Tumgik
#hidup dikontrakan
yangmeracau · 4 months
Text
Tumblr media
Buat aku yang pertama kali liat dapur setelah menikah, suka terharu sama anak anak aku yang selalu bilang enak setiap aku bikin masakan apapun.
Sedari kecil aku gak pernah makan sebagaimana orang kebanyakan. Aku yang masih kecil suka makan di rumah rumah tetangga karena orang tua aku keduanya bekerja, dan aku tinggal di rumah sendiri.
SMP, aku disediain makan setiap hari 3 kali dengan nasi dan 1 jenis lauk. Pagi tahu kuah kecap, siang ikan goreng dan sambel tomat, dan malam biasanya sayur sop hambar pakai kerupuk. Begitu terus selama 3 tahun.
SMA aku mondok lagi, diajarin beli makan ke warteg pakai samping gejet dan bikin aku yang tomboy terkesan urakan didepan para santri yang lain. Aku juga pernah kabur, manjat pager karena udah kepalang telat mau latihan PASKIBRA di sekolah. Berita itu pun jadi bahan olok olok ustadz saat ngaji.
Kemudian, aku bener bener kabur gak balik lagi. Lantas indekos makan nasi dan ati ampela goreng setiap pulang sekolah. Bingung mau makan apa.
Tiba-tiba sekolah buka asrama, bapak daftarin aku kesana terus diajarin masak sama temen-temen asrama. Dari situ pun aku mengenal telor kampung dengan 2 mata sapi.
Kuliah aku diurus sama nenek, trus nenek meninggal. Lalu diurus sama bapak, trus bapak meninggal. Paman ngajak aku tinggal di rumahnya. Aku tidur di kamar sepupu aku berdua di ruangan yang agak sempit.
Namun, perjalanan panjang membuat aku sering tertabrak trotoar. Sampai akhirnya aku pindahan tinggal di gudang rumah warisan bapak yang saat itu dikontrakan.
Kecuali kamar atas yang jadi gudang. Aku berbenah dan hidup di sana, seringkali ketindihan. Keseringan malah. Menu makan aku berubah jadi capcay kuah kadang-kadang lele goreng.
Uang bekal bulanan aku habiskan semuanya untuk membeli makanan, gak pernah terpikir untuk nabung dan membeli kebutuhan lain.
Setelah menikah, barulah aku melihat dapur kecil di kontrakan sangat minimalis. Aku gak tahu apa yang aku masak, tapi suami makan semuanya tanpa berkomentar.
Sampai akhirnya aku malah jualan masakan di grabfood. Niat nya bantuin ngembangin usaha siomay mamah. Tapi malah jadi segala dibikin dan bahkan punya pelanggan tetap.
Anak-anak aku jadi kritikus menu menu yang aku buat. Kalau kata mereka enak, berarti enak. Kalau makanan mereka gak habis bahkan ada muntahan, berarti emang gak enak.
0 notes
Text
Cerita Hidup Yang Ingin Ku Hapus
Jika bisa menghapus cerita hidup, aku akan hilangkan cerita di masa lalu ketika aku sekolah SD, tempat dimana seharusnya aku dapat teman baru tapi justru disanalah tempat dimana aku merasa paling kesepian, tidak ada satupun yang mau berteman denganku, aku selalu sendiri, dan aku benci.
Setiap hari rasanya semakin buruk, ketika aku berhadapan dengan dia “pembuli”, lemparan bola kertas, sampah bekas rautan pinsil, sampai menjambak rambutku hampir setiap hari dia lakukan, tiba dimana kesabaranku sudah dipuncak, dia melemparkan bekas sampah rautan ke wajahku, reflek aku tusuk tanganya dengan pinsil yang sedang ku genggam, takut sekali rasanya melihat dia menangis kesakitan, tapi entah mengapa ada perasaan puas.
Ada si pembuli ada pula yang memanfaatkanku, aku tau bahwa dia dari keluarga yang maaf, kurang mampu, ayahnya tukang ojek dan ibunya tukang cuci, punya adik kecil dan tinggal dikontrakan, kelemahanku memang gampang iba dengan orang lain, karna itu sering kali aku mengtraktir dia jajan, sampai ketika itu aku mendengar dia berkata dengan teman yang lain “dia tuh nurut sama gua, nih ya gua mintain duit aja langsung dikasih” seketika itu juga dia datang dan meminta uang, dan bodohnya aku tetap memberikan uangku padanya.
Mulai dari ceritaku ini yang membuat aku selalu harus bisa mengandalkan diri sendiri, aku tidak pernah tertarik untuk punya teman, dan satu hal yang aku perjuangkan untuk bisa sampai sekarang adalah “Jangan pernah takut, jangan lagi mau diremehkan apalagi diinjak-injak”
0 notes
milkywayvanilla · 1 year
Text
Ingatan Dea Adelia - #1 Pindah dari Kota Samarinda
entah apa yang dipikirkan papa ketika sehari menjelang kelulusanku dari SMP Negeri 4 Samarinda, papa menghubungi mami dengan berkata “Ma, Dea kan uda mau lulus SMP, segera persiapkan baju-baju ya. Mama dan Dea pindah ke Cilegon!”. hening dari handphone mami membuat papaku harus berhalo-halo ria untuk memastikan kalimatnya terdengar jelas.
mamiku terdiam beberapa saat, lalu berkata “ Pa, tapikan rumah kita baru aja mama tempatin. masa uda harus pindah lagi. nanti disana rumahnya gimana?”. protes panjang menjadi bumbu dari percakapan kala itu. sementara itu , aku mengangguk-angguk mendengarkan. sok tahu dimana itu CIlegon yang ku yakini kata-kata papa, bahwa Cilegon itu dekat dengan Jakarta. Yaa.. memang dekat sih hanya 2 jam perjalanan CIlegon ke Jakarta.
papa yang terkenal tegas tetap pada pendiriannya. sedikit banyak yang ku pahami adalah papa berusaha membuat mami dan aku berkumpul dengannya. sementara anak kampung sepertiku yang ingin hidup di Jakarta, tersenyum kesenangan karena mimpi ini sebentar lagi menjadi nyata.
hari kelulusan tiba , ada rasa sedih harus berpisah dengan sahabat-sahabat semasa SMP dan aku bersalaman dengan seorang sahabat. Ia bertanya “kamu jadi pindahkah ke Jakarta?”ujarnya dengan raut wajah sedih. kemudian kalimat terakhir yang kuingat ketika ia menggenggam tanganku “jangan lupain aku ya, kamu juga tetap aku ingat”. persis di depan gerbang sekolah aku menangis. mamiku yang berada dibelakang, tersenyum dan bilang “makasih ya sudah berteman baik dengan dea. kamu juga sehat terus ya”. ia menjawab “ia tante”. 
aku terdiam sejenak mengingat kumpulan selama 15 tahun dari aku lahir di Samarinda hingga aku lulus SMP. kenangan-kenangan indah, sedih, memuakan, muncul silih berganti. aku kemudian bersemangat menyambut hari yang baru di kota yang tidak pernah aku dengar.
malamnya  aku dan mami memasukan baju-baju ke dalam koper, dilanjutkan dengan makan nasi dan empal jagung buatan mami. mami bilang “De, bisa ga ya kita hidup disana. mami takut de”. “Bisa Mi! kan kita mau punya pengalaman baru. Dea bisa punya teman-teman baru disana, nanti mami punya rumah baru. bisaaa..kita kan bertiga!” ucapan penuh percaya diri dari anak usia 15 tahun yang sok tahu ini rupanya meyakinkan mami pada saat itu.
tibalah akhir tahun 2008, kami meninggalkan Samarinda untuk pertama kalinya. pertama kali menginjakan kaki di Cilegon, kami melihat bahwa Cilegon adalah kota lurus (jalanan besarnya hanya lurus pada saat itu), dengan cuaca yang teramat terik. jujur panas banget.
sembari menunggu beberapa waktu untuk mendaftar sekolah, aku dan mami sering bermain ke mayofield (salah satu mall yang ada di Cilegon selain Ramayana). kami tinggal dikontrakan dekat dengan tempat penjagalan sapi. 
-2008, Cilegon dengan matahari teriknya menyambut kami dengan ramah.
0 notes
wipi · 2 years
Text
LAGI LAGI LDR :(
2 tahun 4 bulan usia pernikahan yang masih sangat belia, untuk memutuskan menjalani hubungan jarak jauh. Awal pernikahan hingga saat ini rasanya kapal kita hanya berada pada ombak yang tenang. Tantangannya hanyalah LDR. ya, hanya !
Padahal dalam hati ngenes sekali ya. 3 bulan yang lalu rasanya bahagia banget pada akhirnya bisa merasakan rumah tangga seutuhnya. Hidup berdua diperantauan. Meski beberapa kali tidak mudah ketika lagi sama-sama ngambek. Pasti aku nangis duluan. Kelemahanku ya Overthingking lah, apalagi? setelah sempat mengalami rumah tangga yang utuh, akhirnya keputusan yang amat sulit harus diambil. Melalui beberapa dialog, recana-rencana, kemungkinan-kemungkinan dan lainnya. Akhirnya suami merelakanku untuk kembali ke kota asalku. Hanya dengan alasan gak tega liat aku nangis karena bosen gak ngapa-ngapain dikontrakan. Memang sih sebenarnya paling enak itu menganggur.. tapi kalau ingat planning yang besar dan membutuhkan kerjasama antar anggota rumah tangga dalam mewujudkannya ya bagaimana lagi. Toh, sebenarnya aku juga menikmati apa yang kujalani saat ini. Hanya saja kalau bisa dua-duanya dipilih akan lebih menenangkan. 
Andai suami dan aku bisa tetap bersama dengan planning yang tetap berjalan dan tidak ada kekhawatiran-kekhawatiran didepan sana, pasti menyenangkan. Rasanya komplit aja gitu hehehe... Setelah menjalani hubungan LDR ini aku mulai lelah dengan aktivitas yang lebih padat dari sebelumnya, aku kembali ke tepat asalku yang membelenggu. Seperti magnet yang menarikku ke lobang hitam. Pekat!
Aku ingin kembali menyusul suamiku, menikmati rumah tangga yang sesungguhnya. Ingin kusesali apa yang telah ku putuskan. Tapi dalam hati kecilku aku menikmati pesakitan ini. Rasa lelah, rasa overthingking, rasa bangga pada diri muncul disini. Aku merasa ketika menjalani ini semua aku bisa bermanfaat bagi banyak orang disekelilingku. Berbeda ketika aku diperantauan aku terpuruk dan merasa bahwa hidup kok tidak ada gunanya. Meski aku harus menahan gejolak dihati ingin terbang ke pelukan suami (eaaaak) :v
Semoga Allah memberikan rezeki yang barkah dan rumah tangga yang sakinah agar secepatnya kita bisa menggapai plan yang ada di depan mata, satu persatu tanpa ragu. Aku ingin sekali mengeluh tapi, jika pada suami aku tidak bisa mengeluh terus-menerus. Aku tidak ingin menambahi beban pikirannya. Biarkan dia mencari nafkah dengan tenang, aku mendoakan disini..dengan menerbangkan pesawat rindu semoga sampai pada yang dirindu.  See u soon <3
0 notes
itsnaasshofa · 3 years
Text
TerISNPIRASI
Kalau lihat kisah Fahmi-Zahra (penulis buku MENGUKIR PERADABAN) jadi inspirasi tersendiri. Seorang hafidz yang bergelar dokter lulusan UGM yang beristrikan dengan seorang dokter gigi,hafidzah pula. Rasanya hidupnya sudah sepaket lengkap dunia akhirat.
Yang menginspirasi adalah mereka lebih memilih hidup sederhana,banding hidup mewah. Mereka memilih tinggal dikontrakan kamar sebuah rumah tahfidz dekat masjid daerah Jogja, biar bisa mengajarkan anak-anak ngaji dan menghafal Al-Qur'an. Salah satu alasannya adalah untuk menjaga hafalan mereka.
Im so excited,
Rezeki itu tidak melulunya soal finansial,tapi dibersamakan dengan seseorang yang sevisi-misi itu rezeki gada tandingannya. Keberkahan senantiasa hadir ditengah-tengah keluarga. Dihadirkan anak-anak yg sholih sholihah itu rezeki yang ga ternilai harganya.
Dan yang menginspirasi lagi, mereka membuat skala hidup mereka didunia dengan istilah twenty interval. Patokan utamanya Ibadah dan ummat itu selalunya nomor satu.
Lihat diri sendiri kok jauh sekali kehidupan seperti mereka,gitu cita2nya pengen punya keluarga yang bisa mengukir peradaban Islam.
Sejauh ini apa kontribusi yang sudah dan akan kita berikan ketika berkeluarga nanti??♡♡
Ini baru melihat dari kisah manusia hari ini, belum membaca dan menelaah lebih dalam kisah kehidupan keluarga Rasulullah. Pastinya jauh lebih menginspirasi✨
10 notes · View notes
abeeebeee · 6 years
Text
Dana Mepet Untuk Ngontrak? Tips Hidup Nyaman di Rumah Kontrakan Murah Meriah
Pasangan yang baru membina rumah tangga tentu berkeinginan untuk hidup mandiri dan tidak lagi merepotkan orangtua. Namun, tak semua pasangan memiliki keuangan yang cukup untuk membeli rumah. Terlebih harga rumah saat ini sangat mahal. Mengambil KPR (Kredit Pemilikan Rumah) juga perlu pertimbangan dan persiapan yang matang. Untuk yang bergaji pas-pasan, mengontrak rumah adalah pilihan yang lebih bijak.
Tumblr media
Rumah menjadi tempat memulai dan mengakhiri aktivitas. Tak perlu minder jika Anda sekarang ini tinggal di kontrakan murah meriah dengan kondisi seadanya. Yang terpenting adalah rumah kontrakan yang disewa masih layak huni. Asal dijalani dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur, tinggal di kontrakan sederhana jauh dari kata mewah bisa membawa kebahagiaan dan keberkahan tersendiri.
Rumah kontrakan yang ditempati mungkin tak seperti orang lain yang luas dan dihiasi furnitur mewah. Tapi, rumah mewah bukan jaminan pasti penghuninya akan hidup bahagia. Bagi Anda yang sekarang lagi cari rumah kontrakan murah yang tak begitu luas dan tak banyak furnitur di dalamnya pun bisa dibuat nyaman seperti rumah sendiri tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya. Begini caranya!
Rajin bersih-bersih
Kebersihan adalah faktor penting yang menunjang kenyamanan suatu hunian. Meski bukan milik sendiri, kebersihan rumah kontrakan harus dijaga dan dirawat seperti rumah sendiri. Terutama area yang mudah kotor seperti dapur dan kamar mandi. Area tersebut harus dibersihkan setiap hari. Lantai juga sebaiknya rajin disapu dan dipel dua kali sehari setiap pagi dan sore. Selain demi kenyamanan, menjaga kebersihan juga penting untuk mengurangi risiko perkembangan bibit penyakit di sudut-sudut rumah yang kotor. 
Simpan barang secara terorganisir
Pastikan setiap perabot di rumah kontrakan Anda disimpan secara rapi dan terorganisir. Rumah kontrakan yang sempit membuat penataan ruang menjadi terbatas. Untuk membuat barang-barang terlihat rapi, seringkali kita malah membeli tempat penyimpanan. Namun, ini bukan solusi yang tepat karena tempat penyimpanan justru memakan lebih banyak tempat. Pemanfaatan ruang menjadi tidak efektif. Ketimbang membeli tempat penyimpanan, pisahkanlah barang-barang yang dibutuhkan dengan yang tidak. Barang yang sudah tidak dipakai bisa dibuang atau diberikan kepada orang lain. 
Tata ruang secara berkala
Ruang yang sempit akan membuat cepat bosan dan jenuh. Untuk menyiasatinya, rubahlah tata letak ruang secara berkala untuk menciptakan nuansa baru. Tak perlu mengeluarkan biaya tambahan, Anda hanya perlu memindahkan letak perabot yang ada di rumah kontrakan Anda. 
Tanaman hias
Rumah kontrakan murah biasanya tak memiliki lahan hijau. Namun, Anda bisa menyiasatinya dengan menempatkan pot-pot kecil berisikan tanaman hias di teras. Keberadaan tanaman hias membuat rumah kontrakan kecil Anda terasa lebih hidup dan semarak. Anda juga bisa menempatkan tanaman hias di dalam rumah. Manfaatnya selain menambah estetika, juga dapat membantu mengurangi racun yang mengontaminasi udara ruangan. Nuansa dalam ruangan juga tampak lebih segar. 
Siasati lantai dengan karpet
Lantai yang tampak usang, kusam, atau banyak retakan biasa disiasati dengan penggunaan karpet agar lebih sedap dipandang. Meski terkesan sepele, tapi penggunaan karpet bisa menambah keindahan suatu ruangan. Warna karpet bisa disesuaikan dengan selera agar rumah kontrakan terasa semakin nyaman. 
Dekorasi dinding
Dinding yang sudah usang dan catnya mengelupas tentu menurunkan estetika dan sedikit membuat tidak nyaman. Terlebih bila Anda akan menempati rumah kontrakan untuk waktu yang lama. Jika pemilik kontrakan mengizinkan dan Anda tak keberatan untuk keluar sedikit biaya, mengapa tidak mengecat ulang rumah kontrakan Anda. Beberapa warna juga dapat menciptakan kesan luas untuk rumah kontrakan Anda, seperti putih, kuning lembut, dan warna-warna pastel. 
Atau Anda juga bisa menghias dinding dengan menempelkan wall sticker. Tak perlu mengecat dinding, Anda bisa menempelkan wall sticker tertentu di satu spot atau satu sisi dinding saja. Wall sticker kini sudah makin banyak ragam dan warnanya, Anda bisa menyesuaikan sesuai selera dan nuansa yang ingin diciptakan. Rumah kontrakan Anda akan terasa berbeda dari sebelumnya!
Demikianlah beberapa tips untuk mempernyaman rumah kontrakan Anda. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!
0 notes
nisamaidah · 5 years
Text
Kamar Nomor 2: 2. “Tanggung Jawab”
Kata siapa tangung jawab itu mudah. susah bagi orang-orang yang belum terbiasa. saat ini Anit memang belum terbisa menghadapi masalah yang bertubi-tubi hadir menghiasi hidup nya akhir-akhir ini. Semenjak dia memutuskan untuk merantau dia belum merasa nyaman tinggal di lingkungan barunya..
Sering dia mengacaukan dirinya sendiri bahkan orang lain. Sering dia iri dengan kedekatan teman kosnya yang lain. Hal inilah sumper permasalah itu bermuncul. dengki yang ada menyebabkan timbulnya perkara. 
sering dia melalaikan tugas yang diberikann dan sibuk dengan lainya. Apakah ini yang disebut tanggung jawab?. Dia sebenarnya tahu tapi dia pura-pura tak tau. apakah ini bisa disebut manusia yang bertanggung jawab?..
Anit anak yang unik, itu angkapan teman-teman satu kontrakannya, temannya yang ada dikontrakan beberapa teman dekatnya namun apalah daya, semuanya tak berjalan sesuai dengan keinginan Anit, anak super sok sibuk ingin diperhatiin tapi ahh mungkin nggak peka.. menurut versi salah satu teman sekontrakannya
2 notes · View notes
lidya27ss · 6 years
Text
Hello again.
Been a years since-me away from Tumblr-life.
Im very miss it.
Waktu, sampai sekarang masih tetap sama. Terus berjalan dan tanpa bisa dihentikan bahkan walau hanya sedetik. And Thank God, im still alive till today. Sudah sangat banyak perubahan yang terjadi di hidup gw sekarang ini. Mulai dari tempat tinggal yang dulunya ngekost dan tinggal sendiri, dan sekarang tinggal dikontrakan kecil bersama keluarga. Lalu sekarang juga sudah punya pasangan. Berat badan sudah diatas 44 kg. Sudah achieved impian ke Taiwan. Pun masih ada hal yang tetap sama sih, tinggi badan ga nambah-nambah. Masih tetap mencintai guling gw sepenuh hati. Dan puji Tuhan, masih belum ubanan. Gw inget, awal tahun 2018, gw pernah menulis message untuk diri gw sendiri, isinya : 2018-akan mengubah hidup lu secara total. Dan gw merasa, hal itu hampir sepenuhnya benar. Nanti gw mau nulis detail tentang beberapa perubahan yang terjadi di hidup gw sampai saat ini. Dan semoga, gw akan lebih sering mengisi Tumblr gw dengan tulisan baik. Amin. Hello again Tumblr! 😘😘
2 notes · View notes
curhatankuh · 6 years
Text
Hidup
Hari ke sembilan di tahun 2019. Memutar kembali perjalanan kehidupan yang hampir menginjak umur 22 tahun ini, membuat saya tersenyum.
Kepada diri sendiri. Terimakasih lho ya. Terimakasih udah mau bertahan sejauh ini. Udah memilih tidak menyerah, meski jalanku tak mudah. Udah memilih untuk tegas pada diri sendiri. Udah mulai belajar buat mencintai diri sendiri, belajar menghargai dan menerima diri sendiri seutuhnya. Terimakasih banyak, diriku! Jangan henti disini, ya.
Mensyukuri atas apapun yang terjadi di umur 21 tahun. Lumayan banyak drama. Sadar kalau nggak semua keinginan harus dijadikan kebutuhan. Ada target, hanya saja gak kudu harus terkabul saat itu juga. Pokoknya mah, dinikmati aja!
Umur dimana sudah mengenal banyak orang baru, dan memberi banyak pembelajaran baru. Tahun dimana mulai mencoba banyak hal baru, belajar ini itu. Keluar dari zona nyaman. Kurangin main bareng teman, nyoba kerja buat cari duit sendiri. Ikut organisasi buat dapat pengalaman dan juga teman baru. Seru kan!!
Mulai belajar hidup sehat, tapi kadang masih sering ngecheat wkwk. Tapi udah mulai kontrol asupan makanan yang masuk, 3 kali makan sehari kalo ada duit, 2 kali kalau nggak ada wkwk. Olahraga rutin tiap selasa futsal bareng sama anak kampus lain dan tiap jumat badminton bareng anak jurusan. Belajar buat gak ngerusak bumi , sesimpel bawa botol tupperware dan isi dikontrakan aja. Belajar buat merawat diri, pakai lengan panjang kalo panas biar ga item. Belajar juga tentang mindful living, yang membuat saya semakin selow buat ngejalani hidup.
Beberapa hal juga ada yang harus direlakan. Tidak lagi galau memikirkan tentang hubungan pacar2an. Makin tegas menentukan pilihan. Karena memilih untuk sendiri, bukan karena keadaan. Tapi karena memang ingin yang bisa benar-benar diajak serius, biar gak perlu saling mengecewakan lagi. Bukan tipe yang penting ada. Dan juga ternyata, hati memang belum sesiap itu ingin memiliki orang baru.
Menyenangkan loh! Fokusnya jadi teralihkan buat ngembangin diri, ningkatin kapasitas diri. Bukan memikirkan kenapa jomblo mulu heheheu. Sekedar nulis tulisan galau mah, bukan berarti galau yakan wkwk
Sedikit menyesal kenapa umur segini ini baca bukunya cuman sedikit huf kayaknya cuman kalau bener2 bagus dan gratis, sama kalau mau ujian aja beberapa buku, itupun ga semuanya karena lainnya cuma separuh jalan. wkwkwk. Tahun ini semoga harus tuntas, dan banyakin baca buku berkualitas lainnya. Aku baru sadar buku benar2 jendela dunia soalnya wkwk
Terimakasih untuk hidup yang benar2 luar biasa ini ya allah. Ada ujian yang belum tentu kuat dihadapi semua orang, tapi engkau berikan dengan harapan aku bisa memaknai hidup ini dengan benar.
Semoga masih diberikan sisa umur buat menjalani tahun tahun selanjutnya. Semoga sehat selalu. Semoga hubungan keluarga dan pertemanan bisa terus terjaga dengan baik, dan juga lebih banyak relasi!. Semoga pikirannya lebih kalem dan bisa mindful living sepenuhnya. Semoga diberi kesempatan untuk mengembangkan diri lagi, banyak coba hal baru, berkarya lebih banyak, berkembangnya bisnisku walau masih dirintis) maupun kerjaan baru, dan lebih fokus nabung (siapa tahu bisa langsung nikah pas lulus nanti wkwkwk)
Dan untukmu, semoga saja aku bisa makin dekat dengan pencipta kita.
2 notes · View notes
sichoco · 3 years
Text
Dulu pas merantau rasanya tiap hari kesepian banget.
Pulang kerja capek, sendirian, nggak ada yang diajak ngobrol.
Kalo weekend dikontrakan sendirian, bingung mau ngapain, bingung mau kemana.
Terus dengan pertimbangan yang sangat banyak, akhirnya memutuskan untuk resign dan pulang kampung.
Sebulan, dua bulan dirumah masih sangat menikmati.
Suasana masih bersahabat.
Giliran udah 5 bulan, aku mulai bosan.
Ditambah umurku yang udah menginjak 25 dan belum juga menikah. Kanan kiri depan belakang nanyain mulu "kapan?" "Kapan?" "Kapan?" Aahhh.. yaelah aku jg pengin nikah kali, tapi lah wong belum dikasih.
Ada yang ngomong lagi "katanya aku tuh terlalu milih-milih, dijodohin sana sini nggak mau" Lah ini aku yang mau nikah, pastinya harus milih dong. "Kalian beli gorengan yang cuma dimakan sekali aja milih, lah ini buat seumur hidup masa nggak milih."
Agggrrr... Pulang kampung niatnya buat ngilangin stres malah tambah stres.
Merantau sekian lama dan baru menyerah di tahun ke-6, tp dikampung belum ada setahun aja rasanya udah pengin merantau lagi.
Demi Allah aku cuma pengin ngerasain gimana bahagianya dipinang sama seorang lelaki yang bener-bener aku sayang, bukan sama orang yang nggak aku kenal.
Aku cuma pengin menikah satu kali seumur hidupku.
0 notes
yangmeracau · 6 years
Text
Ketika masih Jomblo. Bercita citalah lebih banyak!
Salah satu temanku batal tunangan karena beda organisasi keislamannya.
Temanku yang lain pernah juga tunangan, terus batal nikah karena sang pria ketahuan selingkuh.
Dia trauma memilih atau menerima laki laki lain.
Lalu ia berandai andai, maka sebaiknya aku menikah dengan laki laki yang sudah mapan, punya rumah dan mobil.
Sehingga aku tak perlu lagi bekerja keras untuk menghidupi orang tua dan saudaraku.
Sampai dekat waktunya, aku menerima undangan, lantas ia bercerita kepadaku.
"Sayang sekali fa, aku gak minta pria yang masih bujang"
Meski begitu, kesan bahagia selalu tampak dalam whatapp story dari sebelum nikah sampai sekarang.
Aku pun sama.
Dulu, aku tidak tahu harus menikah dengan laki laki macam apa.
Aku merenung dan meliat diriku lewat cermin. Seperti apa aku? Dan seperti apa kelak suami yang aku butuhkan?
Spontan aku menyukai laki laki manis dengan visi hidup yang kuat.
Tapi permintaan itu saja tidak cukup.
Aku punya bisnis. Dan suami harus mendukung.
Aku punya adik yang lebih dewasa dan tinggi. Suami tak boleh minder.
Bahkan ketika adikku disejajarkan dengan seniorku dikampus, tampak seperti bapak dan anak. Bapaknya adalah adikku.
Akhirnya aku berandai andai lebih jauh.
Aku ingin hidup sesederhana mungkin, menyelesaikan masalah hidup bersama, berjuang dengan segala kekurangan materi.
Aku sadar, orang tuaku tidak termasuk orang tua yang miskin. Tapi hidupku tak semudah orang orang miskin lakukan.
Sedari kecil bahkan kami (aku dan dua adikku) setiap pagi membantu membuat dagangan.
Tak ada uang jajan tambahan. 2000 untuk sehari penuh.
Setelah menikah aku juga ingin begitu.
Financial dicukupkan, tapi ingin gaya hidup. Ekonomis dan mandiri.
Lantas akhirnya suamiku yang sekarang, membuat cerita hidup seperti yang aku andaikan dulu.
Diawal pernikahan kami nyicil dan membereskan semua hutang. Mengkompres uang bulanan dan bekerja paruh waktu.
Aku juga menjalani bisnis lebih serius, dibantu suami kami melihat lebih banyak peluang.
Tinggal dikontrakan kecil tanpa kulkas dan mesin cuci padahal biasanya aku laundry.
Rumah kontrakan seluas kamarku sebelumnya, dengan hawa dingin dan lembab tanpa jendela.
Sampai sampau mamah mengkhawatirkan aku.
"Tahun depan pindah ya. Pakai rumah yang itu. Sekalian direnovasi, nanti mamah bantu keuangan renovasinya"
Ya. Anakku harus tahu bagaimana hidup susah. Begitu azamku.
Jangan seperti anak tetangga, sudah umur 5 tahun masih nangis minta digendong atau tak dibelikan apa yang dimau.
Kamu jangan seperti itu ya nak.
Semoga aku bisa mendidik anakku, sebagaimana orang tuaku mendidik aku hingga sekarang.
10 notes · View notes
aditiadj · 3 years
Text
Cicak
Oke pembaca setia, udah lama nih gua ga update cerita pengalaman hidup gua, kali ini gua ingin bercerita tentang masa-masa kuliah gua dimana gua menempati 1 rumah selama 1 tahun dengan 9 teman gua, langsung aja ke cerita.
Semua ini dimulai dari semester 4 menuju semester 5 (Tingkat akhir) ketika gua masih berkuliah di Diploma IPB (Saat ini Vokasi IPB) D3 mengambil jurusan Teknik Komputer. Ketika semester 5 akan dimulai, kami bersepuluh mencoba survei ke rumah kontrakan yang akan kami tinggali selama kurang lebih 1 tahun nantinya, saat survei beberapa teman gua pencetus ide ini (ada 4 orang) mencoba mem-plotkan/membooking kamar-kamar yang akan kami tempati beserta partnernya. Gua mendapati partner tidur gua selama kurang lebih 1 tahun adalah Aditia Anugrah. Oya perkenalan dulu, kesembilan teman gua yaitu adalah Aditia Anugrah (Roommate), Aditya Kurniawan (MNI), Audy Vaksi, Dendi Abdul, Mohamad Ramdan, Muhammad Haitsam, Muhammad Irsyad, Muhamad Nurhuda, dan Rafdi sepakat untuk menempati 1 rumah selama satu tahun. Harga sewa rumah tersebut adalah 30jt/tahun yang rencana akan ditinggali sebanyak 10 orang laki-laki (9 orang jurusan Teknik Komputer, 1 orang jurusan MNI). Terdapat 4 kamar tidur dan 3 kamar mandi dirumah tersebut, sebelum ditempati oleh kami, rumah tersebut direnov terlebih dahulu dan juga ada penambahan 1 kamar, jadi total ada 5 kamar dengan tambahan biaya pula :( Asal muasal nama Cicak, karena di jurusan gua terdapat juga anak-anak yang mengontrak 1 rumah berisi 10-12 orang, dan mereka menamai kontrakan mereka adalah Tokek, Tokek dan Cicak adalah hewan yang sejenis, tetapi hanya berbeda ukuran dan bentuknya saja. Oleh karena itu kontrakan yang gua tempati bersama kesembilan teman gua dinamainya Cicak.
Terdapat momen-momen yang sangat berkesan menurut gua:
Ketika berangkat kuliah (bukan praktikum) beberapa teman gua (Tekom) menghadiri jam kuliah yang sama, jadi ketika berangkat kuliah, kami selalu bersama-sama menggunakan sepeda motor, seakan-akan konvoi menuju kampus :D dan ketika datang ke kelas langsung berbarengan, jadi ketika telat datang tidak hanya 1 orang saja, tetapi ada temannya, karena kami hampir selalu datang secara bersama-sama (Walau untuk saat-saat tertentu, ada juga yang berangkat duluan).
Saat malam tiba dan kami sedang kelaparan, biasanya kami order pecel lele/ayam didepan rumah kontrakan kami, karena kami anak kos, jadi kami selalu membeli paket hemat yaitu nasi + tahu + tempe + kol goreng dan tak lupa juga sambalnya dengan harga paket tersebut adalah 6-8rb pada tahun 2015, murah dan nikmat.
Setiap bulan kami selalu belanja keperluan makan yaitu Nugget, Kentang, Sosis, dll, dimana itu adalah jenis makanan yang tahan lama dan dapat dimasukkan ke dalam kulkas, dengan uang seadanya (Patungan dengan roommate) kami berbelanja apa yang dibutuhkan saja. Kami biasa berbelanja ke Giant Botani Square, numpang parkir di parkiran kampus yaitu di Baranangsiang, biaya parkirnya gratis seingat gua, karena hanya menunjukkan kartu mahasiswa saja :D.
Pembagian tugas ketika dikosan. Gua lebih sering membersihkan kosan terutama tempat yang sering gua lewati / gunakan seperti kamar mandi, kamar tidur, dan ruang kumpul. Gua tidak begitu menyukai jika tempat-tempat tersebut kotor, jadi hampir setiap hari gua menyapunya, kalo ngepel tiap hari capek cuy wkwkwk Gua juga merangkap sebagai bendahara sekaligus dept kolektor, menagih uang bulanan ke teman-teman yang lain untuk pembayaran listrik dan air. Karena roommate gua adalah penggagas ngontrak 1 rumah 10 orang ini jadi dia juga ikut bertanggung jawab mengurus biaya bulanan untuk rumah ini (Listrik + Air) Sempat juga beberapa kali kami (gua dan teman gua Adit) harus pergi ke kantor PDAM Tirta di dekat mall Ekalokasari yang jaraknya kurang lebih sekitar 5,6km menggunakan motornya, karena gua tidak membawa sepeda motor selama gua berkuliah 3 tahun di Bogor, hanya membawa sepeda gowes saja :D.
Dipakai sebagai markas tempat ngumpul teman-teman Tekom 49. Selama kurang lebih 1 tahun (Agustus/Sept 2014 - Agustus/Sept 2015) kontrakan kami (Cicak) selalu menjadi tempat untuk numpang tidur / istirahat / nonton tv / main pes bahkan ada yang sampai menitipkan motornya selama hampir 1 tahun tanpa kami pungut biaya sepeserpun. Karena motor tersebut memiliki suatu kendala sehingga tidak dapat diselamatkan lagi, alhasil dimusiumkan dikontrakan wkwkwk Beberapa teman yang rumahnya jauh dari kampus jika jam istirahat dan nantinya ada jadwal kuliah lagi, selalu mampir ke kontrakan kami, padahal menurut gua kontrakan kami tidak bagus-bagus amat, tapi tetap saja ada teman-teman yang betah/suka mengunjungi kontrakan kami.
Mengungsi. Ini gua lakukan ketika teman gua membawa pacarnya untuk ke kontrakan, beberapa kali gua mengungsi ke kamar teman gua yang lain karena diawal roommate gua ini pernah berkata, jika pacarnya datang ke kontrakan, dia meminta tolong agar gua sementara gua bergabung bersama teman gua yang lain. Karena gua sudah sepakat, gua tidak mempermasalahkan itu selagi dia tidak sering melakukannya.
Cari bukaan gratis. Saat bulan puasa tiba, kebiasaan anak kos untuk mencari bukaan gratisan dimulai, gua diberitahu oleh rekan gua bahwa ada masjid yang mengadakan buka bersama gratis gitu, nama masjidnya adalah Masjid Bogor Baru. Jadi setiap menjelang Magrib, masjid tersebut pasti selalu menyediakan takjil dan makanan berat. Kesempatan bagi anak kosan untuk mendapatkan makanan gratis :D. Beruntung gua hampir setiap harinya ketika buka puasa bisa mendapatkan makanan gratis tersebut, semakin hari semakin banyak juga pesaing-pesaing yang tidak mau kalah untuk mendapat bukaan gratis juga, sempat beberapa kali gua mendapati takjil saja. Tetapi gua bersyukur untuk beberapa waktu gua bisa mendapat makanan berbuka secara gratis, terima kasih orang baik :) semoga amal kalian dibalas oleh Allah SWT. "Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun" (HR. Tarmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5:192).
Tempat konsultasi, karena dikontrakan gua terdapat beberapa orang pinter/cerdas (Tidak termasuk gua) jadi ketika semester akhir, tepatnya tugas akhir, teman-teman dijurusan gua suka berkunjung ke kontrakan untuk sekedar konsultasi / meminta pendapat atau pencerahan mengenai tugas akhir mereka ke orang-orang pinter dikontrakan Cicak, terbesit dipikiran teman gua untuk menempelkan Harga / Tarif Konsultasi Tugas Akhir atau setidaknya mengirimkan makanan, biasanya yang mengirimkan makanan itu, akan dibagi-bagi, orang yang mendapat pasien konsultasi (Dokter) mendapat jatah yang lebih banyak untuk makanannya dibanding yang lain (Iyalah kan dia yang capek). Terpasang juga tulisan “Kontrakan ini terpasang CCTV” dengan harapan tidak ada niatan jahat dari maling untuk mengambil motor disini.
Berfoto bersama. Sebelum kami berpencar dan sibuk dengan kesibukkannya masing-masing, kami memutuskan untuk melakukan photo studio. Tema yang kita usung adalah kaos hitam. Masing-masing dari kami memegang 1 foto untuk disimpan. Inilah sosok teman-teman yang pernah tinggal satu atap dengan gua selama kurang lebih 1 tahun lamanya.
Tumblr media
Terima kasih atas waktu yang pernah kita habiskan bersama-sama, terima kasih atas semua kenangan yang kita lalui. Susah senang kita pernah lalui bersama, susah ketika berjibaku dengan tugas akhir, senang ketika kita semua bisa lulus, sedih ketika kita harus berpisah mengambil jalan kita masing-masing, ada yang langsung bekerja, ada juga yang melanjutkan untuk berkuliah lagi. Cerita ini sebagai bukti bahwa kita pernah tinggal 1 atap selama 1 tahun (kurang lebih). Tidak untuk sekarang, mungkin nanti ketika kita sudah menua. Semoga kenangan / cerita ini akan selalu ada di blog gua, Aditia Darmadi. Terima kasih kepada para pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca sedikit curhatan gua tentang mereka, yang pernah ada dikehidupanku untuk waktu yang singkat
0 notes
faconqueror · 3 years
Text
Kasih Sayang Allah
Entah mengapa, di setiap kejadian atau peristiwa yang terjadi saat ini saya selalu mencoba meluangkan waktu beberapa saat untuk merefleksikan diri, mengambil hikmah dari setiap kejadian, dan mengingat ingat lagi kasih sayang Allah mana lagi yang belum saya syukuri saat ini. Entah itu berupa nikmat, ujian, ataupun kebaikan dalam menjalani hidup. 
Mungkin dalam setahun ini kasih sayang Allah ke teman-teman saya berupa ujian sakit sehingga makin mendekatkan dirinya kepada Allah. Atau ada juga yang diberi cobaan berupa mendapat hidayah di saat-saat terpuruk menjalani ujian perkuliahan. Ada juga yang makin dekat dengan-Nya setelah mendapat beberapa jawaban dari doa-doa saat sedang menghadapi kegalauan masalah percintaan. Dan banyak sekali itu..
Akan tetapi, ada salah satu kasih sayang Allah yang begitu saya syukuri saat ini. Yaitu berupa nikmat sehat walau berulang kali mengalami kontak erat dengan rekan atau keluarga yang positif Covid-19. Dimulai dari awal tahun mendapat berita adik saya positif. Disitu pikiran saya sudah tidak karuan mengingat bapak saya tercinta memiliki komorbid dan juga ibu, walau sehat tapi beliau memiliki riwayat sakit juga. Ternyata pikiran itu berlanjut setelah beberapa hari kemudian bapak saya masuk RS dan belum diketahui diagnosisnya. Barangkali komorbidnya kambuh. 
Tanpa pikir panjang lagi, setelah Ibu bercerita bahwa dirinya kelelahan karena harus mengurus adik dan Bapak di RS, saya langsung pesan tiket saat itu juga dan langsung berangkat beberapa jam kemudian. Akhirnya keesokan harinya bisa langsung menggantikan Ibu untuk menjaga Bapak di RS. Setelah merawat beliau di RS selama beberapa hari, ternyata diluar dugaan,  bahwa beliau juga Positif Covid. Saat itu saya begitu panik dan bergegas melakukan diskusi darurat dengan kedua kakak malam itu karena harus menandatangani surat keputusan untuk isolasi Bapak saya selama beberapa minggu kedepan. Di pikiran saya, apakah Bapak akan baik-baik saja? Apakah saya begitu tega untuk mengambil langkah isolasi ini? serta pikiran-pikiran lain yang membuat tidur tidak tenang. Dan akhirnya keputusan itu mau tidak mau harus ditempuh demi kebaikan Bapak saya dan keluarga di rumah.
Kemudian pikiran-pikiran yang menghantui tidak sampai situ saja. Pengalaman saat kontak erat dengan Bapak selama dua hari di RS membuat saya merenung kembali. Akankah saya ikut terpapar juga? Bagaimana juga dengan Ibu saya yang juga ikut merawat sebelumnya?
Alhamdulillah Qadarullah setelah melakukan tes mandiri, ternyata saya dan ibu saya negatif dan diberi kesehatan selama merawat Bapak dan Adik yang isolasi mandiri di rumah. Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya Bapak saya pun diperbolehkan pulang walau masih harus pemulihan panjang.
Beberapa bulan berlalu, ternyata pengalaman kontak erat itu muncul kembali. Kali ini rekan kerja satu kantor yang cukup akrab rupanya diberi ujian positif. Dan setelah tes mandiri, Alhamdulillah saya negatif. 
Kemudian beberapa bulan selanjutnya, rekan kerja saya yang selama sehari sebelumnya cukup intens beraksi dalam rapat dan obrolan 4 mata mengabarkan bahwa dirinya positif. Belum lagi adik dari teman saya yang sedang menumpang tinggal dikontrakan di hari yang sama juga mengumumkan bahwa dirinya positif. Padahal sehari sebelumnya saya juga ngobrol dengannya dan beberapa kali meminta tolong dia secara langsung. Qadarullah juga setelah test PCR dari kantor, Alhamdulillah saya negatif lagi.
Kurang beberapa minggu berlangsung. Kali ini teman satu kontrakan saya yang tinggal setiap hari bersama walau di kamar yang berbeda (kamar kami berhadap-hadapan). Setelah dia melakukan isolasi beberapa hari karena sedang radang tenggorokan, akhirnya ada masa dia mengalami anosmia dan terpaksa harus melakukan swab. Dan seperti dugaan, dia positif Covid.
Karena sudah beberapa kali mengalami pengalaman tersebut, saya coba untuk tenang dan memutuskan untuk memberanikan diri untuk tetap tinggal di kontrakan dan tetap tinggal di rumah apapun resikonya. Keesokan harinya, saya mencoba untuk swab mandiri dan Alhamdulillah hasilnya negatif. Masih belum yakin dengan hasilnya, saya pun mencoba untuk swab PCR yang didaftarkan oleh teman saya ke puskesmas 2 hari kemudian. Dan setelah hasilnya keluar, Qadarullah ternyata Alhamdulillah negatif juga. Dan semoga terus negatif dan sehat sampai seterusnya.
Dari beberapa kejadian ini, saya begitu bersyukur akan kasih sayang Allah yang masih memberi kesempatan saya untuk terus sehat dan tidak merasakan virus tersebut. Entah mungkin saya sudah pernah mengalami dan tapi tanpa gejala, atau mungkin karena hal lain, yang penting sampai sekarang saya masih sehat. Dari kejadian ini saya bisa diberi kesempatan untuk merawat orang lain, bisa tetap menjalankan aktivitas seperti biasa, dan bisa menjalani masa-masa pelatihan dasar yang cukup penting ini dengan lancar selama 2 minggu ini.
Terima kasih ya Allah...
Berilah hamba selalu kesehatan, salah satu nikmat yang sering kami dustakan. Berilah selalu kesembuhan kepada rekan-rekan, keluarga, maupun keluarga rekan hamba. Sudah cukup tiap hari berita duka yang saya dapat di grup-grup WA terus berdatangan silih berganti. Semoga Indonesia bisa pulih kembali. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin
1 note · View note
herokita · 4 years
Link
Bukan sekadar sebuah konsep, JAPANDI merupakan falsafah hidup yang menggabungkan kesederhanaan gaya Jepun dengan gaya rustik Scandi. Japandi telah menjadi salah satu stail ataupun gaya yang semakin mendapat perhatian penggemar hiasan dalaman. ELEMEN JAPANDI SimplicityPilih kualiti berbanding kuantiti. Konsep ini mementingkan keringkasan ataupun minimalism. Jadi anda perlu mewujudkan ruang yang kemas, luas dan lapang tanpaterlalu banyak aksesori sert aperabot yang hanya akan mengehadkan lagi ruang sedia ada. Bahan SemulajadiAntara bahan-bahan semula jadi yang boleh digunakan bagi mewujudkan konsep Japandi ialah buluh, rotan, linen, bulu dan juga kertas. Jangan lupa, unsur semulajadi daripada tumbuh-tumbuhan juga penting untuk sudut kediaman Japandi. Selain dapat menambah warna pada ruang, tumbuhan hijau juga dapat membantu membersihkan udara di dslam kediaman. Kombinasi Dua GayaCuba gabungkan kedua-dua gaya ini dan jangan takut untuk bermain dengan warna terang dari perabot Scandi dan warna gelap yang elegan dari gaya Jepun. Aksesori Dengan FungsiTambahkan aksesori, tetapi jangan keterlaluan. Aksesori Scandinavian menumpukan pada keselesaan, seperti permaidani lembut dan bantal besar untuk menambah suasana yang cosy ke dalam ruang. Aksesori jepun pula biasanya merupakan objek atau peralatan berfungsi seperti pasu, mangkuk atau dulang. Jadi untukmenggabungkan keduanya, keindahan aksesori perlulah seiring dengan kegunaannya. Kontra WarnaKunci utama konsep Japandi adalah dengan menggabungkan rona neutral lembut dari konsep Scandi yang dikontrakan dengan tona lebih gelap dan malap dari gaya Jepun. LIHAT JUGA : KONSEP SHABBY CHIC, KONSEP INDUSTRIAL HEROKITA.com | Digital Talents On Demand Source link
0 notes
keypropertisentul · 4 years
Photo
Tumblr media
Anda Kerja di Jakarta? Masa mau tinggal dikontrakan terus?? Anda sudah menikah? Masa mau numpang di Mertua terus?? Anda masih Singgle? Pilihan terbaik krn anda punya Tujuan hidup yg terArah. Dan malah lebih mudah syaratnya. Ngga usah bingung2 Nyari Rumah Subsidi pemerintah?? Yang paling utama bila Anda nyari Rumah Subsidi pemerintah adalah : 1. Lokasi strategis dan terjangkau 2. Air harus bagus dan bisa dikonsumsi 3. Dp kejangkau, bisa dicicil 4. Akses mudah 5. Type rumah ? Kenapa kami sarankan pilih yg utama adalah 1. Lokasi dan 2. Air..? Krn itu adalah kebutuhan paling dasar utk Rumah. Mungkin buat Sebagian orang Type Dan spek adalah yg paling Penting. Kalau menurut kami pribadi Spek Dan type dipilihan terakhir, Krn bisa kita Bangun sesuai segera kita nantinya, bila sudah Ada rezeki. PURI HARMONI PASIR MUKTI sangat layak Dan paling Rekomended bila Anda Cari Rumahnya Subsidi pemerintah. Lokasi Hanya 10 menitan dari Tol CiTEREUP. Burhan ambil Mumpung kesempatan masih Ada.. Spt saja syarat utama nya? 1. Bi checking bagus 2. Blm pernah Kpr 3. Usia 21-40 th Info : 0897 644 3359 www.propertysentulcity.com #Properti #Rumahdijual #Rumahsubsidi (di PURI Harmoni PASIR MUKTI) https://www.instagram.com/p/B-YljignALq/?igshid=yo5b2i1fh3i5
0 notes
artction · 5 years
Photo
Tumblr media
BELAJAR PENERIMAAN DIRI MELALUI ANIME FRUIT BASKET
Dulu sewaktu tinggal dikontrakan saya sekamar dengan seorang kawan jurusan biologi, dia suka sekali menonton anime. Bahkan kalau dia sedang maraton anime, sampai lupa tidur. Selain menonton dia juga sekali membaca komiknya. Saya kadang suka heran kalau dia menonton anime sampai tertawa terpingkal-pingkal, apa yang lucu ? dan kadang saya juga heran setiap kali dia menyodorkan komik yang ia baca “Gantenggg bangeet kannnn ?” Ha ? apa bagusnya ?
Sampai suatu hari saya disarankan untuk menonton anime oleh kawan saya yang lain. Sayapun akhirnya menurut. Satu episode, e bagus juga. Dua episode wahhh kerennn.. sampai kemudian pada tahap o ini yang dianggap lucu oleh kawan sekamarku, o ini yang ganteng… dan ternyata untuk bisa memahami sesuatu kita harus mengalami sendiri dulu.
Setelah lama libur nonton anime kemarin saya dapat rekomendasi anime bagus dari salah satu kawan saya, judul animenya Fruit Basket. Sampai pada hari ini saya baru nonton sembilan episode.
Kemarin pada saat saya nonton episode tiga saya mendapat pencerhan dari Honda-Tohru pada saat ia membuat nasi kepal di dapur dengan “Si Kucing”.
Begini :
“Ibarat orang adalah nasi kepal, bagian yang paling penting adalah acarnya… dan itu di punggungnya. Mungkin semua orang punya acar di punggung mereka, dalam bentuk, warna dan ukuran yang berbeda. Tapi karena tidak bisa melihatnya, mereka tidak tahu acar yang mereka punya. Mereka hanya berfikir seperti nasi putih polos, tidak punya apapun. Meski itu tidak benar. Mereka punya acar di punggung mereka. Mungkin itu alasan kita iri, karena punggung orang lain mudah dilihat”
Dari situ kita bisa belajar betapa pentingnya untuk menerima diri sendiri. Mensyukuri apa yang dipunya dan tidak takut dianggap berbeda- karena masing-masing orang memiliki acar yang bentuk, warna dan ukurannya berbeda.
Tapi sekarang ini banyak orang yang berlomba-lomba menjadi sama dengan ikut-ikutan orang lain. Lupa bahwa ia memiliki acar sendiri di punggungnya.
Mewarnai dirinya dengan warna lain bukankah sebuah kebohongan kepada diri sendiri ?
Menjadikan orang sebagai inspirasi boleh-boleh saja, tapi bukan berarti semuanya harus sama. Menjadi sama membuat kita susah untuk dikenal, terutama oleh diri sendiri.
Jujur, inilah yang membuat saya pada akhirnya terkena “virus” sering nonton anime. Banyak pelajaran hidup di sana. Bahkan satu kalimat dari anime yang pernah saya tonton pernah menyelamatkan saya pada saat saya berada di titik terendah dalam hidup.
Dan untuk itu saya ucapkan terimakasih.
0 notes