Tumgik
#hadits pendek tentang cinta
radad · 9 months
Text
Hadits Tentang Cinta Beserta Tulisan Arab
Bahasaarab.ahmadalfajri.com – Hadits Tentang Cinta Beserta Tulisan Arab Download Terjemahan Kitab Tijan Darari Cinta adalah sebuah tema yang menjadi pembahasan cukup menarik dan juga cukup penting. Dalam syariat, cinta itu menjadi sebuah patokan tentang kesempurnaan iman seseorang. Bagi kaum milenial, Cinta adalah sebuah pembahasan yang cukup indah. Pembahasan tentang cinta adalah pembahasan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mulyatin1089 · 2 years
Text
Burung Pipit
Tumblr media
#buku Belajar Cinta dari Seekor Burung Pipit المواعظ العصفورية Kumpulan Hadits Nabi tentang #Love & Kasih Sayang Penulis Syekh Muhammad bin Abu Bakar AL-'Ushfûri Ukuran 1,4 x 14 x 21 Cm Tebal 322 Halaman Berat 400 Gram Sampul Soft Cover ISBN 978-623-7327-20-2 978-602-1583-67-8 (PDF) Penerbit @turos_pustaka Cetakan Pertama, Juli 2019 Agen Reseller @mulyatin1089 물야띤 ملیت Harga Rp80Ribu/$80
Sinopsis Kitab ini berisi 40 Hadits Pilihan yang bertema Humanisme Namun, Hadits tersebut secara spesifik menjelaskan Bagaimana #Islam sangat Akrab dengan Cinta & Kasih Sayang yang menyeluruh untuk Semua Makhluk Hidup Selanjutnya setiap Hadits dijelaskan dengan Cerita Pendek yang Seputar Kehidupan Nabi, Para Sahabat & Tokoh #Muslim
Karena Isinya Menarik serta mengambil Banyak Hikmah yang Terkandung dibalik #History #Inspiration didalamnya sambil Santai di Rumah untuk membacanya Kitab ini dijadikan Kajian Wajib bagi Para Santri Di Pesantren, Para Kyai membacakan Kitab ini dihadapan Santri sesaat menjelang Berbuka Puasa
Nama 'Ushfûr sendiri berarti Burung Pipit Ia salah Satu Kisah Terbaik dalam Buku ini Seekor Burung Mungil yang Berhasil menyelamatkan Nasib Kholifah Umar bin Abdul Aziz di Alam Kubur Dari Nama inilah, Sang Penulis merasa terinspirasi untuk menamai Kitabnya dengan Nama yang Mirip dengan Kisah Seekor Burung Pipit itu Yakni AL-Mawaizh AL-'Ushfûriyyah Jika diartikan secara Harfiah, Nama itu menjadi Kisah Teladan dari Seekor Burung Pipit
wa.me/+6289637664260 https://t.me/Mulyatin1089 https://www.facebook.com/muliyatin1089 https://instagram.com/mulyatin10 https://mobile.twitter.com/Mulyatin1089 https://linktr.ee/Mulyatin mulyatin1089.tumblr.com https://linkedin.com/in/mba-mulyatin-953508165 https://pinterest.com/Mulyatin https://tiktok.com/@user97820702 https://open.spotify.com/user/31qho5qkjb6m6spdn5bawwhpgwyy https://www.wattpad.com/MulMulyatin https://lummoshop.com/bukumewarnai1 https://lynk.id/Mulyatin https://youtu.be/g1g1p1JNMAU https://m.youtube.com/channel/UCAmA0vWZHhiDZiJDxy4A-dw/featured mulyatin1089.blogspot.com #Korea #BliBli #BTS #Shopee #KPop #Lazada #BanggaBuatanIndonesia #RedVelvet #TurosPustaka #BooksTagram #Tokopedia #Hangeul #BookLover #BlackPink #Bukalapak #KDrama #Amazon #NCTDream #GoodReadsWithAView #NCT127
1 note · View note
wordsformyworld · 2 years
Text
Tumblr media
I posted 54 times in 2021
48 posts created (89%)
6 posts reblogged (11%)
For every post I created, I reblogged 0.1 posts.
I added 0 tags in 2021
Longest Tag: 0 characters
#
My Top Posts in 2021
#5
Getir aja rasanya membaca berbagai postingan yang merendahkan (*iya, merendahkan) orang-orang yang memilih childfree. Aku sendiri bukan childfree (yo ora lah plis deh wis anak loro ngene). Tapi kalau ada orang memilih childfree, ya aku tidak akan menganggapnya kurang ilmu atau tidak bisa merawat akal dan hidayah apalagi tidak beriman atau percaya Allah Menjamin Rizki. Aku percaya setiap orang punya proses hidup yang panjang sebelum sampai ke setiap keputusan. Serta merta melihat keputusan semata, artinya menegasi proses hidup yang telah mereka lewati, yang aku sama sekali tidak alami.
Aku punya uwa. Yang tidak hanya childfree, tapi memilih tidak menikah. Alasannya apa, aku tidak tahu, hal semacam ini pasti bukanlah hal sederhana untuk dipahami. Yang aku tahu, dia punya banyak anak yatim yang dia hidupi bahkan sekolahkan. Yang aku tahu, dia selalu ada saat keluarga membutuhkan, selalu hadir menjenguk bahkan meskipun harus naik bis 12 jam karena beliau tidak punya mobil sendiri apalagi sopir. Dan beliau, seorang pejabat eselon tinggi di Kementrian XX yang sudah keliling Indonesia bahkan dunia.
Kenapa sih.
Kenapa kalian selalu ingin manusia sependapat dengan kalian.
Kenapa kalian selalu menganggap yang berbeda pandangan itu salah dan tidak beriman.
Dengan candaan yang merendahkan para pemilih childfree, kalian anggap mereka kurang ilmu, kurang iman, dan membahayakan dunia jagat raya.
Dan tentu saja aku akan dianggap membela gerakan childfree. Haha tidak heran. Kalian kan selalu dikotomis, kalau nggak sepakat A ya pasti B. Ya kan? Karena segala yang berseberangan dengan kalian itu membahayakan dunia maka harus dilawan dan diberantas.
*akhirnya kamu tulis juga nad tentang ini. Setelah menahan diri berkomentar sekian lama.
Dari twitternya @urfa-qurrota-ainy
Tumblr media
11 notes • Posted 2021-08-31 01:57:15 GMT
#4
Mengajarkan Agama pada Anak
Jujur saja, kalau sudah ngomongin agama, aku merasa (harus) amat berhati-hati. Kadang aku merasa takut, apalagi dengan Fahima, manusia kritis yang bisa bertanya apa saja. Aku takut tidak bisa memberi jawaban yang bisa ia terima. Aku takut tidak bisa memberi contoh tentang perilaku beragama yang mewujud, tidak sekedar pada teks atau kaidah tapi benar-benar sebuah penjiwaan yang aksiomatik; tidak berdasar tuntutan sekitar, tapi juga pada pemaknaan dan usaha menggapai cinta Allah.
Aku sendiri merasa sedang menggali lagi makna keber-agama-an dalam diriku. Maafkan aku yang dulu, yang teramat naif. Iya, aku merasa naif. Iya sih, punya banyak teman yang soleh-soleha, paling tidak begitulah yang kulihat, namun mungkin dalam sudut kecil di hatiku, hal ini membuatku bangga dan mungkin merasa lebih baik daripada manusia lain, yang jilbabnya lebih pendek barangkali, atau yang bahkan tidak pakai kaos kaki, atau yang tidak hafal Hadits Arbain... karena ya, aku hafal Hadits Arbain, hafal beberapa juz, bangun tiap jam 3 untuk tahajjud (ya namanya masih gadis, waktu adalah sepenuhnya milik kita). Tapi... tapi.... tapi apakah memang itu yang disebut beragama?
Tidak tahu juga aku. Hanya teringat pada ceramah NAK. Ada orang yang hidup seperti di padang pasir berfatamorgana, suasana di sekitarnya terang benderang, ia merasa bisa melihat segala sesuatu. Tapi, fatamorgana tetaplah maya. Artinya ada orang yang hidup dalam lingkungan yang begitu relijius, dia bercakap sangat relijius, tapi bisa jadi surga baginya adalah fatamorgana. Ya begitulah kira-kira. Aku jadi sedih mengingati masa laluku. 
Yang kini aku tahu, aku merasa lebih bertanggung jawab pada jiwa islamku. Perubahan hidup itu pasti. Pertemuan dengan berbagai orang baru dan lingkungan baru itu takdir. Kini aku bertemu dengan orang dengan berbagai latar belakang yang bisa jadi nilai amal kebaikannya amat jauh lebih berat di mata Allah daripada apa yang bisa ditangkap mataku.
Memang mana yang lebih sulit: bangun tahajjud atau sabar menghadapi orang tua toksik?
Jawabannya tentu saja wallahua’lam, tapi yang jelas tahajjud tidak akan meninggalkan luka mental bertahun-tahun dan sakit hati berkepanjangan. Orang juga nggak akan tahu kalau kamu sedang sendirian berjuang mendidik anak karena suamimu malas bekerja, orang nggak tahu kalau motivasimu bekerja keras adalah karena ibumu ditinggalkan bapakmu di kota nun jauh di sana, orang nggak akan tahu kalau tiap malam kamu pulang kerja harus mengurus bapakmu yang rewel karena habis kecelakaan dan luka parah ~~~~well, itu semua adalah yang dialami teman-temanku sekarang. 
Kadang aku merasa clueless. Luthfi mengkritikku ketika membacakan cerita Nabi Ismail tanpa sensor, atau Nabi Ibrahim yang dibakar, atau Nabi-Nabi lain yang jujur saja ceritanya memang ada unsur harsh. Kata Luthfi, ya memang agama kita punya kisah-kisah itu, tapi apakah sesuai untuk disampaikan secara literal kepada anak lima tahun? Ya, NAK pun meminta kita berhati-hati saat bercerita agama kepada anak-anak karena memang ada unsur kejam, tidak masuk akal (ya namanya juga mukjizat), dan lain-lain.
NAK bilang pendidikan Islam itu harus transformatif; dan uniknya, yang transformatif ini tu justru nggak bisa dirayakan. Para orang tua berbangga ketika anaknya hafal sekian juz, atau bangga anaknya solat 5 waktu, bangga anaknya udah puasa saat usia sejak dini... YA MEMANG NGGAK SALAH JUGA BAMBANK! Tapi, apakah itu transformatif? seriusan gue nanya.
Apakah anak kita sudah membuang sampah pada tempatnya? sudah menghormati orang yang lebih tua? sudah menyayangi teman-temannya? sudah taat lalu lintas? sudah bisa antri? sudah menyadari bahwa dia hidup berdampingan dengan alam dan makhluk lain? sudah bisa menyaring informasi dari sekitar, mana yang baik mana yang buruk? atau di titik ekstrimnya, sudah mampu mengamati masalah di sekitarnya dan merumuskan solusi? Nah, hal-hal begini kan nggak bisa dirayakan; nggak panggung-able.
Kalau pikiranku sudah mentok, yaa kugelar sajadah saja.
“Ya Allah Ya Hadi... berilah kami petunjuk untuk mendidik anak-anak kami. Karena Engkaulah, sebaik-baik pendidik....... dst.”
11 notes • Posted 2021-03-24 02:18:18 GMT
#3
Doa (tidak ada) yang Receh
Hari-hari ini kami sedang berusaha keras mengenalkan dot pada Sofi. Cuti yang segera berakhir membuatku frustrasi karena si bayi tak kunjung mau menerima dot.
Apalagi belum juga ada kejelasan siapakah pengasuh untuk bayiku nanti. Alhamdulillah Luthfi masih WFH dan dia tidak keberatan mengasuh anaknya sendiri karena segala kelas dan penelitiannya sudah rampung. Tapi tentu saja aku tak tega meninggalkannya tanpa bantuan. Apalagi kalo Sofi udah nangis, ampuun, nangisnyaa betaaahhh... ya betah kenceng ya betah lama.
Aku benar-benar desperate. Bagiku, masa-masa ini sungguh masa yang kritis: aku akan back to work, Sofi belum lancar pake dot, pengasuh belum jelas DITAMBAH pindahan rumah (lagi) pula. Aaarrgh, pening hamba memikirkan semua itu.
Dalam putus asaku, aku berdoa: Ya Allah, bukankah Kau ini Maha Mampu. Pastilah amat mudah bagiMu mengurus ini semua. Bantulah aku ya Allah. Kumohon. Dengan segala amal baikku. Paling tidak, jadikan Sofi bisa lancar minum dot. Aku meninggalkannya bukan untuk bermaksiat ya Allah. Aku hanya ingin berbuat baik. Aku mohon bantu aku. Paling tidak (lagi), berilah petunjuk aku harus melakukan apa karena sungguh aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana.
Teringatku di masa mengajarkan Sofi pake dot; ya nyoba pake sendok, ya gendongin sesiangan sesorean sampai sakiit punggung demi mencari pola dia ni maunya pake dot kalo dalam situasi bagaimana, juga beli bottle warmer karena siapa tahu faktor suhu, pun beli dot baru karena siapa tahu faktor dot.
Aku bercerita demikian pada Luthfi dan ibuku. Dua-duanya tertawa. "Tenang aja Mbak, pertolongan Allah akan datang kata Ibu. Dikiiit lagi. Allah lagi menguji saja."
Pengen mewek aku rasanya dibilangin gitu. Bertanya-tanya apakah ikhtiarku masih kurang? Atau memang lagi diuji aja?
"Dulu pas mau nikahin mbakmu, aku juga lagi nggak punya uang, Mbak. Tapi aku yakin pasti Allah akan bantu." kata Ibuku.
"Tapi Mami kan tau itu udah mau jadwal sertifikasi... jadi yaa pasti akan ada dana." selorohku.
Ibuku tertawa. "Kata siapa? Kalo Allah berkehendak ada halangan, yaa bisa aja nggak turun kan dananya. Hayoo."
Aku terdiam. Tentu saja Ibuku benar. Ibuku selalu benar. Semua terjadi atas kehendak Allah. Pun sekarang, segala kepusingan, segala kegundahan... ini juga terjadi atas kehendak Allah. Allah tetaplah sebaik-baik Perencana.
Tapi, ya Allah, ku merasa pusing sangat. Maafkan hambaMu ini. Diuji begini aja udah desperate. Membandingkan ujian-ujian yang dialami orang lain, merasa receh sekali aku nii.
Ya maksudnya, kamu bukanlah satu-satunya working mom di muka bumi Nad. Semua working mom juga akan gundah mau ninggal anaknya, apalagi pandemi gini. Semua working mom juga berusaha untuk nyari pengasuh dan ngajarin anaknya minum selain langsung dari Ibunya. Shortly, masih wajaar Nad yang kau alami niih.
Kata orang, doa itu nggak boleh maksa. Kalo kataku mah, yaa mau maksa juga kan tetep aja Allah yang berkehendak. Saat dimana kita merasa begitu tidak mampu atas sesuatu... lalu kita memohon dan mengharap dengan sebenar-benar harap... ya ke siapa lagi kalo bukan ke Allah.
Pun bukankah sebenarnya Allah juga sudah tahu segala hajat kita? Tapi saat dimana kita bersimpuh dan menengadah, merasakan betapa tidak mampunya kita akan sesuatu, air mata yang tak lagi bisa dibendung, merengek dan memohon layaknya anak kecil minta permen DAN di saat yang sama kita tahu bahwa segala sesuatunya sudah dipersiapkan olehNya, di saat yang sama kita pun tahu bahwa Allah sudah ada ketetapan akan ini semua, sebagaimanapun apakah ketetapanNya bersesuaian dengan keinginan kita atau tidak. Sungguh, dalam permohonan yang mendalam itu kita yakin betul bahwa Allah tetaplah Ar Rahmaan Ar Rahiim, tetaplah Al 'Alim Al Aziz.
Jadi tidak. Tidak ada doa yang receh. Karena jika doa adalah komunikasi layaknya curhat, kepada Allah lah, komunikasi terbaik kita. Dan jika doa adalah permohonan, tetaplah Allah adalah satu-satunya tempat memohon. Tapi bagiku, doa adalah kebutuhan: kebutuhan untuk merawat diri kita, meyakinkan diri bahwa kita sudah dijamin oleh sang Maha Menjamin, bahwa kita akan ditolong oleh sang Maha Menolong.
Doa adalah satu-satunya tempat tak bersekat yang membuat kita dekat kepada Allah, saat terbaik untuk mengakui segala kelemahan, kegundahan, dan ketidakmampuan. Dan di saat yang sama, meletakkan harap kita dan merawat keyakinan bahwa jika ini semua kehendakMu, maka Engkau tak pernah menyia-nyiakan hambaMu.
Untukmu yang sedang menginginkan sesuatu di 2021 nanti, sedang berharap sesuatu... Mari. Mari tetap berdoa, sereceh apapun keinginan kita.
10 notes • Posted 2021-01-01 02:10:02 GMT
#2
Tumblr media
My circle is so small now. Yet that small circle is so close and pure.
Ada banyak perubahan yang terjadi dan kupilih untuk terjadi dalam hidupku. Namun, tetap ada orang-orang yang menyayangiku dengan tulus simply for who I am. Orang-orang yang tidak berubah memandangku.
Yuana salah satunya. Makasih ya.
*nomer sepatuku 37 yu.
10 notes • Posted 2021-10-13 05:11:14 GMT
#1
Suatu hari aku baca seseorang menulis tentang anaknya... "semoga bisa menegakkan agama Allah dan mengembalikan kejayaan Islam."
Untuk sekian detik aku menatap tulisan itu. Lalu tanyaku dalam hati, "bolehkah niatku mendidik anak-anak (anakku dan anak mereka) adalah untuk membangun semua manusia? Regardless their religion?"
Benar-benar sebuah tanya.
8 notes • Posted 2021-10-27 04:59:49 GMT
Get your Tumblr 2021 Year in Review →
3 notes · View notes
kekatazain11 · 4 years
Text
Pernak-Pernik Hujan
@kekatazain11
Hujan adalah bahasa langit untuk makhluk di bumi. Hujan turun ke bumi  dengan membawa berkah dari langit dan menciptakan ekspresi tak bisa terkatakan. Sesekali manusia mengumpat hujan, karena tak segera reda. Orang-orang mengekspresikan dengan wajah ditekuk dan muka suram. Seolah-olah ketika ia menyapa bumi, hanya membawa petaka. Kabar mengenai Jakarta tenggelam, misal. Tak lain, juga karena hujan yang tak kunjung reda, selain karena ulah manusia. Hujan menghadirkan wajah-wajah manusia yang kelu. Kita tengok sejenak karya dari sastrawan Sapardi Djoko Damono. Karyanya telah mengalami ekarnisasi-perubahan wujud. Puisi Hujan bulan Juni yang sederhana berubah menjadi novel, film, dan komik. Ada pula yang membuat musikalisasi puisi dan film pendek, mari kita simak puisinya.
"tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu"
Puisi tersebut menggunakan bahasa yang sederhana dan meneduhkan. Bercerita mengenai seseorang yang tak bisa mencintai seseorang dan hanya menyembunyikan perasaannya. Bahkan, hanya melalui rintik-rintik hujan. Juni merupakan musim kemarau dan hujan pada puisi tersebut jatuh pada bulan Juni. Hal tersebut dapat diartikan kemustahilan, sebab hujan tidak turun di bulan Juni. Seolah Sapardi menceritakan pada kita, hujan menjanjikan hal-hal yang menyedihkan. Tentang hati yang merangsang dan menganga. Ada ragu dalam puisi tersebut dan membuat kelu. Terlebih lagi, kata-kata ‘dari hujan bulan Juni’ mengalami repetisi. Hal ini bertanda bahwa, penekanan penyair terletak di bagian tersebut.
Bukan hanya Sapardi Djoko Damono yang tergiur dengan hujan. Di novel Orang-Orang Biasa garapan Adera Hirata (2019:71), juga menampakkan hujan di dalamnya. Hujan mengalami dua persimpangan antara penduduk Belantik dan seorang tokoh bernama Ibu Atikah. Diceritakan bahwa penduduk Belantik menyukai hujan, karena setelah hujan segalanya tampak bersih. Berbeda dengan Ibu Atikah saat hujan itulah, ia melihat suaminya cekikan bersama dengan perempuan lain. Perselingkuhan yang dilihat di pelepuk matanya, telah membuat luka di ulu hati. Peristiwa di novel itu digambarkan seperti sinetron, payung dalam genggaman Ibu Atikah dibuang dan ia memanggil suaminya. Hanya saja suaminya tetap tak mendengar, sebab terhalang oleh suara hujan. Saat itulah hujan tak hanya turun di bumi, namun juga di pipi Ibu Atikah. Perkara manusia, cinta, dan hujan sepelik itu. Hujan bahasa bagi penyair dan pencipta lagu sendu.
Lain lagi dengan band indie Efek Rumah Kaca (2007) yang menggaungkan hujan melalui lagunya “Desember”: Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi dibalik awan hitam/Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini/Menanti, seperti pelangi setia menunggu hujan reda/Aku selalu suka sehabis hujan di bulan Desember/Hujan di bulan Desember/Sampai nanti ketika hujan tak lagi/meneteskan duka meretas luka/Sampai hujan memulihkan luka. Desember bulan dari segala harapan dan penantian. Desember merupakan jadwal hujan turun ke bumi. Bersamaan hujan turun ada hal-hal yang tak menyengankan datang. Kata elegi di dalam lagu itu artinya syair yang mengandung ratapan. Hujan diekspresikan dengan sesuatu yang menyedihkan dan menyayat hati. Seseorang yang menunggu untuk ada yang menyembuhkan luka-lukanya. Hujan sebenarnya tak melulu demikian tentang sendu.
Hujan mengingatkanku sesuatu, mengenai harapan-harapan kecil bersama dengan temanku ketik masih remaja. Kami tahu ketika hujan saatnya doa-doa terhijab, maka kami akan saling menutup mata dan mengadahkan tangan. Seolah minta untuk segera dikabulkan, maklum ketika itu kami duduk di bangku kelas 12 SMA. Berbagai ujian harus kami lalui, mulai dari ujian pratik, ujian sekolah, dan ujian nasional. Hari-hari begitu cepat berlalu dan jarang ada jeda. Interprestasi kami ketika itu hujan sebagai bahasa langit, siapa saja yang meminta kepada Rabb kemungkinan besar akan dikabulkan. Tentu saja ketika itu, kami meminta untuk lulus di segala ujian.
Maka, hujan bukan hanya perkara kesedihan yang tak berujung. Umpatan yang keluar dari mulut ketika hujan itu juga merupakan doa. Hujan datang bukan untuk diolok-olok. Ia datang untuk mengilhami manusia, tentang ketenangan dan syukur. Sekalipun kadang hujan datang menyebakan banjir di kota besar, yang artinya hujan sendang bercakap pada manusia. Hujan datang untuk menguji hati yang benar-benar lapang.
“Dua do’a yang tidak akan ditolak:  do’a ketika adzan dan  do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ no. 3078.)
Jumat, 7 Februari 2020
*)Terlewat satu hari tak memposting tulisan hehe.
31 notes · View notes
kaktus-tajam · 4 years
Text
Breaking the Wall: My Thoughts on Arabic Language
Sebulan di negara mayoritas non muslim, aku pulang beroleh-oleh rasa malu.
Perihal ditanya bertubi-tubi oleh sahabat Jerman saya yang penasaran tentang islam,
"Kamu baca apa dalam shalatmu? Cara baca kitabmu bagaimana? Dalam bahasa apa? Oh Arab.. Wah kalian sebagai muslim berarti sudah paham bahasa Arab? Hah, kalau tidak, gapapa?"
-
Lalu begitu saja ketika dalam satu masjid di kota.. Allah pertemukan dengan Sister Nisa, seorang Indonesia yang lama bermigrasi ke Melbourne.
Obrolan singkat malam itu diakhiri bertukar kontak. Lantas, beberapa hari kemudian kami dijumpakan kembali. Nampaknya, Allah ingin aku banyak belajar darinya.
Seorang yang rela meninggalkan keluarga dan pekerjaan untuk belajar bahasa Arab ke Sudan, berdua dengan suami.
"But why?" Aku tanya. Apalagi, pekerjaannya bukan yang mudah saja ditinggal yaitu sebuah toko busana muslim milik keluarga, yang berdiri 15 tahun lalu.
Ia bercerita dalam bahasa Inggris (because she's practically bule.. hehe).
"Setelah menikah aku dan suamiku pergi haji. Perjalanan itu menjadi titik tolak hidup kami, dan aku jatuh cinta pada kisah seorang Nabi Ibrahim alaihissalam. Pengorbanan, yang menjadikan dirinya terabadikan. Lantas aku teringat, ketika sekelilingku menangis saat menghadap Allah dalam shalat yang khusyuk. Namun aku di sana terdiam, karena tidak paham.
Aku kesulitan menghafal surat-surat pendek, menghafal hadits, kesulitan berkoneksi dengan Allah..
Pulang, kami berpikir. Kami akan kelak memulai keluarga kecil kami sendiri. Dengan segala keterbatasan kami, kami merasa..
No, we cannot stay still. We need to do something about this."
-
Sudan, kota tandus bersengat matahari.
Gejolak rasa atas aslinya tanah bumi, tidak diindahkan, tidak pula ditaruh dalam hati.
Mandian peluh, menjalaninya tanpa keluh.
Dalam keterasingan, menemukan Kedekatan.
-
Setahun kemudian, setelah melihat di bawah batang hidung sendiri adanya revolusi.. setelah akhirnya menemukan titik adaptasi.. beliau masih merindukannya. Merasa Allah mudahkan prosesnya dan bagaimana alat itu semakin dikuasai. Bersyukur, alhamdulillah. Sehingga tembok itu perlahan dipanjatnya, ke sisi lain yang selama ini dinantinya.
-h.a.
Jogjakarta, malam-malam menjelang OSCE kompre
Semoga Allah melindungi Kak Nisa sekeluarga!
Tumblr media Tumblr media
check out her blog (click here) on her Sudan post and her vision to learn Arabic.
2 notes · View notes
qurrotaa-yunilf · 5 years
Text
Malam Mulia, Lailatul Qadr
Minggu, 26 Mei 2019
Malam ini adalah malam ke 22 di bulan Ramadhan 1440 H, atau tepatnya hari ke 21. Malam ini pun masuk dalam sepuluh malam terakhir di bulan puasa ini, yang artinya adalah malam dimana terdapat malam kemuliaan yang lebih mulia dari malam seribu bulan. Ya. Lailatul Qadr (baca: qodar).
Gue mau berbagi sedikit tentang ilmu yang baru aja gue dapetin. Iya. Bener-bener baru gue dapetin. Mungkin kalian yang akan baca ini udah tau dengan apa yang akan gue bagikan. Okss, langsung aja, ya.
Seperti pembukaan yang gue sampaikan. Tadi, baru kali itu rasanya gue mendengar ceramah terawih sampe ngena ke hati. Hehe. Tbh, gue sering denger ceramah terawih kadang apa yang udah gue tau. Tapi salahnya, tetep aja gak gue resapi sampe ke jiwa gue. He he
Gue akan berbagi poin besarnya aja, ya. Jadi, mohon maaf kalau yang gue sampaikan ada kesalahan. Jika temen-temen ingin komentar menambahkan atau mengoreksi, gue persilakan banget dengan senang hati, ya.
Dalam ceramah terawih malam ini disampaikan, malam lailatul qadr (malam malam qadr-hehe) seperti yang temen-temen tau adalah malam yang paling mulia dari malam seribu bulan. Mendapatkan kemuliaan di malam ini, hanya didapatkan setahun sekali, ya, hanya di bulan Ramadhan. Itu pun belum tentu semua orang bisa dapetin. Dapetinnya pun, hanya di malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Ada beberapa hal menarik dari arti kata ‘qadr’ ini. Arti luas dan arti sempit. Tapi sayangnya karena gue gak langsung tulis atau rekam, ga bawa alat apapun selain sajadah. Jadi mohon maaf, gue gak begitu ingat mana arti ‘luas’ dan ‘sempit’nya. Hehe.
Kalau gak salah, qadr artinya adalah takdir. Kenapa takdir? Secara harfiyah, dalam bahasa Arab memang artinya seperti itu. Namun dalam makna luasnya, (yang gue ingat) takdir terbagi menjadi tiga. Takdir yang pertama seperti ini; dalam kehidupan kita sebagai manusia, takdir udah ditentukan oleh Allah dalam kitab yang namanya Kitab Lauhul Mahfuz. Dalam kitab tersebut, sudah tertulis tuh takdir kita. Dari sejak ditiupkannya ruh di bulan keempat kita dalam kandungan Ibu kita, rejeki, jodoh, bahkan maut; sudah tercatat semuanya di situ.
Takdir yang kedua dan ketiga sebenernya gue lupa juga hehe (mau nanya Ibuk tp udah kemaleman pas lg nulis ini hee), jadi gue tulis aja entah ini yang ke berapa, ya. Yang selanjutnya adalah di saat sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan ini. Gimana gimana maksudnya?
Gini..
Biasanya, tiap pergantian tahun Masehi, kita kan suka ada tuh ya yang namanya resolusi, harapan. Biasanya kita tulis, kan.. di bulan Desember atau awal Januari. Nah, sebaiknya, yang baik itu ya di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Khatib bilang, di saat itulah sebaiknya kita me-‘revisi’ resolusi atau harapan kita. Baik untuk satu bulan ke depan, ataupun setahun ke depan sampai bertemu lagi di Ramadhan selanjutnya, Insyaa Allaah.. Insyaa Allaah (lagi), kita bisa memperbaiki takdir kedua (atau entah ketiga, nanti gue tanya Ibuk lagi) di mulai dari sini.
Arti sempitnya, qadr tu.. qidir. Kalau di bahasa Betawi yang buat masak, gidir. (lawakan khatibnya, ditulis disini mah jadi gak lucu, ya. Ehe)
Oke, sempit di sini maksudnya adalah untuk mendapatkan malam kemuliaan ini benar-benar di ‘waktu yang sempit’. Sebelum lanjut, gue mau jelasin singkat dulu surat Al-Qadr.
Surat Al-Qadr, adalah surat pendek yang berisikan tentang malam kemuliaan. Di surat ini, terdapat tiga bagian penting untuk diketahui. Pertama mengiformasikan, kedua direnungkan/dicaritahu ilmu atau maknanya, ketiga diamalkan.
Seperti di ayat ketiga yang artinya, “malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan,” (menginformasikan). Lalu di ayat keempat dan kelima, “pada malam itu, turun para malaikat dan Roh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan; sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar,” (mengirfomasikan, untuk direnungkan, dan diamalkan).
Dikatakan “dengan izin Allaah”, malaikat dan Roh mengatur semua urusan (siapapun yang ingin mendapat kemuliaan lailatul qadr) sampai terbit fajar. Bukan dengan perintah-Nya. Jadi, seperti malaikat meminta, Allaah mengizinkan.
Nah, surat ini pendek. Hanya terdapat lima ayat. Kembali ke pembahasan ‘waktu yang sempit’, seperti yang gue katakan sebelumnya (lagi) malam lailatul qadr ini hanya ada di malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan puasa. Kalau di sepuluh hari tapi hanya yang ganjil, gak salah kan dibilang ‘sempit’? Dengan jumlahnya yang hanya lima hari? Sesuai dengan jumlah ayat surat Al-Qadr. :)
Disarankan, se-minimal-minimalnya pada malam tersebut (itikaf ya, disebutnya?) membaca satu juz Al-Qur’an. Atau kalau gak sanggup, satu lembar. Misal masih gak sanggup, satu halaman. Misal masih gak sanggup juga, satu ayat. Masih gak sanggup juga? Qulhu (surat Al-Ikhlas) deh sebanyak tiga kali. (satu ayat gak sanggup tapi surat Al-Ikhlas sanggup, gimana maksudnya, ya? *emot keringat di pelipis)
Tapi membaca Al-Ikhlas tiga kali itu bagus deh. Pahalanya setara dengan khatam Al-Qur’an (cmiiw).
Nah, sudah selesai. Sekiranya hanya itu yang bisa gue bagikan tentang lailatul qadr-nya dari ceramah terawih malam ini. Dikit bangat emang, tapi semoga bermanfaat untuk temen-temen yang belum tau, ya. Paling gak sih bermanfaat buat gue..
Terlepas dari Lailatul Qadr. Allaah SWT banyak memberikan kemuliaan kepada hamba-Nya melalui surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, lho. Salah satu contohnya surat Al-Qadr tadi. Contoh lainnya adalah surat Al-Ikhlas, An-Nasr, Al-Kautsar, Al-Asr (tiga surat terakhir, khatib terlalu cepet bicaranya, jadi gak nyangkut di ingatan gue alasan kenapa mulianya, sila dicari tau, ya).
Surat Al-Ikhlas ya itu tadi. Dibaca tiga kali, mendapatkan pahala selayaknya mengkhatamkan Qur’an. Lalu juga Al-Asr dibaca murid-murid muslim ketika pulang sekolah, karena selain itu surat yang mulia, itu surat yang amat sangat pendek. Coba kalau disuruh baca surat Al-Anfal… (ini kalau denger langsung sebetulnya lucu, hehehe)
Lalu gimana dengan surat-surat yang lain yang panjang-panjang? Gak ada kemuliaannya, kah? Gue denger gak ada, tapi tolong ini jangan ditelan bulat-bulat, ya. Gue pun juga masih belum nyari tau lagi. Mungkin temen-temen berkenan bantu mencari tahu untuk menjawab pertanyaan tersebut. :)
Satu lagi, untuk temen-temen (dan gue) yang suka sholat terawih tapi gak sampe witir, mulai besok selesain sampe witir, ya. Dikatakan dalam hadits (yang gue gak inget (lagi) perawinya siapa T_T), bagi siapa pun yang melakukan sholat terawih sampai witir dan kembali (ke rumah masing-masing) berbarengan dengan Imam, itu sama seperti melakukan sholat qiyamul lail (gak perlu lagi sholat qiyamul lail). (cmiiw, plis!)
Senin, 27 Mei 2019
Jangan lupa untuk lebih mendekatkan diri kepada Allaah besok (27 Mei, dst) malam, ya! Semoga mendapat nikmat kemuliaan lailatul qadr.. aamiin.
 P.s: mohon maaf banyak yang gue lupa dan berani-beraninya posting ini tanpa mencari tahu lagi terlebih dahulu sebelum mem-posting. Semoga temen-temen (dan gue tentunya) gak malas untuk terus belajar dan mencari tahu lebih dalam, ya. Gue tulis dan membagikan ini sekarang, agar supaya gak banyak yang gue lupa, temen-temen yang belum tahu jadi tahu dan terus mencari tahu. Temen-temen yang udah tau dan lebih tahu bisa memberitahu gue barangkali ada salah dari apa yang gue sampaikan. Sekali lagi mohon maaf, dan… Terima kasih sudah membaca sampai selesai! ;)
 Dengan cinta,
QAF
1 note · View note
meidazahra-blog · 7 years
Text
Tahapan Menanamkan Cinta Alquran kepada Anak
(Oleh : Iin Savitry, *Bunda Bidadari* ) 1. Sejak menikah dan mengandung anak pertama, saya meminta suami untuk *tilawah dengan suara kencang di samping saya*. Saat suami tahajud pun saya memintanya membacakan dengan suara kencang. Jadi, putra kami, Silmi, sejak dia dalam kandungan, sudah terbiasa 'melihat dan merasakan' ayahnya tilawah dan shalat tahajud di sisinya. Hal ini berlangsung terus HINGGA SEKARANG. Saya sering meminta suami tahajud di kamar anak2 dengan suara kencang. Anak-anak juga jadi terbiasa MELIHAT ayahbundanya TILAWAH ALQURAN DENGAN MEMEGANG MUSHAF di akhir hari sebelum tidur, dan di awal hari setelah shalat subuh. Ditambah saat waktu utama. Di saat tahajud. Sekarang, saat Silmi berusia hampir 10 tahun dan 'Ulya 8,5 tahun, alhamdulillaah mereka sudah biasa bangun untuk mendirikan shalat tahajud setidaknya dua raka'at pendek. Kadang-kadang mereka mengikuti kebiasaan kami, tahajud sembari memegang mushaf Alquran. Kami berusaha membiasakan tilawah Alquran dengan tartil di saat utama itu. Ini adalah saat Allah turun ke langit dunia untuk menjawab permohonan hambaNYA yang bangun untuk mendirikan shalat tahajud dan memohon padaNYA. Ini lagi-lagi pembiasaan kebaikan. 2. Saya membiasakan *i'tikaf selama malam ganjil di bulan Ramadhan,* dalam kondisi mengandung dan menyusui. Maksain diri ya? Iya. Agar anak-anak kami terbiasa mendengar lantunan ayat suci yang indah di saat paling utama, di akhir malam. Kebiasaan ini meningkat menjadi 10 hari teakhir di bulan ramadhan, sejak anak2 berusia 7 tahun dan sudah berkali-kali khatam Alquran. 3. Saya meminta* suami membelikan Alquran khusus* untuk Silmi, putra kami, sejak dia berusia 2 tahun. Alquran terjemah tajwid berwarna 10 juz ada 3 jilid. Kami langsung berikan Alquran itu kepadanya dan kepada 'Ulya adiknya. Dengan Alquran itulah Silmi pertama kali *MENGKHATAMKAN Alquran* di usia 6,5 tahun, dalam waktu 4 bulan. Adiknya, 'Ulya juga pertama kali MENGKHATAMKAN Alquran di usia 5 tahun, dalam waktu 5,5 bulan. Bahkan 'Ulya sudah mulai tilawah Alquran SEBELUM dia bisa membaca huruf latin. Di usia 5 tahun 8 bulan baru dia bisa membaca satu kalimat latin dengan lancar. Sekarang, mereka memiliki Alquran khusus untuk menghafal, dan Alquran terjemah khusus untuk mengkaji Alquran sekeluarga. Juga ada Alquran kecil yang biasa dibawa kemana-mana. SEMUA Alquran yang mereka miliki WAJIB dikhatamkan setidaknya dua-empat bulan sekali. Sekarang, mereka dibiasakan mengkhatamkan Alquran minimal sekali sebulan. Berarti satu juz/hari. PLUS membaca terjemahannya. Tentu saja masih tarik ulur. Kondisi aktivitas fisik yang tinggi juga penambahan tugas2 kerumahan sesuai peningkatan usia mereka, membuat mereka harus berjibaku mengatur waktu dan mengendalikan kemalasan dalam mendawamkan khataman Alquran minimal sebulan sekali. Ini tahapan pembiasaan. Juga untuk menggugurkan kewajiban sebagai seorang Muslim yang SUDAH BISA MEMBACA ALQURAN. Ini belum sampai ke tahapan MENCINTAI Alquran ya. Masih jauh. 4. Saya terapkan *konsep Steril di usia 0-7 tahun.* Artinya? *Saya bersihkan rumah kami dari segala sesuatu yang menghalangi datangnya cahaya Alquran*. Apa itu? TV dan musik. Rumah kami bersih dari TV dan musik. Saya juga *membiasakan diri menidurkan anak-anak dengan melantunkan juz'amma dari mulut saya sendiri*. Dari AnNaba' hingga AnNaas. Walau mereka sudah tidur. Ingat target mimpi saya terhadap anak? Mereka HARUS menghafal minimal juz'amma bersama saya. Dan harus kuat pemahaman mereka akan surah-surah di juz'amma. Ini target yang saya kejar. Dan alhamdulillaah Silmi, putra sulung kami, di usia 4,5 tahun sudah hafal juz'amma. 'Ulya di usia 6 tahun sudah hafal juz'amma. Apakah hafalan mereka sudah ajeg? Belum. Sampai sekarang kami masih terus-menerus menanamkan pemahaman akan makna dari ayat-ayat suci dari Allah ini. Bukankah itu tujuan utamanya? *Hafal Alquran itu suatu yang niscaya bagi orang yang memilih untuk terus berinteraksi dengan Alquran, dengan terus-menerus membacanya..berulang-ulang...dengan penghayatan*. Dan menjadi penghafal Alquran itu istimewa. Benar-benar manusia terpilih. Keluarga Allah di dunia. Kami ingin mencapai posisi ini. Mengenai TV dan tontonan, *masuk usia 7 tahun, saya pindah ke fase FILTERISASI* . Jadi program mengkaji film mulai diintensifkan. Resiko tinggi. Iya. Tetapi ini membangun daya imunitas dari dalam. Modal besar mereka untuk berdakwah ke generasi mereka dan setelahnya yang mayoritas bobrok dan rapuh. Mereka harus MENGENDALIKAN alat itu, demi kepentingan dakwah ke depan. Jadi, sekarang di ruang tamu kami ada Led TV 43' milik Taman Baca Keluarga Pelangi (Catat: bukan milik keluarga kami). Besar yaaa...yap. Ada program menonton film pekanan buat anak2 taman baca/santri2 rumah tahfizh. Dan anak2 sedang saya persiapkan menjadi relawan program MEDIA LITERACY. Ini berhubungan dengan TV. Lalu, bagaimana hubungan mereka dgn TV? TV tak menjadi ancaman bagi mereka, alhamdulillaah. Dan memang tak pernah. Karena mereka dipersiapkan baik-baik di usia awal. Di fase steril. Ini bicara tahapan persiapan yang panjang. . Gada keajaiban dalam pengasuhan anak. Adanya kelelahan yang terencana. 5. Setelah anak-anak *khatam Alquran pribadi minimal 4 kali* , dan anak-anak sudah bisa membaca lancar huruf latin, kami masuk ke program lanjutan. Kami mulai *program TADARUS Alquran sekeluarga* sejak 'Ulya berusia 7 tahun. Setelah subuh, kami baca Alquran bersama-sama. Masing-masing membaca setengah halaman, lalu membaca terjemahannya. Lalu ayahnya membahas dari segi bahasa dan tafsir dari kitab tafsir muyassar Ibnu Katsir yang dianggap paling mudah dicerna oleh anak-anak. Saya back-up dengan berbagai buku yang bisa mempermudah proses penyampaian pesan. Buku pemdamping yang kami pakai di kajian Alqur'an ini adalah Muhammad Teladanku dan EMIAH. Keduanya terbitan Sygma. Alhamdulillaah, 8 Muharram 1438 H/9 Oktober 2016 kemarin Allah kembali menakdirkan kebaikan kepada kami sekeluarga, kami dimudahkan mengkhatamkan kajian Alquran sekeluarga untuk kedua kalinya. Sekarang kami ulang lagi kajiannya dari awal, dengan lebih perlahan dan mendalam. Disertai arti. Satu dua ayat bisa dikaji beberapa hari. Mulai memperkenalkan bahasa Arab, makna Asma'ul husna dalam kehidupan sehari-hari, dan memperkuat asbabun nuzul tentang ayat-ayat. Juga mencoba membedah mukjizat ilmiah ayat-ayat Alquran. Kami berusaha meningkatkan tahapan mengkaji Alquran dengan mencoba membahasnya dengan menggunakan buku-buku asmaul Husna, buku siroh tematik ( Buku Ensiklopedia Leadership dan Manajemen Muhammad Saw), buku ProLM (kajian detil tentang karakter FAST), dan buku Ensiklopedia Peradaban Islam. Ketiga ensiklopedia keren ini terbitan Tazkia Publishing. Juga dengan menggunakan ensiklopedia mukjizat ilmiah Alquran dan Hadits.(EMIAH, terbitan Sygma). Juga buku2 lain tentang penciptaan alam dan nubuwah nabi tentang akhir zaman. Kajian ini disesuaikan dengan tahapan KEBUTUHAN BELAJAR putra-putri kami. Di tahapan usia 7-14 tahun ini, model belajar mereka cocoknya kongkrit operasional. Jadi kami harus mengarahkan anak-anak untuk menerapkan secara sederhana hasil kajian di keluarga kami. Kami memyebutnya 'Personal Program'. Ini sebenarnya bagian dari 'Personal Curriculum' bagi tiap anggota keluarga. Termasuk kami, ayahbundanya. Di usia ini kami ajak anak-anak membuat program hidup 10 tahun kedepan. Apa mereka mampu? Mampu ko. Do not underestimate the power of kid's critical thinking. Mereka ini sudah diarahkan untuk berkali-kali MENGKHATAMKAN Alquran. Agar itu menjadi kebutuhan mereka sepanjang hidup, kebutuhan yang mereka nikmati dan dengan sukarela dilakukan. Jadi, kami yakin, cahaya Alquran akan membimbing akal mereka. Itu janji Allah. Dan telah dicontohkan oleh Rasulullaah, para sahabat dan para ulama hingga sekarang. Ini masalah keyakinan. Yang menjelma dalam program-program harian. Itu aja.... Ngejalaninnya aja ga semudah menuliskannya. Ada banyak kendala. Tetapi MIMPI sudah ditetapkan. Tinggal dibedah menjadi 3: FAKTA, MASALAH, SOLUSI. Breakdown lebih kecil. Dan terus BERGERAK. Kita diciptakan untuk BERGERAK. Aktif. Diam tenangnya saat tahajud. Ini waktu istimewa. Be smart. Be FAST. JANGAN jual waktu utama itu dengan harga murah. JANGAN habiskan waktu utama itu untuk bicarakan bisnis kecil dengan manusia. Bicarakan bisnis utama kita dengan Sang Pemilik Alam Semesta. Gakan rugi. Ga percaya? Buka Alquran. Surah Ash Shaff. Surah ke 61. Ayat 1O-14. Ini penawaran dari Allah kepada orang beriman. Perdagangan yang gakan rugi. Di dunia dan akhirat. *Fokus dulu ke Alquran bersama keluarga. Baru ke yang lain.* Wallaahu a'lam bishawab. - Iin Savitry, #BundaBidadari - ‌d
1 note · View note
haurajahrapost · 7 years
Text
Tahajudnya Para Sahabat
 Shalat Tahajud merupakan amalan yang utama. Maka sudah barang tentu, sahabat Nabi Muhammad saw pun berlomba-lomba mengusahakannya. Menurut muhadditsin (ahli hadits) yang dimaksud sahabat adalah setiap muslim yang bertemu dengan Nabi Muhammad saw. Tak peduli apakah ia buta seperti Abdullah bin Maktum.
Dalam banyak firmanNya, Allah swt menjelaskan tentang keutamaan yang dimiliki para sahabat. Seperti dalam QS. At-Taubah ayat 100 yang artinya, “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”
Seperti apa kisah-kisah menakjubkan para sahabat dalam mengerjakan Shalat Tahajud. Disadur dari Cinta Tahajud karya Yazid Abu Fida’, berikut kisahnya:
1.    Abu Bakar, Malamnya untuk Bermunajat
Pada suatu malam Nabi Muhammad saw keluar rumah. Ternyata beliau mendapati Abu Bakar sedang mengerjakan shalat dengan merendahkan suaranya. Selanjutnya beliau melewati Umar bin Al-Khaththab yang juga sedang mengerjakan shalat dengan mengeraskan bacaannya. Ketika keduanya berkumpul bersama Nabi, maka beliau bertanya, “Wahai Abu Bakar aku tadi (malam) melihat kamu mengerjakan shalat dengan melirihkan suaramu (mengapa?)” Abu Bakar pun menjawab, “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku cukup mendengarkan munajatku pada Allah.” Kemudian beliau bertanya kepada Umar, “Aku tadi (malam) melihat kamu mengerjakan shalat dengan mengeraskan suaramu (mengapa?)” Umar menjawab, “Wahai Rasulullah aku hendak membangunkan orang-orang yang tidur sekaligus untuk mengusir setan.” Nabi pun kemudian bersabda, “Wahai Abu Bakar, keraskan suaramu sedikit! Dan engkau Umar lirihkan suaramu sedikit!” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ahmad)
2.    Umar bin Al-Khaththab, Bagaikan Rahib di Malam Hari
Berkenaan shalat tahajud Umar, salah satu istrinya berkata, “Biasanya Umar setelah melakukan shalat Isya’, maka dia menyuruh kami meletakkan tempat air di sebelah kepalanya. Kemudian dia bangun di waktu malam dan memasukkan tangannya ke dalam air, kemudian mengusapkan ke wajah dan kedua tangannya, lalu dia berdzikir hingga dia tidur kembali. Kemudian dia bangun kembali tepat pada saat dia biasa melakukan shalat malam.” (Ahmad, Az-Zuhd)
 3.    Utsman bin Affan, Panjang Rekaatnya Tak Ada Tandingannya
Utsman adalah seorang sahabat yang gemar mengerjakan shalat malam. Tugasnya sebagai khalifah tidak menghalanginya untuk shalat malam. Bahkan beliau mampu mengkhatamkan Al-Quran dalam satu rekaat.
4.    Ali bin Abi Thalib, Menangis Saat Bermunajat
Ketika Dhirar bin Dhamrah Al-Kannani diminta oleh Mu'awiyah bin Abi Sufyan untuk memberikan komentar tentang Ali bin Abi Thalib, maka ia mengatakan, “Beliau tidak suka kepada dunia dengan segala kemewahannya. Beliau lebih suka pada waktu malam yang gelap gulita. Aku bersaksi kepada Allah bahwa aku pernah melihat beliau dalam beberapa kesempatan. Ketika matahari telah larut dan bintang-bintang terbenam beliau beranjak menuju mihrabnya sambil memegang jenggotnya, tampak begitu gelisah dan menangis laksana tangisan orang yang bersedih hati, seakan sekarang aku sedang mendengarnya. Ketika itu beliau mengucapkan, ” Wahai Rabbku, wahai Rabbku,“ sambil duduk menghadapkan diri kepadaNya. Selanjutnya kepada dunia beliau berkata, "Apakah engkah hendak menipuku dan apakah engkau hendak membidikku? Tidak mungkin, mustahil. Tipulah orang selain aku saja. Sungguh umurmu pendek, tempatmu hina, bahayamu sangat kecil. Aduhai betapa sedikitnya perbekalan, betapa jauhnya perjalanan, dan betapa terjalnya jalan yang harus ditempuh.”
5.    Abdullah bin Umar, Tidak Tidur Malam Kecuali Hanya Sebentar
Dalam sebuah riwayat dikisahkan beliau tidak pernah tidur malam kecuali sebentar. Hal ini karena teguran Rasulullah saw kepadanya. Diriwayatkan dari Salim, dari Ibnu Umar, Nabi pernah bersabda: “Sebaik laki-laki adalah Abdullah, kalau saja ia mengerjakan shalat malam.” Salim berkata, “ Setelah itu dia tidak pernah tidur lagi di malam hari kecuali hanya sebentar.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
6.    Salman Al Farisi, Dua Pertiga Malam untuk Shalat
Thariq bin Shihab berkata, “Aku mendatangi Salman Al-Farisi dan aku berkata, "Aku Melihat bagaimana caranya melakukan shalat malam. Dia tidur sampai sepertiga malam, kemudian dia melakukan shalat malam dua pertiga malam sisanya.” (Hilyah Al-Auliya’ I/100)
7.    Ummul Mukminin Zainab, Shalat Malam dengan Mengikatkan Seutas Tali
Zainab adalah salah satu istri Rasulullah. Beliau sangat bersemangat sekali untuk melaksanakan shalat tahajud. Suatu ketika Nabi masuk ke masjid dan mendapati seutas tali yang melintang diantara dua tiang masjid. Nabi bertanya, "Tali apakah ini?" Para sahabat menjawab, "Itu adalah tali milik Zainab. Jika dia merasa malas dalam melaksanakan shalat, maka dia bergantung padanya." Nabi kemudian bersabda, "Tidak boleh seperti ini. Lepaskan tali itu. Hendaklah masing-masing dari kalian mengerjakan shalat malam dalam keadaan semangat. Jika ia malas (capek) maka tidurlah.”
8.    Aisyah, Shalat Sambil Menangis
Urwah bin Zubair berkata, "Apabila aku berkunjung pada suatu waktu, aku memulainya dari rumah Aisyah dengan mengucapkan salam kepadanya. Pada suatu hari aku pernah mengunjunginya, sedang beliau dalam keadaan shalat. Beliau membaca berulang-ulang firman Allah swt:
Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari adzab neraka.
Beliau berdoa sambil menangis. Aku menungguinya hingga aku merasa bosan. Maka aku peegi ke pasar untuk keperluanku. Kemudian aku kembali lagi ke rumah Aisyah, tapi dia masih seperti tadi, shalat sambil menangis." (Shifah Ash-Shafwah I/178)
Masih banyak sebenarnya kisah tahajud para Sahabat makhluk mulia itu. Semoga yang sedikit itu bisa bermanfaat. Dan membuat kita lebih semangat bertahajud. Aamiin.
25 notes · View notes
indrabudiman-blog · 7 years
Text
PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM
#Keluarga Muslim Oleh : Ustadz Abu Umar Al-Bankawy Hafidzahullah 📢 Saudara dan Saudariku yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 🏷 Pendidikan anak adalah perkara yang sangat penting di dalam Islam. Di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah menceritakan petuah-petuah Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu pula dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita temui banyak juga bentuk-bentuk pendidikan terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara langsung. 🔗 Seorang pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung-jawab mereka di hadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putri islam. Tentang perkara ini, Allah azza wa jalla berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu." (At-Tahrim: 6) 🎋 Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ "Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban" 👉 Untuk itu -tidak bisa tidak-, seorang guru atau orang tua harus tahu apa saja yang harus diajarkan kepada seorang anak serta bagaimana metode yang telah dituntunkan oleh junjungan umat ini, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. 💐 Beberapa tuntunan tersebut antara lain: *ⓐ Menanamkan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada Anak.* 📍 Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa tauhid merupakan landasan Islam. Apabila seseorang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa tauhid dia pasti terjatuh ke dalam kesyirikan dan akan menemui kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam adzab neraka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang yang Allah kehendaki." (An- Nisa: 48) 🖇 Oleh karena itu, di dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya. Salah satunya berbunyi, يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar." (Luqman: 13) 📍 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ini ketika beliau mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan. Ibnu Abbas bercerita, Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku: "Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia) berkumpul untuk memberikan satu pemberian yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan bermanfaat bagimu). Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia) berkumpul untuk mencelakakan kamu, tidak akan mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan sampai dan mencelakakanmu). Pena telah diangkat, dan telah kering lembaran-lembaran." 🖇 Perkara-perkara yang diajarkan oleh Rasulllah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas di atas adalah perkara TAUHID. Termasuk aqidah yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini adalah tentang di mana Allah berada. Ini sangat penting, karena banyak kaum muslimin yang salah dalam perkara ini. Sebagian mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah ada di hati kita, dan beragam pendapat lainnya. 📍 Padahal dalil-dalil menunjukkan bahwa Allah itu berada di atas arsy, yaitu di atas langit. Dalilnya antara lain, "Ar-Rahman beristiwa di atas ‘Arsy." (Thaha: 5) 🖇 Makna istiwa adalah tinggi dan meninggi sebagaimana di dalam riwayat Al-Bukhari dari tabi’in. Adapun dari hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada seorang budak wanita, "Dimana Allah?" Budak tersebut menjawab, "Allah di langit." Beliau bertanya pula, "Siapa aku?" Budak itu menjawab, "Engkau Rasulullah." Rasulullah kemudian bersabda, "Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah wanita mu’minah." (HR. Muslim dan Abu Daud). *ⓑ Mengajari Anak untuk Melaksanakan Ibadah* 📍 Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mulai dari tata cara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya. 🖇 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat." (HR. Al-Bukhari). "Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)." (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani). 📍 Bila mereka telah bisa menjaga ketertiban dalam shalat, maka ajak pula mereka untuk menghadiri shalat berjama’ah di masjid. Dengan melatih mereka dari dini, insya Allah ketika dewasa, mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut. *ⓒ Mengajarkan Al-Quran, Hadits serta Doa dan Dzikir yang Ringan kepada Anak-anak* 🖇 Dimulai dengan surat Al-Fathihah dan surat-surat yang pendek serta doa tahiyat untuk shalat. Dan menyediakan guru khusus bagi mereka yang mengajari tajwid, menghapal Al-Quran serta hadits. Begitu pula dengan doa dan dzikir sehari-hari. Hendaknya mereka mulai menghapalkannya, seperti doa ketika makan, keluar masuk WC dan lain-lain. *ⓓ Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia.* 📍 Ajarilah anak dengan berbagai adab Islami seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan, mengucapkan salam, dll. 🖇 Begitu pula dengan akhlak. Tanamkan kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya. *ⓔ Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang Diharamkan* 📍 Hendaknya anak sedini mungkin diperingatkan dari beragam perbuatan yang tidak baik atau bahkan diharamkan, seperti merokok, judi, minum khamr, mencuri, mengambil hak orang lain, zhalim, durhaka kepada orang tua dan segenap perbuatan haram lainnya. 🖇 Termasuk ke dalam permasalahan ini adalah musik dan gambar makhluk bernyawa. Banyak orangtua dan guru yang tidak mengetahui keharaman dua perkara ini, sehingga mereka membiarkan anak-anak bermain-main dengannya. Bahkan lebih dari itu –kita berlindung kepada Allah-, sebagian mereka menjadikan dua perkara ini sebagai metode pembelajaran bagi anak, dan memuji-mujinya sebagai cara belajar yang baik! 📍 Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda tentang musik, لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ اَلْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ "Sungguh akan ada dari umatku yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan al-ma’azif (alat-alat musik)." (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Abu Daud). 👉 Maknanya: Akan datang dari muslimin kaum-kaum yang meyakini bahwa perzinahan, mengenakan sutra asli (bagi laki-laki, pent.), minum khamar dan musik sebagai perkara yang halal, padahal perkara tersebut adalah haram. 🗒 Dan al-ma’azif adalah setiap alat yang bernada dan bersuara teratur seperti kecapi, seruling, drum, gendang, rebana dan yang lainnya. Bahkan lonceng juga, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Lonceng itu serulingnya syaithan." (HR. Muslim). 🖇 Adapun tentang gambar, guru terbaik umat ini (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) telah bersabda, كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ "Seluruh tukang gambar (mahluk hidup) di neraka, maka kelak Allah akan jadikan pada setiap gambar-gambarnya menjadi hidup, kemudian gambar-gambar itu akan mengadzab dia di neraka jahannam." (HR. Muslim). إِنِّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَاباً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اَلْمُصَوِّرُوْنَ "Sesungguhnya orang-orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para tukang gambar." (HR. Muslim). 📍 Oleh karena itu hendaknya kita melarang anak-anak kita dari menggambar mahkluk hidup. Adapun gambar pemandangan, mobil, pesawat dan yang semacamnya maka ini tidaklah mengapa selama tidak ada gambar makhluk hidupnya. *ⓕ Menanamkan Cinta Jihad serta Keberanian* 🖇 Bacakanlah kepada mereka kisah-kisah keberanian Nabi dan para sahabatnya dalam peperangan untuk menegakkan Islam agar mereka mengetahui bahwa beliau adalah sosok yang pemberani, dan sahabat-sahabat beliau seperti Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan Muawiyah telah membebaskan negeri-negeri. 📍 Tanamkan pula kepada mereka kebencian kepada orang-orang kafir (jika orang kafir menampakkan permusuhan kepada kaum muslimin). Tanamkan bahwa kaum muslimin akan membebaskan Al-Quds ketika mereka mau kembali mempelajari Islam dan berjihad di jalan Allah. Mereka akan ditolong dengan seizin Allah. 🖇 Didiklah mereka agar berani beramar ma’ruf nahi munkar, dan hendaknya mereka tidaklah takut melainkan hanya kepada Allah. Dan tidak boleh menakut-nakuti mereka dengan cerita-cerita bohong, horor serta menakuti mereka dengan gelap. *ⓖ Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i* 📍 Hendaknya anak-anak dibiasakan menggunakan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian perempuan. Jauhkan anak-anak dari model-model pakaian barat yang tidak syar’i, bahkan ketat dan menunjukkan aurat. 🖇 Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ "Barangsiapa yang meniru sebuah kaum, maka dia termasuk mereka." (Shahih, HR. Abu Daud) 📍 Untuk anak-anak perempuan, biasakanlah agar mereka mengenakan kerudung penutup kepala sehingga ketika dewasa mereka akan mudah untuk mengenakan jilbab yang syar’i. 🗒 Demikianlah beberapa tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik anak. Hendaknya para orang tua dan pendidik bisa merealisasikannya dalam pendidikan mereka terhadap anak-anak. Dan hendaknya pula mereka ingat, untuk selalu bersabar, menasehati putra-putri Islam dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jangan membentak atau mencela mereka, apalagi sampai mengumbar-umbar kesalahan mereka. 💐 Semoga bisa bermanfaat, terutama bagi orangtua dan para pendidik. Wallahu a’lam bishsawab. ```[Diringkas oleh Abu Umar Al-Bankawy dari kitab Kaifa Nurabbi Auladana karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu dan hadits-hadits tentang hukum gambar ditambahkan dari Hukmu Tashwir Dzawatil Arwah karya Syaikh Muqbil bin Hadi]``` 📑 Referensi : https://anakmuslim.wordpress.com/pendidikan-anak-dalam-islam/ 👆 Ya Allah teguhkanlah kami di atas iman dan amal shalih, hidupkan kami dengan kehidupan yang baik dan sertakan diri kami bersama golongan orang-orang yang Beriman. والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم. وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين •┈◎❅❀❦🌺🌻🌺🌻🌺❦❀❅◎┈• ♻ Repost By : Grup Dakwah Permata Sunnah 📂 Mau Dapat Ilmu Syar'i? Mari bergabung bersama *GRUP PERMATA SUNNAH.* Daftar Via WA ke : 📲 082293083907 (Ikhwan/Laki-Laki) 📲 082293868892 (Akhwat/Perempuan) Format : Ketik : Bismillah#Nama#Asal#Pekerjaan 📠 Gabung BC. BBM Dakwah : DA23EC5A 🔰 Facebook : Fb.me/PermataSunnahSidrap 📮 Gabung Chanel Telegram • Tanya Jawab : telegram.me/TanyaJawabPermataSunnah • Materi : telegram.me/PermataSunnah Silahkan disebar kiriman ini dengan tidak menambah & menguranginya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah serta memudahkan jalan kita semua menuju Surga… Aamiin...
0 notes
octadhee · 7 years
Quote
🌍 BimbinganIslam.com Senin, 18 Rabi'ul Akhir 1438 H / 16 Januari 2017 M 👤 Ustadz Fauzan ST, MA 📗 Matan Abū Syujā' | Kitāb Shalāt 🔊 Kajian 67 | Pakaian ⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FZ-H067 〰〰〰〰〰〰〰 *PAKAIAN ( اللباس)* بسم الله الرحمن الرحيم السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد Para shahābat Bimbingan Islām yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kita masuki pada halaqah ke-67 dan masuk pada fasal berikutnya yaitu tentang masalah pakaian. قال المؤلف رحمه الله: ((ويحرم على الرجال لبس الحرير والتختم بالذهب ويحل للنساء)) _Penulis rahimahullāh berkata:_ _(("Dan diharāmkan bagi laki-laki untuk menggunakan pakaian yang terbuat dari sutera, dan juga memakai cincin yang terbuat dari emas."))_ _Adapun bagi wanita maka dihalalkan._ Dalīl harāmnya memakai sutera dan cincin emas bagi laki-laki, diantaranya adalah: روى أصحاب السنن إلا الترمذي _Yang diriwayatkan oleh para penulis kitab sunan kecuali Imam At Tirmidzi_ عَنْ ابْنِ زرَيْرٍ الْغَافِقِيَّ سَمِعَ عَلِيَّ رضى الله عنه - يَقُولُ إِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَخَذَ حَرِيرًا فَجَعَلَهُ فِي يَمِينِهِ وَأَخَذَ ذَهَبًا فَجَعَلَهُ فِي شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ " إِنَّ هَذَيْنِ حَرَامٌ عَلَى ذُكُورِ أُمَّتِي. ورواه الإمام أحمد أيضا في المسند _Dari Ibnu Zarir Alghāfiqī, bahwasanya beliau mendengar Ali Radhiyallāhu Ta'āla 'anhu berkata; Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengambil sutera dan meletakkan di tangan kanannya, kemudian mengambil emas lalu meletakkan di tangan kirinya, kemudian beliau bersabda:_ إِنَّ هَذَيْنِ حَرَامٌ عَلَى ذُكُورِ أُمَّتِي _"Keduanya adalah harām bagi laki-laki di kalangan umatku."_ (Hadits riwayat Abu Daud nomor 4057, An Nasā'i nomor 5145. Hadīts ini diriwayatkan juga oleh Imām Ahmad di dalam Musnad-nya) Dalam hadīts yang lain yang diriwayatkan oleh Imām At Tirmidzi (nomor 1720), dari Abi Mūsā Al Asy'ari radhiyallāhu Ta'āla 'anhu beliau berkata, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: حُرِّمَ لِبَاسُ الْحَرِيرِ وَالذَّهَبِ عَلَى ذُكُورِ أُمَّتِي وَأُحِلَّ لإِنَاثِهِمْ _"Kain sutera dan emas diharāmkan bagi laki-laki dikalangan ummatku, dan dihalalkan untuk kaum perempuan mereka."_ النووي رحمه الله : وأما خاتم الذهب فهو حرام على الرجل بالإجماع. والله تعالى أعلم _Imām Nawāwi berkata:_ _"Adapun cincin emas maka hukumnya secara ijma' adalah haram bagi laki-laki dikalangan umat Islām."_ Apa Hikmah? Hikmah dibalik larangan ini adalah : · Yang Pertama | Untuk membuktikan siapa diantara ummatnya yang taat pada perintah Allāh dan Rasūl-Nya, dan siapa yang melanggar perintah Allāh dan Rasūl-Nya. Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا _"Dan apa yang datang dari rasūl maka terimalah, dan apa saja yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah."_ (QS Al Hasyr: 7) Di dalam ayat lain Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: مَّن يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ الله _"Barangsiapa yang mentaati rasūl maka dia telah mentaati kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla"_ (QS An Nisā : 80) Oleh karena itu para sahabat sekalian, kewajiban seorang Muslim adalah berimān kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Bagaimana caranya? Caranya dengan mematuhi segala perintah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan menjauhi larangannya, baik dia masuk akal ataupun tidak masuk akal. Karena akal kita tidak bisa menjadi patokan, tidak bisa menjadi ukuran. Akal kita pendek, sementara Allāh Subhānahu wa Ta'āla Maha mengetahui kemaslahatan untuk kita. Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla mewahyukan kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ (٣) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ (٤) _"Apa yang dibicarakan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan apa yang diperintahkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah wahyu dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla bukan dari hawa nafsu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam."_ (QS An Najm: 3-4) · Yang kedua | Allāh Subhānahu wa Ta'āla ingin menjadikan kenikmatan hakiki bagi orang-orang yang berimān di akhirat nanti. Sementara orang-orang kāfir, mereka menikmatinya di dunia. Kemudian diulur-ulur dan di adzab oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, tatkala melarang kita makan dan minum dari perhiasan-perhiasan emas, maka kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, bahwasanya: فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَكُمْ فِي الآخِرَةِ _"Hal itu adalah untuk mereka (orang-orang kāfir) di dunia, adapun untuk kalian nanti di akhirat."_ قال المؤلف رحمه الله: _Berkata penulis rahimahullāh:_ ((وقليل الذهب وكثيره في التحريم سواء)) _((Kadar emas baik itu banyak ataupun sedikit maka sama saja, baik dia emas murni ataupun emas campuran maka hukumnya harām.))_ Dalam bentuk apapun, apakah bentuknya cincin yang merupakan 'ijmā ataukah pena yang digunakan untuk menulis, buku, karpet, cermin yang berhiaskan emas, kemudian tas, maka ini semua adalah harām. Diperkecualikan pembahasannya oleh para ulamā adalah gigi yang terbuat dari emas, karena gigi yang terbuat dari emas tidak akan berkarat. Namun dengan syarat apabila memang harus atau untuk kemaslahatan yang jelas. ⇒ Namun apabila bisa digunakan dengan selain emas maka itu yang lebih baik. Sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. · EMAS PUTIH Di sana ada emas yang disebut sebagai emas putih dan banyak ditanyakan tentang hukumnya. Maka di sini tergantung dari apa maksud dari emas putih tersebut. Karena para pakar dari perhiasan menjelaskan bahwasanya di sana ada beberapa definisi dari emas putih. ⑴ Apabila yang dimaksud emas putih adalah logam (platinum) namun diistilahkan sebagai emas putih maka ini tidak mengapa, walaupun harganya lebih mahal. Karena yang dilarang adalah emas, dan ini ada sisi ta'abudiyyah (sisi peribadahan) bukan dari sisi logika bahwasanya ini lebih mahal atau emas lebih murah dari pada platinum. Maka apabila yang dimaksud emas putih adalah platinum maka hukumnya halal. ⑵ Apabila yang dimaksud adalah emas, namun ia disepuh dengan platinum, maka hukumnya adalah harām. Karena di sana ada bagian dari emasnya. ⑶ Apabila yang dimaksud dengan emas putih adalah campuran dari emas dengan palladium dan nikel, maka hukumnya pun harām. Karena di sana ada unsur emasnya. قال المؤلف رحمه الله: _Berkata penulis rahimahullāh:_ ((وإذا كان بعض الثوب إبريسما وبعضه قطنا أو كتانا جاز لبسه ما لم يكن الإبريسم غالباً)) _((Kata para ulamā, apabila sebagian pakaian terbuat dari sutera dan sebagiannya dari kain katun atau kain kattan, maka diperbolehkan selama suteranya tidak dominan.))_ Para sahabat sekalian. Penggunaan sutera adalah harām apabila sutra tersebut murni sutera (sutera asli yang terbuat dari kepompong atau ulat sutera) ⇒ Penggunaan sutera murni diharāmkan bagi laki-laki dan dihalalkan untuk wanita. Berdasarkan hadīts yang telah kita sebutkan sebelumnya. Adapun apabila kain tersebut bercampur maka diperbolehkan selama sutera tersebut tidak dominan. Berdasarkan hadīts riwayat Muslim dari 'Ummar bin Khattab radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: نَهَى نَبِيُّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ لُبْسِ الْحَرِيرِ إِلاَّ مَوْضِعَ إِصْبَعَيْنِ أَوْ ثَلاَثٍ أَوْ أَرْبَعٍ _"Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, melarang penggunaan sutera kecuali seukuran dua jari, tiga atau empat jari."_ Adapun sutera buatan (katun kemudian diolah) maka tidaklah dilarang, karena bukan sutera yang dimaksud dalam hadīts. Sutera asli terbuat dari kepompong ulat sutera, sementara sutera buatan walaupun penamaan yang sama namun tidak serta merta hakikatnya sama. Apabila hakikatnya berbeda maka hukumnya pun menjadi berbeda, dan hukum asal pakaian adalah halal sampai ada dalīl yang melarang untuk menggunakannya. Maka selama tidak ada dalīl hukum asal pakaian tersebut adalah halal. Demikian yang bisa disampaikan. وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم وَآخِرُ دَعْوَانا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ____________________________ ◆ Mari bersama mengambil peran dalam dakwah... Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah 1. Pembangunan & Pengembangan 100 Rumah Tahfizh 2. Support Radio Dakwah dan Artivisi 3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia Silakan mendaftar di : http://cintasedekah.org/ayo-donasi/ *Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah* 🌎www.cintasedekah.org 👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/ 📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q ------------------------------------------
0 notes
wordsformyworld · 3 years
Text
Mengajarkan Agama pada Anak
Jujur saja, kalau sudah ngomongin agama, aku merasa (harus) amat berhati-hati. Kadang aku merasa takut, apalagi dengan Fahima, manusia kritis yang bisa bertanya apa saja. Aku takut tidak bisa memberi jawaban yang bisa ia terima. Aku takut tidak bisa memberi contoh tentang perilaku beragama yang mewujud, tidak sekedar pada teks atau kaidah tapi benar-benar sebuah penjiwaan yang aksiomatik; tidak berdasar tuntutan sekitar, tapi juga pada pemaknaan dan usaha menggapai cinta Allah.
Aku sendiri merasa sedang menggali lagi makna keber-agama-an dalam diriku. Maafkan aku yang dulu, yang teramat naif. Iya, aku merasa naif. Iya sih, punya banyak teman yang soleh-soleha, paling tidak begitulah yang kulihat, namun mungkin dalam sudut kecil di hatiku, hal ini membuatku bangga dan mungkin merasa lebih baik daripada manusia lain, yang jilbabnya lebih pendek barangkali, atau yang bahkan tidak pakai kaos kaki, atau yang tidak hafal Hadits Arbain... karena ya, aku hafal Hadits Arbain, hafal beberapa juz, bangun tiap jam 3 untuk tahajjud (ya namanya masih gadis, waktu adalah sepenuhnya milik kita). Tapi... tapi.... tapi apakah memang itu yang disebut beragama?
Tidak tahu juga aku. Hanya teringat pada ceramah NAK. Ada orang yang hidup seperti di padang pasir berfatamorgana, suasana di sekitarnya terang benderang, ia merasa bisa melihat segala sesuatu. Tapi, fatamorgana tetaplah maya. Artinya ada orang yang hidup dalam lingkungan yang begitu relijius, dia bercakap sangat relijius, tapi bisa jadi surga baginya adalah fatamorgana. Ya begitulah kira-kira. Aku jadi sedih mengingati masa laluku. 
Yang kini aku tahu, aku merasa lebih bertanggung jawab pada jiwa islamku. Perubahan hidup itu pasti. Pertemuan dengan berbagai orang baru dan lingkungan baru itu takdir. Kini aku bertemu dengan orang dengan berbagai latar belakang yang bisa jadi nilai amal kebaikannya amat jauh lebih berat di mata Allah daripada apa yang bisa ditangkap mataku.
Memang mana yang lebih sulit: bangun tahajjud atau sabar menghadapi orang tua toksik?
Jawabannya tentu saja wallahua’lam, tapi yang jelas tahajjud tidak akan meninggalkan luka mental bertahun-tahun dan sakit hati berkepanjangan. Orang juga nggak akan tahu kalau kamu sedang sendirian berjuang mendidik anak karena suamimu malas bekerja, orang nggak tahu kalau motivasimu bekerja keras adalah karena ibumu ditinggalkan bapakmu di kota nun jauh di sana, orang nggak akan tahu kalau tiap malam kamu pulang kerja harus mengurus bapakmu yang rewel karena habis kecelakaan dan luka parah ~~~~well, itu semua adalah yang dialami teman-temanku sekarang. 
Kadang aku merasa clueless. Luthfi mengkritikku ketika membacakan cerita Nabi Ismail tanpa sensor, atau Nabi Ibrahim yang dibakar, atau Nabi-Nabi lain yang jujur saja ceritanya memang ada unsur harsh. Kata Luthfi, ya memang agama kita punya kisah-kisah itu, tapi apakah sesuai untuk disampaikan secara literal kepada anak lima tahun? Ya, NAK pun meminta kita berhati-hati saat bercerita agama kepada anak-anak karena memang ada unsur kejam, tidak masuk akal (ya namanya juga mukjizat), dan lain-lain.
NAK bilang pendidikan Islam itu harus transformatif; dan uniknya, yang transformatif ini tu justru nggak bisa dirayakan. Para orang tua berbangga ketika anaknya hafal sekian juz, atau bangga anaknya solat 5 waktu, bangga anaknya udah puasa saat usia sejak dini... YA MEMANG NGGAK SALAH JUGA BAMBANK! Tapi, apakah itu transformatif? seriusan gue nanya.
Apakah anak kita sudah membuang sampah pada tempatnya? sudah menghormati orang yang lebih tua? sudah menyayangi teman-temannya? sudah taat lalu lintas? sudah bisa antri? sudah menyadari bahwa dia hidup berdampingan dengan alam dan makhluk lain? sudah bisa menyaring informasi dari sekitar, mana yang baik mana yang buruk? atau di titik ekstrimnya, sudah mampu mengamati masalah di sekitarnya dan merumuskan solusi? Nah, hal-hal begini kan nggak bisa dirayakan; nggak panggung-able.
Kalau pikiranku sudah mentok, yaa kugelar sajadah saja.
“Ya Allah Ya Hadi... berilah kami petunjuk untuk mendidik anak-anak kami. Karena Engkaulah, sebaik-baik pendidik....... dst.”
12 notes · View notes