Tumgik
#aduh pusing
kaitaiga · 5 months
Text
I’m starting to think university isn’t for me
20 notes · View notes
sastrasa · 2 years
Text
Usia Dua Lima.
Aku gak tahu apa yang sebenarnya harus aku lakukan di usia duapuluh lima tahun. Aku juga gak tahu apa saja hal-hal yang gak perlu lagi aku lakukan di usia ini (kalau memang ada). Aku gak tahu siapa yang buat standar "keharusan" itu jadi dimiliki oleh semua orang yang kompak menginjak usia dua lima di tahun yang sama. Aku juga gak tahu, apakah standar itu sudah mengikuti standar pembuatan standar? Aduh, pusing ya! Pusing.
Katanya, usia dua lima itu harus sudah menikah, atau paling enggak akan menikah. Katanya, usia dua lima itu harus sudah lulus kuliah, karena kalau kamu belum lulus pilihannya cuma dua; kamu memang gak kuliah atau kuliahmu lulusnya telat (banget), eh, tapi jaman sekarang kan ada yang namanya "gap year" ya? Lalu, katanya lagi nih (yang sebenarnya aku juga gak tahu katanya ini, katanya siapa?) usia dua lima itu harus sudah punya pekerjaan tetap dengan gaji sudah di atas UMR, paling enggak udah hampir dua dijit lah. Lalu, katanya juga, usia dua lima itu kamu harus udah punya tabungan minimal serratus juta (yang kayaknya kalau dibeliin soto bisa buat makan sekampung), sudah tinggal di rumah milikmu sendiri, sudah punya kendaraan atas namamu sendiri (dan harus atas perjuanganmu dalam mendapatkannya, meski kredit dan yang bayar DP adalah orangtuamu), sudah punya rencana masa depan yang matang entah itu setahun, lima tahun, sepuluh, dua puluh tahun kemudian, harus punya kematangan emosional yang utuh, dan harus punya pengetahuan yang banyak (lengkap). Tapi, daritadi kayaknya aku udah nyebutin berapa kata gak tahu ya? Aku banyak gak tahunya! Dan dari semua 'katanya' itu, gak ada satupun yang aku capai. Duh, kayaknya aku memang gak bisa menginjak usia dua lima, gimana nih? Bukan gak bisa hidup sampai usia dua lima, tapi maksudnya aku gak bisa dengan bangga menyebutkan kalau usiaku "ini loh, aku sudah duapuluh lima tahun," jadi, kayaknya kalau tahun ini ada orang tanya usiaku berapa, aku cukup menyebutkan tahun lahirku aja, atau aku sebutkan aku lahir bersama apa (reformasi, contohnya).
Tapi, aku bener-bener gak tahu, apakah benar usia dua lima harus memenuhi semua keharusan itu? Kenapa harus?
Lagipula, setelah mencapai itu semua lalu apa? Apakah akan ada keharusan lainnya di usia tiga puluh, empat puluh, lima puluh? Aduh, kayaknya kalau dibikin daftar aku keburu menginjak usia enam puluh duluan!
Bukannya enggak mau memenuhi semua keharusan itu. Tapi, usia dua limaku sama sekali enggak keren. Aku belum menikah, jangankan rencana untuk menikah di usia ini, punya pacar aja enggak! Tiap ditanya "kapan nikah?" Aku cuma bisa jawab "belum kelihatan hilalnya" untung saja tidak ada ahli ilmu Falak yang tiba-tiba nyaut "kan sebentar lagi bulan Ramadhan, pasti hilalnya kelihatan."
Huh, belum lagi, aku juga belum lulus kuliah. Bayangkan! 7 tahun jadi donatur setia kampus tapi aku harus kejar-kejaran sama waktu kalau gak mau didepak semester ini, apapun caranya aku harus menyelesaikan studi di semester ini, entah apapun kampus gak akan peduli, mereka hanya peduli; aku lulus. Begitupun orangtuaku, mereka hanya peduli; aku lulus. Sedangkan aku? Satu hal yang selalu aku pedulikan adalah; aku akan kemana, kerja apa setelah ini? Dan membayangkan kalau fasilitas sebagai "pengangguran dengan gaya" alias "mahasiswa" ini harus tercabut setelah aku lulus nanti benar-benar membuatku ngeri. Aku gak bisa lagi seenaknya dan berkata "saya mahasiswa, jadi saya boleh ikut acara ini kan?" aku juga gak bisa lagi berdalih "saya kan masih mahasiswa, jadi wajar kalau saya melakukan kesalahan," juga, "saya kan masih mahasiswa, jadi saya sibuk." Kehilangan status sebagai mahasiswa gak enak, tapi dapet status jadi Drop-Out kayaknya lebih gak enak!
Lanjut. Gimana mau punya gaji di atas UMR, bisa masih dapet uang saku di semester yang sangat veteran ini saja sudah bersyukur. Dan, bisa kerja lepas di sini sana yang dibayar seenak jidat atasanpun, sudah sangat bersyukur. Apa? Gaji dua digit? Mimpi! Dapat gaji mendekati UMR aja rasanya sudah seperti mau mengenggam dunia (dan membeli semua barang yang kulihat di lokapasar). Apalagi tabungan serratus juta? Duh! Seminggu bisa nabung sepuluh ribu aja rasanya aku seperti bisa beli saham BCA 1000 lot! Padahal? Kalau untuk beli boba aja cuma dapat yang original, gak bisa pakai topping apa-apa.
Duh, duh. Jangankan punya rumah sendiri, atas nama sendiri, pakai uang sendiri (meski ditambahin orangtua). Punya kamar sendiri saja, tidak! Apa itu privasi? Barang mewah. Bisa sendirian di kamar selama berjam-jam dan melakukan hal-hal yang aku bisa lakukan sendirian (seenaknya) adalah kemewahan yang amat berharga. Kendaraan? Gak usah dipikirin deh, kan ada ojek online yang selalu ada dimanapun, kapanpun. Kamu gak usah ribet-ribet bayar pajak, ngurus surat izin, belajar nyetir, beli bensin, dan gak perlu juga bayar biaya servis! Kamu tinggal klik, sudah bisa berpindah ke belahan pulau lain! Aku gak lagi promosi ojek online manapun, aku cuma menyadari aja kalau ojek online sangat berguna untukku yang gak punya dan gak bisa naik kendaraan sendiri.
Rencana masa depan? Rencana terakhir yang aku buat adalah: Akan makan apa malam ini? Dan rencana itu gagal karena jawabannya sudah pasti: Makan masakan mama. Sudah paten, tidak bisa diganggu gugat. Jadi, kalaupun aku membuat perencanaan dengan mendalam dan menyeluruh, enggak akan ngefek apa-apa karena gak akan tercapai juga. Tapi aku gak terlalu ikutin arus juga sih, nanti bisa tenggelam, atau tersesat kan? Aku cuma mempersiapkan diri atas semua kemungkinan yang terjadi.
Apa? Kematangan emosional? Aduh, kesabaranku setipis tisu! Menulis tulisan ini saja (meskipun secara harfiah mengetik sih) sudah bikin aku kesal (karena pegal) dan kayaknya akan aku selesaikan sebentar lagi.
Terakhir, otakku kosong. Kopong. Kalau gak kosong pasti aku sudah bisa menyelesaikan studiku sejak 3 tahun lalu. Aku juga pasti sudah dapat pekerjaan (dengan gaji) lebih baik. Akupun bisa menjawab semua pertanyaan hidup ini. Atau sekalian saja jadi filsuf, seperti Socrates misalnya?
Tapi tidak. Tidak. Aku hanya aku. Menginjak usia dua lima tidak serta merta membuatku jadi seorang superhero yang bisa menurunkan suhu bumi 1.5° secepat kilat dan membuat kita terhindar dari krisis iklim. Tidak juga membuatku bisa melenyapkan sampah yang ada di Bantargebang dengan sekali tepuk. Aduh, apalagi mencapai yang katanya seharusnya itu, tentulah semakin gak bisa!
Aku hanya aku, seperti ini, apa adanya dan adanya apa? Aku juga masih bertanya-tanya.
Masih soal usia seperempat abad.
- Sastrasa
46 notes · View notes
ulakauni · 1 month
Text
Yura, hari ini aku menangis seseguk an yura. Ibuku sampai bingung dan khawatir dengan tangisanku. Ibuku berpikir aku tidak mau menerima semua hal yang terjadi saat ini yura. Ibuku bingung tapi aku tetap diam.
Tidak bisa yura, ternyata tidak dimengerti oleh sahabat membuatku sakit hati yura. Aku yang selama ini mencoba mengerti dan memahami semua hal dari berbagai sudut pandang, ternyata merasakan sakit ketika tidak dimengerti. Air mataku tumpah ruah karena kekesalanku pada mereka.
Aku hanya ingin sekali saja menangis didepan ibuku, meluapkan semua rasa sesak, kesal, dan sakit yang kupendam akhir² ini. Memang ya yura, tangisan sedikit melegakan. Sedikit mengurangi beban pikiran. Tapi membuat ibuku pusing bukan kepalang.
Ibuku said: "Kamu kenapa mbak? Sak umur-umur gak tau²ne nangis opo meneh sampe sesegukan. Ga seneng ta? Ga bahagia ta? Atau kenapa?"
Kemarin ibuku juga sempet bertanya "Kamu kok kayaknya ga ada semangat hidup mbak? Disuruh kesini ya kesini, disuruh gini ya gini, disuruh gitu ya gitu. Kenapa mbak?
Aduh yura, benar ini,, cukup ini menjadi tangisku terakhir karena harapanku yang pupus. Meskipun tadi awalnya tangisku bukan karena hal 'itu', tapi sedikit banyak aku juga ingin meluapkan rasa sakit 'itu'. Setelah ini aku akan bahagia yura. Akan terus berbahagia tanpa pikiran yang mengganggu, bahagia tanpa kekhawatiran, bahagia tanpa tapi.
Aku bisa mengusahakan kebahagiaanku sendiri yura. Aku bisa.
2 notes · View notes
sikemiri · 3 months
Text
PERCAKAPAN DI DALAM MOBIL
Tumblr media
“Nanti, ikut ke backstage aja, mau gak? Daripada sendirian, malah kayak anak ilang.”
“Emang boleh kalau orang asing masuk?” Tanya Aca sembari menoleh ke arah Ayis. Jika diperhatikan dari jarak yang tidak seberapa ini, paras Tuan Benjamin tampan juga. Hidungnya mancung, senyumnya lucu, matanya tajam. Aca sampai terpana sendiri.
Ayis yang merasa diperhatikan lama oleh tuan di sisi kiri, lantas menoleh sekilas bersama senyuman terpatri di bibirnya. Benar saja, Aca tertangkap basah memperhatikan Ayis tanpa kedip. Sejemang setelahnya, pandangan Aca kembali lurus ke depan; menahan malu sambil mengulum bibir; salah tingkah akibat perbuatan sendiri.
Malu, sungguh malu! Bisa-bisanya Ayis menoleh saat Aca sedang menikmati iras rupawannya. Sedang yang diperhatikan semakin melebarkan senyumannya secara naluriah.
“Lu kan bukan orang asing, Isaa. Gue yang bawa lu, kok. Nanti sekalian gue kenalin sama temen-temen gue. Tapi hati-hati sama mereka,” Aca kembali menoleh; kali ini raut wajahnya berubah jadi penasaran, “kenapa emangnya?”
“Mereka kayak satwa liar. Apalagi yang namanya Toto.”
“Toto? Toto yang pegang instrumen apa?” Tanya Aca. Dia lupa dengan wajah kawan-kawan satu band Ayis. Aca memang tidak terlalu atentif pada konser terakhir, karena tubuhnya terhuyung sana-sini. Kacau dan pusing!
“Toto pegang drum. Bassistnya namanya Alang. Terus ada anak seleb juga, pegang gitar, namanya Anton.”
“Oh, anaknya vokalis legendaris itu, ya?”
“Betul. Kok tau?” Ayis menoleh pada Aca yang tengah memeluk toples kudapan manis. Gemas betul, batin si wira.
“Dulu sempet denger beritanya. Sama dikasih tau temen.”
“Oalah. Kalau gue, tau gak gue megang instrumen apa?” Seperti sebuah kuis dadakan, Ayis mengaju tanya pada Aca. “Vokalis sama gitaris?”
“Betul! Pinter banget.” Puji Ayis yang membuat pipi Aca bersemu mendadak.
Oh? Reaksi tubuh macam apa itu? Masa dipuji pintar sedikit, bersemu sudah pipinya!
“By the way, Isa.”
“Aca aja panggilnya.”
“Aca?” Repitisi Ayis. “Iya, Aca panggilnya. Yang lain juga pada panggil Aca, kok.” Jelas Aca yang dihadiahi anggukan oleh Ayis.
“Oke, Aca. Lucu amat, Aca. Kalau gitu, panggil gue Ayis aja. Gak usah Harish. Kepanjangan.”
“Okay, Ayis. Nama kecil, ya, ini?” Aca mengelus toples permennya sembari melirik Ayis sesekali.
“Iya, nama kecil. Aca juga nama kecil, ya?” Aca lagi-lagi mengangguk. Untung, Ayis melihat melalui ekor mata. Jadi, dia sudah tau apa arti dari anggukan tersebut.
“Oh, tadi mau ngomong apa, Ayis?” Sekarang, Ayis yang gelagapan sendiri. Dipanggil Ayis oleh Aca, nyatanya lebih berdampak pada detak jantung Ayis. Gawat, sungguh gawat!
“Anu..” Mendadak rontok sudah kata-kata yang ada di kepalanya, “aduh, lupa.” Ayis terkekeh sendiri demi tutupi rasa gugupnya.
“Oh, itu. Mau nagih hadiah giveaway kemarin.”
Aca menepuk jidatnya, lupa kalau ada hal yang harus dilaku selain menonton pertunjukan Ayis. “Oh, iya! Selamat karena sudah menang, Ayis. Bakal kamu pakai lipstiknya?” Aca mengoper sautu kantong kecil yang dipercayai berisi batangan pewarna bibir dengan rasa penasaran. Sebab agaknya, Ayis bukan tipe yang senang memakai riasan begini kalau di atas panggung. Apalagi lipstik merah yang sangat kentara bila sudah dipakai.
“Enggak, sih. Cuma, pengen disimpen aja. Dijadiin kenang-kenangan. Atau dipakai untuk main truth or dare sama anak-anak.” Jelas Ayis seraya menaruh bingkisan itu di laci tengah mobilnya. “Thank you, Aca.”
“Sama-sama, Ayis.”
Setelahnya, kedua lelaki itu sempat bungkam sesaat. Ayis sibuk dengan kegiatan berkendaranya, dan Aca sibuk tenggelam dengan pikirannya sendiri.
“Oh, Aca.” Panggil Ayis, “iyaa?”
“Cantik, Ca. Riasan lu hari ini, cocok banget. Jadi keliatan cantik dan manis banget.” Puji Ayis tiba-tiba. Entah kesambet setan apa di perjalanan, tetapi keberanian ini datang secara tiba-tiba.
Oh, tidak. Pujian itu mengakibatkan panasnya wajah seorang Isaiah Elias Hakim. Bahkan, pendingin di dalam mobil tidak membuat pipi panasnya mereda. “Eh? Hahaha. Terima kasih pujiannya.”
“Sama-sama, Cantik.”
Rasanya, Aca ingin lompat dari mobil itu sekarang juga.
BERSAMBUNG.
3 notes · View notes
segudangpikiran · 7 months
Text
Momen apa sih yang paling sering menimbulkan panik? Hehehe 😏 Apakah kalian tahu? Kalau tidak tahu, sini aku kasih jawabannya. Jawabannya adalah momen ketika kehabisan topik. Aduh, jadinya pusing dan rumit deh 🤣 hahahaha.
2 notes · View notes
vrgssmncht · 1 year
Text
oh oh a rant post.. ohhh
mulai gila aing mah, aduh mutuals ku tercinta kadang aku kasian kalian harus melihat rantku yang panjang.. pasti kalian pusing walau hanya melintas. jadi sekarang aing pake bahasa indonesia aja hahahahahaaa... jadi.. gua rant di tags aja ah hahahaaaa..
3 notes · View notes
sunflowerazalya · 2 years
Text
Ujian Matematika Alya
Alya adalah seorang murid kelas 8C di SMP Baktijaya. Kak Mirna yang berdiri di depan kamarnya membangunkan adiknya tersebut. "Hei, bangun sudah hampir jam tujuh, nanti kau terlambat", ujar kak Mirna. "Iya iya", ujar Alya yang masih mengumpulkan nyawa.
Alya bersiap-siap dan pergi sekolah diantar kak Mirna. Ketika ia sampai di kelas, Alya langsung meletakkan tasnya dan duduk sambil termenung di mejanya. Alya terkejut karena ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Ternyata itu adalah Lili, salah satu teman Alya. Lebih tepatnya teman tapi musuh, karena Lili selalu jahil kepada Alya. "Kenapa bengong mulu ?. Nanti kesambet loh", goda Lili. Alya hanya diam dan kembali menatap ke jendela.
"Hmm... Tidak kenapa kenapa", jawab Alya dengan wajah lesu. "Hmm... Kayanya ga gitu, belum disemangatin sama seseorang kayanya nih", goda Lili lagi. " Eh, disemangatin sama siapa emangnya ?", tanya Alya. "Ya ga sama siapa-siapa sih", jawab Lili.
Bel masuk kelas pun berbunyi. Mata pelajaran pertama adalah IPS, mata pelajaran yang disukai Alya. Alya selalu ingat kalau ada PR IPS, berbeda dengan Lili yang tidak terlalu suka IPS. Bu Rani masuk dan mulai menjelaskan materi, di akhir pembelajaran bu Rani memberitahukan bahwa akan ada ujian matematika dadakan setelah istitrahat.
"Aduh, bagaimana ini, aku belum belajar", ujar Alya agak panik. Guru IPS & MTK memang sama, tapi materinya tidak semuanya sama. "Hmm.. kau belum belajar ?", tanya Lili. "Aku juga belum belajar", ujar Lili lagi.
"Hmm.. dia tidak belajar pun nilainya selalu di atas KKM", batin Alya. "Ya aku kan berbeda denganmu, aku harus belajar dulu sebelum ujian", jawab Alya. Bel istirahat berbunyi, "Alya ke kantin yok", ajak Lili. Alya yang sedang merapikan buku langsung bergegas mengejar Lili yang sudah berjalan duluan.
Sesampainya di kantin, Alya membeli donat cokelat kesukaannya dan sebotol air putih, Lili pun membeli sebungkus nasi uduk dan segelas es teh. Sambil makan, Alya terus melihat ke buku sambil menghafal materi matematika. "Hei tidak usah terlalu fokus, nanti keselek loh", ujar Lili yang melihat sahabatnya sangat fokus kepada buku MTK.
Alya jadi ingat keadaan dan menutup buku MTK - nya sebentar. "Perbandingan... ahh kenapa susah sekali menghafalnya", keluh Alya. " Eheheh, MTK dipahami bukan dihafal", ujar Lili sambil menyuap nasi uduknya.
"Iya sih, ada benarnya juga, tapi susah". Alya tidak menyukai pelajaran MTK, itu membuatnya pusing. "Pasti akan mudah kalu kita benar-benar paham", ujar Lili. Alya hanya terdiam dan melanjutkan makan sambil menghafal materi.
Bel selesai istirahat berbunyi. Alya dan Lili kembali ke kelas. Bersamaan dengan bu Rani yang juga masuk ke kelas. "Duh, aku belum siap", ujar Alya cemas. Bu Rani membagikan lembaran soal kepada murid satu persatu. Waktu pun mulai berjalan, Alya mengerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu. Ketika waktu hampir habis, Alya pun mulai menjawab dengan seingatnya dia menghafal rumus.
Ketika waktu sudah habis dan semua soal dikumpulkan, bu Rani mengoreksi lembar jawaban satu pesatu. Setelah semua selesai dikoreksi, tiba saatnya hasilnya dibagikan. Tangan Alya pun berkeringat, ia tidak yakin dengan hasilnya, Alya bisa dimarahi lagi oleh ibunya. Lili yang pertama di panggil mendapat nilai tertinggi. Nama satu persatu murid pun dipanggil. Sampai akhirnya nama Alya dipanggil, dan ternyata Alya mendapat nilai 72.
Alya agak kecewa dengan hasil ujiannya, tapi dia bersyukur nilainya bukan yang paling rendah. Selepas pulang sekolah pun, Lili mengajak Alya untuk makan bersamanya. Ketika di perjalanan untuk pergi makan, "fiuh.. untung nilaiku tidak terlalu jelek". "Ahaha untung saja, kalau tidak sapu di rumahmu bisa melayang", ejek Lili. " Jadi, bagaimana pengalaman menghafal materi sistem SKS nya ? (Sistem kebut sejam)", tanya Lili. "Benar katamu li, ternyata tidak mudah menghafal materi MTK", ujar Alya. "Ahaha makanya dipahami bukan dihafal", ujar Lili sambil tertawa. Alya pun ikut tertawa bersama Lili.
THE END
7 notes · View notes
dianesstari · 1 year
Text
#Cerpen
"Astaga kue Tar. benar-benar lu yah. Nggak habis pikir gue, kek jalinan syarafmu ada yang bengkok mesti dibenerin! Lu sebenarnya nyari sosok cowok kayak gimana lagi sih Mentari Savana?"
Si Bulan sahabat baikku yang cerewetnya minta ampun sedang menguliti habis-habisan isi perasaanku sampai ke akar-akarnya malam ini. Biji matanya seolah mau ikutan runtuh melototi tiap inci tubuhku dari ujung kepala hingga kaki. Sebab pilihanku katanya tak masuk akal lagi baginya.
Aku hanya mematung mendengar ocehan panjang lebarnya. Lalu membuang muka tak ingin menatap siapapun. Ahh malas sekali rasanya meladeninya malam ini. Isi kepala juga perasaanku begitu riuh. Sudah hampir penuh. Aku lelah. Lelah sekali.
"Ditanya seriusan kok malah diam. Kemasukan Jin apaan sih kamu barusan, hah? Sini gue Ruqyah sekalian! Tuh muka udah kayak pisang goreng yang nggak dibeli seharian. Came on! Mana sih Tari si muslimah berkekuatan matahari itu? Lagi mendung yah jantung hatinya? Curhat kali ama gue. Jangan disimpan-simpan."
Tapi si Bulan Safir Mahendra ini terus menyerocos tak karuan menghujaniku dengan petuah-petuah bijaknya tentang jodoh, cinta atau apalah sejenisnya. Membuatku makin muak menatapnya.
"Iiih apaaan sih... Udah tidur sana. Dah malam. Aku mau istirahat."
"Astaga, Tar. Lu Lagi PMS yah? Sensitif amat!"
"Astagfirullah, Bul. Nggak usah mancing-mancing deh."
"Ikan kali dipancing." Dia malah terkekeh melihat emosiku yang mulai nggak stabil.
"Tapi seriusan deh kue Tar. Lu tuh kenapa sih? Gue baru tahu dari Ustadza Humairah kalau dua pekan lalu luh tiba-tiba nggak mau lanjutin taarruf dengan Ustadz Fajar. Ya salam, kulit bening kayak oppa-oppa lu tinggalin. Apa coba yang kurang Tar? Ganteng iya, santun iya, kesolehan apalagi udah jangan dibilang. Dia juga anak pak kiyai pemilik pondok ini. Lu ama dia udah coupleable goals banget. Cocok. Tapi kok ditolak sih?
Aku yang ngejalanin taarruf si Bulan yang meradang. Bagaimana tidak. Ustadz Fajar memang dikenal sebagai lelaki idaman di antara pengajar-pengajar jomblo di pondok ini. Pesonanya menyaingi wajah perpaduan Refal Hadi dan Megantara. Kebaikan akhlak dan tajamnya ilmu agama yang dimilikinya tidak diragukan lagi. Dia juga anak dari kiyai yang di hormati di pondok ini. Dia memang laki-laki yang memikat tapi sama sekali tidak bagiku.
"Aduh please Bul-Bul. Jangan sampai aku panggil kamu burung Hud-Hud! Mohon maaf yah konser tausiyah cintanya di pause dulu deh. Aku ngantuk. Jangan sampai aku ngamuk beneran nih! " Sambil kertas yang ada ditanganku kuremuk tak beraturan.
Eh si Bulan nggak merasa bersalah. Dia malah menggodaku balik.
"Atau lagi nunggu seseorang yah?" Matanya menyipit-nyipit seperti bohlam yang mati-nyala- mati-nyala.
"Suit..suit..Cie.. Cie.. Makanya sekelas Ustadz Fajar lewat gitu aja yah. Tapi denger denger. Tahun lalu pas lebaran idul fitri juga ada yang datang ke rumah melamar kan? Yang punya warnet depan rumahmu itu. Si Bang Bintang. Nggak terlalu jauh sih umurnya. Masih keren buat jadi abang sayang. Hahaha. Mana udah mapan pula. Punya usaha, punya rumah ama mobil. Kelihatannya baik dan perhatian banget ama kamu tapi kok ditolak juga sih Tar?"
Dan satu lagi... Tentang si mahkluk frozen man kak Bumimu yang sampai malam ini masih misterius. Aku hanya bisa menerka sosoknya dari balik tulisan-tulisanmu yang acak. Dia bagaimana kabarnya, Tar? Benar-benar gue dibuat pusing ama teka teki perasaan lu.
Mulut Bulan malam ini tak henti-hentinya komat kamit seperti kehilangan remnya. Aku benar-benar risih dibuatnya. Mau ngamuk ku sudah nggak punya energi. Badan lemas. Akhirnya aku mengalah dan berterus terang padanya.
"Udah.. Cukup Bulan. Please. Aku akan jelasin semuanya satu per satu oke. Jadi gini yah. Dalam hidup kita punya prinsip masing-masing yah kan? Sampai hari ini ada prinsip yang aku pegang dan nggak semua orang bisa menerima. Boleh jadi itu salah satu alasan kenapa sampai hari ini gue gagal tarruf.
Tetapi balik lagi itu udah bagian dari takdir-Nya. Aku bisa apa coba. Aku nggak bisa maksain agar orang lain nerima prinsip aku kan? Tetapi aku selalu yakin dan percaya ama yang diatas. Ada rencana menakjubkan untukku nanti.
Akan ada laki-laki baik yang hatinya seluas samudera yang akan menerimaku utuh apa adanya lengkap dengan prinsip yang aku pegang suatu hari nanti. Mungkin memang bukan lelaki yang sempurna namun akan kupastikan bersamanya kelak dia akan menjadi laki-laki tersempurnaku."
Berlalu sekian purnama. Apa yang malam itu kusampaikan pada Bulan Allah kabulkan hari ini.
Hari ini aku seperti ratu dengan sebuah gaun anggun putih yang menjuntai di tubuhku. Juga kerudung dan niqab dengan warna senada sedada sederhana namun indah sekali kulihat dari pantulan cermin. Sebuah mahkota kecil putih dengan hiasan manik-manik bertengger diatas jilbab putihku. Tak ketinggalan seikat bunga tulip putih pun berada dalam genggamanku.
Tanganku hanya ditutupi kaos tangan putih tanpa lukisan henna kekinian. Tanpa make up menor apalagi lipstik tebal. Juga tanpa musik yang memekikkan telinga. Resepsi pernikahan ku sangat jauh dari kesan pesta yang mewah nan megah.
Hanya ada sebait nasyid senandung rindu yang menggema disudut ruangan ini. Sebab aku memang ingin konsepnya serba putih yang melambangkan kesucian dan kesederhanaan. Karena bagiku yang terpenting, perjalanan akad ini bisa berlangsung sakral dan berkah. Bukan pada gegap gempitanya pesta.
Di atas dua pelaminan yang terpisah. Sesekali mencuri pandang pada sosok lelaki yang ada dibalik tirai. Aku masih malu-malu mengeja namanya.
Kak LANGIT. Seorang lelaki biasa namun sangat istimewa dimataku. Seseorang yang sama sekali tak pernah kubayangkan sebelumnya, hanya sekali dua kali bertemu lalu mantap untuk melangkah sampai ke titik ini.
Seorang yang memperjuangkanku dengan cara-caranya yang mengangumkan. Seseorang yang menerima setiap kurangku lengkap dengan prinsip yang aku pegang.
Terima kasih kak sudah sejauh ini berjuang. Terima kasih sudah memilih dan menerimaku. Terima kasih sudah menjadi jawaban atas doa-doaku selama ini. Terima kasih telah menjadi rumah, tempat dimana aku tak perlu berpura-pura lagi dan menjadi utuh diriku sendiri. Terima kasih telah menjadi pelabuhan terakhirku dari sekian banyak perjalanan yang melelahkan.
3 notes · View notes
peminumteh · 1 year
Text
Overproud, overglorified
Aduh gemes banget gw pengen berkomentar soal yang lagi rame. Kadang-kadang media kanoha nih emang suka begini, ngga sadar apa ya sudah beberapa kali kecolongan sama "penemuan-penemuan" yang "fantastis", ternyata berujung... fraud... scam... Mungkin emang media kanoha desperately butuh science communicator yang ajib yah, jadi ngga ketipu mulu kalau ada hal-hal yang "wah". Alih-alih berpikiran bahwa "karya anak bangsa ngga dihargai", coba dong berpikir lebih kritis kayak "oh ini sudah teruji ilmiah belum ya?" "Oh secara hukum fisika dan termodinamika, ini masuk akal ngga ya?" Gw jadi berpikir, apa masyarakat kita itu memang kurang berpikir kritis ya selama ini, jadi asal sudah masuk media yang katanya beken "oh udah masuk media fulan, berarti udah pasti bener." Lalu, ketika ada yang berusaha membantah baik-baik dan memberikan argumen yang logis, dibilangnya ngga menghargai karya anak bangsa. Inget ngga sih, udah berapa kali kita terjebak sama pemberitaan-pemberitaan warga kanoha menemukan ini, menemukan itu, taunya ada yang halu, ada yang terlalu dibesar-besarkan, dsb. Kok ya ngga belajar gitu lho, ngga ada kapok-kapoknya. Gw juga geram banget sama replies-nya yang isinya membangga-banggakan si bapak, nyemangatin terus, ngasihanin si bapak, dan ngejelek-jelekin pihak yang dianggap ngga menghargai karya bangsa. Oke, emang di beberapa hal, banyak aspek dari pihak tersebut yang bikin masyarakat jengah, tapi di sisi lain, kita punya "social control" yang bagus loh. Mungkin memang ngga dibiasain skeptis sama suatu hal, semuanya ditelan mentah-mentah. Belom-belom udah pusing aja gw.
3 notes · View notes
nooneblue · 1 year
Text
alhamdulillah udah selesai..
Alhamdulillah allah sungguh baik, allah beri pertolongan..
Allah baik banget.. Dari h-1 banyak orang yang sayang sama kamu, dateng ke rumah nyemangatin, sampe mama beli makanan, masakin, nanyain terus kabarmu udh makan apa blm..
Allah ikat hati jadi ga degdegan banget, bisa latihan dengan lancar, bisa dibawah 15 mnt, bisa tidur dengan pikiran tenang, nyenyak, bisa makan dengan aman, gak mual gak deg degan.
Masyaallah, banyak banget nikmat allah, setelah merasa sulit
Apa masalahnya ilang? Ngga.. Tapi allah temani, allah bersamai, allah kelilingi dengan lingkungan orang orang baik, limpahan kasih sayangnya di berbagai hal.
Pengujinya baik.. Nyampeinnya baik.. Senyum, lembut, gak ngejudge, gak bikin sakit hati.. Pembimbing yang diomongin serem, pada hari itu juga bersikap baik,
Apa masalahnya ilang? Konsekuensi tetep ada, ya ada revisinya... Banyak..
Tapi lapang hatinya, inshaallah akan bantu dikuatkan lagi, akan dibantu menyelesaikan lagi...
Rasanya aku kaya baru bisa memproses emosi sekarang, dari sodara ngechat "selamat ya kak sekarang udah gak pusing mikirin skripsi lagi"
Ternyata aku tuh sebenernya capek banget, terbebani banget menjalani iniii, perjalanan yang rasanya capek bangeet... Harus akh validasi dulu😭 karena otakku yang mikir ini udah ngerasa, aduh lulus aduh blm magang aduh apa iya ilmu gue bermanfaat aduh kenapa skripsi gue biasa aja aduh kenapa revisi gue banyak...
Yaallah.. Jangan sampe lupa bersyukur ke allah dan ke dirimu fir, semuanya nggak mudah, toh memang selama ini udh bolak balik nyari topik, dan gak sediliatin dan di feedback in... Banyak salah yang harus ditanggung sekarang sendrii... Tapi gapapa.. Gapapaa.. Sekarang mikirnya, alhamdulillah aku selesai sidang, aku udah melewati perjalanan panjang, aku bersyukur dan berterimakasih karena gak menyerah karena aku kesusahan ganti ganti topik, kesulitan menyeleksi teori, kesulitan mencari studi kasus, alhamdulillah aku gak nyerah yaallah, alhamdulillah aku bisa menjalani sidang dengan cepat dan tenang, pengujinya baik, pertanyaannya masih bisa coba kujawab meski ga sempurna, alhamdulillah aku masih ada kesempatan revisi memperbaiki.. Masih ada usaha terakhir utk memperbaiki nilai..... Habis ini aku akan berikhtiar lg utk dunia... Tp inshaallah smoga aku bisa lebih kuat aku bisa lebih yakin sama pertolongan Allah itu pasti membersamai.. Makasih fir.. Makasih udh bertahan 4 tahun ini, allah dan kamu paling tau gimana bertarung sama pikiran yang gak berhenti karena takut. Membandingkan diri karena merasa paling biasa, left behind, takut gagal dan lain lain... Semoga kita bisa lebih baik lagi, lebih sayang dan percaya sama diri sendiri, lebih percaya ke allah juga.. Bismillah... Bismillah... Makasih fir. Aku yakin kamu bisa jalan lagi.. Kamu bisa melewati apapun, selama Allah ridho, selama Allah bantu. La hawla wa a quwwata illa billah.
Jangan lupa perjuanganmu fir, jangan diskredit perjuanganmu fir, itu gak mudah, tapi kamu gak menyerah... Kamu menangis, tapi setelahnya kamu gak menyerah.. Kamu bangkit lagi, kamu usaha lagi, kamu minta tolong allah, kamu doa lagi, fira... Jangan lupa ya.. Jangan lupa kamu pernahmelewati masa masa sulit dan gak menyerah... Kamu pernah kuat kamu pernah ditolong allah dan akan begitu lagi inshaallah..
3 notes · View notes
petrichors-things · 5 days
Text
Minggu ini sangat ga produktif sekali tapi kalau mikir lagi ada sih ngerjain sedikit demi sedikit, nyicil satu-satu biar semua ga terasa berat diakhir.
Minggu ini ngalamin rangakain sakit, dari masuk angin dan gejala masuk2 angin (penyakit seribu umat) terus memasuki hari pertama menstruasi yg gabisa dikendalikan. Luar biasa masyaAllah.
Aku berdoa sama Allah, ya allah kalau ini jadi pengugur dosa2ku Alhamdulillah gak papa aku nikmatin sekalihh walau nyut2an sana sini, pusing pala dan mata perih huhu.
Kadang ada gitu perasaan pengen bgt sakit supaya istirahat dari rutinitas biar ngerasa ke"charge" lagi, diem dulu sejenak. tapi pas dikasih sakit suka sedih "aduh banyak belumnya ini nanti gimana coba ngerjainnya" atau "ke kejar gak ya?"
Jadi mixed feelings juga akhirnya. gpp deh abis ini jalan dulu dikit, abis itu badan pikiran mari kita lariii ya!!
0 notes
sukakucingg · 17 days
Text
boleh cerita sedikit, ya?
entah berapa kali banyaknya aku memberikan prakata ini pada diri sendiri,
"jangan berharap pada manusia. kalau mau berbuat baik, maka berbuat baik saja, jangan mengharapkan balasan. kalau mau menyayangi, maka menyayangi saja, jangan mengharapkan balasan. kalau mengusahakan, mengusahakan saja, jangan mengharapkan balasan".
loh, tapi, ternyata tetap. susah, ya.
setiap berteman, aku selalu sayang banget sama teman-temanku. kalau orang bilang, aku termasuk ke dalam orang-orang pada kategori 'people pleaser'. ya, setuju, sih.
aku mudah sayang kalau sama teman. sayang, sayang banget. mengusahakan segala hal untuk teman, mengutamakan teman, mengesampingkan bahkan diriku sendiri, untuk teman.
tapi, kan, itu aku?
sepertinya, sejak SMP aku sudah menyadari semuanya. aku tuh orangnya baperan. sejak dulu aku tidak mengerti setiap orang bilang bahwa aku itu anak yang supel, mudah berteman, apalagi banyak teman. nggak lho. justru, aku takut banget memulai pertemanan, lagi-lagi gara-gara si sifat rendah diri itu yang bikin takut untuk memulai, takut orang gak mau berteman sama aku karena tidak punya yang namanya good looking. jadinya, sejak dulu sampai sekarang aku berusaha jadi orang yang lucu kalau di pertemanan. walau jadinya malah keterusan, coy. jadi rendah banget selera humornya.
kembali ke topik, aku selalu jadi si 'manusia kocak' dalam semua lingkup pertemananku, bahkan jadi titel beberapa orang yang 'tau' aku. 'si Fannia, oh, yang suka ngelawak ya?' atau 'si Fannia, oh, yang kocak itu ya?' sebenarnya, karena dari dulu aku sering dibully perihal fisik, jadinya sekalian aja aku ngelakuin hal kocak yang bisa bikin orang-orang yang bully aku itu ketawa, supaya mereka nggak 'feel bad'. wkwkwk. aneh, ya?
keterusan jadi sampai se-tua ini, tetep keseringan melucu. walau kadang suka mikir banyak dulu, takutnya ternyata aku malah jadi annoying dan berlebihan, sampai bikin teman-temanku tidak nyaman. bahkan untuk mau cerita pun, aku banyak mikir dulu, takut yang mau aku ceritakan ternyata mengganggu, annoying, gak penting, berisik. aku sering merasa kesepian walaupun lagi ramai, ketika orang yang menemani aku untuk datang ke acara itu ternyata ketemu orang lain yang dikenalinya, jujur, aku merasa sendirian banget, pengen pulang aja. menyalahkan diri sendiri, harusnya tak usah datang.
teman adalah satu kata yang menurutku paling complicated di dunia ini. aku sayang banget, tapi kok sakit sekali kalo sudah sayang? harapanku jadi banyak, sebanyak rasa sayang yang aku punya.
padahal kan perasaan sayang-ku ya jadi tanggung jawab aku, bukan mereka. lagian gak ada yang nyuruh buat se-sayang itu juga, kan?
maka dari itu, kalau ternyata tidak ada timbal balik, ya, makan sendiri, rasain sendiri. ikhlaskan, sendiri.
tapi Ya Allaah, masalah yang kali ini, sepertinya akan jadi super-duper kekanakan kalau aku mempersalahkannya. tapi jujur hatiku sakit banget, Ya Allaah. rasanya gak mau ketemu. bukan karena benci, sama sekali. tapi aku yakin, kalau ketemu, aku gak bisa untuk gak nangis. bohong banget kalau aku gak kecewa, bohong banget kalau aku bilang bahwa aku biasa aja, bohong banget kalau aku gak bingung sendirian bertanya-tanya kira-kira aku punya salah apa.…
tidak pernah sama sekali terpikirkan akan punya masalah ini. sakit sekali, aduh. gimana dong.
mereka nomor 1 buat aku, berada di peringkat 1, bertepatan dari peringkat 0, setelah keluargaku. mereka prioritas aku, paling penting buatku, tapi kenapa ya. aduh.
iyasih, salahku. seharusnya seperlunya, secukupnya.
pusing, boleh gak, Ya Allaah buat yang ini tiba-tiba selesai seperti semula aja gitu, tanpa harus gimana-gimana, kembali seperti semua. capek, soalnya sudah all in sekali nih hati dan otakku untuk mereka, jadi sakitnya juga pasti maksimal banget. aduh.
aduh, jadi berantakan sekali tulisannya. gapapa lah ya, jadi gambaran betapa carut-marutnya otak dan hatiku sekarang. sebenarnya cerita ini sudah ingin ku sampaikan sejak pekan lalu, tapi masih bisa di tahan. ternyata, hari ini tumpah juga.
maaf ya, banyak omong disini, aku gak punya siapa-siapa lagi. mereka si nomor 1 buat aku, lagi, sepertinya juga akan pergi. lagi, baiknya, aku sendiri.
6/9/24
0 notes
putrikaguya · 2 months
Text
Diare
Ini hari ke 5 aku diare, awalnya karna ada yang baru jualan kebab anak muda gitu di klinik, aku penasaran coba dan keliatannya mas nya effort banget buat ngidupin lampu dan nyapa yang beli, mungkin caranya agar bisa jalin keakraban gitu.
Pas aku perhatiin dagingnya kok merah terang banget, cuma ku pikir nanti digoreng juga kan jadi coklat. Soalnya selama ini kalau beli kebab warna dagingnya udah coklat. Sampai klinik aku makan setengah baru liat ternyata dagingnya tetep merah terang, dalem hati aduh apa ga mateng ya.
Pulang klinik perut ga enak jadi ga makan malam lagi, besokannya makin ga enak dan bolak balik kamar mandi sampai demam dan baru kali itu ngerasain diare kayak mau mati😭 . Aku paksain untuk ga minum obat karna aku juga lagi ada minum obat yang lain.
Senin pagi aku ga masuk kerja, siangnya aku ngerasa ga kuat deh ini akhirnya aku konsul di dokter online, diresepin 10 jenis obat+vit, beberapa di antaranya kayak pct, vit D ga aku tebus karna udah punya, satu lagi dikasih obat pengental darah tp aku ga tebus krn hasil DL aku bagus.
Selasa aku stop BAB tapi makan masih belum bisa banyak, kayak baru sedikit mual jadi tetep lemes. Rabu pagi aku paksain praktek karna ada beberapa pasien janjian, pas di lampu merah sempet beberapa detik ngerasa pusing sampe pegangan abangnya (untung ga pingsan), anehnya masih bisa nyabut gigi pasien.
Rabu siang mulai diare lagi disertai muntah😭😭😭😭. Dalam hati apa aku nyerah aja ya ke IGD, tapi kayak gini udah masuk emergency pa belom ya, oh yaudah coba ga usah kayaknya masih kuat. Kamis pagi akhirnya konsul lagi ke temen, dia resepin obat baru 4 macam eh membaik.
Ga mau lagi kayak gini huhu
0 notes
lovedefinedbyme · 2 months
Text
Happy third 21, loml.
Another month has passed, love. How does it feel to pass another 21 with me, sayang?
Pertama, aku mau bilang terima kasih sebesar-besarnya, karena kamu masih mau nungguin perayaan bulan ketiga bareng aku. Terima kasih banyak ya, masih sayangin aku sebesar, bahkan lebih besar dari bulan-bulan sebelumnya. Terima kasih buat hari-hari kita yang selalu diisi sama cerita unik kamu, keluhan kamu, julid sama omongan ngawurnya kamu, (lagi-lagi) asbunnya kamu, doa sama perhatian kamu, ngomelnya kamu kalau aku bandel, ucapan selamat tidur sama I love you yang jarang absen, bahkan ngambek lucunya kamu.
Tiap malem, pas kamu ketiduran pas kita lagi ngobrol, kadang kepikiran “kenapa yang kayak kamu masih betah sama aku, ya?”. Terus, kenapa ya aku jadi orang yang ketemu kamu buat macarin kamu, bukan orang lain? Lucu juga ya kadang orang-orang yang asing di awal tapi begitu ketemu terus ngobrol, rasanya ngalir aja gitu. Nggak ada hambatan, nggak ngerasa buntu. Justru kalau obrolan kita nggak berlanjut, rasanya kurang. Makanya, pas bangun, terus chat kamu lagi, berangkat terus pulang, nungguin kamu muncul, aku baru sadar, kayaknya emang kita ketemu buat saling jadi sandaran satu sama lain ya. Aku masih suka scrolling chat kita pas kamu bobo, terus ketawa sendiri karena gak pernah aku punya pengalaman pacaran seunik sekarang.
Obrolan kita tuh gak pernah terbatas satu-dua bubble chat akhir-akhir ini. Bahkan kadang bisa satu jam lebih nungguin semua chatnya kebales, sampe akunya gak sabar. Kadang aku balesin di tengah-tengah balesan kamu, kan? Itu aku udah gak tahan pengen reply, maaf ya kalau bikin kamu pusing sendiri cari bubble chat yang belum kebales. 😂 Aku betulan sesuka itu baca tiap respons kamu.
Tau nggak, saking panjangnya balesan kita, kadang waktunya bisa kepakai buat makan sama mandi dulu. Tapi kadang juga kepakai buat baca-bacain tiap replies kamu sampai selesai, baru aku bales. Aku tuh paling, paling, PAAAALING, excited... Kalau kamu udah pap cantik.
Kenapa? Soalnya pap kamu tuh se-nyegerin itu. Serius. Rasanya pengen aku cubit itu tiap bagian pipinya sampai merah kayak jambu. 🍑 (Jangan protes sama emojinya)
Oh iya, terima kasih juga buat selalu ngabarin aku kapan pun kamu bisa, ya? Buat aku dikabarin tuh sebikin nyaman itu, sebuat tentram itu. Kamu mau mandi atau makan, bilang. Kamu ada urusan sampai harus balik malem, bilang. Bahkan kamu mau ke warung pun bilang. 😂 Lucu. Aku juga selalu usaha buat kabarin kamu tiap aku mau ngilang kok, semoga kamunya gak ngerasa aku nganggep kamu sepele ya, sayang. Aku ngehargain banget waktu kamu yang kepake buat ngobrol sama aku, apalagi buat nungguin aku sampai muncul lagi.
Terus, bulan ketiga ini, menurut kamu ada yang kelihatan beda nggak dari kita? Buat aku sih, nggak ada yang beda dalam artian jelek. Tapi kalau beda yang artinya baik, ada banget. Kamu tuh jadi manjaaaaaa banget. Banger banget banget. Apalagi kalau udah pulang, terus ngeluh, terus bilang pengen peluk. Aduh, yang di sini rasanya mau pingsan.
Terus, aku minta maaf ya, sayang? Akhir-akhir ini quality time kita rasanya berkurang banyak banget dari biasanya. Kadang aku yang kelewat sibuk, kadang kamunya juga gak keburu chat aku karena banyak yang dihandle. Jujur aku nggak bakal masalahin waktu kita yang sedikit ini, yang penting kita masih sisihin waktu paling nggak satu dua jam buat ngobrol. Asal pacarku masih sayang aku terus inget aku di waktu sibuknya, aku gak bakal protes. Aku juga usahain buat kasih kamu kabar terus kok, walaupun akhir-akhir ini emang rasanya capek banget buat sekadar online... Bahkan mau makan tuh kadang nafsu gak nafsu, tapi asal bisa ngobrol banyak sama kamu aku udah ngerasa cukup banget.
Let’s hope another week will treat us so much better, ya? I might not write much for this month, but believe me, I truly cherish our moments up to this day. I hope you feel the same too about us.
Between those hard times, I met you and still found you as the prettiest girl I’ve ever met until now. Thank you, thank you so much for being my lovely girlfriend, my loyal bestfriend, and my source of happiness.
Your universe love you to infinity and beyond. ❤️
P.S. aku ada sesuatu buat kamu. Sekarang udah bisa dipakai, tapi harus pake seminggu, ya? Soalnya hasilnya gemes, kamunya gemes, semuanya gemes. Cek ALT-nya ya, cantik.
Tumblr media
Oh iya, dengerin ini, ya. Aku kebetulan nemu ini, liriknya bucin banget kayak aku ke kamu. 🤏
0 notes
highestfloor29 · 2 months
Text
Gilaa UKT D4 K3 menyala bangett anjirrr. Mahal banget cokkk. Itu 10 jt turun dari langit apa gimana itu. Aduh kalo gatau range nya pasti udah shock dan pusing banget. Wah gila edan gw harus gimana ni. As a kid yang baru lulus apa gak sebaiknya gw cari kerja yang bergaji tinggi. Wah edann sihh ini, ekspektasi gw di angka 5 atau 6 cokkk. Aduh mati banget sih ini.
13-07-2024
1 note · View note
aisitis · 4 months
Text
Senin pagi ngantor dikantor holding. Kebetulan dtgnya kepagian sekalian beres" meja kerja karna blm sempet rapiin baru ngantor. Datanglah anak KOL "ya Allah mba Ai adem bgt liat kmu, beda bgt auranya km ngantor sama ngga". Aku timpalin, "yg adem disini tuh AC loh". Datanglah ibu ibu finance "ya Allah bu, gimana kabarnya tenang bgt liatnya". (aku timpalin dgn hal yg samaa). Datang lg ibu manager HR, "mbaaa, happy bgt liat kamu deh betah saya" (aku juga betah loh bu kerja disisini hehe) Datanglah segerombolon bpk" yg abis sarapan di pantry "MasyaAllah, adeem yaaa auranyaaa tutur pak asman, pak manager, dan pak legal). Mba KOL jawab "khaaan kita sama liatnyaa, emg kamu tuh bedaa auranya tau yauda ngantor disini tiap hari aja deh untung udah kartap ya kontrak semumur hidup jd gak bisa kmn2 lg". Aku timpalin "ini tuh yaa ibu sama bpk janjiaan deh pereezzznyaaa" Pak manager "gk ada loh kita janjian org baru masuk ruangan semuaa" Makasih yaa ibu ibu bpk" aku happy kerja disini, sukaaa, asik, makanya ke akunya kebawa positif dari ibu bpk semua " bpk ibu "kebalik loh smnjak ada km disini lebih hangat" utuk utuk co cweetnyaaa, tiba tiba aku dipeluk trus refleks mewek. aduh pagi pagi dibikin melow yaaa, mana dikntor lama respondnya sama pas masuk tiba" lgsg ditodong ih happy bgt aku sama mba Ai tiap ngantor 2 minggu baru masuk ngomongnya sama trus ditodong kontrak seumur hidup yaa gak boleh resign" Pulang ngantor jam 16.30 melipir sbntar pas smpe buka laptop dikamar nyiapain buat meeting besok di kntor lama tiba tiba nangiisss, melow liaaat org lg doa di kaba pas lg haji ngebayangin diri sendiri, segalauitu ya Allah after pulang dari rumah Allah. Capek mewek jam segini udah ngantuk, alhasil bikin materi buat meeting subuh nih. Nangis sampe pusing gimana sik, tambah liat gallery makin makinlaah ya Allah.
Tambah lagi 3 minggu kmren banyak ketemu temen” lamaa yg udh temenan bertahun” pada ngajak ketemuu. Deep bgt, awet pertemanan kita yaaa walopun gak komunikasi intens tp selalu hadir. Rezeki Allah kasih semengalir ituuu ❤️🥹
Alhamdulillah ya Allah Alhsmdulillah
0 notes