Tumgik
#jurnalramadan
azizahbnrr · 1 year
Text
untuk hal-hal yang tertahan di hati saja, untuk hal-hal yang hanya bisa sampai dalam bayangan kepala, untuk hal-hal yang tak bisa terbicarakan oleh suara, untuk hal-hal yang hanya tersentuh oleh rasa, semua ada waktunya. Semua ada waktunya.
اَتٰىٓ اَمْرُ اللّٰهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْهُ ۗسُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang)nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
Surat An-Nahl Ayat 1
1 note · View note
devilukitasari · 4 years
Photo
Tumblr media
MEMAKNAI TUJUAN⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ “Starting is the hardest part. The worst enemy for a new start is trying to have the perfect start. If you want until everything is ready, it may be too late. You dont have to be great at first. You will get better as you go. Starting something and the slowly fixing things as you go is the right way. You dont need to be perfect when starting something.”⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ ✨ ⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ Saya merenung beberapa saat setelah menonton video di sebuah channel Youtube dari Korea yang menggambarkan rutinitas seorang Ibu yang bekerja di ranah domestik; mendidik anak, memasak, merapihkan rumah, berkebun, juga hobi lain seperti membaca buku dan journaling.⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ Mungkin banyak yang beranggapan bahwa peran Ibu yang bekerja di rumah terlihat sangat berat dan melelahkan, namun sungguh di channel tersebut justru terlihat sebaliknya; sangat menyenangkan dan menenangkan. Bahkan ada ribuan komentar dari berbagai negara yang memberikan respon positif, tidak jarang mereka menyatakan bahwa channel Youtube tersebut telah menginspirasi; bahwa menjadi seorang Ibu itu juga sangat menyenangkan hati.⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ 💕 ⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ Dalam suatu video, beliau menyampaikan bahwa sebenarnya ia tidak cukup baik dalam memulai sesuatu, termasuk membuat channel Youtube; khawatir, cemas, takut jika melakukan kesalahan. Namun suami beliau selalu mengatakan, “Lets just try. If we fail, we can make another plan.”⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ Dan ternyata setelah memberanikan diri membuat channel Youtube untuk berbagi rutinitas keseharian; mendidik anak, resep masakan, dsb; beliau menyadari bahwa memulai sesuatu memang awalnya terlihat sulit karena belum terbiasa, namun pada akhirnya bisa. 🙂 ⁣ Beliau juga bercerita tentang suaminya yang awalnya belum bisa memasak spaghetti, namun memutuskan belajar memasak karena anak beliau menyukai spaghetti, latihan masak berulang kali hingga semakin lama rasanya bahkan lebih lezat dari spaghetti restoran. MaSyaaAllah ya :”)⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ “Just try start something, and you will see a path. And if you follow that path, you might encounter a great chance you didnt even expect.” 💫 ⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ #30HariCeritaRamadanFLPYogya #30HCRFLP01 #JurnalRamadan https://www.instagram.com/p/B_XgoDaAUqEp25QxOtpAODVu7b3MqBjdyWi5aw0/?igshid=1nmlkacfqem0w
13 notes · View notes
halidew · 4 years
Text
Day 6 - Let me tell you a story.
Tentang Berhenti Membanding-bandingkan Diri dengan Orang Lain
Kemarin aku blog walking tulisan peserta challenge #10hrbprekip Non Asia yang lain. Ada kesan, “Wah dia keren ya, aku nulisnya biasa banget (padahal punya pengalaman jadi reporter… haha),” waktu membaca tulisan mereka. Seketika aku teringat, nasihat dari teman baikku di masa lalu.
Dulu kami sama-sama suka menulis. Mungkin bisa dibilang sama-sama disuka-sukain biar nambah kesamaan sukanya? Wkwkwk, ribet yak. Sama-sama suka lihat bintang, sama-sama suka makan pisang pakai meises, sama-sama nyambung banget kalau ngobrol. Jadi semacam bisa telepati.
Suatu ketika aku bercerita padanya, bahwa aku membaca karya orang lain yang amat bernas, bermanfaat, dan disukai banyak orang. Aku iri. Aku inginnya tulisanku juga diapresiasi banyak orang. Tapi kemudian dia berkata, “Kan memang beda genre.” Lalu memintaku mengingat tujuan awalku menulis.
Aku pernah membuat tagline: ‘jangan bosan-bosan nulis, jangan nulis yang bosan-bosan’. Di sana terkandung motivasi awalku untuk menulis apa saja, selagi tidak membuatku bosan dan tidak membosankan bagi orang lain. Bukankah yang disebut di awal lebih utama? Yang terpenting aku tetap menulis, karena aku suka. Lebih penting dibanding membuat orang lain terkesima karena tulisanku.
Sejak saat itu aku mencoba mendidik diriku sendiri, kalau kita tidak suka dibanding-bandingkan oleh orang lain, mengapa kita membanding-bandingkan diri kita? Dan ketika teringat hal ini, aku jadi teringat pula sahabatku.
Time changes almost everything
Di hari-hariku yang lalu, aku punya beberapa sahabat. Sayangnya tidak pernah ada yang seawet formalin. Sahabat TK-ku beda SD. Sahabat SD-ku beda kelas. Setelah dapat sahabat baru, eh beda SMP. Sahabat SMP beda SMA. Sahabat SMA beda kuliah. Sahabat kuliah beda jalan hidup. Oh, ada juga, sahabat main di kampung, beda nasib. Aku jarang sekali punya teman yang frekuensinya sejalan.
Aku ingat saat kami bersama dulu, rasanya asyik sekali. Seru. Penuh kegembiraan dan petualangan. Sayangnya ngga mungkin diulang karena sahabatku itu sudah jadi pribadi yang lain. Pengalamannya beda, fokus pemikirannya beda, jadi ngga terlalu nyambung lagi ketika berdiskusi. Ngga ramai sahut-sahutan lagi ngobrolnya. Malah cenderung sekadar basa-basi formalitas.
Makanya rindu.
Apa ada rasa segan karena beda kehidupan ya? Takutnya mengganggu. Atau takut kita tidak bisa maksimal merespon kalau sudah mulai terjalin obrolan seru?
Di hatiku mereka tetap sahabatku. Sahabat pada masanya, dengan pelajaran hidup selamanya.
2 notes · View notes
tiatiyaaa · 4 years
Photo
Tumblr media
Hening ya, Penantian itu berujung pertemuan yang berlainan. Hanya kenang yang membekas dalam angan, sampai kini sekedar ingin dengan derap harap yang tak pernah lelap terpanjat. Namun aku tetap merindu, begitupun kamu, iya kan? Yang tak jemu merindu kini bertemu, walau kelu, bisu, dan berujung sendu. Namun cara Allah menyayangi kadang sulit dimaknai. Meniadakan beberapa hal mungkin menyedihkan, namun yang menjadi tiada itu mungkin saja tak berharga, hal-hal yang mengurangi makna atau bisa menguras pahala. Bukankah sepi lebih istimewa, cukup kau/ku dan Allah saja;) Marhaban ya Ramadhan. @jurnalramadan #jurnalramadan https://www.instagram.com/p/B_V2VqSJ_XD/?igshid=13l3ic6zfkar8
2 notes · View notes
unimiff · 4 years
Photo
Tumblr media
Bagaimanakah quality time antara seorang ayah dan anak dalam Islam? Apakah ketika sang ayah menemani anaknya bermain, transfer hobi, atau mengajarkan bagaimana menjadi orang kaya seperti pada Rich Dad Poor Dad? Bagaimana perlakuan Luqman terhadap anaknya diabadikan dengan sangat indah di dalam Alquran. Inilah quality time yang sebenarnya. Seorang ayah berkata dengan lembut kepada anaknya "Yaa Bunayya" yang jika diartikan adalah "wahai anakku, hei anakku sayang" untuk menyentuh hatinya, kemudian memberikan nasehat mengenai tauhid dan akhlak. Seorang ayah sebagai pemimpin dalam keluarga bertanggung jawab untuk melindungi dirinya dan keluarganya dari api neraka. Inilah misi utama dibangunnya keluarga. Maka sejak kecil, tanamkanlah tauhid kepada anak. Buatlah ia mencintai Rabb-nya, dan dengan cara yang indah. Ini akan menjadi memori yang luar biasa bagi si anak kelak. Mungkin ketika ia beranjak dewasa, ia akan menemukan hal-hal menarik di dunia yang bahkan sempat membuatnya berjalan berliku-liku. Namun, pengajaran dari orang tuanya yang terpatri dalam memori masa kecilnya akan kembali menghadirkan petunjuk, menuntunnya kembali ke jalan Tuhannya. Duhai para ayah dan calon ayah, belajarlah dari Luqman. *This heart warming Quranic story telling can be found in @bayyinahinst YouTube channel. It's sooo beautiful. #30HariBertadabbur #TadabburJuz21 #OneDayOneTadabbur #RemarkableRamadhan #JurnalRamadan https://www.instagram.com/p/CAJQIv4hW7w/?igshid=1ikvrph37r6wc
1 note · View note
irfanilmy · 5 years
Text
Jurnal Ramadan #29: Masjid (Kampus)
Saya sedang ada di masjid Al-Muhajirin  Universitas Siliwangi saat mulai nulis jurnal ini. Waktu menunjukkan pukul 19.28. Malam hari kampus amat sepi. Yang terdengar hanya suara kendaraan di jalan raya. Warganya masih sibuk di tengah-tengah suasana lebaran yang menentramkan. Bagi sebagian orang tentu. Sebab ada juga yang dilanda duka saat lebaran tiba. Tapi umumnya kan lebaran adalah momen istimewa. Saat-saat di mana bercengkrama bersama keluarga. Eh enggak tahu juga sih sebenarnya, apakah di malam-malam biasa UNSIL sepi seperti ini atau justru ramai. Saya bukan mahasiswanya.
Masjid ini nyaman. Bangunannya bagus karena termasuk baru direnovasi. Meski enggak segede masjid Al-Furqon UPI, tapi untuk menunaikan salat dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya, sepertinya enakeun. Tempat wudu dan toiletnya pun bersih. Membuat betah para jamaah.
Meskipun tempat tinggal saya dekat dengan kampus ini, saya enggak tertarik untuk berkuliah di sini. Saya pikir waktu dulu bosan saja kalau terus-terusan berada di Tasik. Saya harus merantau meski enggak jauh-jauh banget. Makanya saya coba ikut seleksi ke UI walau jawabannya saya belum diterima. Lalu UNSOED Purwokerto di akhir-akhir seleksi menerima saya jadi bagiannya. Jadilah saya mahasiswa yang belajar di daerah Banyumas sana.
Masjid UNSOED waktu itu biasa saja. Enggak besar, enggak terlalu kecil juga. Tapi di tiap fakultasnya sepertinya ada masjid masing-masing. Beberapa berupa musola karena ukurannya enggak luas dan tak pernah dipakai salat Jum’at.
Selama kuliah setahun di sana, saya cuma pernah ke masjid Fakultas Pertanian (karena saya memang warga fakultas ini), musola Fakultas Sains dan Teknik (penulisannya entah benar atau salah. Pokoknya di samping kanan Fakultas Pertanian), dan musola FISIP yang letaknya ada di sekitar komplek Rektorat. Tempat ibadah di fakultas lainnya saya kurang tahu. Memang kurang main ke fakultas lain juga sih.
Saat kuliah saya sempat singgah di UGM untuk ikut salah satu kegiatan kepemimpinan dari BEM KM-nya. Karena agenda pembukaan berada di auditorium Fakultas Kedokteran Hewan (atau Fakultas Peternakan yah, agak lupa) saya salat di musolanya. Lumayan juga. Sementara berkunjung ke masjid kampusnya, saya belum pernah. Lihat di google dan media sosial mah emang keren sepertinya.
Keberadaan masjid di sebuah lembaga pendidikan, baik sekolah maupun perguruan tinggi merupakan satu keniscayaan. Dalam perencaan pendiriannya sejak awal harusnya dipikirkan perihal keberadaannya. Di mata kuliah Sarana dan Media Pembelajaran PAI, masjid ini termasuk aspek yang idealnya ada di sebuah lembaga pendidikan, khususnya waktu itu di sekolah.
Sebagai sebuah lembaga dengan warga yang banyak, perguruan tinggi lebih-lebih lagi sangat membutuhkannya. Dan mahasiswa yang menempuh studi di dalamnya berhak menuntut pihak kampus kalau haknya untuk beribadah lewat adanya sebuah masjid ternyata tak diperhatikan. Sebab ini perkara yang sangat urgen. Terlepas bagus atau tidaknya, yang terpenting layak digunakan. Akan lebih baik lagi jika memang kualitasnya baik dan lengkap fasilitasnya.
Jika ada masjid kampus atau musola-musola di kampus yang masih belum tersedia, atau kurang nyaman, semoga kedepan pihak kampus memperhatikan kembali kebijakannya terkait ini. Kita ketahui kalau dari masjid, banyak sekali kader-kader bangsa yang lahir. Dari masjid, peradaban dimulai. Syukur-syukur kalau pengelolaan masjidnya profesional dan merambah kegiatan-kegiatan keumatan lainnya. 
Saya melihat ini di masjid Salman ITB dan masjid Darut Tauhid. Masjid-masjid lain juga tentu masih sangat banyak, tapi saya kurang mainnya sehingga hanya bisa menyebut dua masjid itu saja. Silakan kalau punya rekomendasi masjid lain, baik masjid kampus maupun bukan, untuk kasih komentar. Siapa tahu kita bisa sama-sama saling belajar.
Cikondang, 2 Syawal 1440 H/ 6 Juni 2019
12 notes · View notes
kakyongshoppe-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
#throwback last year #jurnalramadan #RamadanJournal Kakyong beli dari #ProjekIqra Sadly masa tu tak faham sangat nak guna secara maksima, ditambah kemalasan menulis. 😁😂 jadi memang banyak kosong dari di isi. 😊 Btw, I love the doodling kartun yang ada pada setiap daily log. . . The fact is Kakyong tahu pasal #BulletJournal dari jurnal Ramadan projek Iqra ni lah. Cuma pada bulan Nov 2017 baru ada peluang nak buat research pasal bullet journaling.. bulan Dec 2017, cubaan pertama ber #bulletjournaling. Then awal tahun 2018 terus kick off. Ambil masa 2-3 bulan juga lah untuk adapt dan 'feel' the #FunctionalPlanner 😁😁 Insya Allah, tahun ni Kakyong customize sendiri #PlannerRamadan . Check my previous post in my insta. . . Mudah2an planner & journal kali ini penuh dengan aktiviti dan memori yang boleh di 'throwback' dengan lebih bermakna pada tahun2 akan datang. 😁😍 . . #KakyongHabibah #StokisQasehGoldIpoh #WAHMibu3A #PlannerPeace #MinimalistPlanner (at Ipoh, Perak)
1 note · View note
syarofulazka · 4 years
Photo
Tumblr media
JIKA KITA MENJADI MEREKA ⁣ Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa. Sore kemarin, kami alumni SMP Salafiyah telah menyalurkan beberapa titipan donasi dari temen-temen semuanya yang kemarin menitipkan donasi lewat kami sejumlah 123 paket sembako kepada warga Kelurahan Panjang Wetan. ⁣ Ada beberapa hal yang bikin rasa cukup terguncang disini, dimana kelurahan ini sudah terendam banjir rob selama 5 hari. Sebagian darinya, banjir robnya sampe masuk ke rumah. Bahkan, bukan cuma di minggu ini saja, kelurahan ini sudah menjadi langganan banjir rob setiap tahun. ⁣ Aku nggak bisa kebayang jika tinggal disini. Mereka bangun tidur langsung lihat banjir. Semua properti basah, seluruh rumah tergenang air. Sepatu boot menjadi teman sehari-hari. Hampir setiap hari begitu. ⁣ Setiap tahun, rumah direnovasi. Rumah ditinggiin, sampe sampe tinggi genteng itu cuma setinggi 170 cm saja. Pintu rumah memendek hampir setengah badan. Ya gimana lagi, banjir rob tiap tahun kian meninggi, terjadi penurunan tanah setiap tahun, dan ya tidak ada opsi lain bagi mereka yang tinggal disana. ⁣ Ada beberapa orang yang memilih untuk meninggalkan rumahnya karena sudah tidak mungkin diselamatkan. Dijual pun nggak laku. Sebagai warga, hanya bisa melakukan hal itu. Sementara menunggu tanggul yang dibangun pemerintah dari tahun ke tahun tak kunjung selesai. ⁣ Disini kita menyadari bahwa ternyata ada yang namanya kondisi alam yang seringkali kita luput syukuri. Kita yang tinggal di daerah yang aman dari banjir, ataupun bencana alam lainnya, harus banyak bersyukur. Dan juga wujudkan rasa syukur itu dalam bentuk bantuan kepada mereka yang membutuhkan. ⁣ Doakan teman-teman yang diluar sana yang sedang mendapatkan musibah, semoga setiap sabarnya menjadi pahala, dan setiap tawakkalnya berbuah surga. Semoga musibahnya cepat berlalu, dan wabah juga cepat berlalu. ⁣ Day 25 Ramadhan #30Pembelajaran #JurnalRamadan https://www.instagram.com/p/CAUxvXnHzGV/?igshid=16nl2c7nrwa9w
0 notes
flavorofit · 5 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Jurnal Ramadan Bagian 1
1. #1 - Mengaji bersama di Masjid Al-Lathif. Ba'da Dzuhur, saat kantuk mendera, lelah tak mampu mengalah, Engkau lebih rindu.
2. #1 - Senja awal Ramadan di Jalan Aruman, Cimahi. Memotretnya sesaat setelah dicegat Kakek dan Cucunya yang sedang berbagi takjil di pinggir jalan. Hal sederhana, bermakna luar biasa, dan mengahangatkan hati.
3. #2 - Melewati ayat yang menggetarkan hati. Auto mewek.
4. #2 - Olahraga menjelang berbuka, bersama Freeletics di Gedung Sate. Tidak menyangka diri ini mampu.
5. #2 - Bukber di Masjid Al-Ukhuwah, Gedung Sate. Makanannya banyak dan enak.
1 note · View note
aydhana · 3 years
Text
Berniat baik sebanyak-banyaknya!
Dibulan terbaik diantara bulan-bulan baik, yang paling berkilauan ibarat Nabi Yusuf diantara gemerlap saudara-saudaranya. Allah janjikan niat-niat baik tiap amalan dilipat gandakan kebaikannya, pahalanya, balasannya.
Pandangan, lisan, tangan, kaki, pendengaran, serta seluruh anggota badan lainnya musti seberupaya mungkin direm dari hal yang sia-sia lagi maksiat yang bergelimang dosa didalamnya. 
Konsep keindahan special time yang tersaji indah dalam hidangan ‘promo’ ramadhan benar2 seuntung-untungnya perlombaan kebaikan yang perlu dikejar.
Maka suatu amal yang sebiasa mungkin apalagi yang sesepesial mungkin perlu banyak banyak kita perkaya niatnya. Sebab niat2 baik akan berujung pada hal baik ;)
Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. (HR. Bukhari & Muslim)
Dibulan yang pintu rayyan terbuka mempersilahkan yang berpuasa untuk memasukinya, makna sederhana -puasa- yaitu “menahan nafsu” menjadi kunci yang dipersilahkan gerbang rayyan untuk dimasukinya.
Pada bulan yang isinya banyak sekali ampunan Allah ditiap detak waktu yang mengiringinya, perbanyak istighfar jadi senjatanya, pun dzikir dzikir yang diperuntukkan dalam mengingatNya, serta memperbanyak niat dalam tiap amalan perbuatan barangkali bisa jadi upgrade awal di mula yang pertama ini, yang kemudiannya terdawam berulang, berlipat hingga dipenghujungnya. 
Semoga senantiasa Allah berkahi waktu spesial yang dirindu semesta ini.
#JurnalRamadan #Day1 
-Dhianisa
1 Ramadhan 1442H
29 notes · View notes
syamfillah · 4 years
Photo
Tumblr media
‏‎[SENIN BERSAMA RASULULLAH] Ada yang rindu Rasulullah? 😢📝 #suratcintauntukrasulullah #selfreminder #berusahabaik #rindurasulullah #ramadhankareem #30hariceritaquran #30hcq4 @seramadhanipb @rdkugm @css_unidaputri @unida.gontor @jurnalramadan‎‏ https://www.instagram.com/p/B_e2MctDl1Z/?igshid=7ww8g1kn5r7r
1 note · View note
halidew · 4 years
Text
Day 9 - Book of the week.
Ramadan ini aku belum baca buku apa-apa selain Al Quran. Ini tahun ketiga kubaca both aksara Arab dan terjemahan Indonesia dari Al-Qur’an ku dengan Waqaf dan Ibtida Blok Warna & Tajwid Akronim Blok Warna (Tajwid Singkatan) terbitan Lestari Books/Lautan Lestari, Jakarta. Kureview aja yaa, karena sejauh ini sepertinya ini Quran favorit, hehe.
Buku yang kumiliki ini edisi pertama, terbit tahun 2014. To be honest aku lupa sudah baca kata pengantarnya belum ya? Sepertinya belum sih, tapi malas ehehe. Padahal biasanya kalau ada buku baru aku suka bacain. Di dalamnya ada pedoman transliterasi (penyetaraan huruf arab ke latin), daftar surah, keterangan warna waqaf ibtida (tempat berhenti di luar tanda waqaf), keterangan cara pengucapan huruf dan tajwid, asmaul husna, doa khatam, kapita selekta Al Quran, dan daftar pustaka. Dilampirkan pula dokumen hak cipta serta pengesahan.
Tumblr media Tumblr media
Mengapa menurutku Quran ini menyenangkan?
1.       Ukuran
Dulu, aku suka Quran pocket atau yang mudah dibawa kemana-mana dan bisa dipegang satu tangan. Sekarang seleranya bergeser, hehe. Yang bisa dibawa kemana-mana dan dipegang satu tangan sudah bisa diambil alih Quran di ponsel, jadi aku pilih yang cukup besar biar nyaman dibaca, tapi juga tidak terlalu besar agar bisa muat di ransel. Quran ini sekitar 25,5x18,5x2,5 dalam sentimeter.
2.       Proporsi/layout lafaz arab dan terjemahan
Cek foto di atas aja ya, mantap kan. Hehe. Jadi dua pertiganya lafaz arab, sepertiga halaman terjemahan. Berhubung akan lebih sering membaca lafaz arab, rasanya ukurannya tepat. Tapi tidak terlalu repot juga kalau ingin mengecek terjemahan.
3.       Jenis dan warna kertas
Sampul tebal (hardcover) diidukung dengan artpaper (seperti kertas majalah) berwarna warm-white, menurutku nyaman dibaca dan tidak membuat cepat lelah. Opasitasnya juga pas, tidak terganggu dengan tinta cetakan di halaman baliknya.
4.       Keterangan tajwid
Hukum-hukum bacaan diberi tanda berwarna-warni, tapi yang kusuka (dibanding Quran tajwid lain), tanda warnanya diletakkan di kolom tersendiri di bawah tulisan. Bukan langsung di huruf arabnya. Ini canggih gais, kita jadi bisa notis kalau akan berhadapan dengan tajwid tertentu tanpa terdistraksi dengan transisi warna di cetakan kata yang sepenglihatanku membuat rangkaian hurufnya jadi kurang sempurna.
5.       Keterangan waqaf ibtida
Kalau teman-teman perhatikan, ada beberapa kata yang diblok merah, kuning, dan hijau. Itulah tanda waqaf ibtidanya. Merah tempat berhenti, hijau tempat memulai/mengulang bacaan. Sedangkan kuning artinya kita bisa berhenti setelah membaca kata tersebut, dan memulai dari kata yang sama.
6.       Pembagian subtema dan keterangan terjemahan
Jika diperhatikan, di bagian terjemahan ada semacam judul yang dicetak merah. Itulah penanda subtemanya, semacam kesimpulan untuk beberapa ayat di bawah subtema, sebelum masuk ke subtema berikutnya. Sedangkan keterangan terjemah ditandai dengan catatan kaki. Yang agak sayang, kalau catatan kakinya banyak, font terjemahan jadi mengecil. Hihi, tapi selalu di halaman yang sama dengan ayat yang dibahas kok. Jadi ngga perlu bolak-balik halamannya.
7.       Konten keseluruhan
Di samping bacaan ayat dan terjemahan, menurutku konten tambahannya ngga berlebihan. Asmaul husna ada di balik cover belakang, daftar surah sudah dilengkapi nomor urut, arti, dan letak halaman, keterangan tajwid dan kapita selekta cukup ringkas, ditambah pita pembatasnya ada 2 dengan warna yang berbeda. Seluruh fitur ini tidak selalu ada di Al Quran lain.
Apakah ada minusnya? Oh tentu. Tapi tidak jadi masalah berarti. Yang pertama dari segi bobot. Entah karena bukunya “berbobot” jadi harus punya bobot, atau konsekuensi dari bahan yang dipakai, yang jelas Quran ini tidak terlalu ringan gais, hehe. Kedua, walaupun sudah melalui quality control, masih ada beberapa kekurangan minor. Diantaranya: typo (kelebihan spasi, kurang huruf, kelebihan titik), waqaf ibtida yang ganjil (ada yang blok merahnya beberapa kata sebelum blok hijau), dan yang menurutku agak fatal adalah pencantuman email penerbit tapi tidak aktif a.k.a tidak ada tindak lanjutnya :”) Padahal mafhum banget cetakan pertama wajar kalau masih ada yang kelewat (walau sangat sedikit). Maksud hati hanya ingin menyampaikan untuk perbaikan edisi berikutnya, tapi jadi ndak bisa…
Ohya, anyway, biasanya setiap kali kita membaca ulang terjemahan Al Quran, ada kesan kuat lain yang ditangkap. Mungkin sesuai dengan kondisi kita terkini. Waktu pertama kali khatam terjemahan, seingatku Quran banyak berkisah tentang hari akhir (surga/neraka) dan kisah nabi-nabi. Kali ini otakku sedang menghighlight seputar perilaku kaum terdahulu yang enggan menerima Islam. Jadi ngga bosan karena setiap kita baca rasanya selalu bisa menemukan sesuatu yang baru.
Terakhir, ada beberapa tips yang biasanya kulakukan agar lebih semangat membaca terjemahan. Pertama, baca sambil dengar teman mengaji, atau putar murattal. Sesuaikan kecepatan murattal dengan kecepatan kita membaca terjemah, aku pribadi suka sambil dengar Syaikh Shuraim. Kedua, belajar Bahasa Arab. Dengan mengetahui beberapa kata dasar Bahasa Arab, aku jadi lebih konsentrasi ketika ada kata yang kukenal. Begitu juga dengan menghafal surat, atau mendengarkan kajian ayat dari ustaz yang kompeten. Ketika kita bisa menghubungkan bacaan dengan sesuatu yang sudah kita ketahui sebelumnya, kita bisa lebih fokus dan tertarik untuk mengetahui lebih lanjut. Ketiga, siapkan waktu konsisten. Misalnya, selepas subuh atau sebelum tidur. Boleh ditambah reward yang menyenangkan diri kita setiap kali berhasil baca mencapai target. Semoga Allah mudahkan yaaa…
0 notes
unimiff · 4 years
Photo
Tumblr media
"Yah, memang sudah nasibnya begitu. Sudah takdirnya begitu." Kita memang tidak bisa menentukan sebagian hal, misalnya kita tidak bisa memilih dilahirkan dari orang tua yang mana. Tapi sadarkah kita bahwa terkadang kita terlalu mudah dan menyalahkan nasib dan takdir. Padahal kita belum berikhtiar, memberikan usaha terbaik. Kita masih bermalas-malasan dan enggan menangkap sinyal-sinyal kebaikan yang setiap hari bertebaran. Jika demikian, ketika Ramadan berlalu dan tidak ada peningkatan dalam diri kita, sama sekali tidak ada perubahan, pantaskah kita mengatakan bahwa semuanya sudah ditentukan, padahal Allah mengatakan bahwa sesungguhnya Ia tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri? #30HariBertadabbur #TadabburJuz13 #OneDayOneTadabbur #RemarkableRamadhan #JurnalRamadan https://www.instagram.com/p/B_0-kyrBrRF/?igshid=19bfavr38qc2m
1 note · View note
irfanilmy · 5 years
Text
Jurnal Ramadan #3: Ekspektasi VS Realita
Saya selalu mematok standar tinggi untuk sesuatu yang ingin saya buat. Hanya saja setelah dilakukan, ternyata seringkali target itu meleset. Tingkat kemelesetannya pun amat parah. Jauh dari apa yang saya inginkan. Ujung-ujungnya saya jadi realistis saja dan melakukan pembenaran atas ketakberdayaan tersebut. Karena mau enggak mau apa yang dilakukan itu punya waktunya sendiri untuk diselesaikan. 
Sisi lain diri saya tentu tak terima. Dan rasa bersalah itu menumpuk terus menerus. Saya sepenuhnya sadar bahwa suatu saat tumpukkan itu akan meledak dan melukai diri sendiri lantaran bukannya diurai satu persatu, malah terus ditambahi. Hanya saja…..Stop! Berhenti menciptakan alasan-alasan!
Keinginan untuk selalu jadi yang terbaik yang wujudnya mampu menghasilkan hal-hal yang juga terbaik kalau tidak bisa diseimbangkan dengan kemampuan, pada akhirnya dapat merugikan. Seperti kerja benalu pada pohon-pohon tertentu. Ini menurut saya sih. Apalagi saat melihat hasil kerja orang lain, teman di antaranya, ternyata mampu melakukan sesuatu seperti apa yang saya angan dan inginkan. Tambah parahlah rasa kecewa saya pada diri sendiri.
Saya tak punya aturan khusus untuk berhasil membuat keduanya seimbang. Saya hanya mencoba untuk mengetahui batas kemampuan saya saja dan menjadikan itu sebagai pembenaran. Setidaknya agar saya tetap bisa terus hidup dan tak terjebak dalam perasaan-perasaan bersalah secara berkepanjangan. Walau sesungguhnya ketika saya mau bekerja lebih keras saja, batas itu boleh jadi bukan segitu. Masih jauh dan saya pun harusnya mampu untuk melampauinya. Namun, seringnya saya sendiri tak pernah benar-benar melawan suara-suara yang datang buat melemahkan. 
Lagi-lagi kekuatan niat di awal akan jadi panduan yang menguatkan. Jadi, jangan lupa selalu memasang niat sekuat mungkin ketika akan melakukan sesuatu, apapun itu. Menulis secara rutin selama Ramadan misalnya dan berbagai kebiasaan baik lain.
Negla, 3 Ramadan 1440 H/ 8 Mei 2019
6 notes · View notes
syarofulazka · 4 years
Photo
Tumblr media
NGE-PRANK!!!⁣
⁣
Aku adalah orang yang kurang sepakat (dari awal) adanya budaya prank ini. Hingga akhir-akhir ini, semenjak youtuber menjadi sebuah profesi, taktik “nge-prank” adalah cara termudah untuk mendapatkan views dari netizen.⁣
⁣
Sebenarnya, makna dari prank adalah practical joke, atau lelucon terapan. Suatu gurauan yang dilakukan secara praktis, tidak cuma verbal.⁣
⁣
Namun pada prakteknya, kerap kali prank itu dilakukan dalam bentuk mengelabui, hingga mengerjai seseorang. Banyak diantaranya mengandung unsur kebohongan.⁣
⁣
Tak jarang seseorang membuat kebohongan dan dia anggap sebagai sebuah prank.⁣
⁣
Tak jarang seseorang memaki orang lainnya hingga ia sedih atau tersulut amarah, dan dia anggap sebagai sebuh prank.⁣
⁣
Apakah dibenarkan seperti itu? ⁣
Setahuku, salah satu adab dalam bercanda itu adalah tidak memasukkan unsur kebohongan dalam bercanda. Aku sudah pernah membahas di postingan sebelumnya yang dilengkapi beberapa kisah Rasulullah.⁣
⁣
Berguraulah sepantasnya.⁣
Berguraulah secukupnya.⁣
Tertawa terlalu banyak pun tidak baik, karena mampu membuat hati keras.⁣
⁣
Apalagi ada kasus seperti sekarang, seorang youtuber yang membuat prank membagi (yang katanya) sembako. Namun ternyata isinya adalah sampah dan makanan busuk.⁣
⁣
Sungguh menyedihkan.⁣
⁣
“Tapi kan mereka adalah orang yang sudah melanggar ketentuan dan syariat. Memang pantas mendapatkan hal seperti itu!”, kata hati sambil denial.⁣
⁣
Seburuk-buruknya dia, tetaplah kita harus memuliakan mereka. Berbuat baik itu tidak dibatasi hanya kepada siapa, tapi kepada semua orang.⁣
⁣
Seburuk-burukbya dia, tetaplah kita tidak layak memperlakukannya dengan cara yang buruk. Kalau begitu, tidak ada bedanya kita dengan mereka. Sama-sama buruk dong?⁣
⁣
Kalau tidak bisa memuliakan.⁣
Minimal, jangan menghinakan.⁣
⁣
Day 13 Ramadhan⁣
#30Pembelajaran⁣
1 note · View note