Tumgik
#fitrahseksualitas
sheilakp · 4 years
Text
11.3 Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas
Jika ada pertanyaan berdasarkan judul di atas, pasti banyak orang yang bertanya "kenapa orang tua? Apakah yang lain juga tidak berperan?". Jawabannya tentu penting juga ya orang sekitar terhadap keberlangsungan fitrah seksual seorang anak, tapi, bukankah segala sesuatunya berawal dari rumah? Sumber pendidikan utama itu di rumah.
Nah, mari kita lihat sejenak realita yang ada saat ini, apakah ada yang salah setelah kita mengetahui beberapa kasus penyimpangan fitrah seksualitas? Yukkk kita cek bareng-bareng...
Tumblr media
Tumblr media Tumblr media
Nah... Nah... Nah...
Miris gak bacanya? Miris banget yah! Faktor lingkungan sangat mempengaruhi ketahanan fitrah seksualitas seorang anak. Anggota keluarga yang terdekat siapa lagi kalau bukan kedua orang tua sang anak. Kedua orang tuanya lah yang berkewajiban mendidik dan merawat fitrah seksualitas sang anak supaya dia bisa mempertahankan keimanannya sesuai dengan fitrah seksualitas yang Tuhan ciptakan, karena banyak kasus fitrah sesksualitas menyimpang diakibatkan oleh lingkungan yang tidak sehat.
Maka dari itu masing-masing orang tua memiliki peran yang penting dalam mempertahankan fitrah seksualitas sang anak.
Tumblr media Tumblr media
Coba mariii kita renungkan, sudah sejauh mana kita sebagai orang tua bisa mendampingi anak-anak kita dalam menjaga keutuhan fitrah seksualitasnya?
Kalau sudah direnungkan pasti muncul pertanyaan di benak kita "ok, step selanjutnya saya harus gimana ya?" Atau.. "gimana caranya ya?". Ust. Harry Santosa yang merupakan salah satu pakar Fitrah Based Education dalam bukunya menerangkan tentang tahapan-tahapan mendidik fitrah seksualitas berdasarkan usianya, cekidot!
Tumblr media
Dari sini... Pasti semakin menimbulkan pertanyaan yahh masih dengan pertanyaan "teknisnya gimana sih?".
Ini jawabannya...
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sudah jelaskah buibu, pakbapak?
Sangat jelas ya teknisnya bagaimana?
Alhamdulillaaah 🥰
Nahhh yuk, mulai sekarang terapkan kepada anak² kita berdasarkan usianya supaya anak² kita bisa selamat dan tidak terjerumus kepada penyimpangan fitrah seksualitas, InsyaAllah.
Kemudian untuk menyuntik semangat kita sebagai orang tua untuk lebih mawas dan waspada juga terhadap semakin banyaknya penyimpangan seksual, berikut ada kasus nyata yang bisa kita ambil pelajaran dan hikmahnya
*Sudah mendapatkan izin share tulisan ini. Tolong tidak dishare lagi ya tetehs*
Perkenalkan saya Nur Hidayat (nama samaran)
Saya seorang SSA (Same Sex Attraction) yang sudah beristri dan mepunyai seorang putra. Saya mencoba mengingat kembali apa yang menjadikan saya seorang SSA. Semoga kisah ini bisa dijadikan pelajaran untuk member grup MM sekalian.
Kata orang tua saya, dulu saya adalah sosok anak yang pintar, lucu dan aktif. Saya mempunyai 3 orang kakak perempuan dan 1 orang kakak laki-laki (abang). Masa kecil saya adalah anak yang baik budi dan sangat dimanja. Berbeda dengan saya, abang adalah anak yang cukup nakal. Abang tidak dekat dengan saya.
Berdasarkan cerita dari ibu, dulu kakak perempuan saya sering mengajari saya tarian india. Dan saya sangat lihai menari (*kalau mama cerita ini saya merasa malu). Mungkin ini salah satu faktor penguat yang membuat saya menjadi SSA.
Ibu saya adalah sosok yang sangat saya banggakan. Ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya. Saya sangat sayang dan sangat dekat dengan ibu. Lalu, bagaimana dengan ayah? Ayah saya orangnya cuek. Orangnya juga keras, dan kalau marah sangat menyeramkan. Ingatan yang paling kuat soal ayah adalah : kepala saya pernah dipukul sampai bengkak gara-gara tidak mau diminta tolong membelikan korek api ke warung.
Setelah saya ingat-ingat lagi, ayah tidak pernah mengajak saya shalat kemasjid, mangajarkan mengaji, mengajak main dsb. Semua diserahkan kepada guru ngaji. Padahal ayah saya adalah orang yang taat beribadah dan terkadang diminta menjadi imam di mesjid. Pernah saya merasa iri kepada teman sepermainan yang mereka sangat dimanja/disayangi oleh ayahnya.
Suatu hari dikampung saya sedang musim permainan gangsing dari kayu. Teman-teman saya mempunyai gangsing yang sangat keren. Mereka bilang mereka dibuatkan gangsing oleh ayah mereka. Saya pulang sambil mendatangi ayah.
Saya: "Yah, bikinin gangsing yah. "
Ayah: ''Ah males. Ayah capek. Bikin sendiri saja sana'' *Dengan nada yang tidak enak.
Betapa hancurnya hati ini saat itu. Akhirnya saya pun membuat gangsing sendiri yang alakadarnya dan tentunya tidak sekeren gangsing teman-teman yang dibuatkan oleh ayah mereka.
Semenjak itu, saya tidak pernah minta dibuatkan mainan apapun lagi.
Saya coba ingat-ingat lagi. Saya lupa kapan terakhir saya dipeluk ayah. Saya lupa pernah dicium ayah. Saya lupa pernah diajak main oleh ayah. Apakah ayah saya yang membuat saya seperti ini?
Tidak, bukan. Ayah saya adalah orang yang baik. Orang yang sayang keluarga, orang yang bertanggung jawab walaupun ia tidak banyak bicara. Saya sangat menyayangi ayah. Mungkin memang karakter beliau yang seperti itu. Mungkin beliau sangat lelah seharian bekerja dan lelah pulang pergi menggoes sepedanya yang sudah usang.
Ya Allah hamba memaafkan kesalahan ayah hamba. Semua ini terjadi semata-mata hanya karena ujian dari engkau.
Saya flasback lagi. Ternyata semasa kecil, saya banyak bergaul dengan perempuan. Alasanya karena anak laki-laki dikampung saya adalah anak yang kasar. Dan saya sering dikerjain/menjadi bahan bulian. Kalau main petak umpet semua anak laki-laki selalu bersekongkol untuk ngerjain saya. Saya bisa 20 kali jaga/kalah berturut-turut. Saya melihat mereka tersenyum bahagia setiap kali ngerjain/membuli saya. Sehingga saya lebih senang bergaul dengan anak perempuan yang tidak kasar. Walaupun sebenarnya saya masih tidak suka dengan permainan perempuan. Mungkin pembulian kepada saya terjadi karena saya terlalu dimanja dirumah. Sehingga tidak mampu beradaptasi/bersaing dengan dunia luar yang keras. Tapi syukurnya, semenjak SD kelas 4 saya tidak suka bergaul dengan perempuan lagi. Mungkin karena faktor sering dikatain banci karena main dengan perempuan terus.
Saya flash back lebih dalam lagi, ternyata saya pernah dilecehkan saudara sendiri. Pertama oleh tetangga yang masih saudara yang datang mampir kerumah memakai sarung. Kepala saya dimasukan kedalam sarung untuk dipaksa melakukan or*l s*x. Dan yang kedua kali, oleh abang yang tidur sekamar dengan saya.
Saat tengah malam, abang saya membuka celananya dan memaksa saya melakukan or*l s*x. Saya hanya diam mengikuti. Semenjak itu saya merasa ada yang aneh dengan diri saya, saya malah menikmatinya. Sebagai anak kecil, saya tidak berpikiran itu adalah hal yang salah. Ditambah lagi dilakukan oleh saudara sendiri. Kejadian itu dilakukan abang hingga 3 kali. Saat saya minta yang keempat kalinya, abang marah-marah kepada saya. Mungkin karena beliau memang sudah baligh dan paham hal itu adalah dosa. Lalu bagaimana dengan saya? Ingatan utu masih membekas sampai saat ini.
Aku maafkan semua orang yang pernah mendzolimiku dulu, termasuk abang. Mungkin dia saat itu baru memasuki usia puber dan hasrat nya sedang tinggi saat itu. Alhamdulillah abang saya stright dan saat ini dia sudah menikah. Saya tidak tahu apakah perbuatan masa kecil itu masih diingat oleh abang atau tidak. Yang jelas saya memilih untuk pura-pura lupa dihadapannya.
Kesalahan yang terjadi dulu cukup ku ambil hikmahnya. Sebagai seorang ayah Inysa Allah akan kuberikan kasih sayang kepada anak laki-lakiku saat ini. Akan ku ajak ia bermain dan kubuatkan mainan semampuku dan kubahagiakan dia. Tidak akan kubiarkan hal yang menimpaku terjadi padanya. Cukuplah ujian yang sangat berat ini menimpaku saja.
Dan sungguh islam sangat sempurnya. Islam melarang anak tidur satu kasur dengan saudarnya meskipun satu jenis kelamin. Pisahkanlah anak-anak anda saat tidur dan saat mandi dengan saudaranya. Ajari anak kita tentang aurat dan bagian mana yang boleh disentuh.
Semoga kisahku bisa diambil pelajaran.
Terima kasih 😇
Hhhhhhhhhhhhhhhh.......
Subhanallah, segala puji hanya untuk Allah.swt. Sejujurnya aku yang membacabya pun langsung pusing 😌. Kisahnya sangat bisa diambik pelajaran apalagi bagi yang memiliki anak lelaki seperti aku..
Semoga kita semua bisa terlindung dari panasnya api neraka di akhirat kelak, aamiin yaa rabbal'alamiin 🤲🏻
6 notes · View notes
detinnitami · 4 years
Text
Penyimpangan
Di youtube itu saya dapet sedikit pencerahan sih. Kata dr boyke, LGBT itu bukan lagi termasuk dalam penyimpangan seksual. LGBT keluar dari “keluarga besar” penyakit kejiwaan, dan masuk ke dalam masalah kelainan orientasi seksual. Jd secara medis, kemampuan organ vital, hormon, dll orang2 dgn LGBT itu normal. Sama seperti si A suka sama jeruk, si B suka sama apel. Masalah “kesukaan”. Skala heteroseksual-homoseksual itu 0-6. 0 heteroseksual murni, 3 biseksual murni, 6 homoseksual murni. Dalam diri setiap orang ada kecenderungan skala itu bergeser ke kanan/ke kiri. Contoh kasus ada pria diselingkuhi istrinya, kecewa berat, akhirnya dari skala 0 jadi skala 6. Dan itu banyak terjadi. Beda halnya dengan penyimpangan seksual seperti ekshibisionisme, pedofilia, voyeurisme, dll. yg memang secara medis atau kejiwaan terdapat kelainan. Oleh karena itu, penyebab LGBT adalah 70% lingkungan, 3-5% genetik, sisanya karena pengasuhan dari masa lahir sampai remaja. Termasuk trauma persalinan (apakah dia di vakum, dll).
itu adalah kata-kata opini terpanjang saya dalam grup di  level ini. Kasus penyimpangan yang mulai menjadi isu mencuat lagi-lagi membuat saya berpikir, apa yang salah? bagaimana ini semua bermula?
Nyatanya, lingkaran setan lingkungan adalah ibu kandung dari peny impangan ini. Lebih lengkapnya : salah asuh, salah budaya, minimnya pengasuhan dan pendidikan fitrah seksualitas anak dari orang tuanya.
Fokus kita adalah pada solusi. Lagi-lagi peran orang tua. Membersamai anak, menguatkan pondasi agama, melatih kemampuan anak dalam interaksi sosial dan kegiatan lingkungan. Ada beberapa pencegahan yang perlu dibiasakan pada anak, termasuk adab-adab untuk :
meminta izin ketika masuk rumah dan kamar orang tua
membiasakan anak menundukan pnadangan pada yang haram, menutup aurat
memisahkan tempat tidur anak
menjauhkan anak dari berduaan dengan lawan jenis
mengajarkan kewajiba mandi besar jika anak mendekati masa baligh
menjelaskan bahaya zina
1 note · View note
kesacamelya · 4 years
Text
Resume #9: Peran Lingkungan dan Perlindungan dari Kejahatan Seksual
Latar belakang terjadinya kejahatan seksual
Kasus kekerasan seksual pada anak seperti tidak ada habisnya. Dilansir dari Republika yang merujuk data Komisi Perlindungan Anak (KPAI) tahun 2015, tercatat ada 21,6 juta kasus pelanggaran hak anak sepanjang tahun 2010-2014. Dari jumlah ini, 58 persen dikategorikan sebagai kejahatan seksual yang diikuti oleh pembunuhan.
Anak yang pernah mengalami pelecehan seksual dalam bentuk apapun pada umumnya merasa ketakutan untuk menceritakan pengalamannya. Oleh karena itu, setiap orangtua harus bisa peka dan mengenali dengan baik setiap gerak-gerik anak yang tidak tampak seperti biasanya.
Jenis kejahatan seksual
Kejahatan seksual dapat dikategorikan menjadi 2 jenis:
1. Kekerasan seksual pada anak secara fisik
Menyentuh area intim atau kemaluan anak untuk memenuhi gairahnya.
Membuat anak menyentuh bagian privat atau kemaluan pelaku.
Membuat anak ikut bermain dalam permainan seksualnya.
Memasukkan sesuatu ke dalam kemaluan atau anus anak.
2. Kekerasan seksual pada anak non fisik
Menunjukkan hal-hal yang bersifat pornografi pada anak, entah itu video, foto, atau gambar.
Menyuruh anak berpose tidak wajar.
Menyuruh anak untuk menonton berbagai hal yang berhubungan dengan seks.
Mengintip atau menontoni anak yang sedang mandi atau sedang berada di dalam toilet.
Penyebab terjadinya kejahatan seksual
Menurut penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta (B2P3KS) yang bekerja sama dengan End Child Prostitution, Child Pornography & Trafficking Of Children For Sexual Purposes (ECPAT) Indonesia, 5 faktor paling mendominasi yang dapat mempengaruhi tindak kekerasan seksual pada anak diantaranya:
1. Pornografi (43%)
2. Pengaruh teman (33%)
3. Pengaruh narkoba/obat (11%)
4. Pengaruh historis pernah menjadi korban atau trauma masa kecil (10%)
5. Pengaruh keluarga (10%)
Secara tidak sengaja melihat ketika orang tua di rumah sedang melakukan aktivitas seksual juga bisa jadi faktor penyebab, jadi pentingnya orang tua untuk mengenalkan pendidikan bab seks agar mereka paham itu tidak boleh dilakukan sebelum mereka menikah.
Peran lingkungan agar melindungi anak dari kejahatan seksual
Secara umum, peran lingkungan terbagi ke dalam tiga kelompok: keluarga, pemerintah, dan masyarakat.
1. Peran Keluarga
Peran ayah dan Ibu sangat penting dalam perlindungan anak dari kejahatan seks, maka dari itu Ayah dan Ibu wajib memberikan edukasi mengenai seks, tentunya dengan cara yang sesuai dengan usianya, Misal mengenalkan anak mengenai jenis sentuhan, mana bagian tubuh yang boleh disentuh dan mana yang tidak.
Ajarkan anak untuk beraani mengatakan TIDAK, apabila si anak merasa terancam oleh orang lain.
Memberikan kasih sayang terhadap anak, agar anak merasa nyaman dan aman ketika berada di dalam keluarga.
2. Peran Pemerintah
Menurut pasal 81 dan 82 UU No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bahwa hukuman bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun penjara serta denda minimal sebesar Rp60 juta dan maksimal sebesar Rp 300 juta. Sedangkan hukuman lainnya menurut KUHP pasal 287 dan 292 menyebutkan bahwa masa hukuman terhadap pelaku pencabulan terhadap anak maksimal 9 tahun (pasal 287) dan maksimal 5 tahun (pasal 292).
3. Peran Masyarakat
Dikutip dari pendapat dari Ibu Elly Risman, psikolog nasional:
Pertama, lingkungan yang ikut dalam pengasuhan, misalnya nenek/ kakek, pengasuh/ pembantu, bahkan sopir juga termasuk. Jelaskan pada mereka tujuan atau rumusan pengasuhan yang dimiliki oleh ibu dan ayah. Pastikan mereka memahami dan menghargai tujuan tersebut sehingga mereka mau mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku dalam keluarga.
Kedua, kerjasama dengan tetangga, sekolah atau orangtua teman si anak. Dengan yang terakhir ini kita bisa saling membantu untuk menjaga dan mengawasi anak-anak kita. Ingat cerita saya mengenai pertemanan dengan sesama orangtua murid di sekolah? Saya rasa ini bermanfaat, kok. Kadang kita memang tidak nyaman masuk ke lingkungan baru, tapi percayalah, bagi para working mommies , salah satu sumber terpercaya mengenai kecurigaan terhadap sesuatu di lingkungan sekolah adalah dari para orangtua murid.
Ketiga, kerjasama dengan lingkungan rumah (RT/RW), misalnya mengawasi warnet atau lokasi penyewaan permainan (rental PS, komik atau semacamnya), pastikan bahwa disana tidak ada konten-konten yang merusak anak-anak kita. Setelah itu, ajari anak untuk membedakan antara orang asing, kenalan, sahabat, teman, kerabat atau muhrim. Pasti menyenangkan, ya, kalau punya anak ramah dengan siapapun yang baru saja ditemuinya, tapi di zaman yang semakin edan ini, parno itu wajib!
1 note · View note
andinavika · 6 years
Text
Fitrah Seksualitas
Punya suami yang kasar? Kaku? Garing dan susah memahami perasaan istrinya? Tidak mesra dgn anak? Coba tanyakan, beliau pasti tak dekat dengan ibunya ketika masa anak sebelum aqilbaligh.
Punya suami yang "sangat tergantung" pada istrinya? Bingung membuat visi misi keluarga bahkan galau menjadi ayah? Coba tanyakan, beliau pasti tak dekat dengan ayahnya ketika masa anak.
Kok sebegitunya?
Ya! karena figur ayah dan ibu harus ada sepanjang masa mendidik anak anak sejak lahir sampai aqilbaligh, tentu agar fitrah seksualitas anak tumbuh indah paripurna.
Pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks. Pendidikan fitrah seksualitas dimulai sejak bayi lahir.
Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Menumbuhkan Fitrah ini banyak tergantung pada kehadiran dan kedekatan pada Ayah dan Ibu.
Riset banyak membuktikan bahwa anak anak yang tercerabut dari orangtuanya pada usia dini baik karena perang, bencana alam, perceraian, dll akan banyak mengalami gangguan kejiwaan, sejak perasaan terasing (anxiety), perasaan kehilangan kelekatan atau attachment, sampai kepada depresi. Kelak ketika dewasa memiliki masalah sosial dan seksualitas seperti homoseksual, membenci perempuan, curiga pada hubungan dekat dsbnya.
Jadi dalam mendidik fitrah seksualitas, figur ayah ibu senantiasa harus hadir sejak lahir sampai AqilBaligh. Sedangkan dalam proses pendidikan berbasis fitrah, mendidik fitrah seksualitas ini memerlukan kedekatan yang berbeda beda untuk tiap tahap.
Usia 0-2 tahun, anak lelaki dan perempuan didekatkan pada ibunya karena ada menyusui, di usia 3 - 6 tahun anak lelaki dan anak perempuan harus dekat dengan ayah ibunya agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional apalagi anak sudah harus memastikan identitas seksualitasnya sejak usia 3 tahun.
Kedekatan paralel ini membuat anak secara imaji mampu membedakan sosok lelaki dan perempuan, sehingga mereka secara alamiah paham menempatkan dirinya sesuai seksualitasnya, baik cara bicara, cara berpakaian maupun cara merasa, berfikir dan bertindak sebagai lelaki atau sebagai perempuan dengan jelas. Ego sentris mereka harus bertemu dengan identitas fitrah seksualitasnya, sehingga anak di usia 3 tahun dengan jelas mengatakan "saya perempuan" atau "saya lelaki"
Bila anak masih belum atau tidak jelas menyatakan identitas gender di usia ini (umumnya karena ketiadaan peran ayah ibu dalam mendidik) maka potensi awal homo seksual dan penyimpangan seksualitas lainnya sudah dimulai.
Ketika usia 7 - 10 tahun, anak lelaki lebih didekatkan kepada ayah, karena di usia ini ego sentrisnya mereda bergeser ke sosio sentris, mereka sudah punya tanggungjawab moral, kemudian di saat yang sama ada perintah Sholat.
Maka bagi para ayah, tuntun anak untuk memahami peran sosialnya, diantaranya adalah sholat berjamaah, berkomunikasi secara terbuka, bermain dan bercengkrama akrab dengan ayah sebagai aspek pembelajaran untuk bersikap dan bersosial kelak, serta menghayati peran kelelakian dan peran keayahan di pentas sosial lainnya.
Wahai para Ayah, jadikanlah lisan anda sakti dalam narasi kepemimpinan dan cinta, jadikanlah tangan anda sakti dalam urusan kelelakian dan keayahan. Ayah harus jadi lelaki pertama yang dikenang anak anak lelakinya dalam peran seksualitas kelelakiannya. Ayah pula yang menjelaskan pada anak lelakinya tatacara mandi wajib dan konsekuensi memiliki sperma bagi seorang lelaki.
Begitupula anak perempuan didekatkan ke ibunya agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit. Maka wahai para ibu jadikanlah tangan anda sakti dalam merawat dan melayani, lalu jadikanlah kaki anda sakti dalam urusan keperempuanan dan keibuan.
Ibu harus jadi wanita pertama hebat yang dikenang anak anak perempuannya dalam peran seksualitas keperempuanannya. Ibu pula orang pertama yang harus menjelaskan makna konsekuensi adanya rahim dan telur yang siap dibuahi bagi anak perempuan.
Jika sosok ayah ibu tidak hadir pada tahap ini, maka
inilah pertanda potensi homoseksual dan kerentanan penyimpangan seksual semakin menguat.
Lalu bagaimana dengan tahap selanjutnya, usia 10 - 14? Nah inilah tahap kritikal, usia dimana puncak fitrah seksualitas dimulai serius menuju peran untuk kedewasaan dan pernikahan.
Di tahap ini secara biologis, peran reproduksi dimunculkan oleh Allah SWT secara alamiah, anak lelaki mengalami mimpi basah dan anak perempuan mengalami menstruasi pada tahap ini. Secara syahwati, mereka sudah tertarik dengan lawan jenis.
Maka agama yang lurus menganjurkan pemisahan kamar lelaki dan perempuan, serta memberikan warning keras apabila masih tidak mengenal Tuhan secara mendalam pada usia 10 tahun seperti meninggalkan sholat. Ini semua karena inilah masa terberat dalam kehidupan anak, yaitu masa transisi anak menuju kedewasaan termasuk menuju peran lelaki dewasa dan keayahan bagi anak lelaki, dan peran perempuan dewasa dan keibuan bagi anak perempuan.
Maka dalam pendidikan fitrah seksualitas, di tahap usia 10-14 tahun, anak lelaki didekatkan ke ibu, dan anak perempuan didekatkan ke ayah. Apa maknanya?
Anak lelaki didekatkan ke ibu agar seorang lelaki yang di masa balighnya sudah mengenal ketertarikan pada lawan jenis, maka di saat yang sama harus memahami secara empati langsung dari sosok wanita terdekatnya, yaitu ibunya, bagaimana lawan jenisnya harus diperhatikan, dipahami dan diperlakukan dari kacamata perempuan bukan kacamata lelaki. Bagi anak lelaki, ibunya harus menjadi sosok wanita ideal pertama baginya sekaligus tempat curhat baginya.
Anak lelaki yang tidak dekat dengan ibunya di tahap ini, tidak akan pernah memahami bagaimana memahami perasaan, fikiran dan pensikapan perempuan dan kelak juga istrinya. Tanpa ini, anak lelaki akan menjadi lelaki yg tdk dewasa, atau suami yang kasar, egois dsbnya.
Pada tahap ini, anak perempuan didekatkan ke ayah agar seorang perempuan yang di masa balighnya sudah mengenal ketertarikan pada lawan jenis, maka disaat yang sama harus memahami secara empati langsung dari sosok lelaki terdekatnya, yaitu ayahnya, bagaimana lelaki harus diperhatikan, dipahami dan diperlakukan dari kacamata lelaki bukan kacamata perempuan. Bagi anak perempuan, ayahnya harus menjadi sosok lelaki ideal pertama baginya sekaligus tempat curhat baginya.
Anak perempuan yang tidak dekat ayahnya di tahap ini, kelak berpeluang besar menyerahkan tubuh dan kehormatannya pada lelaki yang dianggap dapat menggantikan sosok ayahnya yang hilang dimasa sebelumnya.
Semoga kita dapat merenungi mendalam dan menerapkannya dalam pendidikan fitrah seksualitas anak anak kita, agar anak anak lelaki kita tumbuh menjadi lelaki dan ayah sejati, dan agar anak anak perempuan kita tumbuh menjadi perempuan dan ibu sejati.
Agar para propagandis homo seksualitas tidak lebih pandai menyimpangkan fitrah seksualitas anak anak kita daripada kepandaian kita menumbuhkan fitrah seksualitas anak anak kita. Agar ahli kebathilan gigit jari berputus asa, karena kita lebih ahli dan berdaya mendidik fitrah anak anak kita.
Salam Pendidikan Peradaban
#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak
(Ustad Harry Santosa)
https://www.facebook.com/harry.hasan.santosa/posts/10213353357258539
2K notes · View notes
iftirar · 6 years
Text
Learning by Teaching (5)
Tantangan pendidikan anak di zaman kini semakin berat. Adanya teknologi komunikasi yang pesat menyebabkan anak dapat memperoleh informasi dari manapun. Karenanya, kita butuh pendidikan anak sesuai fitrahnya. Termasuk fitrah seksualitas.
Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau perempuan sejati. Menumbuhkan fitrah ini sesuai dengan kedekatan anak pada orangtuanya masing-masing.
Anak lelaki dekatkan kepada ayah agar anak dapat belajar, mengahayati, serta membangkitkan peran kelelakian dan peran keayahan. Libatkan dalam aktivitas pertukangan, merawat kendaraan dan belajar melindungi adik.
Anak perempuan dekatkan dengan ibu agar anak dapat belajar, menghayati, serta membangkitkan peran keperempuanan dan peran keibuannya. Libatkan dalam aktivitas merawat, menjahit, dan merawat adik.
Namun, dengan demikian tidak serta merta ayah menyerahkan sepenuhnya pengasuhan anak perempuan kepada ibu. Tetap harus ada peran ayah di dalamnya, mengingat fenomena anak yang berpacaran di bawah umur bisa disebabkan oleh hilangnya peran ayah dalam pengasuhannya sehingga ia mencari pengisi untuk kekosongan peran tersebut.
Kita harus menanamkan identitas diri kepada anak secara bijak. Jangan sampai anak laki-laki membenci dirinya menjadi laki-laki dan begitu pula sebaliknya. Ayah ibu diharapkan tidak bertengkar dan tidak menjelekkan di depan anak. Karena, pengasuhan anak memerlukan teladan yang baik.
Pemisahan tempat tidur sebagai upaya menanamkan kesadaran pada anak tentang eksistensi dirinya. Dengan adanya pemisahan tempat tidur, anak telah ditumbuhkan eksistensi perbedaan jenis kelamin. Hal ini berkaitan dengan kesadaran akan batasan aurat dan mahram.
Link edukasi:
https://id.theasianparent.com/waspadai-pubertas-dini
2 notes · View notes
dhitalviane · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Pemahaman Perbedaan Gender
0 notes
hasnidireja · 4 years
Text
#10 Ketika Anak Bertanya (FAQ yang biasa diajukan anak mengenai seksualitas dan cara menjawabnya
bicara tentang seks pada anak memang gampang-gampang susah yah, apalagi di era keterbukaan informasi seperti sekarang ini. Makin kesini selama 9 hari mengullas materi semakin sadar bahwa pendidikan seks itu penting tapi juga bingung bagaimana harus mengajarkannya.
Belum lagi kalau seoerang anak sudah tiba-tiba mengajukan pertanyaan.  “Adek bayi asalnya darimana Ma?”, sudah cukup membuat kepala kita pusing tujuh keliling.
seperti penjelasan sebelumnya sebenarnya Saat anak usia 3-4 tahun, ia sudah mulai mampu mengenali bagian-bagian tubuhnya serta menyadari bahwa ada  perbedaan antara anatomi tubuhnya dengan orang lain yang berlawanan jenis. maka sejak itulah ke kepan anak semakin meningkat.
Psikolog Sani B Hermawan, Psi, menyebutkan tujuh sikap orangtua yang tepat untuk menjawab pertanyaan anak:
Tumblr media Tumblr media
Selanjutnya kita simak beberapa contoh pertanyaan anak tentang seksuali
Kenapa tempat pipis perempuan dan lelaki berbeda?
Aku tuh, keluar dari perut mama, bagaimana?
Setelah mandi, kenapa aku nggak boleh telanjang tapi harus pakai handuk?
etc...
kira2 jawabnya bagaimana?
berbagai pertanyaan kadang membingungkan dan khawatir salah dalam menjawabnya, berikut contoh pertanyaan dan jawaban nya :
Tumblr media Tumblr media
0 notes
ummutaqiya · 4 years
Text
Ketika Anak Bertanya
Bismillaahirrhaamnirrahiim
ALhamdulillaah materi terakhir yang disampaikan oleh teh Imas, teh Dety, dan saya. Berikut materinya.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
momkayla · 4 years
Photo
Tumblr media
Memasuki kelompok terakhir, yakni kelompok 8 yg presentasi mengenai Penyimpangan Seksualitas, Pencegahan & Solusinya. . Pengertian Penyimpangan seksual (Paraphilia) adl gangguan emosional utk melampiaskan gairah seksual kpd benda, kebiasaan, atau hal2 lain yg tdk wajar dlm aktivitas seksual yg dilakukan secara berulang. . Jenis penyìmpangan seksual : 1. Eksibisionisme 2. Fetisisme 3. Frotteurism 4. Pedofilia 5. Sadomasokis 6. Transvestisme (Transvestic Fetishism) 7. Voyeurisme 8. Autogynephilia 9. Necrophilia 10. Zoofilia . Pengertian mengenai msg2 jenis penyimpangan seksual itu bisa dilihat di pic ya, digeser2 saja. . Penyebab penyimpangan seksual : 1. Trauma masa kecil 2. Kesulitan mengekspresikan perasaan&sulit memulai hubungan dg org lain 3. Berulang kali mendptkan aktivitas seksual yg menyenangkan thd situasi&obyek tertentu, sdh terbentuklah penyimpangan seksual pd situasi&obyek tsb. . Cara yg bs dilakukan mengatasi penyimpangan seksual : 1. Konseling 2. Obat2an 3. Terapi . Pencegahan yg bs dilakukan : 1. Pengertian ortu 2. Edukasi seks 3. Lindungi si kecil . Jika butuh bantuan, jgn ragu utk menemui bantuan profesional ya moms! . . . #hari10 #level11 #fitrahseksualitas #tantangan10hari #bunsaybatch5 #kuliahbunsayiip @institut.ibu.profesional (at Aston Kupang Hotel & Convention Center) https://www.instagram.com/p/B9UB1pcpr_N/?igshid=1wqtuihq928bp
0 notes
inurulb · 4 years
Text
Pemahaman Perbedaan Gender
Gender merupakan sifat perempuan dan laki-laki, seperti norma, peran & hubungan antara kelompok pria & wanita, yang dikontruksi secara sosial. Gender adalah sesuatu yang terbentuk secara sosial & bukan dari bentuk tubuh laki-laki maupun perempuan. Gender cenderung merujuk pada peran sosial & budaya dari perempuan & laki-laki dalam masyarakat tertentu. Gender umumnya dideskripsikan dengan feminim & maskulin.
🍁Dalam konsep gender terdapat :
🔹 identitas gender : cara pandang seseorang dlm melihat dirinya, sebagai perempuan atau laki-laki
🔹ekspresi gender : cara seseorang mengekspresikan gendernya (manifestasi) melalui cara berpakaian, potongan rambut, suara hingga perilaku
🍁Adapun perbedaan gender laki-laki & perempuan:
🔹 laki-laki : maskulin, gagah, berani, kuat
🔹perempuan : feminim, lembut
🍁Perbedaan gender & seks:
🔹 gender : karakteristik pria & wanita yg terbentuk dalam masyarakat
🔹seks : jenis kelamin, perbedaan biologis antara pria & wanita yg dpt dilihat dari alat kelamin serta perbedaan genetik.
Pentingnya memahamkan perbedaan gender pada anak ini karena dampaknya pada konsep diri, moral serta tanggung jawab yang akan diembannya. Hal ini sejalan dengan pentingnya meningkatkan fitrah seksualitas pada anak. Menurut Santosa, Harry (dalam Fitrah Based Educatiion, hlm. 188) pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks, pendidikan fitrah seksualitas dimulai sejak bayi lahir.
Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai laki-laki atau sebagai perempuan sejati. Fitrah seksualitas ditumbuhkan agar membuat anak mampu membedakan sosok lelaki dan perempuan, sehingga mereka secara alamiah paham menempatkan dirinya sesuai seksualitasnya, baik cara bicara, cara berpakaian maupun cara merasa, berfikir dan bertindak sebagai lelaki atau sebagai perempuan dengan jelas.
🍁Persamaan gender dalam islam:
🔹setiap laki-laki dan perempuan memiliki kewajiban dan hak yang sama dihadapan Allah, tertuang dalam Q.S An-Nahl : 97 dan Q.S. An Nisa : 124
🔹baik laki-laki maupun perempuan diperbolehkan menuntut ilmu setinggi-tingginya
🔹baik laki-laki maupun perempuan berhak mendapatkan warisan
🍁Perbedaan gender dalam islam
🔹kedudukan laki-laki sebagai pemimpin, dimana laki-laki sebagai pemimpin dan pelindung bagi perempuan, tertuang dalam Q.S. An Nissa : 34
🔹pembagian hak waris
0 notes
ecadiary13 · 4 years
Text
LEVEL 11 DAY 1
Alhamdulillah pada level kali ini kita akan belajar bersama. 10 hari ke depan kita akan menyimak presentasi dengan 10 tema berbeda dari 10 kelompok. Yeay, teaching by learning !
TEMA 1
Pemahaman Perbedaan Gender
1. Apa itu gender
Pengertian Gender menurut WHO
Gender : sifat perempuan dan laki-laki, seperti norma, peran & hubungan antara kelompok pria & wanita, yang dikontruksi secara sosial.
Gender adalah sesuatu yang terbentuk secara sosial & bukan dari bentuk tubuh laki-laki maupun perempuan. Gender cenderung merujuk pada peran sosial & budaya dari perempuan & laki-laki dalam masyarakat tertentu.
Gender umumnya dideskripsikan dengan feminim & maskulin
Dalam konsep gender terdapat :
- identitas gender : cara pandang seseorang dlm melihat dirinya, sebagai perempuan atau laki-laki
- ekspresi gender : cara seseorang mengekspresikan gendernya (manifestasi) melalui cara berpakaian, potongan rambut, suara hingga perilaku
Sumber : www.sehatq.com
Tumblr media
2. Apa perbedaan gender laki laki dan Perempuan
Perbedaan gender laki-laki & perempuan
- laki-laki : maskulin, gagah, berani, kuat
- perempuan : feminim, lembut
Perbedaan gender & seks
- gender : karakteristik pria & wanita yg terbentuk dalam masyarakat
- seks : jenis kelamin, perbedaan biologis antara pria & wanita yg dpt dilihat dari alat kelamin serta perbedaan genetik
Sumber : www.sehatq.com
Tumblr media
3. Pentingnya Memahamkan Perbedaan Gender pada Anak.
Pentingnya memahamkan perbedaan gender pada anak ini karena dampaknya pada konsep diri, moral serta tanggung jawab yang akan diembannya. Hal ini sejalan dengan pentingnya meningkatkan fitrah seksualitas pada anak. Menurut Santosa, Harry (dalam Fitrah Based Educatiion, hlm. 188) pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks, pendidikan fitrah seksualitas dimulai sejak bayi lahir.
Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai laki-laki atau sebagai perempuan sejati, Fitrah seksualitas ditumbuhkan agar membuat anak mampu membedakan sosok lelaki dan perempuan, sehingga mereka secara alamiah paham menempatkan dirinya sesuai seksualitasnya, baik cara bicara, cara berpakaian maupun cara merasa, berfikir dan bertindak sebagai lelaki atau sebagai perempuan dengan jelas.Seperti yang dijelaskan juga oleh Mbak Marita Ningtyas (dalam Grup Bunsay #5 Bandung) kelekatan yang baik dari kedua orangtua (ayah dan ibu) inilah yang menumbuhkan "kekuatan" anak dalam kepercayaan terhadap orangtuanya dengan memberi ruang bagi ego anak2nya, juga peran strategis si ayah yang sangat penting dalam mensuplay "ego" baik kepada anak laki2 maupun anak perempuan kelak akan menumbuhkan fitrah individualitas dan fitrah sosialitasnya yang mana memberikan kemampuan dan kepercayaan diri bagi anak2 dalam bersosialisasi di masyarakat sehingga anak2 kita tidak mudah menjadi korban bully maupun pelecehan seksual.
Tumblr media
4. Apa persamaan dan perbedaan gender dalam islam ?
-setiap laki-laki dan perempuan memiliki kewajiban dan hak yang sama dihadapan Allah, tertuang dalam Q.S An-Nahl : 97 dan Q.S. An Nisa : 124
Persamaan gender dalam islam
-baik laki-laki maupun perempuan diperbolehkan menuntut ilmu setinggi-tingginya
-baik laki-laki maupun perempuan berhak mendapatkan warisan
-kedudukan laki-laki sebagai pemimpin, dimana laki-laki sebagai pemimpin dan pelindung bagi perempuan, tertuang dalam Q.S. An Nissa : 34
Perbedaan gender dalam islam
-pembagian hak waris
Oleh: Syaikh Bakar Abu Zaid
PERBEDAAN Laki-Laki & Wanita YANG WAJIB DIIMANI
Laki-laki dan perempuan, menurut kodrat, syari’at, indra dan akal, jelas-jelas berbeda. Baik secara fisik, nilai-nilai maupun ketetapan syari’at untuk masing-masingnya.
Keduanya sama-sama berhak menghuni dunia, tetapi menurut kekhususan masing-masing.
Keduanya sama-sama berhak meramaikan bumi dengan peribadatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam hal ini, secara umum tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita. Tentang tauhid, aqidah, iman, Islam, pahala dan siksa. Begitu pula tentang hak dan kewajiban syari’at secara umum.
Dalam diri laki-laki ada pembawaan kekuatan fisik yang lebih sempurna. Sementara pada diri perempuan tidak sekuat laki-laki. Sebab perempuan harus mengalami haid, hamil, melahirkan, menyusui, mengurusi anak yang disusuinya dan melakukan pendidikan bagi lahirnya generasi masa depan.
Dari perbedaan dalam banyak hal di atas, melahirkan sejumlah besar konsekuensi hukum syari’at bagi keduanya. Dengan hikmah Allah Yang Maha Mengetahui, ada beberapa perbedaan hukum berkaitan dengan tugas dan kewajiban bagi laki-laki dan wanita. Masing-masing disesuaikan dengan keadaannya. Sehingga hidup menjadi sempurna, utuh dan masing-masing dapat melaksanakan tugasnya.
Itulah, mengapa wanita dicipta dari tulang rusuk Adam Alaihissallam. Jadi *wanita adalah bagian dari laki-laki, pengikut laki-laki*
Perbedaan secara fisik ini berakibat pada perbedaan kemampuan, baik fisik, akal, pemikiran, perasaan, kemauan, pekerjaan maupun daya kerjanya.
Secara khusus Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan tugas kepada laki-laki dengan beberapa hukum yang sesuai dengan fisiknya, ototnya, kemampuannya, daya kerjanya, kesabarannya, keuletannya dan kekuatan kerjanya di luar rumah untuk mencari nafkah bagi orang yang ada di dalam rumah.
Itulah kehendak kauniyah (ketetapan takdir) Allah dalam hal penciptaan dan pemberian anugerah terhadap laki-laki dan perempuan. Dari sana, kemudian Allah menetapkan kehendak syar’iyah (ketetapan syari’at)-Nya bagi masing-masing. Maka, bertemulah dua kehendak Allah tersebut bagi kemaslahatan hamba, keramaian dunia, dan teraturnya kehidupan individu manusia, rumah, jama’ah serta masyarakat.
Sedangkan kepada wanita, Allah Azza wa Jalla memberikan tugas-tugas khusus yang sesuai dengan fisik, kemampuan, keahlian, daya kerja dan daya tahan tubuhnya yang lebih lemah. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memberikan sejumlah pekerjaan kepada wanita untuk menyelesaikan urusan-urusan di dalam rumah serta mendidik generasi masa depan yang ada di rumahnya.
Contoh, hukum yang dikhususkan bagi laki-laki, di antaranya: laki-laki adalah pemimpin bagi rumahnya. Dia bertanggung jawab memelihara, menjaga dan mengontrol kehormatan rumah tangganya. Dia harus mencegah dan memberikan perlindungan agar tidak terjadi kehinaan serta kerusakan dalam rumah tangganya. Disamping bertanggung jawab mencari mata pencaharian untuk menafkahi semua penghuni rumahnya.
Berikut ini adalah beberapa contoh hukum yang dikhususkan bagi masing-masing.
[At Tahrim : 10].
[An Nisa’ : 34].
Maka, selamanya wanita tidak bisa disetarakan dengan laki-laki, apalagi berada di atasnya.
Contoh lain. Bahwa kenabian atau kerasulan tidak pernah ada, kecuali pada laki-laki.
[Yusuf : 109].
Contoh lain lagi. Bahwa perwalian umum atau kuasa perwalian umum, seperti dalam pengadilan, surat-surat kuasa dan semua perwalian lainnya seperti wali nikah, tidak boleh terjadi kecuali bagi laki-laki.
Laki-laki juga diberi kekhususan dalam banyak persoalan ibadah yang tidak diberikan kepada wanita. Misalnya, kewajiban berjihad, shalat jum’at, shalat jama’ah, adzan, iqamah dan lain-lain. Urusan thalak juga berada di tangan laki-laki, bukan di tangan perempuan. Demikian pula, anak-anakpun dinasabkan kepada bapaknya, bukan kepada ibunya.
Sedangkan hukum-hukum yang khusus dikenakan kepada wanita cukup banyak. Tersusun dalam bab-bab ibadah, mu’amalah, pernikahan beserta kaitan-kaitannya, peradilan dan lain-lain. Itu semua sudah diketahui jelas dalam Al Qur’an, Sunnah serta kitab-kitab fiqh. Bahkan banyak yang dibukukan secara tersendiri, semenjak dahulu hingga kini. Di antaranya berkaitan dengan hukum hijab (tutup aurat) dan dengan pemeliharaan terhadap kehormatannya.
Laki-laki memiliki kelipatan ganda dibanding wanita dalam hal waris, diyat (pidana ganti rugi), persaksian, pemerdekaan budak dan aqiqah.
Tumblr media
almanhaj.or.id
Sesi Tanya Jawab
1. Luluk Ulinnuha
Asiik..
Bismillaah..
Teh mau tanyaa..
Kalau mengacu dari pengertian gender poin 1, gender kan *sifat yaa ada norma, cenderung merujuk pada peran sosial budaya dalam masyarakat tertentu*, nah bisa dicontohin ini gimana teh? Soalnya masih bingung
Kalau poin 2 kan perbedaannya pada sifatnya yaa.. insyaAllaah udah kebayang kalau gender dari segi sifat.
Lalu, apa ada kondisi khusus yang memperbolehkan perempuan bisa menjadi pemimpin?
Jawaban :
Kalau poin 2 kan perbedaannya pada sifatnya yaa.. insyaAllaah udah kebayang kalau gender dari segi sifat.
Lalu, apa ada kondisi khusus yang memperbolehkan perempuan bisa menjadi pemimpin?
Dalam kondisi tertentu perempuan bisa menjadi pemimpin, yaitu
1. Perempuan adalah pemimpin terhadap anak-anaknya
“ Al Umm madrasatu al  ûlâ. ( Ibu adalah sekolah/madrasah  pertama bagi anak-anaknya).
2. Kepemimpinan perempuan dalam Urusan Rumah Tangga
Dari Ibnu Umar dikatakan bahwa Rasulullah bersabda “…dan wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya dan  dia harus bertanggung jawab”. (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Neni Gustiarini
Siap..
Cara tepat dan mudah dipahami menjelaskan kepada anak tentang perbedaan gender itu sendiri seperti apa ?
Jawaban :
Cara tepat dan mudah dipahami menjelaskan kepada anak tentang perbedaan gender itu sendiri seperti apa ?
1.Melalui Permainan Anak
Konsep gender bisa dikenalkan melalui permainan anak. Pada usia balita, anak-anak biasanya senang bermain rumah-rumahan. Anak perempuan bisa berperan sebagai ibu, sementara anak laki-laki berperan sebagai ayah. Permainan seperti ini berperan untuk mengenalkan perbedaan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan.
2. Melalui buku cerita
Pilihlah buku cerita yang ada 2 tokoh laki-laki dan perempuan, lalu tanyakan pada anak perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya tanyakan "tokoh ini lebih mirip ibu atau ayah nak?"
3. Melalui film
Pilihlah film yang menurut kita sebagai orangtua cocok untutk ditonton anak-anak. Setelah itu buatlah pertanyaan yg berhubungan dengn gender kepada anak2 atau bisa juga meminta anak-anak untuk bertanya kepada kita
Seperti yang sudah diuraikan dalam buku FBE, salah satu cara menjelaskan tentang gender adalah dengan kelekatan dengan anak dan keteladanan.
Dekat dengan anak, sehingga anak akan melihat imaji seorang ibu/ayah itu seperti apa, misal anak akan melihat cara berpenampilan orangtua. Dekati anak sesuai dengan usia anak
Cmiiw
Oleh-oleh Kelompok 1
Tumblr media
1 note · View note
sheilakp · 4 years
Text
11.10 Q&A
4 notes · View notes
detinnitami · 4 years
Text
Menjaga Diri
Dalam doa, kita senantiasa meminta pada Allah agar terlindungi dari api neraka, kejahatan, rasa malas, nasib buruk, penyakit dan musibah. Doa pun wajib diiringi dengan ikhtiar. Sebab ikhtiar lah salah satu tangga menuju tercapainya doa. 
Ikhtiar menjaga diri dan keluarga dari kejahatan dunia yang semakin hari semakin mengganas, sulit dikontrol dan ditebak, adalah sebuah tantangan yang harus diselesaikan dalam bentuk tim yang baik. Keluarga sebagai anggota tim harus bahu membahu menjaga ketahanan keamanan bersama. Salah satu isu yang berkembang di dunia kejahatan pada anak adalah isu kejahatan seksual. Entah apa yang ada di pikiran manusia, sampai hati menimpakan malapetaka bagi seseorang yang sedang bertumbuh, polos dan belum sepenuhnya mengerti naifnya dunia. Dunia bermainnya harus dikotori oleh dunia nafsunya orang-orang dewasa berakal hewan, bahkan hewanpun lebih mulia darinya.
Pelecehan ada banyak jenisnya, yang kesemuanya tidak layak untuk dilakukan oleh manusia manapun. Pelecehan seksual, termasuk secara fisik, lisan, isyarat, tulisan, gambar, maupun emosional adalah jenis intimidasi dan kejahatan yang menjijikan. Parahnya, kejahatan tersebut dapat terjadi baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Tugas orang tua dalam melindungi si buah hati dari berbagai jenis kejahatan seksual diantaranya adalah :
pendidikan seks usia dini, 
komunikasi produktif, 
pengajaran cara melindungi diri, dan 
pengajaran batasan anak dalam bermedia sosial. 
Jika anak sudah mengalami tanda-tanda kekerasan seperi : memperlihatkan perilaku seksual, terjadi perubahan fisik (luka), menutup diri, malas bergaul, sulit berkonsentrasi, prestasi menurun, jangan sungkan untuk menghubungi tenaga ahli yang kompeten.
Data statistik menunjukan banyaknya kasus kekerasan pada anak. Anak adalah makhluk hidup yang bergantung pada orang dewasa. Maka kita selaku orang tuanya, adalah pegangan tangan kehidupannya sebelum mereka mampu untuk menaiki tangga kehidupannya sendiri dengan ilmu, kematangan dan kemampuannya.
1 note · View note
kesacamelya · 4 years
Text
Resume #1: Pemahaman Perbedaan Gender
Pada tantangan kali ini, kelas kami dibagi ke dalam 10 kelompok dan setiap kelompok mempresentasikan tema yang sudah ditentukan. Tema hari ini: Pemahaman Perbedaan Gender. Berikut adalah resume presentasi hari ini:
Sex atau jenis kelamin adalah anatomi sistem reproduksi serta karakteristik seksual seorang laki-laki atau perempuan. Sex/jenis kelamin lebih kepada karakter secara fisik (kasat mata). Sedangkan Gender adalah serangkaian karakteristik yang terikat dan membedakan jenis kelamin berkaitan dengan perilaku, sifat, dan tanggung jawab.
Terjemah QS An Nisa ayat 34 : Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Dari ayat tersebut bisa dipahami bahwa Allah melebihkan kaum laki-laki bukan untuk mengetahui mana yang lebih unggul, karena Islam telah memberi aturan yang rinci berkenaan dengan peran dan fungsi masing-masing dalam menjalani kehidupan ini. Melainkan Allah melebihkan kaum laki-laki untuk mampu memimpin, membimbing dan mengayomi wanita (juga keluarga) menuju tercapainya kebahagiaan yang hakiki di bawah keridloan Allah yaitu Surga.
Pendidikan gender harus dimulai sejak dini, karena akan tersimpan di memori jangka panjang anak. Sehingga nantinya akan mempengaruhi perilaku dan kepribadiannya saat dewasa.
Beberapa tips dalam mengenalkan konsep gender pada anak usia dini adalah sebagai berikut:
Tumblr media
1 note · View note
mamah2a-blog · 6 years
Text
Game Level 11 Day 10
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Menjadi Orang tua jaman sekarang, bisa jadi tidak sesulit ketika menjadi orang tua dijaman dahulu dalam perkara membesarkan dan mendidik anak.
Hal ini terlihat dari Kesejahteraan (secara umum ya, kebanyakan) sudah meningkat. Bisa dibilang hampir semua orang memiliki akses mudah untuk menggunakan teknologi internet dengan menggunakan HP, wifi, warnet dll.
Dengan Semakin berkembangnya teknologi.Hal ini yang nyatanya saat ini menjadi salah satu tantangan yang lebih sulit bagi orang tua jaman sekarang dalam mendidik anak agar memiliki akhlak dan moral yang baik.
Pentingnya menanamkan pendidikan Fitrah Seksualitas sesuai dengan fitrah usianya , itulah kunci utama kita sebagai orang tua .. untuk menciptakan generasi yang tumbuh dengan baik akhlaknya.
Media baru (era digital) adalah istilah yang di gunakan dalam kemunculan digital, jaringan internet khususnya teknologi informasi komputer. Media baru sering di gunakan untuk menggambarkan teknologi digital.
Media baru memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan atau internet. selain internet seperti media cetak, telivisi, majalah, Koran dan lain-lain bukanlah termasuk dalam kategori media baru.
Media massa Beralih ke media baru atau internet karena ada pergeseran budaya dalam sebuah penyampaian informasi.
*mudahnya akses informasi yang menyebabkan bahaya pornografi dan sejenisnya juga mengintai anak-anak*
Memang tidak dipungkiri teknologi dan media sosial bagai pisau bermata dua.
Psikolog dan Pendiri Yayasan Kita dan Buah Hati Ibu Elly Risman berbagi tujuh cara mengasuh anak di era digital yang bisa dipraktikkan agar hubungan antara orangtua dan anak tetap terjaga.
*1. Tanggung Jawab Penuh*
Ketika bicara mengenai pola asuh anak, peran seorang ibu seringkali dianggap hal paling utama. Padahal menurut Elly, sosok ayah dalam mendidik anak tak kalah penting. Di era digital seperti sekarang ini, ayah dan ibu harus memiliki pandangan yang sama, yaitu _sama-sama bertanggungjawab atas jiwa, tubuh, pikiran, keimanan, kesejahteraan anak secara utuh_. Masih banyak orangtua muda masa kini yang melepaskan anak-anaknya secara total di tangan orang ketiga, entah mertua atau pembantu. Namun jika hal ini terpaksa dilakukan, maka perlu dicek kembali bagaimana sejarah dari orang yang Anda rekrut untuk menjaga buah hati.
"Sebuah tesis pernah membahas mengenai peran ayah. Anak-anak yang kurang sosok ayah, dan dia punya anak laki dia nakal, agresif, narkoba, seks bebas. Anak perempuan biasanya depresi, seks bebas. Jadi ayah harus selalu ada, pulang kerumah di era digital,"
*2. Kedekatan*
Perlu adanya kedekatan antara ayah dan anak, juga ibu ke anak. Kedekatan ini bukan hanya berarti melekat dari kulit ke kulit, melainkan _jiwa ke jiwa._ Artinya, Anda dan pasangan tak bisa hanya sering memeluk sang anak namun juga harus _dekat secara emosional._ "Banyak anak yang tidak dapat hal itu dari kecil sehingga jiwanya hampa,"
*3. Harus Jelas Tujuan Pengasuhan*
"Dari riset yang dilakukan Ibu Elly Risman untuk ibu 25-45 tahun, bekerja tak bekerja, ekonomi menengah ke atas dan menengah ke bawah. Mereka tidak punya tujuan pengasuhan. Mereka tidak tahu anak ini mau di bawa ke mana?"
Bu Elly Risman menyarankan agar orangtua mulai merumuskan tujuan pengasuhan sejak anak dilahirkan. Perlu membuat kesepakatan bersama suami, prioritas apa saja yang diberikan kepada anak dan bagaimana cara pendekatannya.
*4. Berbicara Baik-baik*
Orangtua harus belajar berbicara baik-baik dengan anak. Tidak boleh membohongi, lupa membahas keunikan anak, dan juga perlu membaca bahasa tubuh, serta mau mendengar perasaan anak.
"Menyalahkan, memerintah, mencap, membandingkan, komunikasi seperti ini akan membuat anak merasa tak berharga, tak terbiasa memilih dan tak bisa mengambil keputusan." 
*5. Mengajarkan Agama*
Menjadi kewajiban orangtua untuk mengajarkan anak-anaknya tentang agama. Pendidikan tentang agama perlu ditanam sejak sedini mungkin. Dalam hal ini, mengajarkan agama tak hanya terbatas ia bisa membaca Al-Qur'an misalnya, bisa berpuasa atau pergi ke gereja. Orangtua perlu menanamkan secara emosional agar anak menyukai aktivitas itu. 
"Jangan kosong dan lalu dimasukkan ke sekolah agama. Tidak ada dasarnya jika begitu. Bisa dan suka itu berbeda. Bisa hanya sekadar melakukan, tapi jika suka, ada atau tidak ada orangtua dia akan tetap baik," tutur beliau.
*6. Persiapkan Anak Masuk Pubertas*
Kebanyakan orangtua malu membicarakan masalah seks dengan anak dan cenderung menghindarinya. Menurut Ibju Elly Risman, pembicaraan justru perlu dimulai sejak dini dengan bahasa yang mengikuti usianya. 
"Kalau sudah keluar air mani, sudah menstruasi, itu artinya mereka sudah aktif secara seksual dan sudah telat untuk menanamkan tentang pemahaman seks. Ya jadi suka-sukanya anak, dia bebas melakukan berbagai macam hal"
*7. Persiapkan Anak Masuk Era Digital*
Bukan berarti Anda harus memberikannya gadget sejak bayi. Namun mengajarkan anak jika penggunaan gadget ada waktunya dan memiliki batasan untuk itu. Akses internet pun perlu dibatasi untuk mencegah anak melihat situs yang tidak diinginkan. 
"Ajarkan mereka untuk menahan pandangan, menjaga kemaluan. Karena jika otakmu rusak, kemaluanmu tidak bisa dikendalikan. Jika kita tidak membicarakan, anak tidak tahu bagaimana akan bersikap ?"..
Kedepankan komunikasi sebagai pengganti gadget. Sebagai contoh, ajak anak bicara tiap kali pulang sekolah. Hal-hal di sekolah seperti tugas menumpuk, teman jahil atau guru menyebalkan sudah menjadi hal berat untuknya. Oleh karena itu, Ibu Elly menyarankan untuk berkomunikasi tentang perasaannya. Misalnya tanya perasaannya di hari itu, apa yang membuatnya bahagia dan apa yang membuatnya sedih. Dengan begitu, secara otomatis anak akan dengan mudah bercerita pada Anda tiap kali ia merasakan sesuatu. 
_"Ketika anak dibatasi dia pegang gadget, orangtua perlu beri alternatif lain._ Contohnya ikuti les sesuai hobby dan minatnya seperti berenang, main basket, futsal, gitar atau apa yang disukai anak,"
Beberapa link yang dapat dijadikan referensi yaitu :
https://youtu.be/4we7BMVaggk
http://kitadanbuahhati.co/vitamin-a-untuk-si-gadis-kecil/
https://youtu.be/IyoCsrqrwKQ
0 notes
iftirar · 6 years
Text
Learning by Teaching (8)
Pendidikan Seksualitas
Apakah pendidikan seksualitas penting? Dengan maraknya fenomena "Kids jaman now", anak-anak memasuki usia baligh dengan lebih cepat tanpa diikuti dengan aqil. Data dari Yayasan Kita dan Buah Hati menunjukkan bahwa 48% anak laki-laki usia 10-11 tahun mimpi basah dan 52% perempuan mengalami menstruasi pada usia 9 tahun. Karenanya, pendidikan seksualitas ini sangatlah penting.
Ada beberapa tujuan pendidikan seksualitas, yakni:
a. Meluruskan pemahaman yang terbentuk di masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa pendidikan seks adalah tabu karena dianggap porno. Padahal, melalui pendidikan seks yang baik dan benar, anak-anak dapat diajari untuk mencegah akses ke pornografi.
b. Mengenalkan bahaya seks bebas
c. Membimbing anak ke arah hidup dewasa
d. Menanamkan dasar yang penting
e. Menjaga diri dari eksploitasi seksual
Pada dasarnya, pendidikan seks adalah tanggung jawab berbagai pihak yang terkait dengan perkembangan anak. Ada empat pihak yang berhak sekaligus wajib memberikan pendidikan seks, yakni:
a. Keluarga —> Pendidikan seks secara informal
b. Sekolah —> Pendidikan seks secara formal
c. Lingkungan —> Pendidikan seks secara nonformal
d. Pemerintah —> Regulasi mengenai pendidikan seks
Ada empat tahap perkembangan pendidikan seksualitas, yakni:
a. 0-7 tahun (Tahap Pengenalan)
b. 7-10 tahun (Tahap Penyadaran)
c. 11-14 tahun (Tahap Pengujian)
d. >14 tahun (Tahap Penyempurnaan/Aqil Baligh)
Link edukasi:
https://www.islamicity.org/2191/sex-education-an-islamic-perspective/
1 note · View note