Tumgik
#mencake
mamadkhalik · 3 months
Text
Tambang
Rame di Twitter tentang edit logo salah satu ormas agama terbesar di Indonesia. Responya beragam : ada yang sumpah serapah ke akun itu, ada yang nggak suka sama ini ormas riding the wave mengungkapkan kekesalanya, dan ada yang nyari enggagement dari isu ini untuk ditempelkan link shopee.
Sikap saya sendiri tidak sepakat dengan konsesi tambang dan tidak membenarkan logo yang sakral itu dirubah. Logo ini bukan sekadar logo namun juga simbol perjuangan ulama. Ini soal adab. Memang Indonesia negara demokrasi, tapi ya kita perlu meminimalisir konflik dengan kritik yang substantif.
Di sisi lain beberapa elemen di ormas tersebut juga menunjukan sikap hipokrit dengan qoute Gus Dur "Tuhan tak perlu di bela" saat Aksi Bela Islam tapi mencak-mencak ketika logo itu diganti. Saya sih ketawa aja dengan kelompok satu ini.
Ini memang realita umat hari ini. Ketika banyak Kyai di akar rumput berdarah-darah mencerdaskan umat, tapi elit-elit diatas menggunakan organisasi untuk kepentingan tertentu. Yang kepentingan itu tak tahu untuk siapa.
Semoga kita selalu dikuatkan di akhir zaman.
THX Coffe Shop, 17 Juni 2024
Tumblr media
16 notes · View notes
khairunnisaamci · 2 months
Text
"Dialog"
"Bodoh kau, Sukab. Kau pikir mengirim foto perempuan ke grup yang isinya laki-laki itu soalan kecil? Kau pikir itu layak kau sebut "hiburan"? Memang hiburan itu, untuk laki-laki murahan."
"Ya itukan cuma bahan di grupku saja, Cha. Biar hidup itu grup, biar seru. Cuma memang bangsat itu yang membocorkan isi grup ke luar, orang lain jadi tau, mudahlah orang jadi memandang buruk ke arah kami, aishh. Padahal mereka juga punya aib, tak segan-segan kubocorkan juga itu!"
"Kau yang bangsat, Sukab. Pakaianmu saja yang bergamis, terlihat agamis tapi otak kau cabul.
Dan masih pula kau pusingkan pandangan orang? Cih, baik kau khawatirkan bagaimana Tuhan memandangmu sekarang.
Jangan, Sukab. Jangan kau jadi laki-laki murahan! Tak tentu dimana qowwamahmu, lisanmu kotor lagi tajam ke perempuan, bicaramu tak berbobot tak berbukti, mulut serampanganmu itu buat kau sempurna jadi tong kosong nyaring bunyinya. Laki-laki macam apa itu, Sukab?
Buat apa kau mencak-mencak? Kayak bocah! Lagipula ya, bukan soalan aibmu... sebab toh di luar sana banyak juga laki-laki yang buat salah tapi dia berdiri dengan gagah, mengaku salah, minta maaf dan memperbaiki. Tak sudi ia lempar salahnya kesana-kemari karena bukan seperti itu sikap laki-laki perkasa. Itu yang bikin orang rispek berat, Sukab karena ia jadi laki-laki yang utuh; gagah, melindungi, mengayomi, membimbing lagi lihai mengemudi hidupnya sendiri dan melindungi orang lain.
Sudahlah, Sukab bodoh. Sesederhana fungsi muliamu diciptakan Tuhan untuk melindungi wanita saja kau tak becus, malah kau sebar fotonya untuk santapan nafsu kau dan teman-temanmu itu. Asal kau tau, itu bentuk laki-laki murahan, Sukab. Bukankah ibumu perempuan ha?! Apa saat kau dan teman² gilamu itu membicarakan payudara dan bokong wanita itu tak ingat kau pada ibumu? Ibumu, Sukab. Ibumu! Ibu kalian itu juga perempuan.
Dasar laki-laki gila! Atau minimal kau malulah pada nilai qowwamah yang Tuhan sematkan padamu.
Taubatlah dari prilaku busukmu itu. Dan berhati-hatilah kau dari menyakiti jiwa yang tidak dapat membalas kejahatan kecuali dengan erangan yang hanya dapat didengar oleh Tuhan."
dan serbuan doa dipanjatkan dari lisan wanita di tengah malamnya, moga Sukab tak kehilangan wibawa dan qowwamahnya, minimal untuk kehormatan dirinya sendiri.
Doa itu dipanjatkan sebab si wanita yang berdiri menikmati waktu mengadunya ke Tuhan paham betul bahwa laki-laki adalah bagian penting koentji peradaban agama ini, bila kedepannya laki-laki terus saja jadi murahan, habislah ummat digelondong kenaasan.
Bila kedepannya si laki-laki ini terus saja bodoh bengkok begitu, siapa kemudian yang hendak meluruskan perempuan yang pada fitrahnya memang bengkok tapi padanya juga kunci kegemilangan generasi dihadiahkan? Tidakkah kau lihat, busuknya ikan selalu dimulai dari kepala?
"tidaklah mulai kecuali laki-laki yang memuliakan wanita, dan tidaklah hina kecuali laki-laki yang menghinakan wanita"
-Rasulullah, Muhammad peace be upon him.
Jakarta, Mampang Prapatan, 12 Juli 2024
3 notes · View notes
koniginderrosen · 5 months
Text
Kawan Tawa
Aku bukanlah seseorang yang patut merunut tentangmu melalui sebuah obituari. Aku bahkan tak sempat bertemu denganmu kendatipun ingin. Namun, aku mau mengenangmu dengan satu-satunya cara yang bisa kulakukan.
Dari gambar yang berisi kata-kata balasan pada kawanku, sering aku menimpali, "Pasti menyenangkan punya teman sepertinya. Aku mau." Kawanku, yang lebih dulu menjadi kawan sejatimu, hanya mencak-mencak tak keruan tiap aku memujimu.
Kau memang selalu membawa tawa, pembawaanmu cerah dan menyegarkan semua. Leluconmu begitu lucu hingga aku yang tak pernah bertemu denganmu jadi berharap bisa mendengarnya secara langsung.
Dari kawanku, sedikit banyak aku tahu tentangmu. Sebab itulah suatu hari aku ingin mengatakan bahwa kawanmu memperkenalkanmu kepadaku dengan cara yang tak terduga. Kau sering kali diceritakan, disebut-sebut dengan menggebu-gebu.
Nahasnya, kau meninggalkan dunia ini terlalu cepat, mendadak, dan rasanya kenyataan ini ingin kutolak. Namun, mengelak tidak ada gunanya, bukan? Lebih baik mengingatmu dari canda, menemuimu dalam kata-kata.
Kau baik, kau sungguh baik. Saatnya tidur; di dunia kau sudah bekerja terus dengan begitu tulus. Kau telah menjadi panduan bagi kawan-kawan, bagi pasangan, juga bagi anakmu si kecil puan.
Kau adalah kawan tawa, seseorang yang kuingat membuatku terpingkal-pingkal saking jenaka. Mungkin tidak apa-apa menangisi kepergianmu, tetapi menangis karena terlalu banyak tertawa pun hal yang bagus.
Joko Pinurbo, penyair yang belum lama ini menuju keabadian, pernah menulis:
Yang berduka dalam tralala
Akan bersuka dalam trilili
Waktunya kau kembali, lalu menyebarkan tawa di langit nanti. Pada suatu hari, semua kawan-kawanmu akan berkumpul lagi, mentertawakan leluconmu. Kehidupanmu di bumi ini singkat, tetapi hangat tawamu melekat.
4 notes · View notes
lebensmoode · 2 years
Text
Ramadan #5
What is your dream job?
Tbh my current job, though still a freelancer, is my actual dream job. Anywhere can be my office, without any uniform on, working with deadlines while I still can manage my own time for work; that's it.
Do you know why alasan pertama gw gak mau jadi pns? Karena seragamnya wkwk. Gw gamau pake seragam pas udah kerja. Ya kali gw dari TK sampe SMA belasan tahun hidupnya udah pake seragam, masa kerja juga?? Kedua, seragam pns itu menurut gw hmm apa ya, punya kesan tersendiri yg condong ke arah negatif. Gak ada maksud merendahkan suatu profesi ya, ini cuma pengalaman pribadi aja waktu kerja jadi CS rumah sakit dulu. Rata2 yg berseragam coklat muda tu monmaap, merasa yg paling diprioritaskan. Dan hampir gak ada yg merasa dia tu "rakyat" biasa alias selalu bawa-bawa "saya pns ya dek, level sekian". Dari sini lah terbentuk kesan pribadi gw itu.
Tapi gak semua kayak gitu ya. Ada 1 bapak-bapak berseragam yg sama, tapi beliau kalem2 aja. Gak ada mencak-mencak minta cepet diurus, gak ada nyebut-nyebut dirinya oknum mana. Manut aja sama gw, sabar, duduk, nunggu. Inget banget gw, masih hapal juga tampang bapaknya. Mayan ganteng loh(?)
Saat kerja jadi guru les sebenernya itu udah lumayan banget sih. Gak ada seragam, pake baju kayak mo hengot aja gitu tapi tetep rapi dan sopan. Jam kerja siang sampe malem, jadi terhindar dari peak hours. It was not really my dream job, but something that I prefer.
Simplenya, bisa kerja di cafe yg nyaman sambil nyeruput caramel macchiato dan memutar playlist favorit adalah jalan ninjaku 🥂
13 notes · View notes
sekarrita77 · 2 months
Text
Dampak Teknologi 5G: Revolusi Komunikasi dan Peran Telkom University sebagai Global Entrepreneurial University
Teknologi 5G, generasi kelima dari teknologi jaringan seluler, menjanjikan perubahan signifikan dalam cara kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia digital. Dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi, latensi yang lebih rendah, dan kapasitas yang lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya, 5G tidak hanya akan meningkatkan pengalaman pengguna dalam berbagai aplikasi, tetapi juga membuka peluang baru dalam berbagai sektor industri. Telkom University (Tel-U), sebagai Global Entrepreneurial University, berperan penting dalam penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi 5G di Indonesia dan secara global.
Apa Itu Teknologi 5G?
Teknologi 5G adalah evolusi terbaru dari jaringan komunikasi seluler yang menawarkan berbagai keunggulan teknis dibandingkan dengan 4G. Beberapa fitur utama dari 5G meliputi:
Kecepatan Tinggi: 5G menawarkan kecepatan data yang bisa mencapai hingga 10 Gbps, memungkinkan pengunduhan dan pengunggahan data dalam hitungan detik.
Latensi Rendah: Dengan latensi yang sangat rendah, sekitar 1 milidetik, 5G mendukung aplikasi yang membutuhkan respons waktu nyata, seperti mobil otonom dan telemedis.
Kapasitas Jaringan yang Lebih Besar: 5G dapat mengakomodasi lebih banyak perangkat yang terhubung secara bersamaan, mendukung perkembangan Internet of Things (IoT) dengan lebih baik.
Konektivitas yang Lebih Andal: 5G menyediakan konektivitas yang lebih stabil dan andal, bahkan di area dengan kepadatan pengguna yang tinggi.
Dampak Teknologi 5G di Berbagai Sektor
1. Telekomunikasi dan Media
Sektor telekomunikasi akan mengalami peningkatan signifikan dalam kualitas layanan dengan adopsi 5G. Kecepatan yang lebih tinggi dan latensi yang rendah akan memungkinkan penyedia layanan untuk menawarkan streaming video berkualitas tinggi tanpa buffering, panggilan video dengan resolusi ultra-HD, dan pengalaman gaming yang lebih baik.
2. Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, 5G membuka jalan bagi inovasi seperti telemedicine, yang memungkinkan dokter untuk mendiagnosis dan merawat pasien dari jarak jauh dengan lebih efektif. Selain itu, dengan latensi yang rendah, robot bedah yang dikendalikan dari jarak jauh menjadi lebih aman dan akurat.
3. Industri dan Manufaktur
Teknologi 5G mendukung perkembangan industri 4.0 dengan menghubungkan mesin dan perangkat melalui IoT. Ini memungkinkan pemantauan dan pengendalian proses produksi secara real-time, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi downtime.
4. Transportasi
Di sektor transportasi, 5G mendukung pengembangan mobil otonom dan sistem transportasi pintar yang dapat berkomunikasi satu sama lain untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi.
5. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, 5G memungkinkan pembelajaran jarak jauh dengan kualitas yang lebih baik, termasuk pengalaman virtual dan augmented reality yang dapat memberikan simulasi praktis bagi siswa.
Peran Telkom University dalam Pengembangan Teknologi 5G
Telkom University, sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen pada inovasi dan kewirausahaan global, memainkan peran penting dalam pengembangan dan penerapan teknologi 5G. Beberapa kontribusi utama Tel-U meliputi:
1. Penelitian dan Pengembangan
Telkom University aktif dalam penelitian dan pengembangan teknologi 5G melalui berbagai proyek dan kolaborasi dengan industri. Penelitian ini mencakup pengembangan infrastruktur jaringan, optimasi kinerja jaringan, serta aplikasi 5G dalam berbagai sektor seperti kesehatan, manufaktur, dan transportasi.
Salah satu proyek penelitian yang menonjol adalah pengembangan solusi IoT berbasis 5G untuk industri manufaktur. Melalui proyek ini, Tel-U berupaya menciptakan sistem yang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya operasional.
2. Edukasi dan Pelatihan
Telkom University menawarkan berbagai program pendidikan dan pelatihan yang dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa dan profesional untuk menghadapi era 5G. Kurikulum mencakup topik-topik seperti arsitektur jaringan 5G, keamanan jaringan, dan aplikasi 5G dalam berbagai industri.
Selain itu, Tel-U juga menyelenggarakan workshop dan seminar yang menghadirkan pakar-pakar industri untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka tentang teknologi 5G.
3. Inkubator dan Kewirausahaan
Sebagai Global Entrepreneurial University, Telkom University mendukung pengembangan startup yang berfokus pada teknologi 5G melalui program inkubator dan akselerator. Program ini menyediakan dukungan bagi para entrepreneur untuk mengembangkan ide-ide inovatif mereka menjadi produk dan layanan yang dapat diterapkan secara komersial.
Misalnya, Tel-U telah mendukung beberapa startup yang mengembangkan solusi berbasis 5G untuk smart city, seperti sistem manajemen lalu lintas pintar dan platform layanan kesehatan digital.
4. Kolaborasi dengan Industri dan Pemerintah
Telkom University aktif menjalin kerjasama dengan industri dan pemerintah dalam penerapan teknologi 5G. Kolaborasi ini meliputi proyek-proyek penelitian bersama, pengembangan solusi berbasis 5G, dan implementasi teknologi 5G dalam skala besar.
Tel-U juga bekerja sama dengan operator telekomunikasi untuk menguji dan mengimplementasikan jaringan 5G di kampus, menjadikan Tel-U sebagai salah satu kampus pertama di Indonesia yang memiliki jaringan 5G.
Tantangan dan Peluang dalam Implementasi 5G
Implementasi teknologi 5G di Indonesia dan global menghadapi beberapa tantangan, termasuk:
Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur jaringan 5G memerlukan investasi yang besar dan waktu yang cukup lama. Penyedia layanan harus mengupgrade infrastruktur yang ada dan membangun stasiun basis baru untuk mendukung jaringan 5G.
Keamanan dan Privasi: Dengan peningkatan jumlah perangkat yang terhubung, keamanan dan privasi data menjadi perhatian utama. Penyedia layanan harus memastikan bahwa jaringan 5G aman dari ancaman cyber dan data pengguna terlindungi.
Regulasi: Regulasi dan kebijakan pemerintah memainkan peran penting dalam pengembangan dan implementasi 5G. Pemerintah perlu menyediakan spektrum frekuensi yang cukup dan mendukung investasi dalam infrastruktur 5G.
Namun, tantangan ini juga membuka peluang besar untuk inovasi dan pengembangan. Dengan keunggulan teknologi 5G, berbagai sektor dapat meraih manfaat signifikan, seperti peningkatan efisiensi operasional, pengurangan biaya, dan peningkatan pengalaman pengguna.
Kesimpulan
Teknologi 5G menawarkan potensi besar untuk mengubah berbagai aspek kehidupan kita, dari komunikasi dan media hingga kesehatan, industri, dan transportasi. Sebagai Global Entrepreneurial University, Telkom University berperan penting dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi 5G di Indonesia dan global. Melalui penelitian, edukasi, kewirausahaan, dan kolaborasi dengan industri dan pemerintah, Tel-U berkontribusi dalam menciptakan solusi 5G yang inovatif dan berkelanjutan. Dengan komitmennya terhadap inovasi dan dampak global, Telkom University tidak hanya mempersiapkan mahasiswa dan profesional untuk era 5G, tetapi juga membantu menciptakan masa depan yang lebih terhubung dan cerdas.
0 notes
lukatsuci · 3 months
Link
0 notes
lepusadiutrix · 3 months
Text
[Reupload] Reckless
Pair: Aether (Genshin Impact) x Yunna (OC)
Genshin Impact © Hoyoverse
Story © Crescent
Tumblr media
Wajah si gadis terlihat pucat, dia menatap panik ke arah figur di depan mata yang terlihat dipenuhi luka. Tentunya dia merasa bersalah karena dia menjadi salah satu penyebab dia terluka seperti itu. Seandainya saja tadi dia lebih fokus dengan sekitarnya— jadi dia tidak perlu tidak sengaja menginjak sebuah jebakan dan menyebabkan Aether yang berada di samping nya, refleks segera menolong dirinya.
Bahkan teman melayang berambut putih milik si pengembara tidak terlihat kalah pucat nya, melihat rekan seperjalanannya yang dipenuhi luka-luka karena menyelamatkan Yunna. Suara rengekan dan ceramah terus-menerus dikeluarkan nya selama gadis berambut hitam tersebut berusaha mengobati Aether, membuatnya merasa semakin bersalah karena ceroboh tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya.
"Paimon kan udah bilang kalian berdua harus berhati-hati karena di sini banyak jebakan! Nggak dengerin Paimon sih, jadinya malah begini kan—"
"Paimon, tenanglah, luka segini sih kecil," sela Aether dengan nada tenang, senyuman kecil terplester di wajahnya berbanding terbalik dengan tubuhnya yang dipenuhi goresan-goresan luka.
"Gimana Paimon bisa tenang?!" seru Paimon sembari mencak-mencak di udara, "Yunna juga! Paimon tahu kamu senang sekali karena setelah sekian lama akhirnya bertemu Aether, tapi kamu tetap harus memperhatikan lingkungan sekelilingmu! Kalian berdua ini benar-benar ya! Apa jadinya coba kalau Paimon nggak ada di sini buat mengawasi kalian!"
"Uh ... iya ... aku minta maaf, Paimon. Sebagai permintaan maaf nanti aku belikan puding slime, ya?"
"Oke— Tunggu ... Yunna mencoba untuk menyogok Paimon, ya?! Hmph, itu nggak bakal berhasil!"
"Bukan hanya satu puding loh, aku akan mentraktirmu tiga puding."
Seolah melupakan apa yang dikatakannya beberapa detik sebelumnya, mata Paimon segera berkilauan senang mendengar tawaran menggiurkan dari Yunna, "Deal!" Dia segera mengatupkan mulutnya, menatap Aether yang masih diobati oleh Yunna dengan tenang.
Yunna akhirnya bisa mengobati Aether dengan tenang, jari-jarinya dengan telaten mengoleskan salep herbal di beberapa luka gores di bagian tangan Aether. Meskipun ilmu pengobatan nya masih belum sehebat Barbara— tapi setidaknya dia masih bisa mengobati luka-luka ringan seperti luka gores. Selesai mengoleskan obat di bagian tubuh serta tangan Aether, fokusnya kini beralih ke wajah pemuda di hadapannya.
Tangannya bergerak pelan, meraih wajahnya dan menangkup kedua pipi nya. Yunna menatap manik emas milik Aether dengan lekat-lekat. Sementara yang ditatap hanya memberikan senyuman lembut, seolah-olah mengatakan kecelakaan sebelumnya bukanlah apa-apa dan jangan terlalu mengkhawatirkan hal tersebut. Pipinya terasa menghangat melihat senyuman Aether yang melelehkan hatinya.
Semakin lama dia menatap wajah Aether, perasaan Yunna semakin aneh. Dia merasa manik emas nya terlihat sangat indah dan berkilauan. Barangkali efek sudah lama tidak bertemu dengan pemuda di hadapannya, dia bersumpah mata milik Aether terlihat lebih cantik dari biasanya. Sebab semakin lama dia menatap mata emas tersebut, semakin dia merasa kalau mata Aether membuat dirinya terpesona.
Sepasang manik emas yang nampak seperti madu, terlihat murni dan memberikan kesan hangat. Sinar dari terik matahari yang bersinar cerah sekali menambahkan efek berkilauan pada matanya. Jika diibaratkan, matanya mirip seperti permata— tidak, bahkan lebih cantik dari permata manapun yang pernah dilihatnya. Tidak ada permata di dunia ini yang bisa menyaingi keindahan mata Aether.
Di balik mata emas yang menyembunyikan seribu rahasia, Yunna bisa merasakan mata Aether yang menatap tulus ke arah nya. Tatapan mata Aether rasanya berbeda jika dibandingkan dengan orang lain. Dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya, tapi dia menyukainya. Sangat menyukainya.
Gadis itu terdiam, tangannya masih menangkup kedua pipi Aether, dirinya terlena mengagumi kedua manik emas di pelupuk mata. Mungkin dia hanya merasa rindu setelah berbulan-bulan tidak bertemu dengan Aether. Sementara perasaan nya kepada Aether semakin meluap selama jangka waktu yang cukup lama itu. Tidak heran jika orang-orang sering menyebut Yunna budak cinta, karena cara dia menatap mata Aether saat ini seperti seseorang yang sedang menatap benda paling berharga di alam semesta.
"Cantik ...," gumamnya tanpa sadar.
Butuh waktu beberapa detik bagi Yunna untuk menyadari apa yang terjadi. Rona merah perlahan merayap ke pipinya, dia menahan napas sejenak.
Di sisi lain Aether tidak bisa menahan dirinya untuk tidak terkekeh pelan mendengar gumaman Yunna dan dia menyadari rona merah yang menghiasi pipi sang gadis. Sedari tadi dia sengaja tidak mengatakan apapun dan membiarkan gadis itu mengagumi matanya, tapi dia sudah tidak tahan lagi. Sesuatu di dalam dirinya mengatakan dia harus menjahilinya.
Mengikuti keinginan hati, Aether membuka mulut, "Oh ya? Bukankah harusnya sekarang kamu mengobati luka, kok malah mengagumi mataku? Aku sekarat nih," celetuknya jahil.
Pipinya semakin memerah mendengar celetukan Aether, meski memang itulah kenyataannya. Jarinya spontan mencubit kedua pipi Aether.
"Jangan bicara aneh-aneh!"
"A-aduh! Iya, iya, maaf!"
Helaan napas terdengar, dia melepaskan cubitan dari pipi Aether. "Lagipula kenapa kamu tiba-tiba bertindak ceroboh dengan menyelamatkanku? Maksudku ... aku bisa menyelamatkan diriku sendiri, kamu nggak perlu sampai melakukan hal seperti itu, kan?"
Mendengar pertanyaan Yunna membuat dirinya memiringkan kepala, "Kenapa?" beo Aether. Matanya terpejam sejenak, mencoba merangkai kata-kata yang bertebaran di pikirannya, sebelum akhirnya terbuka dan menatap Yunna hangat.
"Bukankah jawabannya sudah jelas? Instingku mengatakan aku harus melindungimu, meski aku tahu kamu bisa melindungi dirimu sendiri, tapi aku tetap saja ingin melindungimu. Sudah lama sekali sejak aku tiba di Teyvat ... aku mengembara kesana-kemari, dari satu negara ke negara lainnya. Menyelesaikan masalah dan menyelamatkan orang-orang yang membutuhkan bantuan— meski aku tidak mengenal mereka. Jadi, sudah sewajarnya aku menyelamatkanmu, salah satu orang yang berharga di hidupku, sejak aku tiba di tempat ini."
Aether menghela napas pelan, "Lagipula aku masih merasa perasaan bersalah karena gagal melindungi dia saat itu, aku nggak mau mengulangi kesalahan yang sama dengan gagal melindungimu juga," ujarnya, di sana tersirat nada sedih dengan sedikit penyesalan. Untuk sesaat senyumannya terlihat masam, tapi dia segera mengembalikan senyuman lembutnya.
Yunna terpana mendengar jawaban Aether, sampai-sampai dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Jantung berdebar kencang. Gawat. Rasa sukanya kepada Aether semakin bertambah. Rasanya seolah ada ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya, membuatnya merasa tergelitik. Mengabaikan perasaan malu nya, Yunna mulai mengoleskan salep di beberapa luka gores di wajah Aether.
"Nyebelin banget. Kamu harusnya jangan mengatakan hal seperti itu sambil tersenyum. Nggak adil."
"Tapi kamu suka, kan? Haha."
"Yah ... bukannya aku nggak suka juga sih. Iya, aku suka, tapi jangan sampai bersikap ceroboh begitu apalagi sampai membahayakan dirimu sendiri. Malah kamu yang bikin aku khawatir, Aether."
"... maaf."
"Hey— kamu nggak perlu minta maaf, malah seharusnya aku yang berterimakasih padamu. Terimakasih ya ... sudah menyelamatkan ku. Lalu tentang dia ...." Yunna menggantungkan kalimatnya, dia langsung merengkuh tubuh Aether dan memeluknya erat, "Aku yakin dia tahu kamu sudah berusaha yang terbaik untuk melindunginya, tapi takdir memang sedang tidak berpihak kepada kalian. Jadi, jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri Aether ... kalian berdua pasti akan bertemu kembali suatu hari nanti."
Tawa kecil lolos dari mulutnya, dia membalas pelukan Yunna, tangannya bergerak dan mengelus punggungnya pelan. Kata-kata Yunna yang mungkin terdengar sederhana sebenarnya sangat berdampak pada Aether. Gadis itu sekali lagi menyadarkan dirinya kalau dia tidak seharusnya terus-menerus dimakan oleh perasaan bersalahnya. Dia harus terus bergerak ke depan sambil terus mencari dia, tidak peduli sejauh apapun dia harus mengembara.
Tapi untuk saat ini, Aether merasa dia ingin berhenti sebentar. Dia ingin menikmati waktunya bersama Yunna, karena dia adalah salah satu orang yang bisa menjadi tempat sandarannya di kala Aether merasa lelah dengan apa yang dihadapi. Rasanya perasaan lelah Aether hilang begitu saja begitu dia bertemu dan menghabiskan waktu bersama dengannya.
Baik Aether maupun Yuna tahu mereka memiliki perasaan yang sama kepada satu sama lain, tapi pada akhirnya mereka memutuskan ini bukan waktu yang tepat untuk mereka melangkah lebih jauh. Setidaknya untuk sekarang, mereka hanya ingin menjalani hubungan yang seperti ini terlebih dahulu. Lebih dari sekadar teman tapi juga tidak pacaran.
"Oh, iya, ngomong-ngomong dimana Paimon?"
0 notes
dariranakamera · 6 months
Text
31 maret 2024
Genap sudah akhir bulan maret, dan mungkin bulan maret akan jadi penanda di tahun-tahun kedepan hidup aku. Aku tuh ingetnya kita dikondisi ini di tanggal 8, ternyata bisa dibilang hampir dari awal bulan ya, fix sih ini ribut/ masalah/ gak itense terlama. Tiap harinya kerasaa banget walau pun tau tau tinggal sisa 7 hari per jam 12 ini.
Kangen banget ce, kangen banget. Gak ada kata lain yang bisa jelasin semua perasaan ini selain kangen. Semoga kamupun merasakan yang sama. Aku jujur gak tau apakah kamu tau tumblr ini atau enggak, tapi yaa kalo baca brrti kamu tahu betul perkembangan tiap hariku, kalau enggak, biar ini suati waktu jadi bahan bacaan atau cerita kita ya, kalau kita pernah ada di kondisi seperti ini.
Lucu sih ini, makin lama aku tanpa kamu, tanpa denger cerita kamu, kabar kamu, dan ditambah dengan aku berkenalan lagi dengan diriku, semuanya seperti sebuah perjalanan panjang. Sepertinya semakin aku mengenal diriku, semakin aku tahu bahwa musuhku adalah diriku, dan monsternya udah tinggal lama di diriku.
Kemaren tetiba emosi banget, setelah hampir 3 minggu aku bisa kontrol emosiku dan rasanya gak perlu juga marah, walaupun kata banget ini gak berarti aku mencak mencak kaya biasa yaa, tetep ramah, tetep bisa nahan, cuman kaya dah menuju bocor aja. Kalau hari ini, seharian kangennn kamu, kangen banget banget, udah lama gak sekangen ini sama orang, dan rasanya kangen yang gak bisa ngapa2in juga, gak bisa disampein, gak bisa disalurin, gak bisa diarahin, statis, sedih jadinya, karena kangen ini bisa jadi cemas kemana-mana dan akhirnya takut. Tapi di satu sisi, aku terus lawan si monster cemas ini, dengan berserah. Karena kurasa ini bukan perasaan satu sisi, dan tanpa berasumsi pun, kamu siperasa kurang lebih di posisi yang sedang menahan dan melawan dan merelakan sesuatu juga.
Semakin ku lewati hari, semakin ku sadar kalau memang betul adanya, tanpa kamu, mungkin aku tak bisa mengenal betul diriku sebenarnya. Bahkan aku bisa kembali rasakan segala sesuatu yang ada di diriku saja tidak lain dan tidak bukan karena ada dirimu. Jadi semoga rasa terima kasih ini, rasa bersyukur ini, tidak hanya sekedar terucap dan diterima, tapi kita bisa maknai bersama kedepannya. Semakin sadar apalah artinya aku tanpa kamu? Dan makin pula kusadari kamu layak dapatkan segala sesuatu yang selama ini belim tersampaikan. Aku setuju dengan semua yang kamu sampaikan, aku pula mengerti dengan yang kamu rasakan.
Ketakutan mu, hal yang membuat kamu gak yakin, hal yang bikin sedih, hal yang bikin dimakan paus, dan penjumlahan dari semua itu yang bikin kamu gak bisa rasain apa yang kamu ingin rasakan. Dan selamanya akan seperti itu jika kita hanya saling bersiap dan kuat untuk diri kita masing - masing saja. Sungguh, segala rasa ini, segala apa yang sudah kita hadapi ini, layak diperjuangkan, kamu layak diperjuangkan.
Semoga sisa 7 hari ini bisa jadi sesuatu yang membuat kita saling kuat dan yakin untuk terus menjalani hubungan ini. Aku yakin, kamu bisa jadi seorang pasangan yang baik, aku gak peduli kamu sepintar apa, kamu sekaya apa, kamu punya masalah apa, aku cintaimu keseluruhannya. Kamu yang dengan kesederhanaan mu bisa didik anak kita nanti dengan penuh rasa sayang, cinta, jangan sampai anak kita nanti kekurangan perhatian, rasa sayang, rasa cinta, seperti halnya yang kamu dan aku alami, bahkan kamu alami kalau kau baru tahu. Ya, banyak sekali yang aku pun belum sampaikan atau kukomunikasikan jelek sekali.
Aku ingin jadi ayah di keluarga kecil kita nanti, dengan anak yang baik dan bahagia, jadi apapun dia nanti, selama dia baik ke orang lain, pastinya akan baik ke kita, dia punya rasa cukup, mengerti kata cukup, mengerti kalau dia disayang, kalau dia bisa cerita dan kembali dikondisi apapun dia hadapi.
Hm, gatau jadi bahas keluarga wkwkw. Soalnya minggu ini, ibu banyak bahas kamu, ibu banyak bahas keluarga, aku pun juga akhirnya bisa inget apa sih yang aku gak dapetin dan kenapa sih aku punya perasaan ingin berkeluarga kecil, dan ini aku harus ku sampaikan padamu nanti.
Semoga ya, tanggal 8 nanti, dan kedepannya, kita bisa bahas tentang ini, dan semoga segalanya selaras kali ini.
0 notes
fitra-man · 6 months
Text
Bersikap tak peduli
Hatiku lebih tenang, lebih damai. Kepalaku tidak sakit lagi karena terlalu memikirkan yang seharusnya tidak aku pusingkan. Jika dibilang, cemburu? mungkin ya masih cemburu tapi untuk sampai pada tahap marah bahkan mencak-mencak atau menasihatinya sudah tidak lagi.
Sekarang lebih fokus bagaimana caranya buat diriku lebih tenang, lebih bahagia. Toh, kalau memang orangnya mau berubah ya berubah kalau tidak ya tidak, terus untuk apa menyakiti diri terlalu dalam? sikap yang bodoh!
Pun, jika mengetahui beberapa hal yang berpotensi membuatku sakit hati kalau dulu pasti mendam marah, nangis diam-diam. Kalau sekarang lebih let it flow aja.
Kalau dia memang suka yasudah, aku bantu malah aku support. Support mereka bersatu easy man! tapi mon maaf aku tak suka berbagi wkwkwk jadi melepaskan dan mengikhlaskan akan selalu menjadi pilihanku yang paling atas.
0 notes
berwarnabiru · 7 months
Text
Penting kah?
Jadi hari ini aku upload tugas tentang rencana studi gitu. FYI, karena pernah merasa dikhianati bestie sendiri karena tiba-tiba tetangga pada tau aku mau lanjut studi ke mana — yang pada akhirnya sebenarnya aku enggak diterima, aku jadi agak pilih-pilih buat cerita.
Cerita ke teman-teman dekat, yang kurasa sudah fully support dan tau ceritaku dari awal, cerita ke teman-teman BPH UKM karena sepasang di antara kami ada yang akan menikah, dan cerita ke sahabat-sahabat semasa SMA.
Tak kusangka, salah seorang teman kuliah, yang sebenarnya juga cukup dekat karena kesamaan latar belakang, mengetahui tugasku tersebut. Dia mencak-mencak, merasa nggak terima karena nggak dikabari.
Aku paham kalau sebenarnya dia bukan "semarah" itu, ya memang rancak begitu orangnya. Tapi aku juga cukup menyesal, karena lupa mengabarinya.
Padahal dosenku yang sudah bantu aku dari awal sampai akhir registrasi, telat aku kabari 😭
Dan setelah itu, aku jadi mikir ... sepenting itu ya, aku buat orang lain?
1 note · View note
mariaeschwe · 7 months
Text
surat untuk pak anies setelah pemilu.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat malam, Pak Anies. Maaf sebelumnya Bapak, saya tidak akan memanggil 'Abah' seperti panggilan kesayangan Humanies-Humanies lainnya. Hanya untuk saat ini. Saya panggil Bapak karena kepanjangannya adalah Bapak Presiden Republik Indonesia 2024. Selain doa dan harapan yang masih terus berpijar, juga biar inklusif, Pak. Abah kan hanya milik warga Sunda, nggih. :D
Bapak, nama saya Maryam Tazkia Masyadah dan saya adalah Humanies garis keras. Saya sangat bangga apalagi saya nyocok-nyocokin juga dengan gerakan #PelajarHumanis yang saya gagas dalam organisasi sekolah saat ini, jadi saya nyebut diri saya sendiri #PelajarHumanies, ya, Bapak. Nama bukan sekedar nama, tapi semoga manifestasinya nyata dalam mengawal perubahan.
Pak Anies yang terhormat, saya adalah pemilih pemula. Baru di tahun ini. Dan 14 Februari 2024 itu, adalah hari pertama saya berusia 17 tahun. Hadiah ulang tahun saya adalah (serasa) dirayakan se-Indonesia, sorak-ramai yang penuh harap, menggemakan jutaan doa untuk bangsa, saya jadi merasa seolah itu untuk saya juga. Dan amalan baik pertama yang saya lakukan setelah menginjak usia 17 ini adalah memilih njenengan, Bapak. Memilih pasangan AMIN (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) sebagai Presiden dan Calon Presiden RI 2024 yang saya selalu doa dan aamiin-kan.
Bapak, hari itu saya bahagia dan sedih pada waktu yang sama. Saya bahagia untuk ulang tahun saya yang dirayakan oleh ucapan dan doa dari banyak orang. Saya bahagia untuk suara saya yang berhasil tertampung dalam TPS, suara saya untuk perubahan. Suara saya untuk negara yang lebih baik. Suara saya untuk kepemimpinan Bapak yang saya yakini, akan menuntun Indonesia yang transformatif dalam memberi keadilan serta kemakmuran untuk semua. Sepanjang hari itu saya gembira, banyak senyum dan tertawa. Banyak doa juga dalam lubuk hati terdalam.
Bapak, tapi saya lebih sedih pada malam harinya. Ketika saya membuka dunia maya dan melihat hasil sementara Pemilu yang sudah mulai bersliweran, menunjukkan hasilnya. Memperlihatkan persentase angka hasil hitungan cepat dari suara rakyat untuk Bapak-Cak Imin serta kedua paslon lainnya -saya tidak mau menyebut namanya, saya cuma ingin membahas Bapak.
Pak, tiga bulan terakhir ini saya berada dalam barisan perubahan. Meski cuma lewat jejak digital, meski cuma bermodalkan laptop, jaringan internet mencuri Wi-Fi sekolah dan asrama, serta platform Twitter tempat saya berselancar. Mengikuti politik dengan riang gembira, melihat dan memvalidasi para intelek pendukung Bapak, lantas ikut memposting dukungan penuh terhadap Bapak yang benar-benar dari hati. Ya, cuma lewat dunia maya, Bapak, tapi nyatanya semua itu mengubah pikiran saya, mencerdaskan saya, dan memantapkan hati nurani saya untuk memilih perubahan. Saya sudah mencak-mencak ketika Bapak mengadakan Desak Anies di Jogja loh Pak, karena saya masih sekolah dan tidak bisa mengikutinya. Kepengin sekali padahal.
Lalu, di hari H itu hingga besok dan besoknya hingga beberapa hari kemudian ini, hasil dari seluruh ikhtiar kita mulai terlihat. Ya, terlihat sedikit-sedikit, berproses, mengikuti angka persentase yang masuk dari seluruh suara rakyat. Tapi bukannya malah membuat saya senyum optimis, Pak, saya malah jadi makin hilang harapan. Kehilangan harapan dengan rasa marah. Marah lagi, bukan kecewa. Saya marah dengan kecurangan yang ada, walau Bapak menyebutnya hanya "ketidaknormalan, ketidaksesuaian". Kecurangan itu mengkhianati Bapak, tidak peduli niat dan ikhtiar kami bersama melawan rezim dan berbagai penyelewengan dari lawan (bedebah!). Kecurangan itu nyata dan di depan mata, bahkan yang sedang terpejam pun bisa merasakan bayangan di depannya. Tapi tak pernah ditindaklanjuti dengan tegas. Ya, bagaimana mungkin? Para penyelenggara pemilihan yang seharusnya netral itu sendiri ialah prajurit-prajurit yang melakukannya. Prajurit si Pengecut yang menghalalkan semua cara keji untuk bisa merebut kekuasaan yang diimpikannya. Pak Anies yang terhormat, tapi rasa sedih saya lebih dari itu. Saya sedih karena ternyata demokrasi cuma omong-kosong yang dijadikan label tak bermakna. Demokrasi benar-benar cuma nama. Seperti nisan di atas tanah kuburan yang malah dihiasi tarian kegembiraan penuh nista. Ia sudah dibunuh mati tanpa bela, dieksekusi diam-diam di tengah hutan belantara, di belakang orang-orang yang masih memperjuangkannya. Tapi, buktinya terlihat jelas. Darahnya masih bercucuran di tempat penusukannya, setelah dihimpit ke sudut ruangan ditodong pisau bekas menggoret Sang Agung Konstitusi untuk mengangkat si bajingan nepotisme di kursi takhta milik ayahnya. Orang-orang baik pejuang demokrasi, hanya bisa menangisi kepergiannya. Sementara orang egois hanya mengucap belasungkawa tak bercita.
Bapak, saya menangis sekarang. Saya menangis untuk surat getir yang saya tulis malam ini. Saya cuma ingin demokrasi bangkit kembali, lalu tegak dengan sempurna menaungi Indonesia. Tapi sekarang rasanya tidak pantas jika untuk para bandit Indonesia. Saya ingin berteriak pada mereka yang di bawah sana, "teruslah bodoh, jangan pintar! Teruslah mundur dan terbelakang. Demokrasi telah tiada, jangan harap negaramu akan sentosa!" Ya, negara ini terlalu buruk untuk berdiri atas nama demokrasi. Negara ini terlalu bodoh untuk dipimpin seorang intelektual. Semua cendekia dipandang jenaka, berdusta di hadapan data, bahkan jutaan tumpah-darah dan nyawa yang hilang hanya dianggap angka. Bedebah mereka semua.
Sungguh maafkan saya, Bapak, menulis surat untuk Bapak namun penuh caci-maki pada lawan (bedebah!). Ini suara saya, ini isi hati saya, ini duka saya untuk tanah air yang masih saya cinta. Saya tidak suka Bapak dicurangi. Rezim dzolim! Pak Anies yang terhormat, Bapak akan melawan, bukan?
Bapak Anies, saya akan tetap menyisakan ruang untuk yakin dan optimis. Meski sepertinya sudah tidak karuan lagi para pesimis berdesak-desakan di pikiran saya. Tapi saya akan tetap melanjutkan hari ini dengan penuh harap, dan doa saya selalu untuk memperjuangkan perubahan. Ya, mengawal Pemilu ini tanpa buta.
Apapun yang terjadi ke depannya, Pak, apapun hasil yang ada nanti, Pak Anies-lah pemenangnya. Bagi saya, Bapak adalah pemenang sejati, mengarungi "kontes" ini dengan cara yang amat terhormat. Langkah yang selama ini Bapak tempuh adalah sebenar-benar manifestasi demokrasi, adalah sebenar-benar manifestasi tujuan mencerdaskan bangsa, adalah sebenar-benar gerakan perubahan. Saya tidak pernah menyesal berada di barisan kehormatan, saya bangga dan akan terus mengawalnya hingga titik darah penghabisan.
Bapak yang terhormat, terima kasih sudah menjadi figur luar biasa yang selalu menjawab para binar harap yang sedang dahaga. Kami yang selalu haus jawaban atas aspirasi, kami yang selalu kering-kerontang sebab telah lantang berteriak demi harga diri, dan kami yang selalu berjuang agar demokrasi tidak mati. Terima kasih telah mencetak sejarah di Pesta Demokrasi (Palsu) Indonesia 2024 ini, memberi kami ruang dan kalimat tenang, mengubah sistem kampanye yang selalu melibatkan dan memberdayakan. Kami bangga berada di belakang Bapak. Dan kami masih senantiasa menyuarkan optimis meski digempur kecurangan kotor yang menyerang.
Tapi, tidak, Bapak. Indonesia tidak akan perang saudara. Indonesia tidak akan pecah belah dan kami biarkan jadi baladah. Mereka yang melenceng dari jalan, adalah sasaran edukasi kami ke depan. Tentu, sembari tetap mengikuti langkah Bapak dalam jembatan #Perubahan. Jembatan yang akan diguncang kanan-kiri, ditiup puting-beliung tak tahu diri, ditarik arus deras tak berhati, tapi tidak akan pernah jatuh karena niat ikhlas dalam nurani.
Pak Anies yang terhormat, pemenang sesungguhnya, saya sedih namun tidak akan lama-lama. Benar kata Bapak, ini perihal Allah mengizinkan atau menyelamatkan Bapak. Maka saya akan berserah pada-Nya, karena saya yakin keselamatan Allah adalah untuk semua.
Semoga Pak Anies dapat membaca surat ini dari manapun. Dari binar-binar dalam para relawan yang setia menatap Bapak, dari ribuan postingan dan komentar positif-optimis di media sosial untuk username @aniesbaswedan dan jajarannya, atau mungkin dari kekuatan sang pena dan kertas, senjata emas para sastrawan. Ini dari saya, segelintir penggurat tulisan, kepada Bapak. Lewat para pujangga, akademisi, dan cendekiawan, saya titipkan.
Tetap semangat. Barakallah fiikum. Semoga Allah meridhoi setiap langkah kita. Aamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
1 note · View note
meawindia · 8 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
A Midsummer's Equation - Rumus Kebenaran Musim Panas (Keigo Higashino)
✨️ : 4.9/5 (pg. 435)
Di awal, aku sudah berharap banyak pada buku ini. Bagaimana tidakk??? Akhirnya ketemu lagi sama Detektif Galileo yang setelah terakhir baca seri detektif satu ini dibuat mencak-mencak saking puasnya baca Salvation of a Saint. Kuharap, Keigo mampu menguatkan karakter asisten profesor Fisika satu ini (lagi). Mencak-mencak lagi?
Dan, dan, dan. Bismilah. MasyaAllah!!! Ada banyak hal menarik di sini.Lagi-lagi adalah pembunuhan dengan Racun!!! Kan, ahlinya nih, Yukawa (Galileo), nih. Menariknya lagi, novel ini ada campuran kisah di Angsa dan Kelelawar (Kaigo H). Banyak kejadian yang saling berhubungan ruang dan waktu. Dari awal kisah, pembaca sudah digiring ke arah beberapa tokoh yang kemungkinan sebagai tersangka pembunuhan. Dan, banyak pihak yang berusaha memecahkan kasus ini. Meski Yukawa sudah memiliki firasat dari awal, dia dalam cerita ini tidak ingin gegabah. Hingga halaman 300an, ia dan sahabatnya Kusanagi, serta Utsumi masih berusaha mencari garis penghubung dengan kejadian jauh sebelumnya. Perang mental tokoh-tokohnya juga kuat dalam kisah ini.
Dan, menarik lainnya adalah di dalam kisah yang memeras pikiran ini, Keigo juga mampu memeras perasaan pembaca. Bagaimana tidak? Di akhir, Keigo menunjukkan bentuk pengorbanan seorang Ayah kepada anaknya yang menjadi tersangka dalam pembunuhan. Senyesek itu membaca kisahnya. Apalagi fakta rahasia itu baru di buka oleh sang Ayah ketika ia sudah di akhir hayatnya (sudah pasrah dengan penyakit kanker otak stadium akhir).
Tidak hanya berhenti di situ, Keigo menutup ceritanya kali ini dengan penutup yang begitu menyentuh. Yukawa memutuskan untuk tidak membuka tersangka asli (meski tanpa kesengajaan) dari kasus ini karena dia berusaha memposisikan diri menjadi anak itu. Dia adalah seorang anak kecil yang masih belum paham dengan apa yang telah dia lakukan karena memang tindakannya itu atas perintah orang lain. Yukawa memberikan waktu kepada anak itu untuk menyadari dengan sendirinya maksud dari tindakannya. Dan, Yukawa juga memberikan penguatan kepada si Anak bahwa dia tidak akan sendiri dan berharap si Anak bisa menerima perbuatannya itu.
Efeknya gak mencak mencak lagi tapi "siapa yang naruh bawang di sinih?" 🥹😭
0 notes
kelanapikiran · 9 months
Text
Spin-off : About Bullying (Part 2)
- Lepas sebulan itu, belum berakhir sepenuhnya bullying yang kualami. Ada 'jarak' yang terbangun antara aku sama teman-teman. Bentuknya lebih ke menghindari konflik, sulit percaya orang lain, plus generalisasi.
Kalau kakak kelas, dulu ada yang bully dalam bentuk sindiran. Ada yang nggak suka selimutnya dipakai aku waktu aku sakit, padahal aku nggak tahu itu selimutnya dia. Ternyata pengurus kamar asal ngambil aja satu selimut dari tumpukan kasur tanpa izin.
Walhasil dia mencak-mencak even aku udah cuci dan kembalikan ke yang bersangkutan. Dianggepnya anak kelas 1 SMP pasti jorok semua, jadi ekspresinya kayak jijik begitu kukembalikan.
Bentuk lainnya adalah suka malak atau make tanpa izin. Perkara piring buat sarapan ada aja yang malak, padahal mereka mampu beli. Atau mereka make dengan ambil random di lemari piring.
Ada juga yang suka ngerubungin buat ngata-ngatain bawa beberapa teman sekelasnya cuma gegara aku pengin dekat sama salah satu temannya. Padahal sesimpel karena aku mo belajar, eh malah dilarang.
Disini aku perlahan kehilangan ketertarikan untuk interaksi sama siapapun. Ternyata belum selesai sampai disitu. Aku ternyata juga ngerasain tekanan dari ustadzah.
Entah awalnya gimana, tapi setiap marah itu bukannya fokus ke kesalahan yang perlu diperbaiki tapi ngomong nyerocos di luar topik bahkan kadang kata kasar ikut keluar.
Apalagi kalau ujian lisan dan orang itu yang nguji, wah seketika aku yang dikasih soal cukup sulit, mbulet, digertak lagi. Begitu bisa jawab aku dibilang nantangin. Kan bingung.
Hidup di masa itu rasanya kayak di neraka. Bawaannya was-was, berharap hari itu nggak ada cobaan apapun (meskipun nggak mungkin).
Nginjak kelas 2 SMP, suasana sedikit membaik. Mulai ada satu dua pelaku bully yang minta maaf, itupun karena mereka ternyata dituduh suatu kasus dan akhirnya tahu rasanya dibully.
Masih kuterima usahanya untuk minta maaf, setidaknya dia sudah ngaku salah. Tapi makin kesitu aku mulai ngerasa 'emotional numb'. Bingung nentuin emosi. Sedih itu gimana, nangis susah. Senang juga nggak tahu rasanya. Datar aja.
Nangis pun bisa dihitung jari di momen tertentu. Aku mulai bersikap impulsif berupa boros. Boros yang sampe orang lain juga heran pasti. Tapi belum ada yang notice kalau itu alarm mental yang lagi sakit, termasuk diriku.
To be continued ...
0 notes
titaninfrabatubara · 1 year
Text
Peran Titan Infra Energy dalam Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tumblr media
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu fondasi penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, telah mengenali pentingnya investasi dalam pembangunan infrastruktur yang kuat. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi peran yang dimainkan oleh Titan Infra Energy dalam mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama di wilayah Sumatera Selatan. Selain itu, kita akan melihat potensi sumber daya alam di Sumatera Selatan, khususnya sektor energi batubara, yang menjadi fokus utama dari Titan Infra Energy.
Pentingnya Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur adalah langkah yang strategis dalam meningkatkan daya saing ekonomi suatu negara. Infrastruktur yang kuat memungkinkan efisiensi dalam pergerakan barang dan jasa, mempercepat pertumbuhan industri, dan menciptakan lapangan kerja. Di Indonesia, di mana pertumbuhan ekonomi terus meningkat, pembangunan infrastruktur menjadi faktor kunci yang memungkinkan pertumbuhan ini berkelanjutan.
Kontribusi Titan Infra Energy dalam Infrastruktur
Titan Infra Energy, sebagai salah satu pemain utama di sektor energi dan infrastruktur di Indonesia, telah memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur. Salah satu proyek utama yang telah mereka jalankan adalah pembangunan jaringan jalan tol di Sumatera Selatan. Jaringan ini menghubungkan berbagai kota dan wilayah di Sumatera Selatan, mengurangi waktu perjalanan antar kota, dan meningkatkan konektivitas regional.
Selain itu, Titan Infra Energy juga terlibat dalam proyek-proyek lain seperti pelabuhan dan bandara modern. Ini adalah bagian dari komitmen mereka untuk menciptakan ekosistem infrastruktur yang komprehensif, yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Regional
Dampak dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Titan Infra Energy sangat dirasakan dalam pertumbuhan ekonomi regional. Dengan infrastruktur yang lebih baik, perusahaan-perusahaan lokal dapat dengan mudah mengakses pasar yang lebih luas. Ini menciptakan peluang baru untuk bisnis lokal dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
Juga penting untuk dicatat bahwa pembangunan infrastruktur yang kuat di Sumatera Selatan telah mengurangi biaya logistik bagi perusahaan, sehingga mereka dapat bersaing lebih baik di tingkat nasional dan internasional. Hal ini membantu menciptakan lingkungan bisnis yang lebih menarik bagi investasi.
Sumber Daya Alam Sumatera Selatan dan Peran Energi Batubara
Selain infrastruktur, Sumatera Selatan juga dikenal karena kekayaan sumber daya alamnya, terutama dalam hal energi batubara. Titan Infra Energy telah berperan penting dalam mengembangkan potensi energi batubara di wilayah ini. Energi batubara adalah salah satu sumber energi utama di Indonesia dan berperan penting dalam memenuhi kebutuhan energi negara ini.
Perusahaan ini telah berinvestasi dalam pengembangan tambang batubara yang modern dan berkelanjutan di Sumatera Selatan. Dengan teknologi canggih dan praktik pertambangan yang bertanggung jawab, Titan Infra Energy telah berkontribusi pada ekstraksi batubara yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Ini tidak hanya mendukung pasokan energi negara, tetapi juga menciptakan pekerjaan lokal dan memberikan dampak positif pada perekonomian daerah.
Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Bertanggung Jawab
Penting untuk mencatat bahwa Titan Infra Energy tidak hanya fokus pada ekstraksi batubara, tetapi juga pada pengelolaan yang bertanggung jawab terhadap sumber daya alam. Mereka telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa eksploitasi sumber daya alam yang ada di Sumatera Selatan dilakukan dengan bijak, tanpa merusak lingkungan.
Melalui investasi dalam teknologi modern, mereka telah berhasil mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan mereka. Hal ini mencakup praktik-praktik yang lebih efisien dalam penggunaan air, pengelolaan limbah, dan rehabilitasi lahan bekas tambang.
Kontribusi Terhadap Ketersediaan Energi Nasional
Pasokan energi yang stabil adalah salah satu faktor penting dalam menjaga kestabilan ekonomi nasional. Titan Infra Energy telah berperan dalam memastikan pasokan energi yang cukup dengan mengembangkan potensi energi batubara di Sumatera Selatan. Dengan demikian, mereka telah membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada energi impor.
Ketersediaan energi yang cukup juga menjadi dasar bagi pertumbuhan industri dan ekonomi. Dengan penyediaan energi yang andal, perusahaan-perusahaan di berbagai sektor dapat beroperasi tanpa hambatan, meningkatkan produksi, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Dampak Sosial dan Lingkungan
Selain kontribusi ekonomi yang signifikan, Titan Infra Energy juga memahami pentingnya berperan sebagai warga yang bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Mereka telah berkomitmen untuk meminimalkan dampak lingkungan dari operasi mereka. Ini mencakup upaya-upaya untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar lokasi tambang.
Titan Infra Energy juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat Sumatera Selatan. Mereka telah mendukung program-program pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi masyarakat setempat. Dengan ini, perusahaan tidak hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup warga setempat.
Visi Masa Depan
Dalam menghadapi tantangan-tantangan masa depan, Titan Infra Energy memiliki visi yang jelas. Mereka berkomitmen untuk terus berinovasi dalam pengembangan sumber daya alam yang berkelanjutan. Hal ini mencakup penelitian dan pengembangan teknologi yang lebih canggih untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi batubara dan mengurangi dampak lingkungan.
Selain itu, perusahaan ini juga berencana untuk memperluas jejaknya ke wilayah lain di Indonesia yang membutuhkan investasi infrastruktur yang serupa. Mereka ingin menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pemerintah dan masyarakat dalam upaya memajukan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan nasional.
Kesimpulan
Dalam upaya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia, investasi dalam pembangunan infrastruktur dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan sangat penting. Titan Infra Energy telah membuktikan diri sebagai pemimpin dalam hal ini, dengan peran penting dalam pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan dan pengembangan energi batubara yang bertanggung jawab.
Melalui proyek-proyeknya, perusahaan ini telah menciptakan lapangan kerja, meningkatkan aksesibilitas, dan mendukung pasokan energi negara. Mereka juga telah berkomitmen untuk berperan sebagai warga yang bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
Dengan visi jangka panjang yang kuat, Titan Infra Energy akan terus menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mereka adalah contoh nyata bahwa investasi yang bijak dalam infrastruktur dan sumber daya alam dapat menghasilkan manfaat yang berkelanjutan bagi negara dan masyarakatnya.
0 notes
bentengsumbar · 1 year
Text
AHY Dikatain Kampungan Sama Luhut, Istrinya Baper Terus Mencak-mencak Sampai Bawa-bawa Anak: Itu Merendahkan Banget!! | BentengSumbar.com
0 notes
naisjourney · 1 year
Text
Me and a rule
"Peraturan diciptakan untuk dilanggar". Pernah dong denger ungkapan ini. Am i agree? Big NO.
Kelas Zoom
Di ramadhan kali ini, aku mengikuti satu kelas yg diadakan via zoom, salah satu platform komunikasi yg lahir dari adanya COVID. Thanks to COVID. Thanks to Allah. Selama mengikuti kelas/meeting via zoom, ada beberapa aturan yg berlaku. Salah satunya adalah menghidupkan kamera saat kelas berlangsung. Nahh.. di sini nih masalahnya.
Pasca sakit, aku banyak memanfaatkan berbagai macam platform meeting, untuk aku bisa tetep belajar menambah pengetahuan apapun. Sudah banyak kelas² online yg aku ikuti, dari belajar bahasa, parenting, sejarah, filsafat, agama, pra nikah, medis, bisnis, pokoknya maruk deh. Ada yg berbayar, tapi dominan gratis wkwk. Selama ada yg menarik, aku pasti ikut.
Karena kondisiku saat ini berbeda dari kebanyakan orang, sebelum mengikuti kelas, biasanya aku harus make sure apakah kelasnya wajib on cam atau tidak. Kalau wajib, biasanya aku mundur teratur hehee. Sebenernya bisa aja sih aku izin untuk off cam kalau berhalangan, tapi gatau kenapa aku jarang melakukan itu. Bisa aja aku tetap ikut, tapi melanggar aturan, toh itu kelas biasa, bukan kelas semacam sekolah formal. Kayaknya pelanggaran² semacam itu, buat beberapa orang, bukanlah hal besar. Tetapi untukku, aku akan sangat merasa berdosa kalau tidak mengikuti sebuah aturan. I don't know why.
Aku jadi berfikir, merenung, dan mengingat² kejadian demi kejadian di masa lampau. Kenapa ya aku sangat takut jika melanggar sebuah aturan??
Flashback
Pernah dahulu, ketika masih di sekolah dasar, aku mengikuti TPA disetiap sore. Sore itu, seperti biasa, aku berangkat ke langgar (mushola) jam 16.00. Ketika sudah sampai di pintu kelasnya, aku merapikan sandal terlebih dahulu. Tepat sebelum aku ingin melangkahkan kakiku menyentuh lantai langgar, bersamaan dengan itu, mulailah terdengar bacaan basmalah (tanda mulainya kelas). Sontak aku terkejut, kuurungkan kakiku untuk melangkah ke depan, dan kutarik kembali untuk mencari sandal yg tadi kubariskan rapi. Dengan diam dan tidak menimbulkan suara, aku memundurkan langkahku secara perlahan. Aku terus menjauhi kelas, semakin lama semakin jauh. Sampai sudah semakin jauh, aku cepat² berlari ke rumah dengan menangis tersedu² khas tangisan anak SD.
"Lho kenapa nangis? TPAnya gak jadi?" Tanya ibukku di depan rumah menyambutku. "Huaaaaa..... Aku terlambatt, tadi sudah baca doa😭😭😭😭" aku terduduk di lantai sambil mencak² dan menyeka ingus yg kemana². "Kan masih jam 4, belum terlambat, sini ibuk antar".
Akhirnya ibukku memutuskan untuk mengantarkanku berangkat TPA. Sesampainya di sana, dia langsung menemui guru TPA.
"Ini, anaknya tadi terlambat katanya, jadinya pulang lagi" "Oh iya tadi sudah lihat, mau tak suruh masuk, eh malah keluar lagi, ternyata malah pulang toh. Gapapa masuk aja, belum terlambat kok" jawab guru TPAku menenangkan.
Akhirnya pada waktu itu, aku TPA dengan mata sembab sehabis menangis. Sungguh memalukan.
Kejadian "mending pulang" seperti ini, seingetku juga pernah terjadi sekali ketika aku TK, dan sekali sewaktu kuliah. Jujur saja, aku memilih untuk tidak mengikuti kelas (mengambil jatah absen), daripada aku terlambat.
Really scared?
Setakut itu aku pada sebuah aturan, baik aturan tertulis, ataupun tidak tertulis. Aku merasa gagal, berantakan, berdosa, kalau aku tidak mengikuti sebuah aturan. Aku merasa akan ada konsekuensi yg harus aku terima nantinya, ketika aku melanggar sebuah aturan. Baik itu konsekuensi di dunia, atau lebih² konsekuensi di akhirat, na'udzubillahi min dzalik.
Menurut aku, that's very fair, and balanced. Mindset seperti ini mungkin juga sudah terbangun sejak aku kecil, yaa… gapapa juga sih, karena toh aku juga suka hidup penuh dengan keteraturan. Its a beautiful life, but .... apa iya aku takut pada sebuah aturan?
It was not a feeling of fear, but LOVE
Namanya juga aturan, tentu saja untuk menciptakan sebuah keteraturan. Aku baru sadar, sepertinya kata 'takut' kurang tepat deh untuk menggambarkan hubungan antara aku dan sebuah aturan.
Kalau dilihat dari pengertiannya, kurasa aku bukan takut, bahkan aku dominan mencari-cari sebuah aturan untuk aku taati dan mencoba untuk tidak melanggar karena adanya sebuah konsekuensi, bukan malah menghindari. Sepertinya kata cinta akan terlihat lebih cocok untuk mendefinisikan rasa antara aku dan sebuah aturan kali yaa, uhukkk.
Aku baru sadar, ternyata aku bukan takut sama sebuah aturan, but I LOVE IT VERY MUCH.
Hidup tanpa aturan? Aku rasa itu salah satu ide terburuk yg pernah ada.
0 notes