Tumgik
#Masjid Al Akbar
kbanews · 2 years
Text
Tuduhan Bawaslu Kampanye di Masjid Surabaya, Indra Charismiadji: Sebagai Orang Islam Anies Punya Kewajiban Sholat Jumat
JAKARTA | KBA – Direktur Eksekutif Center for Education Regulations and Developments Analysis (CERDAS), Indra Charismiadji menepis bahwa Anies Baswedan melakukan kampanye di Masjid Al Akbar, Surabaya. Diketahui, beberapa hari lalu Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu melakukan kunjungan ke Surabaya. Ia pun melakukan sholat Jumat di Masjid Al Akbar di Kota Pahlawan tersebut. “Masalah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kantorberita · 1 month
Text
Gubernur Rohidin Mersyah Hadiri Tabligh Akbar "Nusa Indah Bershalawat" di Peringatan HUT ke-79 RI
Gubernur Rohidin Mersyah Hadiri Tabligh Akbar “Nusa Indah Bershalawat” di Peringatan HUT ke-79 RI KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU|| Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, menghadiri acara Tabligh Akbar bertajuk “Nusa Indah Bershalawat” yang diselenggarakan oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Azhar di Masjid Al-Azhar, Kelurahan Nusa Indah, Kota Bengkulu, pada Minggu (18/8/24), Acara tersebut menjadi…
0 notes
molirix · 2 years
Text
there is much going on in this world. nothing good for muslims. Wartorn lands and persecution is definitely breaking us. but when 2 billion of us unite, they won't have a chance against us!
0 notes
wrappedinamysteryy · 7 months
Text
What is Charity? Shaykh Zubair bin Khalid Marjalvi حفظه الله said:
Charity doesn't just mean giving away wealth. There are other forms of charity:
1️⃣ Saying Subhan Allah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Astaghfirullah and La Ilaha Illalah is charity. [See: Sahih Ibn Hibban 3377]
2️⃣ Saying anything that is good - be it one word - is charity. [See: Sahih Al-Bukhari 2989]
3️⃣ Greeting every person you meet with the Salam is charity. [See: Sahih Muslim 720]
4️⃣ Greeting your brother with a smile and pouring water from your vessel into his vessel is charity. [See: Sunan At-Tirmidhi 1956]
5️⃣ Teaching others after having sought knowledge yourself is charity. [See: Sahih Muslim 1631]
6️⃣ Dealing between two people with justice and fairness is charity. [See: Sahih Al-Bukhari 2707, 2891, 2989]
7️⃣ Reconciling between people is charity. [See: Al-Mu'jam Al-Kabir 31, Sunan Abu Dawud 4919, Sunan At-Tirmidhi 2509]
8️⃣ Praying two Rakah's in the forenoon is charity on behalf for your bones. [See: Sahih Muslim 720]
9️⃣ Every step taken towards the Masjid to offer the compulsory prayer is counted as charity. [See: Sahih Al-Bukhari 2989]
1️⃣0️⃣ Refraining from harming others is charity. [See: Sahih Al-Bukhari 2518]
1️⃣1️⃣ Giving respite to someone in difficulty is charity. [See: Sunan Ibn Majah 2418, Musnad Ahmad 23046]
1️⃣2️⃣ Removing something harmful from a road or street is charity. [See: Sahih Muslim 1007]
1️⃣3️⃣ Commanding the good, forbidding the evil, helping the blind and deaf and picking/lifting the supplies or materials on behalf of a weak person is charity. [See: Sahih Ibn Hibban 3377]
1️⃣4️⃣ Helping a Muslim brother or a person in need is charity. [See: Sahih Al-Bukhari: 1445]
1️⃣5️⃣ Giving someone a ride in your vehicle is charity. [See: Sahih Al-Bukhari 2707, 2891]
1️⃣6️⃣ Taking care of someone's luggage is charity. [See: Sahih Al-Bukhari 2989]
1️⃣7️⃣ Feeding a hungry person is charity. [See: Musnad Ahmad 16647, Sahih Ibn Hibban 374, Al-Sunan Al-Saghir of Al-Bayhaqi 3410)
1️⃣8️⃣ Anything that is eaten from a tree or seed someone planted will be a charity for him. [Sahih Al-Bukhari 2320, 6012]
1️⃣9️⃣ Giving someone water to drink is charity. [See: Sunan Abu Dawud 1680, Sunan An-Nasai 3664]
2️⃣0️⃣ Spending upon your family is charity. [See: Sahih Al-Bukhari 55, Sunan Abu Dawud 1691, Sunan An-Nasai 3535]
2️⃣1️⃣ Having physical intimacy with your wife is charity. [See: Sahih Muslim 720]
2️⃣2️⃣ Benefitting yourselves from the wealth you earned from your own hands is charity. [See: Sahih Al-Bukhari 145]
2️⃣3️⃣ Spending on your relatives who are poor or aren't financially stable is charity. [See: Sunan An-Nasai 2582, Sunan Ibn Majah 1844]
2️⃣4️⃣ A date given from one's Halal wealth in Allah's path is charity. [See: Sahih Al-Bukhari 1410]
2️⃣5️⃣ Giving a she-camel or she-goat is the best charity. [See: Sahih Al-Bukhari 5608]
📚 The Different forms of Charity p.1-13 [Summarized]
22 notes · View notes
sethdomain · 6 months
Text
Hazbin Hotel sholat tarawih fanfiksi
Sudah isya dan sekarang adalah bulan puasa, Charlie dan Vaggie adalah muslimah yang sangat rajin sholat. Ya kita harus menghiraukan fakta mereka ada di neraka tapi ya… Masih bisa juga muslimah yang kuat dan taat. Masha Allah.
“Allahu akbar Allahu akbar.” Masjid Al-qiyamah mengumandangkan adzan isya dengan merdu ke seluruh neraka. Seluruh penghuni neraka pun dengan tidak berpikir lagi, mereka menyiapkan peralatan shalatnya dan tidak lupa untuk wudhu.
Di antara kaum muslimah tersebut ada Charlie dan Vagina, mereka dulunya adalah rekan lesbi dan sekarang mereka masih lesbi walaupun sudah memeluk agama Islam. Mereka percaya akan modernisasi dan progresivitas, aturan lama sudah tidak layak dipandang untuk zaman sekarang dan mereka percaya bahwa Allah maha penyayang dan mengerti akan situasi mereka berdua.
Mendengar adzan, Charlie dan Vaggie pun berwudhu dan menyiapkan diri untuk tarawih. Setelah selesai wudhu, mereka menunggu di depan hotel untuk rekan-rekannya yang lain yaitu, Alastor, Angel dust, Husk dan residen-residen hotel yang lain. Mereka ingin sholat berjamaah agar mempererat hubungan antara penghuni hotel tersebut. 
Iya, seluruh karakter Hazbin Hotel merupakan muslimah yang sangat taat dan rajin. 
Sesaat mereka semua sudah selesai bersiap-siap untuk sholat, Charlie berkata, “Baiklah kawan-kawan kita akan sholat di masjid Al-qiyamah.”
“Tau gak apa yang lebih keren dari sholat?” Angel Dust bilang.
“Bacot Angel Dust, Kontol lu gua potong nih,” Husk langsung nge-gas.
Mereka pun pergi dengan tidak sangat anteng karena Nifty berusaha membunuh seseorang di jalan. Saat mereka di depan masjid crew Hazbin melepaskan sandalnya dan kaum wanita dan laki-laki pun berpisah.
Karena mereka sudah berwudhu di hotel mereka tidak perlu terjepit-jepit di tempat wudhu yang bergelombang dengan setan berusaha berwudhu. Charlie, Vaggie dan Nifty langsung masuk ke masjid dan merapatkan shaf mereka.
“Nifty anjink-” “Jangan nge-gas cuk” Charlie memotong Vaggie, “Oh iya- Nifty balik sini gak!”
Vaggie berteriak ke Nifty yang sekarang sedang berusaha menusuk pisaunya ke sebuah Imp yang sedang sholat sunnah, “Hehehe-” Nifty cekikikan.
“Anak setan!” Vaggie berseru dan mengangkat Nifty menggunakan kerah bajunya. Dia pun menaruh Nifty di tengah antara Charlie dan ia. 
“Sudah anteng aja duduk disini dan pake mukena lu!” Menggeram Vaggie.
“Okay!” Bilang Nifty lalu dia tanpa komplikasi memakai mukenah karena dia orang yang beriman. Masha Allah.
Charlie kelihatannya sudah memakai mukena juga, mukena dia memiliki warna merah crimson dan memiliki manik-manik yang menghiasinya. Sekarang hanya Vaggie doang yang belom memakai mukena.
Dan sebelum dia mengetahuinya sang imam pun sudah mengazankan komatnya, Vaggie pun langsung dengan cepat berusaha memakai mukenanya, “Ah goblok anying-” 
Vaggie pun langsung memakai mukenanya dan membaca niat isya dan mengikuti sholat dengan tidak ada masalah apa-pun. 
Setelah selesai sholat isya mereka pun langsung sholat tarawih yang tidak ada masalah apa pun juga.
“Vag kenapa rambut mu berkeluaran kayak giru.” Nifty menunjuk pony kanan nya yang berkeluar-keluaran.
“Tau nih anak, dari dulu aku bilangin aurat dia berkeluaran kaya gitu.” Charlie menjawab.
“Emang kenapa sih, ini fashion!” Vaggie beralasan.
“Fashion, fashion! Aurat lu keliatan!!”  Charlie menggertakkan giginya.
“Whatever lah- Elu tidak understand me” Vaggie mengisyaratkan jarinya.
“Terserah lu lah” Charlie menyerah.
Selesai sholat tarawih mereka keluar dari masjid tanpa mendoakan orang tuanya karena Vaggie tidak tahu kalau dia punya orang tua dan Nifty orang tuanya nge lobotomi dia. Kecuali, Charlie dia males doang.
Mereka saat keluar menemu geng laki-laki lagi, tetapi tidak ada angel dust.
“Loh Angel Dust dimana?” Charlie bertanya.
Husk mengasih Charlie muka yang tidak menjajikan, seperti dia jijik akan apa yang dia bilang.
“Dia lagi urgh- bersama ustad bentaran, dia akan agak ngaret baliknya.” 
“Aku gak ingin tau” Vaggie berkata.
“Ok kawan-kawan, ayo kita pulang.” Charlie tertawa canggung.
Mereka pun langsung balik ke hotel dan langsung tidur.
this was a special request from Dino, this time you can stake him
15 notes · View notes
sebiruhariini · 4 months
Text
A must watch for murobbi. Nyalakan lagi semangat membina kita! Some notes for me:
Dr. Said Hawa pernah berpesan, ada 3 jenis alasan pentingnya pembinaan dan kaderisasi:
1. Adanya nufuzun jadidatun qodimatun. Ada jiwa-jiwa yang baru lahir dan baru mengenal Islam. Jiwa ini banyak dan butuh sentuhan pembinaan yang khusus.
2. Adanya nufuzun zahibatun. Jiwa yang sdh pergi meninggalkan kita secara sunnatullah (wafat). Ulama para asatidz, para jiwa yang handal itu pergi meninggalkan kita. Masalah ini yang dihadapi Nabi Yaqub as. Maka, ia bertanya kepada anaknya, "Apa yg kalian sembah setelah sepeninggalku nanti", "Siapa yg akan memikul estafet dakwah ini?
Allah swt pun sudah mengingatkan dam QS. An nisa ayat 9. Jika kita tidak mewariskan kebaikan kepada generasi di bawah kita, kita akan meninggalkan generasi yang lemah.
Nabi zakariyya as pun banyak berdoa agar diberikan keturunan yang shalih dan baik.
3. Adanya nufuzun mutaghoyyirat. Ada jiwa-jiwa yang berubah dalam perjalanan dunia ini. Fenomena ini terjadi di masa Rasulullah saw (QS. Ali imran 152) peristiwa Perang Uhud. Awalnya Allah swt memenangkan, namun ada beberapa sahabat yang terlena pada dunia dan membawa kekalahan.
Dengan pembinaan pula, kita bisa merespon dengan baik apa yang terjadi di sekitar terutama oknum keburukan, seperti Qarun, si Bapak Pencitraan.
Dalam QS. Al Qashas 79-80. Saat Qarun keluar ke jalan untuk memakai baju kebesarannya. Ada 2 reaksi masyarajat:
1. Orang-orang yang menginginkan dunia; "Amboi, coba kami punya harta Qarun". Povnya "Wani piro?".
2. Respon kedua, orang yang telah diberi ilmu, orang yang telah terbina dengan baik. "Tidak, celakalah kalian! Pahala Allah lebih baik.
Salah satu faktor meluruhkan semangat dalam membina: QS. An Naml ayat 107, mereka lebih mengutamakan kehidupan dunia daripada akhirat. Ini penyakit. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yg kafir.
Kalimat "Ini juga dakwah" sering menjadi excuse ketika menghindari kegiatan membina. Kita lebih mengutamajan pekerjaan, mengajar, berpolitik, dst. Padahal yang kita inginkan adalah menghasilkan kader-kader dakwah penarik beban.
Prinsip membina ala Rasulullah saw adalah learning by doing. Kisah Ali yang masih kecil tapi sudah diberi amanah untuk mengawasi orang-orang baru di masjid Mekkah.
Membina membuat kita istiqomah..
Jk kt sdg futur Kan suatu hal, yg kt berikan kepada mutarobbi kt adalah untuk kt sendiri.
Luka Pembinaan. Mari menjadikan luka pembinaan sebagai obsesi. Seperti halnya Wahsyi. Ditolak bertatap muka oleh murobbi terbaik sepanjang zaman, Rasulullah saw. Namun, bukan dendam dan benci yang tumbuh pada dirinya. Ia paham dan memahami bahwa saat Rasulullah saw memandangnya, hal itu akan mengingatinya pada Hamzah. Berazzamlah Wahsyi, "Dengan lembing ini, aku membunuh manusia terbaik. Dan dengab lembing ini juga aku akan membunuh manusia paling buruk di dunia ini". Ya, Wahsyi membunuh nabi palsu, Musailamah Al Kaddzab.
5 notes · View notes
juliarpratiwi · 5 months
Text
Manhaj Tahdzir
Mungkin sudah banyak tulisan saya tentang bagaimana akhirnya Allah pertemukan saya dengan dakwah tauhid ini. Kilas balik perjalanan menemukan, saya ingin kembali mengenang bagaimana menanjak lagi terjalnya untuk kemudian sampai pada titik ini.
Di tahun 2014 saya tergabung di salah satu halaqoh yang sampai saat ini pun saya tidak tahu namanya. Datang kemudian lama tidak datang karena kesibukan sebagai mahasiswi baru membuat saya merasa perlu ada panduan secara maya, meski hanya video ceramah-ceramah singkat dan video tablig akbar dari seseorang yang menurut saya berilmu. Ditahun 2015-2016 ada salah satu teman yang mulai mengajak untuk kajian di Masjid Al-Latif. Tapi karena saya kurang tertarik dengan kajian yang terlalu sering membahas tentang si virus merah jambu atau terkait jofisah, jadi saya memilih untuk mendengarkan kajian lain melalui video dengan tema yang saya perlukan. Singkat cerita di tahun 2017 saya mulai mengenal ceramah salah satu ustadz dan kemudian sering dijadikan rujukan oleh saya. Kemudian tahun 2018 saya mulai mempertimbangkan untuk keluar dari halaqoh yang saya ikuti. Karena nantinya saya akan keluar, saya merasa perlu ada kajian yang menjadi substitusi pengganti halaqoh tersebut, dengan pola yang nyaman untuk saya ikuti seperti kajiannya dua arah, ada materi yang disajikan, kami yang mendengarkan bisa mencatat, diakhir bisa diadakan tanya jawab, kemudian materinya juga runut sehingga jelas apa yang kami pelajari.
Di awal tahun 2019 kebingungan-kebingungan mulai muncul dari apa yang saya pelajari dan dari siapa saya mengambil ilmu. Saya mendapati video- video tahdzir tentang ustadz yang biasa kajiannya saya ikuti. Ketika video tahdzir itu muncul, ada perasaan tidak terima karena merasa banyak kok kebaikannya, tapi saya juga tidak boleh selalu denial dan tidak melihat sudut pandang lain, saya khawatir jangan-jangan memang saya yang keliru dalam mengambil ilmu. Saya berpikir bahwa tidak mungkin Allah menghadirkan kejadian tersebut tanpa hikmah dan pelajaran untuk saya. Maka hadirnya harus saya maknai dengan tauhid dan disikapi secara objektif. Lalu saya mulai mempelajari kesalahan-kesalahan prinsip yang dikritik secara akademis oleh ustadz-ustadz lain. Tidak bisa dipungkiri tahun 2019 juga kan menjadi tahun yang cukup panas, tahun politik, tahun yang dakwah islam justru ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan kelompok tertentu. Maka saat itu saya belajar untuk berhati-hati. Kalau seseorang yang saya jadikan rujukan melenceng secara prinsip, akidah, sekalipun saya sukai metode dakwahnya, maka akan saya tinggalkan dan tidak lagi mengambil ilmu dari yang bersangkutan.
Tidak sampai disitu Allah memberi ujian, ketika saya kalut karena merasa selalu salah belajar, selalu salah memilih guru, dan mulai bersedia mendengarkan secara seksama beberapa potongan video dari Ustadz Yazid hafizhahullah dan Ustadz Firanda hafizhahullah. Sebelum-sebelumnya memang potongan video kajian beliau itu sudah sering muncul di beranda media sosial saya. Hanya saya masih antipatif untuk mendengarkan karena alasannya cukup personal sih hanya karena Ustadz Yazid itu tampilannya mirip bapak, berjenggot panjang, cara menyampaikannya tegas terkesan seperti marah. Pokoknya mirip sekali dengan bapak. Tapi saya mulai berpikir, masa iya hal tersebut bisa saya jadikan alasan untuk menolak kebenaran. Mulai tuh banyak video tahdzir balik kepada Ustadz Yazid dan Ustadz Firanda. Nah, qadarullah inilah yang menjadi titik balik untuk saya jatuh cinta kepada manhaj yang katanya 'manhaj tahdzir' ini. Saya mulai mencari biografi Ustadz Yazid dan membaca perjalanan beliau beserta keluarganya untuk mengenalkan dan menenebarkan dakwah tauhid disini. Teriris hati, dakwah yang mengajarkan kemurnian islam, dakwah yang lemah lembut ini ditentang banyak kalangan, dijuluki dengan julukan yang tak manusiawi "Intoleran, Takfiri, Wahabi" bahkan tidak sedikit saya membaca julukan yang sangat melecehkan secara personal. Saya juga mencari tahu biografi Ustadz Firanda dan semakin terheran, apa yang saya dengar justru berkebalikan. Saya pernah berselirih dalam kebingungan "Ya Allah kalau beliau ini sesat dan menyesatkan, bagaimana mungkin Engkau izinkan beliau menjadi pengajar di Masjid Nabawi. Bukankah Mekah dan Madinah adalah dua kota suci yang Dajjalpun tidak bisa memasukinya nanti?" Semakin mencari tahu, saya semakin malu. Ternyata bukan mereka yang terlalu keras, tapi hati saya yang keras, saya yang menutup diri merasa sudah cukup baik, merasa sudah benar, bukan! Sepertinya saya merasa kalau yang sebelum-sebelumnya paling nyaman. Kenapa paling nyaman? Karena selaras dengan hawa nafsu saya. Saya masih bisa mendengarkan musik dengan sengaja, saya masih bisa nonton ke bioskop, saya masih turut dalam ritual-ritual ibadah yang tidak ada dalam syariat. Kerena ambil yang baik buang yang buruk. Sebuah kaidah yang sangat keliru. Alhamdulillah Allah menyelamatkan.
Dulu juga saya merasa dakwah ini begitu keras. Padahal mungkin inilah yang dinamakan tegas dan jelas. Ada perintah lakukan, ada larangan tinggalkan. Mudah. Tapi sering kali tidak cukup nyaman untuk hawa nafsu kita. Dulu saya pikir dakwah ini terlalu keras, tapi semakin kenal semakin terasa kelembutannya. MasyaAllah, Alhamdulillah ala kulli hal.
Semoga Allah senantiasa memberi kita hidayah, hidayah untuk istiqomah di dalam hidayah.
5 notes · View notes
hajjumrahhub · 5 months
Text
Umrah Duas – A Guide to Umrah {Package} Duas
Many pilgrims carry little booklets and chant specific du'as for every circle of the tawaf and sa’ee when they go for Umrah via All Inclusive Umrah Packages. Unlike popular perception, every round of these ceremonies does not have a specific du'a attached to it.
"In tawaf, there is no particular dhikr that was told from the Prophet (PBUH), that he ⷺ either enjoined, said, or taught," claims Shaikh ul Islam Ibn Taymiyyah. Instead, the believer may offer any du'a from the Qur'an and Sunnah while performing tawaf. There is no evidence for the precise du'a that many individuals mention saying should be recited beneath mizabs (downspouts) and similar objects. (Al-Fatawa, Majmu' 26/122)
Notwithstanding, the Prophet (PBUH) made prayers several times throughout Umrah, giving us examples to follow. Here is not an entire list of du'as from the Qur'an and Sunnah; you are free to make any kind of du'a during Umrah, including private ones for loved ones. Furthermore, you are not obliged to repeat your prayers only in Arabic. It is important to comprehend the significance of the du'as you recite rather than just reciting them.
Hopefully, the following list will act as a useful guide and enhance the significance of your Umrah experience. However, the following list of duas that the Prophet Muhammad PBUH prayed at different times and that one can recite during umrah
Tumblr media
When you set out on your journey, say a dua?
To enter the holy areas of Makkah, one must first prepare spiritually. It is advised to recite the Du'a al-Safar before departing the house to ask Allah for protection, direction, and support on your journey.
Prayer for the initial glimpse of Kabba
According to reports, the Prophet (SAW) offered some prayers when he first saw the Kaaba:
Saying the dua before entering Haram
Reciting the Tasbeeh, Tahleel, and Takbeer prayers is advised. It is advised to chant Tasbeeh, or Subhan Allah, before entering ihram (glory be to Allah). Takbeer, or Allahu Akbar (Allah is Most Great), and Tahleel, or La ilaha ill Allah (there is no creator except Allah). Bring the right foot first as you reach Masjid Al-Haram to conduct Umrah and say the following dua:
Du'a for Declaring Your Intent to Perform Umrah
After entering the Ihram state, recite two Sunnat-ul Ihram rakahs. Next, state some Arabic or translation words that you intend to conduct Umrah:
Recite the Talbiyah after Ihram
Start reciting the Talbiyah as soon as entering Ihram for the Hajj or Umrah. You should recite the Talbiyah as often as you can while traveling. It is advised to read it in every situation, whether you are standing, sitting, walking, driving, lying down, experiencing small or severe impurities, or going through menstruation. Umrah travelers should stop right before the start of the Umrah Tawaf. Three or more Talbiyahs should be performed, according to advice.
Given how frequently it is recited, you must comprehend its deep significance to deepen our relationship with Allah SWT. Insha'Allah, this will add a lovely richness to our dialogue with Him. As you approach Masjid Al Haram, say the du'a. Recite du'a and put the right foot first as you visit Masjid Al Haram to undertake Umrah.
Saying the Tawaaf dua
The term "tawaf" describes the act of walking counterclockwise in rounds around the Kaaba. One tawaf consists of seven complete rounds, each starting and finishing at the Hajar al Aswad (The Black Stone). Read dua when you face the black stone to make the purpose of the tawaf.
The Prophet PBUH would recite the dua when He (SAW) passed in front of the black stone and the Yemeni corner.
The sunnah is to proceed to Maqam-e-Ibrahim after performing the tawaf, pray two quick rak'ahs behind it, and then stand up right away after reciting the tasleem to make place for others, especially for those who wish to offer the two rak'ahs after tawaf. You need to say Dua while sipping Zamzam.
Praying for Sa'ii
Sa'ii is traversing the two hills, Safa and Marwah, seven times back and forth. When you ascend the Safa Mountain for the first time, you can say the following phrase from the Holy Qur'an:
Saying the Dua as you exit the Masjid-al-Haram
As you exit Masjid Al Haram after this lovely trip, you may read du'a.
Halaq 
Pilgrims must shave or clip their hair after the Saeeh (Halaq or Qasar) within the Haram.
If not shaven, the hair should be clipped to a minimum of one inch or more.
For shorter hair than one inch, it must be shaved.
However, this isn't the preferable solution.
Women may create a ponytail and trim up to an inch from the bottom. They are not permitted to shave their head.
Conclusion
When you repeat du'as, keep in mind the purpose of your journey: to seek Allah SWT's blessings and mercy for all of humanity as well as the fulfillment of our own particular prayers. Hopefully, your Umrah journey reflects the principles of Islam and brings you spiritual growth, harmony, and tranquility. Get ready to embark on the sacred journey by selecting the finest December Umrah packages from New York available to you.
2 notes · View notes
sabaryangindah · 2 years
Text
Pagi tadi setelah Shubuh, kami mengkaji kitab "Manhaj Ahlus Sunnah dalam Tazkiyatun Nufus" karya Ustaz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullah wa athaalallaahu umrahu fi tha'atih. Itu adalah pertemuan kedua kajian kitab tersebut di Masjid Nurul Islam Pondok Kopi. Hadirin dari kalangan umum, terutama sekian orang tua sekitar.
Selepas kajian, beberapa orang tua mendekati kami. Lalu tanya jawab. Ada satu orang tua yang kisaran 60-70 tahun usianya mengabarkan:
"Kami mengenal Sunnah melalui Ustaz Yazid. Dahulu beliau mengajar di masjid ini. Dahulu sekali. Tapi saat itu keadaan tidak kondusif. Demi keamanan, akhirnya vacum kajian beliau."
Saya bertanya, "Kapan itu?"
Beliau menjawab, "Tahun 1989. Sekitar 4 tahun beliau mengajar di sini."
Masya Allah. Tabaarakallah.
Ini dengan penekanan: dakwah ketika itu, tidak 'semudah' sekarang. Selain kondisi masyarakat yang dahulu masih sangat tradisional, kondisi pemerintahan saat itu juga berbeda dengan sekarang. Hal ini disebutkan oleh orang tua tersebut.
Beliau berpesan bahwa dai-dai sekarang mumpung ada kesempatan, sebarkanlah terus dakwah Sunnah sampai Sunnah dikenal orang banyak. Dahulu sangat sulit dan kini Allah permudah.
Pesan kami juga di status ini: saudaraku terutama pemuda, hadirilah kajian-kajian dan jangan mengandalkan live streaming jika sempat hadir!
Suatu kala, kami mengajar suatu kitab di daerah Tebet secara rutin. Di sesi tanya jawab, kami sempatkan bertanya ke seorang tua mengenai materi kajian. Tapi beliau 'melongo' (maaf agak kasar) saja. Saya ulangi, tetap bingung. Maka jemaah mengabarkan bahwa beliau kurang baik pendengarannya. Lalu saya beralih bertanya ke orang tua lainnya. Hal serupa berlaku kembali. Kurang baik pendengaran.
Selepas shalat Isya, orang tua pertama itu, mendekati kami. Beliau kemudian berkata, "Saya minta maaf. Tadi saya memang tidak dengar. Saya memang sudah tidak begitu bisa mendengar jelas kecuali teriakan dari dekat."
Kami bertanya, "Lalu bagaimana bapak bisa di majelis (sementara tidak dengar)?"
Beliau menjawab, "Saya cuma suka di majelis ilmu. Saya mau cari berkah sama pahalanya. Siapa tahu saya wafat di majelis ilmu."
Sehingga, saya kadang ketika mengajak beberapa pemuda yang 'sudah kenal ngaji' tapi banyak alasan untuk tidak hadir, saya merasa mendung. Apa saya harus menyediakan jodoh untuk para bujang yang pemalas hingga mereka mau hadir di majelis ilmu? Apa saya harus membayar mereka agar kebutuhan rumah tangga terpenuhi hingga mau ikuta ngaji? Sekiranya saya bisa, maka saya ingin berikan itu, sampai mereka mau ngaji.
Betul. Ada dan saya kenal sesiapa yang hanya mau mengaji jika pematerinya datang dari jauh, atau Tabligh Akbar, atau kajian ramai.
Seandainya saya memiliki banyak kelebihan harta yang membuat kawan-kawan tak perlu banyak berpikir soal kecukupan hidup lalu bisa fokus ngaji ilmu, maka saya ingin sekali melakukan. Tapi tak mampu. Maka biarlah Allah yang membuka hati mereka dan mengubah mindset mereka.
Apa menunggu ada pembubaran kajian, pengeroyokan terhadap ustaz, baru beberapa rekan ini sadar bahwa sudah terlalu banyak kebaikan luput disebabkan kemalasan, atau rasa malu, atau kesombongan.
Maka, rajinlah, jangan malu dan jangan sombong akan ilmu.
Ustaz Hasan Al Jaizy hafizhahullah
15 notes · View notes
adilemadil · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media
Nasehat untuk Hamilul Qur’an
13 Mei 2023, telah berlangsung agenda Khataman Akbar pertama Jam’iyyah Qurra wal Huffadz (JQH) NU Jawa Tengah di Masjid Agung Solo. Salah satu guru al-Qur’an Nusantara, Rais Majlis Ilm JQH Indonesia Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, Lc, MA menyampaikan beberapa nasehat terkait al-Qur’an, diantaranya:
Hendaknya kepada penghafal al-Qur’an untuk senantiasa melancarkan hafalannya. Karena terdapat perbedaan antara al hafidz dan as satir. Al hafidz ialah mereka yg sudah menyetorkan seluruh al-Qur’an dan jika diberikan pertanyaan untuk melanjutkan ayat tidak memiliki kesalahan/ hanya sedikit salahnya. Sedangkan as satir yaitu mereka yg sudah menyetorkan hafalannya namun belum lancar.
Al hafidz/ah harus memberi manfaat untuk masyarakat di sekitarnya, memberikan nuansa Qur’ani, membentuk majlis-majlis al-Qur’an, agar terwujud sebagaimana dalam hadits wa majtama’a qawmun fi baytin min buyutillah illa nazalat alaihim-as-sakinah.. “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), dinaungi rahmat, dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisiNya” (H.R. Muslim, no. 2699).
Dengungkan Al Qur’an dimana-mana, dengan demikian akan tercipta kawasan Qur’ani —> memengaruhi pendidikan anak kita.. sebagaimana Q.S. al-Furqan: 30 berbunyi ‘ya rabbi inna qawmittakhodzu hadzal qurana mahjura’ ; Qawm yg Qur’ani hendaknya dapat membuat rumah-rumah tahfidz yg menciptakan taman quran yg sebenarnya, bukan rumah-rumah quran yg punya tujuan-tujuan lain selain untuk Allah ta’ala.
Q.S. Yunus: 57 ‘yaayyuhannasu qad ja-atkum mauidzatun min robbikum wa syifaullima fisshudur wa hudan wa rohmatulilmukminin’ perlu di per rinci apa saja poin dalam ayat tersebut. Bahwa al-Qur’an merupakan mauidzah (nasehat), syifa (obat hati), huda (petunjuk), sekaligus rahmat untuk orang-orang beriman.
Dalam kitab Ityanul mubin disebutkan tidak ada syafa’at yg melebihi al-Qur’an, maka setidaknya diantara kita dalam 1 keluarga ada 1 hafidzul quran.
6 notes · View notes
kbanews · 2 years
Text
Liat Foto Anies Dikerumuni Jamaah di Masjid Al Akbar, Warganet: Orang-orang yang Merindukan Perubahan
JAKARTA | KBA – Hari ini Bakal Calon Presiden Indonesia Anies Baswedan melakukan kunjungan ke Surabaya, Jawa Timur. Salah satunya yang dikunjunginya adalah Masjid Al Akbar. Dari foto-foto yang di share oleh Instagram resminya, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu dikerumuni oleh jamaah di sana. “Alhamdulillah merasakan segarnya berwudhu dan bersujud di masjid kebanggaan masyarakat Surabaya,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
📍Masjid Nurut Taubah Imam Lapeo Campalagian Polman
14 Mei 2023
Gundah gulana dalam perjalanan pulang dari memberi kuliah,terbersit di hati untuk singgah menenangkan diri,  menumpahkan semua beban di hati yang pun tidak kupahami kenapa tiba2 seperti itu. Siapa lagi yang bisa memahami selain Allah? Kulangkahkan kakiku menuju masjid, tempat wudhu wanita,saat berwudhu pun air mata itu telah mengalir, selesai wudhu aku masuk ke mesjid menuju tempat mukenah dan sajadah, kuambil salah satunya untuk kugunakan, aku memilih paling depan dari shaf wanita, kuhamparkan sajadahku kupakai mukenah tadi, lalu kuangkat kedua tanganku kulafazkan "Allahu akbar" beriringan tetesan air mata itu mengalir tanpa henti hingga rukuk, sujud, tahiyat hingga salam,tak pernah terhenti malah semakin deras. Ntah apa yang membuat hati ini gundah, sungguh naif jika perihal dunia membuatku begitu gundah, diakhir salam Dzikir terbentuk dari bibirku, beriringan dengan hafalan anak2 yang dimulai dengan surah Al-Fatihah hingga tangisku semakin pecah semakin menjadi tapi masih tak kupahami rasanya hatiku, hingga dzikirku berakhir, kutegakkan kuangkat tanganku dan mulai berdoa, diamku sangat lama sebelum mulai berdoa seakan2 tak ada kata yang mampu terucap selain air mata yang tak henti menetes dan menggenang di pipi hingga mengalir ke bibirku, beberapa detik mereda hingga keluarlah kalimat2 doa kulantunkan kucurahkan segala isi hatiku dan memohon ampunan jika hati ini terlalu mengejar dunia yang fana hingga kegundahan ini timbul dipermukaan. Sekian menit berjalan tanganku belum turun dari permintaan doa yang kutegakkan, hingga tiba pilihan untuk dunia akhiratku, memilih menggunakan logika dan perasaanku, kuserahkan sepenuhnya kepada Allah karena jika menggunakan salah satu atau keduanya masing2 memiliki pilihan yang terkadang tidak ada korelasi antara keduanya. Orang yg kelak mampu kuhormati hingga akhir hayatku, yang mampu kuhargai sepenuh hati. Doa2 yang terus kuulang di setiap shalatku tetap terus kulafazkan, hingga dipenghujung doa, air mata ini tetap tidak berhenti mengalir, terus menetes hingga ketenangan di dalam hati berangsur2 membaik. Kuseka air mataku menggunakan tisu, mungkin air mataku telah tersimpan rapi di mukenah dan sajadah yang kugunakan, di mesjid itu menjadi saksi betapa rapuhnya manusia yang penuh dosa ini dimana tempat kembali yang paling baik adalah bersujud kepada-Nya.
Setelah menyeka air mataku, aku terdiam duduk sebentar lalu merapikan mukenah dan sajadah yg kugunakan, kukembalikan ke almari tempatnya kuambil, lalu kukeluarkan handphone ku untuk memotret betapa indahnya mesjid yang dibangun di samping makam imam yang telah menyebarkan agama Islam di kota ini, namun tak sempat kusiarahi makam itu, kakiku langsung melenggang pulang, ntah apa yang kupikirkan sehingga aku tak sempat bersiarah ... maaf dan terima kasih yaa Allah untuk segala hal, gundah dan ketenangan mengajarkanku apapun apapun itu selalu harus kembali kepada-Mu
3 notes · View notes
ahlulhaditht · 1 year
Text
True Dreams of the Believers - Ramadān 1444 & فلسطين - Palestine
Dreams were coming through about events starting to take a different turn this Ramadān for our brothers and sisters in Palestine. The sheikh from Masjid Al-Aqsā had been relating dreams about this Ramadān seeing some very significant events in the Holy lands, events that will be an introduction to victory for Palestine albeit over time.
Tune into what is going right now - live coverage of big violent confrontations between the occupying forces and Palestinians and you shall see the dreams slowly taking shape in our reality SubhanAllah, Allāhu Akbar. Some may say nothing has changed. This has already happened many times before. Yet again, look carefully and you can see that the occupiers are weakened, divided, and imploding.... Palestinian youth has been managing to attack in broad daylight successfully recently as well, showing their resolve and strength. The dream was saying that Allāh will grant the Muslims honour and facilitation, empowering. We just need to have Sabr and make duā.
Israeli forces stormed masjid Al-Aqsā tonight and the scenes of our brothers and sisters shouting Yā Allāh Yā Allāh may be disturbing, BUT remember !!!! those dreams are telling us something great is on its way and فرج - relief from trial is coming. Allāh will grant victory to the Muslims soon but idhni LLAH.
Following the clashes at the Al-Aqsā, Palestinians were able to strike back with rockets and caused damage to a factory.
May Allāh protect our brothers and sisters in this terrible trial, keep them in your duā - supplication
Tumblr media
In the news about one hour ago, Israeli forces storm masjid Al Aqsā and the windows are smashed amongst total chaos and screams from our brothers and sisters. Those were المعتكفين - brothers in I'tikāf. The video is disturbing as we can hear desperate voices of our brothers and sisters so we prefer not to share it here.
Victory is coming and Allāh sent us messages in those true dreams, we only need to fear our own sins and pray for our brothers and sisters....
3 notes · View notes
fisahidayahramadhan · 2 years
Text
24 Sya'ban 1444H
Selesai berbincang dengan Mas Bhumi, hatiku berdesir, lisanku tak lelah mengucap kata “semoga”, agar langkah kakiku di bawa Allah menapaki bangunan yang kala itu ditaklukkan oleh Sultan Muhammad al-Fatih.
Masjid Hagia Sophia merupakan bukti salah satu kejayaan umat Islam. Sebuah tempat yang mejadi saksi banyaknya darah, jeritan takbir, nyawa yang melayang dalam penaklukan, duka, luka, tapi juga cinta pada Allah dan Rasul-Nya. Bangunan klasik yang dipilih sebagai pusat peradaban. Tempat banyaknya pertemuan, diplomasi, dan strategi disusun para petinggi demi kejayaan umat.
Betapa bahagia mereka yang dapat menjadi saksi kejayaan Islam. Betapa bahagia mereka yang mampu menginjakkan kaki di sebuah negara yang dulu menjadi ibukota dari sebuah kesultanan yang menguasai 2/3 dunia. Kerajaan besar yang akhirnya runtuh karena kelalaian terhadap gempur perang pemikiran.
Sekarang? Perlahan-lahan pondasinya dibangun ulang. Museum Hagia Sophia beralih kembali sesuai fungsi awal. Tempat suci untuk umat Islam merenda segala pinta pada Tuhan. Pembatalan dekrit presiden tahun 1934 di tahun 2020 adalah pemicunya.
Benar kata Mas Bhumi, tidak merasakan kembalinya fungsi Hagia Sophia patut dijadikan sesal. Walaupun, tidak aku tampikkan persoalan takdir dari Allah atas Mbak Aisa yang tentunya tercipta begitu baik baginya.
Pikiranku melayang jauh. Melihat Hagia Sophia kembali menjadi masjid saja sudah bahagia luar biasa. Bagaimana kalau Palestina, wilayah komplek Masjid Al-Aqsha kembali sepenuhnya? Kita mampu merasakan salat dengan khusyuk di dalamnya? Di seluruh pelataran komplek tanpa terkecuali.
Allahu akbar!
Semoga Allah perkenankan. Semoga Allah terus menjadikan hati kita terpaut menyiarkan pesan-pesan kebaikan dalam kitabnya. Hingga nanti Fathan Mubina tercipta. Allahul musta'an.
2 notes · View notes
dilbaaah · 2 years
Text
Oktober; Mengambil Pelajaran dari Perjalanan
Oktober 2022 will be ends.
Tumblr media
Berakhir dengan segala kisahnya, ceritanya, hikmahnya, suka dukanya, peristiwa di luar rencana, dan segala macem hal baiknya.
Kalo diceritain, akan ada banyak cerita di dalemnya. Tentang gimana aku sampai di beberapa kota dalam beberapa hari. Yang aku ga pernah ngebayangin bisa sampai ke kota2 itu secepat itu. Tentang realita tak sesuai rencana. Tentang banyak peristiwa di luar dugaan akan terjadinya.
Oktober ini bertepatan dengan liburan dua minggu. Yaa bisa dibilang jadi moment peralihan dari daily routinity ke kegiatan2 baru.
Rencana awal liburanku itu pengennya ke Jogja aja, sama kaya liburan biasanya. Karena di Jogja ada Abang, kali2 kan ketemu saudara kandung sendiri:') Sekalian nyari event beasiswa atau S2, juga udah kangen banget ke Masjid Nurul Ashri Deresan, tempat ngajiku dulu. Pengen nyari ilmu lagi. Soalnya berasa nyaman banget kalo udah join di tempat kaya gitu:))
Sebenernya. Kenapa bisa jadi jauh bgt dari rencana ke Jogja, eh malah melipir sampe Surabaya. Mungkin karena salah satu doaku biar liburanku bisa produktif dan -minta yg terbaik juga si- Ga lama dari aku doa itu, tiba2 salah satu temenku ngajakin deeptalk tentang 'gimana setelah nyetap?'. Disitu juga nyinggung perihal liburan, yang dianya juga pengen ke Jogja tapi mau jenguk adek dulu di Tulungagung. Maka, berakhirlah aku sekalian temenin temenku ke Tulungagung.
Planning udah dirancang dua hari sebelum liburan.
Dari yang ini:
Tulungagung = 3 hari
Balik ke kampus = Sehari
Besoknya ke Jogja = Sekitar 3-4 hari-an
Jadi yang ini:
Tulungagung = 6 hari
Sidoarjo = 4 hari
+ Nyampe Kediri, Surabaya, sama Gresik. Tapi ga nginep.
Pokonya i'm so exited. Meskipun ga pulang ke rumah, tapi aku berasa udah di rumah. Bisa silaturrahmi ke keluarga Mba Endang yang hangat dan perhatian banget. Sejak beliau tau aku suka kopi susu, beliau tiap pagi bikinin aku kopi susu dong, padahal udah aku sampein gausah dibikinin gapapa, tapi tetep dbikinin🥺
Terus di awal liburan, aku lagi sariawan ga sembuh2, waktu mba Endang tau, tiba2 udah beli adem sari aja dan ngasi ke akuuuu✨ MasyaAllah alhamdulillah. Makasi banyak, Mbaa. Semoga kebaikan beliau dibalas dg yang lebih baik:)
Silaturrahmi juga ke keluarga temenku di Sidoarjo yg qur'ani bangettt:) aku ngambil banyak pelajaran dari keluarganya. Dua adik kecilnya yg wajib belajar ngaji kalo udh sore. Malem jam 8 adek2nya udah pada disuruh tidur. Pas Jum'at, adenya mesti Al-Kahfian mandiri. Pas shubuh wajibb banget adek laki2nya yg masi kecil untuk ikut sholat jamaah sama ayahnya🙃
Aku dengan temenku, Mba Fini. Ga lupa untuk metik hikmah tiap abis ada kejadian. Waktu kita akan pulang menuju kereta. Kita ngerasain banget gimana Allah mudahin dan sampai ke stasiun tepat waktu. Gimana tiba2 ada orang yg bantu. Gimana kita yg udah mesen gocar, eh berapa menit kemudian bus yang ditunggu lama malah dateng.
Aku belajar juga dari temenku utk ngawali segala sesuatunya dg BISMILLAH. Yaa, aku emang suka lupa sama hal ini. Ngawali sesuatu dg bismillah hanya pada kegiatan tertentu aja, yang selainnya lupa😣
Satu yg masih jadi planning. Padahal udah di-planning-in di hari pertama di Sidoarjo utk sampai ke Masjid Al-Akbar Surabaya utk maghib-an. Qadarullah aku dan temenku sampe Sidoarjo pas udah sore, jadi ga sempet.
Direncanain lagi hari kedua, mau sholat maghribnya di Masjid Al-Akbar setelah kita dari Alun-alun Surabaya. Ternyata, nunggu bus di haltenya lama + perjalanannya juga. Jadinya, kita milih opsi masjid terdeket, yaitu Masjid Ulul Albab UIN Sunan Ampel. Udah tu yaa selesai sholat maghrib. Bikin planning baru. Sholat isyanya mau di Al-Akbar. Udah mesen grab, ternyata hujan deres bgt dan grabnya lama dateng. Keburu adzan di Masjid UIN. Akhirnya kita cancel dan planning ke Masjid Al-Akbar lagi2 ga jadi.
Terusan kata temenku. Mungkin kita emang belum diizinin sampai kesana. Kalo kita kesana mungkin terjadi sesuatu yang ga diinginkan atau disuruh kapan2 lagi kesini:))
Yaudahlah. Semoga beneran lain waktu bisa ke situ:)
Untuk orang2 baik yang dipertemukan Allah di perjalananku di Oktober ini, semoga Allah balas kebaikannya dengan yg lebih baik. Dipermudah hajatnya. Dilapangkan rezekinya. Dijauhkan dari segala mara bahaya.
Pokonya oktober ini aku banyak belajar hal baru. Belum doa2 yang senantiasa mengawali perjalananku. Terimakasih, yaa. Semoga perjalananmu juga selalu dalam lindungan-Nya🤲🙂
Masih ada banyak selain ini. Yang penuh di ingatan, tapi sukar tercurahkan. Bukan sukar deng, tepatnya karena tulisanku udh banyak banget:))
Belum tentang sekembalinya aku di kampus. Balik ke rutinitas biasanya lagi.
Akhirul kalam. Hikmah akan selalu ada. Tinggal kitanya lagi, gimana memetik hikmah itu dari setiap peristiwa yang ada.
Sekian,
Thanks, October!
Bismillah, November. Semoga akan ada peningkatan untuk apapun yang baik di bulan ini. Aamiin YaaRabb.
______________________________________________
23.20
Al-Azhar 112
Mantingan, Ngawi, Jawa Timur, Indonesia
4 notes · View notes
saiminsatoto · 6 days
Text
0 notes