#Penjilat

[asharitv]

Para Kacung Tempo Dulu Tidak Ada Bedanya Dengan Kacung Jaman Sekarang #k...

[far2008]

Benny Rhamdani Minta Izin Tempur ke Jokowi, Netizen Sebut Dia Provokator dan Penjilat

Benny Rhamdani Minta Izin Tempur ke Jokowi, Netizen Sebut Dia Provokator dan Penjilat

Berikut Profil mantan anggota DPD RI , Benny Rhamdani yang Trending di Twitter sebagai provokator dan penjilat karena minta izin tempur ke Presiden Joko Widodo. Kata provokator dan pejilat Trending di Twitter ramai membahas Benny Rhamdani . Setidaknya, hingga pukul 21.15 WIB pada Senin (28/11/) tweet terkait provokator sudah mendapai 5.207 tweet. Tweet yang Viral di Twitter membahas ucapan…

[mahaf89]

Silahkan saja cari muka dengan cara menjilat atasan. Itu sudah sifatmu. Aku maklumi itu.

Asalkan tidak menyentuhku.

Semangat para pejuang rupiah...!!!

[batakrim]

Penjilat.

[hopegained]

I'm not saying you should mourn for sb who's done no good for you. I'm saying there are people in your mutuals who are affected by these current events in a way or another. It's okay you don't share their opinion, just remember that kindness is free. Thank you <3

my opinion is that monarchies suck and yall deserve better. thanks tho!

[clitsucker87]

Bontot idaman jantan2 penjilat bontot dan pepek...muka lawa mat..air pepek aku sanggup sedut

[ann7am]

Duri Dalam Daging

Gak semua orang deket bisa support semua pencapaian kita. Beberapa malah nganggap kita sebagai saingan mereka. Padahal realitanya kita ga ada niat sedikitpun untuk lomba atau cepet-cepetan sama mereka.

Dan yang ga habis pikir, orang-orang yang ‘nice’ itu beberapa dari mereka cuma jago jadi penjilat aja.

Beberapa orang lainnya seneng banget cari-cari kesalahan kita. Padahal kita diem. Cuma lagi nafas aja. Ga pernah ganggu rencana-rencana dan resolusi hidup mereka. Tapi ujung-ujungnya malah segala resolusi kita di copas. Betapa ga tau malunya orang-orang seperti ini.

That’s life.

Semua orang bisa berubah.

Review circle itu mesti banget.

Biar ga ada duri dalam daging.

[ameliazahara]

Aku pandai bermain peran

Hal yang kini ku sadari setelah diterpa badai kehidupan yang menyakitkan dari perihnya hari kemarin.

Bermain peran itu sulit. Bermain peran itu mengajak diri untuk melawan nurani sendiri. Jika dididik dengan baik, jika masih dengan kaidah-kaidah lama, jika masih kokoh dengan adab kebudayaan, maka akan sangat-sangat sulit dilakukan. Bermain peran itu lekat dengan kepura-puraan. Entah berpura-pura tidak tau, walau sebenarnya tau betul. Entah berpura-pura menjadi tidak lagi peduli, waalau sebenarnya sangat peduli. Harus tegaan dan melupakan yang namanya nurani.

Bermain peran itu perlu. Harus dilatih dan semoga lihai. Agar apa? Tidak lain adalah untuk melindungi diri sendiri, menjaga nama baik, dan agar tetap diajak.

Dinamika hidup sosial dan fenomenanya, mengajarkan dan memaksa diri untuk bisa melakukannya. Dinamika hidup sosial itu penuh tipu muslihat. Setiap orang punya motif tersembunyi yang dirangkai demi kepentingannya sendiri. Setiap orang berusaha melindungi nama baiknya sendiri. Setiap orang berusaha terlihat netral walau sebenarnya penjilat. Ironinya, mereka butuh pengalihan, butuh sesuatu yang ditumbalkan—yang seringnya menimpa mereka yang tampak tulus. Karena seringnya pemain peran muslihat, adalah mereka yang enggan berusaha dengan sehat, enggan menggunakan logika nurani.

Jangan heran jika nanti bertemu orang-orang yang mengganggu diri yang tampak tenang. Jangan heran jika nanti bertemu orang-orang yang merebut piring makan orang lain. Jangan heran jika nanti bertemu dengan orang-orang yang menjilat dengan lihai.

Persiapkan dirimu atas segala kemungkinan dari segala fenomena dinamika sosial yang penuh tipu muslihat—akan banyal hal yang dulit diterima akal sehat. Semua bisa terjadi bahkan di luar nurul.

Untuk itu, akhirnya diri belajar untuk bisa bermain peran juga. Belajar untuk fleksibel mengikut arus licik yang sedang berlangsung. Ikut tampak menjadi lihai melakukannya. Tidak lagi sulit, sebab panjangnya waktu di rantau mengajarkan diri untuk bisa adaptif dan fleksibel atas segala keadaan. Aku elastis, lentur, dan akhirnya aku bisa bermain peran.

Bermain peran seringnya dilakukan untuk tujuan tertentu—yang pasti untuk menyembunyikan sesuatu. Agar semua tampak indah. Yang padahal, mereka tidak sadari bahwa, bau bangkai yang disembunyikan akan terendus juga kemudian. Yang mereka tidak sadari adalah, segala bentuk motif yang terselubung itu bisa dikenal dan terbaca oleh yang lain, sekalipun dia meresa dengan hebatnya dia berusaha menyembunyikannya.

Setiap orang itu naif: entah si kaya ataupun si miskin. Setiap orang itu punya celah di dalam dirinya yang bisa dimasuki tanpa dia sadari, sekalipun atas segala yang disembunyikannya dengan mahir.

Seperti bug, semua orang punya bug dalam dirinya.

Segala motif akan terbaca pada akhirnya. Kenapa? Karena untuk bisa bermain peran dengan baik, haruslah mempelajari motif terlebih dahulu. Motifnya selalu sama bukan?

Tenang, rahasiamu tetap aku rahasiakan. Aku akan berusaha menjadi tidak tau atas buruk yang kau sembunyikan. Sebab aku kini telah mahir bermain peran.

Sekalipun aku merasa perlu memberitahumu kebenaran dan kebaikan—demi reputasimu juga. Tapi, sudahlah. Aku sudah enggan tampak tulus. Sebaiknya bermain peran sajalah. Sekarang aku senang menonton segala pertunjukan yang semesta persembahkan.

Kiranya bakal romantis, eh genre komedi ternyata.

[yunusaziz]

Assalamualaikum

Mas, gimana caranya kita mengurangi frekuensi memaki saat sedang kesal. Sudah istighfar tapi kadang sulit sekali berkata yang baik saat sedang kesal (dalam konteks bukan menyebut bahasa binatang. Hanya memaki).

Dan tetangga meja sebelah ku itu drama nya minta ampun. Atasan saya juga tipe orang yang gak nyaring info apa yang di dapat. Bukan tipe yang cross check lebih dulu tapi langsung judging sepihak. Padahal dia menuntut kesempurnaan dalam kerjaan kita. Tapi sikapnya seperti itu dan bikin gak nyaman. Saya bukantipe penjilat yang bilang iya iya saja dan memuji dia, dan saya memang tidak suka ikut "trend" yang dia gemparkan di kantor. mungkin karena hal ini dia tidak merasa di apresiasi oleh saya. Dan menjadikan saya target saat mendengar berita negatif yang bahkan tidak saya lakukan.

Untuk bertahan perlu kesadaran ekstra. Tapi saya tidak nyaman. Kalau resign saya belum punya pengganti untuk sumber penghasilan saya karena keluarga bergantung pada saya. Dilema sekali. Harus bagaimana saya?

Mohon maaf merepotkan..

Semoga mas yunus senantiasa di mudahkan dalam setiap langkah

Wassalamualaikum

Waalaikumsalam

Hehehe mau kasih saran abcd, tapi memang begitulah dinamika di dunia kerja. Selalu ada drama, yang tadinya putih jadi hitam, yang hitam jadi putih.

Yang jelas, dalam konteks atau medan amal profesional. Lingkup kerja kita cukup pada hal yang profesional-profesional aja, nggak perlu nimbrung misal ada karyawan ghibah, jelek2in circle, dsb. Even kadang harus berada di salah satunya buat sekedar survive.

Yang jelas prinsip islam, jadilah sebaik-baiknya manusia. Baik kepada sesama, meskipun kadang menyakitkan. Kalau dijahati, gaperlu dibalas, cuman mempertahankan harga diri perlu. Tapi ada caranya.

Kalau dirasa memang sudah sangat toxic, mungkin perlu cerita ke atasan, atau kalau ada layanan aduan karyawan bisa lewat situ. Kalau saya, tentukan spot nyaman di kantor atau dekat kantor yang selalu bisa jadi pelepas stress. Nyari 1 orang minimal buat jadi temen cerita.

Atau kalau sudah bener2 mengakar, mulai pertimbangkan ambil langkah2 resign. Cuman harus ditimbamg matang. Terkahir, selalu doa sama Allah sebelum keluar rumah doa agar dilindungi dari marabahaya dari ancaman dunia dan langit, minta pertolongan Allah, minta pula dikumpulkan dengan orang2 sholih.

Semangat!

[enigmalestari]

🤣🤣🤣🤣🤣🤣 soalnya bagi para penjilat dan pelacur pantat dan PILAT pun di makan [🤣🤣🤣🤣🤣🤣

Ada video seru, cek sekarang juga! https://s.snackvideo.com/p/hJ5dnBGx

[monochrome-cropcrown]

Kau boleh caya tak yg ada org politik israel kata nak hapuskan bulan Ramadhan supaya org Zionis tak takut dan boleh teruskan serang Palestine? Babi betul lah. Nama je org politik tapi pemikiran macam babi. Benci aku. Aku harapkan dia seksa kat neraka nanti.

Tu ah. Tu dh syaiton-syaiton akhir zaman dh. Kalau begini durjananya orang-orang berkuasa di dunia ni, apatah lagi kt akhirat nnti. Diaorang mcm ni lah penjilat-penjilat kaki Dajjal. Aku pun tak paham kenapa diorang ni ahli politik. Like??? Bukan politik kerja dia untuk memberi manfaat kepada masyarakat ke? Menolong yg kesusahan? Membimbing others untuk memajukan negara? Kenapa sampai takde sifat kemanusian? Nama je pemimpin.

Sabar anon. Aku pun selalu baran pasal ni. Insya Allah, diorang akan terima akibatnya kt neraka nnti. Amiin.

[theartismi]

Palestina Butuh Solusi

Lelah ya? Lihat berita Palestina yang masih membara, yang Syahid terus bertambah. Darah bercucuran, Tubuh hancur lebur, Makan tak ada, Minum pun juga, apalagi rumah sudah hancur lebur. Begitulah dunia yang kita saksikan saat kita masih tenang mengerjakan tugas kuliah sambil nyemil, nongki2 dengan bestie, dan rebahan sambil scroling. Ah Palestina ini kapan usai?

Alhamdulillah jika kita masih mau terus share keadaan disana, namun video atau foto genosida mereka bukan hanya untuk reminder kita aja, BUKAN. TAPI MEREKA BUTUH SOLUSI, Mereka ingin dibantu oleh kita, mereka meminta pertolongan kepada umat muslim. Tapi lihat? Kita diam beribu bahasa, tak ada aktivitas fisik yang kita lakukan, hari hari kita tetep sama. Tidak kah hatimu tergerak? Tidak kah keimanan mu tergores melihat saudaramu dibantai? Memang Allah Swt sudah gambarkan betapa indahnya dunia (Al Baqarah 212) hingga kamu sangatlah terlena, hingga hari tempat terakhir di Rafah pun yang amat dekat dengan negeri muslim (Mesir), namun naas apakah membantu? Tidak kawan, justru dibangun tembok tinggi, menolong Palestina bagi negeri muslim hari ini itu bak setor diri ingin dibantai. Kenapa? Karena bagi negeri muslim hari ini itu sangat rugi dalam pandangan dunia, belum lagi rakyatnya masih kelaparan mikirin beras (kebutuhan pokok) tak terpenuhi, pemimpinnya sibuk nariki pajak rakyat untuk buat bansos juga untuk rakyat. Halah ekonomi masih berantakan gini ya mana bisa bantu Palestina. Begitulah kondisi umat muslim yang bagaikan buih, begitu tak berguna, hanya Palestina yang tak menyerah. Maka atas tembok Rafah yang dibangun tinggi karena nation state, iman mu untuk menolong saudaramu tak akan tercapai. Penghianat muslim itu busuk, dia begitu penjilat, mereka adalah zionis yang lebih kejam. Mereka katakan turut berduka tapi dibelakang menyepakati kerja sama dengan negara pendukung zionis. Maka solusi palestina, hanya pada negara khilafah(yang mempersatukan umat) yang pengaturannya dari syariat Allah Swt, sehingga mudah untuk mengatur ekonomi, gak pake kerja sama dengan tangan seorang pembantai, karena aturan Allah Swt sudah mutlak keadilannya(mau tau ekonomi islam, belajar.) maka mudah bagi Khilafah untuk mengirimkan bala tentara untuk berjihad, sangat mudah. Dan solusi haqiqi hanyalah Khilafah dan Jihad. Maka pr kita adalah bagaimana menegakkan kembali Khilafah, bagaimana mempersatukan umat muslim kembali? Bukan seperti banser NU kan caranya? Umat muslim terjajah karena pemikiran, dan umat muslim dibangkitkan juga karena pemikiran. Dan pola pikir yang benar akan menghasilkan tindakan yang benar. Dan kebenaran mutlak milik Allah Swt. Maka aktivitas fisik yang harus kita lakukan untuk sama2 berjuang untuk Palestina adalah DAKWAH untuk memperjuangkan kembalinya negara superpower. Dakwah butuh ilmu, maka belajar dengan pembina, namun kejahatan saja sangat2 penuh strategi, maka untuk tujuan yang besar ini tak mungkin jika dakwahnya tak bersifat politik. Apalagi Rasul juga mengajarkan maka untuk kebaikan ini butuh adanya jamaah, maka carilah jamaah itu untuk bisa membuat mu berkontribusi untuk PALESTINA. Karena yang bersama Palestina butuh iman yang kuat, gak moodyan. Dan iman yang kokoh akan dibangun dalam pembinaan

[elaraismoon]

"kepada tuan terhormat, yang gagah perkasa, yang kuasanya tak terbantahkan. izinkan diri lemah ini berada di pihakmu, entah kau merasa kasian atau merasa jijik pada hamba. hamba akan patuh dengan peraturan yang kau berikan. hamba juga akan memberi sedikit nasehat untukmu kedepannya"

ucap sang penjilat.

dalam permainan ini siapakah yang akan disetir? apakah kuasamu benar-benar bisa menaklukkan titik terlemah ku? apakah siasat licikku sanggup membuatmu terus merubah arah seperti yang kuinginkan?

daida and magic mirror (miranjo) - osama ranking

[j-amir-09]

Di sudut pandang saya, orang2 yg menghargai, peduli dan memperlakukan makhluk hidup lain dengan baik dan tulus, adalah orang2 yg punya empati tinggi... Contohnya : Tak memetik bunga tanaman di tempat umum atau di rumah orang hanya sekedar iseng lalu dibuang. Menghargai hewan liar (bukan hanya hewan peliharaannya). Karena, pada sebuah perbuatan atau sikap yang kita berikan untuk sesama manusia biasanya itu ada unsur kepentingan yang melatar belakangi "kenapa kita sampai melakukan perbuatan tsb?" Ini bukan punya kepentingan yang konotasinya negatif lho ya (bukan semacam fake or penjilat), contoh lagi nih : Terhadap anaknya BOSS kita di kantor, kita akan berusaha bersikap baik, ramah walaupun lagi sakit perut. Kenapa? adalah wajar jika kita melakukan hal tsb, karena kepentingan nya untuk di nilai baik oleh si Boss sebagai salah satu sarana penunjang kinerja kita dalam kantor tsb dari segi attitude. Namun judulnya kan tetep sama ya... perbuatan baiknya di lakukan karena ada sebuah "kepentingan" pribadi. Sedangkan... perbuatan baik kita pada hewan & tanaman liar, itu benar2 perbuatan tulus tanpa maksud atau kepentingan dan keuntungan apapun (bukanlah juga untuk dapat "pahala" lho ya, kalo seperti itu pamrih namanya, bukan perbuatan tulus lagi).

[arphan123]

Penjilat Demi Sepotong Daging, Apa Pendapatmu tentang seorang "Penjilat"?

[borntoberich]

Lama tidak senam jemari.

Oke hari ini aku akan sedikit bercerita.

Tanggal 6 September 2023. Hari dimana aku menyadari sesuatu hal yang membuatku menjadi lebih semangat untuk ingin pergi dari kerumunan orang toxic.

Benar, tentang “dunia dipenuhi dengan orang jahat”. Jahat dalam arti makna yang sangat luas. Tapi bagiku itu adalah hal jahat, tetapi tidak tau bagi orang-orang yang tidak memiliki “perasaan”, karena mungkin itu adalah hal yang biasa bagi mereka. :)

Darisini aku merasa aku harus belajar keras agar aku terlepas dari perkumpulan pertoxican ini.

Penjilat, membicarakan orang dari belakang, membedakan orang, hal hal sperti ini masih saja melekat di dalam kehidupan sehari-hari. Lalu untuk apa mereka belajar agama? Apakah mereka sudah menerapkannya dengan benar? Pertanyaan yang mungkin juga harus ditanyakan untuk diriku sendiri. Mengapa aku harus mempertanyakan itu. Itu adalah urusan dia dengan Tuhannya. Bukan urusanku yang juga meng judge mereka.

Bagianku adalah aku harus belajar keras, agar aku bisa pergi dari perkumpulan orang-orang toxic ini.

Yah saat ini aku sedang memiliki cita cita untuk meningkatkan kemampuanku untuk belajar bahasa asing, agar aku bisa pergi ke luar negeri. Aku tidak ingin tinggal di sebuah negara yang orang-orangnya memiliki sifat manusiawi yang tinggi.

Aku hanya ingin tinggal, di suatu negara dimana orang-orangnya memiliki positif vibes.