Tumgik
#MOTOR LISTRIK BUAT ANAK KECIL
letters-from-euron · 4 months
Text
Tumblr media
Malang, Indonesia.
Helaan napas demi napas mengikuti suara langkah kaki Euron. Sedikit demi sedikit pula debu yang terbang akibat seretan kaki Euron memenuhi pandangannya. Tak jarang tenggorokannya menjadi gatal karena tak sengaja menghirup si debu. Terik panas menambah kesan gersang siang itu. Malang tetaplah Malang. Setiap sudut kotanya akan selalu dipenuhi oleh manusia dan tujuannya. Euron adalah salah satunya.
"Toko bangunan... toko bangunan... dia kalau ngantuk bakal jadi toko tiduran gak, ya?"
Yes, the heat is starting to melt Euron's brain.
Ponselnya bergetar, ada sebuah notifikasi masuk yang isinya beberapa daftar barang yang perlu Euron beli. Palu dan kawan-kawannya menjadi tujuan dia siang itu. Tak butuh waktu lama ketika perjalanan gersangnya menemukan titik akhirnya. Sebuah toko bangunan berada disebrang ia berdiri. Untuk menggapainya, Euron harus beradu melawan arus ramai kendaraan. Kepalanya mulai menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan jalanan. Selangkah demi selangkah ia ambil. Tak sadar, terdapat seorang anak kecil laki-laki yang melaju lumayan kencang dengan sepeda motor listriknya. Iya, kendaraan mematikan paling baru saat ini. Sunyi dan berbahaya, Euron menjadi korbannya.
Tak ada waktu bagi Euron untuk menghindar, teriakan dan belalak besar mata si anak laki-laki itu menjadi hal terakhir yang Euron dengar dan lihat sebelum dirinya tersungkur ke tanah.
"WOI, TOLONGIN ADA YANG PINGSAN!"
Satu detik.
Satu menit.
Satu jam.
Euron bangun dikelilingi semen.
"Hah...?"
"Lho, mas? Udah bangun?"
Ada bapak-bapak yang menghampir Euron seketika dirinya terbangun dari... tidurnya? Pingsannya? Entahlah, yang pasti dirinya sedang diselimuti kebingungan luar biasa sembari terduduk di sofa dengan kulit yang sudah compang-camping itu.
"Kok saya di sini, ya, pak?" tanya Euron ketika ia menyadari bahwa dirinya telah berada dititik tujuan awalnya yaitu toko bangunan.
"Ah, tadi masnya pingsan disebrang jalan situ gara-gara ditubruk bocah sepeda listrik," ujar si bapak.
"Pak, aku gaoaoa?"
Sungguh, sepertinya bocah tadi menabrak Euron hingga merubah susunan otaknya.
"Orapopo, mas. Wes iki, minum dulu." Euron menerima segelas air dari si bapak lalu meneguknya dengan cepat. Setelah itu, ia baru teringat akan tujuannya.
"Pak, ada palu, paku, sama bor listrik?"
Si bapak menampilkan wajah kaget dan heran. Ada setitik ketakutan diwajahnya. "Buat opo, mas?! Jangan diapa-apain bocahnya! Anaknya wes pulang sambil nangis tadi!"
Euron pun ikut terheran. Ia menggelengkan kepalanya secara cepat guna memberi tanda bahwa bukan itu tujuannya.
"Ndak, pak! Saya niatnya memang mau belanja ke sini sebelum ditubruk!"
Helaan napas panjang keluar dari si bapak. Diikuti oleh Euron. Tak pernah terlintas dibenaknya bahwa dirinya siang itu harus merasakan kejadian yang unik.
"Yowes, mau yang ukuran gimana aja, mas?"
Lalu Euron dan si bapak pun mulai berdiskusi perihal ukuran dan ini itu ditengah turunnya matahari Malang.
1 note · View note
cheniaik · 2 years
Text
Satu tahun Bapak
Saya adalah anak yang punya hubungan cukup kompleks dengan orang tua. Kalau ada yang pernah tahu cerita Wan sama ibunya di drama Dear My Friends, kira-kira begitulah gambaran yang cukup mirip untuk menjelaskan hubungan saya sama Bapak Ibu saya. Terutama pada Bapak, ada banyak sakit hati yang gak bisa saya sampaikan sementara diskusi dan debat panjang terkait hidup cuma bisa dilakukan dengan Bapak. Saya gak terlalu suka dengan Bapak tapi apapun akan saya lakukan supaya saya bisa sering-sering duduk berdua dengan Bapak. Perasaan-perasaan itu bahkan masih gak bisa saya jelaskan dengan baik tapi selalu saya ingat sampai sekarang.
Tepat hari ini di tahun lalu Bapak pulang ke rumahnya yang terakhir. Jam 07.13 saya menulis ini saya masih ingat betul apa yang sedang saya lakukan di tahun lalu di jam dan menit yang sama. Saya baru bangun tidur dan mau siap-siap buat isi ulang oksigen karena kalau gak dari pagi saya bisa kehabisan dan saya harus cari lagi ke tempat yang lebih jauh. Saya gak bawa hp karena tempat isi ulang oksigennya dekat dari rumah. Satu jam setengah kemudian saya berangkat karena jam segitu memang tempat isi ulangnya buka. Satu jam setengah kemudian lagi saya pulang dan mendapati ada chat dari Bapak di whatsapp yang berisi “Udah gak kuat lagi Nia”. Saya lari ke atas, saya tengok Bapak, selama beberapa menit Bapak masih merespon saya dan memegang tangan saya. Beberapa menit kemudian, Bapak menghembuskan napas terakhir. Di kamar saya. Di atas kasur yang selama ini saya tiduri. Menggunakan selimut yang kerap saya pakai jika kedinginan. Saya melihat semuanya secara langsung.  Kemudian saya diam beberapa detik. Menit. Lalu saya sadar kalau Bapak sudah pulang.
Sampai saat ini saya gak pernah lagi tidur di kamar saya. Berkunjung ke kamar cuma sesekali kalau saya ingin mengambil barang-barang yang saya butuhkan. Semuanya masih terekam jelas di kepala saya bagaimana Bapak berpulang. Posisinya. Wajahnya. Apa yang dia lakukan waktu merespon saya. Baju, kolor, dan sarung yang ia kenakan. Bagaimana akhirnya saya menutup kedua matanya. Semuanya masih saya ingat betul dan saya pikir waktu belum bisa menyembuhkan itu atau mungkin saya yang gak membiarkan waktu menyembuhkan saya. Apa yang mesti disembuhkan?
Di beberapa kesempatan, tanpa Bapak, semuanya masih terasa kosong. Gak ada lagi diskusi panjang di meja makan. Gak ada lagi orang yang semangat sekali mengajak makan bakso setiap hari. Gak ada lagi yang masak pagi-pagi sambil cuci baju. Saya belum berani membuka ulang seluruh chat saya dengan Bapak. Saya masih sesak ketika melewati tempat-tempat tertentu. Sepanjang jalan Duren Sawit sampai Rawamangun. Poncol. PRJ. Seluruh Bakso Mustika di Bekasi. Beberapa rumah sakit.
Sering saya melakukan sesuatu yang bisa membuat saya mengingat Bapak. Menonton pertandingan badminton. Makan Bakso Mustika. Dengerin lagu-lagu jawa. Membuat balon-balon kecil dari ludah karena hal itu yang Bapak ajarkan dan selalu kita lakukan kalau lagi menunggu sesuatu. Buat banyak orang terkesan sangat jorok memang, tapi hal itu saya lakukan buat terus merawat cerita tentang Bapak. Sambil mengingat pembicaraan apa saja yang pernah kita lakukan sembari membuat balon-balon ludah itu.
Saya gak tahu saya harus diskusi sama siapa soal hal-hal yang baru saya dengar. Saya gak tahu saya harus tanya sama siapa soal barang elektronik. Saya gak tahu saya bisa mengandalkan siapa soal mobil, motor, listrik, pendidikan, antar-jemput saya ke stasiun atau bandara, kerjaan, dan lain-lain dan sebagainya. Rasanya banyak sekali yang hilang saat Bapak pulang. Banyak sekali hal yang gak bisa saya lakukan dan akhirnya saya cuma bisa bilang dalam hati “aduh, coba masih ada Bapak”.
Pak, kalau Bapak baca ini, bisa gak sih Bapak baca ini? Ada gak sih privilej Bapak di alam lain buat tahu apa yang manusia lakuin di bumi? Yah kalo ada, Nia cuma mau bilang Nia kangen aja pak. Kangen banget ngobrol sama Bapak soal apapun. Kangen jalan-jalan berdua. Kangen nyinyirin orang berdua. Kangen liat muka Bapak. Makasih ya Pak udah sering dateng ke mimpi terus ngajak Nia pergi bareng. Maaf pas Bapak pulang Nia belum sempet bilang apa-apa. Belum sempet bilang sayang, belum sempet bilang makasih udah jadi Bapak yang keren dan kece banget menanggapi banyak hal, belum sempet bilang kalau udah meninggal terus Bapak tahu banyak hal soal alam lain nanti sering-sering kasih tau Nia ya. Banyak banget yang belum Nia bilang tapi Bapak udah pulang duluan.
Kalau Bapak gak bisa baca ini, gapapa. Berarti Bapak belum canggih, atau kebanyakan dosanya kali. Hahahahahaha. Yang pasti, saya harap saya bisa terus merawat ingatan tentang Bapak. Selamat satu tahun kepulangan ya Pak, semoga semua pertanyaan Bapak tentang kehidupan setelah kematian bisa terjawab.
7 notes · View notes
rarawoo0rlds · 3 years
Text
terus ternyata pas sampai rumah gelap semua, ini mati listrik yang kedua setelah hampir sesiang tadi pun juga mati.
dan aku benci bgt karena dalam keadaan gini aku pasti keinget dulu waktu kecil di jogja. kayak engga tau kenapa daerah mbah tu seringgg bgt matlis, sesering itu mungkin kalau dibuat bagan setengah masa kecilku cuma memori mati listrik doang isinya wkwkwk.
dan anaknya tuh dulu sering panik, takut dan suka ngerasa kayak sesak napas gt tiap digelapan. trus bakal heboh nyari orang yg bisa di pegang atau memastikan ada orang di sekitarnya karena setakut itu.
"mbah telpon PLN" si anak yang nyusahin itu akan selalu bilang kayak gt, dan mbahnya juga bakal selalu nurutin.
setelah nyalain lilin tentunya.
trus mereka berdua akan duduk di teras, nyari angin sambil berharap listriknya segera nyala.
atau kadang kalau keadaan lebih menyedihkan (matlis + hujan deras) mereka akan duduk di ruang tengah memandangi lilin yang semakin meleleh, bermain bayang bayang atau nyemil apapun yang tersisa yg bisa ditemukan di kulkas.
tapi si anak yg nyusahin itu lebih sering merasa gloomy karena kangen bapak ibunya yang jauh, karena tiap matlis dia ngerasa seratus kali lipat lebih kesepian dari biasanya.
dia merasa jauh lebih hening dari biasanya, jauh dari apapun, terisolisir, karena satu satunya suara yang dia dengar cuma deham batuk mbahnya dan suara jangkrik.
si anak yang nyusahin itu akan memutar memori yang singkat bersama bapak dan ibunya, memori yang dia dapet entah berapa lama dalam hitungan bulan sekali setiap bapaknya punya lebihan rezeki dan izin cuti buat nyambangi anaknya di jogja.
awalnya dia akan senang menonton semua memori itu di kepalanya kaos garis garis bapaknya, tangan ibunya, naik motor, kebun binatang gembiraloka, bakso pak jenggot, jembatan kulon progo atau cfc depan malioboro.
semuanya menyenangkan dalam kepalanya sampai kesadaran akan menghantamnya. bahwa memori itu hanya kilasan lalu dan hanya ada di kepalanya.
bahwa sekarang dia hanya berdua dengan mbahnya, berada jauh berbeda pulau dengan bapak dan ibunya.
bahwa dia sendirian.
bahwa dia merasa kesepian.
lalu setelah semakin kalut menonton memori itu di kepalanya, dia akan merepet sama mbahnya dan minta untuk tidur, ga lupa pesen untuk dikipasin dengan kardus bekas susu Zee coklat favoritnya.
"mbah aku tidurnya pake kaos dalem ajaa" anak yang nyusahin itu melepas kancing baju depannya, melepas pakaiannya untuk menyisakan kaos dalamnya.
"nanti digigit nyamuk kamu" mbahnya akan selalu bilang begitu
tapi anak itu tidak perduli, dia kepanasan.
entah badannya mungkin juga sampai ke matanya.
dia benci mati listik.
dia benci gelap.
dia benci kepanasan.
dia benci kesepian
lebih lebih benci karena mati listrik membawa ingatannya untuk terus memutar memorinya dengan bapak dan ibunya yang jauh.
dan sekarang anak yang nyusahin itu berada di kamarnya sendirian, tidak ada orang di kanan kirinya, dia juga tidak menyalakan lilin, tidak sesak napas dan merasa panik pun takut.
tapi rasa di masa kecilnya masih terbawa.
dia merasa kepanasan.
panas di badannya yang mengganggu nyamanya, panas yang juga sampai ke matanya sama persis ketika dia kecil dulu.
walaupun kali ini bapak dan ibunya ada di dekatnya, diluar kamar.
tapi dia merasa kesepian, tidak. bukan untuk dirinya lagi.
dia merasa kesepian untuk seseorang yang selalu hadir di memori mati listriknya.
dia juga masih terus merasa kepanasan, panas yang melelehkan kaca di matanya.
tidak ada kardus bekas susu zee yang bisa mendinginkannya.
pun karena tidak ada mbahnya lagi disini.
2 notes · View notes
rubahlicik · 6 years
Text
Mylog : Bersyukur
Hari minggu kemarin aink dan keluarga main ke CFD dago. Lebih tepatnya sih ke RS boromeus karena lagi ada acara HGN (hari gizi nasional). Istri dan mertua aink ahli gizi, jadi ikutlah mereka acara gituan. Aink sih engga minat dateng sebenernya, tapi,..
Demi nganterin anak istri dan ngecek kadar lemak aink akhirnya ikutan juga.
Ngeselin, aink kan nyampe HGN niatnya pengen tes kadar lemak, uda daftar tuh. Ditimbang dan lain sebagainya. Eh taunya, pas masuk barisan tes lemak katanya aink ga bisa ikutan dengan alasan
Underweight. 
DISKRIMINASI. Justru karena aink underweight makanya pengen tau persentase lemak di badan aink seminim apa. Nyampe 5% ato engga. GITU LOH BAMBANG! Eh malah disaranin buat ikut konsultasi gizi aja,....
Ga tau aja mereka, istri sama mertua aink ahli gizi. Ngapain juga ikutan konsul ke orang lain yang masih temen seangkatan istri. Mending sama istri aja di rumah sambil ena-ena.
Karena bete aink mutusin buat jalan-jalan aja sendiri di CFD. Muter-muter trus iseng ke mesjid salman. Beruntung! Lagi ada acara makan rendang massal bayar seikhlasnya. Ajiib. Aink tilpun lah keluarga buat dateng ke salman, makan rendang bayar seikhlasnya.
Jadinya, hari itu keluarga pada makan rendang. Enak cuy, gede pula dagingnya. Masakan istri plus nasinya otomatis jadi nganggur ampe malem. Padahal sengaja masak agak banyak buat keluarga dari majalengka yang lagi berkunjung.
Masuk ke inti cerita, (lah, yang tadi intro?)
Karena masih ada sisa, seperti biasa aink minta istri buat ngebungkus nasi dan masakannya, buat dibagiin ke fakir cinta dan tuna asmara,..
Engga deng, golongan itu mah dikasih makan sama “kamu lagi apa” dan “aku juga kangen kamu” juga kenyang. Ini mah bener, aink nyari fakir miskin dan tuna wisma buat dikasih nasi bungkus. 
Biasanya aink nyari ke daerah pasar simpang. Tapi karena masih sekitaran jam 8 malem, para tuna wisma yang suka tidur di pasar simpang belum pada dateng. Yaudah aink jalan kaki aja ke arah sadang serang, bawa tiga bungkus nasi.
Ternyata, Bandung tingkat kesejahteraannya meningkat sodara-sodara. Biasanya di jalan, suka ada pemulung seliweran ato, pengemis lah at least. Tapi malam itu ga ada banget. Aink jalan ampe borma sadang serang tetep nihil. Di depan alfa ato indomart juga ga ada yang minta-minta. Daebak, Bandung uda makin sejahtera.
Yaudahlah, aink balik lagi ke rumah. Bawa motor buat keliling lagi yang agak jauh. Target aink berikutnya adalah keluarga gerobak.
Keluarga gerobak, Apakah keluarga gerobak itu? Tahukah kamu apa itu keluarga gerobak itu? Keluarga gerobak adalah keluarga tunawisma yang tinggal di dalam gerobak.
Biasanya mereka nomaden, gerobaknya ditarik sama kepala keluarga, istri dan anak-anaknya di dalem gerobak. Aink biasanya lihat keluarga gerobak di perempatan cihampelas, tapi ada juga yang deket gasibu. Berhubung lebih deket ke gasibu yaudahlah aink motoran ke gasibu.
Apes. Ternyata ga nemu. Keluarga gerobak lagi ga disana. Jadinya aink lanjut motoran ke jl R.E. martadinata, arah ke mesjid Al-latif. Siapa tahu nemu.
Dan ternyata iya nemu. Di deket perempatan jalan banda, aink nemu ada homeless yang lagi tidur di kursi trotoar. Aink parkir aja bentar pinggir jalan (don’t try this at noon!) trus nyamperin si homeless yang lagi tidur.
Kasian, dia tidurnya meringkuk, pake sarung yang uda jelek buat nutupin kaki, trus make kardus mie buat nutupin kepala. Fyi, malem itu Bandung lagi dingin banget. BANGET. Jadi aink ga kebayang ini nasib homeless yang tidur di alam terbuka.
Aink samperin trus bilang permisi ke si homeless. Doi langsung kaget anjir, disangkanya mungkin aink satpol pp kali ya. Tanpa banyak basa basi langsung aink kasih aja nasi bungkusnya, trus motoran lagi.
Dua bungkus berikutnya aink kasih ke keluarga pemulung yang bermalam deket Pet Park. Aink ga tau jumlahnya mereka ada berapa, tapi berhubung aink liat ada dua orang yauda kasih aja dua bungkus yang tersisa. Mereka tidur ngampar aja kayaknya di trotoar. Beratap langit dan pepohonan.
Kasian. Bandung dingin. Aink aja yang tidur selimutan di kontrakan masih kedinginan.
Kalo liat mereka aink jadi keliatan banget kurang bersyukurnya. Diantara sekian banyak umat yang tuna wisma dan tidur dimana aja, aink ga dijadikan salah satu dari mereka. Aink masih punya tempat tinggal walaupun kecil dan itu pun aink masih suka bete sama kontrakan karena air atau listrik yang suka mati.
Kok, aink jarang banget bersyukur ya, padahal punya sesuatu yang mungkin orang lain ga dikasih. Aink lebih sibuk ngeliat orang yang finansialnya lebih baik dari aink. Saking sibuknya ampe kadang aink lupa bersyukur.
Padahal uda dibilangin
“kalo kamu bersyukur, akan ditambah Nikmat untukmu, kalo kamu ga bersyukur, sungguh adzab Allah sangatlah pedih”
 Jangan-jangan, sebagian besar kesulitan yang aink alami dalam hidup sebenernya emang gara-gara ainknya ga pandai bersyukur,.
 *merenung
54 notes · View notes
masadhinugroho · 2 years
Text
Disini Senang, Disana Senang
Pernah ada suatu momen di mana saya harus hidup di sebuah desa terpencil yang membutuhkan 32 jam kombinasi perjalanan darat, laut dan udara untuk bisa tiba di sana dari Jakarta. Terletak di pesisir pantai, lokasi desa ini tidak terakses oleh jalan darat dan harus menggunakan perahu kecil jika ingin singgah. Kehidupan didalamnya memang sungguh berbeda 180 derajat dari kehidupan standar ibukota. Tanpa sinyal telepon, listrik yang terbatas karena hanya menyala jika malam dan itupun lebih sering padam bahkan bisa 3 X 24 jam (mati listrik terlama yang pernah saya rasakan!). Untungnya masalah air bersih cukup memadai walaupun harus tiap hari pergi ke pinggir sungai bolak-balik bawa jerigen.
Perspektif kaum urban secara jamak bisa jadi menyimpulkan bahwa hidup di desa macam ini pasti akan kompleks. Baik itu menyengsarakan, membosankan, gitu-gitu aja dan asosiasi negatif lainnya. Sangat mafhum dengan asumsi seperti itu jika lihat dari luaran saja. Tapi tentunya lagi-lagi itu asumsi. Karena jika ikut menjalaninya, ceritanya akan jadi berbeda.
Rutinitas pagi yang dimulai dengan mandi di sumur belakang rumah lalu sarapan roti tradisional ditemani segelas teh manis hangat adalah pembuka hari yang menyenangkan dan mengenyangkan. Lalu anak-anak berangkat ke sekolah sambil diantar orang tuanya yang melaju pergi ke kebun atau menyiapkan ketinting (perahu motor kecil) untuk mencari ikan. Saat matahari sudah tepat di atas kepala, umumnya cenderung sepi dan hanya anak-anak yang batobo (mandi di laut) atau sekumpulan mama-mama yang saling mengobrol sambil memasak tapi dari dapurnya masing-masing. Tentu ngobrolnya dengan suara lantang agak berteriak. Hari berlanjut sore dan tibalah saat orang-orang dari kebun ataupun laut pulang kembali ke rumah. Biasanya sungai akan ramai di waktu sore karena orang-orang berbondong-bondong mengambil persediaan air. Menjelang maghrib semua warga akan bersiap menyambut listrik menyala sehingga rumah-rumah bisa tetap terang. Jika hari itu listrik ternyata harus padam, orang dewasa akan segera bergegas mengisi minyak tanah ke dalam botol-botol kaca kecil bersumbu dan meletakkannya di berbagai sudut rumah.
Dari kehidupan keseharian di desa tersebut saya jadi mendapatkan suatu sintesa bahwa memang standar bahagia tidak bisa dan tidak boleh disamaratakan. Ini bukan soal isu ketimpangan sosial ekonomi atau modernitas yang tidak sampai ke desa. Bukan juga perkara pembangunan yang tidak sampai dampaknya. Ada faktor kekinian dan ke-disini-an yang menjadi pembentuk definisi bahagia itu sendiri. Kultur sosial yang melekat pada batas-batas garis geografis selalu menjadi penanda bahwa bahagia bisa dibentuk dimana saja dengan cara bagaimanapun.
Bagian penting lainnya yang juga harus dicatat bahwa gaya hidup ala desa atau kota tidak menjadi pembenaran untuk klaim gaya hidupnya jadi yang terbaik. Orang kota tidak boleh mencemooh bahagianya orang desa, dan sebaliknya orang desa juga tidak boleh menyindir orang kota yang selalu sibuk dengan kemacetannya. Hidup pelan dan sederhana di desa bukan jadi cara yang efektif buat kecepatan hidup orang kota untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang memang berbeda. Sehingga gaya hidup kota juga bukan vis a vis dari gayanya orang desa. Semua itu akan kembali kepada pelakunya, yang mana dua-duanya akan sama baiknya jika dijalani dengan seimbang.
p.s.: ditulis sambil bernostalgia mengingat-ingat sinar perak cahaya bulan purnama di desa yang muncul jika listrik sedang padam dan langit malam sedang cerah
0 notes
ts-andini · 3 years
Text
Annoying Beggar and Buskers
Suatu hari saat aku sedang menidurkan anakku yang paling kecil, ada Ibu-ibu yang teriak-teriak di depan rumah mengucap salam berkali-kali sambil bilang "Neng... Neng.."
Karena aku pikir itu adalah tetangga yang butuh bantuan, atau ada hal penting lainnya yang ingin disampaikan maka aku pun menjawab dari kamar dengan tentu saja anakku menjadi terbangun kembali. Otomatis ga bisa deh beberes rumah karena nunggu Ia terlelap lagi itu lama banget bisa setengah jam. Aku yang tergopoh-gopoh keluar rumah dan membukakan pintu sambil heran karena orang ini terus memanggil manggil dibuat terheran-beran karena saat kuatnya "Ada apa ya bu?" Mau cari siapa? "
Ia hanya menjawab "Eh, ngak neng. Amal jariyah nenggg."
Astagfirullah...
Plis deh, pintu rumah ketutup rapet. Siang-siang saat waktunya orang istirahat dengan santai nya jawab kaga gitu setelah berkali kali manggil-manggil penghuni rumah. Nang neng nang neng. Sumpah kesel banget.
Kalian pernah ga sih dikunjungi sama Beggar and Buskers yang annoying? I mean mereka yang berkunjung ke rumah kalian untuk "minta uang" dengan cara yang menurutku kurang sopan. Apalagi jika dikasih uang, mereka akan terus datang terjadwal laksana itu emang kerjaan dia aja minta-minta uang. Sampai kalian tuh hafal sama orangnya dan kapan dia berkunjung.
Gimana perasaan kalian?
yang paling annoying adalah ketika kalian kasih uang dalam bentuk recehan dan mereka pergi namun uang recehan ya dibuang di depan rumah kalian karena mereka ga sudi dikasih uang recehan (pengennya uang kertas gitu). Helooowww. Sumpah sebel banget.
Kang parkir sama kang juru puter balik mobil atau motor di tikungan jalan aja uangnya dikasih recehan. Dia kerja lho panas-panasan, bantu lancarin lalu lintas. Kadang malah ga dikasih uang. Lah ini minta uang, dikasih kok ya dibuang. Sumpah kesel nya diubun-ubun kalo nemu Beggar and Buskers yang modelan kaya gini. Kerja ogah, males iya, pengennya dikasih duit milih-milih. Biar kata recehan itu juga duit bisa dipake buat beli belanjaan ke kang sayur.
Padahal selama pandemi, banyaaaaak banget bantuan bertubi-tubi entah dari pemerintah ataupun dari pihak swasta. Apalagi warga menengah ke bawah. Apa-apa di subsidi. Listrik disubsidi. Uang bansos dapet. Sembako dikasih. Uang bpjs kesehatan ga bayar, Anak sekolah ga bayaran, uang pulsa anak sekolah gratis. Begitu pula perihal makanan. Ada aja yg bagi makanan gratis di jalan-jalan.
Lebih kesel nya lagi mereka ini kalau ke rumah warga pasti ada jadwalnya. Sampai hafal dan ya udah emang kerjaan dia aja minta uang. Amal jariyah untuk anak yatim atau untuk masjid itu cuma akal buku aja. Kalau di perhatiin juga itu daerahnya di ujung berung antah berantai di luar kota yang jauh dari lokasi rumah.
Kalian suka kesel ga sih klo nemu model orang kaya gini. Biasanya kalian kasih atau ngak?
Dan menurut kalian, mereka memang orang yang sangat susah atau bukan? Atau emang habit dan penyakit aja? Karena menurut ku justru orang yang hidupnya beneran susah malah paling ga mau dan ga suka kalau dikasih uang atau minta-minta uang karena malu ga sih?
0 notes
beningtirta · 7 years
Text
Paket Telepon
Sebelum pergantian abad, pola komunikasi Ayah dan anak di siang hari memiliki jeda yang panjang, yaitu sebelum berangkat bekerja dan sepulang dari bekerja. Dalam beberapa kasus seperti Ayah saya yang berjualan di pasar yang posisinya hanya sekitar 500 meter dari kontrakan, Ayah akan pulang ke rumah untuk makan siang atau anak yang sudah pulang sekolah akan pergi ke pasar setelah tidur siang.
Sekarang, saat semua sudah besar dan tinggal di luar rumah, soal waktu bertransformasi sebagiannya menjadi soal jarak. Tapi saya tidak hendak bercerita soal paket telepon yang telah sudah membantu banyak orang tua menghubungi anak-anaknya di rantau.
Ayah adalah orang yang paling dahulu punya telepon genggam (HP) di keluarga kami. Tapi, untuk kecepatan memahami dan mengikuti perkembangan teknologi HP, anak-anak Ayah bisa melesat jauh meninggalkan ayah dengan HP pertamanya, Nokia 8250 abu-abu.
Sewaktu di bangku kelas 5 SD, teman sebangku saya sudah punya HP, Nokia 3310. Jenis ini memiliki aplikasi permainan lebih menarik daripada HP ayah. HP ini berguna untuk menghubungi perkara jemputan. Apalagi di kelas 6, semua anak diminta mengikuti 'terobosan' alias cram school yang diadakan selepas jam makan siang sampai pukul 3 atau 4 sore. Karena jadwal yang bervariasi, bahkan kelas terobosan bisa jadi dibatalkan hari itu, HP menjadi krusial bagi mereka yang dijemput.
Saya sendiri baru punya HP di bangku kelas X, alias 1 SMA. Di bangku SD, saya berangkat sekolah menggunakan sepeda. Saya termasuk kelompok anak yang sekolah dekat rumah di tingkat SD. Sewaktu SMP, jam pulang saya relatif tetap selama dua tahun di kelas akselerasi di sebuah SMP negeri favorit sekota Pekanbaru, jadi soal penjemputan tidak jadi soal. Hanya sesekali saya akan meminjam HP teman untuk hal-hal urgen seperti kelas dipulangkan lebih awal karena guru rapat atau takziah. Itupun hanya untuk mengabari bahwa saya akan naik oplet pulang. Di bangku SMA, saya berangkat ke sekolah pakai sepeda motor dibonceng Abang. Sehingga membeli HP di kelas 1 SMA bukan lagi untuk hal-hal urgen atau krusial tapi untuk bersosialisasi.
Kemudian saya pindah ke Singapura untuk melanjutkan studi strata satu. Di sini saya merasa ada kebutuhan untuk berhubungan dengan orang tua secara reguler. Dikarenakan alasan biaya sambungan internasional, saya yang menelepon ke HP ayah dengan kartu telepon yang bisa dibanderol dengan harga 10 dolar Singapura.
Empat tahun di Singapura, dua tahun mondar-mandir Jakarta-Malang-Jakarta, lalu satu tahun tiga bulan di Inggris, dua adik saya sudah masuk kuliah dan mereka kuliah di Pulau Jawa. Satu hal yang saya rasakan berubah sepulang studi di Inggris (dan sebelum si bungsu juga merantau ke Jawa untuk kuliah) adalah Ayah akan selalu membeli paket telepon yang habis sebelum pukul lima sore untuk menelepon anak-anaknya (nomor 1, 3, dan 4). Awalnya, saya merasa sedikit cemburu, "Perasaan Bening ga sering ditelepon deh." Tapi kemudian saya tersadar bahwa telepon sambungan internasional tidak sederhana bagi mereka.
Melihat lebih dalam pada pola beli paket telepon ini jika dibandingkan dulu saat kami masih kecil-kecil, ada dua hal yang berubah: 1) anak-anak mereka jauh berkelana, 2) mereka punya waktu buat ini semua.
Terutama sejak anak perempuan yang pergi merantau intensitas menelepon ini meningkat. Di tambah lagi, satu anak lagi perlu dikontrol makan obatnya karena punya asthma. Di sisi lain, ini jadi cara mereka mengisi waktu yang kosong. Ya, lepas zuhur pasar seperti kehilangan pengunjung.
Setelah kebakaran Pasar Cik Puan tahun 2015, fisik pasar berubah dari penampungan yang sederhana menjadi penampungan yang sangat sederhana. Terlebih, para pedagang harus membangun fisik pasar itu dengan uang sendiri. Belum lagi mereka harus mengusahakan cara bagaimana kedai bisa berisi (baca: punya barang dagangan yang cukup) lagi. Berhutang dengan grosir di Pasar Aur Kuning Bukittinggi atau kenalan grosir lain di Pekanbaru, Jakarta, atau Medan menjadi salah satu jalan melanjutkan roda ekonomi keluarga. Sayangnya, saya tidak melewati masa-masa ini. Bulan puasa 2015 pasar terbakar, lepas lebaran Idul Fitri saya sudah harus ke Jakarta untuk mengurus dokumen beasiswa. September 2015 saya terbang ke Negeri Ratu Elizabeth.
Melihat peta pedagang retail pasca kebakaran 2015, para pemilik ruko di sepanjang Jalan Harapan Raya, Jalan H.R. Soebrantas, dan bilangan Arengka-Panam semakin kokoh menancapkan pancang usaha mereka. Semangat berjual-beli pakaian keluar dari pusat kota (Pasar Pusat, Pasar Kodim, Pasar Bawah dan Pasar Cik Puan) ke daerah pemukiman di pinggir kota. Pasar-pasar kaget kemudian menjamur menyerap daya beli dan menyisakan sedikit untuk pasar-pasar basah tradisional.
Mungkin menelepon anak-anak mereka di rantau adalah cara mereka melupakan lelahnya menahan terik panas Kota Pekanbaru dan capainya menunggu pelanggan untuk hasil yang membuat 'pandangan jauh'. Saat kemajuan teknologi jual-beli daring juga menggeser pola perdagangan, Video Call adalah anugerah perubahan zaman untuk mereka. Mereka tidak butuh banyak dalam sebulan: uang dapur seadanya, paket telepon dan internet, tagihan listrik, dan sedikit dihemat-hemat untuk mengirimi uang kos, jajan bulanan, dan bea semesteran dua anak mereka yang masih kuliah di Jawa.
28 notes · View notes
whitepetaaals · 4 years
Text
I Miss You, I Miss The Ocean - KKN 2018 (PART 1)
Hai selamat datang di ceritaku, kali ini aku akan berbagi sebuah cerita kehidupan yang sangat indah dan berarti bagi ku selama hidup ini.
Pertengahan tahun 2017, sangatlah tidak mudah bagiku, aku mengalami goncangan yang tidak bisa aku handle. Sampai pada awal 2018 aku menantikan moment dimana aku bisa melewatinya meskipun juga tidak mudah.
Di kampus ku ada program setiap tahunnya yaitu dinamakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) setiap mahasiswa di semester 7 akan di kirimkan ke berbagai wilayah di Indonesia untuk menerapkan ilmu nya di luar sana dengan masyakarat setempat. KKN ini sendiri di bagi 2 jalur, jalur mandiri (ditentukan sendiri) atau jalur kampus (ditentukan pihak kampus).
Singkat cerita, aku memang ingin KKN yang mandiri dan awalnya berniat KKN di daerah pegunungan, tapi kenyataannya aku akhirnya KKN di luar pulau jawa HeHeHe tepatnya di Kabupaten Wakatobi-Sulawesi Tenggara. Niat awalnya lagi, aku ingin yang sekalian jauh ke Timur (tapi tidak jadi). Akhirnya jatuh ke Wakatobi karena saat itu masih cari anggota belum ada reqruitment jadi langsung lolos tanpa tes.
Alasan kenapa jauh? Aku ingin mandiri, aku ingin kehidupan lain yang dari biasanya, jika aku masih berada di pulau jawa bagiku tidak akan jauh berbeda. Aku juga ingin menghilangkan berbagai macam ketakutanku terhadap sesuatu, aku sangat takut dengan laut (bawah laut terutama), aku takut dengan ombak, aku punya phobia ketinggian, aku punya rasa tidak suka terhadap bau amis. Tapi positifnya aku sangat cinta bermain dengan anak-anak, dan selama 45 hari KKN kekuatanku bertahan ada di anak-anak.
Sebelumnya KKN ku memang periode akhir atau periode kedua dari bulan Januari-Februari selama 45 hari. Dan karena ini mandiri semua biaya tim yang cari mulai dari sponsor untuk sangu berangkat dan kebutuhan lainnya. Sebelum mulai KKN kita selalu adain rapat di setiap malam per minggu nya, kita juga buka garage sale untuk biaya tambahan meskipun hal ini juga akan di ganti kampus (terutama uang ongkos pp dan biaya makan 45 hari).
Cerita di mulai dari tanggal 9 Januari 2018, di mulai dengan pembukaan dengan upacara kita membentuk tim (sesuai kelompok KKN). Ini adalah moment terakhir kali kita d lepas keluar kampus dan berpisah oleh teman-teman tersayang. Teman-temanku rata-rata KKN di sekitar pulau jawa dan hanya aku dan satu temanku yang jauh.
Tumblr media Tumblr media
Sebelumnya, aku udah persiapan untuk kebutuhan selama 45 hari mulai dari barang pribadi dan kebutuhan program kerja selama di sana. Dan aku cukup detail saat packing jadi tidak ada barang sedikitpun yang ke missed saat berangkat dan pulang :)
Tim Wakatobi ada 40 orang di bagi 2 Tim, jadi 20-20 atau menjadi 2 desa. Tim sebelah Desa Kalimas, dan aku ada di Tim Desa Lefuto kecamatan Kaledupa. Sebelumnya Kab. Wakatobi itu di bagi menjadi 4 pulau (Wanci-Kaledupa-Tomia-Binongko). Pusatnya sendiri ada di Wanci / Wangi-Wangi. Wakatobi di kenal dengan keindahan dasar lautnya, mereka juga menghasilkan pengrajin yaitu Kain khas Buton.
Singkat cerita, aku berangkat dengan 11 orang kalau tidak salah dengan naik pesawat. Iya aku pilih naik pesawat HeHe sisanya ada yang naik Kapal duluan dari Pelabuhan Surabaya, ada yang belakangan. Aku bertolak ke Surabaya dengan 11 anggota naik bis kumpul di kampus (karena pesawat kita dari Bandara Juanda; lebih murah wkwk). Sampe Bandara wkt dini hari sedangkan pesawat kita pagi hari (jadi kita nunggu dulu). Perjalanan cukup melelahkan karena seharian. Gak sempet makan, dan sekalinya makan di waktu nunggu keberangkatan selanjutnya itu hanya di Bandara Haluoleo - Kendari di waktu siang Bolong. Aku untungnya persiapan walaupun berapa kali minum obat Maag (iya aku punya maag).
Pada tanggal 12 Januari 2018, aku tiba dengan selamat di Bandara Matahora Wakatobi. Sebelumnya aku sempat 2x transit yaitu di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Haluoleo Kendari. Setiba nya di Bandara Matahora kita langsung di jemput sama pihak yang telah membantu kita dari Kab. Wanci. Kita di ajak keliling2 daerah Wanci mulai dari pantai walaupun dengan waktu singkat. (Fyi: kendaraan di sana hanya sedikit cuma ada mobil, angkot, motor roda 3 / viar).
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Nah ini waktu aku dan tim setiba nya di Wanci, kita ke dermaga yang sangat terkenal di Wakatobi. Dermaganya panjang banget, saat itu suasanya sangat mendung (kebetulan sudah menjelang sore hari) dan ombak sangat tinggi dan besar, angin juga berhembus sangat kencang. Saat tiba, aku selalu berpikir saat itu apa aku bisa melewatinya hari demi hari (aku punya kesulitan dalam beradaptasi dengan kelompok). Aku selalu berpikir apakah ini akan jadi awal yang baik buat aku. Saat itu juga ketakutanku semakin menjadi jadi karena pikiran buruk. Sebelumnya aku sudah mendengar berbagai macam cerita KKN dari periode sebelumnya maka dari itu aku selalu berhati-hati setiap melangkah.
Hari demi hari aku lewati, awalnya aku kaget dengan semua keadaan. Hari pertama kali menginjakkan kaki di tanah Wakatobi aku dan tim nginep sehari di penampungan orang Taman Nasional setempat. Esok hari nya baru bertolak ke Pulau Kaledupa tempat dimana KKN ku di laksanakan. (Fyi; jam operasional kapal hanya ada pagi dan sore sesuai jam yang di tentukan kebetulan saat itu kapal sudah tidak beroperasi). Saat hari itu tiba, aku dan tim mulai mengemas barang2 dan naik kapal kayu. Perjalanan di tempuh memakan waktu sekitar sejam-an dengan cuaca HUJAN TIBA TIBA dan OMBAK KENCANG :) (udah mau nangis aku seperti badai).
Setibanya di Dermaga (aku lupa nama Dermaga nya) hujan masih mengguyuri aku dan tim semua barang bawaan basah. Kami di jemput dari Dermaga ke tempat kami tinggal dengan kendaraan Mobil (tentunya empet empetan tapi itu tidak pernah terlupakan). Ketika aku sampai di rumah yang kita namakan Posko, aku kaget lagi HAHAHA. Sebelumnya ibu ku pernah bilang saat aku minta ijin “KAMU YAKIN TEMPATNYA LEBIH DESA DARIPADA DI KAMPUNG LOH TAN” iyah betul ajah. Kebetulan tim aku dapet posko yang lumayan menyedihkan yaitu hanya sepetak dengan satu kamar utama yang kecil dan kamar mandi yang tidak jadi juga tidak ada dapur. Untungnya posko aku dekat dengan rumah Bapak Desa jadi mandi kita numpang, tapi setelah berlama disana kita juga buat dapur buatan / dadakan. Kita juga buat jemuran di depan rumah. (Fyi; halaman depan rumah disana = menghadap laut, sedangkan halaman belakang menghadap jalan).
Dan inilah berbagai macam kesulitanku :
Nyuci pake tangan (agak kesulitan kalo baju baju besar) tapi lama2 di sponsorin mesin cuci tetangga walaupun edan eling selama 45 hari tapi lumayan tertolong
Sabun CUCI dan perlengkapan lainlain hilang tanpa jejak sampai akhir KKN gatau siapa yang nyolong :)) padahal udah persiapan banget wkt d solo
Makan, selama disana makan di jadwal setiap hari nya dan yang masak di bagi kelompok hampir tiap hari menu makanan hanya sayur2 yang biasa dan seadanya. Dan menu ikan hampir sering karena murah dan menu Ayam paling jarang karena mahal sekalinya makan itu kalo lagi kaya raya atau pesta besar HaHaHa
Kalau sakit... agak kesulitan karena puskemas setempat tidak cukup mengatasi. Aku sempet bermasalah kupingku (karena sebelum berangkat lupa buat ke THT rutin bersihin kotoran telinga) then aku kesulitan disana dan mengharuskan aku pergi k kabupaten (nyebrang pagi pagi naik kapal bersama 2 temanku yang juga mau k rumah sakit).
Panas. Saat itu padahal masih musim hujan tapi panas pwoll sekalinya hujan kaya badai genteng mau copot rasanya rumah kaya mau terbang. Saat panas banget rumah kaya neraka bocor karena mostly rumah disana genteng nya menyerap panas dan saat hujan akan berbunyi seperti pelatuk pelatuk.
Setiap tidur mandi keringet, pagi pagi udah panas banget matahari selalu udah di atas walaupun belum di tengah tengah. Kita kaya di jempur seperti ikan pepes.
Anak - anak SD terutama sulit di atur, aku selalu cari cara untuk mengatasinya tapi tetap menyenangkan ^^
Awalnya listrik lagi masa percobaan 24 jam di Kaledupa, di beberapa minggu pertama tidak ada masalah sampe di minggu-minggu akhir listrik hanya setengah hari :)
Awalnya aku sedikit kaget dengan alas tidur karena hanya karpet dengan alasnya semen biasa yang itu sangat bikin sakit sakit. Setelah lama mulai terbiasa aku juga cukup anteng kalo tidur, tapi semua kerasa banget setelah akhir akhir KKN badanku sakit semua kaya mau copot kretek kretek.
Oke selanjutnya moment menyenangkan ku :
Aku udah persiapan banget buat jaringan hpku jadi aku beli provider dan ganti nomor di solo jadi selama disana gak ada kesusahan bahkan sinyal lancar jaya di tengah laut pun juga ada.
Aku cukup introvert dan senang menyendiri jadi aku suka berpergian sendiri sama temanku di desa sebelah kita nyari spot menarik disana.
Aku suka mengabadikan moment dengan foto atau video dan saat disana cukup asik dan jadi memorable.
Aku pertama kalinya mencoba diving, awalnya takut dan sempet buat masalah temanku terkena bulu babi karena aku. Aku tidak bisa berenang dan anak yang cukup panikan (sebelumnya aku belum pernah berenang di laut) dan karena inilah aku melawan rasa takutku. Aku berani dan bisa menyelam dengan bantuan diver yang ahli, yaa cukup dalam saat itu tapi aku nyerah. Aku diving hanya sekali. Alasannya? Next story~
Aku setiap harinya main sama anak-anak itu adalah energi ku. Mereka unik-unik, mereka polos banget, walaupun susah di atur. Aku banyak belajar dari mereka terutama kesabaran lebih dan lebih.
Aku berhasil buat salah satu anak kecil yang tidak suka aku dan menjadi suka sama aku itu sangat berarti ^^
Moment lainnya aku berhasil melaksanakan program kerjaku yaitu Taman Baca Dongeng, walaupun cukup kesulitan dengan menghandle anak-anak kecil saat itu tapi pada akhirnya berhasil.
Banyak moment yang bisa aku ceritakan dan tidak bisa aku ceritakan juga, next story~
0 notes
jurigdiction · 4 years
Text
Entry 09 - Kampus
Sebentar inget-inget dulu,
Salah satu kejadian yang lumayan berkesan waktu kuliah itu saat semester 6 kalau ngga salah. Yah, setiap kampus wajib ada cerita jurignya kan. Waktu itu ada kelas jam 6 sore. Seharusnya siang, tapi karena dosennya ada keperluan jadi kelasnya diundur sampe sore/malam.
Pukul 5. Angin mulai bertiup kencang, angin mendung semakin gelap. Oiya, kampusku disebut kampus hijau disini karena memang seluruh area kampus kayak hutan. Pohonnya besar-besar. Ditengah kampus ada area yang isinya semuanya pohon beringin. Enak buat ngumpul siang-siang. Bikin tutor juga enak, adem. Next. Pohon pohon gede tadi mulai menari diterpa angin yang makin lama ngga enak. Isi kampus tentu saja tinggal beberapa orang, yang ada kegiatan tambahan atau seperti kami. Jam 6, kelaspun dimulai. Daun jendela terbanting-banting dihembus angin, kami memutuskan menutup semuanya. Tambahan, waktu itu kami cuma sekitar 10 orang. Kelasnya memang dibagi ke kelompok kecil. Tiba-tiba lampu mulai berkedip, suara angin kasar sekali dari luar. Kami berusaha mengacuhkan tapi tentu aja ada temanmu yang sangat kucur belum apa apa udah ketakutan.
Tumblr media
Dan kejadian. Petir besar menggelegar diikuti padamnya listrik. Tentu saja teriakan dimana mana. Semuanya langsung beringsut memegangku, tanganku bukan yang lain. Ya gimana kelompok kami yang cowo cuma 2 orang itu juga agak kemayu. Dosen kami langsung pergi keluar dan menghidupkan senter di handphonenya. Kami juga berjalan keluar, seluruh kampus kami mati lampu. Hujan sudah turun dan sangat deras.
Dosenku berusaha menghubungi dosen lain dan penjaga kampus. Tapi sinyal rusak? Karena hujan? Mbuh. Kamipun dikumpulkan kembali ke kelas buat menunggu. Tidak ada cahaya selain dari senter hp. Jadi sebaiknya tidak bercerai berai dalam kondisi begitu kan. Hening. Kami mulai berusaha ngobrol agar tidak terlalu hening dan panik. Tiba-tiba seseorang berteriak dari luar. Perempuan.
Kami pun ikut panik mendengar teriakannya dan melihat keluar. Seorang mahasiswi, yang sepertinya dari jurusan seni tari, berlarian di lorong kampus. Fak. Udah ngga beres.
Kami kembali disuruh masuk oleh dosen sementara mahasiswi tadi dikejar oleh teman-temannya. Dia meronta dan berteriak. Ok.
Tidak lama kembali terdengar suara teriakan. Laki-laki. Apalagi ini pikirku. Teman-temanku mulai ketakutan dan menghampiriku seperti laron ketemu lampu. Teriak diluar mulai bersahut sahutan. Perempuan, laki-laki, kadang bersamaan. Mereka meronta bahkan menyakiti teman yang memegangi mereka. Lampu juga belum menyala. Hujan makin deras. Ranting pohon juga beberapa patah. Semakin berbahaya jika ingin kabur dari situ. Teman teman mereka mulai membacakan ayat-ayat suci dari kitab masing-masing dengan harapan menenangkan teman mereka. Tidak semudah itu Anabel.
Tumblr media
Teriakan semakin menjadi dan kami pun keluar kelas beramai-ramai. Salah satu dari yang teriak berlari ke arah kami. Teman-temanku yang baik malah menyodorkanku dan mereka sembunyi dibelakangku. Fak :)
Mahasiswi yang berlari ke arahku berhenti didepanku , cuma kutanyai “ngapain sih?” dia jatuh ke lantai minta ampun. Lah aku cuma nanyain maimunah. Teman temannya datang dan memeganginya, salah satu temannya yang kristiani membacakan bait bait dari alkitab kemudian menggigit(?) jempol kakinya sampai berdarah. Sumpah ngga bohong, ini beneran bukan mengada ada. Dia emang gigit itu ibu jari temannya dan aku cuma seperti gif dibawah ini.
“It must be hurt after she awake later...”pikirku
Tumblr media
Bertahap yang kerasukan bertambah. Lah ini massal? Repot hh..
Teman-temanku mulai menangis ketakutan dan masih memegangiku malah makin erat. Tak satupun dari mereka yang kerasukan untungnya (wink). Ngga lama temanku datang bersama dengan ketua bem.
“Walah party nih? Ngajak dong kalau party”
“Party kepalamu. Tolongin tuh kasian, sampe digigit loh..”
“Loh kenapa digigit bang?!”
“Supaya dia kesakitan bang jadi keluar”
“Kawanmu yang kesakitan nanti kalau udah sadar bang, cemananya abang ini. Udah sini”
Dia mulai membacakan sesuatu sambil memegang kepala mahasiswi tadi yang masih meronta-ronta, ngga lama dia tenang. Pinksun.
Dia mulai melakukan hal yang sama kepada mahasiswa lain yang berperilaku seperti mahasiswi tadi.
“Kau tuh kenapa ngga nolongin duluan sih” ujarnya padaku setelah selesai
“Aku ngga bisa apa apa kok” jawabku
“Ngga mau susah kau ya” sambil melihat temanku yang masih sembunyi dibelakangku
“Op kors”
Hujan mulai reda. Angin pun reda. Listrik mulai menyala lagi. Anak-anak yang tadi pinksun satu persatu sadar. Seperti dugaan kami, mahasiswi tadi kesakitan. Dia sampai ngga bs berjalan dengan benar dan harus dipapah temannya. Ngapain coba digigit astagadragoon.
Kami pun diarahkan dosen untuk segera pulang. Kelas dibatalkan. Semua mahasiswa harus pulang. Sampai di parkiran helm temanku hilang. Hh.. maling helm? Saat kami berjalan keluar parkiran motor aku dan beberapa temanku melongok ke lantai tiga gedung kampus kami. Seseorang berjalan memakai helm temanku yang hilang.
“Heh kau liat itu kan..helmku..” ujar temanku pelan
“Aku ngga buta” jawabku
“Kan akses tangga ke lantai 2-3 ditutup sejak jam 4 tadi. Ngga ada yang bisa naik ataupun turun. Dirantai dan digembok kan..” sahut temanku yang lain
“Udah ayo pulang aja”
Kami pun langsung ngebut kembali ke rumah masing-masing
Itu apaan? Jurig lah apa lagi. Jurignya menyebabkan hujan dan angin? Ya kaga doraemon. Itu cuma mereka ngambil kesempatan dalam kesempitan
- Aki 01
0 notes
faizkurn · 4 years
Text
Manasin Motor, Kue Ape, dan PLN
Jadi ceritanya hari ini gue berangkat subuhan pake motor, padahal masjidnya deket rumah. Ibarat kata orang, kepleset juga nyampe. Walaupun sebenernya ga yakin gue ada orang bisa kepleset sampe ratusan meter, mana ketemu kubangan aer sama beberapa polisi tidur. Parah emang polisi, subuh-subuh malah tidur, di jalanan pula wkwkw.
Niatnya emang bercabang, abis subuhan mau keliling nyari sarapan. Maafkan hamba ya Allah niatnya ga lurus, tapi yang ini cabang niatnya baik kok, sungguh. Niatnya itung-itung manasin motor, rada males soalnya kalau sampe mesti ngebengkel cuma karena lupa manasin motor. Kesannya kaya ga sayang gitu sama motor sendiri. Sama motor aja ga sayang, apalagi sama istri? Untung belom punya.
Asik bener emang naik vespa ba’da subuh. Jalanan belom rame. Udaranya masih seger, ya walaupun ga terlalu terasa juga sih karena gue pake masker terus pake helm full face, tapi adem aja gitu rasanya. Nyaman. Bikin khusyuk buat berbincang dengan nurani, apalagi disambi dzikir. Yaa Rahim, Yaa Rahim, Yaa Rahim. Soalnya kata ustadz Hanan, Allah seneng banget kalau kita puji-puji, kita minta-minta dalam doa. Biar kaya kisah ibu Tua yang mendatangi Nabi Musa. Sesungguhnya rahmat Allah mendahului takdir-Nya. Uh, sedap.
Setelah keliling-keliling liat opsi sarapan yang ada, pilihan gue jatuhkan ke kue ape. Udah lama soalnya ga makan kue ape. Tau kan kue ape? Itu lho, jajanan SD yang bentuknya kaya gunungan warna ijo, terus di pinggirnya kering kaya pinggiran martabak. Atau mungkin lo bakal lebih ngeh kalo gue nyebutnya kue tet*.
Balik ke rumah, tanpa basa-basi langsung gue sikat kue ape yang udah gue beli. Udah cuci tangan dll dulu sebelumnya tentunya. Kebetulan juga ada kuaci rebo yang tetap nikmat dinikmati walau hari jum’at. Halah, ngiklan. Nyokap juga langsung nimbrung ikut ngemilin kue ape yang gue beli. Enak emang, ngingetin sama masa kecil.
Tapi lagi asik-asik makan, nyokap bilang “Dek, ke PLN gih bayar listrik, mumpung belom ganti baju, sekalian beli gula di warung, kalo nanti-nanti keburu sholat Jumat”. Sebenernya ga bakal keburu sholat jumat juga sih, lha wong ini masih pagi bener, sholat jumat mah kan siang. Gue mau sholat dhuha dulu abis itu jumatan di sukabumi juga kekejar. Tapi berhubung ibunda sudah bersabda, untuk apa lagi ananda berkata-kata. Langsung berangkat gue. Pake masker lagi, pake helm lagi, ngeluarin motor lagi yang baru aja beberapa menit lalu dimasukin. Gas.
Ngegasnya pelan-pelan. Bukan karena males, tapi ngebut juga biar apa, lha wong masih pagi. Eh, waktu lagi santai-santai ngegas, tiba-tiba aja motor yang persis dibawa bapak-bapak di depan gue kepleset. Gedubrak aja, nyeret di jalan dua-tiga meter. Untung gue pelan bawa motornya, jadi bisa ngerem terus ngehindar. Tapi orang-orang sekitar langsung ngeliatin gue dengan tatapan tajem, seakan-akan si bapak kepleset gara-gara gue senggol karena kebetulan gue yang persis ada di belakangnya tadi.
Tapi sabodo teuing ah, gue daripada sibuk membela diri, mending bantuin si bapak yang kesulitan bangun. Ibu-ibu tukang nasi uduk yang ada di deket situ juga langsung bergegas nuangin teh anget buat dikasih ke si bapak, biar tenang. Tapi si bapaknya nolak, dia bilang ga apa-apa.
Gue pikir ngantuk nih si bapak, bisa sampe kepleset gitu. Tapi pas gue tanya, sebenernya barusan kenapa, si bapak dengan entengnya jawab: “Ini barusan helm yang saya kempit mau jatoh, jadi sayanya goyang pas mau ngambil”.
Meh.
Si ibu yang dari tadi megangin teh anget mukanya langsung kesel. Mungkin dia nahan-nahan pengen nyiram itu teh ke si bapak terus bilang “MAKANYA PAKE HELM TUH DI KEPALA, EMANG SITU NGEMPIT HELM DI PAHA MAU NGELINDUNGIN APA?!” untungnya enggak. Karena sayang tehnya kalau sampe disiram, mending buat gue, haus ini abis makan kue ape sama kuaci belom sempet minum udah disuruh ke PLN. Si bapak yang diliatin ibu tukang nasi uduk tadi langsung senyum canggung karena sadar diri, terus make helmnya tadi, kali ini di kepala, ga dikempit lagi di paha. Untung aja tu pala tadi ga bocor pak, pak.
Kejadian ini tiba-tiba ngingetin gue sama kejadian-kejadian sederhana yang ada di sekitar kita. Kayanya, kita sering banget deh ngelakuin kesalahan yang sebenernya kita udah tau kalau itu salah, tapi masih aja dilakuin. Dari hal kecil kaya ngumpul-ngumpul teu puguh, padahal udah tau situasi lagi pandemi dan angka kasus positifnya naik terus tiap hari, mending amat kalau pake masker, boro-boro deh. Sampe hal besar kaya nunda-nunda sholat terus udah aja tau-tau lewat waktu sholatnya, padahal siksa neraka dari dulu sampe sekarang kabarnya ya masih sama, berat banget, ga enteng kaya diklitikin atau ditoel-toel doang.
Astaghfirullahaladzim. Kita ini sering banget egois kali ya. Giliran diingetin gini, bawaannya pengen cari-cari alasan yang bisa ngebela tindakan kita seakan-akan bener. Padahal mah di hati kecil kita juga kita tau kalau itu keliru.
Astaghfirullahaladzim. Astaghfirullahaladzim. Astaghfirullahaladzim.
Astaghfirullahaladzim. Astaghfirullahaladzim. Astaghfirullahaladzim.
Astaghfirullahaladzim. Astaghfirullahaladzim. Astaghfirullahaladzim.
Lagi banyak-banyak istighfar nginget dosa dan keegoisan diri sendiri, tau-tau sampe PLN. Dan pas turun dari motor, gue ketemu hal yang bikin istighfar gue makin kenceng. Tau apa? Iya, PLN masih tutup. Kepagian. Bapak-bapak yang lagi jaga di situ sampe ngecengin, “rajin bener neng kaya anak sekolahan”. Uasem tenan.
0 notes
infokramabadung · 4 years
Photo
Tumblr media
SEMETON BANTU BU PUTU YUK 😥🙏 ⠀ Repost @tio_russ Tgl 1 kemarin, sekitar pk 10.05 WITA ibu Putu dijambret waktu naik motor & motornya ditendang oleh 2 orang pelaku. Saya waktu itu habis pulang antar teman Ci @christinasuwandi di Br Semer. Pas mau nanjak di jembatan sebelum gym yg ada bangkai pesawat terbang (gate 88) dari arah berlawan ada 2 motor, yg 1 tiba-tiba jatuh. ⠀ Kami turun & kaget melihat ibu ini wajahnya sudah berdarah², motornya rusak parah menabrak tiang listrik. Kami kira kecelakaan biasa tahunya ibunya bilang dia dijambret tasnya & ditendang oleh motor yg sudah membuntutinya. Awalnya saya antar ibu ini ke RS Siloam tp setelah keluarganya datang diputuskan u/ dipindahkan ke RS Kapal. Saya juga yg mengantar kepindahannya ditemani oleh suaminya. Laporan ke polisi sudah dibuat. Ternyata setelah saya posting di FB salah satu teman saya yg juga doglovers @mamanaputu berkomentar kalau korban adalah iparnya. ⠀ Yg jadi masalah sekarang bu Putu & keluarga tidak punya biaya sama sekali untuk operasi. Tangannya patah waktu jatuh, besok operasinya. Suami bu Putu juga dirumahkan krn Covid. Mereka masih punya 3 anak kecil, salah satunya bayi umur 3 bln. Yg lebih ngenes, waktu dijambret bu Putu baru gajian 500ribu katanya 😭 ⠀ Yuk kita patungan buat bu Putu. Biaya yg diperlukan sekitar Rp 30 juta. Berapa saja pasti akan sangat membantu. Bu Putu yg tadinya tulang punggung keluarga sekarang harus terbaring sakit, bagaimana nanti nasib anak²nya yg masih kecil? Untuk donasinya saya pinjam rekening rekan saya mb @tinatandun agar tidak tumpang tindih dengan donasi ke Rumah Singgah. Nanti saya yg akan update donasinya juga. Yg berkenan membantu dapat menyalurkan bantuannya melalui: BCA 1460979044 an Augustinawati Untuk konfirmasi WA +628123840349 ⠀ Bu Putu Rahayoni dirawat di RS Kapal Ruang Janger No 11 Kejadiannya di Br Semer, tempat tinggal bu Putu di Kayu Tulang (Uma Buluh, BTN Mahesa Tama Graha, Suami Ketut Wijaya) ⠀ Terimakasih banyak & GBU 🙏 ⠀ #infokramabadung #bantushare #kitasemuabersaudara #salingbantu https://www.instagram.com/p/CCL-oUvnzFt/?igshid=eouvx68w2q7m
0 notes
edelwis2793 · 4 years
Photo
Tumblr media
Tahukah kamu jika ada beberapa jenis kesehatan yang tentunya perlu kita jaga : A. Kesehatan tubuh atau kesehatan jasmani alias fisik yang dinilai dari kondisi fisik seseorang. seperti terbebas dari luka atau pun terbebas dari penyakit. untuk jaga kesehatan jasmani normal aja sih, kaya orang orang, makan teratur, pola makan dijaga, rebahan secukupnya, aktifitas fisik jangan terlalu di forsir, kalau suplemen aku suka minum sari kurma. Uwwuuuu. B. Kesehatan mental merupakan kesehatan yang dinilai dari kondisi jiwa atau pun mental seseorang.  Istilah kesehatan mental ini hanya di miliki orang yang punya kestabilan emosi, keseimbangan jiwa, serta tidak terlalu banyak memikirkan permasalahan. menurut aku ada satu lagi sih jenis kesehatan, KESEHATAN DOMPEEEET , ini super logis, dan buat yang punya anak yang banyak dan masih kecil, punya usaha/bisnis dan jika kebutuhan rumah tangga yang mencover keluarga yang lain. sebab ternyata ini faktor yang cukup signifikan mempengaruhi kesehatan fisik dan kesehatan mental. kebanyang kan jika kesehatan dompetnya super sehaat turah turah dijamin tidak ada pikiran gimana caranya dapet duit dan harus bisa memangkas kebutuhan fisik. ya walaupun ada yang dompet sehat tapi digunakan untuk berobat terus, dan akhirnya jadi pikiran dan kesehatan mental juga down. bahkan angka perceraian tinggi disebabkan karena masalah ekonomi / keuangan. Jadi kesehatan dompet ini termasuk penting banget dijaga. Jika kepengen jaga kesehatan fisik dengan olahraga eh keinget dompet kosong pasti lebih milih cari duit, dan jika kepengen jaga kesehatan mental tapi liat tetangga nurunin motor baru dari pick up sirik sedangkan buat beli token listrik aja mikir ya ga jadi sehat mentalnya. Makanya salah satu ikhtiarnya ya kerja, gabung jadi reseller, ikut jualan, biar kesehatan dompet teratasi. hobinya makan tapi ga pengen naik berat badan cukup sekian dan siap nerima pendaftaran salam sehaat, semoga kita sehaat selalu @rosmalina_edelwis @stiletto_book @stiletto_indiebook #NulisBarengStiletto #NulisBarengHari7 #day7 #kesehatan #kesehatanfisik #kesehatanmental #kesehatandompet #openrecruitment #openreseller https://www.instagram.com/p/B-r8EXeHGEW/?igshid=lhjfd8zrhb1h
0 notes
nunkilarasati · 7 years
Text
Lara Cinta, pt 1.
Hari itu hujan rintik-rintik, seorang gadis tergopoh-gopoh berlari sambil menarik koper, tas ransel di punggungnya bergerak naik dan turun seirama langkah kakinya. Ia nyaris saja tertinggal oleh pesawat yang akan membawanya kembali ke kota dimana kenangan masa kecilnya bersemayam. Gadis itu duduk di kursi pesawat tepat lima belas menit sebelum pesawat tersebut lepas landas. Hidungnya kembang kempis mengatur nafas yang berantakan, macetnya kota Bandung yang tidak bisa diprediksi membuat ia hampir batal terbang Tanpa ia sadari, sedikit senyum kecil tersungging di ujung bibirnya
Satu jam tiga puluh menit kemudian, awak kabin pesawat memberi informasi bahwa pesawat akan mendarat di Bandara Juanda Surabaya Satu jam tiga puluh menit yang membuat jantungnya berdegup lebih cepat hanya mampu ia redam dengan mendengarkan playlist lagu di iPodnya Satu jam tiga puluh menit yang terasa lama Sebentar lagi ia akan bertemu dengan sahabatnya setelah satu tahun tidak bertemu Rindu yang membuncah Tawa yang renyah Ia rindu sahabatnya
Lara dijemput seorang teman SMAnya, Lara yang mudah bergaul tak sulit mendapat bala bantuan setiap kali ia main ke Surabaya Dada Lara berdegup cepat, betapa ingin ia bertemu sahabatnya itu; sahabatnya dari kecil Hari masih siang ketika Lara tiba di rumah, ia disambut oleh tantenya yang menempati rumah tersebut. Sore hari itu pula ia langsung pergi bertemu kawan-kawannya Lara sudah cukup menahan rindu selama 1 tahun Rindu akan makanan dan suasana kota masa kecilnya Lara baru tiba di rumah lagi pukul 8 malam, rumahnya kosong ketika ia sampai, tidak ada siapa-siapa, bahkan untuk masuk ke dalam rumah saja Lara tidak bisa. Diambilnya telepon genggam dari tas kecil yang ia bawa, Lara mengetik sesuatu, tak sampai lima menit telepon genggam tersebut sudah bergetar
“Kamu kekunci di luar rumah? Kok bisa? Ya udah, bentar lagi aku kesana. Tunggu ya” ucap seseorang diseberang sana tanpa sempat Lara jawab
Lima belas menit Lara menunggu diluar rumah, untungnya ia masih bisa masuk ke garasi mobil yang tersimpan sebuah kursi rotan sehingga Lara tidak perlu menunggu sambil berdiri. Garasi mobil rumah Lara memang tidak pernah di kunci sebab tak ada satupun kendaraan di rumah itu. Lara menunggu dengan sabar, sesekali ia memukul nyamuk-nyamuk nakal yang menggigit. Kemudian di dengarnya suara motor yang tiba di depan rumah, seorang laki-laki mengenakan jaket jeans warna biru muda melongokkan kepalanya
“Angga?” tanya Lara “Nunggu lama ya?” balas laki-laki yang bernama Angga itu “Lumayan, untung aku bisa ngehubungin kamu” jawab Lara “Iya, kebetulan aku lagi dirumah. Ya udah, sekarang mau nunggu tante disini atau pergi keluar?” “Pergi aja yuk”
Disusurinya jalanan kota itu dengan lampu-lampu yang terang menerangi Diatas motor Angga, Lara menikmati udara malam Lara dan Angga akhirnya berhenti disebuah kedai kopi yang baru saja buka Setelah memesan minuman, mereka mulai bercerita Laki-laki inilah yang dirindukan Lara, yang membuatnya tak sabar ingin segera mendarat dan turun dari pesawat Sahabatnya dari kecil 11 tahun telah berlalu sejak pertemuan pertamanya dengan Angga di Sekolah Dasar Lara ingat betul tingkah Angga dulu, salah satunya adalah mencoret-coret namanya di tiang listrik, yang kemudian disusul Lara dengan ejekan
“Angga monyet!” teriak Lara
Lara ingat betul bagaimana Angga perlahan menjadi bagian dari kisah hidupnya Menjadi saksi atas jatuh bangunnya Lara menuju dewasa Angga selalu ada disana Di samping Lara
Kini dihadapannya Angga menjelma menjadi laki-laki dewasa, Angga tidak lagi sekurus dulu, rambutnya tidak lagi cepak, kini Angga tampil dengan rambut gondrong, teramat sangat mencerminkan anak kuliahan, Angga juga jauh lebih tinggi Angga banyak berubah, tetapi kebaikan hatinya masih sama bahkan jauh lebih baik dari jaman dulu Lara bercerita banyak hal, pun juga Angga. Mereka tidak segan bercerita tentang kisah cinta mereka Lara baru tahu, Angga belum lama ini putus dari pacarnya
“Ya, dia sering main sama sahabatnya. Terus mungkin jadi ada cinta. Ya udah, kita putus deh. Daripada dia ngga bahagia sama aku, Ra” cerita Angga
“Kalau gitu sih, nanti juga dia yang nyesel, Ngga. Ah, kamu kok dilepasin” kata Lara berseloroh
Angga kemudian tertawa, Lara juga. Hampir satu setengah jam mereka habiskan waktu bercerita, satu tahun rupanya cukup banyak cerita yang Lara simpan untuk diceritakan kepada Angga secara langsung Lara tidak punya banyak waktu untuk bercerita lewat pesan. Kesibukan di kampus menyita tenaga Lara, bahkan untuk bisa menghubungi Angga saja hanya jika ada waktu kosong dan kebanyakan waktu kosong itu Lara pakai untuk beristirahat atau mengerjakan tugas-tugas kuliah Toh, Lara bukan tipikal perempuan yang lebih sering berkutat dengan telepon genggam, Lara lebih suka bertatap muka untuk berbincang-bincang Mereka bercerita seperti tidak pernah ada ujungnya, kadang tertawa terpingkal-pingkal Mereka baru berhenti bercerita ketika suara gemuruh tiba-tiba terdengar di langit
“Pindah yuk, takut ujan” kata Angga “Kemana?” tanya Lara “Pulang aja, kita lanjut ngobrol di rumah kamu”
Baru saja berkendara sebentar, hujan turun Seketika itu pula Angga meraih kaki Lara dan mengambil sepatunya
“Angga ngapain sih?” “Sepatu kamu biar ngga basah, kamu ngga suka sepatumu basah kan?”
Lara diam. Terkejut. Angga masih mengingat bahwa Lara tidak pernah suka sepatunya basah, maka bila hujan turun Lara akan melepas sepatunya dan memilih kakinya yang basah terkena tetesan hujan atau genangan air
“Kayanya kalau pulang kerumah ngga akan keburu deh, nanti basah kuyup. Kita mampir rumah temen aku deket sini dulu aja ya sambil nunggu hujan reda” ucap Angga kemudian. Lara hanya menurut
Sesampainya dirumah teman Angga, Angga meminta Lara untuk duduk disebuah kursi, ia melepas jaket parasut hitamnya, menyampirkan ke bahu Lara dan kemudian Angga menghilang ke dalam sebuah ruangan yang entah ruang apa Tak lama, Angga muncul membawa secangkir teh panas
“Buat kamu” ucap Angga
Sekali lagi, Lara terkejut Tiba-tiba ia merasa hatinya ikut menghangat seiring diminumnya teh panas tersebut Lara menepis jauh perasaan itu Angga adalah teman sedari ia kecil Sejujurnya Lara tidak pernah mengerti, mengapa hanya laki-laki ini yang ia rindukan teramat sangat Mengapa hanya laki-laki ini yang sangat ingin ia temui Mengapa hanya dengan bertemu dengannya saja Lara sudah bahagia Lantas, bagaimana bila sesungguhnya Lara jatuh cinta pada sahabatnya sendiri? Bagaimana bila ternyata selama ini ia memendam rasa yang tak pernah ia sadari? Bagaimana bila ternyata laki-laki yang ia ingini adalah Angga?
Sepulangnya dari rumah teman Angga, Lara memasuki kamarnya dan membuka laptop, ia kemudian mulai menulis
“Bagaimana bila ternyata aku jatuh cinta padamu? Apakah kamu akan menengok ke arahku? Bagaimana bila ternyata selama ini adalah kamu? Apakah ada sempat untukku? Lalu, bolehkah aku mencintaimu? Tapi, berlarilah dulu kemanapun kamu mau Sebab, aku pun tak ingin mengikatmu Sudah kau cukupi aku dengan bahagia menjadi sahabatmu Terimakasih untuk itu”
1 note · View note
idarusadi · 5 years
Text
Mr. Chubby & Mrs. Moody (Part 7)
Di sragen, aku punya beberapa teman dekat. Selain tiwik, mbak dhila & mbak desi, ada juga diah & mbak tatik. Diah kerja di bagian cssd, kalo mbak tatik di bagian perlengkapan. Kami pernah janjian ngemall di hartono mall solo baru. Nemenin dia beli laptop terus lanjut makan siang. Pernah janjian makan bareng di daerah sragen, tapi belum juga nemu jadwal yang pas. Kami juga suka saling curhat. Bahkan kami punya grup WA yang anggotanya cuma kami bertiga aja. Kami bahas cowok yang lagi deket sama kami, tentang pengalaman hidup bahkan buat share undangan walimah. Yang sudah nikah baru mbak tatik. Kalo diah udah tunangan.
Di rs sragen, tiap bulan tugasku mengambil sampel limbah cair. 3 bulan sekali mengambil sampel air bersih. Pengambilan sampel air untuk diperiksakan secara mikrobiologis & fisika-kimia ke bbtklpp jogja. Tahapannya mulai dari menyiapkan peralatan terlebih dahulu. Mensterilkan botol sampel kaca untuk pemeriksaan mikrobiologis. Biasanya aku minta tolong ke petugas di bagian cssd untuk mensterilkan botol sampel kaca. Botol sampel kaca harus dibungkus kain dulu lalu ditempeli kertas indikator, baru diserahkan ke bagian cssd. Sehari jadi. Lalu harus beli diligen kecil untuk pemeriksaan kimia-fisika. Menyiapkan cool box, alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan & masker, gayung, korek api, label & es untuk pendingin supaya sampel awet. Tahapan pengambilan sampel air bersih yaitu cari sumber air bersih yang dekat dengan sumur/sumber air bersih. Pakai apd, masker & sarung tangan dari lateks. Kemudian sterilkan kran air yang terbuat dari besi, dengan korek api. Sebaiknya pakai bunsen yang dinyalakan. Lalu buka kran air beberapa detik, ini dilakukan agar mendapatkan air dari sumber air bukan dari penampungan. Sterilkan mulut botol sampel dengan korek api. Isi botol dengan air bersih sampai memenuhi 3/4 botol. Jangan diisi sampai penuh karena pemeriksaan mikrobiologis untuk memeriksa kandungan bakteri yang ada di dalam air. Lalu sterilkan lagi tutup botol sampel kaca, terus ditutup rapat dengan dilapisi kertas coklat. Botol sampel kemudian ditempeli label. Label berisi hari, tanggal, waktu pengambilan, nama petugas pengambil, keperluan pemeriksaan & jenis sampel. Lalu simpan di coolbox yang berisi es batu atau ice box yang sudah dingin. Jika disimpan di cool box, sampel air bersih bisa bertahan selama 24 jam.
Sedangkan untuk pengambilan sampel air bersih secara fisika-kimia dengan memakai diligen plastik kecil. Tidak usah disterilkan. Diligen langsung diisi air bersih. Bedanya saat pengambilan secara kimia-fisika, diligen diisi sampai penuh. Hal ini dilakukan untuk menghindari aerasi di dalam botol. Karena akan mempengaruhi DO, BOD & COD. Lalu labeli & bisa disimpan di suhu ruang, tidak usah ditaruh di coolbox. Biasanya pengambilan sampel air bersih di kran air yang paling dekat dengan sumber air & paling jauh dari sumbet air.
Begitu juga untuk pengambilan sampel limbah cair. Dilakukan secara mikrobiologis & fisika-kimia. Lebih ditekankan memakai apd agar safety. Posisi tempat pengambilan sampel limbah cair dipilih di ipal bagian input & output. Input ketika limbah cair dari semua bangsal/ruang perawatan & petkantoran di rs masuk ke ipal untuk dilakukan treatment pengelolaan limbah cair. Output ketika limbah cair sudah melalui beberapa tahap treatment tersebut lalu akan aman untuk mengalir ke sungai & dekat pemukiman warga sekitar rs.
Ipal di rs sragen dipasang pagar & terkunci. Jadi harus mengambil kunci & membuka pagar terlebih dulu. Saat pengambilan limbah cair harus hati-hati. Pengambilannya memakai gayung bertangkai panjang. Input limbah cair lumayan susah untuk diambil karena tempatnya di bawah tanah. Jadi posisi badan & kepala harus sejajar dengan tanah. Sementara tangan mengambil air limbah yang ada di bawah permukaan tanah. Saat mengambil sampel limbah cair output bisa langsung mengisi ke botol sampel langsung. Tapi kendalanya ada daun & lumpur yang campur dengan limbah cairnya. Kadang limbah cair di output hanya mengalir sedikit. Maka perlu waktu cukup lama untuk mengisi diligen secara penuh.
Total tiap bulan aku membawa 2 botol sampel kaca yang aku simpan di cool box & 2 diligen plastik kecil yang aku masukan ke kantong plastik biasa. Kalau 3 bulan sekali aku bawa lebih berat lagi. Total aku bawa 4 botol sampel kaca & 4 diligen plastik kecil. Setelah sampel air bersih & limbah cair sudah diambil lalu dibawa ke bbtklpp jogja. Tempat pemeriksaannya harus yang bersertifikat nasional. Yang membawa sampel tersebut kadang aku sendiri, kadang dengan pak fikar. Memakai kendaraan pribadi bukan kendaraan rs. Karena sudah diberi uang sppd untuk transport. Biasanya kalau aku berangkat sendiri, aku nembeng ke teman sanitarian dari rs lain. Kadang naik motor sendiri, kadang naik bus sendiri. Kalau naik motor, sorenya aku ambil sampel di rs sragen. Terus aku pulang ke rumahku sukoharjo. Paginya baru aku berangkat ke bbtklpp jogja. Besoknya lagi baru berangkat kerja di rs sragen. Karena selama mengirimkan sampel air ke jogja termasuk dinas luar.
Untuk pengambilan sampel limbah cair secara fisika-kimia memang tidak begitu sulit. Tapi secara mikrobioligis terasa cukup ribet & sulit. Karena harus mensterilkan botol sampel kaca terlebih dahulu dengan korek api. Dilabeli baru disimpan di coolbox.
Di samping harus mengerjakan tugas kantor, aku juga harus belajar untuk tes skd. Niatnya mau belajar jauh-jauh hari saja supaya bisa paham. Tapi bisanya belajar H-1. Akhirnya aku belajar dengan Dewi semalaman. Kami hanya tidur sebentar, itu pun tidak nyenyak. Karena masih kepikiran tes skd. Benar-benar seperti pas ujian di kampus. Bedanya ini lebih greget karena menyangkut masa depan & planning yang akan dilakukan. Kami belajar bersama, saling tukar bahan materi. Aku juga tanya ke Tiwik yang sudah tes duluan di Ungaran. Aku pinjam buku catatan & buku paketnya. Ternyata buku paketku tentang tes skd cpns, materinya kurang lengkap. Lebih lengkap bukunya Tiwik. Aku coba minta Tiwik untuk ngetes. Hasilnya aku kebanyakan belum bisa menjawab soal yang ia berikan. Aku semakin pusing & gelisah.
Sore itu di gor diponegoro sragen dijadikan tempat diadakannya tes skd cpns 2018. Tempat tersebut diperuntukan peserta tes cpns pemkab se-solo raya & grobogan. Aku dapat jadwal tes sekitar pukul 16.00-17.30 WIB. Waktu itu hari jumat, aku berangkat tes dari kostku yang tak jauh dari sana. Paginya aku masih kerja dulu. Aku berangkat bersama temanku, dewi. Dia orang kebumen, yang nginap di kostku. Setelah aku ikut tes skd, aku langsung ke luar ruangan. Baru sampai di luar, para peserta tes cpns & orang-orang yang ada di sana berebut untuk melihat sebuah layar. Ternyata layar tersebut sengaja disediakan untuk melihat hasil tes skd yang baru saja selesai.
Hasilnya sungguh transparan, cepat & jujur. Aku cukup kaget, ternyata benar hasilnya langsung jadi & langsung diumumkan. Selain diumumkan langsung di layar tempat diadakan tes, juga diumumkan di web bkn & ditempel di papan pengumuman di gor. Aku tambah kaget saat melihat hasilnya. Hasilnya nilai TWK & TIU sudah lolos passing grade. Tapi nilaiku yang TKD tidak melampaui passing grade. Mengetahui hal itu aku cukup kecewa. Karena itu artinya aku gagal lolos tes cpns 2018. Setelah aku cek, ternyata temanku banyak yang tidak lolos tes di bagian TKD juga. Hanya beberapa orang yang lolos. Setelah tes aku merasa lega walaupun tidak lolis, setidaknya aku sudah punya pengalaman berharga. Aku pun segera pulang untuk mandi, sholat maghrib lalu makan malam. Aku coba menerima hasilnya dengan tabah.
Di gor tadi, aku bisa ketemu teman-teman sealmamater. Ada teman sekelas, seangkatan beda kelas, adek tingkat & kakak tingkat. Jadi seperti acara reunian, hehe. Aku senang bisa ketemu mereka lagi dalam keadaan sehat. Pas sampai di kostku, aku ditelfon temanku. Dia mau ijin menginap di kostku, karena mau pulang sudah larut malam. Rumah mereka di jogja. Akhirnya aku ijinkan mereka menginap di kostku. Karena sudah larut malam, aku tidak memberitahu pak kost dulu. Aku memberitahu beliau saat pagi harinya. Jadi total temanku yang mau menginap ada 4 orang. Padahal bednya cuma bisa buat 2 orang saja. Terpaksa 3 orang temanku lainnya tidur di bawah. Aku alasi karpet. Aku jadi tidak enak sama mereka, karena bantal & selimut di kostku tidak cukup jumlahnya.
Paginya kami sarapan soto di depan rs tempatku bekerja. Lalu aku berangkat kerja. Mereka bersih diri & istirahat di kostku. Siangnya mereka pamit untuk pulang. Kostku jadi sepi lagi. Untung saat teman-temanku menginap di kostku, listriknya tidak bermasalah. Biasanya listrik di kostku sering padam, padahal listrik di rumah sebelah lisyriknya masih menyala. Tempat jemur baju juga bercampur dengan milik pak kost. Gerbang kost harus selalu dikunci, walaupun di siang hari. Buatku ini sangat ribet. Apalagi kalau pas siang mau ke luar cari makan atau belanja kebutuhan sehari-hari. Harus buka tutup & ngunci gerbang dulu.
Parkir kost juga sempit. Motorku harus ditempatkan mepet tembok, supaya penghuni kost lainnya tetap bisa lewat. Air bersih di kost juga sering tidak mengalir. Tidak punya tandon air. Jadi harus menyalakan & mematikan mesin dulu. Jika menyalakan air harus diingat-ingat, jangan sampai luber. Karena rumah pak kost pernah banjir karena ada anak kost yang lupa mematikan air. Kalau pagi sekitar jam 7, airnya sering kurang karena hanya mengalir pelan bahkan sering tidak mengalir sama sekali. Mau pindah tapi tidak dibolehkan orang tuaku. Karena sudah kenal baik dengan pak kost.
Sementara itu, aku masih menjalin komunikasi dengan si A, B & C. Karena suatu hal, aku sudah tidak WAnan lagi sama si C. Sebelumnya dia sering video call duluan. Kami sering becanda saat WAnan. Tapi semenjak dia bahas gajiku & malah dibuat bahan candaan, aku merasa tersinggung. Dia memang bergaji lumayan banyak. Tapi bukan berarti, aku yang bergaji umr sragen tahun 2018 bisa dipakai buat bahan candaan. Kalau becanda selain menyangkut masalah gaji & fisik, aku tidak masalah. Dia sudah minta maaf & aku memaafkannya. Tapi aku putuskan kita berteman biasa saja. Sejak saat itu kami tidak WAnan lagi.
Dengan si A, seperti biasa kami masih jarang WAnan. Apalagi dengan jarak tempat tinggal kami yang jauh. Kami jadi jarang ketemu. Kadang WAnan pas malam sebentar, karena kami sudah capek kerja. Kami pernah beberapa kali berantem karena beberapa hal. Tapi setelah itu kami butuh waktu untuk tidak komunikasi. Baru kami bahas lagi supaya tidak berlarut-larut. Terakhir kami saling memaafkan. Dia menganggap aku sebagai adeknya. Hubungan kita tak lebih dari sekedar kakak & adek.
Dengan si B, karena kita kerja sekantor tak jarang aku ketemu dia. Biasanya kami ketemu saat selesai sholat dzuhur berjamaah, saat bukber sesama karyawan rs. Kami pernah ketemu di lorong RS, saat aku dari cssd mensterilkan botol sampel & dia dari gudang farmasi. Aku bahkan sudah hafal suaranya di telefon. Entah kenapa dia sering nelfon instalasi sanitasi. Dari komplain wastafel mampet, tanya apa ada kantong sampah infeksius & tanya kenapa airnya kalau pagi mati. Dia juga sering ke instalasi sanitasi, sekedar minta peralatan sanitasi & ngobrol sebentar. Tapi muncul hal lain yang membuat kami jadi berantem. Aku merasa ragu apakah dia benar-benar tulus sama aku atau tidak.
Bagaimana perjalanan karirku setelah tau kalau tidak lolos skd?
Konflik apa lagi yang terjadi antara aku & B?
Apakah hubungan kami bisa membaik lagi?
0 notes
catatanjingga · 5 years
Text
Surat Cinta
Tumblr media
the tree is grow up, the sun is shining, sky is blue, it's beautiful, and are so you.
//
Jadi begini, kemarin malam membahas soal isi draft note di hpku yg udah cukup banyak dipenuhi coretan. coretan tentang isi hati dan juga isi kepalaku yang rumit. tulisan itu tak pernah aku posting di sosial media apapun juga tak aku kirimkan ke siapa pun.
kata temenku, dari pada coretan-coretan itu cuman menuhin memori dan gak kebaca siapa-siapa, posting aja lah sesekali.
pas aku cek, eh iya banyak juga wkwk. dan ku temukan 1 tulisan berisi surat cinta. surat cinta yang tak pernah aku kirimkan ke siapa-siapa
//
jadi di awal tahun 2019 ini, aku mengikuti kelas online, Institut Ibu Profesional (IIP). cerita singkat tentang IIP ini ada di https://www.instagram.com/p/BwrcUvdJRQY/ dan disalah satu higlight instagram pribadiku. someday mungkin aku bisa bercerita lebih banyak tentang IIP kalau sudah masuk kelas Bunda Sayang. do’akan ya huehehe.
salah satu tugas yang wajib aku kerjakan adalah menulis surat cinta untuk calon pasangan. kalau sudah punya pasangan halal sih diminta menulis untuk suaminya. but karena aku masih single, jadilah aku diminta menulis untuk calon imamku, surat yang berisi analisa tentang bagaimana karakterku, keluargaku dan lingkunganku. so, ini surat gak pernah aku kirimkan pada siapapun, lha wong belum tau siapa yg berhak menerima surat ini wkwk.
jangan senyum-senyum ya membaca suratnya :D.
semoga bisa jadi reminder untuk kita yang masih sendiri.
jadi ini lah isi suratnya yg aku tulis februari lalu.
//
Tentangku, Untukmu Calon Imamku
Assalamualaikum, apa kabarmu hari ini? semoga selalu dalam lindungan Allah, begitupun aku, juga anak-anak kita kelak. tulisan ini sebenarnya adalah tugas yang harus ku kerjakan sebagai pembelajar di Institut Ibu Profesional (IIP). IIP ini adalah bagian dari ikhtiarku menjadi pasangan terbaik untukmu, juga menjadi ibu terbaik untuk anak-anak kita kelak.  tugas kali ini cukup unik, aku diminta menyapamu melalui sepucuk surat cinta. Siapapun kamu, suka membaca atau tidak, aku akan memaksamu membaca ini ketika aku sudah mengetahui siapa kamu.
kamu tau tidak bahwa menantimu itu bukan perkara yang mudah? ditengah lingkungan yang selalu mulai melontarkan tanya, diamtara barisan teman yang satu persatu menemukan momentumnya, ditengah usiaku yang beberapa hari lagi akan genap berusia 23, semakin sering memikirkan tentangmu. Siapakah kamu? Apa kamu mudah beradaptasi denganku dan juga sebaliknya? apa mimpi kita selaras? bagaimana anak-anak kita kelak? dan masih banyak berbagai pertanyaan lainnya yang berkutat tentangmu.
usiaku sekarang adalah usia yang cukup matang untuk memulai pernikahan. beberapa temanku pun sudah memulai masa-masa itu, bahkan sahabatku di MTs dulu anaknya sudah berusia sekitar 4 tahun. pertanyaan mengenai kapan aku akan menikah semakin sering berdatangan, tapi aku merasa itu hal yang wajar, aku masih mampu mengabaikan. tapi tidak demikian jika orangtuaku yang membahas mengenai hal ini. aku diam-diam selalu berfikir keras dibalik tawaku yang kubuat-buat didepan orang tuaku demi menyembunyikan rumitnya isi kepalaku sesungguhnya.
aku akan sedikit bercerita padamu, tentang aku sebelum bertemu denganmu. tentang aku dan keluargaku yang juga akan menjadi keluargamu. semoga dari cerita ini kamu akan lebih mudah memahamiku. bukankah kata orang-orang aku cukup sulit dipahami?
Sejak kecil aku dibesarkan dengan penuh penanaman nilai kesederhanaan dari orang tua. kami sekeluarga jarang sekali membeli makanan diluar, mama selalu memasak. termasuk jika ingin jajan sesuatu, pasti mama akan membuatnya sendiri. mama memang jago masak sih. begitupun dengan urusan rumah. ketika ada kerusakan kecil, pasti bapak memperbaiki sendiri tanpa memanggil tukang, seperti keramik yang pecah, kran air yang bocor, memasang rangkaian listrik dan pekerjaan lainnya. sejak kecil aku juga diajarkan untuk berhemat, dan dengan inisiatif sendiri aku selalu saja membeli segala barang yang aku mau seperti laptop, hp, kamera, motor dengan uang pribadi yang aku kumpulkan dari hasil lomba dan mengajar les sejak SMA. sebenarnya bukan karena orang tuaku tidak memberi, tapi karena orang tuaku mengajarkan bahwa uang  harus dipergunakan untuk hal yang bermanfaat. Dari situ, secara tersirat aku paham bahwa orang tuaku berharap aku menikah dengan seorang laki-laki yang rajin bekerja, tak perlu kaya, sederhana saja. oh Allah, semoga jodohku demikian adanya, agar semakin membahagiakan orang tuaku.
Aku merupakan anak kedua dari 3 bersaudara , kakakku seorang perempuan yang lebih tua dariku 4 tahun dan sudah menikah ketika berusia 23 tahun. sedangkan adikku adalah laki-laki yang saat ini masih duduk di kelas 7 salah satu sekolah swasta Islam. karena ia anak terakhir dan anak laki-laki satu-satunya, sejak kecil dia lebih dimanja dibandingkan aku dan kakak. terlebih sekarang perekonomian keluarga lebih stabil daripada ketika masa kecilku dulu. aku cukup khawatir dia akan tumbuh sebagai anak yang kurang tangguh, karena sejak kecil segala yang ia inginkan terpenuhi. sesekali aku menanamkan padanya untuk mulai menabung, tidak menghabiskan uang untuk membeli paket data untuk game misalnya. Alhamdulillah ia cukup paham, seperti ketika aku memintanya untuk menabung agar bisa membeli buku kesukaannya. oh iya, belakangan aku sedikit terharu mengetahui ia punyai minat baca. buku-bukuku, seperti serial Bumi-nya Tere Liye bisa ia selesaikan 3 hari untuk 1 buku. waktu yang cepat menurutku, artinya sejak usia dini ia sudah memiliki minat baca yang besar. selama aku di Berau, dia juga selalu antusias ketika kau meminjamkannya laptop untuk berlatih desain dengan CorelDraw. memang ia baru sekedar meniru membuat desain logo sederhana, tapi ia punyai potensi. terlihat dari beberapa tools yang aku ajarkan ia mampu menggunakannya dengan tepat. adikku ini juga senang mengikuti pramuka, tapi sayangnya ia tidak bisa terlalu kelelahan. Ia juga lumayan pandai dalam bidang eksak, namun kurang dalam hal menghapal, tak jauh berbeda denganku.
meskipun jauh dari rumah dan tidak bisa membersamai setiap hari, sedikit banyak ia mungkin akan lebih mengikuti karakterku daripada kakaku, karena kami lebih mirip. aku termasuk orang yang sulit mengungkapkan cinta, tidak seperti kakakku. pada adikku ini, aku bertekad akan menjadi teladan dan guru terbaik untuknya, itu wujud cintaku padanya.
sedangkan kakakku, aku dan dia memiliki karakter yang jauh berbeda meskipun sama-sama perempuan. kakakku cenderung penurut dan takut mengambil resiko, berbeda sekali denganku yang keras kepala dan menyukai tantangan. kakakku kuliah di salah satu kampus negeri di Kalimatan Timur. bukan karena tidak mau berkuliah di Jawa, tapi karena tidak diizinkan keluar Kaltim. Larangan serupa sebenarnya juga berlaku untukku, hanya saja aku lebih keras kepala. dengan berbagai bujukan pada orang tua, yang ketika itu alasan utamaku adalah beasiswa,  akhirnya aku mengantongi izin berkuliah di ITK yang ketika itu sementara waktu "dititipkan" di ITS Surabaya.
ketika masa kuliah kakakku sudah selesai, ia kembali ke Berau, seperti keinginan orang tuaku, sedangkan aku tidak demikian. hingga 5 bulan pasca kelulusan, aku masih berada di perantauan. bahkan aku dengan mimpiku (menjadi dosen) seoalah mengindikasikan bahwa rencana hidupku selanjutnya adalah tidak berdomisi di Berau, tempat keluargaku berada. rencana ini sesekali menjadi pembahasanku dan kakakku, orang tuaku memang belum memberi izin secara gamblang, tapi dari yang tersirat, rencana ini mungkin tidak akan ditentang. lagi-lagi bagi orang tuaku, aku adalah anak mereka yang paling keras kepala, paling mampu membujuk orang tua, paling mandiri dan paling punya mimpi yang layak untuk diwujudkan.
seringkali aku berfikir apa aku terlalu keras kepala ya? tapi kok orang tuaku seolah paham bagaimana karakterku. orang tuaku terkadang tidak benar-benar setuju dengan rencanaku, tapi sejauh ini selalu ada titik tengah dari apa yang orang tuaku harapkan dan apa yang aku inginkan. aku selalu yakin Allah melahirkanku di keluarga yang seperti ini bukan tanpa alasan. mungkin saja aku dilahirkan untuk menjadi sosok yang "keras" dibanding saudaraku yang lain. kakaku menjadi yang "lembut" sebagai penyeimbang dan adikku akan belajar dari kedua karakter kakaknya yang berbeda. orang tuaku akan selalu jadi pendidik, tempat berpulang juga tempat muara kerinduan.
kamu tau tidak? kata beberapa orang aku adalah pembelajar ulung, juga seorang perencana sistematik. mungkin ini dapat dikatakan sebagai potensi diri. aku adalah seorang pembelajar, jika tertarik pada suatu hal, aku akan memaksimalkan ikhtiar. sejak kelas 5 SD, aku mulai menyukai angka. aku merasakan kepuasan tersendiri ketika berhasil memecahkan soal-soal matematika. karenanya setiap malam aku mengerjakan soal-soal matematika hingga tertidur lelap. mungkin ini juga yang menjadikan orang tuaku memperbolehkanku jika ingin melanjutkan S2, berbeda dengan izin untuk kakakku.
oh ya, aku juga seorang supporting system yang baik, begitu kata teman-teman yang sempat bekerja sama denganku dalam organisasi. belakangan aku merasa pendapat ini benar adanya. terkadang aku kesulitan ketika berperan sebagai 'leader', namun rasanya aku bahagia dan lebih totalitas ketika menjadi seorang supporting system.
beginilah aku, kamu jangan khawatir, mimpi besarku akan melebur bersama mimpi besarmu. aku akan menjadi supporting system pertama dan paling utama untukmu :)
dua bulan lalu aku diminta oleh murabbiahku mengikuti Daurah Munakahat. bagiku pesan yang paling melekat adalah bahwa visi pernikahan haruslah sejalan dan berasal dari visi hidup, dan bagiku visi terbaik adalah mengukir peradaban dengan mendidik generasi islami. belakangan aku semakin meyakini bahwa bersama orang yang tepat, mimpiku akan semakin hebat. adakah kamu juga meyakini hal yang sama?
katanya, menikah dengan orang yang sekufu memungkinkan mimpi keduanya hampir serupa, sehingga lebih nyata untuk diwujudkan bersama. kemudian seorang teman juga pernah berkata bahwa orang yang sekufu denganmu bisa jadi berada pada lingkunganmu. ah apa iya? coba aku ceritakan dulu bagaimana lingkungan sosialku.
saat ini aku bekerja di salah satu konsultan tata ruang, lingkungan ini membuatku semakin merasa haus ilmu pengetahuan. namun terkadang saya merasa lingkungan ini kurang membuatku haus ilmu agama. Sehingga, lingkungan ini kemudian dapat menjadi ladang dakwah terbesarku. bagaimana aku harus bisa menyelipkan nilai islami ditengah aktivitas pekerjaan sehari-hari.
dalam lingkungan kehidupan sosial lainnya, lingkaran pertemananku beraneka, ada yang islami dengan kegiatan dakwahnya, suka berorganisasi, suka travelling, team dirumah aja (introvert), suka bisnis, suka berpolitik, suka menulis dan membaca, suka hedon, dan lain sebagainya. berteman dengan banyak orang dengan berbagai karakter, membuatku perlu memahami setiap karakter mereka agar mampu memperlakukan mereka dengan cara paling tepat yang aku mampu. seringkali beberapa teman menceritakan berbagai masalahnya atau sekedar berbagi kisah denganku, kadang aku tidak bisa memberi saran terbaik, tapi aku selalu berusaha merespon seperti bagaimana mereka ingin diperlakukan sesuai karakternya.
apa mungkin kamu berada diantara mereka? entahlah, yang aku percaya kamu sebenarnya dekat, kita hanya perlu menunggu momentum yang tepat.
aku harusnya tak perlu khawatir tentangmu, siapapun kamu, kapan kita bertemu. karena Allah adalah perencana terbaik. kamu juga percaya itu kan?
sejujurnya aku ingin segera bertemu denganmu, tapi harusnya aku tak terburu-buru. aku yakin kamu sedang bersiap, aku yakin kamu orang hebat yang mampu menjadikan perempuan keras kepala ini luluh. aku yakin kamu orang yang mempesona, yang menjadikan perempuan pemimpi ini meleburkan ego pribadinya.
Sebelum menjadi pemilih, aku memutuskan untuk memantaskan diri menjadi pilihan. Berbenah saja dulu, bercermin saja dulu, dan bertanya “aku yang seperti ini apakah pantas untuk kamu yang seperti itu?"
ttd,
yg sedang bersiap
dwi fitria.
0 notes
inanews-blog1 · 5 years
Text
Bocoran Model Baru Husqvarna buat Indonesia
Inanews - Husqvarna berencana membawa motor listrik Husqvarna EE5 ke Indonesia. Sebab cepat atau lambat elektrifikasi kendaraan akan menjadi tren yang tak bisa dikesampingkan. "Kita juga punya motor listrik. Dirt bike kecil yaitu Husqvarna EE5. Rencananya bakal kita masukin ke Indonesia," kata Alex Samosir, Marketing Manager PT Premium Motorindo Abadi (PMA), APM Husqvarna di Indonesia, di JIExpo, Kemayoran. Meski begitu Alex belum bisa bicara banyak soal waktu peluncuran. "Waktunya tahun ini kalau semuanya lancar. Tetapi saya belum bisa pastikan bulannya kapan," kata Alex kepada Inanews belum lama ini. Husqvarna EE5 meluncur perdana di pameran EICMA Milan 2018. Motocross buat anak kecil ini diperuntukan buat pengendara pemula yang baru saja memasuki dunia motocross.
Tumblr media
Inanews / berencana membawa motor listrik Husqvarna EE5 ke Indonesia. "Kita optimis saja karena penggemar Husqvarna itu khas. Orang-orang hobi. Walaupun buat anak kecil tapi juga motor hobi," kata Alex. Husqvarna EE5 memiliki desain motor trail klasik yang mencakup ban tahu, fork depan upside down, dan mesin telanjang. Bedanya hanya mesinnya sekarang menggunakan motor listrik kecil bertenaga 6,7 tk. Daya motor listrik disuplai dari baterai lithium-ion dengan klasifikasi 907-Wh. Husqvarna mengatakan baterai menganut sistem pengisian cepat, tetapi tidak menjelaskan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pengisian ulang. Read the full article
0 notes