horor Mempengaruhi Otak Kamu? Inilah Yang Menyayangi Ataupun Memusuhi Mereka Berceloteh Tentang Personalitas Anda, Menurut Para Pakar, Nonton  Movie 21 Lk21 Indoxxi Online Streaming
nonton Movie 21 LK21 INDOXXI Online streaming jelas ada sebagian saat mencekam pada kesan 1973 ini, akan tetapi apa yang setidaknya meresahkan mengenai the exorcist merupakan elaborasi sembrono tentang gangguan psikologis serta jasmani satu orang wanita 12 tahun oleh tangan dedemit, sementara ibunya berdiri non tenaga menyaksikan di sisinya. seiring bersama avontur yang membahayakan dari william friedkin, cermin kelam dari owen roizman serta tema elektro sama mike oldfield sendiri-sendiri akan menyebabkan pengalaman melihat yang bukan telantar. apabila ente adalah 1 dari puluhan juta rupiah orang yang menjalani disfungsi keresahan, anda kelihatannya enggak bisa mengidentifikasi sebab ketidaknyamanan intelektual kamu dan melihat horor menaruh muka pada perasaan yang tak konkret. ini disebut proses transfer eksitasi dan juga, serupa bersama glenn sparks, profesor dan juga kepala aliansi sekolah komunikasi brian lamb di universitas purdue, penaikan vibrasi jantung koroner, himpitan darah, dan juga pernapasan yang menyampingi mengantar menonton horor sepertinya memiliki dampak pinggir yang menarik kepedulian.
satu pengecekan yang dijalani oleh para pengkaji di university of michigan dan juga university of leuven di belgia mendapatkan pemakaian rutinitas menyaksikan pesta sewaktu jam malam. di antara individu-individu di dalam riset ini, lebih dari delapan persepuluhan desimal% yang dikenali diri sebagai pengamat pesta dan sebagian besar menghadapi masalah tidur berhubungan bersama kultur melihat mereka. investigasi penting apabila melihat Movie 21 LK21 INDOXXI Online horor membebaskan neurotransmiter yang bisa meningkatkan latihan otak serta menyebabkan saya dan anda lebih eling buat beberapa durasi. Movie 21 LK21 INDOXXI Online horor pun mempertemukan saya dan anda untuk menyambut sebagian situasi di dalam kehidupan kita sekalian sehari-hari. kami mengasih ikatan cinta-benci dengan Movie 21 LK21 INDOXXI Online horor.
Tumblr media
aku sudah menatap teknis ratusan contoh dari balik dinding di scarehouse — seorang menjerit dan juga melompat sesudah itu langsung saja mulai tertawa dan tersenyum. nonton Movie 21 LK21 INDOXXI Online streaming sungguh mengejutkan melihatnya. saya amat terlibat buat menatap area batas-batas saya dan kamu dengan bilamana dan juga bagaimana saya dan anda benar-benar mengerti maupun betul-betul merasa kita terjamin. somniphobia pun mampu diketahui sebagai fobia tidur.
Tumblr media
separuh bintang yang Click for more info sungguh diketahui terlihat di dalam inisiatif ini. 2019 bakal selaku 12 bulan yang luar lumrah buat Movie 21 LK21 INDOXXI Online horor. kita mempunyai gangguan dari apa yang tentu bermunculan, ditambah sebagian daya yang menggiurkan. aku menerima dingin dan juga menggigil menyaksikan episode menakutkan, aku amat dapat merasakan temperatur udara saya turun serta merinding.
bersama menjalankan permasalahan kayak menyaksikan imbalan lucu atau memperhatikan irama gembira seusai Movie 21 LK21 INDOXXI Online, anda mampu membatalkan diri anda dari rasa cemas. dengan sedikit ketentuan dan juga aliran, kamu bakal dapat dengan sederhana menjauhkan diri dari kekhawatiran dan kedamaian.
ini segenap perihal mengakibatkan tanggapan pertarungan ataupun pengungsi yang elok buat menjalani banjir adrenalin, endorfin, dan juga dopamin, namun di wilayah yang amat terlindungi. nonton Movie 21 LK21 INDOXXI Online streaming rumah menakutkan sangat baik di dalam hal ini-mereka memberi kebimbangan mengagetkan dengan menimbulkan salah 1 indera kita bersama suara yang sungguh berbeda, ledakan udara, dan juga justru bau. perasaan ini segera tergabung pada tanggapan kebingungan saya dan anda serta menggalakkan reaksi raga, tapi pikiran kita semua kepunyaan periode buat mengerjakan data jika ini tidak intimidasi nyata. otak kita semua cepat cemeti malaikat di dalam mengurus bahaya.
1 note · View note
metamorphorestworld · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Benci aku ruwet gini😭😭😭😭
Aku ngimpi cukong ya jam 2 td rama mo muntah ga jd tungguin baterai setahun amat udah 81% pdhal biarin aja no apapun sebel😭😭😭😭😭 skrg ruwet tiap tengkar aku sejak dulu gitu flirting tertarik naksir tp hatiku ga bisa cmn ma cukong seorg, aku makin hari susah hps notif😭😭😭😭
Aku tahu dia berjuang menebus kesalahannya tp lbh baik diam ga komen niru aku jg, ga usah banyakan nyinyir pake kloning akun org😚😚😚 itu lbh baik aku udah bilang minder, takut, kecewa, merana terluka selama 20thnan mencintainya kalo ga suka pergi, aku lho nikah agar dia bahagia ga dibilang obsesi lg, hallo aku ga pernah terobsesi dgn manusia tp dgn Tuhanku ngerti😚😚😚😚
Lagipula aku seneng cukong keren walo bangsat😁😁😁 ntar lg kalo terang bnr2 ga bisa marah lama2 lg, ma cukong sakit dan mewek😭😭😭 aku benci bisa ngerasain suka dukanya hatinya, benci, dia naksir sapa jg tahu, aku terhubung dr dulu😭😭😭
Dia ga hrs jd rudi atau siapapun koq dia cmn perlu jd dirinya sendiri cukong keren ma mogenya aku tahu 2010 dan sampe skrg msh itu entah dulu abu2 hitam ganti warnanya aku ga tahu😚😚😚 di mimpiku dia jemput aku pake itu, jd ngomongin cukong lg sih males😔😔😔😔😔 lucu ya ada tom and jerry versi manusia begini🤣🤣🤣🤣🤣
Ini poni sejak Mei 2018 buat cukong seorg aku berubah emg smkn kece ga cmn di wajah di perut dan makin ngempot mana tahu cukong ktm jg ga🤣🤣🤣 biar dirasain aja sang arsitek dulu khan enak udah pernah live show jg empal legit menggigit🍫🍫🍫 situ tegang ya tegang aja kocokin sendiri ya😆😆😆😆
Sebel aslinya udah rama muntah buyar mo jd supermodel tau ga emosi jiwa aku tuh🙄🙄🙄🙄🙄 udah cukong seminggu ini ga jelas mainan baterai mulu cash full khan enak full jg👙👙👙👙
Mangkel itu menjerumuskan ke kmr aja deh😆😆😆😆 usai sdh menggoda kang horny, bangsat sisbes 1 ini mau ga, malu sih klo ma pentil apaan pentil mangga petik mangga rusak sumpah 😆😆😆 untung wong sakdunyo sing kenal tumblr ayas tok, penak ndek kene aku kdg status ndableg ngunu isin ambek bang Gobel dan mas Ardhi (tmnan isin gaes pdhal ngincerku cukong semata) mek nang cukong tok nakal aku lha gregetan sumpah pgn kuajari🤣🤣🤣🤣
Emg gitu emosi akhirnya membimbingmu menuju jalan kehornyan, ga genah kandani babah blog dino minggu yg menyebalkan tuyul sik sambat sik loro bunda, kudu muntah ga, sampe muntah tak njlungopno rama kah wis mambengi mandeg2 turu sido ga pemotretan mene aku kah🤓🤓🤓🤓 emake bingung action ae🤣🤣🤣🤣 emosi sumpah tp untungnya jarang sakit dia sethn itu plg kepluntir karena pecicilan doang msk angin gitu bbrp kali jd bersyukur sehat 😘😘😘😘😘😘
Biarin ini blog keluar jalur kmn2 biarin tnp topik tnp judul ya gpp mo ngecash sambil online peduli amat udah cerah matahari dino minggu mek ndek omah iku mangkel puol ngerti ga?? 😌😌😌 pgn ayam kangen ongkire larang mlaku ae tuku dw ayo gaes😆😆😆😆 rama jarno ndek omah ndelok tv engko ae lah sik pgn gawe loukoumades tp chocolatos se ganok nemu Dancow instan tok iku ae wis campur banyu terigu pluz saf instan selesai😆😆😆😆 Sik ndelok sikon disik😚😚😚😚
Aku usai bikin loukoumades cukong musti ruwet kalo bilang check up yo hrs ga mau aku ga mau ktm, terlalu berbahaya karena ini *lobang sampe bau basin dan selonggar terowongan* itu brp puluh/ratus burung masuk😌🙄😥 ini ga cmn 1-5 burung ini puluhan ngeri lah virus bakteri itu nempel khan kalo ke dlm kulit HPV pokoknya aku ga mo nanggung resiko besar rudi aja gitu ke puskesmas cek darah sayang suratnya ketinggalan pas pindah dr Bakorwil tp terpercaya koq sehat sampe skrg, jd aku musti tahu buktinya baru 90% percaya km ngerti khan chu??? Cmn itu koq sgl hal butuh bukti ga cmn bacot ada di tangan ku baru aku percaya😚😚😚😚 aku percaya ma kamu mashedi 😆😆😆 pliz tp aku jg butuh bukti khan kalo pgn pny anak jg ntar sehat hrs periksa dong sejak dini, aku aja perawatan sejak dini😚😚😚
Sehat itu haruslah ya, oh ya cupu khan pny kloningan🤣🤣🤣 tny yg ini aja😚😚😚 karena mo dicek menyeluruh medical check up cukong sehat aku yakin itu tp aku butuh bukti di tangan hipertensi dia begadang pikirannya lg kmn2 ma aku jg sembuh aku ga cmn sembuhin luka hatinya tp penyakitnya 😆😉😊 si Rest! Pede ya iyalah rudi aja cmn nyender ke aku tidur aku emg ngablak cmn bacot ya gitu kamu ga tahu aku mendalam dikamar gmn?? Rudi ga mau minggat koq emg tnp aku dia ga akan tidur aku ketenangan jiwanya, sdh beda org nikah itu, kalo aku mo hujan panas ngorok aja😁😁😁😁 tp emg sgt tragis dan menyakitkan dimanfaatkan diselingkuhi digledakno (ini sgt kasar) karena sdh dpt manisnya ampas ga doyan so sad *puk2 cukong sambil nen* mesem cukong pasti 🤣🤣🤣🤣 khan enak kalo damai karena impianku adl sgl keturunan ku harus jd manusia pilihan, unggulan,terbaik dan terpilih buat dpt hasil gitu ga mudahlah jelasnya usaha dong akunya hrs usaha sebaik mungkin mnt bibit unggulan jg harus terpilih benihnya, nanti tumbuh jg kece😘😘😘😘
Satu hal terbaik yg diberikan jg untukku selain ini "Sang Khalik adl Penyelamatmu jgn pernah tinggalkan Dia"🕋🕌🕋 kita hrs thawaf demi ini itu sumpah dan janjiku, cukong ga merusak apapun karena pgn hny pacaran dan menikah dgn nya aku menjaga *keperawanan ku* dgn baik😘😘😘 aku pgn nulis ini tp td drama jgn ruwet mas, kamu sgt berharga kamu keren, kamu raja dihatiku tp jgn nyinyir mulu aku pakein rok ntar😆😆😆😆😆 lu sakit ati ma mantan jgn aku kena mulu dong khan sakit kalo ga suka ya pergi gpp, aku ga bth balasan, tulus cintaku dr dulu sampe skrg😚😚😚😚 dia menjaga salah satu wanita yg kelak jd ibu dr satu generasi satu umat dgn baik dan itu adl aku💚💚💚💚 love u so much cupu👙👙👙 lho isoe emote lho🤣🤣🤣 come here i want fuck u💋💋💋💋 *kabuurr....*🤣🤣🤣🤣
Udah ya curhatnya karena aku tahu sendiri kimcil ma 1 lg tetanggaku di Dinoyo gay tusbol usia 20an mati kena AIDS ada meki lu napa ke anus😔😔😔 khan itu pasti sakit jd cerita sekampung yg freesex lg zina dibls dgn Tuhan ga penyakit kelamin kesialan demi kesialan pasti ada😭😭😭😭 karena tahu sendiri aku takut😭😭😭 jd ketakutan ku hrs diatasi dgn sgr khan kalo sehat luar dalam ketakutan ku ilang udah check up, sakit hati ga cmn kecewa iya tp khan hati itu bisa di recovery perlahan dia memaafkan dgn caranya masing2 jd khan enak enteng damai semua cmn masalah waktu aja, nanti jg stlh ktm enak tahu lgsg, ini khan online srg salah duga, salah sangka dan salah paham🙄🙄🙄 mengertilah cukong aku percaya padamu tp aku butuh bukti demi masa depanku jg😊😊😊😊
Karena yg akan bersamamu adl seorg *yg berpikir seribu kali sblm bertindak* karena penyesalan aku hampir ga pernah menyesal karena otakku kepake😁😁😁😁 sekian dan terimakasih now kutulis dgn ngakak air mata drama hati ruwet horny pula sgl rasa deh ini nanti tapi inilah aku Minggu, 20 September 2020👙👑💍🍫💎💄👔💋💌💚💙😭😌😥🙄🤣😁😘😆
1 note · View note
alriwining · 4 years
Text
Dear ma favorite people yg ada di profil ku hehe,
Hai mas. Selamat datang di bulanku iya bulan Juni. Selamat datang di bagian hatiku yg mungkin pernah hancur. Selamat datang di kehidupanku yg sangaat mood swing. Selamat datang di bagian dari hidupku hehe. Mas makasih udah datang, mungkin gaada yg bisa aku ucapin selain makasih dan Alda sayang sama mas. Mas, kau tau ? Betapa beruntungnya Alda punya mas. Kenapa begitu ? Alda enggak pernah satu kali pun punya favorite people yg bisa ngethread Alda kyk mas :). Dari hal kecil misal, mas bawain tasnya Alda, mas mempersilahkan Alda jalan duluan. Mas hal kecil itu yg buat Alda semakin yakin semakin jatuh hati sama mas :'). Mas seburuk apapun masalalumu InsyaAllah Alda nerima tapi pelan pelan ya hehe. Mas, Alda jatuh cinta sama ibumu hehe, boleh tidak kalau Alda panggil ibumu dengan sebutan 'ibu' bukan lagi 'tante' kayak mas, henang sama eca kalau manggil beliau hehe. Mas, Alda kagum dengan ayahmu yg kau bilang kalau ayahmu adalah orang paling suka debat denganmu, tapi entah melihat beliau rasanya ingin berbagi sejarah kehidupan hehe. Mas, Alda sayang sama henang sama eca, mereka lucu gemesin gampang akrab sama Alda hihi. Mas, Alda cinta sama keluarganya mas boleh kan ?.
Mas, kita punya planning yg tertata rapi. Tapi ketika nanti ditengah jalan ada masalah yg mungkin bisa buat hubungan kita renggang, Alda minta tolong ke mas jangan pernah ngerasa berat ya, jangan pernah ngerasa mau nyerah, kita harus saling menggenggam, kita harus saling menguatkan :). Mas, apapun masalah yg bakal kita hadapin nanti, jangan pernah nyerah ya, kita punya Allah, serahin semua sama Allah, kita harus berdoa saling mendoakan demi yg terbaik :')
Mas, Alda benci sekali ketika egois masing-masing dari kita keluar. Yg akhirnya bikin kita debat :'). Mas, mas harus sering mengabaikan ego ya, jangan gampang marah, jangan gampang badmood, gak bagus untuk hubungan kita :'). Mas, lelaki akan diuji kemarahannya ketika dia dibikin marah sama perempuannya, jika dia sabar jika dia mampu memberi nasihat dengan sabar berarti dia benar benar menyayangi perempuannya :') tapi jika dia marah ataupun berani kasar dengan perempuannya, tau lah berarti dia kenapa ? Tidak benar benar menyayangi i think :').
Mas, jika nanti Alda buat kesalahan tolong nasihatin Alda dengan sabar, jangan dengan marah. Karnaaa Alda gak bisa kalau Alda buat salah tapi malah dimarahin :3 Alda lebih ngebuka pikiran ketika Alda salah tapi dinasihatin dengan sabar. But, mas udah terlalu sabar ke Alda, tapi Alda bandel suka dibikin bercanda :3 maafin Alda ya mas.
Mas, mungkin Alda kadang gengsi untuk bilang 'Alda sayang mas atau mas I Love You', tapi yg bener bener terjadi adalah Alda terlalu sayang sama mas hehe mas Alda jatuh cinta bukan lagi sayang hehehe.
Mas, jangan pernah menyalahkan doa yg telah kau rapal ya :) ketika doamu belum terkabul, jangan pernah berpikir kalau Allah tidak adil, Allah terlalu adil untuk kehidupan hambaNya :') Allah adil, ketika Alda sering banget ditinggal disakitin, dan sekarang Alda dikasih mas Alda didatengin mas yg bisa buat Alda ngerasa bener bener jadi wanita, mas yg bisa ngehargain Alda, makasih ya mas.
Mas, maaf Alda belum bisa jadi yg terbaik. Maaf kalau Alda belum bisa jadi moodboosternya mas ketika mas lagi sedih atau down. Mas, maaf Alda belum bisa jadi apa yg mas pengenin. Mas, maaf Alda masih suka suudzon. Mas, maaf Alda suka manja dan ngerepotin mas. Mas, maaf Alda suka kangen. Mas, maaf Alda pengen ketemu sama mas terus. Mas, maaf Alda masih suka bahas mantannya mas. Mas, maaf dengan segala kekurangan yg Alda punya. InsyaAllah Alda berusaha memperbaiki semuanya, insyaAllah Alda berusaha semampu Alda buat ngertiin mas, insyaAllah Alda berjuang dengan ketulusan :).
Mas, terimakasih ucapan dan doa di umur 22 tahunku ini. Same prayer goes to yo too mas :).
Terakhir, terakhir di postingan ini. Alda terimakasih banyak buat mas :) terimakasih telah berusaha melangkah dari masalalu yg buruk :') terimakasih telah menjadi lelaki yg kuat menghadapi cobaanNya :') terimakasih udah ada di kehidupannya Alda walaupun masih terhitung kurang lebih 6 bulan ini ❤. Mas, semoga apa yg kita rencanain bakal tersemoga, untuk tahun ini dan tahun depan :') Alda gak sabar buat liat mas pegang tangan ayah dan ngucapin qobiltu di hadapan saksi-saksi hehehe. Alda gak sabar buat bareng-bareng sama mas 24 jam dirumah kita sendiri 😂 Mas kita usahain bareng-bareng ya, kita harus selalu berdampingan, kita harus selalu menggenggam tapi jangan terlalu menggenggam nanti jari-jarinya Alda patah hehehe.
-sending ❤️ for u-
Alda
4 notes · View notes