Tumgik
#jilid8
Photo
Tumblr media
Wajah-wajah pejuang 30 hari nulis nonstop tanpa terputus, semangat ya kawan. Kita sudah masuk hari ke 15, tinggal setengah perjalanan lagi. Maafkan guardian bila sering nagihin tulisan terus, itu karena saya sangat peduli dengan kalian semua, ingin membahagiakan kalian *tsaah. . Apapun profesi saat ini, di manapun kaki berpijak, selalu luangkan waktu untuk menulis ya. Tulis saja, jangan banyak mikir. Ada saatnya kita bahagia setelah dinyatakan lulus 30DWC ini, dan saat itulah perjalanan seorang penulis sebenarnya akan baru akan dimulai. . Tetap berkarya ya kawan, meskipum silaturahim kita hanya lewat online. Hal tersebut tidak mengurangi rasa kekeluargaan yang sudah terbentuk selama ini. Kalau aku mampir di kota kalian, jamulah dengan jamuan spesial ya. . Saya tunggu karyanya ya, novel, cerpen, puisi, prosa, buku motivasi, buku traveling, catatan harian, pengalaman hidup, buku keIslaman. Saya tunggu ya, hasilkan satu buku sebelum mati. . Satu buku atau tidak sama sekali, karena saya tahu rasanya. Saat buku pertama telah terbit, maka buku ke-2, ke-3 hingga ke -100 sekalipun akan mudah dilalui. Yang penting buku perdana harus segera lahir. . Abadikan namamu di masa depan, menyejarahlah pada zaman ini, beramal jariyah-lah melalui tiap kata yang kau tuliskan, berikan pada generasi ke-7 kalian bahwa berpuluh-puluh tahun dahulu buyutnya telah menghasilkan karya fenomenal yang saat ini bukunya sedang mereka pegang. . #pejuang #30DWC #jilid8 #Squad7 #Family #writer #booklover #OnFire
3 notes · View notes
aurora1453 · 7 years
Text
YOLO part 1 YOLO You Only Live Once So, what will you do? Interpretasi YOLO sangat bergantung dari cara berpikir seseorang. Karena hidupmu hanya sekali, pilihan apa yang akan kamu ambil untuk menemani tarikan nafasmu selama menjelajahi dunia? Saat saya mencoba searching di google mengenai 4 huruf ini, maka kata dominan yang akan muncul adalah “Menikmati Hidup”. Saat ini, YOLO memang sedang menjadi tren yang digandrungi oleh banyak anak muda. Yang jadi pertanyaan adalah, apakah salah menikmati hidup? Tentu saja tidak. Hanya saja, definisi menikmati hidup inilah yang harus dikaji lagi perspektifnya. Bila ditilik ulang sejarah YOLO sebagai  tren yang dibawa oleh Barat, maka  gaya menikmati hidup yang mereka tawarkan adalah sebuah kehidupan yang penuh dengan kesenangan-kesenangan duniawi. Di mana usia muda merupakan waktu yang paling tepat untuk menjajal semua hawa nafsu sebelum tubuh semakin melemah. Pemikiran ini semakin didukung oleh lagu-lagu Barat yang banyak sekali mengimplikasikan betapa hidup hanya sekali saja, kau bisa mati kapanpun, maka nikmati selagi kau bisa. Bahkan bila seandainya kau berakhir di neraka, setidaknya kau sudah mencoba semua kenikmatan yang bisa kau raih di dunia. Astaghfirullah.. Yang lebih menyedihkan adalah, pemikiran ini ditelan mentah-mentah oleh banyak anak muda yang masih kebingungan mencari pegangan hidup. Hal inilah yang seharusnya diwaspadai oleh para orang tua dan pemerhati pendidikan saat ini. Oleh karena itulah istilah YOLO sudah seharusnya mengalami transformasi makna ke arah yang positif mengingat betapa gaya hidup YOLO mempengaruhi pola pikir seseorang. Sebenarnya memang sudah banyak artikel yang mengajak pemuda untuk tidak menelan bulat semua definisi YOLO yang digaungkan oleh Barat. Karena hidup hanya sekali, maka sudah seharusnya menjadi sesuatu yang bermakna. Yang meninggalkan kenangan kebaikan bagi orang lain. Apalagi untuk seorang muslim. YOLO adalah sebuah niscaya karena memang manusia ditakdirkan hidup hanya sekali di dunia ini. Dan tentu saja karena hanya sekali inilah, manusia memiliki tugas yang harus diemban sebelum menapaki dunia lain di mana manusia mempertanggung jawabkan semua perbuatannya selama di dunia.
1 note · View note
ramlisemmawi-blog · 7 years
Text
ZAKAT PROFESI
oleh
Ramli Semmawi
Pada masa Nabi, sumber pendapatan masyarakat masih relatif terbatas dan tradisional, seperti berdagang, beternak atau bertani. Sementara sekarang, demikian banyak macam pekerjaan yang menjadi sumber pendapatan yang menghasilkan cukup besar harta. Pekerjaan tersebut dalam banyak hal didasarkan pada adanya keterampilan khusus atau keahlian dari proses pendidikan, seperti profesi dokter, bidan, paramedis, ahli farmasi, akuntan, konsultan, pengacara, notaris, guru, dosen, dan banyak lagi profesi lainnya. Profesi ini kadang dilakukan secara mandiri dan kadang terikat pada pihak lain atau institusi tertentu. Untuk yang terikat, pendapatan mereka disebut gaji atau upah.
Dalam Al-Qur'an disebutkan beberapa macam jenis kekayaan yang dikenai Zakat, yaitu: 1) emas dan perak, 2) tanaman dan buah-buahan, 3) hasil usaha, seperti dagang, dan 4) hasil perut bumi seperti barang tambang. Yang selain itu disebut secara umum dalam kata 'mal' yang jamaknya adalah 'amwal,' yang berati harta kekayaan, termasuk di dalamnya binatang ternak. Syarat harta kekayaan yang dikenai zakat adalah: 1) milik sempurna, 2) produktif dan berkembang, 3) mencapai nisab, 4) kelebihan dari kebutuhan pokok, dan 5) telah berlalu waktu satu tahun hijriah (haul).
Pekerjaan profesi jelas mendatangkan penghasilan dan menjadi sumber pendapatan utama yang menopang kehidupan manusia di zaman modern. Oleh karena itu layak dikenakan dengan memenuhi ketentuan umum tentang zakat atas penghasilan dari melakukan pekerjaan terikat maupun bebas. Hal tersebut dapat didasarkan pada keumuman perintah membayar zakat atas hasil usaha dan keumuman kata amwal yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Saw. Di antara nas-nas umum tersebut adalah: "Wahai orang-orang beriman infakkanlah (zakatkanlah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik....(QS. 2: 267); "Dan pada harta-harta mereka, (ada pula bahagian yang mereka tentukan menjadi) hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang menahan diri (tidak meminta)" (QS. az-Zariyat: 19). "Dan mereka (yang menentukan bahagian) pada harta-hartanya, menjadi hak yang termaklum--Bagi orang miskin yang meminta dan orang miskin yang menahan diri (tidak meminta)" (QS. al-Ma'arij: 24-25).
Kata infak dalam ayat pertama (QS. 2: 267) adalah mencakup zakat wajib dan sedekah tatawwu'(sukarela); orang yang berzakat mengambil sisi wajibnya zakat dan orang yang berinfak tatawwu' mengambil sisi Sunnahnya memberikan infak. Ibn Jabir at-Tabari menafsirkan infak dalam ayat ini sebagai zakat.
Sedangkan yang dimaksud dengan hasil usaha dalam ayat tersebut dikatakan oleh al-Jassas dalam tafsirnya 'ahkam Al-Qur'an,' "hasil usaha (kasb) itu ada dua macam: 1) keuntungan yang diperoleh melalui pertukaran barang, dan 2) hasil dari kegiatan memberikan jasa. Terdapat perbedaan pendapat para ulama dalam mengkualifikasi penghasilan dari profesi secara khusus dan penghasilan dari pekerjaan bebas dan terikat secara umum. Yusuf al-Qaradawi dan Wahbah az-Zuhaili memasukkannya ke dalam kategorial-mal al-mustafad--penghasilan.
Hasil Bahtsul Masail dalam Munas Alim ulama NU 2002 cenderung memasukkan zakat profesi dan zakat pendapatan dan jasa secara umum (zakah kasb al-mal wa al-mihan al-hurrah) sebagai zakat tijarah. Sementara, di lingkungan Muhammadiyah zakat profesi telah diterima dalam Putusan Tarjih ke-25 di Jakarta tahun 2000. Nisabnya setara 85 gram emas murni 24 karat dan kadar zakat 2,5%. Kedua organisasi terbesar telah mengambil sikap akan zakat profesi, Muhammadiyah dengan 85 gram emas, dan NU 20 dinar emas.
Zakat profesi dikeluarkan pada saat diterima tanpa dikenakan haul, dan dari hasil bersih setelah dipotong pengeluaran kebutuhan pokok minimal. Apabila sisa dari kebutuhan pokok minimal itu mencapai nisab, maka dikeluarkan zakatnya 2,5%. Apabila kelebihan kebutuhan pokok minimal itu tidak mencapai nisab, maka tidak dikenai zakat. Tetapi alangkah baiknya perhitungan zakatnya itu diakumulasikan dalam setahun dikurangi kebutuhan pokok satu tahun, sehingga dimungkinkan tercapai jumlah nisabnya.
Sumber Bacaan:
Al-Qur'an dan Terjemahannya
Ahmad Rofiq. Fiqh Kontekstual: dari Normatif ke Pemaknaan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004.
Syamsul Anwar. Studi Hukum Islam Kontemporer. Jakarta: RM Book. 2007.
0 notes
ngetehsoresore · 10 years
Quote
Biarkan takdirmu menjadi misteri yang penuh harap saat kita membuka mata. Nggak perlu merasa bingung dan luntang-lantung
Para Pencari Tuhan Jilid 8
3 notes · View notes
aurora1453 · 7 years
Text
Sepatu
Hidup memang tak selalu berisi pilihan Karena pilihan tentu saja hanya milik mereka yang bersepatu keren Mudah saja memilih merk apa yang ingin dipakai, warna mana yang sesuai bajunya Ahh.. Padahal Bu Guru bilang Indonesia sudah 60 tahun lebih merdeka Tapi kupikir hanya negaraku yang sudah merdeka, Aku tentu saja belum Bagaimana dikatakan merdeka bila untuk memilih sepatu baru pun aku tak sanggup? Kupandang sepatu lusuhku yang alasnya tentu saja sudah menipis seperti sepatu balet Bermenit-menit sampai kuhembuskan nafas kesal Mataku memicing, melihat selebaran yang terdampar tidak jauh dari sepatu baletku Ada foto beberapa anak sebayaku di sana.. Muka mereka menyedihkan, sama sepertiku Memang tak sepenuhnya sama, Karena entah mengapa sepertinya kesedihan mereka sangat mengibakan Ada rangkaian huruf di bawah gambar. Tapi sepertinya akan memakan waktu lama sebelum kutahu isinya. Maklum, aku berhenti sekolah tahun lalu, saat di kelas 2 SD. Kemampuan membacaku mengerikan, harus mengeja satu persatu. Kuputuskan untuk melipatnya. Nanti Nanti coba kubaca setelah mengamen Baru beranjak berdiri, kutemukan selebaran bergambar yang lain Tapi kali ini gambarnya jauuuh lebih mengibakan Ada belasan orang di sana, di gambar itu Baju mereka kumal, bahkan ada yang bertelanjang dada saja Paru-paru mereka menonjol, tulang-tulang lain juga terlihat menyembul Kuperiksa kaki mereka Tak kutemukan sepatu balet seperti milikku di sana Yang ada hanya warna-warna coklat dan agak memerah bekas tanah dan darah Mataku ngilu melihatnya Siapa, siapa mereka? Kupikir aku orang termenyedihkan di dunia ini Kuhabiskan waktu satu jam hanya untuk membaca sesuatu yang aku tak mengerti Setop genosida.. lirihku bingung Apa itu genosida? Kulanjutkan lagi mengeja huruf lain Siapa tahu ada kata yang kumengerti Save Rohingnya Rohingya? Aku semakin pusing Kutegakkan kepala, melihat sekitar. Siapa tahu ada selebaran lain Ternyata tak jauh dari tempatku berdiri, Ada sekumpulan pemuda tengah berteriak-teriak Save Rohingya, save rohingya, save rohingnya!!! Aku terbirit ke sana, mendekat Kudengarkan baik-baik perkataan orang yang bicara di atas mobil bak terbuka Rasanya aku marah sampai ke ubun-ubun saat mendengar cerita singkatnya tentang Rohingnya Hari itu, kutahu bahwa aku masih jauh lebih merdeka dibanding mereka Ya, mereka yang kini bersepatu tanah dan darah.
Kulihat beberapa mahasiswa membawa kotak-kotak kardus. Ada gambar yang sama di tempel di depan kotak. Sepertinya itu semacam kotak sumbangan untuk mereka.
Kupandangi kresek hitam yang menggantung di tangan kananku. Kresek berisi recehan hasil mengamenku hari ini. Ada 10.000 totalnya. Sudah kuhitung.
Bimbang. Aku belum makan siang hari ini. Perutku lapar. Tapi tak tega melihat kaki mereka.
Kuambil semua uang di kresek. Sambil menyeret sepatu baletku, aku mendekat ke kakak mahasiswa berkaca mata.
Sepertinya dia paham. Sambil berjongkok, diulurkannya kotak tersebut di depanku. Kumasukkan semua uangku.
Aku tak tahu cukup atau tidak. Tapi kuharap setidaknya satu teman sebayaku tak lagi bersepatu darah dan lumpur.
1 note · View note
Text
Anaknya Pacaran, Orang Tuanya Berdosa (Part 2)
Ustadz Yusuf Mansur mengatakan dalam kajiannya mengenai pacaran: jika seorang anak laki-laki dan perempuan berpegang tangan yang bukan muhrim, sang Ibu yang berada di dalam kubur dibawain batu dari neraka oleh malaikat Zabaniyah. Malaikat Zabaniyah tempatnya di neraka, tapi bisa naik ke kuburan menyiksa sang Ibu dengan membawa batu yang dipanasin dengan beribu-ribu tahun dalam api neraka, kemudian tangan Ibu tersebut ditarik ke depan dan ditaruh batu dari neraka itu ke atas telapak tangan sang Ibu. Siksaan yang paling rendah untuk sang adalah hancur ubun-ubun (kepala) karena memegang batu neraka tersebut. Itu balasan bagi orang tua yang tidak mendidik anak sewaktu masih hidup.
Beliau menjelaskan, “nak kesini nak, lu sayang enggak sama emak? Jika lu sayang, jangan sampe lu dipegang ama orang lain yah, kecuali laki lu nanti setelah nikah. Jangan main-main. Engga ada yang namanya pacaran. Serem siksaan dari Allah amatlah pedih, maka jawabannya hanya satu. Tubu ilallah, bertaubatlah kepada Allah.”
KH. Buya Yahya menjelaskan jika orang tua salah mendidik anak, khususnya seorang bapak yang tidak mengarahkan anaknya kepada pendidikan yang benar, tidak mengajarkannya ilmu-ilmu keIslaman. Kemudian anak tersebut melakukan banyak kebejatan dan maksiat karena buah dari salah didik dan salah asuhnya dari orang tua. Maka orang tua akan menuai semua dosa kejahatan (termasuk pacaran) yang dilakukan oleh sang anak. Sebaliknya jika sang anak berbuat baik, maka orang tua pun mendapatkan kiriman pahala.
Selanjutnya Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan, semua pacaran sebelum pernikahan hukumnya haram dan semua pacaran menuju kepada perzinahan. Yang lucu adalah orang tuanya yang mempersilahkan anaknya dibawa berduaan di malam hari, sungguh sebagai orang tua kita baru saja mempersilahkan anak untuk dizinahi. Yang lebih aneh adalah orang tua berpikiran silahkan pacaran dirumah saja, tidak pacaran di luar. Jika Pacaran di luar dapat berdampak buruk, setidaknya pacaran dirumah anak akan aman. Sama saja hukumnya haram, orang tua pun berdosa mengizinkan anak untuk berpacaran.
Dari beberapa pendapat ulama dan ustadz di atas dapat kita tarik benang merah bahwa budaya pacaran mendekatkan manusia kepada perzinahan. Tidak hanya bagi laki-laki dan wanita saja yang menanggung dosa, lebih jauh ternyata orang tua pun mendapat kiriman dosa dari perbuatan zina sang anak. Maka sebagai orang tua yang beriman didiklah dengan pendidikan Islam dan bimbinglah anak kita untuk memperdalam ilmu agama Islam, berikan pemahaman kepada anak bahwa jika sudah mengenal yang namanya cinta maka pantaskanlah diri sang anak untuk menuju jenjang cinta yang halal, yaitu pernikahan.
2 notes · View notes
aurora1453 · 7 years
Text
PSEUDO
Suasana lokasi syuting masih lengang. Hanya ada beberapa staf produksi drama yang sibuk memasang props yang akan digunakan untuk proses pengambilan video siang nanti. Roni segera meluncur ke ruang ganti aktor utama di dalam gedung. Ruangan dengan fasilitas terbaik dibanding ruangan sebelah, tempat para aktor figuran disatukan tanpa ada sekat privasi. Sambil berjalan tenang, ia menyapa para pekerja memamerkan senyum pura-pura gagahnya. Beberapa staf wanita cekikikan di ujung bawah tangga sambil berbisik-bisik. Roni mafhum dalam hati. Sudah biasa. Memasuki ruangan bertuliskan 'Lead Actor' di papan yang tertempel pada pintu, Roni bergegas tak sabar menjatuhkan diri ke atas sebuah sofa panjang berwarna putih gading. Dia berencana tidur setengah jam sebelum mulai mempersiapkan sesi make up. Badannya lelah setelah seminggu ini berpindah dari satu lokasi syuting ke lokasi yang lain. Tapi rupanya kelelahan tak cukup mengajak matanya untuk terpejam barang sekejap. Bola matanya bergerak-gerak, menerawang ke langit-langit bercat warna gradasi hitam abu. Mengingatkannya pada masa lalunya yang juga cukup abu-abu sebelum sampai ke tahap ini. Hingga seseorang menariknya dari kubangan lumpur, memberikannya kesempatan untuk berkecimpung di dunia showbiz. Roni bangkit. Memutuskan bahwa ia sudah jelas tak bisa tidur pagi ini. Diambilnya botol mineral yang tersusun di atas meja rias. Sambil duduk di depan kaca besar, Roni menempelkan ujung botol ke mulutnya, menghabiskan hampir separuhnya tanpa jeda. Ia menatap wajahnya yang terpantul sempurna. Wajah yang selalu ia cintai dengan seluruh detail pahatannya. Bulu matanya lentik alami, pipinya halus tanpa jerawat. Bibirnya memang agak tebal, tapi justru itu yang membuatnya seksi. Roni mengambil baju berwarna merah terang yang tergantung di bar besi dekat pintu. Kostum untuk hari ini agak berbeda rupanya. Ia menuju ruang ganti, mengepas tubuhnya dengan pakaian berbahan silky yang agak tak cocok dengan posturnya. Tapi Roni tak peduli. Ia cukup menyukainya. Tak lama ia sudah kembali ke depan cermin. Mematut diri, memuji dalam hati betapa sempurnanya bentuk tubuhnya. Ia mencoba berpose, lalu berakting sendirian merapalkan beberapa dialog terkenal film-film kesukaannya. Cklek... Tiba-tiba pintu ruangan terbuka sedikit. Kepala Binta, sang penata kostum menyembul sepertinya hendak memeriksa ruangan sekilas. Tapi agaknya rencana sekilasnya gagal gara-gara Roni. Mata Binta membulat melihatnya, raut mukanya berubah terlihat marah. "Roni bencong, kau gila ya? Itu bajunya Mbak Bella ngapain kamu pake? Setengah jam lagi dia datang. Awas aja ya kalau sampai dia tau kamu nyobain pakaiannya! Lepas!" Seru Binta sebal sambil menarik-narik gaun yang Roni pakai memaksa agar segera dilepas. Roni mengaduh ketika kuku Binta yang panjang tak sengaja menggores punggungnya yang agak terbuka. Dalam sekejap, ia sudah bertelanjang dada, hanya mengenakan boxer pink kesukaannya. Uugh,, Binta memang kejaaaaaam!! "Kamu tuh ya, udah bagus aku bawa ke sini. Jangan cari masalah deh! Sana siapin peralatan make upnya mbak Bella! Bisa uring-uringan dia kalau ada satu aja yang kurang. Cepetaaan!!!" Roni cemberut. Ia segera memakai kaos dan short trunksnya yang sebelumnya terlepas. Tak lama ia berlari dengan agak gemulai ke arah mobil manajer Bella Rafisa, aktris terpopuler di negerinya. Aahhh..
0 notes
aurora1453 · 7 years
Text
Anotasi Hati
Anotasi Hati Berbicara tentang hati, seperti berbicara pada ribuan sudut-sudut perasaan yang saling terhubung satu dengan yang lain. Perasaan marah, senang, dengki, bahagia, tenang, dan lainnya muncul dari masing-masing sudut tersebut. Masalah hati seringkali tak bisa kita prediksi reaksinya secara menyeluruh. Dibandingkan konsinyasi saraf-saraf otak yang bekerja penuh di bawah pengendalian pemiliknya, hati terkadang malah seringkali menjauh dari perintah akal sadar kita. Dan bagaimana pada akhirnya kita bertindak, hatilah yang mengambil seluruh kuasa hingga kita mencapai kata puas. Kata yang mungkin otak bahkan tak sadar mengapa hal-hal yang tak bisa dilogika menjadi sumber kenyamanan kita dalam menjalani hidup. Seorang pemimpin bijak mengatakan, bahwa dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal daging ini baik, maka kebaikan ada pada seluruh jasad. Namun bila segumpal daging ini rusak, rusak pulalah seluruh jasad manusia. Tak peduli harta, jabatan, rupa atau bahkan intelektualitas seseorang, bagaimana hatinya bertindak itulah yang menjadi penentu ketenangan hidupnya. Oleh sebab itulah, harus ada filter khusus yang selalu menyiapkan gumpalan daging kecil ini dalam keadaan terbaiknya. Supaya seluruh daging-daging lainnya pun terkondisikan sama kualitasnya dengan sang hati. Filter khusus ini berupa sebuah anotasi. Anotasi yang berisi catatan dan kritikan untuk setiap momentum yang ditentukan oleh sang hati dalam menghadapinya. Anotasi ini kita sendiri yang memegangnya. Kita yang mengisinya dan kita pula yang memutuskan untuk merefleksi setiap hasil putusan hati yang telah dan akan kita transformasi dalam bentuk respon terhadap suatu kejadian. Mengisi anotasi hati, sama artinya dengan mengevaluasi diri. Intropeksi, muhasabah. Mencari celah-celah mana saja yang telah merusak tatanan diri, lalu menambalnya dengan himpunan-himpunan rencana perbaikan untuk ditindaklanjuti sesegera mungkin. Seseorang pernah bertanya pada pemimpinnya tentang kebaikan, dan pemimpin bijak itu mengatakan dalam bahasa arab, Istafti qolbak! Mintalah fatwa pada hatimu!
0 notes
aurora1453 · 7 years
Text
Amazing Oma Part 7
Aku berdiri canggung. Pertanyaan opa menohok jantungku sekali lagi. Kubentuk cengiran kecil menunjukkan rasa bersalah. Aku tak bisa menggunakan jurus mengalihkan perhatian ke opa seperti yang kulakukan pada oma siang tadi. Dari sudut mataku, kulihat opa tertawa melihat tingkahku yang seperti kucing ketahuan mencuri ikan. “Tadi makan siang bareng oma?” Tanya beliau sambil masuk ke dalam rumah, menuju dapur dan membuka tudung saji. Memindahkan beberapa gorengan ke atas piring kecil dan membawanya ke ruang tengah tempat aku dan oma mengobrol sebelumnya. Kami mengekor. “Iya Opa.” Jawabku masih agak canggung. Nggak tahu apa hubungannya dengan pertanyaan pertama. Sepertinya benar-benar berbeda topik. Ternyata opa dan oma sama-sama pandai mengalihkan pertanyaan. Aku bersyukur tentu saja. “Enak?” “Top banget Opa.” Jawabku berbinar mengingat masakan lezat oma yang kusantap tadi siang. Kalau saja aku sedang berbicara dengan orang yang aku akrabi, pasti sudah kulebaykan jawaban sambil mengangkat dua jempol tinggi-tinggi dan berulang kali mendeklarasikan betapa enaknya masakan oma. Oma tersenyum-senyum saja melihat tingkahku. “Lihat itu?” Opa mengarahkan telunjukan pada sebuah figura di dinding sebelah kiri. Bola mataku bergerak mengikuti. Sepertinya sebuah sertifikat milik oma. Tapi pandanganku agak kabur untuk membaca sertifikat apa yang beliau miliki. Aku beranjak mendekat. Membaca satu persatu huruf yang tertera di dalamnya. Aku membelalakkan mataku lagi kali ini. Hampir tak percaya pada apa yang kubaca. Ternyata oma pernah ikut kursus memasak selama 4 tahun. Harusnya aku sudah tak terkejut mengingat berbagai hobi oma yang kutemukan sejak pertama memasuki rumah ini. Tapi tetap saja. Oma sangat luar biasa.
0 notes
Photo
Tumblr media
Sahabat itu Saling Melengkapi Kekurangan Keanekaragaman karakter dan sifat manusia akan mudah kita kenali melalui jalan persahabatan. Sahabat yang apa adanya, yang menunjukkan sifat plus minus tanpa dibuat-buat memberi warna tersendiri dalam kehidupan ini. Kita bisa belajar dari mereka, belajar menghargai perbedaan budaya dan suku, belajar memberi pendapat, belajar mengeksplor potensi diri, belajar untuk menjaga kebersamaan, belajar saling memberi semangat di kala terjatuh. Ingat ya, saat mendapat sahabat yang baru, sahabat lama jangan dilupakan dong. Di manapun kaki ini berpijak kita merasakan koneksi yang hanya bisa dirasakan melalui ikatan persahabatan. Canda, tawa, buly, duka, bahagia, garing, sakit, sehat, merayakan keberhasilan yang diperoleh sahabat, hingga kadang marah-marahan gara-gara masalah kecil. Warna tersebut seumur hidup akan membatin di dalam hati, di masa depan kita akan tertawa puas mengingat kenangan hari ini. Satu sahabat yang kurang di bidang ini, sahabat lain menutupi kekurangan tersebut dengan kelebihan yang dimilikinya. Begitulah idealnya persahabatan, saling melengkapi kekurangan bukan mencari-cari kekurangan. Maha Besar Allah atas kuasanya yang memberi perbedaan ini. Beda pulau, beda kota, beda suku, beda tradisi, beda kebiasaan, beda karakter, beda lingkungan, beda warna kulit, beda cara menyerap ilmu, beda bahasa, bahkan beda tipe calon jodoh (baper). Semuanya perbedaan itu dipersatukan oleh jalinan persahabatan. Persahabatan yang didorong sikap kejujuran, saling memberi semangat, saling mengingatkan dan saling menasehati. Ingatlah, saat dirimu sukses di masa depan nanti. Kita pernah berkumpul makan di piring yang sama. Semoga Allah menjaga kalian di manapun berada. #30DWC #Squad7 #jilid8 #day4 #thelokals #kekinian #friends #together
0 notes
aurora1453 · 7 years
Text
Setrika Butut
Winda menyeka keringatnya berkali-kali. Diusap-usapnya kemeja tua di depannya, berharap kerutannya segera hilang. Tapi apalah daya, sekalipun kedua telapak tangannya hangat, tentu derajat tingkat kepanasannya tetap berbeda dengan setrika. Biarpun itu setrika tua milik keluarganya yang entah sampai kapan mempu bertahan mengingat kondisinya yang sering sekali mengeluarkan asap atau mati secara tiba-tiba. Umi masih di belakang, mencuci timbunan baju milik tetangga-tetangganya. Dan Winda masih berjuang mengademkan setrika yang sempat membara hingga hampir merusak baju seragam adiknya. Hawa panas dari setrika membuat keletihan Winda memuncak ke ubun-ubun, ingin marah pada kipas angin kecil tua bersuara parau yang memutar baling-balingnya dengan tak bertenaga. Setiap hari. Setiap hari Winda harus menghadapi kedua benda elektronik menyedihkan ini. Ia kesal bukan main. Kesabarannya habis dilarung simbahan keringat dan tumpukan baju keluarganya yang seolah tiada habis. “Bah, setrikanya sudah rusak. Minta diganti.” Lapor Winda malam itu, mendatangi abah yang sedang leyeh-leyeh kelelahan setelah seharian bertugas menjadi pasukan kuning di jalanan Ibu Kota. “Rusak lagi? Ya sudah, besok coba abah bawa ke Mang Salim.” Kata abah enteng sambil menyeruput kopi hitam panas di atas meja. Winda jengkel mendengarnya. “Tapi bah, setrikanya sudah rusak banget. Percuma direparasi juga. Sebulan lalu pun begitu. Beli yang baru saja ya bah. Soalnya kalau pakai setrika jadul, setrikanya kurang panas. Jadinya capek nyetrikanya. Ngabisin waktu. Kalau yang baru kayak punya Bu Narti itu, dua jam juga sudah selesai nyetrika. Padahal baju mereka lebih banyak dari kita.” Winda mengadu, berusaha mengubah pendirian abah agar bersedia membeli setrika baru idamannya. Abah hanya diam tak menjawab. Melanjutkan aktivitasnya sambil membuka buku kecil ma’tsurot yang tergeletak tak jauh dari cawan kopinya. -------------------------------------------------------- “Mbak Winda, setrika barunya di meja mbak tuh!” Lapor Romi, adik ketiganya yang sedang bermain kelereng di depan rumah saat Winda baru pulang dari sekolah. “Beneran? Yeeee..” seru Winda senang sambil berlari memasuki rumah. Ia membayangkan betapa mudahnya menyetrika seperti yang di tv. Tinggal semprot, dan meluncurlah setrika mulusnya di atas baju. ‘mudah-mudahan warnanya ungu!’ harap Winda dalam hati menyebut warna kesukaannya. ‘Kira-kira merknya Casmas atau Meyko atau Philins ya?’ pikiran Winda sibuk menerka menyebut merk terkenal sambil mengganti baju seragamnya. Senyuman lebar tak pernah lepas dari wajahnya. Sesaat kemudian, dia sudah berdiri di depan meja dengan tak sabar membuka kardus seukuran setrika. Hatinya mencelos saat melihat isinya. Setrika di depannya memang bukan setrika yang kemarin dia gunakan. Setrika warna abu bermerk Philins. Ya, seperti yang di tv. Tapi dia cukup yakin itu bukan setrika baru. Ada beberapa baret di permukaannya. Warnanya juga sudah agak memudar, sama seperti pudarnya kebahagiaan sesaat Winda. Romi salah. Itu bukan setrika baru, tapi setrika second. Dan melihat kondisinya, Winda tak cukup yakin setrika itu bisa meluncur mulus di atas bajunya. Pelupuk matanya menghangat. Seperti akan ada air mata yang terjatuh. Entah karena kecewa, entah karena kesal. Yang jelas, Winda ingin sekali absen menyetrika hari itu. Sebenarnya memang Winda yang salah. Ia terlalu berharap saat harusnya tahu bahwa abah tak sanggup membeli yang baru. Sekalipun ada dana cukup, pasti akan diprioritaskan pada sembako atau biaya sekolah mereka. Harusnya dia ingat, bahwa tak satupun barang elektronik di rumahnya yang datang dalam keadaan baru. Semuanya bekas pakai. Rasanya Winda muak sekali.
@pejuang30Dwc #30dwc #squad1 #jilid8 #day12
1 note · View note
Text
Janji Al-Qur’an yang Sering Kita Lalaikan
Oleh: Muhammad Ilham Nur
Masih teringat dengan jelas, terngiang di sanubari saya apa yang disampaikan oleh ustadz kami pada setiap pengajian ba’da shubuh beberapa tahun silam. Sebuah nasihat disampaikan diiringi dengan doa malaikat nan mulia. Nasihat yang benar-benar masuk ke dalam jiwa yang merindukan kebahagiaan hakiki, nasihat ini membuat merinding siapapun yang mendengarnya, nasihat yang akan menjadi bekal abadi.
“Wahai santriku, ketahuilah bahwa lima ayat terakhir surah Az-Zumar ini adalah janji Al-Qur’an yang sering kita lalaikan. Ayat yang menggambarkan bahwa akhirat benar adanya, serta pada hari itu keadaan manusia ibarat keledai yang digiring dengan paksa masuk ke dalam kandangnya sesuai dengan perintah pemiliknya, manusia pada hari itu pasrah kepada ketentuan Allah yang mutlak. Digiring ke neraka atau diantar ke surga. Ingatlah petuah agung ini, jadikan ia bekal hidupmu di manapun kamu berada.” Nasihat ustadz kami KH. Abdush Shomad Majid.
Sahabat, mari kita baca bersama-sama lafadz ayat di bawah ini beserta artinya. Bacalah dengan kerendahan diri dan mengharap rahmat Allah:
وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًاۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمۡ خَزَنَتُهَآ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ رُسُلٞ مِّنكُمۡ يَتۡلُونَ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِ رَبِّكُمۡ وَيُنذِرُونَكُمۡ لِقَآءَ يَوۡمِكُمۡ هَٰذَاۚ قَالُواْ بَلَىٰ وَلَٰكِنۡ حَقَّتۡ كَلِمَةُ ٱلۡعَذَابِ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ٧١ قِيلَ ٱدۡخُلُوٓاْ أَبۡوَٰبَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَاۖ فَبِئۡسَ مَثۡوَى ٱلۡمُتَكَبِّرِينَ ٧٢ وَسِيقَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ رَبَّهُمۡ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ زُمَرًاۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمۡ خَزَنَتُهَا سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡ طِبۡتُمۡ فَٱدۡخُلُوهَا خَٰلِدِينَ ٧٣ وَقَالُواْ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي صَدَقَنَا وَعۡدَهُۥ وَأَوۡرَثَنَا ٱلۡأَرۡضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ ٱلۡجَنَّةِ حَيۡثُ نَشَآءُۖ فَنِعۡمَ أَجۡرُ ٱلۡعَٰمِلِينَ ٧٤ وَتَرَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةَ حَآفِّينَ مِنۡ حَوۡلِ ٱلۡعَرۡشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡۚ وَقُضِيَ بَيۡنَهُم بِٱلۡحَقِّۚ وَقِيلَ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٧٥ “Orang-orang kafir digiring ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka menjawab: “Benar (telah datang)”. Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): “Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya” Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan diantar ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya” Dan mereka mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal” Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-mmlaikat berlingkar di sekeliling ´Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS.Az-Zumar: 71-75)
Allahu akbar, merinding dan bergetar hati ini, sungguh betapa indah Kalamullah ini. Diulang berkali-kali tetap saja hati ini merasa dekat kepada Allah. Jadikan ayat di atas sebagai alarm kehidupan di dunia ini, bahwa ada kehidupan abadi yang menunggu kita di masa mendatang, bahwa ayat di atas mutlak pasti terjadi pada diri kita.
Sebagai mukmin sejati, beriman kepada Al-Qur’an dan hari pembalasan (akhirat) adalah merupakan ciri khas yang melekat dalam kehidupan sehari-hari. Terpatri di dalam lisan yang berkata baik, tingkah laku terpuji dan menyenangkan orang lain, serta menjaga hati agar ingat kepada Allah bahwa semua yang berasal dari Allah akan kembali kepada-Nya.
Sahabat, sekarang pilihan ada di tangan kita. Menjadi golongan yang disebutkan pada ayat 71 atau golongan yang disebutkan pada ayat 73. Kita tidak mengetahuinya hingga ajal menjemput, apakah termasuk orang-orang yang kafir atau orang-orang yang beriman. Setidaknya kita berusaha se-maksimal mungkin agar tetap berada pada jalan Allah yang lurus, mudah-mudahan Allah memberi kekuatan untuk istiqomah taat kepada-Nya hingga kita mendapatkan titel “husnul khatimah” di akhir hayat nanti.
#30dwc #jilid8 #Squad7
1 note · View note
Photo
Tumblr media
Membiasakan Amal Shaleh = Husnul Khatimah
Oleh: Muhammad Ilham Nur Siapa sih yang tidak ingin umurnya panjang? Jika saja jatah umur manusia sudah diberi tahu bahwa tenggat waktu kita hidup adalah sekian tahun. Pasti akan banyak manusia yang menunda-nunda beramal shaleh hingga 1 tahun sebelum meninggal. Sayangnya, dalam kehidupan kita di dunia ini terdapat 3 hal yang Allah rahasiakan dari hamba-Nya yaitu rezeki, jodoh, dan umur (mati). Apakah Cuma 3 takdir tersebut? Jawabnya adalah tidak. Ada banyak sekali rahasia Allah yang hanya Dia yang mampu berkehendak, seperti urusan bala, musibah, bahagia, azab, rahmat dan sebagainya.
Berbicara masalah umur memang sangat unik, teringat dengan nasihat guru kami. Beliau mengatakan, “Tidak peduli saat kita hidup di dunia menjadi orang baik (ahli ibadah) atau jahat (ahli maksiat), pada akhirnya kita akan meninggal dunia. Cara kita meninggal dunia inilah yang menjadi gambaran umum apakah kita akan menikmati taman surga atau lubang neraka. Kalau kita perhatikan kebanyakan manusia meninggal sesuai dengan kebiasaan yang dilakukannya dalam hidup, sudah banyak pengalaman di lapangan membuktikan hal tersebut. Meskipun dalam beberapa kejadian seseorang meninggal dalam kecelakaan, kebakaran, gempa bumi dan sebagainya. Wahai santriku, lazimkanlah kebiasaan-kebiasaan baik dan amal shaleh dengan harapan kamu akan meninggal sesuai dengan kebiasaan yang paling sering kamu lakukan.”
Mengingat kembali nasihat tersebut membuat kita harus benar-benar bermuhasabah diri sejauh mana kebiasaan kita yang pernah dilakukan. Memberi manfaatkah atau justru menjadi parasit bagi masyarakat. Mengistiqomahkan amal shaleh sungguh mudah untuk diucapkan namun berat untuk diamalkan. Hal tersebut bisa kita jumpai pada beberapa buku keIslaman, ceramah, khutbah dan kajian-kajian dakwah lainnya namun mengamalkannya sungguh sangat berat. Godaannya tidak hanya berasal dari setan, terkadang juga berasal dari manusia itu sendiri. Maka, untuk membiasakan amal shaleh diperlukan motivasi yang kuat, ikhtiar maksimal serta berdoa agar Allah terus memberikan kekuatan untuk taat kepada-Nya.
Harapan kita tentu saja adalah kita bisa meninggal dunia dalam keadaan baik (husnul khatimah). Kematian yang dirindukan oleh setiap muslim yang ingin cepat bertemu dengan kekasih hati. Mudah-mudahan Allah mempermudah hati kita untuk istiqomah dalam jalan-Nya yang lurus. Teruslah berbuat baik di manapun dan kapanpun sobat.                                                                 إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ خَيۡرُ ٱلۡبَرِيَّةِ  “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (QS. Al Bayyinah: 7)
#30DWC #Jilid8 #Squad7 #Day1 #Penulisproduktif 
1 note · View note
Photo
Tumblr media
Tuhan, Maaf, Kami Sengaja Khilaf
Kapan terakhir kali datang ke masjid? Kapan terakhir kali shalat khusyuk? Kapan terakhir kali datang ke majelis? Kapan terakhir kali merasakan manisnya iman? Kapan terakhir kali membaca Al-Qur'an? Kapan terakhir kali bershalawat kepada Rasulullah SAW? Kapan terakhir kali berbuat baik? Kapan terakhir kali membahagiakan Orang Tua? Kapan terakhir kali ber-muhasabah diri? Kapan terakhir kali menangis mengingat Allah? Menangis karena dosa yang terlalu banyak, menangis karena takut akan siksa Allah yang amat pedih, menangis takut tidak diakui Allah sebagai hamba-Nya, menangis jika Allah berhenti memberi rahmat-Nya dan tidak meridhai apa yang kita lakukan di dunia
Kita terlalu sibuk dengan urusan tahta, harta, wanita. Kita terlalu sibuk baper urusan jodoh, saking sibuknya waktu yang diamanahkan Allah habis sehingga amal ibadah tidak bertambah. Kita terlalu sibuk mengumpat aib orang lain, sehingga lupa bersyukur atas karunia yang diberi. Kita terlalu sibuk mencari informasi di dunia maya, sehingga lupa kitab suci Al-Qur'an berdebu akibat tak pernah dibaca. Kita terlalu sibuk dengan aktifitas dunia yang melalaikan, sehingga lupa memperbanyak bekal untuk akhirat kelak. Kita terlalu sibuk dengan urusan orang lain, sehingga lupa bahwa di akhirat kita sibuk dengan urusan kita masing-masin. Tuhan, sampai kapan khilaf ini berakhir?
Ya Allah, beri kami kekuatan untuk tetap taat di atas jalan agama-Mu
0 notes
Text
Single, Siapa Takut
Menjalani kehidupan pada akhir zaman saat ini sepertinya terdapat godaannya sangat berbeda dengan godaan pada beberapa tahun silam. Godaan akhir zaman sangat bervariatif, dari yang termudah hingga yang terberat sekalipun. Godaan ini yang pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW 14 abad yang lalu. Menurut hemat penulis, godaan terbesar saat ini adalah godaan terhadap wanita. Saat ini rasio populasi cowok dan cewek yang hidup di dunia ini adalah 1 :10, artinya pada satu cowok akan direbutkan oleh 10 cewek, 1 cowok akan digoda oleh 10 cewek. Itulah sebabnya mengapa pengguna akun media sosial lebih banyak cewek daripada cowok. Tentu saja jika yang memposting foto atau sekedar status di media sosial adalah seorang cewek maka dapat dipastikan akan mendapatkan banyak like/komentar. Dalam kehidupan nyata pun dalam beberapa bidang tertentu, lebih banyak di isi oleh cewek. Menjadi seorang single akhir zaman sungguh besar godaannya. Apalagi di timeline instagram maupun facebook sangat banyak sekali bertebaran wajah-wajah cantik dan imut, sungguh elok dan mempesona. Hasrat dan keinginan cowok bila melihat hal tersebut sangat ingin memiliki. Hanya iman lah yang dapat membentengi dari godaan tersebut. Tekanan dan bully dari teman-teman agar segera memiliki pacar juga turut menyumbang godaan seorang single. Seakan zaman mengatakan bahwa, "segera lekas punya pacar, jangan mau hidup sendiri." Padahal yang benar adalah, ayo segera menikah, jangan kelamaan sendiri. Semoga Allah mempermudah jalan hidup kita ya. #30DWC #Jilid8 #Squad7 #day15 #penulis
0 notes
aurora1453 · 7 years
Text
Which One Is Better? Part 1
Saat itu sedang istirahat sejenak, pergantian siang menuju sore sekaligus peralihan matkul di kampus, kudengar seorang teman berkata dengan nada agak mengambang.
“Aku pengen belajar bahasa asing nih,, enaknya bahasa inggris atau bahasa arab ya?”
Mendengar ucapannya, aku menghentikan sejenak aktifitas menyalin catatan Fiqh Kontemporer yang baru saja usai. Kuperhatikan temanku yang diam menerawang langit-langit kelas setelah melontarkan kalimatnya.
“Kamu ada rencana tinggal di Barat? Atau tertarik ambil magister di sana?” Selidikku lebih jauh.
Temanku itu memicingkan mata ke arahku sebentar, lalu menatap kembali kipas angin besar yang berputar berat menggantikan fungsi 2 AC yang telah tak berdaya tergerogot usia. Ironis memang, tapi syukurlah setidaknya hawa panas siang agak terhalau oleh kinerja baling-balingnya.
Temanku itu lalu menggelengkan kepalanya setelah jeda 2 menit.
“Sepertinya aku belum tertarik ke sana ka, “
"Kalau begitu pelajari bahasa Arab saja." Kataku sambil meraih pena yang sempat terlepas, meneruskan kembali kata demi kata dalam bukuku.  
Dia mengalihkan pandangannya, menoleh ke arahku.
“Kenapa?”
“Karena kita muslim?” Sahutku sambil mengedikkan bahu, masih meneruskan pekerjaan.
“Seriously? give me another reason please,, hanya karena aku muslim, aku harus belajar bahasa Arab dibanding bahasa Inggris? Nonsense.”
Mendengar ucapannya, aku memutar bahuku 90 derajat, menghadap temanku secara penuh meninggalkan catatan yang masih belum tuntas kusalin.
“Menjadi muslim itu bukan hanya, Vina sholihaah. Justru karena kita muslim, maka harus mengutamakan bahasa Arab sebagai bahasa yang harus kita pelajari.”
“Alasannya? Jangan bilang karena kitab kita berbahasa arab ya,, soalnya sudah 9 tahun tuh aku ikut pelajaran bahasa Arab di sekolah, dan bahkan tambah di sini 2 tahun lagi, aku masih nggak bisa paham maksud Al Quran kecuali baca terjemahannya.”
Aku tersenyum kecil mendengar ucapannya. I used to think like her 5 years ago.
“Tau nggak kenapa biarpun kita belajar bahasa asing, baik bahasa Inggris, ataupun Arab selama bertahun-tahun di sekolah, tapi kita masih saja gagap tiap membutuhkannya?”
@pejuang30dwc #30dwc #squad1 #jilid8 #day11
0 notes