Tumgik
#cover kursi office
kamusjelita · 3 years
Text
Cover Kursi Sarung Kursi Kantor
Cover Kursi Sarung Kursi Kantor
Cover Kursi Sarung Kursi Kantor   Cover kursi ini adalah pilihan mudah dan murah untuk membuat kursi kantor anda terlihat lebih mewah dan menawan. Terbuat dari bahan polyester yang kuat dan mudah dicuci, sehingga memudahkan dalam perawatannya. Size :-bagian sandaran : tinggi : 27-35 cm, panjang kiri ke kanan : 35-45 cm-bagian dudukan: tinggi : 40-55cn panjang kiri ke kanan : 40-50 cm Bahan :…
View On WordPress
0 notes
pabrikwahanawisata · 3 years
Text
MODAL CEPET KEMBALI, Call 0813-3348-6388, Mainan Wisata Ayunan Duduk Murah CV. Ric's Collections
ORDER https://wa.me/6281333486388, Wahana Ayunan Yang Unik, Wahana Ayunan Yang Indah, Wahana Ayunan Yang Irit, Wahana Ayunan Yang Online, Wahana Ayunan Yang Ori
Tumblr media
CV.RICS COLLECTIONS adalah perusahaan pabrik mainan anak wisata modern yang telah berjalan lebih dari dua dekade. Kami menyediakan berbagai macam produk mainan anak wisata modern antara lain adalah Ayunan Putar atau Ayunan Duduk Spesifikasi : Rangka besi Body fiber glass Penggerak dinamo Ac 10 HP Area yang diperlukan berdiameter 14 M Lampu 100M Cover body fiber Kursi Stainless Dinamon 5,5 dan control inventer Bagi Anda yang menginginkan Playground dan Wahana Wisata yang awet, kualitas tinggi, dan menarik. Bisa langsung menghubungi nomor di bawah. Terimakasih Head Office dan Workshop : Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (By Appointment) Branch Office Sawojajar, Kec. Kedungkandang Kota Malang, Jawa Timur Bapak Asrizal Fahmi 0813-3348-6388 Desi Retno S SMK YPM 11 Wonoayu
#wahanajungleland, #wahanakrrt, #wahanakeluarga, #wahanakeluargacerebralpalsy, #wahanalestari, #wahanalenteraraya, #wahanalestariadventure, #lwahanakoau, #wahanamakmursejati #wahanan
2 notes · View notes
keretaminigerobak · 3 years
Photo
Tumblr media
MODAL CEPET KEMBALI, Call 0813-3348-6388, Mainan Wisata Ayunan Duduk Murah CV. Ric's Collections
ORDER https://wa.me/6281333486388, Wahana Ayunan Yang Unik, Wahana Ayunan Yang Indah, Wahana Ayunan Yang Irit, Wahana Ayunan Yang Online, Wahana Ayunan Yang Ori CV.RICS COLLECTIONS adalah perusahaan pabrik mainan anak wisata modern yang telah berjalan lebih dari dua dekade. Kami menyediakan berbagai macam produk mainan anak wisata modern antara lain adalah Ayunan Putar atau Ayunan Duduk Spesifikasi : Rangka besi Body fiber glass Penggerak dinamo Ac 10 HP Area yang diperlukan berdiameter 14 M Lampu 100M Cover body fiber Kursi Stainless Dinamon 5,5 dan control inventer Bagi Anda yang menginginkan Playground dan Wahana Wisata yang awet, kualitas tinggi, dan menarik. Bisa langsung menghubungi nomor di bawah. Terimakasih Head Office dan Workshop : Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (By Appointment) Branch Office Sawojajar, Kec. Kedungkandang Kota Malang, Jawa Timur Bapak Asrizal Fahmi 0813-3348-6388 Desi Retno S SMK YPM 11 Wonoayu
#wahanajungleland, #wahanakrrt, #wahanakeluarga, #wahanakeluargacerebralpalsy, #wahanalestari, #wahanalenteraraya, #wahanalestariadventure, #lwahanakoau, #wahanamakmursejati #wahanan
0 notes
Text
INVES PALING REKOMENDENDASI, Call 0813-3348-6388, Mainan Wisata Ayunan Duduk Wanita CV. Ric's Collections
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281333486388, Wahana Ayunan Yang Unik, Wahana Ayunan Yang Indah, Wahana Ayunan Yang Irit, Wahana Ayunan Yang Online, Wahana Ayunan Yang Ori
CV.RICS COLLECTIONS adalah perusahaan pabrik mainan anak wisata modern yang telah berjalan lebih dari dua dekade. Kami menyediakan berbagai macam produk mainan anak wisata modern antara lain adalah Ayunan Putar atau Ayunan Duduk
Spesifikasi :
Rangka besi
Body fiber glass
Penggerak dinamo Ac 10 HP
Area yang diperlukan berdiameter 14 M
Lampu 100M
Cover body fiber
Kursi Stainless
Dinamon 5,5 dan control inventer
Bagi Anda yang menginginkan Playground dan Wahana Wisata yang awet, kualitas tinggi, dan menarik. Bisa langsung menghubungi nomor di bawah. Terimakasih
Head Office dan Workshop :
Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur
(By Appointment)
Branch Office
Sawojajar,
Kec. Kedungkandang
Kota Malang,
Jawa Timur
Bapak Asrizal Fahmi
0813-3348-6388 Desi Retno S
SMK YPM 11 Wonoayu
#wahanajungleland, #wahanakrrt, #wahanakeluarga, #wahanakeluargacerebralpalsy, #wahanalestari, #wahanalenteraraya, #wahanalestariadventure, #lwahanakoau, #wahanamakmursejati #wahanan
0 notes
hikmahjalanan · 3 years
Text
Tentang Berteman (?)
Siang tadi iseng buka fb dan postingan pertama yang muncul adalah foto ‘seseorang’ yang baru saja selesai sidang. Awalnya ngerasa gak kenal dengan orang di foto tadi, tapi akhirnya gue liat lagi dengan seksama sekaligus menggali memori untuk mengenali sosok di foto itu.
Ah ternyata itu foto seorang temen deket ketika SD dulu, dan akhirnya karena sebuah foto tadi pikiran gue pun mulai menyelami kenangan masa lalu ketika di sekolah dasar dulu.
Satu hal yang gue sadari, ternyata ketika dulu di SD gue orang yang cukup hebat ya dalam bersosial. Gw kenal dengan hampir semua Office Boy disekolah karena setiap pulang sekolah selalu bantuin mereka bersihin kelas-kelas, mulai dari ngelap kaca, beresin meja dan kursi, sampai nyapu lantai. Mungkin saat itu gue satu-satunya anak SD kelas 1 yang ngelakuin hal itu, wkwkwk
Selain itu ternyata circel pertemanan SD gue cukup unik, terutama di 3 tahun terakhir. Temen-temen deket yang paling sering main bareng gue ternyata adalah anak-anak paling bermasalah di sekolah, bahkan guru-guru kadang angkat tangan kalo mereka udah mulai berulah, pokonya udah ci cap ‘paling bandel’ sama guru-guru bahkan sampai ke telinga orangtua murid, beberapa bahkan suka ngebully temen yang lain termasuk gue juga pernah jadi korbannya ketika kelas 1 dan 2 SD. Gw sendiri gak terlalu inget kenapa tiba-tiba mereka yang di cap ‘paling bermasalah’ ini tiba-tiba ngumpul jadi satu temen main sama gue, padahal dulu di SD gue malah terkenal sebagai ‘anak paling soleh’ meski cuma cover pas disekolah aja, wkwkwk.
Tapi mungkin itulah pertemanan masa kecil gue zaman dulu, tulus berteman tanpa berharap imbalan, gak canggung pas main ke rumah temen, dicurhatin masalah pacar mereka,sampai diajak ikut hobi mereka yang mungkin hari ini hal-hal tadi udah sulit gw ulang. Sayang gue udah berubah jauh sejak saat itu, dan hari ini kalau ketemu mereka lagi pasti bakal canggung dan ngerasa aneh, gak bisa setulus dulu, entahlah.
Perjalanan menyelami memori masa kecil gue tentang pertemanan kembali berlanjut ke masa MTs, mungkin bisa dibilang masa ini adalah puncak dari kehidupan persahabatan yang gue alami seumur hidup. Di masa MTs dulu gue punya satu peran yang secara sadar pengen gue embang,
“Menjadi Jembatan Pertemanan Bagi Semua Golongan di Angkatan.”
Kehidupan pesantren yang cukup heterogen itu gak mudah, berbagai orang dari pelosok nusantara dengan sifat dan karakter yang berbeda dikumpulkan dalam satu wadah angkatan, dan akhirnya muncullah berbagai geng-geng dalam tubuh angkatan tadi. Mulai dari terdiferensiasi menjadi perkumpulan suku, Yang jawa ya kumpulnya sesama jawa, yang sunda jug sesama sunda, yang anak bekasi-jakarta kumpulnya sama mereka yang metropolitan, yang luar pulau ya main sesama mereka. Belum lagi ditambah sekat antara anak soleh dan pinter, dengan anak badung yang kerjaannya main-main doang. Sebuah tantangan tersendiri untuk menjaga keutuhan angkatan di lingkungan yang cukup keras, sebab bisa jadi karena kesalahan satu orang maka seluruh orang di angkatan kena hukumannya, lantas saling tuduhpun hadir di benak setiap orang, dan itulah yang terjadi.
Maka gue coba memberanikan diri mengambil peran ‘jembatan’ antar golongan tadi, pastinya gak sendiri, gue bersama satu sahabat terbaik yang menjadi ketua Angkatan kami dulu, kita berdua berusaha jadi pondasi keutuhan angkatan, dia sebagai ketua dan gue sebagai tangan kanan serta bayangannya. 3 tahun selama dipondok emang berkesan banget dulu, gue ikut lomba dan bergaul sama yang pinter-pinter, jadi partner ngafal sama yang soleh-soleh, ikut nongkrong malem-malem di kantin sama yang badung, sampai makan bareng dengan anak-anak yang ‘terbuang’ di angkatan, pokoknya dulu gue udah ngerasa kayak tokoh Shonen lah, hidup dengan slogan 
“Friendship is Never Die!”
Kalo ada orang luar yang berani-berani ganggu temen-temen gue, entah itu kakak kelas, anak OSIS, kalo kelewat batas ya kita labrak. siapa takut. Bahkan ketika gue dan si ketua angkatan harus pindah sekolah saat SMA, gue nitip pesen ke salah satu anak angkatan yang mampu dipercaya, “Gue nitip angkatan ke lu ya, tolong jaga kesatuan angkatan.” Wkwkwk.
Namun sayangnya saat itu pemahaman gue soal persahabatan masih dangkal, yang penting asik, yang penting hepi, yang penting kita kompak. Gue belom paham kalau persahabatan yang sebenarnya adalah ketika kita bisa menegur sahabat-sahabat yang berbuat salah, mencegah mereka yang bermaksiat bukan malah membiarkan ataupun ikut. 
Kalau diingat lagi cukup sedih sih ngeliat mereka sekarang banyak yang akhirnya hidup gak jelas, hobinya minum sama nyebats, ganti-ganti pacar, shalat juga udah engga, pokoknya yang penting main dan hepi, mungkin kalo kalian ketemu mereka pasti gak percaya kalau mereka itu dulu anak pesantren bahkan sampai Aliyah.
Yah gue merasa gagal dan bersalah disini, dan gue hanya bisa diam. Mungkin ini yang jadi salah satu sebab hari ini secara gak sadar gue gak mau berteman secara intim dengan orang baru, mungkin ada trauma akan tanggung jawab pertemanan yang gak sanggup lagi gue pikul, khawatir membawa ke jalan kesengsaraan.
Penyelaman memori terakhir ada di masa MAN. 3 tahun terakhir ini gak banyak yang gue rasakan soal pertemanan, semua udah abis di masa MTs, toh anak-anak di IC juga intelektualnya diatas rata-rata, yang badungpun juga mentok-mentok cuma deket sama cewek, gak ada yang sampe nyebats dulu. Akhirnya di masa ini gue yang berperan jadi anak ‘berengsek’ meski gak parah-parah amatlah, yah paling cuma arogan pas ada pertandingan antar angkatan, teriak “*nj*ng” dari pinggir lapangan pas suasana udah panas dan mau ribut, sok-sokan jadi badboy meski gagal sih, wkwkwk.
Selesai berkontemplasi dalam memori tadi, gue pun sampai pada satu pernyataan,
“Hid, mungkin kalau hari ini lu bertemu dengan diri lu sendiri dari masa ketika SD atau MTs dulu, mereka pasti bakal ngetawain ketidak mampuan berteman lu, bahkan mungkin mereka malu dengan lu hari ini.”
begitukah? Lantas apa saya harus menjalin persahabatan seperti dahulu? Entahlah. Nulis apa lagi ini.
0 notes
Photo
Tumblr media
Sewa kursi Futura cover ketat + pita sangat mewah dan elegant, sangat cocok digunakan untuk event atau acara penting anda Pemesanan : Bintang Jaya Rental Party Equipment JL SITI 1 NO 40 MUSTIKA JAYA BEKASI. Telp: 021-826.19.088 Fax : 021-826.19089 Office : 021 8262 1519 Pelayanan 24 Jam : 0878-8848-4577 (ISMAYADI/ISMET ) 0878-7899-4040 ( WITA ) 0857-7733-3808 ( SHEILA ) 0812-8620-3076 ( EKA ) 0878-7752-0712 ( ABDUL WASIT ) 0895-3606-07518 ( ABDUL WASIT ) #jabodetabek #sewatendajakarta #bintangjaya #bangkutaman #likes #instalike #instagood #like4likes #likeforfollows #follow #followforfollowback #sewakarpet #sewatenda #sewatendamurah #pesta #eventorganizer #weddingorganizer #rental #rentalmeja (di Bekasi) https://www.instagram.com/p/Bzh7MYuAtD9/?igshid=jmfsb7k2kjvz
0 notes
formonbelami · 4 years
Text
Lihaaf
In the depth of winter whenever I snuggle into my quilt, its shadow on the wall seems to sway like an elephant. My mind begins a mad race into the dark crevasses of the past; memories come flooding in.
 Begging your pardon, I am not about to relate a romantic incident surrounding my own quilt—I do not believe there is much romance associated with it. The blanket, though considerably less comfortable, is preferable because it does not cast such terrifying shadows, quivering on the wall!
 This happened when I was a small girl. All day long I fought tooth and nail with my brothers and their friends. Sometimes I wondered why the hell I was so quarrelsome. At my age my older sisters had been busy collecting admirers; all I could think of was fisticuffs with every known and unknown girl or boy I ran into!
 For this reason my mother decided to deposit me with an 'adopted' sister of hers when she left for Agra. She was well aware that there was no one in that sister's house, not even a pet animal, with whom I could engage in my favorite occupation! I guess my punishment was well deserved. So Mother left me with Begum Jan, the same Begum Jan whose quilt is imprinted on my memory like a blacksmith's brand.
 This was the lady who had been married off to Nawab Sahib for a very good reason, courtesy her poor but loving parents. Although much past his prime, Nawab Sahib was noblesse oblige. No one had ever seen a dancing girl or prostitute in his home. He had the distinction of not only performing the Haj himself, but of being the patron of several poor people who had undertaken the pilgrimage through his good offices.
 Nawab Sahib had a strange hobby. People are known to have irksome interests like breeding pigeons and arranging cockfights. Nawab Sahib kept himself aloof from these disgusting sports; all he liked to do was keep an open house for students; young, fair and slim-waisted boys, whose expenses were borne entirely by him. After marrying Begum Jan, he deposited her in the house with all his other possessions and promptly forgot about her! The young, delicate Begum began to wilt with loneliness.
 Who knows when Begum Jan started living? Did her life begin when she made the mistake of being born, or when she entered the house as the Nawab's new bride, climbed the elaborate four-poster bed and started counting her days? Or did it begin from the time she realized that the household revolved around the boy-students, and that all the delicacies produced in the kitchen were meant solely for their palates? From the chinks in the drawing-room doors, Begum Jan glimpsed their slim waists, fair ankles and gossamer shirts and felt she had been raked over coals!
 Perhaps it all started when she gave up on magic, necromancy, seances and whatnot. You cannot draw blood from a stone. Not an inch did the Nawab budge. Broken-hearted, Begum Jan turned towards education. Not much to be gained here either! Romantic novels and sentimental poetry proved even more depressing. Sleepless nights became a daily routine. Begun Jan slowly let go and consequently, became a picture of melancholy and despair.
 She felt like stuffing all her fine clothes into the stove. One dresses up to impress people. Now, neither did the Nawab Sahib find a spare moment from his preoccupation with the gossamer shirts, nor did he allow her to venture outside the home. Her relatives, however, made it a habit to pay her frequent visits which often lasted for months, while she remained prisoner of the house.
 Seeing these relatives on a roman holiday made her blood boil. They happily indulged themselves with the goodies produced in the kitchen and licked the clarified butter off their greedy fingers. In her household they equipped themselves for their winter needs. But, despite renewing the cotton filling in her quilt each year, Begum Jan continued to shiver, night after night. Each time she turned over, the quilt assumed ferocious shapes which appeared like shadowy monsters on the wall. She lay in terror; not one of the shadows carried any promise of life. What the hell was life worth anyway? Why live? But Begum Jan was destined to live, and once she started living, did she ever!
 Rabbo came to her rescue just as she was starting to go under. Suddenly her emaciated body began to fill out. Her cheeks became rosy; beauty, as it were, glowed through every pore! It was a special oil massage that brought about the change in Begum Jan. Begging your pardon, you will not find the recipe for this oil in the most exclusive or expensive magazine!
 When I saw Begum Jan she was in her early forties. She sat reclining on the couch, a figure of dignity and grandeur. Rabbo sat against her back, massaging her waist. A purple shawl was thrown over her legs. The very picture of royalty, a real Maharani! How I loved her looks. I wanted to sit by her side for hours, adoring her like a humble devotee. Her complexion was fair, without a trace of ruddiness. Her black hair was always drenched in oil. I had never seen her parting crooked, nor a single hair out of place. Her eyes were black, and carefully plucked eyebrows stretched over them like a couple of perfect bows! Her eyes were slightly taut, eyelids heavy and eyelashes thick. The most amazing and attractive part of her face were her lips. Usually dyed in lipstick, her upper lip had a distinct line of down. Her temples were covered with long hair. Sometimes her face became transformed before my adoring gaze, as if it were the face of young boy
 Her skin was fair and moist, and looked like it had been stretched over her frame and tightly stitched up. Whenever she exposed her ankles for a massage, I stole a glance at their rounded smoothness. She was tall, and appeared taller because of the ample flesh on her person. Her hands were large and moist, her waist smooth. Rabbo used to sit by her side and scratch her back for hours together—it was almost as if getting scratched was for her the fulfilment of life's essential need. In a way, more important than the basic necessities required for staying alive.
 Rabbo had no other household duties. Perched on the four-poster bed, she was always massaging Begum Jan's head, feet or some other part of her anatomy. Someone other than Begum Jan receiving such a quantity of human touching, what would the consequences be? Speaking for myself, I can say that if someone touched me continuously like this, I would certainly rot.
 As if this daily massage ritual were not enough, on the days she bathed this ritual extended to two hours! Scented oils and unguents were massaged into her shining skin; imagining the friction caused by this prolonged rubbing made me slightly sick. The braziers were lit behind closed doors and then the procedure started. Usually Rabbo was the only one allowed inside the sanctum. Other servants, muttering their disapproval, handed over various necessities at the closed door.
 The fact of the matter was that Begum Jan was afflicted with a perpetual itch. Numerous oils and lotions had been tried, but the itch was there to stay. Hakims and doctors stated: It is nothing, the skin is clear. But if the disease is located beneath the skin, it's a different matter. These doctors are mad! Rabbo used to say with a meaningful smile while gazing dreamily at Begum Jan. "May your enemies be afflicted with skin disease! It is your hot blood that causes all the trouble!"
 Rabbo! She was as black as Begum Jan was white, like burnt iron ore! Her face was lightly marked with smallpox, her body solidly packed; small dextrous hands, a tight little paunch and full lips slightly swollen, which were always moist. Those puffy hands were as quick as lightning, now at her waist, now her lips, now kneading her thighs and dashing towards her ankles. Whenever I sat down with Begum Jan, my eyes were riveted to those roving hands.
 Winter or summer, Begum Jan always wore kurtas of Hyderabadi jalli karga. I recall her dark skirts and billowing white kurtas. With the fan gently rotating on the ceiling, Begum always covered herself with a soft wrap. She was fond of winter. I too liked the winter season at her house. She moved very little. Reclining on the carpet, she spent her days having her back massaged, chewing on dry fruit. Other household servants were envious of Rabbo. The witch! She ate, sat, and even slept with Begum Jan! Rabbo and Begum Jan—the topic inevitably cropped up in every gathering. Whenever anyone mentioned their names, the group burst into loud guffaws. Who knows what jokes were made at their expense? But one thing was certain—the poor lady never met a single soul. All her time was taken up with the treatment of her unfortunate itch.
 I have already said I was very young at the time and quite enamoured of Begum Jan. She, too, was fond of me. When mother decided to go to Agra she had to leave me with somebody. She knew that, left alone, I would fight continuously with my brothers, or wander around aimlessly. I was happy to be left with Begum Jan for one week, and Begum Jan was equally pleased to have me. After all, she was Ammi's adopted sister!
 The question arose of where I was to sleep. The obvious place was Begum Jan's room; accordingly, a small bed was placed alongside the huge four-poster. Until ten or eleven that night we played Chance and talked; then I went to bed. When I fell asleep Rabbo was scratching her back. "Filthy wench", I muttered before turning over. At night I awoke with a start. It was pitch dark. Begum Jan's quilt was shaking vigorously, as if an elephant was struggling beneath it.
 "Begum Jan", my voice was barely audible. The elephant subsided.
"What is it? Go to sleep". Begum Jan's voice seemed to come from afar.
 "I’m scared". I sounded like a petrified mouse.
 "Go to sleep. Nothing to be afraid of. Recite the Ayat-ul-Kursi".
"Okay!" I quickly began the Ayat. But each time I reached Yalamu Mabain I got stuck. This was strange. I knew the entire Ayat!
 "May I come to you, Begum Jan?"
 "No child, go to sleep". The voice was curt. Then I heard whispers. Oh God! Who was this other person? Now I was terrified.
 "Begum Jan, is there a thief here?"
 "Go to sleep, child; there is no thief". This was Rabbo's voice. I sank into my quilt and tried to sleep.
 In the morning I could not even remember the sinister scene that had been enacted at night. I have always been the superstitious one in my family. Night fears, sleep-talking, sleep-walking were regular occurrences during my childhood. People often said that I seemed to be haunted by evil spirits. Consequently I blotted out the incident from memory as easily as I dealt with all my imaginary fears. Besides, the quilt seemed such an innocent part of the bed.
 The next night when I woke up, a quarrel between Begum Jan and Rabbo was being settled on the bed itself. I could not make out what conclusion was reached, but I heard Rabbo sobbing. Then there were sounds of a cat slobbering in the saucer. To hell with it, I thought and went off to sleep!
 Today Rabbo has gone off to visit her son. He was a quarrelsome lad. Begum Jan had done a lot to help him settle down in life; she had bought him a shop, arranged a job in the village, but to no avail. She even managed to have him stay with Nawab Sahib. Here he was treated well, a new wardrobe was ordered for him, but ungrateful wretch that he was, he ran away for no good reason and never returned, not even to see Rabbo. She therefore had to arrange to meet him at a relative's house. Begum Jan would never have allowed it, but poor Rabbo was helpless and had to go.
 All day Begum Jan was restless. Her joints hurt like hell, but she could not bear anyone's touch. Not a morsel did she eat; all day long she moped in bed.
 "Shall I scratch you, Begum Jan?" I asked eagerly while dealing out the deck of cards. Begum Jan looked at me carefully.
 "Really, shall I?" I put the cards aside and began scratching, while Begum Jan lay quietly, giving in to my ministrations. Rabbo was due back the next day, but she never turned up. Begum Jan became irritable. She drank so much tea that her head started throbbing.
 Once again I started on her back. What a smooth slab of a back! I scratched her softly, happy to be of some assistance;
 "Scratch harder, open the straps", Begum Jan spoke. "There, below the shoulder. Ooh, wonderful!" She sighed as if with immense relief.
 "This way", Begum Jan indicated, although she could very well scratch that part herself. But she preferred my touch. How proud I was!
 "Here, oh, oh, how you tickle", she laughed. I was talking and scratching at the same time.
 "Tomorrow I will send you to the market. What do you want? A sleeping-walking doll?"
 "Not a doll, Begum Jan! Do you think I am a child? You know I am…"
 "Yes… an old crow. Is that what you are?" She laughed.
 "Okay then, buy a babua. Dress it up yourself, I'll give you as many bits and pieces as you want. Okay?" She turned over.
 "Okay", I answered.
 "Here". She was guiding my hand wherever she felt the itch. With my mind on the babua, I was scratching mechanically, unthinkingly. She continued talking. "Listen, you don't have enough clothes. Tomorrow I will ask the tailor to make you a new frock. Your mother has left some material with me".
 "I don't want that cheap red material. It looks tacky". I was talking nonsense while my hand roved the entire territory. I did not realize it but by now Begum Jan was flat on her back! Oh God! I quickly withdrew my hand.
 "Silly girl, don't you see where you're scratching? You have dislocated my ribs". Begum Jan was smiling mischievously. I was red with embarrassment.
 "Come, lie down with me". She laid me at her side with my head on her arm. "How thin you are… and, let's see, your ribs", she started counting.
 "No", I protested weakly.
 "I won't eat you up! What a tight sweater", she said. "Not even a warm vest?" I began to get very restless.
 "How many ribs?" The topic was changed.
 "Nine on one side, ten on the other". I thought of my school hygiene. Very confused thinking.
 "Let's see", she moved my hand. "One, two, three…"
 I wanted to run away from her, but she held me closer. I struggled to get away. Begum Jan started laughing.
 To this day whenever I think of what she looked like at that moment, I get nervous. Her eyelids became heavy, her upper lip darkened and, despite the cold, her nose and eyes were covered with tiny beads of perspiration. Her hands were stiff and cold, but soft as if the skin had been peeled. She had thrown off her shawl and in the karga kurta, her body shone like a ball of dough. Her heavy gold kurta buttons were open, swinging to one side.
 The dusk had plunged her room into a claustrophobic blackness, and I felt gripped by an unknown terror. Begum Jan's deep dark eyes focused on me! I started crying. She was clutching me like a clay doll. I started feeling nauseated against her warm body. She seemed possessed. What could I do? I was neither able to cry nor scream! In a while she became limp. Her face turned pale and frightening, she started taking deep breaths. I figured she was about to die, so I ran outside.
 Thank God Rabbo came back at night. I was scared enough to pull the sheet over my head, but sleep evaded me as usual. I lay awake for hours.
 How I wished Ammi would return. Begum Jan had become such a terrifying entity that I spent my days in the company of household servants. I was too scared to step into her bedroom. What could I have
said to anyone? That I was afraid of Begum Jan? Begum Jan, who loved me so dearly?
 Today there was another tiff between Begum Jan and Rabbo. I was dead scared of their quarrels, because they signalled the beginning of my misfortunes! Begum Jan immediately thought about me. What was I doing wandering around in the cold? I would surely die of pneumonia!
 "Child, you will have my head shaven in public. If something happens to you, how will I face your mother?" Begum Jan admonished me as she washed up in the water basin. The tea tray was lying on the table.
 "Pour some tea and give me a cup". She dried her hands and face.
 "Let me get out of these clothes".
 While she changed, I drank tea. During her body massage, she kept summoning me for small errands. I carried things to her with utmost reluctance, always looking the other way. At the slightest opportunity I ran back to my perch, drinking my tea, my back turned to Begum Jan.
 "Ammi!" My heart cried in anguish. "How could you punish me so severely for fighting with my brothers?" Mother disliked my mixing with the boys, as if they were man-eaters who would swallow her beloved daughter in one gulp! After all who were these ferocious males? None other than my own brothers and their puny little friends. Mother believed in a strict prison sentence for females; life behind seven padlocks! Begum Jan's "patronage", however, proved more terrifying than the fear of the world's worst goondas! If I had had the courage I would have run out on to the street. But helpless as I was, I continued to sit in that very spot with my heart in my mouth.
 After an elaborate ritual of dressing up and scenting her body with warm attars and perfumes, Begum Jan turned her arduous heat on me.
 "I want to go home!" I said in response to all her suggestions. More tears.
 "Come to me", she waxed. "I will take you shopping".
 But I had only one answer. All the toys and sweets in the world kept piling up against my one and only refrain, "I want to go home!"
 "Your brothers will beat you up, you witch!" She smacked me affectionately.
 "Sure, let them", I said to myself annoyed and exasperated.
 "Raw mangoes are sour, Begum Jan", malicious little Rabbo expressed her views.
 Then Begum Jan had her famous fit. The gold necklace she was about to place around my neck, was broken to bits. Gossamer net scarf was shredded mercilessly. Hair, which were never out of place, were tousled with loud exclamations of "Oh! Oh! Oh!" She started shouting and convulsing. I ran outside. After much ado and ministration, Begum Jan regained consciousness. When I tiptoed into the bedroom Rabbo, propped against her body, was kneading her limbs.
 "Take off your shoes, she whispered". Mouse-like I crept into my quilt.
 Later that night, Begum Jan's quilt was, once again, swinging like an elephant. "Allah", I was barely able to squeak. The elephant-in-the quilt jumped and then sat down. I did not say a word. Once again, the elephant started convulsing. Now I was really confused. I decided, no matter what, tonight I would flip the switch on the bedside lamp. The elephant started fluttering once again, as if about to squat. Smack, gush, slobber—someone was enjoying a feast. Suddenly I understood what was going on!
 Begum Jan had not eaten a thing all day and Rabbo, the witch, was a known glutton. They were polishing off some goodies under the quilt, for sure. Flaring my nostrils, I huffed and puffed hoping for a whiff of the feast. But the air was laden with attar, henna, sandalwood; hot fragrances, no food.
 Once again the quilt started billowing. I tried to lie still, but it was now assuming such weird shapes that I could not contain myself. It seemed as if a frog was growing inside it and would suddenly spring on me.
 "Ammi!" I spoke with courage, but no one heard me. The quilt, meanwhile, had entered my brain and started growing. Quietly creeping to the other side of the bed I swung my legs over and sat up . In the dark I groped for the switch. The elephant somersaulted beneath the quilt and dug in. During the somersault, its corner was lifted one foot above the bed.
 Allah! I dove headlong into my sheets!!
 What I saw when the quilt was lifted, I will never tell anyone, not even if they give me a lakh of rupees.
0 notes
pabrikwahanawisata · 3 years
Text
UNTUNG YANG MENJANJIKAN,Call 0813-3348-6388, Mainan Wisata Ayunan Duduk CV. Ric's Collections
ORDER https://wa.me/6281333486388, Wahana Ayunan Yang Elektrik, Wahana Ayunan Yang Raket, Wahana Ayunan Yang Tangan, Wahana Ayunan Yang Youtube, Wahana Ayunan Yang Untuk Bayi
Tumblr media
CV.RICS COLLECTIONS adalah perusahaan pabrik mainan anak wisata modern yang telah berjalan lebih dari dua dekade. Kami menyediakan berbagai macam produk mainan anak wisata modern antara lain adalah Ayunan Putar atau Ayunan Duduk Spesifikasi : Rangka besi Body fiber glass Penggerak dinamo Ac 10 HP Area yang diperlukan berdiameter 14 M Lampu 100M Cover body fiber Kursi Stainless Dinamon 5,5 dan control inventer Bagi Anda yang menginginkan Playground dan Wahana Wisata yang awet, kualitas tinggi, dan menarik. Bisa langsung menghubungi nomor di bawah. Terimakasih Head Office dan Workshop : Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (By Appointment) Branch Office Sawojajar, Kec. Kedungkandang Kota Malang, Jawa Timur Bapak Asrizal Fahmi 0813-3348-6388 Desi Retno S SMK YPM 11 Wonoayu
#wahanahantuina, #wahanahondajakarta, #wahanahondatangerang, #hwahanartsociety, #wahanaintiselaras, #wahanaimpianmalaka, #iwahana, #iwahanashino, #iwahanami, #iwahanabi
0 notes
Photo
Tumblr media
(WA) 0812-1100-4869 MODEL TERBARU! DEALER RESMI HONDA MOBILIO RS CVT Cc Mobil Honda Jazz  di Sumur Batu Jakarta Pusat
INFORMASI/PEMESANAN  (WA) 0812-1100-4869, Mobil Honda memiliki keunggulan baik dilihat dari desainnya, mesin dan juga kehandalannya serta harganya yang lebih terjangkau. Mobil Honda 500 Jutaan,Mobil Honda 5 Kursi,Mobil Honda 500 Juta,Mobil Honda 500,Mobil Honda 6 Kursi,Mobil Honda 600 Jutaan,Mobil Honda 600,Mobil Honda 6000Cc,Mobil Honda Harga 600 Jutaan
Mobil Honda memiliki keunggulan baik dilihat dari desainnya, mesin dan juga kehandalannya serta harganya yang lebih terjangkau.
Keuntungan memiliki Mobil Honda yaitu : 1. Mesin Irit dan fitur mesin selalu update 2. Spesifikasi mobil yang inovatif 3. Harga suku cadang yang terjangkau 4. Material dan Build Quality Produk yang Berkualitas Tinggi 5. Harga mobil Honda terjangkau 6. Harga jual yang tinggi
Segera miliki Mobil Honda untuk menemani aktivitas anda dan keluarga.
Untuk info lebih lanjut silahkan Hubungi Customer Service Dealer Mobil Honda:
Whatsapp : 0812 1100 4869 https://wa.me/6281211004869
Dealer Resmi Honda https://autolandhonda.com/
Kami melayani untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,  Bekasi.
Tanjung Duren Selatan Jakarta Barat,Tanjung Duren Utara Jakarta Barat,Tomang Jakarta Barat,Wijaya Kusuma Jakarta Barat,Taman Sari Jakarta Barat,Glodok Jakarta Barat,Keagungan Jakarta Barat,Krukut Jakarta Barat,Mangga Besar Jakarta Barat,Maphar Jakarta Barat
Dealer Resmi Mobil Honda, Mobil Honda Genio,Mobil Honda Audisi,Mobil Honda Ayla,Mobil Honda Atap Terbuka,Mobil Honda Brv,Mobil Honda Brio Baru,Mobil Honda Brio Terbaru,Mobil Honda Baru,Mobil Honda Beat,Mobil Honda B Series
#DealerResmiMobilHonda #MobilHondaGenio #MobilHondaAudisi #MobilHondaAyla #MobilHondaAtapTerbuka #MobilHondaBrv #MobilHondaBrioBaru #MobilHondaBrioTerbaru #MobilHondaBaru #MobilHondaBeat #MobilHondaBSeries
Whatsapp 0812-1100-4869 DEALER RESMI HONDA MOBILIO RS CVT Cc Mobil Honda Jazz di Sumur Batu Jakarta Pusat
Dampak Menggunakan Cover Mobil Lain
Dan perlu diketahui juga dampak lain dari menggunakan cover mobil adalah, menggunakan sarung mobil pada saat cuaca hujan dan kemudian sarung tersebut mengering karena terkena panas matahari justru akan menjadi biang permasalahan.
Dilansir dari laman Viva, Chief Executive Officer dari Otogard, Jumhan Raharjo Jalal menyebutkan bahwa cover atau sarung mobil akan menempel apalagi tidak semua bahan cover menyerap air.
Raharjo pun menjelaskan bahwa penyebab munculnya jamur adalah efek dari penggunaan cover yang tidak maksimal dalam menyerap air. Oleh sebab itu, apabila hendak memilih cover mobil sebaiknya pemilik mobil mengusahakan memilih yang telah dilapisi bahan lembut atau busa.
Sehingga dapat sarung mobil tersebut benar-benar dapat melindungi cat mobil dari panas maupun hujan serta udara lembab. Agar tidak mendatangkan jamur sebaiknya pemilik kendaraan juga tidak lupa untuk segera membasuh atau mencuci menggunakan air bersih dan mengelap hingga benar-benar kering.
Terakhir, ia juga menjelaskan bahwa karat tidak akan muncul karena pemilik mobil menggunakan sarung mobil hingga mengering terkena panas matahari. Namun, karat bisa saja muncul apabila mobil sebelumnya terendam banjir. Potensi yang paling besar ialah munculnya bercak atau jamur pada body mobil.
0 notes
jualwahanawisata · 3 years
Photo
Tumblr media
PASTI DAPAT UNTUNG , Call 0813-3348-6388, Pabrik Mainan Wisata Ayunan Duduk CV. Ric's Collections Karangkobar, Banjarnegara
KLIK https://wa.me/6281333486388, Wahana Ayunan Yang Aman Untuk Bayi Ambal, Wahana Ayunan Yang Suatu Binangun, Wahana Ayunan Yang Semakin Lama Semakin Cepat Gumelar, Wahana Ayunan Yang Gerak Jlegong, Wahana Ayunan Yang Jernih Karanggondang
CV.RICS COLLECTIONS adalah perusahaan pabrik mainan anak wisata modern yang telah berjalan lebih dari dua dekade. Kami menyediakan berbagai macam produk mainan anak wisata modern antara lain adalah Ayunan Putar atau Ayunan Duduk
Spesifikasi Rangka besi Body fiber glass Penggerak dinamo Ac 10 HP Area yang diperlukan berdiameter 14 M Lampu 100M Cover body fiber Kursi Stainless Dinamon 5,5 dan control inventer
Bagi Anda yang menginginkan Playground dan Wahana Wisata yang awet, kualitas tinggi, dan menarik. Bisa langsung menghubungi nomor di bawah. Terimakasih
Head Office dan Workshop :
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
(By Appointment)
Branch Office Sawojajar, Kec. Kedungkandang Kota Malang, Jawa Timur
Bapak Asrizal Fahmi 0813-3348-6388
Website : https://www.pabrikplayground.com/
#wahanahantuina, #wahanahondajakarta, #wahanahondatangerang, #hwahanartsociety, #wahanaintiselaras, #wahanaimpianmalaka, #iwahana, #iwahanashino, #iwahanami, #iwahanabi
nama wahana sidoarjo Krangkobar, nama wahana yang berputar Leksana, nama nama wahana permainan Pagerpelah, game wahana Pasuruhan, jenis wahana permainan anak Paweden, nama nama wahana di pasar malam Purwodadi, wahana ayunan cv. ric's collections Sampang, pengertian taman hiburan Slatri
0 notes
keretaminigerobak · 3 years
Photo
Tumblr media
MODAL CEPET KEMBALI, Call 0813-3348-6388, Mainan Wisata Ayunan Duduk Murah CV. Ric's Collections
ORDER https://wa.me/6281333486388, Wahana Ayunan Yang Unik, Wahana Ayunan Yang Indah, Wahana Ayunan Yang Irit, Wahana Ayunan Yang Online, Wahana Ayunan Yang Ori CV.RICS COLLECTIONS adalah perusahaan pabrik mainan anak wisata modern yang telah berjalan lebih dari dua dekade. Kami menyediakan berbagai macam produk mainan anak wisata modern antara lain adalah Ayunan Putar atau Ayunan Duduk Spesifikasi : Rangka besi Body fiber glass Penggerak dinamo Ac 10 HP Area yang diperlukan berdiameter 14 M Lampu 100M Cover body fiber Kursi Stainless Dinamon 5,5 dan control inventer Bagi Anda yang menginginkan Playground dan Wahana Wisata yang awet, kualitas tinggi, dan menarik. Bisa langsung menghubungi nomor di bawah. Terimakasih Head Office dan Workshop : Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (By Appointment) Branch Office Sawojajar, Kec. Kedungkandang Kota Malang, Jawa Timur Bapak Asrizal Fahmi 0813-3348-6388 Desi Retno S SMK YPM 11 Wonoayu
#wahanajungleland, #wahanakrrt, #wahanakeluarga, #wahanakeluargacerebralpalsy, #wahanalestari, #wahanalenteraraya, #wahanalestariadventure, #lwahanakoau, #wahanamakmursejati #wahanan
0 notes
Text
INVESTASI TERPERCAYA, Call 0813-3348-6388, Mainan Wisata Ayunan Duduk Wisata CV. Ric's Collections
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281333486388, Wahana Ayunan Yang Unik, Wahana Ayunan Yang Indah, Wahana Ayunan Yang Irit, Wahana Ayunan Yang Online, Wahana Ayunan Yang Ori
CV.RICS COLLECTIONS adalah perusahaan pabrik mainan anak wisata modern yang telah berjalan lebih dari dua dekade. Kami menyediakan berbagai macam produk mainan anak wisata modern antara lain adalah Ayunan Putar atau Ayunan Duduk
Spesifikasi :
Rangka besi
Body fiber glass
Penggerak dinamo Ac 10 HP
Area yang diperlukan berdiameter 14 M
Lampu 100M
Cover body fiber
Kursi Stainless
Dinamon 5,5 dan control inventer
Bagi Anda yang menginginkan Playground dan Wahana Wisata yang awet, kualitas tinggi, dan menarik. Bisa langsung menghubungi nomor di bawah. Terimakasih
Head Office dan Workshop :
Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur
(By Appointment)
Branch Office
Sawojajar,
Kec. Kedungkandang
Kota Malang,
Jawa Timur
Bapak Asrizal Fahmi
0813-3348-6388 Desi Retno S
SMK YPM 11 Wonoayu
#wahanajungleland, #wahanakrrt, #wahanakeluarga, #wahanakeluargacerebralpalsy, #wahanalestari, #wahanalenteraraya, #wahanalestariadventure, #lwahanakoau, #wahanamakmursejati #wahanan
0 notes
ijmaxshop · 5 years
Text
Ayatul Kursi Modern Unique Islamic Art Diwani Thuluth
Ayatul Kursi
✔️FRAME & CANVAS PANELS ATTACHED WITH INCREDIBLE ITEMS FOR HANGING: Formed by the natural pine wood frame with the thickness of the inner frame is approximately 3cm and the high-quality canvas material, our 1 piece canvas wall art prints surely meet the requirements of the collection preservation. Besides, these wall art panels come with nails, a level & have a metal hook already mounted on the wooden bar for easy hanging.
✔️PERFECT GIFT FOR DECORATION: Perfect wall decorations paintings for living rooms, bedrooms, kitchens, dining rooms, bathrooms, bars, hotels, offices etc.. A ideal Valentine’s Day gift, Christmas, New Year Gift as well as a great gift idea for relatives and friends. Due to the different brand of monitors, actual wall art colors may be slightly different from the product image.
Ayatul Kursi Modern Unique Islamic Art Diwani ThuluthFeature
✔️FEATURED BY LINEN/COTTON HIGH-QUALITY MATERIAL, PLUS SECURE PACKAGING: every single artwork panel with a durable wooden frame on the back and picture photo printed by the latest state of art color technology (to ensure sharp & vivid images every time) is gently covered by clear plastic and safeguarded by folded cardboard corners to protect the painting from any possible damage during the shipping process before being packed and gallery wrapped in a carton box.
✔️30-DAY GUARANTEE: Our products are guaranteed with a 30-day warranty. So if you’re not 100% satisfied with our product, just return your purchase & promptly get a full refund or an exchange. NOTE: Please take notice of your buying option when buying our wall canvas prints, due to the fact that there are two types of available canvas painting wall art sold on the market: the first type having canvas already wrapped and packed in frames & the left one having the frames & the canvases separated.
✔️ Please select the size and Frame or No Frame before ordering.
100% original designs exclusively for Canvaswallprint; every order is hand-crafted specifically for you.
Printed using a customized sublimation process to ensure lasting, vibrant colors and quality.
See more here :https://canvaswallprint.com/pages/with-frame-no-frame
Material: Canvas Print with Linen/Cotton High quality Material. 1.2 inches thickness which gives Art Gallery feel to Canvas.Printed on premium durable coated canvas, arrives ready to hang. Solid front construction.  Size Chart
Size : 20x30 Cm : 20cm x 30 cm x 1 Piece.
Size: 30x40 Cm : 30cm x 40cm x 1 piece.
Size 40x50 cm: 40 cmx 50 cm x 1 pcs .
Size 50x60 cm :50cmx60cm x1pcs .
Size 60x80 cm :60cmx80cm x1pcs .
Item Material: High-quality Polyester. This is the best fabric material for 3D printing. Other fabric material cannot be printed like this but printed as a decal.No Sweatshops, no mass-production. Entirely owned, made, and shipped out of the USA.
see more product here :https://canvaswallprint.com/collections
https://canvaswallprint.com/products/ayatul-kursi
0 notes
Photo
Tumblr media
Harga Toyota All New Rush 2018 Semarang - Toyota Rush sampai saat ini telah hadir hampir 10 tahun di Indonesia dan belum pernah melakukan perubahan tampilan secara menyeluruh. Kehadiran Toyota All New Rush 2018 generasi terbaru tentu saja akan membuat persaingan di segmen Low SUV di Indonesia semakin ketat. Toyota All New Rush 2018 mengalami perubahan yang sangat signifikan dibandingkan model sebelumnya.
Spesifikasi Fitur Toyota All New Rush 2018
Toyota All New Rush 2018 diluncurkan dalam 2 tipe & 4 varian, yaitu tipe G (MT/AT) dan tipe TRD  Sportivo (MT/AT)  sebagai varian tertinggi.
Eksterior Toyota All New Rush 2018
Pada bagian eksterior Toyota All New Rush 2018 akan memiliki dimensi lebih panjang 17 cm dari pada generasi sebelumnya. Hal itu dikarenakan Toyota All New Rush 2018 akan memiliki jok 3 baris langsung. Selain itu, Toyota All New Rush 2018 juga tidak akan memiliki ban serap di belakang pintu bagasi lagi, ban serap akan diletakkan pada bagian bawah body.
Pada eksterior depan Toyota All New Rush 2018 terlihat gagah dengan kap mesin desain “Muscular Engine Hood”. Desain yang tajam dengan desain lampu lebih sipit semakin mempertegas aura sebuah SUV. Grill Toyota All New Rush 2018 memiliki palang empat berbentuk horizontal berwarna hitam chrome  didesain seolah menyatu dengan lampu utama. Untuk teknologi lampu nya sendiri telah menggunakan teknologi lampu berteknologi Bi Beam LED Multireflektor  terbaru dengan pencahayaan putih tetapi tidak menyilaukan. Fitur yang ada pada lampu Toyota All New Rush 2018 adalah “auto cut off” dan juga “auto head lamp” . Selain itu Toyota All New Rush 2018 juga akan mendapatkan fitur LED Clearance Lamp Teknologi lampu lainnya adalah fitur “Emergency Brake Signal” pada saat pengereman secara mendadak. Khusus tipe TRD Sportivo lampu kabut / “fog lamp” telah dilengkapi dengan “cover fog lamp with honey camb” dan juga “front under guard” yang semakin memperlihatkan ketangguhan dari sebuah SUV Medium Toyota ini.
Pada bagian belakang Toyota All New Rush 2018 dilengkapi dengan “Signature Fin Spoiler”. Pada bagian atap, Toyota All New Rush 2018 telah dilengkapi dengan “Roofrail model integrated” atau menempel dengan body dipadukan dengan “Shark Fin Antenna”. Padabagian bawah telah dilengkapi dengan “rear under guard” khusus untuk tipe TRD Sportivo.
Pada bagian samping Toyota All New Rush TRD 2018 telah di lengkapi dengan tombol “smart entry” pada tipe TRD Sportivo dan  “spion electric retractable with turn signal lamp” pada semua tipe. Selain itu pada tipe TRD Sportivo telah dilengkapi dengan “side body moulding”.
Pada bagian kaki-kaki, Toyota All New Rush 2018 menggunakan pelk berukuran 17 inch untuk Toyota All New Rush tipe TRD Sportivo dan  16 inch untuk tipe G dengan desain two tone color.
Untuk warna nya sendiri, Toyota All New Rush 2018 akan tersedia dalam 6 pilihan warna yaitu : Silver Metallic, White, Black Mica, Red Mica Metallic, Bronze Mica Metallic (New) dan Bordeaux Mica (New).
Interior Toyota All New Rush 2018
Interior Toyota All New Rush 2018 lebih lega dari model sebelumnya. Pada bagian interior Toyota All New Rush 2018 desain dashboard juga dibuat dengan sangat modern & material yang digunakan adalah material terbaik dipadukan dengan bahan softtouch berwarna putih variasi lis berwarna silver sebagai pemisah antara bagian softtouch dan dashboard .
Toyota All New Rush 2018 telah menggunakan sistem ” Smart Start” pada semua tipe, dan sistem “Smart Entry”pada tipe tertinggi yaitu tipe TRD Sportivo. Sistem hiburan telah menggunakan “audio layar sentuh” berukuran 7 inch  dengan fitur CD,MP3,Bluetooth,USB,HDMI, Miracast,NFC & Weblink didukung dengan 8 buah speaker untuk tipe tertinggi (TRD Sportivo) dan power outlet s/d kursi baris ketiga.
Untuk menambah fungsional dari sebuah SUV era sekarang ini, pada bagian interior telah dilengkapi dengan “power outlet” 12 Volt / 60 Watt pada setiap baris nya.
Panel instrumen Toyota All New Rush 2018 memiliki desain futuristik dengan menggabungkan antara model analog dan layar TFT untuk MID (Multy Information Display) nya.
Spesifikasi Mesin Toyota All New Rush 2018
Toyota saat ini telah menyematkan mesin teknologi terbaru Dual VVT-i untuk semua  kendaraan yang dijual di Indonesia dan dunia. Toyota All New Rush 2018 akan menggunakan mesin Dual VVT-i 1500 CC berpenggerak roda belakang. Masing-masing tipe akan dilengkapi dengan transmisi manual & transmisi automatik. Mesin yang digunakan Toyota All New Rush 2018  memiliki spesifikasi mesin yang serupa dengan Toyota Veloz.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai Pemesanan, Spesifikasi & Harga Toyota All New Rush 2018 Semarang, silakan menghubungi kami:
Nasmoco Kaligawe - Tira
Office: 024-6580100 ext 125
Mobile: 081326229000
Mobile: 081575229000
Facebook: @ToyotaSemarangID
Instagram: @ToyotaSemarangID
0 notes
Text
Service Sofa Johar Baru
Rida Sofa : Jasa Service Sofa Johar Baru | Hubungi RIDA 0821-1076-7833, Pin 59EF7D59 | Kami PROFESIONAL, BERPENGALAMAN dan TERPERCAYA Service Sofa Johar Baru, Service Sofa Service Sofa Johar Baru Jakarta Pusat Terpercaya | Rida Sofa Kelebihan sofa dibandingkan tempat duduk lainnya adalah sofa dilengkapi sandaran serta dudukan yang terbuat dari bantalan sehingga jauh lebih empuk ketika diduduki karena semua permukaan fabric atau leathernya bersentuhan langsung dengan kulit. Sofa tepat sekali ditaruh diruang santai seperti ruang keluarga, teras, serta area berkumpul lainnya. Sofa di ruang tamu juga akan menciptakan suasana harmonis dan homey. Kami adalah Bengkel Service Sofa | Tukang Service Sofa | Teknisi Service Sofa | Jasa Service Sofa | Pakar Sofa yang Handal Jasa Service Sofa dapat mengurangi biaya pengeluaran anda karena itu anda dapat berhemat Rida Sofa merupakan workshop atau pabrik yang menerima dan melayani jasa ganti kulit sofa – kain sofa, jasa reparasi sofa, jasa renovasi sofa. Jasa Service Sofa adalah Untuk mengembalikan kondisi sofa anda menjadi seperti baru lagi bahkan lebih bagus dari pembelian baru. ” untuk apa beli baru jika yang lama bisa disulap jadi baru “ Proses Service Sofa sebagai berikut: Layanan survey gratis Pemilihan bahan sofa Layanan antar dan jemput Pembongkaran cover/kulit sofa Pengecekan struktur rangka sofa ( Perbaikan rangka yang rusak atau Pembuatan rangka baru ) Pengecekan webbing dan spring Tambah busa super Tambah dakron Proses jahit cover/ kulit sofa oleh teknisi kami Proses pemasangan cover/kulit sofa Proses quality control oleh staff ahli rida sofa Service Sofa mencakup beberapa hal: Jasa ganti kulit sofa Ganti kulit sofa Ganti Cover Sofa Perbaikan rangka sofa Perbaikan webbing dan spring Pembuatan bantal sofa Tambah busa super ( high density ) Tambah dakron Penggantian kaki sofa Memodifikasi sofa Desain sofa Jasa refinishing sofa Recovery sofa Pembuatan puff dan mattras sofa Layanan antar dan jemput ( syarat dan ketentuan berlaku ) Harga service sofa dipengaruhi beberapa hal: Tingkat kesulitan dan kerumitan dalam pengerjaan sofa Tingkat kerusakan dari rangka kursi sofa Bahan yang akan digunakan seperti bahan lokal atau bahan import Jenis busa yang akan dipilih Service Sofa Johar Baru, Service Sofa Service Sofa Johar Baru, Service Sofa Rida sofa banyak mengkoleksi contoh sample bahan sofa mulai dari kulit asli, fabric, suede, bludru, sunbrella, katun, syntetic leather, katun dan oscar. mulai dari bahan import maupun bahan lokal. Rida Sofa didukung tenaga profesional yang sangat berpengalaman dalam modifikasi berbagai jenis sofa. seperti sofa reclening, kulit asli, sofa wash, sofa minimalis, sofa bed, armchair, boxcer, smuk kancing. Kami juga didukung mesin berteknologi tinggi agar mempermudah dalam pembuatan sofa dan biasa mengerjakan project perhotelan, perkantoran, apartemen, restaurant, cafe, wisma dan perumahan elit. Kami juga berkerjasama dengan instansi pemerintahan dan beberapa perusahaan ternama di jakarta. Perhitungan Harga Service Jok Sofa: Jumlah seater (dudukan) dikali Rp. 600.000,- (biaya tersebut meliputi biaya ganti cover kain / kulit dan bonus pelapis busa super tambahan). Contoh : Untuk service sofa 211 (4 seat/dudukan), maka biaya untuk service adalah 4 x Rp. 600.000,- = Rp. 2.400.000,- khusus diatas 4 seat/dudukan tidak dikenakan biaya antar dan jemput (GRATIS) untuk wilayah Jakarta dan Sekitarnya. Syarat dan Ketentuan Berlaku * Bahan Standart : Ateja Cosglow, Global, Mulan, Kulit Blando, Clio Leather, Godiva, Iceland, Fujiyama, Sofie Olivin, Myo Leather, Clementine dan Srikandi. *Bahan selain standart (dikenakan biaya tambahan) : Kain Fiesta Suede Italiano Kain Valencia Premium Kain Sunny Guard Bahan Oskar (kulit synthetic) Kain Mozzart Premium ** Untuk bahan diatas standart dikenakan biaya tambahan sesuai bahan tersebut dengan perhitungan tertentu. Kunjungi Fanpage dan Twitter Kami. Berikut Ini Beberapa Konsumen yang menggunakan jasa kami : Kami biasa mengerjakan : Kamar set Kitchen set Wardrobe Headboard Mattras Dining set Partisi Meja kantor KANTOR RIDA | SERVICE SOFA JOHAR BARU Head Office : Jalan Pahlawan Revolusi No.10 Pondok Bambu – Duren Sawit Jakarta Timur KONTAK RIDA | SERVICE SOFA JOHAR BARU Telp : (021) 862 6006 Mobile : 0821 1076 7833 Email : [email protected] http://ridasofa.com/service-sofa-johar-baru/
0 notes
ariefr · 7 years
Text
Paper Pemasaran Internasional - Sebuah Laporan Atas Pengamatan Turkey dan Islamic Marketing
DUA belas hari di DUA benua
Merupakan perjalanan yang amat sangat “seru” bagiku...
Tak hanya tentang pemasaran, namun juga banyak hal yang bisa saya pelajari. Seru dalam hal positif, juga seru dalam hal negatif. Melancong ke negara yang berada di dua benua dan dalam jangka waktu dua belas hari membuat hal ini tak mungkin pantas untuk dilupakan. Inilah kisah Arief, seorang Mahasiswa FEB UI kelas Pemasaran Internasional Pak Sofjan Assauri, yang melangkahkan kakinya ke Turki pada 27 April hingga 9 Mei 2017.
Day-to-day Summary
Hari 1: Keberangkatan                                              
Cerita ini saya mulai dari pukul 19.30 WIB tanggal 27 April 2017, terhitung pada saat check-in maskapai Air Asia menuju Kuala Lumpur. Ya, saya ke KL dulu sebelum ke Istanbul. Soalnya dari survey harga yang telah saya lakukan, biaya yang bisa saya tekan jika terlebih dahulu ke KL baru pesan penerbangan ke Istanbul adalah lebih dari 2 juta rupiah. Lumayan sekali, bukan?
 Hari 2: Kuala Lumpur
Sampai Kuala Lumpur International Airport, bingung mau ngapain. Waktu setempat menunjukkan sekitar pukul 00:00 AM. Penerbangan berikutnya (menuju tujuan utama saya, Istanbul) masih sekitar 23 jam lagi. Setelah beberapa pertimbangan (read: biaya), akhirnya saya mengemper di kursi-kursi panjang bandara. Mencari tempat yang agak nyaman untuk tidur, meskipun bukan di kasur dan tidak ada selimut untuk suhu udara yang cukup dingin di malam hari itu. Tapi tentunya hal ini tidak berjalan dengan baik, selalu terbangun karena waswas juga dengan koper dan tas. Paginya terpaksa hanya bisa cuci muka dan sikat gigi di WC umum di Bandara. Sarapan pun hanya roti kecil dan air mineral yang dijual di minimarket bandara.
Bosan, saya putuskan untuk menghabiskan waktu dengan cara pergi keliling-keliling Kota Kuala Lumpur. Hhm tapi bagaimana caranya, pikir saya saat itu. Akhirnya dengan modal nekat saya naik bus yang bertujuan ke KL Sentral. Setelah sampai di KL Sentral, saya menemukan cara untuk berkeliling dengan cara yang praktis yaitu Hop-on Hop-off, hanya menghabiskan RM 24 atau sekitar 70 ribu rupiah untuk pelajar, bisa keliling sekitar 20an lokasi wisata.
 Hop-On Hop-Off KL, di tempat-tempat wisata Indonesia bisa nih nerapin bus kayak gini....
  Lalu saya melanjutkan penerbangan pada pukul 22.40 waktu bagian KL.
 Hari 3: Kuala Lumpur – Bangkok - Amman - Istanbul
Menggunakan maskapai Royal Jordan, berangkat ke Istanbul dengan terlebih dahulu transit di Bangkok selama kurang lebih setengah jam dan Amman selama kurang tiga jam. Satu hal yang unik adalah Jordanian Dinar memiliki kurs yang lebih kuat dibanding US Dollar meskipun ekonomi nya terhitung lemah. Hal ini membuktikan bahwa sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW memang Dinar dan Dirham merupakan mata uang yang powerful, bahkan cenderung aman dari inflasi. Mata uang Dinar dan Dirham ini juga diprediksi akan menjadi mata uang yang digunakan secara global pada saat mendekati Dooms Day.
Finally sampai di Istanbul, kota penuh sejarah peninggalan Konstantinopel yang terkenal itu, yang juga menjadi tempat shooting film Box Office Taken 2 dan Skyfall, yang berada persis pada dua benua terbesar di dunia - Asia dan Eropa-, negara dengan sebutan negeri kebab. Ah, sudah tak sabar ingin mendapat banyak pelajaran di sini, pikirku. Sampai bandara sholat dulu, namun uniknya tempat sholat di Bandara Atatürk ini tidak tersedia tempat wudhu sehingga harus effortful dengan berwudhu di WC umum.
Untuk menuju ke pusat kota, saya menggunakan Metro (Underground Train) dan Tram (Cable Car). Kedua kendaraan ini bisa diakses dengan modal Istanbulkart.
Di Istanbul, saya menginap di hotel Arife Sultan di daerah Sultanahmet (old city). Lokasinya sangat strategis karena dekat dengan banyak restoran, tempat wisata, kendaraan umum, dan masjid Blue Mosque yang terkenal itu.
Pada hari pertama di Turki ini saya mendapat teman, namun dari teman ini juga saya mendapat pengalaman buruk, saya ditipu sebesar 900 TL atau sekitar 4 juta rupiah. Karena keterbatasan waktu dan untuk efisiensi makalah, kejadian lengkapnya tidak bisa saya tulis di sini. Intinya kita harus belajar bahwa memilih-milih memang tidak boleh, tapi memilih-milih musuh yang berkedok teman yang akan menjerumuskan kita itu perlu. Ada quotes yang sangat pas untuk menggambarkan kondisi saya saat itu, “Experience is the best teacher, but it sends us terrific bills”.
 Hari 4: Istanbul
Saya keliling-keliling old city nya Istanbul dengan berjalan kaki karena cuacanya sangat sejuk untuk teman berjalan kaki (read= menghemat). Istanbul memiliki beberapa museum yang terkenal, salah satunya adalah Haghia Sophia. Haghia Sophia ini dulunya adalah gereja yang kemudian diubah fungsinya menjadi masjid semenjak ditaklukannya Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II. Namun begitu, saya hanya menikmati kemegahannya dari luar gedung. Pasalnya, jika ingin masuk bangunan maka harus membayar 40TL atau 85TL untuk membeli museum card yang memiliki akses 5 hari ke beberapa museum di Istanbul.
       Foto di Area Topkapi Palace                                                                           Foto Haghia Sophia (termasuk di dalamnya Haghia Sophia)                                                     (sumber: travelandleisure.com)
 Selain berkeliling di Sultanahmet, saya juga ke Istiklal Caddesi. Ini adalah pasar yang berkonsep jalanan panjang dengan toko-toko berderet. Sempat membeli sweater dengan harga 10TL atau sekitar 35 ribu rupiah, sangat murah bahkan jika dibandingkan dengan di Indonesia. Di jalan ini saya mengamati bahwa banyak sekali orang Turki yang modis. Rupawan dan sangat baik seleranya dalam hal fashion.
 Hari 5: Istanbul - Antalya
Memulai pagi dengan sholat subuh berjamaah di Masjid Biru (Blue Mosque). Di pagi hari ini setelah sholat saya mengelilingi kawasan Blue Mosque, melihat beberapa tempat/bangunan bersejarah seperti Hippodrome dan merasakan betapa masih kental sekali nuansa sejarah yang terjadi di sana. Membayangkan bagaimana kondisi persis di tempat itu, ratusan tahun ke belakang.
Siang hari saya harus check out dari hotel, namun ada insiden mati lampu yang menyebabkan saya menjadi tidak bisa mandi dan beres-beres dengan proper. Hal ini perlu dijadikan pertimbangan serius oleh pemerintah Istanbul karena akan berdampak pada nama baik dunia pariwisata Turki. Saya berniat berkeliling Istanbul sebelum berangkat ke Antalya dalam rangka konferensi, sehingga dua tas saya dititipkan ke kasir hotel.
Setelah check out, saya mengunjungi Grand Bazaar, one of the largest and oldest covered markets in the world, yang juga merupakan tempat shooting adegan action film Skyfall dan Taken 2. Pasar ini memiliki 61 lorong dan pintu masuk. Barang-barang di sini memiliki harga yang bersaing dan sangat diverse mulai dari kerajinan tangan, karpet, selendang, pakaian, restoran, barang oleh-oleh, hingga jasa foto digital menggunakan pakaian khas Turki.
Uniknya, mereka sudah paham dengan tipikal wajah orang Melayu, beberapa kali saya sempat dipanggil dengan panggilan “Malaysia”. YAK. Tapi Malaysia bukan Indonesia. Mungkin karena memang orang Malaysia banyak yang berkunjung kesini jauh lebih banyak dibanding orang Indonesia.
           Inside Grand Bazaar                                                  Cuplikan Shooting Skyfall
Setelah keluar dari Grand Bazaar saya sempat bertemu dengan rombongan orang Indonesia yang sedang berkunjung ke Istanbul sebelum melakukan perjalanan umroh. Di tengah perjalanan pulang, saya masuk ke sebuah bangunan yang dulunya merupakan madrasah Islam. Di sana saya bertemu dengan dua orang Islam yang sangat menyambut saya dengan ramah, menawarkan teh khas Turki, berbincang-bincang dan memberikan saya dua buah buku untuk dibaca, ternyata salah satu dari mereka memiliki teman yang juga akan mengikuti konferensi di Antalya, dia adalah orang Syria.
Setelah itu saya kembali ke hotel untuk mengambil tas dan berangkat ke stasiun bus di Taksim dan berangkat ke Antalya menggunakan bus. Uniknya, di perjalanan bus kami sempat dicegat oleh polisi untuk mengecek identitas. Mungkin hal ini dilakukan menyusul terjadinya isu-isu teror dan pemberontakan yang terjadi di Turki akhir-akhir ini.
 Hari 6: Antalya
Singkat cerita, sampailah saya di Antalya, tepatnya di distrik Alanya pada pagi hari. Alanya ini sudah beda benua dengan Turki. Ya, saya telah kembali ke Benua Asia. Saya telah memesan hotel via Agoda dan mendapat hotel dekat dengan lokasi konferensi dan harga yang relatif terjangkau dibanding hotel sejenis di lokasi tersebut, Mysea Hotel namanya.
Hari itu saya habiskan dengan berkeliling pantai sekitar hotel dan menggunakan fasilitas kolam renang hotel, lumayan sudah lama tidak berenang. Namun memang tidak lama karena saya butuh istirahat agar keesokan harinya bisa bugar mengikuti konferensi. Di Antalya ini juga saya mulai merasakan beberapa perbedaan, terutama adalah pengetahuan Bahasa Inggris orang-orangnya yang agak lebih buruk dibanding di Istanbul.
Hari 7: Antalya, Conference Day 1
Di hari ini konferensi dimulai, di Hotel Lonicera. Nama konferensi yang saya ikuti adalah Global Islamic Marketing Conference 8 yang diselenggarakan dengan tempat berpindah-pindah, juga oleh panitia yang merupakan gabungan dari berbagai negara dengan kantor pusat di United Kingdom. Konferensi ini diikuti oleh banyak sekali profesor dari macam-macam negara juga. Menggunakan 4 bahasa, yaitu Inggris, Turki, Arab, dan Prancis.
Di hari ini saya bertemu dengan orang Indonesia untuk kedua kalinya di Turki. Mereka adalah Pak Hendy, Anas, dan Mbak Namira. Senang rasanya, karena dari suasana yang intimidatif yang selama ini saya rasakan ketika berada di sekitar orang Turki, bertemu dengan orang Indonesia yang padahal beda kota pun serasa bertemu keluarga. Memiliki latar belakang yang berbeda, sama-sama belum pernah bertemu juga sebelumnya. Pak Hendy adalah lulusan S2 di salah satu universitas Islam di Malaysia, kini sedang mencari beasiswa untuk S3 nya. Pak Anas sedang menyelesaikan karya akhir S3nya di Brisbane, Australia dengan bantuan beasiswa LPDP. Mbak Namira sedang struggling dengan perkuliahan (yang juga dibantu LPDP) nya di Durham University, Inggris.
Setelah selesai conference, kami makan malam dulu sebelum kembali ke Mysea Hotel. Di sini saya bertemu dengan cukup banyak orang dari macam-macam negara, macam-macam latar belakang pendidikan, macam-macam latar belakang pekerjaan, berbicara banyak hal, dan bertambahlah pengetahuan global saya malam itu. Lalu kembali ke hotel dan istirahat.
 Foto yang diambil di sebuah meja makan malam pada saat saya bersama beberapa orang peserta conference.
     Hari 8: Antalya, Conference Day 2
Pada konferensi hari ini, mulainya sedikit lebih lama. Konsepnya tetap seperti hari pertama, presentasi paper dan diberi tanggapan oleh audiens. Sesuatu yang beda yang saya rasakan adalah jalan-jalan Alanya. Saya mendapat seorang teman, Mustafa namanya. Ia adalah warga asli Turki namun memiliki rumah yang sebenarnya jauh dari lokasi conference itu. Di Antalya dia menginap di rumah temannya, namun membawa mobil. Sehingga saya dan beberapa teman yang saya temukan di konferensi itu juga diajak untuk sejenak jalan-jalan di Alanya dan mengunjungi sebuah mall di sana.
Mall ini cukup kecil, namanya sih Grand Mall, tapi harga barang di dalamnya lebih mahal dibanding barang-barang yang dijual di pasar-pasar Istanbul. Yah namanya juga mall. Setelah jalan-jalan kami kembali ke hotel dan makan siang, seperti biasa dengan porsi yang banyak sekali. Setelah itu konferensi dilanjutkan hingga selesai. Kabar baiknya, juara 1 paper terbaik berasal dari Indonesia. Dari sekian banyak paper yang dikumpulkan itu, dari sekian banyak profesor di dunia Islamic Marketing dari negara-negara Timur Tengah. Tebak siapa hayo?? Saya?? Haha bukan, saya tidak mengumpulkan paper. Dia adalah Pak Hendy Mustiko Aji lulusan S2 salah satu universitas di Malaysia dan S1 Universitas Brawijaya. Ini adalah sebuah bukti, bahwa sesungguhnya akademisi Indonesia memang punya daya saing yang hebat di tingkat Internasional. It was an honor to know him.
Akhirnya konferensi ini selesai dan saya kembali ke hotel. Tapi sebelum kembali ke hotel saya makan malam terakhir dengan Pak Hendy itu, karena esoknya ia harus kembali ke Indonesia. Sedangkan saya, masih ada waktu satu hari setengah di Antalya.
 Hari 9: Antalya, Sea Sightseeing with Alanya Pirate Boat
Hari ini beberapa peserta konferensi mengikuti tur laut menggunakan perahu besar yang didesain seperti perahu bajak laut, berlabuh di Alanya Harbor. Perjalanan ini menghabiskan waktu sekitar 5 jam, mendapat fasilitas berupa buffet lunch, musik, mengunjungi gua-gua, foam party, dan berhenti di beberapa titik (termasuk pantai terkenal, Kleopatra Beach) untuk berenang. Biaya perjalanannya adalah 40TL atau sekitar 140 ribu rupiah.
Setelah kembali ke darat, kami kembali pulang ke Lonicera Hotel. Saya memesan (lagi-lagi) bus untuk ke Istanbul untuk perjalanan esok hari yang tentunya akan memakan waktu 15 jam lagi nanti dalam perjalanannya. Tapi karena memang suasananya sedang travelling dan bisa melihat-lihat suasana lintas kota di Turki (read: menghemat), saya menghadapinya dengan enjoy. Harga busnya cukup murah dibandingkan transportasi lainnya, hanya 100TL atau sekitar 350 ribu rupiah.
 Hari 10: Antalya - Istanbul
Hari ini adalah hari terakhir saya di Antalya, Bali nya Turki lah kalau saya boleh menyimpulkan. Bus berangkat sekitar pukul 13.00, saya berpamitan juga kepada teman se-hotel saya yaitu Pak Anas. Di perjalanan pulang ini saya jauh lebih susah berkomunikasi karena sekitar 95% orang di bus itu tidak bisa ber-Bahasa Inggris. Makan malam pun saya harus amat sangat buru-buru hingga sempat membuang makanan karena takut ditinggal bus, saya tidak bisa bertanya sampai kapan bus itu akan singgah karena hambatan bahasa. TV yang tersedia di setiap tempat duduk di bus pun berbahasa Turki, bahkan untuk film luar negeri sekalipun, tidak ada subtitle Bahasa Inggrisnya. Di sini menjadi sebuah poin dimana pemerintah Turki harus memperhatikan kenyamanan turisnya, karena yang menggunakan bis ini tentunya bukan hanya warga Turki saja, kan.
 Hari 11: Istanbul, Injury Time
Memasuki jam-jam terakhir saya di Turki. Sampai di Istanbul pagi hari, dan harus terbang pada malam harinya. Sisa waktu itu saya manfaatkan untuk kembali jalan-jalan dan membeli buah tangan dengan uang yang telah saya sisihkan dengan berbagai cara (pernah satu hari cuma makan sekali padahal jalan-jalan mulu ngabisin tenaga, sampai bibir pecah-pecah gak ada nutrisi dan cuacanya dingin).
Beberapa barang yang saya beli diantaranya adalah: Ottoman Ice Cream; Turkish Delight; Blue Evil Eye; Turkish Scarf. Saya juga sempat hampir mencoba spa khas Turki yaitu Turkish Bath. Namun karena biaya nya amat sangat mahal (sekitar 500 ribu rupiah), maka niat itu saya urungkan. Sebelum berangkat ke Istanbul Atatürk Airport, saya makan sekaligus menikmati pemandangan sore di Galata Bridge, benar-benar ambience dan view yang sangat indah (tapi nyesel gak foto). Sampai di bandara, lalu pesawat berangkat pukul 22.10. Bye, Istanbul! Thanks for all the memories.
 Hari 12: Istanbul – Amman – Bangkok – KL – Jakarta
Ya, dalam sekitar satu hari itu saya sempat berada 5 kota, luar biasa melelahkan. Tapi sebenarnya tidak 24 jam, lebih dari itu, mengingat perbedaan waktu yang ada di Asia Barat dan Asia Tenggara. Rute seperti ini memang harus saya tempuh atas dasar biaya. Tapi tak apa, kan cap di paspor saya jadi semakin banyak hehe. Di Kuala Lumpur juga sempat tidur beberapa jam. Laluu yeay, kembali ke Indonesia. Benar-benar perjalanan yang berharga. Ketika kembali ke Indonesia dan melihat turis-turis yang kebingungan di bandara rasanya ingin membantu sebisanya, saya paham betul rasanya jadi turis yang berkelana sendiri, insecure akan terjadi hal-hal tidak menyenangkan pada dirinya, bahkan harus merasakan susahnya berkomunikasi.
  Halal Tourism
Sebelum melakukan kunjungan ke Turki, saya mengira bahwa Halal Tourism adalah suatu daerah yang dilabeli daerah pariwisata halal (oleh pemerintah setempat atau suatu lembaga) atas fasilitasnya yang terverifikasi halal, misal berbentuk gapura berlogo halal di pintu masuk dan keluarnya, logo halal pada setiap produk yang memang halal. Namun memang sempat ragu apakah konsep ini benar-benar sama seperti pada kenyataannya.
Halal tourism is any tourism object or action which is permissible according to Islamic teachings to use or engage by Muslims in tourism industry (Battour, M., & Ismail, M.N., Halal tourism: Concepts, practises, challenges and future, Tourism Management Perspectives (2015)).
Ternyata setelah observasi, halal tourism hanyalah sebuah konsep yang tak tampak tentang suatu daerah pariwisata, di mana daerah ini adalah daerah yang diusahakan agar mampu membuat masyarakat muslim yang hanya diperbolehkan mengkonsumsi barang-barang halal sesuai Al-Qur’an dan Al-Hadits terpenuhi kebutuhannya. Di Turkey bahkan pada produk-produknya tidak dilabeli logo halal. Memang, ada lembaga khusus yang mengatur tentang standarisasi kehalalan produk, TSE (Türk Standardları Enstitüsü) namanya. Namun lembaga ini tidak mengeluarkan logo khusus seperti yang dilakukan oleh MUI di Indonesia. Mereka hanya melakukan kajian-kajian dan kontrol tentang peredaran barang-barang yang dijual di Turki agar selalu halal. Jika pun ada yang tidak halal, produsennya harus menyatakan bahwa produknya tidak halal untuk Muslim.
Dari kondisi tersebut, saya kemudian berpikir bahwa sesungguhnya nama yang cocok untuk ini adalah Muslim-Friendly Tourism bukan Halal Tourism. Namun okelah, kita pakai saja istilah ini agar simpel.
Halal Tourism sendiri bisa dikategorikan ke dalam beberapa kategori, yaitu food, finance, dan lifestyle.
1.      Food: Kategori ini meliputi makanan, minuman, farmasi atau obat-obatan, dan perawatan tubuh & kosmetika. Pada tahun 2010, permintaan akan halal food ini mencapai sekitar US$2.3 Triliun per tahun di dunia. Hal ini perlu dimanfaatkan dengan baik oleh Indonesia sebagai salah satu destinasi halal dunia. MUI sudah cukup baik dalam membuat sistem produk-produk halal, namun nampaknya MUI butuh pengakuan yang lebih luas lagi, mengingat di beberapa negara logo halal yang dikeluarkan MUI ini belum diakui (liputan6.com).
2.      Finance: meliputi retail banking, investment banking, wealth management, project financing. Dalam berekonomi, Islam memiliki ciri khas juga. Dalam agama Islam, terdapat aturan-aturan yang diatur oleh Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW yang melarang keras hal-hal seperti riba, gambling, dan lain-lain.
3.      Lifestyle: Setelah makanan dan keuangan, kaum muslimin juga membutuhkan gaya hidup secara menyeluruh yang sesuai syariah. Terdapat nilai-nilai kehidupan yang berkembang dan sejalan dengan nilai-nilai yang Islam tanamkan yaitu kebaikan. Oleh karena itu, kini kaum muslim membutuhkan produk lifestyle yang sesuai syariah juga. Produk lifestyle syariah itu meliputi wisata, hotel, tempat rekreasi, dan perawatan rumah sakit.
  Mengapa Halal Tourism?
Halal Tourism ini menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas. Banyak faktor yang menunjukkan bahwa bahkan dari segi bisnis (read: kapitalisme), pasar Halal Tourism ini merupakan sesuatu yang eksotis, sangat potensial. Mengapa? Mari lihat pada beberapa poin di bawah ini.
1.      Generation M : Young Muslims. Hermawan Kertajaya dalam seminar Marketing Insight Seminar and Training tahun 2017 di Jakarta sempat mengatakan bahwa ada hal yang menjadi potensi di dunia bisnis saat ini. Setelah generasi baby boomer, generasi X, generasi Y, generasi Z, dan generasi alpha / millenial, ada generasi baru yang belum banyak dibahas oleh marketer dunia, yaitu generasi M.
 Menurut Shelina yang juga Vice President Ogilvy Noor, agensi branding dan periklanan Islam, Generasi M adalah mereka yang bangga dengan kepercayaan mereka, bersifat antusias, dinamis, aktif, kreatif, namun demanding. Keberadaan mereka ini akan mengubah budaya dengan cara yang “lembut”.
 2.      Halal Tourism merupakan suatu blue ocean strategy dimana pelaku bisnis menciptakan dan menangkap peluang bisnis sendiri. Dalam blue ocean strategy, kuncinya adalah inovasi. Masih banyak hal yang bisa dikembangkan di pasar ini. Bahkan Turki yang merupakan negara Islam pun belum sepenuhnya menerapkan daerah wisata yang ramah terhadap turis muslim. Sebagai contoh, dari dua (2) hotel yang telah saya kunjungi di Turki, keduanya tidak memiliki penunjuk kiblat di kamarnya dan tempat sholat khusus. Kolam renang yang tersedia juga masih berbaur antara kolam renang pria dan wanita.
 3.      Populasi muslim di dunia sebanyak 1,57 miliar atau sekitar 23 persen dari total populasi dunia sebesar 6,8 miliar yang tersebar lebih dari 148 negara dengan kemampuan daya beli (purchasing power) yang meningkat secara luar biasa. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa apabila ajaran Islam (syariah) diimplementasikan dalam bisnis pariwisata atau perdagangan, tidak akan menghambat kemajuan usaha-usaha yang sudah berjalan bahkan justru lebih meningkatkan keunggulan komparatifnya.
Apa yang bisa Indonesia pasarkan di sana?
Sebagai esensi utama dari observasi ini, tentunya saya harus memikirkan hal-hal apa saja yang bisa marketer Indonesia pasarkan di sana. Setelah mengamati selama 9 hari di Turki, maka saya bisa simpulkan bahwa marketer Indonesia bisa pasarkan beberapa hal di bawah ini:
1.      SEPATU. Ayakkabı dalam Bahasa Turki. Saking optimisnya, judul poin ini saya tulis dengan huruf kapital semua. Bayangkan, untuk negara subtropis seperti Indonesia saja sepatu menjadi kebutuhan primer yang dibutuhkan oleh semua orang. Turki, memiliki suhu udara yang dingin. Pada saat saya sightseeing di Istanbul, jalan-jalan keluar ruangan, almost 100% percents masyarakat Turki menggunakan sepatu. Bahkan untuk  pergi ke Masjid yang pasti harus copot sepatu pun (tentunya memiliki tingkat keribetan yang lebih tinggi dibanding menggunakan sendal) mereka tetap menggunakan sepatu. Pindah dari tempat wudhu ke tempat sholat juga sepatunya dipakai, tidak seperti di Indonesia yang pakai sendal masjid atau bakiak.
 Di jajaran pasar-pasar besar seperti beyazıt kapalı çarşı atau İstiklal Caddesi pun banyak sekali toko yang menjual sepatu. Artinya, behaviour masyarakat Turki adalah lebih banyak menggunakan sepatu dibanding sendal.
 Indonesia, memiliki banyak industri sepatu yang besar. Cibaduyut contohnya, terletak di Jawa Barat dan sudah menjadi rahasia umum bahwa perdagangan di Cibaduyut ini didominasi sepatu-sepatu yang murah namun berkualitas.
 Atau tak perlu jauh menilik ke Cibaduyut, kota tetangga pun punya kualitas produksi sepatu yang tak kalah terkenal. Ya, Tangerang. Untuk produk-produk sepatu olahraga, Tangerang jagonya. Bahkan Nike pun bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan sepatu di Tangerang dalam pembuatan sepatu-sepatu mewahnya itu.
 Dari poin ini, Indonesia sudah memiliki peluang bisnis yang cukup besar apabila sepatunya bisa dipasarkan di negara yang juga cukup padat penduduknya dan merupakan jalur perdagangan yang cukup strategis yaitu Turki.
 2.      Indomie, mie sedaap, sarimi, atau mi instan lainnya. Yah, meskipun mungkin sudah umum dijadikan senjata terakhir tiap mahasiswa yang diminta untuk memasarkan produk Indonesia di luar negeri, namun memang Indomie akan laris di sana. Konsumen Turki cukup familiar dan menyenangi makanan berbahan baku pasta. Maka Indomie lah jawabannya. Selain itu, memang produk-produk Indofood seperti Cup Mie atau Indomie tersedia di beberapa minimarket. Namun memang dengan harga yang agak mahal, sekitar Rp 15 ribu jika dikonversi dalam rupiah.
 3.      Batik. Barang warisan milik Indonesia ini memang menjadi daya tarik khusus. Selain bisa menjadi kebanggaan, batik juga bisa menjadi uang. I mean, we can make money buy selling this inherited stuff. Menurut saya, warna pakaian di Turki agak monoton jika hanya menggunakan warna pakaian-pakaian seperti saat ini. Batik memiliki otentisitas yang sebenarnya digemari oleh warga Turki. Karena tone/motif warna batik yang bercampur-campur seperti itu juga sebenarnya mirip dengan selendang-selendang atau karpet-karpet yang dihasilkan oleh masyarakat Turki. Sebagai gambaran, ada teman konferensi saya yang saat itu menggunakan batik dan berinteraksi dengan orang Turki, orang Turki ini sangat tertarik bahkan sampai meminta berfoto bersama karena teman saya ini memiliki pakaian yang tidak biasa.
 4.      Rempah-rempah. Hhmm kalau yang satu ini mungkin akan terkendala di pengirimannya. Saya pribadi tak tahu bagaimana tingkat ketahanan dan biaya yang harus dikeluarkan jika Turki harus mengimpor rempah-rempah dari Indonesia. Sudah seperti zaman VOC saja haha. Tapi, I’m serious. Masyarakat Turki mungkin hanya merupakan one of few (karena keterbatasan pengetahuan, maka saya kira seperti ini) masyarakat di Eropa yang memiliki bahan makanan yang beragam. Bayangkan, untuk satu roti yang dijual di pinggir jalan saja bumbunya sudah bermacam-macam rasanya di lidah saya saat itu.
 5.      Promosi tentang pariwisata dalam negeri. Nah, kalau yang ini agak beda, bukan produknya langsung yang dijual, tapi pesannya. Karena memang produk ini tidak bisa dibawa ke Turki.
 Indonesia memiliki potensi besar sekali terhadap pariwisatanya, terutama untuk menjadi destinasi turis Muslim. Indonesia memiliki 8 World Heritage Cultural Sites dan bisa menjadi tempat penyelenggaraan Pameran dan Festival Internasional dan industri kreatif yang kuat. Bahkan pada Halal Tourism Award 2016 yang diselenggarakan di Abu Dhabi, Indonesia memenangkan 12 kategori dari 16 kategori Halal Tourism yang ada.
  Adakah yang bisa dipelajari?
Mengingat negara ini termasuk negara yang sudah lebih maju dibanding Indonesia, sebenarnya saya justru seperti ingin melakukan benchmarking. Banyak hal yang bisa Indonesia tiru untuk menjadi bangsa yang semakin baik lagi atau produk Turki yang bisa dipasarkan di Indonesia. Namun saya jabarkan sedikit, sebatas penglihatan saya semasa observasi 9 hari itu.
1.      Secara pariwisata, Indonesia sebenarnya bisa belajar banyak dari Turki. Mulai dari visa yang sangat dipermudah dan terhitung murah dengan tersedianya e-visa yang hanya one-click-away dari manapun, Bandara Internasional yang tersedia di 35 titik (Istanbul Atatürk Airport bahkan menjadi yang tersibuk ke-11 di Dunia menurut BusinessInsider), industri pariwisata syariah (Crescent Tours, perusahaan pariwisata asal Turki yang tekemuka di dunia yang menawarkan paket wisata syariah), dan tempat wisata yang amat sangat banyak dengan berjuta cerita dibaliknya.
 Hal-hal tersebut kemudian membuat Turki bisa unggul dalam pariwisatanya sehingga menjadikan Turki sebagai negara nomor 7 di dunia dengan kunjungan turis terbanyak (UNWTO, 2010).
 2.      Satu hal yang sangat mendasar yaitu bahasa. Terkait juga dengan poin nomor 1, setelah saya observasi, memang tingkat kemampuan masyarakat asli Turki terhadap Bahasa Inggris cukup rendah. Namun untuk pedagang yang dekat dengan wisatawan seperti di pasar-pasar Istanbul, pedagang sewa kapal di Antalya, dan tempat-tempat ramai turis lainnya, mereka lihai dalam Bahasa Inggris, padahal mungkin tingkat pendidikannya rendah. Hal ini menjadi hal yang perlu dianggap penting juga oleh perpariwisataan di Indonesia. Pemerintah melalui Dinas Pariwisata haruslah memastikan bahwa para pedagang yang berpotensi berinteraksi dengan turis fasih dalam ber-Bahasa Inggris.
 3.      Jodoh. Dengan kualitas fisik dan kepribadian yang dimiliki orang-orang Turki (campuran ras terbaik Asia dan Eropa), sangat menarik jika Indonesia mengimpor jodoh dari sini :D
 4.      GRATIS. Perlu juga nih diimpor yang gratis-gratis gini. Banyakin kalo perlu. Hehe becanda dikit Pak/Kak... Oke lanjut serius.
 5.      Sistem transportasi. Sistem transportasi yang ada di Turki sudah cukup baik, ramah turis, nyaman, dan murah. Bahasa Inggris tersedia di signages yang ada, sistem yang terintegrasi dengan satu kartu multifungsi yaitu Istanbulkart. Istanbulkart dapat digunakan untuk angkutan bus, funikular, LRT, subway, kereta komuter, kapal feri, dan trem yang dioperasikan oleh Munisipalitas Metropolitan dan perusahaan-perusahaan swasta di Istanbul.
 Metro bus yang ada di Turki bahkan disebut-sebut salah satu bus rapid transport (BRT) terbaik di dunia. Metro bus menggunakan jalur tersendiri, layaknya bus transjakarta, mampu mengangkut lebih dari 530.000 penumpang dan mampu mengurangi 70.000-80.000 pemakaian kendaraan pribadi (kompas.com).
    Tram (Cable Car)                                                       Metro (Underground Train)
   Metrobus                                                                     Kapal Feri
      Penutup
Saya cukupkan sampai sini laporan saya atas observasi yang ditugaskan. Banyak pelajaran yang selalu bisa kita dapatkan setiap kita mau berusaha untuk belajar. Terkadang, pelajaran itu membutuhkan biaya yang tidak murah dan tenaga yang tidak sedikit, bahkan pada beberapa kasus membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tentunya laporan saya ini juga terbatas pada apa yang saya tangkap, di luar sana mungkin masih banyak fakta yang orang lain bisa ungkap.
Terima kasih atas segala pelajaran yang saya dapat melalui mata kuliah ini dan dosen serta asistennya yang luar biasa baik dan sabar. Jika belasan atau puluhan tahun lagi saya ditanya tentang mata kuliah apa yang paling berkesan dari masa kuliahmu di UI dulu, mungkin saya akan dengan yakin mengatakan “Pemintal”. Saking antusiasnya perjalanan ini, saya mendokumentasikan dan merekam banyak momen. Saya berniat untuk membuat video akhir juga sebenarnya, namun karena keterbatasan waktu maka belum bisa saya buat.
Mohon maaf jika dalam penulisan terdapat banyak sekali bahasa yang tidak baku atau bahasan yang melenceng dari koridor. Itu memang sesuatu yang saya sengaja, tapi karena saya tahu bahwa dalam bercerita memang diperlukan seni, namun jika ternyata hal itu menurut penilai menyalahi aturan maka saya sekali lagi memohon maaf. Akhir kata, saya ingin menutup dengan sebuah kiasan seperti ini.
Saint Augustine pernah berkata, “the world is a book, and those who do not travel read only one page”, dan ya, kini saya telah membaca halaman kedua ketiga dan keempat dari buku itu.
Sekian dan terima kasih.
         Referensi  
https://studipariwisata.com/referensi/peringkat-destinasi-wisata-halal-dunia-gmti-2016/
Battour, M., & Ismail, M.N.,  Halal tourism: Concepts, practises, challenges and future, Tourism Management  Perspectives (2015)
Sofyan, Riyanto. 2012. Prospek  Bisnis Pariwisata Syariah. Jakarta: Buku Republika.
http://bisnis.liputan6.com/read/2019161/sertifikasi-halal-indonesia-belum-diakui-dunia
http://www.republika.co.id/berita/kemenpar/berita-kemenpar/16/12/08/ohun4l374-indonesia-sapu-bersih-12-kategori-world-halal-tourism-award-2016
http://www.businessinsider.co.id/16-busiest-airports-in-the-world-2016-4/?r=US&IR=T#y5drQ1AGqxfSV9Y3.97
http://marketeers.com/mengenal-generasi-m-muslim-muda-modern/
http://lifestyle.kompas.com/read/2011/04/06/09081793/berguru.pada.london.dan.istanbul.
http://cdn-image.travelandleisure.com/sites/default/files/styles/1600x1000/public/1486404755/hagia-sophia-istanbul-turkey-HAGIA0217.jpg?itok=k9mCM-1g
0 notes