Tumgik
#Resensi agustus
ranisyahreza · 2 years
Text
Heart in The Tree (Jantung di Atas Pohon)
Judul: Heart in The Tree (Jantung di Atas Pohon)Pengarang: Pavan KapoorPenerbit: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Tahun: 1997Halaman: 30Peresensi: @ranisyahreza Buku ini berisi sebuah cerita tentang seekor monyet bernama Ram, yang berteman dengan seekor buaya yang bernama Karo.Ram sering memberikan buah mangga yang manis untuk Karo dan istrinya. Hingga akhirnya mulai tumbuh keserakahan pada…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
telkomuniversityputi · 3 months
Text
*HADIRILAH KAJIAN ILMIYAH SETIAP HARI JUM'AT*(terbuka untuk umum kaum muslimin ...
*HADIRILAH KAJIAN ILMIYAH SETIAP HARI JUM’AT*(terbuka untuk umum kaum muslimin dan muslimat) Judul:*RESENSI KITAB*_Dari Para Ulama_ Part 5 Kitab:Mausu’atu Nadhratin Na’im Bersama alUstadz:Abu Faqih R. Kurniawan, S.T. حفظه الله InsyaaAllaah Jum’at*17 Muharram 1445H* ( 04 Agustus 2023M) Waktu: Ba’da Maghrib – Isya Masjid ashSHIDDIQJl. Kebon Gedang Gg. Hj. Siti Aisyah Rt 02 Rw 10 Maleer…
0 notes
rezensionvonqisa · 4 years
Text
Resensi: Selasa Bersama Morrie
Tumblr media
“Abdikan dirimu untuk mencintai sesama, abdikan dirimu kepada masyarakat sekitar, dan abdikan dirimu untuk menciptakan sesuatu yang mempunyai tujuan dan makna bagimu.” —Morrie
Judul: Selasa Bersama Morrie Penulis: Mitch Albom Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan: Kesebelas, Agustus 2019 Tebal: 209 halaman ISBN: 978-602-03-3457-8
Blurb
Bagi kita mungkin ia sosok orangtua, guru, atau teman sejawat. Seseorang yang lebih berumur, sabar, dan arif, yang memahami kita sebagai orang muda penuh gelora, yang membantu kita memandang dunia sebagai tempat yang lebih indah, dan memberitahu kita cara terbaik untuk mengarunginya. Bagi Mitch Albom, orang itu adalah Morrie Schwartz, seorang mahaguru yang pernah menjadi dosennya hampir dua puluh tahun yang lampau.
Barangkali, seperti Mitch, kita kehilangan kontak dengan sang guru sejalan dengan berlalunya waktu, banyaknya kesibukan, dan semakin dinginnya hubungan antar-sesama manusia. Tidakkah kita ingin bertemu dengannya lagi untuk mencari jawab atas pertanyaan-pertanyaan besar yang masih menghantui kita, dan menimba kearifan guna menghadapi hari-hari sibik kita dengan cara seperti ketika kita masih muda?
Bagi Mitch Albom, kesempatan kedua itu ada karena suatu keajaiban telah mempertemukannya kembali dengan Morrie pada bulan-bulan terakhir hidupnya. Keakraban yang segera hidup kembali di antara guru dan murid itu sekaligus menjadi sebuah “kuliah” akhir: kuliah tentang cara menjalani hidup. Selasa Bersama Morrie menghadirkan sebuah laporan terperinci yang luar biasa seputar kebersamaan mereka.
Resensi
Buku Selasa Bersama Morie telah banyak direkomendasikan oleh teman-temanku di Twitter, alhasil buku ini telah lama menjadi wishlist-ku, terpendam bersama wishlist-wishlist yang lain. Awalnya aku tertarik karena judulnya yang eye catching. Begitu akrab di telinga, pikirku. Mengingat buku ini juga kontemporer, diterbitkan tahun 1997, tapi masih digemari hingga kini membuatku semakin ingin membaca buku gubahan Mitch Albom ini. Akhirnya di hari natal tahun lalu, aku memutuskan untuk membeli buku ini dan mencoretnya dari daftar wishlist.
Penerbit PT GPU mengkategorikan buku ini sebagai buku self-improvement. Awalnya aku ragu membeli buku ini karena kupikir narasinya akan membosankan—mengingat aku juga cukup bosan jika baca buku non-fiksi. Tapi untuk mencoba sendiri pengalaman membaca buku ini, karena penasaran sebagus apa, sih, buku ini, aku memutuskan untuk berani membaca dan menyelesaikannya. Syukurlah buku ini selesai kubaca tak lama setelah aku menyelesaikan Curiosity House: The Shrunken Head. 
Ternyata, bagiku, buku ini tidak seperti buku non-fiksi kebanyakan dengan narasi yang kaku dan membosankan. Narasi dalam buku Selasa Bersama Morrie justru lebih mengalir dan hidup, seperti buku fiksi dan membuatku menjadi lebih tenggelam dalam “kuliah” Morrie. Inti kuliah Morrie yang dapat kupetik adalah bahwasanya kita sebagai makhluk hidup, tidak boleh merasa lebih tinggi dari makhluk hidup lain. Kita tidak boleh tenggelam dalam obsesi mimpi pribadi, kita harus lebih menghargai hidup dengan menikmatinya, menjiwainya, lebih peka terhadap orang di sekitar kita dan harus mengasihi sesama. Kisah ini membuatku teringat akan buku Desi Anwar Hidup Sederhana dan film Soul dari Pixar. Buku dan film tersebut juga mengajarkan hal yang sama, bagaiman kita harus sadar betul apa yang sedang kita lakukan, menikmatinya, dan jangan lupa untuk mengasihi sesama. Dengan mengingat hal tersebut, aku jadi menangis dan sangat ingin menjalani hidupku lebih baik. Aku takut ketika ajalku tiba, aku menyesal karena tidak melakukan hal yang lebih bermakna, seperti menjadi bermanfaat bagi orang lain.
Buku ini tentu saja memiliki banyak kelebihan, mulai dari wejangan yang diberikan Morrie dan bagaimana Albom menyampaikan kembali wejangan tersebut dengan cara yang lebih mengalir dan hangat, sehingga buku ini sangat berkesan untukku. Hanya saja, bagi teman-teman yang mudah teralihkan, teman-teman perlu menyiapkan fokus dalam membaca buku ini, sehingga teman-teman dapat menjiwai wejangan dari Morrie dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana? Apakah kalian tertarik untuk membaca buku ini? ;)
6 notes · View notes
thaniaaras · 3 years
Text
Critical Eleven
RESENSI NOVEL FIKSI
NOVEL CRITICAL ELEVEN
INFORMASI BUKU
 Judul buku      : Critical Eleven
Pengarang       : Ika Natassa
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN               : 9786020318929
Estimasi berat : 0.28 kg
Tahun terbit    : 10 Agustus 2015
Lebar buku      : 13 cm
Panjang buku  : 20 cm
Halaman         : 344 halaman
Bahasa            : Indonesia
Tipe cover       : Soft cover
Harga buku     : Rp. 79.000
 TENTANG PENULIS
Ika Natassa adalah seorang penulis indonesia dengan banyak karya yang memukau dan juga merupakan seorang banker di salah satu bank terbesar di Indonesia. Pada tahun 2013 Ika Natassa mendirikan LitBox yaitu layanan berlangganan surprise box berisi buku-buku fiksi terpilih yang pertama di Indonesia. Novel Critical Eleven merupakan karya ketujuh dari Ika Natassa setelah A Very Yuppy Wedding (Gramedia Pustaka Utama, 2007), Divortiare (Gramedia Pustaka Utama, 2008), Underground (Self-published dengan nulisbuku.com, 2010), Antologi Rasa (Gramedia Pustaka Utama, 2011), Twivortiare (Gramedia Pustaka Utama, 2012), Twivortiare 2 (Gramedia Pustaka Utama, 2014).
 SINOPSIS
Novel Critical Eleven menceritakan tentang kisah romansa yang berawal dari pertemuan antara Anya dan Ale dalam perjalanan udaranya dari Jakarta menuju Sydney. Dari perkenalan singkat inilah muncul istilah Critical Eleven, istilah tersebut berasal dari dunia penerbangan yang artinya sebelas menit paling kritis dalam penerbangan yaitu tiga menit saat lepas landas dan delapan menit sebelum mendarat. Pertemuan tersebut akhirnya membawa hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Keduanya harus menjalin hubungan jarak jauh dikarenakan Ale berprofesi sebagai petroleum engineer di Amerika dan Anya berprofesi sebagai management consultant di Jakarta, namun hal tersebut tidak sedikitpun mengurangi kemesraan dan keharmonisan hubungan mereka yang bahkan akan membuat beberapa orang iri ketika membacanya. Konflik cerita dimulai setelah Anya mengalami keguguran di usia kandungan yang terbilang sudah tua, pada saat itu pula Ale mengatakan hal yang tidak terduga sehingga menyinggung perasaan Anya dan akhirnya menjadikan hubungan mereka merenggang bahkan sampai pisah ranjang. Keharmonisan rumah tangga mereka pun langsung sirna begitu saja, semuanya berubah menjadi rumit, pelik dan mengharukan.
 KELEBIHAN NOVEL
Karakter dan peran tokoh dalam cerita ini terasa sangat nyata menggunakan bahasa yang sangat elegan dan memukau bagi para pembaca. Banyak sekali kutipan kalimat indah di setiap paragrafnya. Terdapat banyak pelajaran hidup terutama dalam hal rumah tangga seperti tidak mengumbar konflik dalam rumah tangga kepada orang tua atau mertua, mereka bersikap seolah baik – baik saja di hadapan kedua orang tua masing – masing tanpa memperlihatkan sedikitpun adanya masalah diantara mereka berdua. Serta banyak referensi menarik mengenai barang-barang mewah dan bermerek dan pengetahuan umum.
 KEKURANGAN NOVEL
Menurut saya kekurangan dari novel ini terdapat pada kurangnya riset mengenai perkembangan masa kehamilan, karena keguguran di usia kandungan yang terbilang tua seperti yang Anya alami itu sangat kecil sekali kemungkinannya apalagi hanya dkarenakan terlalu sibuk dengan pekerjaan atau kecapean, hal tersebut menjadi kurang logis saja. Pada masa kehamilan bulan ke – 9 harusnya bayi dalam kandungan sudah sangat kuat, keguguran di trimester 3 tersebut akan lebih logis apabila di ceritanya Anya mengalami kecelakaan seperti jatuh dari tangga atau lainnya.
Tidak selarasnya karakter tokoh dengan faktor pendukung, seperti Ale yang memelihara anjing bernama 'Jack' sedangkan dalam cerita Ale merupakan seorang muslim dan taat pada agamanya. Dan juga kebiasaan Anya meminum wine, namun yang saya tangkap disini mungkin Ika ingin menerapkan gaya hidup modern pada kisah romansa Anya dan Ale.
 SIMPULAN
Novel ini sangat layak untuk dibaca, kisah romansa yang banyak memberikan pelajaran hidup terutama dalam hubungan rumah tangga. Peran dan karakter tokoh pun terasa seperti nyata. Ditambah dengan kutipan – kutipan indah di dalam ceritanya menjadikan novel ini lebih menarik.
 HARAPAN TENTANG FILM CRITICAL ELEVEN YANG AKAN SEGERA TAYANG
Saya hanya berharap film critical eleven nanti akan sangat menarik dan kritis sesuai dengan cerita yang ada pada novel.
1 note · View note
nahdliquerz · 6 years
Photo
Tumblr media
(#BukuUntuk2018) . Selesai baca buku ke-11 Arah Langkah – Fiersa Besari Mediakita, Jakarta (2019) 300 halaman Lama baca : 27 Juli – 8 Agustus 2018 . Novel karya 'Bung' ini mengupas perjalanan yang pernah terjadi dan menjadi kisah yang berlatar kejadian nyata. Menarik pokoknya. . cek lengkap resensi di Web, link di bio! . ______ #Dalifnun #Nahdliquerz #Buku #Resensi #Novel #ArahLangkah #FiersaBesari #Tsacoffee (di Ats Tsacoffee) https://www.instagram.com/p/Br2lz-Cjbd0/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=u8l2ucutr1b2
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Seri buku @gusmuh12: 1. Muhidin M Dahlan, Inilah Resensi, Tangkas Menilik dan Mengupas Buku, Yogyakarta, I:Boekoe, Feb 2020, 256 hlm, 65.000 2. Muhidin M. Dahlan, Inilah Esai, Tangkas Menulis Bersama Para Pesohor, Yogyakarta: I:boekoe, 2016, 193 hlm, 65.000 3. Muhidin M. Dahlan, Aku Mendakwa Hamka Plagiat, Yogyakarta: Scripta Manent, 2011, 238 hlm, 40.000 4. Muhidin M. Dahlan, Ganefo: Olimpiade Kiri di Indonesia, Yogyakarta: Warung Arsip, 2016, 275 hlm, 85.000 5. Muhidin M Dahlan, Pramoedya Ananta Toer: Yang Berumah dalam Buku, Yogyakarta, Warning Books, Agustus 2021, iv+212 hlm, 65.000 6. Muhidin M. Dahlan, Mencari Cinta, nonsastra, Yogyakarta: Scripta Manent, April 2017, 141 hlm, 50.000 7. Muhidin M. Dahlan, Terbang Bersama Cinta, nonsastra, Yogyakarta, Scripta Manent, mei 2017, 136 hlm, 50.000 8. Muhidin M. Dahlan, Anas Syahrul Alimi (koordinator), 100 Konser Musik di Indonesia, Yogyakarta, Iboekoe & Rajawali Indonesia, Agustus 2018, 684 hlm, 200.000 9. Muhidin M. Dahlan, Nakal Harus, Goblok Jangan, Yogyakarta, Iboekoe, Agustus 2018, 451 hlm, 100.000 10. Muhidin M. Dahlan, Pada Sebuah Kapal Buku, Yogyakarta, Iboekoe, Agustus 2018, 458 hlm, 100.000 11. Muhidin M. Dahlan, Politik Tanpa Dokumen, Yogyakarta, Iboekoe, Agustus 2018, 462 hlm, 100.000 12. Muhidin M. Dahlan, Semesta di Balik Punggung Buku, Yogyakarta, Iboekoe, Agustus 2018, 446 hlm, 100.000 13. Adam Hawa, Hawa Bukan Perempuan Pertama , Yogya: Scripta Manent, 2005, 167 hlm, 12x19 cm, 40.000 14. Aku, Buku, dan Sepotong Sajak Cinta (Jalan Sunyi Seorang penulis), Yogyakarta: Scripta Manent, 2016, 382 hlm, 75.000 15. Kabar Buruk dari Langit, Novel, Yogyakarta: Scripta Manent, 2015, 562 hlm, 100.000 16. Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur, novel, Yogyakarta: ScriptaManent,2016, 249 hlm, 60.000 17. Muhidin M Dahlan, Rhoma Dwi Aria Yuliantri, Laporan dari Bawah: Cerpen Lekra Harian Rakjat 1950-1965, Merakesumba, Sep 2008, 558 hlm, 280.000 18. Muhidin M Dahlan, Rhoma Dwi Aria Yuliantri, Gugur Merah: Puisi Lekra Harian Rakjat 1950-1965, Merakesumba, Sep 2008, 966 hlm, 330.000 Sudah punya yang mana? Pengen punya yang mana? #muhidinmdahlan #warungarsip #iboekoe (di Jual Buku Sastra-JBS) https://www.instagram.com/p/CZvFocsBgPz/?utm_medium=tumblr
0 notes
blogvisa149 · 3 years
Text
Free Buku Kisah Lainnya Noah Pdf
Tumblr media
entrancementcentral.netlify.com › ★ ★ ★ Pdf Buku Noah Kisah Lainnya
Menjadi NOAH) untuk sahabat semuanya. Buku Kisah Lainnya – Catat an 2010 – 2012 ini akan direlease resmi pada tanggal 8 Agustus 2012. KISAH LAINNYA - CATATAN 2010 - 2012 (BONUS CD) Resensi Buku “Kisah Lainnya” Buku ini mengisahkan perjalanan hidup dan pergulatan batin Ariel. Download Kisah Lainnya Noah Pdf. Download Kisah Lainnya Noah Pdf. REMINGTON Family owned funeral home since 1961. GRIEF AND HEALING.
Jump to navigationJump to search
Born October 5, 1981 (age 37) NationalityIndonesianOther namesUki NoahOccupation
Musician
producer
Years active1996–presentSpouse(s)Children1Parent(s)Hikmat Iskandar Listia IndrawatiWebsitehttp://www.noah-site.com
Uki Noah is the stage name for Mohammad Kautsar Hikmat (born October 5, 1981), an Indonesian guitar player who is a member of the musical group Noah.(1)Alienware m17x - r1 series driver download.
Early life(edit)
He was born in Bandung, West Java, into an educated family. The nickname 'Uki' was given to him by his brother. His father, Hikmat Iskandar, has a Master of Science degree and is a researcher and expert in transportation infrastructure. The family moved to Australia in 1989 and stayed for four years. Uki attended the Bandung Institute of Technology on a scholarship. Uki was also a guest lecturer at the Bandung Institute of Technology.
Uki has been interested in music since junior high school, and taught himself to play guitar. He received a guitar for a gift on his 15th birthday, and his father taught him how to play chords. He also learned a lot from his friend Ariel, who he met in junior high. The two formed a band called Peppermint. After Peppermint, Uki and Ariel formed a band called Sliver and Cholesterol, together Qibil and Erick. The two next joined the group Topi, with Uki playing rhythm. Uki next joined Peterpan (now Noah). He founded his own record label named Masterplan Records and formed his own band, called Astoria. He worked as producer for The Changcuters first album, Mencoba Sukses.
Personal life(edit)
In 2009, Uki married a soap opera actress, Metha Yunatria. They have one child, and lost a second child shortly after birth, in July 2015.(2)
Free Buku Kisah Lainnya Noah Pdf Ke
Filmography(edit)
YearTitleRole2013Noah: Awal SemulaUki
Book(edit)
Tumblr media
Kisah Lainnya (2012)
6.903 mil – Cerita Dibalik Konser 5 Benua 5 Negara (2013)
Awards and nominations(edit)
YearAwardsCategoryResults2009SCTV Music AwardsMost Famous Guitarist PlayerNominated2013Yahoo! OMG AwardsSexiest DadNominatedSCTV Music AwardsMost Famous Guitarist PlayerNominated2014Nominated
External links(edit)
^(in Indonesian) Uki Noah biography, Kapanlagi.com retrieved on 4 October 2015
^Muhammad, Komarudin (July 31, 2015). 'Anak Kedua Uki Gitaris Noah meninggal dunia'. Bintang. Retrieved October 5, 2015.
External links(edit)
Uki Noah on Twitter
(in Indonesian)Profile in Kapanlagi.com
(in Indonesian)Profil Uki Noah di situs Kapanlagi
Retrieved from 'https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Uki_Noah&oldid=852917035'
Hidden categories:
Tumblr media
.
Download Kisah Lainnya Noah Pdfgolkes.
.
. Aspire 33s driver download for windows 10.
.
.
.
.
.
.
Tumblr media
.
. Drivers acer iconia tab a501.
.
.
.
.
Free Buku Kisah Lainnya Noah Pdf Yang
.
.
.
.
.
.
.
Tumblr media
Free Buku Kisah Lainnya Noah Pdf Menjadi
Downl,oad,E-book,Kisah,L,ainnya,Noah-Free,Download,Buku,Kisah,Lainnya,Ariel,-,Unduh,Gratis,PDF,Novel,Kisah,Lainnya,Noah,-,Bagi,anda,para,pecinta,Noah,Band,tentunya,. Download,NOAH,-,Peluncuran,Buku,'Kisah,Lainnya',Acara,konferensi,pers,peluncuran,buku,berjudul,'Kisah,Lainnya',di,FX,from,Musica,Studio,s. Detail,Lagu,Mp3,noah,andaikan,kau,datang,karaoke,version,diatas,Sudah,anda,download.Jika,ingin,mencari,lagu,lainnya,.,68.121,Download,Lagu,NOAH,Kisah,. DOWNLOAD,LAGU,NOAH,BAND,Dan,Buku,',KISAH,LAINNYA,',other. You,can,download,or,play,Download,Lagu,Noah,Dengan,Album,.,00,00,2,noah,kisah,cintaku,04,21,3,noah,kupu,kupu,.,dusta,dan,lagu,noah,lainnya,di,itunes,. Personil,NOAH,Meluncurkan,Buku,Kisah,Lainnya;,Download,Lagu,Noah;,Biografi,Masashi,Kishimoto,'NOAH',Pengganti,Nama,Peterpan;,. Download,Buku,Kisah,Lainnya,Noah.,Wikipedia,bahasa,Indonesia,ensiklopedia,bebas.,Fragmen,adalah,album,studio,keenam,belas,artis,rekaman,Malaysia,Siti,Nurhaliza,. Sebelumnya,NOAH,pun,mengeluarkan,sebuah,buku,Catatan,2010-2012,yang,berjudul,Kisah,Lainnya.,Kisah,Lainnya,mendapatkan,sambutan,.,Download,Lagu,Noah,. Download,lagu-lagu,Noah,dan,Peterpan,lainnya,disini,NOAH.,Itulah,daftar,kumpulan,lagu,dari,Full,Album,Noah,-,Hits,Terbaik,NOAH,/,Peterpan,-,EP. .,Download,lagu,terbaru,noah,full,album,baru,noah,mp3,download,lagu,noah.,.,Kumpulan,Lagu,Noah,Album,Kisah,Lainnya,(2012),=>,Lagu,Baru,Noah,Senparuh,Aku.mp3. download,kisah,lainnya,noah,pdfgolkes,Dubai,1,City,2,Different,Tales:,Chilling,true,short,story,collections,set,in,the,Middle,East,tell,t. Free,Kisah,Lainnya,Noah,Band,mp3,download,size,:,8.52,MB,get,it,music,free,mp3,Kisah,Lainnya,Noah,Band. Free,Download,Buku,Kisah,Lainnya,Noah,Pdf.,Wikipedia,bahasa,Indonesia,ensiklopedia,bebas. Man,In,Black,3,Full,Movie,In,Hindi,Free,Download,3gp,Videoinstmank,-,bit.ly/2uXRSoP,3db19cccfd,the,strokes,-,Room,On,Fire.zip,download,kisah,lainnya,noah,pdfgolkes,. easy,way,to,take,and,get,it,music,free,Noah,Kisah,Lainnya,mp3,download. review,1:,Dengan,membaca,Kisah,Lainnya,membuat,saya,semakin,mencintai,para,personel,Noah,:)Uki,dengan,semangat,dan,rasa,tak,kenal,menyerahnya,pada,musik,yang,juga,. Free,Lyrics,&,Song,Download,.,Download,Mp3,Noah,Diatas,Normal,New,Version,Download,Mp3,Noah,Kisah,Lainnya,Download,Mp3,Noah,Yang,Terdalam,Download,Mp3,Nirvana,All,. Download,Buku,Kisah,Lainnya,Ariel,Noah.,7/23/2017,0,Comments,You,have,not,yet,voted,on,this,site!,If,you,have,already,visited,the,site,please,help,us,classify,the,. Ini,sekedar,sharing,bagi,ortu,yang,mau,download,game,PS1,dulu,buat,sikecil.,Lumayan,dari,pada,beli,PSnya,yang,udah,gak,ada,tinggal,do. 'Mimpi,yang,Sempurna',was,chosen,for,the,album,titled,Kisah,.,Lukman,and,David,released,a,new,album,called,Suara,Lainnya.,. Video,klip,dan,live,performance,NOAH,/,Peterpan,Play,all,Share.,Loading.,.,NOAH,-,Peluncuran,Buku,'Kisah,Lainnya',by,Musica,Studio's.,57:00. Man,In,Black,Hindi,Movie,Download,Watch,or,download,movies,online.,Find,popular,.,room,on,fire.zip,download,kisah,lainnya,noah,pdfgolkes.,Dual,. Downl,oad,E-book,Kisah,L,ainnya,Noah-Free,Download,Buku,Kisah,Lainnya,Ariel,-,Unduh,Gratis,PDF,Novel,Kisah,Lainnya,Noah,-,Bagi,anda,para,pecinta,Noah,Band,tentunya,. Video,klip,dan,live,performance,NOAH,/,Peterpan,Play,all,Share.,Loading.,.,NOAH,-,Peluncuran,Buku,'Kisah,Lainnya',by,Musica,Studio's.,57:00. Download,Lagu,Terbaru,Noah,Full,Album,mp3,Terbaik,Lengkap,Koleksi,Lagu,Terbaru,Noah,Full,Album,Daftar,Lagu,Terbaru,Noah,Full,Album,Terbaik,Lengkap. Adobe,is,a,building,material,made,from,earth,and,often,organic,material. Private,Internet,Access,Vpn,Crack,Download,>,.,free,download,jai,maa,vaishno,devi,movie,all,song,downloadinstmank,download,kisah,lainnya,noah,pdfgolkes,PCMSCAN,. Download,Cambridge,Ielts,7,Book,.,ebook,download,eat,stop,eat,download,ebook,torrents,download,ebook,kisah,lainnya,noah,introduction,to,storage,. Welcome,to,listen,to,the,song,'Noah,Peluncuran,Buku,Kisah,Lainnya'. NOAH,-,Separuh,Aku,(PeterPan),Free,Download,Lagu,Terbaru,Mp3,gratis,Barat,Lokal,.,Lagu,Lainnya,:,.,Cinta,Tak,Mungkin,Berhenti,Tak,ada,kisah,tentang,cinta,Yang,. Download,Mp3,Noah,Diatas,Normal,New,Version,Download,Mp3,Noah,Kisah,Lainnya,Download,Mp3,Noah,Yang,Terdalam,Download,Mp3,Nirvana,All,Apologize,Download,Mp3,Noah,Hidup,. Home,Download,Noah,Lirik,Lagu,Noah,Album,Noah,Sings,Legends,.,Kisah,Cintaku,(Noah-Sings,Legends),9.,.,Kategori,Lainnya. background:#000000,url(,),-repeat,center,fixed;. Download,Buku,Noah,Kisah,Lainnya,Pdf,Printer.,Aird,Ketenangan,Pop,Akustik,dengan,Selimut,Ambient.,Memulai,segalanya,untuk,dan,oleh,diri,sendiri,yang,berakhir,dengan,. Jumat,01,Maret,2013. download,kisah,lainnya,noah,pdfgolkes,Exeinfo,pe,advanced,scan,.dll,bully,scholarship,edition,crack,only,download,free,Calculus,and,analytic,geometry,by,sm,yusuf,. 53075fed5dhttp://torswichin.yolasite.com/resources/pthc-2011-pedo-child-porn-melissa-11yo-88golkes.pdfhttps://nwidaracsen.podbean.com/e/kung-fu-panda-3-full-movie-in-tamil-download-1516852884/http://lostblood.xooit.fr/viewtopic.php?p=164http://bitbucket.org/brenuneldu/satphochartbi/issues/18/sagi-rei-sagi-sings-michael-jacksonrarhttp://lingfecty.yolasite.com/resources/Memek-Smp-jpg.pdfhttps://gist.github.com/anonymous/da09bb59c6d494a51ffc5254e36f5cf8http://freednaze.bloog.pl/id,365092995,title,JamUp-Pro-XT-Amp-Effects-Processor,index.htmlhttp://clotomonfi.piszecomysle.pl/2018/01/25/uplay-password-hawx-2-skidrow-crack/https://www.snip2code.com/Snippet/3446901/Pitcher-Vst-Plugin-Free-Downloadhttp://rembsmudbac.bloog.pl/id,365092993,title,My-Girl-And-I-Korean-Romantic-Movie,index.html
Free Download Buku Kisah Lainnya Noah Pdf
Comments (0)
Tumblr media
0 notes
gramedia · 7 years
Text
Resensi Pilihan: Nokturnal Melankolia
Ditulis oleh VM Widjaja  di https://vmwidjaja.wordpress.com/2017/12/13/resensi-antalogi-cerpen-nokturnal-melankolia/ untuk program #ResensiPilihan di Twitter @bukugpu
Tumblr media
Siapa yang tak pernah didera rasa kecewa? Setiap dari kita pasti pernah mengalaminya. Entah karena rasa minder akan penampilan diri, kalahnya pasangan gubernur pilihan pada Pilkada DKI, ataupun matinya seekor hewan yang disayangi. Kecewa telah menjadi bagian dari keseharian. Namun, sering kali kita menutupinya dengan seuntai senyum. Membiarkan semua mengendap dalam benak hingga sewaktu-waktu endapan itu meledak tanpa isyarat.
Namun,  Angelina Enny tak segan-segan untuk menyuarakan kegelisahan yang dialami setiap karakter dalam ceritanya. Pergumulan yang bisa jadi tengah kita alami dan seringkali memenuhi benak tatkala malam tiba. Kita pun kerap didera insomnia. Nokturnal Melankolia.
Salah satu cerita dalam kumpulan cerpen ini berjudul La Jolie Chat. Adegan demi adegan dibangun secara cerkas oleh Enny  untuk menggambarkan keminderan Madam Jeanette-Ludy akan penampilannya. Seperti ketika ia meminta Remy, seorang pelukis jalanan yang tengah ia gandrungi, melukis kucing kesayangannya, Coco.
“Dia kesepian karena tidak ada betina yang menginginkannya,” kata Madamme Jeanette-Ludy sedih. Entah ia sedih atas empatinya terhadap Coco atau karena kisah Coco yang dibuat alasan untuk menggambarkan dirinya. Berbeda dengan Catherine yang mudah berkencan dengan lelaki, Madam Jeanette-Ludy tidak berkencan sejak suaminya minggat setahun lalu. Ia tidak begitu percaya diri dengan tubuhnya yang tidak semolek Catherine.. .”  (Hal. 25)
Sedangkan dalam Betina, Enny seperti mengajak kita untuk mengenang mantan Gubernur DKI yang telah banyak berjasa dalam memperbaiki Ibukota ini. Kali Angke dipilih Enny untuk menjadi latar cerita tersebut.
“Baru beberapa tahun terakhir, kali Angke* menjadi bersih kembali berkat kerja sepasukan prajurit berpakaian oranye atas perintah seorang raja kota. Kali yang biasanya meluap di musim hujan sehingga menggenangi rumah-rumah warga, sekarang sudah jinak. Raja kota itu menjinakkanya, padahal, kali itu bertahun-tahun menyimpan dendam leluhurnya. Ya, sang raja adalah seorang Cina. Tetapi tidak, ia tidak membalaskan dendam leluhurnya yang terkubur utuh di dasar kali Angke.” (Hal. 105-106)
*Menurut sejarah, kali Angke adalah bekas pembuangan jenazah orang-orang Tionghoa yang dibantai pada jaman pemerintahan Belanda.
Dan jika kita merasa jenuh dengan suasana kehidupan urban, Enny mengajak kita untuk ‘bertamasya’ ke pedalaman Sumatera, di mana kepercayaan kepada dukun masih disahihkan. Dalam Cemani yang Tak Mau Pergi, kita diperkenalkan kepada Mak Etek, seorang dukun yang cukup dielukan di kampungnya dan kerap dimintai ‘nasihat’ oleh warga. Salah seorangnya adalah Datuk yang tengah limbung lantaran ladangnya telah beberapa kali gagal panen.
Saya cukup menikmati buku ini. Karakter tokoh dan latar yang beragam, serta kepiawaian Enny dalam mencampuradukkan ide cerita dengan berbagai elemen menarik (seperti sejarah dan misteri), membuat kisah depresif yang ditorehkan justru tidak terkesan terlalu muram.
Saya merekomendasikan buku ini bagi mereka yang telah bosan dengan cerita picisan yang selalu berujung pada ‘happy ending,’ seolah-olah kesedihan dan kesuraman hidup adalah tabu yang harus disangkal keberadaannya. Selain itu, buku ini juga baik bagi mereka yang tengah gundah dan hampir mencapai titik kelam, jangan terburu-buruh membeli pil anti depresi. Beli buku ini. Membaca buku ini melahirkan pemahaman bahwa it is okay not to be okay and you are not alone in this. Keenam belas kisah dalam kumpulan cerpen ini akan menemanimu.
Semoga masa-masa kelabu tak membuat kita semua gegabah untuk mengakhiri hidup. Seperti yang pernah diucapkan Mendiang Carrie Fisher:
“Take your broken heart, make it into art.”
Sepenggal kalimat yang pernah diucapkan pemeran Princess Leia itu seakan menjadi jiwa dalam setiap cerita pendek yang disuguhkan oleh Enny. Harapan saya, semoga kisah-kisah tersebut bisa menjadi sumbu yang menerangkan kita semua saat kita sedang mencapai titik gelap.
Judul : Nokturnal Melankolia  | Penulis : Angelina Enny | ISBN : 978-602-03-7597-7 | Tebal : 176 Halaman | Terbit : 29 Agustus 2017
13 notes · View notes
ranisyahreza · 4 years
Text
Ilmuwan Muslimah 5; Fathimah al-Fihriyah
Ilmuwan Muslimah 5; Fathimah al-Fihriyah
Tumblr media
Judul: Ilmuwan Muslimah 5; Fathimah al-Fihriyah Penulis: Sarah Mantovani Penerbit: Pro-Kids Tahun: 2020 Halaman: 16 Peresensi: @ranisyahreza Sebuah bangunan yang megah dan menakjubkan tak lepas dari campur tangan seorang arsitek. Ternyata, Universitas Al-qarawiyyin, salah satu universitas tertua di Maroko yang telah melahirkan banyak ilmuwan seperti Ibnu Khaldun, arsiteknya adalah seorang…
View On WordPress
0 notes
telkomuniversityputi · 3 months
Text
*HADIRILAH KAJIAN ILMIYAH SETIAP HARI JUM'AT*(terbuka untuk umum kaum muslimin ...
*HADIRILAH KAJIAN ILMIYAH SETIAP HARI JUM’AT*(terbuka untuk umum kaum muslimin dan muslimat) Judul:*RESENSI KITAB*_Dari Para Ulama_ Part 6 Kitab:Mausu’atu Nadhratin Na’im Bersama alUstadz:Abu Faqih R. Kurniawan, S.T. حفظه الله InsyaaAllaah Jum’at*25 Muharram 1445H* (11 Agustus 2023M) Waktu: Ba’da Maghrib – Isya Masjid ashSHIDDIQJl. Kebon Gedang Gg. Hj. Siti Aisyah Rt 02 Rw 10 Maleer…
View On WordPress
0 notes
rezensionvonqisa · 4 years
Text
Resensi: Silent on the Moor (Rahasia Tersibak)
Tumblr media
“Kau ragukan bintang-bintang adalah api, ragu bahwa matahari bergerak, ragu bahwa kebenaran adalah dusta, tapi jangan pernah ragu bahwa aku mencintaimu,” dekripsi kode Shakespeare ‘HIIii116′
Judul: Silent on the Moor (Rahasia Tersibak, Lady Julia Grey #3) Penulis: Deanna Raybourn Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan: Pertama, 2015 Tebal: 536 halaman ISBN: 978-602-03-1514-0
Blurb
Nicholas Brisbane mewarisi Grimsgrave Hall, estat terbengkalai di sebuah padang rumput terpencil di Yorkshire. Dan meski dilarang, Lady Julia Grey tetap mengunjungi pria itu, tanpa mengetahui ada sebuah keluarga yang turut tinggal di sana. Lady Allenby dan kedua putrinya, keluarga ningrat kuno yang selalu menjaga kemurnian keturunan serta menyimpan rapat-rapat berbagai rahasia, ternyata telah jatuh miskin dan bergantung pada belas kasihan Brisbane, tampak mengibakan dan tak berdaya. Namun ternyata kebusukan memang tak mengenal kelas...
Berbagai kejanggalan pun muncul dan Lady Julia harus memecahkan salah satunya sendiri karena Brisbane begitu menjaga jarak dan berahasia. Maka di padang rumput yang penuh legenda kuno serta sihir kaum gipsi itu, Julia berpacu dengan waktu, sebelum kekejian yang mendarah daging memakan lebih banyak korban.
Resensi
Ketika mendengar buku Harlequin, aku pasti membayangkan kisah roman picisan dengan sampul pria koboi atau pria dengan pakaian terbuka di bagian dada, wanita dengan gaun di tahun 1880-an, atau gambar pasangan yang sedang dimabuk asmara. Buku-buku tersebut bukan merupakan buku yang gemar kubaca. Namun aku punya 2 koleksi buku Harlequin. Yang pertama adalah seri The Lakeshore Chronicles karya Susan Wiggs. Sampulnya sederhana. Judul-judulnya pun menawan. Meski kisahnya juga roman picisan, namun setidaknya aku terkesan dengan serial ini.
Tumblr media
                               Seri Pertama The Lakeshore Chronicles
Yang kedua adalah seri Lady Julia Grey. Seperti pada gambar pertama, sampulnya menunjukkan tipikal sampul Harlequin, yaitu gambar wanita yang memakai gaun dengan latar tahun 1880-an. Namun, tentu saja kisah ini sangat tidak biasa ketika kita membaca sinopsisnya. 
Aku menemukan buku ini pertama kali di bazar buku Gramedia, di perpustakaan kampusku. Ketika aku tak sengaja mengambil seri pertama buku ini, aku membaca sinopsisnya dan kaget karena kisahnya adalah kisah misteri. Kukumpulkan semua serinya dari 1-5. Sayangnya, aku tak menemukan seri yang kedua. Setelah menimbang-nimbang ingin membeli buku-buku tersebut atau tidak, akhirnya aku memutuskan untuk membelinya. Aku memiliki ekspektasi bahwa buku ini memiliki nuansa seperti kisah Sherlock Holmes.
Seperti kebiasaanku, buku yang telah terbeli tersebut tidak langsung kubaca dan malah tertumpuk dengan buku lain. Aku baru membaca seri pertama di bulan Agustus lalu dan lumayan terpukau dengan isinya. 
Kisah pada seri pertama, yaitu Silent in the Grave dibuka dengan narasi yang cukup lama, mulai dari kematian suami Lady Julia Grey hingga masa berkabung. Butuh kesabaran yang lumayan besar untuk menantikan keseruan dalam penyelidikan kematian suami Lady Julia yang janggal. Oleh narasinya pun kita tak dibawa terburu-buru langsung pada klimaks. Kita dibawa perlahan dan mengalir tidak pasti. Tapi jika kalian tidak ingin pusing memikirkan kasus yang sulit macam kisah Sherlock Holmes, kalian bisa mempertimbangkan untuk membaca seri Lady Julia Grey ini. 
Yang menarik dari buku ini adalah di satu sisi, aku dihadapkan dengan misteri yang menggugah karena narasi yang seperti kisah misteri betulan dan bukan hanya narasi yang menggambarkan rasa penasaran. Kita dibawa untuk ikut menebak siapa dalang dari kejahatan pembunuhan suami Lady Julia dengan menyusun petunjuk dari kemampuan deduktifnya yang tak buruk. Di sisi lain narasi dalam buku ini juga asik membawaku menghadapi permasalahan sosial di era 1880-an, termasuk percintaan, kelas, dan martabat. Aku menutup buku tersebut dengan harapan akan menemukan keseruan ini dalam buku selanjutnya. Aku memutuskan untuk tidak terburu-buru membaca buku ketiga karena takut buku lanjutannya tak sesuai ekspektasi. Akhirnya aku memutuskan untuk membaca seri selanjutnya pada awal januari.
Dalam buku ketiga, yaitu Silent on the Moor, sinopsisnya menurutku kurang menggugah karena kurang menggambarkan bahwa kisah ini adalah kisah misteri. Tak ada kata penyelidikan, misteri, seperti yang muncul dalam sinopsis buku pertama. Mungkin orang akan mengira buku ini biasa saja ketika membaca sinopsisnya, padahal isinya tak kalah luar biasa dari buku pertama.
Sepertinya menjadi ciri khas Raybourn, yaitu menulis dengan narasi yang sangat perlahan, namun juga tidak terlalu membosankan. Yang menarik adalah meski tidak membaca seri kedua, aku tetap mengerti jalan cerita kisah dalam buku ini seakan tak pernah ada seri kedua. Meskipun ada secuil kilas balik yang terjadi dalam seri kedua, namun secuil itu saja tidak menyibak rahasia dalam seri kedua.
Menurutku, kisah dalam seri ketiga ini lebih segar karena terjadi di pedesaan, jauh dari kota London. Jika buku pertama menarik karena unsur budaya gipsi, buku ini justru tidak mengandung banyak unsur gipsi daripada buku pertama, namun banyak mengandung mitos dan simbol dari budaya katolik dan mesir. Hal tersebut tetap menggugah dan membuatku betah membacanya. Unsur misteri dan kengeriannya pun terasa pas untukku. 
Selain kisah misteri yang menggugah, kisah cinta Lady Julia dan Brisbane pun bikin aku gemas. Mengingat sudut pandang yang digunakan dalam kisah ini adalah sudut pandang Lady Julia, penilaian subjektif dari dirinya terkadang membuat aku gemas sendiri, mulai dari kepercayaan dirinya yang berlebihan, prasangkanya yang juga berlebihan mempengaruhi segala penilaiannya tentang Brisbane dan membuatku tidak ingin merestui hubugan Lady Julia dengan Brisbane. Namun, siapakah aku yang bisa melarang rasa cinta mereka berdua? 
Secara keseluruhan, buku ini bagus dan sangat kurekomendasikan bagi pecinta historical fiction dan misteri. Selamat menikmati! ;)
0 notes
kobongkastrol · 5 years
Text
Nasionalisme Dokter Pribumi
=Sebuah resensi atas buku “Merawat Bangsa” yang ditulis oleh Hans Pols. Diterbitakan oleh Penerbit Buku Kompas 2019=
Jauh sebelum kelahiran Republik Indonesia di tanggal 17 Agustus 1945, ide dan gagasan kebangsaan sebuah negara yang merdeka telah ditabur oleh sejumlah intelektual yang bersinggungan dengan politik kebijakan kolonial. Kebijakan yang pada awalnya ingin menghegemoni negara jajahan, malah berbalik menjadi bumerang yang akhirnya menumbuhkan persemaian kemerdekaan di kemudian hari.
Kaum intelektual yang sadar akan hal itu adalah mereka yang bersekolah kedokteran di STOVIA Batavia dan NIAS di Surabaya. Pada awalnya, yang mungkin mereka pikirkan hanyalah ingin menjadi seorang dokter atau juru suntik yang menjalani rutinitas sehari-hari.
Namun, karena melihat realitas kaum jajahan dan bacaan-bacaan yang mencerahkan, sebagian dari mereka mengubah haluan. Tak hanya menjalani profesi dokter semata, para dokter muda itu berkecimpung di ranah pergerakan kemerdekaan. Adalah Wahidin Soedirohoesodo yang memantik agar dokter-dokter yang sedang menuntut ilmu di STOVIA menjadi melek akan realitas yang tengah terjadi.
Pada tahun 1905, Wahidin menggunakan istilah kaum muda, kaum tua, dan kaum kuno dalam rangkaian artikelnya pada Jurnal Retnodhoemilah. Dia mendesak pembacanya untuk merangkul modernitas, membangun sebuah organisasi untuk mempromosikan pendidikan di kalangan orang Jawa, dan untuk menerbitkan majalah yang setara Bintang Hindia Belanda dalam Bahasa Jawa (hal 45).
Tak butuh waktu lama, gagasan Wahidin itu kemudian terartikulasikan dalam organisasi Boedi Oetomo yang berdiri pada 20 Mei 1908. Ia menjadi tonggak perlawanan gaya baru yang tak lagi secara fisik, namun dengan cara-cara modern lewat pembentukan  organisasi-organisasi yang lebih rapih dan intelektual. Dan itu semua diinisiasi oleh mahasiswa-mahasiswa kedokteran yang kelak akan menjadi pionir dunia kedokteran Indonesia di awal kemerdekaan.
Walaupun aktif di dunia pergerakan, dokter-dokter pribumi pun tak lupa pada profesionalitasnya. Sejumlah dokter aktif menunjukkan identitasnya sebagai dokter yang tak kalah hebatnya dengan dokter lulusan Eropa. Misalnya, Dokter Sardjito, yang menjadi editor dari Jurnal Berita Kedokteran (Medische Berichten). Jurnal yang didirikan oleh anggota cabang Semarang.
Selain itu, terdapat nama Abdul Rasjid, dokter lulusan STOVIA tahun 1914, yang menghidupkan kembali Perkumpulan Dokter Indonesia yang sudah hampir mati suri, dan pada tahun 1938 namanya berganti menjadi Asosiasi Dokter Ind di Indonesia. Cabang perkumpulan ini kemudian dibentuk di berbagai kota. Keanggotaan meningkat dari sekitar 100 pada tahun 1938 menjadi 500 pada tahun 1940 dengan kurang dari selusin dokter Hindia Belanda yang memilih tidak bergabung. Pada akhir tahun 1940, perkumpulan membuka kantor pusatnya sendiri di Batavia (hal 209).
Tentu saja kiprah para dokter Indonesia yang sesungguhnya adalah ketika awal-awal kemerdekaan ketika bangsa ini memerlukan tenaga-tenaga profesional. Sebagai contoh misalnya, dua hari setelah kemerdekaan, seorang Profesor Obstetri dan Ginekologi bernama Sarwono Prawirohardjo ditunjuk sebagai presiden perguruan tinggi dan dekan kedokteran dari Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia. Dengan cepat, karena kebutuhan mendesak, sekolah kedokteran Indonesia itu meluluskan 45 dokter yang dibebaskan dari ujian akhir.
Selama masa revolusi, para dokter Indonesia itu mempertahankan pendidikan kedokteran dan terus memberikan pelayanan medis dalam kondisi sulit. Ketika pemerintah republik pindah ke Yogyakarta, sebagian besar dokter elite mengikuti dan melanjutkan pekerjaan mereka di sana. Kegigihan para mahasiswa kedokteran dan guru-guru mereka untuk mendukung pasukan republik saat pertempuran berlanjut ke Jawa Tengah membuat mereka dihormati para pejuang kemerdekaan Indonesia, dan inilah fondasi untuk reputasi mereka di kemudian hari sebagai nasionalis (hal 276).
Dengan penelitiannya yang mendalam, Hans Pols, profesor sejarah di Universitas Sydney, berhasil merekam asal usul dan juga kontribusi para dokter Indonesia sejak masa kolonial hingga masa sekarang.
0 notes
chevaly-saky · 5 years
Text
Nonton 'Gundala'
Hello gaes! Balik lagi ke Blogku *CEILAH*
Selama ini kan aku selalu ngebuat resensi novel sama komik gitu. Nah, sekarang aku mau ngebuat review + cerita tentang pengalamanku nonton film Gundala (2019). Well, sebenernya aku udh nonton film ini pas tgl 29 Agustus alias hari pertama rilisnya film ini di bioskop sama tgl 31 Agustus. Yup! Aku nonton film ini sampai 2 kali karena film ini bagus dan menarik banget buat di tonton. Aku udh nulis sebagian penilaianku habis nonton film ini. Cuman yaaa tau sendirilah aku kalo ngebuat tulisan gini biasanya gk sengaja spoiler wkwkwk jadi aku mutusin buat nulis lebih lengkapnya dan uploadnya setelah film ini seminggu di bioskop. Buat kalian yang gk mau kena spoiler tapi mau tau pendapatku tentang film ini, langsung aja cek kelebihan dan kekurangnnya di bawah.
Tumblr media
Sumber : google
Awalnya sih gk ada rencana buat nonton di hari pertama cmn ternyata pas hari pertama tayang *maaf sebelumnya kurang sopan* aku dapat tamu bulanan gitu. Menurutku, ‘disaat itu’ adalah saat paling enak buat jalan2, soalnya gk perlu kepikiran buat sholat atau takut kelewatan sholatnya hehehe…
Pas mau nonton, aku gk ekspetasi apa2, cmn aku ngerasa kalo nih film gk bakal bikin aku kecewa, entah knp. Dan setelah filmnya selesai, asli seneng banget habis nonton ini. Aku yang biasanya gk pernah pamer habis nonton film di story IG langsung post story dong, merekomendasi tmn2ku buat nonton juga!
Okelah saatnya kita membahas dan memberi komentar-komentar untuk film ini.
Review & Cerita :
*** MENGANDUNG SPOILER ***
Awal scene, kita diperlihatkan bangunan pabrik gitu dan.... Kelihatan dong kalo itu CGI :))) aku maklum sih kualitas CGI di Indonesia masih kurang. Tapi kekurangan CGI itu hanya terasa di background saja. Kalau untuk efek petir atau kebakaran *aku gk yakin kebakaran CGI atau gk* itu mulus sekali~ trus aku yakin sih masi banyak bagian-bagian CGI di dalam film ituctapi aku gk sadar jadi aku berani bilang kalau efek CGI buat hal-hal kecil lainnya di dalam film juga mulus tak terlihat *ini hanya pendapatku sebagai pengamat amatiran yaa*. Dan kekurangan di CGI di dalam film ini gk mengganggu cerita sama sekali. Jadi masih ok2 sajalah tapi aku berharap kalau keuntungan film ini bisa bikin next film jadi lebih baik.
Cerita dalam film ini gk cuman nampilin action tapi juga drama dan komedi. Nah, diawal cerita inilah drama akan sangat terasa, kita diperlihatkan masa kecil Sancaka yang ditinggal orang tuanya. Adegan demi adegan akan terasa cukup lama disini, namun itu bagus menurutku demi membangun rasa iba dan sedih penonton terhadap Sancaka. Dan entah pas scene apa dan kenapa aku merasa merinding saat menonton bagian Sancaka masih kecil.
Tumblr media
Sumber : SS Youtube Trailer Gundala
Saat Sancaka sudah besar barulah actionnya mulai terlihat *pas Sancaka masih kecil ada sih actionnya, tapi ya udhlah wkwkw*. Buat adegan berkelahinya keren parah sih.. Jujur, aku dari dulu demen banget lihat perkelahian tangan kosong, jadi nih film bikin aku puas banget nontonnya. Cmn sayangnya, pas Gundala *mari mulai memanggil Sancaka dengan Gundala* ngelawan anak bapak, di scene2 mendekati akhir. Harusnya itu jadi perkelahian yg klimaks yaa tapi... Rasanya masih keren dan menarik pas Gundala ngelawan preman pasar *duh*. Eksekusi buat scene itu rasanya kurang, padahal karakter dari lawan2nya beragam dan menarik. Dari segi koreografi sebenernya lebih bagus saat Gundala melawan anak bapak, tapi tetep aja lebih seru pas lihat Gundala melawan preman pasar. Mungkin karena terlalu banyak tokoh anak bapak yang diperkenalkan dan waktunya yang singkat jadi rasanya kurang ngena. Oh ya, di dalam film ini ada beberapa adegan kekerasan yg gk sekedar berkelahi dan juga terdapat kata-kata kasar. Jadi kalo kalian nonton bareng anak-anak, mohon kasih pengertian ke anaknya yaa.
Tumblr media
Sumber : SS Youtube Trailer Gundala
Lalu untuk komedi, gk ada yg garing woi! Kena semua candaannya, orang-orang di bioskop jg pada ketawa2 penempatannya pun pas. Jadi gk ganggu rasa cerita. Ini juga salah satu alasan kenapa aku nonton film ini kedua kalinya. Kangen aja gitu sama komedinya wkwkwk.
Cerita di kemas dengan rasa yg beda banget sama DC dan Marvel, membuat ciri khas sendiri. Jadi jangan banding-bandingin BCU sama film hero luar yaa.. Film ini bisa dibilang deket banget sama hal-hal yang terjadi di Indonesia. Di dalamnya ada kritik sosial yang emang Indonesia bangetlah, mungkin itu salah satu nilai tambahan buat film ini di mata orang Indonesia.
Buat soundnya, bagus, membangun cerita bangetlah. Aku berharap sih kedepannya, buat backsoundnya, bisa menggunakan alat musik Indonesia gitu tapi tetep cocok sama film superhero. Gk tau sih gmn caranya, tapi yaa itu saranku hehehe. Namanya jg penonton, bisanya ngasih pendapat doang tanpa ngasih tau caranya wkwkwk apalagi orang yang gk begitu paham film seperti aku.
Lalu dari segi percakapan, bahasanya emang kebanyakan baku, cmn ada beberapa bagian yang rasanya kaku banget jadi pas denger rasanya hmm kurang nyaman gitu. Bahasa baku di film itu gak apa-apa, tapi kalo kaku yaa jangan.
Lalu buat kejutan diakhir... Wah wah wah.. Gk nyangka hero lain muncul dong, kaget asli trus jg terlihat ada 2 calon villain yg bakal muncul.. Yg satu si kakek-kakek, Kiwilauk *maap, lupa cara nulisnya* dan satu lg anak buat si pengkor yg kabur (sepertinya dia calon villain jg nantinya). Trus habis itu ada cuplikan scene yg nunjukin kostum baru Gundala. Sementara ini aku lebih suka kostum yg pertama, emang agak norak(?) *gk norak sih sebenarnya, cmn pas pertama kali lihat rasanya kayak kostum buatan orang dulu gitu* tapi mungkin karena kebiasaan lihat yg itu jadi yaa udh cocok aja gitu. Trus mungkin jg karena yg baru gk gitu terlihat jls sih.. Yaa jadi lihat ntarlah aku lebih suka kostum yg mana.
Trus jujur yaa.. Pas film habis gw pingin banget ngasih tepuk tangan buat filmnya.. Tapi gk berani, takut aku doang yg tepuk tangan, akhirnya cmn tepuk tangan yang sekiranya cmn aku yang dengar *duh*. Sedih banget studio tempat aku nonton gk seseru tempat lain yang katanya sampai pada tepuk tangan :(
Nah, ada satu hal yang sebenrnya aku bingungin di film ini. Sebenernya nih film ngambil waktu kapan? kalo melihat adanya kerusuhan penjarahan toko-toko, aku pikir itu terjadi di tahun 1990an tapi masalahnya orang-orang udah pada pake android gitu. Apalagi anak bapak, androidnya layar lebar semua gitu wkwkwk.
Tokoh kesukaanku selain Sancaka jatuh kepada......... PAK AGUS!! YEY! Kesan bapaknya sangat terasa, candaannya juga lucu wkwkwk.. pokoknya karakter ini bikin adem hatilah. Aku harap bapak yang satu ini masih hidup :(
Buat tokoh Bapak alias Pengkor, keren.. Cara bicaranya, cara berjalannya, berwibawah banget! Alasan dia berbuat 'jahat' masuk akal dan sesuai dengan keadaan Indonesia(?). Btw aku ingin mengutip salah satu perkataannya, "Harapan itu candu, dan candu itu bahaya". Pas nonton kedua kalianya aku batin, "Tapi aku candu nonton film Gundala, bahaya gk tuh pak?" /plak/ wkwkwkw... ok balik ke jalan yang benar, trus buat anak buahnya si Pengkor alias si Ghazul... sepertinya dia penjahat dibalik bayangan yang cukup berbahaya.
Tumblr media
Sumber : SS Youtube Trailer Gundala
Nah, sekarang bahas akting sang tokoh utama. Aku biasanya awal suka sama tokoh tuh bener2 karena sifat dan bakat si tokohnya, gk lihat fisiknya sama sekali. Jadi pas nonton Abimana aku takjub gitu, suka sama cara dia meranin Sancaka aka Gundala, pas dia bertarung, pas dia ngeluarin komedinya, demen bangetlah pokoknya! Trus pas di tengah nonton tiba2 kepikiran, "oh ya dia yang meranin tokoh alm. Dono di Warkop DKI Reborn yang pertama kan ya?" langsung dong aku speechless wkwkwk *pekerjaan aktor/aktris itu luar biasa sekali rasanya kalo kelihatan perbedaannya kayak gini*
Setelah nonton pastilah aku curhat gitu di twitter, betapa senangnya nonton nih film. Trus lihat tweet2 orang lain jg, trus nemu orang yg bilang Abimana kerenlah, cakeplah, bikin gk kuatlah, sama pada fangirlingan karena scene Sancaka keluar dari kamar mandi. Awalnya biasa2 aja sih, cmn setelah aku pikir-pikir, trus lihat-lihat fotonya di Gundala Official di IG..... hati saya seketika ikut fangirlingan jg wkwkwwk /plak/ Pas nonton adegan Sancaka keluar kamar mandi sebenernya aku batin, "badannya bagus" udh gitu aja, tapi sekarang jadi salah satu adegan yang aku suka wkwkwk /plak/
Tumblr media
Sumber : SS Youtube Trailer Gundala
(Awang. Salah satu tokoh Badass kesukaan! Fightingnya mantul,
gayanya yang cool, kibasan poninya mantap sekali wkwkwk)
Oh ya, sama aku juga mau cerita. Pas adegan Sancaka di ambil darahnya sama orang lain *entah Ghazul, entah suruhannya*. Entah kenapa, itu adegan penting tapi rasanya... gk penting. Rasanya cmn scene tempelan doang gitu wkwkwk *duh*.
Eh, iya kelupaan. Ini cerita superhero, tapi ada beberapa scene yang rasanya malah kayak film horror wkwkwk.. efek sutradara pak Joko Anwar kali ya...
Terus, ada hal yang membuat aku merasa bersyukur karena nonton filmnya 2x. Pertama, aku jadi sadar kalo saat Gundala dikeroyok preman pasar trus pingsan dan di sambar petir kan dia mimpi tuh ngelihat ayahnya yang mati trus ada bayangan bapak-bapak gondrong gitu. Sepertinya itu Kiwilauk.
*** END SPOILER ***
Yang kedua..... Ok jadi pas tanggal 31 Agustus aku ngelihat ada info Meet n Greet Gundala gitu di kotaku trus yang datang Abimana (Sancaka aka Gundala), Tara Basro (Wulan aka Merpati), sama Danang (*Maap lupa namanya T_T susah aku tuh kalo ingat nama*). Langsung dong aku bilang ke temen, ngajak kesana. Awalnya sih mereka pinginnnya datang Meet n Greet nya trus nontonnya besok2 aja gitu. Cmn aku maksa mereka buat nonton dulu baru ketemu pemerannya wkwkwk biar bermakna gitu pas ketemu pemerannya. Akhirnya aku ikutan nonton juga deh. Trus pas post-credit kan biasalah ada yang keluar, gk tau kalo ada video setelah post credit. Nah, orang bioskopnya nyegah gitu, bilang habis ini masih ada lanjutannya. Sebagai orang yang udh pernah nonton di biskop lain, gk ada tuh orang biskop yang nyegah gitu. Aku langsung mikir, "jangan2 ada theater visit!" di posternya sih gk ada, cmn yaa curiga aja gitu. TERNYATA BENERAN DONG ADA SUPRISE THEATER VISIT T_T
Habis itu ada sesi tanya jawab lalu lanjut keluar studio dan dapat kesempatan buat foto bareng sama mereka T_T dan aku sama teman-temanku salah satu orang yang mendapatkan kesempatan itu T_T seneng banget sumpah!!
Kelebihan :
1. Adegan pertarungannya bagus, menegangkan, dan berhasil membuatku deg-degan.
2. Suasana dalam film Indonesia banget. Membuat film ini terasa dekat dengan penontonnya.
3. Efek CGI yang mulus untuk hal-hal kecil.
4. Penempatan backsoundnya pas, bagus, dan membangun suasana film.
Kekurangan :
1. CGI untuk latar belakang masih terasa.
2. Adegan pertarungan menuju akhir kurang klimaks, padahal kalo bisa di eksekusi lebih baik hasilnya akan sangat bagus.
3. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab di film ini. Mungkin memang akan di jawab di film selanjutnya tapi tetap saja kalau hanya disuruh menonton film ini saja, itu sebuah kekurangan.
4. Ada beberapa dialog yang terasa kaku.
Harapan/Masukan (?) :
Aku pingin backsound buat film BCU selanjutanya bisa memasukkan beberapa instrumen dari alat musik Indonesia. Sependengaranku di film Gundala kemarin gk ada sih, gk tau deh kalo sebenarnya ada cmn aku gk sadar.
Tumblr media
Foto tiket pas nonton untuk pertama kalinya. UwU.
Segitu saja review & cerita singkatku yang gk bermutu ini wkwkwk. Kalau kalian mau nonton review Gundala lainnya, aku saranin cek channel Youtube Cine Cribe, ada 2 video review di channel itu dan aku sependapat juga. Terima Kasih sudah membaca :)
ps : Tulisan ini awalnya dari bloggerku, trus aku pindah kesini, mau aku hapus bloggernya.
0 notes
longlifelearners · 7 years
Text
Semakin membahayakan
Resensi saya atas buku Strawberry Generation terbitan Mizan, Juni, 2017, karya pak Rhenald Kasali. Dimuat Harian Duta, 12 Agustus 2017 yang (mereka beri) judul Bahaya Generasi Stroberi. Baru-baru ini publik sempat dibuat kaget oleh berita tentang mahasiswa yang frustasi. Pengajuan skripsinya berkali-kali ditolak oleh dosennya. Ia bukanlah mahasiswa dengan prestasi rendah. Sejak sekolah dasar nilainya selalu bagus. Penolakan sang dosen mengguncang kepercayaan dirinya dan akhirnya ia memutuskan bunuh diri. Para pemerhati pendidikan menganggap peristiwa tersebut adalah fenomena gunung es. Kegagapan sang mahasiswa mengelola frustasi hanya bagian kecil dari masalah. Problem sesungguhnya jauh lebih besar. Ada persoalan pola asuh, lingkungan, serta sistem pendidikan. Jalinan faktor-faktor inilah yang turut membentuk sebuah subset generasi yang biasa disebut dengan generasi stoberi. Apa itu generasi stroberi? Buku _Strawberry Generation_ yang ditulis oleh Rhenald Kasali ini memberikan potret tentang mereka. Istilah generasi stroberi diberikan kepada kelompok masyarakat yang lahir pada masa belakangan, dari kelompok kelas menengah baru yang mencapai kemapanan ekonomi. Mereka menikmati fasilitas yang melimpah, akses informasi yang luas, tingkat pendidikan tinggi, dan orangtua yang sangat peduli sehingga merasa harus selalu ikut campur dan terlibat dalam kehidupan anak-anaknya. Para orang tua tak rela buah hati mereka berpayah-payah dan menderita. Mereka terlibat dalam upaya mengerjakan PR, sibuk membuat prakarya sekolah, atau ambil bagian dalam segala hal untuk membuat anak-anak mereka terlepas dari penderitaan. Ketika anak-anak mereka kuliah, para orangtua juga ikut sibuk memilihkan kampus dan urusan, model pesta pernikahan, bahkan kemudian ikut mencarikan kerja setelah mereka lulus. Anak-anak tersebut memang tumbuh dengan riang. Tubuh mereka sehat, segar, dan menawan. Prestasi akademiknya juga moncer, tapi layaknya buah stroberi anak-anak itu ringkih. Mental mereka rapuh dan nyalinya ciut. Dan karena tak terbiasa dengan tantangan sehingga gesekan kecil membuat mereka lecet, dan sedikit saja guncangan sudah cukup membuat anak-anak itu remuk dan hancur. Pemimpin Rumah Perubahan ini mensinyalir bahwa proses pemanjaan itu tidak lepas dari mindset yang berkembang. Ada kecenderungan di masyarakat kita yang menganggap bahwa ijazah, nilai tinggi, rangking, gelar, adalah faktor signifikan yang akan berpengaruh dalam kehidupan anak-anak kelak. Karenanya, pendidikan kita diarahkan ke sana. Anak-anak dibiasakan untuk menghafal materi agar ketika ujian memperoleh nilai tinggi. Memang kemudian banyak orang pintar, bernilai tinggi, sayangnya banyak yang statis. Mereka mudah menyerah dalam menghadapi tantangan baru dan selalu ingin berada di zona nyaman yang sudah mereka hapal dan kuasai. Mereka sulit beradaptasi dengan perkembangan baru, enggan belajar dan sensitif terhadap kritik. Model pemikiran yang _fixed mindset_ inilah yang membuat orang tidak siap dengan perubahan dan mudah patah. Buku ini mencoba membongkar belenggu-belenggu yang ditanam baik oleh para orang tua, pendidikan, atau tradisi yang dalam banyak hal telah membuat anak-anak memiliki perilaku yang selfish, egosentris, merasa paling benar, sulit bergaul, mudah panik atau mudah tersinggung. Melalui ilustrasi dari berbagai Negara yang memiliki reputasi dalam dunia pendidikan seperti Finlandia, Selandia Baru, Amerika, Inggris, Turki, India, Belanda penulis buku ini berupaya membukakan banyak pintu bagi pembaca untuk melihat ke dunia luar, membandingkan, dan mengambil pelajaran. Ada banyak kritik yang dilayangkan oleh guru besar FEUI ini terhadap sistem pendidikan kita. Selain tentang beban mata pelajaran yang terlalu banyak, kurikulum, juga metode pengajaran kita yang lebih banyak menekankan hapalan daripada pemahaman atas logika di balik teori-teori yang disajikan. Cara-cara pabrikasi ini tidak saja rentan memicu kesurupan menjelang ujian seperti sering terjadi tapi juga melahirkan para sarjana kertas yang hanya fasih memindahkan jawaban dari buku ke kertas ujian tapi gagap membuat keputusan strategis di lapangan. Maka diperlukan reformasi sistem pendidikan yang menyeluruh. Di antara usulan yang ditawarkan oleh praktisi manajemen lulusan University of Illionis at Urbana dan Champaign-USA ini selain perampingan mata pelajaran yang memungkinkan guru memiliki banyak waktu untuk membangun pemahaman yang mendalam _(deep understanding)_ dalam diri anak-anak juga pengembangan life skills. Generasi stroberi bukannya tidak memiliki sisi positif. Keakraban mereka dengan gajet dan dunia teknologi membuat mereka kreatif, punya banyak gagasan, kritis, percaya diri yang tinggi. Kelebihan-kelebihan tersebut jika disokong oleh _life skills_ yang kuat akan membuat anak-anak tumbuh dengan baik. Keterampilan hidup yang dimaksud adalah kemampuan mengelola emosi, _cognitive flexibility_ (keluwesan dalam berpikir yang memungkinkan seseorang merajut pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki), fokus dan _self control_, kemampuan mengambil keputusan dengan jernih, menimbang risiko, berpikir logis, kreatif dan kritis, berkomunikasi artikulatif, berempati pada kesulitan orang lain, serta kemampuan untuk melihat dari perspektif yang berbeda. Namun tanggung jawab ini bukan melulu ada di pundak sekolah yang notabene hanya salah satu dari pilar pendidikan selain orang tua dan masyarakat. Keterlibatan para orang tua dan masyarakat untuk menyediakan waktu dan ruang belajar bagi anak-anak mutlak diperlukan. Kehadiran buku ini memberikan _insight_ kepada para orangtua, para pendidik, dan juga pemegang kebijakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan kita. Ke depan, anak-anak akan menghadapi tantangan yang jauh lebih besar sementara kita para orang tua sudah tidak lagi berdiri di sampingnya. Tanpa bekal pendidikan yang baik, barangkali kita hanya akan menanam stroberi-stroberi di negeri ini.***
5 notes · View notes
irfanilmy · 7 years
Text
Honor Menulis yang Sungguh Manis
[Jurnal Ilmyah: Hari #182]
Setelah mengirim berkali-kali ke Pikiran Rakyat, akhirnya tulisan saya dimuat di awal bulan Juli lalu. Sebentar, sebelum dilanjut saya ingin jujur. Mengirim lebih dari sekali di sini terkadang sebenarnya saya hanya mengirim tulisan yang pernah ditulis lalu disunting lantas dikirim.
Saya tak pernah membuat tulisan baru yang spesial ditujukan untuk dikirim ke Pikiran Rakyat. Kecuali ada satu tulisan dengan judul Membiasakan Siswa Gemar Membaca dan Menulis, dan itu pun tak dimuat. Justru, puisi yang iseng-iseng ditulis lalu dikirimlah yang lebih dulu nongol di rubrik Pertemuan Kecil bersama Cerpen dan Wisata Bahasa. Begitulah jodoh bekerja. Selalu misterius dan tak bisa ditebak.
Hari ini saya mengambil honor puisi yang dimuat tanggal 9 Juli lalu itu. Berarti sudah hampir sebulan. Betul sekali. Dan saya baru mengetahuinya semalam dari proses—lagi-lagi—iseng-iseng survei tentang rekam jejak diri saya di internet. Sebagaimana yang sering saya bilang, konsep kebetulan tak saya yakini.
Setelah bertanya ke dua teman yang pernah dimuat tulisannya di Pikiran Rakyat, saya pun pergi ke sana sekitar jam 13 siang tadi. Kantor Pikiran Rakyat terletak di jalan Asia Afrika di depan Hotel Savoy Homan Bidakara.
Sebelumnya saya pernah ke sana sekali lewat wasilah menang lomba esai dari organisasi jurnalistik di fakultas saya, FPIPS UPI. Jadi ceritanya juara 1-3, dan saya terpilih jadi juara 1, berkesempatan mengunjungi kantor PR dan berdiskusi tentang media cetak yang dibawakan oleh salah satu petinggi harian umum di wilayah Jawa Barat itu. Jadi saya tak kesulitan untuk tiba di sana.
Setelah motor di parkir di tempat yang telah disediakan, saya bertanya pada salah seorang security di pos nya. “Ada yang bisa dibantu?” tanyanya menawarkan bantuan. Saya pun bertanya tentang tempat pengambilan honor tulisan yang dimuat. Dengan sigap si akang keamanan menunjukkan lokasinya. Katanya saya tinggal lurus menuju pojok lalu naik ke lantai 2 dan belok kiri. Petunjuknya cukup jelas.
Saya pun mengikuti instruksi satpam tersebut. Beberapa anak tangga saya naiki dan dilanjut berbelok ke arah kiri. Di sana terdapat petunjuk arah jika pengunjung hendak mengambil honor. Saya sedikit ragu. Di dekat kertas petunjuk arah ada seorang bapak. Untuk memastikan saya bertanya kepadanya.
Lalu petugas penyerah honor, seorang bapak yang saya taksir berusia sekitar 30-an datang menghampiri. "Mau ngambil honor?” tanyanya. Saya mengangguk sambil mengikutinya masuk ke sebuah ruangan berisi tiga meja yang di atasnya ada komputer. KTP yang saya pegang saya serahkan ke si bapak itu. Bapaknya lalu menginput data. “Puisi yah?” Saya pun mengiyakan.
Setelah menunggu beberapa saat sambil si bapak memfoto kopi KTP saya juga mencetak struk bukti pengambilan honor akhirnya uang yang sebelumnya diambil dari laci dan dihitung kemudian berpindah tangan ke tangan saya. Jumlah yang cukup besar untuk dua buah puisi. Cukup untuk membeli 4 buku Seno Gumira Ajidarma.
Tak ada perbincangan lain setelah urusan pengambilan honor itu selesai. Saya langsung pamit sambil mengucapkan terimakasih ke petugas yang mengurusi uang apresiasi bagi penulis yang karyanya dimuat.
Saya kemudian berpikir, lumayan juga nih kalau minimal tiap minggu puisi saya nongkrong di koran. Dalam sebulan saya bisa beli buku secara rutin. Apalagi kalau tulisan jenis lain seperti opini dan cerpen serta resensi menyusul muncul di media cetak ataupun online yang berbayar. Bisa-bisa saya meminta orang tua menyetop uang jajan bulanan. Semoga kedepannya bisa seperti demikian: mandiri secara finansial.
Sebagai bentuk rasa syukur, saya membelanjakan honor kedua dari menulis (yang pertama di Minggu Pagi Yogyakarta dengan bayaran 30.000) untuk membeli buku Puisi dan Bulu Kuduk (berisi esai-esai seputar puisi) pak Acep Zamzam Noor dan kumpulan esai om Seno Gumira Ajidarma berjudul Tiada Ojek di Paris.
Ini inventasi yang baik saya kira, ketimbang dibelikan untuk hal yang tidak-tidak. Saya ingin belajar lebih dalam perihal puisi dan esai soalnya. Dan buku-buku dari penyair dan esais berpengalaman sangat strategis untuk dijadikan bahan bacaan dalam rangka memperluas wawasan dan mempertajam keterampilan.
Pilihan toko bukunya adalah Togamas di jalan Supratman, dekat masjid PUSDAI Bandung. Banyak diskon pada setiap buku yang dijual di toko itu. Saya berharap pencapaian yang lain semoga segera menyusul. 
Sekali tulisan dimuat di media, keinginan untuk lagi dan lagi bisa dipampang di sana biasanya akan terus tumbuh. Yang sulit itu mengalahkan diri sendiri agar terus mencoba hingga bisa dimuat untuk yang pertama kalinya. Setelah sekali tembus, kesananya relatif akan lebih mudah.
Muhammad Irfan Ilmy | Bandung, 4 Agustus 2017
4 notes · View notes
amirahayfa · 6 years
Text
Untuk guru favorit saya, sepanjang masa.
Sekarang pukul 10.06, jumat pagi, mata kuliah Pengantar Geologi. Mata kuliah ini diampu oleh Pak Djarot, dari Departemen Teknik Geologi. Beliau baik hati dan kebapakan. Di samping itu, beliau banyak bicara dan kaya ilmu, mengingatkan saya dengan sosok guru favorit saya, Pak Edi.
Pak Edi, yang saya lupa nama lengkapnya, merupakan guru sejarah-ekonomi saya saat kelas 8 hingga 9 SMP. Beliau sudah cukup berumur saat saya mulai diajar olehnya, sekitar 65 tahunan. Beliau mampu menceritakan kronologis tiap-tiap peristiwa penting bangsa dengan lancar, seolah tanpa rem. Pak Edi mampu menjelaskan secara gamblang apa yang sebenarnya terjadi pada malam penculikan Rengasdengklok, dimulai dari perencanaan oleh Sjahrir dkk di Laboratorium Mikrobiologi, hingga pada akhirnya Indonesia benar-benar mencapai kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 pukul 10 pagi.
(p.s. masih ada perdebatan terkait pukul berapa sebenarnya proklamasi dilaksanakan, dan menarik untuk ditilik lebih lanjut, kalau kamu mau)
Tidak hanya itu, beliau pun mampu menceritakan kronologi detail Pertempuran Surabaya, yang sekarang kita peringati sebagai hari pahlawan. Tak ketinggalan mengenai  PRRI-Permesta, lengkap dengan dugaan bahwa Allan Pope turut terlibat dalam kerusuhan itu. Sekilas memang terlihat biasa, sih. Memang apa istimewanya guru sejarah yang mampu menceritakan kronologi peristiwa penting bangsa? Bukankah memang itu tugas dan kompetensi  seorang guru sejarah?
Menurut saya, Pak Edi jauh lebih daripada itu. Pak Edi mempunyai satu hal yang belum tentu dimiliki oleh setiap tenaga pendidik.
Dedikasi.
Apabila kamu sempat membaca buku paket Sejarah Indonesia untuk SMP berdasar kurikulum 2013, kamu akan tahu bahwa sejatinya buku itu kopong sekopong-kopongnya. Di sisi lain, kurikulum 2013 memang menekankan kami, peserta didik, untuk terlibat dalam diskusi aktif dengan guru mata ajar sebagai fasilitator kami. Tidak heran jika buku pendamping kami kebanyakan hanya berisikan kulit, tanpa materi yang mendalam. Sebenarnya, tidak rugi juga bagi Pak Edi apabila beliau hanya mengajar berdasarkan materi buku pendamping, toh mudah dan tidak mendetail. Apa untungnya sih menjelaskan sampai pribadi dan keikutsertaan Allan Pope padahal buku ajar kami hanya menjelaskan sampai  siapa pemimpin PRRI-Permesta? Waktu yang seharusnya beliau gunakan untuk mengajar dapat digunakan untuk sekadar beristirahat ataupun leyeh-leyeh di ruang guru.
Tapi kenyataannya, Pak Edi tidak begitu.
Tiap masuk kelas, Pak Edi selalu membawa tidak kurang dari tiga bundelan besar. Salah satunya jelas bagian dari seri 30 Tahun Indonesia Merdeka. Yang lainnya entah apa, terlihat seperti kumpulan potongan koran lama yang beliau bundel menjadi satu. Saat bercerita, matanya berkilat, sembari terkadang menunduk untuk membaca sekilas bundelannya, dan bercerita kembali. Padahal saya yakin haqqul yaqin, beliau sudah hapal tiap inci dari kitab-kitab kesayangannya itu.
Kerennya lagi, Pak Edi sering sekali menyelipkan isu-isu konspirasi pada materi pembelajarannya. Tentang krisis moneter 1998 yang sebenarnya diatur Amerika karena Indonesia telah mencapai level ekonomi “nyaris” lepas landas saat itu, hingga hubungan antara lokasi-lokasi pangkalan militer Australia, Amerika, Sekutu, serta Soviet dengan beberapa kejadian penting bangsa, salah satunya pembebasan Irian Barat. Terlepas dari benar tidaknya pernyataan-pernyataan itu, Pak Edi mampu mengubah pandangan saya terhadap ilmu sejarah, yang tadinya memang sudah menarik, menjadi sangat menarik sekali.
Dan menurut saya, itulah dedikasi tertinggi seorang guru. Tanpa pamrih memberi pandangan serta pengetahuan lebih bagi murid-muridnya, dan menumbuhkan ketertarikan pada mereka untuk belajar serta lebih banyak membaca lagi. Bahwa sebenarnya mata ajar sejarah tidak membosankan, karena sejarah bisa menjadi semenarik sekaligus sekompleks itu.
Kekaguman saya pada beliau berbuah pada perilaku saya. Betapa saya mampu tidak tidur sama sekali, saat hampir separuh kelas saya tertidur pulas saat beliau mengajar. Betapa saya benar-benar mempersiapkan diri untuk ulangan harian dari beliau, yang hanya dilaksanakan satu tahun sekali.
Asal tahu saja, saat duduk di bangku SMP, saya benar-benar bobrok. Hobi menukar lembar jawaban dengan teman untuk saling mencocokkan,  dan dengan fasih jemari saya bergerak membentuk angka dan aksara tangan selama ulangan. Cara kerjanya klasik, apabila  dua jari, dilanjut empat jari, dan akhirnya ibu jari naik, artinya nomor dua puluh empat jawabannya A. Apabila ada kesempatan berlebih, saya akan membuka dan menyalin dari buku catatan yang saya letakkan di kolong meja, yang sebelumnya telah saya tutupi dengan kitab suci. Iya, saya dulu pernah sebejat itu. Untung sekarang eling.
Hanya saat mengerjakan ujian sejarah dari Pak Edi, jemari saya diam dan lembar jawaban saya tidak berpindah hingga meja ujung. Kolong meja saya pun bersih. Motivasinya sederhana. Saya tidak ingin membuat guru favorit saya itu kecewa.
 Saya ingat sekali, akhirnya saya mendapat nilai delapan puluh lima. Lumayan untuk seorang pakar mencontek bertampang polos, sehingga sering lolos dari jerat salah. Setidaknya kali ini ia berusaha sendiri.
Sebesar itu rasa kagum dan segan saya terhadap beliau. Setelah saya lulus dari SMP, hingga kini, saya masih menyimpan buku catatan sejarah saya saat diajar beliau. Saya masih suka tersenyum sendiri saat merapihkan kembali buku lama, dan membolak-balik buku catatan sejarah saya. Tiap tabel kronologis peristiwa-peristiwa yang beliau ceritakan, tiap resensi film berlatar penjajahan yang beliau pinta untuk ditonton dan diceritakan kembali, hingga trivia-trivia yang saya catat di ujung halaman buku tulis saya, seolah menyimpan cerita tersendiri, kenangan bisu tentang salah satu sosok berdedikasi tinggi yang saya kagumi selamanya.
Sayang banget bukunya nggak saya bawa ke Jogja. Padahal kangen.
(selesai ditulis 25/3/2019)
 p.s.
Oiya, berkat beliau juga saya jadi suka sejarah pas SMA, walaupun gurunya nggak enak-enak amat. Pak Edi berhasil membuat saya cinta subjeknya, bukan pematerinya. Sedihnya, sejak kuliah saya jadi jarang baca baca lagi. Mentok-mentok baca cuma kalau ada media yang ngeluarin artikel bertemakan sejarah, itu juga karena lewat di timeline:((((
0 notes