Tumgik
#ahmad nurcholis
fyblackwomenart · 3 years
Photo
Tumblr media
𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝑵𝒖𝒓𝒄𝒉𝒐𝒍𝒊𝒔
589 notes · View notes
selebgramkaltim · 2 years
Photo
Tumblr media
Jagad dunia maya digemparkan dengan pernikahan beda agama yang terjadi di Kota Semarang.  • Menanggapi hal tersebut Achmad Nurcholis, Konselor pernikahan beda agama yang sekaligus menjadi saksi dalam pernikahan beda agama tersebut angkat bicara.  • "Iya betul kemarin Sabtu, saya menjadi saksi pernikahan beda tersebut," ungkap Nurcholis kepada suarajawatengah.id melalui sambungan telfon, Senin (07/03/22). • Ahmad Nurcholis mengungkapkan, pasangan pernikahan beda agama melakukan akad dan pemberkatan di dua tempat pada Sabtu (04/03/22).  • Akad dilakukan di sebuah hotel Kota Semarang dan dilanjutkan pemberkatan di Gereja St. Ignatius Krapyak. • "Kemarin mereka akad dan pemberkatan di tempat berbeda," pemberkatan. • Lebih lanjut, Nurcholis menerangkan pasangan beda agama yang tengah viral di jagad media sosial tersebut, telah melakukan konseling pernikahan yang cukup lama sekitar dua tahun. • "Untuk bisa sampai ke pernikahan juga tidak mudah, pasangan tersebut menjalani proses cukup lama," tutur Nurcholis. • Nurcholis mengaku, dirinya telah mendampingi pernikahan beda agama sebanyak 30 kali lebih. Menurutnya, pasangan pernikahan beda agama di Kota Semarang juga buka kali pertama yang ia dampingi. • "Sudah banyak pasangan pernikahan beda agama yang mengikuti konseling dan saya dampingi, jadi ini bukan kali pertama,"imbuhnya. (Suara jawa Tengah) Gimana menurut kalian? #pernikahan #semaranghits #beritaterkini #toleransi #nikah (di Semarang) https://www.instagram.com/p/Ca1rf7BhQNv/?utm_medium=tumblr
0 notes
squadseo1 · 6 years
Text
Ada pendidikan Kurban baru yang diadakan oleh SDT Bina Ilmu Parung
Tumblr media
Menurut berita Kumparan.com - Jarum jam baru menunjukkan pukul 05.30 WIB, suasana masih tampak gelap tetapi tak menyurutkan langkah Ahmad Bassam Mufadhal dan Muhammad Fadzlan Azzarif menuju lapangan Perguruan Bina Ilmu, Parung, Bogor, Jawa Barat, Ahad (11/8). 
Dua pelajar SD Terpadu Bina Ilmu ini ingin menunaikan shalat Idul Adha 1440 H di sekolah tempat mereka menuntut ilmu. Mereka langsung bergegas ke shaf paling depan dan mengambil pengeras suara untuk menggemakan takbir, tahlil, tahmid, sambil menunggu jamaah lain yang baru tiba.
Hamparan karpet merah seluas 25 x 20 meter persegi penuh sesak dipadati jamaah yang hendak menunaikan shalat Idul Adha tahun ini. Mereka berasal dari keluarga besar Bina Ilmu yang terdiri dari pengurus yayasan, dewan guru, peserta didik dan orang tua serta warga sekitar Bina Ilmu yang beralamat di Jalan H  Mawi nomor 03, Parung. 
Itulah sekilas suasana yang terjadi mengawali kegiatan pendidikan kurban di Yayasan Pembinaan Umat (YPU) Bina Ilmu. Setiap tahun, lembaga pendidikan yang mengelola Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Terpadu Bina Ilmu ini selalu menggelar shalat Idul Adha sebagai rangkaian dari pendidikan kurban. 
Shalat Idul Adha diimami Direktur Pendidikan YPU Bina Ilmu, H Momon Abdul Rohman. Khatib adalah  Ketua Bidang Bahasa SDT Bina Ilmu, Drs Budi Siswadi Johan.  Adapun bilal adalah  H Faiz Madani,  salah seorang guru SDT Bina Ilmu. 
Tahun ini kegiatan pendidikan kurban SDT Bina Ilmu dikemas secara sederhana namun sarat makna.  ''Kegiatan diawali dengan penghimpunan infak dari seluruh siswa TK dan SD yang dimulai sejak awal Agustus 2019. Ini latihan sederkah kurban. Selain itu, pengumpulan  kurban dari guru dan orang tua murid,” kata Ketua Panitia, Erizon Darwis SH  dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (11/8) malam. 
Guru kelas II B ini mengatakan,  puncak acara pendidikan kurban adalah pelaksanaan shalat Idul Adha dilanjutkan penyembelihan hewan kurban. ''Setelah shalat Id ditunaikan lalu kami menyembelih hewan kurban yang disaksikan seluruh murid,'' terangnya.
Erizon melanjutkan, sambil menunggu pencacahan daging untuk dibagi sama rata kepada para mustahik, panitia menyiapkan acara untuk anak-anak yang dipusatkan di Masjid Maryam Al-Muhsen-YPU Bina Ilmu. 
Erizon merinci kegiatan yang dipandu Sri Widoningsih dan Yati dari guru SDT Bina Ilmu, sebagai pembawa acara. ''Diawali dongeng seputar kurban dan ibadah haji yang dibawakan dengan jenaka oleh H Momon AR, lalu penayangan film seputar sejarah kurban yang dipandu Arif Hidayat, MH,  seorang stand up komedi,'' tuturnya. 
Acara yang ditunggu-tunggu, lanjut Erizon, adalah kuis seputar ibadah haji dan kurban ''Anak-anak sangat antusias mengikuti kuis karena panitia sudah menyiapkan hadiah menarik,'' katanya. 
Penyerahan secara simbolis daging kurban kepada mustahik dan makan bersama menutup rangkaian acara pendidikan kurban. ''Shalat Zuhur berjamaah menyempurnakan kegiatan pendidikan kurban tahun ini,'' papar  Erizon. 
Ketua YPU Bina Ilmu, Nurcholis  merasa bersyukur atas terselenggaranya kegiatan korban di lembaga yang dipimpinnya. ''Alhamdulillah Bina Ilmu setiap tahun mengadakan pemotongan hewan kurban,'' katanya. 
Tahun ini, sambung Nurcholis, kuantitas jamaah lebih banyak dibanding tahun lalu. ''Alhamdulillah tahun ini lebih banyak orang tua yang hadir untuk melaksanakan shalat Idul Adha dari pada tahun kemarin,” ujarnya. 
Ia mengemukakan, banyak pelajaran yang bisa dipetik oleh para peserta didik dari kegiatan shalat Idul Adha dan pemotongan hewan kurban 
Alumni UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta itu   mengatakan tujuan dari pendidikan adalah tanda syukur hamba  kepada Allah SWT. ''Sebagai ungkapan rasa syukur dengan cara  kita saling membantu memberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya,'' kata Nurcholis. 
Di samping itu, sambung Nurcholis,  para peserta didik belajar menabung pendidikan kurban. ''Semoga dengan ikhtiar ini, kami bisa membeli beberapa ekor sapi, supaya penerima manfaat semakin besar,'' tegasnya seraya menambahkan tahun depan bukan hanya satu sapi akan tetapi bisa dua atau tiga ekor sapi.
0 notes
busyrokariim-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Gontor Menerobos Mitos; Tasirun Sulaiman; Afkari Publishing; Februari 2018. -- "...tanpa gelap orang tidak akan bisa memahami dan menghargai apa itu terang. Bahkan dari gelap bisa menyorot sinar yang benderang..." (hal.24). -- Pesantren ini bernama Pondok Modern Darussalam, tapi lebih dikenal dengan sebutan Pesantren Gontor. Kiprah alumni pesantren ini telah menyebar dalam berbagai bidang, baik pendidikan, kebudayaan bahkan politik pemerintahan. -- Penulis buku ini (yang juga alumnus Pondok Gontor), menceritakan bagaimana Gontor telah mematahkan mitos di masyarakat bahwa pesantren hanya akan melahirkan ulama yang tau agama saja. -- Buku ini terbagi kepada dua bagian, bagian pertama menceritakan bagaimana kiprah para alumnus Gontor dari kacamata penulis, diantaranya Nurcholis Madjid, Abu Bakar Ba'asyir, Husnan Bey dan banyak lagi yang lainnya, dari mulai mereka yang berprofesi sebagai pimpinan pondok, duta besar sampai mereka yang berprofesi sebagai enterpreneur. Sayang alumnus seperti Ahmad Fuadi, penulis Negeri 5 Menara, Lukman Hakim, Menteri Agama, dan Yudi Latif, cendekiawan tidak diceritakan di buku ini. -- Bagian kedua penulis bercerita tentang wisdom of Gontor, kebijaksanaan dari Gontor, di bagian ini tulisan tentang keikhlasan menurut saya adalah yang paling menarik, mengingat di zaman sekarang semua sudah di ukur menggunakan materi. Di Gontor keikhlasan ditanamkan dan diamalkan, guru-guru yang mengajar tidak ada yang digaji, hanya tunjangan berupa kebutuhan bulanan ala kadarnya. Santri-santri pun belajar dengan ikhlas, baik itu di kelas maupun ketika diamanahi sebagai pengurus organisasi. Karena keikhlasan adalah bahasa hati seperti halnya juga kasih sayang dan cinta. Ia bisa didengar dan dirasakan oleh siapa saja, bahkan si buta dan si tuli sekalipun. -- "tiap orang punya aib, tiap lembaga punya kekurangan. Boleh membaca aib orang, tapi jangan membacakannya (KH. Hasan Abdullah Sahal)" (hal.355). -- @gerakan_1week1book -- #booksyro #marimembaca #ayobaca #worthreading #booklovers #owob #gerakanoneweekonebook #gontor #gontormenerobosmitos #pesantren #darussalamgontor #pendidikan #sekolah #sekolahalternatif https://www.instagram.com/p/BusFMHogxJx/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1hle3ablf64pf
0 notes
tobasatu · 4 years
Link
tobasatu.com, Jakarta | Pengurus Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (MAPPILU) PWI Masa Bakti 2020 – 2025 secara resmi diumumkan.
Usai diumumkan Mappilu langsung melakukan rapat perdana di ruang rapat sekretariat PWI Pusat dan secara virtual dengan beberapa pengurus yang tidak bisa hadir secara langsung.
Pada kesempatan tersebut Ketua Mappilu PWI Pusat, Suprapto Sastro Atmojo mengatakan, Mappilu PWI adalah lembaga yang dibentuk PWI Pusat guna mengimplementasikan peran tugas PWI dalam tanggung jawab kebangsaan.
“Sudah saatnya PWI berperan dalam mewujudkan Pemilu yang berkualitas dan bermartabat,” ujar Suprapto didampingi Sekertaris Nurcholis MA Basyari dalam rapat perdana Mappilu PWI yang dilaksanakan di Ruang Rapat Pleno Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Gedung Dewan Pers Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (19/8/2020).
Suprapto mengatakan, dengan resminya dilantik MAPPILU PWI, maka sudah bisa melakukan tugas pemantauan di daerah yang akan melakukan pemilihan. Seluruh tahapan pemilu yang tidak lama lagi akan memasuki tahap pendaftaran dan kampanye sudah mulai dipantau.
Suprapto juga berharap agar PWI di daerah berperan aktif untuk memberikan kontrol dalam pelaksanaan pemilu, sehingga pemilu benar-benar jurdil dan berkualitas.
Sementara itu, Sekjen PWI Pusat, Mirza Zuhaldi yang juga Ketua Dewan Penasehat Mappilu Pusat menjelaskan, Mappilu PWI sangat strategis dalam mengontrol pelaksanaan Pemilu di seluruh wilayah Indonesia.
“Ada beberapa isu strategis yang dihadapi sekarang, yang sebenarnya bisa menjadi bahan dalam melakukan tugas memantau Pemilu 2020, saat ini kita sedang mengkaji beberapa hal yang akan dilakukan Mapillu PWI kedepan nanti, di antaranya akan melakukan judicial review terkait undang undang Pemilu,” tutur Mirza.
Kekuatan Mappilu PWI, lanjutnya, karena man power atau yang bertugas memantau juga berprofesi wartawan, dengan demikian menjadi inheren yang juga melaksanakan tugas jurnalistik.
Mirza yakin Mappilu PWI menjadi kekuatan yang dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian pemilu berkualitas dan tentu bermartabat.
Adapun Struktur dan Susunan Pengurus Mappilu PWI Masa Bakti 2020-2025 terdiri dari : Penanggung Jawab (Atal S Depari Dewan Penasihat/Etik), Ketua (Mirza Zulhadi), Sekretaris (Ervik Ari Susanto), Anggota diantaranya Nurjaman Mochtar dan Muhammad Nasir
Dewan Pakar, Ketua : Ferry Kurnia Rizkiyansvah, Sekretaris : Dr. Hurriyah, Anggota : Ahmad Munir, Dr Agus Sudibyo, Ali Nurdin SH.
Pengurus Nasional, Ketua : Suprapto Sastro Atmojo, Sekretaris : Nurcholis MA Basyari, Bendahara : Dar Edi Yoga.
Direktur Eksekutif : Bernadus Wilson Lumi, Wakil Direktur Eksekutif : Tubagus Adi, Divisi Pengawasan dan Pemantauan : Suradi, Eko Rahmawanto dan Naek Pangaribuan; Divisi Pendidikan, Sosialisasi, dan Pelatihan: Yusuf Susilo Hartono dan Frans Surdiasis.
Divisi Informasi dan Dokumentasi : Mercys Charles Loho dan Toni Bramantoro, Divisi Logistik : Hendrata Yudha dan Gardi Gazarin, dan Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum : Octap Riyadi SH dan M Wishnu Prio Wibisono SH MH. (rel/ts-02)
The post PWI Umumkan Komposisi Kepengurusan MAPPILU appeared first on tobasatu.com.
0 notes
ceramahlucu · 6 years
Video
youtube
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ketua Umum Pempinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengaku siap meng'Gebuk' gerakan #2019GantiPresiden jika gerakan yang digagas Mardani Ali Sera itu terbukti ingin mengganti bentuk negara Indonesia menjadi negara Khilafah. "Makannya kemudian saya bilang Banser akan turun tangan pertama kali di depan, gebuk gerakan ini kalo memang kita nilai gerakan ini sudah akan menjadi cita-cita khilafah, mewujudkan cita-cita khilafah," ujar Gus Yaqut, di acara Rosi yang tayang di Kompas TV, Kamis (30/8/2018). Selain itu Gus Yaqut melihat gerakan #2019GantiPresiden ini sebagai sesuatu yang dibuat untuk 'lucu-lucu', yang direspon secara berlebihan. "Makannya kenapa, itu makannya selalu saya katakan Banser melihat ini lucu-lucu an, ini banci ini gerakan, ngomong ganti presiden tapi tidak disebut siapa yang mau mengganti, sementara yang diganti sudah jelas," ujar Gus Yaqut. Mendengar pernyataan itu, aktivis #2019GantiPresiden Ahmad Dhani yang turun hadir dalam acara itu pun ikut angkat bicara. ADVERTISING inRead invented by Teads Ahmad Dhani justru bertanya kepada Gus Yuqut dengan apa ia menggebuk gerakan #2019GantiPresiden ini. "Gebunya pakek apa bos?," tanya Ahmad Dhani. "Gampang sekali buat gebuk, banyak sekali alatnya buat gebuk," sahut Gus Yaqut. Gus Yaqut malah mengancam untuk turut meng'Gebuk' Ahmad Dhani jika pentolan grop band Dewa 19 itu terbukti melakukan 'ancaman' kepada negara Indonesia. "Kalo kamu sudah melakukan ancaman terhadap negara, aku nih sebagai warga yang cinta negeri ini , maka aku akan gebuk kamu," ujar Gus Yaqut. Ahmad Dhani yang cukup terkejud dengan pernyataan itu lantas bertanya balik ke Gus Yaqud. "Melanggar hukum dong?," tanya Ahmad Dhani ke Gus Yaqut. "Kalo melanggar hukum, kamu lebih melanggar hukum dong, karna kamu lebih ingin merubah negara ini menjadi bentuk lain, kan begitu," sahut Gus Yaqut. Penyataan keduanya pun disambut meriah oleh penonton yang ikut langsung menyaksikan acara berdurasi 90 menit tersebut. Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gus Yaqut ingin "Gebuk" Gerakan #2019GantiPresiden Termasuk Ahmad Dhani, https://ift.tt/2C3DiU4. Penulis: Yanuar Nurcholis Majid Editor: Sugiyarto like share & subscribe ceramah lucu
0 notes
leobellicose · 7 years
Text
Liberalisme: Bendung sebelum membunuh
Liberalisme: Bendung sebelum membunuh
BARU-BARU ini kita telah membaca berita mengenai penahanan aktivis liberal Turki, Mustafa Akyol oleh Jabatan Imigresen ketika dia tiba di Lapangan Terbang Antarabangsa Kuala Lumpur (KLIA).
Dia ditahan selepas Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan (Jawi) mendesak penganjur iaitu Islamic Renaissance Front (IRF) untuk membatalkan siri ceramah tokoh liberal itu di kampus Universiti Nottingham Malaysia. Dia dituduh tidak mempunyai tauliah mengajar dan dengan itu telah melanggar Akta Kesalahan Jenayah Syariah (Wilayah Persekutuan).
Mustafa Akyol adalah seorang wartawan dan telah menulis beberapa buku kontroversial seperti ‘Islam Without Extremes: A Muslim Case For Liberty’ dan buku terbarunya ‘The Islamic Jesus: How the King of the Jews Became a Prophet of the Muslims’.
Buku pertama dikatakan memfokus kepada kemunduran pemikiran rasional dalam peradaban Islam, setelah abad-abad permulaan, dengan budaya taklid yang melulu kepada kuasa autoriti. Buku terbaru pula menceritakan mengenai Jesus menyeru kaum Yahudi mengenai ‘Kingdom of God‘ yang bermaksud rohani masing-masing sebagai khalifah di dunia dan bukan merujuk kepada pemerintahan Khalifah yang pernah berlaku pada zaman para sahabat.
Mustafa juga menyatakan bahawa syariah dibuat untuk manusia bukan bermaksud pihak berkuasa boleh memaksa rakyat mengikut secara taklid dan tidak boleh diijtihad. Sebaliknya, perlunya ada sikap kritis dan kewarakan intelektual (intellectual humility) untuk menjadikan Islam dan umat Islam terus relevan.
Contoh yang diberikan ialah hukuman rejam kepada penzina sebenarnya untuk memelihara kesucian perkahwinan dan keluarga, jadi apa salahnya kita mencari penyelesaian yang lebih kurang sama berkesan dan kurang menyakitkan demi tujuan yang sama. Ini adalah kerana Tuhan yang menurunkan hukum syariah bukannya kuasa autokrat yang jahat, tetapi adalah Tuhan yang lemah lembut dan bertimbang rasa.
Sebelum ini, dalam satu forum anjuran IRF, Mustafa pernah menimbulkan kontroversi apabila mengatakan bahawa al-Quran tidak menyebut hukuman dikenakan ke atas dosa-dosa yang dilakukan seseorang, namun hukuman diperkenalkan oleh ulamak ke atas dosa-dosa melalui qiyas. Dia juga pernah mendakwa bahawa murtad dibenarkan dalam Islam kerana ia adalah kebebasan dan hak peribadi, bukan jenayah.
Apa itu liberalisme
Jika kita mengkaji mengenai liberalisme, fahaman ini mula muncul pada kurun ke-14. Liberalisme telah banyak mempengaruhi negara-negara Barat sehingga berlakunya Perang Saudara (1642M) dan Revolusi Inggeris (1688) di England pada kurun ke-17, Revolusi Perindustrian di Eropah pada kurun ke-18, Revolusi Amerika Syarikat pada kurun ke-18 juga (1776) dan Revolusi Perancis pada 1789.
Semua revolusi ini melawan pihak autokratik yang menindas masyarakat, seperti kuasa mutlak gereja, raja-raja dan penjajah. Akibat daripada penindasan ini, rakyat bangkit memperjuangkan hak untuk hidup, kebebasan dan bahagia.
Tiga prinsip asas fahaman ini ialah kebebasan peribadi, persamaan dan persaudaraan (liberty, equality and fraternity). Oleh itu, setiap hujah yang digunakan berpegang kepada tiga prinsip utama ini.
Falsafah liberalisme ini boleh didapati dalam pelbagai aspek sama ada agama, politik, ekonomi, sosial, dan moral. Antara ahli falsafah yang menjadi pejuang fahaman ini dalam kurun 17 dan 18 ialah John Locke, Immanuel Kant, Adam Smith, Benjamine Costant, James Madison dan John Stuart Mill.
Fahaman liberalisme ini sebenarnya tidak mampu bertahan sendiri tanpa adanya unsur-unsur atau nilai-nilai lain yang menyokongnya. Jadi, antara idea-idea atau unsur-unsur sokongan itu ialah sekularisme (bebas daripada agama), feminisme (gerakan pembebasan hak wanita), demokrasi liberal, pluralisme (semua agama adalah sama), rasionalisme (agama ditolak jika tiada asas rasional), hermeneutik (kaedah tafsir al-Quran untuk mencari kesilapan dalam al-Quran, bukan kebenaran) dan lain-lain.
Liberalisme dalam agama
Fahaman liberalisme dalam agama Kristian mula diperkenalkan oleh Martin Luther pada kurun ke-15 dan seterusnya mencetuskan mazhab Protestan pada abad ke-16. Gerakan Yahudi Liberal pula lahir pada kurun ke-19 sebagai usaha menyesuaikan dasar ajaran Yahudi dengan nilai zaman pencerahan Eropah (Enlightenment) yang berdasarkan pemikiran rasional dan bukti sains.
Agama Islam juga tidak ketinggalan daripada terkena tempias pemikiran liberal ini. Pemikiran liberal muncul dalam dunia Islam pada abad ke-18 Masihi, akibat terpengaruh dengan gerakan liberalisasi agama yang telah berlaku di Barat.
Perkembangan fahaman liberal dalam Islam juga turut dikatakan mempunyai kesinambungan dengan gerakan modenisasi Islam yang digerakkan oleh beberapa cendekiawan Islam pada abad ke-20 seperti Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh, bertujuan menjadikan umat Islam maju dalam bidang sains dan teknologi yang berasaskan falsafah Barat.
Kemunculan Islam liberal ini adalah berasaskan kerangka modenisme iaitu kepercayaan bahawa untuk maju, masyarakat perlu dibebaskan daripada kongkongan tradisi.
Menurut Uthman El-Muhammady (2008), Perkataan ‘Islam Liberal’ dikatakan mula dikenali pada tahun 1988, dipromosikan oleh Leonard Binder menerusi penulisannya yang bertajuk ‘Islamic Liberalism: A Critique of Development Ideologies’ diikuti oleh Charles Kurzman dalam penulisannya “Liberal Islam: A Source-book“, yang diterbitkan pada 1998. Kedua-dua buku ini menjadi rujukan utama bagi pendukung fahaman Islam Liberal di seluruh dunia.
Tokoh pemikir Islam yang sering dikaitkan dengan perkembangan Islam Liberal ialah Nasr Abd Zaid; Hasan Hanafi; Ahmad Khan; Fazlur Rahman; Fatima Mernisi; Aminah Wadud; Irsyad Manji; Rifa’at Hassan; ‘Ali ‘Abd al-Raziq; Farid Esack; Nurcholis Madjid; Harun Nasution; Ahmad Wahib; Lutfi As-Syaukanie; Ulil Abshar; Musdah Mulia; Djohan Efendi dan ramai lagi.
Pengaruh Islam Liberal ini juga didapati turut disebarkan di Malaysia. Antara tokoh-tokoh yang dikatakan cuba mengembangkan fahaman ini di Malaysia ialah Kasim Ahmad; Farish Noor; Syed Akbar Ali; Zainah Anwar; Reza Shah-Kazemi; Astora Jabat; dan Zainudin Idrus.
Sementara pertubuhan yang terlibat pula ialah Musawah; Jemaah al-Quran; Sisters in Islam (SIS); G25; Suruhanjaya Antara Agama atau Inter Faith Commision (IFC); Pertubuhan Pertolongan Wanita atau Women’s Aid Organisation (WAO); All Women’s Action Society (AWAM); dan The Joint Action Group for Gender Equality (JAG).
Ciri-ciri fahaman Islam liberal
Golongan Islam liberal ini dikatakan mempunyai pelbagai fahaman dan pemikiran yang menjadi dasar kepada perjuangan mereka. Pertama, ideologi Islam liberal mendukung idea pluralisme agama iaitu merujuk kepada semua agama yang wujud di kalangan manusia adalah benar dan menuju kepada Tuhan yang satu.
Kedua, menurut Khalif Muammar (2006), pendukung fahaman Islam liberal juga menolak autoriti agama dan menganut fahaman kebebasan untuk berijtihad. Atas dasar kebebasan berpendapat dan berijtihad inilah maka Islam liberal banyak merujuk kepada karya-karya orientalis Barat seperti Leornard Binder dan Charles Kurzman yang menyokong kuat idea-idea utama yang mendasari pemikiran mereka, seperti ijtihad yang bebas tanpa sekatan, pluralisme beragama, penolakan syariah dan sebagainya.
Bertitik tolak daripada pegangan bebas dalam berijtihad ini juga, golongan Islam liberal mendesak agar al-Quran ditafsir semula tanpa terikat dengan tafsiran ulama-ulama terdahulu yang menurut mereka telah ketinggalan zaman dan tidak sesuai lagi untuk zaman yang serba canggih dan moden sekarang.
Aliran Islam liberal berpendapat bahawa dalam mentafsir al-Quran, tidak perlu terikat dengan disiplin-disiplin ilmu yang berkaitan atas alasan ia hanya relevan untuk masyarakat Arab zaman Rasulullah SAW dan ketinggalan untuk dipraktikkan pada zaman kini.
Ketiga, golongan Islam liberal juga menolak pelaksanaan syariah Islam dengan mengatakan bahawa pelaksanaan hukum Islam hanya akan memberi impak negatif kerana dianggap sangat bertentangan dengan hak-hak asasi manusia dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Atas dasar ini juga, mereka tidak ragu-ragu untuk mengubah bentuk hukuman yang terdapat di dalam al-Quran dan Sunnah seperti sistem pembahagian pusaka, kewajipan menutup aurat bagi kaum wanita, keharusan poligami, hukum hudud dan hukuman bunuh ke atas muslim yang murtad, kepimpinan wanita dalam solat, hak mutlak suami untuk menceraikan isteri, larangan perkahwinan antara orang Islam dan bukan Islam serta undang-undang moral agama yang dikatakan melanggar hak asasi dan kebebasan manusia.
Keempat, menurut Muhamad Razak Idris (2006), fahaman Islam liberal juga sering dikaitkan dengan idea dan gerakan modenisme. Gerakan modenisme ini merupakan idea untuk membebaskan sesebuah masyarakat daripada kongkongan adat resam dan tradisi yang sempit yang dianggap penghalang kepada budaya kemajuan dan kebebasan.
Golongan Islam liberal adalah golongan yang bertanggungjawab memainkan peranan dalam menyebarkan ajaran dan idea gerakan modenisme ini. Bagi mereka, untuk mengecap kemajuan hidup, masyarakat perlu membebaskan diri daripada kongkongan tradisi dan agama.
Kelima, puak Islam liberal ini mendukung gerakan emansipasi atau pembebasan wanita dan feminisme. Gerakan feminisme Barat yang bertujuan mewujudkan persamaan di antara lelaki dan perempuan (gender equality), juga mempengaruhi pemikiran Islam liberal.
Aliran feminisme Islam liberal biasanya menuntut persamaan hukum-hakam syariah antara lelaki dan wanita. Perbezaan hukum syarak antara wanita dan lelaki Islam dianggap tidak adil. Golongan ini menganggap bahawa dalam Islam, wanita dan lelaki itu adalah dicipta daripada kejadian yang satu.
Oleh yang demikian, setiap apa yang menjadi hak kaum lelaki, mestilah juga menjadi hak kepada wanita. Maka, sebarang perbezaan hak atau keistimewaan yang terdapat di antara lelaki dan wanita mestilah dihapuskan kerana bagi mereka ia bersifat diskriminasi.
Langkah-langkah seterusnya
Atas dasar berkaitan ciri-ciri pemikiran liberalisme ini, di mana terdapat penyelewengan dalam aspek akidah dan syariah, maka Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Agama Islam Malaysia yang bersidang buat kali ke-74 pada 25-27 Julai 2006 telah memutuskan pemikiran Islam liberal adalah sesat dan menyeleweng daripada syariat Islam.
Oleh itu, pelbagai pihak perlu tampil mencegah dan membendung ideologi ini daripada terus meresap dan membarah sebelum ia membunuh jiwa orang Islam yang ikhlas dan suci mentaati Allah kepada hati-hati yang rosak melakukan maksiat sesuka hati dan kufur kepada Allah.
Maka akan lahirlah daripada individu yang rosak pemikiran, akal, jiwanya, keluarga dan seterusnya masyarakat yang juga rosak hati, pemikiran dan akal mereka.
Walaupun ada yang mempertikaikan bahawa liberalisme ini hanya pemikiran atau ideologi, hakikatnya pemikiran terletak di akal dan akal itu suatu yang berbentuk rohani dan boleh mempengaruhi hati yang akan diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku dan amal perbuatan.
Kalau kita menyingkap semula detik-detik kemasukan unsur falsafah serta budaya klasik Greek dan Parsi yang pernah berlaku suatu ketika dahulu, kita akan dapati bahawa pemikiran sesat yang dahulu terpendam dek kekuatan zaman kegemilangan Islam, akhirnya muncul dan terus merebak mempengaruhi pemikiran umat Islam ketika itu.
Pada masa itu, wujud aliran pemikiran kalam atau teologi Islam yang jelas terpesong daripada manhaj sebenar aqidah Islam seperti golongan Muktazilah, Khawarij, Murji’ah, Jabariyah, Qadariyah dan Syiah.
Maka ilmuwan-ilmuwan Islam seperti Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafie dan Imam Ahmad bin Hanbal tampil kepada masyarakat membetulkan akidah orang Islam melalui buku, kitab serta kuliah agama mereka.
Pada zaman ini, adalah menjadi suatu kebiasaan bagi institusi agama berautoriti mengeluarkan arahan pengharaman buku-buku tertentu demi menjaga kesucian pemikiran umat Islam.
Sebagai contoh Institut Kajian Islam Universiti al-Azhar yang dipimpin oleh Syeikh al-Azhar sendiri telah banyak kali mengeluarkan keputusan rasmi mengenai pengharaman kitab-kitab tertentu yang dilihat boleh membahayakan akidah Islam di samping boleh memecahbelahkan umat Islam.
Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) sendiri pernah mengharamkan buku-buku karangan Irsyad Manji, Kassim Ahmad, Faisal Tehrani dan G25.
Langkah yang dilakukan oleh pihak Jawi dan Jabatan Imigresen adalah tepat sekali dalam menghalang kemasukan pemikir-pemikir liberal seperti Ulil Absyar dan Mustafa Akyol yang boleh menggugat akidah dan merosakkan pemikiran umat Islam.
Kerajaan berhak melakukan demikian demi menjaga kesucian agama Islam dan menjamin pembangunan urusan dunia. Mungkin sudah tiba masanya suatu akta jenayah dikuatkuasakan bagi menghalang penularan bebas ideologi-ideologi sesat ini melalui media massa, ceramah, seminar, buku dan lain-lain.
Dr Norzila binti Baharin Ketua Biro Komunikasi dan Multimedia Isma
The post Liberalisme: Bendung sebelum membunuh appeared first on Portal Islam dan Melayu.
Credit kepada admin sumber asal Artikel Portal Islam dan Melayu di Liberalisme: Bendung sebelum membunuh via Blogger http://sayupgema.blogspot.com/2017/10/liberalisme-bendung-sebelum-membunuh.html
0 notes
hasuna4 · 7 years
Text
PEMBAGIAN GRUP KELOMPOK HASUNA 4
Grup IV A (daerah Selatan) 1. Ibu Daryanti (tukangan) 2. Ibu Rotidjah (tukangan) 3. Bp. M. Sholeh (Iromejan) 4. Ibu Tutik H (Iromejan) 5. Bp. Haryanta (Iromejan) KOORDINATOR 6. Ibu Restu Sawitri (Iromejan) 7. Bp. Yitno (Sandeyan Bantul) 8. Ibu Sutini (Sandeyan Bantul) 9. Bp. Soegito (Sanggrahan Umbulharjo) 10. Ibu Marwati (Sanggarahan Umbulharjo) 11. Sarjiyem (Nanggulan) Grup IV B (daerah Tengah) 1. Bp. Eko Cahyo (Maguwoharjo) 2. Ibu Laila (Maguwoharjo) 3. Ibu Desy (Sambilegi) 4. Bp. Budhi (Sardonoharjo) KOORDINATOR 5. Ibu Fitri (Sardonoharjo) 6. Ibu Siti Mardjanah (Sardonoharjo) 7. Bp. Sustiyohadi (Sardonoharjo) 8. Bp. Madi Sambari (Sinduharjo) 9. Ibu Bonirah (Sinduharjo) 10. Bp. Jarot (Minomartani) 11. Ibu Eny (Minomartani) Grup IV C (daerah Utara) 1. Ibu Kartini (Jombor Baru) 2. Ibu Yetty (Jombor Baru) 3. Bp. Ahmad Saiful (Tridadi) 4. Ibu Aris (Girikerto) 5. Bp. Tri Endra (Girikerto) KOORDINATOR 6. Bp. Drijanto (Wonokerto) 7. Bp. Zainudin (Bangunkerto) 8. Bp. M. Syamsul Bactiar (Sidoarum) 9. Ibu Dyah (Sidoarum) 10. Bp. Sri Widodo (Cangkringan) 11. Ibu Sri Setyowati (Cangkringan) Grup IV D (Wonosobo Magelang) 1. Bp. Nurcholis (Magelang) 2. Ibu Tutik Mariati (Magelang) 3. Ibu Nur Arina (Magelang) 4. Ibu Siti Saudah (Borobudur) 5. Ibu Sariyati (Magelang) 6. Bp. Choidar (Wonosobo) 7. Bp. Sudjari (Magelang) 8. Ibu Sri Hidayati (Magelang) 9. Ibu Ida (Magelang) 10. Ibu Asri (Sidoarum) 11. Bp. Wahyu (Sidoarum) KOORDINATOR
0 notes
firmanislami · 7 years
Text
Islam adalah Agama yang membumi
Membumikan Islam dan Gerakan Dakwah Rasulullah sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin Sudah satu abad teologi Al - Ma'un yang dibawa oleh KH. Ahmad Dahlan terus diejawantahkan oleh beberapa orang dan berbagai organisasi dimana teologi tersebut menghasilkan ribuan amal usaha dan beberapa lembaga swadaya masyarakat. Melihat kondisi kekinian, jika hanya teologi Al - Ma'un yang digunakan belum mampu menjadi problem solver ditengah kebutuhan bangsa yang sangat majemuk. Perlu adanya ruh dan spirit baru yang dijadikan pegangan atau motto hidup bangsa saat ini, khususnya pemuda-pemuda yang akan mendapatkan amanah untuk menjaga bangsa ini agar tetap utuh. Teologi Al - A'laq adalah salah satu teologi yang saat ini harus dibumikan sebagai ruh dan spirit baru. Sudah saatnya kita yang berada di zona nyaman turun untuk mengejawantahkan teologi ini, serta kita yang memiliki gelar pendidikan ditiap profesi masing - masing belajar untuk menerapkan teologi ini. Jika kita berbicara mengenai asbabun nuzul Al - Qur'an, mengapa iqra' merupakan perintah pertama yang ditujukan kepada nabi, padahal beliau adalah seorang ummi (yang tidak pandai membaca dan menulis)?. Mengapa demikian?. Dalam buku wawasan Al - Qur'an tafsir tematik karangan M. Quraish Shihab: “Iqra' terambil dari akar kata yang berarti menghimpun sehingga tidak selalu diartikan membaca teks tertulis dengan aksara tertentu. Dari menghimpun lahir aneka ragam makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca teks tertulis maupun tidak.” Lalu apa yang harus dibaca?. Semua pengetahuan dan ilmu harus dibaca dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan. Perintah Iqra' bukan dalam bentuk kata tunggal, melainkan repetisi. Sehingga selalu mengulang bahan bacaannya dan menimbulkan pemahaman serta makna yang baru. Sudah saatnya manusia kembali pada pemandunya yakni kepada kalam Allah, Al - Qur'an. Dengan kembali kepadanyalah, sedikit demi sedikit problematika umat saat ini dapat diatasi. Hal yang perlu dipahami, sebagian dari kita sudah kembali kepada Al-Qur'an namun mengapa bangsa ini terus menerus merosot moralnya. Hal ini lah yang menjadi pekerjaan rumah bersama. Sudah banyak ulama yang menjelaskan jika para umat harus kembali kepada Al - Qur'an, namun tak banyak pula mereka yang menghindar setelah penjelasan tersebut. Pertanyaannya adalah apa yang salah dan dimanakah letak kesalahan itu. Kita berada di negara yang sangat mejemuk, baik suku, budaya, kepercayaan, dan aliran-aliran tertentu. Ada yang menyampaikan islam tangan tegak, nada bicara yang lantang, dan sangat persuasif. Ada yang eklusif, mudah mengkafirkan, dan merasa yang paling benar. Ada pula yang tradisional, bermasyarakat namun jumud. Dan tak sedikit yang menyampaikan islam, isi kalam Al – Qur'an dengan inklusif, reformatif, modernis, dan penuh dengan keindahan. Cara atau metode merupakan sebuah penentuan, apakah ilmu yang kita sampaikan saat ini sudah mengena kepada semua lapisan masyarakat yang ada. Dari sekian banyak pandangan, mengapa ilmu tentang agama sangat terpisahkan dengan ilmu-ilmu yang ada saat ini?. Mengapa ilmu agama sangat jauh dari praktik kehidupan sehari - hari?. Apakah agama yang salah atau cara penyampaiannyalah yang kurang tepat? Mungkin kita perlu mengingat apa yang sudah disampaikan oleh KH. Ahmad Dahlan, “Apakah kita rela melihat umat takut, lari, dan menjauh dari agama karena kita salah memberikan pengertian tentang islam”. Dalam bahasanya, Nurcholis Madjid mengatakan “Sudah saatnya kita membumikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat”. Masyarakat harus yakin dengan Islam yang dianutnya, bahwasanya Islam adalah agama yang penuh solving, kedamaian yang sesuai dengan perkembangan zaman, dan bukan sebagai agama yang penuh dengan ritualistik belaka. Membumikan berarti memasyarakatkan, membuat masyarakat mengerti, membuat masyarakat nyaman akan pentingnya nilai – nilai Islam. Dan sudah waktunya kita sebagai umat muslim kembali dengan rela hati menerapkan dan menjadikan dari setiap nilai - nilai ajaran Islam sebagai pedoman dan pandangan hidup. Manusia diakui eksistensinya ketika dia bermanfaat untuk lingkungannya dan akan mulai bermanfaat jika dia berilmu, dan akan berilmu jika dia mulai membaca tanda-tanda dari Allah. Wallahu A'lam Bisshawab Fastabiqul Khoirot “Bacalah dengan menyebut nama Tuhan yang maha menciptakan” Referensi Ma'arif, Syafi'I dkk. 1997. Dinamika Pemikiran Islam Muhammadiyah. Lembaga Pustaka dan Dokumentasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah: Yogyakarta Madjid, Nurcholis. 2000. Masyarakat Religius Membumikan Nilai – nilai Islam dalam Kehidupan Masyarakat. Paramadina: Jakarta Shihab, M. Quraish. 2014. Wawasan Al-Qur'an Tafsir Tematik Pelbagai Persoalan Umat. Mizan Pustaka: Bandung. M. Quraish Shihab, Wawasan Al – Qur'an Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat. Bagian
0 notes
malangtoday-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Mesin Bermasalah, Truk Tebu Nangkring di Pembatas Jalan
MALANGTODAY.NET - Sebuah truk tebu menerobos naik ke pembatas jalan di depan Bakpao Telo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (19/9) siang sekitar pukul 13.30 WIB. Kejadian itu bermula saat truk tebu tersebut melaju dari arah Malang ke Surabaya. Ditengah perjalanan, kendaraannya mengalami masalah sehingga tidak dapat dikendalikan. Ahmad Nurcholis (24), security Bakpao Telo mengungkapkan, ia baru mengetahui kejadian itu saat sopir truk sedang memperbaiki ball joint yang terlepas dari mesin gardan. "Saya tau pas ada macet. Ternyata ada truk kecelakaan. Tapi orangnya ndak papa dan langsung memperbaiki truk itu," paparnya. Saat ditanyai, sopir itu hanya mengatakan selesai mengantarkan tebu ke daerah Malang. Tak berselang lama, petugas Unit Laka Polres Pasuruan segera mengevakuasi truk yang menyebabkan macet sekitar setengah jam itu. "Sudah diderek mas. Lalu lintas Malang - Surabaya lancar kembali sekitar pukul 14.00 WIB," jelasnya. (Yog/end)
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/truk-tebu-nangkring-di-pembatas-jalan/
MalangTODAY
0 notes