aku (akan) Kehilangan Aku.
Aku suka foto ini (sebuah bekas roda di pasir halus, nyaris seperti luka di bagian kulit terluar.
Tidak paham dengan tonemood dan lain-lain. Aku hanya suka apa yang aku lihat.
Pada tiap-tiap permukaan yang remuk, tercecer, cerai berai, yang pahit, abu-abu. Mungkin setiapnya ada aku, dan bagian-bagian yang patah adalah aku.
Oh sial, tapi terima kasih sebab lewat foto ini aku ingat perkara-perkara kematian, rentetan kalut, dan damai yang perlahan menggantikan kecamuk di kepala.
Yaa, aku ingat, tidak ada orang yang benar-benar paham. Mereka hanya melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Dan aku 'dengan senang hati' berkompromi, lagi dan lagi. Sampai maut sambang, aku hanya harus, melulu berkompromi.
Begitu katanya, mau sekadar hidup saja harus begini dan begitu.
Kupikir perjalananku selesai, ternyata aku salah menafsir niat baik. Harusnya dari awal, 'semua benang' itu kuputus. Sebab menyisa satu, membuat lainnya ikut terajut kembali.
Sial, tidak sedang mencari sehat saja, aku masih sempat meracau. 🥀
Kenapa aku tidak bisa berpikir selayak manusia pada umumnya, yang meng-iyakan dengan bahagia, apa-apa yang bakal dijalaninya?
Perjalanan selepas ini, bukan lagi aku. Aku akan benar-benar kehilangan aku.
Ini menyakitkan. Tapi aku tak tahu pasti sebabnya.
01-02 Agustus 2023
0 notes
Venus and Tannhauser (Lawrence Koe, 1896)
2K notes
·
View notes
Excerpt from Kingdom of Endless Slumber
“That’s not a question,” his words sweet, drenched in honey.
He traced his hands over the planes of my face. I closed my eyes and relished in the intimacy. The kind of intimate I had never experienced with anyone else. It struck me as odd that he gave it away so freely.
I wondered if it were a different type of magic. Sure, alchemy took skill, but I was more impressed by his ability to tame my nerves.
0 notes
Shin Yami no Koe - Kaidan ("Songs in the Dark") // Junji Ito
1K notes
·
View notes
Lawrence Koe, Sappho, 1912
440 notes
·
View notes